Anda di halaman 1dari 40

MOD-TR-RS-001.REV.

00

PRA-CONTRACTOR RISK
ASSESSMENT (PCRA) DALAM
SISTEM MANAJEMEN K3
KONTRAKTOR

MOD-TR-RS-001.REV.00

Apa Itu Sistem Manajemen K3


Kontraktor ?
Dokumen SMK3 Kontraktor berisi suatu
mekanisme kontrol dalam bentuk panduan
untuk menjamin standar usaha dalam
pengelolaan kinerja K3 dari para kontraktor.

1
MOD-TR-RS-001.REV.00

Apa Itu PCRA?


• PCRA adalah suatu mekanisme/sistem untuk
mengendalikan semua potensi bahaya dan
risiko yang dapat ditimbulkan pada saat
pelaksanan pekerjaan konstruksi (renovasi,
pembangunan, pembongkaran, perbaikan, dll)
di Rumah Sakit yang dapat berdampat pada
pekerja, pasien, pengunjung maupun
masyarakat disekitar rumah sakit.
(A. Ismail, 2018)

Health, Safety, Protection Academy 3

MOD-TR-RS-001.REV.00

Tujuan adanya SMK3 Kontraktor?


• Menyediakan proses kontrak kerja antara Operator
(Rumah Sakit) dan kontraktor dengan melihat
aspek K3, sehingga kedua belah pihak dapat saling
mendukung kegiatan K3 dalam proyek.
• Memastikan kontraktor mempunyai sistem
Manajemen K3 dan program K3 sesuai dengan
risiko pekerjaan.
• Memfasilitasi aktivitas K3 kontraktor terhadap
Operator dan terhadap para sub-kontraktor lainnya.

2
MOD-TR-RS-001.REV.00

Untuk Apa SMK3 Kontraktor diterapkan di


RS?
• Sistem ini dipakai oleh RS di dalam pemilihan
kontraktor, pengawasan pelaksanaan proyek dan
mengevaluasi pada saat proyek telah selesai.
• SMK3 Kontraktor juga dapat dipakai oleh kontraktor
utama dalam mengelola sub kontraktor mereka.
• Untuk menerapkan PCRA secara komprehensif
sehingga sasaran PCRA dapat tercapai.

MOD-TR-RS-001.REV.00

Pendahuluan
Mengapa PCRA harus dikembangkan dan
diimplementasikan?
• Persyaratan peraturan dan perundangan.
• Kemanusiaan.
• Dampak terhadap operasi / aktifitas Operator.
• Dampak Lingkungan.
• Tujuan Bisnis.
• Peningkatan K3.

3
MOD-TR-RS-001.REV.00

Tahapan PCRA
1. Perencanaan.
2. Pra-Kualifiakasi (Penilaian Kemampuan K3)
3. Tender dan Pemenang Tender.
4. Pre-mobilisasi.
5. Mobilisasi.
6. Eksekusi / Pelaksanaan.
7. De-mobilisasi.
8. Evaluasi Akhir dan Penutupan.

MOD-TR-RS-001.REV.00

(1) Perencanaan (Ruang Lingkup)


• Rumah Sakit (Operator) bertanggung jawab atas
penjelasan Ruang Lingkup pekerjaan yang
ditawarkan.
• Penjelasan di lengkapi dengan :
• Desain / spesifikasi pekerjaan.
• Standar.
• Gambar.
• Dll.

4
MOD-TR-RS-001.REV.00

Perencanaan (Ruang Lingkup)


• Diskripsi dari ruang lingkup, termasuk aktivitas K3 yang
harus dipenuhi oleh kontraktor, meliputi :
• Waktu Pelaksanaan.
• Penjelasan terhadap lokasi pekerjaan, isu K3, keamanan,
penggunaan tenaga setempat, dll.
• Penanganan Emisi dan Limbah.
• Kompetensi personel.
• Kebijakan K3L, Alkohol, Obat terlarang.
• Higine Industri.
• Pengendalian Infeksi
• Asuransi.
• Pelaporan, insiden, dll.

MOD-TR-RS-001.REV.00

Perencanaan (Penilaian Resiko)


• Operator bertanggung jawab untuk mengidentifikasi
dan menilai risiko atas pekerjaan yang akan
ditawarkan.
• Penilaian Risiko, mempertimbangkan aspek :
• Manusia.
• Aset.
• Lingkungan.
• Reputasi.

10

5
MOD-TR-RS-001.REV.00

Perencanaan (Penilaian Resiko)


• Sifat Pekerjaan dan peralatan yang digunakan.
• Lokasi kerja / pekerjaan.
• Potensi bahaya di lokasi kerja.
• Potensi bahaya terhadap pekerja kontraktor.
• Potensi bahaya terhadap pekerja RS, pasien dan
pengunjung.
• Potensi akibat insiden (lingkungan, keterlambatan
pekerjaan, keterlambatan produksi, legal claim).
• Dampak negatif terhadap pemberitaan.
11

MOD-TR-RS-001.REV.00

Perencanaan (Mode Kontrak)


• Strategi Kontrak
• Mode 1, Kontrak ke kontraktor yang menyediakan tenaga
kerja, proses dan peralatan untuk pelaksanaan dan kontrak
dibawah supervisi dan instruksi Operator, dan menjalankan
Sistem K3 Operator di lakukan oleh Kontraktor
• Mode 2, Kontrak ke kontraktor dimana kontraktor
menyediakan semua kegiatan, dan mempunyai sistem K3
sendiri disesuaikan dengan K3 Operator, dan Operator
menilai efektifitas K3 yang diterapkan kontraktor termasuk
sub-kontraktor

12

6
MOD-TR-RS-001.REV.00

Perencanaan (Mode Kontrak)


• Strategi Kontrak (lanjutan)
• Mode 3, Kontrak ke kontraktor dimana kontraktor
menyediakan semua kegiatan, dan mempunyai sistem
K3 sendiri, dan tidak berhubungan dengan aturan K3
Operator. Tidak perlu melaporkan kinerja K3 ke
Operator termasuk jika ade ketidaksesuaian / insiden

13

MOD-TR-RS-001.REV.00

Perencanaan
Jadwal Kontrak
• Perencanaan Pre-Mobilisasi.
• Mobilisasi dan demobilisasi.

14

7
MOD-TR-RS-001.REV.00

(2) Pra-Kualifikasi (Penilaian Kemampuan)

• Tujuan
Menyaring Kontraktor, seusai dengan pengalaman dan
kemampuan yang diharapkan .
• Proses
Semua kontraktor harus melalui Prakualifikasi kecuali:
- Pekerjaan dengan resiko rendah.
- Masih mempunyai nilai PQ (Pra-Qualification) yang
berlaku.
- Jika tanggung jawab K3-nya di ambil alih oleh User.
15

MOD-TR-RS-001.REV.00

Pra Kualifikasi (Penilaian Kemampuan)

Sasaran penilaian Kemampuan K3 Kontraktor :


• Menyaring kontraktor potensial yang mempunyai
kemampuan berdasarkan pengalaman.
• Menetapkan kapabilitas kontraktor (disesuaikan
dengan risiko dan bidang usaha yang spesifik).

16

8
MOD-TR-RS-001.REV.00

Pra Kualifikasi (Penilaian Kemampuan)


• Penilaian kapabilitas K3 kontraktor disesuaikan
dengan tingkat risiko pekerjaan.
• Catatan penilaian kinerja K3 kontraktor, termasuk
hasil audit, inspeksi, hasil kerja sebelumnya.
• Melakukan penilaian terhadap kontraktor baru
(yang belum masuk dalam daftar kontraktor
disetujui).

17

MOD-TR-RS-001.REV.00

Pra Kualifikasi
• Komitmen dan Kepemimpinan K3.
• Tujuan, Kebijakan dan Strategi.
• Organisasi, Tanggung Jawab, SDM, Manajemen
Subkon, Standar Kinerja.
• Penanganan bahaya dan dampak.
• Perencanaan dan Prosedur.
• Pemantauan atas pelaksanaan dan kinerja.
• Prosedur Audit.
• Nilai Pra-kualifikasi terdahulu terhadap aspek K3.
• Ciri tambahan lainnya.
18

9
MOD-TR-RS-001.REV.00

Workshop

• Bekerja dan diskusi dalam Kelompok, selama 15


menit

• Melakukan isian terhadap Form Pra Kualifikasi


– Kriteria Pemilihan dan Penilaian Tender Untuk Calon
Kontraktor
– Formulir Evaluasi Tender K3 Kontraktor

19

MOD-TR-RS-001.REV.00

(3) Tender
• Penyiapan Dokumen lelang Operator
• Sasaran dan Program K3
• Rencana K3.
• Prosedur Kerja.
• Jadwal kerja, pelatihan, kompetensi, dll.
• Pra Lelang dan Kunjungan Lapangan.
• Evaluasi Lelang, Peninjauan Lokasi dan Audit
kontraktor.
• Penetapan Pemenang.
20

10
MOD-TR-RS-001.REV.00

Tender
Menetapkan Kriteria Evaluasi Tender
• Biaya.
• Kemampuan teknis.
• Reputasi kontraktor.
• Jadwal pekerjaan.
• Metode kerja dan Rencana K3 Proyek.
• Kinerja K3 Kontraktor.

21

MOD-TR-RS-001.REV.00

Tender
Kriteria K3 Kontraktor dinilai atas dasar :
• Hasil Penilaian langsung K3 kontraktor.
• Kemampuan kontraktor mengidentifikasi bahaya
dan risiko atas pekerjaan yang ditawarkan.
• Catatan tindakan perbaikan yang harus dilakukan
terhadap kinerja K3 kontraktor.

22

11
MOD-TR-RS-001.REV.00

Tender
Dokumen tender yang berhubungan dengan K3, dapat
meliputi :
• Kerangka kebijakan K3 Operator
• Sasaran dan Program K3 Operator
• Ruang Lingkup, dan bahaya serta resiko pekerjaan
• Daftar Resiko K3 yang spesifik (mis. Penyebaran infeksi)
• Mode Kontrak yang ditawarkan
• Persyaratan Jenis dan Jadwal pelatihan serta induksi
• Spesifikasi minimum persyaratan pre-mobilisasi dan
mobilisasi

23

MOD-TR-RS-001.REV.00

Tender
Dokumen Tender yang berhubungan dengan K3,
meliputi :
• Persyaratan K3 yang harus dipenuhi kontraktor, Bahaya dan
Risiko pekerjaan.
• Rencana K3 Proyek (disesuaikan dengan mode 2 & mode 3)
• Penghentian pekerjaan, jika ada ketidaksesuaian / insiden
K3 atau pelanggaran terhadap persyaratan K3 yang telah
ditetapkan.
• Metode kerja, dan biaya biaya K3 yang spesifik.
• Tanggung jawab K3 Kontraktor utama, terhadap kinerja K3
sub-kontraktor.
24

12
MOD-TR-RS-001.REV.00

Seleksi Peserta Tender


Operator melakukan penilaian atas Rencana K3
Proyek yang telah dikirimkan kontraktor, dengan
melihat :
• Identifikasi bahaya dan resiko pekerjaan.
• Tersedianya pengendalian untuk mengurangi bahaya
dan resiko.
• Efektifitas sistem manajemen K3.
(Operator dan kontraktor dapat melakukan klarifikasi
atas Rencana K3 yang ditawarkan)
25

MOD-TR-RS-001.REV.00

Pemenang Tender
Setelah penetapan pemenang tender, maka kilen
akan melakukan :
• Rapat penjelasan dengan kontraktor untuk Finalisasi
rencana K3 proyek.
• Menyetujui Rencana K3 proyek.
• Kontraktor segera melakukan Implementasi rencana K3
proyek.
(Jika memungkinkan Operator memberi umpan balik
terhadap peserta yang gagal menjadi pemenang)

26

13
MOD-TR-RS-001.REV.00

Workshop

• Bekerja dan diskusi dalam Kelompok, selama 15


menit

• Melakukan isian terhadap Form Tender


– Formulir Evaluasi Tender K3 Kontraktor

27

MOD-TR-RS-001.REV.00

(4) Pre-mobilisasi
• Kick off meeting
Kontraktor melakukan kick of meeting setelah kontrak
dimenangkan, untuk mengenal lebih jauh tentang
pemberi Kerja, termasuk sub kontraktor yang
dipekerjakannya
• Orientasi Lapangan K3

• Pelatihan K3

28

14
MOD-TR-RS-001.REV.00

Pre-Mobilisasi (kick off meeting)


Materi yang dibahas meliputi :
• Rencana K3 proyek.
• Sasaran dan program.
• Identifikasi bahaya dan resiko K3.
• Kompetensi Kontraktor.
• Key Personel yang terlibat.
• Aturan dasar, Prosedur kerja, Metode kerja, dll.
• Konfirmasi pertemuan K3 dengan pemberi kerja, Jadwal pelaksanaan.
• Pelaporan kinerja K3.
• Pelaporan dan penyelidikan jika terjadi insiden.
• Aspek lingkungan.
• Dampak sosial terhadap masyarakat setempat.

29

MOD-TR-RS-001.REV.00

Pre-mobilisation Audit
Operator melakukan pre-mobilisasi audit, meliputi :
• Peralatan dan area / lokasi yang digunakan
• Peralatan K3
• Sistem dan prosedur komunikasi
• Sistem pencegahan pencemaran lingkungan
• Lokasi dan sistem keamanan, termasuk pekerja yang digunakan
• Unsur lokal / setempat, dan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan
setempat
• Identifikasi bahaya dan penilaian risiko, perlengkapan medis, dan prosedur
tanggap darurat / medivac

(hasil audit dapat digunakan sebagai masukkan untuk perbaikan Rencana


K3 proyek)

30

15
MOD-TR-RS-001.REV.00

(5) Mobilisasi
Aktifitas yang prinsip meliputi :
• Kick off meeting Lapangan
• Mobilisasi personil utama dan peralatan kontraktor
• Meninjau ulang Rencana K3, rencana tindakan serta
sasaran dan program
• Tugas dan tanggung jawab / prosedur komunikasi,
antara kilen dan kontraktor
• Melakukan orientasi dan pelatihan spesifik mengenai
Pekerjaan, disesuaikan dengan rencana K3
• Melaksanakan Audit Mobilisasi (jika diperlukan)

31

MOD-TR-RS-001.REV.00

Workshop

• Bekerja dan berdiskusi dengan kelompok, selama


30 menit

• Melengkapi Daftar Periksa Pra-Kerja


– Daftar Periksa K3 Kontraktor
– Daftar Periksa Dokumen K3 Kontraktor

32

16
MOD-TR-RS-001.REV.00

(6) Pelaksanaan
• Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan mode
yang ditetapkan, ruang lingkup, risiko proyek, dan
tingkat supervisi dari Operator.
• Operator dan kontraktor mempunyai personel yang
ditunjuk dalam rangka menjalankan sistem K3 yang
telah disepakati.
• Operator dan kontraktor bersama sama melakukan
pemantauan terhadap aktivitas pekerjaan dan
pelaksanaan rencana K3, dan Operator memberikan
bantuan jika diperlukan.
33

MOD-TR-RS-001.REV.00

Pelaksanaan
Kompetensi Kontraktor, meliputi
• Kompetensi personel kunci
• Pelaksanaan dan komitmen kontraktor
• Pelatihan K3
• Pelaksanaan Rencana K3
• Reaksi Tanggap Darurat

34

17
MOD-TR-RS-001.REV.00

Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka Operator
memastikan :
• Manajemen Puncak kontraktor mempunyai komitmen
terhadap isu-isu K3.
• Pemenuhan klausul K3 dalam kontrak dan menjalankan
Rencana K3.
• Memenuhi standar kinerja K3 Operator.
• Kontraktor memantau kualitas, kondisi dan terintegrasi
dengan proses K3, alat & peralatan

35

MOD-TR-RS-001.REV.00

Pelaksanaan (lanjutan)
Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka Operator
memastikan :
• Kontraktor menjalankan Pertemuan rutin K3, pertemuan tool
box
• Kontraktor menjalankan dan / berpartisipasi dalam uji coba
(drill) tanggap darurat.
• Melakukan manajemen perubahan, jika ada perubahan risiko,
akibat perubahan ruang lingkup pekerjaan.
• Melaporkan jika ada ketidaksesuaian, insiden, dan melakukan
penyelidikan, serta melakukan tindak lanjut.
• Mendokumentasikan kegiatan K3
36

18
MOD-TR-RS-001.REV.00

Monitoring & Evaluasi K3


Operator harus melakukan monitoring dan evaluasi
kinerja K3 kontraktor secara berkala, dengan cara:
• Inspeksi K3
• Audit K3
• Pertemuan / Rapat K3 Berkala

37

MOD-TR-RS-001.REV.00

(7) De Mobilisasi
Dalam Perencanaan K3 Proyek dipastikan ada
perencanaan tentang de mobilisasi, yang minimal
mengatur tentang:
• Tanggap Darurat
• Site Restoration dan Re-installment
• Pengelolaaan dan pembuangan Limbah
• Identifikasi Bahaya

38

19
MOD-TR-RS-001.REV.00

(8) Evaluasi Akhir


Melakukan penilaian terhadap kinerja kontraktor,
dimana dalam kesimpulan minimal
menggambarkan :
• Kualitas pelaksanaan Rencana K3L
• Aspek positif selama kontraktor bekerja
• Referensi terhadap kontraktor
• Catatan terhadap kinerja kontraktor (seperti,
tindakan blacklist)
39

MOD-TR-RS-001.REV.00

ICRA
Analisis Risiko dan Pengendalian Infeksi

20
MOD-TR-RS-001.REV.00

Definisi ICRA
• ICRA (Infection Control Risk Assessment) adalah
proses menetapkan risiko potensial dari transmisi
udara yang bervariasi dan kontaminasi melalui air
kotor dalam fasilitas pelayanan kesehatan selama
konstruksi, renovasi dan kegiatan maintenance.
• Kegiatan ICRA merupakan multidisiplin, proses
kolaborasi yang mengevaluasi jenis/macam kegiatan
konstruksi dan kelompok risiko untuk klasifikasi
penetapan tingkat.

OSHA Training Institute 41

MOD-TR-RS-001.REV.00

Lingkup ICRA
– Fokus pada pengurangan (reduksi) risiko infeksi.
– Bertindak sepanjang tahap perencanaan, desain,
konstruksi, renovasi, pemeliharaan fasilitas, serta..
– Mengoordinasikan dan mempertimbangkan
pengetahuan mengenai infeksi, agen infeksi, dan
perawatan lingkungan, membuat organisasi
mampu mencegah potensi kejadian yang tidak
diharapkan.

21
MOD-TR-RS-001.REV.00

Tujuan

43

MOD-TR-RS-001.REV.00

Apa Yang Diatur Standar?

44

22
MOD-TR-RS-001.REV.00

Standar MFK 4.1


Rumah sakit melakukan asesmen risiko prakontruksi (PCRA) pada
waktu merencanakan pembangunan/kontruksi, pembongkaran, atau
renovasi.

Elemen Penilaian MFK 4.1


1. Rumah sakit mempunyai regulasi yang mengatur asesmen risiko
prakonstruksi (PCRA). (lihat juga PPI 7.5). (R)
2. Rumah sakit melakukan asesmen risiko prakontruksi (PCRA) bila ada
rencana kontruksi, renovasi, atau demolis/pembongkaran yang meliputi
butir 1 sampai dengan 8 pada maksud dan tujuan. (D,W)
3. Rumah sakit mengambil tindakan berdasar atas hasil asesmen risiko untuk
meminimalkan risiko selama pembongkaran, konstruksi, dan renovasi.
(D,O,W)
4. Rumah sakit memastikan bahwa kepatuhan kontraktor dipantau,
ditegakkan, dan didokumentasikan. (lihat juga MFK 3). (D,O,W)

MOD-TR-RS-001.REV.00

Asesmen risiko prakonstruksi (PCRA)

Asesmen risiko prakonstruksi (PCRA) meliputi area-area


sebagai berikut:
1. kualitas udara;
2. pengendalian infeksi (ICRA);
3. utilitas;
4. kebisingan;
5. getaran;
6. bahan berbahaya;
7. layanan darurat, seperti respons terhadap kode; dan
8. bahaya lain yang memengaruhi perawatan, pengobatan,
dan layanan.

23
MOD-TR-RS-001.REV.00

Apa Risiko Infeksi?


• Konstruksi dikenal
secara mendunia
sebagai salah satu
sumber risiko infeksi
jamur didapat dari
rumah sakit:
– Aspergillus
– Fusarium
– Scedosporium
– Zygomecetes
– Lainnya

MOD-TR-RS-001.REV.00

Bagaimana konstruksi bisa menjadi


sumber infeksi?
• Gangguan pada:
– Layanan esensial:
• Tempat tidur rumah sakit
• Kelistrikan
• Air
• HVAC (penghangat,
ventilasi, AC)
– Suara & getaran
– Debu

24
MOD-TR-RS-001.REV.00

Elemen
ICRA memiliki 3 elemen umum:
1. Desain
2. Konstruksi
3. Mitigasi

MOD-TR-RS-001.REV.00

Desain
• Desain biasanya diperlukan bagi perencanaan jangka
panjang bagi bangunan yang baru atau direnovasi dan
menambahkan elemen “sentuhan akhir dan
permukaan” yang baru, fitur kritis sepanjang
penggunaan fasilitas. Pertimbangan termasuk:
– Jumlah, lokasi, dan tipe isolasi infeksi airborne dan
ruang isolasi (protective environment room)
– Lokasi ventilasi dan filtrasi khusus, seperti ruang
tunggu IGD.
– Alur udara dan ventilasi diperlukan di ruang operasi,
isolasi, laboratorium, dan ruang khusus lainnya.
– Sistem saluran air yang membatasi kuman patogen
yang dibawa air (waterborne).
– Sentuhan akhir dan permukaan.

25
MOD-TR-RS-001.REV.00

Konstruksi
• Bangunan dan area yang diantisipasi terpengaruhi oleh
konstruksi harus mengikuti pertimbangan sebagai berikut:
– Dampak mengganggu pelayanan esensial terhadap pasien dan
karyawan.
– Menentukan bahaya (hazard) spesifik & menentukan tingkatan
masing-masing.
– Lokasi pasien berdasarkan kerentanan terhadap infeksi &
penentuan risiko masing-masing.
– Dampak potensi pemadaman, atau kedaruratan dan
perlindungan pasien selama pemadaman yang terencana
ataupun tiba-tiba.
– Penilaian aktivitas konstruksi luar dan dalam.
– Lokasi bahaya yang dikenal.

MOD-TR-RS-001.REV.00

Mitigasi Risiko Kontrol Infeksi


• Rekomendasi mitigasi yang diperoleh dari panel ICRA
akan menyatakan:
– Penempatan dan rekolasi pasien.
– Standar bagi barrier/sawar dan perlindungan lain yang
diperlukan untuk melindungi area sekitar dan pasien yang
rentang dari kontaminasi AIRBORNE.
– Provisi atau fase sementara bagi pekerjaan konstruksi atau
modifikasi pemanas, ventilasi, pendingin udara, dan sistem
suplai air.
– Perlindungan dari penghancuran/pembongkaran.
– Persiapan dalam bentuk pelatihan staf, pengunjung, dan
petugas konstruksi.

26
MOD-TR-RS-001.REV.00

Kontrol
• Penghalang pengisolasi
• Penghalang fisik
– Sementara

MOD-TR-RS-001.REV.00

Penghalang Pengisolasi
• Semi-permanen
– Corex
– Melamine
– FRP
– Sintra
• Permanen
– Dinding Gypsum

27
MOD-TR-RS-001.REV.00

Penghalang Pengisolasi
• Eksteroir
– Robust wall
• Ruang antar dinding
bertekanan negatif.

MOD-TR-RS-001.REV.00

Tekanan Udara Negatif


• Yang bersih mengalir ke
yang kotor
• Aliran masuk ke area
konstruksi
• Udara bergerak dari luar
penghalang ke dalam
penghalang

28
MOD-TR-RS-001.REV.00

Pengontrolan Tekanan
• Mesin tekan udara
negatif dengan
filter/sawar HEPA
– Menggunakan tekanan
yang tepat
– Udara bisa dilepas ke
dalam maupun ke luar
ruangan
• Segera vakum HEPA lantai
dan dinding sebelum
digunakan
– Jangan membuang udara
vakum melalui sistem
saluran HVAC

MOD-TR-RS-001.REV.00

Keset yang Tepat

29
MOD-TR-RS-001.REV.00

Segel dan Amankan Semua Lubang


Saluran

MOD-TR-RS-001.REV.00

Lindungi Saluran dan HVAC

30
MOD-TR-RS-001.REV.00

Kontrol Debu
• Higienitas Pribadi
– Jika debu banyak
• Vakum HEPA pakaian
sebelum meninggalkan
tempat kerja
• Penutup badan, sepatu
bot, penutup kepala
mungkin diperlukan saat
keluar dari area kerja
menuju area pasien.
• Dicantumkan detilnya
pada rencana kontrol
infeksi.

MOD-TR-RS-001.REV.00

Membuang Sampah Konstruksi


• Wadah tertutup, tersegel, dan
dibersihkan.
• Plastik sampah tebal tahan bocor.
• Jalur yang dibuat tersendiri
(termasuk elevator khusus)
• Hal ini juga berlaku untuk suplai.

31
MOD-TR-RS-001.REV.00

Jadi, Bagaimana ini dikelola?


• Dari pihak pengembang • Infection control risk
atau konstruktor: assesment (ICRA)
– Deskripsi yang elegan – Tim manajemen
dari langkah-langkah – Matriks ICRA
penanganan konstruksi
& pencegahan infeksi.
– Konsep kontrol yang
detil dan pengukuran
yang digunakan.

MOD-TR-RS-001.REV.00

Proses ICRA
• Disesuikan dengan elemen ICRA, dengan
memerhatikan:
– Dampak pekerjaan (konstruksi)
– Pasien yang terkena dampak
– Agen-agen infeksius
– Mencegah dan/atau mengurangi dampak proyek.

32
MOD-TR-RS-001.REV.00

Jangan Lupa...
• Komite PPI harus melakukan konfirmasi terhadap:
– Saring udara telah memenuhi atau melebihi desain.
– Hubungan tekanan (udara)
– Kondisi bebas debu
– Tidak ada jamur berlebihan di lingkungan
• Pastikan pembersihan akhir dilakukan
– Dilakukannya pembersihan pada tiap tahanan yang
esensial

MOD-TR-RS-001.REV.00

Jangan Lupa...
• Tim PPI melakukan tes
efisiensi filter
– Bisa menggunakan
penghitung partikel
laser.
– Di luar dan di dalam @ 1
mikron
– Diharapkan pengurangan
berkat penyaringan

33
MOD-TR-RS-001.REV.00

PPI juga...
Menginspeksi secara visual adanya debu
Melakukan samping jamur di udara

MOD-TR-RS-001.REV.00

Lankah-Langkah Penerapan ICRA


Pada Kegiatan Kontruksi

68

34
MOD-TR-RS-001.REV.00

Langkah 1: Identifikasi Kriteria Debu


• Dalam melakukan kegiatan pembangunan,
ditentukan terlebih dahulu tipe/jenis aktifitas
debu yang dihasilkan, potensi terbentuknya
aerosol udara, durasi dari aktifitas, dan jumlah
sistem HVAC.

69

MOD-TR-RS-001.REV.00

Langkah 1: Identifikasi Kriteria Debu


TYPE KRITERIA
Inspeksi dan kegiatan non-invasif Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
 Mengganti ubin langit-langit (plafon) untuk inspeksi visual saja. Misalnya terbatas pada 1
genting/plafon per 50 meter persegi.
 Pengecatan (tetapi tidak dengan pengamplasan)
TIPE A  Dinding meliputi pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang tidak menghasilkan debu
atau memerlukan pembongkaran dinding atau akses ke langit-langit selain untuk
pemeriksaan yang kelihatan.

TIPE B Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menghasilkan debu minimal Termasuk, tetapi tidak
terbatas pada :
 Pembukaan tidak lebih dari satu ceiling ubin per 10 ubin
 Pemasangan kabel telepon dan komputer
• Pembongkaran dinding atau atap dimana penyebaran debu dapat dikontrol
• Renovasi kecil dari suatu ruangan
• Pengamplasan dinding basah
• Akses ke ruang terbuka

70

35
MOD-TR-RS-001.REV.00

Langkah 1: Identifikasi Kriteria Debu


TYPE KRITERIA
Pekerjaan yang menghasilkan debu yang banyak Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
 Pengamplasan dinding kering, untuk pengecatan atau penutup dinding
 Pembongkaran dinding, merobohkan dinding kering atau menyelesaikan bangunan, dimana
pekerjaan terbatas satu kamar
 Pembongkaran dinding atau pembangunan tembok baru
 Pekerjaan kecil saluran, pipa, listrik di langit-langit (tidak termasuk pembongkaran atau
instalasi);
 Renovasi ruangan yang ada
 Menarik kabel utama dari beberapa kamar ke jalur akses yang dibutuhkan
TIPE C  Kegiatan apapun yang tidak dapat diselesaikan dalam shift kerja tunggal.
 Setiap aktifitas yang tidak memerlukan penutup/barrier yang tidak memenuhi syarat
sebagai tipe D
Pembongkaran besar dan proyek–proyek konstruksi utama namun tidak terbatas pada :
 Kegiatan yang memerlukan penutupan unit/relokasi pasien
 Pembongkaran instalasi kabel lengkap, HVAC, pipa, perlengkapan gas, atau sistem listrik
 Pembongkaran komponen gedung utama
 Konstruksi baru yang terletak di dekat gedung Rumah Sakit (sebagaimana ditentukan
oleh TIM ICRA primer)
 Konstruksi baru yang terletak di dekat jalur keluar pasien dari area perawatan (yang telah
TIPE D ditetapkan oleh TIM ICRA primer )
 Kegiatan penggalian yang jaraknya dekat dengan bangunan Rumah Sakit (sebagaimana
telah ditetapkan oleh Tim ICRA Primer)

71

MOD-TR-RS-001.REV.00

Langkah 2: Identifikasi Group Pasien Yang Berisiko.


Risiko
Risiko Menengah Risiko Tinggi Risiko Highest
Rendah
 Area  Cardiology  HCU  Tempat Perawatan
perkantoran  Echocardigraphy  IGD Pasien
 Koridor Umum  Endoscopy  Laboratorium Klinik, Imunosupresan
 Nuclear Medicine Spesimen  Bank Darah
 Physical Therapy  Medical Units  Klinik Lab
 Radiologi/MRI  Ruang RR Mikrobiologi,
 Farmasi Virologi
 Respiratory Therapy
 Ruang Anak  HCU
 Surgical Units  Ruang Isolasi
 Ruang Perawatan Tekanan Negatif
Bayi  Oncology
 Rawat Jalan  Ruang Operasi

72

36
MOD-TR-RS-001.REV.00

Langkah 3: Membuat Matriks ICRA


Kategori Proyek
TIPE TIPE
Kelompok TIPE C TIPE D
Risiko Pasien
A B
RENDAH I II II III/IV
SEDANG I II III IV
TINGGI I II III/IV IV
SANGAT
TINGGI II III/IV III/IV IV

MOD-TR-RS-001.REV.00

Langkah 4: Deskripsi Tindakan Pengendalian Infeksi


Berdasarkan Kelas
Kelas Selama Pembangunan Proyek Setelah Penyelesaian Proyek
I. 1. Laksanakan pekerjaan dengan metode 1. Bersihkan area kerja setelah menyelesaikan
meminimalisasi timbulnya debu dari tugas.
pelaksanaan kegiatan konstruksi
2. Segera meletakkan kembali ke tempat
semula plafon atap yang diganti untuk
pemeriksaan yang kelihatan

II. 1. Menyediakan sarana aktif untuk mencegah 1. Lap permukaan kerja dengan pembersihan/
debu udara dari penyebaran ke atmosfer; desinfektan;
2. Air kabut permukaan kerja untuk 2. Wadah yang berisi limbah konstruksi sebelum di
mengendalikan debu pada waktu transportasi harus tertutup rapat
pemotongan; 3. Pel basah dan/atau vakum dengan HEPA filter,
3. Seal pintu yang tidak terpakai dengan vakum sebelum meninggalkan area kerja;
lakban; 4. Setelah selesai, mengembalikan sistem
4. Blokir dan tutup ventilasi udara; HVACdimana pekerjaan dilakukan.
5. Tempatkan tirai debu di pintu masuk dan
keluar area kerja;
6. Hilangkan atau isolasi sistem HVAC (Heating,
Ventilation, dan Air Conditioning) yang
sedang dilaksanakan;

74

37
MOD-TR-RS-001.REV.00

Langkah 4: Deskripsi Tindakan Pengendalian Infeksi


Berdasarkan Kelas
Kelas Selama Pembangunan Proyek Setelah Penyelesaian Proyek
III 1. Untuk mencegah kontaminasi dari sistem 1. Jangan menghilangkan barrier dari area kerja
saluran maka hilangkan/lepaskan atau sampai proyek selesai diperiksa oleh Komite
isolasi sistem HVAC di area, dimana PPIRS, dibersihkan oleh bagian kebersihan RS.
pekerjaan sedang dilakukan; Hilangkanbarrier materi dengan hati-hati
2. Lengkapi semua barrier penting yaitu untuk meminimalisasi penyebaran dari kotoran
sheetrock, playwood, palstik untuk menutup
dan puing-puing yang terkait dengan
area dari area yang tidak untuk kerja atau
konstruksi;
menerapkan metode pengendalian
kubus (gerobak dengan penutup plastik dan 3. Vakum area kerja dengan HEPA filtered
koneksi disegel ke tempat bekerja dengan
HEPA vakum untuk menyedot debu sebelum vacuums
keluar) sebelum konstruksi dimulai; 4. Area untuk lap basah dengan
3. Menjaga tekanan udara negatif di dalam
tempat kerja dengan menggunakan HEPA pembersih/disinfektan/cleaner
unit yang dilengkapi dengan penyaringan
5. Setelah selesai, kembalikan sistem HVAC
udara;
4. Wadah tempat limbah konstruksi sebelum di
transportasi harus tertutup rapat
5. Tutup wadah transportasi atau gerobak.
Pita penutup, jika tidak tutup yang kuat;

75

MOD-TR-RS-001.REV.00

Langkah Lanjutan...
• Langkah Ke 5: Identifikasi kegiatan di tempat khusus, misalnya
ruang perawatan, ruang farmasi /obat,dst.
• Langkah Ke 6: Identifikasi masalah yang berkaitan dengan: ventilasi,
pipa ledeng, listrik dalam hal terjadinya kemungkinan pemadaman.
• Langkah Ke 7: Identifikasi langkah-langkah pencegahan,
menggunakan penilaian sebelumnya, apa jenis barriernya (misalnya
barriernya dinding yang tertutup rapat ). Apakah HEPA filter
diperlukan ? (Catatan : Selama dilakukan konstruksi maka area yang
direnovasi/konstruksi seharusnya diisolasi dari area yang
dipergunakan dan merupakan area negatif terhadap sekitarnya).
• Langkah Ke 8: Pertimbangkan potensial risiko dari kerusakan
air. Apakah ada risiko akibat merusak kesatuan struktur (misalnya :
dinding, atap, plafon).

76

38
MOD-TR-RS-001.REV.00

Langkah Lanjutan...
• Langkah Ke 9: Menentukan apakah pekerjaan dapat dilakukan
selama bukan jam pelayanan pasien.
• Langkah Ke 10: Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah
ruang isolasi/ruang aliran udara negatif yang memadai.
• Langkah Ke 11: Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah
dan tipe tempat/bak cuci tangan.
• Langkah Ke 12: Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan jumlah minimum
bak/tempat cuci tangan tersebut ?
• Langkah Ke 13: Apakah PPIRS/ IPCN setuju dengan rencana
relatif terhadap utilitas ruangan bersih dan kotor.
• Langkah Ke 14: Rencanakan untuk membahas masalah pencegahan
tersebut dengan tim proyek (misalnya :arus lalu lintas, rumah
tangga, pembersihan puing, bagaimana dan kapan).

77

MOD-TR-RS-001.REV.00

Simpulan
• ICRA merupakan proses berkesinambungan prakonstruksi
hingga pascakonstruksi di rumah sakit yang melibatkan
banyak pemangku kebijakan dan ahli di bidang PPI guna
menyiapkan proyek agar dapat aman dan mengurangi potensi
infeksi akibat proses konstruksi maupun renovasi.
• Semua jenis rencana pembangunan, renovasi, atau konstruksi
di rumah sakit memerlukan ICRA. Dari yang kecil hingga yang
besar.
• Penentuan ICRA dapat dibantu dengan matriks, dan
disesuaikan dengan keperluan rumah sakit.
• ICRA merupakan salah satu program kerja yang dapat
dilaksanakan oleh Komite/Tim PPI di rumah sakit.

39
MOD-TR-RS-001.REV.00

Terimakasih

40

Anda mungkin juga menyukai