Anda di halaman 1dari 15

KERJA SAMA TIM DAN PEMBERDAYAAN

KARAKTERISTIK DAN MANFAAT TIM

Kerjasama tim merupakan salah satu unsur fundamental dala Total Quality Service. Tim merupakan
sekelompok orang yan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama; yang bertemu secara reguler
untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah, serta menyempurnakan proses; yang bekerjasama
dan berinteraksi secara terbuka dan efektif yang memberikan hasil ekonomikdan motivasionala yang
diharapkan bagi organisasi. Faktor – faktor yang mendasari perlunya dibentuk tim – tim khusus dalam
suatu perusahaan adalah :

·Pemikiran dari 2 orag atau lebih cenderung lebih baik daripada pemikiran satu orang saja

·Konsep sinergi, yaitu bahwa hasil keseluruhan jauh lebih baik daripada jumlah bagiannya

·Anggota ti dapat saling mengenal dan saling percaya sehingga mereka dapat saling membantu

·Kerja sama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik

Agar dapat dipandang sebagai tim, maka sekumpulan orang tertentu harus memiliki karakteristik sbb :

·Ada kesepakatan terhadap misi tim

·Semua anggota menaati peraturan tim yang berlaku

·Ada pembagian tanggung jawab dan wewenang yang adil

·Orang beradaptasi terhadap perubahan

Menurut Johnson, Kantner, dan Kikora umumnya tim dapat diklasifikasikan ke dalam 3 jenis, yaitu:

·Tim penyempurnaan departemen

·Tim perbaikan proses

·Gugus tugas
Faktor Penghambat Kesuksesan Kerja Sama Tim

·Identitas pribadi anggota tim

·Hubungan antar anggota tim

·Identitas tim dalam organisasi

Ada 3 faktor yang mempengaruhi kinerja dan produktifitas suatu tim, yaitu:

1.Organisasi secara keseluruhan (budaya):

·Filosofi organisasi

·Penghargaan (reward) dan bagaimana pengelolaannya

·Harapan

·Norma

2.Tim itu sendiri

·Manajemen pertemuan

·Peranan dan tanggung jawab

·Manajemen konflik

·Prosedur operasi

·Pernyataan misi

3.Para individu anggota tim

·Kesadaran sendiri

·Apresiasi terhadap perbedaan individual

·Empati

·Perhatian
Kesepuluh strategi untuk meningkatkan kinerja setiap tim dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
adalah :

1.Saling ketergantungan

Diperlukan diantara para anggota tim dalam hal informasi

2.Perluasan tugas

Setiap tim harus diberi tantangan, karena reaksi atau tanggapan terhadap tantangan tersebut akan
membentuk semangat persatuan

3.Pengajaran

Anggota tim harus bersedia menyingkirkan sikap individualisnya dalam rangka mencapai misinya

4.Bahasa yang umum

Harus menggunakan bahasa yag umum karena anggota tim berasal dari departemen yang berbeda

5.Kepercayaan / respect

Dibutuhkan waktu dan usaha untuk membentuk kepercayaan agar setiap anggota tim dapat
bekerjasama

6.Kepemimpianan / keanakbuahan yang dibagi rata

7.Pemimpin harus memperhatikan bakat – bakat bawahan, sehinga Kepemimpianan / keanakbuahan


dapat dibagi rata

8.Keterampilan menangani konfrontasi / konflik

Di butuhkan keterampilan menerima perbedaan pendapat dan menyampaikan ketidaksetujuan


terhadap pendapat orang lain tanpa harus menyakiti hati orang lain

9.Penilaian / tindakan

Rencana tindakan berisi tujuan, sasaran, jangka waktu, dan penugasan, serta tanggung jawab setiap
anggota

10.Perayaan

Penghargaan dan pengakuan atas tugas yang erlaksana dengan baik akan memotivasi anggota tim untuk
bekerja lebih giat dan tangkas demi mencapai tujuan...

Dengan demikian, kunci pokok keberhasilan kerja sama tim terletak pada harmonisasi dan kolaborasi
antara individu, tim, dan organisasi dalam mewujudkan tujuan dan harapan yang sama.
Pemberdayaan

Secara koseptual, pemberdayaan adalah upaya memberikan otonomi, wewenang, dan kepercayaan
kepada setiap individu dalam suatu organisasi, serta mendorong mereka untuk kreatif agar dapat
merampungkan tugasnya sebaik mungkin.

Karyawan diberi keleluasaan untuk mengambil tindakan – tindakan yang dipandang tepat dalam rangka
melayani pelanggan, termasuk menangani keluhan mereka.

Secara garis besar, ada beberapa manfaat yang diharapkan dari pemberdayaan karyawan jasa,
diantaranya:

1.Dapat memberikan respon langsung terhadap kebutuhan pelanggan secara lebih cepat selama
penyampaian jasa

2.Dapat memberikan respon langsung terhadap pelanggan yang tidak puas selama servise recovery

3.Karyawan akan memiliki “rasa memiliki” yang tinggi terhadap pekerjaannya

4.Karyawa dapat berinteraksi dengan pelanggan dengan baik

5.Perusahaan bisa mendapatkan iklan dari mulut kemulut

Selain manfaat, pemberdayaan karyawan jasa juga membutuhkan biaya besar, diantaranya:

1.Perlu investasi yang lebih besar dalam seleksi dan pelatihan

2.Biaya tenaga kera lebih tinggi

3.Penyampaian jasa yang lebih lambat

4.Kemungkinan terjadi persepi “tidak adil”, khususnya bila pelanggan merasa diperlakukan berbeda
dengan pelanggan lainnya

5.Kemungkinan terjadinya pemberian hadiah


Terdapat 5 strategi pemberdayaan yang digambarkan :

1.Point A

Menggambarkan tugas yang sangat rutin dan repetitif. Karyawan tidak ikut merancang pekerjaan.
Pemantauan pun diserahkan kepada orang lain. Dengan demikian, tidak terdapat wewenang
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan job content dan job contex

2.Point B

Karyawan diberikan tanggung jawab penuh terhadap keputusan atas job content dan job contex.
Karyawan diberdayakan dalam mengambil keputusn untuk merampungkan tugas yang diberikan.

3.Point C

Karyawan dilibatkan dalam sebagian pengambilan keputusan atas cob content dan job contex

4.Point D

Karyawan diberdayakan untuk memutuskan job contex saja

5.Point E

Memberikan wewenang penuh kepada para karyawan untuk mengambil keputusan mengenai job
content dan job contex. Untuk itu diperlukan kepercayaan atas kemampuan pegawai.
MEMBANGUN KERJASAMA TIM UNTUK MENINGKATKAN KINERJA

Disusun oleh: Erna Indawati, S.E., M.Pd

Widyaiswara LPPKS Indonesia

Abstrak

Kerjasama tim jauh lebih baik dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi, daripada bekerja
secara individu.

Pembentukan tim ada empat tahap yang dilalui, yaitu: (1) Forming (tahap pembentukan); (2)
Storming (tahap konflik); (3) Norming (tahap pembentukan norma); (4) Performing (tahap
penunjukkan kinerja).

Dengan kerjasama tim, kinerja lembaga dapat ditingkatkan, karena pekerjaan yang ada dilakukan
secara bersama-sama, dan banyak ide untuk menyelesaikan permasalahan.

Keywords: Kerjasama tim, kinerja

A. LATAR BELAKANG

Pekerjaan yang dikerjakan besama adalah hal yang biasa dijalani dalam kehidupan sehari-hari. Di
organisasi, hal semacam ini hampir setiap hari bisa ditemui. Namun, tidak semua usaha bisa
menerapkan konsep kerjasama tim secara benar.

