Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PATOLOGIS PADA NY S USIA 20

TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 32 MINGGU DENGAN LETAK


LINTANG DI PUSKESMAS SEDATI SIDOARJO

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Asuhan Kebidanan Kehamilan Patologis

Dosen Pengampu : Masruroh, S.Si.T.,M.Kes

OLEH :

1. Ida Triyani (152201050)


2. Munasifah (152201051)
3. Kartika Sari (152201052)
4. Silvia Devi Anggraeni (152201053)
5. Yunita Eka Saputri (152201054)
6. Indah Murnitasari (152201055)
7. Rika Tiara Novita (152201056)
8. Fani Febrianti (152201057)
9. Dea Ayu Sartika (152201058)
10. Ria Anggela (152201059)

KELAS A
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS
ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020/2021
TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan Letak Lintang


1. Definisi
Kehamilan letak lintang adalah suatu keadaan dimana sumbu
panjang janin tegak lurus atau hamper tegak lurus pada sumbu panjang
ibu. Pada letak lintang, bahu menjadi bagian terendah yang disebut
presentasi bahu atau presentasi akromion. Jika punggung di bagian depan
disebut dorsoanterior dan jika dibelakang disebut dorsoposterior,
(Sastrawinata, 2005)
Kehamilan letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin
melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan
bokong berada pada sisi yang lain.
Terdapat 2 jenis letak lintang :
1. Presentasi bahu (Presentasi akromion) yaitu pada letak lintang, bahu
yang menjadi bagian terendah.
2. Dorso anterior yaitu jika punggung terdapat di sebelah depan dan dorso
posterior yaitu jika punggung terdapat di sebelah belakang (DS
Bratakoesoema,2005)
2. Etiologi
a. Relaksasi dinding abdomen karena multipara, hidramnion, atau
kehamilan ganda
b. Oligohidramnion
c. Kehamilan prematur
d. Bentuk uterus abnormal ( Uterus arkuatus, septus )
e. Panggul sempit
f. Ada penghalang di pintu atas panggul ( plasenta previa, terdapat tumor
genitalia interna)
g. Kelainan bentuk janin intrauterin
h. Lilitan tali pusat pada janin ( leher dan lainnya), (Manuaba, 2010)
3. Diagnosis
a. Pada inspeksi, tampak perut melebar ke samping dan pada kehamilan
cukup bulan fundus uteri lebih rendah dari biasa, hanya beberapa jari
diatas pusat, (Sastrawinata, 2005)
b. Pemeriksaan abdominal: sumbu panjang janin teraba melintang, tidak
teraba bagian pada pelvis inlet sehingga terasa kosong, ( WHO, 2013 )
c. Tinggi fundus lebih rendah, kelainan bentuk uterus (memanjang ke
lateral), kepala dapat diraba di sisi lateral (biasanya sisi kiri), ( Datta,
2009 ).
d. Pemeriksaan abdomen dengan palpasi perasat leopold mendapatkan
hasil (Sastrawinata, 2005) :
1) Leopold Ifundus uteri tidak ditemukan bagian janin (kosong)
2) Leopold II teraba balotemen kepala pada salah satu fosa iliaka dan
bokongpada fosa iliaka yang lain.
3) Leopold III dan IV, bagian bawah Rahim kosong
e. Auskultasi : denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.
f. Pada pemeriksaan vaginal, tidak ada bagian terendah yang teraba di
pelvis, sedangkan pada saat inpartu, yang teraba adalah bahu, siku atau
tangan, (WHO,2013).
4. Komplikasi
a. Pada Ibu
1) Ruptur uteri dan traumatik uteri
2) Infeksi
3) Terdapatnya letak lintang kasep (Neglected Transverse Lie),yang
berpotensi meningkatkan kematian pernatal, diketahui dengan :
a) Adanya ruptur uteri mengancam
b) Tangan yang dimasukan kedalam kavum uteri terjepit antara
janin dan panggul
c) Dengan narkosa dalam sulit merubah letak janin
(Mochtar,1995)
4) Meningkatnya kematian maternal karena :
a) Letak lintang selalu disertai plasenta previa
b) Kemungkinan terjadi cedera tali pusat meningkat.
c) Keharusan tindakan Operasi SC tidak bisa dihindari
d) Sepsis setelah ketuban pecah atau lengan menumbung melalui
vagina
b. Pada Janin
1) Kematian janin akibat :
a) Prolaps funikuli
b) Aspiksia karena gangguan sirkulasi uteroplasental
c) Tekukan leher yang kuat (DS Bratakoesoema,2005 &
Cuningham,1995)
5. Penatalaksanaan
Dalam kehamilan, diusahakan versi luar segera setelah diagnosis letak
lintang ditegakkan. Sedapat-dapatnya dijadikan letak kepala, namun jika ini
tidak memungkinkan, diusahakan versi menjadi letak sungsang.
Jika versi ini berhasil, kepala didorong kedalam pintu atas panggul
supaya kepala terfiksasi oleh PAP dan anak tidak memutar kembali. Agar
tidak berputar kembali, terutama pada multipara sesudah versi luar berhasil,
sebaiknya pasien dianjurkan memakai gurita, (Sastrawinata, 2005)
Versi luar pada letak lintang hanya terdiri dari dua tahap yaitu tahap
rotasi dan tahap fiksasi, (Wiknjosastro, 2007).
Tindakan bidan menangani letak lintang dengan melakukan versi luar
sudah ditinggalkan tetapi masih dapat dicoba untuk melakukan versi luar
alami dengan jalan menganjurkan ibu untuk melakukan posisi lutut-dada (
knee-chest ) selama 10-15 menit setiap hari sebanyak 2-3 kali sampai terjadi
perubahan posisi janin dalam rahim. Anjuran ini hanya mungkin bila
kehamilan masih muda sehingga hokum gaya berat masih berlaku karena
longgarnya ruangan intrauterine. Masa kehamilan sekitar 6,5 – 7,5 bulan,
usia kehamilan lebih dari ini sudah sulit dilakukan karena ruangan dalam
Rahim sudah semakin sempit, (Manuaba,2010)
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PATOLOGIS PADA NY S USIA 20
TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 32 MINGGU DENGAN LETAK
LINTANG DI PUSKESMAS SEDATI SIDOARJO

