Anda di halaman 1dari 27

BIONOMIK VEKTOR

BY
DWI MURTONO
Definisi
 Bionomi : Tata Hidup
 Hubungan antara suatu jenis/spesies

serangga vektor ttt dgn lingkungannya


 Dengan mengetahui bionomi vektor

akanlebih mudah dalam upaya


pemberantasan vektor prnyakit, yg akan
menunjang sejak dlm perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasinya
Bionomi Serangga Vektor
 Bionomi sgt dipengaruhi oleh:
1. Faktor iklim, musim dan cuaca serta situasi
& kondisi lingk hidup (habitat) dmn
serangga vektor tsbt berada
2. Iklim, musim, cuaca akan mempengaruhi :
 Ketahanan hidup
 Distribusi/ penyebaran (di permukaan bumi)
 Tata Laku
 Kemampuan menularkan penyakit
Ketahanan Hidup Vektor
 Ketahanan hidup vektor serangga
dipengaruhi oleh:
1. Temperatur/ suhu lingkungan
2. Kelembaban udara
3. Pancaran sinar matahari
4. Angin (hembusan Udara)
5. Oksigen di udara
Distribusi Serangga Vektor
 Setiap serangga membutuhkan mobilitas utk
bergerak & berpindah dlm rangka
menghindari musuh2nya & utk mencari
makanannya.
 Pergerakan & perpindahan ini menyebabkan

terjadinya distribusi & penyebaran serangga


ke manapun sesuai dgn instinknya
 Untuk mncari makan, perkawinan, dan

menghindari musuh
Distribusi Serangga Vektor
 Kemampuan bergerak serangga vektor
dipengaruhi oleh faktor:
1. Habitat tempat hidup
2. Ketersediaan & kecukupan pakan
3. Hujan & curah hujan
4. Angin yg berhembus
5. Kemampuan & jarak terbang
Vektor Behaviour
 Tata laku serangga :
kecenderungan serangga
vektor utk melakukan
tindakan & kegiatan yg
sebagian besarnya
berdasarkan naluri &
dirangsang oleh vaktor
lingkungan hidup yg ada di
sekitarnya
BREEDIN
RESTING G PLACES
PLACES

BITING
PLACES

TATA LAKU
Vektor Behaviour
 Tata laku vektor dpt dikelompokkan menjadi:
1. Lingk hidup utk berkembang biak (breeding
places, perindukan)
2. Lingk hidup utk pencarian pakan/ mengigit
(biting places)
3. Lingk hidup utk beristirahat, mematangkan
telurnya (resting places)
Tata Laku berkembang biak (1)
 Pd umumnya serangga kawin (mating) cukup
sekali seumur hidup, kemudian dgn
simpanan spermatoza yg ada dlm
“spermatika” pada serangga betina,
selanjutnya tinggal mengembangkan telurnya
tnpa perlu memperoleh spermatozoa dr
jantan
Tata Laku berkembang biak (2)
 Dikalangan penggigit & penghisap darah,
hanya yg betina yg menghisap darah oleh krn
membvutuhkan unsur2 nutrisi dlm darah utk
perkembangan telurnya
 Lingkungan tmpat perindukan & kehidupan

selanjutnya dpt ditempat yg sama ataupun


berbeda
Tata Laku berkembang biak (3)
 Pd batas2 ttt, serangga mampu hidup
menyesuaikan diri dgn lingk hidup yg ada
 Reproduksi serangga ditentukan oleh siklus

gonotrofik yaitu siklus yg tjd sejak serangga


memperoleh pakan (msl darah) kmdian
beristiraht ban bertelur, siklus ini berjalan
bbrp kali sblm serangga betina mati
 Pd bbrp serangga dpt dilakukan artificial

mating/kawin buatan
Tata Laku Pencarian Pakan

Waktu

Malam Hari (night-biter)

Siang Hari (day-biter)

Sepanjang waktu (all time-biter)

Lokasi ●
Di dlm rumah (indoor biting)
Di luar rumah ( outdoor biting)

Sasaran


Di dalam maupun luar rumah (indoor-outdoor biting)

Sumber ●


Anthropophylic (menyukai darah manusia)
Zoophylic (menyukai darah hewan)
Darah ●
Non-preference( menyukai yg manapun)
Tata Laku Pencarian Pakan
Tempera
tur
lingkung
an

Kelemb
aban
Udara

Spesies
Vektor

Biting Rate
Tata Laku Beristirahat
 Resting places diperlukan setelah serangga
mendapatkan pakan untuk beristirahat dan
mengembangkan telur yg dimatangkannya di
ovarium
 Resting places yg dipilih:

1. teduh, tdk terpapar matahari


2. Temaran, tidak terlalu terang
3. Lembab, mencegah pengeringan air dr tubuh

4. Sejuk
5. Aman dr gangguan musuh
Kepadatan Vektor
Dipengaruhi oleh :
 Topografi daerah
 Kesuburan daerah ( banyak ternak/ manusia

sbg sumber makanan)


 Tempat istirahat di sekitar perindukan
 Sumber genangan air
 Kegiatan manusia ( pembuatan irigasi,

tambak, waduk, pembukaan hutan)


 Variasi musiman
Siklus Hidup
Siklus Hidup
1. Telur
 Diletakkan di permukaan air/ benda2 lain di
permukaan air
 Ukuran ± 0,5 MM
 Jumlah telur (sekali bertelur rata2 150 butir
 Frekwensi bertelur 2 atau 3 hari
 Lama menetas 2 samapi 3 hari setelah berada di
air
 Telur menetas menjadi jentik
Siklus Hidup
2. Jentik
 Terdapat di air & mengalami 4 masa instar
 Msg2 instar ukurannya berbeda & jg kelengkapan
bulu2nya
 Tiap pergantian instar disertai dgn pergantian
kulit
 Blm ada perbedaan jantan & betina
 Umur dr jentik sampai mjd epompong 8-14 hari
Siklus Hidup
3. Kepompong
 Terdapat di air
 Tidak memerlukan makanan
 Memerlukan udara
 Blm ada perbedaan jantan & betina
 Menetas dlm 1-2 hr menjadi nyamuk
 Pd umumnya nyamuk jantan menetas lbh dahulu
drpd betina
Siklus Hidup
4. Nyamuk
 Jumlah nyamuk jantan & betina yg menetas dr
kelompok telur pd umumnya sama banyaknya
 Setelah mnjadi nyamuk, kemudian melakukan
perkawinan yg biasanya terjadi pd waktu senja,
perkawinan hanya terjad cukup satu kali sblm
betina pergi mengambil darah
 Nyamuk jantan berumur ± seminggu, makanan dr
cairan buah2an atau tumbuhan, jarak terbang tdk
jauh dr perindukan
 Nyamuk betina menghisap drah utk pertumbuhan
telurnya, dpt terbang 0,5 sampai ± 2km
Kemampuan serangga menularkan
penyakit
 Tidak semua Arthropoda mampu menularkan
agen penyakit, hanya sebagian kecil saja dr
spesiesnya yg mjd vektor penyakit
 Kepadatan vektor : semakin padat mk akan
semakin efektif dlm transmisi agen penyakit
 Frekwensi mengigit: semakin sering kontak
sasaran, mk semakin efektif dlm transmisi agen
penyakit
 Kapasitas vektor
 Longivity
Kemampuan serangga menularkan
penyakit
 Persyaratan arthropoda mjd vektor
berumur cukup panjang
Susceptible (rentan & cocok)
Mau dan mampu berkontak (mengigit, menusuk,
menghisap)
Upaya Pengendalian
 Harus memperhatikan dan memperoleh
data/informasi yg memadai agar berhasil
secara efektif & efisien dr segi waktu, tenaga
dan biaya. Informasi meliputi:
Distribusi musiman
Vektor distribution
Jarak terbang vektor
Kecepatan & arah angin
Jenis & kerakteristik biologik pathogen maupun
parasit yg ditularkan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai