Anda di halaman 1dari 29

SPESIFIKASI TEKNIS

Pengendalian Banjir serta Peningkatan Perkuatan Tebing


Sungai Sekanak dan Sungai Lambidaro Hulu
Kota Palembang (Tahap III)
TAHUN ANGGARAN 2023

1. KETENTUAN UMUM
i. Spesifikasi teknis ini berisi penjelasan dan ketentuan-ketentuan atas pekerjaan-
pekerjaan antara lain: Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi, Spesifikasi
Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan, Spesifikasi Proses/Kegiatan dan
Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi.
ii. Peralatan yang digunakan harus memenuhi kualitas dan kuantitas. Hasil pekerjaan
yang dilaksanakan harus baik serta memenuhi persyaratan dalam kontrak.
iii. Kualitas dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan Rencana Mutu
Pelaksanaan Kontrak (RMPK) dan atau ketentuan dan persyaratan yang berlaku
yang tertera di dalam Kontrak.
iv. Kompleksitas pada Pekerjaan Pengendalian Banjir serta Peningkatan Perkuatan
Tebing Sungai Sekanak dan Sungai Lambidaro Hulu Kota Palembang (Tahap III)
memiliki tingkat resiko dan tingkat kesulitan yang tinggi.
v. Apabila ditemukan ketidaksesuaian antara RAB, Gambar & Spesifikasi Teknis maka
yang menjadi acuan adalah RAB.

2. SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN BANGUNAN


Peralatan konstruksi dan peralatan bangunan yang digunakan dalam Pekerjaan
Pengendalian Banjir serta Peningkatan Perkuatan Tebing Sungai Sekanak dan Sungai
Lambidaro Hulu Kota Palembang (Tahap III), adalah sebagai berikut :

No Jenis Alat Kapasitas Alat Jumlah ALat

1 Excavator Standard Arm Minimal Kap. Bucket 4 Unit


0,7 m3
2 Excavator Long Arm Minimal Kap. Bucket 3 Unit
0,3 m3
3 Crawler Crane Minimal Kap. Angkat 2 Unit
45 Ton
4 Vibro Hammer Minimal Kap. Listrik 90 1 Unit
Kw
5 Ponton Minimal Kap. Ukuran 4 Unit
70 Feet
6 Dump Truck Maksimal Kap. Mesin 6 Unit
4000 CC
Spesifikasi Teknis 1 | 29
7 Generator Set Minimal Kap. Listrik 2 Unit
150 KVa
8 Pompa Air Minimal Kap. Pompa 1 Unit
150 Liter / Menit
9 Total Station & Kelengkapannya - 1 Set
10 Waterpass & Kelengkapannya - 1 Set

3. SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI


1. Manajer Proyek 1 orang dengan tingkat Pendidikan S1 Teknik Sipil/Teknik
Pengairan Min. Pengalaman Kerja 4 (empat) Tahun dengan melampirkan Bukti SKA
Sumber Daya Air (211) Ahli Madya dan melampirkan Referensi Kerja/CV.
2. Manajer Teknik 1 orang dengan tingkat Pendidikan S1 Teknik Sipil/Teknik Pengairan
Min. Pengalaman Kerja 3 (tiga) Tahun dengan melampirkan Bukti SKA Sumber Daya
Air (211) Ahli Madya dan melampirkan Referensi Kerja/CV.
3. Manajer Keuangan
4. Ahli Madya K3 Konstruksi dengan tingkat Pendidikan minimal D3 / S1 sederajat Min.
Pengalaman Kerja 0 (nol) Tahun dengan melampirkan melampirkan Bukti SKA K3
Konstruksi (603) Ahli Madya Referensi Kerja/CV atau Ahli Muda K3 Konstruksi
dengan tingkat Pendidikan minimal D3 / S1 sederajat Min. Pengalaman Kerja 3
(tiga) Tahun dengan melampirkan melampirkan Bukti SKA K3 Konstruksi (603) Ahli
Muda Referensi Kerja/CV.

4. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Pengendalian Banjir serta Peningkatan Perkuatan Tebing Sungai
Sekanak dan Sungai Lambidaro Hulu Kota Palembang (Tahap III) sebagai berikut :
 Pekerjaan Penunjang :
1. Fasilitas Sementara
2. Papan Nama Proyek
3. Mobilisasi dan Demobilisasi
4. SMK3
5. Pengukuran Lokasi Pekerjaan
6. Pekerjaan Pembuatan Pagar Sementara
7. Soil Investigation
8. Galian Tanah Dengan Alat Berat diatas ponton
9. Perapihan Hasil Galian
10. Pekerjaan Cerucuk Gelam
11. Langsir Sheet Pile Beton diatas ponton
Spesifikasi Teknis 2 | 29
12. Pemancangan Sheet Pile Beton diatas Ponton
13. Pemotongan Kepala Sheet Pile Beton
14. Pembesian
15. Pemasangan Bekisting
16. Pembongkaran Bekisting
17. Pekerjaan Geotekstil Non-Woven
18. Pengadaan Dan Pemasangan Kanstin
19. Urugan Pasir
20. Jalur Difabel
21. Lantai Kerja K-125 Ready Mix
22. Dokumentasi Foto & Pelaporan

 Pekerjaan Utama :
1. Pengadaan Sheet Pile Beton W.450 B-1000
2. Galian Tanah Dengan Alat Berat dengan ponton support
3. Beton K-225 Ready Mix
4. Dump Truck angkut hasil galian sejauh 10 km
5. Timbunan Tanah di datangkan sejauh 10 Km

5. GAMBAR-GAMBAR
a. Gambar Kontrak (Gambar Rencana)
Gambar-gambar yang terdapat dalam kontrak seperti terlampir dalam dokumen
pengadaan. Penyedia jasa harus menggunakan gambar-gambar rencana sebagai
dasar untuk mempersiapkan gambar-gambar kerja.

b. Gambar Kerja (Shop Drawing)


Gambar-gambar kerja disiapkan oleh penyedia jasa dan disetujui serta
ditandatangani oleh Petugas Teknik dan atau Direksi Lapangan sebelum pekerjaan
dimulai, termasuk perubahannya. Gambar-gambar tersebut dibuat secara
menyeluruh dengan memperlihatkan denah, tampak, potongan dan detail dari
semua pekerjaan beserta dimensi-dimensi seperti ukuran dan jarak.
Gambar-gambar kerja harus disediakan 1 (satu) set lengkap pada kertas ukuran A3
di lapangan.

Spesifikasi Teknis 3 | 29
c. Gambar Purna Bangun (As Built Drawing)
Setelah masa pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa harus membuat 1 (satu) set
lengkap dalam ukuran kertas A3 berupa gambar-gambar yang dibuat berdasarkan
hasil akhir dari tiap-tiap pekerjaan. As Built Drawing (ABD) harus memperlihatkan
semua perubahan dari tiap-tiap pekerjaan sesuai kontrak dan dibuat secara
menyeluruh. As Built Drawing (ABD) harus diperiksa, disetujui dan ditandatangani
oleh direksi pekerjaan dan pejabat pembuat komitmen, yang kemudian diserahkan
pada pengguna jasa dalam bentuk print out dan soft copy dalam format (.dwg).

