Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN

UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MELALUI PENDIDIKAN


KESEHATAN TENTANG MENOPAUSE
PADA ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Kelompok VI

1 Eva Revianita
2 Ilham Romadhon
3 Lisfa Dewi
4 Nugraha Adi Chandra
5 Nopa Yolanda
6 Ratna Sari
7 Eva Yulianti
8 Mardona Arisando
9 Wawan Indira Gandhi

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU - LAMPUNG
TAHUN AJAR 2021/2022

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan ini dengan baik. Sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan pada Program Profesi Ners Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu. Adapun judul dari Laporan ini
adalah “Upaya Meningkatkan Pengetahuan Melalui Pendidikan
Kesehatan Tentang Menopause Pada Asuhan Keperawatan Gerontik”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. H. Wanawir, M.M., M.Pd, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Pringsewu (Umpri).
2. Elmi Nuryati, M.Epid, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu (Umpri)
3. Ns. Rita Sari, M.Kep. selaku Kapordi Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu
4. Ns. Desi Ari Madiyanti, M.Kep.Sp.Kep.Mat, selaku pembimbing yang
telah banyak membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini belum sempurna, maka


dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan.
Tiada hal penulis harapkan semoga Laporan ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi rekan-rekan mahasiswa Program Profesi
Ners Fakultas Kesehatan Universias Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Pringsewu, September 2022

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI

COVER...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1
B. Tujuan ....................................................................................................4
C. Manfaat....................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Menopause...............................................................................................5
1. Pengertian...........................................................................................5
2. Definisi-definisi Pentin.......................................................................5
3. Jenis-jenis Menopause........................................................................6
4. Gejala-gejala Menopause....................................................................8
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Usia Menopause.........................9
6. Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Gejala Menopause.....9
7. Komplikasi Menopause....................................................................11
8. Siklus Menopause.............................................................................12
9. Pengobatan Menopause....................................................................13
10. Pilihan Pengobatan Untuk Menopause.............................................13

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menopause merupakan tahap kehidupan wanita ketika menstruasi
berhenti, meskipun merupakan proses alami dan bukanlah penyakit, banyak
wanita memahami menopause sabagai periode dimana mereka akan
mengalami penderitaan mental dan fisik (Suryoprajogo, 2009). Banyak
terjadi perubahan fisik maupun psikologis pada menopause (Proverawati,
2010).
Menopause adalah masa berakhirnya siklus menstruasi yang
terdiadnosis setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata-rata menopause
natural terjadi pada usia 51,4 tahun dan perimenapause rata – rata terjadi
pada usia 47 – 51 tahun (Kusmiran, 2012). Sindrom premenopause di alami
oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa,
60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan
Indonesia (Proverawati, 2010).
Istilah premenopause memang masih terasa awam di telinga, tetapi
setiap wanita pasti akan mengalaminya. Sebelum mencapai usia
menopause, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan fisik dan
gejala hormonal, termasuk menstruasi yang tidak teratur. Sebelum terjadi
fase menopause biasanya didahului dengan fase premenopause dimana pada
fase premenopause adalah masa di mana tubuh mulai bertransisi menuju
menopause. Masa ini bisa terjadi selama dua hingga delapan tahun,
ditambah satu tahun di akhir periode menuju menopause. Gejala ini alamiah,
karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa reproduksi. Pada
periode ini, umumnya tingkat produksi hormon estrogen dan progesteron
berfluktuasi, naik dan turun tak beraturan. Siklus menstruasi pun bisa tiba-
tiba memanjang atau memendek (Kusmiran, 2012)
2

Berhentinya menstruasi secara menetap membawa konsekuensi


kesehatan baik fisik maupun psikis yang dapat menjadi fatal bila tidak
ditangani dengan serius. Fungsi reproduksi yang menurun menimbulkan
dampak yaitu ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupan. Bagi sebagian
wanita, menopause menimbulkan rasa cemas dan risau. Hal ini akan menjadi
tekanan dan semakin memberatkan apabila wanita tersebut selalu berpikiran
negatif. Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kecemasan wanita
dalam menghadapi menopause antara lain pengetahuan, sikap, dukungan
keluarga, karakteristik sosial budaya, kondisi ekonomi dan gaya hidup
(Proverawati, 2010).
Tidak hanya itu, perubahan hormonal yang terjadi seringkali
mempengaruhi keadaan psikis seorang wanita. Aspek psikologis yang terjadi
pada wanita yang mengalami sindrom pre menopause amat berperan penting
dalam kehidupan sosial. Berbicara tentang aspek psikologis dalam
pendekatan elektik holistic sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aspek
organ-biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan.
Gejala dan tanda psikologis dari sindrom pre menopause adalah ingatan
menurun, kecemasan, mudah tersinggung, stress dan depresi. Jika hal ini
terjadi secara terus menerus akan menyebabkan semakin meningkatnya
angka mobilitas dan mortalitas pada wanita. (Proverawati, 2010).
Kecemasan yang timbul saat menghadapi menopause biasanya meliputi
perasaan gelisah dan khawatir akibat adanya perubahan fisik, sosial maupun
seksual yang dialami yang membuat seseorang merasa penampilannya tak
utuh lagi sebagai wanita. Beberapa wanita yang mengalami menopause
mengeluhkan depresi dan peningkatan sensitivitas, tapi pada beberapa kasus
perasaan ini dihubungan kepada keaadaan yang lain dalam kehidupan
perempuan seperti bercerai, kecemasan ini diperkuat oleh keluarga, media
dan lingkungan sosial (Proverawati, 2010).
Tidak ada seorang wanita ingin mengalami salah satu dari sekian
banyak keluhan pada masa premenopause, demikian juga pihak keluarga.
Jika beberapa keluhan tersebut muncul bersamaan, bisa dibayangkan betapa
menurunnya kualitas hidup wanita tersebut. Sebenarnya masa premenopause
3