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 15 Juni 2015
Tempat : Ruang KIA/ KB Puskesmas Sedati Sidoarjo
Jam : 11.00 WIB
No. Register : 33xxx

A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Identitas Ibu Identitas Suami
Nama ibu : Ny. “S” Nama suami : Tn. “J”
Umur : 20 tahun Umur : 30 tahun
Suku /bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tambak Cemandi, Sidoarjo
2. Alasan kunjungan
Memeriksakan kehamilan pertama pada petugas kesehatan.
3. Riwayat Menstruasi
- HPHT : 25 Oktober 2014
- Siklus : 30 hari
- Lamanya : 6-7 hari
- Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut/ hari
- Nyeri haid : tidak ada
4. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
Kehamilan Persalinan Nifas
AN penyuli U Penolong Jenis Tempat Penyulit JK BB/P
C t K B
HAMIL INI

5. Kehamilan sekarang :
1. Ini adalah kehamilan pertama Ny S dengan usia kehamilan 32
minggu.
2. Ini merupakan kunjungan ke-6 ke tenaga kesehatan.
3. Hasil PP Test (+), diperiksa pada kunjungan awal ke tenaga
kesehatan.
4. Keluhan pada
Trimester 1 : Mual-mual dan pusing.
Tidak ada penyulit, hanya berupa ketidaknyamanan yang
fisiologis.
Trimester 2 : Tidak ada keluhan.
5. Gerakan janin aktif.
6. Penyuluhan dan obat-obatan yang sudah didapatkan: tanda
bahaya kehamilan muda, nutrisi, personal hygiene, istirahat,
kebutuhan seksual, serta pemberian tablet Fe, vitamin B6,
vitamin B complex, asam folat, kalk.
7. Status TT : TT 1 dan 2 sudah diberikan pada kehamilan ini.
8. HPL : 2 Agustus 2015.
6. Riwayat KB
Belum pernah menggunakan KB apapun sebelumnya, karena ini adalah
kehamilan pertamanya.
7. Pola Fungsional Kesehatan
1) Nutrisi
Frekuensi makan 3x sehari, porsi sedang. Menu sayur, nasi, lauk
dan buah. Minum tetap seperti biasa sebelum hamil ±8 gelas
perhari. Ibu minum susu hamil sehari 1-2 kali/ hari. Tidak ada
pantangan makanan.
2) Eliminasi
BAK lebih sering daripada sebelum hamil, 6-7 kali/ hari. BAB
tetap frekuensi 1x sehari seperti sebelum hamil, dengan konsistensi
feses lunak.
3) Istirahat
Tidur seperti biasa sebelum hamil ±8 jam sehari.
4) Aktivitas
Melakukan pekerjaan rumah tangga biasa seperti sebelum hamil.
8. Riwayat kesehatan ibu
Pernah menderita penyakit asma, tapi selama kehamilan tidak
pernah kambuh. Tidak sedang/ tidak pernah menderita penyakit
menular (hepatitis, TBC, HIV/Aids), menurun (DM, hipertensi), dan
menahun (TBC, jantung, hipertensi) serta tidak ada riwayat kembar.
9. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang sedang / pernah menderita
penyakit menular (hepatitis, TBC, HIV/Aids), menurun (DM, asma,
hipertensi), dan menahun (TBC, jantung, hipertensi) serta tidak ada
riwayat kembar.
10. Riwayat Psikososial dan budaya
Kehamilan ini sangat diharapkan oleh ibu dan keluarga. Suami dan
keluarga menerima kehamilan ibu. Tidak ada kepercayaan dan budaya/
adat istiadat yang ibu yakini yang merugikan selama kehamilan. Ibu
tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, jamu, obat penenang dan
narkoba.

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70
Suhu : 36,5ºC
Nadi : 82x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Berat Badan
- Sebelum hamil : 55 kg
- Setelah hamil : 61 kg
TB : 155 cm
LILA : 25,5 cm
KSPR : 10
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
1) Wajah : Tidak ada oedem, tidak pucat.
2) Mata : Konjungtiva merah muda dan sklera putih.
3) Mulut : bibir tidak pucat, tidak kering, dan tidak pecah-pecah.
4) Payudara : Puting bersih dan menonjol, terdapat
hiperpigmentasi pada aerola mammae.
5) Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi.
6) Ekstremitas
Atas : tidak oedem.
Bawah : tidak oedem, tidak ada varises.
b. Palpasi
1) Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis, kelenjar
tiroid, dan kelenjar limfe.
2) Abdomen :
a) Tidak ada nyeri tekan
b) Leopold 1 : TFU 1 jari di atas pusat, bagian fundus ibu
tidak teraba bagian janin (kosong)
c) Leopold 2 : teraba bagian keras, kecil tunggal di kanan
perut ibu dan bagian besar lunak di bagian kiri perut ibu.
d) Leopold 3 : teraba bagian janin keras memanjang di
bagian bawah perut ibu.
e) Leopold 4 : tidak masuk PAP (konvergen)
c. Auskultasi
DJJ : 144x/menit
Terdengar di punctum maksimum kiri pusat perut ibu.
3. Pemeriksaan Penunjang
b. Pemeriksaan USG :
Tanggal 15 Juni 2015, hasil USG:
Letak melintang, kepala janin tampak di sebelah kiri.
Placenta di fundus
c. Pemeriksaan Laboratorium :
Golongan darah :A Albumin urine : Negatif
Hb : 12,7 gr% Reduksi urine : Negatif
HIV : Non reaktif
d. Pemeriksaan Panggul luar :
Distantia Spinarum : 22 cm (Normal : 23-26 cm)
Distantia Cristarum : 26 cm (Normal : 26-29 cm)
Conjugata Externa : 18 cm (Normal : 18-20 cm)
Pinggir atas sympisis ke pertengahan antara spina iliaca anterior
superior : 90 cm
Kesimpulan : Panggul Sempit.
4. Skor Poedji Rochjati :
Skor awal :2
Kelainan letak lintang :8
Total : 10 (Kehamilan Resiko Tinggi)

