Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN DAN PENGORGANISASIAN DALAM PELAYANAN

KESEHATAN DI INDONESIA

MAKALAH

DOSEN PENGAMPU :

NURHAYATI, S.ST, M.BIOMED

DISUSUN OLEH :

PUTRI INTAN PERMATA SARI

(1815301398)

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN

KEBIDANAN UNIVERSITAS FORK DE KOCK

KOTA BUKITTINGGI

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini.

Dan tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa kami dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan

seperti sekarang ini. Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing

kami, Ibu Nurhayati,S.ST, M.Biomed yang telah memberikan ilmu dalam mata kuliah ini.

Makalah ini berisikan tentang Perencanaan dan Pengorganisasian Dalam Pelayanan

Kesehatan Di Indonesia. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan

demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhai segala usaha kita. Amin.

Bukittinggi, 11 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................... 3

A. Perencanaan Pelayanan Kesehatan ................................................................ 3

B. Pengorganisasian Pelayanan Kesehatan ........................................................ 13

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 15

A. Kesimpulan .................................................................................................... 15

B. Saran .............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 16


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan harus dapat melaksanakan pelayanan

kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Dalam hal ini bidan berperan sebagai

seorang manajer, yaitu mengelola segala sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan

yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan pemahaman

mengenai dasar-dasar manajemen dan perencanaan pengorganisasian dalam pelayanan

kebidanan sehingga pelayanan yang diberikan berkualitas.

Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan pemberian pelayanan

kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan

kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.

Perencanaan adalah suatu proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan, menyusun

dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya. Perencanaan akan memberikan pola

pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan

melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses

pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Di bidang kesehatan perencanaan dapat

didefenisikan sebagai proses untuk menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan

di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan

program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan tersebut.

Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan

penting seperti halnya fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengorganisasian seluruh sumber

daya yang dimiliki oleh organisasi akan diatur penggunaannya secara efektif dan efisien

untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.


B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui perencanaan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia

2. Untuk mengetahui pengoorganisasian dalam pelayanan kesehatan di Indonesia

3. Untuk mengetahui perencanaan dan penggorganisasian pelayanan kesehatan


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Perencanaan Dalam Pelayanan Kesehatan

1. Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan, menyusun

dan menetapkan rangkaian kegiatan unutk mencapainya. Rencana merupakan suatu pola pikir

yang sistematis untuk mewujudkan suatu tujuan dengan mengorganisasikan dan

mendayagunakan sumber yang tersedia. Perencanaan adalah suatu proses penyusunan

rencana yang menggambarkan keinginan untuk mencapai tujuan tertentu melalui suatu

kegiatan dengan mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber yang tersedia.

Perencanaan (Planning) adalah fungsi manajemen yang harus bisa menjawab rumus

5W+1H.What (apa) yang akan dilakukan, why (mengapa) harus melakukan apa, when

(kapan) melakukan apa, where (dimana) melakukan apa, who (siapa) yang melakukan apa,

how (bagaimana) cara melakukan apa.

Perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk

mencapai tujuan yang telah digariskan mencakup kegiatan pengambilan keputusan.

Swanburg mengatakan bahwa planning adalah memutuskan seberapa luas akan dilakukan,

bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya. Dibidang kesehatan perencanaan dapat

didefenisikan sebagai proses untuk menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan

di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan

program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan tersebut.

Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah

kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang

tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah
praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Jadi perencanaan dalam

pelayanan kebidanan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang

akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam kebidanan.

2. Unsur – Unsur Pokok Perencanaan

Perencanaan dalam manajemen pelayanan kebidanan merupakan bagian dari

administrasi kesehatan, yang mana terdiri atas beberapa unsur pokok yaitu :

a. Input

Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat melaksanakan

pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi dari

menejemen termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana dan

prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan.

Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan kesehatan

merupakan unsur masukan yang terpenting adalah tenaga, dana dan sarana. Secara umum di

sebutkan apabila tenaga dan sarana kuantitas dan kualitas, tidak sesuai standar yang

ditetapkan, serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah

diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan.

Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat, input ada 3

macam, yaitu:

a. Sumber (resources)

Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk

menghasilkan barang atau jasa. Sumber (resources) dibagi 3 macam:

1) Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas:

a) Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat

b) Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga

2) Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi:


a) Modal bergerak (working capital): uang, giro

b) Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, sarana kesehatan.

3) Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di alam,

yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.

b. Tatacara (prosedures)

Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang

dimiliki dan yang diterapkan.

c. Kesanggupan (capacity)

Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana.

Input manajemen juga terdiri dari:

a. Man : Tenaga yang di manfaatkan. Contoh : Staf atau Bidan yang kompeten

b. Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untuk program

c. Material : materi ( sarana dan prasarana ) yang dibutuhkan

d. Metode: Cara yang dipergunakan dalam bekerja atau prosedur kerja

e. Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program

f. Market: Pasar dan pemasaran atau sarana program

b. Proses

Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen. Pada umumnya, proses ataupun

fungsi manajemen merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah semua

metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan. Dalam proses terdapat:

a) Perencanaan (P1)

Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan, menentukan kebutuhan

dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan kegiatan yang paling pokok dan

menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (landasan dasar).
Contoh perencanaan adalah:

1) Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas.

2) Rencana Pelatihan untuk kader, nakes

b) Pengorganisasian (P2)

Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan menggolong-golongkan, dan

mengatur berbagai kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang dan

pendelegasian wewenang dalam rangka pencapaian tujuan layanan kebidanan. Inti dari

pengorganisasian adalah merupakan alat untuk memadukan atau sinkronisasi semua kegiatan

yang berasfek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan

pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan.

Contoh pengorganisasian adalah:

1) Puskesmas

2) Puskesmas Pembantu

3) Polindes dan Pembantu

4) Balai Desa

c) Penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian (P3)

Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk menciptakan iklim kerja sama di

antara pelaksanaan program pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara

efektif dan efisien.

Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang manajer pelayanan

kebidanan mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai

tujuan pelayanan kebidanan yang telah di sepakati.

Contoh penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian adalah:

1) Pencatatan dan pelaporan (SP2TP)

2) Supervisi
3) Stratifikasi Puskesmas

4) Survey

c. Output

Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen kesehatan, output

dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services). Dalam kebidanan dikenal

pelayanan kebidanan. Hasil atau output adalah hasil pelaksanaan kegiatan.

Output Yaitu yang menunjuk pada penampilan (perfomance) pelayanan kesehatan

Penampilan daat dibedakan atas dua macam. Pertama, penampilan aspek medis pelayanan

kesehatan. Kedua, penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan. Secara umum di

sebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan standar yang telah di tetapkan

maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bukan pelayanan kesehatan yang

bermutu.

Cakupan Kegiatan Program: Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima layanan

kebidanan (memerator), dibandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat yang menjadi

sasaran program kebidanan (denominator). Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar

pelayanan kebidanan (mulai dari KIE, Asuhan Kebidanan, dsb). Contoh: Untuk BPS:

Outputnya adalah Kesejahteraan ibu dan janin, Kepuasan Pelanggan, Kepuasan bidan sebagai

provider.

d. Effect

Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat yang diukur dengan peran serta

masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kebidanan yang ada di sekitarnya (Posyandu,

BPS, Puskesmas dsb) yang tersedia.

e. Outcome

Di pergunakan untuk menilai perubahan atau dampak (impact) suatu program,

perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan masyarakat.


3. Langkah – Langkah Perencanaan

Langkah awal untuk menyusun perencanaan dapat dimulai dengan sebuah gagasanatau

cita-cita yang terfokus pada situasi tertentu. Sebagai suatu proses, perencanaan kesehatan

mempunyai beberapa langkah. Ada lima langkah yang perlu dilakukan pada

prosespenyusunan sebuah perencanaan terdiri dari:

a) Analisis Situasi

Analisis situasi adalah langkah pertama proses penyusunan perencanaan. Langkah ini

dilakukan dengan analisis data laporan yang dimiliki oleh organisasi (data pimer) atau

mengkaji laporan lembaga lain (data sekunder) yang data nya dibutuhkan, observasi, dan

wawancara. Agar mampu melaksanakan analisis situasi dengan baik, manajer dan staf sebuah

organisasi atau mereka yang diberikan tugas sebagai tim perencana harus dibekali ilmu

epidemiologi, ilmu antropologi, ilmu demografi, ilmu ekonomi dan ilmu statistik.

Data yang diperlukan untuk menyusun perencanaan kesehatan terdiri dari:

a. Data tentang penyakit dan kejadian sakit

Untuk menyusun perencanaan kesehatan, analisis situasi diarahkan untuk

menghimpun data tentang masalah kesehatan masyarakat. Untuk menjelaskan

masalah kesehatan masyarakat yang sedang diamati, data penyakit yang tercatat pada

catatan surveilan harus diolah lagi dengan pendekatan epidemiologi dan informasinya

disajikan dengan menggunakan statistik. Dengan memproses data penyakit

menggunakan pendekatan epidemiologi akan diketahui wilayah mana saja penyakit

atau masalah kesehatan masyarakat tersebut berkembang, kapan terjadinya, siapa saja

kelompok penduduk di wilayah tersebut yang menderita penyakit tersebut, apa saja

faktor yang terkait dengan penyakit yang sudah berkembang menjadi masalah

kesehatan masyarakat.
b. Data kependudukan

Data kependudukan yang perlu dihimpun yang ada kaitannya dengan penyakit

yang sedang diamati adalah jumlah dan distribusi penduduk per wilayah, per jenis

kelamin, dan per kelompok umur, dan tingkat kepadatan penduduknya. Vital statistik

tentang kelahiran, kematian akibat penyakit tersebut.

c. Data potensi organisasi kesehatan

Data yang juga perlu dihimpun untuk menyusun perencanaan kesehatan

adalah jumlah RS (kapasitas tempat tidur, jumlah dan kualifikasi tenaga medis/para

medis yang dimiliki. Data ini akan bermanfaat jika tim perencana ingin mengadakan

kerjasama dengan lembaga lain yang juga menyediakan pelayanan kesehatan. Analisis

situasi juga dilakukan untuk menganalisis potensi dan kelemahan organisasi

(pelaksana program). Manfaat semaksimal mungkin potensi organisasi dan

lingkungan sosial yang ada di suatu wilayah, tetapi waspadai kelemahan yang

mungkin akan menjadi kendala atau menghambat pelaksanaan kegiatan program di

lapangan.

d. Keadaan lingkungan dan geografi

Data ini dikaitkan dengan perkembangan penyakit atau masalah kesehatan

yang diamati di masayrakat. Data lingkungan desa dan tempat-tempat umum di

wilayah tersebut yang perlu dicatat adalah sekolah, pasar, tempat ibadah, sumber air,

dan mutu air minum yang digunakan oleh masyarakat, sistem pembuangan air

limbah/sampah, jamban keluarga. Data ini dikaji untuk mengetahui keterkaitan nya

dengan perkembangan berbagai vektor dari penyakit yang sedang diamati di suatu

wilayah.

e. Data sarana dan prasarana


Data tentang sarana transportasi dan komunikasi yang tersedia di suatu

wilayah juga mendapat perhatian tim perencana. Data ini penting diketahui pada saat

tim menyusun rencana pebgembangan program kesehatan yang membutuhkan

informasi tentang mobilitas penduduk, pengiriman data dan logistik, supervisi,

kemudian rujukan pasien dan sebagainya.

Data yang dikumpulkan dari analisis situasi dapat diperoleh dari catatan rutin

organisasi kesehatan (kegiatan surveilan program puskesmas atau dinkes

kabupaten/kota) atau dapat diambil dari sektor lainnya yang ada di desa, kantor

kecamatan, atau kantor dinkes kabupaten/kota. Dari laporan kegiatan program

puskesmas atau dinkes kesehatan kabupaten/kota akan diperoleh data tentang jenis

dan distribusi penyakit, jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan, jumlah anggaran

yang dialokasikan untuk sektor kesehatan.

