1. KETENTUAN UMUM
i. Spesifikasi teknis ini berisi penjelasan dan ketentuan-ketentuan atas pekerjaan-
pekerjaan antara lain: Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi, Spesifikasi
Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan, Spesifikasi Proses/Kegiatan dan
Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi.
ii. Peralatan yang digunakan harus memenuhi kualitas dan kuantitas. Hasil pekerjaan
yang dilaksanakan harus baik serta memenuhi persyaratan dalam kontrak.
iii. Kualitas dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan Rencana Mutu
Pelaksanaan Kontrak (RMPK) dan atau ketentuan dan persyaratan yang berlaku
yang tertera di dalam Kontrak.
iv. Kompleksitas pada Pekerjaan Pengendalian Banjir serta Peningkatan Perkuatan
Tebing Sungai Sekanak dan Sungai Lambidaro Hulu Kota Palembang (Tahap III)
memiliki tingkat resiko dan tingkat kesulitan yang tinggi.
v. Apabila ditemukan ketidaksesuaian antara RAB, Gambar & Spesifikasi Teknis maka
yang menjadi acuan adalah RAB.
4. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Pengendalian Banjir serta Peningkatan Perkuatan Tebing Sungai
Sekanak dan Sungai Lambidaro Hulu Kota Palembang (Tahap III) sebagai berikut :
Pekerjaan Penunjang :
1. Fasilitas Sementara
2. Papan Nama Proyek
3. Mobilisasi dan Demobilisasi
4. SMK3
5. Pengukuran Lokasi Pekerjaan
6. Pekerjaan Pembuatan Pagar Sementara
7. Soil Investigation
8. Galian Tanah Dengan Alat Berat diatas ponton
9. Perapihan Hasil Galian
10. Pekerjaan Cerucuk Gelam
11. Langsir Sheet Pile Beton diatas ponton
Spesifikasi Teknis 2 | 29
12. Pemancangan Sheet Pile Beton diatas Ponton
13. Pemotongan Kepala Sheet Pile Beton
14. Pembesian
15. Pemasangan Bekisting
16. Pembongkaran Bekisting
17. Pekerjaan Geotekstil Non-Woven
18. Pengadaan Dan Pemasangan Kanstin
19. Urugan Pasir
20. Jalur Difabel
21. Lantai Kerja K-125 Ready Mix
22. Dokumentasi Foto & Pelaporan
Pekerjaan Utama :
1. Pengadaan Sheet Pile Beton W.450 B-1000
2. Galian Tanah Dengan Alat Berat dengan ponton support
3. Beton K-225 Ready Mix
4. Dump Truck angkut hasil galian sejauh 10 km
5. Timbunan Tanah di datangkan sejauh 10 Km
5. GAMBAR-GAMBAR
a. Gambar Kontrak (Gambar Rencana)
Gambar-gambar yang terdapat dalam kontrak seperti terlampir dalam dokumen
pengadaan. Penyedia jasa harus menggunakan gambar-gambar rencana sebagai
dasar untuk mempersiapkan gambar-gambar kerja.
Spesifikasi Teknis 3 | 29
c. Gambar Purna Bangun (As Built Drawing)
Setelah masa pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa harus membuat 1 (satu) set
lengkap dalam ukuran kertas A3 berupa gambar-gambar yang dibuat berdasarkan
hasil akhir dari tiap-tiap pekerjaan. As Built Drawing (ABD) harus memperlihatkan
semua perubahan dari tiap-tiap pekerjaan sesuai kontrak dan dibuat secara
menyeluruh. As Built Drawing (ABD) harus diperiksa, disetujui dan ditandatangani
oleh direksi pekerjaan dan pejabat pembuat komitmen, yang kemudian diserahkan
pada pengguna jasa dalam bentuk print out dan soft copy dalam format (.dwg).
7. FASILITAS SEMENTARA
A. Lingkup Pekerjaan
Penyedia harus menyediakan kantor penyedia dilapangan, gudang dan barak kerja,
kantor direksi dan fasilitas lainnya di lapangan serta biaya operasi yang harus
Spesifikasi Teknis 4 | 29
dikeluarkan secara insidentil untuk pembayaran persiapan pekerjaan lainnya.
Fasilitas tersebut harus ada selama masa pelaksanaan pekerjaan. Lokasi, tata letak
dan jenis konstruksi pada pekerjaan fasilitas sementara harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.
10. SMK3
A. Lingkup Pekerjaan
1. Penyedia Jasa diharuskan menyediakan sarana dan prasarana perlengkapan K3
antara lain :
Spesifikasi Teknis 6 | 29
a. Penyiapan RK3K
b. Sosialisasi dan Promosi K3
c. Alat Pelindung Kerja
d. Alat Pelindung Diri
e. Asuransi dan perijinan
f. Personil K3
g. Fasilitas Sarana Kesehatan
h. Rambu – rambu K3
i. Dan lainnya terkait Pengendalian Resiko K3
Semua biaya yang dikeluarkan oleh penyedia dianggap sudah termasuk dalam
biaya lumpsum (Ls) untuk pengadaan, pemasangan penggunaan/operasi, dan
biaya lainnya yang dibutuhkan untuk biaya SMKK yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum diatas tidak tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut
yang diperlukan untuk kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan
utama/permanen, dianggap
Penyedia wajib memenuhi sistem menajemen keselamatan konstruksi (SMKK)
sesuai dengan peraturan menteri pekerjaan umum no 02 tahun 2018. SMKK
harus diajukan kepada PPK dalam PCM.
2. Menyediakan Kelengkapan Pengendali Mutu
Penyedia diharuskan dapat menyediakan pengendalian mutu terhadap semua
jenis pekerjaan, diantaranya dapat berupa peralatan pengendali mutu seperti
cetakan uji kubus, slum test, lembar kerja/request, buku tamu dan buku direksi
dan lain-lainnya, beban biaya yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut
sepenuhnya merupakan tanggung jawab penyedia.
Spesifikasi Teknis 7 | 29
11. PENGUKURAN LOKASI PEKERJAAN
A. Lingkup Pekerjaan
Terhitung 14 (empat belas) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
oleh PPK, penyedia harus sudah melaksanakan pekerjaan pengukuran dan
pematokan (setting-out survey) yang pelaksanaannya harus bersama direksi dan
dibawah pengawasan PPK. Pengukuran dan Pematokan harus dilaksanakan oleh
penyedia setelah terlebih dahulu memperoleh persetujuan PPK dan direksi.
Pengukuran dan pematokan harus dilaksanakan dengan jarak/interval paling jauh
setiap 50 m atau sesuai instruksi PPK khususnya pada tikungan bangunan jarak
tersebut harus lebih dekat/pendek yang dimulai dari titik awal tikungan, tengah-
tengah tikungan dan ujung akhir tikungan. Selama pelaksanaan pekerjaan penyedia
bertanggung jawab atas keamanan dan kondisi patok bench mark, patok tambahan
dan patok pembantu lainnya sebgai basis pekerjaan pengukuran.
Ketelitian data pengukuran sepenuhnya tetap menjadi tanggung jawab penyedia
meskipun dalam pelaksanaannya telah melewati proses pemeriksaan dan
persetujuan dari PPK dan Direksi. Data pengukuran yang telah memperoleh
persetujuan PPK dan Direksi, dipergunakan sebagai dasar perhitungan
kuantitas/prestasi kerja penyedia beserta pembayarannya. Pekerjaan Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan alat ukur Total Station dan Waterpass dengan
ketentuan :
a. Penegcekan awal terhadap semua alat pengukuran yang akan digunakan
untuk pengukuran yang tertuang dalam Berita Acara.
b. Pekerjaan pengukuran sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai (MC 0%).
c. Pekerjaan pengukuran saat masa pelakasanaan konstruksi (MC 50%).
d. Pekerjaan pengukuran setelah pelaksanaan konstruksi selesai (MC 100%).
Spesifikasi Teknis 8 | 29
12. PEKERJAAN PEMBUATAN PAGAR SEMENTARA
A. Lingkup Pekerjaan
Pembuatan Pagar sementara dipergunakan untuk menutup sementara lokasi
pekerjaan agar terhindar dari kecelakaan kerja dan untuk orang yang tidak
berkepentingan memasuki area pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Penyedia jasa membuat pagar sementara di lokasi pekerjaan
2. Pemasangan pagar sementara diesuaikan dengan tempat lokasi pekerjaan serta
mendapat persetujuan dari Direksi teknis dan konsultan supervisi
3. Material yang digunakan dalam pagar sementara adalah seng , baja ringan &
banner gambar rencana pekerjaan
Spesifikasi Teknis 9 | 29
B. Perhitungan Untuk Pembayaran
1) Perhitungan untuk pembayaran dalam satuan titik.
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung seperti
backup data dan foto dokumentasi yang telah disahkan/disetujui oleh direksi
lapangan.
Spesifikasi Teknis 13 | 29
4. Sheet Pile Beton harus dipancang menurut metode-metode yang disetujui
direksi pekerjaan serta Konsultan Supervisi dan sampai kedalaman seperti yang
ditunjukan dalam gambar atau petunjuk dari direksi pekerjaan.
5. Stop pancang pada pekerjaan pemancangan harus mendapat persetujuan oleh
direksi pekerjaan dan konsultan supervisi.
6. Pemotongan Sheet Pile Beton harus mendapat persetujuan dari Direksi
lapangan dan Konsultan Supervisi sesuai dengan gambar rencana pekerjaan.
Spesifikasi Teknis 14 | 29
22. BETON MUTU K-225 READY MIX
A. Lingkup Pekerjaan
I. Bahan-bahan
a. Semen
1. Semen yang digunakan adalah semen portland yang sesuai dengan
persyaratan dalam Standar Nasional Indonesia.
2. Pada tiap pengiriman semen ke lokasi, semen harus diletakkan pada
tempat yang terlindungi dari hujan dan panas matahari.
3. Direksi lapangan berhak menolak/memerintahkan penyedia untuk
mengganti semen yang kualitasnya tidak layak pakai berdasarkan
SKSNI.
b. Pasir (Agregat Halus)
1. Pasir haruslah pasir berasal dari sungai atau tambang pasir. Jika
menurut direksi lapangan pasir yang digunakan tidak memenuhi
gradasinya, maka pasir dapat ditambahkan dengan bahan lainnya
seperti pasir dari batu pecah.
2. Pasir haruslah bersih dari bahan organis, lumpur, kayu, plastik serta
bahan lainnya yang dapat mengurangi daya lengket pada saat
pengadukan dan pengecoran.
c. Kerikil/split (Agregat Kasar)
Kerikil/split harus bergradasi baik, bersudut agar dapat saling mengunci,
keras, padat dan tidak berpori, serta bersih dari bahan-bahan organis.
d. Air
1. Air yang digunakan untuk membuat dan merawat beton serta membuat
adukan haruslah dari sumber yang baik.
2. Pada waktu pemakaian haruslah terhindar dari bahan-bahan yang dapat
mengotori air seperti minyak, asam, garam serta bahan organis yang
dapat merusak beton.
Spesifikasi Teknis 15 | 29
dengan kotak takaran, sesuai dengan rekomendasi dari laboraturium
pengujian.
3. Bahan-bahan yang sudah ditakar dimasukan ke dalam tempat adukan,
sebelum diberi air terlebih dahulu harus dicampur secara merata dan
harus benar-benar homogen.
4. Beton yang tidak dicampur dengan air tidak boleh langsung
dipergunakan sebagai pengecoran.
b. Pengangkutan beton
1. Semua peralatan yang dibutuhkan untuk pengangkutan beton harus
selalu bersih dan siap di lokasi.
2. Untuk mencapai tingkat kemudahan kerja dan kecepatan waktu,
diupayakan agar jarak pengangkutan tidak terlalu jauh.
3. Selama pengangkutan dilaksanakan tidak boleh terjadi hal hilangnya
sebagian bahan-bahan dalam campuran beton.
c. Pengecoran beton
1. Jika lokasi pengecoran berair, maka harus dikeringkan terlebih dahulu
dengan cara pemompaan.
2. Setiap beton yang telah dicor, harus langsung diikuti dengan pemadatan
dengan menggunakan rojokan yang terbuat dari kayu ataupun besi
ataupun alat mekanis seperti concrete vibrator.
3. Pemadatan tidak boleh terlalu lama guna menghindarkan terjadinya
segregasi (munculnya air dipermukaan beton hasil pengecoran) akibat
dari pemadatan tersebut.
4. Apabila terjadi penyambungan pengecoran beton yang lama dengan
yang baru, maka seluruh bidang yang akan disambung harus dikasarkan,
dibersihkan dari kotoran, serta disiram dengan air semen.
5. Tenggang waktu antara adukan beton, yaitu mulai dicampur air sampai
dengan selesai pengecoran, tidak boleh lebih dari 1 (satu) jam. Jika ada
adukan beton yang belum digunakan untuk mengecor dalam
Spesifikasi Teknis 16 | 29
dipersyaratkan dan disetujui oleh Direksi Pengawas dan Konsultan
Supervisi.
2. Penyedia harus melaksanakan uji kuat tekan beton di laboratorium
yang disetujui oleh direksi lapangan.
3. Hasil kuat tekan beton harus sesuai dengan yang disyaratkan.
e. Pengecoran Beton
1. Sebelum pengecoran dilaksanakan, lokasi pengecoran termasuk
bekisting dan anyaman tulangan harus betul-betul sudah disiapkan
dan dibersihkan terlebih dahulu.
2. Jika lokasi pengecoran berair, maka harus dikeringkan terlebih
dahulu dengan cara pemompaan.
3. Penyedia harus melaksanakan slump test sebelum beton cor
dituangkan kedalam cetakan beton.
4. Beton harus memenuhi slump yang telah ditentukan. Apabila tidak
memenuhi slump disyaratkan, maka harus dilakukan pencampuran
ulang dan selanjutnya dilakukan slump test kembali.
5. Setiap beton yang telah dicor, harus langsung diikuti dengan
pemadatan dengan menggunakan alat mekanis berupa concrete
vibrator.
6. Pemadatan tidak boleh terlalu lama guna menghindarkan terjadinya
segregasi (munculnya air dipermukaan beton hasil pengecoran)
akibat dari pemadatan tersebut.
7. Apabila terjadi penyambungan pengecoran beton yang lama dengan
yang baru, maka seluruh bidang yang akan disambung harus
dikasarkan, dibersihkan dari kotoran, serta disiram dengan air
semen.
8. Tenggang waktu antara adukan beton, yaitu mulai dicampur air
sampai dengan selesai pengecoran, tidak boleh lebih dari 1 (satu)
jam. Jika ada adukan beton yang belum digunakan untuk mengecor
9. dalam kurun waktu tersebut, maka sisa beton tersebut tidak boleh
dipergunakan lagi.
Spesifikasi Teknis 17 | 29
f. Perawatan Beton
1. Penyedia diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar
matahari langsung, angin dan hujan samapai beton sempat mengeras
secara wajar.
2. Penyedia diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat
dangan cara-cara sebagaimana di bawah ini:
a. Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus
dibasahi secara teratur sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting harus
ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan pengikatan awal
berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan air selama 14 hari
sejak saat pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh pengawas
lapangan dan atau direksi.
c. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2 x sehari harus
dilakukan setelah bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7
hari.
d. Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas beton
atau memakai bagian beton sebagai tumpuan selama menurut direksi
lapangan bahwa beton tersebut belum cukup mengeras.
g. Pengawasan pengecoran
1. Penyedia harus meminta persetujuan secara tertulis kepada direksi
lapangan sebelum pengecoran dimulai.
2. Penyedia dilarang melakukan pekerjaan pengecoran tanpa dihadiri oleh
direksi lapangan.
Spesifikasi Teknis 18 | 29
23. PEMBESIAN
A. Lingkup Pekerjaan
1. Baja tulangan yang digunakan adalah baja tulangan yang telah memenuhi
Standar Nasional Indonesia (SNI) 07-2052-2002 dibuktikan dengan sertifikat
mutu bahan dan harus disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan
2. Baja tulangan yang digunakan haruslah batang baja yang liat, bulat, serta
tidak mengalami korosi. Untuk menghindari korosi, maka penyedia harus
menyediakan tempat untuk menyimpan baja tulangan tersebut dengan baik.
3. Baja tulangan yang akan digunakan sampai saat akan dilakukan pengecoran
harus bebas dari kotoran, lemak atau karat serta kotoran-kotoran lain yang
dapat mengurangi daya rekat antara campuran agregat beton dengan
tulangan itu sendiri.
4. Untuk kotoran berupa karat dapat digunakan bahan kimia penghilang karat
(rush remover) yang tidak mengurangi diameter dan kekuatan baja tulangan
dan harus mendapat petunjuk yang jelas dari produsen dan mendapat
persetujuan dari direksi pekerjaan.
5. Batang-batang baja yang telah bengkok tidak boleh diluruskan untuk dipakai
di pekerjaan tanpa adanya persetujuan dari direksi pekerjaan.
6. Seluruh baja tulangan yang digunakan harus dengan ukuran asli (bukan banci)
sesuai dengan gambar rencana
7. Untuk penyambungan tulangan lama dengan tulangan baru, beberapa hal
harus diperhatikan :
Tulangan lama harus dibersihkan dari segala kotoran sisa beton yang
menempel
Panjang penyambungan tulangan harus sesuai dengan gambar rencana,
kecuali ditentukan oleh pengawas lapangan dan atau direksi.
Apabila dilakukan pengelasan maka harus dengan las penuh.
B. Perhitungan Untuk Pembayaran
1) Perhitungan untuk pembayaran baja tulangan berdasarkan volume
pengukuran yang telah dilaksanakan dalam satuan kilogram (Kg).
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung pekerjaan
sesuai dengan gambar pelaksanaan seperti backup data dan foto dokumentasi
yang telah disahkan oleh direksi lapangan.
Spesifikasi Teknis 19 | 29
24. PEMASANGAN BEKISTING
A. Lingkup Pekerjaan
1. Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang, batas, dan ukuran dari
hasil beton yang diinginkan sebagaimana tercantum pada gambar-gambar atau
seperti yang telah ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Bahan yang akan dipakai dan rencana cetakan harus mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan sebelum pembuatan cetakan dimulai.
3. Semua cetakan harus betul-betul teliti, kokoh dan aman pada kedudukannya
sehingga pengembangan atau gerakan lain selarna pengecoran beton dapat
dihindari. Cetakan harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran adukan.
Selama pengecoran beton cetakan ini dapat disanggah pada pilar-pilar beton
(concrete piers), kaki-kaki logam (metal pedestral) atau cara-cara lain yang
disetujui Direksi Pekerjaan.
4. Penyanggah cetakan (perancah) harus berdiri diatas pondasi yang baik sehingga
tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
5. Bekisting dapat digunakan sebanyak 1 kali pemakaian atau Sewaktu-waktu
Direksi Pekerjaan dapat tidak menyetujui sesuatu bagian dari bentuk yang tidak
dapat diterima dalam segi apapun dan Penyedia harus segera menggantinya
atas beban sendiri.
Spesifikasi Teknis 20 | 29
B. Perhitungan Untuk Pembayaran
1) Perhitungan pembayaran untuk pekerjaan pembongkaran bekisting dihitung
dalam satuan meter persegi (m2).
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung pekerjaan
sesuai dengan gambar pelaksanaan seperti backup data dan foto dokumentasi
yang telah disahkan oleh direksi lapangan.
Spesifikasi Teknis 21 | 29
- Analisa Ukuran Pori D.50 200 Micron Standard E 5 1 86
- Analisa Ukuran Pori D.90 300 Micron
- Permeability 20-45 11m2/sec
Kimia
- Pengaruh Keasaman dan alkali
Tidak ada
pada tanah
- Pengaruh cahaya UV Ada Ketahanan
Spesifikasi Teknis 22 | 29
B. Perhitungan Untuk Pembayaran
1) Perhitungan pembayaran untuk pekerjaan Urugan Pasir dalam satuan meter
kubik (m3).
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung pekerjaan
sesuai dengan gambar pelaksanaan seperti backup data dan foto dokumentasi
yang telah disahkan oleh direksi lapangan.
Spesifikasi Teknis 24 | 29
d. Air
1. Air yang digunakan untuk membuat dan merawat beton serta
membuat adukan haruslah dari sumber yang baik.
2. Pada waktu pemakaian haruslah terhindar dari bahan-bahan yang
dapat mengotori air seperti minyak, asam, garam serta bahan organis
yang dapat merusak beton dan tulangan.
e. Bekisting
1. Bekisting menggunakan multiplek dengan tebal 12 mm sehingga
menghasilkan permukaan beton yang rata.
2. Bekisting harus menghasilkan konstruksi beton akhir yang
mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan
gambar kerja.
3. Bekisting harus kokoh, diberi ikatan-ikatan agar terjamin kedudukan
dan bentuk yang tetap, mudah dibongkar, serta tidak merusak beton
pada saat pembongkaran.
4. Bekisting harus disokong dengan perancah atau scaffolding yang kuat
dan kokoh, baik dari kayu, bambu ataupun besi agar dihasilkan
bentuk bangunan sesuai dengan gambar rencana.
5. Bekisting harus rapat atau tidak terdapat celah, sehingga adukan
beton tidak keluar pada saat pelaksanaan pengecoran.
6. Dalam pemasangan bekisting, tidak boleh ada bidang yang
bersentuhan dengan tulangan, untuk itu harus dipasang beton
decking (beton tahu) sebagai pengganjal setebal selimut beton yang
ditentukan dalam gambar rencana.
7. Sebelum diisi dengan beton, bekisting harus dibersihkan dan disiram
dengan air.
8. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan minimal 2 minggu dari
selesainya pengecoran beton atau setelah mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan dan atau direksi.
b. Pengangkutan beton
1. Semua peralatan yang dibutuhkan untuk pengangkutan beton harus
selalu bersih dan siap di lokasi.
2. Untuk mencapai tingkat kemudahan kerja dan kecepatan waktu,
diupayakan agar jarak pengangkutan tidak terlalu jauh.
3. Selama pengangkutan dilaksanakan tidak boleh terjadi hal hilangnya
sebagian bahan-bahan dalam campuran beton.
e. Perawatan Beton
1. Penyedia diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar
matahari langsung, angin dan hujan samapai beton sempat mengeras
secara wajar.
2. Penyedia diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat
dangan cara-cara sebagaimana di bawah ini:
a. Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus
dibasahi secara teratur sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting
harus ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan
pengikatan awal berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan
air selama 14 hari sejak saat pengecoran, kecuali ditentukan lain
oleh pengawas lapangan dan atau direksi.
Spesifikasi Teknis 27 | 29
c. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2 x sehari harus
dilakukan setelah bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama
7 hari.
d. Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas
beton atau memakai bagian beton sebagai tumpuan selama
menurut direksi lapangan bahwa beton tersebut belum cukup
mengeras.
f. Pengawasan pengecoran
1. Penyedia harus meminta persetujuan secara tertulis kepada
direksi lapangan sebelum pengecoran dimulai.
2. Penyedia dilarang melakukan pekerjaan pengecoran tanpa
dihadiri oleh direksi lapangan.
Spesifikasi Teknis 28 | 29
32. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO K3
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembuatan direksikeet (Kantor), los kerja dan gudang Terluka ringan/berat akibat alat kerja 2
Pembuatan papan nama pekerjaan; 1 Buah papan nama pekerjaan
menggunakan multiflex 10 mm, frame allumunium siku & tiang kayu 5/7, printing Terluka ringan/berat akibat alat kerja
2 2
3 banner plastik
Mobilisasi (a) Transportasi Peralatan Tertimpa atau terjepit saat mobilisasi 3
4 SMK3 Kaki terinjak benda tajam 2
5 Pengukuran Lokasi Pekerjaan Terluka ringan/berat akibat alat kerja 2
6 Pembuatan 1m' Pagar Sementara Dari Seng Gelombang Tinggi 2 Meter Terjatuh/terpeleset ke jurang/sungai 2
7 Soil Investigation Kaki terinjak benda tajam 2
V PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Dokumentasi Foto & Pelaporan Kaki terinjak benda tajam 2
34. PENUTUP
Spesifikasi teknis ini dipergunakan sesuai dengan jenis pekerjaan yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga.
Spesifikasi Teknis 29 | 29