tidaklah seseram itu, kalau saja para wanita yang memiliki umur senja
mengetahui dengan benar proses menopause, sehingga bisa lebih siap
menghadapi segala kemungkinan. Peran bidan di komunitas diharapkan
dapat memberikan konseling di wilayah kerjanya sebagai tempat yang
efektif untuk memberikan informasi dalam peningkatan pengetahuan tentang
premenopause, menopause, dan pasca menopause (Wulandari, 2015).
Peningkatan pengetahuan ibu, merupakan tanggungjawab dari petugas
kesehatan, banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan salah satunya dengan memberikan penyuluhan pada ibu.
Penyuluhan yang diberikan dapat digunakan dengan berbagai cara. Banyak
kombinasi metode dan media pengajaran. Media yang dipilih secara tepat
akan membantu ibu untuk memahami konsep dan informasi yang diterima
atau yang dimiliki ibu sebelumnya. Semakin banyak media yang digunakan
dalam proses penyuluhan akan semakin besar daya serap terhadap materi
yang diberikan.
Menurut penelitian para ahli bahwa indra yang paling banyak
menyalurkan pengetahuan kedalam otak adalah mata kurang lebih 75%
sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan melalui
mata, sedangkan indra yang lain hanya 13% sampai 25% hal inilah yang
membuat pentingnya alat bantu dalam metode pembelajaran. Alat bantu atau
peraga disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap
manusia itu diterima atau ditangkap melalui indra. Semakin banyak indra
yang digunakan untuik menerima sesuatu maka semakin banyak dan
semakin jelas pula pengertian yang diperoleh (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan kerucut Edgar Dale, bahwa dalam proses pembelajaran
benda asli mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsi
bahan pengajaran sedangkan penyampaian bahan ajar yang hanya dengan
kata-kata saja sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan alat bantu atau peraga adalah salah satu
prinsip proses pembelajaran (Notoatmodjo, 2012).
4

B. Tujuan
Untuk meningkatkan pengetahuan Ibu Premenopause melalui
pendidikan kesehatan tentang Menopause pada Asuhan Keperawatan
Gerontik
C. Manfaat
1. Teoritis
Menambah wawasan dan pengalaman secara langsung tentang
perbedaan pengetahuan ibu premenopause tentang menopause sebelum
dan sesudah diberikan penyuluhan. Dapat digunakan sebagai bahan
informasi dan bahan masukan untuk mengembangkan penelitian
selanjutnya
2. Praktis
a. Tempat penelitian
Diharapkan dapat menjadi acuan bagi perawat dalam
memberikan informasi pada ibu premenopause tidak hanya sekedar
penyampaian secara lisan namun menggunakan metode lain
sehingga maksud dan tujuan dari pemberian informasi tersebut jelas
dan bermanfaat bagi ibu khususnya penyuluhan yang berkaitan
dengan ibu masa premenopause dalam meningkatkan derajat
kesehatan bagi dirinya.
b. Wanita premenopause
Diharapkan dapat menambah pengetahuan wanita premenopause
dalam mempersiapkan psikis dan fisik menghadapi masa menopause
sehingga tidak mengalami gangguan yang dapat menyebabkan
ketidaksejahteraan baik fisik maupun mental dalam masa menopause
atau lanjut usia.
c. Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menjadi acuan institusi dalam pemberian
materi kepada mahasiswa dalam materi kesehatan reproduksi
maupun komunitas untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa
yang berguna dalam penerapan saat melaksanakan praktek nyata di
lapangan.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Menopause
1. Pengertian
Menopause adalah tahap dalam kehidupan wanita ketika
mensturasi berhenti, dengan demikian tahun-tahun melahirkan anak pun
terhneti. Meskipun merupakan proses alami dan bukanlah penyakit,
banyak wanita memahami menopause sebagai periode dimana mereka
akan mengalami penderitaan mental dan fisik. (Suryoprajogo, 2009)
Menopause adalah periode menstruasi terakhir yang anda alami.
Hal ini terjadi ketika hormone-hormon yang mengontrol siklus
menstruasi bereda dalam kadar yang sangat rendah sehingga menstruasi
tidak mungkin terjadi lagi. Sangat sulit mengetahui dengan pasti kapan
menopause terjadi karena menstruasi dapat menjadi tidak teratur saat
usia Anda bertambah tua. (Nugroho, 2010)
Perubahan fungsi tersebut biasanya terjadi pada proses menua,
karena pada proses ini banyak terjadi perubahan fisik maupun
psikologis. Perubahan yang terjadi tersebut paling banyak terjadi pada
wanita karena pada proses menua terjadi suatu fase yaitu fase
menopause. Menopause merupakan fase dimana wanita tidak
mengalami mentruasi lagi. Seringkali wanita menghadapi menopause
dengan rasa cemas dan was-was karena menopause identik dengan
ketuaan. Sebelum masa menopause wanita berada pada tahap pre
menopause dimana pada tahap ini terjadi penurunan hormon estrogen
sehingga memunculkan terjadinya sindrom pre menopause.
(Proverawati, 2010)
2. Definisi-definisi Penting
1) Pramenopause
Rentang waktu di mana seorang wanita dapat hamil, mulai dari
pubertas hingga menopause. (Spencer and Brown, 2007).
6

Perimenapause rata – rata terjadi pada usia 47 – 51 tahun


(Kusmiran, 2012). Sindrom pre menopause dialami oleh banyak
wanita hamper di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60%
wanita di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di
Jepang dan Indonesia. (Proverawati, 2010)
2) Perimenopause
Masa ini biasanya terjadi sekitar 4-5 tahun, dan dimulai
sebelum menopause itu sendiri, saat pertama kali Anda merasakan
gejala menopause (misalnya hot flushes/rasa panas, berkeringat di
malam hari). Menstruasi biasanya kurang dapat diprediksikan
selama tahap ini. Anda mungkin merasa bahwa menstruasi Anda
menjadi semakin jarang atau semakin sering, tidak teratur, lebih
banyak atau lebih sedikit. Ketika Anda mengalami setahun penuh
(atau lebih dua tahun jika Anda berusia di bawah 50 tahun) tanpa
menstruasi, maka hal itu menandai akhir dari masa perimenopause
dan awal dimulanya menopause. (Nugroho, 2010)
Menopause adalah masa berakhirnya siklus menstruasi yang
terdiadnosis setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata-rata
menopause natural terjadi pada usia 51,4 tahun (Kusmiran, 2012).
Rata –rata usia menopause adalah 51 tahun (Spencer and Brown,
2007).
3) Pascamenopause
Masa sesudah menstruasi yang terakhir. (Spencer and Brown,
2007)
3. Jenis-jenis Menopause
1) Menopause alami
Yang disebabkan menurunnya produksi hormone kelamin
wanita eastrogen dan progesterone oleh ovarium. Ini adalah proses
perlahan-lahan yang biasanya terjadi selama beberapa tahun.
(Suryoprajogo, 2009)
7

