Anda di halaman 1dari 51

PERENCANAAN DAN PENGORGANISASIAN

PUSKESMAS
Maria Ulfa
STIKes Cendekia Utama
PERENCANAAN PUSKESMAS
Pengertian Perencanaan Puskesmas
• Perencanaan Puskesmas merupakan fungsi manajemen Puskesmas yang pertama dan menjadi landasan

serta titik tolak pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya.

• Perencanaan kesehatan adalah suatu proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang

berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya, menetapkan tujuan program yang

paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

tersebut (Muninjaya, 2004).

• Perencanaan Puskesmas adalah penyusunan kegiatan Puskesmas yang akan dilakukan di masa yang akan

datang untuk mencapai tujuan Puskesmas.


Manfaat Perencanaan (Planning)
1. Dengan adanya perencanaan, maka pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan

efektif dan efisien.

2. Dapat mengatakan bahwa tujuan yang telah ditetapkan tersebut, dapat dicapai dan

dapat dilakukan koreksi atas penyimpangan-penyimpangan yang timbul seawal mungkin.

3. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dengan mengatasi hambatan

dan ancaman.

4. Dapat menghindari adanya kegiatan pertumbuhan dan perubahan yang tidak terarah

dan terkontrol (Erly S, 2003).


Aspek-Aspek Perencanaan
1. Hasil dari Pekerjaan Perencanaan Puskesmas
Hasil dari pekerjaan (outcome of planning) disebut sebagai
rencana (plan) yang dapat berbeda antara satu pekerjaan
perencanaan lainnya. Hasil pekerjaan perencanaan yang
dilakukan oleh Puskesmas adalah rencana Puskesmas.
2. Perangkat perencanaan Puskesmas

• Perangkat perencanaan (mechanic planning) adalah satuan


organisasi yang ditugaskan dan atau yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pekerjaan perencanaan.

• Pada suatu organisasi yang kecil dan sederhana seperti Puskesmas,


tidak ada perangkat khusus yang membidangi perencanaan.

• Perencanaan Puskesmas dilakukan oleh para penanggung jawab


program Puskesmas dengan mengikutsertakan seluruh pegawai di
bawah koordinasi kepala tata usaha dengan bimbingan dan
pengarahan kepala Puskesmas.
3. Proses perencanaan

Proses perencanaan (process of planning) adalah langkah-langkah


yang harus dilaksanakan pada pekerjaan perencanaan. Berbeda
dengan hasil dan perangkat, proses perencanaan ini pada dasarnya
adalah sama untuk berbagai pekerjaan perencanaan. Untuk dapat
menghasilkan suatu rencana yang baik, sebaiknya langkah-langkah
yang ditempuh adalah sama.
Tipe-Tipe Perencanaan Puskesmas
1. Rencana Strategik Puskesmas

• Rencana strategik Puskesmas adalah dokumen rencana jangka menengah atau jangka

panjang Puskesmas yang menggambarkan arah yang harus dituju serta langkah yang

harus dilaksanankan.

• Rencana strategik Puskesmas memusatkan perhatian untuk melakukan pekerjaan yang

benar dan efektif dan bertujuan agar Puskesmas berfungsi dengan baik dan tanggap dan

antisipatif terhadap lingkungan Puskesmas.

• Rencana strategik Puskesmas menjadi payung bagi rencana operasional (RO) Puskesmas

tahunan dalam periode tersebut. Hal ini berarti bahwa RO Puskesmas merupakan

penjabaran yang lebih rinci dari rencana strategik Puskesmas.


2. Rencana Operasional Puskesmas

• Rencana operasional (RO) Puskesmas adalah suatu dokumen rincian

rencana pelaksanaan program Puskesmas yang disusun berdasarkan

kegiatan-kegiatan dengan memperhitungan hal-hal yang telah

ditetapkan dalam rencana strategik Puskesmas serta semua potensi dan

sumber daya yang tersedia (Departemen Kesehatan, 2002).