C. ANALISIS
G1P0A0 UK 32 minggu janin tunggal, hidup, intrauterine dengan kelainan letak
lintang dan suspect CPD.
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu. Ibu mengerti keadaannya
dari penjelasan bidan.
2. Menjelaskan mengenai keadaan kehamilan ibu bahwa terdapat kelainan
letak, yaitu letak lintang, sehingga diperlukan persiapan persalinan ke
Rumah Sakit untuk tindakan awal, untuk itu ibu harus rutin melakukan
pemeriksaan ulang setiap minimal 2 minggu sekali ke petugas
kesehatan. Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan.
3. Menanyakan masalah-masalah yang dirasakan ibu dengan hasil
pemeriksaan ini, agar bidan mampu membantu pasien dalam mengatasi
kecemasan pasien tersebut. Ibu menanyakan tentang masalah yang
dicemaskan seperti proses rujukan ke Rumah Sakit dan tanda-tanda
persalinan.
4. Memberikan HE :
a. Aktivitas, menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas berat
terlebih dahulu, ibu bersedia melakukannya di rumah.
b. Nutrisi, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi selama
kehamilannya ini dan istirahat yang cukup, ibu bersedia
melakukannya di rumah.
c. Tentang tanda bahaya kehamilan agar terdeteksi secara dini bila
terjadi dalam kehamilan, yaitu seperti :
- Sakit kepala hebat
- Pandangan mata kabur
- Nyeri perut hebat bagian bawah
- Perdarahan pervaginam
- Bengkak pada ektremitas dan wajah
- Gerakan janin berkurang atau tidak ada
Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali.
d. Tanda persalinan, seperti:
- keluar cairan lendir bercampur darah
- air ketuban pecah
- adanya kontraksi yang teratur
Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali..
e. Persiapan persalinan, ibu mengatakan akan mendiskusikannya
dengan suami.
f. Memberikan konseling KB kepada ibu sebagai upaya pencegahan
kehamilan berikutnya karena proses persalinan ibu dengan bantuan
dokter yaitu operasi SC maka diperlukan penyembuhan luka yang
optimal sebelum adanya kehamilan selanjutnya. Ibu mengerti
dengan penjelasan bidan dan akan mendiskusikan dengan suami
5. Memberikan terapi obat oral :
a. Fe 1x60 mg, dianjurkan diminum malam hari sebelum tidur untuk
menghindari rasa mual yang muncul sebagai efek samping tablet
Fe. Efek samping lainnya yaitu terjadi perubahan warna feses
menjadi kehitaman, sulit BAB. Dapat diberitahukan pada ibu bahwa
hal ini normal dan tidak berbahaya dan akan hilang setelah beberapa
hari.
b. B complex 1x1.
c. Kalk 1x 500 mg.
Ibu mengatakan akan meminum obatnya dan mengerti efek serta cara
meminum obatnya.
6. Memberitahu ibu tanggal kunjungan ulang selanjutnya tanggal 29 Juni
2015 atau sewaktu-waktu apabila ibu memiliki keluhan dengan
kehamilannya, ibu mengatakan akan periksa kembali pada tanggal
tersebut atau jika ada keluhan.
PEMBAHASAN

