Anda di halaman 1dari 28

RENCANA KERJA SYARAT

TEKNIS PEKERJAAN

Perencanaan Rehab Gedung Kantor DPRD


Kota Manado

TAHUN 2019

1
SYARAT-SYARAT TEKNIS

A. SYARAT-SYARAT UMUM
Pasal 1 Umum
1. Jenis dan uraian pekerjaan, jenis dan mutu bahan, jumlah dan
jenis peralatan tertentu yang digunakan, jadwal waktu
persyaratan teknis khusus, gambar rencana dan berbagai
ketentuan teknis lainnya adalah sebagaimana tercantum dalam
lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan dengan syarat - syarat teknis ini.
2. Daftar pekerjaan pekerjaan yang dibuat oleh Perencana atau
Pengguna jasa yang tercantum dalam Dokumen pengadaan
hanya merupakan daftar patokan perkiraan bagi Penyedia jasa
yang bersangkutan. Penyedia jasa harus menghitung sendiri
kuantitas sesuai gambar dan hasil peninjauan lapangan.
3. Biaya pengujian/kualitas kontrol dari item pekerjaan yang
memerlukan pengujian (Quality Control) seperti utilitas, dll, tidak
boleh ditulis dalam Daftar Kuantitas dan Harga Penyedia jasa,
namun merupakan beban Penyedia jasa yang telah masuk dalam
harga satuan masing-masing jenis pekerjaan dalam pengajuan
penawaran Penyedia jasa.
4. Bilamana hasil pekerjaan tidak memenuhi syarat spesifikasi serta
harus diperbaiki kembali, maka biaya atas perbaikan tersebut
menjadi beban Penyedia jasa termasuk pengetesan ulang/
Quantity Control.

Pasal 2 Mobilisasi
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam kontrak ini akan
tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus
dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan dibagian-bagian lain dari
dokumen kontrak, dan secara umum harus memenuhi sbb :
1. Ketentuan mobilisasi untuk semua kontrak.
a. Mobilisasi semua personil pelaksana dan pekerja yang
diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan
dalam kontrak
b. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai daftar peralatan
yang tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asalke

2
tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digumakan
menurut kontrak ini.
2. Kegiatan demobilisasi untuk semua kontrak
Pembongkaran tempat kerja oleh penyedia jasa pada saat akhir
kontrak, termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari lokasi pekerjaan.Pemindahan bahan dan
peralatan yang sudah tidak dipakai lagi dari lokasi.
3. Periode Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh item pekerjaan yang akan segera dimulai
sesuai jadwal harus diselesaikan dalam jangka waktu 10
(sepuluh) hari terhitung sejak tanggal mulai kerja.

Pasal 3 Jadwal Pelaksanaan


Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan sebagaimana mestinya atas pekerjaan.
1. Pengajuan
a. Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari dari saat
penandatanganan Kontrak, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi, Penyedia jasa harus mengajukan sebuah Jadwal
pelaksanaan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaannya
dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan,
dengan detil yang disyaratkan dalam pasal 3.2, dimana detil
tersebut harus menunjukan urutan kegiatan yang diusulkan
oleh penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Setiap akhir bulan penyedia jasa harus melengkapi Jadwal
Pelaksanaan untuk menggambarkan secara akurat kemajuan
pekerjaan (progress) aktual sampai tanggal 25 pada bulan
tersebut.
c. Setiap interval mingguan penyedia jasa harus menyerahkan
pada setiap hari senin pagi, jadwal kegiatan mingguan yang
menunjukan lokasi seluruh operasi dan kegiatan yang akan
dilaksanakan selama minggu tersebut.
d. Jadwal pelaksanaan untuk sub penyedia jasa, bila ada, harus
diserahkan terpisah atau menjadi satu dalam seluruh jadwal
pelaksanaan.
2. Detail jadwal pelaksanaan
a. Jadwal kemajuan pekerjaan
Penyedia jasa harus membuat jadwal kemajuan pekerjaan
(mingguan dan bulanan) dalam bentuk diagram balok
horizontal dan dilengkapi kurva yang menggambarkan seluruh

3
kemajuan pekerjaan. Dimana setiap item pekerjaan harus
digambarkan dalam diagram balok yang terpisah dan harus
dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-masing kegiatan
pekerjaan dalam daftar kuantitas dan bahan.Skala waktu
dalam arah horizontal harus dinyatakan berdasarkan satuan
minggu dan bulan.Setiap diagram balok horizontal harus
mempunyai ruangan untuk mencatat kemajuan actual dari
setiap pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan rencana.
Kurva seluruh kemajuan pekerjaan harus dapat memberikan
gambaran tentang kemajuan rencana pada setiap akhir
minggu terhadap kemajuan pekerjaan actual.Skala dan format
dari jadwal kemajuan pekerjaan harus sedemikian rupa hingga
tersedia ruangan untuk pencatatan, revisi dan pemuktahiran
mendatang. Ukuran lebar kertas minimum adalah A3.
b. Analisa Jaringan
Jika diperlukan oleh Direksi pekerjaan, penyedia jasa harus
menyediakan analisa jaringan yang menunjukan awal dan
akhir setiap tanggal mulainya suatu kegiatan sehingga dapat
diperoleh suatu jadwal jalur kritis dan dapat diperoleh jadwal
untuk menunjukan jenis-jenis pekerjaan yang kritis dalam
seluruh jadwal pelaksanaan.

Jadwal penyediaan bahan


Penyedia jasa harus menyediakan jadwal yang terpisah untuk
rencana pemasukan bahan ke lokasi, bersamaan dengan
rencana tanggal penyerahan contoh-contoh bahan.
3. Revisi jadwal pelaksanaan
a. Waktu
Revisi semua jadwal pelaksanaan yang diuraikan dalam pasal
3.2 harus dilakukan bilamana kemajuan pekerjaan actual
berbeda kurang dari 10 (sepuluh) persen kemajuan
pekerjaan rencana (kontrak kritis) atau bilamana terdapat
perubahan pekerjaan yang menyolok setelah diterbitkannya
addendum kontrak.
b. Laporan
Pada saat penyerahan revisi jadwal pelaksanaan maka
penyedia jasa harus melengkapinya dengan laporan ringkas
yang memberikan alasan-alasan timbulnya revisi.
4. Pengajuan Jadwal Pelaksanaan Rencana tersebut serta
persetujuan Direksi pekerjaan, direksi teknis, Konsultan

4
Pengawas, tidak akan mengurangi atau membebaskan Penyedia
jasa dari tanggungjawabnya terhadap pekerjaan yang
termaksud dalam Kontrak.

