Anda di halaman 1dari 17

REVIEW JURNAL PENELITIAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI


TERHADAP PERILAKU PENANGANAN DISMENORE

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Pada Remaja, Pra Nikah, Dan Pra Konsepsi
Dosen Pengampu : Rafidah, S.Si.T, M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 5:

Asyifa Putri Nabila (P07124220010)


Ezliana (P07124220019)
Masriah (P07124220035)
Nor Halisa (P0714220046)
Refina Azzahra (P07124220058)
Shirera Triana Putri (P07124220064)

Kelas 3A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANJARMASIN


SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN
2020/2021
DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I  

PENDAHULUAN...................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................3


1.2 Tujuan Penulisan................................................................................................................5
BAB II  

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................6

2.1 Tinjauan Teori....................................................................................................................6


BAB III

ANALISIS DATA.................................................................................................................11

3.1 Review Jurnal Pertama.....................................................................................................11


3.2 Review Jurnal Kedua........................................................................................................12
3.3 Review Jurnal Ketiga........................................................................................................13
3.4 Kesimpulan Dari Semua Jurnal........................................................................................15
BAB IV

PENUTUP.............................................................................................................................16

4.1 Kesimpulan ......................................................................................................................16


4.2 Saran ................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat menstruasi, masalah yang dialami oleh hampir sebagian besar wanita adalah rasa
tidak nyaman atau rasa nyeri yang hebat. Hal ini biasa disebut dengan nyeri haid (dismenore).
Dysmenorrhea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi
(Nugroho& Utama, 2014). Nyeri haid (dismenore) merupakan gangguan fisik yang sangat menonjol
pada wanita yang sedang mengalami menstruasi berupa gangguan nyeri/kram pada perut (Lestari,
2011). Dismenore atau nyeri haid biasanya terjadi di daerah perut bagian bawah, pinggang, bahkan
punggung bisa juga berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan
biasanya disertai gejala gastrointestinal dan neurologis seperti kelemahan
Kesehatan remaja putri saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian.
Kesehatan remaja tidak hanya masalah seksual saja tetapi juga menyangkut segala aspek tentang
reproduksinya, terutama untuk remaja putri diantaranya adalah perkembangan seks sekunder.
Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-
19 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu Masa remaja awal, 12 –
15 tahun, Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun, Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun. Tetapi Monks,
Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa praremaja 10 –
12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja
akhir 18 – 21 tahun
Masa remaja merupakan masa perkembangan pada diri remaja yang sangat penting, diawali
dengan matangnya organorgan fisik (seksual) sehingga nantinya mampu bereproduksi. Pada masa
remaja terdapat perubahan-perubahan yang terjadi seperti perubahan hormonal, fisik, psikologis
maupun sosial, dimana kondisi tersebut dinamakan dengan masa pubertas. Salah satu tanda pubertas
pada remaja putri yaitu terjadinya menstruasi Semua wanita mengharapkan dapat menjalani siklus
menstruasi yang normal, namun pada kenyataannya banyak diantara mereka merasakan sakit ketika
menstruasi.
Pada saat menstruasi, masalah yang dialami oleh hampir sebagian besar wanita adalah rasa
tidak nyaman atau rasa nyeri yang hebat. Hal ini biasa disebut dengan nyeri haid (dismenore).
Dismenorea masih menjadi masalah kesehatan wanita, padahal tingkat derajat nyeri seseorang
berbeda, sehingga dismenorea ini adalah bukan masalah yang serius jika seseorang mengetahui dan
dapat menyikapinya dengan baik
Dismenore merupakan nyeri ketika menstruasi, dismenore disebabkan oleh ketidakseimbangan
hormon progesteron dalam darah, prostaglandin dan faktor stress/psikologi mengakibatkan terjadinya
dismenor pada beberapa wanita. Nyeri haid sering dialami oleh sebagian besar wanita. Dari data yang
didapat, dismenor ini mengganggu setidaknya 53 % pada usia remaja. Untuk mengatasi hal tersebut
sebagian wanita lebih memilih sujud, tidur terlentang, tidak melakukan aktifitas apapun,bahkan
sampai dengan menggunakan obat yang berfungsi secara kuratif.
Dismenorhea terbagi dua yaitu Primer dan sekunder. Dismenorhea primer adalah nyeri
menstruasi yang mulai terasa sejak menarche dan tidak ditemukan kelainan dari alat kandungan atau

