Anda di halaman 1dari 9

GENDER DALAM PERSPEKTIF

SOSIAL-BUDAYA

ERVI RACHMA DEWI, S.KM.,M.KES


DATA

• populasi Indonesia pada 2019 mencapai 266,91 juta

134 Juta

132,89 Juta
DEFINISI GENDER

• Gender berasal dari bahasa latin “genus”, berarti tipe atau


jenis. Gender merupakan ciri-ciri peran dan tanggung jawab yang
dibebankan pada perempuan dan laki-laki, yang ditentukan secara sosial.
• Gender adalah perbedaan peran dan tanggung jawab sosial bagi perempuan dan
laki-laki yang dibentuk oleh budaya (Azwar)
• Gender adalah perbedaan status dan peran antara perempuan dan laki-laki yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan nilai budaya yang berlaku dalam periode
waktu tertentu (WHO)
KONSEP GENDER

• Konsep gender adalah hasil konstruksi sosial yang diciptakan oleh manusia, yang
sifatnya tidak tetap, berubah-ubah serta dapat dialihkan dan dipertukarkan
menurut waktu, tempat dan budaya setempat dari satu jenis kelamin kepada
jenis kelamin lainnya.
• Konsep gender juga termasuk karakteristik atau ciri-ciri laki-laki dan perempuan
yang diciptakan oleh keluarga dan atau masyarakat, yang dipengaruhi oleh
budaya dan interpretasi agama. Misalnya, secara umum, pekerjaan memasak,
mengurus anak, mencuci selalu disebutkan hanya sebagai pekerjaan perempuan.
TEORI GENDER

• Menurut teori nurture adanya perbedaan perempuan dan laki-laki


pada hakekatnya adalah bentukan masyarakat melalui konstruksi
sosial budaya, sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda.
Perbedaan itu menyebabkan perempuan selalu tertinggal dan
terabaikan peran dan kontribusinya dalam hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 
TEORI EQUILIBRIUM
•  Teori keseimbangan (Equilibrium)menekankan pada konsep kemitraan
dan keharmonisan dalam hubungan antara perempuan dan laki-laki.
Pandangan ini tidak mempertentangkan antara kaum perempuan dan laki-
laki, karena keduanya harus bekerjasama dalam kemitraan dan
keharmonisan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk mewujudkan gagasan tersebut, maka dalam setiap kebijakan dan
strategi pembangunan agar diperhitungkan kepentingan dan peran
perempuan dan laki-laki secara seimbang. Hubungan diantara kedua
elemen tersebut bukan saling bertentangan tetapi hubungan komplementer
guna saling melengkapi satu sama lain.
KETIDAKADILAN DAN DISKRIMINASI
GENDER
Ketidakadilan dan diskriminasi gender merupakan kondisi kesenjangan dan
ketimpangan atau tidak adil akibat dari sistem struktur sosial dimana baik
perempuan dan laki-laki menjadi korban dari sistem tersebut. 
BENTUK-BENTUK MANIFESTASI
KETIDAKADILAN GENDER AKIBAT
DISKRIMINASI GENDER ITU MENCAKUP:
A. Marjinalisasi atau Peminggiran
Contoh : banyak pekerja perempuan kurang dipromosikan menjadi kepala cabang atau kepala
bagian dalam posisi birokrat. Begitu pula politisi perempuan kurang mendapat porsi dan pengkuan
yang sama dibandingkan dengan politisi laki-laki.
B. Subordinasi
Contoh : Banyak  pekerjaan yang dianggap sebagai pekerjaan perempuan seperti “guru taman
kanak-kanak’.’sekretaris”, atau “perawat’,  yang dinilai lebih rendah dibanding dengan pekerjaan
laki-laki seperti direktur, dosen diperguruan tinggi, dokter, dan tentara. Hal tersebut berpengaruh
pada pembedaan gaji yang diterima oleh perempuan.
BENTUK-BENTUK MANIFESTASI
KETIDAKADILAN GENDER AKIBAT
DISKRIMINASI GENDER ITU MENCAKUP:
C. Pandangan Stereotipe
Contoh :Tugas dan fungsi serta  peran perempuan hanya melaksanakan
pekerjaan yang berkaitan dengan kerumahtanggaan atau tugas domestik.
• Kekerasan
• Beban ganda

Anda mungkin juga menyukai