Data dari kantor kecamatan atau kelurahan adalah daa tentang kependudukan,

data sosial ekonomi, data geografi dan dat organisasi sosial kemasyarakatan. Data ini

setelah diolah harus dipilah-pilah lagi agar diketahui mana informasi potensi dan

kelemahan organisasi dan mana yang mungkin menjadi peluang dan ancaman pada

saat pelaksanaan program.

b) Identifikasi Prioritas Masalah

Model identifikasi masalah di atas akan membantu untuk mengkaji suatu masalah

kesehatan masyarakat dan faktor-faktor risikonya (lingkungan dan perilaku

masyarakat). Yang perlu dibedakan adalah masalah program (input, proses, output,

efek) dan yang mana masalah kesehatan masyarakat (outcome/dampak dari sebuah

sistem).
c) Menentukan Tujuan Program

Setelah prioritas masalah kesehatan ditetapkan, kemudian menetapkan tujuan

program. Semakin jelas rumusan masalah kesehatan masyarakat dengan

menggunakan kriteria di atas akan semakin mudah menyusun tujuan program.

d) Mengkaji Hambatan dan Kelemahan Program

1) Hambatan yang bersumber pada

Hambatan ini merupakan aspek kelemahan organisasi. Motivasi kerja staf rendah,

pengetahuan dan keterampilan kurang, staf belum mampu mengembangkan

partisifasi masyarakat setempat. Peralatan sterilisasi belum tersedia atau dana

untuk membeli peralatan tersebut tidak dialokasikan.

2) Hambatan yang terjadi pada lingkungan

Hambatan geografis (jalan rusak), iklim atau musim hujan, masalah tingkat

pendidikan masyarakat yang masih rendah, sikap dan budaya masyarakat yang

tidak kondusif (masih banyak tabu, salah persepsi, mitos dan sebagainya). Semua

kendala dan hambatan yang bersumber pada lngkungan seperti ini sebaiknaya

dianalisis pada saat melakukan kajian terhadap perilaku sehat-sakit masyarakat.

e) Menyusun Rencana Kerja Operasional

Hambatan (kelemahan) yang bersumber dari dalam organisasi harus dikaji dahulu

sebelum rencana kerja operasional disusun. Jika tidak, program yang akan

dilaksanakan akan terhambat oleh faktor organisasi. Faktor lingkungan di luar

organisasi seperti peran serta masyarakat dan kerja sama lintas sektor juga penting

dikaji sebagai bagian dari strategi pengembangan program di lapangan. Pada saat

memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan tujuan dan target yang ingin

dicapai.
4. Metode Perencanaan

a. Fishbone Diagram

Fishbone diagram (diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti tulang ikan) sering

juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr.

Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat

kualitas dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin

mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team

cenderung jatuh berpikir pada rutinitas.

Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan jika masalah dan

akar penyebab masalah sudah ditemukan. Manfaat fishbone diagram ini dapat menolong kita

untuk menemukan akar penyebab masalah secara user friendly, tools yang use friendly

disukai orang-orang di industri manufaktur di mana proses di sana terkenal memiliki banyak

ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan.

Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek

atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan

dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin,

prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu

diuraikan melalui sesi brainstorming.

b. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu metode perencanaaan strategi dengan mengidentifikasi

berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-

kelemahan (Weaknesses) suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta

ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan sekitar untuk merumuskan strategi yang tepat

bagi organisasi. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan

kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong

para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh

mereka. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat

sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja.

B. Peorganisasian Dalam Pelayanan Kesehatan

1. Defenisi Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi

wadah bagi segenap kegiatan bekerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan

pekerjaan yang harus dilakukan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja

diantara satuan organisasi atau para pejabatnya.

Pengorganisasian adalah pengkoordinasian secara rasional berbagai kegiatan dari

sejumlah orang tertentu untuk mencapai tujuan bersama, melalui pengaturan pembagian kerja

dan fungsi menurut penjenjangannya secara bertanggung jawab

2. Langkah – Langkah Pengorganisasian

a) Tujuan organisasi harus dipahami. Tujuan organisasi sudah disusun pada saat fungsi

perencanaan.

b) Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai

tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang mengemban tugas pokok organisasi sesuai

dengan visi dan misi organisasi Untuk itu membagi tugas pokok pada staf yang ada.