Dalam kasus Ny. S G1 P0000 UK 32 minggu, dari hasil pemeriksaan data


subjektif, ibu tidak merasakan adanya keluhan pada kehamilannya. Dalam
pemeriksaan data objektif hasil pemeriksaan tanda-tanda vital ibu dalam keadaan
normal. Detak Jantung Janin juga dalam keadaan normal, yaitu 144x/ menit, hal
ini sesuai dengan tinjauan teori yang telah dibahas pada BAB 2 yaitu menurut
Saifuddin, 2002 kisaran DJJ normal adalah 120-140x/menit.
Namun, pada pemeriksaan palpasi leopold 1 ditemukan bahwa fundus
uteri ibu teraba kosong, leopold 2 teraba bagian keras, kecil tunggal di kanan perut
ibu dan bagian besar lunak di bagian kiri perut ibu, leopold 3 teraba bagian janin
keras memanjang di bagian bawah perut ibu, serta leopold 4 teraba kosong. Hal
ini sesuai teori Sastrawinata, 2005 tentang palpasi pada kehamilan letak lintang.
Oleh karena itu, pada keadaan ini, kehamilan Ny. S merupakan kehamilan dengan
kelainan letak lintang. Menurut hasil pemeriksaan USG dilakukan oleh ibu pada
tanggal 15 Juni 2015, tampak hasil adanya kelainan letak lintang, dengan kepala
janin di bagian kiri ibu. Dengan begitu, tidak ada kesenjangan antara hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan dengan hasil USG ibu. Oleh sebab itu,
dalam kasus ini, bidan menganjurkan pada ibu agar diperlukan adanya persiapan
persalinan ke rumah sakit sejak dini serta melakukan pemeriksaan rutin minimal 2
minggu sekali pada petugas kesehatan untuk memantau kehamilannya.
Dengan hasil palpasi yang demikian, hasil Tinggi Fundus Uteri ibu hanya
1 jari diatas pusat. Dimana seharusnya pada kehamilan normal usia 32 minggu
TFU normal sesuai teori Hani, dkk (2010) pada kehamilan fisiologis menurut
adalah setengah pusat-processus xipoideus . Karena kelainan letak lintang ini
menyebabkan perut ibu melebar ke samping dan pada fundus tidak teraba bagian
janin sehingga tinggi fundus lebih rendah. Hal ini sudah sesuai dengan teori letak
lintang seperti yang dikemukakan oleh Datta (2009).
Pada kasus Ny. S ini, kelainan letak lintang yang terjadi dicurigai karena
suspect CPD. Dikarenakan pada hasil pemeriksaan panggul ibu terlihat bahwa
ukuran panggulnya mendekati panggul sempit. Ukuran panggul ibu mendekati
batas minimal panggul normal. Yaitu : Distantia Spinarum : 22 cm dimana normal
: 23-26 cm, Distantia Cristarum : 26 cm Normal : 26-29 cm, Conjugata Externa :
18 cm Normal : 18-20 cm. Oleh karena itu bidan mencurigai kelainan letak
lintang pada Ny. S ini disebabkan karena suspect CPD.
Skor Poedji Rochjati pada kasus Ny. S adalah 10 yang bearti Ny. S
termasuk ke dalam kehamilan resiko tinggi (KRT). Hal ini sesuai dengan teori
yang menyatakan Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10.
Pemberian skor adalah pada umur dan paritas diberi skor 2 sebagai skor awal dan
tiap faktor risiko memiliki skor 4 kecuali pada letak sungsang, luka bekas sesar,
letak lintang, perdarahan antepartum, dan preeklamsia berat/eklamsia diberi skor
8. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), harus diberi penyuluhan untuk bersalin di
puskesmas, polindes, atau langsung di rumah sakit saja. Terutama pada letak
lintang primigravida, dengan tinggi badan rendah (Rochjati, 2003). Maka
persalinan Ny. S harus dilakukan pada tenaga kesehatan minimal pada Puskesmas.
Ny. S sudah mengetahui hal tersebut dan telah mempersiapkan untuk
persalinannya di tenaga kesehatan.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada kehamilan letak lintang Ny. S ini
tidak dilakukan versi luar karena beresiko tinggi. Serta juga tidak dilakukan lutut
dada (knee-chest) karena usia kehamilan ibu sudah 32 minggu. Sedangkan lutut
dada menurut Manuaba (2010) dilakukan pada usia kehamilan masih muda.
Karena itulah bidan tidak melakukan tindakan tersebut pada Ny. S ini.
Kemudian bidan juga memberikan terapi obat oral pada ibu yaitu Fe, Kalk,
dan B compleks pada Ny. S ini. Dengan dosis Fe, 1x60 mg, Kalk 1x 500mg, dan
B compleks 1x1. Tablet Fe diberikan sebagai penambah darah pada untuk
mencegah agar ibu tidak anemia. Kalk diberikan untuk membantu pertumbuhan
tulang janin dan mencegah ibu mengalami osteoporosis. Bidan juga memberikan
terapi obat oral B Compleks 1x1. Dimana di dalamnya sudah mengandung
multivitamin yang dibutuhkan ibu dan untuk pertumbuhan janinnya.
Selain hal tersebut di atas, ibu tidak memiliki masalah lain pada
kehamilannya, juga ibu tidak merasakan adanya keluhan-keluhan yang
mengganggu pada kehamilannya.
KESIMPULAN

Asuhan kehamilan yang diberikan pada “Ny. P” telah sesuai dengan tujuan
antara lain :
1. Pengertian letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di
dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong
berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih
tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas
panggul.
2. Dalam melakukan pengkajian data, data yang ditemukan sudah lengkap
hanya kurang pada pemeriksaan fisik bagian genetalia.
3. Dari hasil pengkajian subyektif dan obyektif, mampu membuat diagnosa
sesuai teori dan tidak ada diagnosa atau masalah potensial.
4. Rencana disusun sesuai kebutuhan, namun tidak semua rencana yang ada
di teori terdapat pula pada tinjauan kasus. Versi luar tidak dilakukan
karena beresiko tinggi dan tidak dilakukan lutut dada (knee-chest) karena
usia kehamilan ibu sudah 32 minggu. Sedangkan lutut dada menurut
Manuaba (2010) dilakukan pada usia kehamilan masih muda.
5. Evaluasi yang diberikan yaitu menanyakan tentang kecemasan ibu
selama kehamilan ini, memberikan HE pada klien tentang berupa nutrisi
selama hamil, aktivitas, pentingnya persiapan persalinan, tanda – tanda
bahaya pada kehamilan, dan tanda persalinan serta memberikan
konseling KB.
DAFTAR PUSTAKA

Datta, Misha,dkk. 2009. Rujukan Cepat Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
KB. Jakarta : EGC
Sastrawinata, Sulaiman, dkk. 2005. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC
WHO. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan
Rujukan. Jakarta : Kemenkes
Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2007. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai