Pekerjaan : Peningkatan Jaringan Irigasi Kiri D.I. Air Alas Kab. Seluma
Lokasi : Kabupaten Seluma
Tahun Anggaran : 2023
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Stake Out
Staking Out adalah pengukuran ulang lapangan di awal suatu pekerjaan untuk
memastikan besar perbedaan/perubahan antara rencana dengan keadaan di
lapangan. Suatu perencanaan masih bisa terjadi kekeliruan maupun perbedaan bila
diaplikasikan di lapangan. Pengguna Jasa, Penyedia Jasa Konstruksi maupun
Konsultan Pengawas harus memastikan lagi terhadap hasil perencanaan dilapangan.
Pengukuran ulang ini menghasilkan Laporan MC-0 yang dilampiri Gambar Rencana
Pelaksanaan Kerja, Kurva S, Foto Pekerjaan 0%, dan Lampiran-lampiran yang
diperlukan. Semua dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran Ulang ini wajib
disetujui oleh para pihak. Besarnya perubahan yang ditemukan dibuatkan Dokumen
Perubahan. Dokumen perubahan bisa berbentuk Dokumen Tambah Kurang
(CCO/Change Contract Order) atau Dokumen Tambahan (Addendum). Jika
perubahan yang ditemukan besar bahkan berpengaruh terhadap pasal-pasal dalam
kontrak, maka harus melibatkan Bidang Hukum, Perencanaan, dan lain-lain. Bila
terjadi perubahan kontrak yang cukup besar, diperlukan justifikasi teknis dan tim
negosiasi harga.
Uitzet dan Staking out merupakan kegiatan survey detail dan pematokan dimana
posisi (X,Y) dan tinggi/elevasi (Z) di ukur dan di tentukan. Ada 3 proses yang
dilakukan dalam kegiatan ini yaitu:
• Kontrol horizontal (X,Y), pada saluran dan bangunan harus tepat pada posisi
planimetrisnya
• Kontrol Vertikal (Z), saluran dan bangunan harus benar elevasinya
• Kontrol Pelaksanaan Pekerjaan, Monitoring konstruksi (cut and fill)
d. Mobilisasi / Demobilisasi
• Peralatan yang diperlukann dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
No Jenis Kapasitas Jumlah
1 Excavator 0,80 m3 2 unit
2 Buldozer 100 – 150 Hp 1 unit
3 Vibrator Roller 5 - 8 ton 1 unit
4 Concrete Mixer 350 L / 0,35 m3 3 unit
5 Motor Grader 135 HP 1 unit
6 Dump Truck 3,5 Ton 3 unit
7 Generator Set 25 KVA 1 unit
d. Pasangan Batu
• Batu diperoleh dari suatu tempat pengambilan yang telah disetujui. Batu-batu yang
digunakan adalah batu yang disetujui Direksi pekerjaan, dengan berat antara 8 –
25 kg.
• Untuk penggunaan pada pekerjaan pasangan batu, pasangan batu kosong. Koral
jalan, batu bata, maka batu- batu tersebut harus keras, kasar padat dan tahan
lama serta bebas dari retak ataupun pecah.
• Batu untuk pasangan harus dibentuk / dibuat dengan ukuran seperti pada gambar
atau sesuai dengan apa yang diperintahkan Direksi.
e. Penulangan
Bahan – bahan dan Ukuran Tulangan.
• Semua Tulangan beton harus baru dan dari tingkatan dan ukuran yang sesuai
dengan Indonesia Standard for Generate NI.2 PBI 1971 atau ASTM Designation
A.15 dan harus disetujui Direksi.
• Penyedia Jasa dapat diminta untuk menyediakan sertifikat pengesahan beton
yag akan dipakai untuk persetujuan Direksi.
• Tulangan yang dipakai adalah Besi Tulangan Pokok Besi ø 10 - 17 cm dan
Besi Tulangan Bagi Besi ø 8 - 17 cm untuk penulangan saluran sekunder serta
Besi Tulangan Pokok Besi ø 10 - 12 cm dan Besi Tulangan Bagi Besi ø 8 - 12
cm untuk penulangan tersier.
Pembuatan dan Pembersihan.
• Tulangan beton sebelum dipasang harus bersih dari kotoran karat, minyak, oil
dari lapisan yang akan merusak atau mengurangi mutu. Bila mana terdapat
penundaan dalam pengecoran, beton tulangan harus diperiksa kembali dan
harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa
• Tulangan harus dibengkokkan atau dibentuk dengan tepat menurut ukuran yang
ditunjukkan pada gambar-gambar yang dilampirkan atau gambar konstruksi
yang harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa.
▪ Tulangan jangan diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang akan
merusak bahan. Batangan dengan putaran / tekukan atau bengkokkan yang
ditunjukkan pada gambar, jangan digunakan. Semua batangan harus
dibengkokkan dalam keadaan dingin. Pemasangan hanya diperlukan bila
seluruh operasi disetujui oleh Direksi.
Pemasangan.
• Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap penggeseran
dengan menggunakan ikatan kawat besi yang sesuai dengan klip-klip yang
cocok pada persilangan dan harus diganjal dengan kepingan beton atau logam
sesuai dengan keperluan konstruksi. Dalam semua hal pengganjalan yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjalan tersebut
akan digunakan untuk permukaan beton yang akan direncanakan untuk
mendapatkan permukaan yang licin, pengganjalannya harus dibuat dari logam
yang tidak berkarat.
Sambungan.
Bila diperlukan penyambungan tulangan pada suatu titik selain dari pada yang
ditunyuk pada gambar, ciri sambungan harus ditentukan oleh Direksi. Panjang
penyaluran dalam diding vertikal dalam beton harus minimum 30 x diameter
tulangan dan harus disetujui oleh Direksi.
f. Bekisting dan pembongkaran
Kayu
• Kayu harus diperoleh dari sumber yang disetujui Direksi pekerjaan. Kayu harus
dari mutu yang baik. Kayu harus berstruktur yang seragam, berserat lurus,
bebas dari mata kayu, lubang lubang bocor,serangan fungus, pembusukan,
titik-titik, bongkahan,belitan atau retakan – retakan serta kekurangan –
kekurangan dan noda – noda lainnya. Semua persyaratan lainnya yang harus
dipenuhi seperti kekuatan tekanan, tarikan, penyimpanan, penyusunan dan
kelas harus sesuai dengan standar Indonesia untuk kayu N. I. 5 atau seperti
yang ditetapkan Direksi.
Multiplex
• Bahan diperoleh dari mutu standar yang baik digunakan untuk pekerjaan
perkuatan pada permukaan beton, dengan perancah/ bekisting multiplex ukuran
12-18 mm atau yang disetujui Direksi pekerjaan. Sebelum pengecoran wajib
dilakukan pelumasan pada area bekisting yang bersinggungan dengan beton
dengan pelumas (minyak bekisting).
Pembongkaran
• Proses pembongkaran bekisting beton dilakukan setelah beton dianggap
mengeras.
• Pembongkaran bekisting beton dilakukan setelah 8 jam dari pengecoran terakhir
dengan tenaga orang (berbeda-beda tergantung pada setting time beton, setiap
mix design yang dibuat juga berbeda tergantung dari bahanadmixture yang
digunakan). Jika pembongkaran dilakukan sebelum waktu pengikatan pada
beton menjadi sempurna (kurang dari setting time yangdisyaratkan), maka akan
terjadi kerusakan/cacat pada beton tersebut. Upaya dalam mencegah
kerusakan yang terjadi yaitu dilakukan pembongkaran setelah setting time yang
disyaratkan, agar beton dapat mengeras terlebih dahulu
B. Pelaksanaan pekerjaan
1. Pekerjaan ini mencakup pembongkaran saluran lama baik beton, maupun
inrit/plat beton bertulang, baik keseluruhan ataupun sebagian, dimana lokasi
pekerjaan seperti yang ditunjukkan pada gambar kerja
2. Pembuangan bahan hasil bongkaran ke tempat Disposal area yang ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan.
3. Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau dibuang
ketempat yang telah disetujui oleh Direksi pekerjaan menggunakan angkutan truk.
IV. PEKERJAAN JALAN INSPEKSI
Pekerjaan jalan terdiri dari pembuatan jalan inspeksi saluran Irigasi, Semua
pekerjaan yang dibutuhkan untuk pembuatan jalan inspeksi harus sesuai dengan
garis, ketinggian dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang
diinstruksikan oleh Direksi.
Jalan Inspeksi bisa terletak pada tanah galian atau tanah timbunan yang dipadatkan.
Jalan Inspeksi terdiri dari bahu jalan dan badan jalan dengan ukuran 3 m dan 1,50 m
untuk bahu jalan terletak dikanan kiri badan jalan, bagian luar dari bahu jalan pada
jalan inspeksi ditanah galian dikuatkan. Untuk badan jalan Inspeksi dibentuk
mengunakan alat motor grader yang sesuai dengan ukuran dan kedalaman yang
ditentukan.
Setelah badan jalan Inspeksi telah dipadatkan dan disetujui oleh Direksi dilanjutkan
dengan pemasangan lapisan sirtu atau batu koral dengan gradasi tertentu pada celah
celahnya sesuai gambar mengunakan motor grader kemudian dipadatkan dengan
vibro roller.
Sirtu/ Batu pecah diatas disusun diatas lapisan tanah dan harus tegak dan lurus dijaga
supaya ketinggiannya rata batu diatas gilasan vibro roller dengan berat minimal 5-8
ton, paling tidak 4 lintasan Pengilasan dimulai dari tepi rendah keatas dengan
kelebihan lebar tidak kurang dari 30 % dari lebar roda. Dan bila Bila terjadi genangan
pada jalan dialirkan dibuang kedalam rapen terdekat dengan saluran b = 0,30 cm dan
h = 0,30 cm.
Setelah lapisan kepadatan selesai, selanjutnya diberi kerikil isian yang terdiri dari batu
koral atau campuran gradasi dan tidak mengandung bahan tanah lempung.
Bahan pasir koral + 20 Cm disebar diatas lapis tanah yang telah dipadatkan dan
digilas sampai dengan kepadatanan dengan ketebalan 15 cm. Selanjutnyai pada
bagian kiri kanan jalan diberi batu konci ukuran 10-15 cm sesuai kedalaman yang
ditentukan dan lapisan atas dihampar bahan sirtu diberi air dipadatkan dengan Vibro
roller yang mempunyai berat minimal 5-8 ton paling tidak 4 lintasan. Pada tempat-
tempat yang permukaannya terlepas karena kemiringan, harus dibuang dan diganti
bahan yang baik kemudian digilas kembali.
b. Bronjong terdiri dari anyaman kawat Galvanis standar SNI pabrikasi dengan
ukuran 0,5x1x2m. Ukuran yang lebih panjang adalah panjang as utama
atau dengan ukuran seperti ditunjukkan pada gambar atau petunjuk Direksi.
Keranjang bronjong harus mempunyai rangka yang diikat erat dengan
anyaman pada pinggir keranjang. Bronjong yang panjangnya lebih dari satu
meter harus dibagi-bagi sesuai dengan diafragma lubang anyaman menjadi
bagian-bagian yang panjangnya tidak lebih dari satu meter.
c. Kawat yang dipakai untuk pembuatan bronjong harus sesuai dengan
standar ketentuan dan persyaratan .
d. Batu untuk isian bronjong digunakan batu kali/ belah yang mempunyai
diameter mininimal ukuran yang tidak lolos dari ukuran kawat anyaman
yang disusun dengan rapi dan padat dengan spesifikasi dan persyaratan
yang ditentukan.
Pengisian Bronjong
a. Bahan baku bronjong berupa kawat Digalvanis berdasarkan SNI 03-0090-
1999 ukuran kawat anyam Bronjong Ukuran 3 mm, kawat sisi/ color 4 mm
dan kawat ikat/konci 2 mm dan Batu yang akan digunakan untuk mengisi
bronjong harus kokoh, bentuk anyaman bersagonal dengan lilitan ganda
dan harus simetri. Lilitan harus erat dan tidak terjadi kerenggangan
hubungan antara kawat sisi dan kawat anyaman dililit minimum 3 kali
sehingga bronjong kawat mampu menahan beban dari segala jurusan.
b. Tiap bronjong harus diisi dengan batu dengan tangan secara cermat
menggunakan tenaga manusia, sehingga penempatannya memperkecil
volume rongga diantara batu dalam keranjang yang telah terisi penuh.
c. Bronjong harus diisi sampai 25 mm melebihi sisi bagian atas sehingga
tutupnya dapat merenggang erat diatas batu sebelum ikatan kawatnya
mengendor, jajaran bronjong yang berdampingan harus diisi sampingnya
tidak menonjol. Haruslah dijaga agar supaya bronjong tidak berubah
bentuknya selama diisi.
Cerucuk yaitu salah satu perkuatan yang biasanya digunakan pada didaerah dengan
kondisi tanah yang kurang stabil seperti jenis tanah lembek ataupun tanah gambut
dengan elevasi muka air yang cukup tingggi. Ketinggian pondasi cerucuk dapat
dipengaruhi oleh muka air pasang surut. Untuk perencanaan kedalaman dan jarak
antara cerucuk harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan tanah.
Syarat Bahan Pondasi Cerucuk antara lain:
1. Diameter minimum 8 cm dan maksimum 10 cm.
2. Batang kayu cukup lurus dan tidak bercabang
3. Kekuatan minimum kayu kelas II sesuai PKKI 1973
4. Tegangan minimum was kayu kelas III sesuai PKKI 1973
VII. PENUTUP