Anda di halaman 1dari 29

SPESIFIKASI TEKNIS

BAB 1.
PEKERJAAN PERSIAPAN

Bagian I. Umum

1.1. Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan yang meliputi Pekerjaan Pemeliharaan, rehabilitasi, perbaikan dari sistem jaringan irigasi,
Bangunan penahan tanggul/proteksi tebing sungai, yang berada di lingkup Dinas Pekerjaan Umum, Penataan
Ruang dan Pertanahan di 7 (tujuh ) UPTD PUPRP Wilayah.

1.2. Ruang Lingkup

Pekerjaan konstruksi meliputi pekerjaan perbaikan saluran pasangan dan bangunan air
Pekerjaan galian dan kosrekan meliputi pekerjaan galian tanah biasa, tanah lumpur dan babadan.

1.3. Gambar-gambar

1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap


(a) Umum
Semua gambar-gambar yang dipersiapkan haruslah gambar yang sesuai yang sudah
diusulkan dalam Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP).
2. Gambar-gambar yang sebenarnya terbangun/terpasang (as-built drawing)
Selama masa pelaksanaan UPTD-Wilayah harus menyiapkan dan menyimpan satu set gambar
yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan
perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan rencana, sejauh gambar tersebut sudah
dilaksanakan dengan benar kemudian dicap “sudah dilaksanakan”.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap hari oleh Pengawas Lapangan, apabila
ditemukan hal-hal yang tidak memuas-kan dan tidak dilaksanakan, diperbaiki kembali selambat-
lambatnya 6 (enam) hari kerja.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, pelaksana UPTD-Wilayah harus menyerahkan gambar
pelaksanaan dalam 3 set cetakan yang dijilid.

1.5. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar Nasional
Indonesia (SNI).
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar Indonesia, maka dapat dipakai standar lain yang
disetujui oleh Direksi dan sesuai dengan spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang sepenuhnya diperinci di sini atau tidak dicakup oleh Standar
Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan atau diantarkan untuk
penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan Direksi dalam hal ini
pasti dan menentukan.

1.6. Program Pelaksanaan dan Laporan

1. Program Pelaksanaan

Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat kontrak
dengan menggunakan CPM network atau Kurva S. Program tersebut harus dibuat dalam dua
bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan :
i). Mulai tanggal paling awal
ii). Mulai tanggal paling akhir
iii). Waktu yang diperlukan
iv). Waktu float
v). Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan sementara dan tetap
kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar pengiriman
peralatan dan bahan ke lapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari liburan umum atau
keagamaan.
2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan

Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan Direksi. Pelaksana
harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan kemajuan bulanan dalam bentuk yang bisa diterima,
yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu.

Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :


(i) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan laporan
maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.

(ii) Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase rencana yang
diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada bulan laporan.

(iii) Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal permulaan
dan penyelesaian.

(iv) Daftar tenaga buruh setempat.

(v) Daftar perlengkapan konstruksi peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari lapangan.
(vi) Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan sebagai
berikut :

a) Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan Pasangan.


b) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan babadan.

c) Jumlah volume dari pekerjaan pasangan batu yang diselesaikan.

d) Jumlah banyaknya bangunan dan lain-lain.

(vii) Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.

(viii) Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan dibutuhkan pembayaran yang
diperlukan pada bulan berikutnya.

(ix) Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan selama bulan laporan.

3. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan


Pelaksana harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang disetujui oleh Direksi setiap
akhir minggu dan untuk minggu-minggu berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan
tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan tanah,
pengangkutan bahan dan peralatan serta lain-lain yang diminta.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara tertulis untuk semua
kemajuan yang sudah disetujui oleh Pengawas setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana
kerja harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan. Pelaksana harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar-chart pada akhir
bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana Kerja ini harus memperlihatkan tenggang waktu dari
mulai sampai akhir kegiatan utama dengan volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan
kepada Direksi pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.

1.7. Bahan dan Perlengkapan yang harus disediakan oleh Pelaksana lapangan

1. Umum
Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak sesuai dengan standar,
Penyedia Jasa harus segera memberitahukan kepada Direksi.
2. Perlengkapan Konstruksi
Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang diperlukan dalam
pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi memandang belum sesuai dengan Kontrak,
maka Penyedia Jasa harus segera memenuhi kekurangannya dalam penyediaan semua perlengkapan dan
peralatan, lengkap dengan spare parts yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan
dengan sempurna.
3. Bahan Pengganti
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak tersedia di pasaran
maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam
volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang
ditentukan dengan bahan pengganti.
4. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan
Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih tempat yang ditentukan Direksi :
(a) Tempat produksi dan pembuatan
(b) Tempat pengapalan
(c) Lapangan
Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan dan bahan kepada
Pemberi Tugas sesuai yang dimintanya untuk tujuan pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak
meringankan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai
dengan spesifikasi.
5. Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang lengkap, brosur dan data
bahan dan perlengkapan untuk mendapat persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan Kontrak
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari
spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari tanggung
jawabnya dalam hubungannya dengan Kontrak.

1.8. Survey dan Pengukuran Pekerjaan

1. Bench Marks

Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan dengan Saluran Induk
seperti terlihat pada Gambar. Ketinggian dari Bench Mark ini adalah didasarkan pada titik tetap utama.

Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terletak pada Gambar diberikan kepada Penyedia Jasa
sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark
dasar untuk setting out pekerjaan. Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran/pemeriksaan atas
ketelitiannya. Pengguna Jasa tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu
juga dengan titik referensinya.

Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk kemudahannya, tetapi setiap
Bench Mark sementara yang didirikan, rencana dan tempatnya harus disetujui oleh Direksi dan akan
merupakan ketelitian yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi.Permukaan
Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran
Muka tanah yang terlihat pada gambar dianggap betul sesuai dengan Kontrak. Apabila terjadi keraguan
dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah, sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai
bekerja. Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi secara tertulis untuk menyesuaikan dan
melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut.

Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia Jasa akan mengukur dan
mengambil lokasi ketinggian lokasi pekerjaan, dengan menggunakan Bench Mark atau tidak referensi
yang disetujui Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang
disetujui.

2. Peralatan untuk Pengukuran

Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran untuk dipakai sendiri dan
Direksi. Alat dan perlengkapan itu harus baik menurut Direksi dan harus diganti jika hilang atau rusak.
Semua alat-alat dan perlengkapan itu tetap menjadi milik pemborong.

Penjelasan secukupnya harus diserahkan bersama penawaran, untuk memungkinkan Direksi menilai
mutu dari alat-alat dan perlengkapan yang akan disediakan Penyedia Jasa. Alat-alat dan perlengkapan itu
tidak boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan kontrak, kecuali dengan ijin atau perintah Direksi.

1.9. Pekerjaan Sementara

1. Umum

Pelaksana lapangan akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan, spesifikasi, pelaksanaan dan berikut
pemindahan semua pekerjaan sementara untuk pelaksanaan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Detail
dari pekerjaan sementara dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan di lapangan, pertama-
tama diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan sesuai dengan prosedur dalam
Spesifikasi Teknis. Apabila Penyedia Jasa bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara
di luar daerah lapangan seperti terlihat pada Gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan biayanya
sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan tidak akan
meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan dalam Kontrak. Dalam
hal tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.

2. Pekerjaan Pengeringan selama Pelaksanaan (Addinda)

Pengeringan air harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran, drainase dan bangunan.
Pelaksana lapangan harus memasang, memelihara semua pipa dan peralatan lain yang diperlukan untuk
pengeringan air agar lokasi pekerjaan bebas dari air sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan
sesuai dengan syarat-syarat. Pelaksana lapangan bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan
akibat banjir atau kegagalan pengeringan air atau pekerjaan pengamanan.
Kistdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera dibongkar atau diratakan sehingga
kelihatan baik dan tidak menganggu kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan
saluran selesai.

Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Pelaksana lapangan harus mendapat persetujuan
Pengawas/Kordinator lapangan, dan tidak boleh menganggu jalannya air yang dibutuhkan untuk
pengairan pada jaringan pengairan yang ada. Apabila pelaksanaan pekerjaan berada di bawah muka air
tanah, air tersebut supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian.
Pengeringan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan dari dasar dan sisi
miring yang digali sehingga semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan kering.

1.10. Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan

1. Umum

Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan pekerjaan, antara lain
pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, dibuat dan dipelihara oleh Pelaksana lapangan. Pelaksana
lapangan harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan kesehatan. Tidak ada pembayaran
tambahan, dan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk dalam harga.

2. Sistem Pengawasan Keamanan

Pelaksana lapangan supaya mengatur sistim pengawasan keamanan dan organisasinya dan diserahkan
untuk mendapatkan persetujuan kepada Pengawas/Kordinator lapangan. Sistim pengawasan keamanan
dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan
terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan.

Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang disetujui dan berpegang
pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.

3. Peraturan Kesehatan

Pelaksana lapangan harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan keadaan sehat serta
memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat
yang telah disetujui oleh Pengawas/Kordinator lapangan dan oleh Penguasa setempat.

Pelaksana lapangan hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil langkah-langkah


pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.

Pelaksana lapangan wajib melakukan protokol pencegahan penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) selama melakukan kegiatan sesuai dengan Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No. 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) dalam penyelenggaraan jasa Konstruksi .
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab terhadap kelancaran proyek dan kesehatan seluruh pekerja
dan memastikan setiap pekerja yang berada di area proyek dalam keadaan sehat. Skema protokol
pencegahan COVID-19 sesuai dengan penjabaran Instruksi Menteri nomor 02/IN/M/2020 sebagai
berikut :
a. Pembentukan Satgas Pencegahan Covid-19 dengan tugas dan kewenangannya, sesuai lampiran
Instruksi Menteri 02/IN/M/2020;
b. Pelaksana lapangan wajib menyediakan fasilitas tambahan antara lain : tempat cuci tangan (air,
sabun, dan hand sanitizer), tisu, masker bagi semua pekerja dan tamu yang datang;
c. Pelaksana lapangan wajib melakukan pengukuran suhu badan nir-sentuh (thermoscan) bagi semua
pekerja dan tamu yang datang;
d. Melakukan physical distancing / jaga jarak aman;
e. Memasukan protokol pencegahan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
1.11. Foto-foto

Penyedia Jasa harus menyerahkan foto untuk laporan progress pekerjaan pada lokasi yang ditentukan oleh
Direksi.

Minimum tiga gambar harus diambil pada tiap lokasi yang memperlihatkan keadaan sebelum mulai
pekerjaan, keadaan dalam tahap konstruksi dan keadaan dalam penyelesaian. Foto-foto pada tiap lokasi harus
diambil dengan arah yang tertentu dan tetap dalam ketiga-tiganya keadaan tersebut di atas dengan latar
belakang yang mudah dipakai sebagai tanda dari lokasi tersebut.

Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai dengan tanggal pengambilan, foto
negative yang bersangkutan harus diserahkan dalam album terpisah yang mudah dihubungkan satu sama lain.
2 (dua) set album-album harus diserahkan kepada Pengawas/Kordinator lapangan pada penyelesaian
pekerjaan.

1.12. Mutual Check

1. System Pekerjaan

1.1. System Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah kontrak harga satuan.

2. Pelaksanaan Mutual Check

2.1. Pelaksanaan Mutual Check I diadakan dengan Pengawas/Kordinator lapangan dan Pelaksana
lapangan
2.2. Pelaksana untuk Pekerjaan Mutual Check adalah terdiri dari Pelaksana Lapangan bersama-sama
dengan Pengawas/Kordinator.

2.3. Uraian Pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan Pelaksana lapangan adalah sebagai berikut :

- Pengukuran kembali semua kegiatan-kegiatan pekerjaan dengan mencocokkan kembali pada


titik tetap dengan ketelitian 10 VL.mm.

- Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (Uitsetten) profil memanjang dan


melintang dengan mengikuti Standar Penggambaran Tender Drawing.
- Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti Standar Penggambaran Tender
Drawing (termasuk gambar detail).
3. Mutual Check II

3.1. Mutual Check II dilaksanakan untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan/gambar
terpasang (Asbuilt Drawing).

3.2. Dari hasil Mutual Check II dengan gambar terpasang (Asbuilt Drawing) sebagai dasar pembayaran
volume pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.

3.3. Semua gambar-gambar terpasang (Asbuilt Drawing) dibuat rangkap 2(dua).

4. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check

4.1. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check akan diatur/ditentukan Pengawas/Kordinator lapangan.

4.2. Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual Check ini akan ditentukan kemudian
oleh Direksi.
BAB 2.
PEKERJAAN TANAH

Bagian I. Pembersihan

2.1. Pembersihan

1. Semua daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh Pengawas/Kordinator
lapangan, harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak sampah dan bahan lain yang
mengganggu dan bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh
Pengawas/Kordinator lapangan. Umumnya hanya pohon-pohon yang mengganggu bangunan yang
dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang harus dibuang, dan ditumpuk di tempat-tempat yang ditunjuk
oleh Pengawas/Kordinator lapangan di sepanjang batas tanah. Pagar-pagar, dinding-dinding, bangunan-
bangunan reruntuhan dari tempat-tempat pekerjaan harus dibuang menurut persetujuan
Pengawas/Kordinator lapangan.

2. Pelaksana Lapangan harus membongkar akar-akar, kemudian mengisi lobang dan dipadatkan dan
memindahkan dari tempat semula bahan-bahan yang timbul akibat pembersihan lapangan.

3. Pelaksana Lapangan diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan pembangunan
dimulai.

4. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang berguna dan peralatan dikumpulkan.
5. Semua pengeluaran yang timbul akibat dari pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana
lapangan

2.2. Babadan (Pengupasan)

Sebelum Penggalian dari borrow pits dimulai, terlebih dahulu membersihkan dan mengupas daerah untuk.

Begitu juga pada tanggul, sebelum penimbunan dimulai terlebih dahulu tanggul dibersihkan dan dikupas
setebal 0.15 m atau pembuatan terasering dengan ukuran 0.50 m” x 0.50 m”.

Bagian II. Pekerjaan Penggalian Tanah

2.3. Galian pada Pondasi Bangunan

1. Dasar dan sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai dengan rapi menurut duga/tingkat
dan dimensi yang dikehendaki Direksi. Jika waktu penggalian material yang digali melampaui garis dan
tingkat yang telah ditentukan, galian yang melampaui batas tadi harus ditimbuni lagi seluruhnya dengan
material yang terpilih kemudian ditumbuk atau digilas lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 20
cm dengan dan atas biaya Pelaksana lapangan.
Jika tanah pondasi asli (natural foundation) terganggu atau longgar karena pekerjaan-pekerjaan
penggalian Pelaksana lapangan, ia harus dipadatkan dengan menumbuknya atau menggilasnya atau jika
Direksi menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti dengan bahan yang terpilih yang seluruhnya
harus dipadatkan.

2. Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian untuk bangunan lainnya yang dikehendaki
dipakai bahan yang tidak cocok, untuk pondasi menurut ketentuan Pengawas lapangan, maka Pengawas
lapangan akan memerintahkan secara tertulis untuk memindahkan barang-barang yang tidak cocok
tersebut dan dipadatkan seluruhnya dengan menumbuknya atau menggilasnya lapis demi lapis yang
tebalnya tidak boleh lebih dari 20 cm
4. Pelaksana lapangan harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa Pembangunan. Cara menjaga
galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dengan cara yang dapat disetujui oleh
Pengawas lapangan.
5. Pelaksana lapangan harus menjamin adanya peralatan yang stand by dan cukup di lapangan setiap waktu
guna menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air.

2.4. Tanah-tanah Longsor (Slide Material)

Tanah-tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng seperti ditunjukkan di gambar atau yang
ditentukan oleh Direksi dan Material-material yang mungkin longsor ke daerah galian di sepanjang garis
galian, harus dipindahkan oleh Penyedia Jasa menurut cara yang disetujui, dan lereng-lereng harus
diselesaikan kembali menurut garis dan tingkat yang ditetapkan oleh Direksi. Penyedia Jasa mungkin diminta
pula untuk menggali daerah-daerah yang mungkin akan longsor di luar batas-batas penggalian yang
diperlukan untuk mencegah kerusakan pada pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa.

2.5. Bahan Hasil Galian

1. Diharapkan bahwa semua bahan-bahan dari galian yang dimaksud akan cocok untuk dipakai dalam
pembangunan-pembangunan yang dikehendaki menurut spesifikasi ini. Dimana dapat dikerjakan semua
bahan-bahan harus diletakkan dari penggalian ke tempat-tempat terakhir yang telah direncanakan kecuali
jika bahan tersebut menurut perintah Direksi harus ditempatkan di tempat penampungan sementara dan
untuk kemudian harus ditempatkan di tempat yang telah direncanakan.

Sepanjang masih dapat dikerjakan sebagaimana ditempatkan oleh Direksi, semua bahan-bahan yang
telah direncanakan untuk digunakan dalam pemadatan harus diusahakan agar kadar air cukup dengan
cara menyiramnya atau cara-cara lain yang cocok sebelum dan selama penggalian.

2. Seluruh bahan timbunan di sekitar bangunan-bangunan yang berada pada lereng-lereng, dan garis-garis
batas yang telah ditentukan pembayarannya untuk bangunan, dan berada di bawah permukaan tanah asli
dinyatakan sebagai timbunan kembali yang dipadatkan (compacted back fill) dan semua timbunan atau
timbunan kembali di sekitar bangunan dan di atas permukaan tanah awali harus dikerjakan sebagai
membuat tanggul atau tanggul yang dipadatkan, kecuali ada ketentuan yang lain pada syarat-syarat
khusus.

3. Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak mencukupi untuk pembuatan tanggul.
Penimbunan kembali dan pekerjaan tanah lainnya yang diperlukan seperti tertera di dalam gambar atau
petunjuk Direksi maka tambahan tanah yang baik dapat diambil dari daerah pengambilan yang
direncanakan seperti yang telah disetujui oleh Pengawasa lapangan.

Bagian III. Pekerjaan Tanggul

2.11. Tanggul

1. Tanggul-tanggul untuk saluran primer, sekunder, saluran pembuang, sungai harus dibentuk dengan
galian tanah dari saluran dan saluran pembuang bila tersedia.

Bila diperlukan tambahan tanah untuk timbunan dari hasil galian saluran dan saluran pembuang maka
harus didapat dari borrow area sesuai dengan Pasal 2.06.

2. Tanggul untuk saluran di atas tanah asli harus dibuat rapat air, dan tidak boleh ada tanda-tanda rembesan
sesudah diisi dengan debit maximum.

3. Tanggul tersebut di atas dan tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi atau jalan masuk harus dibentuk
seperti yang telah diuraikan di atas atau dibuat dengan cara lain yang disetujui Direksi.

4. Bahan timbunan dihampar horizontal dan ketebalan merata secara berlapis-lapis dan tiap lapis tidak
boleh mempunyai ketebalan lebih dari 0,20 m.

5. Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin penggetar atau caralain
yang disetujui sehingga hasil pemadatang mencapai tidak kurang 90% dari pemadatan kering maximum
yang ditentukan oleh tes Standar Proctor Compaction yang harus sering dilaksanakan atas permintaan
Direksi selama pelaksanan pekerjaan.

6. Timbunan di atas tanah asli di belakang bangunan-bangunan baru harus dipadatkan seperti yang
diuraikan di atas bagi tanggul-tanggul yang dipakai untuk jalan inspeksi. Apabila tidak ditentukan lain di
dalam gambar atau atas perintah Direksi, maka semua tanggul saluran harus mempunyai kemiringan
sesuai dengan gambar.

7. Bahan-bahan basah dari penggalian seluran, kecuali bila ditentukan oleh Direksi bahwa tidak sesuai,
akan digunakan dalam pembuatan tanggul, tetapi bahan yang kebasahannya melebihi batas, dapat
menyebabkan adanya penolakan.
Penyedia Jasa harus merencanakan Operasi-operasi pembuatan tanggulnya dengan mempertimbangkan
mungkin perlunya penundaan penimbunan, penyampuran dengan bahan-bahan kering atau prosedur-
prosedur lain atau kombinasi seperti yang diperlukan untuk memungkinkan penempatan material di
tanggul yang diperinci dengan kelebihan yang sesuai.

2.12. Penyiapan Tanah

1. Penggalian saluran atau saluran pembuang yang hasilnya akan dipakai untuk bahan timbunan harus
bersih dari segala kotoran dan tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akarnya

2. Sebelum mulai menimbun permukaan tanahnya harus digaruk sampai kedalaman yang lebih besar dari
retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0.15 m dan kadar air dari tanah garukan
harus selalu dijaga baik dengan cara pengeringan alam atau pembasahan dengan alat semprot.

3. Bila oleh karena sesuatu sebab pelaksanaan penempatan dan pemadatan terhenti, permukaan dari
timbunan harus digaruk kembali dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum pelaksanaan pemadatan
dilanjutkan. 2.15. Pemadatan pada Timbunan

1. Tanggul-tanggul dan timbunan-timbunan (Urugan-urugan) yang direncanakan pada gambar-gambar


harus dihampar dalam lapisan setebal 20 cm. Operasi-operasi Penyedia Jasa dalam penggalian material
yang direncanakan untuk digunakan pada tanggul-tanggul atau urugan-urugan yang dipadatkan harus
dikerjakan sedemikian rupa sehingga material tersebut berada dalam keadaan baik waktu ditempatkan.
Bagian dari tanggul saluran yang pada gambar direncanakan untuk dipadatkan harus dibangun dari
material yang baik dan paling cocok untuk memberikan kekedapan (impermeabilitas) dan stabilitas
waktu dipadatkan.

2. Sebelum dan selama operasi penempatan berjalan, material harus mempunyai kelebihan optimum yang
praktis yang diperlukan untuk maksud-maksud pemadatang, seperti yang ditentukan oleh Direksi dan
kelembaban tersebut harus merata pada setiap lapisan. Selama dapat dilaksanakan seperti yang
ditentukan oleh Direksi material harus dibuat agar mengandung kelembaban yang cocok di tempat
penggalian. Jika kelembaban kurang dari ukuran optimum untuk pemadatang, pemadatang tidak boleh
dilanjutkan, kecuali ada persetujuan khusus dari Direksi dan kelembaban ditambah dengan memerciki
air dan mengolahnya di tempat pemadatan.

Jika kelembaban melebihi dari batas maksimum yang diijinkan untuk pemadatan pekerjaan pemadatan
tidak boleh dilanjutkan, (kecuali ada persetujuan khusus dari Direksi), sampai material tersebut harus
dikeringkan dengan mengolahnya dan mencampurnya dengan bahan-bahan yang kering atau cara lain
yang disetujui.

3. Material yang dipadatkan harus ditimbun dengan lapisan setebal tidak lebih dari 20 cm setelah
dipadatkan dan pengamparan material tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga tanah yang
dipadatkan homogen, bebas dari kantong-kantong, dan cacat-cacat lainnya.
4. Operasi-operasi penggalian dan penempatan harus dibuat sedemikian rupa sehingga material yang
dipadatkan akan cukup bercampur/berpadu dengan baik untuk menjamin adanya tingkatan-tingkatan
pemadatan yang baik sehubungan dengan kepadatannya dan stabilitasnya.

Segala jenis roller pemadat harus dilengkapi dengan batang pembersih (cleaner bar).

5. Untuk bagian tanggul-tanggul yang berbatasan dengan bangunan, termasuk pipa-pipa beton, dimana
pemadatan tanggul-tanggul atau urugan yang diperlukan tidak mungkin dilakukan dengan alat penggilas
untuk mendapatkan pemadatang yang cukup, maka tanggul atau urugan harus dipadatkan dengan mesin
penumbuk (mechanical tamper) dengan berat dan design cukup untuk mencapai kepadatan yang
setingkat dengan tanggul atau urugan yang dipadatkan didekatnya.

Dalam tebal lapisan-lapisan pemadatan tanah dan kelembaban bahan-bahan tersebut yang akan ditimbun
harus seperti Spesifikasi di atas dan pemeliharaan khusus harus dijalankan untuk menjamin agar ada
ikatan yang cukup dan tanggul-tanggul yang akan dipadatkan didekatnya.

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan bangunan yang disebabkan operasi-
operasi pemadatan bahan tanggul atau urugan yang berdampingan dengan bangunan-bangunan lain dan
harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.

6. Pemadatan dengan tenaga manusia.

a. Material yang akan dipadatkan harus dibuat dengan lapisan-lapisan horizontal dengan tebal tidak
lebih dari 20 cm dengan alat penumbuk dengan tangan beratnya kurang dari 15 kg serta jarak jatuh
bebas (graving fall) untuk melaksanakan pekerjaan harus 30 cm.
Material harus dipadatkan sampai kepadatan yang diinginkan tercapai. Penumbuk tangan (hand
tamper) boleh dibuat dari besi atau beton, sedang penggunaan kayu atau batang kelapa tidak
diijinkan.
b. Penggunaan tenaga wanita dan anak-anak di bawah umur 16 tahun tidak diijinkan.

7. Dalam penempatan dan pemadatan urugan-urugan dari tanggul yang berdampingan dengan pipa beton,
material yang cukup harus ditempatkan dengan hati-hati pada setiap sisi-sisi pipa tersebut, serta harus
ditumbuk sehingga melekat erat-erat pada pipa untuk menjaga garis arah dan tingkat yang sesuai dengan
pipa.
8. Material yang ditempatkan harus menurut spesifikasi ini dengan cara bersamaan pada kedua sisi pipa
untuk mencegah adanya pergeseran pipa-pipa selama penempatan dan pemadatan material tanah
tersebut.
BAB 3.

PASANGAN BATU

Bagian I. Bahan-bahan

3.1 Batu Kali / Batu Gunung

Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti pasangan batu kali atau
batu gunung haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan homogen menurut persetujuan Direksi dan
bersih dari campuran, bersih, noda-noda, lubang pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya. Batu tersebut
harus diambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.

3.2 Adukan (Campuran)

1. Adukan untuk pasangan batu kali terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1:4 seperti disebutkan
dalam Spesifikasi atau gambar untuk masing-masing pekerjaan.

2. Jika tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai untuk pasir bata menurut perbandingan isi harus terdiri
semen PC : pasir 1:4 untuk pekerjaan biasa, dan semen PC : pasir 1:3 untuk pasangan kedap air atau
lainnya yang diperintahkan oleh Direksi.

3. Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton pada Pasal 3.02. Pasir haruslah
mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang
baik.

4. Semen merah haruslah memenuhi persyaratan dari standar Indonesia NI-20. Ini semua harus langsung
dipasang dengan baik untuk persetujuan Direksi.

5. Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah memenuhi Pasal 3.03. Hanya air yang baik yang dapat
dipakai untuk menghasilkan seperti apa yang ditentukan.

6. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga jumlah dari setiap
bahan adukan bisa ditentukan secara tepat dan disetujui oleh Direksi.

7. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan tidak dipakai selama 30
menit harus dibuang. Pemakaian kembali dari adukan tidak diperkenankan.

3.3 Kerikil Landasan (Gravel Backing)

Kerikil landasan harus terdiri dari kerikil sungai yang bersih, keras dan tahan lama atau pecahan batu dengan
gradasi baik, dari 50 mm sampai 100 mm, kesemuanya menurut persetujuan Direksi.
3.4 Saringan Kerikil

1. Saringan kerikil dengan pembagian butir tertentu harus terdiri dari bahan yang mengandung silikat,
bersih keras dan tahan lama serta bebas dari lapisan yang melekat, seperti tanah liat.

Bahan tersebut tidak boleh mengandung besi belerang, batu bara, mika, batu lempung atau bahan-bahan
lainnya yang berpori atau rapuh.

2. Kerikil harus terdiri dari butiran bulat dan harus mempunyai pembagian butir sedemikian sehingga
memenuhi syarat-syarat seperti di bawah ini :

(i) 50% berukuran antara 5 sampai 8 kali dari bahan yang ia lindungi.
(ii) Keragamannya harus dengan bahan yang ia lindungi. “Keseragaman” ialah perbandingan antara
yang berukuran 60% dengan yang berukuran 10% (ukuran”X” persen dari suatu bahan seperti
ditentukan dalam pasal ini adalah ukuran lubang ayakan yang dapat meloloskan “X” % dari
contoh bahanyang diayak).
Kontraktor harus mengadakan pengujian terhadap butir jika Direksi membutuhkannya, untuk
meyakinkan syarat-syarat Spesifikasi tetap diikuti.

4.5 Saringan Pasir

Pasir untuk saringan pada umumnya harus sesuai dengan ketentuan Standar Nasional Indonesia untuk bahan
batuan halus, tetapi harus merupakan pasir kasar dan mudah dilalui air menurut persetujuan Direksi.

4.6 Penyimpanan Bahan-bahan

Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan seperti yang disyaratkan pada Pasal 3.08.

Kapur dan semen merah harus disimpan di dalam kotak, di atas beton atau lembaran logam atau lantai kayu
untuk mencegah tergenang dari air, dan juga hrus dilindungi dengan atap atau penutup yang tahan air lainnya.

4.7 Penyelesaian Sambungan

Kecuali jika ditentukan lain, sambungan yang kelihatan harus disiar rata dan halus dengan adukan semen PC :
Pasir 1:3, pada waktu pekerjaan sedang berlangsung, dengan menjaga supaya dijamin adanya keseragaman
warna. Selanjutnya sambungan yang tidak kelihatan harus diisi rata dengan adukan.
Bagian II. Pasangan Batu Kali

4.8 Ukuran Batu

1. Pasangan batu harus dari batu yang dipecahkan dengan palu besar yang berukuran sembarangan,
sehingga kalau dipasang bisa saling menutup.

2. Setiap batu harus berukuran antara 10 cm dan 20 cm atau dengan berat 6 kg dan 15 kg, akan tetapi batu
yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi, ukuran maksimum harus memperhatikan tebal
dinding, harus pula memperhatikan batasan seperti tercantum di atas.

4.9 Alas dan Sambungan

1. Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipakai dan harus diletakkan
dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan pokok.

Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan
berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu yang berimpit
satu sama lain.

2. Pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu baru selesai dipasang.

4.10 Pasangan Batu pada Permukaan

1. Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus menyatukan batu belah yang dipasang dengan
paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter persegi.

Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian dalam agar supaya batu pengikat
dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.

2. Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya aduan tidak kurang dari pada
rata-rata 10 mm.

Semua pekerjaan batu pada permukaan yang kelihatan harus disiar.

4.11 Pipa Peresapan

Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus dilengkapi dengan suling-
suling. Suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan paling tidak satu buah untuk
setiap 2 m2 permukaan. Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan.
Saringan ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan ijuk.
4.12 Sambungan Gerak Sederhana

Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar sambungan gerak sederhana harus dibuat/ dipasang pada
bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk tahan air. Umumnya sambungan gerak sederhana
dibutuhkan bilamana terdapat suatu penyambungan dengan bangunan lama yang akan mempunyai tingkat
penurunan (settlement) yang berbeda.

Sambungan gerak sederhana harus dibentuk dengan memasang susunan batu yang terdiri dari batu bergradasi
sebagai filter di belakang pasangan batu pada bagian sambungan, setinggi sambungan tadi.
Filter ini harus terdiri dari batu dan kerikil terpilih, dan baik untuk menahan hilangnya/ hanyutnya bahan filter
dan harus di bagian luas diberi lapisan penutup ijuk setebal 30 mm atau geotextil membrane yang diijinkan.

4.13 Contoh Pekerjaan

Pada permulaan pekerjaan pasangan batu, Penyedia Jasa harus membuat contoh tembok (pasangan batu)
sehingga mutu dan wujudnya disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan berikutnya harus sederajat dengan atau
lebih baik dari contoh yang disetujui.

4.14 Perlindungan Perawatan

Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan dalam melindungi dan
merawat pekerjaan yang telah selesai. Pemborong harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang sama
seperti yang ditentukan untuk beton.
Pekerjaan pasangan jangan dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang cukup lama sehingga
mengakibatkan adukan larut. Adukan yang dipasang akan larut karena hujan harus dibuang dan diganti
sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak dibolehkan berdiri di atas pasangan batu
atau pasangan batu kosong yang belum mantap.

4.15 Urugan Kembali dan Urugan di Belakang Pasangan Batu

Sebelum mengurug kembali pada bagian muka pasangan yang tidak kelihatan, pasangan batunya harus
dilapisi kasar dengan adukan, semen : pasir 1:4 setebal 20 mm.

Urugan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi dan bahan urugan harus pasir yang
kasar dan mudah dilalui air.
Bagian III. Plesteran, Siaran, Acian

4.16 Pekerjaan Plesteran

Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari pasangan batu kali diplester
dengan adukan PC : pasir 1:3. Campuran untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan
dan campuran pada Pasal 4.03. Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 2 cm. Apabila
tidak diperintahkan lain, pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada
sorongan/pipa saluran, dan selebar 0.10 m di bawah tepi atas dinding dan pasangan sorongan/pipa saluran.

4.17 Pekerjaan Siaran

Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek sebelum
ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan dengan memakai kawat dibasahi. Adukan untuk siaran
harus campuran 1 PC : 3 pasir (1:3) kecuali ditentukan lain.

Pekerjaan Siaran dapat dibagi atas :

a. Siaran Tenggelam (masuk ke dalam 1 cm)


b. Siaran Rata (rata dengan muka batu)
c. Siaran Timbul (timbul tebal 1 cm lebar 2 cm, kecuali ditentukan lain sama pekerjaan siaran harus siaran
timbul)

4.18 Pekerjaan Acian

Pekerjaan acian dilakukan setelah dikerjakan pekerjaan pelesteran seslesai dilaksanakan.

Sebelum pekerjaan acian dilakukan, permukaan/bidang yang akan dipasang acian harus bersih dari kotoran,
permukaan plesteran tersebut dan permukaan acian harus dalam keadaan lurus, datar atau rata tanpa retak-
retak dan rapih.
Bagian IV. Pasangan Bronjong Kawat

4.19 Spesifikasi Teknik Umum

1. Pekerjaan bronjong meliputi pekerjaan-pekerjaan penyediaan, pengangkutan bahan pembuatan bronjong,


pemasangan kawat bronjong yang diisi dengan batu-batu dan lapisan ijuk yang ditempatkan diatas
lapisan kemiringan yang mana bronjong akan dipasang seperti ditunjukan dalam gambar pelaksanaan
yang disetujui Kontraktor dan Pemimpin Proyek.

2. Bahan terdiri dari batu belah ukuran 20 cm dan kawat bronjong diameter 3 mm, kawat sisi penguat
bronjong 4 mm.

3. Anyaman dibuat dengan cara melilitkan 2 batang kawat sebanyak 3 lilitan dengan lubang anyaman
berbentuk segi enam bukaan adalah 10 cm x 12 cm.

4. Bentuk dan ukuran bronjong harus sesuai dengan apa yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan.

5. Ujungnya harus dianyam dengan kat sehingga dapat menjamin tidak terlepasnya anyaman tersebut
menurut penilaian Direksi. Untuk batu isian dipergunakan batu yang keras, tahan lama tidak rusak oleh
air dan cuaca dengan berat jenis tidak kurang 2,4 ton/m3.

6. Ukuran batu rata-rata tidak boleh lebih kecil dari 20 cm, dengan ukuran batu minimum tidak boleh lebih
kecil dari 15 cm. Ukuran batu rata-rata berbentuk sama yang dapat ditahan oleh jaringan bronjong.

7. Ukuran batu yang terkecil dapat mengisi rongga-rongga yang terjadi pada batu besar, tetapi tidak boleh
keluar dari lubang anyaman bronjong 10 cm x 12 cm.

8. Sebelum batu diisikan, bronjong ditegangkan sampai bentuk yang diinginkan. Pengisian dimulai dari
bagian yang paling bawah, bronjong supaya diletakan dalam keadaan kosong, diisi dengan batu sampai
penuh dan kemudian ditutup dan dikunci dengan cara mengikat dengan kawat.

9. Setiap bronjong dihubungkan dengan ikatan yang kuat dengan setiap bronjong didekatnya. Sambungan-
sambungan vertikal antara bronjong ditempatkan pada setiap dua lapisan dan disusun bergiliran seperti
ditunjukan dalam gambar.

10. Pengukuran untuk pembayaran bronjong akan dilakukan berdasarkan volume bronjong yang terpasang
dan dihitung berdasarkan gambar pelaksanaan.

11. Pembayaran bronjong berdasarkan atas harga satuan per meter kubik (m3) seperti tersebut pada
penawaran dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
BAB 5.

PEKERJAAN PINTU AIR

Bagian I. Bahan-bahan dan Mutu

5.1. Material

1. Baja konstruksi (plat dan profil) harus baik, baru dari pabrik yang resmi dan setaraf
dengan S.t. (DIN 17100-1966).

2. Tangki dan ulir untuk gate/pintu harus setaraf dengan S.t. 60 (DIN 17100-1966).

3. Besi ruang harus bebas cacat/retak : perbaikan retak-retak dengan las atau lainnya tidak
diperkenankan.

4. Baut, keliling dan washers harus dari pabrik resmi dan harus setaraf U.st. 36-1 (DIN
1711-1968). Baut dan keling yang tersentuh air harus digalvanisir.

5. Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih, kelihatan jelek atau las yang
tidak sempurna dan sebagainya akan ditolak.

6. Kawat las yang dipakai adalah “Unimatic” 6000 (AC-DC) dengan kekuatan tarik 4.760

kg/cm2 atau type yang sama.

7. Pipa besi untuk sandaran harus ukuran standar pipa dengan “heavy duty galvanized
coating”.

5.2. Spesifikasi untuk Bangunan Pintu dan Pintu Sorong

1. Bangunan Pintu.

a. Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu untuk bagian
(sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus diklem
kuat pada permukaan plat sedemikian hingga pada waktu selesai mengelas jarak
antara plat dan batang tidak lebih dari 1 mm. Bagian batang/palang yang dilas
pada daun pintu, las harus menerus di dua sisi hingga tidak ada air yang bocor
diantara bagian-bagian tersebut.
b. Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding, rangka, ambang,
tangki ulir geardan material lain yang dibutuhkan. Semua bagian daripada pintu harus cocok dengan
gambar kontrak.

c. Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambah kuat pada bangunan dengan baut berjangkar,
dan semua rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus diisi mortar Semen PC :Pasir 1:3
sampai Direksi menganggap cukup.

d. Semua pembuatan konstruksi harus sedemikian sehingga pintu bebas dari puntiran, bengkok dan
deformasi lain menurut anggapan Direksi.

e. Pemakaian karet atau bahan lain untuk seals guna perapat pada pintu-pintu harus sesuai dengan
yang diijinkan yang mempunyai effectivitas keawetan sesuai cuaca Indonesia dan teredam dalam air
secara kontinu, dan keterbukaan pada sinar matahari dimungkinkan pemakaian bahan karet sintektik
atau plastik yang memenuhi persyaratan. Bahan perapat diatas harus sedemikian sehingga mudah
dipasang atau diganti, dan baut-baut dipakai harus tahan terhadap korosi.

f. Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standar Industri untuk memudahkan perakitan,
pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi yang ada digambar adalah minimum. Dalam
pembuatan harus dilebihi (ukurannya) secukupnya sedemikian hingga tidak ada dimensi yang
kurang.

2. Pintu Sorong

a. Pintu sorong dapat dioperasikan dan harus diserahkan dengan tangkai, dan kunci, gear, serta
kopling.

Tarikan yang dibutuhkan tidak boleh keras dari 10 kg untuk membuka atau menutup pintu dan las
roda setang harus pada elevasi 0,90 m diatas bangunan atau platform dimana operator akan berdiri.

b. Tangkai ulir dan gear harus dibuat presisi sangat tepat.

Gear harus dari besi tulang atau selubung/rangka las dilengkapi tutup untuk pemberian pelumas dari
gear. Pintu dorong harus seluruh shop-assmembled (rakitan pabrik) ukuran plat dan profil pintu
harus sesuai dengan gambar.
5.3. Spesifikasi Teknik Umum

1. Gambar kerja dan perhitungan.

a. Penyedia Jasa harus menyerahkan dengan penawarannya detail spesifikasi dari semua peralatan-
peralatan yang harus dipasang pada penerimaan (acceptance) dari penawaran, spesifikasi yang
diserahkan harus dimasukkan dalam Dokumen kontrak.

b. Penyedia Jasa juga harus menyiapkan detail gambar kerja 2 set untuk semua bagian pekerjaan
dalam bentuk yang dikehendaki Direksi, untuk setiap bagian pekerjaan tersebut.

c. Penyedia Jasa juga harus membuat perhitungan-perhitungan untuk semua bangunan, hubungan
sambungan-sambungan jas jangkar, baut dan sebagainya, meskipun terlihat dalam gambar.
Perhitungan tersebut harus dibuat sesuai standar-standar yang akan diberikan oleh Direksi Penyedia
Jasa harus menyerahkan perhitungan tersebut 4 minggu setelah dimulainya pekerjaan, 2 set untuk
disetujui Direksi.

d. Dalam penyerahan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan dalam waktu 4 minggu semua
gambar kerja, perhitungan-perhitungan dan sebagainya dalam 4 set komplit dengan semua
perubahan, tambahan yang telah dikerjakan dalam pemasangan dan pembuatannya.

2. Persetujuan gambar dan perhitungan

a. Tidak ada pemeriksaan atau pertimbangan dari Direksi dari usul, gambar-gambar, atau dokumen-
dokumen yang diserahkan oleh Penyedia Jasa untuk memperoleh persetujuaan Direksi, juga tidak
ada pertentangan bagi persetujuan yang diberikan olehnya, dengan atau tanpa perubahan yang akan
dikenakan sesuai ketentuan-ketentuan dokumen-dokumen kontrak.

b. Jika setiap saat setelah persetujuan diberikan oleh Direksi ditemukan bahwa ada gambar-gambar
dan dokumen-dokumen kontrak, perubahan-perubahan dan tambahan-tambahan sesuai dengan
perhitungan Direksi harus dibuat oleh Penyedia Jasa dan pekerjaan harus dilaksanakan sesuai, tanpa
menurut tambahan biaya menurut perhitungan Penyedia Jasa.

3. Penyiapan bahan-bahan

a. Semua kegiatan sedapat mungkin dilakukan di dalam/sekitar wilayah (proyek).

b. Mutu dan penyelesaian harus sesuai dengan kenyataan praktek dalam pekerjaan konstruksi baja
modern. Bahan pada pekerjaan besi harus dijaga bersih dan terlindung dari pengaruh cuaca sejauh
memungkinkan dalam praktek.
Lubang baut harus betul-betul bulat. Ukuran dari lubang baut harus tidak lebih dari 2 mm lebih
besar dari diameter nominal (ditetapkan) dari baut dan harus menciptakan putaran yang pas dengan
baut.

Jika mungkin, mesin dengan “a fixed driling line” harus digunakan. Lubang-lubang pada dasar plat
untuk baut lebih besar 0,25 mm. Gerigi-gerigi pada permukaan luar harus dihilangkan.

c. Panjang uliran baut harus sedemikian sehingga seluruh diameter tangkai berada dalam daerah geser
(shearzone).

Baut harus menonjol paling satu panjang uliran dengan minimum 3 mm dan maksimum 10 mm
setelah penggeseran dari mur. Di bawah mur pada baut jangkar dan di bawah semua kepala baut
dan mur, harus dilengkapi “heavy duty washer”.

Jika baut digunakan dalam permukaan yang miring, harus menggunakan “bevelled washer”. Kepala
dari mur harus diputar benar, dengan kunci Inggris yang cocok dan dengan panjang tidak kurang
dari 0,30 m.

d. Sebelum dimulainya pengelasan, Penyedia Jasa harus membuat dan mengerahkan kepada Direksi
untuk disetujui, program lengkap yang menunjukkan :

Type pengelasan.

- Klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk ukuran-ukuran yang diperlukan untuk


mewujudkan dimensi spesifikasi setelah pengelasan. Sesudah pengelasan, semua ceceran las
harus dibersihkan dan semua lubang, pori dan berkas-berkas terbakar harus diperbaiki.

Diameter kawat las dan aliran listrik yang dipakai harus memenuhi ketentuan di bawah ini.
Tebal plat : Diameter kawat las : Aliran Listrik
(mm) (mm) (A)

2-4 : 3/32” (2,381 mm) : 35-90


4-6 : 1/8” (3,175 mm) : 60-125
9-10 : 5/32” (3,870 mm) : 95-160
11-15 : 5/32” (3,870 mm) : 95-160
15-20 : 3/16” (4,763 mm) : 120-200

4. Pemasangan

a. Penyedia Jasa harus memasang semua bagian dari pekerjaan seperti pada gambar kerja yang
disetujui atau atas petunjuk Direksi di tempat pekerjaan, termasuk semua alat-alat pelengkap seperti
baut jangkar, penahan, seal (penguat) dan sebagainya.
b. Semua bagian yang ditanam dan dalam beton harus ditumpu kuat (rigid) dan diteliti/tepat sebelum
dan selama pengecoran.

Dinding plat, sandaran dan ambang harus digrouting sesudahnya seperti ditunjukkan dalam gambar
atau atas petunjuk Direksi.

Grouting harus dilaksanakan dengan metode yang disetujui Direksi dan harus menjamin kesatuan
yang utuh.

c. Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan oleh Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa harus memindahkan semua kelebihan bahan-bahan dari tempat pekerjaan atau seperti
ditunjukkan Direksi.

Semua gear-reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak pelumas, sesuai syarat dari
pembuat/pabrik. Gear-reducer terbuka harus diberi gemuk kwalitas baik pada giginya (graphite
grease). Semua pelumas dan zat pencuci harus disediakan Penyedia Jasa tanpa tambahan biaya.

d. Penyedia Jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka waktu
pemeliharaan selama setahun untuk semua bagian pekerjaan dari kontrak ini.

5.4. Test dan Garansi

1. Pada saat penyelesaian pekerjaan, peralatan harus siap untuk ditest, dihadapkan Direksi sebelum
penyerahannya untuk membuktikan bisa dioperasikan dengan memuaskan.

Jika ada bagian dari pekerjaan gagal dioperasikan sesuai ketentuan Direksi, beberapa perubahan harus
dikerjakan oleh Penyedia Jasa sesuai ketentuan Direksi tanpa pembayaran ekstra.

2. Pada saat penyerahan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan garansi tertulis selama jangka waktu
1 tahun untuk semua pekerjaan, meliputi perbaikan dari semua kekurangan dan kerusakan yang mungkin
terjadi dalam jangka waktu tanpa biaya tambahan.

Bagian II. Pengecatan

5.5. Bahan-bahan

Roda gigi kuningan, bidang-bidang baja yang dikerjakan halus dan bidang-bidang baja yang setelah
pemasangan di lokasi akan bersentuhan secara putat atau geger, dan juga tali-tali kawat tidak akan dicat.
Setelah pembersihan selesai, maka bidang-bidang demikian harus dilapisi dengan lembaran plastik untuk
menjaga terhadap kerusakan kecil dan korosi selama pengangkutan dan penyimpanan di lokasi. Selimut
plastik ini dilepas sebelum peralatan itu dipasang.

Jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI-1982. Semua bahan
harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campuran yang
diusulkan untuk dipakai, harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang harus
dikirim ke tempat pekerjaan dalam kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang telah
kaduluwarsa seperti yang dituliskan pada kaleng tidak boleh dipakai, bahan diaduk dibawah pengawasan
seorang mandor yang berwenang dengan cara dibenarkan oleh Direksi dan tidak boleh diberikan kepada,
tukang cat sebelum cat dan bidang yang akan dicat selesai dipersiapkan betul-betul. Seluruh pekerjaan harus
diselesaikan dalam warna dan corak seperti warna dari tiap-tiap lapisan cat.

5.7. Pengecatan Daun Pintu/Schot balk

Kecuali disyaratkan lain, maka pekerjaan baja kontruksi dan alat-alat pengatur air dan lain sebagainya harus
disiapkan dan diberi cat dasar menurut ketentuan dengan tata cara sebagai berikut :

1. Terbuka terhadap pengaruh iklim terlindung atau tidak :

- Dibersihkan dengan sikat kawat baja kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

- Dua lapis cat dasar timah meni.

- Dua lapis cat oksida besi atau dua cat aluminium.

2. Terbuka terhadap pengembunan berat atau bila terbenam dalam air, termasuk semua pintu :
- Dibersihkan dengan sikat kawat baja.

- Dicat dasar dua lapis.

- Dua lapis bitumen kental atau dua lapis cat karet, berchlor atau dua lapis cat oksida terbatu bara.

Pintu geser tegak, katup-katup dan lain-lain alat yang dibuat dari besi tuang harus dilapisi dengan dua
lapis cat bitumen atau yang sepertinya, bagaimana ditunjukkan oleh Direksi.

Bagian III. Pemeriksaan dan Perakitan


5.8. Pemeriksaan Bahan & Mutu

Direksi atau pejabat yang bertugas mengadakan pemeriksaan terhadap bahan-bahan, mutu pekerjaan pabrik,
percobaan perakitan di pabrik, harus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan.

Pemeriksaan itu meliputi :

1. Pemeriksaan baja atau bahan lain yang dipakai untuk memastikan bahwa bahan di atas sesuai dengan
standar. Laporan percobaan kimia dan fisika yang dilakukan pemeriksaan terhadap bahan yang dipakai
harus ditunjukkan pemeriksaan.
2. Memeriksa ukuran.

3. Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila diperlukan.

4. Memeriksa pembersihan dan pengecatan dari pekerjaan baja.

5. Percobaan perakitan dan mengujian hasilnya.


6. Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman.

5.9. Pengerjaan di Lapangan

Penyedia Jasa harus melakukan pekerjaan baja selengkapnya dan menyediakan perancah sementara serta
persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan dimulai di lapangan
Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan, cara yang diusulkan untuk
pelaksanaan pekerjaan baja serta melaksanakan pengaturan dan pencegahan terhadap kecelakaan seperti yang
ditunjukkan oleh Direksi.

5.10. Permukaan yang Bersentuhan

Kecuali ditentukan lain, jika logam dipasang permanen pada permukaan logam lain permukaan logam yang
bersentuhan harus dicat dengan dua lapis cat bitumen, segera sebelum pemasangan.

Aluminium tidak boleh di pasang pada beton basah atau pasangan batu, atau dipasang tetap pada beton yang
masih mudah. Bila perlu untuk menghubungkan aluminium dengan baja atau besi tulang, kedua permukaan
harus dipisahkan dengan bahan pemisah yang disetujui tebalnya tidak kurang dari 1,5 mm.

Bila aluminium batang atau bangunan baja dipasang dalam pasangan batu, bata atau beton, permukaan yang
bersentuhan harus dicat lebih dahulu dan bahan sambungan harus diberi seng.
5.11. Pemasangan Bagian-bagian

Untuk pemasangan bagian-bagian pekerjaan baja yang tercantum dalam pekerjaan beton atau pasangan baru
yang permanen, maka bagian-bagian di atas angkur, plat perletakan dan lain-lain harus lebih dahulu dari pada
bagian lain.

5.12. Perencanaan, Perhitungan dan Gambar

Gambar dan Spesifikasi menunjukkan macam logam yang dibutuhkan dan ukuran-ukuran pokoknya. Sub
Penyedia Jasa harus merencanakan semua bangunan dan pintu-pintu dilengkapi dengan penjelasan
perhitungan dan gambar-gambar dari pabrik dan diserahkan kepada Direksi sebelum dibuat oleh pabrik.

Tiga rangkap dari setiap gambar harus dibuat, dan setiap perubahan dilakukan oleh Direksi harus dibuat
gambarnya tanpa pembayaran ekstra.
Pabrik dilarang melakukan pembuatan sebelum menerima persetujuan Direksi secara tertulis dengan telah
memberi tanda persetujuan pada setiap set dari tiga gambar (satu untuk Direksi, satu untuk Penyedia Jasa dan
satu untuk Sub Penyedia Jasa. Sub Penyedia Jasa juga harus menyediakan gambar kerja yang menunjukkan
usulan dan metode pelaksanaan/pemasangan peralatan tersebut yang akan digunakan dan gambar tersebut
harus mendapat persetujuan seperti gambar-gambar yang akan dikerjakan pabrik di atas, sebelum Penyedia
Jasa memulai pelaksanaannya pada bangunan yang bersangkutan.
Apabila ukuran tebal dari bagian-bagian pintu tercantum di dalam gambar bestek, ukuran tebal di atas
dianggap sebagai ukuran minimum yang diperkenankan. Pintu-pintu besi terlebih dahulu harus diperiksa oleh
Direksi ke pabrik, sebelum dikirim ke lapangan.

Dibuat di : CIAMIS
Pada Tanggal : Mei 2020

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


BIDANG SUMBER DAYA AIR

HIKMAT TALKANDA, ST.


NIP. 19661005 199703 1 004

Anda mungkin juga menyukai