6. RENCANA MUTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI


a. Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) merupakan pengendalian suatu
kegiatan pekerjaan di lapangan dengan mengikuti suatu proses yang harus dipatuhi
dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab guna mencapai produk
pekerjaan yang memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berlaku.
b. Untuk mewujudkan kualitas/mutu pekerjaan yang baik, sesuai Peraturan Presiden
Nomor : 16 Tahun 2018 beserta perubahannya tentang rencana mutu, dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2020 Tahun 2020 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia Jasa, dan Surat
Edaran Meneteri PUPR No. 15/SE/M/2019 tentang Tata Cara Penjaminan Mutu dan
Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di Kementerian PUPR, bahwa RPMK
disusun oleh penyedia jasa berkewajiban mempersentasikan dan menyerahkan
RMPK yang kemudian dibahas dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
c. RPMK digunakan sebagai buku pedoman pelaksanaan pekerjaan yang berisi proses
yang harus dilaksanakan di lapangan sebelum memulai pekerjaan sampai pekerjaan
diserahkan kepada pihak pejabat pembuat komitmen.
d. Untuk menunjang pelaksanaan RMPK dilapangan, penyedia jasa harus
menyediakan semua peralatan, tenaga kerja yang berkualitas, serta semua
prasarana pendukung lainnya yang memadai sesuai kebutuhan pekerjaan tersebut.
e. Apabila penyedia jasa melaksanakan pekerjaan tanpa melalui prosedur yang telah
ditetapkan bersama dan jika produk dari pelaksanaan pekerjaan dimaksud tidak
sesuai spesifikasi, maka hasil pekerjaan tersebut harus dibongkar kembali.

7. FASILITAS SEMENTARA
A. Lingkup Pekerjaan
Penyedia harus menyediakan kantor penyedia dilapangan, gudang dan barak kerja,
kantor direksi dan fasilitas lainnya di lapangan serta biaya operasi yang harus
Spesifikasi Teknis 4 | 29
dikeluarkan secara insidentil untuk pembayaran persiapan pekerjaan lainnya.
Fasilitas tersebut harus ada selama masa pelaksanaan pekerjaan. Lokasi, tata letak
dan jenis konstruksi pada pekerjaan fasilitas sementara harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Perhitungan untuk pembayaran pekerjaan fasilitas sementara yang telah
dilaksanakan dalam satuan Lumsum (Ls).
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung, foto
dokumentasi fasilitas sementara yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

8. PAPAN NAMA PROYEK


A. Lingkup Pekerjaan
1. Penyedia Jasa wajib membuat papan nama proyek yang ditempatkan di lokasi-
lokasi tertentu menurut petunjuk Direksi dengan ukuran 80 x120 cm, selambat-
lambatnya tiga puluh (30) hari setelah terbitnya Surat Pemenang Pelelangan.
2. Pemasangan papan sedemikian rupa, sehingga tepi bawah papan terletak
setinggi 150 cm dari tanah, bawah tiang penyangga dan penyokong ditanam
dalam lobang-lobang yang kemudian di cor dengan beton tumbuk campuran 1:
3 : 5 sedalam 40 cm didalam tanah dan 10 cm diatas tanah.
3. Informasi yang dimuat dalam papan nama, dari atas ke bawah adalah sebagai
berikut:
 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
 Satker Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air
 PPK Sungai dan Pantai
 Judul Pekerjaan dan Lingkup Pekerjaan
 Besar Nilai Kontrak
 Nama Konsultan
 Nama Kontraktor
4. Penyedia jasa wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaganya
agar tetap dalam keadaan baik sampai dengan penyerahan pekerjaan yang
terakhir kalinya kepada Direksi.
B. Perhitungan Untuk Pembayaran
1) Perhitungan untuk pembayaran Pembuatan Papan Nama Proyek yang telah
dilaksanakan dalam satuan Lumsum (Ls).
Spesifikasi Teknis 5 | 29
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup
data) dan dokumentasi di lapangan yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

9. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


A. Lingkup Pekerjaan
Penyedia jasa diharuskan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk
melaksanakan tiap tahap dari pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai.
Kerusakan pada alat-alat sebelum digunakan yang akan mengganggu pelaksanaan
kerja harus segera diperbaiki atau diganti. Penyedia jasa wajib mendatangkan alat-
alat tersebut tepat pada waktunya, alat yang digunakan sesuai dengan Dokumen
teknis pekerjaan.
Mobilisasi dan Demobilisasi mencakup :
1. Pengangkutan semua peralatan pembangunan ke lokasi pekerjaan beserta
pemasangannya, dimana alat-alat tersebut digunakan;
2. Antar jemput staff, pegawai dan tenaga kerja harian;
3. Pembongkaran dan pemindahan semua instalasi sementara, peralatan
pembangunan dan peralatan lainnya, sedemikian rupa sehingga lokasi
pekerjaan bersih dan teratur kembali dan diterima baik oleh Konsultan
supervisi / pengawas lapangan;
4. Pemindahan dari lokasi pekerjaan untuk staff, pegawai dan pekerja setelah
selesai pekerjaan;
5. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan dan pegawai serta lainnya harus
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan dan tertuang dalam berita acara.
6. Demobilisasi peralatan setelah pekerjaan selesai.

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Perhitungan untuk pembayaran pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi yang
telah dilaksanakan dalam satuan lumsum (Ls).
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung
(backup data dan berita acara mobilisasi dan demobilisasi, berita acara
sosialisasi, foto dokumentasi yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

10. SMK3
A. Lingkup Pekerjaan
1. Penyedia Jasa diharuskan menyediakan sarana dan prasarana perlengkapan K3
antara lain :
Spesifikasi Teknis 6 | 29
a. Penyiapan RK3K
b. Sosialisasi dan Promosi K3
c. Alat Pelindung Kerja
d. Alat Pelindung Diri
e. Asuransi dan perijinan
f. Personil K3
g. Fasilitas Sarana Kesehatan
h. Rambu – rambu K3
i. Dan lainnya terkait Pengendalian Resiko K3
Semua biaya yang dikeluarkan oleh penyedia dianggap sudah termasuk dalam
biaya lumpsum (Ls) untuk pengadaan, pemasangan penggunaan/operasi, dan
biaya lainnya yang dibutuhkan untuk biaya SMKK yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum diatas tidak tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut
yang diperlukan untuk kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan
utama/permanen, dianggap
Penyedia wajib memenuhi sistem menajemen keselamatan konstruksi (SMKK)
sesuai dengan peraturan menteri pekerjaan umum no 02 tahun 2018. SMKK
harus diajukan kepada PPK dalam PCM.
2. Menyediakan Kelengkapan Pengendali Mutu
Penyedia diharuskan dapat menyediakan pengendalian mutu terhadap semua
jenis pekerjaan, diantaranya dapat berupa peralatan pengendali mutu seperti
cetakan uji kubus, slum test, lembar kerja/request, buku tamu dan buku direksi
dan lain-lainnya, beban biaya yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut
sepenuhnya merupakan tanggung jawab penyedia.