• RO Puskesmas mempunyai dua tipe yaitu:

a. Rencana sekali pakai (single use plan), dikembangkan untuk

mencapai tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali bila

tujuan telah tercapai. Contoh: rencana Pekan Imunisasi Nasional

(PIN), rencana Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

b. Rencana tetap (standing plan) merupakan pendekatan strandar

untuk penanganan situasi-situasi yang dapat diperkirakan dan

terjadi berulang-ulang.
Unsur-unsur Perencanaan
1. Tindakan apa yang harus dilakukan

2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan

3. Dimana tindakan tersebut dilakukan

4. Kapan tindakan tersebut dilakukan

5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut

6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut (Manullang M, 2001).


Langkah-Langkah Menyusun Perencanaan (Planning)

1. Menetapkan sasaran
2. Merumuskan posisi organisasi
3. Mengidentifikasi berbagai faktor

4. Menyusun langkah-langkah untuk mencapai


sasaran (Sutarno NS, 2004).
PENGORGANISASIAN PUSKESMAS
Pengertian Pengorganisasian Puskesmas
• Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan

sebuah batasan yang relatif dapat didefiniskan, yang bekerja atas dasar aturan

formal, relative, dan terus menerus mencapai suatu tujuan bersama atau tujuan

kelompok (Robbins, 1990).

• Fungsi pengorganisasian manajer meliputi penentuan penggolongan kegiatan-

kegiatan yang diperlukan untuk tujuan-tujuan perusahaan, pengelompokan kegiatan-

kegiatan tersebut kedalam suatu bagian yang dipimpin oleh seorang manajer, serta

melimpahkan wewenang untuk melaksanakannya (Koontz dan O’Donnel, 1977).


• Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokkan orang-
orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu
kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manfaat Pengorganisasian
1. Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan lebih efektif dengan adanya

organisasi yang baik.

2. Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat.

Contoh: jika organisasi bergerak di bidang kesehatan dapat membentuk masyarakat menjadi dan

memiliki pola hidup sehat. Organisasi Kepramukaan, akan menciptakan generasi mudah yang tangguh

dan ksatria.

3. Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan. Jika kita

menginginkan karier untuk kemajuan hidup, berorganisasi dapat menjadi solusi.

4. Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu berkembang seiring dengn munculnya

fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan

sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir sejarah ilmu pengetahuan (Alam S, 2007).
Langkah-langkah Pengorganisasian
1. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan organi-sasi agar sesuai dengan misi dan visinya.

2. Membagi beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang.

3. Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan cara yang logis dan efisien.

4. Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan peker-jaan anggota organisasi dalam satu kesatuan

yang harmonis.

5. Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan

atau meningkatkan efektivitas.


PENDELEGASIAN/PELIMPAHAN WEWENANG
DALAM PUSKESMAS
Definisi Pelimpahan Wewenang
• Pelimpahan Wewenang adalah proses pengalihan tugas kepada

orang lain yang sah dalam melakukan berbagai aktivitas yang

ditujukan untuk pencapaian tujuan organisasi yang jika tidak

dilimpahkan akan menghambat proses pencapaian tujuan tersebut.

• Pelimpahan wewenang dari pihak yang berhak kepada pihak yang

tidak berhak dilakukan berdasarkan kesepakatan kedua pihak secara

tertulis.
Prinsip Pelimpahan Wewenang
1.Seleksi dan susun tugas yang akan didelegasikan  dengan cara menyusun tugas secara

rasional, siapkan format laporan dan presentasikan kepada penerima delegasi;

2.Seleksi orang yang tepat berdasarkan kompetensi dan persyaratan pendukung. Ketepatan

memilih penerima delegasi (delegat) bergantung pada kemampuan pemberi delegasi

menganalisis kinerja, kelebihan dan kelemahan, serta perilaku penerima delegasi (delegat);

3.Berikan arahan dan motivasi kepada penerima delegasi;

4.Lakukan supervisi yang tepat baik frekuensi maupun prosedur (SOP).


Bentuk-Bentuk Pendelegasian
1. Atribusi

• Atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh pembuat undang-undang

kepada organ pemerintahan.

