Diajukan untuk memenuhi salah satu penilaian Praktik Kebidanan Fisiologis Stase 1
Disusun Oleh :
DARWI
NIM: P20624822083
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan Asuhan
Kebidanan Pada Remaja Dengan Premenstrual Sindrom Di Puskesmas Banjarharjo
Kabupaten Brebes. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Laporan ini dipergunakan untuk memenuhi tugas Praktek Klinik
Kebidanan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan di Politeknik Kementerian Kesehatan
Tasikmalaya.
Laporan ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Ibu Hj. Ani Radiati R, S.Pd, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
2. Ibu Nunung Mulyani, APP, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. Ibu Dr. Meti Widiya Lestari, SST, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Kebidanan
4. Ibu Rinela Padmawati, SST, MPH, selaku Dosen Pembimbing
5. Bapak dr. Bambang Wahyu Widodo, selaku Kepala Puskesmas Banjarharjo
6. Ibu Hesti Purnami, S.ST, MH.Kes, Selaku Bidan Kordinator Puskesmas Banjarharjo
7. Ibu Aidah Ulya, SST, Selaku Pembimbing Lapangan
8. Teman-teman kelompok Puskesmas Banjarharjo yang telah bekerja sama dan menjaga
kekompakan.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan dan pengalaman.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................1
C. Manfaat .......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................3
A. Premenstruasi Sindrom................................................................................3
B. Olah Nafas....................................................................................................6
C. Alpukat.........................................................................................................7
BAB III ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN
PREMENSTRUASI SINDROM..................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................12
BAB III PENUTUP......................................................................................................14
A. Kesimpulan..................................................................................................14
B. Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Premenstrual Syndrome (PMS) adalah gangguan siklus yang umum terjadi pada
wanita muda dan pertengahan yang terjadi selama fase luteal pada siklus menstruasi,
biasanya terjadi secara regular 7-14 hari sebelum datangnya menstruasi (Nugroho, 2014)..
Data Riset Kesehatan Dasar 2014, angka kesakitan karena Premenstruasi Sindrom
(PMS) yang di sebabkan perubahan nafsu makan 15%, payudara terasa bengkak 42%
sakit kepala 10% dan yang disebabkan oleh faktor hormonal yaitu akibat adanya
ketidakseimbangan kerja dari hormon estrogen dan progesteron sebesar 74,45%. PMS
yang terjadi pada remaja dapat menurunkan produktivitas dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Sebanyak 30–50% wanita mengalami gejala Premenstrual Syndrome (PMS),
5% merasakan gejala cukup parah dan 10% mengalami gejala sangat parah yang berakibat
ketidakhadiran di sekolah ataupun di tempat kerja selama 1–3 hari setiap bulannya
(Ramadani, 2012). Gejala-gejala PMS pada remaja dapat berpengaruh terhadap
prestasinya di sekolah. Kejadian PMS mempengaruhi kegiatan di sekolah, misalnya:
penurunan konsentrasi belajar, terganggunya komunikasi dengan teman juga
dimungkinkan terjadi penurunan produktivitas belajar dan peningkatan absensi kehadiran
(Devi, 2012).
Berdasarkan penelitian pada siswi SMK Batik 1 Surakarta didapatkan bahwa siswa
perempuan di sekolah tersebut terkadang ada yang sampai meminta izin untuk pulang
bahkan ada yang pingsan. Informasi dari daftar kehadiran siswa di sekolah, didapatkan
data bahwa hampir disetiap bulannya sekitar 10% selalu ada siswa perempuan yang absen
sehingga berpengaruh terhadap prestasinya di sekolah. Berdasarkan data penelitian yang
dilakukan di SMA Hang Tuah 1 Surabaya menunjukkan bahwa pada tahun 2011 sebanyak
22 siswi kelas XI (10,31%) dari 143 remaja putri kelas XI yang harus beristirahat di ruang
UKS karena mengalami PMS sehingga terpaksa meninggalkan kegiatan belajar di kelas.
Pada tahun yang sama 43 remaja putri kelas XI (30,07%) yang mengajukan izin pulang
atau tidak masuk sekolah karena mengalami PMS dari 143 remaja putri kelas XI
(Sidabutar, 2012)
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat topik
mengenai asuhan kebidanan pada remaja dengan Premenstruasi Sindrom (PMS) di
Puskesmas Banjarharjo.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan komplementer yang tepat dalam menangani Premenstruasi
sindrom.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian Premenstruasi sindrom.
b. Mengetahui penyebab Premenstruasi sindrom
c. Mengetahui faktor yang mempengaruhi Premenstruasi sindrom
d. Mengetahui gejala Premenstruasi sindrom
e. Mengetahui patofisiologis Premenstruasi sindrom
f. Mengetahui penanganan Premenstruasi sindrom secara teori
g. Mengetahui penanganan Premenstruasi sindrom di Puskesmas
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Laporan ini diharapkan dapat memberi informasi demi pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang kebidanan mengenai asuhan kebidanan pada remaja dengan
Premenstruasi sindrom.
2. Manfaat Praktis
a. Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada remaja
dengan Premenstruasi sindrom berdasarkan jurnal yang terbaru.
b. Lahan Praktik
Menambah pengetahuan tentang update terbaru mengenai asuhan kebidanan pada
remaja dengan Premenstruasi sindrom dengan menggunakan terapi olah nafas dan
konsumsi alpukat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Olah Nafas
Olah nafas adalah pengaturan pernafasan yang melibatkan beberapa elemen
tubuh, di antaranya hidung, paru-paru, perut, mulut, dan cakra. Cakra dalam konteks olah
nafas ini adalah titik energi yang dalam tubuh manusia. Olah nafas membantu mengatasi
masalah seperti stres dan kecemasan, mengurangi rasa sakit, dan bahkan tekanan darah
tinggi.
Respon tubuh terhadap pengolahan nafas dan manajemen pikiran yang
berlandaskan spiritual sehingga dapat mengurangi respon stres tubuh, kerja kelenjar
adrenal menurun maka terjadi pengurangan kortisol yang mengakibatkan konstruksi
pembuluh darah berkurang. Konstruksi dan dilatasi pembuluh darah juga diatur saaf
simpatis dan parasimpatis. Selain itu menurut Sormin (2014), bahwa dalam keadaan yang
nyaman, akan merangsag hormon endorphin dimana hormon tersebut bertindak sebagai
analgesik alami, kemudian hormon endorphin akan mengontrol pembuluh dalah dalam
kondisi normal dan menjaga aliran darah mengalir tanpa hambatan.
Olah nafas membantu mengatasi masalah seperti stres dan kecemasan,
mengurangi rasa sakit, dan bahkan tekanan darah tinggi. Penelitian lain yang dilakukan
menunjukan bahwa kadar melantonin yang lebih tinggi diketemukan pada orang-orang
yang rutin melakukan olah pernafasan. Kadar melantonin ini bermanfaat untuk membuat
orang menjadi lebih senang dan nyaman dapat menurunkan nyeri (Sari, 2020).
Pada dasarnya pemberian terapi olah nafas ini dapat memberikan kondisi yang
rileks dan nyaman dimana pada kondisi tersebut semua sistem tubuh akan bekerja dengan
baik. Hal ini dikarenakan, hipotalamus akan terstimulasi dan terjadinya penurun
anaktifitas sistem saraf simpatis yang dapat meningkatkan aktifitas sistem parasimpatis.
Efek fisiologis dan gejala maupun tandanya akan terputus dan stress psikologis akan
berkurang. Terapi olah nafas ini juga dapat digunakan bagi wanita yang terkena nyeri
premenstrual sindrom. Cara melakukan meditasi pernapasan sangatlah mudah, anda
cukup mengambil posisi duduk yang nyaman, tidak bersandar dan punggung lurus.
Tangan bisa diletakkan di paha dan tutup mata. Lakukan selama 3-5 menit, olah nafas ini
juga dapat digunakan setiap hari pada suasana yang nyaman dan tenang.
C. Alpukat
Alpukat atau Persea Americana adalah buah yang memiliki sensasi rasa luar
biasa. Pemanfaatan Alpukat banyak sebagai bahan pakan sudah banyak di Indonesia.
Berbagai penelitian pun telah banyak dilakukan pada efek positif dari alpukat terdapat
senyawa (Vitamin B6, Vitamin E, Kalsium dan Magnesium) untuk mengurangi gejala
PMS. Hasil penelitian Evrianasari (2018), dari 15 responden mahasiswi yang mengalami
gejala PMS (Premenstrual Syndrome) di Prodi Kebidanan Tingkat I Universitas
Malahayati Bandar Lampung setelah pemberian alpukat (40 gr/hari selama 10 hari,
dikonsumsi pada saat hari ke 16-25 siklus menstruasi) terdapat penurunan gejala PMS
(Premenstrual Syndrome) yang signifikan.
Vitamin B6 adalah faktor dalam sintesis triptofan asam amino dan tirosin,
prekursor serotonin dan dopamin, masing-masing, baik yang mempengaruhi suasana hati.
Diyakini bahwa B6 dapat memperbaiki kekurangan dalam aksis hipotalamus-hipofisis.
Beberapa teori menunjukkan rendahnya tingkat vitamin B6 dapat menyebabkan tingkat
tinggi prolaktin, memproduksi edema dan beberapa gejala psikologis yang terkait dengan
Premenstrual Syndrome, Vitamin B6 telah dipelajari secara independen sebagai cara
untuk mengurangi gejala PMS. Vitamin B6 membantu meringankan gejala seperti
iritabilitas, depresi, dan nyeri payudara.
Asupan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin D melalui makanan dan
suplemen telah dikaitkan dengan penurunan risiko PMS. Kedua nutrisi dapat
mempengaruhi perkembangannya melalui hubungan mereka dengan estrogen. Estrogen
meningkatkan penyerapan kalsium dalam saluran pencernaan dan membantu menjaga
kadar kalsium dalam tulang. Ada banyak kesamaan antara gejala PMS dan orang-orang
dari hipokalsemia atau hiperkalsemia, termasuk kecemasan, depresi, dan fatigue.
Kecukupan kadar magnesium dalam tubuh dapat menunjukkan peningkatan
mood, mengurangi nyeri payudara, dan mengatasi insomnia Sebuah studi yang
diterbitkan dalam Journal of women’s Health oleh Walker bahwa magnesium bisa
mengurangi keluhan berat badan, pembengkakan, nyeri payudara, dan kembung
(Evrianasari, 2018).
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
A. Data Subjektif
Waktu pengkajian : Rabu, 5 Oktober 2022
Ruang : Pemeriksaan Umum
Oleh : Darwi
Identitas
Nama : Nn. C
Usia : 16 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Banjarharjo RT 01 RW 01
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh payudara terasa tegang, susah tidur, dan gampang emosi,
sehingga mengganggu aktifitasnya
2. Riwayat menstruasi
HPHT : 9 September 2022, Haid pertama kali umur 12 tahun, lama haid 7 hari, siklus
28 hari
3. Riwayat Perkawinan
Belum menikah
4. Riwayat Obstetri
Belum pernah hamil, keguguran, dan melahirkan
5. Riwayat Kontrasepsi
Belum pernah menggunakan kontrasepsi
6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Pasien mengatakan saat ini merasakan tegang pada payudara
b. Riwayat Kesehatan yang lalu:
Pasien mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit
menular, menurun dan menahun seperti jantung, diabetes, asma, hipertensi,
hepatitis, epilepsi dan keputihan yang gatal (PMS). Pasien mengatakan tidak
pernah mengalami operasi apapun. Pasien mengatakan dirinya belum pernah
mendapat pengobatan apapun dan pasien mengatakan tidak ada alergi obat.
c. Riwayat Kesehatan keluarga:
Pasien mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit
menular, menurun dan menahun seperti jantung, diabetes, asma, hipertensi,
hepatitis, epilepsi dan keputihan yang gatal (PMS).
7. Pola kebutuhan sehari-hari
a. Pola makan : 3 kali sehari, dengan menu nasi, lauk, dan sayur, tidak ada makanan
pantangan
b. Pola minum : 8 gelas sehari air putih,
c. Istirahat : 5-6 jam sehari
d. Personal Hygiene : Mandi 2 kali sehari, Keramas 3 kali seminggu, gosok gigi 3
kali sehari, ganti baju 2 kali sehari
e. Eliminasi : BAK 4-5 kali sehari, warna kuning, tidak ada keluhan, BAB 1 kali
sehari, warna kecoklatan
8. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, tidak merokok
dan tidak ada makanan pantangan apapun
9. Riwayat psikososial spiritual
Pasien mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan keadaanya. Orang tua
pasien menyuruhnya untuk memeriksakan diri ke Puskesmas.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Status emosional : Stabil
d. Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali / menit
Pernafasan : 24 kali / menit
Suhu : 36,7ºC
e. BB/TB : 47 kg/ 155 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut : hitam, lurus, bersih, tidak rontok
2) Kepala : simetris, bersih, tidak teraba benjolan
b. Wajah
Tidak tampak pucat, terlihat cemas
c. Mata
Bentuk simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda
d. Hidung
Bentuk simetris, terlihat bersih, tidak ada polip, tidak ada serumen
e. Telinga
Bentuk simetris, terlihat bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada Serumen
f. Mulut
Tidak ada stomatitis, tidak ada karies, tidak bau mulut, gusi tidak berdarah
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis
h. Dada
Tidak ada tarikan dinding dada, tidak ada stridor, payudara simestris, tidak ada
benjolan
i. Abdomen
Tidak ada bekas luka operasi, tidak ada nyeri tekan,
j. Genitalia
Tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini
i. Ekstremitas
1) Atas : Tampak simetris, Tidak ada oedem, kuku tidak pucat
2) Bawah : Tampak simetris, Tidak ada oedem, tidak ada varices, kuku tidak
pucat
Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan
C. Analisis
Nn. C usia 16 tahun dengan premenstruasi sindrom
D. Penatalaksanaan
1. Membina hubungan baik dengan pasien dan keluarga. Hubungan terbina baik
2. Melakukan Informed consent sebelum melakukan pemeriksaan. Pasien menyetujui
segala tindakan yang akan dilakukan.
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien. Pasien mengetahui hasil pemeriksaan.
4. Memberikan KIE tentang :
a. Pengertian premenstruasi sindrom dan penyebab gejala yang terjadi
b. Konsumsi sayur dan buah, terutama buah alpukat
c. Olahraga ringan secara teratur
d. Personal Hygiene, terutama kebersihan genitalia
5. Memberikan terapi olah nafas untuk meringankan gejala. Terapi sudah dilakukan dan
pasien merasakan adanya perubahan
6. Memberikan motivasi pada pasien bahwa kondisinya sekarang akan baik-baik saja.
Pasien sudah merasa tenang
7. Mendokumentasikan hasil asuhan. Dokumentasi sudah dilakukan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Sindrom pramenstruasi adalah beberapa kumpulan gejala atau perasaan fisik dan
mental yang di rasakan menjelang menstruasi sebagai mana yang dialami oleh wanita.
Biasanya gejala ini timbul 7-10 hari sebelum menstruasi. Gejala-gejala yang dialami oleh
wanita itu seperti gejala fisik, psikologis, dan perilaku. Tingginya prevalensi gangguan
Premenstruasi Sindrom pada wanita khususnya remaja, seorang bidan sangat diperlukan
peranannya dalam pemberian asuhan kebidanan kepada remaja premenstruasi sindrom.
Penanganan yang dapat diberikan bukan hanya terapi farmakologi, tetapi terapi
nonfarmakologi dan alami juga dapat membantu mengurangi keluhan pada premenstruasi
sindrom. Jika dibandingkan terapi farmakologi, terapi alami dan non farmakologi jauh
lebih efektif dikarenakan tidak hanya mengatasi gejala saat keluhan terjadi, tetapi juga
mencegah supaya keluhan tidak berkelanjutan.
Terapi nonfarmakologi yang dapat diberikan yaitu terapi olah nafas. Pada terapi
ini dilakukan dengan mengatur pola nafas secara perlahan dan membuat penderita merasa
nyaman dan tenang, sehingga sistem saraf pusat menstimulasi dan mengeluarkan hormon
endorphin yang berfungsi untuk memberikan efek bahagia dan sebagai analgesik alami.
Melakukan pengaturan pola makan sehat juga termasuk kedalam terapi alami yang dapat
dilakukan penderita. Mengonsumsi alpukat merupakan salah satu solusi, karena didalam
alpukat terkandung multivitamin yang berguna untuk meringankan gejala premenstruasi
sindrom.
B. Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan harus bisa melakukan anamnesis dan juga dapat melakukan
pencatatan pendokumentasian kasus pasien yang mengeluhkan premenstruasi
sindrom. Dengan begitu, diharapkan saat pasien datang untuk berkonsultasi bidan
dapat memberikan yang tepat sesuai keluhan yang dialami pasien.
Agar makalah ini dapat dijadikan referensi baru sebagai sarana informasi dan
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang manfaat pemberian alpukat dan
pemberian terapi komplementer seperti meditasi atau hipnoterapi.
DAFTAR PUSTAKA
Evrianasari, Nita. 2018. Pengaruh Alpukat Terhadap Gejala Premenstrual Syndrome (PMS)
Pada Mahasiswa Kebidanan Tingkat I Di Prodi Kebidanan Universitas Malahayati
Bandar Lampung Tahun 2017. Jurnal Kebidanan Vol. 4 No. 2
Ilmi, Ayatun fil. 2018. Faktor Dominan Premenstrual Syndrome Pada Mahasiswi. MGMI
Vol. 10 No. 1. Departemen Gizi Universitas Indonesia: Depok
Nugroho, T. & Utama B.I. 2014. Masalah kesehatan reproduksi wanita. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Nurlaila, Hazanah. 2015. Hubungan Stres dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Usia
18-21 Tahun. Jurnal Husada Mahakam Vol. 3 No. 9
Sari, Levi Tina. 2020. Pengaruh Terapi Komplementer Meditasi Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Premenstruasi Sindrom pada Remaja Usia 16-18 Tahun di Kelompok
Remaja Desa Jatinom Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan Vol 7 No 2
Sidabutar, S. 2012. Hubungan antara pengetahuan siswi kelas XI tentang PMS dengan
kejadian PMS di SMA Hang Tuah 1 Surabaya. Laporan Penelitian Akademi
Kebidanan Griya Husada Surabaya
Sibagarian, E.E. 2016. Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi revisi. Cetakan pertama. Jakarta :
TIM.
Wijayanti, Yoga Tri. 2015. Analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian premenstrual
syndrome pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Vol VIII No 2.
Tanjungkarang