Anda di halaman 1dari 78

SPESIFIKASI TEKNIK

PEKERJAAN
PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI D.I. GONDANG
DI KABUPATEN KARANGANYAR DAN SRAGEN
(LANJUTAN II)

SUMBER DANA APBN


TAHUN ANGGARAN 2024
KATA PENGANTAR

Spesifikasi Teknik ini disusun untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I.
Gondang di Kabupaten Karanganyar dan Sragen (Lanjutan II). Spesifikasi Teknik secara
keseluruhan terdiri dari 8 (delapan) bahasan dengan perincian sebagai berikut :

BAB 1 Umum
BAB 2 Pekerjaan Persiapan
BAB 3 Pekerjaan Tanah
BAB 4 Pekerjaan Pasangan
BAB 5 Pekerjaan Beton
BAB 6 Pengadaan dan Pemasangan Pintu Air
BAB 7 Pekerjaan Lain-lain
BAB 8 Kewajiban Lain dan Ketentuan Tambahan

Buku ini diharapkan dapatnya menjadi acuan bagi pelaksanaan konstruksi Peningkatan Jaringan
Irigasi D.I. Gondang di Kabupaten Karanganyar dan Sragen (Lanjutan II), sehingga dapat
berjalan dengan lancar.

Sukoharjo, 1 0 November 2022

Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa I


SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Bengawan Solo

DIMAS ARRY PRIYO HAMBODO, S.T., M.T.


NIP. 19821227 201012 1 001
BAB 1
UMUM
1.1. Umum
Spesifikasi teknis disusun oleh Pejabat Pembuat Komitmen berdasar jenis pekerjaan yang
akan dilelangkan, dengan ketentuan:
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya
produksi dalam negeri;
2. Menggunakan standar nasional SNI, atau Standart yang lebih tinggi: JIS, ASTM dsb;
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara Pembayaran;
10. Sehubungan dengan lokasi yang menyebar agar memperhitungkan biaya langsiran baik
manual maupun dengan alat dan memerlukan akses jalan untuk drop material dan
menjangkau lokasi pekerjaan yang sulit dijangkau oleh kendaraan berat.

1.2. Kondisi Umum


Kondisi umum Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Gondang adalah sebagai berikut:
1. Lokasi pekerjaan D.I. Gondang berada di 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar dan
Kabupaten Sragen;
2. Penyedia Jasa harus melindungi Pengguna Jasa dari tuntutan atas paten, lisensi serta hak
cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan oleh
Penyedia Jasa untuk dan selama pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I.
Gondang di Kabupaten Karanganyar (Lanjutan II);
3. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa, semua
barang dan bahan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah baru,
belum dipergunakan;
4. Standar satuan yang dipergunakan pada dasarnya adalah Sistem Standar satuan
Internasional yaitu MKS (Meter, Kilogram and Second), sedangkan penggunaan standar
satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
1.3. Ruang Lingkup Kontrak
Penyedia Jasa akan melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara pekerjaan sebagaimana
ditegaskan pada spesifikasi dan gambar atau sesuai pengarahan langsung dari Direksi dan
Konsultan Supervisi, kecuali tidak ditentukan lain dalam Kontrak, maka lingkup Pekerjaan
meliputi:
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)
C. PEKERJAAN TANAH
D. PEKERJAAN PASANGAN
E. PEKERJAAN BETON
F. PENGADAAN DAN PEMASANGAN PINTU AIR
G. PEKERJAAN LAIN-LAIN

1.4. Organisasi Kerja Penyedia Jasa


Dalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memiliki Struktur Organisasi yang jelas.
Struktur organisasi Penyedia jasa terdiri dari struktur organisasi dalam kaitannya dengan
pihak Penyedia dan struktur organisasi tim pelaksana kegiatan, dengan susunan minimal
adalah sebagai berikut :

DIREKTUR

MANAJER MANAJER MANAJER AHLI K3


TEKNIK PELAKSANA KEUANGAN KONSTRUKSI

PETUGAS PETUGAS K3
ADMINISTRASI

PENGAWAS PELAKSANA
MUTU

PEKERJA
BAB 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan adalah semua kegiatan yang perlu dilaksanakan baik sebelum, selama
berlangsungnya kontrak dan setelah berakhirnya kontrak. Item pekerjaan yang termasuk/dimasukkan
dalam pekerjaan persiapan ini secara detail adalah sebagai berikut:

2.1. Survey Pengukuran


Pada saat memulai, mengevaluasi dan mengerjakan seluruh pekerjaan harus berdasarkan data
ketinggian dan posisi yang pasti sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk ini Penyedia Jasa
harus melaksanakan serangkaian kegiatan survey pengukuran serta penggambarannya sebagai
berikut:
2.1.1. Bench Mark
Tanda dasar proyek merupakan Bench Mark (titik tetap) yang terletak di D.I. Gondang.
Ketinggian dari Bench Mark ini adalah didasarkan pada titik tetap utama. Bench Mark
yang lain dan titik referensi yang terlihat pada gambar yang diberikan kepada Penyedia
Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik referensi
kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan, Penyedia Jasa perlu melakukan
pengukuran pemeriksaan untuk kepuasan sendiri atas ketelitiannya. Pengguna Jasa
tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan
titik referensinya. Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara
untuk kemudahannya. Rencana pendirian dan lokasi Bench Mark sementara harus
disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi termasuk ketelitian yang berhubungan
dengan Bench Mark tersebut.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

2.1.2. Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran


Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan Kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa atas kebenaran dari muka tanah, sekurang-
kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja, Penyedia Jasa memberitahukan
kepada Direksi dan Konsultan Supervisi secara tertulis untuk menyelesaikan dan
melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut. Dalam segala hal
sebelum memulai pekerjaan tanah, Penyedia Jasa akan mengukur dan mengambil
ketinggian terhadap daerah yang diduduki dengan menggunakan Bench Mark atau titik
referensi yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi. Ketinggian muka tanah
yang ditentukan perlu mendapat persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi.
Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

2.2. Mobilisasi dan Demobilisasi


2.2.1. Mobilisasi
1. Umum
Kegiatan-kegiatan mobilisasi dapat meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Penyiapan dan perataan lahan yang diperlukan untuk base camp Kontraktor
dan kegiatan pembangunannya.
b. Mobilisasi dan pemasangan konstruksi dari tempat perakitan/pabrik yang ada
sampai lokasi pekerjaan.
c. Pembangunan dan pemeliharaan Base Camp Kontraktor, meliputi kantor,
tempat tinggal, bengkel, gudang dan sebagainya.
d. Penyediaan dan pemeliharaan peralatan pengujian apabila diperlukan.
Peralatan ini akan tetap menjadi hak milik kontraktor pada waktu penyelesaian
proyek.
e. Semua alat-alat berat dan kendaraan yang akan dipakai operasional kontraktor
selama pengerjaan proyek.
f. Mobilisasi semua tenaga kontraktor yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.

2. Program Mobilisasi
Adapun ketentuan terkait program mobilisasi adalah sebagai berikut:
a. Sebelum pelaksanaan proyek Kontraktor harus mengajukan program
mobilisasi kepada Direksi dan Konsultan Supervisi.
b. Program mobilisasi dibuat dalam jangka waktu 10 hari pertama sejak
ditandatanganinya Surat Perintah Mulai Bekerja.
c. Program Mobilisasi yang ada harus menetapkan pengaturan waktu dari semua
kegiatan, dan memasukkan informasi tambahan yang dapat ditetapkan, antara
lain:
1) Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi semua peralatan,
jumlah peralatan dan saran transportasi yang dipakai.
2) Suatu daftar terinci yang menunjukkan struktur yang memerlukan
perkuatan untuk lintasan lalu-lintas yang aman, berikut dengan metodologi
pelaksanaan yang diusulkan berikut tanggal-tanggal permulaan dan akhir
yang dijadwalkan untuk perkuatan setiap struktur.
3) Setiap perubahan dalam daftar peralatan dan personil yang diajukan
dengan Penawaran Kontraktor diharuskan untuk meminta persetujuan dari
direksi dan Konsultan Supervisi.
4) Suatu jadwal pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dalam bentuk
grafik balok yang menunjukkan setiap kegiatan pokok mobilisasi dan
suatu kurva pelaksanaan pekerjaan yang diukur menurut persentase
penyelesaian.

3. Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi dan Konsultan
Supervisi Pekerjaan atas dasar jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah
disetujui.

4. Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar atas dasar lumpsum menurut jadwal pembayaran yang
diberikan, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan terkait pemasangan semua peralatan, semua pekerja, bahan, perkakas,
dan biaya lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan
dari spesifikasi ini. Walaupun demikian selama pelaksanaan pekerjaan, Direksi
Pekerjaan dapat setiap saat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah
peralatan yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga lumpsum
untuk Mobilisasi.

Pembayaran biaya lumpsum ini akan dilakukan dalam dua angsuran sebagai
berikut :
1) 50 % (lima puluh persen) bila mobilisasi 50 % selesai, dan pelayanan atau
fasilitas pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi.
2) 50 % (lima puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan.
Bilamana Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu
dari kedua batas waktu yang disyaratkan dalam jumlah yang disahkan Direksi
Pekerjaan untuk pembayaran dengan persentase angsuran penuh dari harga
lumpsum, maka mobilisasi dikurangi sejumlah dari 1 % (satu persen) dari nilai
angsuran untuk setiap keterlambatan satu hari dalam penyelesaian sampai dengan
maksimum 50 (lima puluh) hari.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga diperhitungkan dalam satuan Lump Sum (Ls).

2.2.2. Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada
saat akhir Kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan
dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi
seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
diperhitungkan dalam satuan Lump Sum (Ls).

2.3. Pembuatan Direksi Keet dan Kelengkapanya


2.3.1. Prinsip Dasar
Penyedia Jasa harus menyediakan kantor lapangan dan fasilitasnya dengan
memperhatikan prinsip dasar berikut:
1. Penyedia Jasa harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun
Daerah.
2. Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah
Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari Program Mobilisasi, di
mana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja
(site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3. Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.
4. Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan
cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.
5. Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok
sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.
6. Sesuai pilihan Penyedia Jasa, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit dari
komponen-komponen pra-fabrikasi.
7. Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan di atas pondasi yang
mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.
8. Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat baru
atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok dengan
maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku.
9. Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan
sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar
keliling, dan minimum dilengkapi dengan jalan masuk dari kerikil serta tempat
parkir.

2.3.2. Kantor Penyedia Jasa dan Fasilitasnya.


Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan jalan, Penyedia Jasa harus menyediakan
kantor Penyedia Jasa dan fasilitas penunjang yang menenuhi ketentuan sebagai berikut
ini :
1. Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan
memenuhi kebutuhan proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan dalam spesifikasi
ini.
2. Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Penyedia Jasa dan
harus menyediakan sebuah ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan
pekerjaan.
3. Bilamana sambungan saluran telepon tidak mungkin disediakan, atau tidak dapat
disediakan dalam periode mobilisasi, maka Penyedia Jasa harus menyediakan
pengganti telpon satelit (menggunakan sistem satelit Inmarsat atau Iridium atau
sejenis) yang dapat berkomunikasi 2 arah (2-way) dengan jelas dan dapat
diandalkan antara kantor Pemilik di Ibukota Propinsi, kantor Tim Supervisi
Lapangan dan titik terjauh di lapangan. Sistem telpon harus dipasang di kantor
utama dan semua kantor cabang serta digunakan sesuai dengan petunjuk dari
Direksi Pekerjaan.
4. Bilamana ijin atau perijinan dari instansi Pemerintah yang terkait diperlukan untuk
pemasangan dan pengoperasian sistem telepon satelit semacam ini, Direksi
Pekerjaan akan melakukan semua pengaturan, tetapi semua biaya yang timbul
harus dibayar oleh Penyedia Jasa.
5. Meja rapat dengan kursi untuk paling sedikit 8 orang
6. Rak atau laci untuk penyimpanan gambar dan arsip untuk Dokumentasi Proyek
secara vertikal atau horisontal, yang ditempatkan di dalam atau dekat dengan ruang
rapat.
7. Bilamana Penyedia Jasa menganggap perlu untuk mendirikan satu kantor
pendukung atau lebih, yang akan digunakan untuk keperluan sendiri pada jarak 50
km atau lebih dari kantor utama di lapangan, maka Penyedia Jasa harus
menyediakan, memelihara dan melengkapi satu ruangan pada setiap kantor
pendukung dengan ukuran sekitar 12 meter persegi yang akan digunakan oleh Staf
Direksi Pekerjaan untuk setiap kantor pendukung.

2.3.3. Bengkel dan Gudang Penyedia Jasa


Untuk menunjang pemeliharan peralatan pelaksanaan pekerjaan dan peyimpanan
bahan, Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas bengkel dan gudang yang memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
1. Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bengkel di lapangan yang diberi
perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik, sehingga dapat
digunakan untuk memperbaiki peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan
Pekerjaan. Sebuah gudang untuk penyimpanan suku cadang juga harus disediakan.
2. Bengkel tersebut harus dikelola oleh seorang kepala bengkel yang mampu
melakukan perbaikan mekanis dan memiliki sejumlah tenaga pembantu yang
terlatih.

2.3.4. Kantor Akomodasi untuk Direksi Pekerjaan


Fasilitas ini termasuk ke dalam kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak
Penyedia Jasa. Kantor Penyedia Jasa, Perkampungan, Gudang, Bengkel, Pemondokan
Buruh, dll. Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara mengerjakan dan
memindahkan bangunan sementara lainnya setelah selesai pekerjaan, supaya
diserahkan kepada Pemberi Tugas. Penyedia Jasa supaya meyerahkan rancangan
tempat kerja dan bangunan sementara secara umum kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan pada waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum mendapat persetujuan Direksi.
Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan
semua pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang, penerangan, jalan, gang,
tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran dan
peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam kontrak.

Penyedia Jasa supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang
cukup untuk kantor Penyedia Jasa, perkampungan staffnya, pemondokan buruh,
bengkel dan tempat lainnya di daerah kerja.

2.3.5. Fasilitas dan Pelayanan Pengujian


1. Prinsip Dasar
Lingkup kegiatan yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas pelayanan
pengujian dalam kontrak ini secara umum Penyedia Jasa harus memenuhi
ketentuan berikut:
a. Pengujian yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa sebagaimana disyaratkan dalam kontrak harus menyediakan
tempat kerja, bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan dan pekerjaan lainnya yang
diperlukan untuk pelaksanaan pengujian yang diperlukan. Umumnya
Penyedia Jasa di bawah perintah dan pengawasan Direksi dan Konsultan
Supervisi Pekerjaan akan melakukan semua pengujian sehubungan dengan
pengendalian mutu bahan baku, campuran dan bahan yang diproses untuk
menjamin bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi mutu bahan, kepadatan
dari pemadatan, daftar peralatan laboratorium yang digunakan dalam
pengujian terhadap pekerjaan. Pengujian-pengujian tersebut dapat dilakukan
di labolatorium terdekat yang telah memiliki sertifikasi terkait sesuai
peraturan yang berlaku dengan persetujuan direksi dan konsultan supervisi.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa
harga satuan pekerjaan.

2.4. Papan Nama Pekerjaan


2.4.1. Papan Nama Proyek
Penyedia Jasa wajib memasang papan nama kegiatan (papan nama proyek) sebagai
wujud keterbukaan informasi kepada masyarakat, yang antara lain berisi:
1. Nama Kegiatan;
2. Lokasi kegiatan;
3. Nama dan alamat Pengguna Jasa;
4. Nama dan alamat Penyedia jasa;
5. Nama dan alamat Konsultan Supervisi Konstruksi dan Direksi/Pengawas
Pekerjaan;
6. Sumber dana;
7. Besaran Nilai Kontrak;
8. Jangka waktu pelaksanaan;
9. Jangka waktu pemeliharaan.

Papan nama proyek dibuat dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar
(terlampir) dan ditanam sedemikian rupa sehingga kuat dan tidak roboh.
2.4.2. Papan Informasi dan Pengamanan
Kontraktor harus menyediakan, mendirikan dan memelihara papan pengumuman dan
tanda-tanda arah mana diarahkan atau disepakati oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan
Supervisi. Desain dan kualitas bahan yang digunakan untuk papan pengumuman dan
tanda-tanda harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi.

Papan Tanda harus diberikan pada masing-masing gedung kantor Engineer dan
laboratorium dan rambu-rambu harus disediakan untuk mengarahkan setiap
pengunjung. Papan dan tanda-tanda harus dipasang pada tiang yang memadai dan
disimpan rapi dan dapat dibaca setiap saat. Kontraktor harus menyimpan semua papan
pengumuman dan tanda-tanda dalam kondisi baik dan akan menghapus dan mengganti
papan yang jatuh atau dalam keadaan rusak atau tidak terbaca. Papan lambang
Perusahaan Kontraktor hanya dapat ditampilkan di pintu masuk ke daerah kerjanya.
Papan dan tanda-tanda harus dibongkar pada saat penyelesaian Pekerjaan (Kontrak).

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan buah (bh).

2.5. Pekerjaan Pengeringan (Kistdam) dan atau Pengalihan Sementara


Pekerjaan pengeringan dilakukan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa
tidak diperbolehkan mengganggu sistem pengairan yang ada selama pelaksanaan pekerjaan.
Direksi akan meminta Penyedia Jasa untuk berkoordinasi dengan penanggungjawab saluran
irigasi setempat sebelum pekerjaan dilaksanakan. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan,
maka Penyedia Jasa harus melakukan pekerjaan pengalihan sementara pada saluran irigasi
yang ada sebelum melaksanakan pekerjaan saluran serta bangunan yang berhubungan. Dalam
hal pekerjaan pengalihan sementara, Penyedia Jasa supaya menyerahkan rencana pengalihan
sementara untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Setelah rencana itu disetujui/diubah atas
petunjuk Direksi, pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana
yang telah disetujui.

Pada pekerjaan pengeringan dan atau pengalihan sementara yang berada di bangunan utama
(Bendung), penyedia jasa wajib berkoordinasi dengan penanggungjawab terkait dengan
persetujuan direksi dan Konsultan Supervisi. Penyedia jasa harus memastikan kegiatan
pengeringan dilakukan dengan baik sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi kualitas
pekerjaan yang dilaksanakan pada bendung tersebut.

Biaya untuk pembuatan rencana pengalihan sementara saluran pengairan dan bangunan yang
ada supaya dicantumkan dalam volume pekerjaan sesuai dengan kemajuan pekerjaan atas
persetujuan Konsultan Supervisi dan dilaporkan pada Direksi.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan lumpsump (LS).
BAB 3
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)

3.1. Umum
Penyedia jasa wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) yang
merupakan bagian dari sistem manajemen pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk menjamin
terwujudnya keselamatan konstruksi. Keselamatan konstruksi merupakan segala kegiatan
keteknikan untuk mendukung pekerjaan konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan standar
keamanan, keselamatan, Kesehatan, dan keberlanjutan yang menjamin keselamatan dan
Kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik dan keselamatan lingkungan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan Penyedia jasa harus menerapkan dan membiayai


kebutuhan dalam Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi antara lain :
a. Penyedia Jasa harus mengusahakan dan memelihara serta menjaga keamanan
umum di sekitar lokasi pekerjaan;
b. Penyedia Jasa harus memasang rambu-rambu yang diperlukan dan perlengkapan
lainnya guna memberikan keselamatan dan keamanan umum di sekitar lokasi
pekerjaan;
c. Penyedia Jasa serta seluruh pekerjanya dan orang-orang yang terkait dengan
pelaksanaan kontrak, atas tanggung jawab Penyedia Jasa harus menjaga
kelestarian alam / lingkungan hidup agar tetap terjaga baik;
d. Penyedia Jasa harus memberikan jaminan kesehatan serta asuransi kepada semua
staf, pekerja, dan personil yang terlibat langsung dalam pelaksanaan kontrak ini;
e. Pekerja yang terlibat dalam pekerjaan ini wajib menggunakan alat alat pengaman
diri umum, antara lain helm, sepatu kerja lapangan, sabuk pengaman, kaca mata las
khusus untuk tukang las dll;
f. Penyedia Jasa harus menyiapkan obat-obatan dan peralatan kesehatan lainnya guna
memberikan pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan;
g. Jika terjadi sesuatu atau segala hal yang berhubungan dengan kejadian gangguan
keamanan, kesehatan dan keselamatan, Penyedia Jasa harus segera mengambil
tindakan pertama yang diperlukan dan harus segera melaporkan secara
tertulis kepada Koordinator Lapangan.
3.2. Identifikasi bahaya dan Rencana Keselamatan Konstruksi
Penyedia Jasa melalui Personil Ahli K3 harus melakukan identifikasi bahaya dari setiap jenis
proses atau tahapan kegiatan pekerjaan konstruksi, dan menetapkan spesifikasi
proses/kegiatan yang harus dilakukaan. Setiap jenis proses/kegiatan harus dilengkapi dengan
prosedur kerja, sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengamanan, dan rambu-
rambu peringatan, dan kewajiban pekerja menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat
mungkin dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja
yang lebih aman dan selamat.

3.3. Alat Pelindung Kerja, Alat Pelindung Diri, Rambu-rambu dan Fasilitas
Sarana Kesehatan
Alat Pelindung Kerja, Alat Pelindung Diri, Rambu-rambu dan Fasilitas Sarana Kesehatan
minimal yang harus disediakan penyedia sudah termasuk ke dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk pekerjaan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) Sesuai Permen PUPR
No. 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
Sublampiran J Kriteria Penetapan TK Risiko Rev 17 Mei 2021 antara lain: Pembatas Area,
Safety Helmet, Rompi Keselamatan, Sepatu Safety, Sepatu Boot safety, Sarung Tangan,
Rambu-rambu pekerjaan, Kerucut Lalu lintas, Obat- obatan serta peralatan P3K dan lain-lain.
Penyedia Jasa wajib menyediakan segala peralatan tersebut untuk pekerja, direksi dan
pengunjung lokasi pekerjaan.

3.4. Asuransi dan Perizinan


Semua kegiatan dan peralatan serta tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan paket pekerjaan
ini sebaiknya diasuransikan pada Lembaga Asuransi yang bonafit yang sebelumnya mendapat
persetujuan dari Direksi. Biaya yang diperlukan Penyedia Jasa dalam penyediaan asuransi ini
dan segala resiko yang mungkin timbul harus sudah termasuk dalam harga kontrak yang
dikontrakkan.

3.5. Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi


Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan yang berbeda, harus
terlebih dahulu dilakukan analisis bahaya dan risikonya (Job Safety Analysis) dan harus
dilakukan tindakan pengendalaiannya. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui
prosedur izin kerja terlebih dahulu dari penanggung jawab proses dan Ahli K3.
Setiap proses dan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau operator yang
telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya,
termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai
pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.

Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan menggunakan
metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat bantu, perkakas, material dan
konstruksi sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja dan
operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko
kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
pengendalian risiko, sebelum diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan
ketepatannya oleh Ahli K3 Konstruksi dengan persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi.

Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk pelaksanaan SMKK kecuali bila sudah
disediakan tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga dianggap sudah termasuk
dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia termasuk biaya
untuk pembongkaran dan pembersihannya dari lokasi pekerjaan.
BAB 4
PEKERJAAN TANAH

4.1. Galian Tanah Biasa ( Manual )


Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain yang mungkin akan
diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian
tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai
pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam
spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum
pekerjaan tanah dimulai.

Galian Tanah Biasa Secara Manual biasa dilaksanakan dengan tenaga manusia serta dengan
peralatan yang bisa dilaksanakan dengan tenaga manusia. Galian Tanah Biasa dapat dilakukan
pada pekerjaan galian yang tidak bisa dilakukan dengan alat berat seperti: perapian
kemiringan slope Saluran yang sudah tidak mungkin lagi dilaksanakan dengan menggunakan
Alat Berat, pekerjaan pondasi saluran pasangan tegak dan pondasi bangunan pelengkap,
pekerjaan galian endapan saluran dengan lokasi-lokasi tertentu yang tidak mungkin lagi
dilaksanakan dengan menggunakan alat berat. Dasar penentuan penilaian volume,
berdasarkan gambar Shop drawing yang sudah ditanda tangani bersama kecuali atas instruksi
dan arahan tertentu dari Direksi dan Konsultan Supervisi

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan meter kubik (m3).

4.2. Galian Tanah Biasa (mekanis)


Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang mungkin
akan diperintahkan oleh Direksi dan Konsultan Supervisi. Ukuran yang berdasarkan atau
berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi
dan Konsultan Supervisi lebih dahulu, Galian tanah mekanis merupakan seluruh galian
dikerjakan dengan menggunakan excavator dengan kapasitas 0,6 m3 untuk saluran dan
kapasitas 0,8 m3 untuk bendung sesuai dengan gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan/ditunjukkan oleh Direksi dan
Konsultan Supervisi. Apabila terdapat galian yang perlu disempurnakan harus diinformasikan
ke Direksi untuk ditinjau. Tidak boleh ada galian yang langsung ditutupi dengan tanah/beton
tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi dan Konsultan Supervisi.

Seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak
atau berubah karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia
Jasa. Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter
lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka penyedia
jasa melapor kepada direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan untuk menindak lanjuti
pekerjaan tersebut atas keputusan bersama.

Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat dalam meter kubik (m3)
dimana tanah galian dari permukaan tanah sampai yang sesuai ditunjukan dalam garis-garis
bidang yang sesuai dalam gambar. Selama proses penggalian tanah agar secara langsung
dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi dan Konsultan Supervisi.
Material/ tanah hasil galian yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa
dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar
daerah irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan fungsi
Daerah Irigasi Gondang.

Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa dipakai
untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi yang
memerlukan timbunan. Harga satuan termasuk upah, bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk penggalian, perapihan dan kemiringan talud termasuk usaha pencegahan biaya longsor,
pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila dianggap perlu sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan kecuali ditetapkan lain oleh Direksi dan Konsultan
Supervisi. Pengaturan pembuangan tanah yang tak terpakai ataupun yang berlebihan kecuali
ditetapkan lain termasuk dalam bagian yang terpisah dalam daftar volume dan biaya
pekerjaan.

Penggalian tanah dapat termasuk dalam bagian pekerjaan untuk galian struktur bangunan dan
saluran. Penggalian untuk bangunan harus dilaksanakan dengan cara yang paling aman hingga
mencapai elevasi yang disetujui Direksi dan Konsultan Supervisi. Kecuali ditunjukkan dengan
jelas pada gambar atau telah ditetapkan oleh Direksi dan Konsultan Supervisi.
Selama pelaksanaan pekerjaan ada kemungkinan oleh Direksi dan Konsultan Supervisi
pekerjaan bilamana dianggap perlu atau diinginkan untuk mengubah kemiringan galian atau
dimensi galian dari ketentuan yang telah ditetapkan, setiap penambahan ataupun pengurangan
dari total volume galian sebagai akibat dari perubahan tersebut akan diperhitungkan dalam
pembayaran dasar dan kemiringan tepi galian dimana konstruksi akan ditempatkan/harus
diselesaikan dengan rapih dan teliti dengan ukuran-ukuran yang tepat seperti yang ditetapkan
dalam gambar atau ditetapkan Direksi dan permukaan dasar galian disiapkan sedemikian rupa
sehingga menjamin pondasi yang kuat. Apabila terdapat material alam pada lokasi galian
pondasi yang mengganggu selama pelaksanaan penggalian, maka hal tersebut harus
dipadatkan ditempat atau disingkirkan atau diganti dengan tanah timbunan pilihan yang sesuai
atau beton atas biaya Penyedia Jasa. Pekerjaan galian tanah untuk bangunan akan diukur
sebagai dasar pembayaran.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan meter kubik (m3).

4.3. Urugan Tanah Kembali dari Hasil Galian


Pekerjaan urugan tanah kembali dari hasil galian harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja
yang disepakati atau atas perintah Konsultan dan Direksi. Penyedia Jasa wajib menyampaikan
metode kerja, bahan dan peralatan yang direncanakan akan digunakan, kepada Konsultan dan
Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan urugan tanah kembali dari hasil
galian dilaksanakan.

Tanah bahan urugan/timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian di lokasi bangunan
atau lokasi lain sesuai persetujuan Konsultan dan Direksi. Tanah bahan timbunan harus
berasal dari tanah hasil pekerjaan galian. Pekerjaan Urugan Tanah dari Hasil Galian
Dikerjakan paling sedikit 14 (empat belas) hari sesudah pekerjaan beton untuk struktur selesai
dilaksanakan.

Pengukuran untuk pekerjaan timbunan / urugan kembali dilakukan dalam satuan meter kubik
(m3) yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan dinding/permukaan
paling luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang tidak melampaui elevasi
permukaan tanah asli.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan meter kubik (m3).

4.4. Timbunan Tanah dari Hasil Galian Dipadatkan

Sebelum pekerjaan Timbunan Tanah dari hasil Galian dipadatkan dilaksanakan, terlebih
dahulu dilakukan pengukuran dan pemasangan titik – titik acuan (bouwplank) untuk
menentukan elevasi dan batas – batas timbunan sesuai dengan gambar design. Material
timbunan menggunakan material hasil galian yang memenuhi syarat untuk dipergunakan
sebagai timbunan.

Material timbunan diambil dari hasil galian dihampar dengan cara manual, dan dipadatkan
dengan alat pemadat yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan meter kubik (m3).

4.5. Pekerjaan Timbunan Tanah Mendatangkan


Material untuk bahan timbunan diambilkan dari luar daerah lokasi pekerjaan yang harus
mendapat persetujuan dari Konsultan dan Direksi maupun pengawas mutu dan tidak boleh
berisi kayu, tonggak pohon, semak-semak, tumbuh-tumbuhan liar, akar, rumput, bahan
organic, humus, lumpur dan material lain yang buruk dan membahayakan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan meter kubik (m3).

4.6. Tanah Hasil Galian Termasuk Perataan dan Perapian Dibuang dengan
Jarak > 500 m < 1000 m
Dalam proses pelaksanaan pekerjaan ini penyedia jasa harus sudah perijinan dari pemerintah
setempat terutama desa yang terkena dampak lansung pada saat pelaksanaan pekerjaan
pembuangan tanah, penyedia jasa harus mencari lokasi buangan (disposal area) dengan jarak
yang sudah diatur dalam pekerjaan ini sehingga memudahkan dalam menilai volume
pekerjaan yang dilaksanakan.

Buangan tanah hasil galian diangkut menggunakan dump truck dengan kapasitas 4 m3 menuju
area disposal kemudian dirapikan / dibentuk menggunakan buldozer dengan kapasitas
150 HP sesuai petunjuk direksi pekerjaan dengan garis perapian yang telah ditetapkan dan
hasil galian tersebut tidak mengganggu fasilitas sosial yang sedang dipergunakan masyarakat
setempat.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan meter kubik (m3).
BAB 5
PEKERJAAN PASANGAN

5.1. Membongkat Pasangan Batu


Bongkaran batu yang dimaksud adalah bongkaran batu belah secara manual (tenaga manusia),
dengan menggunakan alat bantu sederhana. Bongkaran batu kali ini dimulai pada garis
bongkaran yang telah ditetapkan oleh Direksi pekerjaan, dengan satuan m³ (meter kubik) dan
hasil bongkaran merupakan bukti bongkaran pasangan batu belah, dilengkapi dengan
dokumentasi progres pekerjaan dengan mengumpulkan bekas bongkaran.

Diperlukan tukang batu dengan keterampilan khusus, untuk membongkar dilokasi yang sulit
atau pada sambungan lama dan yang baru, terutama pada daerah sambungan konstruksi dan
sambungan ekspansi.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan meter kubik (m3).

5.2. Pasangan Batu dengan Campuran 1 PC : 4 Ps


Batu belah yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti
pasangan batu belah atau lapisan lindung batu, haruslah batu belah yang bersih dan keras,
tahan lama dan sejenis dengan ukuran kisaran 15 s.d 20 cm menurut persetujuan Direksi dan
Konsultan Supervisi. Batu belah harus bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang,
pasir, cacat atau tidak sempurna lainnya. Batu Belah tersebut harus diambil dari sumber yang
disetujui Direksi dan Konsultan Supervisi.

5.2.1. Adukan
Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk semua pekerjaan pasangan batu belah harus
dibuat dari semen portland dan pasir dengan perbandingan isi 1 Pc : 4 Ps. (Selanjutnya
dipakai singkatan Pc untuk semen portland, Ps untuk pasir, Kr untuk kerikil, dalam
kode perbandingan suatu adukan).

Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton yaitu haruslah
mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik (lebih lengkapnya dapat dilihat pekerjaan beton).
Semen haruslah Semen Portland semen seperti yang dimaksud. Sedangkan air yang
dipakai untuk membuat adukan haruslah memenuhi syarat sesuai SNI yang berlaku
dan harus diberikan dalam jumlah cukup/sesuai untuk menghasilkan adukan yang
baik.

Metode dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga
jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai
persetujuan Direksi/ Tenaga ahli. Apabila mesin aduk yang dipakai, bahan adukan
kecuali air harus dicampur lebih dulu. Adukan harus dicampur sebanyak yang
diperlukan.

5.2.2. Penyimpanan Bahan


Material terutama semen dan pasir untuk adukan harus disimpan seperti yang
disyaratkan dan juga harus dilindungi dengan atap atau penutup lain yang tahan air
sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi kualitas dari material-material
tersebut.

5.2.3. Alas dan Sambungan


Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipasang
dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan pokok. Setiap
batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada
waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta
tidak boleh ada batu berimpit satu sama lainnya. Batu pasak tidak boleh disisipkan
sesudah semua batu selesai dipasang.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan meter kubik (m3).

5.3. Plesteran dengan Campuran 1 Pc : 3 Ps


Permukaan dinding dan lantai dari pasangan batu yang ada (existing) maupun yang baru harus
diplester dengan adukan 1 PC : 3 PS denga banyaknya semen untuk setiap 1 m2 sedikitnya
7,78 kg, kecuali ditentukan lain oleh direksi. Campuran untuk pekerjaan plesteran harus
memenuhi persyaratan untuk bahan dan campuran pada Pekerjaan plesteran dikerjakan secara
2 lapis sampai ketebalan 1.5 cm.
Apabila tidak diperintahkan lain, pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding
ujung-ujung saluran pasangan batu, dan 0.10 m di bawah tepi atas atau sesuai dengan yang
tertera pada gambar. Pertemuan pasangan (Plesteran sudut) dibuat selebar 8 - 10 cm untuk
bangunan kecil dan 15 cm untuk bangunan yang besar sedang pada samping rangka pintu
sorong, diplester tegak selebar 10 cm. Selain itu, plesteran juga dilakukan pada alur skot
balk.

Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang dasar harus dibuat kasar dan bersih.
Pekerjaan plesteran harus rata, lurus dan halus. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering diaci
dengan semen, kemudian harus dipelihara dengan siraman air secara rutin.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan meter persegi (m2).

5.4. Siaran dengan Campuran 1 Pc : 2 Ps


Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungan diantara batu muka harus
dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan dengan memakai
kawat yang dibasahi.

Adukan untuk Siaran harus menggunakan campuran 1 Pc : 2 Ps, banyaknya semen untuk
setiap 1 m2 sedikitnya 6,34 kg kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Sebelum pekerjaan siaran
dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek sebelum adukan
mengeras (atau dibetel untuk pasangan lama). Jenis pekerjaan siar terdiri dari:
a. Siaran tenggelam (masuk kedalam  1 cm dari permukaan batu).
b. Siaran rata (rata dengan permukaan batu).
c. Siaran timbul (timbul 1 cm, lebar tidak kurang 2 cm)
Pekerjaan siar dapat menggunakan salah satu dari jenis pekerjaan siar di atas menyesuaikan
dengan keadaan dan atas persetujuan dari direksi dan supervisi.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan meter persegi (m2).
5.5. Pemasangan Pipa Suling-suling
Tembok-tembok penahan dengan tinggi melebihi dari 1,50 m pasangan miring, tembok-
tembok tegak, dan atau keadaan-keadaan lain yang dapat mengganggu stabilitas
lining/tembok penahan tersebut harus dilengkapi dengan suling-suling.

Suling-suling dibuat dari pipa PVC dengan diameter 1,5 Inch (1,5 ”) panjang 60 cm dan
paling tidak satu buah untuk setiap 2,0 m2 luas permukaan. Setiap ujung pemasukan suling-
suling harus dilengkapi dengan saringan. Suling- suling dipasang bersamaan dengan pasangan
batu dan disisakan 0,20 m keluar sisi belakang pasangan batu untuk saringan sebelum
diurug. Pada pasangan miring saringan kerikil juga dibuat bersama dengan pasangan batu.
Saringan terdiri atas lapisan ijuk yang dipasang pada ujung pipa menonjol keluar pasangan,
dibungkus dengan kerikil atau batu pecah sekeliling pipa setebal 15 cm. Saringan kerikil
tersebut dibungkus lagi dengan ijuk untuk membatasi saringan dari tanah asli atau tanah urug.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan m’.
BAB 6
PEKERJAAN BETON

6.1. Pekerjaan Beton


Pekerjaan beton pada pekerjaan peningkatan jaringan irigasi D.I. Gondang di Kabupaten
Karanganyar dan Sragen (Lanjutan II) berdasarkan mutunya meliputi:
1. Beton mutu fc’ 15 MPa dengan slump (100±25) mm, agregat maksimal 19 mm
2. Beton mutu fc’ 20 MPa dengan slump (100±25) mm, agregat maksimal 19 mm

Semua pekerjaan beton yang akan dilaksanakan akan mengacu pada Spesifikasi Teknis ini,
Dokumen Kendali Mutu, dan Gambar Kerja yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan
Supervisi. Semua pekerjaan beton harus melalui persetujuan dari Direksi dan Konsultan
Supervisi. Tidak lebih dari 2 (dua) bulan setelah pengadaan peralatan untuk pelaksanaan
beton, Penyedia Jasa harus mengirim Diagram Alir, Gambar dan Rencana Kerja untuk
pekerjaan dan penempatan beton / mortar dengan mengacu pada dokumen ini.

Spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan
menggunakan site mix Beton Mutu fc’ 15 MPa dan Beton mutu fc’ 20 MPa untuk semua
lokasi.

Penyedia Jasa harus memberi perhatian khusus terhadap akibat yang mungkin timbul karena
pengaruh pencucian material yang bisa mengakibatkan tercemarnya air di Sungai- sungai
yang berada di D.I. Gondang dengan membangun kolam-kolam tampungan atau bangunan
lainnya. Penyedia Jasa tidak bisa menuntut biaya tambahan lebih yang diakibatkan oleh
kegiatan pelaksanaan pencampuran, transportasi dan penempatan beton sebagai dikehendaki
oleh spesifikasi ini.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan meter kubik (m3).

6.1.1. Bahan-Bahan Untuk Pekerjaan Beton


1. Portland Cement (Semen)
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mempunyai mutu setara
Semen Portland, atau type lain yang disetujui oleh Direksi. Semen yang dipakai
harus produksi dalam negeri dan sesuai dengan SNI 2847:2019 atau standar lain
yang setara atau lebih tinggi.

Penyedia Jasa harus menyediakan contoh semen apabila diminta oleh Direksi dan
Konsultan Supervisi, keduanya yaitu contoh dari gudang Penyedia Jasa
dilapangan dan dari pabrik, atau Penyedia Jasa harus menguji semennya menurut
SNI 2847:2019 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi.

Penyedia Jasa harus membangun fasilitas yang akan melindungi beton dari
kondisi basah, lembab dan pengaruh matahari yang bisa mengurangi mutu dari
semen yang akan dipergunakan. Semen harus diletakkan minimum 30 cm di atas
lantai dan penataannya tidak boleh melebihi 20 zak semen pada arah vertikal yang
bisa mengakibatkan pengerasan beton dengan waktu penyimpanan optimal 60 hari
kalender. Bilamana Semen Portland telah mengeras, maka tidak boleh dipakai
untuk campuran beton.

Penyedia Jasa harus menginformasikan secara periodik setiap tanggal 1 awal


bulan data-data sebagai berikut :
1. Rencana pengadaan semen yang baru selama bulan yang akan jalan.
2. Jumlah persediaan semen yang ada di lapangan sampai saat itu.
3. Jumlah semen yang dipakai selama periode 1 (satu) bulan.
4. Data lain yang dianggap perlu oleh pihak Direksi dan Konsultan Supervisi

2. Agregat
a. Umum
Pengadaan atau produksi material agregat halus dan agregat kasar (split atau
kerikil) yang berasal dari lokasi quarry atau daerah lain harus sepengetahuan
Direksi dan konsultan supervisi. Material yang akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan akan diuji secara periodik minimum 1 (satu) minggu
sekali atau setiap pengecoran 10 m3 beton atau setiap penggantian sumber
material, akan diambil waktu pengujian yang paling cepat.

Apabila Penyedia Jasa akan mengambil material kerikil dari sumber lain selain
daerah Quarry yang telah disepakati sebelumnya, maka Penyedia Jasa harus
mengadakan pengujian yang hasilnya harus diserahkan kepada pihak Direksi
dan konsultan supervisi. Biaya seluruh pengujian akan menjadi tanggung
jawab sepenuhnya dari Penyedia Jasa. Pada areal dimana material akan diambil
untuk dipakai, maka Penyedia Jasa harus membersihkan areal tersebut dari
tanaman, akar, sampah, rumput, lempung, dan sebagainya. Proses pengadaan
material mulai dari penyaringan, pencucian, dan lain-lain sampai dengan
tersedianya material kerikil/split yang memenuhi spesifikasinya akan
dikerjakan dengan sepengetahuan dan persetujuan dari pihak Direksi dan
konsultan supervisi.

Biaya produksi kerikil yang dikehendaki oleh Spesifikasi ini harus sudah
termasuk dalam analisa harga satuan pada BOQ untuk berbagai item pekerjaan
beton dimana material agregat/kerikil dipakai. Analisa harga satuan ini harus
sudah mencakup semua biaya pembayaran royalti galian C, penggalian,
penanganan, tahap prosesing, transportasi sampai dengan penyimpanan
material.

Tiap jenis material pasir, kerikil, batu merah, dan batu harus disimpan dalam
petak terpisah dan terpelihara dan aman dari hal-hal yang merusak.

b. Agregat Halus
Pengertian material halus yang dipergunakan adalah material dengan ukuran
maksimum 5 mm. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir.
Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila
menurut pendapat Direksi dan konsultan supervisi, pasir yang ada tidak
memenuhi gradasinya.

Apabila tidak ditentukan/disarankan pada Trial-Mix Design, maka gradasi


kelolosan saringan material agregat halus untuk campuran beton adalah sebagai
berikut :
Ukuran Saringan (mm) Prosentase yang lolos (%)
10 100
5 90 - 100
2.5 80 - 100
1.2 50 - 90
0.6 25 - 65
0.3 10 - 35
0.15 2 - 10
Kondisi maksimum dimana material pasir tidak dapat dipakai akan mengikuti
nilai sebagai berikut :
Persentase terhadap
Item
Berat
Kandungan lumpur 1.0
Material lolos saringan 0,088 mm 3.0
Material di atas saringan 0,297 mm dan
3.0
mengambang di air atau SG < 1,95

Jumlah persentase material yang diterima adalah sebagaimana disebut diatas


atau apabila debu batu yang bebas dari lempung atau lanau, maka
persentasenya bisa mencapai 5% dari berat.

c. Agregat Kasar
Pengertian material kasar yang dipergunakan adalah material dengan ukuran
lebih besar dari 5 mm dengan ukuran maksimal 19 mm serta mempunyai
gradasi yang baik Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan dan
bergradasi baik dengan diameter maksimum tergantung dari kelas betonnya.
Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka
bahan batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut penilaian
Direksi dan konsultan supervisi adalah yang terbaik. Penyedia Jasa harus
mengirim contoh material apabila dibutuhkan oleh Direksi dan konsultan
supervisi.

Bahan-bahan yang merugikan yang tercampur dalam bahan pengisi tidak


boleh lebih dari batas yang ditentukan di bawah ini:
Persentase terhadap
Item
Berat
Gumpalan tanah liat 0.25
Partikel lunak 5.0
Bahan yang hilang dengan pencucian 1.0
Bahan dengan SG < 1.95 1.0
d. Air
Air yang dipakai untuk membuat adukan harus dari sumber yang disetujui oleh
direksi dan konsultan supervisi serta berpedoman pada persyaratan air untuk
campuran beton (SNI 03-6861.1-2002).

Sedangkan yang dipakai dalam merawat beton dapat menggunakan air dari
sungai terdekat apabila kondisinya cukup baik, kecuali apabila terjadi keadaan
dimana aliran sungai membawa endapan yang cukup tinggi, maka air perlu
ditampung dahulu dalam kolam/bak penampungan untuk diendapkan terlebih
dahulu sebelum dipakai dalam perawatan beton.

6.1.2. Selimut Beton Bertulang


Selimut beton bertulang minimum diukur dari sisi luar batang tulangan harus sesuai
dengan gambar atau tabel di bawah ini, kecuali ditentukan dalam gambar atau
permintaan Direksi Pekerjaan dan konsultan supervisi.
Selimut Beton Bertulang
No Jenis Pekerjaan
(cm)
Dalam Luar Disentuh
1 Plat 1.0 1.5 2.0
2 Dinding 1.5 2.0 2.5
3 Balok 2.0 2.5 3.0
4 Kolom 2.5 3.0 3.0
5 Bangunan yang masuk dlm tanah atau 5.0 nampak
atau terpengaruh cuaca atau kena goresan

6.1.3. Kelas-Kelas Beton


Kelas-kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari bahan-bahan
pokok untuk tiap kelas dalam pemilihan campurannya agar berdasarkan Standar
Nasional Indonesia SNI 7656:2012.

Bila dipandang perlu oleh Direksi dan Konsultan Supervisi, perbandingan campuran
beton akan ditentukan/diperbaiki selama pekerjaan berlangsung Penyedia Jasa tidak
merubah perbandingan campuran beton atau sumber dari bahan-bahan tanpa mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari direksi dan konsultan supervisi.

6.1.4. Perbandingan Campuran


Penyedia Jasa harus menentukan perbandingan bahan untuk beton sesuai dengan
kelasnya sampai mendapat persetujuan Direksi dan konsultan supervisi. Penentuan
perbandingan di atas harus sesuai dengan petunjuk SNI 7656:2012 atau standar lain
yang setara atau yang lebih tinggi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Penyedia Jasa
tidak boleh merubah perbandingan atau sumber bahan yang sudah disetujui tanpa
persetujuan dari Direksi dan konsultan supervisi lebih dahulu.

Persetujuan dari Direksi dan konsultan supervisi tentang campuran yang diusulkan
tidak akan diberikan sebelum Penyedia Jasa mengadakan percobaan campuran dengan
pengujiannya untuk tiap kelas beton dan telah menyerahkan keterangan lengkap hasil
percobaannya tentang mutu pekerjaan (faktor kepadatan dan slump), kekuatan dan
berat jenis kepada Direksi dan konsultan supervisi untuk persetujuannya. Penyedia
Jasa tidak boleh mulai dengan pekerjaan sebelum usul campuran tersebut disetujui.

6.1.5. Campuran Percobaan (Trial-Mix)


Penyedia Jasa harus membuat campuran percobaan untuk setiap kelas beton dengan
memakai alat alat yang sama yang akan dipakai di pekerjaan. Campuran percobaan
akan diijinkan apabila kekuatan tekan dari benda uji yang diambil dari tiap kelas beton
memenuhi syarat-syarat spesifikasi untuk masing-masing kelas beton. Pembuatan
contoh dan pengujiannya harus memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI 2493:2011
atau standar lain yang setara atau lebih tinggi.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

6.1.6. Pengujian Beton


Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian beton menurut prosedur yang digariskan,
dalam Standar Nasional Indonesia SNI 1974:2011 atau standar lain yang setara atau
lebih tinggi. Penyedia Jasa harus mengambil contoh beton untuk test silinder dari
campuran bercobaan dan dari tempat penuangan beton pada pekerjaan kemudian
dirawat seperlunya dan menyerahkan kepada Laboratorium yang disetujui untuk
diadakan pengujian sesuai diperintahkan.

Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda
uji beton berupa silinder yang memiliki rasio L/D ≈ 1,8 sampai dengan 2,2 dengan
faktor koreksi = 1, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 1974:2011. Benda uji tersebut
harus dicetak bersamaan dan diambil dari contoh yang sama dengan benda uji silinder
yang akan dirawat di laboratorium. Penyedia Jasa harus menjaga untuk menghindari
kerusakan pada silinder uji sepanjang tahap pengujian dilaksanakan pada umur beton
3 hari,7 hari dan 28 hari.

Selama pengecoran Penyedia Jasa harus selalu melakukan slump test pada saat
memulai pengecoran. Test-test itu harus dilakukan berdasarkan SNI 1972:2008 atau
standar lain yang setara atau lebih tinggi, kecuali ditentukan lain. Penyedia Jasa harus
pasti bahwa untuk tiap test dibuat laporan, yang menjelaskan hasil-hasil tersebut dalam
satuan metrik. Penyedia Jasa diwajibkan membuat laporan itu dengan format yang
disetujui Direksi dan Konsultan Supervisi, penyerahannya dilakukan dalam rangkap
tiga tidak lebih dari 3 hari setelah pengetesan dilaksanakan. Penyedia Jasa harus
menyediakan peralatan dan tenaga di lapangan untuk melaksanakan percobaan
silinder dan slump test.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

6.1.7. Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton


Penyedia Jasa harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas beton
dengan perbandingan berdasar ukuran volume air harus ditambahkan pada bahan
batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut
jumlah paling kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat
pengukur air harus menunjukkan banyaknya air yang diperlukan dan direncana
agar secara otomatis berhenti bila jumlah air tersebut sudah dialirkan ke dalam
campuran. Bahan-bahan harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering
dan paling sedikit tiga kali sesudah air dicampur, sampai campuran beton mencapai
warna dan kekentalan yang sama/merata.

Penyedia Jasa harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan-
bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk
mendapat persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi, sebelum alat pencampur dan
bahan-bahan ditempatkan.

6.1.8. Pengecoran
1. Umum
Semua peralatan pengecoran beton dan cara kerjanya harus mendapat persetujuan
Direksi dan Konsultan Supervisi. Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum
semua bekesting, penulangan, dan pemasangan sambungan dimasukkan pada
acuan, diperiksa serta disetujui oleh Direksi. Pengecoran beton tanpa
sepengetahuan dan persetujuan Direksi akan diminta untuk dikeluarkan dan
dibongkar atas biaya Kontraktor.

2. Persiapan Pengecoran
a. Semua air harus dikeluarkan dari lokasi beton sebelum dilakukan
pengecoran. Beberapa air yang mengalir di permukaan galian harus dicegah
dengan cara mengalirkan ke daerah genangan dan dipompa keluar atau
dikeluarkan dengan cara lain yang disetujui.
b. Sebelum mengecor beton di atas tanah, bahan yang meresap air (poroeus)
pada permukaan pondasi harus dikeluarkan atau dipadatkan dengan
memakai mesin atau tangan sampai kedap dan didapatkan permukaan
pondasi yang seragam. Semua daerah dan permukaan yang berisi air, lumpur,
lanau dan bahan organik harus dibersihkan dengan memindahkan bahan
tersebut dan mengisi kembali rongga/lubang yang timbul dengan material
yang baik sampai didapatkan permukaan yang rata.
c. Sebelum mengecor beton diatas bangunan lama, permukaan bangunan
tersebut harus dibersihkan dan dikasarkan dan dibuat alur. Pada permukaan
yang telah bersih ini ditabur dengan bahan perekat yang berbentuk emulsi
yang dapat meningkatkan ikatan antara beton/bangunan lama dan yang baru.
Bahan ini harus memperoleh persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi.
Pengecoran diizinkan setelah memperoleh persetujuan dari Direksi dan
Konsultan Supervisi.

3. Cara Pengecoran
1. Setelah permukaan disiapkan dengan baik, permukaan horizontal pada siar
pelaksanaan (construction joint) pada beton harus dilapisi dengan mortar
setebal 1 cm dengan campuran seperti beton yang dicor tanpa kerikil.
2. Direksi berhak membatalkan pengecoran beton pada beberapa kejadian
sebagai berikut :
1. Bila pelaksanaan pencampuran belum mulai dalam 30 menit setelah
semen dituangkan pada pasir dan kerikil.
2. Bila lebih dari 30 menit berlalu antara penuangan dari mixer dan
pengecoran beton tanpa menggerak-gerakkan mixer.
3. Bila lebih dari 1,5 jam berlalu antara penuangan semen pada pasir dengan
kerikil dan pengecoran beton.
4. Bila keenceran beton (slump) berkurang 2,5 cm atau dianggap oleh
Direksi tidak benar selama waktu setelah penuangan dari mixer dan
sebelum pengecoran beton.
5. Beton harus dijaga dengan cara sedemikian rupa sehingga terjadi
penguraian dan dicor dengan memukul keras pada penulangan,
sambungan atau bekisting yang dibuat untuk konstruksi, dan tidak
menggunakan vibrator yang disetujui Direksi.
3. Beton tidak diizinkan dijatuhkan bebas lebih dari 1,5 m dan tinggi yang
lebih dari 1,5 m harus diturunkan melalui saluran miring atau terjunan yang
disetujui oleh Direksi agar tidak menimbulkan penguraian pada waktu
pelaksanaan pengecoran.

6.1.9. Sambungan Cor


Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum mulai dengan pengecoran.
Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari
penyusutan dan suhu sangat diperkecil. Dimana pekerjaan beton panjang atau luas dan
menurut Direksi dan Konsultan Supervisi pelaksanaannya lebih praktis, maka
Penyedia Jasa harus mengatur rencana pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga
sebelum beton baru dicorkan menyambung yang lama, beton sudah berumur 4 minggu.

Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan
acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh mungkin dapat
dilaksanakan, pada tempat gaya lintang/geser yang terkecil. Sambungan itu merupakan
jenis pertemuan biasa, kecuali jika jenis lain dikehendaki oleh Direksi dan Konsultan
Supervisi. Sebelum yang baru dicor disamping beton yang sudah mengeras, beton
yang lama harus dibersihkan dari batuan diatas seluruh penampangnya dan
meninggalkan permukaan kasar yang bersih serta bebas dari buih semen.

Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pengecoran harus tidak lebih
dari 1,0 m dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari 7 m, meskipun tanpa adanya
persetujuan lebih dahulu dari Direksi dan Konsultan Supervisi.
6.1.10. Mengangkut, Menempatkan, dan Memadatkan Beton
Hasi campuran beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai di tempat
penuangan, beton masih merupakan mutu yang ditentukan dan kekentalan yang
memenuhi, dan tidak terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak
meninggalkan tempat adukan. Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi dan
Konsultan Supervisi atas pengaturan yang direncanakan, sebelum pekerjaan
pembetonan dimulai. Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari ketinggian
lebih dari 1.50 m, ketebalan beton dalam tuangan tidak boleh lebih dari 1,0 m untuk
satu kali pengecoran.

Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ketempat sambungan cor yang
direncanakan sebelumnya. Penyedia Jasa harus mengingat pemadatan dari beton
adalah pekerjaan yang penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air
dengan kepadatan maximum. Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin
penggetar dari jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan bergetarnya tulangan dan
acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa
pembetonan, harus dengan persetujuan Direksi.

6.1.11. Pembetonan Diatas Permukaan yang Tidak Kedap Air


Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak
kedap air sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit/ membran kedap air atau kedap
lainnya yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi.

6.1.12. Pembetonan Dalam Waktu yang Tidak Menguntungkan


Penyedia Jasa tidak boleh mengecor pada waktu hujan deras tanpa perlindungan,
Penyedia Jasa harus meyiapkan alat pelindung beton terhadap hujan dan terik matahari
sebelum pengecoran. Penyedia Jasa tidak boleh mengecor tanpa persetujuan Direksi
dan Konsultan Supervisi tanpa mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk
menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan penuangan dengan menjaga
bahan-bahan beton dan acuan agar terlindung dari matahari, atau menyemprot air pada
bahan batuan dan acauan.

6.1.13. Melindungi dan Merawat Beton


Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu tidak kurang dari 7 hari, Penyedia
Jasa harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari, suhu tinggi
atau rendah pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan sebelum waktunya
lendutan atau tumbukan dan air tanah yang merusak.
Jika ditentukan lain oleh Direksi dan Konsultan Supervisi, Permukaan beton yang
kelihatan harus dijaga terus basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton
dengan semen Portland, atau 3 hari untuk beton dengan semen yang cepat mengeras.
Permukaan seperti itu segera setelah dibuka acuannya maka harus segera ditutup
dengan karung goni yang dibasahi atau bahan lain yang disetujui Direksi. Penyedia
Jasa harus membuat perlengkapan khusus atas permintaan Direksi untuk perawatan
dan pembasahan yang dimaksud sepanjang masa dari 6 sampai 24 jam sesudah
pengecoran beton.

6.2. Pengadaan dan Pemasangan Besi Tulangan


6.2.1. Umum
Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Besi tulangan baja untuk beton dapat terdiri
dari baja tulangan polos (BjTP) dan/atau baja tulangan sirip/ulir (BjTS) yang mengacu
Standar Nasional Indonesia: SNI 2052-2002-2017 atau standar lain yang setara atau
yang lebih tinggi yang disetujui oleh pihak Direksi dan Konsultan Supervisi.

Berdasarkan diameter besi yang digunakan, Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan


Besi tulangan baja dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Pengadaan dan pemasangan besi tulangan diameter < 12 mm
2. Pengadaan dan pemasangan besi tulangan diameter ≥ 12 mm
Masing-masing dari kedua pekerjaan di atas telah tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga diperhitungkan dalam satuan Kg (Kilogram).

Standar ketentuan ukuran, berat dan toleransi serta sifat mekanis baja tulangan beton
sesuai SNI 2052-2002-2017 adalah sebagai berikut:

Standar Ukuran dan Toleransi diameter Baja Tulangan Polos (BjTP)


Standar Toleransi berat Baja Tulangan Sirip/Ulir (BjTS)

Sifat Mekanis Baja Tulangan Beton

Untuk tiap pengiriman batang baja lunak yang diserahkan ke tempat pekerjaan,
Penyedia Jasa harus menyediakan untuk tiap-tiap pembuatan kepada Direksi suatu
hasil pemeriksaan dari laboratorium yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan
Supervisi. Untuk tiap kiriman tulang anyaman baja yang dikirim ke tempat pekerjaan,
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi satu kutipan yang diakui dari
catatan-catatan pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-
pemuatan dari mana kiriman itu dibuat.
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika
dibutuhkan oleh Direksi. Batang-batang baja yang telah bengkok, tidak boleh
diluruskan atau dibengkokkan lagi untuk dipakai dipekerjakan tanpa persetujuan
Direksi dan Konsultan Supervisi. Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah yang
diganjal untuk mencegah perubahan bentuknya.

6.2.2. Penempatan Tulangan


Tulangan harus dipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti/tetap sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar dan tidak berubah pada posisinya didalam cetakan tanpa
pergeseran selama proses penggetaran, pengisian dan penumbukan beton ditempat.

Penyedia Jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak yang diperlukan atas
biayanya sendiri untuk memelihara tulangan beton dalam posisi yang tepat. Setiap
pengikat, sambungan, atau sambungan sengkang tulangan harus kencang sehingga
tulangan-tulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam bagian-bagian yang melengkung
harus bersentuhan langsung dengan tulangan-tulangan disekitar mana akan tercapai
kekuatan yang baik. Tulangan-tulangan harus diikat bersama-sama dengan
menggunakan kawat baja hitam yang harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan, dan pengikat harus dililit kuat-kuat dengan tang. Ujung kawat ikat yang
bebas harus dilipat kedalam. Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk
dilakukan pengecoran, maka harus diperiksa dulu oleh Direksi dan Konsultan
Supervisi Pekerjaan dan tidak boleh dilakukan pengecoran sampai tulangan beton
disetujuinya. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi dan Konsultan Supervisi
selambat- lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya, untuk meminta dilakukan
pemeriksaan atas penulangan yang telah disiapkan.

6.2.3. Penyiapan Gambar Tulangan Beton


Penyedia Jasa atas biayanya sendiri harus menyiapkan semua gambar detail tulangan
beton berdasakan gambar-gambar yang diberikan oleh pemberi tugas. Gambar-gambar
tulangan beton ini harus meliputi gambar penempatan tulang, gambar pembengkokan
tulangan, daftar besi dan gambar-gambar penulangan lainnya yang mungkin
diperlukan untuk memudahkan pembuatan dan pemasangan besi tulangan. Semua
gambar penulangan yang direncanakan oleh Penyedia Jasa harus diajukan kepada
Direksi dan Konsultan Supervisi untuk mendapat persetujuan.
6.2.4. Sambungan Tulangan Beton
Jika dianggap perlu untuk menyambung batang tulangan pada titik-titik lain dari pada
yang diperlihatkan dalam gambar, posisi dan metode penyambungan harus ditetapkan
berdasarkan perhitungan kekuatan dan disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi.

Batang tulangan harus diikat pada beberapa tempat di atas sambungan lewatan dengan
menggunakan kawat besi pengikat atau pengikat yang cocok. Untuk sambungan
lewatan, diperlukan kait pada batang tulangan polos dan kait tidak diperlukan pada
batang tulangan yang berulir.

6.2.5. Daftar Bengkokan dan Pemotongan Besi Tulangan


Penyedia Jasa harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam
gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan yang tepat untuk dipakai dalam
pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Direksi dan Konsultan
Supervisi kepada Penyedia Jasa harus diperiksa dan diteliti. Tulangan baja harus
dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan bengkokan atau
kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang yang
berpengalaman. Batang dengan diameter ≥ 12 mm harus di potong dan dibengkokkan
dengan mesin (bar cutter dan bar bender) yang direncanakan untuk itu dan disetujui
oleh Direksi dan Konsultan Supervisi. Ukuran pembengkok harus sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia kecuali jika ditentukan lain atau diperintahkan oleh
Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak
boleh menyambung tulang tanpa persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
diperhitungkan dalam satuan kg (Kilogram).

6.2.6. Pemasangan
Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada
tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa
tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran beton.
Pengelasan tempel dengan adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan
untuk menyambung tulangan-tulangan yang saling tegak lurus, tetapi cara pengelasan
lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat perenggang dan kawat harus
mendapat persetujuan dari Direksi. Perenggang dari beton harus dibuat dari beton
dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggang tulangan dari
besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang
ditentukan harus terpelihara.

6.2.7. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran dan penempatan tulangan dibuat dalam perencanaan
berat jadi/terpasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk Direksi dan Konsultan
Supervisi.

Besi stagger, besi penstabil plastic cone, kawat pengikat, paku atau bahan lainnya yang
digunakan untuk menyambung pada pelaksanaan pembesian yang merupakan bagian
dari metode pelaksanaan tidak diukur untuk dibayar, sesuai dengan gambar atau
petunjuk dari Direksi dan Konsultan Supervisi.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan Kg (Kilogram).

6.3. Pengadaan dan Pemasangan Wire Mesh M.7


Pekerjaan pengadaan dan pemasangan Wire Mesh dilakukan pada lantai saluran, manteling
dinding saluran dan atau pada pekerjaan-pekerjaan lain yang ditentukan dan disetujui direksi
dan konsultan supervisi. Spesifikasi wiremesh yang dipakai mengacu pada Standar Nasional
Indonesia : SNI 07-0663-1995 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi berdasarkan
persetujuan dari direksi dan konsultan supervisi. berikut sebagai berikut. Spesifikasi teknis
Wire Mesh dapat dilihat pada tabel berikut ini:
SPESIFIKASI TEKNIS WIRE MESH
SNI 07-0663-1995
STANDAR MUTU
Jaring Kawat Baja Las untuk tulangan beton
UKURAN / DIMENSI
A. Diameter Kawat (mm) 5 6 7 8 9 10
B. Panjang (m) / Lebar (m) / Roll 5.4 / 54
C. Lebar (m) 2,10
D. Ukuran Jaring (mm) 150 x 150
E. Panjang Juntalan Maks. 100
F. Penyimpangan Kesikuan (%) Maks. 1%
G. Jarak Sirip (mm) 4.6 s/d 7.2
H. Tinggi Sirip (mm) Min. 0.27
I. Berat Kawat Baja (kg/m) 24,14 34,76 47,31 61,79 78,20 96,54
SIFAT MEKANIS
A. Batas Ulur (kgl/mm 2 ) Min. 50
B. Kuat Tarik (kgl/mm 2 ) Min. 55
C. Kontraksi (%) Kuat Tarik < 70 Min. 30, Kuat Tarik > 70 Min. 25
D. Kuat Geser Las (kgl/mm2) Min. 20
E. Lengkung (180) Baik / Tidak retak pada sisi luar lengkungan
Wire Mesh yang digunakan adalah Wire Mesh M7 dengan kriteria sebagai berikut:
NO Kriteria
1. Ukuran M7
2. Spasi Standar 150 mm x 150 mm
3. Ukuran Lembar : 5,4 m x 2,1 m
4. Berat Lembar : 47,31 kg

Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang wire mesh dengan tepat pada tempat
kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar ada bila pemasangan sudah selesai kontraktor
menyiapkan dan mengajukan untuk diperiksa oleh direksi dan Konsultan Supervisi dalam
pengecekan akhir dan harus ada jaminan bahwa wire mesh itu akan tetap pada
kedudukannya pada waktu pengecoran beton

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
diperhitungkan dalam satuan Kg (Kilogram).

6.4. Pengadaan dan Pemasangan plastik Cor


Setelah melaksanakan galian pondasi, untuk rencana pengecoran yang khususnya beton yang
masuk ketanah, dalam membatasi beton bercampur dengan air atau bercampur dengan barang
organik lainnya yang sangat merusak kerateristik beton, penyedia jasa harus melapisi pondasi
dengan plastik sebagai pengganti lantai kerja, setelah galian. Plastik cor dipasang diatas
permukaan tanah yang sudah diratakan, dan bersih dari material – material yang dapat
mengakibatkan sobeknya plastik cor. Untuk menghindari lipatan plastik cor, setiap 2 m2
diberikan beton dekcing (tahu beton) sebagai penahan, setelah plastik cor terpasang penyedia
segera melakukan pengecoran. Pelaksanaan ini harus sesuai metode kerja yang sudah
disepakati bersama dan sesuai dengan gambar kerja (Shop Drawing). Plastik cor digunakan
pada dasar pengecoran sebagai lapisan kedap air yang menjaga kualitas beton agar tidak
terserap oleh tanah. Plastik yang digunakan berupa plastik lembaran Jenis PE.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan m2.
6.5. Bekisting untuk Beton (tanpa perancah) dan Bekisting Beton (dengan
Perancah)
Bekisting harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton dan
untuk memperoleh bentuk permukaan yang Halus, maka bahan yang diperlukan multiplek 12
mm untuk bekisting Expose dan Papan untuk bekisting non expose. Penyedia Jasa harus
menyerahkan rencana dan penjelasan tentang-acuan dan harus membuat contoh-contoh acuan
untuk mendapat pengesahan Direksi. Bekisting harus dipasang dengan sempurna, sesuai
dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam
gambar. Cara pendukungan yang akan menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali kawat yang
membentang pada seluruh lebar dari permukaan beton tidak dibenarkan. Acuan penutup harus
dibuat pada permukaan beton, dimana kemiringannya lebih curam dari 1 : 3. Begisting
multiplek dapat digunakan sebanyak 3 (tiga) kali pemakaian.

Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya bahan-
bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan oleh
Direksi dan Konsultan Supervisi acuan untuk permukaan beton yang kelihatan harus
sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau
kelihatan terputus. Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti
dan dibersihkan.

Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan memberi per- setujuan
acuan yang telah dipasang. Untuk pembetonan di cuaca panas atau kering, Penyedia Jasa harus
membuat rencana acuan dan membukanya, sehingga permukaan- permukaan beton dapat
terlihat untuk dimulai perawatan sesegera mungkin.

Bekisting hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dan Konsultan Supervisi dibawah
pengawasan seorang mandor yang berwewenang. Harus diberi perhatian yang besar pada
waktu pembukaan acuan. untuk menghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan beton.
Dalam hal mana Direksi dan Konsultan Supervisi berpendapat bahwa usul Penyedia Jasa
untuk membuka acuan belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan
alasan lainnya, maka Direksi dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menunda pembukaan
Bekisting dan Penyedia Jasa tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut,
penggunaan bahan seperti plastic cone, besi stut dan besi siku sudah termasuk dalam mata
item pembayaran pekerjaan ini.
Pemasangan acuan dan perancah harus dipasang sedemikian rupa, sehingga memenuhi batas-
batas toleransi pergeseran acuan yang diijinkan seperti tercantum berikut atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi dan Konsultan Supervisi. pergeseran lebih dari batas toleransi atau
yang diperintahkan oleh Direksi dan Konsultan Supervisi, maka segala biaya perbaikan akan
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Untuk beton dengan semen Portland biasa, waktu
paling sedikit untuk pembukaan acuan harus menurut daftar dibawah ini :
Muka sisi balok, lantai dan dinding = 3 hari
Bagian bawah = 21 hari

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan meter persegi (m2).

6.6. Karet Penahan Air (Rubber Joint)


Karet untuk penahan air merupakan karet yang berfungsi sebagai penyekat atau dilatasi pada
pekerjaan beton pada saluran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait pemilihan bahan
Karet Penahan Air (Rubber Joint) antara lain:
1. Bersifat kedap air
2. Bersifat lentur/elastis
3. Tahan terhadap perubahan suhu sehingga tidak mudah mengalami perubahan bentuk
(kembang susut)
4. Tebal minimal 10 mm

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan meter persegi (m2).
BAB 7
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PINTU AIR

7.1. Umum
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan pintu air ini meliputi proses perencanaan, bahan,
keterampilan, pabrikasi, pengecatan, pemeriksaan (uji coba.test), pemasangan dan masa
pemeliharaan (garansi) terhadap pintu air yang mengacu pada Standar Perencanaan Irigasi
Kriteria Perencanaan Bagian – 08 (KP – 08) tentang Standar Pengatur Irigasi : Perencanaan,
Pemasangan, Operasi dan Pemeliharaan dan Kriteria Perencanaan Bagian – 09 (KP 9)
tentang tentang Standar Pengatur Irigasi : Spesifikasi Teknis.

Setiap bagian dari pintu air baik berupa: daun pintu, kerangka bantalan penopang setang,
roda gigi penggerak setang dan bagian-bagian pendukung lengkap dengan perlengkapan
yang perlu harus didesain, diserahkan dan dipasang di sluiceway outlet (saluran keluar pintu
air) oleh Penyedia jasa. Konstruksi pintu harus kokoh dan pantas menurut gambar rencana
baik elevasi, ukuran, dan bentuk serta pengaturan letak peralatan pintu sorong dan detail-
detailnya harus seperti tampak dalam gambar atau yang disetujui oleh Direksi / Konsultan
Supervisi Konstruksi. Penyedia jasa harus bertindak sangat hati-hati di dalam desain dan
pabrikasi pintu tersebut untuk mengatasi vibrasi sewaktu dalam keadaan operasi dan bocoran
air ketika tertutup penuh.

7.2. Perencanaan
Perencanaan, ukuran dan bahan untuk semua bagian pintu sedemikian sehingga tidak rusak
maupun berakibat melentur dan bergetar yang berpengaruh buruk terhadap operasi pintu saat
menerima beban rencana yang paling berat. Mekanisme dibuat sedemikian untuk
menghindari kemacetan karena korosi dan tertahannya kotoran. Semua bagian pintu yang
harus dilepas atau dilepas untuk maksud servis atau penggantian harus terpasang pada
tempatnya dengan pengikat yang tahan korosi. Tipe, bahan dan ukuran dari semua pengikat
harus dipilih yang mampu menahan secara aman beban maksimum yang dikenakan padanya.

Pintu harus terpercaya dan aman sewaktu operasi dan harus bebas dari tegangan yang tidak
dikehendaki, bagian struktur harus dilengkapi lubang pengering atau hal lain yang penting
agar pintu bekerja dengan memuaskan. Semua pintu yang dibuat harus direncanakan sesuai
dengan kondisi iklim yang berlaku di Indonesia, khususnya saat menyesuaikan terhadap
pengembangan dan pengkerutan yang disebabkan oleh perubahan suhu.
7.3. Satuan Ukuran
Dalam surat-menyurat, ketentuan teknik dan perhitungan, dan pada semua gambar, harus
mempergunakan ukuran satuan metrik. Pada gambar atau brosur cetak yang mempergunakan
satuan lain, harus dicantumkan tanda ukuran metrik yang sesuai.

7.4. Ukuran Pintu


Ukuran pintu (bentang dan tinggi) ditentukan oleh Direksi dan Konsultan Supervisi. Ukuran
pintu untuk penggantian pada bangunan lama dipilih dalam ukuran standar pintu atau seperti
ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar detail pintu. Panjang setang dan tebal pintu dapat
dipilih bersama dengan keperluan bantalan setang. Gambar detail pintu yang telah diisi
dengan dimensi dan ukuran-ukuran akan dipakai dimensi sesuai standar yang disyaratkan
yang memberikan detail pintu secara rinci bagi pabrik pembuat pintu. Ukuran setang dan tipe
roda gigi dapat di check dengan perhitungan.

7.5. Gambar Kerja dan perhitungan


1. Penyedia jasa harus menyerahkan dengan penawarannya detail spesifikasi dari semua
peralatan-peralatan yang harus dipasang pada penerimaan (acceptance) dari penawaran,
spesifikasi yang diserahkan harus dimasukkan dalam Dokumen kontrak.
2. Penyedia jasa juga harus menyiapkan detail gambar kerja 2 set untuk semua bagian
pekerjaan dalam bentuk yang dikehendaki Pejabat Pembuat Komitmen/pihak yang
ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut, untuk setiap bagian pekerjaan
tersebut.
3. Penyedia jasa juga harus membuat perhitungan-perhitungan untuk semua bangunan,
hubungan sambungan-sambungan jas jangkar, baut dan sebagainya meskipun terlihat
dalam gambar. Perhitungan tersebut harus dibuat sesuai standar-standar yang akan
diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan
pengawasan pekerjaan tersebut. Penyedia Jasa harus menyerahkan perhitungan tersebut
4 minggu setelah dimulainya pekerjaan, sebanyak 2 set untuk disetujui Pengawas
Pekerjaan/Konsultan Supervisi serta Pejabat Pembuat Komitmen dalam penyerahan
pekerjaan, penyedia jasa harus menyerahkan dalam waktu 4 minggu semua gambar kerja,
perhitungan-perhitungan dan sebagainya dalam 4 set komplit dengan semua perubahan,
tambahan yang telah dikerjakan dalam pemasangan dan pembuatannya.

7.6. Persetujuan gambar dan perhitungan


Jika setiap saat setelah persetujuan diberikan oleh Pengawas Pekerjaan/Konsultan Supervisi
serta Pejabat Pembuat Komitmen ditemukan bahwa ada gambar-gambar dan dokumen-
dokumen kontrak, perubahan-perubahan dan tambahan-tambahan sesuai dengan perhitungan
Pengawas Pekerjaan/Konsultan Supervisi serta Pejabat Pembuat Komitmen, harus dibuat oleh
Penyedia jasa dan pekerjaan harus dilaksanakan sesuai petunjuk Pengawas
Pekerjaan/Konsultan Supervisi serta Pejabat Pembuat Komitmen, tanpa tambahan biaya
menurut perhitungan Penyedia jasa.

7.7. Perubahan Bahan dan Peralatan


Pembuatan pintu dilarang melakukan perubahan apapun yang menyangkut bagian struktur
atau peralatan dan bahan yang ditentukan untuk pintu, yang telah ditetapkan atau tercantum
dalam spesifikasi atau gambar tanpa persetujuan tertulis dari Direksi. Perubahan tersebut atau
penggantian harus tidak merugikan kepentingan Pemilik Pekerjaan dan sedapat mungkin tidak
membawa akibat kenaikan harga pintu.

7.8. Pemotongan Bahan


Pemotongan bahan harus dilaksanakan dengan gergaji, nyala gas atau pisau gilotin. Semua
permukaan bekas potongan harus digerinda untuk memperoleh hasil yang halus dan tepi yang
benar. arus tidak terjadi distorsi pada bahan akibat cara pemotongan.

7.9. Pekerjaan Las


Semua las dapat dilaksanakan dengan tenaga orang dengan cara las lindung busur metal atau
secara las busur otomatis.

Pembuat pintu wajib mengajukan prosedur pengelasan untuk memperoleh persetujuan direksi.
Setelah prosedur pengelesan disetujui, Pembuat Pintu harus mencantumkan ini pada gambar
khusus yang merupakan gambar satu kesatuan dalam kontrak. Simbol las harus tercantum
dalam gambar yang dibuat Pembuat Pintu ditempat yang memerlukan pengelasan.

Tes tembus warna (deypenetrant) harus dikerjakan oleh Pembuat Pintu pada semua las-lasan.
Semua las-lasan yang penting menurut pertimbangan Direksi, akan menerima tegangan
penuh, atau tampaknya tidak memenuhi standar las, harus di tes dengan cara magnetis sesuai
dengan petunjuk Direksi.

Alat ukur yang sesuai wajib terpasang untuk pembacaan besar arus dan tegangan listrik selama
waktu pengelasan berlangsung.
Semua bagian yang di las yang memerlukan pekerjaan akhir dengan mesin harus di las dahulu
sebelum di mesin, kecuali tercantum ketentuan lain.

Semua las-lasan harus tidak terputus dan kedap air. Panjang kaki las sudut minimum 5 mm,
kecuali tercantum ketentuan lain.

Semua cacat las-lasan harus dibersihkan sampai dasar logam yang baik dan daerah tersebut
perlu di tes dengan tembus warna atau ultrasonik untuk meyakinkan bahwa cacat telah benar-
benar terhapus sebelum dilakukan perbaikan las.

Pelat yang akan disambung dengan las harus dipotong teliti sesuai dengan ukurannya. Ukuran
dan bentuk tepi sambungan sedemikian sehingga dimungkinkan fusi dan penetrasi secara
sempurna dan tepi pelat dibentuk yang benar untuk menerima berbagai kondisi pengelasan.

Permukaan pelat sejarak 25 mm dan tepi yang dilas harus benar-benar bersih dari karat, gemuk
dan kelupasan, sampai permukaan tampak mengkilat.

7.10. Batang Las


Batang las tipe hidrogen rendah tertutup atau yang sederajat yang disetujui.

7.11. Sambungan Baut dan Paku Keling


Pembuat Pintu berkewajiban menyediakan paku keling yang diperlukan, rivet gun,baut, mur,
cincin dan lain lain, untuk menyambung antara profil yang menggunakan baut, mur, dan
cincin.

Sambungan dengan baut yang menerima getaran harus dikunci secara baik. Semua lubang
baut dibuat dengan dibor dan tepinya sedikit dimunculkan atau dibenamkan.

7.12. Perakitan di Lapangan


Perakitan dilapangan bila dimungkinkan agar mempergunakan sambungan baut. Perakitan
dilapangan dengan las dapat dipertimbangkan apabila Direksi memandang sambungan dengan
baut tidak praktis, dalam hal yang demikian persiapan pengelasan harus dilakukan di tempat
pembuatan pintu sebelum diangkut ke lapangan dan permukaan yang sudah dipersiapkan
harus dilindungi sepenuhnya selama dalam pengangkutan maupun penyimpanan dilapangan.
Pembuat Pintu harus menyediakan batang las untuk penyelesaian perakitan di lapangan.

7.13. Bantalan
Bahan untuk bantalan brons yang melumas sendiri (oiless bushing) harus dipergunakan
sebagai bantalan untuk roda yang terbenam diair. Bantalan dan suku bagian yang bergerak
yang bekerjanya diatas air dapat mempergunakan pelumasan tipe gemuk dengan
mempersiapkan dahulu agar diperoleh pelumasan yang efisien yakni dengan memasang nipel
gemuk untuk memasukkan gemuk dengan pompa gemuk. Pembuat pintu mengajukan usul
yang terinci tentang berbagai bantalan kepada Direksi untuk memperoleh persetujuan sebelum
dimulai pekerjaan.

7.14. Ketentuan Detail Pintu Air


Pintu air merupakan salah satu bangunan penunjuang pada saluran pembawa maupun
pembuang air irigasi yang dapat difungsikan untuk mengatur air. Berdasarkan fungsinya,
pintu air dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Pintu Pengatur Debit
2. Pintu Pengatur Elevasi Muka Air

Secara umum terdapat beberapa bagian penting dalam pintu air yaitu:
1. Rangka pintu
2. Daun Pintu
3. Setang Penggerak Pintu
4. Roda Gigi Penggerak Pintu
5. Bantalan Tengah Penumpu Setang Penggerak

Ketentuan detail masing-masing bagian pintu pada Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan
Pintu Air ini kemudian diatur dengan mengacu pada Standar Perencanaan Irigasi Keriteria
Perencanaan Bagian – 09 (KP – 09) tentang Standar Pintu Pengatur Air Irigasi: Spesifikasi
Teknis, pada BAB IV dan BAB V yang disesuaikan dengan jenis/tipe pintu yang ada.

7.15. Perlindungan terhadap Korosi


7.15.1. .Umum
Semua bagian yang akan tertanam dalam beton harus dibersihkan dan dilindungi
dengan pencucian semen atau cara lain yang diizinkan sebelum meninggalkan tempat
pembuatan pintu (pabrik). Sebelum dipasang, harus dikerok dan dibersihkan
seluruhnya dari karat dan kotoran yang menempel. Pekerjaan pembersihan tersebut
jangan sampai mengakibatkan keburukan terhadap kekuatan atau fungsi dan operasi
peralatan tersebut.

Semua suku bagian mesin atau permukaan bantalan harus dibersihkan dan dilindungi
terhadap korosi dengan mempergunakan pernis pencegah karat yang disetujui
sebelum meninggalkan tempat pembuatan pintu. Apabila hal ini tidak dapat
dilakukan pada suku bagian tertentu maka harus dilindungi yakni menutup dengan
gemuk kental yang sukar cair.

Setelah pemasangan, semua suku bagian tersebut harus dibersihkan dengan larutan
dan dilap atau digosok mengkilap. Semua peralatan harus dicat sesuai dengan
ketentuan. Pengecetan peralatan adalah termasuk pekerjaan penyiapan logam,
mencat, perlindungan dan pengeringan lapisan lindung cat, maupun penyediaan
semua peralatan, tenaga kerja dan bahan yang diperlukan untuk seluruh pekerjaan
pengecatan.

Cat harus disediakan di lapangan secukupnya untuk memperbaiki setiap kerusakan


selama dalam pengangkutan. Cat harus produksi pabrik yang bermutu dan dipilih
dengan persetujuan Direksi.

Permukaan harus dibersihkan dengan cara semprotan untuk kemudian pelapisan cat
meni pertama dilakukan dalam keadaan panas, kering dan bebas debu dalam waktu
selambat-lambatnya 4 jam setelah pembersihan.

Permukaan yang saling kontak untuk sub bagian yang dirakit di tempat pembuatan
(pabrik) dan yang nanti akan tetap kontak atau tersembunyi setelah dirakitan
dibengkel, harus dibersihkan dan dicat meni sekali pertama sebelum dirakit, dan
saling ditautkan sewaktu cat masih basah.

Kontak permukaan antara baja dan kayu yang terbuka terhadap lingkungan yang
basah atau korosif harus dilapis dengan adukan aspal panas segera sebelum ditautkan.
Cincin besar dipasang di bawah mur dan kepala baut untuk mencegah penyusupan
air ke dalam kayu. Mur, baut dan cincin juga harus di lapis dengan cara yang sama.
Pembersihan dan pengecatan seluruh permukaan pintu setelah dirakit harus
dilakukan dibengkel. Prosedur pengecatan menyangkut: alat yang digunakan, tebal
tiap lapisan, waktu pengeringan tiap lapisan dan kelembaban udara ruangan yang
diizinkan harus mengikuti petunjuk/manual pengecatan dari pabrik cat yang dipakai.
Untuk itu pengadaan bahan cat harus disyaratkan adanya manual pengecatan yang
dikeluarkan dari pabrik cat bersangkutan.

7.15.2. Persiapan Permukaan


Semua oli, lilin, gemuk dan kotoran harus dibersihkan dengan zat pelarut dari
permukaan yang akan dicat.

Semua percikan las, terak, beram, lepasan karat dan semua benda asing harus di buang
dengan sikat kawat baja dan semburan pasir atau butiran baja (steel grit) sampai bersih
benar. Tekanan udara kering untuk semburan pasir paling sedikit 80 sampai 100
lb/sqin. Butiran pasir alam harus mempunyai permukaan tajam, keras dan tidak ada
pasir halus serta benda yang mudah pecah. Sebelum dipakai pasir harus
dibersihkan/dicuci dan dikeringkan agar tidak mengandung garam.

Harus diperhatikan benar pada pembersihan pojok-pojok dan sudut-sudut konvergen.


Apabila terbentuk karat atau permukaan tercemar setelah dibersihkan sebelum di cat
maka pembersihan ulang harus dilakukan dengan intensitas yang sama seperti
sebelumnya.

Permukaan yang tidak akan dicat harus dilindungi dengan tutup yang cocok dan sesuai
selama pekerjaan pembersihan dan pengecatan pada pekerjaan di dekatnya. Suatu cara
yang efektif harus dilakukan untuk menghilangkan ceceran oli dan uap air dari pipa
pencatu udara alat penyemprot. Semua persiapan terhadap permukaan yang akan dicat
harus memperoleh izin direksi sebelum dilakukan pengecatan.

7.15.3. Pelaksanaan Prosedur


Semua cat, setelah dioleskan, harus memberikan lapisan tipis permukaan yang sangat
halus. Cat harus diaduk seluruhnya, ditapis, demikian dilakukan selama dipergunakan.
Jangan melakukan pengecatan pada permukaan logam yang suhunya kurang dari
10°C. Permukaan yang akan dilapis cat harus bebas dari kelembaban selama
pengecatan. Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot tanpa udara (airless).
Tiap lapis harus dibiarkan kering dan mengeras lebih dulu seluruhnya sebelum
dilakukan pengecatan berikutnya. Metode pelaksanaan pengecatan menyangkut: alat
untuk mengecat, tebal tiap polesan/film, waktu pengeringan tiap polesan/film dan
temperatur ruang tempat mengecat harus mengikuti petunjuk/manual pengecatan dari
pabrik cat bersangkutan.

7.15.4. Permukaan yang Tidak di Cat


Permukaan brons dan kuningan dari gigi roda, permukaan besi yang dihaluskan,
permukaan yang mengalami kontak gulung atau geser setelah dirakit di lapangan, dan
sling tidak perlu dicat.
Semua permukaan baja tahan korosi yang untuk bantalan dan suku bagian mesin
jangan dicat. Pada tahap akhir pembersihan, semua permukaan harus ditutup dengan
film plastik lekat untuk melindungi kerusakan mekanis kecil dan korosi selama
pengapalan dan penyimpanan dilapangan.Film harus dilepas segera menjelang
pemasangan peralatan di lapangan.

7.15.5. Pengaturan Pengecatan


Pengecatan harus dilaksanakan sebagai berikut :
1. (Daun pintu dan kerangka pintu harus dikerjakan dengan 2 kali pelapisan dasar
dengan cat meni Zinc Rich, total tebal film saat kering 50 micron dan 3 kali
pelapisan cat Coaltar Epoxy Resin mencapai total tebal film saat kering adalah
450 micron. Seluruh tebal cat kering adalah 500 micron.
2. Rumah roda gigi penggerak pintu, poros silang dan roda kemudi dan lain-lain
harus di cat meni 2 kali dengan cat Zinc Rich, dengan total ketebalan film
50micron, sekali lapis cat alumunium dan sekali lapis akhir cat alumunium,
tebalfilm kering adalah 50 micron. Seluruh tebal cat adalah 100 micron.

Pelaksanaan pengecatan harus dilakukan di bengkel diruang yang terlindung dari


hujan, embun, debu. Semua cat harus produksi pabrik yang sama. Semuanya harus
sesuai dengan kondisi iklim di Indonesia.Merk dan rumusan kandungan cat harus
memperoleh persetujuan Direksi.Pembuat Pintu harus menyampaikan contoh cat
selambat-lambatnya dua bulan sebelum dipergunakan.

7.16. Pemeriksaan dan Perakitan


Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan dan Mutu
Pengawas Pekerjaan/Konsultan Supervisi serta Pejabat Pembuat Komitmen/ Pihak yang
ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut/ Pejabat yang bertugas
mengadakan pemeriksaan terhadap bahan-bahan, mutu pekerjaan pabrik, percobaan
perakitan di pabrik, harus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan. Pemeriksaan itu meliputi:
a. Pemeriksaan baja/bahan lain yang dipakai untuk memastikan bahwa bahan di atas
sesuai dengan standar. Laporan percobaan kimia dan fisika yang dilakukan
pemeriksaan terhadap bahan yang dipakai harus ditunjukkan pemeriksaan.
b. Memeriksa ukuran.
c. Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila diperlukan.
d. Memeriksa pembersihan dan pengecatan dari pekerjaan baja.
e. Percobaan perakitan dan menguji hasilnya
f. Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman.

2. Pengerjaan di Lapangan
Penyedia Jasa harus melakukan pekerjaan baja selengkapnya dan menyediakan perancah
sementara serta persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Sebelum
pelaksanaan dimulai di lapangan, Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Pengawas
Pekerjaan/Konsultan Supervisi serta Pejabat Pembuat Komitmen/Pihak yang ditunjuk
untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut untuk mendapat persetujuan, cara yang
diusulkan untuk pelaksanaan pekerjaan baja serta melaksanakan pengaturan dan
pencegahan terhadap kecelakaan seperti yang ditunjukkan oleh Pengawas
Pekerjaan/Konsultan Supervisi serta Pejabat Pembuat Komitmen/Pihak yang ditunjuk
untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut.

3. Permukaan yang Bersentuhan


Kecuali ditentukan lain, jika logam dipasang permanen pada permukaan logam lain
permukaan logam yang bersentuhan harus dicat dengan dua lapis cat bitumen, segera
sebelum pemasangan.

Aluminium tidak boleh dipasang pada beton basah / pasangan batu/ dipasang tetap pada
beton basah yang masih mudah. Bila perlu untuk menghubungkan aluminium dengan
baja/ besi tulang, kedua permukaan harus dipisahkan dengan bahan pemisah yang
disetujui tebalnya tidak kurang dari 1,5 mm. Bila aluminium batang / bangunan baja
dipasang batu, bata/ beton, permukaan yang bersentuhan harus dicat lebih dulu dan bahan
sambungan harus diberi seng.
4. Pemasangan Bagian-Bagian
Ketika pemasangan pada bagian-bagian pekerjaan baja yang tercantum dalam pekerjaan
beton/pasangan batu yang permanen, maka bagian-bagian di atas angkur, plat perletakkan
dan lain-lain harus lebih dulu dari pada bagian lain

7.17. Pemasangan
7.17.1. Umum
Penyedia jasa bertanggung jawab atas pemasangan pintu air seperti pada gambar yang
disetujui/atas petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi di tempat pekerjaan, termasuk
semua alat-alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal (penguat) dan
sebagainya. Secara umum, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
pemasangan pintu air adalah sebagai berikut:
1. Semua bagian yang ditanam dan dalam beton harus ditumpu kuat (rigid) dan
diteliti/ tepat sebelum dan selama pengecoran.
2. Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan oleh
Penyedia jasa. Penyedia jasa harus memindahkan semua kelebihan bahan-bahan
dari tempat pekerjaan/ seperti ditunjukkan Konsultan Supervisi. Semua gear-
reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak pelumas, sesuai syarat
dari pembuat/pabrik. Gear-reducer terbuka harus diberi gemuk kualitas baik pada
giginya (graphite grease). Semua pelumas dan zat pencuci harus disediakan
Penyedia Jasa tanpa tambahan biaya.
3. Penyedia jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka
waktu pemeliharaan selama setahun untuk semua bagian pekerjaan dari kontrak
ini.
7.17.2. Uji Coba Pemasangan dan Operasi
Penyedia jasa wajib melakukan uji coba pemasangan dan pengoperasian di bengkel
sebelum melakukan pemasangan di lapangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
saat uji coba pemasangan adalah sebagai berikut:
1. Kerangka, Daun Pintu dan Bantalan Penopang Setang
Daun pintu termasuk perapat air, kerangka penopang setang dan sebagainya, harus
dirangkai di bengkel pada posisi yang kira-kira sama ketika pemasangan di
lapangan. Sewaktu dirangkai, pintu harus diperiksa pada dimensi, toleransi dan
ketelitian kelurusannya.
2. Roda Gigi Penggerak Pintu
Roda gigi penggerak pintu harus selengkapnya dirangkai di bengkel dan uji akan
kehalusan ketika pengoperasiannya. Semua unit harus diuji pada beban yang
ditentukan dan diperiksa teliti untuk memastikan bahwa semua kerenggangan dan
toleransi yang perlu telah dipenuhi dan bahwa tidak akan terjadi kemacetan pada
bagian yang bergerak.

Semua bantalan harus diperiksa dengan hati-hati. Semua pelumas dan minyak yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pengujian harus disediakan Penyedia Jasa. Apabila
terdapat suatu kendala saat uji pemasangan dan operasi yang tidak sesuai rencana
maka harus diperbaiki dan seluruh pengujian harus diulang kembali hingga proses
pemasangan dan pengoperasian dapat dilakukan dengan baik.

7.17.3. Pemasangan dan Pengujian Operasi di Lapangan


Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh Penyedia Jasa pada saat melakukan
Pemasangan dan Pengujian Operasi di Lapangan adalah sebagai berikut:
1. Kerangka Penghantar / Sponing (Guide Frame)
Kerangka penghantar atau sponing harus dipasang di dalam blockout sesuai
dengan gambar kerja dan petunjuk pembangunan yang disetujui, dilaksanakan
menurut garis-garis dan ketinggian di dalam toleransi yang ditentukan dan
terpasang kuat di tempatnya. Baut-baut pelurus atau alat lainnya yang perlu harus
dipergunakan untuk memasang kerangka penghantar pada ketepatan posisi
masing-masing. Penyambungan antara kerangka penghantar, material yang
dijangkar dan alat pelurus harus diatur, diikat kuat dan dilas untuk menahan
kerangka penghantar tetap pada posisinya, sewaktu beton dicor ke dalam
blockout.
2. Daun Pintu
Daun pintu lengkap dengan penghantar sis, tarikan pengangkat dan perapat air
harus dipasang dan dibangun sesuai dengan teliti yang tampak pada “Gambar
Kerja” dan petunjuk pembangunan yang disetujui Konsultan Supervisi dan
Direksi.
3. Peluncur
Permukaan peluncur penyekat peluncur pada daun pintu dan frame dipasang
dengan bahan dari perunggu fosfor ukuran sesuai dengan gambar dipasang
dengan baut benam kuningan.
4. Roda Penggerak Pintu
Setelah pemasangan roda gigi penggerak pintu dan sebelum pemasangan batang
ulir roda gigi penggerak pintu harus dioperasikan dan diperiksa untuk
pengoperasian yang benar. Setelah pengujian tersebut selesai, batang ulir yang
harus dipasang dan disambungkan ke pintu, dan pintu harus diuji. Suatu cacat atau
operasi tidak benar yang ditemui selama pengujian harus diperbaiki dan seluruh
pengujian harus diulang kembali.

7.18. Pengujian pada Penyelesaian


Setelah selesai pemasangan di lapangan, pengujian berikutnya harus dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa sesuai dengan prosedur pengujian yang disetujui.
1. Pengujian Pendahuluan
Pemeriksaan untuk pemasangan yang memuaskan pada semua komponen.
2. Pengujian Operasi
Pengujian operasi minimal harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Pemeriksaan pengoperasian manual roda gigi penggerak pintu
b. Pemeriksaan untuk operasi yang memuaskan pada keadaan kering (dry test) dan
permukaan air maksimal yang tersedia, kecuali direksi menentukan lain.

7.19. Test, Garansi, dan Pemeliharaan


1. Pada saat penyelesaian pekerjaan, peralatan harus siap untuk ditest, di hadapan Konsultan
Supervisi dan Direksi pekerjaan tersebut sebelum penyerahannya untuk membuktikan
bisa dioperasikan dengan memuaskan.
2. Jika ada bagian dari pekerjaan gagal dioperasikan sesuai ketentuan Pejabat Pembuat
Komitmen/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjan tersebut,
beberapa perubahan harus dikerjakan oleh Penyedia jasa sesuai ketentuan Pengawas
Pekerjaan/Konsultan Supervisi/pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
pekerjaan tersebut tanpa pembayaran ekstra.
3. Pada saat penyerahan pekerjaan, Penyedia jasa harus menyerahkan garansi tertulis selama
jangka waktu 1 tahun minimal sampai dengan masa pemeliharaan pekerjaan untuk semua
pekerjaan, meliputi perbaikan dari semua kekurangan dan kerusakan yang mungkin
terjadi dalam jangka waktu tanpa biaya tambahan.
4. Selama masa pemeliharaan Penyedia Jasa masih tetap bertanggung jawab untuk
melakuka pemeliharaan instalasi seperti pemberian pelumas pada bagian-bagian pintu
yang diperlukan serta memberi petunjuk dan Latihan pada staf dari pemilik kerja dengan
prosedur yang benar untuk operasi dan pemeliharaan.

7.20. Pengukuran dan Pembayaran


1. Pengukuran
Pengukuran pada pekerjaan pengadaan dan pemasangan pintu air beserta kelengkapannya
harus didasarkan pada jumlah sesungguhnya terpasang dari pintu air dalam set, seperti
tampak pada gambar atau atas petunjuk Konsultan Supervisi serta Direksi pekerjaan.

2. Pembayaran
Pembayaran harus dibuat berdasarkan harga satuan setiap set yang dimaksudkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk
penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan, prasarana, alat kerja dan lain
sebagainya, untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhya sesuai semua ketentuan tersebut di dalam spesifikasi
ini.

Pembayaran harus diberikan kemudian kepada Penyedia Jasa untuk pengujian


penyelesaian sebagaimana ditentukan sesuai aturan dan Pengawas Pekerjaan/Konsultan
Supervisi serta Pejabat Pembuat Komitmen telah yakin bahwa pintu dan alat pangkat
(roda gigi penggerak pintu) telah lengkap selesai dan telah beroperasi.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
diperhitungkan dalam satuan buah (bh).
BAB 8
PEKERJAAN LAIN-LAIN

8.1. Patok Hektometer (HM)


Patok hektometer merupakan patok untuk menandai lokasi guna mempermudah identifikasi
dan orientasi di lapangan yang di tempatkan di sepanjang saluran primer dan sekunder yaitu
pada tanggul saluran setiap 1 hektometer (100 m). Patok- patok ini menunjukkan singkatan
nama saluran irigasi dan pembuang dari awal saluran dalam hektometer (100 m). Angka dan
tulisan pada patok dibuat tenggelam. Ketentuan terkait ukuran/dimensi serta penempatan
Patok Hektometer mengacu pada Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan Bagian
04 (KP 04) tentang Bangunan, seperti yang ditampilkan pada gambar berikut:

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan buah (bh).

8.2. Pemasangan Pelat Nama (Nomenklatur)


Pelat nama untuk saluran dan bangunan berfungsi untuk mempermudah identifikasi. Pelat-
pelat tersebut harus menunjukkan nama saluran dan daerah yang diairi dalam ha. Pelat-pelat
itu ditempatkan diawal saluran pada lereng dalam. Pelat nama untuk setiap bangunan harus
dipasang di tempat yang benar pada bangunan tersebut.
Penyedia jasa harus melengkapi dan memasang Nomenklatur dengan dimensi 15 x 20 cm di
lokasi seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti diarahkan oleh Direksi dan Konsultan
Supervisi.

Nomenklatur akan terbuat dari batu marmer dan sisi yang terbaca terdiri dari urutan angka/
nama bangunan. Penyedia jasa akan memasang Nomenklatur seperti yang telah disebutkan
lokasinya seperti diarahkan oleh Direksi dan konsultan Supervisi terhadap ketinggian yang
telah ditentukan secara persis oleh hasil survey/pengukuran.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam
satuan buah (bh).

8.3. Pemasangan Papan Duga Muka Air (Peilskaal)


Ketentuan pekerjaan pemasangan peilskaal adalah sebagai berikut:
1. Bahan peilskaal /alat pengukur tinggi air dibuat dari alumunium.
2. Bahan dan ukuran peilskaal harus sesuai dengan petunjuk Direksi lapangan.
3. Peil Scale dipasang pada dinding tegak sungai (di atas mercu), di muka pintu penguras
kantung lumpur, diantara saluran dengan pintu intake dan pada sayap saluran irigasi.
4. Pemasangan peilskaal harus tegak lurus dari permukaan air. Diusahakan pemasangan
pada lokasi air yang tenang (tidak bergelombang).
5. Pada bagian kiri dan kanan peilskaal diberi paku atau baut dan permukaan peil scale harus
rata.
6. Pada tempat perletakan peilskaal diberi pasangan 1 : 3
Apabila terdapat ketententuan-ketentuan lain yang belum diatur, maka penyedia jasa dapat
mengacu pada Standar Perencaaan Irigasi dengan persetujuan direksi dan konsultan supervisi.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan
dalam satuan meter (m).
BAB 9
KEWAJIBAN LAIN DAN KETENTUAN TAMBAHAN

9.1. Kewajiban Lain


Pekerjaan di bawah ini tidak termasuk dalam Kontrak tetapi merupakan pekerjaan yang
menjadi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan atau mengerjakan :
1. Kontrol kualitas
Semua material baik tanah, agregat, semen, air dan campuran beton yang akan
dipergunakan dalam pekerjaan ini harus yang mempunyai kualitas yang baik. Untuk
keperluan ini maka harus dilaksanakan pengujian-pengujian.
2. Semua pekerjaan yang telah disebutkan dalam spesifikasi, tetapi tidak termasuk dalam
daftar harga satuan pekerjaan (unit price) dalam Daftar Kuantitas (Bill of Quantities),
maka harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa. Pembayaran pekerjaan hanya akan
diberikan kepada jenis pekerjaan yang tercantum didalam daftar harga satuan pekerjaan
yang tercantum didalam Daftar Kuantitas (Bill of Quantities).
3. Jamuan Tamu
Jamuan tamu yang meninjau atau memeriksa pekerjaan dalam batas yang wajar.
4. Transportasi / kendaraan operasional
a. Penyedia Jasa harus menyediakan kendaraan operasional berupa kendaraan bermotor
roda empat (minimal tahun 2019) sebanyak 2 (dua) kendaraan termasuk didalamnya
biaya supir, perawatan kendaraan dan BBM. Kendaraan disediakan setelah tanda
tangan kontrak dan dikembalikan setelah selesai masa pemeliharaan.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan kendaraan operasional berupa kendaraan bermotor
roda dua (minimal tahun 2020) sebanyak 2 (dua) kendaraan, termasuk di dalamnya
perawatan kendaraan dan BBM. Kendaraan disediakan setelah tanda tangan kontrak
dan dikembalikan setelah selesai masa pemeliharaan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“biaya langsung dan keuntungan (overhead)” pada analisa harga satuan pekerjaan.
9.2. Ketentuan Tambahan
9.2.1. Langsiran pada Suatu Pekerjaan
Langsiran merupakan kegiatan pemindahan suatu benda dari satu tempat ke tempat
lain. Dalam lingkup pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Gondang di
Kabupaten Karanganyar dan Sragen (Lanjutan II), terdapat beberapa item pekerjaan
yang termasuk pekerjaan langsiran, yaitu:
1. Pasangan batu belah 1 pc : 4 ps (Langsiran)
2. Beton Mutu fc’ 15 MPa (Langsiran)
3. Beton Mutu fc’ 20 MPa (Langsiran)
4. Pengadaan dan pemasangan besi tulangan diameter < 12 mm (Langsiran)
5. Pengadaan dan pemasangan besi tulangan diameter ≥ 12 mm (Langsiran)
6. Pengadaan dan Pemasangan Wire Mesh M 7 (langsiran)

Suatu item pekerjaan dapat dikatakan langsiran apabila akses menuju area pekerjaan
tersebut sulit dijangkau sedemikian rupa sehingga material yang akan digunakan tidak
dapat diletakkan di dekat area pekerjaan. Jarak kondisi tersebut adalah minimal > 100
m (minimal lebih dari 100 m). Penentuan apakah suatu item pekerjaan termasuk dalam
pekerjaan langsiran yaitu harus berdasarkan persetujuan Direksi dan Konsultan
Supervisi.

Metode langsiran pada suatu pekerjaan harus dilakukan dengan mempertimbangkan


efektifitas dan efisiensi pekerjaan serta tidak boleh berpengaruh buruk terhadap
kualitas/mutu pekerjaan yang dihasilkan. Penyedia jasa wajib melampirkan metode
kerja, analisa dan hasil perhitungan pekerjaan langsiran yang dilaksanakan kepada
Direksi dan Konsultas Pengawas.

9.2.2. Kelengkapan Administrasi


Saat akhir pelaksanaan pekerjaan konstruksi, penyedia jasa wajib menyerahkan
kelengkapan administrasi dalam bentuk hardfile dan softfile (dalam hardisk eksternal)
sebagai syarat dalam serah terima pekerjaan sementara (Provisional Hand Over-PHO).
Kelengkapan Administrasi yang harus diserahkan adalah sebagai berikut:
No Uraian Jumlah Dokumen

1 Rencana Mutu kontrak (RMK) 1 Asli; 4 Copy


2 Dokumen Kontrak (Lengkap) 1 Asli; 4 Copy
3 BA. Sosialisasi (PKM) beserta Notulen Rapat, 1 Asli; 2 Copy
Daftar hadir & foto Dokumentasi
4 Papan Nama Proyek (Dokumentasi) 1
5 Buku Direksi 1 Asli; 2 Copy
6 Buku Tamu 1 Asli; 2 Copy
7 Buku Gudang 1 Asli; 2 Copy
8 Gambar
a. Shop Drawing 1 Asli; 2 Copy
b. Asbuilt Drawing 1 Asli; 4 Copy
9 Addendum 1 Asli; 4 Copy
10 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan Realisasi 1 Asli; 2 Copy
11 Surat ijin mulai pelaksanaan (Request) 1 Asli; 2 Copy
12 Buku/Data ukur MC. 0 % 1 Asli; 2 Copy
13 Buku/Data ukur final check (MC. 100 %) 1 Asli; 2 Copy
14 Buku/Backup Perhitungan MC. 0 % 1 Asli; 2 Copy
15 Buku/Backup Perhitungan MC. 100 % 1 Asli; 2 Copy
16 Laporan Harian 1 Asli; 2 Copy
17 Laporan Mingguan 1 Asli; 2 Copy
18 Laporan Bulanan 1 Asli; 2 Copy
19 Data/Grafik Tenaga Kerja 1 Asli; 2 Copy
20 Data/Grafik Curah Hujan 1 Asli; 2 Copy
21 Foto Kemajuan Pekerjaan (0 %, 50 %, dan 100 %) 1 Asli; 2 Copy
22 Foto Pendukung Pelaksanaan Pekerjaan 1 Asli; 2 Copy
23 JMF/Mix Desain Beton 1 Asli; 2 Copy
24 Laporan Hasil Uji Beton (Lapangan) 1 Asli; 2 Copy
25 Backup Termijn 1 Asli; 2 Copy
26 Surat keterangan bebas masalah dari pihak ke tiga 1 Asli; 2 Copy
(Sub Kontraktor, Desa, Suplayer, dll.)
27 BA. Pemeriksaan & Penyerahan Pertama ( (PHO) 1 Asli; 4 Copy
28 BA. Pemeriksaan & Penyerahan Akhir ( (FHO) 1 Asli; 4 Copy
29 File Digital (Eksternal Hardisk) 1
9.2.3. Gambar-gambar yang harus disiapkan Penyedia Jasa
1. Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap
a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah gambar-
gambar yang telah ditanda tangani oleh Direksi dan Konsultan Supervisi, dan
apabila ada perubahan harus diserahkan kepada Direksi dan Konsultan
Supervisi untuk mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan
dimulai.
b. Gambar-gambar Pelaksanaan (Shop Drawing)
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail untuk
pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperlihatkan penampang
melintang dan memanjang dari beton, pasangan batu, pengaturan batang
pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi
beton, tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di
lapangan (Shop Drawing dan Construction Drawing)
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi dan
Konsultan Supervisi adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan
Direksi dan Konsultan Supervisi terhadap gambar-gambar tersebut tidak akan
meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran gambar tersebut.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya,


sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

2. Gambar-Gambar purna Pelaksanaan (As Built Drawing)


Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang
memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan kontrak, sejauh
gambar tersebut sudah disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi

Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan


oleh Direksi dan Konsultan Supervisi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan
apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling
lambat harus diperiksa kembali selama 6 (enam) hari kerja. Gambar pelaksanaan
(As Built Drawing) harus dibuat ukuran A3 berkualitas baik bila pekerjaan telah
diselesaikan 100 %.

Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima ke I (PHO),


Penyedia Jasa harus sudah menyerahkan gambar terlaksana (As Built Drawing)
yang terdiri dari 5 (lima) set gambar lengkap dengan ukuran A3.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya,


sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

9.2.4. Dokumentasi foto Kemajuan Pekerjaan


Semua kegiatan di lapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan
album foto berikut keterangan berupa lokasi dan penjelasan foto. Untuk setiap lokasi
pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum pelaksanaan (0%), pada saat
pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan (100%). Pada setiap tahap
pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan arah yang
sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada setiap foto diharuskan adanya
suatu tanda khusus (inisial bangunan dan lokasinya) untuk memudahkan mengenali
lokasi tersebut. Foto cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun. Foto-foto
harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan/ pencatatan tentang pelaksanaan yaitu
pada awal pertengahan dan akhir suatu bagian tertentu dari pekerjaan yang
diperintahkan oleh Direksi dan Konsultan Supervisi.

Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana/denah yang


menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan
kepada Direksi dan Konsultan Supervisi untuk disetujui. Tiap foto diberi catatan
sebagai berikut:
• Nama paket pekerjaan
• Detail kontrak
• Nama item pekerjaan
• Tanggal pengambilan
• Tahap pelaksanaan 0%, 50% dan 100%

Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu set
pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir
pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam album-
album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut progres
kemajuan pekerjaan dan lokasinya masing-masing. Tiap obyek harus lengkap
tahapnya yakni 0%, 50% dan 100% dan ditempelkan pada satu halaman.

Penyerahan dilakukan sebanyak 3 (tiga) rangkap cetakannya. Semua album menjadi


milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan/ dipinjamkan kepada
siapapun.

Penyedia jasa juga harus membuat dokumentasi dalam bentuk video (drone) pada
kondisi sebelum pekerjaan dimulai dan kondisi setelah pekerjaan selesai. Selain itu,
penyedia juga wajib menyediakan dokumentasi dalam bentuk video (drone) apabila
terdapat hal-hal khusus atau terdapat permintaan terkait pelaporan progres kemajuan
pekerjaan dalam bentuk video selain pada kondisi tersebut diatas.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

9.2.5. Pembuatan Laporan Pelaksanaan Pekerjaan


Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan Syarat-syarat
Kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu Bar-Chart dan Net
Work Planning yang dilengkapi dengan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan :
1. Mulai tanggal paling awal
2. Mulai tanggal paling akhir
3. Waktu yang diperlukan
4. Pertambahan Waktu kerja
5. Tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.

Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan kelapangan dan juga
kelonggaran dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

9.2.6. Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan (On Going)


Setiap tanggal 25 tiap bulannya, Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) salinan
laporan Kemajuan Bulanan dalam format yang bisa diterima oleh Direksi dan
Konsultan Supervisi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama
bulan yang terdahulu. Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai
berikut:
1. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan
laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
2. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan laporan.
3. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal
permulaan dan penyelesaiannya.
4. Daftar tenaga setempat.
5. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari
lapangan.
6. Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan
sebagai berikut :
a. Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan pembetonan
b. Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan
c. Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan
d. Jumlah banyaknya bangunan, dll.
7. Uraian pokok pekerj aan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
8. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan pembayaran
yang diperlukan bulan berikutnya.
9. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
9.2.7. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (Tiga) rangkap Rencana Mingguan yang sudah
disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi setiap akhir Mingguan dan untuk
minggu berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah,
pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
pengadaan bahan, pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi dan
Konsultan Supervisi. Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (Tiga) rangkap rencana kerja
harian secara tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi dan Konsultan
Supervisi setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus
mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja
Bulanan dengan Sistim Bar-Chart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya.
Rencana kerja ini harus memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir
kegiatan utama dengan volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada
Direksi dan Konsultan Supervisi pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan
perubahan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

9.2.8. Rapat Bersama untuk Membicarakan Kemajuan Pekerjaan


Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada waktu
yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini membicarakan
kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu
selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diperoleh
solusinya untuk diselesaikan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

9.2.9. Keamanan
Keamanan atas biaya Penyedia Jasa, harus bertanggung jawab terhadap segi keamanan
dan menyerahkan tertib peraturan dan organisasi untuk mendapatkan persetujuan
Direksi. Tidak ada pembayaran tambahan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk
dalam harga Kontrak.

Penyedia Jasa supaya mengatur sistem pengawasan keamanan, keadaan organisasinya


dan diserahkan untuk mendapat persetujuan dari Direksi. Sistem pengawasan
kemanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari
kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan
maupun Direksi.

Sistem pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang


disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.

9.2.10. Penanganan Bahan Peledak dan Bensin


Penyedia Jasa hendaknya membuat peraturan untuk mengangkut dan
menyimpan/mengendalikan bahan peledak dan bensin seaman mungkin untuk
melindungi masyarakat sesuai dengan hukum dan peraturan keamanan yang berlaku.

Penyedia Jasa harus memiliki semua Surat Keterangan yang diperlukan, koordinasi
dengan pejabat yang berwewenang, membayar semua biaya yang diperlukan untuk
pemindahan/penyimpanan bahan peledak dan bahan bakar dari suatu tempat ketempat
lainnya.

Penyedia Jasa supaya menyediakan dan memasang rambu tanda bahaya yang cukup
dan memberikan peringatan kepada masyarakat mengenai bahaya yang mungkin
timbul sehubungan dengan bahan peledak.

Penyedia Jasa harus yakin bila hendak melakukan peledakan bahwa daerah yang akan
diledakkan benar–benar kosong dari semua penduduk, orang jalan kaki dan lalu lintas
kendaraan. Penyedia Jasa harus memasang papan peringatan pada setiap jalan masuk
ke daerah tersebut sehingga jelas batas daerah bahaya dan daerah aman dari
peledakan. Tempat gudang bahan peledak harus disetujui oleh Direksi. Gasolin diatas
tanah dan tanki gas minyak tanah tidak diperbolehkan diletakkan pada batas
perkampungan atau lebih dekat dari pada 100 m kebangunan yang ada dilapangan.

Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menggunakan bahan peledak tanpa persetujuan


tertulis dari Direksi dan bertanggung jawab pada saat pelaksanaan peledakan.
9.2.11. Pencegahan Kebakaran
Penyedia Jasa harus melakukan pencegahan dan melindungi api yang terjadi pada atau
sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang diperlukan/peralatan
pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan pada semua bangunan air
dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk
perkampungan tempat tinggal, pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya.
Penyedia Jasa akan memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran yang
dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh Pemberi Tugas.

Penyedia Jasa akan berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi
dilapangan kerja, dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang mutlak
diperlukan dan tenaga buruh yang dipekerjakan dilapangan termasuk peralatan dan
tenaga Sub – Penyedia Jasa.

9.2.12. Gangguan dan Keadaan Darurat


1. Selama berlangsungnya pekerjaan, Direksi sewaktu-waktu berwenang untuk
memerintahkan secara tertulis :
d. Penyingkiran bahan dari lapangan yang menurut Direksi dan Konsultan
Supervisi tidak sesuai dengan Pekerjaan/Kontrak
e. Penggantian bahan dengan bahan yang tepat dan sesuai, dan
f. Penyingkiran dan pelaksanaan ulang suatu pekerjaan atau bagian dari
padanya, yang bahan atau mutu pekerjaannya menurut pendapat Direksi dan
Konsultan Supervisi tidak sesuai dengan Kontrak, meskipun sebelumnya
telah dilakukan pengujian, atau telah dilakukan pembayaran angsuran, untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tersebut. Apabila dalam pengujian akhir
membuktikan atau menunjukkan adanya kesalahan

2. Dalam hal terjadi kelalaian Penyedia Jasa dalam melaksanakan hal tersebut diatas,
maka Pengguna berhak mempekerjakan orang lain untuk melaksanakan perintah
tersebut. Semua pengeluaran sebagai konsekuensinya atau pertambahan biayanya
harus ditanggung oleh Penyedia Jasa, dan Pengguna Jasa dapat menahan
pembayaran uang yang menjadi hak Penyedia Jasa, sampai Penyedia Jasa
membayar pengeluaran tersebut
3. Perbaikan Mendesak
Apabila sebagai akibat dari kecelakaan, atau kegagalan, atau peristiwa lain yang
timbul sehubungan dengan pekerjaan, atau bagian dari pekerjaan, baik selama
pelaksanaan pekerjaan maupun selama masa pemeliharaan, menurut pendapat
Direksi, segera diperlukan penanggulangan, atau pembuatan pekerjaan lain atau
perbaikan yang mendesak untuk pengamanan, dan Penyedia Jasa tidak sanggup
atau tidak bersedia dengan segera melaksanakan pekerjaan atau perbaikan
tersebut, Pengguna Jasa dapat mepekerjakan atau membayar pihak ketiga atau
pekerja–pekerjanya sendiri.

Apabila pekerjaan atau perbaikan itu seharusnya dilakukan oleh Penyedia Jasa
dengan biaya Penyedia Jasa sendiri sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak, maka
semua biaya dan ongkos yang wajar sebagaimana dikeluarkan oleh Pengguna Jasa
dalam melakukan perbaikan tersebut, jika diminta, harus dibayar kembali oleh
Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa, atau dapat dipotong oleh Pengguna Jasa dari
uang yang merupakan hak atau menjadi hak Penyedia Jasa. Dengan ketentuan
bahwa Direksi segera setelah terjadinya keadaan mendesak tersebut, dalam
kesempatan pertama memberitahukan perihal tersebut secara tertulis kepada
Penyedia Jasa.

4. Tidak Ada Tanggung jawab Atas Resiko Khusus


1) Penyedia Jasa tidak bertanggung–jawab atas akibat apapun yang timbul dari
resiko khusus yang dirujuk dalam ayat 2) Pasal ini, baik dengan cara
pembayaran ganti rugi atau cara lain, untuk atau mengenai :
a. Kehancuran atau kerusakan pekerjaan, kecuali pekerjaan yang
dinyatakan salah berdasarkan ketentuan Pasal sebelumnya (Pembersihan
pekerjaan yang tidak baik dan bahan yang memenuhi syarat) sebelum
terjadinya resiko khusus tersebut.
b. Kehancuran atau kerusakan harta benda, baik milik Pengguna Jasa atau
milik Pihak Ketiga, atau
c. Cedera atau meninggalnya seseorang.

2) Resiko khusus
a. Perang, perang terbatas (baik perang yang dinyatakan ataupun tidak),
penyerbuan, tindakan musuh asing.
b. Radiasi yang mengakibatkan ionisasi atau radioaktif dari bahan bakar
nuklir, limbah nuklir atau komponen nuklir lain yang berbahaya.
c. Gelombang tekanan yang disebabkan oleh pesawat terbang atau alat
penerbangan yang bergerak dengan kecepatan suara atau diatas
kecepatan suara.
d. Keributan, kekacauan, huru–hara, kecuali yang semata–mata terjadi pada
pekerja Penyedia Jasa atau sub–Penyedia Jasanya dan timbul sebagai
akibat dari pelaksanaan pekerjaan.
e. Pemberontakan, revolusi, kebangkitan atau perebutan kekuasaan militer
atau perebutan kekuasaan atau perang saudara.

3) Kerusakan pekerjaan dan sebagainya karena resiko khusus apabila :


a. Pekerjaan atau bahan atau barang lain yang diperuntukkan menjadi
bagian pekerjaan permanen, berada dilapangan atau didekat lapangan
atau dalam pengangkutan ke lapangan, atau
b. Peralatan Penyedia Jasa yang dipergunakan dipekerjaan atau
penggunaannya bagi keperluan pekerjaan.
c. Menderita kehancuran atau kerusakan disebabkan oleh resiko khusus
tersebut, maka Penyedia Jasa berhak memperoleh pembayaran sesuai
Kontrak bagi pekerjaan permanen yang telah dilaksanakan dengan benar,
dan bagi bahan atau barang lain yang diperuntukkan menjadi bagian
pekerjaan permanen yang hancur atau rusak karena penyebab tersebut,
dan sejauh diwajibkan oleh Direksi atau yang diperlukan untuk
penyelesaian, berhak atas pembayaran untuk :
- Memperbaiki kehancuran atau kerusakan pekerjaan, dan
- Mengganti atau memperbaiki bahan atau peralatan Penyedia Jasa
tersebut Dan Direksi harus menentukan suatu penambahan pada
Harga Kontrak sesuai wewenang Direksi menetapkan harga, yang
dalam hal biaya penggantian peralatan Penyedia Jasa haruslah
memperhatikan harga pasar yang pantas bagi peralatan konstruksi
sebagaimana ditentukan oleh Direksi dan Konsultan Supervisi, dan
memberitahukan hal itu kepada Penyedia Jasa dengan tembusan
kepada Pengguna Jasa.
4) Proyeksi, peluru dan lain – lain
Kehancuran, kerusakan, kecelakaan atau kehilangan jiwa yang diakibatkan
oleh peledakan atau benturan dimanapun dan kapanpun yang terjadi akibat
ranjau, bom, meriam, granat, atau proyektil lain, peluru mesiu atau bahan
peledak peperangan, harus dianggap sebagai konsekuensi dari resiko khusus
tersebut

5) Biaya tambahan yang timbul karena resiko khusus


Pengguna Jasa harus membayar kembali kepada Penyedia Jasa biaya
pelaksanaan pekerjaan, yang ditimbulkan oleh atau sebagai konsekuensi dari
resiko khusus, atau akibat yang bersangkut-paut dengan resiko khusus
tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Secepat mungkin setelah Penyedia Jasa mengetahui adanya biaya
tersebut, harus segera memberitahukan hal itu kepada Direksi.
b. Harus tetap tunduk kepada ketentuan berkenaan dengan pecah perang
yang tercantum dalam ayat (6) dibawah ini. Maka setelah berkonsultasi
dengan Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa, Direksi menentukan besarnya
biaya yang harus ditambahkan kepada Harga Kontrak, kecuali jika :
- Penyedia Jasa berhak memperoleh pembayaran berdasarkan
ketentuan lain dalam Kontrak, dan atau
- Biaya tambahan yang diakibatkan oleh biaya pembangunan kembali
pekerjaan yang dinyatakan salah berdasarkan ketentuan Pasal
sebelumnya (Pembersihan pekerjaan yang tidak baik dan bahan yang
tidak memenuhi syarat).

6) Pecah perang
Jika selama masa berlakunya Kontrak terjadi pecah perang, baik perang yang
dinyatakan atau tidak, di bagian dunia manapun yang nyata-nyata
berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan, baik secara finansial atau
lainnya, maka Penyedia Jasa harus tetap berusaha sebaik mungkin untuk
menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan, sampai Kontrak diputus berdasarkan
ketentuan dalam Pasal ini.

Pengguna Jasa berhak memutus Kontrak sewaktu-waktu setelah pecahnya


perang, dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Penyedia Jasa. Begitu
pemberitahuan secara tertulis tersebut diberikan, maka Kontrak berakhir,
kecuali mengenai hak kedua pihak berdasarkan Pasal ini dan mengenai
berlakunya Syarat Kontrak perihal Penyelesaian Perselisihan, namun tanpa
menghilangkan hak salah satu pihak, karena tidak dipenuhinya Syarat
Kontrak yang dilakukan oleh pihak yang lain sebelumnya.

7) Penyingkiran peralatan pada waktu Kontrak putus


Jika Kontrak diputus sesuai dengan ketentuan ayat 6 diatas Penyedia Jasa
harus secepatnya menyingkirkan semua peralatan Penyedia Jasa dari
lapangan dan harus memberikan fasilitas yang sama kepada sub Penyedia
Jasanya untuk melakukan hal tersebut.

9.2.13. Lain – Lain


1. Hari Kerja dan Jam Kerja
a. Hari kerja adalah hari kalender, bulan adalah bulan kalender, jam kerja adalah
siang hari dan atas petunjuk Direksi.
b. Dayworks adalah berbagai input pekerjaan yang pembayarannya tergantung
kepada waktu untuk kegiatan Penyedia Jasa yang inputnya tergantung pada
peralatan dan tenaga kerja, sebagai tambahan terhadap pembayaran yang
terkait pada material dan bahan.
c. Hari–hari libur
Dalam pengaturan orang-orang yang dipekerjakannya, Penyedia Jasa harus
menghormati perayaan resmi, hari-hari libur dan upacara keagamaan atau
lainnya sesuai dengan penetapan hari libur nasional oleh Menteri Agama dan
yang ditentukan oleh Pemerintah setempat. Penyedia Jasa harus membuat
pengaturan khusus dengan persetujuan Direksi bila terjadi keadaan yang
mendesak, sehingga rencana kerja mengharuskan pekerjaan berlangsung terus
selama perayaan atau hari libur tersebut.
d. Pekerjaan malam hari atau hari minggu
Pekerjaan permanen tidak diperbolehkan dilakukan pada malam hari, pada hari
Minggu, atau hari libur resmi tanpa ijin tertulis dari Direksi, kecuali :
- Pekerjaan itu tidak dapat dihindari
- Mutlak perlu demi keamanan jiwa atau harta benda atau demi keaman
pekerjaan
- Apabila ada ketentuan ketentuan yang sebaliknya, tercantum dalam
Kontrak, atau
- Sebagaimana yang selanjutnya ditetapkan di sini.

Dalam hal demikian, Penyedia Jasa harus dengan segera memberitahu Direksi
dan Konsultan Supervisi, dengan ketentuan bahwa Pasal ini tidak berlaku untuk
pekerjaan yang menurut kebiasaan dilakukan secara bergilir atau dengan
penggiliran ganda.

2. Asuransi
Semua kegiatan dan peralatan serta tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan
paket pekerjaan ini sebaiknya diasuransikan pada Lembaga Asuransi yang
bonafide yang sebelumnya mendapat persetujuan dari Direksi. Biaya yang
diperlukan Penyedia Jasa dalam penyediaan asuransi ini, harus dianggap sudah
termasuk dalam semua item dalam BOQ.

3. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari Normalisasi Standar Indonesia dari edisi/revisi terakhir
atau Standar Iinternasional yang secara substantial setara atau lebih tinggi dari
Standar Nasional yang disyaratkan. Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak
sepenuhnya diperinci disini atau dicakup oleh Standard National haruslah bahan
dan mutu pekerjaan kelas utama.

Direksi dan Konsultan Supervisi akan menetapkan apakah semua atau sebagian
yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan sesuai untuk
pekerjaan tersebut, dan keputusan Direksi dan Konsultan Supervisi dalam hal ini
pasti dan menentukan

Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yan
diajukan oleh Penyedia Jasa, maka Penyedia Jasa harus menjelaskan secara
tertulis kepada Direksi Konsultan Supervisi, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum
Direksi menetapkan setuju atau tidak terhadap pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Standar satuan ukuran yang dipergunakan pada dasarnya MKS,
sedangkan penggunaan standar satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal
tersebut tidak dapat dielakkan.
4. Bahan dan Perlengkapan yang Harus Disediakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang tercantum dalam kontrak, semua
bahan dan perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan harus baru dan
sesuai dengan standar yang diberikan dalam spesifikasi atau standar dalam
Spesifikasi Umum.

Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak
sesuai dengan suatu standar seperti tersebut diatas, Penyedia Jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi dan Konsultan Supervisi untuk mendapatkan
persetujuan tertulis dari Direksi dan Konsultan Supervisi.
a. Perlengkapan Konstruksi
Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi
yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila
Direksi memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa
harus segera memenuhi kekurangannya, dalam penyedian semua
perlengkapan dan peralatan harus lengkap dengan spare parts yang cukup dan
memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan lancar dan baik.
b. Bahan Pengganti
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan
tersebut tidak tersedia dipasaran maka dapat digunakan bahan pengganti
dengan mendapat ijin tertulis dari Direksi dan Konsultan Supervisi. Harga
satuan dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya
pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti.
c. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan
Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau
lebih tempat yang ditentukan Direksi dan Konsultan Supervisi :
- Tempat produksi dan pembuatan
- Tempat pengapalan
- Lapangan
Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut
perlengkapan dan bahan kepada Pemberi Tugas sesuai yang dimintanya untuk
tujuan pemeriksaan, tetapi tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia Jasa
untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan spesifikasi.
d. Spesifikasi, Brosur dan Data yang Harus Disediakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi dan Konsultan Supervisi
tiga set spesifikasi yang lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan
untuk mendapat persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan Kontrak
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja.
Persetujuan dari Spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak
meringankan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya dalam hubungannya
dengan Kontrak.

5. Bantuan Pengukuran Staf Direksi


Penyedia Jasa bekerja sama dengan Direksi dalam pemeriksaan setting-out dan
dalam melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan
pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembayaran. Setting out / pengukuran
harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Engineer Konsultan.

Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga,
cetakan profil dan lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan
pengukuran kemajuan pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua
biaya untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut diatas merupakan beban
Penyedia Jasa dan biaya tersebut sudah termasuk dalam harga satuan didalam
pekerjaan lain-lain pada daftar volume pekerjaan.

6. Pekerjaan Sementara
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, Spesifikasi,
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana
Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan pekerjaan dilapangan, pertama–
tama diserahkan kepada Direksi dan Konsultan Supervisi untuk mendapat
persetujuan sesuai dengan prosedur dalam spesifikasi teknis.

Apabila Penyedia Jasa bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan


sementara diluar daerah lapangan seperti terlihat pada Gambar, semua biaya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan
sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan biaya sudah termasuk pada uraian
pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan tidak akan meringankan
Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan dalam
Kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi
keterlambatan.

7. Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh Pemberi Tugas dan bebas dari biaya pembebasan tanah.
Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah
tadi seperti pada gambar atau seperti petunjuk Direksi dan Konsultan Supervisi.
Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya pada
tanah yang sudah dibebaskan atau yang sudah tersedia, termasuk arah jalan masuk
yang disetujui Direksi dan Konsultan Supervisi sehingga mengurangi kerusakan
tanaman/pemilikan dan kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya
diperbaiki. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh Pemberi Tugas tanah harus
dikembalikan kekeadaan semula.

Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pemberi Tugas untuk semua
kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik Pemberi
Tugas atau orang lain. Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap semua
kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam
Kontrak.

Pembuangan genangan air dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan seperti


cofferdam, saluran, drainase dari genangan atau bangunan sementara yang lain.
Pada saat pembuangan air dilaksanakan, Penyedia Jasa harus memasang,
mengerjakan, mengoperasikan dan memelihara semua pipa, pompa dan
peralatan lain yang diperlukan untuk pembuangan air dari bermacam-macam
pekerjaan dan untuk pemeliharaan dasar pondasi serta bagian pekerjaan yang lain
agar bebas dari air dan pekerjaan konstruksi sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia
Jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau
kegagalan pembuangan air atau pekerjaan pengaman atas biaya Penyedia Jasa.

Semua sistem pengeringan sementara seperti cofferdam, tanggul-tanggul atau


pembuangan air sementara yang lain harus segera dibongkar atau diratakan pada
saat pekerjaan telah selesai sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu
kelancaran pekerjaan saluran dan bangunan-bangunan yang berhubungan dengan
pembuangan atau parit alam, dan disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi.

Cara pembuangan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat
persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi. Kecuali lebih jauh sebagaimana
disetujui atau diijinkan oleh Direksi dan Konsultan Supervisi untuk pekerjaan
pembuangan air Penyedia Jasa tidak akan mengganggu jalannya air yang
dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.

Apabila pelaksanaan pekerjaan berada dibawah muka air tanah, air tersebut
supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian. Pembuangan air
dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan dari dasar dan
sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada
keadaan kering.

Apabila diperlukan pengeringan saluran irigasi yang ada, maka Penyedia Jasa
harus mengajukan jadwal waktu dan periode pengeringan kepada Direksi dan
Konsultan Supervisi untuk dibahas dengan instansi terkait sehingga mendapatkan
persetujuan dari pihak yang berwenang. Penyedia Jasa tidak diperkenankan
menutup aliran air sebelum ada jadwal pengeringan yang telah disetujui.
Sedangkan untuk keperluan dewatering/pengeringan areal kerja (pompanisasi),
kontraktor harus bisa memperhitungkan kebutuhan pompa sesuai dengan jadwal
yang dibutuhkan, pembayaran untuk pekerjaan ini diperhitungkan secara
lumpsum.

Anda mungkin juga menyukai