Anda di halaman 1dari 16

MATRIKS PERENCANAAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

MELALUI KOLABORASI INTERPROFESIONAL YANG BERFOKUS


PADA WOMEN CENTERED CARE (WCC)

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Pelayanan


Kebidanan Profesional Berbasis Women Centered Care (WCC)

Dosen Pengampu
Etin Rohmatin, SST, M.Keb

Disusun Oleh :
DARWI
NIM: P20624822083

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN PROFESI KEBIDANAN
TASIKMALAYA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat membuat dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Perencanaan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Melalui Kolaborasi Interprofesional Yang Berfokus Pada Women Centered Care
(WCC)” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pelayanan
Kebidanan Profesional Berbasis Women Centered Care (WCC) di Program Studi
Profesi Kebidanan.
Makalah ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Ibu Hj. Ani Radiati R, S.Pd, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya
2. Ibu Nunung Mulyani, APP, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. Ibu Dr. Meti Widiya Lestari, SST, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Kebidanan
4. Ibu Etin Rohmatin, SST, M.Kes, selaku Dosen mata kuliah Manajemen Pelayanan
Kebidanan Profesional Berbasis Women Centered Care (WCC)
5. Teman-teman dan pihak yang terkait yang ikut membantu menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan dan
pengalaman. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, Terimakasih.

Tasikmalaya, Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................
A. Perencanaan Manajemen Pelayanan Kesehatan...................................3
B. Matriks Perencanaan Manajemen Pelayanan Kesehatan Melalui
Kolaborasi Interprofesional Yang Berfokus Pada Women Centered
Care (WCC) .........................................................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................14
B. Saran.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan di dalam praktiknya secara profesional, dituntut tanggung jawab manajerial
yang bermutu.. Untuk itu seorang bidan harus memahami betul teknik- teknik
manajemen yang adekuat. Dalam praktik bidan yang penuh tanggung jawab itu,
dilakukan menggunakan teori-teori dan prinsip manajemen, yang diakui secara
nasional maupun internasional.
Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan pemberian
pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan
menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan
sebagai provider.
Perencanaan adalah suatu proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan,
menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya. Di bidang
kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk menumbuhkan,
merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan kebutuhan dan
sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan
menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Kolaborasi interprofesi adalah kerjasama antar profesi kesehatan dari latar
belakang profesi yang berbeda dengan pasien dan keluarga pasien untuk memberikan
kualitas pelayanan yang terbaik (WHO, 2010). Dalam pelayanan kebidanan kolaborasi
interprofesi yang baik dapat menurunkan angka mortalitas, angka komplikasi, lama
rawat di rumah sakit, durasi pengobatan, serta mengurangi biaya perawatan,
meningkatkan kepuasan pasien dan tim profesi kesehatan, mengurangi ketegangan dan
konflik diantara tim kesehatan
Jadi dalam pemberian pelayanan kesehatan diperlukan adanya perencanaan
manajemen pelayanan yang baik agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Dalam pemberian pelayanan harus ada kolaborasi interprofesional agar tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai yaitu menurunkan angka mortalitas, angka komplikasi,
lama rawat di rumah sakit, durasi pengobatan, serta mengurangi biaya perawatan,
meningkatkan kepuasan pasien dan tim profesi kesehatan, mengurangi ketegangan dan
konflik diantara tim kesehatan.

B. . Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep perencanaan manajemen pelayanan kesehatan?
2. Bagaimana matriks perencanaan manajemen pelayanan kesehatan melalui
kolaborasi interprofesional yang berfokus pada Women Centered Care (WCC)?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep perencanaan manajemen pelayanan kesehatan

i
2. Mengetahui matriks perencanaan manajemen pelayanan kesehatan melalui
kolaborasi interprofesional yang berfokus pada Women Centered Care (WCC)