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Perhitungan untuk pembayaran pekerjaan SMK3 yang telah dilaksanakan dalam
satuan Lumsum (Ls)
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung, foto
dokumentasi SMK3 yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

Spesifikasi Teknis 7 | 29
11. PENGUKURAN LOKASI PEKERJAAN
A. Lingkup Pekerjaan
Terhitung 14 (empat belas) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
oleh PPK, penyedia harus sudah melaksanakan pekerjaan pengukuran dan
pematokan (setting-out survey) yang pelaksanaannya harus bersama direksi dan
dibawah pengawasan PPK. Pengukuran dan Pematokan harus dilaksanakan oleh
penyedia setelah terlebih dahulu memperoleh persetujuan PPK dan direksi.
Pengukuran dan pematokan harus dilaksanakan dengan jarak/interval paling jauh
setiap 50 m atau sesuai instruksi PPK khususnya pada tikungan bangunan jarak
tersebut harus lebih dekat/pendek yang dimulai dari titik awal tikungan, tengah-
tengah tikungan dan ujung akhir tikungan. Selama pelaksanaan pekerjaan penyedia
bertanggung jawab atas keamanan dan kondisi patok bench mark, patok tambahan
dan patok pembantu lainnya sebgai basis pekerjaan pengukuran.
Ketelitian data pengukuran sepenuhnya tetap menjadi tanggung jawab penyedia
meskipun dalam pelaksanaannya telah melewati proses pemeriksaan dan
persetujuan dari PPK dan Direksi. Data pengukuran yang telah memperoleh
persetujuan PPK dan Direksi, dipergunakan sebagai dasar perhitungan
kuantitas/prestasi kerja penyedia beserta pembayarannya. Pekerjaan Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan alat ukur Total Station dan Waterpass dengan
ketentuan :
a. Penegcekan awal terhadap semua alat pengukuran yang akan digunakan
untuk pengukuran yang tertuang dalam Berita Acara.
b. Pekerjaan pengukuran sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai (MC 0%).
c. Pekerjaan pengukuran saat masa pelakasanaan konstruksi (MC 50%).
d. Pekerjaan pengukuran setelah pelaksanaan konstruksi selesai (MC 100%).

Pekerjaan pengukuran harus selalu dibawah pengawasan Direksi atau Pengawas


Pekerjaan / petugas lain yang ditunjuknya (Konsultan Supervisi). Setelah memenuhi
persyaratan-persyaratan seperti tersebut diatas dan telah mendapat persetujuan
dari pengguna jasa, hasil pengukuran baru diizinkan untuk di proses lebih lanjut.

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Perhitungan untuk pembayaran pengukuran berdasarkan meter (m’).
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup
data) dan dokumentasi di lapangan yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

Spesifikasi Teknis 8 | 29
12. PEKERJAAN PEMBUATAN PAGAR SEMENTARA
A. Lingkup Pekerjaan
Pembuatan Pagar sementara dipergunakan untuk menutup sementara lokasi
pekerjaan agar terhindar dari kecelakaan kerja dan untuk orang yang tidak
berkepentingan memasuki area pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Penyedia jasa membuat pagar sementara di lokasi pekerjaan
2. Pemasangan pagar sementara diesuaikan dengan tempat lokasi pekerjaan serta
mendapat persetujuan dari Direksi teknis dan konsultan supervisi
3. Material yang digunakan dalam pagar sementara adalah seng , baja ringan &
banner gambar rencana pekerjaan

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1. Perhitungan untuk pembayaran pembuatan pagar sementara yang telah
dilaksanakan dalam satuan meter (m’).
2. Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup data)
dan dokumentasi di lapangan yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

13. SOIL INVESTIGATION


A. Lingkup Pekerjaan
1. Pemboran dilakukan di lokasi calon bangunan konstruksi di sepanjang sungai
yang ditentukan dengan persetujuan Direksi.
2. Kedalaman pemboran sesuai dengan kebutuhan atau sampai dengan lapisan
tanah yang tidak tertembus mata bor.
3. Untuk setiap kedalaman dan jenis tanah dilakukan deskripsi secara visual
dengan mencatat jenis tanah, wama dan sifat tanah.
4. Jumlah titik sebanyak 2 (dua) buah.
5. Pada setiap lubang pengambilan contoh tanah tak terganggu (undisturbed
sample) dengan menggunakan tabung baja tipis (thin walled tube) pada setiap
interval kedalaman 3 m yang dimulai dari kedalaman 2 meter pertama.
6. Jumlah contoh tanah tidak terganggu adalah sebanyak 8 (delapan) contoh di
setiap titik bor, atau sejumlah total 16 (Enam Belas) contoh tanah.
7. Pengambilan nilai SPT dilakukan setiap interval 2 meter.
8. Hasil pekerjaan ini digambarkan dalam bentuk Boring Log yang menyebutkan
kedalaman, jenis, wama, dan sifat dari lapisan tanah.

Spesifikasi Teknis 9 | 29
B. Perhitungan Untuk Pembayaran
1) Perhitungan untuk pembayaran dalam satuan titik.
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung seperti
backup data dan foto dokumentasi yang telah disahkan/disetujui oleh direksi
lapangan.

14. GALIAN TANAH DENGAN ALAT BERAT DIATAS PONTON


A. Lingkup Pekerjan
1. Pekerjaan Galian tanah dengan alat dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana dan atau sesuai dengan petunjuk direksi lapangan.
2. Galian dilakukan dengan Alat berat excavator diatas ponton yang sesuai dengan
spesifikasi alat di dalam dokumen lelang/kontrak.
3. Penyedia harus membuat patok profil galian yang telah disetujui oleh direksi
lapangan sebelum pekerjaan dimulai.
4. Dimensi seperti elevasi/dalamnya galian dan lebar galian sesuai dengan gambar
rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi lapangan.
5. Hasil galian yang dapat digunakan kembali untuk bahan timbunan/ pembuatan
tanggul tanah ditempatkan ketempat yang telah disetujui oleh Direksi lapangan.
6. Apabila Direksi atau Konsultan Pengawas memandang perlu, selama pekerjaan
berlangsung Pemborong/Kontraktor dapat diperintahkan untuk mengubah
bentuk, kemiringan lereng, kedalaman maupun perintah lainnya dari rencana
gambar semula. Tanpa perintah atau izin atau persetujuan tertulis dari Direksi,
Penyedia Jasa tidak dibenarkan melaksanakan galian tanah yang tidak sesuai
atau menyimpang dari gambar rencana.

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Pembayaran Galian tanah yang telah dilaksanakan dalam meter kubik (m3)
sesuai dengan persetujuan direksi lapangan.
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung
sesuai dengan gambar pelaksanaan seperti backup data dan foto dokumentasi
yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

15. GALIAN TANAH DENGAN ALAT BERAT DENGAN PONTON SUPPORT


A. Lingkup Pekerjan
1. Pekerjaan Galian tanah dengan alat dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana
dan atau sesuai dengan petunjuk direksi lapangan.
Spesifikasi Teknis 10 | 29
2. Galian dilakukan dengan Alat berat excavator diatas ponton dan dibantu dengan
satu ponton sebagai alat pembawa sementara dari hasil galian yang sesuai
dengan spesifikasi alat di dalam dokumen lelang/kontrak.
3. Penyedia harus membuat patok profil galian yang telah disetujui oleh direksi
lapangan sebelum pekerjaan dimulai.
4. Dimensi seperti elevasi/dalamnya galian dan lebar galian sesuai dengan gambar
rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi lapangan.
5. Hasil galian yang dapat digunakan kembali untuk bahan timbunan, dibuang
kearea langsir sementara untuk ke disposal atau pembuatan tanggul tanah
ditempatkan ketempat yang telah disetujui oleh Direksi lapangan.
6. Apabila Direksi atau Konsultan Pengawas memandang perlu, selama pekerjaan
berlangsung Pemborong/Kontraktor dapat diperintahkan untuk mengubah
bentuk, kemiringan lereng, kedalaman maupun perintah lainnya dari rencana
gambar semula. Tanpa perintah atau izin atau persetujuan tertulis dari Direksi,
Pemborong/Kontraktor tidak dibenarkan melaksanakan galian tanah yang tidak
sesuai atau menyimpang dari gambar rencana.