Dari sini akan muncul gagasan pengembangan bidang-bidang, seksi-seksi dan

sebagainya sesuai dengan kegiatan pokok.

c) Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang prkatis. Pembagian

tugas pokok ke dalam elemen kegiatan harus mencerminkan apa yang harus

dikerjakan oleh staf.


d) Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan dan menyediakan fasilitas

pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugas nya. Pengaturan ruangan dan

dukungan alat-lat kerja adalah salah satu contohnya.

e) Penugasan personel yang cakap yang memilih dan menempatkan staf yang dianggap

mampu melaksanakan tugas. Bagian ini penting dipahami oleh manajer personalia

pada saat mengangkat atau memilih staf pejabat atau yang akan melaksanakan tugas-

tugas tertentu organisasi.

f) Mendelegasikan wewenang, tugas-tugas staf dan mekanisme pelimpahan wewenang

dapat diketahui melalui struktur organisasi yang dianut. Untuk organisasi seperti

puskesmas yang mempunyai jumlah tenaga yang terbatas tetapi ruang lingkup kerja

dan kegiatannya cukup luas, prinsip kerja sama yang sifatnya integratif perlu

diterapkan. Contohnya: kegiatan imunisasi. Staf puskesmas yang diberikan

kewenangan mengoordinasi kegiatan imunisasi hanya satu, tetapi sasaran kelompok

penduduk dan wilayah kerjanya cukup luas. Untuk melaksanakan kegiatan ini, staf

lain diberikan tugas dan wewenang membantu melaksanakan kegiatan imunisasi

tersebut sehingga semua penduduk sasaran dapat diberikan pelayanan imunisasi

secara efisien dan efektif.

3. Manfaat Pengorganisasian

Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian, seorang manajer akan dapat

mengetahui:

a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.

b. Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui

kegiatan yang dilakukannya.

c. Pendelegasian wewenang

d. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencananaan pelayanan kebidanan adalah suatu proses mempersiapkan secara

sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Perencanaan dalan manajemen pelayanan kebidanan merupakan bagian dari administrasi

kesehatan,yang mana terdiri atas beberapa unsur pokok yaitu: input, proses,output, effect,

dan outcome.

Untuk membuat perencanaan kita harus mengetahui Why: Mengapa kegiatan itu harus

dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas. What: Apa tujuan yang ingin dicapai, How:

Bagaimana cara mengerjakannya, Who: siapa yang akan mengerjakan, dan sasarannya

harus jelas, What kind of support: Sumber daya pendukung, Where: di mana kegiatan

akan dilakukan tertera jelas, When: Kejelasan waktu untuk melaksanakan dan

menyelesaikan kegiatan. Jika perlu ditambah dengan which: Siapa yang terkait dengan

kegiatan tersebut (lintas sektor walaupun lintas program yang terkait).

Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur

berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang, dan

pendelegasian wewenang oleh pimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

B. Saran

Pelayanan kesehatan di Indonesia dapat ditingkatkan lagi sehingga tujuan tujuan

pelayanan kesehatan dapat tercapai dari segala aspek. perencanaan dan pengorganisasian

lebih tertur dan mencakup semua aspek.


DAFTA PUSTAKA

De Bernis, L. V Kinney, M. Stones, William. Ten Hoope-Bender, P.Vivio, D. Hopkins


Leisher, S. et al. (2016). Stillbirths: Ending Preventable Deaths by 2030. Vol. 15. pp.
1-14.

Mardiah1. Hardiana, H. (2018). Alternatif Kebijakan Operasional Audit Maternal Perinatal


(AMP) Di Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan (Alternative of Operational
Policy Maternal Perinatal Audit (MPA) In Barito Kuala District South
Kalimantan).Vol. 8. Pp. 69-85.

Masruroh. 2015. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika

Muninjaya, Gde AA, 2011. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC

Simatupang, Erna Juliana. 2008. Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta: EGC

Syafruddin. 2009. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan dalam Kebidanan.


Jakarta: Trans Info Media

Ten Hoope-Bender, P. MBA (Independent Consultant in Womens Health and Development).


Castro Lopes, ST. Nove, A. Michel-Schuldt, M. T Moyo, N. et al. (2016). Midwifery
2030: A Woman’s Pathway to Health. What Does This Mean? Vol. 32. pp. 1-6.

Anda mungkin juga menyukai