Anda di halaman 1dari 94

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

SP E SI FI K A SI U M U M
PASAL SU – 1 LINGKUP PEKERJAAN

SU - 1.1. DESKRIPSI PROYEK


Dalam rangka pemantapan ketahanan pangan nasional dan mendukung pencapaian
target rehabilitasi irigasi 3 juta hektar sebagai salah satu kegiatan Nawacita, maka
Pemerintah Indonesia telah melaksanakan serangkaian usaha secara terus menerus yang
bertitik tolak pada sektor pertanian. Untuk menunjang pembangunan sektor pertanian
perlu pembangunan fasilitas jaringan irigasi guna penyediaan kebutuhan air yang
diperlukan untuk meningkatkan produksi tanaman utamanya beras.
Daerah Irigasi Jatiluhur, SI. Tarum Timur (khusus B.Tt.1 sampai dengan B.Tt.21) termasuk
dengan Saluran Sekunder Cs. adalah salah satu daerah irigasi yang masuk dalam program
Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project, disingkat SIMURP
yang difokuskan pada rehabilitasi infrastruktur yang ada dan meningkatkan
produktivitas dan efisiensi melalui kebijakkan 5 (lima) pilar, yaitu:
Pilar 1, peningkatan keandalan penyediaan air irigasi,

Pilar 2, perbaikkan sarana dan prasarana irigasi,

Pilar 3, penyempurnaan sistem pengelolaan irigasi, Pilar


4, penguatan institusi pengelola irigasi,

Pilar 5, pemberdayaan sumber daya manusia pengelola irigasi.


Lokasi pekerjaan Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Irigasi Tarum Timur Cs.
terletak di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.
SU – 1.2. LINGKUP PEKERJAAN
SU - 1.2.1. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN PENUNJANG
Yang dimaksud dengan pekerjaan persiapan kecuali ditunjukkan lain oleh Direksi
adalah : penyediaan kantor dan base camp, pengukuran dan setting out, mobilisasi dan
demobilisasi peralatan, dan pekerjaan dewatering. Semua kegiatan yang tersebut diatas
harus mendapat persetujuan dari Direksi.
SU - 1.2.2. PEKERJAAN PENDUKUNG
Pekerjaan-pekerjaan pendukung dapat meliputi, antara lain : system penyediaan air, system
pelistrikan, system komunikasi, jalan sementara, system pengeringan air dan fasilitas lain.
SU - 1.2.3. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja, alat berat, bahan dan alat-alat lain yang
digunakan untuk pelaksanaan menjadi tugas Penyedia Jasa. Semua ongkos bongkar muat,
retribusi, asuransi dan ongkos-ongkos lain yang berkaitan dengan ini menjadi beban
Penyedia Jasa dan sudah diperhitungkan dalam analisa biaya.
Semua kegiatan dan peralatan serta tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan
paket pekerjaan ini sebaiknya diasuransikan pada Lembaga Asuransi yang
terakreditasi, yang sebelumnya mendapat persetujuan dari Direksi. Biaya yang
diperlukan Penyedia Jasa dalam penyediaan asuransi ini dan segala resiko yang
mungkin timbul harus sudah termasuk dalam harga kontrak yang dikontrakkan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa
yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.
SU - 1.2.4. KANTOR LAPANGAN, TRANSPORTASI LAPANGAN, DAN FASILITAS
LAINNYA
Penyedia Jasa harus menyediakan: kantor lapangan, tempat tinggal tenaga kontraktor,
barak tenaga kerja, gudang atau sejenisnya yang diperlukan dalam pelaksanaan. Lokasi
penempatan harus menjamin kemudahan untuk operasi dan pemeliharaan selama
dalam pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus memelihara mengerjakan dan memindahkan bangunan sementara
lainnya setelah selesai pekerjaan dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh
Penyedia Jasa untuk mengembalikan lokasi bangunan-bangunan sementara setidaknya
seperti semula sehingga tidak menimbulkan permasalahan lingkungan dan
kenyamanan. Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan
bangunan sementara secara umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada
waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum mendapat
persetujuan Direksi.
Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan semua
pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang, penerangan, jalan, air bersih, MCK, gang,
tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran dan
peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam kontrak.
Untuk menunjang kelancaran pekerjaan Direksi sebagai Pengguna Jasa maka
diperlukan peralatan dan perlengkapan serta kantor Direksi. Penyedia jasa
menyediakan fasilitas tersebut atas biaya Penyedia Jasa, dan tidak ada pembayaran khusus
untuk ini.
Pengguna Jasa memerlukan fasilitas transportasi lapangan untuk kelancaran tugas
direksi lapangan. Penyedia jasa harus mempersiapkan fasilitas transportasi termasuk
operasi dan pemeliharaannya untuk dipinjamkan kepada Pelaksana Teknik Direksi
selama masa kontrak. Fasilitas transportasi tersebut terdiri dari 2 (dua) buah mobil, dan 8
(delapan) buah sepeda motor dalam kondisi baik.
Penyedia Jasa akan mengatur sendiri kebutuhan transportasi lapangan/proyek yang akan
diperlukan oleh Penyedia Jasa dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa
yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.
SU - 1.2.5. PEKERJAAN YANG DILAKUKAN OLEH PENYEDIA JASA LAIN
Proyek menjamin hak untuk melaksanakan setiap pekerjaan di luar Kontrak ini, baik atas
usahanya sendiri maupun Penyedia Jasa lain yang berkaitan dengan Proyek ini. Apabila
pekerjaan demikian merupakan pekerjaan yang terus menerus, maka hak- hak yang
berkaitan dengan bermacam-macam kepentingan di dalamnya harus diatur oleh Proyek
dengan sebaik-baiknya.
Penyedia Jasa setiap saat harus dapat menunjukkan bahan/material dan
penyimpanannya, serta pelaksanaan pekerjaan kepada Pemimpin Proyek atau Penyedia
Jasa-Penyedia Jasa lainnya, dan harus mengkoordinasikannya dengan sebaik-baiknya.
Penyedia Jasa tanpa pungutan apapun harus mengijinkan Proyek atau Penyedia Jasa-
Penyedia Jasa lainnya untuk menggunakan jalan-jalan, jembatan-jembatan, pekerjaan-
pekerjaan instalasi penerangan dan fasilitas-fasilitas lainnya yang dibangun oleh
Penyedia Jasa untuk pekerjaan-pekerjaan yang ada, tanpa mengakibatkan kenaikan harga
atas material, untuk pemeliharaan atau pemanfaatan fasilitas-fasilitas tersebut, dengan
syarat bahwa penggunaan secara itu tidak boleh bertentangan dengan pekerjaan
Penyedia Jasa yang tersebut dalam Kontrak.
SU - 1.2.6. LAIN – LAIN

1. Kualitas hasil pekerjaan yang akan dilaksanakan harus baik dan memenuhi
persyaratan sesuai spesifikasi teknik yang ada dalam Kontrak.

2. Penyedia Jasa harus melindungi Pengguna Jasa dari tuntutan atas paten, lisensi serta
hak cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau
disediakan oleh Penyedia Jasa untuk dan selama pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi,
Peningkatan, dan Modernisasi Irigasi Tarum Timur Cs.

3. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa,


semua barang dan bahan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
adalah baru, belum dipergunakan.

4. Standar satuan yang dipergunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan


penggunaan standar satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat
dielakkan.

5. Beberapa pekerjaan penting yang memerlukan pengujian laboratorium. Biaya


pengujian yang diperlukan ditanggung oleh Penyedia jasa.
6. Dalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa/Pelaksana dan Pengawas wajib
mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk ketentuan yang berlaku.

7. Pekerjaan dibawah ini merupakan pekerjaan yang menjadi kewajiban Penyedia Jasa
untuk melaksanakan atau mengerjakan :
a. Papan Tanda Proyek
i) Penyedia Jasa harus membuat, memasang dan memelihara minimal 1 (satu)
papan tanda proyek. Papan tanda proyek harus menunjukkan dan memuat
nama Pemilik Pekerjaan/Proyek dan nama Penyedia Jasanya, judul nama proyek
disertai perkiraan jumlah hari pelaksanaan.
ii) Lokasi Pemasangan ditunjukkan oleh Direksi/Tenaga Ahli/Insinyur
Konsultan dalam jangka waktu 30 (tiga-puluh) hari sebelum mulai
pelaksanaan pekerjaan. Jika pekerjaan telah selesai dan telah
diserahterimakan, maka papan nama proyek harus dicabut oleh Penyedia Jasa.
b. Jamuan Tamu yang meninjau atau memeriksa pekerjaan dalam batas yang
wajar.
c. Semua pekerjaan yang telah disebutkan dalam spesifikasi, tetapi tidak termasuk
dalam daftar harga satuan pekerjaan (unit price) dalam Daftar Kuantitas (Bill of
Quantities), maka harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa. Pembayaran
pekerjaan hanya akan diberikan kepada jenis pekerjaan yang tercantum di
dalam mata pembayaran seperti disebutkan didalam daftar harga satuan
pekerjaan yang tercantum di dalam Daftar Kuantitas (Bill of Quantities)
pekerjaan yang dikontrakkan.
d. Kontrol kualitas.
Semua material baik tanah, agregat, semen, air dan campuran beton yang akan
dipergunakan dalam pekerjaan ini harus yang mempunyai kualitas yang baik
yang memenuhi standar yg diperlukan. Untuk keperluan ini maka harus
dilaksanakan pengujian-pengujian.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa
yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

PASAL SU – 2 GAMBAR – GAMBAR

SU - 2.1. GAMBAR-GAMBAR KONTRAK


Gambar-gambar yang terdapat di dalam Dokumen Lelang merupakan bagian dari
Dokumen Kontrak. Penyedia Jasa harus mempersiapkan dan membuat gambar-gambar
pelaksanaan berdasarkan dalam dokumen lelang. Pada masa pelaksanaan kontrak
gambar-gambar (desain) yang terdapat didalam dokumen lelang dapat direvisi atas
perintah Direksi Pekerjaan apabila ada masukan (justifikasi teknis) dari Konsultan
Supervisi (engineer).
SU – 2.2. GAMBAR-GAMBAR YANG DIBUAT OLEH PENYEDIAJASA
SU - 2.2.1. UMUM
Penyiapan gambar pelaksanaan dalam rangka mutual-check. Semua gambar yang
dinyatakan di bawah ini, harus disiapkan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi
dan harus diajukan jauh sebelumnya, sehingga Direksi dapat memeriksa dan atau
menyetujui tanpa mengakibatkan penundaan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Penyedia Jasa harus menyediakan juru gambar dan pembantu-pembantunya dalam jumlah
yang cukup dan berkualitas yang mampu menghasilkan semua gambar yang
diperlukan.
Setelah gambar-gambar tersebut diperiksa dan disetujui oleh Direksi, gambar-gambar
tersebut merupakan bagian dari kontrak.
SU - 2.2.2. GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN / KERJA (CONSTRUCTION
DRAWING)
Penyedia Jasa akan membuat semua gambar-gambar yang akan digunakan untuk
pelaksanaan (Construction Drawing) disiapkan dalam kertas ukuran A1 dan harus
selesai paling lama 1 (satu) bulan. Gambar-gambar itu harus berdasarkan gambar
yang terdapat pada Dokumen Lelang dan harus menunjukkan detail-detail yang cukup
untuk tujuan pelaksanaan.
Gambar-gambar Pelaksanaan harus mencakup semua pekerjaan, tetapi tidak dibatasi hal-
hal sebagai tersebut:
1. Situasi yang harus menunjukkan detail-detail penampang saluran
2. Potongan-memanjang yang menunjukkan elevasi permukaan tanah asli, profil-
profil desain:
3. Potongan-melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tanah asli, desain
akhir permukaan pekerjaan tanah dan data yang relevan lainnya. Lebar
pengukuran sampai dengan 10 m dari BPT (Batas Pembebasan Tanah)
4. Demikian pula gambar-gambar pelaksanaan untuk setiap bangunan harus
dibuat dengan cara yang sama, didasarkan pada gambar-gambar dalam
Dokumen Lelang (yang menampakkan secara umum atau bentuk typical),
yang disesuaikan dengan hasil pengukuran situasi lapangan.
Disamping akan digunakan untuk pelaksanaan Pekerjaan. Gambar-gambar
Pelaksanaan akan digunakan sebagai dasar untuk pengukuran kuantitas (mutual
check) dan pembayaran.
Penyedia Jasa harus yakin bahwa gambar-gambar tersebut berisi detail-detail yang cukup
dan semua elevasi permukaan tanah asli yang digambarkan adalah elevasi- elevasi
yang telah disetujui oleh Direksi.
Gambar-gambar pelaksanaan dibuat dan diserahkan kepada Direksi dalam rangkap 5
(lima) beserta tempat menyimpan gambar-gambar yang akan digunakan pada saat
Kegiatan pelaksanaan Pekerjaan.
SU - 2.2.3. GAMBAR KERJA
Gambar-gambar kerja akan disiapkan oleh Penyedia Jasa atau Sub-Penyedia Jasa sketsa
dimensi, tipe material dan lain-lain dari item-item khusus sesuai dengan Gambar dan
spesifikasinya Gambar-gambar tersebut harus diserahkan kepada Direksi untuk
disetujui.
SU - 2.2.4. GAMBAR-GAMBAR UNTUK PEKERJAAN SEMENTARA
Dalam waktu 30 hari setelah diterimanya Surat Perintah Kerja, Penyedia Jasa akan
menyerahkan pada Direksi 3 (tiga) set gambar-gambar untuk diperiksa dan disetujui, yang
menunjukkan pekerjaan-pekerjaan sementara yang utama.
Gambar-gambar tersebut harus menunjukkan lokasi-lokasi dan detail-detail yang
berhubungan dengan komponen-komponen utama dari sarana pelaksanaan, kantor,
bangunan gudang kerja, fasilitas perumahan, daerah gudang dan lain-lain yang
diusulkan Penyedia Jasa untuk dibangun di lapangan atau tempat-tempat lain yang
ditetapkan.
Di samping itu, gambar-gambar tersebut juga harus menunjukkan tempat
pembongkaran material dan peralatan yang diusulkan Penyedia Jasa untuk dibawa ke
lapangan, dan kapasitas untuk tiap item utama dari sarana konstruksi tersebut.
Bila terjadi perubahan yang berkaitan dengan item tersebut di atas pada saat
pembuatan atau sesudah item tersebut beroperasi. Penyedia Jasa harus menyerahkan
gambar-gambar revisi yang menunjukkan perubahan itu kepada Direksi untuk
diperiksa dan disetujui secara tertulis.
SU - 2.2.5. GAMBAR-GAMBAR PURNA LAKSANA (AS-BUILT DRAWING)
Selama dalam tahap pelaksanaan. Penyedia Jasa harus menjaga/melangsungkan
pemutakhiran gambar-gambar purna laksana dari semua jenis pekerjaan yang telah
diselesaikan. Setiap gambar-gambar harus menunjukkan perubahan-perubahan yang
disyahkan, yang telah dibuat terhadap gambar pelaksanaan yang disetujui, dengan
maksud agar gambar-gambar tersebut merupakan proses yang benar dari kondisi
sebagaimana dilaksanakan dari setiap pekerjaan permanen. Format gambar-gambar purna
laksana harus disetujui Direksi.
Gambar-gambar purna laksana harus selalu tersedia guna inspeksi bulanan ke lokasi yang
dilakukan oleh wakil Direksi dan jika bukan gambar yang mutakhir, Penyedia Jasa
harus memperbarui (memutakhirkan) gambar-gambar tersebut dalam waktu 6 (enam) hari
kerja. Gambar pelaksanaan (As Built Drawing) harus dibuat di atas kertas yang berkualitas
baik dan dalam bentuk soft copy / CAD digital electronik bila pekerjaan / sub
pekerjaan telah diselesaikan 100%.
Sesudah seluruh bagian Pekerjaan Permanen yang digambarkan di dalam gambar
kontrak selesai dilaksanakan, gambar Purna Laksana dari bagian pekerjaan permanen
tersebut, setelah disetujui oleh Direksi, harus ditandatangani bersama oleh Direksi dan
Penyedia Jasa atau wakil-wakilnya.
Gambar-gambar Purna Laksana harus dibuat pada kertas yang dapat direproduksi dan
berkualitas baik, sehingga dapat dicopy dengan hasil yang jelas dan dapat dibaca.
Seperangkat gambar purna laksana yang telah jadi harus diserahkan kepada Direksi
untuk diperiksa dan disetujui dalam waktu 30 hari setelah pekerjaan-pekerjaan itu
diselesaikan.
Sebelum pembayaran akhir dibuat, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar-gambar
Purna Laksana lengkap dan memberikan gambar yang paling mutakhir yang
menunjukkan pelaksanaan sebagaimana yang benar-benar dilaksanakan. Gambar-
gambar tersebut adalah sebagai berikut :
1. 1 (satu) set asli pada kertas transparan berkualitas baik (80 gr), ukuran A1:
2. 4 (empat) set cetakan pada kertas berkualitas baik (80 gr), ukuran A-3:
3. 4 (empat) set cetakan pada kertas berkualitas baik (80 gr), ukuran A-1:
SU - 2.2.6. GAMBAR-GAMBAR LAIN
Gambar-gambar selain yang disebutkan di atas yang umumnya diperlukan antara lain:
metode pelaksanaan, diagram skematis, bagian-bagian untuk beberapa macam jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan dan lain-lain, harus diserahkan kepada Direksi
untuk diperiksa dan atau disetujui, dalam waktu 60 hari sebelum kegiatan yang terkait di
mulai.
SU - 2.3. PENYERAHAN, PEMERIKSAAN ATAU PERSETUJUAN GAMBAR-GAMBAR
PENYEDIA JASA
Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk menyiapkan Gambar dan mengajukan gambar
tersebut kepada Direksi sedini mungkin untuk menghindari Penundaan pekerjaan
lapangan, karena tidak tersedianya gambar-gambar yang telah diperiksa dan
disetujui/disahkan oleh Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan Gambar-gambar pelaksanaan atau Gambar Kerja kepada
Direksi untuk diperiksa dan disetujui, dalam hal ini paling lama 7 (tujuh) hari sebelum
waktu dimulainya pelaksanaan atau fabrikasi untuk jenis pekerjaan- pekerjaan
tertentu.
Untuk barang yang harus dibuat di luar lapangan dan diangkut ke lapangan harus
diserahkan lebih awal dari pada batas minimum 60 (enam puluh) hari yang
disebutkan di atas, untuk memberikan waktu yang cukup untuk pemeriksaan,
persetujuan perbuatan, pengiriman dan penerimaan di lapangan
4 (empat) set cetakan yang jelas terbaca. untuk tiap gambar harus diserahkan kepada
Direksi dengan format lembar pengiriman standar yang disetujui oleh Direksi.
Dalam waktu 30 hari kerja setelah menerima cetakan gambar yang diserahkan oleh
Penyedia Jasa. Direksi akan mengembalikan satu sa1inan yang ditandai dan ditanda
tangani serta komentar-komentar yang tergantung pada gambar tersebut masih harus
diperbaiki atau disetujui.
Setelah menerima gambar yang sudah disetujui. Penyedia Jasa berhak untuk memulai
pekerjaan yang tercakup dalam setiap gambar, mentaati setiap koreksi jika
ditunjukkan pada gambar oleh Direksi dan, harus menyerahkan terlebih dahulu.
Dengan lembar lembar penyerahan, 4 (empat) cetakan untuk setiap gambar yang
sudah dikoreksi, bila ada kepada Direksi.
Semua gambar yang telah diperiksa dan disetujui harus disimpan di kantor lapangan
Penyedia Jasa dengan urutan sesuai dan dalam sistem pengarsipan gambar yang
terkontrol dengan baik.
Bila diperlukan perbaikan dari gambar yang diajukan oleh Penyedia Jasa. Penyedia Jasa
akan membuat koreksi yang diperlukan dan atau revisi-revisi pada gambar tepat pada
waktunya dan akan menyerahkan kembali gambar tersebut kepada Direksi dengan cara
yang sama menjadi gambar yang baru dalam 4 salinan. Bila gambar-gambar yang
dikembalikan telah diserahkan kembali untuk disetujui, Direksi akan berusaha dengan
keras untuk menyelesaikan pemeriksaan dan atau persetujuannya terhadap gambar itu
dalam waktu 15 hari kerja; namun hal ini tergantung pada jumlah dan tingkat
kesulitan koreksi revisi yang harus diperiksa. Prosedur ini akan berlanjut sampai
gambar-gambar akhirnya disetujui.
Direksi berhak untuk meminta detail-detail tambahan dan meminta Penyedia Jasa
untuk membuat perubahan-perubahan yang diperlukan pada gambar
pelaksanaan/gambar kerja untuk disesuaikan dengan syarat-syarat dan maksud dari
spesifikasi tanpa biaya tambahan.
Setiap Pekerjaan yang telah dilaksanakan sebelum gambar-gambar pelaksanaannya
disetujui oleh Direksi akan menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap
gambar Penyedia Jasa tidak akan melepaskan/membebaskan Penyedia Jasa dari
kewajibannya dalam mentaati Spesifikasi. Tanggung jawab untuk memenuhi metode
pelaksanaan dan lain-lain
SU - 2.4. BIAYA PERSIAPAN GAMBAR
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa
yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

PASAL SU – 3 STANDARISASI DAN SPESIFIKASI


Semua bahan/material dan peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan harus
menurut standar dan spesifikasi yang telah ditentukan di Indonesia, yaitu SNI atau
setaraf dengan standar dan spesifikasi yang berlaku dan diterbitkan serta disetujui di
negara, dimana peralatan tersebut dibuat. Material dan peralatan tersebut harus
merupakan produk mutakhir atau revisi-revisi dari standar dan spesifikasi, paling
tidak bertanggal tiga puluh (30) hari sebelum tanggal pembukaan penawaran,
termasuk perubahan dan atau tambahan.
Dalam hal ini apabila terjadi ketidak sesuaian persyaratan antara spesifikasi yang
tersedia, standar ataupun kodenya, dengan spesifikasi-spesifikasi yang akan berlaku.
Referensi atau standar dan spesifikasi atas bahan/material dan peralatan dari suatu pabrik
tertentu harus diikuti dengan kata-kata “or equivalent / atau ekivalen”. Penyedia Jasa
boleh mengusulkan ekivalen dari standar, spesifikasi, material atau ekivalen yang
harus menurut ketentuan yang berkaitan dengan yang dicantumkan secara terperinci.
Penyedia Jasa harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapat persetujuan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan
menetapkan setuju atau tidak terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Standar satuan ukuran yang dipergunakan pada dasarnya MKS, sedangkan
penggunaan standar satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak
dapat dielakkan dan dapat dipertanggung jawabkan.
Bilamana suatu referensi dibuat untuk standar atau spesifikasi untuk menyerahkan
bahan/material atau peralatan, seperti the American Society for Testing and Materials,
referensi tersebut harus disebutkan dengan singkatan dari standar atau spesifikasi, yang
disertai dengan surat tersendiri dan atau uraian, seperti ASTM : C 76.
Berikut ini merupakan sebuah daftar mengenai nama singkatan dan kepanjangannya dari
standar dan atau spesifikasi internasional, yang berkaitan dengan Dokumen- dokumen
Kontrak dan termasuk singkatan dari standar dan spesifikasi beserta alamat- alamatnya,
dimana salinan-salinan dari standar dan spesifikasi tersebut dapat diperoleh.
UPFS = United States Federal Spesification from :
Specification Sales (3 FRBS) Building 197 Washington Navy Yard,
General Services Administration, Washington, DC. 20407 USA.
AISI = American Iron and Steel Institute
1000 – 16 th Street NM Washington, DC. USA.
ANSI = American National Standard Institute
1430 Broadway New York, New York 10018, USA.
ASTM = American Society for Testing and Materials 19166 Race Street
Philadelphia, Pennsylvania 19103, USA.
ASME = American Society of Mechanical Engineer 345 East 47 th Street New
York. New York 10017, USA.
AISC = American Institute of Steel Construction, Inc.1221 Avenue of the
American New York, New York 10020, USA.
AWS = American Welding Society, Inc. 2501 NW Seventh Street Miami,
Florida 33125, USA.
AGMA = American Gear Manufacturer Association Empro Building Pittsburgh,
Pennsylvania 15222, USA.
IEEE = Institute of Electrical and Electronics Engineers 345 East 47 th Street
New York, New York 10017, USA.
IPCEA = Insulated Power Cable Engineers Association 192 Washington Street
Belmont, Massachusetts 02178
NEC = National Electrical Code
470 Atlantic Avenue Boston, Massachusetts 02210, USA.
NEMA = National Electrical Manufactures Association, 155 East 44 th Street,
New York, New York 10038, USA.
SAE = Society of Automotive Engineers
400 Commonwealth Drive Pittsburgh, Pennsylvania 15096, USA.
USBR = United States Bureau of Reclamation
Attention Code 1330 PO.Box.25007, Denver Colorado 80225, USA.

Biaya untuk menyerahkan data dan informasi untuk memperoleh persetujuan berdasar SNI
atau ekivalen standar dan spesifikasi atas ekivalen dari bahan/material dan peralatan,
termasuk biaya atas sesuatu data tambahan, test/pengujian dan pengawasan yang diminta
oleh Direksi, harus termasuk dalam harga penawaran dalam daftar kuantitas barang
yang dapat diterapkan dalam pekerjaan.

Catatan :
Standar Internasional diatas dapat digunakan sebagai referensi namun diutamakan SNI
dulu, kalau tidak ada baru memakai equivalent standard.
PASAL SU – 4
PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN

SU - 4.1. PROGRAM PELAKSANAAN


Dalam 14 (empat belas) hari setelah menerima Surat Penunjukan. Penyedia Jasa
diharuskan mengajukan kepada Direksi jadwal waktu pelaksanaan untuk seluruh
pekerjaan dan pekerjaan sementara yang akan dilaksanakan berdasar Kontrak dengan
memakai metode lintasan kritis (CPM) atau yang disetujui Direksi, bersama dengan
disket dan sistem perangkat lunaknya.
Jaringan kerja CPM harus menunjukkan usulan urutan pelaksanaan dan hubungan
yang sesuai antara kegiatan-kegiatan dalam jaringan kerja dan harus memasukkan
kelonggaran waktu dan sumber-sumber untuk melengkapi pekerjaan.
Bersama dengan jaringan kerja CPM, Penyedia Jasa akan mengajukan lembar data
secara rinci untuk tiap-tiap kegiatan dalam jaringan kerja atau batasan yang berisi
data berikut:
a. Nama kegiatan
b. Jangka waktu kegiatan (tanggal awal dan akhir pekerjaan, waktu yang
diperlukan, waktu float)
Hal-hal yang harus sudah termasuk dalam perhitungan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dan daftar serta semua
kelonggaran waktu dan jangka waktu yang dapat dipakai, antara lain:
• Pengukuran, pematokan;
• Persiapan dan persetujuan gambar-gambar;
• Persetujuan benda-benda uji atau uji coba;
• Pengapalan bahan-bahan;
• Pemasangan item-item khusus;
• Kemungkinan penundaan dikarenakan banjir atau kondisi cuaca yang
buruk;
• Libur keagamaan;
• Beberapa faktor lain yang mempengaruhi jangka waktu.
c. Tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Sumber-sumber yang dipekerjakan termasuk :
• Jumlah tenaga kerja termasuk perincian oleh perusahaan, tenaga ahli
atau pengawas apa saja, pengawas tenaga asing dan sebagainya:
• Sarana-sarana dan peralatan termasuk tipe, buatan, kapasitas dan
jumlah.
Jadwal waktu pelaksanaan harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga keseluruhan
pekerjaan akan diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan dalam appendix I pada
penawaran. Sesudah disetujui oleh Direksi, jadwal waktu pelaksanaan beserta lembar-
lembar lampirannya harus digunakan sebagai acuan bagi Program Pelaksanaan dan
tidak diijinkan diadakan perubahan, kecuali ada perpanjangan waktu yang diperbolehkan
berdasarkan Kontrak. Program yang disetujui harus menjadi dasar acuan untuk
membandingkan kemajuan yang dicapai terhadap yang direncanakan. Juga akan
digunakan untuk mengetahui apakah suatu pekerjaan telah selesai tepat pada
waktunya.
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan kelapangan dan juga
kelonggaran dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.
Program Pelaksanaan yang disetujui akan dimonitor secara ketat dan kemajuan semua
kegiatan diperbarui dalam kurun waktu tertentu, dengan maksud untuk membuat
dasar acuan untuk penyiapan laporan kemajuan seperti dijelaskan dalam pasal 5.3.
Spesifikasi Umum.
Bila menurut Direksi, kemajuan pekerjaan tidak sesuai dengan Program Pelaksanaan yang
disetujui, Direksi mempunyai hak meminta Penyedia Jasa untuk menambah sumber-
sumber atau waktu kerjanya sesuai dengan pasal 46 dari Syarat Umum Kontrak. Untuk
selanjutnya, atas permintaan Direksi. Penyedia Jasa akan membuat jadwal yang telah
diperbaiki/disesuaikan dengan maksud untuk mengejar ketinggalan terhadap program
pelaksanaan yang telah disetujui, yang harus secara terus menerus dijadikan dasar
monitoring kemajuan pekerjaan dan syarat untuk penentuan penyesuaian
penambahan atau pengurangan.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi kebutuhan pada Pasal
ini akan dianggap termasuk dalam biaya umum harga satuan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
SU - 4.2. LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN
(1) Pada akhir setiap pergantian pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyiapkan laporan
rinci dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi, yang menunjukkan Staf Pengawas
dan jumlah pekerja dari berbagai klas/tingkatan yang dipekerjakan oleh Penyedia
Jasa di lapangan selama pergantian, bahan-bahan, peralatan dan sarana oleh Direksi.
Pada setiap akhir minggu. Penyedia Jasa harus menyerahkan
3 (tiga) copy laporan mingguan berdasarkan atas laporan harian yang
diterangkan di atas kepada Direksi.
(2) Setiap tanggal 25 tiap bulannya, Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) copy
laporan perkiraan kemajuan/progres bulanan dalam bentuk yang telah
disepakati oleh Direksi secara rinci tentang kemajuan pelaksanaan selama bulan
sebelumnya. Laporan tersebut harus mencakup, tetapi tidak dibatasi hal-hal
berikut:
a. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan
laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya;
b. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan;
c. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaiannya;
d. Daftar tenaga kerja dan posisi yang digunakan selama periode pelaporan;
e. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan. Daftar tersebut harus memperlihatkan kegiatan
mana yang sedang dilakukan setiap harinya, tidak bekerja atau rusak/cacat.
f. Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan sebagai berikut :
1) Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan persiapan
2) Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan bangunan
3) Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan saluran
4) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan saluran pembuang
5) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan modernisasi
6) Jumlah banyaknya bangunan, dll.
g. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
h. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya.
i. Uraian secara rinci semua faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan
pekerjaan dan solusi yang diusulkan Penyedia Jasa.
j. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.
k. Photo kemajuan pelaksanaan sebagaimana diuraikan pada Sub-pasal 5.5.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa
yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

SU - 4.3. JADWAL (SCHEDULE) HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN


Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) rangkap Rencana Mingguan yang sudah
disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk minggu berikutnya. Rencana
tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan dan
peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun untuk
hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan
beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan Sistim Bar-Chart
pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan
volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada Direksi pada hari
ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa
yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

SU - 4.4. PERTEMUAN GABUNGAN UNTUK MEMBICARAKANKEMAJUAN.


Pertemuan berkala antara personil inti dari Direksi dan Penyedia Jasa harus diadakan
minimal 1 (satu) kali dalam sebulan, pada waktu dan tempat yang telah disetujui
kedua belah pihak. Tujuan dari pertemuan ini adalah membicarakan kemajuan yang
telah dicapai, rencana kerja untuk minggu berikutnya dan masalah-masalah yang ada
yang berakibat langsung terhadap kegiatan kerja yang segera dilaksanakan.
Semua biaya diadakan oleh Penyedia Jasa sesuai kebutuhan pada Sub-pasal ini akan
termasuk dalam biaya umum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

SU - 4.5. PHOTO-PHOTO KEMAJUAN PELAKSANAAN


Penyedia Jasa akan melengkapi semua laporan kemajuan pelaksanaan dengan photo
berwarna setiap kemajuan kerja yang dicapai, pada lokasi-lokasi yang ditentukan oleh
Direksi selama periode Kontrak.
Photo akan diambil pada awal, selama berlangsung dan tahap selesai (0%, 50%, 100%)
untuk masing-masing bagian utama pekerjaan atau bagian pekerjaan dan pada saat
lain yang langsung ditentukan oleh Direksi. Photo akan disediakan untuk Direksi, dan
dilampirkan ke dalam laporan progres bulanan yang ditetapkan pasal 5.3.
Uraian singkat dan tangal masing-masing photo akan disertakan.
Semua biaya diadakan oleh Penyedia Jasa sesuai kebutuhan pada sub-pasal ini
termasuk biaya umum harga satuan dalam Kuantitas dan Harga (Bill of Quantities).

PASAL SU – 5
BAHAN-BAHAN DAN PERALATAN YANG DISEDIAKAN OLEH
PENYEDIA JASA
SU - 5.1. UMUM
Penyedia Jasa akan menyediakan semua bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Semua bahan dan peralatan yang merupakan bagian dari
Pekerjaan Permanen harus dalam keadaan baru dan sesuai dengan standar yang ditetapkan
dalam Spesifikasi atau Standar yang ditunjukkan dalam pasal 4 pada Spesifikasi
Umum.
Semua bahan, pipa, katup, kelengkapan dan aksesoris harus sesuai pada persetujuan dari
yang direkam dengan penjelasan kepada Direksi. Kontraktor harus menyediakan sendiri
akses yang diperlukan untuk Pekerjaan dan fasilitas sementara untuk memotret setiap
bagian dari pekerjaan pada setiap tahap konstruksi atau pembuatan. Pengambilan foto
dilakukan pada posisi yang sama.
Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang
diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi memandang
belum sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera memenuhi
kekurangannya, dalam penyedian semua perlengkapan dan peralatan harus lengkap
dengan spare partnya yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan dapat
dikerjakan dengan lancar dan baik.
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak
tersedia dipasaran maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin
tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan
dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan
pengganti.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang lengkap, brosur
dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapat persetujuan, dan harus disediakan
sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dari sejak penerimaan Surat
Perintah Kerja. Persetujuan dari Spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak
meringankan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan
Kontrak.
SU - 5.2. SARANA PELAKSANAAN
Penyedia Jasa akan menyediakan sarana pelaksanaan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan penyelesaian dan perbaikan agar dapat dilakukan secara
efisien. Jika dipertimbangkan perlu untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
Kontrak. Direksi akan memerintahan Penyedia Jasa untuk mengirim tambahan sarana dan
peralatan. Semua sarana dan peralatan yang disediakan oleh Penyedia Jasa harus
lengkap dengan semua suku cadangnya dan Penyedia Jasa harus menyimpan dalam
jumlah yang cukup semua suku cadang untuk sarana dan peralatannya guna
menjamin pelaksanaan Pekerjaan yang efisien.
Setiap saat jumlah dan jenis sarana dan peralatan harus dalam kondisi dapat
dioperasikan dengan baik dan tidak kurang dari jumlah yang ditunjukkan dalam
Jadwal Pelaksanaan yang telah disetujui.
SU - 5.3. BAHAN-BAHAN PENGGANTI
Penyedia Jasa harus berupaya semaksimal mungkin untuk menyediakan bahan-bahan yang
ditetapkan, kecuali jika bahan-bahan yang ditetapkan tidak tersedia karena alasan di
luar batas kemampuan dari Penyedia Jasa. Bahan-bahan pengganti boleh digunakan
dengan ketentuan bahwa tidak boleh menggunakan bahan pengganti tersebut tanpa
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Direksi.
Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga tidak akan disesuaikan untuk
menambah biaya antara bahan-bahan yang dipilih dan bahan-bahan pengganti yang
benar-benar disediakan.
SU - 5.4. PEMERIKSAAN SARANA DAN BAHAN-BAHAN
Sarana dan bahan-bahan yang disediakan Penyedia Jasa yang berkaitan dengan
pekerjaan harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu sesuai dengan Kontrak pada salah
satu atau lebih lokasi-lokasi berikut yang ditetapkan oleh Direksi.
a. Tempat produksi atau pabrik.
b. Tempat pengapalan / pengangkutan;
c. Lapangan
Penyedia Jasa harus menyampaikan beberapa informasi-informasi pada Direksi
mengenai sarana dan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh Direksi untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaan tersebut dalam hal apapun tidak membebaskan Penyedia Jasa
dari tanggungjawabnya untuk penyediaan sarana dan bahan-bahan yang sesuai
dengan spesifikasi.
SU – 5.5. PROGRAM DAN PERHATIAN PADA SARANA
ANGKUTAN
Bersamaan dengan penyampaian jadwal pelaksanaan. Penyedia Jasa akan
menyerahkan kepada Direksi program transportasi yang lengkap untuk sarana,
bahan-bahan dan sarana pelaksanaan, yang menunjukkan secara detail urutan dari
pengangkutan dan pengiriman ke lokasi sesuai jadwal pelaksanaan yang diajukan.
Semua kegiatan transportasi yang utama dan waktunya harus ditunjukkan dalam
Program Pelaksanaan yang Disetujui.
Penyedia Jasa akan selalu memberikan informasi kepada Direksi kedatangan sarana bahan-
bahan material dan sarana pelaksanaan di lapangan.
SU – 5.6. SPESIFIKASI, PAMFLET/BROSUR DAN DATA YANGDISEDIAKAN OLEH
PENYEDIA JASA
Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) set spesifikasi
lengkap, brosur, data yang lengkap dari bahan-bahan/material dan sarana yang akan
diadakan sesuai Kontrak dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum diadakan
dilaksanakan.
Persetujuan terhadap semua Spesifikasi, brosur dan data, dalam hal apapun tidak
membebaskan Penyedia Jasa dari segala tanggungjawab dalam hubungannya dengan
Kontrak.
Semua biaya diadakan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi kebutuhan pada pasal ini yang
dianggap sudah termasuk dalam biaya umum harga satuan yang dimasukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

PASAL SU – 6
SURVEY DAN PENGUKURAN PEKERJAAN

SU – 6.1. UMUM
Pekerjaan ini dibagi tiga (3) tahap, sebagai berikut :
a. Tahap sebelum pelaksanaan dimulai
b. Tahap selama pelaksanaan berjalan
c. Tahap sesudah pelaksanaan selesai dan akan diserahkan untuk pertama kali
serta kedua kalinya.

SU – 6.2. BENCH MARK


Bench mark dasar untuk Kegiatan Pelaksanaan pekerjaan haruslah Bench Mark-Bench
Mark yang ditentukan oleh Direksi dan atau yang ditunjukkan pada gambar di
Dokumen Lelang.
Penyedia Jasa harus melakukan konfirmasi terhadap ketelitian dari setiap Bench Mark-
Bench Mark yang lain dengan melakukan survey pengecekan terhadap Bench Mark-
Bench Mark dasar tersebut. Dalam hal Bench Mark tersebut rusak yang disebabkan
aktivitas pelaksanaan, Bench Mark tersebut harus diganti oleh Penyedia Jasa dengan biaya
sendiri.
Penyedia Jasa yang membuat Bench Mark sementara (Temporary Bench Mark/TBM)
dengan interval tidak lebih dari 500 m sepanjang lokasi pekerjaan. Desain dan lokasi
dari masing-masing TBM harus disetujui Direksi. Elevasi-elevasi semua TBM harus
dibuat dan disetujui oleh Direksi sebelum TBM tersebut digunakan untuk survey pra
pelaksanaan atau kemajuan pekerjaan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa
yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.
SU - 6.3. SURVEY PRA-PELAKSANAAN
Penyedia Jasa bertanggungjawab untuk membuat gambar-gambar yang diuraikan
dalam bagian 3 dari spesifikasi Umum dan gambar-gambar tersebut harus
menggambarkan semua perubahan yang diperlukan karena kondisi-kondisi setempat.
Sehingga adalah menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa untuk melaksanakan semua survey
yang dibutuhkan sebelum membuat gambar palaksanaan. Setiap survey akan mencakup
(tetapi tidak terbatas) hal-hal berikut ini:
a. Pekerjaan Pematokan secara umum sesuai dengan Gambar Kontrak, termasuk
setiap pematokan kembali yang diperlukan karena perubahan alinemen yang
timbul pada saat pembuatan gambar pelaksanaan:
b. Survey pemotongan melintang pada interval kurang lebih 50 m diukur sepanjang
tengah yang direncanakan.

SU - 6.4. PEKERJAAN PENGUKURAN


1. Sebelum memulai pekerjaan pengukuran, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan metode dan peralatan yang akan
digunakan untuk pengukuran situasi dan detail dari letak tampang melintang.
2. Pekerjaan pengukuran harus dilakukan bersama-sama dengan pengawas
pengukuran. Hasil pengukuran harus disetujui oleh assisten survey dan desain.
3. Patok-patok dan hurufnya harus dicat dengan warna sesuai dengan ketentuan
dalam Kriteria Perencanaan Irigasi dan petunjuk Direksi.
4. Patok-patok harus dibuat dari kayu kelas 2, dengan ukuran diameter 10 cm, diatas
tanah 40 cm, kecuali patok poligon dan waterpass diameter 6 cm, dipancang 50
cm diatas tanah 25 cm.
5. Patok As
(a) Untuk pekerjaan peninggian dan perkerasan jalan inspeksi, Penyedia Jasa
harus memasang patok-patok as sepanjang ruas jalan dengan jarak 50 m.
(b) Ukuran dari patok-patok as paling kecil harus : diameter 6 cm, panjang 75 cm
dan dipancangkan ke dalam tanah 60 cm. Patok-patok dicat dan diberi kode
nomor.
6. Patok Petunjuk
(a) Harus dibuat patok petunjuk dari kayu kelas 2 yang diikatkan berdasarkan
patok as tanggul.
(b) Patok petunjuk untuk tanggul ditempatkan tegak lurus dengan as tanggul,
dengan jarak maksimum 5 mm dari kaki luar tanggul rencana.
(c) Ukuran dari patok-patok petunjuk ini paling kecil harus diameter 10 cm,
panjang 100 cm, dan dipancangkan ke dalam tanah 60 cm, dicat biru dan
harus diberi keterangan-keterangan dengan warna putih, sebagai berikut :
(i) Nomor patok
(ii) Elevasi dari puncak patok
(iii) Jarak dari as rencana
(iv) Elevasi dari pekerjaan rencana
(d) Patok-patok petunjuk ini harus dilindungi selama pelaksanaan pekerjaan dan tidak
akan dipindahkan atau ditimbun.
(e) Profil-profil melintang tanggul rencana harus dibuat tiap 50 m. Profil-profil
harus dibuat dari bambu utuh lurus dengan diameter paling kecil 40 mm, dan
sambungan-sambungan dikuatkan dengan paku atau tali.
7. Untuk pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa harus melakukan setting out dengan
menempatkan patok-patok Bantu pada setiap sudut dan bouw plank / papan
pembantu pada bagian-bagian yang membutuhkan.
8. Pengukuran Krib/Pelindung tebing pada alur sungai.
(a) Untuk pekerjaan krib pelindung tebing, Penyedia Jasa harus memasang
minimum tiga (3) patok as setiap krib, dan membersihkan daerah kerja sampai
jarak antara 10 m – 30 m dari tepi-tepi sungai.
Ukuran dari patok-patok ini paling kecil adalah diameter 10 cm, panjang 100
cm dan dipancang ke dalam tanah sampai kedalaman 60 cm. Patok-patok dicat
kuning dan diberi keterangan-keterangan dengan warna merah sebagai
berikut :
(i) Nomor krib
(ii) Elevasi dari puncak patok
(iii) Jarak dari patok ke tiang pertama dari krib (dari krib beton)
(iv) Elevasi puncak krib
(b) Penyedia Jasa harus menyelenggarakan pengukuran kembali tampang
melintang tebing dan alur sungai pada setiap krib, meliputi semua patok
petunjuk krib, lokasi yang diteliti dari garis batas depan krib atau sungai, dan
ditunjukkan dalam gambar tampang lintang.
9. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pengukuran dan perlengkapannya, juru-
juru ukur dan pekerja-pekerja yang diperlukan.
10. Apabila Penyedia Jasa tidak dapat menyediakan semua atau sebagian seperti
tercantum dalam butir (9), maka Direksi dapat menunjuk pihak ketiga dan seluruh
biaya untuk itu menjadi beban Penyedia Jasa.
11. Semua patok-patok pengukuran termasuk Bench Mark yang terdapat pada
daerah/lokasi pekerjaan harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik sampai
pekerjaan tersebut diterima oleh pihak Proyek untuk kedua kalinya.
12. Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran terakhir apabila pekerjaan yang
dilaksanakannya telah selesai 100%.
13. Hasil pengukuran akhir ini digambarkan pada lembar gambar pelaksanaan (CD)
yang merupakan as built drawing, dan diserahkan pada waktu penyerahan
pekerjaan.
SU – 6.5. TINGGI PERMUKAAN ASLI YANG DIGUNAKAN
DALAM PENGUKURAN
Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan Kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah, sekurang-
kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja Penyedia Jasa memberitahukan
kepada Direksi secara tertulis untuk menyelesaikan dan melaksanakan pengukuran
kembali ketinggian muka tanah tersebut.Dalam segala hal sebelum memulai pekerjaan
tanah, Penyedia Jasa akan mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang
diduduki, dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui oleh
Direksi. Ketinggian muka tanah yang ditentukan perlu mendapat persetujuan Direksi.
Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa
yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan
SU - 6.6. BANTUAN STAF DIREKSI UNTUK SURVEY
Penyedia Jasa harus menyediakan alat-alat survey (waterpass, theodolite dan alat-alat
bantu lainnya) untuk keperluan Direksi guna pengecekan terhadap patok yang
dipasang oleh Penyedia Jasa dan pengukuran Pekerjaan selama pelaksanaan.
Penyedia Jasa bersama - sama dengan Direksi dalam pemeriksaan setting-out dan
dalam melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan pekerjaan yang
diperlukan dalam proses pembayaran. Setting out/pengukuran harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Tenaga Ahli/Insinyur Konsultan Pengawas. Dalam
pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga, cetakan profil
dan lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan pengukuran kemajuan
pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
Semua biaya untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut diatas merupakan beban
Penyedia Jasa karena tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang
dikontrakkan.
SU - 6.7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN PEKERJAAN
SURVEY DAN PENGUKURAN PEKERJAAN
Biaya semua pekerjaan survey yang dibutuhkan untuk pematokan pengukuran dan
modifikasi gambar-gambar dan untuk ketentuan yang lan-lain yang dibutuhkan oleh
Direksi untuk pengecekan pematokan dan pelaksanaan survey pengukuran yang
diuraikan dalam pasal ini akan ditanggung oleh Penyedia Jasa dan sudah termasuk
dalam jumlah biaya umum harga satuan yang dimasukan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
PASAL SU – 7
PEKERJAAN-PEKERJAAN SEMENTARA

SU - 7.1. UMUM
Semua pekerjaan sementara meliputi jembatan darurat beserta jalan masuk, kistdam,
dewatering, pengelak dan lain-lain, akan dioperasikan, dipelihara dan secara bertahap
dibongkar oleh Penyedia Jasa, kecuali ditentukan lain dalam Kontrak.

SU - 7.2. LOKASI/LAPANGAN
Penyedia Jasa harus membatasi, sejauh dapat dilakukan, perpindahan pekerja-pekerja dan
peralatan ke lapangan termasuk rute-rute jalan masuk yang sudah disetujui oleh Direksi
dengan maksud untuk meminimalkan kerusakan tanaman dan hak milik dan akan
berusaha sekuat tenaga untuk menghindari kerusakan tanah. Bekas roda kendaraan
dan garutan akibat roda kendaraan harus diperbaiki dan kerusakan lahan harus
dikembalikan semaksimal mungkin seperti kondisi aslinya.
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab langsung pada Pemilik pekerjaan untuk
beberapa pelanggaran atau kerusakan yang tidak perlu atau kerusakan tanaman atau lahan
sebagai akibat pengoperasian, apakah tanaman atau lahan tersebut milik Pemilik Pengguna
Jasa atau orang lain dan akan mengganti rugi kepada Pengguna Jasa atau orang lain
terhadap semua kerugian-kerugian dan tuntutan-tuntutan untuk setiap kerusakan dan
kerugian.

SU - 7.3. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


SU - 7.3.1. RUANG LINGKUP
Mobilisasi dan Demobilisasi dalam Daftar Kuantitas dan Harga (“Bill of Quantities”)
dimaksudkan pengangkutan sarana pelaksanaan yang akan digunakan ke lapangan
berdasarkan jadwal pelaksanaan yang disampaikan setelah penerimaan Surat Perintah
Kerja. Mobilisasi peralatan berat dan peralatan lainnya, sesuai dengan jadwal yang
diserahkan juga termasuk dalam mobilisasi.
Penyedia Jasa diperbolehkan dengan ijin dari Direksi, setiap saat selama pelaksanaan,
melakukan perubahan, pengurangan dan atau penambahan sarana pelaksanaan dan
personil.
Mobilisasi untuk semua peralatan yang diperlukan untuk memulai pekerjaan harus
selesai sebelum pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang disetujui oleh Direksi.
Demobilisasi akan termasuk pemindahan semua peralatan dari lokasi sesuai dengan
jadwal.
SU - 7.3.2. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Sub pasal ini mengacu untuk mobilisasi dan demobilisasi seperti yang dijelaskan dalam sub
pasal 1.2.3. Harga “lumpsum” akan dibayarkan adalah sebagai berikut:
a. 50 % apabila semua perlengkapan ditunjukkan dalam jadwal Pelaksanaan yang
telah disetujui, sampai di lokasi;
b. 50 % apabila kegiatan-kegiatan telah selesai dan peralatan telah dipindahkan dari
lokasi.
Harga “lumpsum” sudah termasuk kompensasi penuh untuk setiap biaya yangdikeluarkan
oleh Penyedia Jasa untuk mobilisasi dan demobilisasi.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi kebutuhan pada pasal
ini yang dianggap sudah termasuk dalam jumlah “lumpsump” yang dimasukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

SU - 7.4. KANTOR LAPANGAN, GUDANG, BENGKEL, BARAKTENAGA KERJA


DAN LAIN-LAIN.
Penyedia Jasa akan menyediakan, menjaga dan mengoperasikan semua bangunan dan
halaman kerja seperti Kantor Penyedia Jasa, kantor lapangan, gudang-gudang,
bengkel-bengkel, barak tenaga kerja dan bangunan-bangunan sementara dan
halaman-halaman kerja lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan
memindahkannya pada saat selesai pekerjaan.
Kantor Penyedia Jasa harus menyediakan kantor lapangan termasuk yang pertemuan yang
memadai. Penyedia Jasa akan menyampaikan usulan lokasi kantor lapangan, gudang,
bengkel dan lain-lain yang diperlukan selama pelaksanaan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan. Pelaksanaan bangunan tersebut tidak boleh dimulai sebelum
proposal tersebut disetujui Direksi. Fasilitas kantor yang memadai akan disediakan di
lapangan untuk Wakil Direksi dan stafnya.
Kantor staf Penyedia Jasa di lapangan dan barak tenaga kerja akan disediakan lengkap
dengan fasilitas yang diperlukan untuk drainasi, lampu penerangan jalan-jalan, jalan
setapak, tempat-tempat parkir, pagar, sanitas dapur masak, pencegahan kebakaran, dan
perlengkapan pemadam kebakaran sesuai dengan ketentuan dalam pasal 34 dari syarat
Umum Kontrak.
Penyedia Jasa juga harus menyediakan system penyediaan air yang memadai untuk kantor
Penyedia Jasa, kantor staf, barak tenaga kerja, bengkel dan tempat-tempat lain di
lapangan/lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa akan mengatur sendiri untuk penyediaan listrik
untuk kantor Penyedia Jasa, kantor staf, barak tenaga kerja, bengkel, gudang dan kantor tes
laborat. Kantor Penyedia Jasa akan dilengkapi dengan telepon dan faksimail dalam
keadaan operasi.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi persyaratan dalam sub
pasal ini sudah termasuk dalam biaya umum harga satuan yang dimasukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
SU - 7.5. JALAN MASUK SEMENTARA
SU - 7.5.1. RUANG LINGKUP
Penyedia Jasa akan melaksanakan dan memelihara jalan masuk sementara termasuk
drainasi dan bangunan silang untuk fasilitas aliran yang diperlukan untuk pelaksanaan
Pekerjaan. Pembongkaran dan pemindahan dari bangunan-bangunan sementara ini akan
dilaksanakan dengan persetujuan Direksi.
Semua jalan eksisting yang akan digunakan sebagai jalan kerja harus direhabilitasi,
diperbaiki dan dipelihara oleh Penyedia Jasa.
Semua jalan masuk dilaksanakan dari 30 hari sebelum Penyedia Jasa memulai
pelaksanaan beberapa bagian jalan sementara. Penyedia Jasa akan menyampaikan secara
rinci kepada Direksi untuk persetujuannya termasuk:
a. Perencanaan jalan kerja sementara termasuk dranasi dan fasilitas persilangan
dengan aliran air (sistem pembuangan).
b. Metode pelaksanaan dan jadwal waktu pelaksanaan dari semua jalan kerja
sementara.
Penyedia Jasa tidak boleh memulai pelaksanaan dari setiap jalan masuk sementara sebelum
mendapatkan persetujuan dari Direksi. Persetujuan tersebut tidak akan membebaskan
Penyedia Jasa dari tugas atau tanggungjawab sesuai dengan kontrak.
Bila Jalan kerja yang dipakai Penyedia Jasa merupakan jalan-jalan yang sudah ada /
fasilitas irigasi, terlebih dahulu harus mendapat izin penggunaan dari aparat/pemilik jalan
tersebut. Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan
hukum yang berhubungan dengan penggunaan jalan dan arah angkutan umum.
Perencanaan jalan sementara harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga tidak
mengganggu lalulintas dan harus mendapat persetujuan Direksi dan perlu pengaturan
sebaik-baiknya dengan Pemerintah setempat dan Badan Swasta bila diperlukan.
Penyedia Jasa akan melaksanakan jalan masuk sementara sesuai dengan gambar-
gambar dan program pelaksanaan yang telah disetujui oleh Direksi. Penyedia Jasa
harus bertanggungjawab untuk memperbaiki dengan biayanya sendiri atas beberapa
kerusakan pada jalan masuk termasuk jalan-jalan yang sudah ada pada rute-rute jalan
masuk yang disebabkan oleh lalu-lintas dari peralatan berat dan truk-truk yang
digunakan oleh Penyedia Jasa untuk pelaksanaan pekerjaan.
Sesudah menyelesaikan Pekerjaan, jalan masuk sementara kecuali ditentukan lain harus
dibongkar, lokasi dikembalikan seperti kondisi semula sesuai dengan pemerintah dari
Direksi.
Pengembalian/perbaikan prasarana jalan sesuai degan kondisi semula dari jalan yang
sudah ada maupun jalan sementara yang baru yang digunakan selama pelaksanaan
pekerjaan harus mendapat persetujuan dari instansi yang terkait (Pemerintah
Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan/Desa dan lain-lain).
Penyedia Jasa dapat menggunakan tanah yang ada atas bebannya sendiri dan biaya
yang mungkin akan timbul akibat pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam harga
penawaran dalam Harga Kontrak pekerjaan yang dikontrakkan. Penggunaan tanah
tersebut sepengetahuan pemberi Tugas, dalam hal ini Penyedia Jasa diminta membuat
permohonan tertulis kepada Direksi jauh sebelumnya, sehingga rencana kompensasi tanah
jika ada dapat dilakukan dan segala resikonya sudah diperhitungkan oleh Penyedia Jasa
dan tidak ada mata pembayaran dan pembayaran tambahan berkenaan dengan kebutuhan
jalan kerja tersebut dimana Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap segala
resiko yang mungkin akan timbul termasuk pemeliharaan jalan kerja atau bangunan yang
digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan.
SU - 7.5.2. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi persyaratan dari pasal
1.2.4. yang berkaitan dengan pembuatan, pembongkaran/pemindahan jalan masuk
sementara sudah dianggap termasuk dalam biaya umum harga satuan yang
dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan harga.

SU - 7.6. JEMBATAN SEMENTARA


Dalam hal dipandang perlu dan atau diperintahkan oleh Direksi. Penyedia Jasa akan
melaksanakan dan memelihara jembatan sementara dan akan menyediakan semua tenaga
kerja dan bahan-bahan yang diperlukan, serta pembongkaran jembatan sementara
tersebut setelah pekerjaan selesai.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk pembuatan jembatan
sementara dalam memenuhi persyaratan dari sub pasal ini sudah termasuk dalam
jumlah biaya umum harga satuan yang dimasukkan dalam Daftar kuantitas dan
Harga.

SU - 7.7. PENGATURAN LALU-LINTAS SEMENTARA


Untuk mengatur lalu-lintas yang melalui atau sekitar lokasi pekerjaan atau dimanapun
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Penyedia Jasa akan membangun dan
memelihara, tanda-tanda lalu-lintas, lampu-lampu, rambu-rambu dan fasilitas-fasiltas lain
seperti yang ditentukan oleh Direksi untuk petunjuk dan pengaturan Lalu-lintas.
Jika dibutuhkan atau diperintahkan oleh Direksi, Penyedia Jasa akan menyediakan dan
menempatkan petugas pada tempat-tempat pemberhentian yang bertugas untuk
mengarahkan lalu-lintas yang melintas di sekitar lokasi pekerjaan.
Di samping persyaratan-persyaratan tersebut. Penyedia Jasa akan memasang tanda- tanda
peringatan dan tanda-tanda petunjuk lainnya di dalam atau di sekitar daerah Kegiatan
Pelaksanaan Pekerjaan, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.

SU - 7.8. PENGAWASAN/PENGATURAN LALU-LINTAS JALANRAYA YANG


SEARAH
Dalam segala hal, jika pada tempat-tempat/ruas-ruas khusus dari lokasi pekerjaan
atau jalan menuju ke lokasi pekerjaan diperlukan “jalan satu jalur”. Penyedia Jasa harus
menyediakan satu jalur sebesar 3,50 m yang dibuka/dapat digunakan untuk lalu-lintas
umum. Penyedia Jasa akan mengatur pengoperasian peralatan sedemikian sehingga
gangguan yang ditimbulkan seminimal mungkin ketidaknyamanan dan keterlambatan
dari lalu-lintas dan akan bertanggungjawab atas pengaturan yang memadai dari lalu-
lintas dengan menggunakan jalan satu-lajur seperti yang dijelaskan di atas.
Di tempat di mana jalan lalulintas satu jalur dalam keadaan operasi dan bila
diperintahkan oleh Direksi gerak dari peralatan Penyedia Jasa dari satu bagian
pekerjaan ke bagian lain akan dilakukan mengikuti dengan pengontrolan lalu-lintas
jalan searah. Tumpahan yang dihasilkan dari pengoperasian sepanjang atau melintasi jalan
umum harus dibersihkan segera atas biaya Penyedia Jasa.

SU - 7.9. PEMELIHARAAN DAN PERLINDUNGAN


Penyedia Jasa harus tetap membuka lalu-lintas setiap jalan eksisting selama
pelaksanaan Pekerjaan berjalan dengan ketentuan dan jika disetujui oleh Direksi.
Penyedia Jasa diperbolehkan “by-pass” dengan membelokkan.
Penyedia Jasa harus melakukan hal-hal yang diperlukan pada setiap saat untuk
menjamin kenyamanan dan keselamatan dari penduduk sepanjang dan yang
berdekatan dengan pekerjaan dan jalan masuk.
Kelalaian Penyedia Jasa dalam menjaga hal tersebut akan memberikan hak atas Direksi
untuk melaksanakan pekerjaan yang dianggap perlu dan akan meminta Penyedia Jasa
untuk membayar dengan harga penuh yang dikeluarkan ditambah 100 % dari biaya,
yang jumlahnya akan dikurangkan dari uang yang harus dibayarkan kepada Penyedia Jasa
berdasarkan Kontrak.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi persyaratan dalam
sub-pasal ini sudah termasuk biaya umum harga satuan yang dimasukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

SU - 7.10. PENGELAKAN DAN PENGENDALIAN AIR


Penyedia Jasa akan bertanggungjawab atas pemindahan aliran air yang mengganggu
pekerjaan selama pelaksanaan seluruh pekerjaan sesuai dengan ketentuan dari
Spesifikasi Teknik, Diversion and Care of Water.”
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi persyaratan dari Sub-
pasal ini sudah dianggap termasuk dalam biaya umum harga satuan dalam Harga Satuan
Pekerja (HSP) yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Kecuali untuk pelaksanaan bangunan Jembatan dan Bangunan terjun yang
membutuhkan penutupan dan pengeringan yang terus menerus selama pelaksanaan.
Untuk bangunan tersebut biayanya sudah dimasukkan harga “lumpsump” dalam Daftar
Kuantitas dan Harga yang dibayarkan sebagai berikut:
a. 40 % apabila penggalian fondasi selesai;
b. 40 % apabila pekerjaan selesai 100 %
c. 20 % apabila semua bangunan-bangunan pengelak dan peralatan yang
berkenaan dengan pengamanan air telak dipindahkan dari lokasi pekerjaan.
Biaya sudah dianggap termasuk kompensasi penuh untuk menyediakan semua tenaga
kerja, bahan-bahan, perlengkapan, peralatan dan lain-lain untuk menyelesaikan
pekerjaan yang menyesuaikan pelaksanaan teknik yang terbaik dan sepenuhnya sesuai
dengan persyaratan yang dijelaskan dalam spesifikasi tersebut.
SU -7.11. PEMBUANGAN SAMPAH YANG MENGAPUNG
Pembuangan sampah yang mengapung di sungai selama pelaksanaan pekerjaan akan
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Perhatian khusus yang dibutuhkan pada
jembatan-jembatan yang ada pada galian sudetan dimana hambatan aliran sungai
akan menyebabkan di bagian hulu banjir atau runtuhnya bangunan.
Semua sampah yang mengapung yang diambil dari sungai harus dibakar atau
dipindahkan dari lokasi atau dibuang dengan cara lain yang disetujui oleh pemilik.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi persyaratan dari Sub-
pasal ini sudah dianggap termasuk dalam harga satuan yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

SU - 7.12. TEST LABORATORIUM DAN PEKERJAAN


EKSPLORASI
Penyedia Jasa diharuskan melakukan pengujian laboratorium, test uji dan trial
lapangan yang diperlukan untuk semua pekerjaan yang memerlukan pengujian-
pengujian dan trial lapangan seperti pada pekerjaan tanah, pekerjaan beton, batu, besi,
pasir dan pekerjaan lain yang memerlukan pengujian. Penyedia Jasa sebelumnya
melakukan permohonan kepada Direksi untuk setiap kegiatan yang memerlukan
pengujian atau trial lapangan untuk mendapatkan persetujuan sebelum pelaksanaan
pekerjaan yang berkaitan.
Penyedia Jasa akan bertanggungjawab atas pemilihan dan pengaturan dari
laboratorium yang sesuai untuk melaksanakan test pada beton, material pada tanah dan
test-test lain yang diperlukan untuk Pekerjaan. Penyedia Jasa akan bertanggungjawab
atas ketelitian peralatan laborat, peralatan test dan laporan test yang akan disampaikan
kepada Direksi untuk diperiksa pada akhir tiap minggu.
Sebagai perusahaan yang telah bersertifikat ISO, selayaknya dapat dilakukan pengujian
mutu di Laboratorium untuk pekerjaan sebagai berikut :
a. Pekerjaan Tanah, dengan peralatan
i) Field CBR test (ASTM D-4429 )
ii) Compaction permeable test (ASTM D-698 atau AASHTO T-99 )
iii) Sand cone test (ASTM D-1556 )
iv) Speedy moisture tester (AASHTO T-217 )
b. Pekerjaan Beton, dengan peralatan
i) Slump Test set (ASTM C-143 )
ii) Concrete test hammer (ASTM C-805 )
iii) Compression machine (ASTM C – 39 )
iv) Silinder test
c. Pekerjaan Baja
i) Pengujian Tarik (Tensile Test)
ii) Pengujian Tekan (Compressed Test)
iii) Pengujian Bengkok (Bending Test)
iv) Pengujian Puntir (Torsion Test)
v) Uji impact (Pukul Takik)
vi) Pengujian Kekerasan
d. Pekerjaan Electro-Mekanis (sesuai gambar perencanaan atau perubahan yang
diperintahkan oleh PPK)
Semua biaya yang dikeluarkan dari penyediaan dan pengoperasian laboratorium,
peralatan, perlengkapan dan materiall untuk pengujian, tenaga kerja, biaya-biaya
pengangkutan potongan benda uji sudah termasuk di dalam biaya umum harga satuan
yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

PASAL SU – 8 PENGATURAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

SU - 8.1. UMUM
Semua kegiatan dan peralatan serta tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan paket
pekerjaan ini sebaiknya diasuransikan pada Lembaga Asuransi yang terakreditasi, yang
sebelumnya mendapat persetujuan dari Direksi. Biaya yang diperlukan Penyedia Jasa
dalam penyediaan asuransi ini dan segala resiko yang mungkin timbul harus sudah
termasuk dalam harga kontrak yang dikontrakkan.
Semua pengawasan terhadap keselamatan, kesehatan dan keamanan yang diperlukan
untuk pelaksanaan tidak dibatasi, antara lain pengaturan sanitasi, pembersihan lahan di
lokasi, bahan peledak dan bahan bakar minyak, pagar sementara, peraturan-
peraturan keamanan dan pencegahan kebakaran akan dibangun dan dipelihara oleh
Penyedia Jasa dengan biaya sendiri. Penyedia Jasa akan bertanggungjawab atas semua
keselamatan dan kesehatan dan pengawasan keamanan dan akan menyampaikan pada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan, organisasi dan aturan-aturan untuk tujuan
tersebut.
Penyedia Jasa akan membuat pengaturan untuk pertolongan setiap kecelakaan yang secara
kebetulan terjadi di lapangan dalam bentuk unit pertolongan pertama yang sesuai
dengan persyaratan-persyaratan. Dan harus bertanggung jawab serta menanggung
semua biaya yang berhubungan dengan pelayanan pertolongan pertama tersebut termasuk
pengiriman / pengangkutan dengan ambulan untuk pekerja yang terluka atau sakit ke
rumah sakit. Pertolongan pertama juga harus disediakan untuk Pemilik dan Direksi, tanpa
dipungut biaya, juga untuk pekerja-pekerjanya di lapangan.

SU - 8.2. SISTEM PENGATURAN KEAMANAN


Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa, harus bertanggung jawab terhadap segi
keamanan dan menyerahkan tertib peraturan dan organisasi untuk mendapatkan
persetujuan Direksi.
Penyedia Jasa akan membangun sebuah sistem pengaturan dan organisasinya untuk
pekerjaan-pekerjaan dan menyampaikan program kepada Direksi untuk
persetujuannya.
Sistem pengawasan keamanan dengan kapasitas peralatan, fasilitas dan personil yang
cukup untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang
milik yang bersangkutan maupun Direksi. Sistim pengawasan keamanan harus
dilaksanakan sesuai dengan program yang disetujui dan berpegang pada
hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.
Direksi atau Wakil Direksi berhak untuk memerintahkan Penyedia Jasa dalam
pengoperasian sistem tersebut dari waktu ke waktu, jika dianggap perlu menurut
Direksi.

SU - 8.3. PENGATURAN SANITASI DAN PEMBERSIHAN


LAPANGAN
Penyedia Jasa harus menjaga lokasi dalam keadaan bersih dan akan menyediakan serta
menjaga kenyamanan sanitasi untuk digunakan orang-orang yang dipekerjakan dalam
pekerjaan, dengan tingkat dan cara serta pada tempat-tempat yang disetujui oleh
Direksi dan oleh instansi lokal yang berwenang serta semua orang yang berhubungan
dengan pekerjaan akan diwajibkan untuk menggunakan kesepakatan-kesepakatan ini.
Penyedia Jasa akan mengumumkan pelarangan dan melakukan cara pencegahan lain yang
mungkin diperlukan untuk menjaga kebersihan lokasi.
Pembersihan lahan oleh Penyedia Jasa tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi dan akan dibatasi pada lokasi dimana secara tegas perlu, karena penebangan
pohon pada umumnya tidak diijinkan.

SU - 8.4. BAHAN PELEDAK DAN BAHAN BAKAR MINYAK


Penyedia Jasa akan membuat pengaturan pengangkutan, penyimpanan dan
penanganan/pengendalian bahan peledak dan bahan bakar minyak dengan cara yang
aman untuk melindungi personil lapangan dan masyarakat umum sesuai dengan
hukum dan peraturan keamanan yang berlaku.
Penyedia Jasa harus memperoleh semua ijin yang diperlukan dan akan membayar
semua biaya yang mungkin diperlukan untuk memindahkan bahan peledak dan bahan
bakar minyak dari satu tempat ke tempat lain dari penyimpanan, dan akan
melaksanakan semua permohonan yang diperoleh untuk mendapatkan persetujuan dari
Instansi yang berwenang dari Pemerintah Indonesia.
Penyedia Jasa akan menyediakan dan memasang sistem peringatan/rambu tanda
bahaya yang cukup, sehingga peringatan yang memadai dapat diberikan kepada
semua orang yang dalam keadaan berbahaya apabila bahan peledak harus dibakar.
Penyedia Jasa akan menjamin, sebelum peledakan, bahwa daerah yang diledakkan
aman dari semua tempat tinggal, pejalan kaki dan lalu lintas kendaraan. Di samping
akan menempatkan pembawa bendera pada setiap jalan masuk daerah yang
disebutkan , untuk menghentikan dan mencegah semua lalu-lintas yang akan masuk
sampai dengan pengumuman bahwa aman diberikan.
Lokasi-lokasi bahan peledak harus disetujui oleh Direksi. Tangki bahan bakar yang
dibangun di atas tanah dan gas minyak tanah cair tidak boleh dilokasi yang berdekatan
dengan kantor lapangan atau lebih dekat dari 100 m terhadap bangunan-bangunan di
lapangan.
Penyedia Jasa tidak boleh menggunakan bahan peledak tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi. Persetujuan oleh Direksi tidak akan membebaskan Penyedia Jasa dari
kewajiban dan tanggungjawab untuk semua operasi peledakan.
SU - 8.5. PENCEGAHAN UNTUK KESELAMATAN
Penyedia Jasa mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk pencegahan
terhadap resiko-resiko kehilangan nyawa atau kecelakaan bagi orang-orang yang
dipekerjakan pada pekerjaan atau pekerja dari Pengguna Jasa dan Direksi atau
pengunjung-pengunjung atau untuk orang-orang yang mempunyai alasan yang
cukup berada di tempat pekerjaan dan terakhir harus mengadakan penjagaan
seperlunya pada pekerjaan sesuai dengan perintah dari Direksi.
Penyedia Jasa harus melakukan pencegahan dan melindungi api yang terjadi pada atau
sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang diperlukan/ peralatan
pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan pada semua bangunan air
dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk
perkampungan tempat tinggal, pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya.
Penyedia Jasa akan mengambil semua pencegahan yang perlu terhadap kerusakan pada
harta benda pemilik atau selain pemilik yang letaknya berdekatan atau berada di lokasi.
Penyedia Jasa akan memenuhi peraturan-peraturan pencegahan adanya kecelakaan
dan peraturan-peraturan keselamatan baik lokal atau nasional dari instansi yang
berwenang di Indonesia.
Penyedia Jasa harus menunjuk Petugas Keselamatan yang mampu, berkualitas dan
berpengalaman yang perannya termasuk mempromosikan secara aktif konsep-konsep
keselamatan kerja kepada seluruh pekerja dari Penyedia Jasa. Petugas tersebut akan
melaporkan kondisi-kondisi yang kurang aman kepada Site Manager dari Penyedia Jasa
yang harus segera melakukan tindakan koreksi terhadap setiap kondisi yang kurang
aman tersebut. Petugas keselamatan harus memegang peran utama dalam pertemuan
secara periodik tentang keselamatan kerja dengan pemilik dan pertemuan dengan
pengawas-pengawas Penyedia Jasa, mandor dan pekerja. Penyedia Jasa akan melaporkan
segera kepada Direksi semua kecelakaan akibat dari operasional.

SU - 8.6. PENCEGAHAN KEBAKARAN


Penyedia Jasa akan mengambil setiap tindakan pencegahan terhadap kebakaran di atau
didekat lokasi dan akan menyediakan apapun yang menurut pertimbangan Direksi
mencukupi, perlengkapan pemadam kebakaran yang siap dipakai pada semua bangunan,
gedung atau tempat pekerjaan yang sedang dilaksanakan, termasuk tempat tinggal, barak
pekerja dan lokasi kantor yang disediakan untuk Wakil Direksi. Penyedia Jasa akan
menjaga perlengkapan pemadam kebakaran yang diperlukan, dalam kondisi yang baik
sampai pekerjaan diterima oleh pemilik.
Penyedia Jasa harus segera memadamkan api yang terjadi di lokasi, dimanapun api
berasal. Dengan memperhatikan ini, Penyedia Jasa akan menggunakan semua
kebutuhan peralatan dan tenaga kerja guna memadamkan kebakaran sampai batas
kemampuan perlengkapannya dan tenaga kerja yang dipekerjakannya pada lokasi
termasuk perlengkapan dari Sub Penyedia Jasa.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi persyaratan dari pasal
ini sudah dianggap termasuk dalam biaya umum harga satuan yang dimasukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
SU - 8.7. GANGGUAN DAN KEADAAN DARURAT
Selama berlangsungnya pekerjaan, Direksi sewaktu-waktu berwenang untuk
memerintahkan secara tertulis :
a. Penyingkiran bahan dari lapangan yang menurut Direksi tidak sesuai dengan
pekerjaan/ Kontrak,
b. Penggantian bahan dengan bahan yang tepat dan sesuai,
c. Penyingkiran dan pelaksanaan ulang suatu pekerjaan atau bagian dari padanya, yang
bahan atau mutu pekerjaannya menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak sesuai
dengan Kontrak, meskipun sebelumnya telah dilakukan pengujian, atau telah
dilakukan pembayaran angsuran, untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tersebut,
apabila dalam pengujian akhir membuktikan atau menunjukkan adanya kesalahan.

Dalam hal terjadi kelalaian Penyedia Jasa dalam melaksanakan hal tersebut diatas, maka
Pemilik berhak mempekerjakan orang lain untuk melaksanakan perintah tersebut.
Semua pengeluaran sebagai konsekuensinya atau pertambahan biayanya harus
ditanggung oleh Penyedia Jasa, dan Pemilik dapat menahan pembayaran uang yang
menjadi hak Penyedia Jasa, sampai Penyedia Jasa membayar pengeluaran tersebut.

Apabila sebagai akibat dari kecelakaan, atau kegagalan, atau peristiwa lain yang
timbul sehubungan dengan pekerjaan, atau bagian dari pekerjaan, baik selama
pelaksanaan pekerjaan maupun selama masa Pemeliharaan, menurut pendapat
Direksi Pekerjaan, segera diperlukan penanggulangan, atau pembuatan pekerjaan lain
atau perbaikan yang mendesak untuk pengamanan, dan Penyedia Jasa tidak sanggup
atau tidak bersedia dengan segera melaksanakan pekerjaan atau perbaikan tersebut,
Pemilik dapat mempekerjakan atau membayar pihak ketiga atau pekerja- pekerjanya
sendiri. Apabila pekerjaan atau perbaikan itu seharusnya dilakukan oleh Penyedia Jasa
dengan biaya Penyedia Jasa sendiri sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak, maka semua
biaya dan ongkos yang wajar sebagaimana dikeluarkan oleh Pemilik dalam melakukan
perbaikan tersebut, jika diminta, harus dibayar kembali oleh Penyedia Jasa kepada
Pemilik, atau dapat dipotong oleh Pemilik dari uang yang merupakan hak atau menjadi
hak Penyedia Jasa. Dengan ketentuan bahwa Direksi Pekerjaan segera setelah
terjadinya keadaan mendesak tersebut, dalam kesempatan pertama memberitahukan
perihal tersebut secara tertulis kepada Penyedia Jasa.

Tidak ada Tanggung Jawab Atas Resiko Khusus.


a. Penyedia Jasa tidak bertanggung-jawab atas akibat apapun yang timbul dari
resiko khusus yang dirujuk dalam ayat Ayat ii) Pasal ini, baik dengan cara
pembayaran ganti rugi atau cara lain, untuk atau mengenai :
- Kehancuran atau kerusakan pekerjaan, kecuali pekerjaan yang dinyatakan
salah berdasarkan ketentuan Pasal sebelumnya (Pembersihan pekerjaan yang
tidak baik dan bahan yang memenuhi syarat) sebelum terjadinya resiko
khusus tersebut.
- Kehancuran atau kerusakan harta benda, baik milik Pemilik atau milik Pihak
Ketiga, atau
- Cedera atau meninggalnya seseorang.
b. Resiko Khusus
- Perang, Perang terbatas (baik perang yang dinyatakan ataupun tidak),
penyerbuan, tindakan musuh asing.
- Radiasi yang mengakibatkan ionisasi atau radioaktif dari bahan bakar nuklir,
limbah nuklir atau komponen nuklir lain yang berbahaya.
- Gelombang tekanan yang disebabkan oleh pesawat terbang atau alat
penerbangan yang bergerak dengan kecepatan suara atau diatas kecepatan suara.
- Keributan, kekacauan, huru-hara, kecuali yang semata-mata terjadi pada
pekerja Penyedia Jasa atau sub-Penyedia Jasanya dan timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan pekerjaan.
- Pemberontakan, revolusi, kebangkitan atau perebutan kekuasaan militer atau
perebutan kekuasaan atau perang saudara.
c. Kerusakan pekerjaan dan sebagainya karena resiko khusus apabila :
- Pekerjaan atau bahan atau barang lain yang diperuntukkan menjadi bagian
pekerjaan permanen, berada di lapangan atau di dekat lapangan atau dalam
pengangkutan ke lapangan, atau
- Peralatan Penyedia Jasa yang dipergunakan dipekerjaan atau penggunaannya bagi
keperluan pekerjaan.
Menderita kehancuran atau kerusakan disebabkan oleh resiko khusus
tersebut, maka Penyedia Jasa berhak memperoleh pembayaran sesuai Kontrak bagi
pekerjaan permanen yang telah dilaksanakan dengan benar, dan bagi bahan
atau barang lain yang diperuntukkan menjadi bagian pekerjaan permanen
yang hancur atau rusak karena penyebab tersebut, dan sejauh diwajibkan oleh
Direksi Pekerjaan atau yang diperlukan untuk penyelesaian, berhak atas
pembayaran untuk :
 Memperbaiki kehancuran atau kerusakan pekerjaan, dan
 Mengganti atau memperbaiki bahan atau peralatan Penyedia Jasa tersebut Dan
Direksi Pekerjaan harus menentukan suatu penambahan pada Harga Kontrak
sesuai wewenang Direksi Pekerjaan menetapkan harga, yang dalam
hal biaya penggantian peralatan Penyedia Jasa haruslah memperhatikan harga
pasar yang pantas bagi peralatan konstruksi sebagaimana ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan, dan memberitahukan hal itu kepada Penyedia Jasa dengan
tembusan kepada Pemilik.
d. Proyektil, peluru, dan lain-lain.
Kehancuran, kerusakan, kecelakaan atau kehilangan jiwa yang diakibatkan oleh
peledakan atau benturan dimanapun dan kapanpun yang terjadi akibat ranjau,
bom, meriam, granat, atau proyektil lain, peluru mesiu atau bahan peledak
peperangan, harus dianggap sebagai konsekuensi dari resiko khusus tersebut.
e. Biaya tambahan yang timbul karena resiko khusus
Pemilik harus membayar kembali kepada Penyedia Jasa biaya pelaksanaan
pekerjaan, yang ditimbulkan oleh atau sebagai konsekuensi dari resiko khusus, atau
akibat yang bersangkut-paut dengan resiko khusus tersebut, dengan ketentuan
sebagai berikut :
• Secepat mungkin setelah Penyedia Jasa mengetahui adanya biaya tersebut, harus
segera memberitahukan hal itu kepada Direksi Pekerjaan.
• Harus tetap tunduk kepada ketentuan berkenaan dengan pecah perang yang
tercantum dalam ayat dibawah ini.
Maka setelah berkonsultasi dengan Pemilik dan Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan
menentukan besarnya biaya yang harus ditambahkan kepada Harga Kontrak,
kecuali jika :
• Penyedia Jasa berhak memperoleh pembayaran berdasarkan ketentuan lain dalam
Kontrak, dan atau
• Biaya tambahan yang diakibatkan oleh biaya pembangunan kembali pekerjaan
yang dinyatakan salah berdasarkan ketentuan Pasal sebelumnya (Pembersihan
pekerjaan yang tidak baik dan bahan yang tidak memenuhi syarat
Direksi pekerjaan harus memberitahukan hasil perhitungan biaya tambahan
tersebut kepada Penyedia Jasa dengan tembusan kepada Pemilik.
f. Pecah Perang
Jika selama masa berlakunya Kontrak terjadi pecah perang, baik perang yang
dinyatakan atau tidak, di bagian dunia manapun yang nyata-nyata berpengaruh
terhadap pelaksanaan pekerjaan, baik secara finansial atau lainnya, maka
Penyedia Jasa harus tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan
pelaksanaan pekerjaan, sampai Kontrak diputus berdasarkan ketentuan dalam Pasal
ini.
Pemilik berhak memutus Kontrak sewaktu-waktu setelah pecahnya perang,
dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Penyedia Jasa. Begitu
pemberitahuan secara tertulis tersebut diberikan, maka Kontrak berakhir, kecuali
mengenai hak kedua pihak berdasarkan Pasal ini dan mengenai berlakunya
Syarat Kontrak perihal Penyelesaian Perselisihan, namun tanpa menghilangkan hak
salah satu pihak, karena tidak dipenuhinya Syarat Kontrak yang dilakukan oleh
pihak yang lain sebelumnya.
g. Penyingkiran peralatan pada waktu Kontrak diputus.
Jika Kontrak diputus sesuai dengan ketentuan, Penyedia Jasa harus secepatnya
menyingkirkan semua peralatan Penyedia Jasa dari lapangan dan harus
memberikan fasilitas yang sama kepada sub-Penyedia Jasanya untuk melakukan hal
tersebut.

PASAL SU – 9 PEMBONGKARAN (DEMOLITION)

SU - 9.1. PEMBUKAAN
Lokasi dari Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan pada umumnya adalah desa kecuali dimana
sungai/irigasi melewati daerah yang sudah berkembang. Di daerah seperti ini
Pengguna Jasa akan bertanggung jawab untuk memindahkan penduduk,
pembongkaran bangunan yang kosong pada lokasi sampai rata dengan permukaan
tanah dan pemutusan utilitas pelayanan umum.

SU - 9.2. PEMBONGKARAN DARI BANGUNAN YANG ADA


SU - 9.2.1. UMUM
Pekerjaan ini terdiri dari pemindahan dan pembuangan ke tempat yang telah
ditentukan dari semua kaki pondasi, pagar, pipa, kabel, gulungan kawat navigasi,
tiang, tumpukan, bagian-bagian struktur bawah yang ada dan beberapa struktur lain
yang tidak diijinkan untuk tertinggal atau diperlukan untuk dibongkar/dipindahkan untuk
tujuan pelaksanaan pekerjaan pada garis-garis dan ketingian yang ditunjukkan dalam
gambar-gambar dan sesuai dengan Kontrak.
SU - 9.2.2. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
Sub-pasal ini mengacu pada pembongkaran bangunan eksisting. Kecuali ditentukan
lain dan disetujui oleh Direksi pengukuran untuk pembayaran akan didasarkan atas
analisa biaya yang diajukan oleh Penyedia Jasa untuk disetujui Direksi.
Pembayaran akan dibuat dengan harga satuan m3 bahan konstruksi yang dimasukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya bahan-bahan, tenaga
kerja, perlengkapan, transportasi dan biaya lain.
SU - 9.3. RELOKASI DARI UTILITAS PELAYANAN UMUM
SU - 9.3.1. RUANG LINGKUP
Semua utilitas pelayanan umum yang sudah ada (contoh: persediaan air, persediaan listrik,
dan fasilitas komunikasi) akan direlokasi di luar batas-batas Pekerjaan atau secara
langsung ditunjukkan oleh Direksi.
Penyedia Jasa akan berhubungan dengan perusahaan utilitas yang bersangkutan dan
membuat kesepakatan awal tentang biaya dan waktu untuk relokasi, kepada pemakai dan
berhubungan dengan Pemilik yang akan bertanggung jawab atas pemutusan dan
penyambungan kembali.
SU - 9.3.2. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi persyaratan dari pasal
karena mereka menghubungkan pada Pelayanan Keperluan Umum akan termasuk
dalam harga satuan “lumpsump’ dan harga satuan yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga

PASAL SU – 10
UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUANLINGKUNGAN

Upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan meliputi upaya untuk melaksanakan


kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan di lokasi pekerjaan sebelum, saat, dan
setelah pelaksanaan konstruksi. Penyedia jasa diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagaimana tertuang dalam Dokumen
Environment, Social, Management Framework SIMURP dan dokumen AMDAL DI.
Jatiluhur.
Selain itu juga Penyedia Jasa diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan pengendalian
lingkungan lainnya yang meliputi kontrol polusi, penyimpanan bahan bakar dan
pemeliharaan mesin, dan perlindungan lingkungan.

SU - 10.1. KONTROL POLUSI


SU - 10.1.1. UMUM
a. Penyedia Jasa sebaiknya merencanakan, melaksanakan, memelihara dan
mengoperasikan fasilitas pengontrol polusi yang sesuai untuk mencegah
pembuangan air yang mengandung bahan polusi atau meterial suspensi ke sungai-
sungai, aliran air atau pada sistem pembuangan air yang ada. Fasilitas ini harus
disetujui oleh Direksi yang termasuk beberapa atau semua hal-hal sebagai berikut:
i. Kontrol terhadap aliran permukaan dengan :
 Pembuatan sarana pengalihan saluran atau drainasi “cut-off” keliling untuk
memotong aliran air permukaan dari daerah yang tak terusik dan
mengalirkan aliran tersebut mengelilingi daerah kerja.
 Pemasangan sarana pencegah saluran yang stabil yang dibuat tegak lurus
terhadap garis kontour;
 Pemasangan drainasi pengumpul yang stabil yang dialirkan memotong
lokasi sepanjang garis kontour;
 Pembuatan kolam pengendapan sedimen;

 Pembuatan bangunan bendung dari bronjong.


ii. Membatasi seminimal mungkin ruang gerak sarana transport dan peralatan.
iii. Meminimalkan daerah dibuka karena :
 Tahap operasi ;

 Stabilisasi segera sesudah pekerjaan;

 Penanaman rumput sementara atau perbaikan lain pada daerah yang


terusik.
iv. Pembuatan sarana pengendapan lumpur:
 Menggunakan jerami-jerami yang dipak diletakkan pada saluran air atau
tempat lain yang diperlukan;
 Menggunakan pagar penahan endapan lumpur.
b. Semua air yang dialihkan alirannya ataupun dipompa harus dibuang keluar ke
lokasi yang disetujui Direksi dan dijaga agar aliran air tidak dapat kembali lagi ke
lokasi pekerjaan dan dengan cara tidak menimbulkan erosi, polusi atau gangguan pada
lahan penahannya. Penyedia Jasa lain dipekerjakan oleh pemilik atau orang lain di
atau berdekatan dengan lokasi pekerjaan;
c. Pembuangan limbah minyak dari bengkel ataupun dari tempat lain sebaiknya tidak
menyebabkan polusi pada sungai-sungai atau aliran air lainnya;
d. Sebelum pekerjaan dilaksanakan pada suatu daerah lokasi, semua sarana
penunjang pengukuran pengontrol polusi, yang ditentukan atau diarahkan atau
disetujui sudah dipasang dan dioperasikan.
SU - 10.1.2. RENCANA PENGONTROLAN POLUSI
a. Penyedia Jasa sebaiknya menyiapkan dan menyampaian Rencana Pengontrolan Polusi
kepada Direksi sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum memulai pekerjaan
di lapangan. Pentingnya perencanaan dan pemeliharaan pengontrol erosi dan
sedimen yang memadai perlu ditekankan. Bersamaan dengan pembuatan rencana
tersebut, pada waktu yang sama pula. Penyedia Jasa sebaiknya juga mendapatkan
surat ijin dari instansi yang berwenang untuk membuang air dari lokasi ke
saluran-saluran air yang ada;
b. Rencana pengontrolan polusi sebaiknya termasuk juga mengenai metode cara kerja,
aliran drainasi, alat pengendali lumpur, penanganan air permukaan serta juga
termasuk cara pemeliharaan alat-alat, perawatan pada berbagai tahap pekerjaan
sesuai kontrak. Sesudah penerbitan ijin dari yang berwenang rencana ini harus
dengan ketat ditaati.
SU - 10.1.3. KUALITAS AIR
a. Kualitas limbah cair yang dibuang ke sungai harus sesuai dengan standar yang
dianjurkan pada ijin pembuangan;
b. Salinan ijin perihal pembuangan harus diberikan berkala kepada Kepala Direksi
sebelum memulai pembuangan limbah cair.
SU - 10.1.4. PENGUJIAN
a. Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian untuk kualitas limbah yang sesuai
dengan syarat-syarat pada ijin perihal pembuangan. Penyedia Jasa harus
menyampaikan hasil dari pengujian terebut pada Direksi dalam waktu 7 (tujuh)
hari setelah penerimaan hasil tes.
b. Jika Direksi mempertimbangkan bahwa kualitas air mengalami penurunan
bersamaan dengan segala aktifitas pada daerah tersebut, maka Penyedia Jasa
sebaiknya menambahkan pengujian lain, pada kualitas air tersebut sesuai petunjuk
Direksi.
c. Pengujian tersebut sebaiknya mencakup dan tidak dibatasi, pengujian untuk zat yang
menumpuk dan pengujian pH, meskipun tidak hanya terbatas pada pengujian itu
saja, pengujian tersebut sebaiknya dilakukan oleh Penyedia Jasa, dan pengujian
oksigen yang larut (DO) dan pemenuhan oksigen biologi (BOD) sebaiknya juga
dibuat oleh laboratorium Bio-Kimia yang diakui.
SU - 10.2. PENYIMPANAN BAHAN BAKAR DAN
PEMELIHARAAN MESIN
SU - 10.2.1. SYARAT
Penyedia Jasa sebaiknya menyediakan dan memelihara dinding pembatas sekeliling tempat
penyimpanan bahan bakar daerah tempat. Dinding tersebut sebaiknya mempunyai
ketinggian yang cukup untuk dapat menampung volume yang sama dengan 1,5 dari
seluruh jumlah fasilitas tempat penyimpanan bahan bakar yang ada.
SU - 10.2.2. DRAINASI
Drainasi di tempat penyimpanan bahan bakar dan tempat pemeliharaan alat mesin
sebaiknya dipelihara dan untuk pembuangan minyak atau sisa pelumas. Dimana
saluran air yang melewati atau memotong dinding pembatas. Penyedia Jasa akan
menyediakan sarana untuk mencegah aliran itu sehingga bila terjadi bocoran semua
tumpahan bahan bakar dan/atau cairan-cairan akan ditahan dinding pembatas diatas.
SU - 10.2.3. KONTAMINASI TANAH
Tanah yang terkontaminasi oleh bocoran bahan bakar sebaiknya dibuang sejauh
mungkin dan ditempatkan pada daerah pembuangan sesuai petunjuk Direksi.

SU - 10.3. PERLINDUNGAN LINGKUNGAN


SU - 10.3.1. UMUM
a. Kontrol lingkungan yang ketat juga berlaku pada pekerjaan dan kegiatan yang
dilakukan Penyedia Jasa dan sub-Penyedia Jasanya;
b. Dalam pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa sebaiknya:
i. Melaksanakan semua pekerjaan dengan mempertimbangkan perlakuan pada
lingkungan dengan perilaku yang sensitive;
ii. Tidak mengerjakan di luar daerah kerja tanpa persetujuan tertulis lebih dahulu
dari Direksi;
iii. Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk memastikan bahwa
kualitas air pada suangai tidak tercemar.
iv. Mengerjakan pekerjaan untuk meminimalkan pengaruh aliran permukaan dan
erosi di daerah aliran sungai dan memastikan bahwa setiap saat lokasi
pekerjaan dijaga agar supaya tetap rapi dan bersih.
c. Direksi mungkin, sesuai dengan kebijaksanaannya, memberikan petunjuk
tambahan pada Penyedia Jasa yang perlu diperhatikan Penyedia Jasa mengenai
larangan-larangan yang berhubungan dengan lingkungan.
SU - 10.3.2. PERLINDUNGAN PADA DAERAH PERBATASAN HUTAN
Penyedia Jasa harus memastikan bahwa semua pekerjaan yang dilaksanakan seminimal
mungkin dampaknya pada lingkungan di luar daerah kerja. Hal-hal berikut harus
dilaksanakan berkaitan dengan perlindungan daerah hutan di dekat lokasi pekerjaan:
a. Tidak boleh ada pohon atau semak-semak yang ada diluar daerah pekerjaan yang
dipotong, dirobohkan atau ditebang tanpa persetujuan lebih dulu dari Direksi;
b. Tidak boleh ada pohon atau semak yang ditebang atau dirobohkan sampai ditandai
dengan jelas sasarannya dan ditentukan oleh Direksi, Penyedia Jasa akan
diberitahu secara tertulis;
c. Tidak boleh ada pohon, diluar daerah kerja dibakar tanpa tujuan yang pasti. SU
- 10.3.3. PENGATURAN DAN PERLINDUNGAN FAUNA
Penyedia Jasa harus memastikan bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan cara yang
berdampak seminimal mungkin terhadap fauna lokal dan juga melaksanakan hal-hal
berikut berkaitan dengan pengaturan dan perlindungan fauna:
a. Dalam hal apapun kehidupan fauna tidak boleh ditangkap, dipindahkan, dimatikan
ataupun diganggu oleh Penyedia Jasa, pekerjanya, sub-Penyedia Jasanya;
b. Penyedia Jasa akan memastikan bahwa daerah pekerjaannya tetap bersih dan rapi
bebas dari sampah menarik perhatian hewan pengganggu.
SU - 10.3.4. PERJANJIAN PENGAMANAN LINGKUNGAN/SEKITARNYA
Semua personil pekerja di lapangan bagi Penyedia Jasa atau Sub-Penyedia Jasanya
harus berpengalaman bertugas dengan waspada untuk pengamanan
lingkungan/sekitarnya.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa yang berkaitan dengan syarat-syarat
Pasal 2 akan termasuk pada variasi “lumpsump” dan harga satuan serta sudah
dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL ST – 1 PEKERJAAN DEWATERING

ST – 1.1. ACUAN NORMATIF


Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI 03-6456.1-2000 : Metode Pengontrolan Sungai Selama Pelaksanaan
Kionstruksi Bendungan Bagian 1 : Pengendalian Sungai Selama Pelaksanaan Konstruksi
Bendungan.
- SNI 03-6456.2-2000 : Metode Pengontrolan Sungai Selama Pelaksanaan
Kionstruksi Bendungan Bagian 2 : Penutupan Alir Sungai dan Bendungan Pengelak.
ST – 1.2. PENGENDALIAN MUTU
ST – 1.2.1. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang
telah diterima harus sesuai dengan ketentuan Persyaratan Bahan Pada Pekerjaan
dewatering.
ST – 1.2.2. Kondisi Cuaca
Dalam pelaksanaan pekerjaan dewatering harus dilakukan pada saat musim kemarau atau
tidak terjadi hujan.
ST – 1.3. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
ST – 1.3.1. Pengukuran
Kuantitas pekerjaan dewatering diukur berdasarkan biaya langsung personil, peralatan dan
meterial digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Biaya langsung personil meliputi
keterlibatan tenaga ahli dan tenaga pendukung. Biaya peralatan dihitung berdasarkan
biaya sewa peralatan atau pembelian. Biaya material dihitung berdasarkan volume
pekerjaan yang dilakukan.
ST – 1.3.2. Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga
Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan,
perawatan, semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain
yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan
yang diuraikan dalam bagian ini.
ST – 1.4. PERSIAPAN
ST – 1.4.1. Base Camp/Direksi Keet
Yang dimaksud Base Camp / Direksi Keet adalah suatu lokasi atau sejenisnya yang
diadakan oleh Penyedia Jasa untuk keperluannya sendiri guna menjamin keamanan
peralatan dan material lainnya serta akan memperlancar pekerjaannya, dimana tempat
yang di maksud adalah sebagai kantor lapangan tempat Direksi pekerjaan bisa bekerja
dalam rangka pengawasan pekerjaan.
Pekerjaan Base Camp/Direksi Keet untuk fasilitas Kontraktor dan Direksi selama masa
pelaksanaan pekerjaan disiapkan atas perintah Direksi Pekerjaan harus mencakup tetapi
tidak harus dibatasi pada:
- Pekerjaan tanah yang terdiri dari kliring, grubbing, pengupasan, penggalian,
perataan tanah, dan pengisiannya;
- Konstruksi bangunan termasuk finishing, pengecatan.
- Penyediaan sistem penyediaan air termasuk konstruksi sumur dan menyediakan
pompa, tangki air dan pipa untuk suplai;
- Penyediaan sistem pembuangan kotoran termasuk tangki septic dan pipa untuk
suplai;
- Penyediaan drainase dari bangunan;
- Penyediaan pasokan listrik dan fasilitas telekomunikasi
- Menyediakan sarana pendukung berupa paralatan meja, kursi, lemari dan segala
kebutuhan lainnya.
Lokasi/tanah dan bangunan untuk keperluan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa dengan mengajukan permohonan jauh sebelumnya kepada Direksi untuk
menentukan lokasi yang akan menjadi bahan pertimbangan dalam perijinannya kepada
pihak perorangan, aparat atau Pemerintah Daerah setempat.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan (base
camp) secara umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada waktu yang
ditetapkan. Tidak boleh dimulainya kegiatan tersebut sebelum mendapat persetujuan
Direksi, tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari pengadaan Base Camp / Barak Kerja dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga
penawaran yang dikontrakkan.
ST – 1.4.2. Pembayaran
Kuantitas dibayar dengan Harga Kontrak per satuan m2, untuk mata pembayaran yang
terdaftar dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, perawatan, semua
tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan serta semua biaya lain yang perlu dan
biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan
dalam bagian ini.
ST – 1.4.3. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan sebagaiman yang tercantum dalam penawaran. ST
– 1.4.4. Pembayaran

Kuantitas dibayar dengan Harga Kontrak , untuk Mata Pembayaran yang terdaftar
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan LS dan pembayaran tersebut
harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, perawatan,
semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang
perlu.
ST – 1.4.5. Pengambaran
Penggambaran berupa gambar Mutul Check dan Asbulidrawing

ST – 1.4.6. Pembayaran

Kuantitas dibayar dengan Harga Kontrak , untuk Mata Pembayaran yang terdaftar
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan lembar dan pembayaran
tersebut akan dilaksanakan dengan jumlah lembar masing-masing apabila : (1)
Gambar MC.0 % selesai dibayarkan 40% (2) Gambar MC.100% selasai dibayarkan
30% dan (3) Gambar Asbuildrawing selesai dibayarkan 30% pembayaran tersebut tersebut
harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, semua tenaga kerja dan setiap
peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlukan
ST – 1.4.7. Dokumentasi
Semua kegiatan di lapangan harus didokumentasikan dan divideokan dengan lengkap
menggunakan kamera dan drone dan album foto, lokasi dan penjelasan foto. Untuk
setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum pelaksanaan, dalam
pelaksanaan, gunakan format yang sesuai dengan perangkat lunak untuk register aset
dalam sistem manajemen, pastikan ada referensi koordinat lokasi / struktur untuk
register aset, selesai pelaksanaan dan Soft Copy dalam format Autocad* (.dwg) dan
dimasukan kedalam hard disk external untuk diserahkan kepada Direksi.
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan
arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya. Bilamana mungkin maka pada
latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda khusus (initial bangunan dan
lokasinya) untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana/denah yang
menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan
kepada Direksi untuk disetujui. Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai
berikut:
a. Nama paket pekerjaan
b. Detail kontrak
c. Nama item pekerjaan
d. Tanggal pengambilan
e. Tahap pelaksanaan 0%,50% dan 100%
f. Coordinates structure/item in GIS system
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan satu set
pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir
pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam album-
album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut progres
kemajuan pekerjaan dan lokasinya masing-masing. Tiap obyek harus lengkap
tahapnya yakni 0%, 50% dan 100% dan ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 5 (lima) rangkap cetakannya. Semua album menjadi milik
Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan/ dipinjamkan kepada siapapun.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa
yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan
ST – 1.4.8. Pembayaran
Kuantitas dibayar dengan Harga Kontrak per satuan lumsump, untuk Mata
Pembayaran yang terdaftar dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan
lumsump dibayarkan berdasarkan progres fisik berjalan dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, semua tenaga kerja dan setiap peralatan
yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu.
ST – 1.4.9. Pengukuran / Uitzet trase saluran
Pengukran trase saluran sebagiamana yang ditunjuk dalam gambar desain atau atas
perintah Direksi, penguran memanjang dan melintang saluaran mengunkan alat ukur
waterpass yang telah dikalibarasi terlebih dahulu.
ST – 1.4.10. Pembayaran
Kuantitas dibayar dengan Harga Kontrak per satuan meter lari, untuk Mata
Pembayaran yang terdaftar dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan
meter lari dibayarkan setalah hasil pengukuran selesai yang dilengkapai dengan back data
(data ukur) dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan, semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain
yang perlu.
PASAL ST – 2 PEKERJAAN TANAH
ST - 2.1. PEMBERSIHAN LAPANGAN (STRIPING)
Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas (stripping) adalah
pengupasan tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik: rumput, akar-
akaran maupun bahan non-organik: sisa bangunan fondasi dan lain-lain dan membuang
material hasil kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan saluran dan bangunan dan lokasi
pengambilan tanah bahan timbun (borrow-pit) atau lokasi lain sesuai dengan gambar kerja
atau perintah Direksi.
Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai dengan gambar
kerja kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi. Penyedia Jasa sebelum melaksanakan
pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Direksi tentang batas wilayah
yang tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi pembuangan material hasil kupasan
Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan luas meter persegi (m2)yang dihitung
dari elevasi permukaan tanah asli sampai elevasi batas kupasan sesuai dengan gambar
kerja yang telah disepakati.

ST - 2.2. PEKERJAAN GALIAN


Pekerjaan Penggalian dibedakan menjadi 2 (Dua) kelompok pembayaran yaitu sebagai
berikut :
• Penggalian Tanah.dengan alat
• Penggalian tanah dengan tenaga orang
Hal yang membedakan jenis penggalian di atas adalah tingkat kekerasan material yang
harus digali,atau lokasi tempat pekerjaan yang dilaksanakan dan memiliki implikasi untuk
jenis peralatan yang digunakan sesuai produktivitas volume penggalian.
Penggalian tanah biasa adalah pekerjaan penggalian di tanah biasa yang dapat dilakukan
dengan excavator atau tenaga manusia
ST - 2.2.1. Galian Tanah (Deposit)
Semua pekerjaan tanah ( Deposit ) dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut
ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian
lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau
berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada
Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud
dengan “ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah
pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.

Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai
dengan yang diarahkan/ditunjukkan oleh Direksi, bila ada galian yang perlu
disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau. Tidak ada galian yang
langsung/ ditutupi dengan tanah/beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi.
seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak
atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia
Jasa. Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter
lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka
penyedia jasa melapor kepada direksi pekerjaan untuk menindak lanjuti pekerjaan tersebut
atas keputusan bersama. Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan
dibuat dalam meter kubik dimana tanah galian dari permukaan tanah sampai yang sesuai
ditunjukan dalam garis-garis bidang yang sesuai dalam gambar. Pembayaran untuk galian
tanah biasa dibuat dalam meter kubik untuk item dalam BOQ.

Selama proses penggalian tanah ( deposit ) agar secara langsung dipisahkan dan
ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak / bisa dipakai
untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan
dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak
layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan
mengganggu areal pertanian dan fungsi Irigasi Pamanukan. Penyedia Jasa harus
menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa dipakai untuk timbunan
ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi yang memerlukan
timbunan.

Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
penggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan biaya longsor,
pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila dianggap perlu
oleh Direksi. Pengaturan, pembuangan tanah ( deposit ) yang tak terpakai ataupun yang
berlebihan kecuali ditetapkan lain dalam bagian yang terpisah dalam daftar volume dan
biaya pekerjaan misalnya item pemompaan atau pembuatan dan pemeliharaan
penampungan air yang dilaksanakan dengan baik selama pelaksanaan pekerjaan.

Penggalian tanah (deposit) termasuk untuk galian struktur dan saluran, penggalian untuk
bangunan harus dilaksanakan dengan cara yang paling aman hingga mencapai elevasi
yang disetujui Direksi. Kecuali ditunjukan dengan jelas pada gambar atau telah
ditetapkan oleh Direksi.

A. Galian untuk Bangunan


Pekerjaan galian tanah untuk bangunan harus dilaksanakan dengan kemiringan dan
dimensi sebagai berikut:

Uraian Bangunan di atas tanah pasir


Kemiringan Galian 1V:2 H
Jarak datar dari tepi pondasi 1M
Lebar berm pada saat ketinggian 2 Meter 1M

Selama pelaksanaan pekerjaan ada kemungkinan oleh Direksi pekerjaan bilamana dianggap
perlu atau diinginkan untuk mengubah kemiringan galian atau dimensi galian dari
ketentuan yang telah ditetapkan, setiap penambahan ataupun pengurangan dari total
volume galian sebagai akibat dari perubahan tersebut akan diperhitungkan dalam
pembayaran dasar dan kemiringan tepi galian dimana konstruksi akan ditempatkan/harus
diselesaikan dengan rapih dan teliti dengan ukuran-ukuran yang tepat seperti yang ditetapkan
dalam gambar atau ditetapkan Direksi, dan permukaan dasar galian disiapkan sedemikian
rupa menjamin pondasi yang kuat. Apabila terdapat material alam pada lokasi galian
pondasi yang mengganggu selama pelaksanaan penggalian, maka hal tersebut harus
dipadatkan ditempat atau disingkirkan atau diganti dengan tanah timbunan pilihan yang
sesuai atau beton atas biaya Penyedia Jasa.
B. Galian untuk Saluran
Toleransi untuk tinggi dan dimensi yang diperbolehkan seperti yang dijelaskan di bawah ini,
jika rata-rata luas penampang basah saluran per 500 m panjang atau seperti yang
ditunjukkan pada gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
As Saluran, tanggul dan jalan harus ditempatkan dengan hati-hati dan tidak akan
dipengaruhi oleh toleransi yang disebutkan di atas. Semua permukaan tanah harus rapih dan
rata.
Pada setiap perubahan dalam penampang melintang, transisi pada bagian bawah dan miring
saluran harus dibuat sedemikian rupa sehingga perubahan dalam arah vertikal atau
horizontal tidak lebih dari 1: 10.
Jika saluran digali atau tanggul yang dibuat tidak sesuai yang disebutkan. Penyedia Jasa harus
membangunnya kembali sebagaimana ditentukan oleh instruksi Direksi Pekerjaan galian
tanah akan diukur sebagai dasar pembayaran hingga mencapai elevasi yang
diperlihatkan dalam gambar atau bila tidak diperlihatkan dalam gambar sampai
mencapai garis elevasi sesuai dengan syarat-syarat yang disebutkan disini, dengan tidak
mengindahkan banyaknya galian yang sesungguhnya dilaksanakan.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter
kubik (M³) berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan
dari Direksi Pekerjaan.

ST - 2.2.2. Galian Tanah dengan Alat Berat


Untuk pekerjaan galian tanah dengan alat di saluran irigasi digunakan dengan alat berat
excavator jenis standar dan long arm yang dilaksanakan pada pekerjaan galian untuk
pengerukan.
Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukan
dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar kerja atau sesuai dengan
yang diarahkan/ditunjukan oleh Direksi. Galian tanah dimaksudkan untuk daerah yang
bahan hasil galiannya terdiri dari tanah lumpur, pasir dan atau kerikil. Kemiringan yang
rusak atau berubah karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki.
Penggalian dilaksanakan secara sistematik agar tidak menggangu pekerjaan lain ataupun
pekerjaan saat penggalian itu sendiri, pelaksana pekerjaan harus ada di lapangan untuk
mengarahkan operator excavator dalam bekerja. Hasil galian yang tidak memenuhi syarat
dibuang dengan persetujuan Direksi pekerjaan pada lokasi yang telah ditentukan.

ST - 2.2.3. Buangan Hasil Galian Tanah (Deposit) ke Disposal Area


Sejauh atas pertimbangan teknis, sebagaimana ditentukan oleh konsultan supervisi, semua
material hasil galian yang sesuai dari hasil pekerjaan galian dasar konstruksi bangunan irigasi,
saluran pengelak dan saluran pembuang dan bangunan-bangunan lain dapat di buang pada
disposal area yang telah mendapat izin dari pemilik lahan. Hasil galian deposit tidak
dibenarkan dibuang pada daerah aliran sungai dimana dihitung atau diperkirakan hasil
galian tersebut tidak akan hanyut lagi pada saat kondisi banjir maksimal pada aliran
sungai.
Lokasi disposal Area harus di ukur terlebih dahulu, hasil galian yang di angkut dengan
dump truck di tutup dengan terpal untuk memastikan tanah yang di angkut tidak tercecer ke
jalan, bilamana tanah bekas galian yang tercecer dijalan harus dibersihkan dan di disposal
area harus di batasi dengan pagar pengaman dan di buat saluran untuk mengarahkan aliran
air pada area disposal, sesudah hasil buangan pada disposal dirapikan / dibentuk dengan
menggunakan alat berat bulldozer dan diukur kembali, ketinggian maksimum hasil buangan
tidak boleh lebih dari 3 m. dan hasil galian tersebut tidak boleh menggangu fasilitas sosial
yang sedang dipergunakan masyarakat setempat.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam satuan
meter kubik (M³) isi berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan
pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

ST - 2.2.4. Timbunan Tanah atau Urugan Tanah Kembali


Yang dimaksud dengan Timbunan Tanah atau Urugan Tanah Kembali adalah tanah dari
hasil galian setempat dan harus bersih dari sampah, yang dilaksanakan berdasarkan
gambar atau disetujui oleh Direksi. Timbunan kembali harus ditempatkan dalam dua
puluh (20) sentimeter per lapisan dan benar-benar dipadatkan.
Sebelum dimulainya penimbunan material urugan, tempat yang dekat dengan bangunan
harus bersih dari semua bekisting dan pekerjaan sementara lainnya serta persetujuan Direksi.
Material timbunan harus ditempatkan sehingga dapat memastikan bahwa pemadatan tanpa
merusak bangunan. Pemadatan yang dekat dengan semua bangunan dan Saluran pasangan
Batu dilaksanakan dengan menggunakan Steamper.
Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, material harus ditempatkan dan dipadatkan 14 (empat
belas) hari setelah penuangan beton.
Pemadatan material urug di atas beton tidak diperbolehkan dengan vibro roller untuk 50
(lima puluh) cm di atas permukaan beton, kecuali dengan persetujuan sebelumnya oleh
Direksi.
Harga satuan dihitung untuk timbunan kembali termasuk tenaga kerja dan peralatan yang
dibutuhkan untuk pemadatan. Satuan pembayaran pada pekerjaan urugan kembali adalah
meter kubik (m3).

ST - 2.2.5. Tanah Timbunan Didatangkan


Semaksimal mungkin bahan untuk timbunan diusahakan dari bahan hasil galian sehingga
keseimbangan antara galian dan timbunan dapat tercapai. Sejauh material dari bahan galian
tidak mencukupi dan / atau kualitas bahan dari galian tidak memenuhi syarat teknis
untuk timbunan maka diupayakan mengambil bahan timbunan dari borrow setelah
mendapat persetujuan dari Direksi.
Dimana disebutkan atau diperintahkan oleh Direksi, bahan timbunan yang diperlukan
untuk pekerjaan harus diambilkan tanah dari daerah luar ( borrow area) yang disetujui
setelah diuji untuk mengetahui kecocokan bahan. Sebelum penggalian pada tanah
tersebut, permukaannya harus dikupas dari tanaman- tanaman termasuk akar-akarnya.
Apabila diperintahkan Direksi, tanah harus dikupas sampai kedalam 0.25 m untuk
sementara ditimbun dan ditempatkan disekitarnya.
Setelah selesai penggalian, Penyedia Jasa harus meninggalkan daerah tersebut dalam
keadaan rapi atau sesuai dengan pertunjuk direksi termasuk semua pekerjaan tadi yang
diperiksa untuk mencegah penggenangan air di daerah tersebut. Apabila tanah luar pada
sawah atau tegalan yang dipakai untuk timbunan, penggalian tidak boleh lebih dalam
dari 0.5 m kecuali ditentukan lain dan setelah semua penggalian selesai, daerah tersebut
harus ditinggalkan dalam keadaan sedemikian sehingga daerah tersebut bisa dipakai kembali
untuk pertanian termasuk hal-hal yang menyangkut pengairan dan drainase dari daerah
itu. Pengujian bahan timbunan dari borrow area dilakukan setiap pengambilan tanah per
10,000.00 M³ dengan spesifikasi sebagai berikut :

Macam Tes Frekuensi Kreteria penerimaan Peralatan Referensi


toleransi
Maksimum ukuran
partikel ASTM
Particle Size 100mm,dengan Saringan D422
Analysis material melewati Standar ASTM
0.074mm ( No.200 ) C136
tidak lebih dari 7%
Sebelum
Material material JIS 1203
digunakan Scale, Oven atau
Moisture
untuk ASTM Zd
Content
timbunan, 2216-51
setelah itu :
Moisture
Density Setiap Scale, Oven ASTM
10,000.00M³, D2216
Relation
ASTM
setiap
penggantian C127
Specific material dan Scale, Oven ASTM
Gravity Test setiap C128
penggantian ASTM
borrow area D854
Plastic Limit Casagrande ASTM
Test D424
ASTM
Liquid Limit Liquid Limit D423
Test Unit

Plastic Index ( PI ) -
Plastic Index tidak lebih dari 15% Scale, Oven

JIC A
Macam Tes Frekuensi Kreteria penerimaan Peralatan Referensi
toleransi
Unconfined 1216
compression
test
Permeability Atas petunjuk -
Test Direksi
Pada bagian
Cone bawah Conus 60° & AASHTO
Penetration penggalian Friction Sleeve T206
Test untuk
struktur

Field +3% sampai -5% Field Moisture ASTM


2 kali sehari ( optimum moisture
Moisture Test pagi dan test unit D2216
content
siang ) pada
setiap lokasi, 95% maksimum dry
atau pada density untuk
Field Density setiap pemadatan normal Sand Cone ASTM
penimbunan dan 85% dengan Penetrometer D1556
250M3 pemadatan
vibromatic roller

Penyedia Jasa harus menggali, memuat, mengangkut, membuang, membentuk dan


memadatkan bahan-bahan timbunan tersebut sesuai dengan ukuran yang tercantum
dalam gambar.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter
kubik (M³) berdasarkan kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan
pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

ST - 2.2.6. Pembersihan Lahan (Striping)


Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas (stripping) adalah
pengupasan tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik: rumput, akar-
akaran maupun bahan non-organik: sisa bangunan fondasi dan lain-lain dan membuang
material hasil kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan saluran dan bangunan dan lokasi
pengambilan tanah bahan timbun (borrow-pit) atau lokasi lain sesuai dengan gambar kerja
atau perintah Direksi.
Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai dengan gambar
kerja kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi. Penyedia Jasa sebelum melaksanakan
pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Direksi tentang batas wilayah
yang tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi pembuangan material hasil kupasan.
Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan luas meter persegi (m2)yang dihitung
dari elevasi permukaan tanah asli sampai elevasi batas kupasan sesuai dengan gambar
kerja yang telah disepakati.
ST - 2.2.7. Material Timbunan
Karakteristik bahan tanggul dibedakan menurut fungsi material yang lolos air (permeabel),
material kedap air dan material semi permeabel. Permeabel dan kedap air umumnya material
pilihan yang diperoleh dari lokasi tertentu (borrow area) sedangkan materi lain diambil
dari hasil galian tanah umum di sekitar lokasi pekerjaan.
1. Material Permeabel
Material Permeable harus ditimbun per lapisan horizontal dengan ketebalan tidak
lebih dari 50 (lima puluh) cm sebelum padat, benar-benar padat setidaknya
dengan 9 ton Vibro Roller, ± 4 (empat) lintasan per lapis sampai mencapai
kepadatan kering, tidak kurang dari 70% terhadap hasil pemadatan
laboratorium, BS 1337 Uji 11, atau sesuai dengan uji coba tanggul yang
disetujui oleh Direksi.
Bahan permeabel diambil dari galian pondasi bangunan atau lainnya yang
disetujui oleh Direksi. Spesifikasi material permeabel dibagi menjadi 2 (dua)
sebagai berikut :
· Agregat halus
Spesifikasi material halus adalah pasir dengan ukuran saringan butir
maksimum 25 (dua puluh lima) mm, yang terdiri dari biji-bijian yang
tersisa di saringan No 4 (4,76 mm) kurang dari 25 (dua puluh lima)
persen dan saringan No 200 (0074 mm) kurang dari 5 (lima) persen.
· Agregat kasar
Material/ agregat kasar terdiri dari pasir bergradasi baik dan kerikil
dengan ukuran butir maksimum 50 (lima puluh) milimeter. tersisa di
saringan No 4 antara 55-80% dan saringan No 200 kurang dari 5 (lima)
persen.
2. Material Kedap Air/ Impermeable
Material kedap air adalah material timbunan terletak ditengah tanggul
penutup dengan dimensi atau ketebalan sesuai dengan gambar. Material ini
terdiri dari tanah dan tanah liat, campuran CL, CH dan ML dengan
maksimum 20 milimeter ukuran butir, butir saringan No 200 akan lebih
dari 70% (tujuh puluh) persen dan indeks plastisitas (PI) minimal 15 persen,
koefisien permeabilitas (k) lebih kecil dari 1x10-5 cm / detik. Batu atau
kerikil berukuran lebih dari 8 cm harus dibuang. Material ini diambil dari
lokasi borrow area yang disetujui oleh Direksi.
Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, kadar air selama pelaksanaan timbunan
harus dijaga dalam kisaran - 1% ke + 3% dari kadar air optimum test
laboratorium. kepadatan kering lapangan telah mencapai lebih dari 98%
(sembilan puluh delapan ) persen dari kepadatan laboratorium maksimum
sesuai dengan BS 1377 standar tes kepadatan Uji 11.
Material ditempatkan horizontal menerus dengan ketebalan setelah
dipadatkan tidak lebih dari 20 cm. (dua puluh) sentimeter. Pemadatan
dilakukan oleh peralatan Roller Compaction. dipadatkan ± 8 (delapan)
lintasan per lapisan atau sesuai dengan hasil uji coba timbunan (trial
embankment).
3. Material Lain
Material lain dapat berupa tanah lumpur atau tanah lempung /lanau
bercampur dengan batu-batu kecil akibat dari pekerjaan galian tanah.
Timbunan dieksekusi per lapisan terus menerus dikerjakan dengan alat
Compaction Roller setidaknya 9 (sembilan) ton ± 6 lintasan dan sesuai
dengan uji coba timbunan. Ketebalan lapisan sebelum dipadatkan tidak lebih
dari 30 (tiga puluh) sentimeter. Kepadatan harus mencapai tingkat
minimum dari 95% (sembilan puluh lima) persen dari kepadatan
laboratorium maksimal.
ST - 2.2.8. Penambahan Untuk Pemadatan Timbunan
Penyedia Jasa harus memperhitungkan biaya tambahan karena pemadatan sendiri dan
penurunan elevasi puncak timbunan, baik yang disebutkan atau tidak, maka tinggi, lebar
dan dimensi didesain dalam gambar akan bertambah, sehingga setelah pengurangan lengkap
dan timbunan dipangkas, maka akan dicapai dimensi sesuai dengan gambar.
ST - 2.2.9. Kegiatan di Borrow Area
Jika material galian sebagai material timbunan tidak memenuhi spesifikasi, material harus
diambil dari borrow area sesuai dengan perintah Konsultan Supervisi.
Sedapat mungkin kadar air tanah dari material timbunan diatur dan dijaga sebelum penggalian
lokasi borrow dengan memberikan atau kelebihan air dengan mengelolanya (jika kurang
basah) atau dengan menggali selokan atau parit untuk mengurangi kelebihan air.
Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari eksekusi, Penyedia Jasa harus menyerahkan metode
pengoperasian di borrow area kepada Direksi, termasuk jadwal operasi, peralatan yang
digunakan, wilayah galian dan pengambilan kedalaman material.
Dimana tanah timbunan harus terlebih dahulu dibersihkan dan bebas dari kotoran dan sisa-
sisa akar pohon, dan hati-hati mengupas dan membuang bahan organik seperti rumput,
permukaan tanah dan akar pohon, sehingga tanah tidak mengandung tunggul semak
tumpukan, akar, rumput, humus, gumpalan tanah dan elemen lain yang mudah
membusuk.
Setelah penggalian borrow area selesai, lokasi galian harus diatur kembali, pengupasan
material, termasuk humus harus dikembalikan ke borrow area seperti arahan konsultan
supervisi untuk menjaga kesuburan tanah dan mencegah risiko terhadap ternak dan
manusia. Untuk menghindari pembentukan kolam air di borrow area, saluran drainase dari
borrow area ke pengeluaran terdekat harus dibuat oleh Penyedia jasa.
ST - 2.2.10. Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran untuk volume pekerjaan timbunan diukur dan dihitung berdasarkan material di
tempat yang telah ditentukan, lapisan dan dimensi di atas batas galian dan elevasi yang
ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana disetujui oleh Direksi.
Harga satuan dihitung untuk pekerjaan timbunan termasuk tenaga kerja; transportasi
material yang diambil dari borrow area, peralatan yang diperlukan untuk penggalian dan
pemadatan. Satuan pembayaran untuk pekerjaan timbunan meter kubik (m3).
PASAL ST – 3 PEKERJAAN BETON

ST - 3.1. UMUM
Semua pekerjaan beton yang akan dilaksanakan akan mengacu pada Spesifikasi Teknis ini,
Dokumen Kendali Mutu, dan Gambar Kerja yang disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan
beton harus melalui persetujuan dari Direksi.
Apabila spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan
tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Direksi, maka Penyedia Jasa harus memberikan
alternatif jenis peralatan atau metode kerja yang menghasilkan produk yang setara dengan
yang diusulkan oleh pihak Direksi.
Penyedia Jasa harus memberi perhatian khusus terhadap akibat yang mungkin timbul
karena pengaruh pencucian material yang bisa mengakibatkan tercemarnya air di Sungai
dengan membangun kolam-kolam tampungan atau bangunan lainnya.
Penyedia Jasa tidak akan menuntut biaya tambahan lebih yang diakibatkan oleh kegiatan
pelaksanaan pencampuran, transportasi dan penempatan beton sebagai dikehendaki oleh
Spesifikasi ini.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter
kubik (M³) berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari
Direksi Pekerjaan.
Perhitungan untuk pembayaran setiap kelas beton yang diperlukan untuk dipasang langsung di
atas atau di permukaan galian akan dihitung berdasarkan volume aktual beton di bagian lurus
dan garis pada gambar dimana pembayaran untuk galian yang ditentukan.
Perhitungan untuk pembayaran setiap kelas beton dari semua beton yang lain akan dihitung
berdasarkan volume aktual beton di bagian lurus dan tinggi struktur yang ditunjukkan di
gambar kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini.
Tidak ada perhitungan pembayaran, untuk proses dan transportasi agregat, persiapan
dasar, hubungan konstruksi pemeliharaan termasuk aplikasi adukan semen (mortar)
sebelum pengecoran, perbaikan, dan untuk perawatan atau untuk pertimbangan cuaca yang
panas.
Selain daripada itu yang tidak bisa dipungkiri, pembayaran untuk setiap kelas beton di
berbagai lokasi /tempat pekerjaan akan dihitung dari harga satuan per meter kubik (m3)
dalam daftar kuantitas dan harga.
Harga satuan termasuk biaya semua tenaga kerja, bahan, peralatan produksi dan peralatan
yang diperlukan dalam penanganan air untuk campuran beton, pemeliharaan,
pendinginan, pembersihan. transportasi, penyimpanan dan pencampuran agregat selain
produksi agregat seperti transportasi, pemecahan, penyaringan dan pencucian, termasuk
ketentuan pasokan semen, transportasi, penyimpanan dan pengiriman, pencampuran,
transportasi, pengecoran, pemadatan, penyelesaian akhir di permukaan. pengawetan (curing),
perlindungan dan perbaikan beton, Curing pada bagian joint construction dan pekerjaan test
kecuali bekisting dan finishing, besi tulangan, joint filler dan water stop yang
pembayarannya terpisah, akan dihitung terperonci dalam sub-bab.
Pembayaran tidak akan dihitung untuk beton yang dipasang di luar galian terkait dengan
kelebihan pembayaran oleh galian penyedia jasa. Tidak dihitung pembayaran untuk beton yang
cacat atau mortar yang tumpah. Setiap pekerjaan beton yang dikirim oleh Penyedia jasa
atau yang digunakan untuk instalasi sendiri atau keinginan sendiri akan menjadi tanggung
jawab Penyedia jasa.
Tidak ada perhitungan dan pembayaran yang terpisah dari yang dihitung untuk
penggunaan material tambahan (admixture). Semua biaya tambahan untuk penggunaan
material tambahan sudah termasuk dalam satuan harga penawaran dalam daftar kuantitas
untuk item yang mewakili pelaksanaan beton dimana bahan tambahan yang digunakan.

ST - 3.2. BAHAN – BAHAN


ST - 3.2.1. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mempunyai mutu setara Semen Portland,
atau type lain yang disetujui oleh Direksi. Semen yang dipakai harus produksi dalam negeri
dan sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi.
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh semen apabila diminta oleh Direksi, keduanya
yaitu contoh dari gudang Penyedia Jasa dilapangan dan dari pabrik, atau Penyedia Jasa harus
menguji semennya menurut SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang setara atau lebih
tinggi.
Penyedia Jasa harus membangun fasilitas yang akan melindungi beton dari kondisi basah,
lembab dan pengaruh matahari yang bisa mengurangi mutu dari semen yang akan
dipergunakan. Semen harus diletakkan minimum 30.00 cm di atas lantai dan penataannya
tidak boleh melebihi 20 zak semen pada arah vertikal yang bisa mengakibatkan pengerasan
beton dengan waktu penyimpanan optimal 60 hari kalender. Semen yang telah disimpan
selama 90 hari harus lebih prioritas untuk dipergunakan, kecuali apabila hasil test yang
dilakukan baik. Bilamana Semen Portland telah mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk
campuran beton.
Penyedia Jasa harus menginformasikan secara periodik setiap tanggal 1 awal bulan data-
data sebagai berikut :
a. Rencana pengadaan semen yang baru selama bulan yang akan jalan.
b. Jumlah persediaan semen yang ada di lapangan sampai saat itu.
c. Jumlah semen yang dipakai selama periode 1 (satu) bulan.
d. Data lain yang dianggap perlu oleh pihak Direksi.
ST - 3.2.2. Bahan Additive
Penyedia Jasa bisa memakai bahan additive dalam pelaksanaan untuk mempercepat proses
konstruksi, apabila dianggap perlu. Penyedia Jasa harus memberi tahu kepada pihak
Direksi, sumber pabrikasi bahan additive dan alasan pemakaian penggunaan additive.
Semua biaya pemakaian bahan additive ini, bila ada, harus sudah termasuk dalam
penawaran harga satuan dalam BOQ untuk item pembetonan. Penyedia Jasa tidak akan
meminta biaya tambahan untuk pemakaian bahan additive tersebut dalam pelaksanaan
konstruksi beton.
Test pemakaian bahan additive dalam campuran harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan
biaya sendiri dan hasilnya dikirim ke Direksi. Apabila lebih dari satu jenis bahan additive
yang akan dipakai dalam pelaksanaan pembetonan, maka bahan additive tersebut harus
dicampur dulu dengan air sebelum dicampur dalam Alat Pencampur (Molen, Car Mix,
Batching Plant atau alat lainnya).
Batas minimum atau maksimum slump yang diijinkan pada beton akibat adanya
pemakaian bahan additive, bisa diubah oleh Direksi ketika ada ijin penggunaan
pemakaian bahan additive.
a. Additive Pengurang Udara (Air-Entraining Admixture)
Additive jenis ini bisa dipergunakan dengan catatan berikut. Bahan additive
yang dipakai akan sesuai dengan ASTM C260 atau ekuivalennya. Bahan
additive harus mempunyai konsistensi yang seragam dalam setiap wadahnya dan
dari setiap pengirimannya. Estimasi jumlah pemakaian bahan additive ini dalam
campuran beton adalah sebagai :

Ukuran maksimum Total Bahan Additive


Kerikil Kasar (mm) (persentase dari volume beton)
20 6.0 + 1
40 4.5 + 1

Bahan additive ini akan dipergunakan tidak boleh melebihi 12% berat.
Pencampuran bahan additive dalam beton, terlebih dahulu dicampur dalam air
secara proportional.
b. Bahan Additive Untuk Pengurang Air (Water Reducing Admixtures)
Bahan additive yang dipakai akan sesuai dengan ASTM C494 Type D atau
ekuivalennya. Bahan additive harus mempunyai konsistensi yang seragam
dalam setiap wadahnya dan dari setiap pengirimannya. Pemakaian bahan
additive harus mempunyai pengaruh yang sejalan dengan additive diatas dan
pencampurannya dicampur dengan air terlebih dahulu sebelum dicampur
dalam campuran beton. Jumlah pemakaian bahan additive ini harus melalui
persetujuan pihak Direksi.
c. Tempat Penyimpanan Bahan Additive
Bahan-bahan ini harus disimpan di tempat yang tahan air dan resapan air.
Penyimpanan harus diatur sedemikian sehingga bahan additive ini langsung
dipakai. Bahan additive yang telah habis masa berlakunya, harus ditandai dan
tidak dipakai untuk campuran beton.
ST - 3.2.3. Aggregat
a. Umum
Pengadaan atau produksi material agregat halus dan agregat kasar (split dan kerikil) yang
berasal dari lokasi quarry atau daerah lain harus sepengetahuan Direksi. Material yang
akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan akan diuji secara periodik minimum 1 (satu)
minggu sekali atau setiap pengecoran 1,000.00 M3 beton atau setiap penggantian sumber
material, akan diambil waktu pengujian yang paling cepat.
Apabila Penyedia Jasa akan mengambil material kerikil dari sumber lain selain daerah
Quarry yang telah disepakati sebelumnya, maka Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian
yang hasilnya harus diserahkan kepada pihak Direksi. Biaya seluruh pengujian akan menjadi
tanggung jawab sepenuhnya dari Penyedia Jasa. Pada areal dimana material akan diambil
untuk dipakai, maka Penyedia Jasa harus membersihkan areal tersebut dari tanaman, akar,
sampah, rumput, lempung, dan sebagainya. Proses pengadaan material mulai dari
penyaringan, pencucian, dan lain- lain sampai dengan tersedianya material kerikil/ split yang
memenuhi spesifikasinya akan dikerjakan dengan sepengetahuan dan persetujuan dari pihak
Direksi.
Biaya produksi kerikil yang dikehendaki oleh Spesifikasi ini harus sudah termasuk dalam analisa
harga satuan pada BOQ untuk berbagai item pekerjaan beton dimana material agregat/ kerikil
dipakai. Analisa harga satuan ini harus sudah mencakup semua biaya pembayaran royalti
galian C, penggalian, penanganan, tahap prosesing, transportasi sampai dengan penyimpanan
material.
Tiap jenis material pasir, kerikil, batu merah, dan batu harus disimpan dalam petak terpisah
dan terpelihara dan aman dari hal-hal yang merusak.
b. Aggregat Halus
Pengertian material halus yang dipergunakan adalah material dengan ukuran maksimum 5
mm. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir
dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi, pasir yang ada tidak
memenuhi gradasinya.
Apabila tidak ditentukan / disarankan pada Trial-Mix Design, maka gradasi kelolosan
saringan material agregat halus untuk campuran beton adalah sebagai berikut :
Ukuran Saringan (mm) Prosentase yang lolos
10 100
5 90 - 100
2,5 80 - 100
1,2 50 - 90
0,6 25 - 65
0,3 10 - 35
0,15 2 – 10

Disamping hal tersebut di atas, bahan aggregat halus, yang tercantum harus mempunyai
modulus kehalusan (fine modulus) tidak lebih kecil dari 2,30 atau tidak lebih besar dari 3,10.
Apabila variasi modulus kehalusan lebih besar 0,20 dari harga yang ditetapkan untuk beton,
bahan agregat halus harus ditentukan lain untuk mengimbangi perbedaan dalam tingkatan
ukuran bahan dalam bagian beton.
Kondisi maksimum dimana material pasir tidak dapat dipakai akan mengikuti nilai sebagai
berikut :
Item Persentase terhadap Berat
Kandungan Lumpur 1,0
Material lolos saringan 0,088 mm 3,0
Material diatas saringan 0,297 mm dan 0,5
mengambang di air atau berat jenis
(SG) < 1,95

Jumlah persentase material yang diterima adalah sebagaimana disebut diatas atau apabila debu
batu yan bebas dari lempung atau lanau, maka persentasenya bisa mencapai 5% dari berat.
c. Aggregat Kasar
Pengertian material kasar yang dipergunakan adalah material dengan ukuran lebih besar dari 5
mm dan mempunyai gradasi yang baik Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan
dan bergradasi baik dengan diameter maximum tergantung dari klas betonnya. Apabila kelas
dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka bahan batuan harus diambil dari
lokasi setempat yang menurut penilaian Direksi adalah yang terbaik. Penyedia Jasa harus
mengirim contoh material apabila dibutuhkan oleh Direksi.
Disamping itu Penyedia Jasa harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan
ASTM - AASHTO atau ekivalennya secara rutin dengan frekuensi yang disetujui Direksi serta
mengirimkan kepada Direksi setiap copy laporan test. Apabila test abrasi dibutuhkan oleh
Direksi, maka Penyedia Jasa harus melakukannya.
Bahan batuan untuk beton tahan abrasi minimum mempunyai berat spesifik (SG) lebih
besar dari 2,58 dan nilai tanah harus kurang dari 15% apabila diuji menurut ASTM -
AASHTO atau ekivalennya yang disetujui oleh Direksi. Ukuran maksimum aggregat kasar
harus 40 (empat puluh) mm pada bangunan struktur dan 20 (dua puluh) mm dalam
bangunan tipis lainnya, kecuali untuk beton cyclop sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Direksi. Gradasi kelolosan saringan untuk aggregat kasar harus dipisahkan dalam ukuran
yang telah ditetapkan, atau mengacu pada kelolosan sebagai berikut :
Ukuran aggregat kasar (mm)
Ayakan (mm)
40 – 5 25 - 5 20 - 5 15 - 5
50 100 - - -
40 90 – 100 - - -
30 - 100 - -
25 - 95 – 100 100 -
20 35 – 70 - 90 – 100 100
15 - 30 – 70 - -
10 0 – 10 - 25 – 35 -
5 0–5 0 – 10 - -
2.5 - 0-5 - -
Bahan – bahan yang merugikan yang tercampur dalam bahan pengisi tidak boleh lebih
dari batas yang ditentukan di bawah ini :
Item Persentase terhadap Berat
Gumpalan tanah liat 0,25
Partikel lunak 5,0
Bahan yang hilang dengan pencucian 1,0
Bahan mempunyai berat jenis (SG) lebih kecil 1,95 1,0

ST - 3.2.4. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus dari sumber
yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Pasal 9 Standar Nasional Indonesia. Air dari
Sungai Ciasem cukup baik untuk dipakai dalam campuran beton, kecuali apabila terjadi
keadaan dimana aliran sungai membawa endapan yang cukup tinggi, maka air perlu
ditampung dahulu dalam kolam/bak penampungan untuk diendapkan terlebih dahulu
sebelum dipakai dalam campuran beton..
ST - 3.2.5. Selimut Beton Bertulang
Selimut beton bertulang minimum diukur dari sisi luar batang tulangan harus sesuai dengan
gambar atau tabel di bawah ini, kecuali ditentukan dalam gambar atau permintaan Direksi
Pekerjaan :

Jenis Pekerjaan Selimut beton bertulang (cm)


Dalam Luar Disentuh
1. Plat 1.0 1.5. 2.0
2. Dinding 1.5 2.0 2.5
3. Balok 2.0 2.5 3.0
4. Kolom 2.5 3.0 3.0
5. Bangunan yang masuk dlm tanah atau 5.0
nampak atau terpengaruh cuaca atau kena
goresan

ST - 3.4. KELAS BETON


ST - 3.4.1. Kelas – Kelas Beton
Kelas-kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari bahan- bahan
pokok untuk tiap kelas, harus sesuai dengan Standar Indonesia SNI 03-2847- 2002.
Bila dipandang perlu oleh Direksi, perbandingan campuran beton akan ditentukan/ diperbaiki
selama pekerjaan berlangsung Penyedia Jasa tidak merubah perbandingan campuran beton
atau sumber dari bahan-bahan tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi.
ST - 3.4.2. Perbandingan Campuran
Penyedia Jasa harus menentukan perbandingan bahan untuk beton sesuai dengan klasnya
sampai mendapat persetujuan Direksi. Penentuan perbandingan diatas harus sesuai dengan
petunjuk SNI 2847-2013 atau standar lain yang setara atau yang lebih tinggi, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi. Penyedia Jasa tidak boleh merubah perbandingan atau sumber
bahan yang sudah disetujui tanpa persetujuan dari Direksi lebih dahulu.
Persetujuan dari Direksi tentang campuran yang diusulkan tidak akan diberikan sebelum
Penyedia Jasa mengadakan percobaan campuran dengan pengujiannya untuk tiap kelas
beton dan telah menyerahkan keterangan lengkap hasil percobaannya tentang mutu
pekerjaan (faktor kepadatan dan slump), kekuatan dan berat jenis kepada Direksi untuk
persetujuannya. Penyedia Jasa tidak boleh mulai dengan pekerjaan sebelum usul campuran
tersebut disetujui.
ST - 3.4.3. Campuran Percobaan (Trial Mix)
Penyedia Jasa harus membuat campuran percobaan untuk setiap kelas beton dengan memakai
alat alat yang sama yang akan dipakai dipekerjaan. Campuran percobaan akan diijinkan,
apabila kekuatan tekan dari uji kubus yang diambil dari tiap kelas beton memenuhi syarat-
syarat spesifikasi untuk masing-masing kelas beton.Pembuatan contoh dan pengujiannya
harus memenuhi Standar Nasional Indonesia SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang
setara atau lebih tinggi.
Tidak ada Mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan
dengan pekerjaan utamanya yakni pekerjaan beton yang telah dicapai dilapangan dengan
pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
ST - 3.4.4. Pengujian Beton
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian beton menurut prosedur yang digariskan,
dalam Standar Nasional Indonesia SNI 2847-2013 atau standar lain yang setara atau lebih
tinggi. Penyedia Jasa harus mengambil contoh beton untuk test kubus dari campuran
bercobaan dan dari tempat penuangan beton pada pekerjaan kemudian dirawat seperlunya dan
menyerahkan kepada Laboratorium yang disetujui untuk diadakan pengujian sesuai
diperintahkan.
Kubus harus dibuat dalam cetakan 15 cm x 15 cm x 15 cm seperti disyaratkan dalam SNI
2847-2013 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi untuk pekerjaan lining beton
pengambilan sample uji kubus dilakukan setiap 50 m panjang pengecoran sedangkan
untuk pekerjaan konstruksi bangunan dilaksanakan per 25 m3 beton kecuali ditentukan lain
untuk setiap pekerjaan beton dengan volume kurang dari 25 m3 untuk setiap bangunannya
tetap diambil sample uji kubus sesuai kebutuhan pengujian ditambah minimal satu (1) extra
untuk cadangan yang tidak dimasukkan dalam volume pembayaran. Penyedia Jasa harus
menjaga untuk menghindari kerusakan pada kubus-kubus uji sepanjang tahap pengujian.
Selama pengecoran Penyedia Jasa harus selalu melakukan slump test pada saat memulai
pengecoran. Test-test itu harus dilakukan berdasarkan SNI 2847-2013 atau standar lain
yang setara atau lebih tinggi, kecuali ditentukan lain. Penyedia Jasa harus pasti bahwa untuk
tiap test dibuat laporan, yang menjelaskan hasil-hasil tersebut dalam satuan metrik. Penyedia
Jasa diwajibkan membuat laporan itu dengan format yang disetujui Direksi dan
penyerahannya dilakukan dalam rangkap tiga tidak lebih dari 3 hari setelah pengetesan
dilaksanakan.
Penyedia Jasa harus juga menyerahkan laporan tekanan udara, temperatur beton dan bahan-
bahan beton untuk mendapat persetujuan dari Direksi. Penyedia Jasa harus menyediakan
peralatan dan tenaga di lapangan untuk melaksanakan percobaan kubus, slump test dan
juga alat pencatat temperatur.
Tidak ada pembayaran khusus untuk pekerjaan Pengujian beton, dan biaya untuk ini sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan terkait..
ST - 3.4.5. Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton
Penyedia Jasa harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas beton dengan
perbandingan berdasar ukuran volume. Air harus ditambahkan pada bahan batuan, pasir dan
semen di dalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut jumlah paling kecil
yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air harus menunjukkan
banyaknya air yang diperlukan dan direncana agar secara otomatis berhenti bila jumlah air
tersebut sudah dialirkan kedalam campuran. Dan kemudian apabila beton kelas K-125
diijinkan dilakukan dengan tenaga manusia, maka semen, batuan dan pasir harus
dicampur di atas lantai kayu yang rapat. Bahan-bahan harus diaduk paling sedikit dua kali
dalam keadaan kering dan paling sedikit tiga kali sesudah air dicampur, sampai campuran
beton mencapai warna dan kekentalan yang sama/merata.
Penyedia Jasa harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan- bahan
untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk mendapat
persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur dan bahan-bahan ditempatkan.

ST - 3.4.6. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton


Hasil campuran beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan,
beton masih merupakan mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi, dan tidak
terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan tempat adukan. Penyedia
Jasa harus mendapat persetujuan Direksi atas pengaturan yang direncanakan, sebelum
pekerjaan pembetonan dimulai. Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari ketinggian
lebih dari 1.50 m, ketebalan beton dalam tuangan tidak boleh lebih dari 1,0 m untuk satu
kali pengecoran.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ketempat sambungan cor yang
direncanakan sebelumnya. Penyedia Jasa harus mengingat pemadatan dari beton adalah
pekerjaan yang penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air dengan
kepadatan maximum. Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin penggetar dari jenis
tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan bergetarnya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat
getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan, harus dengan persetujuan
Direksi.
ST - 3.4.7. Sambungan Cor
Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus diserahkan kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum mulai dengan pengecoran. Tempat sambungan
harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari penyusutan dan suhu sangat
diperkecil. Dimana pekerjaan beton panjang atau luas dan menurut Direksi pelaksanaannya
lebih praktis, maka Penyedia Jasa harus mengatur rencana pelaksanaan sedemikian rupa,
sehingga sebelum beton baru dicorkan menyambung yang lama, beton sudah berumur 4
minggu.
Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan acuan
yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh mungkin dapat dilaksanakan,
pada tempat gaya lintang/ geser yang terkecil. Sambungan itu merupakan jenis pertemuan
biasa, kecuali jika jenis lain dikehendaki oleh Direksi. Sebelum yang baru dicor disamping
beton yang sudah mengeras, beton yang lama harus dibersihkan dari batuan diatas seluruh
penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar yang bersih serta bebas dari buih
semen.
Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pengecoran harus tidak lebih
dari 1,0 m dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari 7 m, meskipun tanpa adanya
persetujuan lebih dahulu dari Direksi.
ST - 3.4.8. Beton Pracetak
Beton pracetak harus memenuhi semua ketentuan spesifikasi sejauh itu memungkinkan
setiap unit pracetak harus segera ditandai dengan tanggal cetakan yang tak bisa hilang dan
setelah acuan dibuka maka selama 28 hari tidak boleh ada gangguan terhadap beton.
ST - 3.4.9. Pembetonan di atas Permukaan Yang Tidak Kedap Air
Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak kedap air
sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit / membran kedap air atau kedap lainnya
yang disetujui oleh Direksi.
ST - 3.4.10. Pembetonan Dalam Keadaan Yang Tidak Menguntungkan
Penyedia Jasa tidak boleh mengecor pada waktu hujan deras tanpa perlindungan, Penyedia
Jasa harus meyiapkan alat pelindung beton terhadap hujan dan terik matahari sebelum
pengecoran. Apabila suhu udara melebihi 35 derajat celcius Penyedia Jasa tidak boleh
mengecor tanpa persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan seperlunya
untuk menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan penuangan kurang dari
35 derajat celcius misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton dan acuan agar terlindung
dari matahari, atau menyemprot air pada bahan batuan dan acuan.
ST - 3.4.11. Melindungi dan Merawat Beton
Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu tidak kurang dari 7 hari, Penyedia Jasa harus
melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari, suhu tinggi atau rendah
pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan sebelum waktunya lendutan atau
tumbukan dan air tanah yang merusak.
Jika ditentukan lain oleh Direksi, Permukaan beton yang kelihatan harus dijaga terus basah
sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan Semen Portland, atau 3 hari
untuk beton dengan semen yang cepat mengeras. Permukaan seperti itu segera setelah dibuka
acuannya maka harus segera ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau pasir atau lain-
lain bahan yang mungkin disetujui Direksi. Penyedia Jasa harus membuat perlengkapan
khusus atas permintaan Direksi untuk perawatan dan pembasahan yang dimaksud sepanjang
masa dari 6 sampai 24 jam sesudah pengecoran beton.
ST - 3.5. TULANGAN (Reinforcement Bar-Deformed)
Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos, digilas panas,
sesuai dengan SNI 2847-2013 atau standar lain yang setara atau yang lebih tinggi yang
disetujui oleh pihak Direksi, dan harus memenuhi ketentuan standar serta ketentuan-
ketentuan dibawah ini :
Besi Polos Besi Ulir
Kekuatan Tarik, 29 – 53 49 – 63
kg/mm2Titik Leleh, 24 atau lebih 30 atau lebih
kg/mm2 20 atau lebih 14 atau lebih
Penambahan panjang, %
Diameter rata-rata dari tulangan yang dipilih dari setiap contoh kiriman dengan ukuran
yang sama tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) % dari diameter yang
ditentukan. Tulangan-tulangan harus bebas dari sisik, minyak, kotoran dan kerusakan-
kerusakan struktur.
Untuk tiap pengiriman batang baja lunak yang diserahkan ke tempat pekerjaan, Penyedia
Jasa harus menyediakan untuk tiap-tiap pembuatan kepada Direksi suatu hasil pemeriksaan dari
laboratorium yang disetujui oleh Direksi. Untuk tiap kiriman tulang anyaman baja yang
dikirim ke tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi satu
kutipan yang diakui dari catatan-catatan pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan
dengan pemuatan-pemuatan dari mana kiriman itu dibuat.
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika
dibutuhkan oleh Direksi. Batang-batang baja yang telah bengkok, tidak boleh diluruskan
atau dibengkokkan lagi untuk dipakai dipekerjakan tanpa persetujuan Direksi. Tulangan baja
harus disimpan jauh dari tanah yang diganjal untuk mencegah perubahan bentuknya..
ST - 3.5.1. Penempatan Tulangan
Tulangan harus dipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti/tetap sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar dan tidak berubah pada posisinya didalam cetakan tanpa pergeseran selama
proses penggetaran, pengisian dan penumbukan beton ditempat.
Penyedia Jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak yang diperlukan atas biayanya
sendiri untuk memelihara tulangan beton dalam posisi yang tepat. Setiap pengikat, sambungan,
atau sambungan sengkang tulangan harus kencang sehingga tulangan-tulangan benar-
benar kokoh. Sebelah dalam bagian-bagian yang melengkung harus bersentuhan langsung
dengan tulangan-tulangan disekitar mana akan tercapai kekuatan yang baik. Tulangan-
tulangan harus diikat bersama-sama dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dan pengikat harus dililit kuat-kuat
dengan tang. Ujung kawat ikat yang bebas harus dilipat kedalam.

Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk dilakukan pengecoran, maka harus
diperiksa dulu oleh Direksi Pekerjaan dan tidak boleh dilakukan pengecoran sampai tulangan
beton disetujuinya. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi Pekerjaan selambat-
lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya, untuk meminta dilakukan pemeriksaan
atas penulangan yang telah disiapkan.
ST - 3.5.2. Penyiapan Gambar Tulangan Beton
Penyedia Jasa atas biayanya sendiri harus menyiapkan semua gambar detail tulangan beton
berdasakan gambar-gambar yang diberikan oleh pemberi tugas. Gambar- gambar tulangan
beton ini harus meliputi gambar penempatan tulang, gambar pembengkokan tulangan,
daftar besi dan gambar-gambar penulangan lainnya yang mungkin diperlukan untuk
memudahkan pembuatan dan pemasangan besi tulangan. Semua gambar penulangan yang
direncanakan oleh Penyedia Jasa harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan.
ST - 3.5.3. Sambungan Tulangan Beton
Jika dianggap perlu untuk menyambung batang tulangan pada titik-titik lain dari pada
yang diperlihatkan dalam gambar, posisi dan metode penyambungan harus ditetapkan
berdasarkan perhitungan kekuatan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam hal sambungan
lewatan, panjang lewatan harus memenuhi ketentuan gambar atau tabel di bawah ini :
Diameter Tulangan (mm) 10 13 16 19 22 25 28 32
Panjang sambungan lewatan 60 60 60 65 75 85 95 100
min. (cm)

Batang tulangan harus diikat pada beberapa tempat di atas sambungan lewatan dengan
menggunakan kawat besi pengikat dengan diameter 0.9 milimeter atau pengikat yang
cocok. Untuk sambungan lewatan, diperlukan kait pada batang tulangan polos dan kait
tidak diperlukan pada batang tulangan yang berulir.
ST - 3.5.4. Daftar Bengkokan
Penyedia Jasa harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam gambar
dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan. Daftar
bengkokan yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada Penyedia Jasa harus diperiksa dan
diteliti.
Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan
bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang
yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan
dengan mesin pembengkok yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran
pembengkok harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia NI-2, PBI 1971 kecuali jika
ditentukan lain, atau diperintahkan oleh Direksi. Bentuk- bentuk tulangan baja harus
dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulang tanpa persetujuan
Direksi.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam Kilogram
(Kg) yang akan dimasukkan dalam mata pembayaran pembesian atau tulangan berdasar
kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
ST - 3.5.5. Pemasangan
Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat
kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu
akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel dengan
adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan untuk menyambung tulangan-
tulangan yang saling tegak lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan.
Penggunaan ganjal, alat perenggang dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Perenggang dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton
yang akan dicor. Perenggang tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan
bahan tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara.
ST - 3.5.6. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran dan penempatan tulangan dibuat dalam perencanaan berat
jadi/terpasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk Direksi. Satuan berat jadi, kecuali
ditentukan lain selama pelaksanaan, maka standard berat besi adalah sebagai berikut :
Diameter (mm) 10 12/13 16 19 22 25
Berat Besi Polos (kg/m)
0,617 0,888 1,580 2,23 2,98 3,85
(Kode Ø)
Berat Besi Ulir (kg/m)
0,624 0,995 1,582 2,25 3,04 3,98
(Kode D)

Besi stagger, besi penstabil plastic cone, kawat pengikat, paku atau bahan lainnya yang
digunakan untuk menyambung pada pelaksanaan pembesian yang merupakan bagian dari
metode pelaksanaan tidak diukur untuk dibayar, sesuai dengan gambar atau petunjuk dari
Direksi.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam Kilogram
(Kg) yang akan dimasukkan dalam mata pembayaran pembesian atau tulangan berdasar
kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
Mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam Kilogram (Kg) berdasar
kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

ST - 3.6. BONGKARAN BETON MEKANIS


Beberapa bagian beton yang ada pada struktur bangunan Macan di bongkar secara mekanis
dengan menggunakan Jack Hammer, dengan maksud ; agar tidak merusak bagian lain yang
masih baik pada struktur bangunan Macan. Hasil bongkaran mekanis tersebut dibuang ke
disposal area, yang mana disposal tersebut tidak didalam garis sepadan sungai dan tidak
mengganggu fasilitas umum yang ada dilingkungan masyarakat sekitar. Disposal area
terlebih dahulu telah mendapatkan ijin tertulis dari pemilik lahan, dan di ketahui oleh aparat
desa dan kecamatan. Pada pekerjaan bongkaran yang akan dilaksanakan pada daerah yang
sulit, dan sambungan konstruksi, dilaksanakan dengan hati – hati agar tidak merusak
konstruksi sekitarnya yang masih baik. Bongkaran mekanis dan hasil bongkaran dibuang
diluar dirapikan adalah merupakan satu kesatuan mata pembayaran.
Mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam (M³) berdasarkan kemajuan
pekerjaan yang telah dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

ST - 3.7. BEKISTING F3, EXPOSED UNTUK PERMUKAAN


Bekisting F3 harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton dan
untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan. Penyedia Jasa harus menyerahkan
rencana dan penjelasan tentang-acuan dan harus membuat contoh-contoh acuan untuk
mendapat pengesahan Direksi. Bekisting F3 harus dipasang dengan sempurna, sesuai
dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan
dalam gambar. Cara pendukungan yang akan menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali
kawat yang membentang pada seluruh lebar dari permukaan beton tidak dibenarkan. Acuan
penutup harus dibuat pada permukaan beton, dimana kemiringannya lebih curam dari 1 : 3.
Bekisting F3 untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya
bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika
dibutuhkan oleh Direksi acuan untuk permukaan beton yang kelihatan harus sedemikian
rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau kelihatan
terputus. Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan.
Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan memberi per-
setujuan acuan yang telah dipasang. Untuk pembetonan di cuaca panas atau kering,
Penyedia Jasa harus membuat rencana acuan dan membukanya, sehingga permukaan-
permukaan beton dapat terlihat untuk dimulai perawatan sesegera mungkin.
Bekisting F3 hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dibawah pengawasan seorang mandor
yang berwewenang. Harus diberi perhatian yang besar pada waktu pembukaan acuan
untuk menghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan beton. Dalam hal mana
Direksi berpendapat bahwa usul Penyedia Jasa untuk membuka acuan belum pada
waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan alasan lainnya, maka Direksi
dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menunda pembukaan Bekisting F3 dan Penyedia
Jasa tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut, penggunaan bahan seperti plastic
cone, besi stut dan besi siku sudah termasuk dalam mata item pembayaran pekerjaan ini.
Pemasangan acuan dan perancah harus dipasang sedemikian rupa, sehingga memenuhi
batas-batas toleransi pergeseran acuan/perancah yang diijinkan seperti tercantum berikut atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Bagian / Partisi Toleransi
Arah vertikal (Jembatan, Talang, dll) 1.0 cm per 50.0 m bentang
Arah sisi utk pek. Saluran/Lining 0.50 ~ 1.0 cm per 40.0 m bentang dinding
Arah sisi (Dinding Penahan bagian 0.50 ~ 2.0 cm per 30.0 m bentang dinding
depan/ belakang)
Apabila terjadi kondisi, dimana setelah pelaksanaan pengecoran untuk bagian exposed
mengakibatkan pergeseran lebih dari batas toleransi atau yang diperintahkan oleh Direksi,
maka segala biaya perbaikan akan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
Untuk beton dengan semen Portland biasa, waktu paling sedikit untuk pembukaan acuan harus
menurut daftar dibawah ini :
Muka sisi balok, lantai dan dinding 3 hari
Bagian bawah 21 hari

Mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter persegi (M2) yang
dimasukkan kedalam mata pembayaran pekerjaan bekisting (form work) F3 berdasarkan
kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan..

ST - 3.8. MUTU BETON


ST - 3.8.1. Proporsi Campuran
Proporsi campuran beton harus ditentukan untuk mendapatkan beton yang memiliki
kemudahan pelaksanaan, kepadatan, kedap air, daya tahan, kekerasan dan kekuatan yang
diperlukan tanpa menambahkan jumlah semen.
Rencana kekuatan karakteristik beton berdasarkan NI-2 atau seperti yang diarahkan oleh
Direksi. Pedoman pelaksanaan untuk porsi campuran disetujui oleh Direksi, tidak akan
membiarkan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya kepada kontrak.
Mutu beton harus memenuhi persyaratan dalam Standar Indonesia SK SNI - T15 - 1991 -
03. Direksi berhak untuk mengubah/memodifikasi proporsi campuran dari waktu ke
waktu selama pekerjaan konstruksi.
Sebagai pedoman awal, proporsi campuran akan digunakan untuk beberapa variasi kelas beton
yaitu sebagai berikut :
a) Beton K.100 1 Pc : 3 Pasir : 5 Kerikil
b) Beton K.125 1 Pc : 3 Pasir : 5 Kerikil
c) Beton K.175 1 Pc : 2 Pasir : 3 Kerikil
d) Beton K.225 1 Pc : 1,5 Pasir : 2,5 Kerikil.
Jika dipandang perlu, Direksi berhak untuk mengubah/memperbaiki rasio campuran beton
selama pekerjaan berlangsung tanpa ada tambahan pembayaran dalam rangka mencapai mutu
kelas/ kelas ditentukan pada gambar Desain. Penyedia Jasa tidak diperbolehkan untuk
mengubah rasio beton atau sumber material berpindah dari tempat lain tanpa persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan.
ST - 3.8.2. Kandungan Air dan Slump Beton
a. Konsistensi
Kandungan air dalam beton harus dikontrol setiap saat. Adonan kekentalan beton diukur
dengan slump beton, harus sesuai dengan batasan sebagai berikut, (dalam centimeter).
Type Beton Batas Slump Batas Slump Batas Slump
rendah Normal Penolakan
1. Struktur, terbuka 10 12 14
2. Slab, (tebalnya 10 12 14
kurang dari 30 cm.
3. Struktur dan Slab 10 12 14
besar (Ukuran
agregat maksimum 40
mm.)

b. Batas Target Slump


Slump beton pada titik penempatan praktis harus sesuai dengan yang diijinkan yaitu (Slump
12±2) cm.
c. Toleransi
Adonan akan ditolak jika nilai slump beton lebih besar dari ketentuan di atas dan beton
harus dibuang.
ST - 3.8.3. Pelaksanaan Pencampuran Material Beton
Penyedia Jasa harus hati-hati mencampur material dari setiap kelas beton dengan
perbandingan berdasar pada ukuran volume. Air harus ditambahkan ke material kasar,
pasir dan semen dalam batching mixer, jumlahnya harus sesuai dengan jumlah terkecil
yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Takaran air akan menunjukkan jumlah
air yang diperlukan dan direncanakan secara otomatis berhenti ketika jumlah air yang telah
mengalir ke dalam mixer. maka semen, agregat kasar dan pasir harus dicampur di lantai
kayu tertutup. Material yang akan diaduk setidaknya dua kali dalam kondisi kering dan
setidaknya tiga kali setelah air dicampur, sampai pencampuran mencapai warna dan
ketebalan beton sama/ setara.
Penyedia jasa harus merencanakan tempat mixer dan menempatkan material untuk
memberikan ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk disetujui oleh
Direksi, sebelum peralatan mixer beton dan material ditempatkan.
ST - 3.8.4. Pengangkutan, Pengecoran dan Pemadatan Beton
Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga pada saat kehabisan tempat pengecoran,
beton masih memiliki kualitas tertentu dan konsistensi yang memenuhi, dan tidak ada
penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan batching mixer. Penyedia Jasa
harus disetujui oleh Direksi untuk pengaturan yang direncanakan, sebelum memulai
pekerjaan beton. Beton tidak boleh dicor dari ketinggian lebih dari 1.50 m, ketebalan beton
di cor tidak boleh lebih dari 1,0 m untuk satu kali pengecoran.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus hingga tempat sambungan untuk pengecoran
yang direncanakan. Penyedia jasa harus ingat pemadatan beton adalah pekerjaan yang penting
untuk memperoleh beton kedap air dengan kepadatan maksimum. Pemadatan harus dibantu
dengan menggunakan alat vibrator terendam, tapi itu tidak menyebabkan getaran bagi besi
tulangan dan bekisting. Jumlah dan jenis alat vibrator yang tersedia setiap saat digunakan
untuk pekerjaan beton, atas persetujuan Direksi.
ST - 3.8.5. Pengecoran pada Permukaan Tidak Kedap Air
Penyedia jasa tidak harus melakukan pengecoran pada permukaan yang tidak kedap air,
sebelum permukaan ditutupi dengan membran kedap air atau bahan kedap air lain yang
disetujui oleh Direksi.
ST - 3.8.6. Pengecoran dalam Cuaca yang Tidak Menguntungkan
Penyedia jasa tidak akan melakukan pengecoran pada saat hujan deras tanpa pelindung.
Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan pelindung dari hujan dan panas matahari
sebelum pengecoran.
Ketika suhu udara melebihi 35° C, Penyedia jasa tidak boleh melakukan pengecoran tanpa
persetujuan dari Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan
untuk menjaga suhu beton pada saat pencampuran dan pengecoran kurang dari 35° C,
misalnya dengan menjaga material beton dan bekisting terlindung dari matahari, atau
menyemprotkan air pada bahan kasar dan bekisting.
ST - 3.8.7. Sambungan Beton
Penjelasan dan status sambungan beton disampaikan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan sebelum memulai pengecoran.Letak sambungan harus ditempatkan sedemikian
rupa agar pengaruh penyusutan dan suhu sangat kecil.
Sambungan beton harus menutup rembesan air, dan harus dibentuk dalam garis lurus
dengan bekisting kaku tegak lurus terhadap tegangan utama dan sejauh dipraktekkan dalam
gaya lintang/geser yang terkecil. Sambungan adalah semacam sambungan biasa, kecuali jika
jenis lain yang diinginkan oleh Direksi.
Ukuran vertikal beton yang dicor pada waktu pengecoran harus kurang dari 1,0 m dan
ukuran horisontal harus tidak lebih dari 7 m, meskipun tanpa persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi.
ST - 3.8.8. Curing Beton
Sampai beton mengeras sepenuhnya dalam waktu kurang dari 7 hari, Penyedia jasa harus
melindungi beton dari pengaruh buruk angin, matahari, suhu tinggi atau rendah, tingkat
perubahan suhu atau pembalikan, sebelum waktu loading, defleksi atau tabrakan dan
kerusakan tanah dan air.
Jika ditentukan lain oleh Direksi, permukaan beton yang tampak terus basah setelah
pengecoran, tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan portland semen, atau 3 hari
untuk beton dengan semen yang mengeras dengan cepat. Permukaan tersebut setelah dibuka
bekisting harus segera ditutup dengan karung goni basah atau pasir atau bahan lain yang
dapat disetujui oleh Direksi. Penyedia jasa wajib membuat peralatan khusus atas permintaan
Direksi untuk curing dan pembasahan sepanjang waktu dari 6 - 24 jam setelah pengecoran
beton.

ST - 3.8.9. Capping Precast


Umum

 Capping precast merupakan pengikat pemasangan antara panel precast beton


satu dan yang lainnya.
 Pekerjaan capping precast harus dilakukan sesuai dengan gambar atau range tebal
12 – 20 cm dan tinggi 40 – 60 cm atau ditentukan lain oleh Direksi.

Persyaratan Bahan/Material
 Material yang digunakan harus sesuai dengan yang disyaratkan dan disetujui
oleh Direksi.
 Besi Beton
Kontraktor harus menyediakan alat pemotong, pembengkok dan memasang semua besi beton
seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti petunjuk Direksi. Kecuali bila
ditunjukkan lain dalam gambar, besi beton yang akan dipakai adalah besi polos dan besi
ulir dari pabrik yang mendapat persetujuan dari Direksi dan memenuhi standar SD 295,
SNI 2052-89-A atau setara yang disetujui.
 Beton
Kualitas beton untuk capping beton adalah K175 atau sesuai penjelasan gambar atau jika
ditentukan lain oleh Direksi

Uji Kuat Tekan


 Selama pembuatan dan pengecoran beton, sekurang-kurangnya harus diambil dua
(2) contoh setiap hari dan sekurang-kurangnya satu (1) contoh setiap
delapan belas (18) meter kubik (m3).
 Masing-masing contoh harus terdiri dari enam (6) silinder untuk diuji. Tiap
contoh harus terdiri dari enam (6) dengan ukuran berdiameter sepuluh (10) cm
dan panjang dua puluh (20) cm dengan standar perawatan dan diuji pada
umur tujuh (7) hari untuk tiga (3) silinder perta-ma dan diuji dua puluh
delapan (28) hari untuk sisa tiga (3) silinder yang lainnya sesuai dengan
persyaratan ASTM C.39/C.42 atau ASTHO T.23.
Pelaksanaan
 Lining precast beton harus sudah terpasang sesuai gambar sebelum dipasang
capping precast beton.
 Kemudian, pembesian capping precast beton dilakukan sesuai gambar termasuk stek
besi penyambung.
 Bekisting dipasang sesuai gambar atau sedemikian rupa sehingga capping
precast beton tercetak sesuai gambar.
 Pengecoran beton dilakukan sesuai rencana mutu beton yang sudah di tentukan
dan harus disetujui Direksi.
 Pembongkaran bekisting dilakukan setelah umur beton cukup.

Pembayaran
 Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan beton harus dilakukan berdasarkan
volume beton yang sebenar-benarnya di cor dalam meter kubik (m3) sesuai garis
batas struktur seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang
ditentukan oleh Direksi.

 Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah meter kubik (m3) beton yang telah
dicor sesuai hasil pengukuran dengan cara sebagaimana diuraikan di atas
untuk masing-masing harga satuan kontrak per meter kubik (m3) seperti
yang tercantum di Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus disetujui oleh
Direksi termasuk semua kompensasi untuk penyediaan semua tenaga kerja,
bahan-bahan, perlengkapan, alat-alat dan sebagainya untuk menyelesaikan
pekerjaan, sesuai dengan perintah dari Direksi dan syarat-syarat dalam
spesifikasi.

ST - 3.8.10. Lining Beton Precast Umum


 Beton Precast atau beton pracetak berfungsi sebagai lining saluran pengganti lining
eksisting. Sejauh mungkin setiap unit pracetak harus ditandai dengan tanggal
cetakan yang tidak bisa hilang, dan setelah bekisting terbuka selama 28 hari maka
tidak akan ada gangguan dari beton atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
Persyaratan Panel Beton
 Mutu Precast beton adalah K-300 dan K-600 kecuali ditentukan lain oleh
Direksi, harus memenuhi semua persyaratan spesifikasi.
 Bentuk cetakan satuan beton harus sesuai dengan bentuk, garis dan dimensi
seperti yang ditunjukkan pada gambar dan Penyedia jasa harus menyerahkan detil
dari bentuk atau cetakan yang diusulkan untuk mendapat persetujuan Direksi.
 Semua material yang akan digunakan sebagai pelengkap dan digunakan untuk
beton pracetak oleh Penyedia jasa harus memenuhi persyaratan atau harus
disetujui oleh Direksi.
 Penyedia Jasa harus menggunakan Beton Pracetak yang dibuat oleh atau pada
pabrik/workshop dan harus dengan persetujuan Direksi sesuai dengan
Spesifikasi Teknis.
 Konstruksi pracetak juga dapat digunakan untuk struktur selain satuan di atas,
dimensi dan fungsi konstruksi yang akan disesuaikan. Penyedia jasa harus
menyerahkan ke Direksi rincian lengkap secara tertulis termasuk semua
modifikasi yang diusulkan untuk tebal segmen beton, spesifikasi beton, tulangan
yang tepat untuk konstruksi, metode yang diusulkan untuk penanganan dan
penempatan beton pracetak, pengisian kembali yang sama, dll. Direksi dapat
menyetujui usulan tersebut dengan atau tanpa modifikasi dan Penyedia jasa akan
dibayar untuk satuan beton pracetak jika rincian yang ada di gambar dan masuk
dalam Daftar Kuantitas.
 Ketebalan minimum precast harus tidak kurang dari dua belas (12) cm dan lebar 70
cm, tulangan harus sesuai dengan spesifikasi dan disetujui oleh Direksi.
 Satuan beton pracetak dibuat di pabrik harus beton dengan kekuatan yang
cukup untuk beban bantalan sesuai yang disetujui Direksi.

Uji Bahan
 Beton Pracetak yang dibuat oleh atau pada pabrik/workshop harus dilakukan uji tes
sesuai prosedur oleh atau pada pabrik/workshop.
 Laporan Uji Bahan beton pracetak harus disampaikan berkala kepada Direksi
atau sesuai petunjuk Direksi.

Pelaksanaan Pemasangan Beton Precast


 Pencetakan beton satuan beton akan tetap dalam cetakannya selama tiga (3) hari
sebelum dibuka, selama permukaan beton terbuka harus ditutup dengan karung atau
anyaman dan terus menerus basah; di samping itu bentuk atau cetakan harus
terlindung dari sinar matahari langsung.
 Setelah dibuka bentuk atau cetakannya, satuan beton terus menerus harus tetap
lembab, untuk jangka waktu minimal sebelas (11) hari.
 Setelah pengupasan, satuan seperti pipa, flumes, plat beton, panel, dll harus
ditumpuk untuk jangka waktu tidak kurang dari tiga puluh (30) hari, kecuali
dinyatakan oleh Direksi, sehingga meninggalkan ruang udara bebas antara
masing-masing satuan beton pracetak.
Pengangkutan Beton Precast dari Pabrik/Workshop harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga mengurangi resiko rusak/pecah atau sesuai petunjuk Direksi.
 Penyedia Jasa harus menyiapkan lokasi Stock Yard di lapangan untuk
menyimpan material bahan Precast yang di setujui oleh Direksi.
 Pengangkutan dan bongkar muat Precast dari Stock Yard ke lokasi pekerjaan
dengan menggunakan angkutan lokal.
 Parit untuk meletakkan unit beton pracetak harus hati-hati digali untuk garis
tanggul yang diperlukan ditunjukkan dalam gambar atau jalur lain seperti atau
ditentukan lain oleh Direksi. Sisi penggalian harus didukung, bila perlu, untuk
menjamin stabilitas, jika untuk alasan apapun, bagian dari parit apakah
didukung atau tidak didukung harus memberi jalan, Penyedia jasa harus
menggali dan membuang, tanpa biaya tambahan kepada Pemberi pekerjaan,
sesuai dengan persetujuan Direksi.
 Ketebalan dan bentuk pondasi harus ditunjukkan dalam gambar atau ke Direksi
sesuai dengan kondisi tanah. Jika material lunak yang tidak sesuai untuk
pondasi, material tersebut harus digali dan dibuang, atau jika dasar parit tidak
sesuai maka bagian dalam parit harus digali di bawah elevasi yang ditentukan
dan dibawa ke elevasi yang dibutuhkan dengan material pengisi yang benar-
benar sesuai dengan konsolidasi setidaknya tingkatnya sama dari pemadatan, sebagai
bahan tidak terganggu, yang disetujui oleh Direksi. Dalam semua kasus bagian
bawah parit harus hati-hati dibentuk dan dinilai untuk memastikan bahwa pipa
berada dalam posisi yang benar dan seragam didukung untuk panjang
keseluruhan, pemasangan beton precast dilaksanakan menggunakan alat berat
excavator dan trypod.
 Satuan beton dipancang dengan posisi sesuai gambar, kecuali ditentukan lain
oleh Direksi.
 Beton harus ditempatkan secara kontinu di tiap-tiap unit dengan cara yang
diterima oleh Direksi.
 Pada saat pemancangan, yang perlu diperhatikan secara khusus yaitu harus
dilaksanakan tamping dan bergetar agar tidak bergeser penulangannya.
Pembayaran
 Pembayaran untuk beton pracetak dibuat dengan harga satuan “unit” di Daftar
Kuantitas, meliputi biaya semua pekerja, material, peralatan yang diperlukan
untuk produksi, pengangkutan, pekerjaan pemasangan.
 Dengan pembayaran material on site dapat dilakukan sebesar antara 50%-70% saat
material ada dilapangan sebagaimana yang telah dutentukan oleh Direksi dan
sisanya akan dibayarkan setelah material terpasang.
ST - 3.8.11. Toleransi
Deviasi yang diijinkan dari ketinggian atau elevasi dan dari penentuan posisi, profil, nilai dan
dimensi yang ditunjukkan di gambar didefinisikan sebagai "toleransi". Toleransi termasuk
penyimpangan permukaan sebagaimana didefinisikan dalam spesifikasi ini.
Maksud dari ayat ini adalah untuk membangun toleransi yang konsisten dengan praktisi
konstruksi modern, namun diatur oleh efek yang diperbolehkan deviasi yang akan memiliki
tindakan struktural atau fungsi operasional struktur. Penyimpangan dari garis pendirian, nilai
dan dimensi akan diizinkan untuk perpanjangan yang dimaksud dalam ayat ini; asalkan
Direksi Pekerjaan dapat mengurangi toleransi yang ditetapkan di sini jika seperti toleransi
mengganggu aksi struktural atau fungsi operasional struktur.
Dimana toleransi tidak tercantum dalam Spesifikasi atau Gambar untuk setiap struktur
individu atau fitur, maka dari itu penyimpangan yang diperbolehkan akan ditafsirkan sesuai
dengan ketentuan ayat ini. Notasi dalam gambar atau sebagaimana yang disajikan dalam
spesifikasi ini, toleransi tertentu sehubungan dengan dimensi. dianggap sebagai tambahan
untuk toleransi yang ditetapkan dalam bab ini.
Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk menetapkan dan mempertahankan bentuk beton
cukup dalam batas toleransi dan harus menjamin bahwa pekerjaan selesai dalam toleransi
ditentukan di sini. pekerjaan beton yang melebihi batas toleransi tersebut harus diperbaiki
atau dibuang dan diganti atas biaya Penyedia jasa.
ST - 3.8.12. Finishing
Tidak ada pembayaran terpisah dari segala macam pekerjaan penyelesaian karena pekerjaan
yang sudah termasuk dalam harga satuan beton di Daftar Kuantitas.
ST - 3.8.13. Pengendalian Mutu
Tidak ada pembayaran terpisah untuk kegiatan pengendalian mutu, termasuk biaya untuk
pemeliharaan, dan pekerjaan lapangan dan pekerjaan laboratorium, untuk pengujian beton
dan material beton.

ST - 3.9. WIREMESH UNTUK PEKERJAAN BANGUNAN


Tulangan baja berdiameter 12 mm dianyam menggunakan kawat beton dan dilas, jarak
sengkang 15 cm dengan ketebalan pengecoran 15 cm. Pada pelaksanaan saluran, jenis
pekerjaan yang dilakukan terdiri dari beberapa jenis yaitu 1) pembesian merupakan
pekerjaan menggelar lembar wire mesh, pembuatan cakar ayam dan besi pengikat 2)
pekerjaan beton terdiri dari pekerjaan cor beton ready mix K225 3) pekerjaan cor terdiri
dari pekerjaan menuang beton cor ready mix, meratakan tuangan beton cor, dan pekerjaan
menggosok beton cor.
Mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam kilogram (kg) yang
dimasukkan kedalam mata pembayaran pekerjaan wiremesh berdasarkan kemajuan pekerjaan
yang telah dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

PASAL ST – 4 PASANGAN BATU

ST - 4.1. BONGKARAN BATU


Bagian tertentu pada bangunan Pamanukan, terdapat pekerjaan bongkaran batu.
bongkaran batu yang dimaksud adalah bongkaran batu kali secara mekanis (Menggunakan
Jack Hammer). Bongkaran batu kali ini dimulai pada garis bongkaran yang telah ditetapkan
oleh Direksi pekerjaan, dengan satuan M³ (meter kubik) dan hasil bongkaran adalah bukti
bongkaran pasangan batu, dilengkapi dengan dokumentasi progress pekerjaan.
Diperlukan Tukang Batu dengan keterampilan khusus, untuk membongkar dilokasi yang sulit
atau pada sambungan lama dan yang baru, terutama pada daerah sambungan konstruksi
dan sambungan exspansi.
Mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter kubik (M3) yang
dimasukkan kedalam mata pembayaran pekerjaan bongkaran batu berdasarkan kemajuan
pekerjaan yang telah dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
ST - 4.2. PASANGAN BATU KALI 1:4
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti
pasangan batu atau lapisan lindung batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan
sejenis menurut persetujuan Direksi dan bersih dari campuran besi, noda- noda, lubang-
lubang, pasir, cacat atau tidak sempurna lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber
yang disetujui Direksi.
ST - 4.2.1. Adukan
Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan batu harus dibuat dari semen
portland dan pasir dengan perbandingan isi 1 : 4 atau seperti ditentukan dalam gambar
untuk tiap jenis pekerjaan. (Selanjutnya dipakai singkatan PC untuk semen portland, Ps
untuk pasir, Kr untuk kerikil, dalam kode perbandingan suatu adukan).
Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton pasir haruslah
mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan untuk menghasilkan
adukan yang baik. Semen haruslah Portland semen seperti yang dimaksud pada spesifikasi
diatas. Air harus diberikan dalam jumlah cukup/ sesuai untuk menghasilkan adukan yang
baik.
Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga jumlah
dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai persetujuan Direksi.
Pengadukan ( mixing ) tidak dibenarkan dilakukan dengan manual, pengadukan harus
dilaksanakn dengan pengaduk mesin ( mixer ) untuk mencapai mutu yang baik.
Tidak ada mata pembayaran tersendiri karena sudah menjadi satu kesatuan dengan pekerjaan
pasangan batu kali yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan..
ST - 4.2.2. Penyimpanan Dari Bahan - Bahan
Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan ditempat yang terlindung yang bisa
mempengaruhi sifat-sifat mekanik dan sifat fisik material. Dan juga harus dilindungi
dengan atap atau penutup lain yang tahan air.
ST - 4.2.3. Ukuran Batu
Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan setiap batu harus berukuran diameter
20-30 cm batu bulat atau batu kali.
ST - 4.2.4. Alas dan Sambungan
Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipasang dan harus
diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan utama. Setiap batu harus diberi
alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan
berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu
berimpit satu sama lainnya.
Batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu selesai dipasang.
Mata pembayaran dalam pekerjaan pasangan batu kali 1 : 4 adalah unit price dalam meter
kubik (M3) yang dimasukkan kedalam mata pembayaran pekerjaan bongkaran batu
berdasarkan kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dilapangan dengan pengesahan dari
Direksi Pekerjaan.
ST - 4.3. PLESTERAN 1:3
Apabila dipermukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yang ada (existing) maupun
yang baru harus diplester dengan adukan 1 Pc : 3 Psr. Pekerjaan plesteran dikerjakan secara
2 lapis sampai ketebalan 2.4 cm. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester
pada bagian atas dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 m dibawah
tepi atas atau sesuai dengan yang tertera pada gambar.

Pertemuan pasangan (Plesteran sudut) selebar 8 - 10 cm untuk bangunan kecil dan 15 cm


untuk bangunan yang besar sedang pada samping rangka pintu sorong, diplester tegak
selebar 10 cm. Plesteran juga dilakukan pada alur skot balk. Sebelum pekerjaan plesteran
dilakukan maka bidang dasar harus dibuat kasar dan bersih. Pekerjaan plesteran harus rata,
lurus dan halus. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering, kemudian harus dipelihara dengan
siraman air secara rutin.

ST - 4.4. SIARAN 1:2


Adukan untuk siaran harus campuran 1 Pc : 2 Psr, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek
sebelum adukan mengeras (atau dibetel untuk pasangan lama).
Siaran Ini Menggunakan Jenis siaran Siar tenggelam (masuk kedalam + 1 - 2 cm dari
permukaan batu), spasi siaran tidak boleh lebih dari 2 -3 cm
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter
persegi (M²) yang akan dimasukkan dalam mata pembayaran pasangan batu kali berdasar
kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan..

ST - 4.5. PEMBUANGAN MATERIAL BONGKARAN


Material hasil bongkaran material diangkut, dibawa serta dibuang menggunakan Dump
Truck sejauh 1 – 3 km. Lokasi pembuangan harus disetujui oleh Direksi dan mendapatkan
izin dari pemilik tanah. Satuan pembayaran untuk pekerjaan ini adalah meter kubik (m3),
yang dihitung secara matematis dari jumlah volume kecuali volume galian yang di gunakan
untuk timbunan (keseimbangan tanah).

PASAL ST – 5 PEKERJAAN LAIN - LAIN

ST - 5.1. PEKERJAAN PAGAR PENGAMAN PINTU


Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan, peralatan, dan alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga pekerjaan pagar ini dikerjakan dengan
baik dan bermutu. Bahan yang dipakai harus sesuai dengan baik. Lingkup pekerjaan adalah
pekerjaan logam non struktural dalam hal ini meliputi pemasangan pagar dengan pembuatan
kolom/kolom tiang pagar besi hollow dengan bentuk dan bahan yang sesuai petunjuk Direksi.
Bahan dari besi pipa galvanis ukuran diameter 1,5 inch tebal 2 mm dengan teralis beton
diameter 12 mm jarak 5 cm dengan ukuran sesuai dengan yang tertera di gambar kontrak
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam m2 yang
akan dimasukkan dalam mata pembayaran pekerjaan pagar pengaman berdasarkan
kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
ST - 5.2. PEMBUATAN RUMAH PPA
Rumah PPA (Petugas Pintu Air) diadakan oleh Penyedia Jasa untuk keperluannya guna
menjamin kemaanan operasional dan pemeliharaan pintu-pintu air serta mempermudah
pekerjaannya. Rumah PPA tersebut dapat dilengkapi dengan fasilitas penerangan yang cukup
serta air yang bersih dan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. Lokasi/tanah dan
bangunan untuk keperluan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dengan
mengajukan permohonan jauh sebelumnya kepada Direksi untuk menentukan lokasi yang
akan menjadi bahan pertimbangan dalam perijinannya kepada pihak perorangan, aparat,
atau Pemerintah Daerah setempat.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam set yang
akan dimasukkan dalam mata pembayaran pembuatan rumah berdasarkan kemajuan
pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
ST - 5.3. SKALA DUGA
Skala duga untuk pengukuran permukaan air atau pengukuran bukaan pintu harus
dipasang di lokasi sebagai berikut :
• Sisi hulu dari tiap bangunan khusus pada satu tembok pangkal
• Sisi hulu dari bangunan ukur
Skala duga dibuat dari plat baja berlapis email dengan pembagian 0,1m, sesuai dengan
album standar Perencanaan Irigasi atau menurut ketentuan lain dalam gambar, dan
pemasangannya menggunakan baut-baut.
Skala duga yang dipasang dihulu bangunan pengukur dibuat dari plat aluminium dengan
tanda-tanda garis dan huruf, atau dibuat dari teraso putih pada dasar campuran 1 PC : 3 Ps
dengan lekukan-lekukan untuk garis-garis dan angka-angka setebal 3 mm seperti
dijelaskan dalam gambar.
Skala duga harus dipasang vertikal pada dinding atau dalam lekukan pada terowongan,
panjangnya menurut standar dari 0,5m atau 1,0m atau kelipatannya.
Skala duga untuk terowongan, panjangnya menurut standar dari 0,5m atau 1,0m atau
kelipatan dari itu.
ST - 5.4. PEKERJAAN HANDRAIL
Lingkup Pekerjaan
1. Meliputi pengadaan bahan, peralatan dan tenaga kerja yang cukup ahli dalam
pekerjaan handrail.
2. Penyedia Jasa bertanggung jawab sejak persiapan bahan, pemasangan sampai
penyerahan dalam kondisi finish sesuai gambar rencana.
Bahan
1. Bahan handrail menggunakan GIP (Galvanized Iron Pipe) bulat Diameter 2”
2. Handrail dengan ukuran sesuai dengan gambar rencana untuk pengaman
dengan finishing Cat Minyak ex. ICI atau setara
Pelaksanaan dan Pemasangan
1. Pelaksanaan pekerjaan merupakan perakitan masing-masing bagian bahan yang
telah disiapkan sesuai gambar rencana.
2. Sebelum dirakit, maka dibuat terlebih dahulu gambar shop drawing yang
ukurannya menyesuaikan dengan ukuran yang ada di Album Gambar. Gambar
gambar tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3. Pemasangan handrail pada tempat yang telah ditentukan sedemikian rupa
sehingga benar- benar presisi sebagaimana dalam gambar rencana.
4. Pelaksanaan pemasangan harus selalu mendapat pengawasan dan persetujuan
Direksi Pekerajaan
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan handrail dilakukan atas volume handrail yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan per m.

ST - 5.5. SHELTER
Penyedia Jasa harus mensuplai dan memasang satu (1) set sherter pada bangunan pintu air.
Shelter tersebut didesain untuk mencegah komponen untuk peralatan mekanikal pada
pintu air agar tidak terkenan air hujan sehingga komponen untuk peralatan mekanikal
tidak akan cepat karat. Shelter harus didesain dengan susunan sebagimana terlihat pada
Album Gambar.
Tegangan dan Kondisi Rencana
o Tegangan Rencana
Tegangan rencana harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam
Spesifikasi Teknik, disamping itu batang elemen harus memenuhi persyaratan-
persyaratan berikut. Tegangan pada batang elemen tidak boleh melebihi tegangan
kritis :
- 0,015. L/t)
Dimana :
: Tegangan kritis yang diijinkan dalam kg/cm2
L : Panjang tumpuan (memanjang) batang elemen dalam cm,
t : Tebal batang elemen dikurangi toleransi korosi sebesar 0,2 cm o Data
umum
- Tipe : Shelter permanen
- Sudut kemiringan turun air : 2 - 10 °
- Material : Baja Profil SS 400
Secara umum shelter terdiri dari batang elemen, bagian penumpu dan lain-lain komponen
yang diperlukan. shelter harus diikatkan pada gelagar penumpu dengan pengelasan dan
menggunakan baut, mur dan ring yang terbuat dari baja anti karat. Konstruksi shelter
secara mendetail tidak diuraikan dalam Spesifikasi ini, namun harus dibuat oleh Penyedia
Jasa atas persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Batang shelter harus terbuat dari baja profil dengan tebal minimum 15 mm tidak
termasuk toleransi korosi. batang elemen tersebut harus memasukkan toleransi korosi sebesar 2
mm
Semua batang elemen harus dipasang pada baja profil dengan permukaan rata dan
diikatkan pada gelagar penumpu, untuk mencegah terjadinya vibrasi. Tumpuan lateral
harus disedidiakan untuk mencegah tekukan pada elemen dan disediakan batang horisontal
dan dipasng secara seri seperti terlihat pada gambar.
Shelter harus ditumpu pada bagian ambang dan ditengah dari lebar bukaan. Shelter disisi atas
harus ditumpu pada dua sisi bagian atas struktur.
Gelagar penumpu bagian ambang harus dibuat dari baja profil diberi penguat seperlunya
dimasukkan dalam pada beton. Gelagar tersebut harus dibor dan dilengkapi dengan baut-
baut pengikat, mur dan ring baja anti karat. Balok penumpu tengah harus menggunakan
baja profil diperkuat yang memadai, Balok tersebut harus dibor dan disuplai berikut baut-
baut pengikat, mur dan ring anti karat. Untuk bagian atas dan bawah harus ditumpu dengan
baja profil siku yang dipabrikasi dan lengkap dengan baut, mur dan ring anti karat.
Semua gelagar bagian atas harus dapat disetel, untuk menjamin agar dapat ditempatkan
pada posisi yang benar terhadap kelurusannya. Defleksi maksimum gelagar penumpu pada
beban maksimum tidak boleh melebihi 1/600 dari lebar.
Pemasangan Di Lapangan
Balok penumpu harus dipasang dalam block-outs sesuai dengan gambar akhir yang telah
disetujui. Shelter harus dipasang yang telah di sediakan dan beri tanda. Setelah penyetelan
kelurusan/ kerataan shelter dinyatakan benar/diterima, semua angker pengikat serta baut-
baut pengikat dapat dikencangkan. Selanjutnya pengecoran block- out dapat dilaksanakan
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan pemeriksaan
jarak antara elemen perlu diperiksa sebelum dipasang.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan Trastrack dilakukan atas volume trastrack yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan per unit.
ST - 5.6. PEMASANGAN NOMENKLATUR
Nomenklatur dibuat pada lokasi bangunan untuk memberikan ciri atau tanda pada bangunan
tersebut. Ukuran nomenklatur standar 30 cm x 40 cm x 2 cm dengan bahan dasar marmer
dan warna teks menyesuaikan desain. Penyedia jasa terlebih dahulu harus mengajukan desain
dan spesifikasi teknis pekerjaan ini kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.
ST - 5.7. PEMASANGAN PATOK BATAS
Patok Batas dibuat pada sepanjang garis sepanjang sempadan saluran irigasi dengan tinggi
mininal 0,5 meter dari permukaan tanah, kedalaman minimal 1,10 meter dari permukaan
tanah, jarak antara satu patok dan lainnya 100 meter dan/atau diseuaikan dengan kondisi
setempat, diberi tanda kepemilikan dan lambang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
serta tahun perolehannya.
ST - 5.8. PEMASANGAN DAN PENGADAAN TRASH RACK
Pemasangan alat penyaring sampah (trash rack) tharus dibuat dengan menggunakan Besi IWF
150 mm x 100 mm , Baja Siku 120 mm x 120 mm, Pelat Strip 9 mm x 100 mm x 2 mm.
Alat penyaring sampah (trash rack) harus dilindungi dari koroso denga melakukan
pengecatan. Alat penyaring sampah harus mampu menahan tekanan air karena adanya
penyumbatan pada kondisi air penuh. Kemiringan alat penyaring sampah sekitar 70o (tujuh
puluh derajat) dari sumbu datar. Alat penyaring sampah harus dapat dilepas dari struktur sipil
untuk perbaikan dan pembersihan.
ST - 5.9. COMISSIONING TEST
Pekerjaan Rehabilitasi, Peningkatan, dan Moderinisasi yang telah selesai dikerjakan dan akan
dioperasikan, tidak serta merta langung boleh dioperasikan. Sebelum dan pada saat akan
dioperasikan harus diyakini terlebih dahulu bahwa kelengkapan tersebut benar-benar aman
untuk dioperasikan. Untuk meyakini bahwa benar-benar aman dioperasikan, keberadaannya
harus telah memenuhi ketentuan dan persyaratan teknis yang ditentukan.
Testing dan komisioning adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian sistem
moderinisasi yang telah selesai dikerjakan , tes perlu terdiri dari kondisi, fungsi, kapasitas,
kalibrasi, ketinggian dan keselamatan adalah uji coba kanal untuk menguji kapasitas desain
yang hendak dioperasikan dengan hasil pemeriksaan dan pengujian yang baik, maka diyakini
bahwa kelengkapan instalasi moderinsasi aman pada saat dioperasikan, aman bagi manusia,
ternak, harta benda, dan aman bagi instalasi itu sendiri.
Sebelum komisioning dilakukan proyek ataupun kontraktor harus mwnyiapkan dan
menyerahkan seluruh dokumen dan informasi yang lengkap yang diperlukan pada
pengujian serta penilaiannya
ST - 5.9.1. Persyaratan
Persyaratan administrasi sebelum dilakukannya commissioning harus dilengkapi yakni adanya
kumpulan arsip pekerjaan yang terdiri dari
a. Calibration Certificate (sertifikat kalibrasi)
b. Assembly Certificate (sertifikat dari produsen barang yang terpasang)
c. Test Certificate (sertifikat pengetesanfungsi/jika itu suatu sistem)
d. Installation Certificate (sertifikat instalasi)
e. Flushing Certificate (sertifikat telah dilakukan pembersihan) ST
- 5.9.2. Pemeriksaan
Pemeriksaan merupakan bagian dari testing dan komisioning, dengan cara melihat langsung
terhadap material/peralatan/barang maupun konstruksi instalasi moderinisasi yang telah
terpasang serta kondisi struktur yang ditingkatkan dan direhabilitasi secara kasat mata dan
tanpa melalui alat/peralatan bantu. Ada dua jenis pemeriksaan sifat tampak (Visual check)
dan pemeriksaan pemasangan (konstruksi).
- Pemeriksaan Sifat Tampak
a. Pemeriksaan item-per item material/barang/alat yang telah terpasang
b. Untuk mengetahui apakah perlengkapan yang dipasang telah sesuai dengan
spesifikasi dalam kontrak
c. Melihat apakah perlengkapan dalam kondisi baik, secara fisik tidak ada
kelalaian, tidak cacat fisik
- Pemeriksaan Pemasangan
a. Pemeriksaan rangkaian (konstruksi) material/barang/alat yang telah
terpasang
b. Untuk mengetahui apakah rangkaian material/barang/alat yang
dipasangan telah sesuai/tidak sesuai dengan gambar rencana maupun
peraturan yang berlaku
ST - 5.9.3. Pengujian
Pengujian merupakan bagian dari testing dan komisioning seperti telah dijelaskan di atas.
Beberapa jenis pengujian antara lain: pengujian individual, pengujian atau pengukuran
tahanan pembumian, pengujian tegangan dan pengujian sistem pengaman. Kriteria
evaluasi pengujian dapat diambil dari standar, data desain, kontrak, uji pabrik dan
setersunya. Jika ada pertentangan antara nilai-nilai (harga- harga) batasan kriteria yang
terdapat dalam sumber-sumber tersebut, maka yang dianggap paling menetukan adalah
diambil dari Kontrak.
ST - 5.10. INSTALASI LISTRIK UNTUK RUMAH PPA
ST - 5.10.1. Lingkup Pekerjaan Penyedia Jasa
a. Penyedia Jasa wajib mengadakan, melalukan pemasangan bahan dan
peralatan yang diperlukan dalam instalasi ini dengan baikdan rapi, serta
melakukan penyetelan pada bagian yang memerlukan seperti balancing beban
di setiap panel, serta mengadakan pengujian baik untuk setiap bagian dari system
maupun untuk keseluruhan system, untuk mendapakan suatukondisi operasi
dari system yang sempurna dan memuaskan.
b. Penyedia Jasa wajib melengkapi seluruh bagian dari system sehingga secara
keseluruhan merupakan system yang lengkap dan dapatberfungsi dengan
baik.
c. Penyedia Jasa wajib menyatakan kekurangan dan atau ketidakjelasandan atau
kesalahan yang terdapat di dalam dokumen pelelangan pada saat rapat
penjelasan pelelangan.
d. Penawaran yang diajukan oleh Penyedia Jasa dinilai berlaku untuk seluruh
system yang dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam bentuk apapun
juga.
ST - 5.10.2. Lingkup Pekerjaan Instalasi Listrik
a. Penyediaan sumber daya listrik yang akan digunakan berupapenyabungan baru
dari PLN. Untuk penyambungan baru ke PLN,seluruh biaya penyambungan
baru berupa Biaya Penyambungan(BP), Jaminan Instalasi, Jaminan berlangganan
dan biaya-biayalainnya harus sudah termasuk kedalam lingkup
pemborongpekerjaan listrik.
b. Pengadaan dan pemasangan Panel-panel daya lengkap dengankomponen
yang diminta, dimulai dari penyediaan PUTR (PanelUtama Tegangan Rendah)
sampai dengan Sub-Sub Panel
c. Gedung, sesuai dengan gambar rencana.
d. Penarikan Kabel-kabel feeder untuk setiap panel dan sub panel
e. Penerikan kabel-kabel instalasi lengkap dengan pipa-pipa conduitserta
material Bantu instalasi lainnya.
f. Pengadaan dan pemasangan armature lampu, stop kontak dansaklar.
g. Pekerjaan pentanahan/grounding dari setiap panel yang akandipasang.
h. Pekerjaan pemasangan instalasi penangkal petir.
i. Pengetesan-pengetesan/pengujian peralatan yang akandigunakan.

ST - 5.10.3. Sistem Instalansi Listrik


Sumber Listrik dari jala-jala PLN atau dari Panel Utama Tegangan diArea Komplek masuk ke
dalam Panel Utama Gedung, dan selanjutnyadi distribusi ke sub-sub panel yang ada di setiap
Gedung.Untuk kondisi emergency dimana listrik PLN padam, digunakan backupgenset,
dengan system transfer daya secara manual melalui COS(Change over Switch) jika
diperlukan.
ST - 5.10.4. Sistem Instalansi Listrik
a. Panel-panel yang digunakan menggunakan panel dari bahanplastic dan
metal. Panel-panel plastik digunakan untuk bangunanpenunjang seperti pos jaga,
kantor, kantin, dan mushola,sedangkan Panel Metal digunakan untuk
bangunan produksi.
b. Panel dari bahan logam menggunakan plat dengan ketebalanyang cukup
sehingga panel kokoh dan kaku dan di finish dengancat bakar. Ukuran
diseusaikan dengan jumlah komponen yangada di dalamnya serta
memudahkan dalam pekerjaanpemasangan kabel di dalam panel.

c. Untuk panel dari bahan plastik, menggunakan tipe inbow (ditanamdalam


dinding), dari merk Berker, Clipsal, atau setara, denganukuran disesuaikan
dengan jumlah komponen yang dipergunakan.
d. Komponen Panel berupa MCCB, MCB, harus dari merk yang sudahdikenal
dan harus mempunyai kualitas yang baik. Merk Komponenyang
direkomendasikan untuk digunakan untuk dalam pekerjaaninstalasi listrik ini
adalah : MERLIN GERIN (asli dibuktikan dengansegel pabrik), HAGER, ABB,
LEGRAND, CLIPSAL dengan ketentuansebagai berikut :
- MCCB arus mempunyai breaking capacity 25 kA.
- MCB 3 phase harus mempunyai breaking capacity sebesar10 kA.
- MCB 1 phase breaking capasity sebesar 10 kA.
` Setiap panel harus dilengkapi dengan :
- Pilot Lamp 3(tiga) warna untuk indikasi di tiap phasa
- Bus Bar untuk Phasa netral dan Grounding dengan ukuranyang sesuai
dengan kapasitas dari tiap panel.
- Volt meter dan Amp. Meter (hanya untuk Panel UtamaGedung).
- Kunci Pintu Panel.
- Label Nama Panel
- Diagram pengkabelan Panel yang harus dipasang/ditempelpada
bagian dalam pintu panel.
e. Kabel-kabel yang akan digunakan baik untuk kabel feedermaupun untuk
kabel instalasi ke tiap titik penerangan atau stopkontak harus dari kabel
7(tujuh) besar seperti : SUPREME, JEMBO,VOKSEL, TRANKA, KABELMETAL
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Kabel Feeder untuk ke setiap Panel Menggunakan tipe NYYdengan
ukuran sesusai gambar wiring diagram panel, danjika feeder ke Panel
utama harus menggunakan kabelbawah tanah, maka kabel yang
digunakan adalah kabelNYFGbY.
- Jika kabel NYFGbY melintas jalan maka harus dimasukkankedalam
pipa pelindung dengan ukuran yang sesuai. Jenispipa adalah Galvanis
schedule 40.
- Kabel Instalasi Menggunakan Kabel NYM didalam pipaKonduit Hi-
Impact merk CLIPSAL atau LEGRAND. Ukurankabel diseusaikan
dengan gambar dalam wiring diagrampanel. Ukuran minimum kabel adalah
ukuran 2.5 mm2.
f. Armatur lampu, Saklar, dan stop Kontak disesuaikan dengan jenis yang akan
digunakan/ditentukan oleh perencana arsitek denganketentuan sebagai
berikut:
- Tebal plat yang digunakan untuk armature adalah 0.7 mm
- Komponen lampu seperti ballast/trafo dan lampu harus darimerek
yang sudah dikenal baik. Merek yangdirekomendasikan untuk
digunakan adalah PHILIPS, OSRAM,NAIS, GE
- Fitting plafond yang digunakan untuk lampu pijar harus daribahan
yang mempunyai kualitas baik bukan dari bahanplastic, dan harus
tahan temperature tinggi dan tidak akanmeleleh jika dipasang lampu
pijar 60Watt.
- Stop Kontak digunakan stop kontak 16A, sedangkan saklardigunakan
saklar 10A dan harus mempunyai kualitas yangbaik.
- Stop Kontak lantai, jiga digunakan, harus menggunakanstop kontak
khusus yang didesain sebagai stop kontak lantai,terbuat dari bahan
logam dan harus dapat dibuka/ditutup.
g. Armature lampu TL 2 x 36 Watt yang digunakan di dalamgedung/bangunan
penunjang yang diberi plafond menggunakanTipe V-Shape, sedangkan untuk
area produksi dan bangunan lainyang tidak diberi plafond menggunakan tipe
TKO.
h. Pemasangan lampu TL type simbad untuk di Ruang Utilitas, Tribun,kontraktor
harus sudah memperhitungkan gantungan lampu yangakan digunakan.
i. Pentanahan/Grounding dari setiap panel harus dikerjakan denganmaksimal
tahanan adalah sebesar 2 ohm. Untuk pentanahandigunakan kabel BC atau NYA
dengan ukuran sesuai kapasitas tiappanel.

ST - 5.11. POMPA DAN MESIN PENGGERAK


ST - 5.11.1. Type Pompa
Pompa yang diperlukan adalah jenis Electric Submercible Deep Well Pump.
Keduanya dikehendaki mempunyai kualitas yang sesuai dengan apa yang
diisyaratkan dalam dokumen tender. Perangkat pompa dan mesin
penggeraknya harus sudah disesuaikan untuk berpoerasi. Pada kondisi : 1.
Temperatur 40° C kelembapan : 100 % Elevasi : < 100 M dari permukaan air
laut.
ST - 5.11.2 .Persyaratan Pompa
a. Penawar harus menyerahkan gambar teknis/brosur dari pabrik
pembuat (asal), tidak brosur yang dikerluarkan oleh agen tunggal atau
perwakilan cabang dengan masa garansi 2 (dua) tahun. Hal ini
dimaksud untuk menghindari pembuatan dokumen/brosur yang
disesuaikan dengan permintaan.
b. Keperluan daya penggerak (engine) dan daya yang diperlukan oleh
pompa harus diperhitungkan minimum 1,2 kali dari total kebutuhan
dan disertakan perhitungannya dengan penawaran berikut brosur data
teknik.
c. Semua keperluan peralatan penunjang pmpa dapat berjalan dengan
sempurna yang tidak tercantum dalam dokumen lelang, sudah
termasuk dalam penawaran.
d. Semua keperluan peralatan penunjang pompa dapat berjalan dengan
sempurna yang tidak tercantum dalam dokumen lelang, sudah
termasuk dalam penawaran.
e. Penyedia jasa harus memberikan penjelasan pompa yang akan
dipasang lengkap dengan peralatannya berikut gambar detail yang
dapat memperlihatkan bagaimana hasil akhir pompa dengan
perlengkapannya terpasang dilapangan yang dibuat olhe penawar
(bukan dari gambar brosur)
f. Penyedia jasa menyertakan brosur teknik yang dibuat oleh pabrik asal
minimum terdiri dari :
- Katalog mesin diesel yang minimal memperlihatkan curve continous
power, curve intermittent, dan curve fule consumption.

ST - 5.11.3 Pompa Submersible


a. Jenis Pompa
Pompa yang diperlukan adalah jenis yang mempunyai kemampuan
untuk memompa pada sumur dalam (DTW) dengan kapasitas, total
head dan efesiensi yang minimum memenuhi kriteria ini :

Total Eff. Panjag Diameter


No Kapasitas Head Pompa Kolom Jambang Jumlah
Min. Minimum Pipa Sumur
maks.
1 1 l/dt 90 - - 6”
2 2 l/dt 90 - - 6”
3 3 l/dt 90 - - 6”
4 5 l/dt 90 - - 6”
5 7 l/dt 90 - - 6”
6 10 l/dt 90 - - 6”
b. Kriteria Pompa
- Kebutuhan pompa harus sudah diperhitungkan dengan
ketentuan-ketentuan seperti tertera pada data pompa.
- Diameter badan pompa bagian luar ditambah ketebalan kabel
motor pompa harus lebih kecil dari jambang sumur
- Pemilihan jenis dan ukuran pompa harus sudah diperhitungkan
berdasarkan debit, total head, dan effesiensi seperti ditunjukkan
pada grafik karateristik pompa, dengan memperhitungkan
kehilangan tenaga akbiat :
- Gesekan pada sudut pompa (impeller)
- Gesekan pada discharger head
- Gesekan pada pipa kolom
- Pompa mempunyai head minimal 90 m kapasitas 1 lt/dt, 2 lt/dt, 3
lt/dt, 5 lt/dt, 7lt/dt, 10 lt/dt dan mempunyai pump effesiensi
sekitar 70% - 75 %.
- Pompa mampu menahan beban panas yang ditimbulkan gesekan
pada pompa dan motor selama 3 menit pada saat aliran outlet
ditutup dan tidak ada aliran serta harus dinyatakan pada brosur
origin.
- Material pompa yang digunakan adalah stainless steel juga
termasuk pada casing motor pompa dan outlet pompa. Pompa harus
memiliki katup pencegah arus balik.
- Maksimum power untuk elektrik motor adalah 15 kw atau 20
Hp dengan sistem start delta (disesuaikan dengan powe
kebutuhan pompa)
- Minimum motor effesiensi adalah 5% (full head), minimum
power faktor 0,82 (full load), pada beban maksimum 17,5
ampere pada 380volt dan harus dinyatakan pada brosur.
- Kabel yang diperlukan kabel khusus untuk selam menghindari
terjadinya menurunnya resistence tahanan kabel yang
mengakibatkan temperatur motor lebih tinggi power motor
berkurang dan mudah terbakar, (Ukuran kabel 3 mm x 4 dan
mempunyai tahanan resistensi 550 mega ohm)
- Pompa dan motor submersible diutamakan dari satu merk,
apabila berlainan merk harus memenuhi persyaratan seperti
yang tercantum pada persyaratan pompa turbin.
- Apabila motor submersible akan digunakan daya yang lebih
besar atau sama dengan kebutuhan pompa, maka penawar harus
melampirkan brosur perihal pompa performa curve per stage,
curve absorbed ower by pump dan curve hydraulic effisiensi.
- Pompa mempunyai batas maksimum start/stop 15 kali dalam satu
jam untuk melindungi motor dari over head dan harus disertai
brosur yang ada
- Riser pip yang dipergunakan berukuran diamet 3 inch dengan
panjang tiap batang 6 m, dan tiap batang disambung dengan
sistem sock draat.
- Pompa jenis ini minimal terdiri dari :
- Pompa sumersible untuk sumur dalam
- Kabel pompa sepanjang 144 m ukuran sesuai dengan
persyaratan dalam brosur
- Valve non return.
- Riser pipe diameter 4 inch dan 3 inch masing-masing
sepanjang 60 m.
- Kabel water level control 2 x 15 mm sepanjang 72 m
- Elektroda 2 buah
- Klem kabel untuk mengikat kabel sepanjang riser pipe
- Kabel power dari panel control ke genset sepanjang 10 m
- Panel control untuk pompa
- Panel control untuk genset
- Generating set (engine dan generator)
- Pipa pelindung kabel power diamer satu setengah inch
sepanjang 10 m )PVC
ST - 5.11.4 Panel Control Pump
Panel control pump harus terdiri dari berbagai komponen yang minimal
terdiri dari:
a. Noo Fused Breaker
b. Motor Relay 3 Phase / Rast
c. Star delta contraktor sistem
d. Water Level Control
e. Overload Relay
f. Motor over head relay
g. Fase failure relay
h. Fase reverse relay
i. Off time relay to limit hunting from star stop
j. High pressure relay to prevent pump from shut off valve
k. Amperemeter
l. On off switch
m. Terminal in/out + control
n. Volt meter

ST - 5.11.5 Panel Control Induk


Panel control induk dapat ditempatkan pada pintu panel pompa yang
minimum terdiri dari :
a. No fused breaker for min switch
b. In/out terminal
c. HZ meter
d. Volt meter + selector volt
e. On off cam switch pada pintu panel
f. Hour meter
g. Ampere Meter

ST - 5.11.6 Panel Control Engine


Panel control minimun harus terdiri dari :
a. Baterry Charging amper meter
b. Engine temperatur meter
c. Starter switch

ST - 5.11.7 Mesin Diesel


Penawar harus menyerahkan gambar teknis/brosur dari agen tunggal /
Dealer resmi ditunjuk oleh pabrikan.
a. Umum
- Mesin Penggerak adalah jenis diesel 4 langkah dengan sistem
pendingin menggunakan radiator (water coolant system dengan
menggunakan radiator/dioperasikan minimal pada putaran
berkisar antara 1500 – 2500 rpm, tergantung dari mesin yang
akan digabungkan, dengan daya continous minimal 1,2 x daya
total keperluan pompa. Mempunyai 4 silinder dengan cc antara
1500 hingga maksimal 2000 cc
- Daya mesin harus dihitung pada continous duty, bukan pada
intermittent duty dengan standar DIN 6271 ata 6270 powe after
derating yang dioperasikan pada suhu 35°, kelembaban 95 %
dan elevasi 20 m diatas permukaan laut.
- Penggunaan jenis dan karateristik mesin harus sesuai
standar/brousur dari pabrik pompa origin sehingga memenuhi
standart DIN 6271, 6270 atau yang setara dengan ketentuan
yang diperlukan pompa.
- Mesin harus khusus dari jenis industri engine yang telah
dilengkapi dengan govermor untuk menstabilkan rpm walaupun
bahan bertambah atau berkurang, bukan dari jenis marine
engine atau outomotive engine yang tidak memilik govermore
sehingga rpm harus distel pada waktu
pengurangan/pertambahan bahan
- Pengurangan daya beban pompa bisa terjadi pada saat
permukaan air turun yang mengakibatkan kepastian air
mengeceil dan beban daya pompa (pump absorbad power)
menurun pada saat beban dari pompa menurun, begitu pula
sebaliknya bila muak air naik
- Elektrik Starting motor 12V DC.
-
b. Kelengkapan kerja mesin
- Mesin harus dilengkapi dengan mechanical governor untuk
menaikkan / menurunkan gas air mengatur air inlet thortle (gas)
yang disesuaikan dengan bahan yang diemban oleh mesin
sehingga mesin akan stabil pada putaran yang telah diset.
- Mesin diesel harus dilengkapi dengan system electric start untuk
menghidupkan mesin dari alternator untuk pengisian kembali
batterai accu.
- Sistem starter harus bisa dihidupkan secara elektric start
- Pipa knalpot flexible dengan panjang 0,4 meter, pipa saluran
knalpot panjang 3 m dan peredam suara knalpot
- Tanki bahan bakar dengan kapasitas 50 liter yang terletak
kompak dengan rangkaian G-set dengan stop kran dan saluran
balik dari mesin diesel
- Peredam getar yang diletakkan pada kaki mesin berikut base
frame dan dilengkapi pula dengan standart tool set dan buku
petunjuk

ST - 5.11.8 Pengujian
Pompa dan mesin yang diserahkan harus diuji dan tau sudah diuji di
laboratorium pabrik dengan sesuai standar yang berlaku di pabrik tersebut.
Dalam hal standar dalam pengujian itu belum ada di tempat / negara pabrik
tersebut, maka harus digunakan standar yang diakui secara internasional.

ST - 5.11.9 Prosedur Pengirimanan dan Pemasangan Barang


a. Penyedia jasa harus memberitahukan kepada petugas penanggungjawab
pekerjaan 1x 24 jam secara tertulis sebelum melakukan kegiatan
pengiriman barang maupun sebelum memulai pekerjaan pemasangan
pompa di lokasi pekerjaan.
b. Pengiriman barang dan aksesorisnya dikiri ke kantor PPK
c. Pengecekan barang dilakukan oleh petugas yang bertanggung jawab
terhadap pekerjaan

ST - 5.11.10 Data Teknik


Penawaran harus dan wajib dilengkapi dengan isian data teknik dan type
produk yang digunakan secara detail berikut perihitungannya minimal seperti
contoh formulir dalam spesifikasi teknik ini disertai dokumen yang menunjang.
ST - 5.11.11 Pelayanan Purna Jual
Pompa dan mesin penggerak yang ditawarkan harus disertai jaminan
pelayanan purna jual yang memadai surat penunjukkan agen harus disertai
dalam surat penawaran.

PASAL ST – 6 PENGADAAN DAN PEMASANGAN MODERNISASI PINTU

ST - 6.1. BAHAN-BAHAN DAN MUTU PEKERJAAN


ST – 6.1.1. Spesifikasi Standar
Kecuali ditentukan lain semua bahan dan mutu pekerjaan harus memenuhi persyaratan
dari Standar Nasional Indonesia yang berlaku. Spesifikasi Standar lain yang sama sebagai
pengganti dapat ditambahkan sesuai dikehendaki oleh Direksi.
Semua bahan yang belum termasuk dalam Spesifikasi di atas macam bahan klas 1. Bila
Penyedia Jasa mengajukan bahan berbeda dengan standar diatas, ia harus menyertakan
penjelasan dari standarnya di dalam Penawarannya.
ST – 6.1.2. Pengadaan Pintu Air Crump De Gruyter
Dalam mengendalikan dan mengukur debit yang dikeluarkan dari pintu intake bangunan
bagi menuju ke saluran diperlukan pintu tipe Crump De Gruyter, seperti tertera pada
gambar. Pintu tipe ini dipilih karena dapat digunakan untuk mengukur besarnya penyadapan
dan menghanyutkan endapan yang ada di muka bangunan. Pintu akan berfungsi pada
kondisi air melebihi ketinggian muka air normal yang telah ditentukan serta dilengkapi
dengan aktuator yang dioperasikan elektronik dan sensor bukaan pintu yang dioperasikan
dengan menggunakan sistem SCADA.
Gambar pintu tipe Crump de Gruyter di dalam dokumen tender memberikan garis besar
mengenai desain pintu secara detail. Kontraktor akan menunjuk vendor pintu untuk
memberikan shop drawing yang akan disetujui oleh konsultan supervisi dan direksi.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, material, peralatan, dan biaya tak terduga
yang dibutuhkan untuk melengkapi dan memasang pintu tipe Crump de Gruyter, lengkap dan
beroperasi dengan semua aksesori yang diperlukan.
Kontraktor harus mendapatkan semua peralatan yang telah ditentukan, dalam bagian ini
koordinasi dengan salah satu pabrikan untuk memastikan fungsionalitas yang tepat.
Pabrikan bertanggung jawab atas kinerja dan kompabilitas seluruh sistem dan produksi shop
drawing. Dalam hal ini tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab kontrak untuk
peralatan, koordinasi, instalasi, operasi dan jaminan.
Gambar kerja diperlukan untuk bimbingan dan menunjukkan fitur fungsional dan
berhubungan dengan pihak eksternal. Pabrikan tidak selalu menunjukkan semua
komponen yang diperlukan atau Pabrikan selalu menunjukkan semua komponen
yang diperlukan untuk peralatan. Kontraktor harus menyediakan semua komponen, peralatan,
dan perangkat yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan fungsional sistem pengaturan
dan pengukuran debit sadapan.
Kontraktor / Penyedia pintu akan berkoordinasi dengan PPK dan Direksi terkait instalasi
sistem kontrol pintu dan telemetri dengan menggunakan sistem SCADA dan terkait elektrikal
pengaturan kapasitas daya yang dibutuhkan oleh pintu.
ST – 6.1.3. Standar Desain
a. American National Standards Institute (ANSI)
b. American Society for Testing and Materials (ASTM)
c. American Welding Society (AWS)
- D1.1 Structural Welding Code Steel
- D1.2 Aluminum
- D1.6 Stainless steel
d. Standar – standar yang berlaku di Indonesia.
ST – 6.1.4. Persyaratan Desain Pintu
Faktor keamanan (safety factor) yang dipergunakan dalam mendesain pintu dan peralatan
adalah tegangan yang bekerja tidak boleh lebih satu setengah dari yield strength atau
seperlima dari ultimate strength material yang digunakan yang sesuai dengan pendekatan
desain ASD. Pintu dan peralatan penunjang yang dirancang untuk dipasang dalam struktur
harus sesuai dengan gambar desain yang direncanakan.
ST – 6.1.5. Persetujuan Kontraktor
Penyerahan dokumen yang memerlukan proses persetujuan Direksi :
a. Informasi pabrikan pintu termasuk shop drawing, spesifikasi dan data
dimensi, material, dan berat keseluruhan dari komponen utama pintu.
b. Diagram instalasi yang menunjukan lokasi, pengaturan, dan ukuran penguat
untuk semua komponen pintu yang akan dipasang.
c. Pengaturan gambar, template, panduan instruksi untuk pemasangan dan,
lain-lain.
d. Hasil perhitungan semua komponen pintu yang di desain harus berdasarkan
dari head maksimum yang telah dijelaskan sebelumnya.
Setelah menyelesaikan pemasangan instalasi pintu, kontraktor / pabrikan pintu harus
menyertakan laporan manual operasi dan pemeliharaan. Laporan manual operasi dan
pemeliharaan harus disetujui oleh konsultan supervisi dan direksi sebelum didistribusikan
dan di dalam laporan manual operasi dan pemiharaan harus memberikan informasi minimal
seperti berikut ini:

a. Manual operasi dan pemeliharaan harus mencakup semua gambar shop


drawing yang telah disetujui oleh pihak terkait lengkap dengan instruksi
pemasangan dan daftar semua komponen yang dipergunakan.
b. Sertakan pula list dan frekuensi pemeliharaan secara rutin untuk peralatan
tersebut.
c. Calibrated graphs and Q-H-A table.
ST – 6.1.6. Material Pintu Crump De Guyter
Batas rencana pemasangan pintu harus tercantum dalam jadwal pelaksanaan baik dalam
spesifikasi dan standar desain dari pabrikan pintu. Material yang dipergunakan dalam
pemasangan pintu dan perlengkapannya harus disetujui terlebih dahulu oleh Tenaga
Ahli/Insinyur dan material yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Rangka pintu terdiri dari potongan baja profil siku dan batang pelat yang dibaut
atau dikeling Bersama membentuk bagian sponing, ambang bawah dan bagian
penumpu roda gigi. Bagian sponing dibuat seperti gambar yang memanjang ke
atas dari permukaan ambang bawah sampai diatasnya bagian teratas dinding dan
menumpu dan menuntun pintu dalam gerakannya. Angker baja dilaskan pada
bagian sponing untuk menanamkannya dalam coakan bangunan sewaktu dicor di
tempat. Penumpu roda gigi terdiri dari sepasanan potngan baja profil siku atau kanal
saling ditautkan pada ujungnya dengan pelat dan direnggangkan untuk
pemasangan roda gigi penggerak pintu.
b. Daun pintu dibuat dengan konstruksi baja dilas dari pelat yang ditekuk dan
dibentuk dengan pengakukan pelat dan siku baja semuanya tampak dalam
gambar. Daun pintu dipasangi permuaan luncur dan sekat dari baja yang
dimesin yang diletakan sehingga cocok berpasangan dengan yg dirangka/
Lubang tap setengah lingkatan harus disediakan pada arah seelah hilir pada
pintu. Pintu ditempelkan dengan las pada siku sisi vertical memanjang ke atas
melewati bagian teratas pintu yang kemudian dilas dengan bagian pengangkat
yang kedudukan horizontal. Bagian pengangkat horizontal berupa plat baja
diperkuat profil kanal, bagian pengangkat dibor dikaitkan dengan setang
penggerak pintu.
c. Roda gigi penggerak elektro-mekanis dimana:
- Pintu bentang sd 800 mm dipasang mur penggerak tunggal dan roda gigi tipe A
dengan diameter engkol 500 mm
- Pintu bentang 800 mm < s.d. < 1200 mm dipasang mur penggerak tunggal
tetapi dengan unit roda gigi kerucut tipe C. Diameter roda kemudi 300 mm