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1. Pembayaran Galian tanah yang telah dilaksanakan dalam meter kubik (m3)
sesuai dengan persetujuan direksi lapangan.
2. Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung sesuai
dengan gambar pelaksanaan seperti backup data dan foto dokumentasi yang
telah disahkan oleh direksi lapangan.

16. MENGANGKUT HASIL GALIAN


A. Lingkup Pekerjaan
1. Hasil Galian di angkut menggunakan Dump Truck dan diletakkan pada lokasi
yang telah ditentukan dan tanah dihampar atau diratakan hingga membentuk
dimensi yang telah ditentukan.
2. Tanah hasil galian diratakan dan dirapihkan dengan menggunakan alat berat
atau dilakukan secara manual, sesuai dengan petujuk Direksi atau Konsultan
Pengawas.

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Pengukuran volume dump truck angkut hasil galian sejauh 10 km untuk
pembayaran berdasarkan volume dalam meter kubik (m3) tanah yang diangkut.
Spesifikasi Teknis 11 | 29
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung
sesuai dengan gambar pelaksanaan yang telah disahkan oleh direksi dan foto
dokumentasi pekerjaan.

17. PERAPIHAN HASIL GALIAN


A. Lingkup Pekerjaan
1. Hasil Galian yang telah diletakkan pada lokasi disposal atau timbunan setempat
yang telah tercantum pada gambar kerja dan tanah dihampar atau diratakan
hingga membentuk dimensi yang telah ditentukan.
2. Tanah timbunan diratakan, dirapihkan dan dipadatkan dengan menggunakan
alat berat atau dilakukan secara manual, sesuai dengan petujuk Direksi atau
Konsultan Pengawas.

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Pengukuran volume Perapihan Hasil Galian untuk pembayaran berdasarkan
volume dalam meter persegi (m2) tanah yang dirapihkan.
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung sesuai
dengan gambar pelaksanaan yang telah disahkan oleh direksi dan foto
dokumentasi pekerjaan.

18. PENGADAAN SHEET PILE BETON W.450 B-1000


A. Lingkup Pekerjaan
1. Sebelum melakukan pengadaan Sheet Pile Beton W.450 B-1000 penyedia jasa
terlebih dahulu menyampaikan request order kepada PPK dan mengadakan
inpseksi pabrik/material.
2. Kontraktor diwajibkan melakukan persiapan lokasi tampungan
material/stockyard di lokasi yang aman dan tidak mengganggu aktivitas
pekerjaan dilapangan, serta memasang rambu – rambu peringatan bahaya
serta Brosur Sheet Pile Beton W.450 B-1000.
3. Penyedia jasa wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan tersebut pada
laboratorium mengenai komposisi, konsentrasi dan aspek-aspek lain yang
ditimbulkan, biaya atas beban penyedia jasa.
4. Bahan / Material Sheet Pile Beton W.450 B-1000 yang akan dipakai harus
diproduksi oleh penyedia jasa yang memiliki sertifikasi pada bidangnya seperti
SNI dan ISO dan juga mendapatkan persetujuan dari PPK dan konsultan
supervisi.
Spesifikasi Teknis 12 | 29
B. Perhitungan Untuk Pembayaran
1. Pengukuran pengadaan Sheet Pile Beton untuk pembayaran berdasarkan meter
(m’) Sheet Pile Beton.
2. Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung
sesuai dengan gambar pelaksanaan yang telah disahkan oleh direksi dan foto
dokumentasi pekerjaan.

19. LANGSIR SHEET PILE BETON DIATAS PONTON


A. Lingkup Pekerjaan
1. Sebelum melakukan langsir Sheet Pile Beton W.450 B-1000 penyedia jasa
terlebih dahulu menyampaikan request order kepada Direksi Teknis Pekerjaan.
2. Kontraktor/Penyedia Jasa diwajibkan melakukan persiapan lokasi tampungan
material/stockyard di lokasi yang aman dan tidak mengganggu aktivitas
pekerjaan dilapangan, serta memasang rambu – rambu peringatan bahaya
terhadap penempatan material Sheet Pile Beton W.450 B-1000.

B. Perhtiungan Untuk Pembayaran


1. Pengukuran Langsir Sheet Pile Beton Diatas Ponton untuk pembayaran
berdasarkan batang (btg) Sheet Pile Beton yang dilangsir diatas ponton.
2. Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung
sesuai dengan gambar pelaksanaan yang telah disahkan oleh direksi dan foto
dokumentasi pekerjaan.

20. PEMANCANGAN SHEET PILE BETON DIATAS PONTON


A. Lingkup Pekerjaan
1. Sebelum melakukan pemancangan harus terlebih dahulu dilakukan request
pemancangan dan pengukuran / stake out titik pancang dengan di dampingi
oleh direksi dan atau pengawas pekerjaan serta konsultan supervisi agar titik
pancang sesuai dengan gambar rencana dan mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
2. Penyedia menyiapkan alat pemancangan beserta seluruh aksesorisnya diatas
ponton dan dipastikan bisa digunakan di area pemancangan.
3. Penyedia harus menyiapkan alat keselamatan diatas ponton dan memasang
rambu-rambu pengaman selama pekerjaan pemancangan dilaksanakan.

Spesifikasi Teknis 13 | 29
4. Sheet Pile Beton harus dipancang menurut metode-metode yang disetujui
direksi pekerjaan serta Konsultan Supervisi dan sampai kedalaman seperti yang
ditunjukan dalam gambar atau petunjuk dari direksi pekerjaan.
5. Stop pancang pada pekerjaan pemancangan harus mendapat persetujuan oleh
direksi pekerjaan dan konsultan supervisi.
6. Pemotongan Sheet Pile Beton harus mendapat persetujuan dari Direksi
lapangan dan Konsultan Supervisi sesuai dengan gambar rencana pekerjaan.

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1. Perhitungan untuk pembayaran pemancangan Sheet Pile Beton diatas ponton
berdasarkan volume pengukuran yang telah dilaksanakan dalam satuan meter
(m’) yang tertanam dari ujung tiang pancang sampai ke permukaan tanah.
Tidak ada pengukuran untuk pembayaran yang dilakukan jika hanya sebagian
tiang pancang yang masuk ke dalam tanah.
2. Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung pekerjaan
sesuai dengan gambar pelaksanaan seperti backup data dan foto dokumentasi
yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

21. PEMOTONGAN KEPALA SHEET PILE BETON


A.Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan pemotongan kepala Sheet Pile Beton dengan cara menggunakan alat
pemotong atau pembobok beton serta harus sesuai dengan gambar kerja dan
persetujuan Direksi, Pengawas dan Konsultan Supervisi.
2) Pemotongan kepala Sheet Pile Beton harus sesuai dengan elevasi yang telah
tercantum dalam gambar dan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan dan
Konsultan Supervisi.

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Pengukuran volume Pemotongan Sheet Pile Beton untuk pembayaran
berdasarkan buah (bh) yang dipotong.
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung sesuai
dengan gambar pelaksanaan yang telah disahkan oleh direksi dan foto
dokumentasi pekerjaan.

Spesifikasi Teknis 14 | 29
22. BETON MUTU K-225 READY MIX
A. Lingkup Pekerjaan
I. Bahan-bahan
a. Semen
1. Semen yang digunakan adalah semen portland yang sesuai dengan
persyaratan dalam Standar Nasional Indonesia.
2. Pada tiap pengiriman semen ke lokasi, semen harus diletakkan pada
tempat yang terlindungi dari hujan dan panas matahari.
3. Direksi lapangan berhak menolak/memerintahkan penyedia untuk
mengganti semen yang kualitasnya tidak layak pakai berdasarkan
SKSNI.
b. Pasir (Agregat Halus)
1. Pasir haruslah pasir berasal dari sungai atau tambang pasir. Jika
menurut direksi lapangan pasir yang digunakan tidak memenuhi
gradasinya, maka pasir dapat ditambahkan dengan bahan lainnya
seperti pasir dari batu pecah.
2. Pasir haruslah bersih dari bahan organis, lumpur, kayu, plastik serta
bahan lainnya yang dapat mengurangi daya lengket pada saat
pengadukan dan pengecoran.
c. Kerikil/split (Agregat Kasar)
Kerikil/split harus bergradasi baik, bersudut agar dapat saling mengunci,
keras, padat dan tidak berpori, serta bersih dari bahan-bahan organis.
d. Air
1. Air yang digunakan untuk membuat dan merawat beton serta membuat
adukan haruslah dari sumber yang baik.
2. Pada waktu pemakaian haruslah terhindar dari bahan-bahan yang dapat
mengotori air seperti minyak, asam, garam serta bahan organis yang
dapat merusak beton.

II. Campuran Beton, Pengangkutan, Pengecoran dan Perawatan Beton


a. Campuran Beton
1. Penyedia harus menyiapkan semua bahan dan peralatan ditempat yang
dekat dengan lokasi pengecoran dan menggunakan Ready Mix.
2. Cara penyampuran bahan beton berdasarkan perbandingan volume,
angka perbandingan dalam jenis beton menunjukan jumlah yang diukur

Spesifikasi Teknis 15 | 29
dengan kotak takaran, sesuai dengan rekomendasi dari laboraturium
pengujian.
3. Bahan-bahan yang sudah ditakar dimasukan ke dalam tempat adukan,
sebelum diberi air terlebih dahulu harus dicampur secara merata dan
harus benar-benar homogen.
4. Beton yang tidak dicampur dengan air tidak boleh langsung
dipergunakan sebagai pengecoran.

b. Pengangkutan beton
1. Semua peralatan yang dibutuhkan untuk pengangkutan beton harus
selalu bersih dan siap di lokasi.
2. Untuk mencapai tingkat kemudahan kerja dan kecepatan waktu,
diupayakan agar jarak pengangkutan tidak terlalu jauh.
3. Selama pengangkutan dilaksanakan tidak boleh terjadi hal hilangnya
sebagian bahan-bahan dalam campuran beton.

c. Pengecoran beton
1. Jika lokasi pengecoran berair, maka harus dikeringkan terlebih dahulu
dengan cara pemompaan.
2. Setiap beton yang telah dicor, harus langsung diikuti dengan pemadatan
dengan menggunakan rojokan yang terbuat dari kayu ataupun besi
ataupun alat mekanis seperti concrete vibrator.
3. Pemadatan tidak boleh terlalu lama guna menghindarkan terjadinya
segregasi (munculnya air dipermukaan beton hasil pengecoran) akibat
dari pemadatan tersebut.
4. Apabila terjadi penyambungan pengecoran beton yang lama dengan
yang baru, maka seluruh bidang yang akan disambung harus dikasarkan,
dibersihkan dari kotoran, serta disiram dengan air semen.
5. Tenggang waktu antara adukan beton, yaitu mulai dicampur air sampai
dengan selesai pengecoran, tidak boleh lebih dari 1 (satu) jam. Jika ada
adukan beton yang belum digunakan untuk mengecor dalam

d. Uji Kuat Tekan Beton


1. Penyedia harus melaksanakan/pembuatan sampel berupa kubus
15x15x15 cm sebanyak 3 buah sesuai dengan jumlah hari yang

Spesifikasi Teknis 16 | 29
dipersyaratkan dan disetujui oleh Direksi Pengawas dan Konsultan
Supervisi.
2. Penyedia harus melaksanakan uji kuat tekan beton di laboratorium
yang disetujui oleh direksi lapangan.
3. Hasil kuat tekan beton harus sesuai dengan yang disyaratkan.

e. Pengecoran Beton
1. Sebelum pengecoran dilaksanakan, lokasi pengecoran termasuk
bekisting dan anyaman tulangan harus betul-betul sudah disiapkan
dan dibersihkan terlebih dahulu.
2. Jika lokasi pengecoran berair, maka harus dikeringkan terlebih
dahulu dengan cara pemompaan.
3. Penyedia harus melaksanakan slump test sebelum beton cor
dituangkan kedalam cetakan beton.
4. Beton harus memenuhi slump yang telah ditentukan. Apabila tidak
memenuhi slump disyaratkan, maka harus dilakukan pencampuran
ulang dan selanjutnya dilakukan slump test kembali.
5. Setiap beton yang telah dicor, harus langsung diikuti dengan
pemadatan dengan menggunakan alat mekanis berupa concrete
vibrator.
6. Pemadatan tidak boleh terlalu lama guna menghindarkan terjadinya
segregasi (munculnya air dipermukaan beton hasil pengecoran)
akibat dari pemadatan tersebut.
7. Apabila terjadi penyambungan pengecoran beton yang lama dengan
yang baru, maka seluruh bidang yang akan disambung harus
dikasarkan, dibersihkan dari kotoran, serta disiram dengan air
semen.
8. Tenggang waktu antara adukan beton, yaitu mulai dicampur air
sampai dengan selesai pengecoran, tidak boleh lebih dari 1 (satu)
jam. Jika ada adukan beton yang belum digunakan untuk mengecor
9. dalam kurun waktu tersebut, maka sisa beton tersebut tidak boleh
dipergunakan lagi.

Spesifikasi Teknis 17 | 29
f. Perawatan Beton
1. Penyedia diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar
matahari langsung, angin dan hujan samapai beton sempat mengeras
secara wajar.
2. Penyedia diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat
dangan cara-cara sebagaimana di bawah ini:
a. Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus
dibasahi secara teratur sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting harus
ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan pengikatan awal
berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan air selama 14 hari
sejak saat pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh pengawas
lapangan dan atau direksi.
c. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2 x sehari harus
dilakukan setelah bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7
hari.
d. Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas beton
atau memakai bagian beton sebagai tumpuan selama menurut direksi
lapangan bahwa beton tersebut belum cukup mengeras.

g. Pengawasan pengecoran
1. Penyedia harus meminta persetujuan secara tertulis kepada direksi
lapangan sebelum pengecoran dimulai.
2. Penyedia dilarang melakukan pekerjaan pengecoran tanpa dihadiri oleh
direksi lapangan.