3
organ lainnya yang berdampak menganggu aktivitas remaja.(6) Adapun penyebab dismenorhea
sekunder biasanya sakitnya disertai dengan gangguan patologis.
Di Indonesia, angka kejadian dismenore sebanyak 55% dikalangan usia produktif, dimana 15%
diantaranya mengeluhkan aktivitas menjadi terbatas akibat dismenore. Beberapa penelitian tentang
dismenorea pada remaja menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi. Prevalensi dismenorea di Asia
kurang lebih sekitar (84,2%), dengan spesifikasi kejadian di Asia Timur laut sebanyak (68,7%), di
Asia Timur Tengah sebanyak (74,8%), dan hampir (50,0%) di Asia Barat Laut. Prevalensi di Asia
Tenggara menunjukkan angka yang berbeda, Malaysia memperkirakan jumlah perempuan yang
mengalami dismenorea primer adalah (69,4%), Thailand (84,2%), dan Indonesia sendiri diperkirakan
(65%) usia reproduktif mengalami dismenorea primer. Di Indonesia dismenorea primer menyebabkan
remaja perempuan (59,2%) terjadi penurunan aktivitas, (5,6%) bolos sekolah atau kerja, dan sebanyak
(35,2%) tidak merasa terganggu
Dismenore merupakan nyeri ketika menstruasi, dismenore disebabkan oleh ketidakseimbangan
hormon progesteron dalam darah, prostaglandin dan faktor stress/psikologi mengakibatkan terjadinya
dismenor pada beberapa wanita. Nyeri haid sering dialami oleh sebagian besar wanita. Dari data yang
didapat, dismenor ini mengganggu setidaknya 53 % pada usia remaja. Untuk mengatasi hal tersebut
sebagian wanita lebih memilih sujud, tidur terlentang, tidak melakukan aktifitas apapun,bahkan
sampai dengan menggunakan obat yang berfungsi secara kuratif
Dismenore merupakan nyeri yang muncul saat terjadinya mentruasi pada perempuan. Yang
dapat disarakan sebagai gangguan aktivitas sehari-hari. Dismenorhea dapat dipengaruhi dengan
adanya aktivitas fisik, kondisi psikologis yang tidak adekuat serta beberapa konsisi lain seperti
karakteristik seseorang yang sedang mangalami menstruasi.
Pada remaja dengan dismenore primer akan dijumpai peningkatan produksi prostaglandin oleh
endometrium yang merupakan stimulan kontraksi miometrium kuat serta efek vasokontriksi
pembuluh darah. Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan beratnya gejala dismenore adalah
usia yang lebih muda saat terjadinya menarche periode menstruasi yang lebih lama, banyaknya darah
yang keluar selama menstruasi, perokok, riwayat keluarga dengan dismenore, depresi atau anxietas
dan obesitas.
Menstruasi menyebabkan gangguan psikologis atau fisik. Sesungguhnya mereka mungkin
menderita berbagai subtype ketegangan sindrom premenstruasi. Perubahan suasana hati yang paling
banyak dirasakan oleh wanita pada masa sebelum menstruasi tersebut datang dan mereda saat
menstruasi tiba. Gejala fisik yang nampak misalnya kenaikan berat badan, buah dada yang nyeri,
sakit kepala, migrain, pegal dan nyeri, gangguan pada kulit serta nafsu makan yang berlebihan. Gejala
psikologis yang muncul misalnya ketegangan, rasa cepat marah, depresi, kelesuan, dan berkurangnya
daya konsentrasi.
Pada saat mengalami dismenorhea, mereka tidak berkonsentrasi dalam proses belajar-mengajar
sampai tertidur didalam kelas bahkan sampai meminta izin untuk pulang karena tidak tahan dengan
nyeri yang dialami(10) Adapun faktor yang dapat mempengaruhi nyeri saat menstruasi diantaranya
menarche pada usia dini, siklus haid yang panjang, merokok atau alkohol, aktivitas atau olahraga
yang kurang, gizi atau obesitas, dan stress. Gizi atau obesitas merupakan faktor yang mempengaruhi
terjadinya nyeri perut atau dismenore. hal ini didukung dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan
yang tidak sesuai seperti kudapan atau junk food. Mengkonsumsi yang berlemak dapat meningkatkan
hormon prostaglandin yang dapat menyebabkan nyeri di bagian perut bawah atau dismenore.