Organisasi adalah suatu sistem. Masyarakat adalah sebuah sistem. Orang yang tinggal ditengah
masyarakat, tetapi merasa tidak butuh orang lain, tidak akan bisa berjalan dengan normal.
Organisasi tanpa anggota tidak akan berjalan. Sekolah tanpa perangkat pendukung tidak akan
berjalan normal. Sekolah dengan banyak staf, tetapi tidak ada pemimpin, tidak sempurna. Sehingga,
semua unsur harus berfungsi secara simultan menurut area perannya masing-masing. Seorang
guru memerlukan staf administrasi, staf administrasi memerlukan siswa, seorang kepala sekolah
memerlukan komite, masyarakat memerlukan sekolah, semua membentuk sinergi untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam kehidupan operasional sehari-hari di sekolah, setiap anggota tim harus cermat
memperhatikan langkah pendahulunya. Jika lancar, maka langkah perlu diteruskan. Namun jika
langkah pendahulunya salah, maka langkah orang kedua, ketiga, dan seterusnya harus memilih
alternatif lainnya. Ada unsur learning process atau proses belajar untuk setiap langkah yang dilalui.
Proses belajar menjadi bearti dan menarik jika dikerjakan bersama-sama oleh semua unsur dalam
organisasi. Tidak mementingkan eksistensi diri sendiri, dengan mengganti semua yang bagus hanya
karena hasil pemikiran orang lain.

Kumpulan orang pandai belum tentu membuahkan hasil yang cerdas. Karena dalam kerja sama tim
perlu saling toleransi, terkadang ada orang yang tidak sanggup melakukan sesuatu disuatu bidang.
Orang lain yang lebih mampu seharusnya datang membantu untuk melakukan pekerjaannya,
terutama jika orang yang tidak mampu dating dan minta tolong. Tetapi sebaliknya yang sering terjadi
di lapangan, hanya karena kepentingan pribadi lebih tinggi dari kepentingan bersama.

Salah satu contoh, masih banyak sekolah yang menerapkan pengelolaan keuangan terpusat di
kepala sekolah saja, atau paling banyak berdua dengan bendahara sekolah, sehingga saling curiga
terjadi dan menganggu kinerja sekolah. Contoh lainnya, dalam penyusunan RKS hanya kepala
sekolah dan satu orang guru dan satu orang komite saja yang menyusun, disusun tidak
mengakomodasi kepentingan bersama, sehingga ketika menjalankan RKS yang memelukan
dukungan semua pihak akan mengalami kesulitan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan gambaran diatas terdapat masalah yang tekait dengan kerja sama tim dalam
pengelolaan institusi sekolah yang berhubungan dengan kinerja sekolah, maka dari sejumlah
permasalahan yang perlu dikaji, diantaranya;

1. Membangun tim kerja yang baik


2. Upaya meningkatkan kinerja sekolah melalui kerjasama tim

C. PEMBAHASAN

1. Kerja Sama Tim

Untuk memudahkan mengerjakan suatu pekerjaan manusia bekerjasama dengan individu lainnya.
Dalam sektor pendidikan, kerjasama tim telah dikembangkan sebagai unit dasar dari proses belajar
mengajar maupun mengelola sekolah. Salah satu contohnya dalam memghadapi proses akreditasi
sekolah, Kepala Sekolah dan warga sekolah lainnya bekerja secara bersama-sama untuk
menyiapkan kelengkapan instrumen akreditasi.

Dengan kerjasama tim yang baik semua persyaratan akan tesedia sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan. Kerjasama tim harus difungsikan dalam institusi dan harus mendapatkan kesempatan
yang seluas-luasnya dalam situasi-situasi menentukan, seperti ketika harus membuat keputusan
dan memecahkan masalah. Ivancevich dkk mendefinisikan tim: “Teams are special type of task
group, consisting of two or more individuals responsible for the achievement of a goal or
objective”. Tim merupakan tipe khusus dari kelompok kerja, terdiri dari dua atau lebih individu yang
bertanggung jawab untuk pencapaian suatu tujuan. Sedangkan Stephen P. Robbins
mengemukakan “A group whose individual efforts result in a performance that is greater than the
sum of the individual inputs”. Sebuah kelompok dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya
memberikan kinerja yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah keseluruhan kinerja yang
diberikan oleh individu. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tim dan kelompok memiliki
konsep yang sama. Dengan demikian tim dan kelompok adalah individu yang melakukan pekerjaan
bersama untuk menghasilkan kinerja lebih besar dibandingkan dengan bekerja secara individu.

Tim dapat membuat perubahan yang lebih cepat dibandingkan dengan bekerja secara individu,
karena individu-individu yang menjadi anggota tim saling melengkapi keahlian dan proses serta hasil
dari pencapaian tujuan tim merupakan tanggung jawab bersama

Richard L Daft memberikan pengertian tim bersifat umum yaitu, “A unit of two or more people who
interact and coordinate their work to accomplish a shared goal or purpose”. Suatu unit yang terdiri
dari dua atau lebih individu yang berinteraksi dan berkoordinasi dalam mengerjakan tugasnya demi
mencapai suatu tujuan bersama. Selain berinteraksi mereka yang tergabung dalam tim juga
mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
secara bersama-sama.

Dalam sebuah tim individu, yang tergabung merupakan satu kesatuan, sehingga terjadi interaksi
dan saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan organisasi.

Colquitt dkk memberikan pengertian tim yang lebih khusus, yaitu; “A team consists of two or more
people who work interdependently over some time period to accomplish common goals related to
some task-oriented purpose”. Sebua tim terdiri dari dua atau lebih individu yang bekerja secara
bersama-sama dalam periode waktu tertentu demi mencapai tujuan bersama yang terkait dengan
sejumlah tujuan berorientasi tugas. Dalam sebuah tim ada ketergantungan antar individu dalam
mencapai tujuan bersama dan dibatasi oleh waktu.

Dalam sebuah tim dibutuhkan pula keahlian yang beraneka ragam untuk saling melengkapi
kebutuhan informasi dan data, serta komitmen dalam proses mencapai tujuan bersama. Pengertian
ini serupa dengan yang disampaikan oleh Moorhead dan Griffin, Kreitner dan Kinicky, serta
Batteman dan Snell dalam bukunya yang menggunakan pengertian Katzenbach dan Smith untuk
menjelaskan konsep tim.

Pendapat para ahli di atas diperkuat oleh Greenberg dan Baron, yang menyatakan bahwa, “Teams
whose members are concerned primarily with using the organization’s resources to effectively create
its results”. Tim dimana anggotanya fokus kepada penggunaan sumberdaya organisasi demi
mendapatkan hasil yang diinginkan secara efektif. Dalam mencapai tujuan bersama tim
menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efektif, sehingga lebih efisien ketika suatu
pekerjaan dilakukan secara bersama daripada secara individu.

2. Tahapan Pengembangan Tim


Dalam prosesnya tim akan berkembang dalam mencapai tujuan bersama. Untuk mengembangkan
sebuah tim, berdasarkan teori pengembangan tim yang paling dikenal, maka tim harus melalui
empat tahapan, yaitu: (1) Forming (tahap pembentukan); (2) Storming (tahap konflik);
(3) Norming (tahap pembentukan norma); (4) Performing (tahap penunjukkan kinerja).

Tim mungkin jauh lebih efektif daripada bekerja secara individu dalam konteks di mana keputusan
yang kompleks perlu dilakukan, terutama ketika tim yang dirancang dengan karakteristik tertentu
serta pemikiran. Tim digunakan karena mereka masuk akal bagi organisasi tertentu. Manfaat yang
didapat oleh organisasi diantaranya meliputi peningkatan kinerja, manfaat karyawan, dan
mengurangi biaya. Agar tim menjadi lebih efektif, mereka harus mampu mengatasi beberapa
masalah dan disfungsi dalam kelompok yang biasa ditemui, diantaranya; pelanggaran norma dan
ketidak jelasan peran para anggota tim, perubahan yang berisiko dan kemalasan sosial.

