Anda di halaman 1dari 34

STUDI KASUS:

PENINGKATAN JALAN PAKET C RUAS JALAN PLALANGAN - MUNTAL (KEC.


GUNUNGPATI) DAN JALAN MANGUNHARJO RAYA (KEC. TEMBALANG).

S1 TEKNIK SIPIL B 2011


Landasan Teori
PENGENDALIAN
MUTU
Pengendalian mutu merupakan salah satu faktor
keberhasilan
hasil pelaksanaan pekerjaan khususnya pelaksanan 
Proyek Jalan dan Jembatan .
Dengan pengendalian mutu yang baik dan dapat
memberikan pelayanan sesuai dengan umur rencana.

Seperti yang telah kita rasakan bahwa keterlambatan 
dalam Pembangunan Proyek Jalan maupun Jembatan
merupakan kejadian yang terlaluumum, banyak
alasan-alasan dibuat atas keterlambatan tersebut
seperti

misalnya;
kurangnya kemajuan pencapaian progress dilapangan
berujung pada faktor cuaca yang tidak mendukung,
dan faktor-faktor klasik lainnya. Namun jika di analisa
dengan teliti, kelemahan-kelemahan terjadi
karenakurangnya perencanaan terhadap program ker
ja,pengecekan, pengawasan, pengendalian dan
koordinasi. Keberhasilan atau sukses suatu proyek
bukanhanya tergantung pada antusias dan energi
dari pihak pelaksana/kontraktor, tapi bimbingan,
binaan baik dari pengguna jasa/pihak proyek maupun
dari konsultan
• Syarat Penggunaan dalam Pengendalian Mutu

Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam


management kualitas. Dalam konteks konstruksi
beberapa akan di jelaskan.

1. Inspeksi

• Inspeksi merupakan alat untuk mengukur


kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa
apakah standard spesifikasi udah di capai.

2. Quality control

• Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah


teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar
mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai.
Aktivitasnya mencakup monitoring, mengeliminir
problem yang diketahui, mengurangi
penyimpangan/perubahan yang tidak perlu serta
usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.
• Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO-9000
didefinisikan sebagai “ciri dan karakter
menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang
mempengaruhi kemampuan produk tersebut
untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini
berarti bahwa kita harus dapat
mengidentifikasikan ciri dan karakter produk yang
berhubungan dengan mutu dan kemudian
membuat suatu dasar tolok ukur dan cara
pengendaliannya.
• RENCANA MUTU PROYEK
Rencana Mutu Proyek (RMK) merupakan salah
satu dokumen pelaporan administrasi dan
pengendalian proyek yang sering kali
ditiadakan oleh Kontraktor Pelaksana, karena
alasan ribet, ruwet, dan membebani. Bagi
Konsultan Supervisi, RMK merupakan salah
satu alat pengendali yang jitu. Nah dengan
latar belakang yang saling tolak belakang
antara Kontraktor Pelaksana vs Konsultan
Supervisi ini, RMK tetaplah harus disiapkan
demi Pengendalian Proyek agar sesuai jadual
yang telah ditetapkan, tidak menyalahi
spesifikasi dan kualitas, serta mengacu pada
kuantitas yang telah dianggarkan.
KOMPONEN PENGENDALIAN MUTU
SECARA UMUM
STUDI KASUS

PENGENDALIAN MUTU
KONSTRUKSI
DATA BERDASARKAN
RENCANA MUTU KONTRAK

PEKERJAAN :
PENINGKATAN JALAN PAKET C RUAS JALAN
PLALANGAN - MUNTAL (KEC. GUNUNGPATI)
DAN JALAN MANGUNHARJO RAYA (KEC.
TEMBALANG).
INFORMASI PROYEK
• NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Ir. ISWAR AMINUDDIN,
MT.
Satuan Kerja : SKPD Dinas Bina Marga Kota Semarang
• SUMBER PENDANAAN
Sumber Pendanaan Kegiatan Supervisi Peningkatan Jalan Paket
C tersebut berasal dari APBD Kota Semarang (DAU T.A.
2012).