2) Menopause karena sebab tertentu


Disebabkan intervensi medis tertentu. Misalnya bedah
pengangkatan kedua ovarium karena abnormalitas dalam struktur
dan fungsinya sebelum usia menopause alami menyebabkan
menopause karena pembedahan. Demikian pula obat-obatan
tertentu, radiasi dan kemoterapi (penggunaan agen kimiawi untuk
merawat berbagai penyakit, khususnya kanker) bisa juga
menyebabkan menopause karena sebab tertentu. Ini adalah kejadian
mendadak dank arena itu gejala yang timbul biasanya lebih
merepotkan. (Suryoprajogo, 2009)
Menopause karena sebab tertentu tidak lazim terjadi pada
wanita yang mengalami histerektomi setelah usia menopause alami.
Histerektomi adalah instilah yang digunakan untuk pengangkatan
rahim dengan pembedahan. Karena ovarium tidak diangkat pada
pembedahan tersebut, mereka bisa terus memperroduksi hormone
wanita. Tapi, bila syaraf dan suplai darah ke ovarium rusak ketika
melakukan histerektomi, bisa terjadi menopause karena sebab
tertentu. (Suryoprajogo, 2009)
4. Gejala-gejala Menopause
Gejala-gejala yang umum terjadi adalah sebagai berikut :
a. Gejala-gejala fisik:
1) Hot flushes/rasa panas (pada wajah, leher dan dada yang
berlangsung selama beberapa menit, pusing, lemah, atau
sakit)
2) Rasa panas
3) Berkeringat di malam hari
4) Berdebar-debar (detak jantung meningkat/mengencang)
5) Susah tidur
6) Sakit kepala
7) Keinginan buang air kecil menjadi lebih sering
8) Tidak nyaman ketika buang air kecil
8

9) Ketidak mampuan untuk mengendalikan buang air kecil


(inkontinensia) (Spencer and Brown, 2007).
b. Gejala-gejala psikologis
1) Mudah tersingggung
2) Depresi
3) Cemas
4) Suasana hati (mood) yang tidak menentu
5) Sering lupa
6) Susah berkonsentrasi (Spencer and Brown, 2007)
c. Gejala-gejala seksual
1) Kekeringan vagina, mengakibatkan rasa tidak nyaman selama
berhubungan seksual
2) Menurunnya libido (Spencer and Brown, 2007)
Gejala pre menopause akibat menurunnya kadar estrogen tersebut
sering menumbulkan gejala yang sangat mengganggu aktivitas
kehiupan para wanita, bahkan mengancam kebahagian rumah tangga.
Masalah yang muncul, termasuk hilangnya kesuburan dan
meningkatkan resiko osteoporosis pada kondisi menjelang menopause.
Gejala menjadi sangat serius jika tidak ditangani karena dapat
menimbulkan perubahan yang menyebabkan kecemasan pada wanita.
Masalah yang timbul akibat pre menopause ini disebut dengan sindrom
pre menopause. (Proverawati, 2010).
Gejala yang menyertai sindrom pre menopause, meliputi hot
flushes (semburan panas dari dada hingga wajah), night sweat
(berkeringat di malam hari), dryness vaginal (kekeringan vagina),
penurunan daya ingat, insomnia (susah tidur), depresi (rasa cemas),
fatigue (mudah capek), penurunan libido, drypareunia (rasa sakit ketika
berhubungan seksual) dan incontinence urinary (beser). Munculnya
gejala pre menopause ini dapat menyebabkan berbagai keluhan pada
wanita, dan munculnya gejala ini ditanggapi dengan berbeda-beda pula.
(Proverawati, 2010).
9

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Usia Menopause


a. Kebiasaan merokok
Ini dikenal sebagai salah satu faktor utama yang
mempengaruhi usia menopause wanita yang merokok atau pernah
menjadi perokok kemungkinan mengalami menopause sekitar satu
setengah hingga dua tahun lebih awal.(Suryoprajogo, 2009)
b. Status gizi
Wanita dengan status gizi yang buruk mengalami menopause
dini. (Suryoprajogo, 2009)
c. Lemak tubuh
Produksi estrogen dipengaruhi oleh lemak tubuh. Karena itulah
wanita kurus mengalami menopause lebih awal dibandingkan
wanita yang kegemukan. (Suryoprajogo, 2009)
d. Turunan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu dan anak
perempuannya cenderung mengalami menopause pada usia yang
sama. Tapi diperlukan beberapa penelitian untuk mengetahui
apakah genetika menjadi faktor kunci dalam menentukan usia
menopause. (Suryoprajogo, 2009)
e. Dataran tinggi
Wanita yang tinggal di dataran tinggi lebih mungkin
mengalami menopause lebih awal. (Suryoprajogo, 2009).

6. Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Gejala Menopause


Adapun faktor yang berpengaruh terhadap gejala pre menopause
antara lain:
a. Faktor psikis
Perubahan-perubahan psikologis maupun fisik ini berhubungan
dengan kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya
tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi dan kemampuan
akademik, timbulnya perubahan emosi seperti mudah tersinggung,
susah tidur, rasa kekurangan, rasa sepi, ketakutan, keganasan, tidak
10

sabar lagi dan lain-lain. Perubahan psikis ini berbeda-beda


tergantung dari kemampuan si wanita untuk menyesuaikan diri.
(Proverawati & Sulistyawati, 2010)
b. Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik kesehatan
dan pendidikan. Apabila faktor-faktor tersebut cukup baik, akan
mengurangi beban fisiologis, psikologis. Kesehatan akan faktor
klimakterium sebagai faktor fisiologis. (Proverawati &
Sulistyawati, 2010).
c. Budaya dan Lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat
mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan
diri dengan fase klimakterium dini. (Proverawati & Sulistyawati,
2010)
d. Faktor Lain
Wanita yang belum menikah, wanita karier baik yang sudah
atau belum berumah tangga, menarch (menstruasi pertama) yang
terlambat berpengaruh terhadap keluhan-keluhan klikmaterium
yang ringan. (Proverawati & Sulistyawati, 2010). Tidak hanya itu,
perubahan hormonal yang terjadi seringkali memengaruhi keadaan
psikis seorang wanita. Aspek psikologis yang terjadi pada wanita
yang mengalami sindrom pre menopause amat berperan penting
dalam kehidupan sosial. Berbicara tentang aspek psikologis dalam
pendekatan elektik holistic sebenarnya tidak dapat dipisahkan
antara aspek organ-biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual
dalam kehidupan. Gejala dan tanda psikologis dari sindrom pre
menopause adalah ingatan menurun, kecemasan, mudah
tersinggung, stress dan depresi. Jika hal ini terjadi secara terus
menerus akan menyebabkan semakin meningkatnya angka
mobilitas dan mortalitas pada wanita. (Proverawati & Sulistyawati,
2010).
11

7. Komplikasi Menopause
Banyak wanita melewati menopause tanpa perlu nasihat atau
pengobatan medis untuk menghilangkan gejala-gejalanya. Akan tetapi,
perrubahan kadar hormon (khususnya estrogen) yang member cirri
menopause dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi yang menyertai
menopause seperti yang dijelaskan berikut ini.
a. Osteoporosis
Penyakit ‘pengeroposan tulang’ yang membuat anda sangat
mudah merasa nyeri dan sangat berpotensi mengalami patah tulang.
(Pinem, 2009)
b. Masalah urogenital
Kemungkinan Anda akan mengalami masalah seksual,
ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil
(inkontinensia), dan infeksi dalam saluran kemih selama gejala
menopause, hal ini mungkin menjadi masalah kesehatan jangka
panjang setelah munculnya menopause, oleh karena itu perlu
ditangani dengan baik. (Spencer and Brown, 2007).
c. Penyakit kardiovaskular
Merupakan permasalahan yang meliputi jantung dan sistem
pembuluh darah yang memasok darah ke seluruh tubuh. Di
dalamnya termasuk permasalahan seperti angina, serangan jantung,
dan stroke. Anda mungkin juga akan mengalami peningkatan kadar
kolesterol setelah menopause, dan penumpukan kolesterol LDL
(dikenal sebagai kolesterol ‘jahat’)yang dapat mempersempit dan
menyumbat pembluh arteri Anda sehingga meningkatkan risiko
Anda terkena penyakit kardiovaskuler. (Pinem, 2009)
d. Obesitas
Memasuki menopause mengubah cara tubuh Anda menyimpan
lemak. Sebelum menopause, wanita biasanya menyimpan
kelebihan lemak di sekitar panggul dan paha, yang menyebabkan
bentuk tubuh wanita seperti ‘buah pear’. Namun demikian, setelah
menopause kelebihan lemak disimpan di sekitar pinggang dan perut
12

yang menyebabkan bentuk tubuh seperti ‘buah apel’. Bentuk tubuh


seperti ‘buah apel’ ini diikuti dengan peningkatan risiko terkena
penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker tertentu (misalnya
kanker payudara). (Spencer and Brown, 2007)
e. Demensia
Hubungan antara menopause dengan masalah memori tidak
sepenuhnya jelas, tetapi tampaknya hormon-hormon wanita
memainkan beberapa peran dalam fungsi otak yang normal.
Meskipun demensia secara normal tidak mempengaruhi wanita
sampai mereka berada pada masa pascamenopause, munculnya
menopause bisa jadi memiliki peran dalam kemunduran memori.
(Pinem, 2009)
8. Siklus Menopause
Siklus menstruasi dikontrol oleh dua hormone yang diproduksi di
kelenjar hipofisis yang ada di otak (FSH dan LH) dan dua hormon lagi
yang dihasilkan oleh ovarium (estrogen dan progesterone). Saat Anda
berada masa menjelang menopause, FSH dan LH terus diproduksi oleh
kelenjar hipofisis secara normal. Akan tetapi, karena ovarium semakin
tua, maka kedua ovarium kita tidak dapat merespons FSH dan LH
sebagaimana yang seharusnya, akibatnya estrogen dan progesterone
yang diproduksi juga semakin berkurang. Menopause terjadi ketika
kedua ovarium tidak lagi dapat menghasilkan hormon-hormon tersebut
dalam jumlah yang cukup untuk bisa mempertahankan siklus
menstruasi. (Spencer and Brown, 2007)
Kesimpulannya, ketika Anda memasuki menopause, kadar estrogen
dan progesterone turun dengan dramatis karena ovarium berhenti
merespons FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang
ada di otak. Sebagai usaha baik, otak sebenarnya telah mengeluarkan
FSH dan LH lebih banyak lagi. Hal itu tidak aka nada gunanya, kedua
ovarium Anda tetap tidak dapat berfungsi dengan normal dan memilih
untuk pensiun. Akan tetapi, kecenderungan otak untuk memproduksi
lebih banyak FSH memberikan satu keuntungan: kadar FSH yang tinggi
13

dapat dideteksi dalam darah atau urine dan dapat digunakan sebagai tes
sederhana untuk mendeteksi menopause. (Spencer and Brown, 2007)
9. Pengobatan Menopause
Pengobatan yang paling sering digunakan untuk menghilangkan
gejala-gejala menopause dan mengurangi resiko masalah kesehatan di
masa depan adalah terapi sulih hormon (hormone replacement therapy,
HRT). (Spencer and Brown, 2007)
Ada sejumlah pengobatan dan strategi tambahan yang bertujuan
menghilangkan gejala-gejala menopause dan mengurangi risiko
komplikasi di masa depan. Beberapa obat, yang keefektifsnnya telah
teruji secara klinis, mungkin akan diberikan oleh dokter. Di sisi lain,
ada berbagai macam makanan dan jenis olahraga yang diyakini oleh
banyak orang dapat bermanfaat selama masa perimenopause, dan juga
terdapat berbagai terapi pendukung yang telah popular, kita dapat
mengetahui lebih detail tentang pilihan-pilihan ini dalam berbagai
Penanganan menopauseI. (Spencer and Brown, 2007)
10. Pilihan Pengobatan Untuk Menopause
a. Perubahan gaya hidup
1) Pola makan yang sehat dan seimbang.
2) Olahraga (misalnya latihan ketahanan tubuh seperti jalan kaki
atau jogging, olahraga dengan menggunakan beban).
3) Menghindari hal-hal yang dapat memicu timbulnya gejala.
(Spencer and Brown, 2007)
b. Pengobatan berbasis hormon
c. Obat-obatan untuk mengurangi hot flushes (rasa panas) dan
keringat
d. Terapi komplementer
e. Pengobatan untuk menorrhagia (menstruasi teratur tetapi sangat
banyak, yang dialami oleh banyak wanita pada masa menjelang
menopause).
f. Pengobatan untuk gejala psikologis
14

g. Pengobatan untuk gejala urogenital (gejala fisik yang


mempengaruhi sistem saluran kemih dan organ genital
15

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY S DENGAN
GANGGUAN RASA NYAMAN TERASA PANAS (HOT FLASHES)