3. Karakteristik Tim Yang Efektif

Adapun karakteristik kerjasama tim yang efektif adalah sebagai berikut;

 Tujuan yang jelas : Visi, misi, tujuan, atau tugas tim telah didefinisikan dan telah diterima oleh
semua anggota tim. Memiliki sebuah rencana kerja.
 Informalitas : Iklim cenderung informal, nyaman, dan santai. Tidak ada tanda-tanda ketegangan
atau tanda-tandan kebosanan.
 Partisipasi : Ada banyak diskusi, dan semua orang didorong untuk berpartisipasi
 Mendengarkan : Para anggota menggunakan teknik mendengarkan secara efektif seperti
mempertanyakan, parafrase dan meringkasnya agar keluar ide.
 Adab ketidaksepakatan : Ada ketidaksepakatan, tetapi tim merasa nyaman dengan ini dan tidak
menunjukkan tanda-tanda menghindari, merapikannya, atau menekan konflik.
 Konsensus keputusan : untuk keputusan-keputusan penting, tujuannya adalah substansial, namun
tidak harus dengan suara bulat kesepakatan melalui diskusi terbuka tentang semua ide-ide,
menghindari pemungutan suara formal, atau mudah kompromi
 Komunikasi terbuka :Anggota tim bebas untuk mengungkapkan perasaan mereka mengenai tugas
pada kelompok operasi. Ada beberapa agenda tersembunyi dan komunikasi yang terjadi di luar
pertemuan.
 Kejelasan peran dan tugas kerja : Ada ekspektasi yang jelas tentang peran yang dimainkan oleh
setiap anggota tim. Ketika tindakan diambil, kejelasan tugas yang dibuat, diterima, dan
dilaksanakan. Tugas kerja cukup didistribusikan di antara anggota tim.
 Berbagi kepemimpinan : Meskipun tim memiliki pemimpin formal, fungsi kepemimpinan bergeser,
dari waktu ke waktu tergantung pada keadaan, kebutuhan kelompok, dan keterampilan para
anggota. Pemimpin formal model perilaku yang sesuai membantu menciptakan norma-norma positif.
 Hubungan eksternal :Tim menghabiskan waktu untuk mengembangkan hubungan di luar,
memobilisasi sumber daya, dan membangun kredibilitas dengan pemain di luar organisasi.
 Keragaman Gaya : Tim memiliki spektrum yang luas dari berbagai tipe anggota yang menekankan
perhatian pada tugas, penetapan tujuan, fokus pada proses, dan pertanyaan tentang bagaimana tim
berfungsi.
 Penilaian diri : Secara berkala, tim berhenti untuk memeriksa seberapa baik fungsi yang telah
dilaksanakan dan apa yang dapat mengganggu efektivitas.
Efektivitas organisasi sebagian besar tergantung pada aktifitas dan interaksi yang terjadi dalam tim
ketika mereka melakukan tugas yang berkaitan dengan tujuan bersama.

4. Hubungan Kerjasama Tim Dengan Kinerja


Kerjasama tim adalah aktivitas yang terdiri dari beberapa orang yang bekerja secara bersama-sama
dalam periode waktu tertentu demi mencapai tujuan bersama yang terkait dengan sejumlah tujuan
berorientasi tugas dengan keahlian yang saling melengkapi dan ketergantungan satu sama lain.
Sedangkan kinerja adalah nilai dari seperangkat perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas
demi pencapaian tujuan organisasi. Kepala Sekolah yang mampu berkerjasama dalam tim memiliki
tingkat kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan bekerja secara individu.

Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk suatu organisasi mempunyai kinerja yang
baik, yaitu menyangkut pernyataan tentang maksud dan nilai-nilai, manajemen strategis,
manajemen sumber daya manusia, pengembangan organisasi, konteks organisasi, desain kerja,
fungsionalisasi, budaya, dan kerjasama.

Dalam suatu organisasi berbasis tim, pencapaian kinerja organisasi sangat ditentukan oleh kinerja
tim yang terdiri dari sekelompok orang dengan latar belakang budaya berbeda dan kompetensinya
bervariasi. Keberhasilan tim sangat ditentukan oleh kemampuannya bekerja sama. Kerjasama tim
merupakan strategi kunci untuk memberdayakan orang dan memperbaiki kinerja organisasional.