- Pintu bentang > 1200 mm dipasang mur penggerak ganda yang berpasangan
dengan unit roda gigi tipe B dan unit roda gigi kerucut tipe D. Diameter roda
kemudi yang diperlukan diperlukan untuk unit roda gigi tersebut 700 mm
Mur penggerak lengkap dengan pemegang untuk dikaitkan ke pintu, dilengkapi
dengan penyetip pintu maupun atur untuk diats dan dibawah unit roda gigi
penggerak untuk membatasi gerakan pintu atas dalam dua arah gerakan. Harus
disediakan baut bertingkat dari baja tahan karat dengan mur dan cincin
termasuk mur penggerak.
d. Aktuator Elektrik : Aktuator elektrik harus memiliki kemampuan yang baik untuk
menaikkan atau menurukan pintu sampai bawah pada semua ketinggian,
kapasitas daya yang dibutuhkan oleh aktuator ini 480 volt, 4 phase, 60 hz,
kemampuan dari motor harus mampu menaikkan dan menurukan pintu secara
sempurna dan berkelanjutan. Sistem SCADA harus mampu memberikan
peringatan / alarm apabila terjadi gangguan pada sensor/ aktuator elektrik.
ST – 6.1.7. Material Pintu Boks Tersier
Pintu sorong dengan setang tunggal terdapat beberapa tipe yakni:
1) tipe rangka pendek untuk saluran seri 1A sampai 4A
2) tipe rangka pendek untuk saluran seri 1B sampai 4B
3) tipe rangka Panjang untuk saluran >seri 2C
Tiap pintu akan terdiri dari kerangka termasuk sponing dan permukaan penyekat ambang
bawah dan bagian penumpu roda gigi, daun pintu mampu gerak dengan permukaan
penyekat dan setang penggerak dan roda gigi penggerak.
a. Bantalan tengan penumpu setang penggerak harus dipasang apabila penggerak yang
tidak tertumpu lebih besar dari ukuran yang tercantum. Posisi bantalan tengah
penumpu setang penggerak harus berjarak 2H+350 mm dari muka ambang
dasar sampai tengah bantalan
b. Rangka Pintu terdiri dari potongan baja profil siku dan pelat-pelat baja yang
ditautkan dengan baut atau paku keeling untuk membentuk bagian sponing,
ambang bawah dan bagian penumpu roda gigi.
c. Daun pintu dibuat dari baja yang dilaas terdiri dari pelat yang diperkuat siku
pengaku horizontal dan pelat sirip. Profil siku memperkuat sisi vertical. Tipe
pintu sorong untuk saluran, siku dan pelat diletakan di hilir daun pintu. Daun
pintu dilengkapi permukaan baja yang dimesin sebagai peluncur dan penyekat
pada sisinya. Pinggir bagian bawah pelat pintu dimesin untuk berpasangan
dengan bagian ambang bawah yang dimesin agar memperoleh penyekatan yang baik
mengatasi kebocoran air sewaktu posisi pintu tertutup penuh.

d. Roda gigi penggerak pintu diangkat diturunkan dengan setang penggerak. Unit
roda gigi standar tipe A, B, dan C dipergunakan sesuai table. Diameter engkol
untuk roda gigi tipe A adalah 600 mm dan diameter roda kemudi untuk roda gigi
tipe B dan C 700 mm. Ukuran setang penggerak standa diameter luar 43 mm
dengan kisar ulir 8 mm dipergunakan untuk yang berkaitan dengan roda gigi
tipe A. Setang penggerak dilengkapi dengan pemegang untuk memasang daun
pintu, penyetop pintu mampu atur diatas dan dibawah unti roda gigi penggerak
untuk membatasi geraj pintu dalam kedua arah tersebut.
ST – 6.1.8. Penyelesaian Akhir
a. Baja Karbon atau Baja Struktur : Pabrikan pintu bertanggungjawab atas proses
pengecatan awal dan pengecatan akhir untuk semua pintu dan perlengkapan
pintu berdasarkan kontrak. Semua pekerjaan pelapisan pada pintu, harus sesuai
dengan peraturan Emisi VOC yang berlaku, baik dikerjakan di pabrikan pintu
maupun dikerjakan di lokasi proyek. Semua permukaan pintu harus diberikan
pelapisan awal dan pelapisan akhir dengan high solids epoxy coat atau dengan
penggunaan untuk air minum agar dapat menahan laju korosi pada permukaan
pintu yang diakibatkan oleh air. Lapisan awal dan lapisan akhir pada pintu haru
ditetapkan oleh pabrikan pintu.
Jumlah, tebal, dan persiapan awal untuk pelapisan pada pintu harus sesuai
dengan yang direkomendasikan oleh pabrikan cat. Untuk bahan pelapisan pada
pintu menggunakan Ameron Amerlock 400, dengan warna Abu – Abu sedang
atau serupa yang telah disetujui oleh Tenaga Ahli/Insinyur.
b. Permukaan pintu yang teredam harus dalam kondisi kering, tidak terdapat
pelumas, dan dibersihkan dengan menggunakan SSPC SP10 sedangkan untuk
permukaan pintu yang tidak terendam harus dibersihkan dengan menggunkan SSPC
SP6 sebelum dilakukan dipengecatan sesuai dengan intruksi dari pabrikan cat.
c. Semua permukaan diberikan pelapisan awal dan akhir dengan menggunakan
high solids epoxy coat atau dengan penggunaan untuk air minum. Untuk
lapisan awal dan akhir harus ditentukan oleh pabrikan pintu dan disetujui oleh
Tenaga Ahli/Insinyur.
d. Aluminium : permukaan pintu yang tertanam di dalam beton harus diberikan
satu (1) lapisan yaitu dengan menggunakan lapisan aspal.
e. Stainless Steel : Semua komponen stainless steel tidak diberikan pelapisan.

ST – 6.1.9. Pengujian di Lokasi Pabrikan Pintu


Perakitan pintu yang sudah selesai akan diperiksa oleh Tenaga Ahli/Insinyur berdasarkan
gambar yang telah diberikan oleh pabrikan pintu.

ST – 6.1.10. Pengiriman dan Pemasanga Instalasi Pintu di Lokasi Proyek


Pabrikan pintu harus memberikan penguat sementara untuk mencegah kerusakan pada waktu
pengiriman dan pemasangan.
Semua komponen pintu harus dipasang oleh kontraktor sesuai dengan Manual Instalasi
yang telah diberikan oleh pabrikan pintu. Semua peralatan dan perlengkapan komponen
pintu diperlukan perhatian khusus pada saat perawatan, penyimpanan dan pemasangan
untuk mencegah kerusakan pada peralatan dan semua komponen pintu agar dapat berfungsi
dengan baik pada saat dioperasikan.
ST – 6.1.11. Quality Kontrol di Lokasi Proyek
Pengujian lapangan akan dilakukan setelah pemasangan instalasi pintu selesai dikerjakan.
Kontraktor atau Pabrikan pintu akan menunjuk Tenaga Ahli Mekanikal yang memenuhi syarat
sebagaimana yang telah disetujui oleh Tenaga Ahli/Insinyur untuk mengawasi pada saat
pemasangan dan pengujian pintu. Sebelum dilaksanakan pengujian, hal – hal yang harus
diperhatikan sebagai berikut :
a. Semua peralatan dan komponen pintu sudah selesai dipasang dengan benar
sesuai dengan intruksi dan rekomendasi dari pabrikan pintu.
b. Semua peralatan dan komponen pintu yang terpasang berdasarkan lokasi dan
orientasi sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar.
c. Kesejajaran semua peralatan dan komponen pintu.
d. Tidak ada kerusakan pada semua komponen mekanikal pada pintu.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam unit
(Pekerjaan Pintu) dan set (Pekerjaan Pendukung) yang akan dimasukkan dalam mata
pembayaran pekerjaan penggantian pintu penguras berdasarkan kemajuan pekerjaan yang
dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
ST – 6.1.12. Pengadaan Pekerjaan Logam dan Kayu Oleh Sub-Penyedia Jasa
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi untuk persetujuannya dalam satu (1) buIan
setelah persetujuan gambar untuk komponen utama dan instruksi manual untuk pekerjaan
pemasangan peralatan yang akan dipasang di lokasi.
Manual Pemsangan disampaikan untuk disetujui dalam cara yang sama seperti
gambar•gambar dan, untuk manual yang sudah disetujui tiga (3) salinan disampaikan
kepada salinan Direksi. Kontraktor harus memastikan bahwa pengawas pemasangan memiliki
salinan di kantornya di lokasi.
Instruksi manual harus menjelaskan dan menggambarkan secara rinci metode dan prosedur
untuk instalasi peralatan, penggunaan fasilitas konstruksi dan perangkat pengukuran
bersama-sama dengan kapasitas dan jumlah yang diperlukan, lapangan/pabrik yang akan
diberikan untuk pekerjaan instalasi.

ST – 6.1.13. Rencana, Pehitungan, dan Gambar


Gambar-gambar Penyedia Jasa dan Specifikasi menunjukkan macam logam yang
dibutuhkan dan ukuran-ukuran pokoknya. Sub Penyedia Jasa harus merencanakan semua
bangunan-bangunan dan pintu-pintu dan dilengkapi dengan penjelasan- penjelasan
perhitungan dan gambar-gambar dari pabrik dan diserahkan kepada Direksi dari semua
peralatan yang akan didatangkan sebelum pabrik melaksanakannya, Gambar rangkap tiga
harus dibuat, dan setiap perubahan yang dilakukan oleh Direksi harus dibuat tanpa
pembayaran extra.
Pabrik dilarang memulai pelaksanaan pembuatan sebelum menerima persetujuan Direksi
secara tertulis dengan telah memberi tanda pada setiap set gambar (satu untuk Direksi, atau
untuk Penyedia Jasa, dan satu untuk sub-Penyedia Jasa juga harus menyediakan gambar
kerja yang menunjukkan usulan dari methode yang akan digunakan dan gambar-gambar
harus mendapat persetujuan seperti gambar- gambar yang akan dikerjakan pabrik diatas.,
sebelum Penyedia Jasa memulai pelaksanaan pekerjaannya pada bangunan-bangunan yang
bersangkutan. Apabila ukuran dan ketebalan dari bagian-bagain pintu tercantum didalam
gambar bestek, ukuran dan ketebalan diatas dianggap sebagai ukuran dan ketebalan minimum
yang diperkenankan.
ST – 6.1.14. Pengelasan
Semua pengelasan harus pengelasan busur nyala logam (metal fire are welding) yang
bersinggungan terus, dan Penyedia Jasa harus menyediakan contoh-contoh untuk pemeriksaan
atau pengujian, sesuai Spesifikasi, bila diperlukan oleh Direksi.
ST – 6.1.15. Sambungan Baut dan Paku Keling
Penyedia Jasa harus menyediakan semua paku keling, baut, mur, ring dari material baja
stainless dan sebagaimana yang diperlukan untuk memasang pekerjaan baja, disamping
sebagai cadangan. Sambungan baut yang menahan getaran harus terpasang kokoh. Semua
lobang paku keling baja stailess dan baut baja stainless harus dibor dan bagian ujung luar
yang kasar harus dihaluskan. Paku keling harus tepat memenuhi lobangnya sewaktu
dimasukkan dan menurut ukuran sesuai dengan Standar Nasional Indonesia PUBI-1982 atau
seperti berlaku untuk pekerjaan kelas utama.
Sebelum dikirim ketempat pekerjaan, semua baut hitam kecuali baut Lewis dan baut- baut yang
digalvanis harus dipanaskan dan dicelup kedalam minyak pelumas (linseed) atau cairan
serupa yang disetujui. Didalam penyimpanannya harus hati- hati untuk menjamin ulirnya
tidak rusak dan tetap bersih.
Tidak ada mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan
dengan pekerjaan utamanya.
ST – 6.1.16. Kayu
Kayu yang dipakai untuk pintu-pintu air harus kayu klas-I yang telah diawetkan sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia PUBI-1982.
Tidak ada mata pembayaran terpisah dalam pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan
dengan pekerjaan utamanya yakni pekerjaan pintu air.
ST – 6.1.17. Penyambungan Ditempat Pekerjaan
Penyambungan besi ditempat pekerjaan sedapat mungkin harus sambungan dengan baut,
apabila tidak memungkinkan bisa dipakai sambungan dengan las, dengan syarat penyiapan
permukaan yang akan dilas dikerjakan di Pabrik dan dijaga agar tetap bersih sewaktu
pengirimannya ketempat pekerjaan.

ST - 6.2. PENGECATAN
ST – 6.2.1. Bidang-Bidang Yang Tidak Dicat
Roda gigi kuningan, bidang-bidang baja yang dikerjakan halus dan bidang-bidang baja
yang setelah pemasangan lokasi akan bersentuhan secara putar atau geser, dan juga tali-tali
kawat tidak akan dicat.
Setelah pembersihan selesai, maka bidang-bidang demikian harus dilapisi dengan lembaran
plastik untuk menjaga terhadap kerusakan kecil dan korosi selama pengangkutan dan
penyimpanan dilokasi. Selimut plastik ini harus dilepas, sebelum peralatan itu dipasang.
Tidak ada mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan
dengan pekerjaan utamanya yakni pintu pintu, saringan/trashrack dll.
ST – 6.2.2. Bahan Cat
Jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI-
1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan contoh dari
tiap-tiap cat dan bahan campurannya yang diusulkan untuk dipakai, harus diserahkan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang harus dikirim ketempat pekerjaan dalam
kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang telah kadaluarsa seperti yang
dituliskan pada kalengnya tidak boleh dipakai bahan cat seperti itu harus segera dikeluarkan
dari tempat pekerjaan. Cat harus seluruhnya diaduk di bawah pengawasan seorang mandor
yang berwenang dengan cara yang dibenarkan oleh Direksi dan tak boleh diberikan kepada
tukang cat sebelum cat dan bidang yang akan dicat selesai dipersiapkan betul-betul.
Seluruh pekerjaan harus diselesaikan dalam warna dan corak seperti diperintahkan oleh
Direksi dan jika diperlukan, Penyedia Jasa harus membuat variasi warna dari tiap- tiap
lapisan cat.
ST – 6.2.3. Tata Cara Pengecatan Pekerjaan Baja
Kecuali disyaratkan lain, maka pekerjaan baja konstruksi dan alat-alat pengatur air dan lain
sebagainya harus disiapkan dan diberi cat dasar menurut ketentuan tata cara sebagai
berikut:
a. Terbuka terhadap pengaruh iklim baik terlindung atau tidak :
i. Dibersihkan dengan sikat sandblast kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
ii. Dua lapis dasar timah meni
iii. Dua lapis cat oksida besi atau dua cat lapis alumunium
b. Terbuka terhadap pengembunan berat atau bila terbenam dalam air, termasuk semua
pintu
i. Dibersihkan dengan sand blast
ii. Dicat dasar dua lapis
c. Dua lapis cat bitumen kental atau dua lapis cat karet, berchlor atau dua lapis cat
oksida terbatubara.
Pintu geser tegak, katup-katup dan lain-lain alat yang dibuat dari besi harus dilapisi dengan
dua lapis cat bitumen atau yang sepertinya, sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi.
Tidak ada mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan
dengan pekerjaan utamanya yakni pintu-pintu, saringan/trashrack dll..

ST - 6.3. PENGADAAN DAN PEMASANGAN ACTUATOR /MESIN PENGGERAK


Actuator dipasang sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar, dalam pengadaan actuator
harus sesuai dengan spesifikasi sebagai berikut :
Tipe : Multi-turn actuator dengan jangka waktu buka
tutup 15 menit, Nominal voltase motor bekerja
pada temperatur ambien 40° C dan pada beban
rata-rata 35% dari maks. torsi
Motor : 3-ph AC motor asynchronous, tipe IM B9
berdasarkan standard IEC 60034
Output speed motor : 90 rpm
Putaran Motor : 2.800 rpm
Rasio Gear : 31,11 : 1 (motor) ; 11 : 1 (manual)
Max. Kapasitas Torsi : 250 N.m = 2.549,25 kg.cm
Insulation class : F tropicalized
Motor protection : Thermoswitches (NC)
Limit switching : Mekanisme counter gear untuk posisi akhir
DITUTUP dan BUKA pintu dengan per storke 2
sampai 500
Torque switching Torque switching disesuaikan dengan arah buka dan
tutup pintu
ST - 6.4. PEMERIKSAAN DAN PERAKITAN
ST – 6.4.1. Pemeriksaan Di Pabrik
Direksi atau pejabat yang diberi tugas harus mengadakan pemeriksaan terhadap bahan-
bahan: mutu pekerjaan, Pabrik dan percobaan perakitan di Pabrik.
Pemeriksaan ini meliputi :
a. Pemeriksaan baja atau bahan-bahan lain yang dipakai untuk memastikan bahwa
bahan-bahan di atas dengan standar. laporan percobaan kimia dan fisika dari
bahan-bahan yang dipakai harus ditunjukkan.
b. Memeriksa ukuran-ukuran
c. Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila diperlukan
d. Memeriksa pembersihan dan pengecetan pekerjaan baja
e. Percobaan perakitan dan menguji hasilnya
f. Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman
ST – 6.4.2. Pembangunan Di Pabrik
Jika dibutuhkan Direksi, pekerjaan baja harus dipasang untuk sementara ditempat
pembuatannya untuk diperiksa oleh Direksi dan jika dianggap perlu diuji sebelum dikirim.
ST – 6.4.3. Pembangunan Di Tempat Pekerjaan
Penyedia Jasa harus memasang pekerjaan baja selengkapnya dan harus menyediakan dan
membangun semua panggung sementara dan persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Sebelum satupun pembangunan dimulai di lapangan, Penyedia Jasa harus
menyampaikan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan cara-cara yang dia usulkan
untuk pembangunan pekerjaan baja dan harus dilaksanakan pengaturan dan pencegahan
yang ditunjukkan oleh Direksi.
ST – 6.4.4. Permukaan-Permukaan Yang Bersentuhan
Kecuali ditentukan lain, jika logam dipasang permanen pada logam atau permukaan lainnya,
maka permukaan logam yang bersentuhan harus dicat dengan dua lapis cat bitumen, segera
sebelum pemasangan.
Alumunium tidak boleh didirikan pada beton yang basah atau dipasang tetap pada beton
yang masih muda. Dimana perlu untuk menghubungkan aluminum dengan baja atau besi
tuang, kedua permukaan harus dipisahkan dengan bahan pemisah yang disetujui,
tebalnya, tidak kurang dari 1,5 mm. Dimana batang-batang bangunan dari aluminium
dipasang batu, bata atau beton, permukaan-permukaan yang bersentuhan, bahan
sambungan harus diberi seng berchrom.
ST – 6.4.5. Pengamanan Dalam Perjalanan
Penyedia Jasa harus mengamankan semua peralatan di dalam pengangkutan,
pembongkaran, pemasangan, penyimpanan diruang terbuka dan perjalanan ke lapangan
pekerjaan.
ST – 6.4.6. Pemasangan Bagian-Bagian
Untuk pemasangn bagian-bagian yang masuk dalam pekerjaan beton atau pasangan batu yang
permanen, maka bagian-bagian di atas seperti angkur, plat perletakan dan lain-lain harus
dikirim lebih dahulu dari pada bagian lain.
ST – 6.4.7. Pengujian Setelah Dipasang Di Lokasi
Setelah selesai dipasang dilokasi, harus diadakan uji coba terhadap semua perlengkapan,
sampai mendapat persetujuan Direksi. Setiap pintu pengatur air harus digerakkan secara
penuh untuk keperluan pengoperasian, dengan menggunakan semua peralatan yang
disediakan dan dengan persyaratan- persyaratan yang sudah ditetapkan kecuali Direksi
menentukan lain.
ST – 6.4.8. Penyerahan
Setelah uji coba selesai dengan baik maka untuk selama periode tertentu yang akan disetujui
bersama oleh Direksi dan Penyedia Jasa, dengan perkiraan satu minggu, pelaksana diminta
untuk tinggal guna mengawasi pengoperasian pertama dari bangunannya, dan untuk
memberi petunjuk dan bimbingan kepada Staf Pemilik Pekerjaan dalam cara yang benar
guna pengoperasian dari Bangunan tersebut.

PASAL ST – 7 PEKERJAAN JALAN INSPEKSI

ST – 7.1. LINGKUP PEKERJAAN


Penyedia harus mendatangkan dan menghamparkan bahan-bahan perkerasan pada mercu
tanggul seperti yang tertera pada gambar atau ditentukan oleh Direksi.
ST - 7.2. PEKERJAAN JALAN INSPEKSI
Galian untuk perkerasan jalan dilakukan pada permukaan mercu tanggul dengan lebar
sesuai lebar rencana jalan.
Pada lapisan dasar perkerasan diberi pasir urug, batu pecah 5 : 7 diatur berdiri. dan batu
pecah 2 : 3 di pakai sebagai pengisi celah celah diantara batu 5 : 7, sedangkan untuk lapisan
atas yang dipergunakan adalah pasir urug dan di padatkan.
Bahan perkerasan tersebut harus keras, tahan lama, bersih dari lumpur atau bahan- bahan lain
yang merugikan.
Setelah bahan perkerasan dihamparkan, maka kemudian harus dipadatkan dengan
menggunakan vibro roller paling sedikit 3 (tiga) lintasan.
Permukaan perkerasan di atas tanggul harus dibentuk miring, dari sumbu ketepi tebing
seperti ditunjukkan dalam gambar.

ST - 7.3. REHABILITASI JALAN INSPEKSI


Galian untuk perkerasan jalan dilakukan pada permukaan mercu tanggul dengan lebar
sesuai lebar rencana jalan.
Perkerasan terdiri dari batu pecah 2 : 3 dan di hampar pasir urug.
Bahan perkerasan tersebut harus keras, tahan lama, bersih dari lumpur atau bahan- bahan
lain yang merugikan.
Setelah bahan perkerasan dihamparkan, maka kemudian harus dipadatkan dengan
menggunakan Vibro roller paling sedikit 3 (tiga) lintasan.
Permukaan perkerasan di atas tanggul harus dibentuk miring, dari sumbu ketepi tebing
seperti ditunjukkan dalam gambar.
ST - 7.4. PEMBAYARAN
Pembayaran pekerjaan Perkerasan batu untuk jalan inspeksi berdasarkan satuan per meter
kubik sesuai dengan yang tercantum dalam daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
tersebut sudah termasuk biaya upah pekerja, peralatan dan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan ini.

PASAL ST – 8 PENYELENGGARAAN SMK3


ST - 8.1. UMUM
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 dan surat edaran menteri pekerjaan
umum dan perumahan rakyat Nomor 11/SE/M/2019 yang mengatur Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) maka akan tercipta kondisi lingkungan
kerja yang sehat, aman dan produktif sehingga akan menjamin keselamatan dan kesehatan
bagi tenaga kerja yang terlibat.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas pelaksanaan yang benar dari semua temuan
dan rekomendasi yang dibuat setelah inspeksi terjadawal dan tidak terjadwal yang resmi oleh
direksi dan atau komisi keselamatan, juga menyerahkan tata tertib peraturan dan organisasi
untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
ST - 8.2. CARA PELAKSANAAN
a. Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan SMK3.
b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
c. Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan
mekanisme pendukung yang diperlukan mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran
keselamatan dan kesehatan kerja.
d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan
perbaikan dan pencegahan.
e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara berkesinambungan dengan tujuan
meningkatkan kinerja K3
ST - 8.3. CARA PENGUKURAN PRESTASI DAN PEMBAYARAN
1. Cara pengukuran prestasi sebagai berikut:
a. Prestasi pekerjaan penyelenggaraan SMK3 dihitung 50% (lima puluh per
seratus) apabila prestasi pekerjaan telah mencapai minimal 50% (lima puluh per
seratus).
b. Prestasi pekerjaan penyelenggaraan SMK3 dihitung 100% (seratus per
seratus) apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 100% (seratus per seratus).
2. Pembayaran pekerjaan penyelenggaraan SMK3 dilakukan sebagai berikut:
a. Pembayaran prestasi penyelenggaraan SMK3 dapat dibayarkan 50% (lima puluh
per seratus) apabila prestasi pekerjaan telah mencapai minimal 50% (lima puluh
per seratus).
b. Pembayaran prestasi penyelenggaraan SMK3 dihitung 100% (seratus per seratus)
apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 100% (seratus per seratus).
3. Pembayaran didasarkan atas satuan Lump sum (Ls) sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
LAMPIRAN 1
STANDARISASI

SI. 1 STANDAR NASIONAL INDONESIA


Standar Nasional Indonesia berikut ini disediakan bersama dengan Standar-standar lainnya
yang sesuai .
Semua perubahan pada tiap standar lainnya harus dimasukkan dalam daftar lampiran ini
apabila perubahan tersebut berlaku 30 hari sebelum hari pertama penyerahan /
pemasukan penawaran.
Standar Indonesia Judul
SKSNI T-15-1991-03 Pedoman Pengerjaan Beton
NI-2 Peraturan Beton Indonesia, 71.
(Indonesia Standard for Concrete, 71).
NI-3 Peraturan Umum untuk bahan Bangunan di Indonesia.
(General Standard for Building on Indonesia).
NI-5 Peraturan Konstruksi kayu Indonesia.
(Indonesia Standard for Timber Construction).
NI-7 Peraturan Kapur Indonesia.
(Indonesian Standar for Lime)
NI-8 Peraturan Portland Semen Indonesia.
(Indonesian Standard for Portland Cement)
NI-10 Peraturan Batu Merah Indonesia
(Indonesian Standard for Bricks)
NI-13 Peraturan Batu Belah Indonesia
(Indonesian Standard for Constuction Stone)
NI-20 Peraturan Tras dan semen Merah Indonesia
(Indonesian Standard for Brickdust Cement)
1055 Peraturan Baja Bangunan dan Jembatan Indonesia
(Indonesian Standard for Steel for Buildings and Bridges)
PUBI-1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
(Indonesian Standard for Building Materials)
SI. 2 BRITISH STANDARDS AND CODES OF PRACTICE
Berikut ini adalah daftar dari British Standards (B.S) dan Standar Code of Practice (C.P)
yang akan disediakan bersama-sama dengan Standar lain yang disetujui. Juga perubahan-
perubahannya akan disertakan sesuai dengan Buku Tahunan dari British Standar tahun 1986.
British Standard Title
4 Part 1 : Specification for hot rolled sections
Part 2 : Hot rolled hollow sections
12 Specification for ordinary and rapid hardening Portland
cement.
21 Pipe threads for tubes and fitting where pressure tight joints
are made on the threads.
143 Malleable cast iron and cast copper alloy screwed pipe fittings
for steam, air, water, gas and oil.
144 Coal tar creosote for the preservation of timber.
153 Steel girder bridges
242,243, Linseed oil
259,632
244, and 290 Turpentine for paints
245 Specifications for mineral solvents (white spirit and related
hydrocarbon solvents) for paints and other purposes.
275 Dimensions or rivets (1/2 to 1 3/4 in diameter).
302 Wire ropes for cranes, excavators and general engineering
purpose.
443 Specification for testing zinc coatings on steel wire for quality
requirements.
639 Covered electrodes for the manual metal are welding of carbon
and carbon manganese steels.
709 Methods of testing fusion welded joints abd weld metal in steel.
812 Methods of sampling and testing of mineral aggregates, sands
and fillers.
822 Aggregates from natural sources for concrete (including
granolothic)
890 Building lines.
903 Method of testing vulcanized rubber.
913 Wood preservation by means of pressure cresting.
1052 Specification for mild steel wire for general engineering
purposes.
1201 Aggregates from natural sources for concrete (including
British Standard Title
granolithic).
1377 Methods of test for soil for soil for civil engineering purposes.
1387 Steel tubes and tubular suitable for screwing to BS 21 pipe
threads.
1400 Copper alloy ingots and copper and copper alloy castings.
1452 Specifications for gray iron castings.
1521 Waterproof building papers.
1722 Specification for fences.
1775 Steel tubes for mechanical, structural and general engineering
purposes.
1881 Methods of testing concrete.
2035 Cast iron flanged pipes and flanged fitting
2451 Chilled iron, shot and grit.
2499 Hot applied joints sealants for concrete pavements
2521 Lead based priming paint for wood work
2524 Red oxide linseed oil priming paint.
2525-2527 Undercoating and finishing paints for protective purposes.
2874 Copper and copper alloys. Roads and sections.
3100 Specification for steel castings for general engineering
purposes.
3148 Methods of test for water for making concrete.
3416 Black Bitumen coating solutions for cold application.
3692 ISO metric precision hexagon bolts, screws and nuts.
4164 Specification for coal-tar based hot applied coating materials
for protecting iron and steel including suitable primers where
required.
4190 ISO metric black hexagon bolts, crews and nuts.
4232 Surface finish of blast cleaned steel for painting.
4360 Specification for weld able structural steels.
4395 High strength friction grip bolts and associated nuts and
washers for structural engineering.
4446 Presentation of conference proceedings.
4449 Specification for hot rolled steel bars for the reinforcement of
concrete.
4466 Bending dimensions for reinforcement.
4483 Steel fabric for the reinforcement of concrete.
4550 Methods of testing cement.
4604 The use of high strength friction grip bolts in structural work.
Metric series.
British Standard Title
4622 Gray iron pipes and fittings.
4772 Specification for ductile iron pipes and fittings.
5135 Metal is welding of carbon and carbon manganese steels.
5328 Methods of specifying concrete, including ready mixed
concrete.
5400 Rubber Bridge Bearing.
5911 Precast concrete pipes and fittings for drainage and sewerage.
CP 114 Structural use of reinforced concrete in building.

SI. 3 STANDAR DARI DIREKTORAT JENDERAL PENGAIRAN


- Spesifikasi dan Gambar Pintu Pengatur Air dari Direktorat
Jenderal Pengairan PU 2015.
- Standar Desain Irigasi, Criteria Desain Vol KP-01 s/d KP-07,
Januari 2013
- Standar Desain Irigasi, album Gambar BI-01 dan BI-02, Januari
2013

Anda mungkin juga menyukai