Pasal 4 Tempat kerja


1. Bila diperlukan tempat kerja, dan tempat tersebut terletak diluar
daerah yang disediakan Direksi pekerjaan, maka biaya-biaya yang
harus dikeluarkan oleh Penyedia jasa sehubungan dengan itu
seperti ganti rugi / sewa dan lain-lain sudah harus diperhitungkan
dalam penawaran.
2. Penyedia jasa harus mengusahakan tempat-tempat, penempatan
alat-alat, penempatan gudang-gudang, kantor dan keperluan lain-
lain yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan, atas biaya
penyedia jasa. Lokasi untuk itu harus mendapatkan
ijin/persetujuan Direksi pekerjaan.
3. Pada akhir pekerjaan atau sebelumnya sesuai petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas, Penyedia jasa harus segera
membongkar, memindahkan alat-alat, konstruksi penolong, atau
bentuk-bentuk lain yang sudah tidak digunakan agar bekas
tempat kerja tersebut bersih kembali. Pembiayaan untuk hal-hal
tersebut tidak diadakan tersendiri, tetapi harus sudah tergabung
dalam penawaran Penyedia jasa.
4. Pengamanan Lalu Lintas :
- Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan kerusakan selama
pekerjaan berlangsung, Penyedia jasa harus membuat
pengamanan, antara lain : rambu-rambu, papan-papan
petunjuk, lampu-lampu merah pada malam harus dan
penjagaan secukupnya ditempat pekerjaan tersebut.
- Penyedia jasa harus mengatur pekerjaan sedemikian rupa
sehingga tidak menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Jika lalu lintas terpaksa harus lewat diats galian, Penyedia jasa
harus menyediakan plat baja atau jembatan sementara sesuai
dengan petunjuk Direksi.

Pasal 5 Kantor Lapangan untuk Penyedia jasa, Direksi, Konsultan Pengawas


dan fasilitasnya, Bangsal Kerja dan Gudang Bahan
1. Penyedia jasa harus menyediakan kantorlapangan untuk stafnya,
direksi pekerjaan, konsultan pengawas, termasuk fasilitas kantor.
2. Penyedia jasa harus menyediakan gudang untuk penyimpanan
material yang cukup memenuhi syarat-syarat agar material-

5
material yang tersimpan tidak lekas rusak dan dilengkapi alat-alat
pemadam kebakaran.
3. Penyedia jasa harus menyediakan Los-los Kerja untuk para
pekerja yang dilengkapi dengan obat-obatan serta memenuhi
syarat-syarat kesehatan.
4. Penyedia jasa harus mengadakan penjagaan keamanan, personil
maupun material selama pekerjaan berlangsung.
Pembiayaan untuk hal-hal tersebut (pasal 5.1 s/d 5.4) di atas tidak
diadakan tersendiri, tetapi harus sudah tergabung dalam penawaran
Penyedia jasa.

Pasal 6 Bahan
1. Sebelum mengadakan pemesanan atau memasukan bahan ke
lokasi, penyedia jasa harus menyerahkan contoh dari setiap jenis
bahan bersama dengan pasal ketentuan bahan dalam spesifikasi
kepada Direksi pekerjaan/konsultan pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Untuk bahan-bahan fabrikasi yang akan digunakan, maka
sertifikat pabrik (mill certificate) bahan tersebut harus diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan
awal.Direksi pekerjaan akan memberikan persetujuan tertulis
kepada penyedia jasa untuk melakukan pemesanan
bahan.Selanjutnya bahan yang telah sampai dilokasi harus
diperiksa ulang dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan.
3. Jika mutu bahan yang masuk ke lokasi pekerjaan tidak sesuai
dengan mutu bahan yang sebelumnya telah disetujui, maka
bahan tersebut harus ditolak dan harus disingkirkan dari lapangan
dalam waktu 48 jam, kecuali mendapat persetujuan lain dari
Direksi Pekerjaan
4. Bahan harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya
terjamin dan terpelihara serta siap digunakan untuk pekerjaan.
Bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga selalu siap pakai, dan mudah diperiksa oleh Direksi
Pekerjaan. Tempat penyimpanan bahan harus bebas dari
tanaman dan sampah, bebas dari genangan air dan
permukaannya harus lebih tinggi dari sekitarnya.Bahan yang
langsung ditempatkan diatas tanah tidak boleh digunakan untuk
pekerjaan, kecuali jika permukaan tanah tersebut sudah disiapkan
sebelumnya dan diberi lapis permukaan yang terbuat dari pasir

6
atau kerikil setebal 10 cm, atau sesuai petunjuk dan persetujuan
Direksi pekerjaan.
Pembiayaan yang timbul akibatpelaksanaan pasal 6.1 s/d 6.4 di atas
harus sudah diperhitungkan dalam penawaran Penyedia jasa.

Pasal 7 Peralatan
1. Penyedia jasa harus mengajukan daftar terperinci tentang
perlatan-peralatan yang akan digunakan disertai data-data
kemampuan alat-alat tersebut.
2. Penyedia jasa wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada
waktunya akan dipergunakan.
3. Kerusakan alat peralatan tersebut segera diperbaiki / diganti, dan
tidak dapat dipakai sebagai alasan kelambatan pekerjaan.

Pasal 8 Survei Lapangan


Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah tanggal penyerahan
lapangan, penyedia jasa harus melakukan suatu survey lapangan
yang lengkap, dan menyiapkan laporan hasil survey lapangan, paling
lambat 10 (sepuluh) hari setelah tanggal penyerahan lapangan,
untuk menentukan kesesuaian antara gambar rencana dan kondisi
lapangan actual, bersama dengan konsultan perencana, konsultan
pengawas dan Direksi pekerjaan. Jika dipandang perlu menurut
Direksi pekerjaan maka penyedia jasa harus memasang patok(bench
mark/BM) pada lokasi tertentu.Biaya survey lapangan harus sudah
diperhitungkan dalam penawaran Penyedia jasa.