Tim digunakan karena mereka masuk akal bagi organisasi tertentu. Manfaat yang didapat oleh
organisasi diantaranya meliputi peningkatan kinerja, manfaat karyawan, dan mengurangi biaya.

Untuk berkinerja baik sebagai anggota tim, individu-individu harus mampu berkomunikasi secara
terbuka dan jujur; menghadapi perbedaan-perbedaan dan memecahkan konflik-konflik; tidak
menonjolkan sasaran pribadi demi kebaikan tim itu; memberi energi, memotivasi anggota tim,
memberikan umpan balik mengenai kemajuan tim; serta memastikan bahwa tim jelas berfokus pada
hasil.

Penelitian menunjukkan proses kerjasama tim memiliki hubungan positif pada kinerja tim. Aspek dari
proses tim memiliki kinerja yang lebih bagus untuk tim yang terlibat dalam pekerjaan yang lebih
kompleks daripada pekerjaan yang sederhana. Hal ini berlaku, terlepas dari apakah penelitian
meneliti proses transisi, proses tindakan atau proses hubungan antar anggotanya.

D. PEMECAHAN MASALAH

Dalam institusi sekolah masih ada keluhan kalau pada pembuatan rencana kerja sekolah hanya
kepala sekolah saja yang menyusun, dan nantinya disampaikan ke kepala komite. Sehingga
banyak stakeholder yang tidak paham apa rencana kerja sekolah yang harus dilaksanakan.

Untuk melakuka penyusunan rencana kerja diperlukan tim kerja yang solid. Dalam pembentukan tim
diperlukan waktu, ada beberapa tahap yang harus dilewati. Berdasarkan teori pengembangan tim
yang paling dikenal, maka tim harus melalui empat tahapan, yaitu:

(1) Forming (tahap pembentukan), para anggota berusaha menyesuaikan diri dengan mencoba
memahami aturan-aturan yang ada. Pada tahap ini dibuat aturan-aturan dasar untuk perilaku apa
yang dapat diterima, dan ditandai oleh adanya ketidakpastian dan sering kali kebingungan
mengenai sasaran, struktur dan kepemimpinan kelompok. Sehingga aturan sudah harus ada dan
diterapkan;

(2) Storming (tahap konflik), anggota berkomitmen bersama untuk memberikan ide-ide mereka ke
tim. Untuk itu perkembangan tim sering ditandai dengan banyaknya konflik, dimana muncul
kompetisi antar anggota agar ide mereka yang digunakan dan mendapatkan penugasan yang
diharapkan, serta perselisihan pendapat mengenai perilaku-perilaku terkait tugas dan tanggung
jawab seseorang, diperlukan komitmen bersama untuk tetap bekerja secara tim;

(3) Norming (tahap pembentukan norma), anggota mulai menyadari bahwa mereka perlu
bekerjasama untuk mencapai tujuan tim, sehinga mereka mulai bekerja sama. Pada tahap ini
pertukaran informasi secara terbuka kerap terjadi, demikian pula penerimaan atas perbedaan
pendapat, serta usaha pencapaian sasaran yang telah disetujui bersama;

(4) Performing (tahap penunjukkan kinerja), anggota merasa nyaman bekerja dengan peran
mereka, dan tim membuat kemajuan untuk mencapai tujuan. Masing-masing anggota tim sudah
menemukan karakteristik masing-masing anggotanya, dan saling mendukung untuk menutupi
kekurangan dan mensinergikannya dengan kelebihan antar anggota.

Semua anggota tim harus dapat memahami tahapan-tahapan pembentukan tim, sehingga dapat
diperoleh tim yang solid dan tangguh. Tanpa pengelolaan yang tepat dalam setiap tahapan akan
sulit diperoleh. Perbedaan pendapat pada saat storming bila dikelola dengan baik akan
meningkatkan kinerja tim, karena banyaknya ide yang diberikan oleh setiap anggota, dari ide-ide
tersebut semua pasti untuk meningkatan kinerja sekolah. Sehingga diperlukan kepala sekolah
sebagai katalisator dan penengah.

Visi, misi, tujuan, atau tugas tim yang telah didefinisikan dan diterima oleh semua anggota tim yang
diimplentasikan dalam sebuah rencana kerja, diperlukan untuk membangun kerjasama tim untuk
meningkatkan kinerja sekolah. Tidak adanya tanda-tanda ketengangan, ada banyak diskusi dan
semua anggota turut berpartisipasi.

Dalam proses diskusi anggota menggunakan teknik menedengarkan yang efektif seperti
mempertanyakan, paraphrase dan meringkasnya agar keluar ide. Apabila tidak sepakat tim tetap
merasa nyaman tidak ada tanda-tanda menekan konflik. Keputusan yang diambil tidak harus
dengan suara bulat, tetapi ada konsesnsus bersama untuk menerapkannya.

Komunikasi terbuka diperlukan untuk menjelaskan kejelasan peran dan tugas kerja, tidak ada
intimidasi secara verbal maupun tindakan. Ada ekspektasi yang jelas tentang peran yang dimainkan
oleh setiap anggota tim. Ketika tindakan diambil, kejelasan tugas yang dibuat, diterima, dan
dilaksanakan. Tugas kerja cukup didistribusikan di antara anggota tim. Meskipun tim memiliki
pemimpin formal, fungsi kepemimpinan bergeser, dari waktu ke waktu tergantung pada keadaan,
kebutuhan kelompok, dan keterampilan para anggota. Pemimpin formal model perilaku yang sesuai
membantu menciptakan norma-norma positif.
Anggota tim menghabiskan waktu untuk mengembangkan hubungan di luar, memobilisasi sumber
daya, dan membangun kredibilitas dengan pemain di luar organisasi. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan kinerja tim. Karena tim terdiri dari berbagai tipe anggota yang menekankan perhatian
pada tugas, tujuan, dan fokus pada proses yangb berbeda-beda, sehingga harus saling melengkapi.

Secara berkala, tim berhenti untuk memeriksa seberapa baik fungsi yang telah dilaksanakan dan
apa yang dapat mengganggu efektivitas.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dalam pengelolaan sebuah organisasi dalam hal ini sekolah perlu dibentuk kerjasama tim yang solid
dan tangguh. Kerja sama tim jauh lebih baik dilakukan daripada bekerja secara individu.

Dalam pembentukan tim ada empat tahap yang dilalui, yaitu: (1) Forming (tahap pembentukan);
(2) Storming (tahap konflik); (3) Norming (tahap pembentukan norma); (4) Performing (tahap
penunjukkan kinerja). Masing-masing tahap memiliki karakteristik.

Kerjasama tim yang efektif dapat meningkatkan kinerja lembaga.

2. Saran

Kerjasama tim yang baik diperlukan oleh setiap lembaga, sehingga semua anggota tim sadar dalam
perannya masing-masing, agar tim yang solid dapat terwujud dan kinerja lembaga akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Bateman, Thomas S. dan Scott A. Snell. Management: Leading and Collaborating in the
Competitive World 8th Ed. New York: McGraw-Hill, 2009.

Colquitt, Jason A., Jeffery A. Lepine and Michael J. Wesson. Organizational Behavior: Improving
Performance and Commitment in the Workplace. New York: McGraw-Hill, 2009.

Daft, Richard L. The Leadership Experience 4th Ed. USA: Thomson-South Western, 2008
Greenberg, Jerald and Robert A. Baron. Behavior in Organizations. New Jersey: Pearson, 2008.

Ivancevich, John M., Robert Konopaske and Michael T. Matteson. Organizational Behavior and
Management 8th Ed. New York: McGraw-Hill, 2008.

Ivancevich, John M., et.al., Organizations : Behavior, Structure and Process 12th Ed. New York:
McGraw-Hill, 2006.

Robbins, Stephen and Timothy A. Judge. Organizational Behavior 13th Ed. New Jersey: Pearson
Education,Inc., 2009.
Maret ini, sejumlah desa di Kota Delta bergabung ke Desa Melangkah. Sejumlah
harapan muncul agar program yang digagas Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
(Umsida), Jawa Pos, dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo itu semakin bermanfaat
untuk kemajuan bersama.

