Kelompok VI
1 Eva Revianita
2 Ilham Romadhon
3 Lisfa Dewi
4 Nugraha Adi Chandra
5 Nopa Yolanda
6 Ratna Sari
7 Eva Yulianti
8 Mardona Arisando
9 Wawan Indira Gandhi
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan ini dengan baik. Sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan pada Program Profesi Ners Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu. Adapun judul dari Laporan ini
adalah “Upaya Meningkatkan Pengetahuan Melalui Pendidikan
Kesehatan Tentang Menopause Pada Asuhan Keperawatan Gerontik”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. H. Wanawir, M.M., M.Pd, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Pringsewu (Umpri).
2. Elmi Nuryati, M.Epid, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu (Umpri)
3. Ns. Rita Sari, M.Kep. selaku Kapordi Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu
4. Ns. Desi Ari Madiyanti, M.Kep.Sp.Kep.Mat, selaku pembimbing yang
telah banyak membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1
B. Tujuan ....................................................................................................4
C. Manfaat....................................................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menopause merupakan tahap kehidupan wanita ketika menstruasi
berhenti, meskipun merupakan proses alami dan bukanlah penyakit, banyak
wanita memahami menopause sabagai periode dimana mereka akan
mengalami penderitaan mental dan fisik (Suryoprajogo, 2009). Banyak
terjadi perubahan fisik maupun psikologis pada menopause (Proverawati,
2010).
Menopause adalah masa berakhirnya siklus menstruasi yang
terdiadnosis setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata-rata menopause
natural terjadi pada usia 51,4 tahun dan perimenapause rata – rata terjadi
pada usia 47 – 51 tahun (Kusmiran, 2012). Sindrom premenopause di alami
oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa,
60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan
Indonesia (Proverawati, 2010).
Istilah premenopause memang masih terasa awam di telinga, tetapi
setiap wanita pasti akan mengalaminya. Sebelum mencapai usia
menopause, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan fisik dan
gejala hormonal, termasuk menstruasi yang tidak teratur. Sebelum terjadi
fase menopause biasanya didahului dengan fase premenopause dimana pada
fase premenopause adalah masa di mana tubuh mulai bertransisi menuju
menopause. Masa ini bisa terjadi selama dua hingga delapan tahun,
ditambah satu tahun di akhir periode menuju menopause. Gejala ini alamiah,
karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa reproduksi. Pada
periode ini, umumnya tingkat produksi hormon estrogen dan progesteron
berfluktuasi, naik dan turun tak beraturan. Siklus menstruasi pun bisa tiba-
tiba memanjang atau memendek (Kusmiran, 2012)
2
tidaklah seseram itu, kalau saja para wanita yang memiliki umur senja
mengetahui dengan benar proses menopause, sehingga bisa lebih siap
menghadapi segala kemungkinan. Peran bidan di komunitas diharapkan
dapat memberikan konseling di wilayah kerjanya sebagai tempat yang
efektif untuk memberikan informasi dalam peningkatan pengetahuan tentang
premenopause, menopause, dan pasca menopause (Wulandari, 2015).
Peningkatan pengetahuan ibu, merupakan tanggungjawab dari petugas
kesehatan, banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan salah satunya dengan memberikan penyuluhan pada ibu.
Penyuluhan yang diberikan dapat digunakan dengan berbagai cara. Banyak
kombinasi metode dan media pengajaran. Media yang dipilih secara tepat
akan membantu ibu untuk memahami konsep dan informasi yang diterima
atau yang dimiliki ibu sebelumnya. Semakin banyak media yang digunakan
dalam proses penyuluhan akan semakin besar daya serap terhadap materi
yang diberikan.
Menurut penelitian para ahli bahwa indra yang paling banyak
menyalurkan pengetahuan kedalam otak adalah mata kurang lebih 75%
sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan melalui
mata, sedangkan indra yang lain hanya 13% sampai 25% hal inilah yang
membuat pentingnya alat bantu dalam metode pembelajaran. Alat bantu atau
peraga disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap
manusia itu diterima atau ditangkap melalui indra. Semakin banyak indra
yang digunakan untuik menerima sesuatu maka semakin banyak dan
semakin jelas pula pengertian yang diperoleh (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan kerucut Edgar Dale, bahwa dalam proses pembelajaran
benda asli mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsi
bahan pengajaran sedangkan penyampaian bahan ajar yang hanya dengan
kata-kata saja sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan alat bantu atau peraga adalah salah satu
prinsip proses pembelajaran (Notoatmodjo, 2012).