4
Untuk menghilangkan rasa sakit yang disebabkan oleh dismenore dapat dilakukan dengan
menggunakan obat–obat golongan analgetik seperti aspirin, asam mefenamat, parasetamol, kofein,
dan feminax, obat-obat merek dagang yang beredar di pasaran antara lain novalgin, ponstan, sering
juga digunakan untuk mengurangi keluhan. Ada juga yang menggunakan obat tradisional seperti air
daun sirih, daun pepaya, rimpang kunyit dan lain-lain. Sebagian besar perempuan yang mengalami.
Dismenore sering menggunakan obat merek dagang yang berfungsi sebagai analgetik seperti
asam mefenamat, ibu profen, aspirin, paracetamol, diklofenak, dan lain-lain. Secara umum efek
samping obat analgetik tersebut adalah gangguan pada saluran cerna, seperti mual, muntah, dispepsia,
diare, dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung, serta eritema kulit dan nyeri pada kepala.
Penanganan disminore mendapatkan hasil yang tinggi dilakukan dengan minum obat analgesic
dan di ikuti minum minuman yang hangat, mengkompres perut dengan air hangat, berbaringlah
miring dengan lutut menekuk, memijat perut dengan lembut secara perlahan, minum yang hangat dan
berolahraga dapat mengurangi nyeri.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, dilakukan penyebaran
kuesioner terhadap 10 siswi yang sudah mengalami menstruasi, ternyata pengetahuan mereka tentang
disminore berbeda-beda yaitu sebanyak 7 orang (70%) belum bisa menjawab dengan baik dan
sebanyak 3 (30%) orang sudah menjawab dengan baik.

1.2 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan remaja putri terhadap perilaku
penanganan disminore
2. Untuk mengetahui hubungan antara sikap remaja putri terhadap perilaku penanganan
disminore
3. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap perilaku
penanganan disminore

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori


1. Konsep Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba menurut Bachtiar yang dikutip dari Notoatmodjo (2012).
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan
semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti
seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula.
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang,
semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan
sikap positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (word health
organization), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri (Wawan, 2010)

b. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan


Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain
1) Faktor Internal
a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk

6
mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup.
b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung
c. Umur
Bertambahnya umur seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa lebih dipercaya dari
orang yang belum tinggi kedewasaannya. Ini ditentukan dari pengalaman
dan kematangan jiwa.
2) Faktor Eksternal
a. Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang
atau kelompok.
b. Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi
dari sikap dalam menerima informasi.

2. Perilaku
a. Pengertian perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
b. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
1. Faktor biologis