’’KALAU hari ini masih nol, besok harus satu,’’ kata Camat Tulangan Abdul Wahib
mengawali pembicaraan dengan Jawa Pos di ruang kerjanya Selasa (28/2).
Perumpamaan tersebut ditujukan Wahib untuk program Desa Melangkah yang
menginjak tahun kedua ini. Menurut dia, ke depan, harus ada pencapaian yang lebih
baik daripada tahun sebelumnya.

Namun, yang terpenting, seluruh program yang berjalan harus selaras dengan visi dan
misi Bupati Sidoarjo Saiful Ilah. ’’Harus membuat Sidoarjo lebih inovatif, mandiri,
sejahtera, dan berkelanjutan,’’ jelasnya.

Harapan Desa-desa Untuk Desa Melangkah 2017 (Grafis: Erie Dini/Jawa Pos/JawaPos.com)
Wahib menyatakan, program tersebut bisa berfokus pada salah satu atau beberapa visi
saja. Misalnya, Desa Melangkah berfokus menggodok cara meningkatkan pelayanan
publik tiap desa atau pemberdayaan masyarakat di desa. ’’Dua itu menurut saya yang
paling penting,’’ ungkapnya.

Pelayanan publik tersebut bisa terkait dengan melayani masyarakat secara efisien.
Contohnya, membuat kartu tanda penduduk (KTP) atau kartu keluarga (KK) lebih cepat.
’’Untuk ruang pelayanan, insya Allah di desa-desa itu sudah bagus,’’ ucap Wahib.
Sementara itu, pemberdayaan masyarakat bertujuan membuat masyarakat lebih
mandiri. Beragam cara bisa dilakukan dengan langkah kreatif. Misalnya, pemerintah
desa mengumpulkan warga. Lalu, para warga diberi pelatihan khusus dari narasumber
yang mumpuni di bidang tertentu. Warga juga mendapat pendampingan berkelanjutan.
’’Pendampingan intensifnya bisa dilakukan Umsida dengan meminta mahasiswa
melakukan KKN (kuliah kerja nyata) di desa-desa yang tergabung dalam program Desa
Melangkah,’’ ujarnya.

Pemberdayaan harus jeli melihat kebutuhan masyarakat. Misalnya, banyak warga yang
berminat pada otomotif. Pelatihannya bisa berupa hal-hal yang terkait dengan dunia
otomotif itu. Mulai pengenalan mesin hingga cara memperbaikinya. Warga pun bisa
membuka bengkel.

’’Dampaknya bagus untuk pemuda-pemuda desa. Yang nganggur nanti dapat berusaha
secara mandiri,’’ tutur Wahib.

Dia juga mengungkapkan, setiap desa harus menghasilkan produk unggulan. Wahib
mencontohkan Kecamatan Tulangan yang hampir semua warganya memiliki motor.
Otomatis, kebutuhan pencucian motor pun tinggi. Banyaknya tempat pencucian itu
dapat membuka peluang untuk menyuplai sampo motor. ’’Warga bisa dididik untuk
membuat sampo motor. Caranya tidak sulit dan bahannya banyak dijual,’’ jelas Wahib.

Satu desa bisa dilatih untuk membuat sampo, sedangkan desa lain atau kelompok
masyarakat lain bisa diberdayakan untuk membuat sesuatu yang dibutuhkan sampo
motor tadi agar siap jual. ’’Sampo tadi kan perlu botol sebagai wadahnya. Dibutuhkan
juga desain kemasannya,’’ katanya.

Camat Sukodono Mohammad Ainur Rahman pun berharap ada pemberdayaan untuk
masyarakatnya saat program Desa Melangkah 2017 berjalan sehingga banyak warga
yang dapat memunculkan inovasi. ’’Semoga bisa terbantu badan usaha milik desa
(BUMdes) baru,’’ ungkap Ainur.

Anda mungkin juga menyukai