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. S
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. P Jinul GG Ramsay no 33
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Lama Bekerja : tidak bekerja
Tanggal Pengkajian : 10 Setember 2022

II. STRUKTUR KELUARGA

Hubungan
No Nama Umur JK Pekerjaan Keterangan
dgn klien

1 Tn. E 60 th Laki-laki Suami Pensiunan


PNS

2 Ny. S 58 th Perempua Istri Pensiunan -


n PNS

3 Nn. A 28 th Perempua Anak WIraswasta -


n

4 Nn. Y 17 th Perempua Anak Mahasiswa


n

III. GENOGRAM
16

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
: Garis keturunan

IV. RIWAYAT UTAMA


1. Keluhan utama : sakit kepala
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sakit kepala dirasakan terus-menerus dan lokasi penyebaran nya di semua
daerah kepala, klien tampak gelisah dan sering terbangun di saat klien merasa
sakit, klien mengatakan bahwa nyeri kambuh pada saat klien beraktivitas dan
nyeri hilang pada saat klien beristirahat nyeri di rasakan klien dengan skala 5.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga mengatakan klien 1 tahun yang lalu menderita hipertensi, keluarga
mengatakan klien jarang minum obat antihipertensi secara teratur, klien
minum obat hanya jika merasa pusing saja. Keluarga mengatakan klien tidak
pernah dirawat di RS keluarga klien mengatakan ± 3 hari yang lalu sempat
lemas dan tidak bisa bangun karena sakit kepala.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarga tidak terdapat yang memiliki riwayat
penyakit hipertensi.

V. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Jalan napas bersih, tidak ada sumbatan, tidak ada batuk, dan tidak ada
secret.
17

2. Breating
Pernapasan 24x/ menit, pergerakan dinding dada normal, napas vesikuler,
wheziing- Ronchi
3. Circulation
TD = 150/90 MmHg, akral dingin, kulit lembab, odema(-), CRT < 3 detik.
4. Disability
Kesadaran komposmentis GCS 15 (E4 V5 M6) pupil isokor klien tampak
lemah dan ekstermitas tampak lemah.
5. Exposure
Tidak ada bekas/memar di seluruh tubuh, tidak ada tanda-tanda trauma.

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 80x / menit
Respirasi : 18x / menit
Temperature : 36,2C
Berat Badan : 68 kg
Tinggi Badan : 155 cm

2. Head Toe-Toe
a. Kepala
Rambut klien tampak beruban, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan,
tida ada benjolan
b. Mata
Bentuk simetris, konjugtiva anemis, sklera tidak ikterik, ketajaman
penglihatan menurun, tidak memakai alat penglihatan (kacamata).
Visus mata menurun/kabur. Pada mata bagian kanan klien dapat
melihat dengan jarak 3/60 m. Sedangkan pada mata kiri 4/60 m.
Lapang pandang klien normal terbukti mata klien mengikuti
gerakan sisi pemeriksaan kearah lateral tengah, median, superior
dan interior.
c. Hidung
Bentuk tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada peradangan, tidak
ada secret, tidak teraba nyeri tekan pada hidung. Penciuman klien
baik.
d. Mulut dan tenggorokan
18

Mulut tampak bersih, mukosa bibir lembab, klien tampak


mengalami kesulitan dalam mengunyah, tidak ada kesulitandalam
menelan, fungsi menelan baik.
e. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada peradangan, tidak ada
nyeri tekan pada bagian belakang telinga (mastoideus), tidak ada
benjolan, pendengaran klien baik.
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada lesi, tidak ada
peningkatan vena jugularis.
g. Dada
1) Paru-paru:
Inspeksi: bentuk dada simetris, tidak terdapat lesi
Palpasi: tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri tekan,
pergerakan dada simetris
Perkusi: suara sonor di dada
Auskultasi: tidak ada kelainan suara nafas, suara nafas vesikuler
2) Jantung
Inspeksi: tidak tampak ictus cordis
Palpasi: pulsasi pada dinding torak teraba
Perkusi: bunyi jantung redup pada saat diperkusi
Auskultasi: bunyi jantung S1 dan S2 tunggal
h. Abdomen
Inspeksi: tidak terlihat adanya benjolal
Auskultasi: bising usus 10x/menit
Perkusi: terdengar bunyi timpani
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan

i. Genetalia
Klien berjenis kelamin perempuan, klien mengatakan tidak ada
nyeri pada daerah alat reproduksi. Klien mengatakan sudah
manopouse.
j. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas: klien mengatakan kedua tangannya masih
kuat dalam melakukan aktivitas
2) Ekstremitas bawah: klien mengatakan kedua tangannya masih
kuat dalam melakukan aktivitas
Skala otot:
5555 5555
5555 5555
Keterangan:
0 : Lumpuh total
19

1 : Ada gravitasi
2 : Dapat mengerakan dengan bantuan
3 : Dapat melawan gravitasi
4 : Dapat menahan tekanan ringan
5 : Dapat menahan tekanan berat

Skala aktivitas klien 0, klien beraktivitas mandiri,


Keterangan:
0 : Mandiri
1 : Dengan alat
2 : Dengan bantuan keluarga
3 : Dengan bantuan keluarga dan alat
4 : Sangat tergantung

k. Integumen
Kebersihan kulit cukup baik, warna kulit kuning langsat, kulit
lembab, tidak ada alergi pada kulit, tidak ada penyakit kulit, turgor
kulit baik kembali dalam waktu  2 detik, tidak ada lesi, kulit sudah
keriput.