i
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan Pelayanan Kesehatan


1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah proses untuk menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah
kesehatan di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Perencanaan (Planning) adalah fungsi manajemen yang harus bisa menjawab rumus
5W+1H.What (apa) yang akan dilakukan, why (mengapa) harus melakukan apa,
when (kapan) melakukan apa, where (dimana) melakukan apa, who (siapa) yang
melakukan apa, how (bagaimana) cara melakukan apa.
2. Jenis Perencanaan
a. Dilihat dari jangka waktu berlakunya yaitu rencana jangka panjang, menengah dan
jangka pendek.
b. Dilihat dari tingkatannnya yaitu rencana induk, rencana operasional, dan rencana
harian.
c. Dilihat dari lingkupnya yaitu rencana strategis, rencana taktis, rencana menyeluruh
dan rencana terintegrasi.
3. Manfaat Perencanaan
a. Memberikan arah yang jelas pada organisasi karena mengetahui tujuan dan cara
mencapainya
b. Mengetahui struktur organisasi yang dibutuhkan
c. Mengetahui jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian tugasnya
d. Mengukur hasil kegiatan yang akan dicapai.
4. Unsur Pokok Perencanaan

Perencanaan dalam manajemen pelayanan kebidanan merupakan bagian dari

administrasi kesehatan, yang mana terdiri atas beberapa unsur pokok yaitu:

a. Input

Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat melaksanakan

pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam

organisasi dari menejemen termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya,

prosedur serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas dimana pelayanan

diberikan.

Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan kesehatan

merupakan unsur masukan yang terpenting adalah tenaga, dana dan sarana.

i
Secara umum di sebutkan apabila tenaga dan sarana kuantitas dan kualitas, tidak

sesuai standar yang ditetapkan, serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan

kebutuhan, maka sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan.

Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat, input ada

3 macam, yaitu:

1) Sumber (resources)

Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk

menghasilkan barang atau jasa. Sumber (resources) dibagi 3 macam:

a) Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas:

b) Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat

c) Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga

2) Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi:

a) Modal bergerak (working capital): uang, giro

b) Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, sarana kesehatan.

1) Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di

alam, yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.

a) Tatacara (prosedures)

Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi

kesehatan yang dimiliki dan yang diterapkan.

b) Kesanggupan (capacity)

Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga

pelaksana. Input manajemen juga terdiri dari:

 Man : Tenaga yang di manfaatkan. Contoh : Staf atau Bidan yang

kompeten

 Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untuk program

 Material : materi ( sarana dan prasarana ) yang dibutuhkan

 Metode: Cara yang dipergunakan dalam bekerja atau prosedur kerja

 Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program

 Market: Pasar dan pemasaran atau sarana program

b. Proses

i
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen. Pada

umumnya, proses ataupun fungsi manajemen merupakan tanggung jawab

pimpinan. Pendekatan proses adalah semua metode dengan cara bagaimana

pelayanan dilakukan.

Semua tindakan yang dilakukan pada waktu menyelenggarakan pelayanan

kesehatan. Tindakan tersebut dapat dibedakan atas dua macam, yakni tindakan

medis dan tindakan non medis. Secara umum disebutkan apabila kedua tindakan

ini tidak sesuai dengan standar yang di tetapkan, maka sulitlah di harapkan

bermutunya pelayanan kesehatan. Dalam proses terdapat :

1) Perencanaan (P1)

Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan, menentukan

kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan kegiatan yang

paling pokok dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan (landasan dasar). Contoh perencanaan adalah:

 Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas.

 Rencana Pelatihan untuk kader, nakes

2) Pengorganisasian (P2)

Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan menggolong-

golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan, penetapan tugas-tugas dan

wewenang seseorang dan pendelegasian wewenang dalam rangka pencapaian

tujuan layanan kebidanan. Inti dari pengorganisasian adalah merupakan alat

untuk memadukan atau sinkronisasi semua kegiatan yang berasfek personil,

finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan pelayanan

kebidanan yang telah di tetapkan. Contoh pengorganisasian adalah

Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes dan Balai Desa

3) Penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian (P3)

Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk menciptakan iklim

kerja sama di antara pelaksanaan program pelayanan kebidanan sehingga

tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang manajer

i
pelayanan kebidanan mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya

yang ada untuk mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang telah di sepakati.

Contoh penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian adalah :

Pencatatan dan pelaporan (SP2TP), Supervisi, Stratifikasi Puskesmas dan

survey

c. Output

Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen

kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services).

Dalam kebidanan dikenal pelayanan kebidanan. Hasil atau output adalah hasil

pelaksanaan kegiatan.

Output Yaitu yang menunjuk pada penampilan (perfomance) pelayanan


kesehatan Penampilan daat dibedakan atas dua macam. Pertama, penampilan
aspek medis pelayanan kesehatan. Kedua, penampilan aspek non medis
pelayanan kesehatan. Secara umum di sebutkan apabila kedua penampilan ini
tidak sesuai dengan standar yang telah di tetapkan.
5. Langkah-langkah Perencanaan

Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada proses penyusunan sebuah

perencanaan terdiri dari:

a. Analisis Situasi

Analisis situasi adalah langkah pertama proses penyusunan perencanaan. Langkah

ini dilakukan dengan analisis data laporan yang dimiliki oleh organisasi (data

pimer) atau mengkaji laporan lembaga lain (data sekunder) yang data nya

dibutuhkan, observasi, dan wawancara. Agar mampu melaksanakan analisis situasi

dengan baik, manajer dan staf sebuah organisasi atau mereka yang diberikan tugas

sebagai tim perencana harus dibekali ilmu epidemiologi, ilmu antropologi, ilmu

demografi, ilmu ekonomi dan ilmu statistik.

b. Mengidentifikasi Masalah dan Prioritasnya

Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data. Data dianalisis lebih

lanjut menggunakan pendekatan epidemiologi untuk dapat dijadikan informasi

tentang distribusi di suatu wilayah, berdasarkan kurun waktu tertentu dan pada

kelompok masyarakat tertentu. Informasi lain yang perlu dicari adalah bagaimana

tanggapan masyarakat tentang maslah kesehatan masyarakat tersebut dan bagaimana

i
potensi organisasi untuk memecahkannya. Informasi tersebut dibutuhkan oleh

pimpinan untuk mengambil keputusan tentang bagaimana puskesmas akan

mengembangkan program intervensi.

c. Menentukan Tujuan Program

Setelah prioritas masalah kesehatan ditetapkan, kemudian menetapkan tujuan

program. Semakin jelas rumusan masalah kesehatan masyarakat akan semakin

mudah menyusun tujuan program.

d. Mengkaji Hambatan Dan Kelemahan Program

Tujuan mengkaji kembali hambatan dan kelemahan program adalah untuk

mencegah atau mewaspadai timbulnya hambatan serupa.

e. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)

Pada saat memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan tujuan dan target

yang ingin dicapai. Langkah ini dilakukan sebelum proses penyusunan rencana kerja

operasional. Untuk membuat RKO kita harus mengetahui :

1) Why: Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas.

2) What: Apa tujuan yang ingin dicapai

3) How : Bagaimana cara mengerjakannya

4) Who : siapa yang akan mengerjakan, dan sasarannya harus jelas

5) What kind of support : Sumber daya pendukung

6) Where: dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas.

7) When: Kejelasan waktu untuk melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan.

8) Jika perlu ditambah dengan which: Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut

(lintas sektor walaupun lintas program yang terkait).

6. Metode Perencanaan

a. Fishbone Diagram

Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan

penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada

rutinitas. Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari

satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi

brainstorming. Diagram Fishbone dapat digunakan untuk menganalisis

permasalahan baik pada level individu, tim, maupun organisasi.

i
Fishbone Diagram

b. Analisis SWOT

Analisis SWOT bisa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan

dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja.

Penting untuk diketahui bahwa dalam melakukan analisis SWOT, pengetahuan dan

pemahaman akan visi/ misi organisasi harus diketahui secara baik, sehingga analisis

akan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi. 

7. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui
asuhan kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari
kehamilan,persalinan,nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, termasuk
kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan
Kebidanan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yg
diberikan oleh bidan yg telah terdaftar yg dapat dilakukan secara mandiri,
kolaborasi atau rujukan. (Soepardan, 2008)
Pada pelayanan kebidanan terdapat tiga macam pelayanan kebidanan yaitu
pelayanan kebidanan pelayanan bidan tugas mandiri, pelayanan kebidanan
kolaborasi, dan pelayanan kebidanan rujukan. Sasaran pelayanan kebidanan
adalah masyarakat khususnya perempuan yang meliputi upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
8. Pelayanan Kolaborasi Interprofesional
Kolaborasi adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab (kerjasama)
dengan rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada
pasien. Dalam praktiknya, kolaborasi dilakukan dengan mendiskusikan diagnosis
pasien serta bekerjasama dalam penatalaksanaan dan pemberian asuhan.
Masing-masing tenaga kesehatan dapat saling berkonsultasi dengan tatap muka
langsung atau melalui alat komunikasi lainnya dan tidak perlu hadir ketika
tindakan dilakukan. Petugas kesehatan yang ditugaskan menangani pasien
bertanggung jawab terhadap keseluruhan penatalaksanaan asuhan.
Pelayanan kebidanan kolaborasi adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan
sebagai anggota tim yang kegiatannya di lakukan secara bersamaan atau sebagai

i
salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan. Tujuan
pelayanan ini adalah berbagi otoritas dalam pemberian pelayanan berkualitas
sesuai ruang lingkup masing-masing. Elemen kolaborasi mencakup:
1. Harus melibatkan tenaga ahli dengan keahlian yang berbeda, yang dapat
bekerjasama secara timbal balik dengan baik.
2. Anggota kelompok harus bersikap tegas dan mau bekerjasama.
3. Kelompok harus memberi pelayanan yang keunikannya dihasilkan dari
kombinasi pandangan dan keahlian yang di berikan oleh setiap anggota tim
tersebut.
Tugas pelayanan kolaborasi /kerjasama terdiri dari:
1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
2. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
6. Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.

Dalam praktik pelayanan kebidanan, layanan kolaborasi adalah asuhan


kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama
semua pemberi pelayanan yang terlibat. Misalnya : bidan, dokter, dan atau
tenaga kesehatan profesional lainnya. Bidan merupakan anggota tim.
Bidan meyakini bahwa dalam memberi asuhan harus tetap menjaga,
mendukung, dan menghargai proses fisiologis manusia. Intervensi dan
penggunaan teknologi dalam asuhan hanya atas indikasi. Rujukan yang
efektif dilakukan untuk menjamin kesejahteraan ibu dan bayinya. Bidan
adalah praktisi yang mandiri. Bidan bekerja sama mengembangkan
kemitraan dengan anggota dan kesehatan lainnya. Dalam melaksanakan
tugasnya, bidan melakukan kolaborasi, konsultasi, dan perujukan sesuai
dengan kondisi pasien, kewenangan, dan kemampuannya.