4
B. Tujuan
Untuk meningkatkan pengetahuan Ibu Premenopause melalui
pendidikan kesehatan tentang Menopause pada Asuhan Keperawatan
Gerontik
C. Manfaat
1. Teoritis
Menambah wawasan dan pengalaman secara langsung tentang
perbedaan pengetahuan ibu premenopause tentang menopause sebelum
dan sesudah diberikan penyuluhan. Dapat digunakan sebagai bahan
informasi dan bahan masukan untuk mengembangkan penelitian
selanjutnya
2. Praktis
a. Tempat penelitian
Diharapkan dapat menjadi acuan bagi perawat dalam
memberikan informasi pada ibu premenopause tidak hanya sekedar
penyampaian secara lisan namun menggunakan metode lain
sehingga maksud dan tujuan dari pemberian informasi tersebut jelas
dan bermanfaat bagi ibu khususnya penyuluhan yang berkaitan
dengan ibu masa premenopause dalam meningkatkan derajat
kesehatan bagi dirinya.
b. Wanita premenopause
Diharapkan dapat menambah pengetahuan wanita premenopause
dalam mempersiapkan psikis dan fisik menghadapi masa menopause
sehingga tidak mengalami gangguan yang dapat menyebabkan
ketidaksejahteraan baik fisik maupun mental dalam masa menopause
atau lanjut usia.
c. Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menjadi acuan institusi dalam pemberian
materi kepada mahasiswa dalam materi kesehatan reproduksi
maupun komunitas untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa
yang berguna dalam penerapan saat melaksanakan praktek nyata di
lapangan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Menopause
1. Pengertian
Menopause adalah tahap dalam kehidupan wanita ketika
mensturasi berhenti, dengan demikian tahun-tahun melahirkan anak pun
terhneti. Meskipun merupakan proses alami dan bukanlah penyakit,
banyak wanita memahami menopause sebagai periode dimana mereka
akan mengalami penderitaan mental dan fisik. (Suryoprajogo, 2009)
Menopause adalah periode menstruasi terakhir yang anda alami.
Hal ini terjadi ketika hormone-hormon yang mengontrol siklus
menstruasi bereda dalam kadar yang sangat rendah sehingga menstruasi
tidak mungkin terjadi lagi. Sangat sulit mengetahui dengan pasti kapan
menopause terjadi karena menstruasi dapat menjadi tidak teratur saat
usia Anda bertambah tua. (Nugroho, 2010)
Perubahan fungsi tersebut biasanya terjadi pada proses menua,
karena pada proses ini banyak terjadi perubahan fisik maupun
psikologis. Perubahan yang terjadi tersebut paling banyak terjadi pada
wanita karena pada proses menua terjadi suatu fase yaitu fase
menopause. Menopause merupakan fase dimana wanita tidak
mengalami mentruasi lagi. Seringkali wanita menghadapi menopause
dengan rasa cemas dan was-was karena menopause identik dengan
ketuaan. Sebelum masa menopause wanita berada pada tahap pre
menopause dimana pada tahap ini terjadi penurunan hormon estrogen
sehingga memunculkan terjadinya sindrom pre menopause.
(Proverawati, 2010)
2. Definisi-definisi Penting
1) Pramenopause
Rentang waktu di mana seorang wanita dapat hamil, mulai dari
pubertas hingga menopause. (Spencer and Brown, 2007).
6
7. Komplikasi Menopause
Banyak wanita melewati menopause tanpa perlu nasihat atau
pengobatan medis untuk menghilangkan gejala-gejalanya. Akan tetapi,
perrubahan kadar hormon (khususnya estrogen) yang member cirri
menopause dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi yang menyertai
menopause seperti yang dijelaskan berikut ini.
a. Osteoporosis
Penyakit ‘pengeroposan tulang’ yang membuat anda sangat
mudah merasa nyeri dan sangat berpotensi mengalami patah tulang.
(Pinem, 2009)
b. Masalah urogenital
Kemungkinan Anda akan mengalami masalah seksual,
ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil
(inkontinensia), dan infeksi dalam saluran kemih selama gejala
menopause, hal ini mungkin menjadi masalah kesehatan jangka
panjang setelah munculnya menopause, oleh karena itu perlu
ditangani dengan baik. (Spencer and Brown, 2007).
c. Penyakit kardiovaskular
Merupakan permasalahan yang meliputi jantung dan sistem
pembuluh darah yang memasok darah ke seluruh tubuh. Di
dalamnya termasuk permasalahan seperti angina, serangan jantung,
dan stroke. Anda mungkin juga akan mengalami peningkatan kadar
kolesterol setelah menopause, dan penumpukan kolesterol LDL
(dikenal sebagai kolesterol ‘jahat’)yang dapat mempersempit dan
menyumbat pembluh arteri Anda sehingga meningkatkan risiko
Anda terkena penyakit kardiovaskuler. (Pinem, 2009)
d. Obesitas
Memasuki menopause mengubah cara tubuh Anda menyimpan
lemak. Sebelum menopause, wanita biasanya menyimpan
kelebihan lemak di sekitar panggul dan paha, yang menyebabkan
bentuk tubuh wanita seperti ‘buah pear’. Namun demikian, setelah
menopause kelebihan lemak disimpan di sekitar pinggang dan perut
12
dapat dideteksi dalam darah atau urine dan dapat digunakan sebagai tes
sederhana untuk mendeteksi menopause. (Spencer and Brown, 2007)
9. Pengobatan Menopause
Pengobatan yang paling sering digunakan untuk menghilangkan
gejala-gejala menopause dan mengurangi resiko masalah kesehatan di
masa depan adalah terapi sulih hormon (hormone replacement therapy,
HRT). (Spencer and Brown, 2007)
Ada sejumlah pengobatan dan strategi tambahan yang bertujuan
menghilangkan gejala-gejala menopause dan mengurangi risiko
komplikasi di masa depan. Beberapa obat, yang keefektifsnnya telah
teruji secara klinis, mungkin akan diberikan oleh dokter. Di sisi lain,
ada berbagai macam makanan dan jenis olahraga yang diyakini oleh
banyak orang dapat bermanfaat selama masa perimenopause, dan juga
terdapat berbagai terapi pendukung yang telah popular, kita dapat
mengetahui lebih detail tentang pilihan-pilihan ini dalam berbagai
Penanganan menopauseI. (Spencer and Brown, 2007)
10. Pilihan Pengobatan Untuk Menopause
a. Perubahan gaya hidup
1) Pola makan yang sehat dan seimbang.
2) Olahraga (misalnya latihan ketahanan tubuh seperti jalan kaki
atau jogging, olahraga dengan menggunakan beban).
3) Menghindari hal-hal yang dapat memicu timbulnya gejala.
(Spencer and Brown, 2007)
b. Pengobatan berbasis hormon
c. Obat-obatan untuk mengurangi hot flushes (rasa panas) dan
keringat
d. Terapi komplementer
e. Pengobatan untuk menorrhagia (menstruasi teratur tetapi sangat
banyak, yang dialami oleh banyak wanita pada masa menjelang
menopause).
f. Pengobatan untuk gejala psikologis
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY S DENGAN
GANGGUAN RASA NYAMAN TERASA PANAS (HOT FLASHES)
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. S
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. P Jinul GG Ramsay no 33
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Lama Bekerja : tidak bekerja
Tanggal Pengkajian : 10 Setember 2022
Hubungan
No Nama Umur JK Pekerjaan Keterangan
dgn klien
III. GENOGRAM
16
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
: Garis keturunan
V. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Jalan napas bersih, tidak ada sumbatan, tidak ada batuk, dan tidak ada
secret.
17
2. Breating
Pernapasan 24x/ menit, pergerakan dinding dada normal, napas vesikuler,
wheziing- Ronchi
3. Circulation
TD = 150/90 MmHg, akral dingin, kulit lembab, odema(-), CRT < 3 detik.
4. Disability
Kesadaran komposmentis GCS 15 (E4 V5 M6) pupil isokor klien tampak
lemah dan ekstermitas tampak lemah.
5. Exposure
Tidak ada bekas/memar di seluruh tubuh, tidak ada tanda-tanda trauma.
2. Head Toe-Toe
a. Kepala
Rambut klien tampak beruban, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan,
tida ada benjolan
b. Mata
Bentuk simetris, konjugtiva anemis, sklera tidak ikterik, ketajaman
penglihatan menurun, tidak memakai alat penglihatan (kacamata).
Visus mata menurun/kabur. Pada mata bagian kanan klien dapat
melihat dengan jarak 3/60 m. Sedangkan pada mata kiri 4/60 m.
Lapang pandang klien normal terbukti mata klien mengikuti
gerakan sisi pemeriksaan kearah lateral tengah, median, superior
dan interior.
c. Hidung
Bentuk tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada peradangan, tidak
ada secret, tidak teraba nyeri tekan pada hidung. Penciuman klien
baik.
d. Mulut dan tenggorokan
18
i. Genetalia
Klien berjenis kelamin perempuan, klien mengatakan tidak ada
nyeri pada daerah alat reproduksi. Klien mengatakan sudah
manopouse.
j. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas: klien mengatakan kedua tangannya masih
kuat dalam melakukan aktivitas
2) Ekstremitas bawah: klien mengatakan kedua tangannya masih
kuat dalam melakukan aktivitas
Skala otot:
5555 5555
5555 5555
Keterangan:
0 : Lumpuh total
19
1 : Ada gravitasi
2 : Dapat mengerakan dengan bantuan
3 : Dapat melawan gravitasi
4 : Dapat menahan tekanan ringan
5 : Dapat menahan tekanan berat
k. Integumen
Kebersihan kulit cukup baik, warna kulit kuning langsat, kulit
lembab, tidak ada alergi pada kulit, tidak ada penyakit kulit, turgor
kulit baik kembali dalam waktu 2 detik, tidak ada lesi, kulit sudah
keriput.
VII. PENGKAJIAN
1. Psikososial Dan Spiritual
a. Psikososial
Klien tampak masih bersosialisasi dengan warga sekitar.Klien
kooperatif saat diajak bicara dan memberikan umpan balik yang
baik sesuai dengan yang sedang dibicarakan kepadanya.
b. Spiritual
Klien tampak beribadah, melakukan sholat 5 waktu sendiri
dikamarnya
2. Fungsional Klien
20
Bantuan Bantuan
No Kegiatan Mandiri
sebagian Penuh
1 Mandi
2 Berpakaian
3 Pergi ke toilet
4 Berpindah tempat
Klasifikasi:
A: Mandiri, untuk 6 fungsi
B: Mandiri, untuk 5 fungsi
C: Mandiri, kecuali untuk mandi dan 1 fungsi lain
D: Mandiri, kecuali untuk mandi, berpakaian dan 1 fungsi lain
E: Mandiri, kecuali untuk mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan 1
fungsi lain
F: Mandiri, kecuali untuk mandi, berpakaian, pergi ke toilet berpindah
tempat dan 1 fungsi lain
G: Tergantung untuk 6 fungsi
Klien termasuk dalam kategori A: mandiri untuk 6 fungsi,
karena klien dalam beraktifitas meskipun menggunakan tongkat.
3. Status Kognitif / Afektif
a. Short Portable Mental Status Quctioncre ( SPMSQ)
Benar Salah No Pertanyaan Jawaban
1 Tanggal berapa hari ini ?
2 Berapa hari dalam Tujuh
seminggu ?
3 Berapa anak anda? 2
4 Dimana alamat anda ?
5 Berapa umur anda ? 64 tahun
79
72
65
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi
ketiga objek pada no 2 (registrasi)
tadi. Bila benar 1 poin untuk
masing-masing objek
Nilai = 1
b. Duduk Dari Kursi
Menjatuhkan diri dari kursi, tidak duduk di tengah kursi
Nilai = 1
c. Menahan Dorongan Pada Sternum
Klien menggerakkan kaki, memegang obyek untuk
dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya.
Nilai = 0
d. Mata Tertutup
Sama seperti diatas (periksa kepercayaan klien tentang infut
penglihatan untuk keseimbangan)
Nilai = 0
e. Perputaran Leher
Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan : kaki
tidak menyentuh sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing atau
keadaan tidak stabil
Nilai = 0
f. Gerakkan Menggapai Sesuatu
Tidak mampu menggapai dengan bahu fleksi sepenuhnya
sementara berdiri pada ujung-ujung jari kaki, tidak stabil,
memegang sesuatu untuk dukungan
Nilai = 0
g. Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil obyek-obyek
kecil (misalnya pulpen) dari lantai memegang obyek untuk
bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha multiple
Nilai = 1
2. Kompenen Gaya Berjalan atau Gerakkan
a. Klien berjalan memegangi objek untuk dukungan
Minta klien untuk berjalan ketempat yang ditentukan ragu-
ragu, tersandung, memegang obyek untuk dukungan
Nilai = 1
b. Klien berjalan kaki tidak naik dari lantai secara konsisten
(menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu
tinggi ( 5 cm)
Nilai = 1
c. Kontinuitas langkah kaki tidak stabil, mulai mengangkat satu
kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai.
Nilai = 1
d. Kesimetrisan langkah bergelombang dari sisi ke sisi
Nilai = 1
24
BAB IV
PEMBAHASAN
dan pertumbuhan pada manusia. Namun pada suatu saat perkembangan dan
pertumbuhan itu akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga berikutnya akan
terjadi banyak perubahan yang terjadi pada fungsi tubuh manusia. Perubahan
tersebut biasanya terjadi pada proses menua, karena pada proses ini banyak
akibat berkurang atau hilangnya aktivitas ovarium. Pada masa menopause terjadi
perubahan fisik dan psikologis. Perubahan fisik sebagian diantaranya adalah hot
flushes, perubahan pola berkemih dan rasa nyeri pada otot (Heffner,2012).
Perubahan psikis yang sering terjadi pada masa menopause yaitu depresi, cepat
sebagian wanita akan mempengaruhi berbagai perubahan fisik dan kondisi psikis
yang sangat individual ada yang mengalami dan ada juga yang tidak. Perubahan
fisik yang umum dialami oleh wanita menopause di antaranya adalah kulit keriput
debar pada waktu beraktivitas, peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba, sakit
menimbulkan perasaan tertekan, depresi dan cepat marah (Lestary, 2010). Sikap
menopause pada wanita dapat berubah-ubah karena sikap tidak dibawa sejak lahir
kesulitan tertidur atau tetap tertidur. Jika seorang wanita menopause mengalami
beresiko memiliki kualitas tidur yang buruk. Keluhan yang terbanyak yang
dialami oleh repsonden yang memiliki kualitas tidur yang buruk adalah hot
mereka yang diikuti oleh rasa panas atau terbakar.Sensasi ini dimulai dari daerah
vasodilatasi perifer. Suhu inti tubuh secara bertahap akan menurun. Kadar
30
estrogen yang bersirkulasi tidak berubah sebelum dan sesudah flush (Proverawati,
menyebabkan gangguan tidur yang berat atau insomnia. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian bahwa seluruh ibu hamil yang mengeluhkan hot flushes memiliki
kualitas tidur yang buruk. Selain itu penurunan kadar estrogen menyebabkan
kualitas tidur dengan berolahraga 2 jam atau lebih sebelum tidur dapat
untuk bekal pemahaman berbagai gejala menopause dan kesadaran akan adanya
metode ceramah tanya jawab dengan modul dan metode ceramah tanpa modul
menghadapi menopause.
secara pre. Think pair share merupakan model edukasi untuk berpikir,
berpasangan dan berbagi, dengan tujuan agar peserta kegiatan mampu mendalami
materi yang dibahas dengan lebih baik. Setelah itu dilakukan juga proses tanya
jawab selama proses edukasi (post). Partisipan yang terlibat terdiri dari usia 30-74
reproduksi. Adapun materi yang diberikan meliputi pengertian, tanda dan gejala,
masalah yang mungkin timbul dan cara mengatasi masalah di rumah tangga
terkait dengan menopause. Selain itu dijelaskan hubungan antara menopause dan
dengan cara diskusi dan tanya jawab untuk memberikan kesempatan kepada
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian sejak pre, proses, dan post edukasi diketahui
serta rendah lemak, menjaga diet dan pola makan dan gaya hidup sehat.
5.2 Saran
pada keluhan pasien dengan gangguan sulit tidur pada gejala insomnia
wanita premenopause
DAFTAR PUSTAKA