Pasal 9 Tanggung Jawab Penyedia jasa


1. Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan yang dilaksanakan telah
mendapat persetujuan Direksi, tidak berarti membebaskan
Penyedia jasa atas tanggung jawabnya kepada pekerjaan sesuai
dengan isi Kontrak.
2. Tenaga-tenaga kerja yang digunakan harus tenaga-tenaga yang
ahli / terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku serta petunjuk-petunjuk Direksi.
3. Penyedia jasa harus mengusahakan atas tanggungannya,
langkah-langkah dan peralatan yang perlu untuk melindungi
pekerja-pekerja dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak
terjadi sesuatu yang tidak diharapkan

7
4. Penyedia jasa harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan
yang diperlukan Direksi untuk tujuan memperlancar pekerjaan
serta menjamin kualitas pekerjaan.
5. Penyedia jasa harus selalu membuat laporan-laporan tertulis hal
ikhwal yang terjadi dalam rangka pelaksanaan Kegiatan kepada
Direksi secara periodik.
6. Foto Kegiatan awal (0%) dan setiap tahapan untuk pengajuan
permintaan pembayaran, segera diserahkan kepada Direksi
setelah / bila pada lokasi yang dimaksud prosentase pekerjaan
telah mencapai tahapan tersebut.
7. Sebelum melakukan serah terima pertama, Penyedia jasa harus
membuat Dokumen Rekaman Akhir, yang memuat rekaman
akurat dari semua pelaksanaan termasuk perubahan yang terjadi
dalam dokumen kontrak dan merupakan informasi nyata
menyangkut semua aspek pekerjaan, baik yang tertanam
maupun yang terlihat, untuk memungkinkan modifikasi
rancangan dikemudian hari dapat dilaksanakan dengan efisien.
Dokumen rekaman akhir terdiri dari :
a. Gambar terlaksana, termasuk gambar perubahan, detail yang
tidak terdapat pada gambar rencana, detil posisi utilitas dan
instalasinya, dll, yang disetujui oleh Direksi pekerjaan, direksi
teknis, konsultan pengawas.

b. Petunjuk penggunaan (bila ada)


c. Petunjuk pemeliharaan, bila diperlukan
d. Laporan harian, mingguan, bulanan dan buku direksi.
e. Dokumen lainnya yang memuat rekaman perubahan selama
pelaksanaan pekerjaan. Untuk Dokumen rekaman akhir yang
diterima, Direksi pekerjaan memberikan tanda terima tertulis.

Pasal 10 Perintah untuk Pelaksanaan


1. Penyedia jasa harus menyediakan tenaga pengawas yang siap
setiap saat dilokasi selama pelaksanaan pekerjaan.Apabila Direksi
bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka
petunjuk-petunjuk itu dapat ditulis dalam buku Direksi, yang
disediakan oleh Penyedia jasa, dan petunjuk tersebut harus
diikuti dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang
ditunjuk / dikuasakan oleh Penyedia jasa.
2. Dalam keadaan apa pun tidak dibenarkan untuk memulai
pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu

8
mendapat persetujuan Direksi. Pemberitahuan yang lengkap dan
jelas atas macam pekerjaan yang akan dilaksanakan kepada
Direksi harus disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum
pelaksanaan pekerjaan tersebut, sehingga ada waktu yang
memungkinkan Direksi mengadakan pemeriksaan.

Pasal 11 Perubahan Pekerjaan


1. Perubahan-perubahan atas pekerjaan dapat terjadi karena
diprakarsai baik oleh Direksi pekerjaan maupun oleh penyedia
jasa, dan harus disepakati serta ditandatangani oleh kedua belah
pihak yang dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan.
Apabila perubahan pekerjaan tersebut mengakibatkan perubahan
harga kontrak, atau perubahan jangka waktu kontrak maka
perubahan tersebut harus dinegosiasikan dan dituangkan dalam
Addendum Kontrak.
2. Pengajuan usulan perubahan pekerjaan harus tertulis dan
dilengkapi dengan alasan perubahan dan uraian detil perubahan.
3. Berita Acara Perubahan Pekerjaan harus ditandatangani oleh
Direksi Pekerjaan, Direksi teknis, Konsultan Pengawas dan
penyedia jasa. Berita acara ini harus dilengkapi dengan :
a. Uraian detil perubahan termasuk harga.
b. Gambar perubahan/revisi
c. Spesifikasitambahan (bila diperlukan)

d. Apabila terdapat harga satuan yang baru, diluar harga


satuan pada penawaran penyedia jasa, maka penyedia jasa
harus melampirkan data pendukung yang lengkap untuk
dievaluasi oleh Direksi pekerjaan. Harga satuan baru tersebut
kemudian dinegosiasikan dan disepakati oleh kedua pihak.

e. Jadwal pelaksanaan akibat perubahan pekerjaan tersebut.

Pasal 12 Penundaan lingkup pekerjaan


Apabila terjadi suatu keadaan dimana pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan sekaligus secara utuh, maka konstruksi yang telah
dilaksanakan harus dibuat aman dan stabil terhadap beban yang
mungkin ada. Guna memperlancar tahap pelaksanaan yang
selanjutnya, maka Penyedia jasa harus juga mempelajari
kemungkinan adanya sambungan dengan konstruksi yang akan

9
datang tersebut. Penyedia jasa harus menyediakan sarana
penyambungan dengan konstruksi selanjutnya (termasuk stek-stek,
angkur-angkur dan lain-lain) dan sarana tersebut harus dilindungi
terhadap kerusakan yang mungkin terjadi sebelum pelaksanaan
selanjutnya dimulai.

Pasal 13 Penyesuaian dokumen


Pada waktu pelaksanaan Penyedia jasa harus menyesuaikan kembali
dokumen-dokumen pelaksanaannya dengan dokumen perencanaan,
termasuk antara lain gambar, kualitas, sistem dan jenis konstruksi,
dengan petunjuk dan persetujuan Direksi pekerjaan.

Pasal 14 Pekerjaan Pembersihan.


1. Selama periode pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa harus
melakukan pembersihan secara teratur pada seluruh lokasi
pekerjaan sehingga bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan,
kotoran, dan sampah, yang diakibatkan oleh kegiatan
pelaksanaan. Pada saat selesainya pekerjaan, semua sisa bahan
bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan,
peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan. Seluruh
permukaan terekspos yang Nampak harus dibersihan dan
pekerjaan diterima oleh Direksi pekerjaan dalam keadaaan siap
pakai.
2. Penyedia jasa tidak diperkenankan mengubur sampah dan sisa
bahan bangunan dilokasi pekerjaan tanpa persetujuan dari
Direksi pekerjaan.
3. Bilamana dianggap perlu, penyedia jasa harus menyemprot
bahan dan sampah yang kering dengan air untuk mencegah
debu, dll beterbangan.

4. Penyedia jasa harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran


dan sampah ditempat yang telah ditentukan atau diijinkan oleh
peraturan pusat maupun daerah, terutama peraturan tentang
pencemaran lingkungan.
Biaya pekerjaan pembersihan harus sudah diperhitungkan dalam
penawaran Penyedia jasa.

10
B. STANDAR YANG BERLAKU
1. Bilamana bahan atau pengerjaan yang disyaratkan oleh spesifikasi ini harus
memenuhi atau melebihi peraturan atau standar yang disebutkan, maka
penyedia jasa harus menyediakan bahan dan pengerjaan yang demikian.
2. Peraturan dan standar yang disebutkan ini, akan menetapkan ketentuan
mutu untuk berbagai jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, dan cara
pengujian untuk menentukan mutu yang disayaratkan dapat dicapai.
3. Dalam pengadaan seluruh jenis bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini,
penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk memeriksa dengan detil
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam peraturan dan standar yang
disebutkan, dan memeriksa bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini telah memenuhi atau melebihi ketentuan yang disyaratkan.
4. Direksi pekerjaan berhak untuk menolak hasil pekerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan minimum yang disyaratkan. Direksi pekerjaan juga
berhak, dan tanpa merugikan pihak lain, untuk menerima hasil pekerjaan
yang tidak memenuhi ketentuan dengan mengadakan penyesuaian
terhadap harga satuan atau nilai pekerjaan tersebut.
5. Bilamana disyaratkan dalam dokumen kontrak atau diminta secara tertulis
oleh Direksi pekerjaan, maka penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk
menyerahkan kepada Direksi pekerjaan seluruh bukti yang menyatakan
bahwa bahan atau pengerjaan atau keduanya, memenuhi atau melebihi
ketentuan yang terdapat dalam peraturan dan standar yang disebutkan.
6. Penggunaan standar yang tercantum dalam spesifikasi ini mencakup, tetapi
tidak terbatas pada, standar yang dirumuskan oleh badan-badan dan
organisasi-organisasi berikut :
- SII (Standar Industri Indonesia)
- SNI (Standar Nasional Indonesia)
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar
yang tersebut diatas, maupun standar-standar Nasional lainnya, maka
diperlakukan standar-standar Internasional yang berlaku atas pekerjaan-
pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar
persyaratan teknis dari negara-negara asal bahan/pekerjaan yang
bersangkutan.
- AASHTO (American Association of State Highway and
Transportations Officials)
- ASTM (American Society for Testing and Materials)
- AISC (American Institude of Steel Construction)
- ACI (American Concrete Institude)

11
- ANSI (American National Standard Institude)
- AWS (American Welding Society Inc.)
- CRSI (Concrete Reinforcing Steel Institude)
- NEC (National Electrical Code)
- BS (British Standards)

Tanggal pada saat penerbitan Dokumen Kontrak harus diambil sebagai


patokan tanggal untuk penerbitan standar terbaru, kecuali bilamana
disebutkan tanggal penerbitan tertentu.

C. MEREK-MEREK DAGANG
Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari
bahan yang disebutkan dalam Persyaratan Teknis ini ditunjukkan untuk
maksud-maksud perbandingan terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis
dan sebagainya, dan hendaknya tidak diartikan sebagai persyaratan (merek)
yang mengikat. Penyedia jasa boleh mengusulkan merek-merek lainnya yang
setaraf dalam mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya setelah mendapat
persetujuan Konsultan/Direksi.

D. DATA UMUM LAPANGAN KERJA


1. Titik Ukur
Seluruh titik ukur sehubungan dengan kerjaan ini didasarkan pada ukuran
setempat, yaitu titik-titik ukur yang ada dilapangan proyek seperti yang
disetujui oleh Konsultan/Direksi.
2. Data Fisik
Data-data sehubungan dengan ketinggian-ketinggian tanah yang ada, tinggi
muka air tanah, dan lain-lain yang diterakan pada gambar-gambar
dimaksudkan sebagai informasi umum bagi Penyedia jasa dalam
Melaksanakan Pekerjaan.
Keterangan sifat-sifat tanah serta ketinggian tanah yang diperlihatkan dalam
gambar-gambar hendaknya tidak dianggap sebagai hal yang pasti atas dasar
penyusunan harga penawaran.Untuk itu penyedia jasa melihat dan
memeriksa sendiri keadaan tanah ditempat pekerjaan.
Penawaran yang diserahkan kepada Penyedia jasa, harus sudah meliputi
semua biaya untuk pelaksanaannya sesuai dengan ketinggian-ketinggian dan
sifat-sifat yang ditentukan pada gambar-gambar atau hasil peninjauan
ketempat pekerjaan.
Setelah dibuat kontrak tidak dibenarkan adanya ganti rugi yang diakibatkan
karena kesalahan taksiran tentang jarak angkut, kuantitas dan jenis tanah.

12
E. SPESIFIKASI DAN TATA CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Bila tidak disebutkan lain maka spesifikasi dan tatacara ini berlaku untuk :
PEMELIHRAAN KANTOR DPRD KOTA MANADO

F. PEKERJAAN PERSIAPAN
A. DASAR PEMBAYARAN
Biaya untuk pekerjaan tapak tidak terpisah, tetapi telah diperhitungkan
dalam penawaran penyedia jasa.

I. PEKERJAAN UTAMA
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Bongkaran
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bongkaran meliputi pembongkaran bangunan exsisting yang
terdiri dari:
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
3. PEKERJAAN PLAFOND
4. PEKERJAAN PENGECATAN
5. PEKERJAAN SANITAIR
6. PEKERJAAN KAMAR MANDI/WC
7. PEKERJAAN RUANG MEROKOK
8. PEKERJAAN AKHIR

b. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Peralatan bongkar menjadi tanggung jawab Penyedia.
2. Penyedia harus memperhatikan keadaan sekeliling lokasi pekerjaan
serta keselamatan pengguna lahan tempat bongkaran
3. Penyedia harus menginventarisasi komponen-komponen yang akan
digunakan kembali sebelum dibongkar dan sesudah dibongkar dan
memberi catatan tentang cacat dan rusak atas persetujuan Direksi
Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
4. Penyedia harus mengamankan barang yang akan digunakan kembali
dan menyimpannya pada tempat yang aman.
5. Penempatan hasil bongkaran/ puing-puing tidak boleh mengganggu
tahapan pekerjaan selanjutnya dan lingkungan sekitar.
6. Apabila ada kerusakan maupun barang yang hilang menjadi tanggung
jawab Penyedia

BESI HOLLOW UNTUK RANGKA DINDING


1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pemasangan dan pengadaan bahan seperti yang dijelaskan dalam
gambar pelaksanaan dan petunjuk Konsultan Pengawas.
2. PENGENDALIAN PEKERJAAN

13
SNI-03-6361.2-2002 : SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN BAGIAN B
(BAHAN BANGUNAN DARI BESI/BAJA).

3. BAHAN-BAHAN
a. Bahan untuk rangka plafon adalah besi hollow galvanis ukuran 40.40.0,5
dan 40.20.0,5.
b. Contoh
Sebelum dilakukan pemasangan dilapangan, Penyedia jasa harus
menyerahkan contoh bahan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya.

4. PENGERJAAN
Sudut-sudut pertemuan rangka harus membentuk sudut siku satu sama lain
dengan jarak as – as rangka 60 cm. Bagian rangka yang menempel pada
dinding dan bagian yang menghadap kearah penutup ( bawah) harus rata.

A. PEKERJAAN WALLCOVERING
1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pengadaan dan pemasangan wallpeper pada seluruh dinding bagian
dalam bangunan, kecuali pada km/wc.

2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
Seluruh pekerjaan akan disesuaikan menurut standar.

3. BAHAN-BAHAN
7. Wall paper harus dari yang berkwalitas baik, tidak mudah sobek,
mempunyai ketahanan abrasive yang cukup sehingga dapat dibersihkan
dengan kain tanpa mempengaruhi texture dan corak permukaannya, serta
mempunyai ketebalan yang cukup untuk menutupi bidang
dibelakangnya.jenis yang dipakai adalah vinyl wallpaper, tebal minimal 0,5
mm
2. Bahan Perekat
Untuk bahan perekat dipakai metylane.

4. CONTOH
Sebelum diadakan pemasangan Penyedia jasa diharuskan memberikan
contoh bahanbahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

14
5. PEMASANGAN
1. Permukaan yang akan dilapisi wall paper harus rata dan tidak berbintik.
2. Permukaan tersebut harus kering dan bersih, bebas dari debu dan minyak
3. Wall paper dipasang dengan arah dari atas ke bawah, sehingga menutupi
seluruh bidang permukaan dinding.
4. Penyambungan wall paper harus dengan cara overlapping dan
pemotongan memakai alat yang tipis dan tajam sehingga sambungan-
sambungan terlihat rapat .
5. Wall paper harus melekat kuat pada bidang permukaan dinding, tidak
mudah terlepas.
6. Hasil pemasangan harus rata, tidak ada gelembung udara yang
terperangkap.
7. Apabila ada hasil yang tidak baik sehingga ada bagian-bagian yang
menggelembung atau sambungan yang tidak rapat, maka pekerjaan harus
diulang sehingga hasilnya terlihat rapih dan rata dengan tanggungan
biaya penyedia jasa.
8. Seluruh kotoran / sisa lem yang melekat harus dibersihkan sehingga
permukaan wall paper terlihat bersih.

B. PEKERJAAN CAT
1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi pengadaan cat dan pengecatan pada seluruh permukaan
dinding, langit-langit, kayu, talang datar dan pipa-pipa serta permukaan
yang terlihat.

2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standard sebagai berikut :
SNI 03-6861.1-2002 : Spesifikasi bahan bangunan bagian A: Bahan
bangunan bukan logam
SNI-03-2410-2002 : Tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat
emulsi
SNI-06-0503-1989 : Cat dasar meni bermutu sedang untuk besi
dan baja
SNI-06-3564-2009 : Cat tembok emulsi
SNI-06-0088-1987 : Mutu dan cara uji cat dasar sengkhromat untuk
besi dan baja

15
3. BAHAN-BAHAN
 Plamir tembok
Plamir harus memenuhi syarat :
- Keadaan dalam kaleng, sewaktu kaleng baru dibuka, plamir tidak boleh
mengandung endapan dan atau bahan saing lainnya, serta masih
berupa pasta serba sama
- Sifat penggunaan, plamir diulaskan pada lempeng asbes bebas debu
dan kontaminasi bahan kimia lainnya, setelah kering tidak terkelupas
dan mudah diamplas.
 Cat dinding/plafon
Cat yang digunakan berada dalam kaleng kemasan yang masih disegel,
tidak pecah atau bocor, sewaktu dibuka tidak berbau busuk, setelah
dilakukan pengadukan tidak mengandung endapan keras.
Sifat Umum :
- Daya tutup minimum 8 m2/L untuk warna
cerah dan 11 m2/L untuk warna gelap
- Density (suhu 28-30oC) minimal 1,2 g/cm3
- Kehalusan maksimal 50 mikron
- Waktu pengeringan
Kering sentuh : maksimum 30 menit
Kering keras : maksimum 60 menit
- Padatan total minimal 40% berat
- Kekentalan (suhu 28-30)oC minimum 90 KU
(kerbs units)
- pH 7 – 9,5
- Kandungan logam berat(Pb,Cu,Hg,Cd,Cr6+
tidak terdeteksi
- Ketahanan cuaca minimum 12 bulan untuk
cat luar dan 12 bulan untuk cat dalam
- Pengencer : air bersih 10 – 15 %
Untuk cat dinding luar dan plafon sekualitas Danapaint, ICI, Metrolite atau
setaraf, terbuat atas dasar Acrylic Emulsion.

4. PERSETUJUAN KONSULTAN PENGAWAS/DIREKSI.


Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum boleh dipakai didalam pekerjaan. Cat didatangkan
kelapangan pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap dengan
cap perusahaan, merek dan sebagainya.

16
5. PELAKSANAAN
a. Cat Tembok/Plafon
 Sebelum pekerjaan pengecatan dinding dilaksanakan, pekerjaan langit-
langit dan lantai telah selesai dikerjakan.
 Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik
pembuat cat tersebut.
 Tembok yang akan dicat harus cukup kering. Setelah permukaan
tembok kering, maka persiapan dilakukan dengan membersihkan
permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan / pengapuran
( efflorescene ) yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan
amplas kemudian dilap sampai benar-benar bersih.
 Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur, dan setelah plamur tersebut
kering diamplas dan dilap bersih. Apabila ada bagian yang masih
kurang baik maka pekerjaan ini harus diulang lagi.
 Untuk dinding luar dan dinding daerah basah seperti KM/WC serta pada
bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali dan rembesan air,
tidak diijinkan untuk diplamur, tetapi harus digosok dengan amplas
sampai halus dan diberi lapisan wall sealer dan alkali resisting primer.
 Untuk plafond atau dinding yang memakai penutup gypsum board,
sebelum pengecatan seluruh sambungan gypsum board harus ditutup
dengan kertas khusus ( paper tape ). Paper tape dilem pada kedua sisi
sambungan dengan lem khusus, dan setelah lem kering sambungan
tersebut diplamur dengan lebar yang cukup ( minimal 20 cm ), dan
diamplas setelah kering, sehingga sambungan tersebut rapih dan
terlihat rata, tidak bergelombang. Apabila pekerjaan plamur masih
terlihat tidak baik, maka pekerjaan ini harus diulang sampai
mendapatkan hasil yang baik / rata.
 Setelah semua langkah-langkah diatas dikerjakan, baru dilakukan
pengecatan dasar dan pengecatan akhir.
 Pengecatan dengan rol untuk bidang-bidang luas dan dengan kuas
untuk bidang-bidang yang tidak dijangkau dengan rol.
 Pengecatan minimal dua kali lapis atau sampai hasil terlihat rapi.

b. Cat Meni/Besi
 Seluruh bidang yang akan dicat telah selesai dikerjakan, bebas dari
debu, minyak dan kotoran.
 Permukaan yang akan dicat diamplas dahulu sampai halus dan dilap
bersih.

17
 Sebagai lapisan dasar dipakai cat meni zinchromat
 Cat akhir / penutup (cat besi) diaplikasikan dengan kwas secara
merata minimal 2 lapis.

C. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFON
1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan langit-langit yang dipasang pada
bangunan sesuai dengan gambar.

2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
SNI 03-6384-2000 : Spesifikasi panel atau papan gypsum

3. BAHAN-BAHAN
- Penutup plafon : GIPSUM 9 MM
- Alat pengikat : rivet galvanis ukuran 3,75 mm
- Rangka : besi hollow galvanis

4. PELAKSANAAN
 Jarak gantungan maksimal 1200 mm.
 Sudut-sudut pertemuan rangka harus membentuk sudut siku
satu sama lain dengan jarak as – as rangka 60 cm. Bagian rangka yang
menempel pada dinding dan bagian yang menghadap kearah penutup
(bawah) harus diserut rata.
 Bahan langit-langit harus baik, rata dan tidak retak, terpasang
dengan baik, garis vertikal dan horizontalnya harus saling tegak lurus
sesuai gambar. Jika terjadi lendutan atau kekurangan-kekurangan lain,
penyedia jasa wajib memperbaiki.

5. PENYIMPANAN
Letakkan lembaran-lembaran acustic yang akan dipakai didaerah yang
terlindung baik dari cuaca. Tumpukan diatas tiga kayu penahan (alas) pada
setiap panjang lembaran ini.
Tinggi tumpukan lembaran-lembaran tidak boleh lebih dari 2 m, atau sesuai
petunjuk dari distributor. Tempat tumpukan harus jauh dari lalu lintas
kendaran-kendaraan proyek yang mungkin mengganggu.

Material Lantai
 Material lantai yang akan digunakan adalah Lantai Ruangan Setwan Granit
80 x 80 cm dan untuk KM/WC menggunakan tegel keramik 30 x 30 dan 30
x 60 (setara roman keramik kecil Golongan C)

18
. Kunci dan Penggantung
 Kunci-kunci yang harus digunakan dalam pekerjaan ini kunci kualitas
terbaik yang merknya juga telah memperoleh sertifikasi SII, dan
spesifikasi teknis kunci adalah dengan 2 kali putar, panjang minimal 20
cm, stainless finish, dan memiliki tiga buah anak kunci.

 Daun Pintu diharuskan menggunakan slot tanam, sedangkan untuk


daun jendela dipasang slot temple dengan panjang 2 inchi.

 Engsel yang digunakan sebagai penggantung pintu adalah engsel


dengan system pencabut dengan panjang 4 inchi dan dipasang 3 buah tiap
daun pintu, sedangkan untuk daun jendela 2 buah perjendela dengan
panjang engsel 3 inchi.

 Hak angin dipasang pada semua daun jendela dengan model hak angin
geser.

 Kunci alpa adalah kunci yang digunakan pada semua pintu WC dan
kamar mandi.

.Material Sanitair

Komponen sanitair yang akan di pakai terdiri dari :


 Closet Duduk (Km/Wc)
 Wastafel (Lengkap dengan kran air)
 Setiap KM/WC terdapat Floor Drain Stainless

Material Plambing
 Material plumbing akan menggunakan PIPA PVC berbagai ukuran
sebagaimana diisyaratkan dalam gambar pelaksanaan dengan spesifikasi
AW atau setara dan standard mutu adalah sertifikasi SII. Dan khusus
material ini kontraktor harus mengajukan usulan jenis produksi yang
disetujui oleh direksi.

 Fixture-fixture sanitasi plumbing yang di gunakan antara lain, stopkran,


kran air, dan sebagainya merupakan fixture-fixture dengan performa
kwalitas terbaik, hal mana untuk fixture-fixture yang akan digunakan harus
memperoleh persetujuan direksi.

19
X. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
A. UMUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan, peralatan, tenaga kerja,
pemasangan, pengujian-pengujian dan perbaikan-perbaikan selama masa
pemeliharaan untuk pekerjaan instalasi listrik, seperti disyaratkan dalam
gambar perencanaan dan spesifikasi teknik pekerjaan elektrikal.
Dalam pekerjaan ini harus sudah termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain
yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang belum tercantum dengan rinci
di dalam buku ini, tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan
system.Penyedia jasa berkewajiban menambahkan peralatan-peralatan
tersebut tanpa biaya tambahan.

2. STANDAR DAN PERATURAN


Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan mengikuti Standar
dalam :
SNI 04 0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
Kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standar SNI, merk setara
eterna.
Surat Ijin Bekerja sebagai Instalasi Listrik dengan kelas sesuai dengan
pekerjaan ini dan masih berlaku harus dimiliki secara sah oleh Penyedia jasa,
satu copy dari surat ijin tersebut harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas.
Hal-hal khusus mengenai standar dan peraturan dapat dilihat di masing-
masing sub pekerjaan.

3. TENAGA KERJA
Penyedia jasa harus menempatkan secara penuh waktu seorang koordinator
yang ahli dalam bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa
dan dapat sepenuhnya mewakili Penyedia jasa dengan predikat baik.
Setiap bagian pekerjaan (instalasi listrik, telepon, tata surya, fire alarm, dll)
harus dipimpin oleh seorang tenaga Pelaksana yang ahli dalam bidangnya
masing-masing.

4. BAHAN DAN PERALATAN


Bahan-bahan dan peralatan yang dipasang harus dalam keadaan baru dan
sesuai dengan yang dimaksud pada gambar rencana dan spesifikasi teknik.

20
Penyedia jasa harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan
dipasang kepada konsultan Pengawas 14 hari sebelum pemasangan dan
harus disetujui oleh konsultan Pengawas.
Perubahan bahan dari yang diisyaratkan pada gambar dan spesifikasi teknik
harus disetujui oleh pemberi tugas dan Konsultan Pengawas, jika terdapat
bahan atau peralatan yang tidak disebutkan dengan tegas type dan
mereknya pada gambar rencanamaupun spesifikasi teknik maka bahan atau
peralatan tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh pemberi tugas dan
Konsultan Pengawas.
Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh-
contoh ini adalah tanggung jawab Penyedia jasa
Jika dianggap perlu Konsultan Pengawas dapat meminta saran kepada
konsultan perencana untuk penentuan bahan atau peralatan.

5. PENGUJIAN
5.1.Pengujian Pertama
Pengujian pertama adalah pengujian setiap sub sistem, diselenggarakan
setelah pekerjaan sub sistem tersebut selesai.
Pengujian sub sistem terdiri dari :
- Pengujian sambungan-sambungan
- Pengujian tahanan isolasi
- Pengujian Pentanahan
- Pengujian Operasional sub sistem
- Pengujian khusus untuk bahan-bahan tertentu yang dianggap perlu
- Konsultan pengawas dapat meminta dilakukan pengujian pada
laboratorium atau badan yang independent.

5.2.Pengujian Akhir
Pengujian akhir (star up atau commissioning) adalah pengujian yang
melibatkan koordinasi seluruh sistem harus diselenggarakan setelah
seluruh pekerjaan dalam proyek ini selesai.
Sebelum pengujian dilaksanakan, Penyedia jasa harus mengajukan
jadwal dan prosedur pengujian kepada konsultan pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
Kecuali disebutkan lain, waktu pelaksanaan pekerjan yang disebutkan
pada kontrak telah mencakup waktu untuk pengujian-pengujian akhir
sampai ditandatangani berita acara pengujian dalam rangka serah terima
pekerjaan pertama.

5.3.Catatan Pengujian

21
Penyedia jasa harus membuat catatan (record) mengenai hasil pengujian
dan 2 copy diserahkan kepada konsultan.

5.4. Biaya Pengujian


Seluruh pengujian butir 1,2 dan 3 diselenggarakan oleh Penyedia jasa
dan segala biaya untuk itu ditanggung Penyedia jasa.

B. PERSYARATAN PEKERJAAN KABEL TEGANGAN RENDAH


1. Ketentuan Umum
a. Ukuran luas penampang kabel untuk jaringan instalasi listrik tegangan
rendah yang digunakan minimal harus sesuai dengan gambar
perencanaan
b. Kabel listrik yang digunakan harus mempunyai rated voltage sebesar 600
volt/1000 volt
c. Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga
arus bocor yang tidak terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 M
panjang kabel
d. Kabel-kabel yang digunakan adalah kabel PVC dengan jenis kabel yang
sesuai dengan fungsi dan lokasi pemasangannya seperti table dibawah
ini :
No. Pemakaian Jenis Kabel
1. Instalasi penerangan didalam bangunan NYM
2. Instalasi daya dan penerangan diluar bangunan NYFGbY
3. Instalasi daya dan kabel daya didalam bangunan NYY
e. Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merk, jenis, ukuran luas
penampang, ranting tegangan kerja dan standar yang digunakan
f. Pada ujung kabel-kabel daya utama harus diberi label/sign plate yang
terbuat dari alumunium atau plastic mengenai nama beban yang dicatu
daya listriknya atau nama sumber yang mencatu daya kabel/beban
tersebut.

2. Persyaratan Pemasangan
a. Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi peraturan
PLN dan PUIL
b. Kabel harus diatur dengan rapid an terpasang dengan kokoh sehingga
tidak akan lepas atau rusak oleh gangguan-gangguan mekanis
Pembelokan kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga jari-jari
pembelokan tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut
atau harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel

22
c. Setiap ujung-ujung kabel daya utama harus dilengkapi dengan sepatu
kabel tipe press, ukuran sesuai dengan ukuran luas penampang kabel
serta dililit dengan excelcior tape dan difinish dengan bahan isolasi ciut
panas yang sesuai.
d. Penyambungan kabel pada kabel daya tidak diperkenankan kecuali untuk
pencabangan pada kabel instalasi daya dan instalasi penerangan atau jika
panjang kabel yang diperlukan melebihi panjang standar gulungan dari
pabrik. Penyambungan kabel untuk pencabangan harus dilakukan dalam
junction box atau metal doos sesuai dengan persyaratan.
e. Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan Bantu yang
sesuai dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel
f. Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan bagian ujung awal dan
ujung akhir dari kabel daya harus dilindungi dengan “sealing end cable”
sehingga bagian konduktor maupun bagian isolasi kabel tidak rusak.

C. PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN INSTALASI


1. Outlet Daya
a. Outlet daya dan plug yang digunakan harus memenuhi standard SII dan
SPLN atau standar-standar lain yang outlet daya dan plug harus
mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
Rating tegangan: 500 volt
Rating arus : 10 A dan 16 A atau lebih seperti pada gambar
Perencanaan
b. Outlet daya dan plug harus mempunyai label yang menunjukkan merk
pabrik pembuat, standar produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
c. Outlet daya pasang pada dinding atau partisi harus menggunakan metal
doos dengan ketinggian pemasangan 30 cm dari permukaan lantai atau
ditentukan oleh Perencana Interior.
d. Tata letak outlet daya sesuai dengan gambar Perencanaan dan harus
dikordinasikan dengan tata letak furniture atau dikoordinasikan dengan
Konsultan Pengawas.
5. Sistem Pembumian Untuk Pengaman
5.1. Ketentuan Umum
a. Yang dimaksud dengan system pembumian untuk pengaman adalah
pembumian dari bahan-bahan peralatan listrik atau benda-benda
disekitar instalasi yang bersifat konduktif dimana pada keadaan
normal benda-benda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam
keadaan gangguan seperti hubung singkat phasa ke badan peralatan
kemungkinan benda-benda tersebut menjadi bertegangan.

23
Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan
manusia dari bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan

b. Semua badan peralatan atau benda-benda disekitar peralatan yang


bersifat konduktif harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini
c. Ketentuan-ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL. PLN dan standar-
standar lain yang diakui di Negara RI
5.2. Konstruksi
a. Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung
antara benda-benda yang diketanahkan dan peralatan Bantu lain yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
b. Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari batang tembaga
didalam pipa GIP dengan konstruksi seperti Gambar Perencanaan
c. Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan
grounding rod terbuat dari barecopper conductor (BBC) atau kabel
berisolasi (NYA) sesuai dengan gambar perencanaan.
d. Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan
sentuh yang terjadi harus lebih kecil dari 45 volt
5.3. Pemasangan
a. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian
grouding rod yang tertanam dalam tanah minimum sepanjang 6 M
dan masing-masing titik grounding rod mempunyai tahanan
pertanahan tidak lebih dari 2 Ohm
b. Grounding rod harus ditempatkan didalam bak control yang tertutup.
Tutup bak control harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle.
Bak control ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal
penyambung dan tempat pengukuran tahanan pembumian grounding
rod. Ukuran bak control harus sesuai dengan gambar perencanaan
c. Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat
menahan gangguan mekanis
d. Penyambungan bagian-bagian hantaran pembumian yang tertanam
didalam tanah dengan peralatan yang diketanahkan harus
menggunakan mur baut atau sesuai dengan gambar perencanaan
e. Penyambung mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik.
Penyambung ini dilakukan didalam bak control
f. Ukuran bantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum
didalam Gambar Perencanaan

24
5.4. Sistem
a. Terdapat beberapa system pembumian yaitu :
- Pembumian jaringan tegangan rendah
- Pembumian jaringan tegangan menengah
- Pembumian diesel genset
- Pembumian penangkal petir
b. Sistem pembumian mempunyai kabel hantaran dan bak control yang
terpisah
c. Tata letak system pembumian harus sesuai dengan Gambar
Perencanaan.

D. SISTEM PENERANGAN
1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan dan peralatan, pemasangan,
pengujian-pengujian dan perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan
meliputi :
 Lampu dan armaturnya
 Saklar
 Kabel Instalasi
 Peralatan penunjang instalasi dan alat Bantu

2 BAHAN DAN PELAKSANAAN


2.1. Lampu Dan Armatur Penerangan Dalam
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan pada
gambar rencana dan memenuhi persyaratan sbb :
a. Amatur lampu harus terbuat dari metal dan harus mempunyai
terminal pentanahan. Digunakan armatur lampu tanam+ reflektor,
lampu TL 2*36W, merk setara artolite, dan down light + lampu SL
merk setara Phillips.
b. Semua lampu flourecent dan lampu discharge lainnya harus
dilengkapi dengan Power Factor Correction Capasitor yang cukup
untuk mencapai Power Factor minimal 85 %
c. Diffuser refleksi lampu harus terbuat dari gelas metal dan acrylic
yang cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan bahan mekanis
dari diffuser itu sendiri.
d. Retlector harus mempunyai lapisan pemantul cahaya dengan derajat
pemantulan yang tinggi
e. Box tempat ballast kapasiter dudukan stater dan terminal block harus
cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang

25
ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis
komponen lampu itu sendiri. Box harus mempunyai lobang ventilasi
yang cukup.
f. Kabel-kabel dalam box harus diberi saluran atau klem tersendiri
sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
g. Box terbuat dari pelat baja tebal minimal .…mm dicat dasar anti
karat dan dicat akhir dalam oven warna putih.
h. Ballast yang digunakan harus dan jenis single lamp ballast (satu
ballast untuk satu tabung lampu fluorescent dan harus dari satu
merek

i. Amatur lampu pijar terdiri dari dudukan lampu (lamp holder) dan
penggantung lampu untuk type pemasangan digantung. Konstruksi
amatur lampu pijar harus kuat untuk dipasang dengan lampu 100
watt maksimal (tidak meleleh, berubah bentuk, berubah warna)
j. Instalasi semua lampu (termasuk lampu pijar) harus dilengkapi juga
dengan pemasangan kabel pentanahan.

XII. PEKERJAAN VERTICAL GARDEN

LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan rangka untuk vertical garden terbuat dari hollow, struktur rangka
harus dirancang agar mampu menahan beban minimal 20k/m2, yang terdiri
beban.
Seluruh struktu vertical garden berbobot maksimal 50kg/m2, tidak boleh
lebih dari itu. Inilah ukuran ideal vertical garden, rangka langsung dipasang
pada tembok utama. Ruang udara antara tembok utama berkisar 5cm
sampai 30cm.

XIII. PEK. TOWER AIR (RANGKA BESI SIKU)


B. Lingkup Pekerjaan:

Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk


pekerjaan Tower air seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan
pemasangan harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian dan
bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan disebutkan dalam
spesifikasi ini.

C. Material dan Pemasangan:

a. Bahan yang digunakan berupa besi siku dengan ukuran 75.75.8 untuk
tiang, besi siku 60.60.6 untuk skor/penyangga dan railing, besi siku

26
50.50.5 untuk dudukan tangki dan tangga control.

b. Pondasi berupa cor beton campuran 1 Pc:2Ps:3Kr

c. Besi siku yang terpasang dicat meni dan cat warna pelindung besi

D. Proses Pelaksanaan.

a. Pemasangan tiang besi siku harus mengikuti persyaratan yang


sudah diatur, harus lurus dengan sudut tegak atau kemiringan
seperti yang diisyaratkan dan sesuai spesifikasi pada gambar.
b. Sebelum dipasang bahan baja harus terbebas dari lemak atau
baha kimia lainnya.
c. Pemasangan dan perakitan harus mengikuti standart yang
telah diisyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
d. Pemasangan/ perakitan harus dilakukan oleh tenaga terampil/
ahli, mengetahui detil semua sifat-sifat-sifat bahan.
e. Perakitan rangka dilakukan di lokasi.
f. Pengelasan dan harus dilakukan secara profesional dan oleh
tenaga yang sudah berpengalaman dengan bahan dan
pekerjaan yang dilakukannya.

F. HAL-HAL KHUSUS
Untuk hal-hal yang belum diatur dalam Syarat syarat teknis ini, sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan Kegiatan ini digunakan :
1. Undang-undang
2. Ketentuan-ketentuan peraturan yang dikeluarkan oleh
Departemen / Instansi yang bersangkutan.
3. Peraturan Daerah

27
G. PENUTUP

Ketentuan-ketentuan yang belum tercantum dalam rencana kerja dan syarat-


syarat ini akan di atur / ditambah sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan tanpa mengurangi aturan / ketentuan yang berlaku.

Manado 2019
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN,

ERICK A. L. WURAGIAN, S.Kom


NIP. 19850420 201001 1 009

28

Anda mungkin juga menyukai