7
Dalam faktor ini perilaku manusia akan sangat mempengaruhi dan juga
dengan situasi serta lingkungan dimana dia berada. Interaksi psikologi sosial
juga cukup mempengaruhi tingkah laku dan juga perilaku seseorang.
Contohnya saja ketika ketika kita merawat anak dan juga adanya motif
biologis lain yang dapat mempengaruhi perilaku manusia.
2. Faktor sosiopsikologis
Dalam faktor ini terdapat sebuah komponen emosional dari kehadiran
faktor sosiopsikologis pada seseorang. Komponen yang satu ini berkaitan
dengan komponen kognitif dan juga kehadiran aspek intelektual manusia.
Komponen yang satu ini juga berpengaruh pada kebiasaan dan juga kemauan
individu untuk melakukan berbagai tindakan.
3. Sikap
Sikap juga sangat mempengaruhi perilaku seseorang, dimana di dalamnya
terdapat tingkah laku atau tindakan seseorang, persepsi da juga cara berfikir
seseorang yang di dalam dirinya merasa bahwa apa yang telah dilakukannya
akan berkaitan dengan sebuah situasi dan juga nilai yang ada di dalam dirinya.
Sikap juga sangat mempengaruhi dari adanya daya pendorong seseorang
dalam melakukan motivasi pada orang lain yang ada disekitarnya. Sehingga
dalam hal ini juga bisa menimbulkan sebuah pengalaman yang cukup baik.
4. Faktor emosi
Hal yang satu ini akan berpengaruh pada tingkah laku atau perilaku
seseorang. Dimana faktor emosi ini lah yang membuat mood mempengaruhi
segala hal yang kita lakukan. Kemudian terjadi perubahan persepsi dalam
stimuli dalam merangsang alat indra. Untuk intensitas nya sendiri memang
tergantung dari diri orang tersebut, bisa dalam skala ringan, namun bisa juga
dalam skala yang cukup kuat.
Emosi juga bisa membuat perhatian lebih meningkat pada sesuatu hal
yang membuat kita tegang, dimana di dalamnya berkaitan juga dengan
rangsangan fisiologi, detak jantung yang kuat da juga naiknya tekanan darah
seseorang.
5. Komponen kognitif
8
Untuk faktor yang satu ini akan berkaitan dengan sebuah kepercayaan
seseorang, dimana komponen kognitif dalam sikap merupakan sesuatu hal
yang ada di dalam keyakinan, serta sesuatu yang membuat kita membenarkan
atau tidak membenarkan. Kepercayaan ini juga bisa menimbulkan sebuah
sikap perspektif seseorang dalam menentukan sikapnya pada orang yang ada
disekitarnya.

3. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Tentang Penanganan Nyeri Haid Terhadap


Kejadian Nyeri Haid
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu: pendidikan, pengalaman,
informasi, budaya, dan pekerjaan (Notoatmodjo, 2007). Sedangkan faktor yang
mempengaruhi perilaku adalah pengetahuan, pengalaman pribadi, pengaruh orang
lain, budaya, media massa, lembaga pendidikan dan genetik (Azwar, 2005).
Perilaku tumbuh diawali dari pengetahuan yang dipersepsikan sebagai
suatu hal yang baik (positif) maupun tidak baik (negatif), kemudian diinternalisasikan
ke dalam dirinya (Baron, 2004). Perilaku yang ditunjukkan remaja putri tergantung
dari pengetahuan yang ia miliki. Pengetahuan tentang dismenorea sangat berpengaruh
terhadap sikap dalam mengatasi dismenorea.
Perilaku dalam mengahadapi dismenorea merupakan reaksi atau tanggapan
remaja putri tentang nyeri menstruasi. Pengetahuan tentang dismenorea akan
membawa remaja putri untuk berfikir dan berusaha supaya dapat mengatasi
dismenorea. Dalam konteks ini komponen keyakinan melatarbelakangi pola berfikir
remaja putri, sehingga remaja putri berniat akan mengatasi dismenorea yang terjadi
menjelang dan pada saat menstruasi setiap siklus menstruasi yang dialaminya dan
permasalahan yang mungkin muncul, dalam hal ini remaja putri mempunyai perilaku
positif dalam mengatasi dismenorea (Notoatmodjo, 2007). Hal tersebut dapat
dilakukan dengan merasa relaks, menerima keaadan tersebut sebagai suatu hal yang
fisiologis, mau meningkatkan kegiatan dan gairah di luar rumah, mau berobat ke
tenaga kesehatan terdekat dan fisioterapi (Jacoeb, 2006).
Sebaliknya remaja yang kurang pengetahuannya tentang dismenorea akan
merasa cemas dengan stress yang berlebihan dalam menghadapi gejala dan keluhan

9
yang dialami, atau cenderung berperilaku negatif (Benson, 2008). Perilaku negatif
dalam mengatasi dismenorea yaitu cemas berlebihan, tidak dapat melakukan
aktivitas, emosi, stress, tidak mampu menahan rasa sakit, merasa terganggu, menolak
sesuatu yang masuk dalam tubuh, takut, tidak berkonsentrasi (Benson, 2008) dan
(Arifin, 2009).

10
BAB III
ANALISIS DATA
REVIEW JURNAL

3.1 JURNAL PERTAMA

A. Identitas Jurnal
Judul : Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri terhadap Perilaku Penanganan
Dismenore
Penulis: Umi Salamah
Tahun : 2019
Jurnal : Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia
Volume 9, Nomor 3, Halaman 123-127
http://journals.stikim.ac.id/index.php/jiki/article/view/382

B. Metode Penelitian
Populasi : Siswi SMPN 09 Pekalongan Utara
Sampel : 68 orang siswi SMPN 09 Pekalongan Utara
Metode : Penelitian kuantitatif dengan desain survey
Variabel :
 Variabel Independent : Tingkat pengetahuan remaja putri terhadap penanganan
nyeri haid
 Variabel Dependent : Sikap dari remaja putri dalam penanganan nyeri haid

C. Hasil Penelitian
1. Pada penelitian ini, siswi dianggap baru mengetahui tentang dismenore dan
penanganannya tanpa menginterpretasikan apa yang telah diketahui dalam hal
menangani dismenore yang dialami.
2. Responden pada penelitian ni memiliki sikap yang baik sebesar 53 orang (61.6%) dan
responden yang memiliki sikap yang baik dengan memiliki perilaku yang buruk 28
orang (32,6%) dan responden yang memiliki sikap yang buruk dengan perilaku buruk
sebanyak 27 orang (31,4%). Setelah dilakukan uji chi square didapatkan nilai P 0,013
artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penanganan dismenore.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa Sikap merupakan predisposisi
untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sikap lebih suatu
proses kesadaran yang sifatnya individual. Sikap yang positif akan memicu sesorang
untuk melakukan tindakan.
3. Pada hasil penelitian ini diketahui bahwa respnden dengan pengetahuan baik
sebanyak 67 orang (77,9%) meskipun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

11
responden dengan pengetahuan baik namun memiliki perilaku buruk sebanyak 39
orang (45,3%). Setelah dilakukan uji chi square didapatkan nilai P 0,057 artinya tidak
ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan perilaku penanganan dismenore.
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek juga mengandung dua aspek, yaitu aspek
positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukkan perilaku
seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif terhadap objek yang
diketahui, maka akan menumbuhkan sikap yang semakin positif terhadap objek
tersebut.

D. Pandangan pembaca
1. Terdapat table hasil pengujian
2. Pada jurnal sudah mencantumkan hasil dari penelitian sebelumnya (peneliti lain)
sebagai pembanding hasil dari penelitian yang akan dilakukan
3. Pada jurnal sudah mencantumkan saran bagi peneliti selanjutnya maupun bagi
institusi terkait yang dijadikan tempat penelitian

3.2 JURNAL KEDUA

A. Identitas Jurnal
Judul : Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Dalam Menangani Nyeri Haid Di Ghama
D’Leader School
Penulis: Adinda Zein Nur dan Dora Samaria
Tahun : 2020
Jurnal : Nursing Current Volume. 8, Nomor. 2

B. Metode Penelitian

Populasi : Siswi kelas X di Ghama D’Leader School Kota Depok


Sampel : 61 orang siswi kelas X di Ghama D’Leader School Kota Depok
Metode : Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional
Variabel
 Variabel Independent : Tingkat pengetahuan remaja putri terhadap penanganan nyeri haid
 Variabel Dependent : Sikap dari remaja putri dalam penanganan nyeri haid.

C. Hasil Penelitian

1. Pada penelitian ini, mengindikasikan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan
tentang nyeri haid dengan sikap dalam menangani nyeri haid pada siswi kelas X di Ghama
D’Leader School Kota Depok.
2. Responden pada penelitian ni memiliki sikap yang baik sebesar 24 siswi (70,6%). Siswi
dengan pengetahuan nyeri haid baik dan sikap penanganan nyeri haid buruk terdapat
sebanyak 10 siswi (29,4%). Siswi dengan pengetahuan nyeri haid cukup dengan sikap

12
penanganan nyeri haid baik adalah sebanyak 9 siswi (33,3%) dan siswi dengan pengetahuan
nyeri haid cukup dengan sikap penanganan nyeri haid buruk sebanyak 18 siswi (66,7%).
Setelah dilakukan uji chi square didapatkan nilai P 0,008 disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang nyeri haid dengan sikap dalam
menangani nyeri haid pada siswi kelas X di D’Leader School Kota Depok.
3. Hasil penelitian Sikap dalam Menangani Nyeri Haid menunjukkan bahwa sikap baik dalam
menangani nyeri haid lebih banyak dibandingkan sikap buruk dalam mengatasi nyeri
haid.Hasil penelitian Hubungan Pengetahuan tentang Nyeri Haid dengan Sikap dalam
Menangani Nyeri Haid mengindikasikan adanya hubungan yang signifikan antara
pengetahuan tentang nyeri haid dengan sikap dalam menangani nyeri haid pada siswi kelas
X di Ghama D’Leader School Kota Depok.p

D. Pandangan Pembaca

1. Terdapat tabel hasil penelitian


2. Pada jurnal sudah mencantumkan saran bagi peneliti selanjutnya maupun institusi terkait
yang dijadikan tempat penelitian
3. Pada jurnal sudah mencantumkan hasil dari penelitian sebelumnya (peneliti lain) sebagai
pembanding hasil dari penelitian yang dilakukan.

3.3 JURNAL KETIGA

A. Identitas Jurnal
Judul : Pengetahuan dan Sikap Siswi Menengah Pertama Tentang Dismenore Di
Bulukumba
Penulis: Mudyawati Kamaruddin, Dewi Purnamasari dan Fitriani
Tahun : 2021
Jurnal : Jurnal Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan 3 (2): 86-89

B. Metode Penelitian
Populasi : Siswi Menengah Pertama ( SMPN 7 ) di Bulukumba
Sampel : 30 orang siswi SMPN 7 di Bulukumba
Metode : Pengumpulan data dengan tanya jawab melalui interview dan kuesioner
Variabel :
- Variabel Independent : Tingkat pengetahuan siswi SMPN 7 tentang dimenore
- Variabel Dependent : Sikap dari siswi SMPN 7 terhadap dismenore

C. Hasil Penelitian

13
1. Pada penelitian ini, mengemukakan bahwa siswi SMPN 7 Bulukumba ini masih
memiliki pengetahuan yang cukup tentang dismenore, karena kurangnya pengalaman
dan pengaruh pergaulan di lingkungn yang kurang memanfaatkan media massa
maupun media sosial untuk memperoleh informasi tentang kesehatan.
2. Responden yang mengikuti penelitian ini berdasarkan usia menunjukkan usia
dibawah 15 tahun sebanyak 13 orang (43,4%) dan di atas 15 tahun sebanyak 17 orang
(56,7%). Dari 30 responden menunjukkan, 20% responden memiliki pengetahuan
yang baik tentang dismenore, 50% responden memiliki pengetahuan yang cukup dan
30% responden memiliki pengetahuan yang kurang mengenai dismenore. Sikap
responden terhadap dismenore juga bermacam-macam, 83,3% responden
menunjukkan sikap positif tentang dismenore dan 16,7% responden menunjukkan
sikap yang negatif tentang dismenore.
3. Pengetahuan yang dimiliki oleh responden ini dapat mempengaruhi sikapnya
terhadap dismenorea, dimana semakin baik pengetahuan seseorang maka semakin
kecil peluangnya untuk bersikap negatif terhadap dismenorea karena dengan
pengetahuan yang baik maka siswi dapat mengetahui tanda gejala dismenorea,
sehingga siswi dapat menyikapinya dengan positif.
4. Sikap yang positif dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengetahuan yang
dimiliki, seseorang akan bersikap positif atau negatif tergantung dengan pengetahuan
siswi, kedalaman pengetahuan siswi, dengan kurangnya pengetahuan responden
tentang kesehatan reproduksi atau tentang dismenore sangat memungkinkan siswi
mempunyai sikap yang negatif.

D. Pandangan pembaca
1. Terdapat tabel hasil penelitian pengetahuan dan sikap siswi SMPN 7 Bulukumba
tentang dismenore
2. Pada jurnal sudah mencantumkan hasil dari penelitian sebelumnya (peneliti lain)
sebagai pembanding hasil dari penelitian yang akan dilakukan
3. Pada jurnal sudah mencantumkan saran bagi peneliti selanjutnya maupun institusi
terkait yang dijadikan tempat penelitian.

14
3.4 KESIMPULAN DARI SEMUA JURNAL
Pada jurnal pertama (Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri terhadap
Perilaku Penanganan Dismenore) mendapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan remaja putri dengan perilaku penanganan dismenore pada siswi. Ada hubungan
antara sikap remaja putri dengan perilaku penanganan dismenore pada siswi.
Pada jurnal kedua (Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Dalam Menangani Nyeri Haid Di
Ghama D’Leader School) mendapatkan hasil uji statistik chi-square dengan nilai p = 0,008 (p
value < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan tentang nyeri haid dengan sikap penanganan nyeri haid di Ghama D’Leader School
Kota Depok.
Pada jurnal ketiga (Pengetahuan dan Sikap Siswi Menengah Pertama Tentang
Dismenore Di Bulukumba) mendapatkan hasil penelitian mengemukakan bahwa pengetahuan
siswi SMPN 7 Bulukumba tentang dismenore sebagian besar dalam kriteria cukup yaitu sebanyak
15 responden. Dari hasil penelitian tersebut maka ditemukan adanya kesesuai antara teori dengan
hasil penelitian yang mengatakan bahwa pengetahuan yang cukup tidak hanya didukung oleh
pengalaman yang ada tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan dan informasi yang dapat
diperoleh. Dimana siswi SMPN 7 di Bulukumba masih memiliki pengetahuan yang cukup
tentang dismenore, karena kurangnya pengalaman dan pengaruh pergaulan di lingkungan yang
kurang memanfaatkan media massa maupun media sosial untuk memperoleh informasi tentang
kesehatan.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembentukan sikap tidak lepas dari pengetahuan yang dimiliki, seseorang akan bersikap
positif atau negatif tergantung dengan pengetahuan siswi kedalaman pengetahuann siswi,
dengan kurangnya pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi atau tentang
dismenore.

3.2 Saran
Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang dismenore
sehingga dapat meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan reproduksi wanita khusunya
berhubungan dengan penanganan dismenorhea.

DAFTAR PUSTAKA
16
Nur, Adinda Zein, dkk. 2020. Hubungan pengetahuan dengan sikap dalam menangani nyeri haid di
Ghama D'Leader School. Nursing Current Vol. 8 No. 2, Juli 2020–Desember 2020.
Hal.180-182

Kamaruddin, Mudyawati., Dewi Purnamasari., dan Fitriani. 2021. Pengetahuan dan Sikap Siswi
Menengah Pertama Tentang Dismenore Di Bulukumba. Jurnal Penelitian Kedokteran
Dan Kesehatan. 3 (2): 86-89

Salamah, Umi. 2019. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri terhadap Perilaku
Penanganan Dismenore. Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia. Volume 9, Nomor 3,
Halaman 123-127. http://journals.stikim.ac.id/index.php/jiki/article/view/382

Utami, Vida Wira, dkk. 2014. Hubungan Pengetahuan Tentang Dismenore dengan Perilaku
Pencegahannya Pada Remaja Putri Kelas X Dan XI Di SMA Gajah Mada Bandar
Lampung Tahun 2014. JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 1, Februari 2015: hal. 5-8

17

Anda mungkin juga menyukai