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Perhitungan untuk pembayaran beton Mutu K-225 (Ready Mix), berdasarkan
volume pengukuran yang telah dilaksanakan sesuai gambar kerja dalam satuan
meter kubik (m3).
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup
data) dan Foto dokumentasi yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

Spesifikasi Teknis 18 | 29
23. PEMBESIAN
A. Lingkup Pekerjaan
1. Baja tulangan yang digunakan adalah baja tulangan yang telah memenuhi
Standar Nasional Indonesia (SNI) 07-2052-2002 dibuktikan dengan sertifikat
mutu bahan dan harus disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan
2. Baja tulangan yang digunakan haruslah batang baja yang liat, bulat, serta
tidak mengalami korosi. Untuk menghindari korosi, maka penyedia harus
menyediakan tempat untuk menyimpan baja tulangan tersebut dengan baik.
3. Baja tulangan yang akan digunakan sampai saat akan dilakukan pengecoran
harus bebas dari kotoran, lemak atau karat serta kotoran-kotoran lain yang
dapat mengurangi daya rekat antara campuran agregat beton dengan
tulangan itu sendiri.
4. Untuk kotoran berupa karat dapat digunakan bahan kimia penghilang karat
(rush remover) yang tidak mengurangi diameter dan kekuatan baja tulangan
dan harus mendapat petunjuk yang jelas dari produsen dan mendapat
persetujuan dari direksi pekerjaan.
5. Batang-batang baja yang telah bengkok tidak boleh diluruskan untuk dipakai
di pekerjaan tanpa adanya persetujuan dari direksi pekerjaan.
6. Seluruh baja tulangan yang digunakan harus dengan ukuran asli (bukan banci)
sesuai dengan gambar rencana
7. Untuk penyambungan tulangan lama dengan tulangan baru, beberapa hal
harus diperhatikan :
 Tulangan lama harus dibersihkan dari segala kotoran sisa beton yang
menempel
 Panjang penyambungan tulangan harus sesuai dengan gambar rencana,
kecuali ditentukan oleh pengawas lapangan dan atau direksi.
 Apabila dilakukan pengelasan maka harus dengan las penuh.
B. Perhitungan Untuk Pembayaran
1) Perhitungan untuk pembayaran baja tulangan berdasarkan volume
pengukuran yang telah dilaksanakan dalam satuan kilogram (Kg).
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung pekerjaan
sesuai dengan gambar pelaksanaan seperti backup data dan foto dokumentasi
yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

Spesifikasi Teknis 19 | 29
24. PEMASANGAN BEKISTING
A. Lingkup Pekerjaan
1. Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang, batas, dan ukuran dari
hasil beton yang diinginkan sebagaimana tercantum pada gambar-gambar atau
seperti yang telah ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Bahan yang akan dipakai dan rencana cetakan harus mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan sebelum pembuatan cetakan dimulai.
3. Semua cetakan harus betul-betul teliti, kokoh dan aman pada kedudukannya
sehingga pengembangan atau gerakan lain selarna pengecoran beton dapat
dihindari. Cetakan harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran adukan.
Selama pengecoran beton cetakan ini dapat disanggah pada pilar-pilar beton
(concrete piers), kaki-kaki logam (metal pedestral) atau cara-cara lain yang
disetujui Direksi Pekerjaan.
4. Penyanggah cetakan (perancah) harus berdiri diatas pondasi yang baik sehingga
tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
5. Bekisting dapat digunakan sebanyak 1 kali pemakaian atau Sewaktu-waktu
Direksi Pekerjaan dapat tidak menyetujui sesuatu bagian dari bentuk yang tidak
dapat diterima dalam segi apapun dan Penyedia harus segera menggantinya
atas beban sendiri.

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Pengukuran volume pekerjaan Bekisting untuk pembayaran berdasarkan meter
persegi (m2) bekisting yang dipasang.
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung sesuai
dengan gambar pelaksanaan yang telah disahkan oleh direksi dan foto
dokumentasi pekerjaan.

25. PEMBONGKARAN BEKISTING


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembongkaran bekisting dilakukan dengan cara menggunakan alat bantu
sederhana seperti godam, alat pemukul lainnnya atau dengan bantuan alat berat
lainnya dan juga harus memenuhi umur rencana beton dan persetujuan Direksi
Pengawas serta Konsultan Supervisi.

Spesifikasi Teknis 20 | 29
B. Perhitungan Untuk Pembayaran
1) Perhitungan pembayaran untuk pekerjaan pembongkaran bekisting dihitung
dalam satuan meter persegi (m2).
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung pekerjaan
sesuai dengan gambar pelaksanaan seperti backup data dan foto dokumentasi
yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

26. PEKERJAAN GEOTEKSTIL NON-WOVEN


A. Lingkup Pekerjaan
1. Peneydia Jasa harus mengajukan Request pekerjaan dan memberikan sampel
material kepada Direksi pekerjaan dan mendapat persetujuan dari direksi
pekerjaan dan konsultan supervisi.
2. Peneydia Jasa harus menyediakan dan memasang lapisan geotekstil seperti
ditunjukkan pada garnbar atau yang diperintahkan oleh Direksi. Geotextile
termasuk jahitan harus sebagaimana yang ditunjukkan pada garnbar atau
yang diperintahkan oleh direksi.
3. Material geotekstil harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut:
Sifat Metode
Fisik
- Berat Masa ASTM 0 3776-85
Mekanis
- Kekuatan Tarik 2000/200 (N/5
ASTM 0 1682-64
Lajur/Strip/arah/tekuk/lengkung em)
- Pemanjangan pada beban
24/24 % ASTM 0 1682-64
maksimal arah tekuk/lengkung
- Kekuatan Tarik Cengkeram arah
1700/1500 em ASTM 0 4632-86
tekuk/lengkung
- Pemanjangan pada beban
22/22 % ASTM 0 4632-86
maksimal arah tekuk/lengkung
- Kekuatan robek segi empat
410/410 (N) ASTM 0 4533-85
arah tekuk/lengkung
- Kekuatan Tarik Cengkeram arah
1700/1500 em ASTM 0 4632-86
tekuk/lengkung
Hidrolik
- Analisa Ukuran Pori D.10 150 Micron Draft Dutch

Spesifikasi Teknis 21 | 29
- Analisa Ukuran Pori D.50 200 Micron Standard E 5 1 86
- Analisa Ukuran Pori D.90 300 Micron
- Permeability 20-45 11m2/sec
Kimia
- Pengaruh Keasaman dan alkali
Tidak ada
pada tanah
- Pengaruh cahaya UV Ada Ketahanan

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Pengukuran volume Geotekstil untuk pembayaran berdasarkan volume dalam
meter persegi (m2) geotekstil yang dipasang.
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung sesuai
dengan gambar pelaksanaan yang telah disahkan oleh direksi dan foto
dokumentasi pekerjaan.

27. PENGADAAN DAN PEMASANGAN KANSTIN


A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan kanstin dilaksanakan dengan mengacu
kepada gambar kerja/pelaksanaan dan telah di setujui oleh Direksi Pengawas
serta Konsultan Supervisi.
2. Pengadaan kanstin diproduksi oleh penyedia jasa yang telah memiliki sertifikasi
dan pengalaman pada bidangnya (SNI dan ISO).

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Perhitungan pembayaran untuk pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Kanstin
dalam satuan meter (m’).
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung pekerjaan
sesuai dengan gambar pelaksanaan seperti backup data dan foto dokumentasi
yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

28. URUGAN PASIR


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Urugan Pasir dilaksanakan dengan mengacu kepada gambar
kerja/pelaksanaan atau telah di setujui oleh Direksi Pengawas serta Konsultan
Supervisi.

