Anda di halaman 1dari 15

SPESIFIKASI TEKNIK

Pekerjaan : Peningkatan Jaringan Irigasi Kiri D.I. Air Alas Kab. Seluma
Lokasi : Kabupaten Seluma
Tahun Anggaran : 2023

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Stake Out
Staking Out adalah pengukuran ulang lapangan di awal suatu pekerjaan untuk
memastikan besar perbedaan/perubahan antara rencana dengan keadaan di
lapangan. Suatu perencanaan masih bisa terjadi kekeliruan maupun perbedaan bila
diaplikasikan di lapangan. Pengguna Jasa, Penyedia Jasa Konstruksi maupun
Konsultan Pengawas harus memastikan lagi terhadap hasil perencanaan dilapangan.
Pengukuran ulang ini menghasilkan Laporan MC-0 yang dilampiri Gambar Rencana
Pelaksanaan Kerja, Kurva S, Foto Pekerjaan 0%, dan Lampiran-lampiran yang
diperlukan. Semua dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran Ulang ini wajib
disetujui oleh para pihak. Besarnya perubahan yang ditemukan dibuatkan Dokumen
Perubahan. Dokumen perubahan bisa berbentuk Dokumen Tambah Kurang
(CCO/Change Contract Order) atau Dokumen Tambahan (Addendum). Jika
perubahan yang ditemukan besar bahkan berpengaruh terhadap pasal-pasal dalam
kontrak, maka harus melibatkan Bidang Hukum, Perencanaan, dan lain-lain. Bila
terjadi perubahan kontrak yang cukup besar, diperlukan justifikasi teknis dan tim
negosiasi harga.
Uitzet dan Staking out merupakan kegiatan survey detail dan pematokan dimana
posisi (X,Y) dan tinggi/elevasi (Z) di ukur dan di tentukan. Ada 3 proses yang
dilakukan dalam kegiatan ini yaitu:
• Kontrol horizontal (X,Y), pada saluran dan bangunan harus tepat pada posisi
planimetrisnya
• Kontrol Vertikal (Z), saluran dan bangunan harus benar elevasinya
• Kontrol Pelaksanaan Pekerjaan, Monitoring konstruksi (cut and fill)

b. Profil melintang galian


Profil melintang adalah potongan/penampang melintang dari suatu areal pengukuran
tanah arah melintang dari suatu areal pengukuran tanah arah melintang yang
memperlihatkan jarak dan elevansi tertentu.
Penrukuran profil melintang alat ditempatkan diatas setiap profil memanjang yang
telah dihitung ketinggian dan jarak antara titik ke titk . setiap pengukuran harus diambil
siku terhadap profil memanjang yang diarahkan kekiri dan kekanan dengan jarak sesui
kebutuhan
Data yang diambil :
1) Bacaan benang (Ba, Bt, dan Bb) kekiri dan kekanan.
2) Tinggi alat.
3) Tinggi titik tempat dari profil memanjang.
4) Sket gambar penampang.
c. SMKK (Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi)
Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan untuk mendukung
Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan Standar Keamanan,
Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan yang menjamin keselamatan keteknikan
konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik dan
keselamatan lingkungan, sebagaimana yang diuraikan dalam Pasal 1 Ayat (39) dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, Pasal 1 Ayat (11) Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK), Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas,
dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:
Per.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat
Kerja.

Untuk kebutuhan Personel Keselamatan Konstruksi dan Unit Keselamatan Konstruksi


pada paket ini dikategorikan sebagai risiko keselamatan kecil dengan perbandingan
jumlah personel Keselamatan Konstruksi dengan jumlah tenaga kerja konstruksi
berupa 1:60 (satu banding enam puluh) dengan paling sedikit 1 (satu) Petugas
Keselamatan Konstruksi dalam tiap Pekerjaan Konstruksi.
No. Uraian Identifikasi
Pekerjaan Bahaya
1. Beton Mutu fc = 14,5Mpa (K.175), Cedera terkena alat pemutar adukan
menggunakan molen beton pada saat penuangan

2. Mobilisasi kendaraan Kerusakan kendaraan dan akses


lokasi yang sulit

d. Mobilisasi / Demobilisasi
• Peralatan yang diperlukann dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
No Jenis Kapasitas Jumlah
1 Excavator 0,80 m3 2 unit
2 Buldozer 100 – 150 Hp 1 unit
3 Vibrator Roller 5 - 8 ton 1 unit
4 Concrete Mixer 350 L / 0,35 m3 3 unit
5 Motor Grader 135 HP 1 unit
6 Dump Truck 3,5 Ton 3 unit
7 Generator Set 25 KVA 1 unit

• Personil yang dipersyaratkan :


• Pelaksana (1 orang) yang ditempatkan langsung di area pekerjaan dengan
SKT Pelaksana Saluran Irigasi;
• Petugas K3 (1 orang), mensyaratkan Petugas Keselamatan Konstruksi tanpa
syarat pengalaman;
• Untuk manajer keuangan, tidak mensyaratkan sertifikat kompetensi kerja;
Jabatan dalam pekerjaan Pengalaman Sertifikat
No
yang akan dilaksanakan Kerja (tahun) Kompetensi Kerja
1 Pelaksana 0 Tahun SKT Pelaksana
Lapangan Pekerjaan
Saluran Irigasi
2 Petugas K3 0 Tahun Sertifikat Petugas
KK
• Uraian dalam mobilisasi dan pekerjaan persiapan dimaksudkan untuk memberi
ganti rugi pada penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan, termasuk (tetapi
tidak mutlak) keperluan –keperluan untuk :
• Mendatangkan tenaga kerja, alat-alat kerja, perlengkapan- perlengkapan dan
kegiatan-kegiatan di tempat pekerjaan.
• Mendirikan kantor-kantor, bangunan bangunan, gudang-gudang dan fasilitas-
fasilitas lain ditempat pekerjaan
• Biaya-biaya yang diperlukan untuk pembayaran-pembayaran peralatan
termasuk pembelian dan pemindahannya.
• Biaya yang diperlukan untuk pembayaran setiap pekerjaan lain yang
diperlukan, untuk setiap pekerjaan lain yang harus dilakukan atau pekerjaan-
pekerjaan yang tidak terduga pada permulaan pelaksanaan pekerjaan yang
pembayarannya tidak disebutkan dalam kontrak.
• Pembersihan tempat kerja pada akhir pekerjan serta pemulangan tenaga kerja
dan peralatan lain.
• Semua fasilitas, alat kerja dan peralatan yang dibuat atau dibawa ketempat-
tempat, harus dianggap sebagai subjek untuk melengkapi paragrap ini, jika
Direksi tidak memberikan secara khusus dan tertulis, cara-cara lain untuk
suatu bagian-bagian pekerjaan atau bagian khusus pekerjaan. Penyedia jasa
harus bertanggung jawab sendiri atas kelengkapan, efisiensi, penggunaan,
perlindungan, pemeliharaan, perbaikan dan pengamanan semua fasilitas alat
kerja dan peralatan-peralatan lainnya. fasilitas, alat kerja dan peralatan yang
termasuk dalam paragraf ini tidak boleh dibongkar atau dipindahkan dari
tempat kerja terutama yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam
kontrak, tanpa izin tertulis dari Direksi.
• Semua fasilitas, alat kerja dan peralatan-peralatan dalam tempat kerja juga
harus menjadi subjek sesuai hak Pengguna Anggaran untuk memiliki dan
membuat fasilitas-fasilitas dalam maksud menyelesaikan pekerjaan selama
kontrak. Penyedia Jasa setuju untuk memberi pernyataan yang diterima
Direksi.
• Untuk memperlancar kegiatan pelaksanaan konstruksi maka perlu dibuat
jalan yang sifatnya dipakai sementara selama pelaksanaan kontrak. Penyedia
jasa harus sudah bisa membuat rencana jalan sementara sesuai dengan
kondisi lapangan. Disamping itu jalan-jalan yang sudah ada baik berupa jalan
desa yang akan dipergunakan oleh konraktor selama pelaksanaan kontrak,
terlebih dahulu harus mendapat izin penggunaan dari aparat/ pemilik
jalan tersebut, dan kondisi jalan harus terpelihara dengan baik. Segala biaya
yang diperlukan untuk pembuatan jalan sementara maupun pemeliharaan
jalan desa selama masa kontrak harus sudah diperhitungkan dalam pekerjaan
ini.
• Penyedia jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan
hukum yang berhubungan dengan penggunaan jalan dan arah
angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat
penggunaan jalan tersebut.
• Penyedia jasa harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada,
memperbaiki dan memperkuat jembatan beton bila ada sehingga memenuhi
kebutuhan pengangkutan, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya.
• Penyedia jasa dapat menggunakan tanah yang ada dengan sepengetahuan
pemberi Tugas untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila Penyedia
jasa membutuhkan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan.
• Dalam hal ini Penyedia jasa diminta membuat permohonan tertulis kepada
Direksi jauh sebelumnya, sehingga rencana izin pemakaian jalan dapat
dilakukan.
• Pemberi tugas tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk
atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia jasa selama pelaksanaan
pekerjaan.
• Apabila Penyedia jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh
Direksi harus dikerjakan oleh Penyedia jasa atas bebannya sendiri dan harga
untuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Kontrak.

• Papan Tanda Proyek


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang menjadi kewajiban Penyedia jasa untuk
melaksanakan atau mengerjakan :
• Penyedia jasa harus membuat, memasang dan memelihara minimal 2 (dua)
papan tanda proyek. Papan tanda proyek harus menunjukkan dan memuat
nama Pemilik Pekerjaan / Proyek dan nama Penyedia jasanya, judul
nama proyek disertai perkiraan jumlah hari pelaksanaan.
• Lokasi Pemasangan ditunjukkan oleh Direksi / Engineer Konsultan dalam
jangka waktu 30 (tiga-puluh) hari sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan.
Jika pekerjaan telah selesai dan telah diserahterimakan, maka papan nama
proyek harus dicabut oleh Penyedia jasa.
• Material papan nama pekerjaan menggunakan multiplex 10 mm, frame
alumunium siku dan tiang kayu 5/7, printing banner plastik uk. 170 x 180 cm

• Direksi Keet , Los kerja dan Gudang


Kantor Proyek (Direksi keet) dibangun sebagai tempat bekerja bagi para staf dari
Kontraktor, pengawas maupun pemilik Proyek di lapangan. Kantor proyek
dilengkapi dengan ruang-ruang kerja staf, ruang rapat, ruang pimpinan, musholla,
dan toilet. Luas bangunan kantor Proyek ini berkisar pada 30 m2 dan dibuat tidak
permanen, namun tetap harus mengutamakan kenyamanan dan persyaratan
sebagai tempat kerja. Desain bangunan kantor ini sebisa mungkin dibangun
dengan biaya konstruksi yang semurah mungkin.
Gudang peralatan berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat ringan, seperti:
vibrator untuk pemadatan beton, mesin genset portable, alat-alat pengukuran
(theodolit), alat-alat untuk pekerjaan finishing(mesin pemotong keramik,mesin bor),
serta berbagai komponen peralatan lainnya.

• Papan Nama Bangunan/ Nomenklatur


Prasasti Proyek/Papan Nama Bangunan/Nomenklatur dibuat pada lokasi
bangunan untuk memberikan ciri atau tanda pada bangunan tersebut. Penyedia
jasa terlebih dahulu harus mengajukan desain dan spesifikasi teknis pekerjaan ini
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. Material yang digunakan adalah
granit 30 x 40 cm agar tulisan terlihat jelas tidak gampang tergerus.

II. PEKERJAAN SALURAN


a. Galian
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain,
yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau
berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan
kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat.
Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi “permukaan
tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas hanyalah material yang akan digali
yang berimplikasi terhadap jenis peralatan dan produktifitas hasil galian.
Galian tanah biasa dalam rangka pengangkatan sedimen di saluran ini adalah
pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa tanah pada umumnya, yang
dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator. Seluruh galian dikerjakan sesuai
dengan garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan /
ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah biasa dimaksudkan untuk daerah yang bahan
hasil galiannya terdiri dari tanah, pasir dan kerikil. Bila ada galian yang perlu
disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau. Tidak ada galian
yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh
Direksi. seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa.
Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus
diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa. Apabila pada saat pelaksanaan
penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih besar dari 1.00 m
yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka pembayaran volume
ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas sepengetahuan
Direksi pekerjaan.
Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat dalam meter
kubik dimana tanah galian dari permukaan kupasan sampai yang sesuai
ditunjukan dalam garis-garis bidang yang sesuai dalam gambar. Pembayaran
untuk galian tanah biasa dibuat dalam meter kubik untuk item dalam BoQ.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada
suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan
dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk
timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak
selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu tempat yang tidak
akan mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.
Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material
yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-
dekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar
pada bagian yang akan ditimbun.
Khusus untuk jaringan tersier yang dimensinya relatif kecil dan berada didaerah
persawahan, agar diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran peggalian atau alternatif
lain berupa galian secara manual.
b. Striping
• Kupasan adalah penggalian humus (tanah organik) berikut rumput dan
batuan, yang akan dilakukan pada semua dasar tanah, atau pembentukan
badan jalan, material galian dapat dipakai kembali sebagai bahan timbunan, yang
disetujui, Direksi Pekerjaan.
• Pelaksanaan kupasan harus dilakukan dengan cara mengupas semua
material dan semua bahan organik seperti rumput, tanah lapis atas dan sisa akar,
yang tidak termasuk didalam pembersihan medan. Kedalaman minimum pekerjaan
kupasan adalah 0,20 meter.
• Untuk pelaksanaan pengupasan pada daerah lokasi yang dibuka dengan kondisi
hutan berat dan batuan diperlukan peralatan mekanis Buldozer atau excavator.
Untuk pembentukan pada daerah penggalian kupasan untuk akses jalan bendung
digunakan buldozer, Bahan hasil kupasan harus ditumpuk. Tumpukan semua
material/sampah hasil kupasan dapat dipergunakan sebagai bahan timbunan atas
persetujuan Direksi Pekerjaan.

III. PEKERJAAN PASANGAN


a. Semen ( PC )
• Semen yang dipakai adalah semen Portland sesuai dengan Standar Indonesia NI
8.ASTM, model C. 150 atau Standar Inggris model BS 12.
Pengujian dan Pemeriksaan.
• Sampling, pemeriksaan dan pengujian semen-semen bila diperlukan akan
dilakukan oleh Direksi dan bahan Sampling, pengujian dan pemeriksaan harus
sesuai dengan standar Indonesia NI 8 atau ASTM Model C.150 atau test yang
equlvalent dengan standar inggris. Direksi dan tempat semen dikeluarkan dari
pabrik. Dereksi setiap saat mempunyai wewenang untuk meneliti dan memeriksa
meterial, laporan analisa laboratorium dan pengambilan sample semen untuk
diperiksa. Semen yang bergumpal- gumpal dan gumpalan tersebut tidak bisa
dihaluskan kembali dengan jari akan tidak memenuhi syarat (melewati batas
umurnya) dan harus dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Penyedia Jasa Harus
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pengambilan contoh
(sample) tersebut.
• Direksi dapat memeriksa semen yang tersimpan dalam gudang setiap waktu
sebelum semen itu dipergunakan. Semen yang tidak memenuhi syarat tidak boleh
dipakai. Jika ternyata ada semen yang tidak memenuhi syarat dan telah
terpasang, maka bagian yang telah menjadi campuran beton, adukan semen dan
grout tersebut dibongkar dan diganti dengan semen yang baru atas biaya Penjedia
Jasa.Pengetesan selinder, kubus beton atau campuran semen yang akan
digunakan, dapat diperintahkan oleh Direksi setiap waktu untuk maksud keperluan
testing, dan Penyedia Jasa harus melaksanakan dan mempersiapkan semen dan
campuran semen / beton yang diminta untuk test tampa pungutan bayaran
terhadap Direksi.
Semen boleh saja tidak dipakai sebagai kebijaksanaan dari Direksi seandainya
tidak memenuhi Syarat – Syarat yang dibutuhkan.
b. Gudang dan penyimpanan
• Penyedia Jasa harus menyediakan suatu tempat penyimpanan ( gudang ) yang
memenuhi syarat untuk menyimpan semen semen tersebut, dan setiap waktu
semen tersebut harus dilindungi dari kelembabandan pembekuan.
• Tempat rumah penyimpanan semen – semen tersebut harus benar- benar rapat/
tertutup, mempunyai jarak lantai minimum 50 cm di atas permukaan tanah, dan
luasnya juga harus cukup untuk menyimpan semen yang didatangkan . selain itu
untuk menghindari adanya penundaan- penundaan, gangguan-gangguan
pekerjaan harus mempunyai peralatan luas agar dapat menampung truk yang
mengangkut semen-semen tersebut secara terpisah,sehingga masih ada jalan
untuk menarik / mengambil ( sampling ) semen tersebut, menghitung semen yang
akan disimpan ataupun semen yang akan dipindahkan. Semen pada kantong /
zack, jangan ditumpuk melebihi 2 meter.
• Untuk menghindari penyimpanan semen yang terlalu lama atas semen-semen
yang telah dikirim tersebut, Penyedia Jasa harus mengatur penggunaan semen-
semen yang ada dalam zack-zack tersebut secara berturut-turut sesuai urutan
waktu pengiriman sampai kelokasi ,setiap pengiriman dari semen tersebut harus
langsung disimpan dan dengan mudah dapat dibedakan antara kiriman-kiriman
satu dengan yang lain. Semua zack zack semen bekas yang sudah kosong segera
dikumpulkan dan ditandai sedemikian rupa atas persetujuan Direksi sebelum
dibuang.
• Penyedia Jasa harus menyediakan alat timbang yang baik, teliti dalam skala yang
memenuhi syarat untuk pengetesan berat semen yang disimpan pada setiap
tempat yang berhubungan dengan pekerjaan bila diminta oleh Direksi.
• Penyedia Jasa harus memperkerjakan penjaga gudangyang baik maupun menata
pergudangan / tempat penyimpanan semen tersebut , menyimpan dan mencatat /
dengan baik semua pengiriman dan pemakaian semen. Salinan dari catatan
tersebut juga harus diberikan / diperlihatkan kepada Direksi bila diminta dan juga
memperlihatkan secara detail jumlah zack semen yang telah digunakan selama
pelaksanaan tiap-tiap bagian pekerjaan

c. Pasir, Split dan Bahan – bahan Perkuatan.


Ruang Lingkup Kerja
• Semua pasir, Split dan bahan perkuatan yang akan dipakai untuk semua Bahan
bangunan dan pekerjaan lain diatas dasar dokumen kontrak,dan untuk semua
hal yang ada hubungannya dan yang mungkin dimintaoleh Direksi, yang terdiri
dari material, harus di rinci dan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
sudah dirubah oleh Direksi pada setiap pekerjaan tertentu.

Handling dan Stockpilling


• Penyedia Jasa harus mengangkut, membongkar, dan menutup semua pasir,
Splite dan bahan perkuatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan bangunan- bangunan yang dilaksanakan.
• Semua cara-cara yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa seperti membongkar,
memuat dan menumpuk pasir, splite dan bahan perkuat setiap waktu harus
disetujui oleh Direksi.
• Lokasi dan pengaturan pada semua daerah penimbunan / penyimpanan harus
disetujui oleh Direksi. Penyedia Jasa harus membersihkan dan dan mengatur
drainase semua tempat yang dipersiapkan untuk menyimpan dan harus
mengatur penyimpanan pasir, splite/batu pecah 2x3 dan bahan perkuatan
sehingga kerusakan ataupun kehilangan dapat dikurangi seminimal mungkin.
Penyimpanan bahan tidak berhubungan dengan tanah maupun bahan-bahan
lain sebagai akibat air banjir dan atau air tanah.
• Penyedia Jasa harus menyediakan biaya untuk pemrosesan kembali pasir,
splite/batu pecah 2x3 atau bahan perkuatan yang mungkin akan menjadi rusak
disebabkan oleh tempat penyimpanan yang tidak memadai dan perlindungan
yang kurang baik. Penyedia Jasa juga harus melakukan cara penyimpanan
semua material secara langsung dan berlapis. Pasir, splite/batu pecah 2x3 dan
bahan perkuatan yang dipindah-pindah dari sutu tempat ketempat penyimpanan
yang lain, kecuali pada suatu keadaan tertentu, yang diperlukan penyediaan
jalan untuk truk dalam penempatan material secara berlapis. Penyedia Jasa
harus menghindari kerusakan-kerusakan pasir, splite/batu pecah 2x3 dan
bahan perkuatan yang mungkin terjadi, pada waktu truk yang melewati tempat
penyimpanan.
Pasir
• Jenis pasir yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi adalah pasir alam yang
diambil dari sungai sungai ataupun pasir alam yang didapat dari lain sumber,
harus mendapat persetujuan Direksi.
• Semua pasir alam yang diperlukandalam pekerjaan konstruksi Penyedia Jasa
harus mengusahakan dan mendapatkan dari sungai ataupun sumber alam yang
lainnya yang telah disetujui.
• Kalau pasir itu diperoleh dari sumber-sumber yang tidak dikuasai oleh
Pemerintah, maka Penyedia Jasa harus membuat suatu program pengaturan
/pembicaraan khusus dengan pemilik usaha pasir tersebut dan Penyedia Jasa
harus membayar semua biaya-biayanya.
• Persetujuaan tentang pasir yang diperoleh dari sumber-sumber alam, jangan
ditafsirkan sebagai suatu persetujuan yang sah untuk semua material yang
diperoleh dari sumber-sumber alam lainya, Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab penuh atas semua kualitas dari semua material yang dipergunakan
dalam persiapan dan persetujuaan test dari Direksi, dengan contoh sebanyak
yang sebagai sample dari pasir alam tersebut dan selambat-lambatnya 12 hari
sebelum pemakaian bahan-bahan tersebut sudah diperiksa.
• Deposite pasir alam harus dibersihkan vegetasi, bahan-bahan lain yang
mengotori dan dapat menimbulkan pasir tidak baik.
• Pasir harus benar-benar bersihdan bebas bahan-bahan organik maupun
anorganik yang menimbulkan pasir tidak baik.Jumlah persentasi dari semua
material tersebut beratnya tidak akan melebihi 6 %. Pasir yang baik adalah yang
berbentuk tanjam, cubical, keras, tebel dan tahan lama.
• Semua pasir yang digunakan untuk pekerjaan beton seperti yang telah
ditentukan harus berupa pasir alam, sesuai dengan stndard Indonesia PBI
1971. Pasir yang digunakan untuk adukan bagi pekerjaan pasangan atau batu
atau tubuh pekerjaan, harus berupa pasir alam dan bila di test harus memenuhi
standard Indonesia.
• Pasir-pasir alam dapat diminta untuk ditest oleh Direksi untuk menentukan
apakah pasir-pasir tersebut sesuai dengan apa yang telah ditentukan dan
dibutuhkan. Penyedia Jasa harus menyiapkan dan melaksanakan pengambilan
contoh yang diperintahkan oleh Direksi tampa pungutan banyaran yang meliputi
tenaga, material dan operasinya.
Split / Batu Pecah
• Split / Batu Pecah harus didapat dari sumber-sumber yang disetujui yang terdiri
dari Split / Batu Pecah, Batu gunung, batu-batu pecah atau campuran dari semua
itu.
• Split / Batu Pecah harus bersih, bebas dari partikel lunak, satuan yang tebal dan
memanjang, alkali, organik, dan bahan lain yang tidak sesuai, Jumlah pesentase
dari semua bagian yang tidak sesuai ini tidak lebih dari 3 % untuk kandungan
lumpur, tidak boleh lebih 1 %.
▪ Split / Batu Pecah harus dengan gradasi yang baik degan ukuran butir antara 2 cm
– 3 cm atau dengan ukuran yang dibatasi untuk pekerjaan-pekerjaan khusus
seperti yang telah ditentukan.dan bahan-bahan perkuatan mempunyai modolus
yang baik atau bila dengan pengetesan berarti sesuai dengan stndard Indonesia
untuk Conoreto PBI 1971.
▪ Spilt / Batu Pecah sesuai dengan Spesifikasi yang ada ( PBI 1971 ) atau bila ditest
oleh Direksi karena tidak memenuhi spesifikasi, Penyedia Jasa harus mengayak
kembali atau memproses material-material tersebut dengan biaya sendiri,
meningkatkan mutu produksi splite/batu pecah 2x3 sehingga memenuhi syarat
seperti yang disetujui Direksi.

d. Pasangan Batu
• Batu diperoleh dari suatu tempat pengambilan yang telah disetujui. Batu-batu yang
digunakan adalah batu yang disetujui Direksi pekerjaan, dengan berat antara 8 –
25 kg.
• Untuk penggunaan pada pekerjaan pasangan batu, pasangan batu kosong. Koral
jalan, batu bata, maka batu- batu tersebut harus keras, kasar padat dan tahan
lama serta bebas dari retak ataupun pecah.
• Batu untuk pasangan harus dibentuk / dibuat dengan ukuran seperti pada gambar
atau sesuai dengan apa yang diperintahkan Direksi.
e. Penulangan
Bahan – bahan dan Ukuran Tulangan.
• Semua Tulangan beton harus baru dan dari tingkatan dan ukuran yang sesuai
dengan Indonesia Standard for Generate NI.2 PBI 1971 atau ASTM Designation
A.15 dan harus disetujui Direksi.
• Penyedia Jasa dapat diminta untuk menyediakan sertifikat pengesahan beton
yag akan dipakai untuk persetujuan Direksi.
• Tulangan yang dipakai adalah Besi Tulangan Pokok Besi ø 10 - 17 cm dan
Besi Tulangan Bagi Besi ø 8 - 17 cm untuk penulangan saluran sekunder serta
Besi Tulangan Pokok Besi ø 10 - 12 cm dan Besi Tulangan Bagi Besi ø 8 - 12
cm untuk penulangan tersier.
Pembuatan dan Pembersihan.
• Tulangan beton sebelum dipasang harus bersih dari kotoran karat, minyak, oil
dari lapisan yang akan merusak atau mengurangi mutu. Bila mana terdapat
penundaan dalam pengecoran, beton tulangan harus diperiksa kembali dan
harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa
• Tulangan harus dibengkokkan atau dibentuk dengan tepat menurut ukuran yang
ditunjukkan pada gambar-gambar yang dilampirkan atau gambar konstruksi
yang harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa.
▪ Tulangan jangan diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang akan
merusak bahan. Batangan dengan putaran / tekukan atau bengkokkan yang
ditunjukkan pada gambar, jangan digunakan. Semua batangan harus
dibengkokkan dalam keadaan dingin. Pemasangan hanya diperlukan bila
seluruh operasi disetujui oleh Direksi.
Pemasangan.
• Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap penggeseran
dengan menggunakan ikatan kawat besi yang sesuai dengan klip-klip yang
cocok pada persilangan dan harus diganjal dengan kepingan beton atau logam
sesuai dengan keperluan konstruksi. Dalam semua hal pengganjalan yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjalan tersebut
akan digunakan untuk permukaan beton yang akan direncanakan untuk
mendapatkan permukaan yang licin, pengganjalannya harus dibuat dari logam
yang tidak berkarat.
Sambungan.
Bila diperlukan penyambungan tulangan pada suatu titik selain dari pada yang
ditunyuk pada gambar, ciri sambungan harus ditentukan oleh Direksi. Panjang
penyaluran dalam diding vertikal dalam beton harus minimum 30 x diameter
tulangan dan harus disetujui oleh Direksi.
f. Bekisting dan pembongkaran
Kayu
• Kayu harus diperoleh dari sumber yang disetujui Direksi pekerjaan. Kayu harus
dari mutu yang baik. Kayu harus berstruktur yang seragam, berserat lurus,
bebas dari mata kayu, lubang lubang bocor,serangan fungus, pembusukan,
titik-titik, bongkahan,belitan atau retakan – retakan serta kekurangan –
kekurangan dan noda – noda lainnya. Semua persyaratan lainnya yang harus
dipenuhi seperti kekuatan tekanan, tarikan, penyimpanan, penyusunan dan
kelas harus sesuai dengan standar Indonesia untuk kayu N. I. 5 atau seperti
yang ditetapkan Direksi.
Multiplex
• Bahan diperoleh dari mutu standar yang baik digunakan untuk pekerjaan
perkuatan pada permukaan beton, dengan perancah/ bekisting multiplex ukuran
12-18 mm atau yang disetujui Direksi pekerjaan. Sebelum pengecoran wajib
dilakukan pelumasan pada area bekisting yang bersinggungan dengan beton
dengan pelumas (minyak bekisting).
Pembongkaran
• Proses pembongkaran bekisting beton dilakukan setelah beton dianggap
mengeras.
• Pembongkaran bekisting beton dilakukan setelah 8 jam dari pengecoran terakhir
dengan tenaga orang (berbeda-beda tergantung pada setting time beton, setiap
mix design yang dibuat juga berbeda tergantung dari bahanadmixture yang
digunakan). Jika pembongkaran dilakukan sebelum waktu pengikatan pada
beton menjadi sempurna (kurang dari setting time yangdisyaratkan), maka akan
terjadi kerusakan/cacat pada beton tersebut. Upaya dalam mencegah
kerusakan yang terjadi yaitu dilakukan pembongkaran setelah setting time yang
disyaratkan, agar beton dapat mengeras terlebih dahulu

g. Timbunan serta pemadatan


Penyedia Jasa akan mengerjakan beberapa macam material timbunan dan penutupan
kembali di lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain seperti
arahan Direksi. Kualitas dari material harus mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak
termasuk bahan organik atau bahan lain yang tidak diijinkan.
Penyedia Jasa harus semaksimal mungkin menggunakan material hasil galian
sebagai bahan untuk timbunan sejauh secara kualitas memenuhi syarat.
Tidak diizinkan adanya semak, akar, rumput atau material tidak memenuhi syarat lain
yang akan dipakai sebagai bahan timbunan. Kelayakan dari setiap bagian
pondasi untuk penempatan material timbunan dan semua material yang digunakan
dalam konstruksi timbunan adalah sesuai dengan spesifikasi teknik.
Penyedia Jasa harus melaksanakan test uji timbunan (trial embankment) untuk
menentukan efektifitas dari beberapa metode pemadatan dari material yang
tersedia untuk pekerjaan timbunan. Sasaran hasil dari uji test timbunan adalah untuk
mengkonfirmasi efektifitas dari metode pemadatan yang berkaitan dengan jenis
dan ukuran dari alat pemadat, jumlah lintasan untuk ketebalan lapisan yang
disyaratkan, efek getaran terhadap kadar air dan aspek lain dari pemadatan.
Pekerjaan ini termasuk penempatan/penghamparan dari material dari borrow
area, galian dan stockpile dengan perbedaan kadar air dan dalam lajur terpisah
untuk pemadatan dengan peralatan pemadat, kecepatan, frekuensi dan jumlah
lintasan yang berbeda. Hasil percobaan ini tidak membebaskan Penyedia Jasa
dalam segala hal kewajibannya untuk mendapatkan batas pemadatan sebagai yang
ditentukan dalam kontrak
Apabila ditemukan/dijumpai tanah yang berbeda pada waktu pelaksanaan
dikemudian hari, maka percobaan-percobaan lebih lanjut harus dilaksanakan terlebih
dahulu. Bila hasil percobaan pemadatan tanah dilaksanakan untuk tanggul pada
bangunan yang permanen, percobaan tersebut akan dianggap sebagai suatu bagian
pekerjaan dalam penyelesaian pekerjaan tersebut, dan apabila pekerjaan tersebut
gagal dan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan Direksi, maka
Penyedia Jasa harus membongkar kembali pekerjaan permanen yang didasarkan
pada percobaan yang gagal tersebut atas biaya Penyedia Jasa tidak ada
pembayaran terpisah atas percobaan tanah yang dilaksanakan di tempat lain.
Penyedia Jasa akan memberikan informasi kepada Direksi paling tidak 30 (tigapuluh)
hari sebelum pelaksanaan test uji timbunan (trial embankment).
Jenis test yang harus dilaksanakan untuk uji timbunan (trial embankment)
adalah sebagai berikut :
• Kepadatan Lapangan (field density)
• Permeability lapangan (field permeability)
• Berat Jenis (specific gravity)
• Kadar Air (water content)
• Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)
• Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium
• Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)
Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk test uji timbunan (trial
embankment). Semua biaya untuk pelaksanaan test uji timbunan sudah termasuk uji
pemadatan, penghamparan, dan berikut pembongkaran material serta
berkaitan dengan pengujian, pengambilan contoh uji (sample) adalah sudah
termasuk dalam harga satuan yang dapat diterapkan untuk pekerjaan timbunan
dalam BoQ.

h. Bongkar Pasangan Batu semi mekanis dengan jack hammer


Teknis pelaksanaan pekerjaan:
A. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pembongkaran Beton.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : Jack Hammer, dan alat bantu lainnya.

B. Pelaksanaan pekerjaan
1. Pekerjaan ini mencakup pembongkaran saluran lama baik beton, maupun
inrit/plat beton bertulang, baik keseluruhan ataupun sebagian, dimana lokasi
pekerjaan seperti yang ditunjukkan pada gambar kerja
2. Pembuangan bahan hasil bongkaran ke tempat Disposal area yang ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan.
3. Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau dibuang
ketempat yang telah disetujui oleh Direksi pekerjaan menggunakan angkutan truk.
IV. PEKERJAAN JALAN INSPEKSI

Pekerjaan jalan terdiri dari pembuatan jalan inspeksi saluran Irigasi, Semua
pekerjaan yang dibutuhkan untuk pembuatan jalan inspeksi harus sesuai dengan
garis, ketinggian dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang
diinstruksikan oleh Direksi.
Jalan Inspeksi bisa terletak pada tanah galian atau tanah timbunan yang dipadatkan.
Jalan Inspeksi terdiri dari bahu jalan dan badan jalan dengan ukuran 3 m dan 1,50 m
untuk bahu jalan terletak dikanan kiri badan jalan, bagian luar dari bahu jalan pada
jalan inspeksi ditanah galian dikuatkan. Untuk badan jalan Inspeksi dibentuk
mengunakan alat motor grader yang sesuai dengan ukuran dan kedalaman yang
ditentukan.
Setelah badan jalan Inspeksi telah dipadatkan dan disetujui oleh Direksi dilanjutkan
dengan pemasangan lapisan sirtu atau batu koral dengan gradasi tertentu pada celah
celahnya sesuai gambar mengunakan motor grader kemudian dipadatkan dengan
vibro roller.
Sirtu/ Batu pecah diatas disusun diatas lapisan tanah dan harus tegak dan lurus dijaga
supaya ketinggiannya rata batu diatas gilasan vibro roller dengan berat minimal 5-8
ton, paling tidak 4 lintasan Pengilasan dimulai dari tepi rendah keatas dengan
kelebihan lebar tidak kurang dari 30 % dari lebar roda. Dan bila Bila terjadi genangan
pada jalan dialirkan dibuang kedalam rapen terdekat dengan saluran b = 0,30 cm dan
h = 0,30 cm.
Setelah lapisan kepadatan selesai, selanjutnya diberi kerikil isian yang terdiri dari batu
koral atau campuran gradasi dan tidak mengandung bahan tanah lempung.
Bahan pasir koral + 20 Cm disebar diatas lapis tanah yang telah dipadatkan dan
digilas sampai dengan kepadatanan dengan ketebalan 15 cm. Selanjutnyai pada
bagian kiri kanan jalan diberi batu konci ukuran 10-15 cm sesuai kedalaman yang
ditentukan dan lapisan atas dihampar bahan sirtu diberi air dipadatkan dengan Vibro
roller yang mempunyai berat minimal 5-8 ton paling tidak 4 lintasan. Pada tempat-
tempat yang permukaannya terlepas karena kemiringan, harus dibuang dan diganti
bahan yang baik kemudian digilas kembali.

V. PEKERJAAN PASANGAN BATU BRONJONG


Umum

a. Kawat Bronjong yang digunakan harus kawat baja yang digalvanisir


mempunyai standar SNI Ukuran minimum kawat yang ditentukan sebagai
berikut :
Ukuran 2 x 1 x 0,5
Jaring – Jaring / Anyaman, kawat diameter 3 mm
Kerangka, kawat diameter 4 mm
Pengikat, kawat diameter 2 mm

b. Bronjong terdiri dari anyaman kawat Galvanis standar SNI pabrikasi dengan
ukuran 0,5x1x2m. Ukuran yang lebih panjang adalah panjang as utama
atau dengan ukuran seperti ditunjukkan pada gambar atau petunjuk Direksi.
Keranjang bronjong harus mempunyai rangka yang diikat erat dengan
anyaman pada pinggir keranjang. Bronjong yang panjangnya lebih dari satu
meter harus dibagi-bagi sesuai dengan diafragma lubang anyaman menjadi
bagian-bagian yang panjangnya tidak lebih dari satu meter.
c. Kawat yang dipakai untuk pembuatan bronjong harus sesuai dengan
standar ketentuan dan persyaratan .
d. Batu untuk isian bronjong digunakan batu kali/ belah yang mempunyai
diameter mininimal ukuran yang tidak lolos dari ukuran kawat anyaman
yang disusun dengan rapi dan padat dengan spesifikasi dan persyaratan
yang ditentukan.

Pemasangan Keranjang Bronjong .


a. Sebelum membuat bronjong, Penyedia jasa lebih dahulu harus membuat
contoh bronjong dilapangan untuk diperiksa oleh Direksi dan mendapatkan
persetujuan. Semua pekerjaan selanjutnya harus sesuai dengan contoh
elevasi yang tercantum dalam gambar rencana atau sesuai dengan Petunjuk
Direksi.
b. Sebelum dipasang pada tempatnya, bronjong harus direntangkan supaya
mencapai ukuran yang sebenarnya dan semua pinggirnya harus diikat
dengan kawat sesuai dengan petunjuk Direksi. Tiap jajaran bronjong harus
diikat dengan kawat terhadap jajaran sebelahnya pada pinggir bagian atas
dan bawah dan pada sudutnya.
c. Bila dibutuhkan bentuk yang khusus, maka bronjong harus dipotong dengan
rapi dan ujung potongannya harus diikat erat-erat dengan kawat bersama-
sama dengan bagian mana saja yang memungkinkan dari ujung bronjong
yang bersambungan dengannya. Pada bagian dalam dari lengkungan yang
tidak nampak dari penglihatan, maka lubang anyaman akan mengkerut dan
harus diikat erat–erat supaya menghasilkan bentuk yang dikehendaki.
Sambungan diantara Bronjong harus seragam berselang-seling dengan
bagian yang teratur yang disetujui oleh Direksi.
d. Permukaan tanah tempat bronjong yang akan dibangun harus diratakan
sebelum keranjang bronjong dipasang.

Pengisian Bronjong
a. Bahan baku bronjong berupa kawat Digalvanis berdasarkan SNI 03-0090-
1999 ukuran kawat anyam Bronjong Ukuran 3 mm, kawat sisi/ color 4 mm
dan kawat ikat/konci 2 mm dan Batu yang akan digunakan untuk mengisi
bronjong harus kokoh, bentuk anyaman bersagonal dengan lilitan ganda
dan harus simetri. Lilitan harus erat dan tidak terjadi kerenggangan
hubungan antara kawat sisi dan kawat anyaman dililit minimum 3 kali
sehingga bronjong kawat mampu menahan beban dari segala jurusan.
b. Tiap bronjong harus diisi dengan batu dengan tangan secara cermat
menggunakan tenaga manusia, sehingga penempatannya memperkecil
volume rongga diantara batu dalam keranjang yang telah terisi penuh.
c. Bronjong harus diisi sampai 25 mm melebihi sisi bagian atas sehingga
tutupnya dapat merenggang erat diatas batu sebelum ikatan kawatnya
mengendor, jajaran bronjong yang berdampingan harus diisi sampingnya
tidak menonjol. Haruslah dijaga agar supaya bronjong tidak berubah
bentuknya selama diisi.

2. Ukuran dan Pembayaran


Ukuran dan pembayaran pekerjaan bronjong berdasarkan atas harga satuan
penawaran dalam daftar volume pekerjaan untuk jenis pekerjaan yang
bersangkutan, meliputi harga kawat bronjong dan batu, angkutan, persiapan
pemasangan, semua pemasangan dan semua pekerjaan, prosedur dan
keperluan lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan persyaratan teknis dan gambar.

VI. PEMASANGAN CERUCUK

Cerucuk yaitu salah satu perkuatan yang biasanya digunakan pada didaerah dengan
kondisi tanah yang kurang stabil seperti jenis tanah lembek ataupun tanah gambut
dengan elevasi muka air yang cukup tingggi. Ketinggian pondasi cerucuk dapat
dipengaruhi oleh muka air pasang surut. Untuk perencanaan kedalaman dan jarak
antara cerucuk harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan tanah.
Syarat Bahan Pondasi Cerucuk antara lain:
1. Diameter minimum 8 cm dan maksimum 10 cm.
2. Batang kayu cukup lurus dan tidak bercabang
3. Kekuatan minimum kayu kelas II sesuai PKKI 1973
4. Tegangan minimum was kayu kelas III sesuai PKKI 1973

VII. PENUTUP

Demikian persyaratan atau spesifikasi ini dibuat untuk menunjang kelancaran


pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dan apabila dalam persyaratan ini ada
kekurangan atau kekeliruan, Penyedia Jasa tidak boleh mengambil keuntungan dari
hal tersebut, melainkan harus meminta penjelasan dari Direksi Pekerjaan.
Dan apabila ditemukan adanya kesalahan atau adanya penambahan/ pengurangan
pada spesifikasi teknik ini maka harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis
Pekerjaan.

Bengkulu, 25 November 2022

Anda mungkin juga menyukai