• Pelimpahan wewenang dengan cara atribusi mempunyai kriteria sebagai berikut:

a. Wewenang berasal dari peraturan perundang-undangan;

b. Wewenang tetap melekat sampai dengan peraturan perundang-undangan yang

menjadi dasar wewenangnya berubah;

c. Penerima wewenang bertanggung jawab mutlak atas akibat yang timbul dari

wewenang tersebut.
2. Delegasi
• Delegasi merupakan pelimpahan wewenang pemerintahan
dari satu organ pemerintah kepada organ pemerintahan
lainnya.
• Contoh dalam konteks pelayanan kesehatan: wewenang
melakukan tugas medis dari dokter dilimpahkan kepada
perawat.
• Pelimpahan wewenang dengan cara delegasi mempunyai kriteria sebagai berikut:

1. Harus definitif, pemberi wewenang tidak dapat menggunakan lagi wewenang/tugas


yang telah dilimpahkan;

2. Harus berdasarkan peraturan perundang-undangan, wewenang/tugas hanya mungkin


dilimpahkan jika ada ketentuan dalam peraturan perundang-undangan;

3. Delegasi tidak kepada bawahan sehingga dalam hubungan kepegawaian tidak diperlukan
lagi adanya delegasi;

4. Pemberi wewenang wajib untuk memberikan penjelasan/keterangan dan penerima


wewenang berwenang untuk meminta penjelasan tentang pelaksanaan wewenang
tersebut; dan

5. Peraturan kebijaksanaan, pemberi wewenang memberi instruksi/petunjuk tentang


penggunaan wewenang.
3. Mandat

• Mandat merupakan wewenang yang berasal dari pelimpahan secara vertikal

dari orang yang berkedudukan lebih tinggi kepada orang yang berkedudukan

lebih rendah (atasan kepada bawahan/manager kepada staf).

• Pelimpahan wewenang secara mandat dapat diartikan bahwa pemilik

wewenang, baik berdasarkan atribusi maupun delegasi mengijinkan

wewenangnya dijalankan oleh orang lain/pihak lain.


• Wewenang tersebut dapat ditarik atau digunakan kembali sewaktu-

waktu oleh pemberi wewenang (mandans). Pelimpahan wewenang

ini mempunyai tanggung jawab dan tanggung gugat yang berada

pada pemberi mandat.

• Cara pelimpahan wewenang ini menciptakan hubungan hukum

yang bersifat hubungan intern-hierarkis antara atasan dengan

bawahan dan tunduk pada norma hukum tertulis maupun tidak

tertulis, sehingga tidak perlu diatur dengan peraturan perundang-

undangan.
Pelimpahan Wewenang di Puskesmas
• Perawat yang memberikan layanan kesehatan pada puskesmas melakukan tindakan medis tertentu.

• Perawat yang berdinas di puskesmas menjalankan profesi sekaligus kepanjangan tangan pemerintah dalam

menjalankan fungsi pemerintahan dalam hal penyediaan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang layak/memadai.

• Perawat yang bertugas di puskesmas yang mempunyai tenaga kompeten (dokter) hanya dapat melakukan tindakan

medis/pengobatan atas persetujuan dokter penanggung jawab. Namun, perawat seringkali tidak menunggu adanya

pelimpahan wewenang (perintah) dari dokter untuk melakukan pelayanan medis di puskesmas, tetapi dilakukan

berdasarkan pertimbangan pribadi, kelaziman, nilai kemanusiaan, dan kompetensinya. Pelayanan kesehatan

berupa tindakan medis seharusnya memerlukan pelimpahan dari dokter.


Pelimpahan Wewenang di Puskesmas
• Pendelegasian wewenang/pemberian tugas
limpah bagi perawat di Puskesmas berbeda
dengan di rumah sakit, karena puskesmas
mempunyai dua unit upaya pelayanan, yaitu
upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya
kesehatan masyarakat (UKM).
Pendelegasian wewenang bagi Perawat di Puskesmas

Dapat terjadi melalui:

• Pendelegasian wewenang Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) diberikan oleh

dokter sebagai tenaga medis;

• Pendelegasian wewenang Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) diberikan oleh

Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab institusi Puskesmas

berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan/Bupati/Walikota.


Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelimpahan
Tugas dari Dokter Kepada Perawat
• Tanggung jawab utama tetap berada pada dokter yang memberikan tugas.