Spesifikasi Teknis 22 | 29
B. Perhitungan Untuk Pembayaran
1) Perhitungan pembayaran untuk pekerjaan Urugan Pasir dalam satuan meter
kubik (m3).
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung pekerjaan
sesuai dengan gambar pelaksanaan seperti backup data dan foto dokumentasi
yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

29. JALUR DIFABEL


B. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan jalur difabel dilaksanakan dengan mengacu kepada gambar
kerja/pelaksanaan dan telah di setujui oleh Direksi Pengawas serta Konsultan
Supervisi.
2. Jalur difabel yang digunakan memiliki bentuk :

C. Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Perhitungan pembayaran untuk pekerjaan Jalur Difabel dalam satuan meter
(m’).
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung pekerjaan
sesuai dengan gambar pelaksanaan seperti backup data dan foto dokumentasi
yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

30. TIMBUNAN TANAH DI DATANGKAN SEJAUH 10 Km


A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan Timbunan Tanah didatangkan dilaksanakan dengan mengacu kepada
gambar kerja/pelaksanaan atau telah di setujui oleh Direksi Pengawas serta
Konsultan Supervisi.
2. Pekerjaan ini adalah timbunan tanah/urugan tanah yang didatangkan dan
material yang didatangkan dari quarry harus mendapat persetujuan dari direksi
pekerjaan dan konsultan supervisi.
Spesifikasi Teknis 23 | 29
3. Tanah ditimbun, diratakan dan dirapihkan dengan menggunakan alat berat atau
sesuai dengan petujuk Direksi atau Konsultan Pengawas.
4. Jika diperlukan, maka tanah tersebut juga dapat dibawa ke lokasi lain sesuai
dengan petunjuk Direksi atau Konsultan Pengawas.

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Perhitungan pembayaran untuk pekerjaan timbunan tanah dalam satuan meter
kubik (m3).
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung pekerjaan
sesuai dengan gambar pelaksanaan seperti backup data dan foto dokumentasi
yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

31. LANTAI KERJA K-125 READY MIX


A. Lingkup Pekerjaan
I. Bahan-bahan
a. Semen
1. Semen yang digunakan adalah semen portland yang sesuai dengan
persyaratan dalam Standar Nasional Indonesia.
2. Pada tiap pengiriman semen ke lokasi, semen harus diletakkan pada
tempat yang terlindungi dari hujan dan panas matahari.
3. Direksi lapangan berhak menolak/memerintahkan penyedia untuk
mengganti semen yang kualitasnya tidak layak pakai berdasarkan SK
SNI 03-2847-2002.

b. Pasir (Agregat Halus)


1. Pasir haruslah pasir berasal dari sungai atau tambang pasir. Jika
menurut direksi lapangan pasir yang digunakan tidak memenuhi
gradasinya, maka pasir dapat ditambahkan dengan bahan lainnya
seperti pasir dari batu pecah.
2. Pasir haruslah bersih dari bahan organis, lumpur, kayu, plastik serta
bahan lainnya yang dapat mengurangi daya lengket pada saat
pengadukan dan pengecoran.
c. Kerikil/Split (Agregat Kasar)
Kerikil/split harus bergradasi baik, bersudut agar dapat saling mengunci,
keras, padat dan tidak berpori, serta bersih dari bahan-bahan organis.

Spesifikasi Teknis 24 | 29
d. Air
1. Air yang digunakan untuk membuat dan merawat beton serta
membuat adukan haruslah dari sumber yang baik.
2. Pada waktu pemakaian haruslah terhindar dari bahan-bahan yang
dapat mengotori air seperti minyak, asam, garam serta bahan organis
yang dapat merusak beton dan tulangan.
e. Bekisting
1. Bekisting menggunakan multiplek dengan tebal 12 mm sehingga
menghasilkan permukaan beton yang rata.
2. Bekisting harus menghasilkan konstruksi beton akhir yang
mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan
gambar kerja.
3. Bekisting harus kokoh, diberi ikatan-ikatan agar terjamin kedudukan
dan bentuk yang tetap, mudah dibongkar, serta tidak merusak beton
pada saat pembongkaran.
4. Bekisting harus disokong dengan perancah atau scaffolding yang kuat
dan kokoh, baik dari kayu, bambu ataupun besi agar dihasilkan
bentuk bangunan sesuai dengan gambar rencana.
5. Bekisting harus rapat atau tidak terdapat celah, sehingga adukan
beton tidak keluar pada saat pelaksanaan pengecoran.
6. Dalam pemasangan bekisting, tidak boleh ada bidang yang
bersentuhan dengan tulangan, untuk itu harus dipasang beton
decking (beton tahu) sebagai pengganjal setebal selimut beton yang
ditentukan dalam gambar rencana.
7. Sebelum diisi dengan beton, bekisting harus dibersihkan dan disiram
dengan air.
8. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan minimal 2 minggu dari
selesainya pengecoran beton atau setelah mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan dan atau direksi.

II. Campuran Beton, Pengangkutan, Pengecoran dan Perawatan Beton


a. Campuran Beton
1. Cara penyampuran bahan beton berdasarkan perbandingan volume,
angka perbandingan dalam jenis beton menunjukan jumlah yang
diukur dengan kotak takaran, sesuai dengan rekomendasi dari
laboraturium pengujian.
Spesifikasi Teknis 25 | 29
2. Penyedia diharuskan membuat Job Mix Formula (JMF) sebelum
membuat beton Mutu K – 250, slump (8-12) cm. JMF yang dimaksud
adalah JMF yang dikeluarkan UPTD Balai Pengujian Dinas Pekerjaan
Umum atau lembaga lain yang berkompeten.
a. Selanjutnya berdasarkan JMF tersebut, penyedia melakukan uji coba
campuran (trial mix) dengan disaksikan oleh direksi serta dituangkan
dalam berita acara. Hasil uji coba dilaporkan kepada PPK untuk
mendapatkan persetujuan untuk digunakan pada pekerjaan.
3. Bahan-bahan yang sudah ditakar dimasukan ke dalam tempat
adukan, sebelum diberi air terlebih dahulu harus dicampur secara
merata dan harus benar-benar homogen.
4. Beton yang tidak dicampur dengan air tidak boleh langsung
dipergunakan sebagai pengecoran.
5. Pengecoran Beton menggunakan Concrete Mixer / ready mix sesuai
dengan Dokumen Teknis Pekerjaan.

b. Pengangkutan beton
1. Semua peralatan yang dibutuhkan untuk pengangkutan beton harus
selalu bersih dan siap di lokasi.
2. Untuk mencapai tingkat kemudahan kerja dan kecepatan waktu,
diupayakan agar jarak pengangkutan tidak terlalu jauh.
3. Selama pengangkutan dilaksanakan tidak boleh terjadi hal hilangnya
sebagian bahan-bahan dalam campuran beton.