VII. PENGKAJIAN
1. Psikososial Dan Spiritual
a. Psikososial
Klien tampak masih bersosialisasi dengan warga sekitar.Klien
kooperatif saat diajak bicara dan memberikan umpan balik yang
baik sesuai dengan yang sedang dibicarakan kepadanya.

b. Spiritual
Klien tampak beribadah, melakukan sholat 5 waktu sendiri
dikamarnya

2. Fungsional Klien
20

Bantuan Bantuan
No Kegiatan Mandiri
sebagian Penuh

1 Mandi 

2 Berpakaian 

3 Pergi ke toilet 

4 Berpindah tempat 

5 BAK Dan BAB 

6 Makan dan minum 

Klasifikasi:
A: Mandiri, untuk 6 fungsi
B: Mandiri, untuk 5 fungsi
C: Mandiri, kecuali untuk mandi dan 1 fungsi lain
D: Mandiri, kecuali untuk mandi, berpakaian dan 1 fungsi lain
E: Mandiri, kecuali untuk mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan 1
fungsi lain
F: Mandiri, kecuali untuk mandi, berpakaian, pergi ke toilet berpindah
tempat dan 1 fungsi lain
G: Tergantung untuk 6 fungsi
Klien termasuk dalam kategori A: mandiri untuk 6 fungsi,
karena klien dalam beraktifitas meskipun menggunakan tongkat.
3. Status Kognitif / Afektif
a. Short Portable Mental Status Quctioncre ( SPMSQ)
Benar Salah No Pertanyaan Jawaban
 1 Tanggal berapa hari ini ?
2 Berapa hari dalam Tujuh

seminggu ?
 3 Berapa anak anda? 2
 4 Dimana alamat anda ?
 5 Berapa umur anda ? 64 tahun

 6 Kapan anda lahir ?


 7 Siapa Presiden Indonesia ? Jokowi

8 Siapa Presiden Indonesia SBY



sebelumnya ?
21

9 Siapa panggilan anak Anna



pertama ?
10 Kurang 3 dari 20 dan tetap
pengurangan dan tetap
 pengurangan 3 dari setiap
angka baru, secara
menurun ?
Interpretasi :
Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 : Funsi intelektual kerusakan berat

Dari hasil Short Portable Mental Status Quctioncre


(SPMSQ) didapatkan hasil, Benar= 5, Salah= 5.

b. Identifikasi aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan


Mini Mental Status Exam (MMSE)

Aspek Nilai Nilai


No Kriteria
Kognitif Maksimal Klien

1 Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan benar?


 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan

Orientasi 5 4 Dimana sekarang kita berada?


 Negara Indonesia
 Provinsi Kalsel
 Puskesmas
 Rumah
2 Registrasi 3 3 Sebutkan Nama 3 Objek (Oleh
pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
objek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga objek tadi
(untuk disebutkan)
 Objek
 Objek
 Objek
3 Perhatian 5 5 Minta klien untuk memulai dari
dan angka 100 kemudian dikurangi 7
Kalkulasi sampai 5 kali/tingkat
 93
 86
22

 79
 72
 65
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi
ketiga objek pada no 2 (registrasi)
tadi. Bila benar 1 poin untuk
masing-masing objek

5 Bahasa 9 9 Tunjukan pada klien suatu benda


dan tanyakan namanya pada klien
 (misalnya jam tangan)
 (Missal pensil)

Minta klien untuk mengulang kata


berikut : “tak ada jika, dan atau
tetapi” bila benar nilai 1 poin

 Pertanyaan benar 2 buah :


tak ada tetapi

Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut yang terdiri atas 3
langkah “Ambil kertas ditangan
anda, lipat dua dan taruh dilantai”.

 Ambil kertas ditangan Anda


 Lipat dua
 Taruh dilantai

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (bila aktivitas sesuai
perintah nilai 1 poin)
 “tutup mata anda”

Perintahkan pada klien untuk


menulis satu kalimat dan
menyalin gambar
 Tulis satu kalimat
 Menyalin gambar
TOTAL NILAI 30 27

Didapat Hasil 18 dari aspek kognitif klien termasuk dalam kategori


24 – 30 (tidak ada gangguan kognitif)
c. Pengkajian Keseimbangan Untuk Klien Lansia (Adaptasi dan
Dimodifiksi Dari Tinneti ME. Ginter dan SF, 1998)
1. Pergerakan posisi dan gerakkan keseimbangan
a. Bangun dari kursi
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi
mendorong tubuhnya keatas dengan tangan atau bergerak
kebagian kursi terlebih dahulu, tidak stabil saat berdiri
23

 Nilai = 1
b. Duduk Dari Kursi
Menjatuhkan diri dari kursi, tidak duduk di tengah kursi
 Nilai = 1
c. Menahan Dorongan Pada Sternum
Klien menggerakkan kaki, memegang obyek untuk
dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya.
 Nilai = 0
d. Mata Tertutup
Sama seperti diatas (periksa kepercayaan klien tentang infut
penglihatan untuk keseimbangan)
 Nilai = 0
e. Perputaran Leher
Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan : kaki
tidak menyentuh sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing atau
keadaan tidak stabil
 Nilai = 0
f. Gerakkan Menggapai Sesuatu
Tidak mampu menggapai dengan bahu fleksi sepenuhnya
sementara berdiri pada ujung-ujung jari kaki, tidak stabil,
memegang sesuatu untuk dukungan
 Nilai = 0
g. Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil obyek-obyek
kecil (misalnya pulpen) dari lantai memegang obyek untuk
bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha multiple
 Nilai = 1
2. Kompenen Gaya Berjalan atau Gerakkan
a. Klien berjalan memegangi objek untuk dukungan
Minta klien untuk berjalan ketempat yang ditentukan ragu-
ragu, tersandung, memegang obyek untuk dukungan
 Nilai = 1
b. Klien berjalan kaki tidak naik dari lantai secara konsisten
(menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu
tinggi (  5 cm)
 Nilai = 1
c. Kontinuitas langkah kaki tidak stabil, mulai mengangkat satu
kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai.
 Nilai = 1
d. Kesimetrisan langkah bergelombang dari sisi ke sisi
 Nilai = 1
24

e. Penyimpangan jalur pada saat saat berjalan tidak dalam garis


lurus
 Nilai = 1
f. Dalam berbalik klien mencari berhenti terlebih dahulu dan
memegangi objek untuk dukungan.
 Nilai = 1

Dari hasil pengkajian keseimbangan klien lansia (Adaptasi dan


Dimodifiksi Dari Tinneti ME. Ginter dan SF, 1998)
interprestasi hasil resiko jatuh klien 6-10= Resiko jatuh sedang.
25