• KONSULTAN PERENCANA : CV. TECHNOSTARINDO


CONSULTANT
• KONTRAKTOR PELAKSANA : CV. PARAMATA 33
CV. PARAMATA 33

DJAFAR M.A PARAMATA

DIREKTUR

HARTONO LATJENGKE

PELAKSANA UTAMA

TIM PENGENDALIAN
HIDAYAT DJA’FARA DEDI DJA’FARA
MUTU PROYEK
ADMINISTRASI LOGISTIK
 
 

AMIR MAHMUD
RICI INDRAJAYA
PELAKSANA LAP
SURVEYOR
 
 

KEPALA TUKANG

TUKANG

MANDOR

PEKERJA
STRUKTUR TEAM MANAJEMEN MUTU

Kepala QA/QC
M. Ma’ruf

QA &
Internal
Inspektor Administrasi Kalibrasi
Audit
FERDIAN VITA Team LAB
Team
ARY MEILINDA,
PROGRAM MUTU
BAGAN ALIR
PEKERJAAN GALIAN
TANAH
BAGAN AIR PEKERJAAN
TIMBUNAN TANAH
PILIHAN
BAGAN AIR PEKERJAAN
HAMPARAN LPA KLAS B
BAGAN AIR PEKERJAAN
BETON
RINGKASAN
SPESIFIKASI TEKNIK
A. Mobilisasi (SP.001)
•Perlengkapan konstruksi menyediakan semua perlengkapan yang
diperlukan dalan pelaksanaan dengan jumlah yang cukup. Apabila direksi
memandang belum sesuai dengan kontrak, maka kontraktor harus segera
mengetahui kekurangannya dalam penyediaan semua perlengkapan dan
peralatan dengan sparepart yang cukup dan memeliharanya agar
pekerjaan dapat dilakukan dengan sempurna.
B. Pengukuran
•SP.001. Bench Marks
•Tanda dasar untuk proyek merupakan Bench Mark yang berdekatan
dengan saluran induk. Ketinggian dari Bench Mark yang lain dan titik
referensi yang terlihat pada gambar diberikan kepada kontraktor sebgai
referensi. Sebelum menggunakan suatu
•Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk Setting
Out pekerjaan. Kontraktor harus melakukan pemeriksaannya atas
ketelitiannya. Pemberi tugas tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian
Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik referensi.
•Kontraktor perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk
kemudahannya, tetapi tempat dan rencana didirikan harus disetujui direksi
dan merupakan ketelitiandan berhubungan dengan Bench Mark yang
didirikan Direksi.
(a) Umum
•Semua gambar haruslah gambar-gambar yang telah ditanda
tangani oleh direksi, apabila ada perubahan harus diserahkan
pada direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum
pelaksanaan dimulai.

(b) Gambar-Gambar Pelaksanaan / Gambar Kerja


•Kontrator harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai
dasar untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan.
Gambar pelaksanaan dibuat lebih detail untuk pelaksanaan
pekerjaan. Untuk pekerjaan khusus seperti pekerjaan jalan Usaha
•tani harus memperlihatkan penampang melintang dan
memanjang. Pengaturan susunan, bentuk termasuk rencana tipe
bahan yang digunakan, mutu, tempat, dan ukuran yang tepat.

SP.002. Semua produk-produk hasil unit setting (data


pengukuran kembali,
•gambar-gambar, BQ, RAB tambahan biaya / pengurangan biaya)
disampaikan kepada
•pejabat pembuat komitmen untuk selanjutnya diteliti / diperiksa
kebenarannya dan
•setelah mendapat persetujuan direksi maka kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan
•tersebut.
SD.001. Pengukuran kembali semua rencana kegiatan-kegiatan
pekerjaan dengan
•mencocokkan kembali pada titik tetap.
C. Drop Material
•SP.001. Kontraktor supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut
perlengkapan dan bahan kepada pemberi tugas sesuai yang dimintanya untuk
tujuan pemeriksaan,
•tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan kontraktor untuk menyediakan
perlengkapan-perlengkapan dan bahan sesuai dengan spesifikasi.
•SP.002. Kontraktor menyerahkan kepada direksi brosur, data bahan dan
perlengkapan untuk mendapatkan persetujuan.
D. Galian Tanah
•SP.001. Kontraktor harus mengajukan usul rencana pelaksanaan pekerjaan
tanah.
•SP.002. Galian tanah untuk pondasi harus cukup lebarnya, sehingga tidak
menyusahkan posisi bekerja.
•SP.003. Kedalaman galian pondasi harus mencapai tanah keras dan sebelum
pondasi dipasang harus mendapat persetujuan direksi.
•SD.001. Kelebihan galian tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah, baik
setempat atau ditempat lain dimana volume galian dan timbunan tidak
seimbang disepanjang pekerjaan, harus diletakkan pada tempat buangan
terpisah. Di luar pekerjan permanen. Tempat buangan ini harus dibentuk
menurut ukuran yang ditunjuk dalam gambar atau menurut perintah direksi.
E. Timbunan Tanah
•SP.001. Timbunan tanah pilihan dilakukan setelah dilakukan perataan badan
jalan dengan cara dihampar lapis demi lapis sesuai dengan ketebalan yang
diinginkan.
•SD.001. Pemadatan harus dilaksanakan dengan alat atau cara lain yang
disetujui.
F. Aggregat Kasar Klas C
•SP.001. Bahan Agregat harus terdiri bersih, keras, awet, bergradasi
seragam, tidak mudah hancur dan bebas dari bahan bahan organik
lainnya yang dapat merusak konstruksi atau sesuai dengan yang
dianjurkan pada spesifikasi teknik.
•SP.002. Pembentukan akhir permukaan lapis pondasi kelas C akan
dilaksanakan paling sedikit setelah dua lintasan pemadatan melintasi
seluruh lokasi tersebut. Setelah pembentukan akhir permukaan,
pemadatan dilanjutkan. Setelah pembentukan awal selesai, setiap lapis
bahan akan dipadatkan seluruhnya dengan alat pemadat yang cocok dan
memadai, yang telah disetujui Direksi
•SD.001. Pemadatan harus dilaksanakan dengan alat atau cara lain yang
disetujui.
G. Bekisting dan Tulangan
•SP.001. Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas-batas dan ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar-gambar atau seperti ditetapkan direksi. Cetakan untuk
menceetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki
harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat terbuat dari logam, lembaran
playwood, papan kayu yang pres halus, dalam keadaan baik sebagaimana
dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna.
•SP.002. Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat-alat dan usaha-
usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan tanpa merusak
permukaan daripada beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum
beton dicor, semua material untuk mempermudah pelepasan cetakan
harus hati-hati agar tidak kontak dengan besi beton yang mengakibatkan
kurangnya daya lekat.
•SP.003. Tulangan baja harus dipotong dari batang-batang yang lurus,
yang bebas dari belitan dan bengkokan atau kerusakan yang lainnya dan
bengkokan dalam keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman.
H. Beton
•SP.001. Kontraktor haarus menyediakan peralatan
dan perlengkapan adukan beton yang mempunyai
ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan
mengawasi jumlah-jumlah dari masing-masing
bahan pembentukan beton. Perlengkapan tersebut
dan cara pekerjaannya selalu harus mendapatkan
persetujuan direksi.
•SP.002. Pengecoran
•Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan
percetakan, baja tulangan beton, pemasangan
instalasi yangharus ditanam penyekangan dan
pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan
yang berhubungan dengan pengecoran yang telah
disetujui direksi.
•SD.001. Segera sebelum pengecoran beton, semua
permukaan percetakan pada tempat pengecoran
beton, lantai kerja harus bersih dari air yang
menggenang. Permukaan beton lama yang akan
dilapisi dengan beton baru harus dalam keadaan
bersih dan lembab sebelum dilapisi denga adukan
beton baru.
PROSEDUR
PEKERJAAN
PROSEDUR PEKERJAN GALIAN TANAH

PROSEDUR DAN TANGGUNG JAWAB :


a. Flow Chart
b. Pelaksanaan melaksanakan
- Menentukan elevasi dan memasang profil
- Mempelajari gambar kerja yang telah disetujui oleh direksi
- Mengajukan izin pelaksanaan galian tanah kepada direksi
- Memonitor dan mengarahkan mandor sehingga menghasilkan pekerjaan
yang tepat biaya mutu dan waktu

KONDISI KHUSUS : -
REKAMAN :
a. Izin pelaksanaan pekerjaan galian tanah
b. Cheklist pekerjaan galian tanah
c. Foto pendukung
LAMPIRAN :
a. Flow Chart galian tanah
b. Form permohonan izin galian tanah beserta cheklistnya
LANJUTAN
PROSEDUR
PEKERJAAN
PROSEDUR PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH

PROSEDUR DAN
TANGGUNG JAWAB :
a. Flow Chart
b. Pelaksana melaksanakan
- Membersihkan lokasi timbunan dari kotoran / genangan air
- Mengajukan izin pelaksanaan Timbunan Tanah kepada direksi
- Mendatangkan / pengecekan material timbunan
- Mengecek susunan / ketebalan layer
- Mengadakan pengecekan hasil pekerjaan timbunan per hari
KONDISI KHUSUS : -
REKAMAN :
a. Izin pelaksanaan pekerjaan Timbunan Tanah
b. Cheklist pekerjaan Timbunan Tanah
c. Foto pendukung
LAMPIRAN :
a. Flow Chart
b. Form permohonan izin Timbunan Tanah beserta cheklistnya
LANJUTAN
PROSEDUR
PEKERJAAN
PROSEDUR PEKERJAAN AGGREGAT KASAR KLAS C

PROSEDUR DAN TANGGUNG JAWAB :


a. Flow Chart
b. Pelaksana melaksanakan
- Membersihkan lokasi dari kotoran / genangan air
- Mengajukan izin pelaksanaan LPB Klas C kepada direksi
- Mendatangkan / pengecekan material LPB Klas C
- Mengecek susunan / ketebalan layer
- Mengadakan pengecekan hasil pekerjaan per hari
KONDISI KHUSUS : -
REKAMAN :
a. Izin pelaksanaan pekerjaan hamparan Aggregat Klas C
b. Cheklist pekerjaan Aggregat Klas C
c. Foto pendukung
LAMPIRAN :
a. Flow Chart
b. Form permohonan izin hamparan Aggregat Klas C beserta cheklistnya
PROSEDUR LANJUTAN

PEKERJAAN
PROSEDUR PEKERJAAN AGGREGAT KASAR LPA KLAS B

PROSEDUR DAN TANGGUNG JAWAB :


a. Flow Chart
b. Pelaksana melaksanakan
- Membersihkan lokasi dari kotoran / genangan air
- Mengajukan izin pelaksanaan LPA Klas B kepada direksi
- Mendatangkan / pengecekan material LPA Klas B
- Mengecek susunan / ketebalan layer
- Mengadakan pengecekan hasil pekerjaan per hari
KONDISI KHUSUS : -
REKAMAN :
a. Izin pelaksanaan pekerjaan hamparan Aggregat LPA Klas B
b. Cheklist pekerjaan Aggregat LPA Klas B
c. Foto pendukung
LAMPIRAN :
a. Flow Chart
b. Form permohonan izin hamparan Aggregat LPA Klas B beserta cheklistnya
PROSEDUR LANJUTAN

PEKERJAAN
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
PROSEDUR LANJUTAN

PEKERJAAN
PROSEDUR PEKERJAAN BETON

PROSEDUR DAN
TANGGUNG JAWAB :
a. Flow Chart
b. Pelaksana :
- melaksanakan Menghitung / membuat perancah
sehingga dapat menahan Beban, Membuat begisting
sehingga mampu mencetak beton dengan Baik
- Melakukan pemasangan besi tulang sesuai dengan
ukuran, bentuk, jarak dan mengadakan penyetelan
serta perkuat
- Mengajukan izin serta mengundang direksi sebelum
pengecoran
- Mengadakan rojokan beton dan melakukan finishing
berupa Pekerjaan yang tepat biaya, mutu dan waktu
7. KONDISI KHUSUS : Setelah pengecoran sampai
pembongkaran begisting, pelaksana harus melakukan
perawatan ( curing ) beton.
REKAMAN :
a. Izin pelaksanaan pekerjaan beton
b. Cheklist pekerjaan beton
c. Foto pendukung
LAMPIRAN :
a. Flow Chart
b. Form permohonan izin beserta
cheklistnya
CONTOH : DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
PELAKASANAAN & PENGENDALIAN MUTU KONSTRUKSI

BIAYA
SITE ENGINER
QUALITY
CONTROL (QC)
CHECK LIST
CHEKLIST / DAFTAR SIMAK
Tida
No Kegiatan Standard Yang Harus di Cek Ya Keterangan
k
Apakah Sesuai Working Drawing ?     
 
Apakah Terdapat Patok Tetap ?     
1 Pengukuran Site Plan
Apakah Dimensi Panjang, Lebar, Tinggi    
  
Kemiringan Sesuai ?
Belum
Semua
Apakah Pemotongan/Penebangan Pemotongan
Pohon, Humus, Semak Bersih Sampai    pohon bersih
Akarnya? sampai akar

2 Kupasan Humus
Apakah Ketebalan 20 Cm?     
Apakah Penuangan Tanah Harus Sesuai    

Tempat Yang Ditentukan?
Apakah Lokasi Pengupasan Humus    
Pada Lokasi Rencana Galian Dan 
Timbunan Sesuai WD?
Apakah Ukuran Panjang, Lebar, Tinggi    

Dan Kemiringan sesuai WD?
Apakah Lokasi Galian Sesuai WD?     
Apakah Urutan Penggalian Sesuai    

3 Galian Tanah Metode Yang Telah Dibuat?
Apakah Pemakaian Alat Sesuai    

Metode?
Apakah Sisa Hasil Galian Dibuang    

Ketempat Yang Ditentukan?

2 titik
urugan yang
Timbrisan/Timbunan Apakah Bahan Urungan Sesuai Dengan masih 20 cm
4   
Tanah Yang Disyaratkan? belum
memenuhi
syarat 30 cm
2 titik
urugan
yang
Apakah Bahan Urungan Sesuai masih 20
  
Dengan Yang Disyaratkan? cm belum
memenu
hi syarat
30 cm
Apakah Bahan Urungan Sesuai Borrow    
Timbrisan/ Area yang telah ditentukan? 
4
Timbunan Tanah
Apakah bersih dari kotoran?    

Apakah ketebalan urungan > 30 cm?    


Apakah dipandaikan sesuai trial    



embankment?
Apakah alat yang digunakan sesuai    
dengan methode? 

   
Apakah material yang digunakan

sesuai dengan yang disetujui?

   
Apakah slump beton 7.5-12 cm? 

   
Apakah mutu beton K.IGO, 175 ? 
5 Trial Mix Design
   
Apakah tes slinder beton umur 7 dan
28 hari sesuai dengan syarat 
karesteristik yang diizinkan?

       
Apakah sesuai WD :     
Jarak dan jumlah tulangan     
Diameter     
Tebal beton Decking     
Panjang Over Lap     
Bentuk tulangan     
6 Pekerjaan Pembesian
Jumlah dan panjang stek    

yang diperlukan
Jarak sengkang     
Apakah alat-alat yang    
digunakan sesuai 
methode?
Apakah sesuai Shop    

Drawing?
Apakah dimarking Elevsi   
 
sesuai dan jelas?
Apakah sambungan rapat?     
7 Pekerjaan Begisting Apakah permukaan    
bekisting halus, nath, 
rengah, lurus dan bersih?
Apakah alat sesuai    

methode?
     
Apakah sesuai mix design?     
Apakah ketentuan dibuat    

Slump Test?
Apakah sebelum    
pengecoran sudah disiram 
air?
Apakah sudah bersih dari    
8 Pekerjaan Pengecoran kotoran(debu), potongan

bendrat dan potongan
kayu?
Apakah sudah dibuat    
slinder beton setiap 5 
m3/buah cor beton?
Apakah peralatan sesuai    

dengan methode?
Apakah test slinder umur    
7 dan 28 hari sesuai
dengan syarat 
karakteristik yang
diizinkn?
Apakah beton type    

9 Test Beton A=K.125?
Apakah beton type    

B=K.125?
Apakah beton type    

C=K.100?
Apakah peralatan Lab.    

sudah dikalibrasi?
Apakah Slump Test sesuai    

Spesifikasi Teknik?
10 Slump Test
Apakah dilaksanakan    

setiap pengecoran?
Apakah aspal sesuai    
dengan spesifikasi yang 
diizinkan?
Pekerjaan aggregate Klas Apakah hamparan LPB    
11
C Klas C sesuai dengan 
ketentuan?
Apakah peralatan sesuai    
`
dengan methode?
Pengendalian mutu merupakan salah satu faktor
keberhasilan
hasil pelaksanaan pekerjaan khususnya pelaksanan 
Proyek Jalan dan Jembatan .

Dengan pengendalian mutu yang baik dan dapat


memberikan pelayanan sesuai dengan umur
rencana.

Dalam studi kasus Peningkatan Jalan Paket C Ruas


Jalan Plalangan - Muntal (Kec. Gunungpati) Dan
Jalan Mangunharjo Raya (Kec. Tembalang). Quality
control atau pengendalian mutu konstruksi sudah
diterapkan dengan baik .

Kekurangan dalam pengendalian mutu yang telah


dilakukan yaitu mengenai form check list / daftar
simak yang belum menerapkan standard mutu
yang ada .

Anda mungkin juga menyukai