Anda di halaman 1dari 13

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT


Pasal 1
Penjelasan Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Rehabilitasi Halaman (Paving Blok)


SMKN 5 Luwu
1.2. Pekerjaan harus sesuai dengan :

a. Uraian dan syarat-syarat umum pekerjaan ini (Spesifikasi Umum CIPTA KARYA).
b. Semua gambar-gambar perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan perencana dan
telah diketahui oleh Pengelola Teknik Proyek.
c. Petunjuk-petunjuk dari Pemimpin Proyek dan unsur-unsur teknik lainnya baik lisan
maupun tertulis.
d. Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan umum di Indonesia
(A.V. 1941).
e. Syarat-syarat perburuhan
f. Standar bahan/material dan peralatan
 Semua bahan/material maupun peralatan yang dipasang secara permanen harus
baru dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, jika menggunakan di luar yang
ditentukan dalam spesifikasi harus dibuat amandemen.
 Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi penggunaan bahan/material maupun
peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi maka dapat
dipergunakan daftar standar yang dikeluarkan oleh organisasi resmi sebagai berikut:

PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia


PBI : Peraturan Beton Indonesia
SII : Standar Industri Indonesia
HGPS : Hydraulic Gate and Penstock Association Japan
JRA : Japan Road Association
SSPC : Steel Structures Painting Council
ASBR : (Water and Power Resources Service, United States
Departement of the Interior (Formerly United States Bureau of
Reclamation).
AWS : American Welding Society
ASTM : American Society for Testing and Materials
AISA : American Iron and Steel Institute

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

 ACI : American Conrete Institute


 JCEA : Japan Civil Engineer Association
 AASHTO : American Association of State Highways and Transportaion
Officials
 JIS : Japanese Industrian Standard
g. Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

1.3. Pekerjaan Persiapan

a. Dalam waktu 15 hari setelah menerima surat perintah, kontraktor harus mengirimkan
Rencana Pelaksanaan Kerja, Metode Pelaksanaan dan Laporan Kegiatan secara rinci yang
sesuai rencana kerja global yang telah diajukan dalam pelelangan. Rincian tersebut harus
mencantumkan Program Pelaksanaan :
 Mobilisasi/Demobilisasi
 Survey dan Testing Lapangan
 Daftar Bahan dan Peralatan Khusus
 Kemungkinan Kelambatan Pekerjaan
b. Rencana pelaksanaan kerja disusun dalam bentuk bagan (Bar Chart dan/atau S-Curve).
c. Mobilisasi/demobilisasi tenaga kerja dan peralatan serta pengadaan bahan material.
d. Pelaksana lapangan yang cakap/terampil sesuai bidang disiplin ilmunya.
e. Bangunan Lapangan Direksikeet atau bangsal kerja. Stok Material, Listrik dan Air Kerja
Bangunan untuk keperluan Tim Pelaksana Pembangunan (R.Kerja dll) ditempatkan pada
lokasi yang telah disetujui bersama dengan pihak Konsultan Pengawas Lapangan. Tempat
penimbunan material sementara tidak mengganggu proses bongkar muat dari kendaraan
pengangkut material. Untuk keperluan listrik dan air menggunakan fasilitas sumber yang
telah ada.
f. Papan Nama Proyek
g. Dokumen kontrak
 Konsep dokumen kontrak disiapkan oleh Pemilik Pekerjaan namun penggandaannya
oleh kontraktor.
 Jumlah dokumen kontrak sebanyak yang telah ditetapkan pada syarat-syarat
administrasi, kontraktor harus menyiapkan maksimum 5 (lima) set untuk pelaksanaan
di lapangan. Jumlah tersebut sudah termasuk yang harus disiapkan oleh kontraktor
untuk Direksi Pekerjaan dan Engineer Konsultan yang ditunjuk.
h. Gambar-gambar kerja yang selalu siap di lapangan
i. Laporan
Kontraktor harus membuat laporan kegiatan pekerjaan dengan menggunakan format
yang telah disetujui oleh Direksi.
1. Buku harian yang mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan
detail-detail pentingdari unsur teknik.

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

2. Laporan harian, berisi hal-hal berikut :


 Kondisi musim/cuaca
 Jumlah staf dan pekerja yang bekerja
 Jumlah dan jenis material dan peralatan di lapangan
 Laporan kemajuan pekerjaan, termasuk lokasi serta perhitungan volume setiap
hari.
 Kejadian yang menghambat pekerjaan.
 Kejadian atau kondisi yang mengakibatkan keterlambatan kemajuan (progres)
pekerjaan.
 Semua informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
3. Laporan Mingguan
 Setiap akhir minggu dibuat laporan dengan format yang telah disetujui dan
membuat program rencana kerja minggu berikutnya.
 Setiap satu minggu sekali diadakan rapat antara personil inti dari kontraktor
dengan Direksi lapangan untuk membahas kelancaran pekerjaan.
4. Laporan Bulanan
 Setiap tanggal 25 bulan berjalan, Kontraktor harus sudah membuat laporan
dengan menggunakan format yang telah disetujui. Laporan tersebut meliputi
laporan fisik dan laporan keuangan.
 Laporan berisi (tidak mutlak dibatasi) hal-hal sebagai berikut :
 Secara rinci uraian pekerjaan yang dilaksanakan pada periode bulan tersebut.
 Ringkasan komulatif kemajuan fisik dan progres keuangan untuk setiap
kegiatan utama.
 Persentase hasil kerja terhadap seluruh pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak.
 Penjelasan penyebab keterlambatan pelaksanaan dan usulan pemecahan
untuk mengejar ketinggalan dan kehilangan waktu.
 Rencana kerja bulan berikutnya.
 Daftar peralatan mesin-mesin konstruksi dan bahan/material yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk mesin-mesin yang baru
didatangkan maupun yang dikeluarkan dari lokasi lapangan pekerjaan
termasuk periode mesin-mesin dan peralatan tidak digunakan.
 Jumlah total volume dari jenis pekerjaan yang tercantum dalam daftar
volume (Bill of Quantity).
 Kondisi cuaca secara umum, termasuk pencatatan periode serta intensitas
hujan setiap hari.
 Daftar kecelakaan :
 Masuk rumah sakit atau meninggal bila ada.

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

 Kerusakan pekerjaan
 Kerusakan hunian, material dan peralatan.
 Schedule progres kemajuan yang menunjukkan tanggal penerimaan dan
jumlah dan tagihan yang dikirim tetapi belum dibayar.
 Perkiraan jumlah pembayaran dari pemilik untuk bulan periode berikutnya.
 Foto-foto pelaksanaan pekerjaan pada bulan tersebut.
5. Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan
 Kontraktor harus membuat foto yang menggambarkan kemajuan pelaksanaan
pekerjaan, foto harus menunjukkan keadaan sebelum dimulai pelaksanaan,
sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai pelaksanaan. Pengambilan foto
harus dalam satu titik dan arah yang sama.
 Tiga lembar cetak foto untuk setiap pemotretan harus diserahkan kepada
Direksi dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari.
 Ukuran foto 3R

Setiap foto harus dilampirkan sebagai berikut :


 Penjelasan ringkas, termasuk lokasi dan kode nomor
 Nomor foto dan tanggal pengambilan
 Nama kontraktor
 Nama proyek
 Soft copy harus diserahkan juga kepada Direksi dengan diberi label dan
mudah disimpan.

1.4. Gambar-Gambar Pelaksanaan

Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan yang cermat terutama ukuran-ukurannya maupun


dimensi dari segi yang tertera di dalam gambar rencana tersebut. Bila ada yang tidak sesuai
atau kurang jelas harus dikonfirmasikan kepada Direksi. Semua yang meragukan harus
dimintakan penegasan dari Direksi dalam bentuk tertulis.

Format Gambar sebagai berikut :


A. Bahasa
Semua gambar dan data perhitungan pendukungnya yang harus disiapkan oleh kontraktor
menggunakan bahasa Indonesia, bila ada gambar yang berbahasa asing diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia.
B. Satuan
Semua satuan menggunakan sistem metrik.
C. Ukuran
Semua gambar menggunakan ukuran standard ukuran A3, kecuali ada perintah lain atau
persetujuan dari Direksi.

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

D. Judul
Konsep tentang judul maupun format semua gambar yang disiapkan oleh kontraktor,
ditunjukkan terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi.
E. Penomoran
Referensi penomoran gambar menggunakan sistem penomoran gambar teknik. Urutan
penomoran akan ditetapkan oleh Direksi. Bila kontraktor bermaksud memberikan
referensi penomoran untuk kepentingan sendiri bisa menambahkan kolom pada kolom-
kolom judul.
F. Indeks Gambar
Tiap-tiap gambar yang dihasilkan diberikan indeks. Lembaran-lembaran indeks gambar
harus diserahkan kepada direksi.
G. Gambar di lapangan
 Semua lembaran gambar yang paling akhir mendapatkan persetujuan revisi oleh
direksi segera dikirim ke kantor lapangan kontraktor.
 Gambar-gambar tersebut harus selalu ada di lapangan dan sewaktu-waktu selalu
dapat dipergunakan untuk pemeriksaan oleh Direksi.
a. Gambar pelaksanaan (Construction Drawing)
 Semua gambar untuk dilaksanakan (construction drawing) diberikan oleh
Pemilik yang disiapkan oleh Konsultan.
 Dalam gambar ini jelas menunjukkan tata letaknya, dimensinya, jenis
konstruksinya dan seterusnya seperti yang disebutkan dalam spesifikasi atau
petunjuk direksi.
b. Gambar Kerja (Working Drawing)
 Kontraktor harus membuat gambar kerja (working drawing) dan gambar
tersebut mengacu pada gambar untuk dilaksanakan (construction drawing)
yang diberikan oleh pemilik pekerjaan.
 Gambar kerja harus detail dan dicantumkan jumlah material yang digunakan
(bar bending schedule, list of material, dll), juga mempertimbangkan
kemudahan pemeriksaan/inspeksi dari prosedur kerja maupun metode
pelaksanaan yang akan dikerjakan di lapangan oleh Kontraktor.
 Gambar kerja diajukan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap kertas A3
untuk dilakukan pemeriksaan sampai mendapatkan persetujuan. Bila ada
perubahan dalam gambar kerja, maka harus dalam bentuk tertulis yang
ditandatangani oleh Direksi dan gambar perubahan ini merupakan bagian
daripada Gambar Kerja.
 Dari gambar kerja yang telah disetujui, ternyata setelah memperhatikan
kondisi pasangan batukali, hasil galian maupun hasil test laboratorium,
konstruksi yang dikehendaki lain dan perlu perubahan gambar kerja, maka
perubahan tersebut harus dalam bentuk tertulis dari Direksi pekerjaan. Semua

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

biaya gambar kerja berikut perubahan-perubahannya menjadi beban


kontraktor.
 Gambar kerja dalam beberapa item pekerjaan juga digunakan sebagai dasar
acuan pengajuan Tagihan Pembayaran (Monthly Payment) Kontraktor.
c. Gambar Fasilitas/Bangunan Sementara
 Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan dari tiap
seksi pekerjaan, kontraktor harus sudah mengirimkan gambar-gambar
fasilitas/bangunan sementara yang akan dipergunakan di daerah areal proyek
seperti gambar gudang, rencana kantor, tempat penyimpanan peralatan mesin,
asrama pekerja dan bangunan, bangunan lainnya yang diusulkan oleh kontraktor.
Gambar-gambar harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
 Bila ternyata dalam pelaksanaan ada perubahan, kontraktor juga harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi perihal perubahan tersebut baik dari
segi lokasi maupun konstruksinya.
d. Gambar Terlaksana (As Built Drawing)
 Selama pelaksanaan konstruksi pekerjaan, kontraktor harus mengikuti seksama
dan mencocokkan dengan gambar kerja. Ketidakcocokan dengan gambar kerja
yang telah disetujui, supaya dicantumkan perubahan-perubahannya dan
konstruksi pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan keadaan yang
dikerjakan/dengan keadaan sebenarnya untuk selanjutnya dibuat gambar
terlaksana.
 Penyesuaian gambar dengan pelaksana pekerjaan di lapangan akan diadakan
pemeriksaan oleh Direksi Teknik.
Bila dari hasil pemeriksaan ternyata ditemukan ketidaksesuaian maka dalam
jangka 14 (empat belas) hari, kontraktor harus telah memperbaiki gambar
tersebut, sehingga gambar terlaksana benar-benar sesuai dengan yang
dilaksanakan di lapangan.
Setelah mendapatkan persetujuan maka Kontraktor menggandakan di samping
untuk keperluannya sendiri, sebanyak 3 (tiga) set diserahkan kepada
Direksi/Engineer.
 Gambar terlaksana harus dibuat di atas, kertas kalkir yang berkualitas baik dari
memudahkan dalam penggandaannya. Selanjutnya gambar terlaksana yang
telah selesai dan telah mendapatkan persetujuan dari Direksi/Engineer
diserahkan kepada pemilik pekerjaan oleh kontraktor.
 Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima
pekerjaan 100%, kontraktor harus sudah menyerahkan gambar terlaksana
lengkap yang terdiri dari :
 1 (satu) set gambar lengkap dalam kertas kalkir berkualitas baik.
 3 (tiga) set gambar lengkap cetakan ukuran penuh (A3)

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

e. Gambar-Gambar Lain
Selain gambar-gambar yang disebutkan di atas, gambar-gambar lain yang masih
diperlukan dalam pelaksanaan seperti gambar metode pelaksanaan, skema diagram
ataupun grafik jadwal pelaksanaan pekerjaan, harus diserahkan juga untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Engineer.

1.5. Terjadi perbedaan antara perencanaan dan pelaksanaan di lapangan

Jika ada perbedaan gambar dan syarat-syarat teknik, maka syarat-syarat teknik yang harus
diikuti. Jika ada perbedaan pada gambar dan atau ukuran-ukuran maka gambar skala yang
lebih besar yang diikuti, dan jika terdapat keragu-raguan dari isi dokumen proyek, maka
kontraktor harus mendiskusikan atau minta penjelasan pada direksi teknik, dan dalam
terjadi pertentangan isi antara dokumen-dokumen yang ada maka yang menentukan adalah
tingkat “kekuatan” dari dokumen yang dimaksud sebagaimana telah ditetapkan dalam salah
satu bagian dari dokumen proyek.

1.6. Survey dan Pengukuran Kembali

a. Paling lambat 15 hari setelah penandatanganan kontrak, kontraktor diwajibkan untuk


melaksanakan survey lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur jalan
lama. Kemudian harus mengajukan atau menyerahkan laporan lengkap dan detail dari
hasil survey ini kepada direksi teknik. Laporan itu berupa rencana kerja secara tertulis,
menjelaskan secara terperinci urutan-urutan dan cara pelaksanaan pekerjaan, termasuk
hal-hal khusus bila perlu, misalnya cuaca/curah hujan dan sebagainya.
b. Titik referensi atau Bench Mark (BM), telah ditetapkan oleh Pemilik di lapangan seperti
dapat diperiksa di dalam gambar.
 Pengecekan BM sebelum digunakan sebagai pedoman koordinat dan elevasi harus
diadakan pengecekan dan verifikasi tentang akurasinya.
 Kontraktor harus membuat titik referensi/BM sementara untuk kepentingan
kontraktor sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik/BM
sementara harus mendapat persetujuan direksi lapangan.
c. Kontraktor harus menyampaikan secara Direksi, rencana pemasangan patok-patok dalam
waktu tidak kurang dari 48 jam, mendahului pelaksanaannya. Pematokan dilakukan oleh
kontraktor di bawah supervisi direksi dan bila dianggap perlu direksi dapat melakukan
perubahan-perubahan di lapangan dan dalam hal ini akan disampaikan secara tertulis
kepada kontraktor.
d. Kontraktor harus mempersiapkan alat-alat ukur yang diperlukan di lapangan sehubungan
dengan pekerjaan ini, termasuk yang diperlukan oleh direksi untuk pengecekan.

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

1.7. Peralatan

Kontraktor harus mengajukan daftar peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan schedule pada rencana dan kontraktor mempersiapkan peralatan
lapangan sebelum pelaksanaan dimulai seperti tanda pengaman lalu lintas, rol meter, mal
ukuran kemiringan, papan nama proyek dan foto keadaan.

1.8. Bahan Bangunan

Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat minimal seperti yang
ditetapkan dalam peraturan umum mengenai bangunan di Indonesia.
a. Air
Air untuk pengecoran beton harus air tawar yang tidak mengandung mineral dan
alkalide. Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat yang sebagaimana diuraikan dalam
PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
b. Portland Cement (PC)
 Digunakan Portland Cement (PC) biasa yang mempunyai kualitas mineral sampai
dengan S.400 (semen tonasa atau semen bosowa), berdasarkan kualifikasi yang
ditetapkan dalam NI-8.
 Semen yang telah mengeras/membantu atau berbongkah tidak boleh dipergunakan
lagi.
c. Pasir
Pasir pasangan dan pasir beton dipergunakan pasir yang memenuhi syarat baik dan
bersih, tidak mengandung lumpur serta tidak terlalu halus dan telah disetujui oleh
Pihak Direksi. Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang diuraikan
dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
d. Batu
Untuk pasangan pasangan batukali dipakai batu kali yang tidak pecah jenis keras,
bersih dan permukaan tidak licin, ukuran besar rata-rata 20 cm. Sedangkan untuk
pasangan tembok dipakai batu bata kualitas baik dan telah mendapat persetujuan
direksi.
e. Kayu
Kayu yang digunakan adalah :
 Kayu kelas II jenis Kalapi, Nato Batu, Ponto, Bitti.
 Kayu kelas III jenis Betao, Uru.
f. Kerikil
Kerikil beton yang digunakan adalah kerikil cipping yang tidak mengandung lumpur.
g. Besi Beton
Besi beton digunakan besi U24 sesuai syarat atau peraturan Bahan Bangunan Indonesia.

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

1.9. Sumber Material

Kontraktor harus mencari sendiri sumber-sumber bahan sub base yang memenuhi syarat
dan mengajukan daftar kepada direksi mengenai sumber (asal) subbase yang akan digunakan.
Direksi bersama kontraktor mengambil contoh material tersebut untuk keperluan
pemeriksaan sebelum memberikan persetujuannya, biaya-biaya untuk itu menjadi
tanggungan kontraktor.

1.10. Pemeriksaan testing dan persetujuan

Kontraktor harus menyerahkan hasil pemeriksaan sebelum sumber bahan tersebut


dieksploitir. Segala biaya yang menyangkut pemeriksaan tersebut menjadi tanggungan
kontraktor. Material-material yang contohnya masih dalam tahap pemeriksaan, atau sifat-
sifatnya meragukan belum diperkenakan untuk dibawa ke job site, dan bila material yang
telah ada di job site ternyata tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan, direksi berhak
untuk menolaknya dan kontraktor harus segera menyingkirkannya atas biaya sendiri.

1.11. Penyimpanan Material

a. Harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak mengalami perubahan komposisi


(segregasi) dan sedapat mungkin ditumpuk di tempat yang ditunjuk/ disetujui direksi.
Segala biaya yang dikeluarkan termasuk ganti rugi bila penyimpanan tersebut berada di
luar batas penguasaan jalan, menjadi tanggungan kontraktor.
b. Penempatan material harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu lalu lintas
dan tidak mengurangi mutu material dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Jenis bahan material yang akan dimasukkan ke dalam lokasi harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu oleh pengawas lapangan dengan memberikan contoh
bahan.
d. Bahan material yang ditolak harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas
tanggungan/biaya pemborong sendiri selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak waktu
ditolak bahan material tersebut.

1.12. Persyaratan Material

Semua material harus bersih dari kotoran-kotoran, bahan-bahan organik dan bahan-bahan
lain yang tidak dikehendaki. yang penggunaannya masing-masing dijelaskan dalam
petunjuk teknis Departemen PU Cipta Karya dan diupayakan bahan yang berada di sekitar
lokasi.

9
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

1.13. Biaya-Biaya

Kontraktor menanggung segala biaya ganti rugi/kompensasi biaya-biaya retribusi dan


sebagainya yang sehubungan dengan pengambilan/ penandatanganan material-material
tersebut, namun tidak ada mata pembiayaan khusus untuk hal ini sehingga kesemuanya telah
harus diperhitungkan dalam harga satuan material tersebut.

10
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

Pasal 2
Penjelasan Khusus

2.1 Lingkup Pekerjaan

Rehabilitasi Halaman (Paving Blok) SMKN 5 Luwu

2.2 Pekerjaan Pendahuluan

Cakupan pekerjaan ini adalah :


a. Pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan sesuai gambar kerja dan
petunjuk pihak direksi atau dalam hal ini konsultan pengawas.
b. Pembuatan bangsal kerja lengkap dengan kotak P3K dan menyediakan ruangan direksi.
c. Pembuatan papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm. Didirikan di
atas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm, diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum.
Papan nama proyek memuat :
 Nama Proyek
 Pemilik Proyek
 Lokasi Proyek
 Jumlah biaya ( kontrak )
 Nama konsultan Perencana
 Nama Pelaksana
 Proyek dimulai Tanggal, bulan, tahun.

2.3 Pekerjaan Tanah dan Pasir

1. Galian tanah
a. Galian tanah untuk pasangan Paving Block dapat dimulai setelah pemasangan
bouwplank dan patok – patok yang disetujui oleh direksi / Pengawas Teknis.
b. Galian pasangan Paving Block harus sepenuhnya sesuai ukuran dalam gambar.
c. Hal penting dalam tahap pekerjaan ini adalah pengendalian aliran air permukaaan
tanah bertujuan untuk menjaga agar lokasi tempat kerja terbebas dari genangan air,
baik air tanah maupun air hujan.
2. Timbunan bekas galian
a. Timbunan kembali dilaksanakan apabila pasangan Paving Block dalam kondisi kering.
b. Timbunan harus menutup celah-celah pasangan Paving Block sampai rata dengan
permukaan tanah asli.

111
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

2.4 Pekerjaan Pemasangan Paving Block

a. Paving block dipasang dengan lebar sambungan minimum 1 mm dan maksimum 4 mm, hati-hati
jangan menggangu leveling base, jika paving block mempunyai spacerbars, pasang paving block
dengan tangan yang kencang terhadap spacersbars.
b. Gunakan benang untuk menjaga garis tangan yang lurus. Pilih unit dari
4 atau lebih cubes untuk mencampur variasi warna dan texture. Is'gap antara
unit yang melebihi 4 mm dengan potongan unit yang dipotong agar serasi dengan unit paving block
yang utuh.
- Bahan : Paving blok tebal 8 cm, natural, untuk jalan/sirkulasi kendaraan.
- Type : Persegi panjang, lengkap dengan tipe tepi/pengakhir
- Kuat tekan : Minimal 300 kg/cm2.
c. Getarkan dan padatkan paving block sampai dengan level yang diinginkan dengan compactor
machine (stamper) dengan plat permukaan 0,35-0,5 m2 dan mempunyai gaya sentrifugal
sebesar 16 sampai 20 KN dengan frekuensi getaran
75 sampai 100 Hz. Minimal 2 kali lintasan difungsikan untuk pemadatan pasir
atas dengan penurunan sekitar 5-25 mm dan getarkan dan padatkan lagi bersamaan dengan
pengisian dan dengan pasir minimal 2 kali lintasan.
d. Setelah paving block pinggir (topi uskup) terpasang dan permukaan telah selesai dan sebelum
permukaan terkena hujan.

2.5 Pekerjaan Pembersihan

Setelah Pekerjaan dinyatakan telah selesai maka sisa – sisa material harus dibersihkan dari
lokasi Proyek.
a. Pekerjaan Pembersihan
 Semua sisa bahan – bahan, setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar lokasi.
 Semua macam pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Pekerjaan Selesai.
Pekerjaan dianggap selesai Jika :
 Pembersihan sekitar lokasi kehiatan telah selesai dikerjakan.
 Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh direksi pekerjaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

121
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

2.6 Pekerjaan Tambahan

a. Selain rencana kerja dan syarat-syarat ini maka semua ketentuan administrasi ,
pemeriksaan bahan , mutu pekerjaan serta ketentuan lain dari pemeriksaan yang
menyangkut pelaksanaan bahan mutu pekerjaan ini termasuk pula sebagai syarat- syarat
yang harus dipenuhi dan ditaati.
b. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaian kontraktor
dalah menjadi tanggung jawab kontraktor.
c. Biaya pemeliharaan dan sejenisnya sampai pekerjaan diserahkan untuk kedua kalinya
menjadi tanggungan rekanan.

2.7 Penutup

a. Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) ini, ini yang
akan diatur dan Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan (Kontraktor)
b. Semua batasan (devinisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula untuk
kontrak.
c. RKS ini merupakan dokumen lelang yang tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian
Pekerjaan (kontraktor)

Konsultan Perencana :
CV.INDTIM BAJA ENGINEERING

Wiranto Muhajir, S.T


Team Leader

13
13

Anda mungkin juga menyukai