i
B. Contoh Matriks Perencananaan Pelayanan Kesehatan

MATRIKS PERENCANAAN STRATEGIS ORGANISASI DINAS KESEHATAN


MATRIKS SWOT DAN CARA PEMILIHAN ISU STRATEGIS
VISI : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DALAM PELAYANAN ANC ( ANTE
NATAL CARE ) BERKUALITAS
STRATEGI
MISI NILAI
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
1. Memberikan 1.Pelayanan ANC 1. Setiap Ibu hamil 1. Melaksanakan  Pelayanan ANC
pelayanan mendapatkan pelatihan dilakukanj setiap
terpadu dengan
ANC terpadu Pelayanan ANC pelatihan bagi hari kerja di poli
2. Pelayanan Unit terkait terpadu baik pada [petugas KIA.
ANC kunjungn awal untuk  Melaksanakan
2. Dokter/Bidan dan
dilakukan oleh maupun ulangan meningkatkan pertemuan
Dokter Obgyn tenaga kes yg lain kompetensi berkala
dan Bidan 2. Mengevaluasi  Membuat laporan
mempunyai
profesonal. kunjungan bulanan ttg
3. Menciptakan kompotensi dalam Ibu Hamil kujungan ibu
hubungan baik setiap 3 bulan hamil
memberikan
Antar Petugas dan  Ketersedian buku
dengan Ibu pelayanan. merencanakan KIA di Poli
hamil dan keg. Untuk
keluarganya meningkatkan
4. Meningkatkan 3. Mengutamakan cakupan dan
sisitem kualitas
kesehatan Ibu dan
rujukan yang pelayanan.
berjenjang Anak tanpa 2. Setiap petugas 3. Program  Membina Hub
sebagai yang memberikan pengadaan Baik dngn lintas
memandang status
deteksi pelayanan ANC buku KIA sektoral dan
komplikasi sosial mampu secara gratis lintas program
secara dini mendeteksi secara  Dalam
dini resiko meningkatkan
komplikasi cakupan Ibu
hamil dan
meningkatkan
kualitas pel.
3 Sistem rujukan 4 sistem  Melaksanakan
yang berjenjang rujukan yg kegiatan ANC
mendapatkan baik terpadu dgn Unit
penanganan lebih (berjenjang) terkait
cepat mendapatkan
system
4. Semua ibu hamil penjaminan
berkunjung kes.
mendapatkan
buku KIA untuk
meningkatkan
pengetahuan ibu
dan keluarga

i
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencananaan pelayanan kebidanan adalah suatu proses mempersiapkan secara

sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Perencanaan dalan manajemen pelayanan kebidanan merupakan bagian dari

administrasi kesehatan,yang mana terdiri atas beberapa unsur pokok yaitu: input,

proses,output, effect, dan outcome.

Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui


asuhan kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari
kehamilan,persalinan,nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, termasuk kesehatan
reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan Kebidanan
merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yg diberikan oleh bidan yg
telah terdaftar yg dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
perencanaan manajemen pelayanan kesehatan melalui kolaborasi
interprofesional adalah suatu proses mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang
akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan kerjasama antar
profesi kesehatan dari latar belakang profesi yang berbeda

Dalam praktik pelayanan kebidanan, layanan kolaborasi adalah asuhan


kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua
pemberi pelayanan yang terlibat. Misalnya: bidan,dokter, dan atau tenaga kesehatan
profesional lainnya. Bidan merupakan anggota tim.

B. Saran
Diharapkan bidan dapat memahami cara pembuatan perencanaan pelayanan
kesehatan serta dapat mengaplikasikanya dalam praktik kebidanan di PMB. Bidan juga
diharapkanbidan dapat melakukan kolaborasi dengan sesama bidan atau dengan tenaga
kesehatan lainnya jika menemukan pasien yang membutuhkan penanganan yang tidak
bisa ditangani bidan

i
DAFTAR PUSTAKA

De Bernis, L. V Kinney, M. Stones, William. Ten Hoope-Bender, P.Vivio, D. Hopkins


Leisher, S. et al. (2016). Stillbirths: Ending Preventable Deaths by 2030. Vol. 15.
pp. 1-14.

Mardiah1. Hardiana, H. (2018). Alternatif Kebijakan Operasional Audit Maternal


Perinatal (AMP) Di Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan (Alternative of
Operational Policy Maternal Perinatal Audit (MPA) In Barito Kuala District South
Kalimantan).Vol. 8. Pp. 69-85.

Masruroh. 2015. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika

Muninjaya, Gde AA, 2011. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC

Simatupang, Erna Juliana. 2008. Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta: EGC

Syafruddin. 2009. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan dalam Kebidanan.


Jakarta: Trans Info Media

Ten Hoope-Bender, P. MBA (Independent Consultant in Womens Health and


Development). Castro Lopes, ST. Nove, A. Michel-Schuldt, M. T Moyo, N. et al.
(2016). Midwifery 2030: A Woman’s Pathway to Health. What Does This Mean?
Vol. 32. pp. 1-6.

i
i

Anda mungkin juga menyukai