c. Uji Kuat Tekan Beton


1. Penyedia harus melaksanakan/pembuatan sampel berupa kubus
15x15x15 cm sebanyak 3 buah sesuai dengan jumlah hari yang
dipersyaratkan dan disetujui oleh Direksi Pengawas dan Konsultan
Supervisi.
2. Penyedia harus melaksanakan uji kuat tekan beton di laboratorium
yang disetujui oleh direksi lapangan.
3. Hasil kuat tekan beton harus sesuai dengan yang disyaratkan.
d. Pengecoran Beton
1. Sebelum pengecoran dilaksanakan, lokasi pengecoran termasuk
bekisting dan anyaman tulangan harus betul-betul sudah disiapkan
dan dibersihkan terlebih dahulu.
Spesifikasi Teknis 26 | 29
2. Jika lokasi pengecoran berair, maka harus dikeringkan terlebih dahulu
dengan cara pemompaan.
3. Penyedia harus melaksanakan slump test sebelum beton cor
dituangkan kedalam cetakan beton.
4. Beton harus memenuhi slump yang telah ditentukan. Apabila tidak
memenuhi slump disyaratkan, maka harus dilakukan pencampuran
ulang dan selanjutnya dilakukan slump test kembali.
5. Setiap beton yang telah dicor, harus langsung diikuti dengan
pemadatan dengan menggunakan alat mekanis berupa concrete
vibrator.
6. Pemadatan tidak boleh terlalu lama guna menghindarkan terjadinya
segregasi (munculnya air dipermukaan beton hasil pengecoran)
akibat dari pemadatan tersebut.
7. Apabila terjadi penyambungan pengecoran beton yang lama dengan
yang baru, maka seluruh bidang yang akan disambung harus
dikasarkan, dibersihkan dari kotoran, serta disiram dengan air semen.
8. Tenggang waktu antara adukan beton, yaitu mulai dicampur air
sampai dengan selesai pengecoran, tidak boleh lebih dari 1 (satu)
jam. Jika ada adukan beton yang belum digunakan untuk mengecor
9. dalam kurun waktu tersebut, maka sisa beton tersebut tidak boleh
dipergunakan lagi.

e. Perawatan Beton
1. Penyedia diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar
matahari langsung, angin dan hujan samapai beton sempat mengeras
secara wajar.
2. Penyedia diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat
dangan cara-cara sebagaimana di bawah ini:
a. Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus
dibasahi secara teratur sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting
harus ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan
pengikatan awal berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan
air selama 14 hari sejak saat pengecoran, kecuali ditentukan lain
oleh pengawas lapangan dan atau direksi.

Spesifikasi Teknis 27 | 29
c. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2 x sehari harus
dilakukan setelah bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama
7 hari.
d. Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas
beton atau memakai bagian beton sebagai tumpuan selama
menurut direksi lapangan bahwa beton tersebut belum cukup
mengeras.

f. Pengawasan pengecoran
1. Penyedia harus meminta persetujuan secara tertulis kepada
direksi lapangan sebelum pengecoran dimulai.
2. Penyedia dilarang melakukan pekerjaan pengecoran tanpa
dihadiri oleh direksi lapangan.

B. Perhitungan Untuk Pembayaran


1. Perhitungan untuk pembayaran Beton K-125 (Ready Mix) berdasarkan volume
pengukuran yang telah dilaksanakan sesuai gambar kerja dalam satuan meter
kubik (m3).
2. Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup
data) dan Foto dokumentasi yang telah disahkan oleh direksi lapangan.

Spesifikasi Teknis 28 | 29
32. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO K3

NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA Tingkat Resiko

I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembuatan direksikeet (Kantor), los kerja dan gudang Terluka ringan/berat akibat alat kerja 2
Pembuatan papan nama pekerjaan; 1 Buah papan nama pekerjaan
menggunakan multiflex 10 mm, frame allumunium siku & tiang kayu 5/7, printing Terluka ringan/berat akibat alat kerja
2 2

3 banner plastik
Mobilisasi (a) Transportasi Peralatan Tertimpa atau terjepit saat mobilisasi 3
4 SMK3 Kaki terinjak benda tajam 2
5 Pengukuran Lokasi Pekerjaan Terluka ringan/berat akibat alat kerja 2
6 Pembuatan 1m' Pagar Sementara Dari Seng Gelombang Tinggi 2 Meter Terjatuh/terpeleset ke jurang/sungai 2
7 Soil Investigation Kaki terinjak benda tajam 2

II PEKERJAAN PERKUATAN TEBING


a. Pekerjaan Tanah Dan Normalisasi
Terluka akibat manuver alat berat 4
1 Galian Tanah Dengan Alat Berat diatas ponton
Terjatuh/terpeleset ke jurang/sungai 4
Terluka akibat manuver alat berat 4
2 Galian Tanah Dengan Alat Berat dengan ponton support
Terjatuh/terpeleset ke jurang/sungai 4
3 Dump Truck angkut hasil galian sejauh 10 km Terluka akibat manuver alat berat 4
Terluka akibat manuver alat berat 4
4 Perapihan Hasil Galian
Kaki terinjak benda tajam 2
5 Pekerjaan Cerucuk Gelam Kaki terinjak benda tajam 2
b. Pekerjaan Perkuatan Tebing
Terluka akibat manuver alat berat 4
1 Pengadaan Sheet Pile Beton W.450 B-1000
Terjatuh/terpeleset ke jurang/sungai 4
2 Langsir Sheet Pile Beton diatas Ponton Terjatuh/terpeleset ke jurang/sungai 4
Terluka akibat manuver alat berat 4
3 Pemancangan Sheet Pile Beton di atas ponton Terjatuh/terpeleset ke jurang/sungai 4
Kebisingan dan getaran 4
4 Pemotongan Kepala Sheet Pile Beton Kaki terinjak benda tajam 2
5 Beton Mutu K-225 Ready mix Kaki terinjak benda tajam 2
6 Pembesian Kaki terinjak benda tajam 2
7 Pemasangan Bekisting Kaki terinjak benda tajam 2
8 Pembongakaran bekisting Kaki terinjak benda tajam 2
9 Pekerjaan Geotekstil Non-Woven Kaki terinjak benda tajam 2
10 Timbunan Tanah di datangkan sejauh 10 Km Kaki terinjak benda tajam 2

III PEKERJAAN LANDSCAPING


1 Pengadaan Dan Pemasangan Kanstin Kaki terinjak benda tajam 2
2 Urugan Pasir Kaki terinjak benda tajam 2
3 Beton Mutu K-225 Ready Mix Kaki terinjak benda tajam 2
4 Pemasangan Bekisting Kaki terinjak benda tajam 2
5 Pembongkaran Bekisting Kaki terinjak benda tajam 2
6 Jalur Difabel Kaki terinjak benda tajam 2

IV PEKERJAAN JALAN INSPEKSI


1 Timbunan Tanah di datangkan sejauh 10 Km Terluka akibat manuver alat berat 4
2 Lantai Kerja K-125 Ready Mix Kaki terinjak benda tajam 2
3 Beton Mutu K-225 Ready Mix Kaki terinjak benda tajam 2
4 Pembesian Kaki terinjak benda tajam 2
5 Pemasangan Bekisting Kaki terinjak benda tajam 2
Pembongkaran Bekisting Kaki terinjak benda tajam 2

V PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Dokumentasi Foto & Pelaporan Kaki terinjak benda tajam 2

33. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Waktu pencapaian keluaran kegiatan Pekerjaan Pengendalian Banjir serta Peningkatan
Perkuatan Tebing Sungai Sekanak dan Sungai Lambidaro Hulu Kota Palembang (Tahap
III) adalah 110 (Seratus Sepuluh) hari kalender.

34. PENUTUP
Spesifikasi teknis ini dipergunakan sesuai dengan jenis pekerjaan yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga.

Spesifikasi Teknis 29 | 29

Anda mungkin juga menyukai