VIII. ANALISA DATA


Nama : Ny. S
Umur : 58 tahun
No DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI

1 DS : Hot flush menurunnya


-Klien mengatakan nyeri dada hormone estrogen
-klien mengatakan tidak bisa tidur
-
DO:
a. Klien tampak meringis kesakitan
b. TD : 120/90 MmHg
c. HR : 90x/ i

2 DS : Kurang engetahuan Kurangnya informasi


-Klien mengatakan tidak mengetahui mengenai erubahan mengenai menopause
yang di alami saat ini menopause
- klien mengatakan bingung dengan
kondisinya saat ini
DO:
- Klien terlihat bingung
3 DS : - Klien mengatakan kelemahan Intoleransi aktifitas Ketidakseimbangan
- Klien mengatakan sering suplai O2
terbangun saat malam Erubahan hormon
DO:
a. TD : 120/90 MmHg
b. HR : 90x/ i

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Hot Fluss berhubungan dengan menurunnya hormon estrogen
2. Kurang pengetauan mengenai menopause berhubungan dengan kurangnya
informasi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 dan perubahan
hormon.
26

X. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
DX HASIL
1 Hot Fluss berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan penyebab hotflass
dengan menurunnya hormon keperawatan selama 3x24 bila diketahui untuk
estrogen jam diharapkan hotflass meningkatkan pengetahuan
klien/keluarga.
berkurang dengan KH:
a. Klien mengatakan tidak
sakit kepala lagi
b. Klien tampak rileks
c. TTV dalam batas normal

2 Kurang engetauan mengenai Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan edukasi mengenai


menopause berhubungan edukasi emahaman klien menopause
dengan kurangnya informasi meningkat mengenai
menoause
KH:
1. Klien dapat menjawab
pertanyaan yang di
berikan
2. Klien memahami
perubahan fisik dan
psikologis menopause
3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. beri motivasi klien untuk
berhubungan dengan kelemahan Aktivitas pasien terpenuhi sembuh
umum, ketidakseimbangan .KH : 2. Anjurkan pasien untuk
antara suplai dan kebutuhan O2. istirahat, membatasi
1. Klien dapat
aktivitas fisik yang berat,
berpartisipasi dalam
serta konsumsi makan
aktivitas yang di
yang baik sesuai diet
inginkan /
2. diperlukan,melaporkan menopause
peningkatan dalam
toleransi aktivitas yang
dapat diukur
27

XI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Waktu DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
10 Kurang engetauan 1. Berikan edukasi S : Klien mengatakan bingung
September mengenai menopause mengenai menopause dengan kondisinya saat ini
20222 berhubungan dengan O : Klien tampak kebingungan
kurangnya informasi TTV:
TD : 120/90 MmHg
HR : 90x/i
RR : 23/ menit
S : 370C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Berikan edukasi mengenai
menopause (engertian, tanda
gejala, penyebab, perubahan
fisik, perubahan psikologi,
cara melakukan pengurangan
keluhan/penanganan )

XII. CATATAN PERKEMBANGAN


Waktu Diagnosa Implementasi Catatan perkembangan

11 Kurang engetauan Berikan edukasi mengenai S : Klien mengatakan bingung


September mengenai menopause menopause dengan kondisinya saat ini
20222 berhubungan dengan O : Klien tampak kebingungan
kurangnya informasi TTV:
TD : 110/90 MmHg
HR : 80x/i
RR : 20/ menit
S : 370C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Berikan edukasi mengenai
menopause (engertian, tanda
gejala, penyebab, perubahan
fisik, perubahan psikologi,
cara melakukan pengurangan
keluhan/penanganan )
28

BAB IV
PEMBAHASAN

Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan

dan pertumbuhan pada manusia. Namun pada suatu saat perkembangan dan

pertumbuhan itu akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga berikutnya akan

terjadi banyak perubahan yang terjadi pada fungsi tubuh manusia. Perubahan

tersebut biasanya terjadi pada proses menua, karena pada proses ini banyak

terjadi perubahan fisik maupun psikologis (Proverawati, 2010).

Menopause adalah periode berhentinya menstruasi secara permanen

akibat berkurang atau hilangnya aktivitas ovarium. Pada masa menopause terjadi

perubahan-perubahan tertentu akibat penurunan kadar estrogen yang dapat

menyebabkan gangguan ringan sampai berat. Pada wanita menopause terjadi

perubahan fisik dan psikologis. Perubahan fisik sebagian diantaranya adalah hot

flushes, perubahan pola berkemih dan rasa nyeri pada otot (Heffner,2012).

Perubahan psikis yang sering terjadi pada masa menopause yaitu depresi, cepat

lelah, kurang bersemangat, insomnia atau sulit tidur (Pieter, 2011).

Penurunan drastis kadar hormon estrogen dan progesterone pada

sebagian wanita akan mempengaruhi berbagai perubahan fisik dan kondisi psikis

yang sangat individual ada yang mengalami dan ada juga yang tidak. Perubahan

fisik yang umum dialami oleh wanita menopause di antaranya adalah kulit keriput

atau mengendor, inkontinensia gangguan kontrol berkemih, jantung berdebar-

debar pada waktu beraktivitas, peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba, sakit

kepala, dan mudah lupa. Sedangkan perubahan kondisi psikis seringkali


29

menimbulkan perasaan tertekan, depresi dan cepat marah (Lestary, 2010). Sikap

merupakan konsep yang penting dalam komponen sosiopsikologis, karena

merupakan kecenderungan bertindak, dan berpersepsi. Sikap menghadapi

menopause pada wanita dapat berubah-ubah karena sikap tidak dibawa sejak lahir

melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan (Wawan, 2010).

Dalam jangka panjang, rendahnya hormon estrogen akan menimbulkan ancaman

osteoporosis (pengeroposan tulang) yang membuat gampang patah tulang serta

menimbulkan resiko gangguan kardiovaskular (Lestary, 2010).