• Perawat mempunyai tanggung jawab pelaksana.

• Pelimpahan hanya dapat dilaksanakan setelah perawat tersebut mendapat pendidikan

dan kompetensi yang cukup untuk menerima pelimpahan.

• Pelimpahan untuk jangka panjang atau terus menerus dapat diberikan kepada perawat

kesehatan dengan kemahiran khusus (perawat spesialis), yang diatur dengan peraturan

tersendiri (standing order).

• Pelimpahan wewenang dari dokter kepada perawat tersebut dapat diberikan kepada yang

telah bergelar Ners apabila dilihat mampu melakukannya.


Pelimpahan Wewenang antar Sesama Perawat
• Perawat yang mempunyai kewenangan penuh adalah Ners untuk asuhan keperawatan yang bersifat umum;

• Untuk asuhan keperawatan yang bersifat khusus (jiwa, anak, maternitas, medikal bedah, dan komunitas), wewenang

berada pada Ners spesialis;

• Perawat lulusan Diploma 3 (D3) Keperawatan tidak mempunyai wewenang untuk membuat asuhan keperawatan, hanya

melakukan atas instruksi Ners;

• Pelimpahan wewenang dapat diberikan oleh Ners spesialis kepada Ners berdasarkan kondisi darurat dan bila dilihat

Ners mampu melakukannya;

• Pelimpahan wewenang dapat diberikan oleh Ners kepada perawat D3 berdasarkan kondisi darurat dan bila dilihat oleh

Ners, perawat D3 mampu melakukannya.


4 Kegiatan Delegasi Wewenang dalam Unit
Kerja Keperawatan
1. Manager perawat/bidan menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya

kepada orang yang diberi pelimpahan;

2. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan;

3. Perawat/bidan yang menerima delegasi, baik eksplisit maupun implisit

menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab;

4. Manajer perawat/bidan menerima pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas

hasil yang telah dicapai.


Alasan Bentuk Pelimpahan Wewenang dalam Bentuk Tertulis

• Mempunyai kekuatan hukum yang kuat dan kekuatan pembuktian karena dilindungi oleh

peraturan yang berlaku;

• Dapat berfungsi sebagai alat bukti tertulis mengenai kewenangan yang dilimpahkan,

sehingga apabila terjadi perbuatan di luar kewenangan hal tersebut menjadi tanggung

jawab penerima wewenang, bukan tanggung jawab pemberi wewenang;

• Pelimpahan wewenang dalam keperawatan disesuaikan dengan kemampuan profesional

dan kompetensi perawat sebagai penerima wewenang.


STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
Susunan Organisasi Puskesmas
• Unsur Pimpinan: Kepala Puskesmas

• Unsur Pembantu Pimpinan: Urusan Tata Usaha

• Unsur Pelaksana:

 Unit yang terdiri dari tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional

 Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas tiap


daerah

 Unit terdiri dari: Unit I, II, III, IV, V, VI, dan VII.
Struktur Organisasi Puskesmas
Kepala Puskesmas

Urusan Tata Usaha

Unit: I – III Unit: IV – VII


Puskesmas Pembantu
Pelaksana Teknis Pelaksana Teknis
Uraian Tugas
• Kepala Puskesmas

Memimpin, mengawasi dan mengkoordinir kegiatan puskesmas yang

dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.

• Kepala Urusan Tata Usaha

Mengurusi bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan surat

menyurat serta pencatatan dan pelaporan.


Uraian Tugas
• Unit I

Melaksanakan kegiatan kesejahteraan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana,


dan Perbaikan Gizi.

• Unit II

Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit,


khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium.
Uraian Tugas
• Unit III

Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan


tenaga kerja dan lansia.

• Unit IV

Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat,


kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata
dan kesehatan khusus lainnya.
Uraian Tugas
• Unit V

Melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan

masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat.

• Unit VI

Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap (puskesmas perawatan).

• Unit VII

Melaksanakan pengelolaan farmasi.


KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN PERENCANAAN
PUSKESMAS
• Perencanaan tingkat puskesmas adalah proses penyusuan
rencana tahunan Puskesmas untuk mangatasi masalah
kesehatan di wilayah kerja puskesmas.

• Rencana tahunan Puskesmas dibedakan dua macam:

a. Rencana tahunan upaya kesehatan wajib,

b. Rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.

• Perencanaan tingkat Puskesmas dapat dilakukan dalam


program tahunan maupun program 5 tahun.
Tahapan Perencanaan Puskesmas
1. Persiapan

Pada tahap ini tim mempelajari:

a. Rencana Lima Tahunan Puskesmas,

b. Penjabaran tahunan rencana capaian target Standar Pelayanan Minimal tingkat kabupaten/kota,

c. Target yang disepakati bersama Dinas kesehatan kabupaten kota, yang menjadi tanggung jawab Puskesmas,

d. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga,

e. Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan Keluarga,

f. NSPK lainnya yang dianggap perlu untuk diketahui oleh tim di dalam penyusunan perencanaan Puskesmas.
Tahapan Perencanaan Puskesmas
2. Analisis Situasi

a. Mengumpulkan data kinerja Puskesmas,

b. Analisis data,

c. Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang


dilakukan melalui Survey Mawas Diri/Community
Self Survey (SMD/CSS).
Tahapan Perencanaan Puskesmas
3. Perumusan Masalah
Tahapan ini dilaksanakan melalui:
a. Identifikasi Masalah
Dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan
menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan masalah yang
ditemukan. Masalah dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H.
Tahapan Perencanaan Puskesmas
b. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah
Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat
mempergunakan berbagai macam metode seperti metode
USG (Urgency, Seriousness, Growth) dan sebagainya.
c. Mencari Akar Penyebab Masalah
Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan data di
Puskesmas.
Tahapan Perencanaan Puskesmas
• Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari:

a. Input (sumber daya): sarana, prasarana, alat kesehatan, tenaga, obat dan bahan habis
pakai, anggaran dan data.
b. Proses (pelaksanaan kegiatan).
c. Lingkungan.
• Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan kesepakatan di antara anggota
tim dengan didahului brainstorming (curah pendapat). Bila tidak terjadi kesepakatan dapat
digunakan tabel cara pemecahan masalah.
Tahapan Perencanaan Puskesmas
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Penyusunan RPK terintegrasi kedalam sistem perencanaan didaerah, dengan

tahapan:

a. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.

b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK yang diusulkan

dan situasi pada saat penyusunan RPK.

c. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yangakan dilaksanakan

serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi pelaksanaan.


Tahapan Perencanaan Puskesmas
d. Mengadakan Lokakarya Mini Bulanan Pertama untuk membahas
kesepakatan RPK.
e. Membuat RPK tahunan yang telah disusun dalam bentuk matriks.
f. RPK dirinci menjadi RPK bulanan bersama dengan target
pencapaiannya, dan direncanakan kegiatan pengawasan dan
pengendaliannya.
Tahapan Perencanaan Puskesmas
g. RPK dimungkinkan untuk dirubah/disesuaikan dengan kebutuhan saat itu apabila dalam hasil

analisis pengawasan dan pengendalian kegiatan bulanan dijumpai kondisi tertentu (bencana

alam, konflik, Kejadian Luar Biasa, perubahan kebijakan mendesak, dll) yang harus dituangkan

kedalam RPK. Perubahan RPK dilakukan dengan pendampingan dinas kesehatan kab/kota, dan

tidak mengubah pagu anggaran yang ada.

h. Untuk semua kegiatan yang akan dilaksanakan, agar dapat dipertanggungjawabkan dengan

baik, perlu didukung dokumen yang relevan. Dengan tuntunan dokumen yang dibuat,

dipastikan bahwa kegiatan yang dimaksud dapat diselesaikan, sehingga sasaran dan tujuan

akan tercapai.
Tahapan Perencanaan Puskesmas
• Dokumen tersebut antara lain berupa:

a. Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas


b. Kerangka Acuan Kegiatan
c. Standar Operasional Prosedur
d. Dokumen lain yang dibutuhkan.
THANK’S FOR YOUR ATTENTION 

Anda mungkin juga menyukai