Setiap hal yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan fisik atau

masalah suasana hati, seperti kecemasan atau depresi, dapat menyebabkan

masalah tidur.Seseorang dengan perubahan seperti itu mempunyai masalah

kesulitan tertidur atau tetap tertidur. Jika seorang wanita menopause mengalami

ketidaknyamanan akibat penurunan kadar hormon estrogen, maka wanita tersebut

beresiko memiliki kualitas tidur yang buruk. Keluhan yang terbanyak yang

dialami oleh repsonden yang memiliki kualitas tidur yang buruk adalah hot

flushes(63%). Sebagian besar wanita merasakan sensasi tekanan pada kepala

mereka yang diikuti oleh rasa panas atau terbakar.Sensasi ini dimulai dari daerah

kepala atau leher dan meluas ke seluruh tubuh.Keringat seringkali dapat

menyertai gejolak panas ini.Walaupun jelas terdapat perubahan fisiologis yang

berhubungan dengan gejala ini, namun mekanisme bagaimana defisiensi estrogen

dapat menyebabkan gejala ini tidak diketahui.Perubahan fisiologis ditandai

dengan peningkatan konduktansi kulit dan kemudian temperaturnya, suatu tanda

vasodilatasi perifer. Suhu inti tubuh secara bertahap akan menurun. Kadar
30

estrogen yang bersirkulasi tidak berubah sebelum dan sesudah flush (Proverawati,

2010, hal. 34).

Hot fluses sering membangunkan wanita dari tidurnya dan dapat

menyebabkan gangguan tidur yang berat atau insomnia. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian bahwa seluruh ibu hamil yang mengeluhkan hot flushes memiliki

kualitas tidur yang buruk. Selain itu penurunan kadar estrogen menyebabkan

peningkatan enzim MOA yang dapat menginaktivasi serotonin dan noradrenalin

yang menyebabkan stres emosional. Salah satu upaya untuk meningkatkan

kualitas tidur dengan berolahraga 2 jam atau lebih sebelum tidur dapat

meningkatkan relaksasi dan menurunkan kelelahan (Potter, 2010).

Pengetahuan dan pendidikan tentang menopause sangat bermanfaat,

untuk bekal pemahaman berbagai gejala menopause dan kesadaran akan adanya

konsekuensi kesehatan yang tidak boleh diabaikan oleh wanita. Dengan

mempelajari masalah menopause, wanita akan mengetahui bahwa gejala-gejala

kesehatan tersebut sebagi akibat dari perubahan-perubahan hormon-hormon

kewanitaan yang kadarnya mulai menurun seiring dengan bertambahnya usia.

Mempelajari masalah menopause dapat menjadikan wanita waspada ketika

benarbenar sudah memasuki masa menopause ( Waluyo, 2010). Pendapat tersebut

didukung oleh penelitian Triana (2012) bahwa pendidikan kesehatan melalui

metode ceramah tanya jawab dengan modul dan metode ceramah tanpa modul

keduanya efektif meningkatkan sikap wanita dalam memelihara kesehatan

menghadapi menopause.

Pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang menopause dengan

pendekatan diskusi dan tanya jawab untuk mengukur tingkat pengetahuan


31

perempuan melalui teknik think-pair-sharing (pengukuran pengetahuan dilakukan

secara pre. Think pair share merupakan model edukasi untuk berpikir,

berpasangan dan berbagi, dengan tujuan agar peserta kegiatan mampu mendalami

materi yang dibahas dengan lebih baik. Setelah itu dilakukan juga proses tanya

jawab selama proses edukasi (post). Partisipan yang terlibat terdiri dari usia 30-74

tahun dan belum pernah dilakukan operasi pengangkatan organ sistem

reproduksi. Adapun materi yang diberikan meliputi pengertian, tanda dan gejala,

masalah yang mungkin timbul dan cara mengatasi masalah di rumah tangga

terkait dengan menopause. Selain itu dijelaskan hubungan antara menopause dan

kejadian penurunan fungsi kognitif pada perempuan akibat penurunan hormon

estrogen pada perempuan menopause. Metode pendidikan kesehatan dilakukan

dengan cara diskusi dan tanya jawab untuk memberikan kesempatan kepada

responden langsung bertanya terkait dengan pengalaman.


32

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian sejak pre, proses, dan post edukasi diketahui

bahwa 70% sudah memahami konsep menopause, sehingga diharapkan

mau menerapkan hasil edukasi yang didapatkan seperti melakukan

olahraga setiap hari dan mengomsumsi makanan tinggi serat, protein,

serta rendah lemak, menjaga diet dan pola makan dan gaya hidup sehat.

Sesuai dengan fungsi olahraga pada perempuan masa menopause sebagai

pilihan pengobatan alternatif untuk dapat beradaptasi dengan gejala

psikologis, vasomotor, somatik dan seksual.

5.2 Saran

Saran yang diberikan ditujukan untuk :

5.2.1 Bagi Penulis

Penulis dapat menambah pengalaman secara nyata dalam melakukan studi

kasus mengenai asuhan kebidanan pada premenopause

5.2.2 Bagi Klien

Klien mendapatkan pelayanan yang baik dalam menjalani masa

perubahan atau premenopause yang akan di lalui dan mendapatakan solusi

pada keluhan pasien dengan gangguan sulit tidur pada gejala insomnia

wanita premenopause
DAFTAR PUSTAKA

Bener, A, NM Saleh, A.Bakir dan D. Bhurga. (2016) depression, anxiety and


stress symptoms in menopausal arab women: shedding more light on a
complek relationship. http//www.nbcl.nih.gov.articles.PMC.5405634

Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan Reproduksi remaja dan wanita. Salemba


Medika: Jakarta.

Kemenkes RI (2017) profil kesehatan Indonesia 2016. Jakarta. Indonesia

Mulyani, S, (2016). Menopause Akhir Siklus Menstruasi Pada Wanita di Usia


Perte ngahan. Yogyakarta: Nuha Medika

Mawaddah, Maulina. (2014). Determinan kecemasan wanita pra menopause di


desa Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan
Tahun 2014. Jurnal kesehatan Masyarakat Program studi Pasca Sarjana
Universitas Sumatra Utara.

Makahanap. (2017) Pengaruh penyuluhan kesehatan mengenai menopause


terhadap tingkat pengetahuan ibu usia 45-55 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Tonsea Lama Kecamatan Tondanu Utara.
https://www.google.com/url142059868,d.c2I

Notoatmodjo, Soekidjo.( 2013) Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta :


Rineka Cipta.

Proverawati.(2010) Menopause dan sindrom premenopause. Nuha medika :


Yogyakarta.

Suryoprajogo. (2009) Cara indah Menghadapi Monopause. Locus: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai