Anda di halaman 1dari 22

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
Penjelasan Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Perencanaan Proyek Peningkatan Sarana dan
Prasarana Dinas Kelautan,Perikanan Dan Pangan Kab. Luwu Timur, Terdiri dari Paket
Pekerjaan:

LANJUTAN PEMBANGUNAN BBI TOWUTI


1.2. Pekerjaan harus sesuai dengan :
a. Uraian dan syarat-syarat umum pekerjaan ini (Spesifikasi Umum CIPTA KARYA).
b. Semua gambar-gambar perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan perencana dan
telah diketahui oleh Pengelola Teknik Proyek.
c. Petunjuk-petunjuk dari Pemimpin Proyek dan unsur-unsur teknik lainnya baik lisan
maupun tertulis.
d. Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan umum di Indonesia
(A.V. 1941).
e. Syarat-syarat perburuhan
f. Standar bahan/material dan peralatan
 Semua bahan/material maupun peralatan yang dipasang secara permanen harus
baru dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, jika menggunakan di luar yang
ditentukan dalam spesifikasi harus dibuat amandemen.
 Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi penggunaan bahan/material maupun
peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi maka dapat
dipergunakan daftar standar yang dikeluarkan oleh organisasi resmi sebagai berikut
:
 PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
 PBI : Peraturan Beton Indonesia
 SII : Standar Industri Indonesia
 HGPS : Hydraulic Gate and Penstock Association Japan
 JRA : Japan Road Association
 SSPC : Steel Structures Painting Council
 ASBR : (Water and Power Resources Service, United States
Departement of the Interior (Formerly United States Bureau of
Reclamation).
 AWS : American Welding Society
 ASTM : American Society for Testing and Materials
 AISA : American Iron and Steel Institute

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

 ACI : American Conrete Institute


 JCEA : Japan Civil Engineer Association
 AASHTO : American Association of State Highways and Transportaion
Officials
 JIS : Japanese Industrian Standard
g. Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
1.3. Pekerjaan Persiapan
a. Dalam waktu 15 hari setelah menerima surat perintah, kontraktor harus mengirimkan
Rencana Pelaksanaan Kerja, Metode Pelaksanaan dan Laporan Kegiatan secara rinci
yang sesuai rencana kerja global yang telah diajukan dalam pelelangan. Rincian
tersebut harus mencantumkan Program Pelaksanaan :
 Mobilisasi/Demobilisasi
 Survey dan Testing Lapangan
 Daftar Bahan dan Peralatan Khusus
 Kemungkinan Kelambatan Pekerjaan
b. Rencana pelaksanaan kerja disusun dalam bentuk bagan (Bar Chart dan/atau S-Curve).
c. Mobilisasi/demobilisasi tenaga kerja dan peralatan serta pengadaan bahan material.
d. Pelaksana lapangan yang cakap/terampil sesuai bidang disiplin ilmunya.
e. Bangunan Lapangan Direksikeet atau bangsal kerja. Stok Material, Listrik dan Air Kerja
Bangunan untuk keperluan Tim Pelaksana Pembangunan (R.Kerja dll) ditempatkan pada
lokasi yang telah disetujui bersama dengan pihak Konsultan Pengawas Lapangan.
Tempat penimbunan material sementara tidak mengganggu proses bongkar muat dari
kendaraan pengangkut material. Untuk keperluan listrik dan air menggunakan fasilitas
sumber yang telah ada.
f. Papan Nama Proyek
g. Dokumen kontrak
 Konsep dokumen kontrak disiapkan oleh Pemilik Pekerjaan namun penggandaannya
oleh kontraktor.
 Jumlah dokumen kontrak sebanyak yang telah ditetapkan pada syarat-syarat
administrasi, kontraktor harus menyiapkan maksimum 5 (lima) set untuk
pelaksanaan di lapangan. Jumlah tersebut sudah termasuk yang harus disiapkan
oleh kontraktor untuk Direksi Pekerjaan dan Engineer Konsultan yang ditunjuk.
h. Gambar-gambar kerja yang selalu siap di lapangan
i. Laporan
Kontraktor harus membuat laporan kegiatan pekerjaan dengan menggunakan format
yang telah disetujui oleh Direksi.
1. Buku harian yang mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan
detail-detail penting dari unsur teknik.
2. Laporan harian, berisi hal-hal berikut :

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

 Kondisi musim/cuaca
 Jumlah staf dan pekerja yang bekerja
 Jumlah dan jenis material dan peralatan di lapangan
 Laporan kemajuan pekerjaan, termasuk lokasi serta perhitungan volume setiap
hari.
 Kejadian yang menghambat pekerjaan.
 Kejadian atau kondisi yang mengakibatkan keterlambatan kemajuan (progres)
pekerjaan.
 Semua informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
3. Laporan Mingguan
 Setiap akhir minggu dibuat laporan dengan format yang telah disetujui dan
membuat program rencana kerja minggu berikutnya.
 Setiap satu minggu sekali diadakan rapat antara personil inti dari kontraktor
dengan Direksi lapangan untuk
 membahas kelancaran pekerjaan.
4. Laporan Bulanan
 Setiap tanggal 25 bulan berjalan, Kontraktor harus sudah membuat laporan
dengan menggunakan format yang telah disetujui. Laporan tersebut meliputi
laporan fisik dan laporan keuangan.
 Laporan berisi (tidak mutlak dibatasi) hal-hal sebagai berikut :
 Secara rinci uraian pekerjaan yang dilaksanakan pada periode bulan
tersebut.
 Ringkasan komulatif kemajuan fisik dan progres keuangan untuk setiap
kegiatan utama.
 Persentase hasil kerja terhadap seluruh pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak.
 Penjelasan penyebab keterlambatan pelaksanaan dan usulan pemecahan
untuk mengejar ketinggalan dan kehilangan waktu.
 Rencana kerja bulan berikutnya.
 Daftar peralatan mesin-mesin konstruksi dan bahan/material yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk mesin-mesin yang baru
didatangkan maupun yang dikeluarkan dari lokasi lapangan pekerjaan
termasuk periode mesin-mesin dan peralatan tidak digunakan.
 Jumlah total volume dari jenis pekerjaan yang tercantum dalam daftar
volume (Bill of Quantity).
 Kondisi cuaca secara umum, termasuk pencatatan periode serta intensitas
hujan setiap hari.
 Daftar kecelakaan :
 Masuk rumah sakit atau meninggal bila ada.

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

 Kerusakan pekerjaan
 Kerusakan hunian, material dan peralatan.
 Schedule progres kemajuan yang menunjukkan tanggal penerimaan dan
jumlah dan tagihan yang dikirim tetapi belum dibayar.
 Perkiraan jumlah pembayaran dari pemilik untuk bulan periode berikutnya.
 Foto-foto pelaksanaan pekerjaan pada bulan tersebut.
5. Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan
 Kontraktor harus membuat foto yang menggambarkan kemajuan pelaksanaan
pekerjaan, foto harus menunjukkan keadaan sebelum dimulai pelaksanaan,
sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai pelaksanaan. Pengambilan foto
harus dalam satu titik dan arah yang sama.
 Tiga lembar cetak foto untuk setiap pemotretan harus diserahkan kepada
Direksi dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari.
 Ukuran foto 3R
 Setiap foto harus dilampirkan sebagai berikut :
 Penjelasan ringkas, termasuk lokasi dan kode nomor
 Nomor foto dan tanggal pengambilan
 Nama kontraktor
 Nama proyek

1.4. Gambar-Gambar Pelaksanaan


Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan yang cermat terutama ukuran-ukurannya
maupun dimensi dari segi yang tertera di dalam gambar rencana tersebut. Bila ada yang
tidak sesuai atau kurang jelas harus dikonfirmasikan kepada Direksi. Semua yang
meragukan harus dimintakan penegasan dari Direksi dalam bentuk tertulis.
Format Gambar sebagai berikut :
A. Bahasa
Semua gambar dan data perhitungan pendukungnya yang harus disiapkan oleh
kontraktor menggunakan bahasa Indonesia, bila ada gambar yang berbahasa asing
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

B. Satuan
Semua satuan menggunakan sistem metrik.
C. Ukuran
Semua gambar menggunakan ukuran standard, JIS, ukuran A1 (594 mm x 841 mm),
kecuali ada perintah lain atau persetujuan dari Direksi.
D. Judul
Konsep tentang judul maupun format semua gambar yang disiapkan oleh kontraktor,
ditunjukkan terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi.

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

E. Penomoran
Referensi penomoran gambar menggunakan sistem penomoran gambar teknik. Urutan
penomoran akan ditetapkan oleh Direksi. Bila kontraktor bermaksud memberikan
referensi penomoran untuk kepentingan sendiri bisa menambahkan kolom pada kolom-
kolom judul.
F. Indeks Gambar
Tiap-tiap gambar yang dihasilkan diberikan indeks. Lembaran-lembaran indeks gambar
harus diserahkan kepada direksi.
G. Gambar di lapangan
 Semua lembaran gambar yang paling akhir mendapatkan persetujuan revisi oleh
direksi segera dikirim ke kantor lapangan kontraktor.
 Gambar-gambar tersebut harus selalu ada di lapangan dan sewaktu-waktu selalu
dapat dipergunakan untuk pemeriksaan oleh Direksi.
a. Gambar pelaksanaan (Construction Drawing)
 Semua gambar untuk dilaksanakan (construction drawing) diberikan oleh
Pemilik yang disiapkan oleh Konsultan.
 Dalam gambar ini jelas menunjukkan tata letaknya, dimensinya, jenis
konstruksinya dan seterusnya seperti yang disebutkan dalam spesifikasi atau
petunjuk direksi.
b. Gambar Kerja (Working Drawing)
 Kontraktor harus membuat gambar kerja (working drawing) dan gambar
tersebut mengacu pada gambar untuk dilaksanakan (construction drawing)
yang diberikan oleh pemilik pekerjaan.
 Gambar kerja harus detail dan dicantumkan jumlah material yang digunakan
(bar bending schedule, list of material, dll), juga mempertimbangkan
kemudahan pemeriksaan/inspeksi dari prosedur kerja maupun metode
pelaksanaan yang akan dikerjakan di lapangan oleh Kontraktor.
 Gambar kerja diajukan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap cetak biru
(blue print) untuk dilakukan pemeriksaan sampai mendapatkan persetujuan.
Bila ada perubahan dalam gambar kerja, maka harus dalam bentuk tertulis
yang ditandatangani oleh Direksi dan gambar perubahan ini merupakan bagian
daripada Gambar Kerja.
 Dari gambar kerja yang telah disetujui, ternyata setelah memperhatikan
kondisi pondasi, hasil galian maupun hasil test laboratorium, konstruksi yang
dikehendaki lain dan perlu perubahan gambar kerja, maka perubahan tersebut
harus dalam bentuk tertulis dari Direksi pekerjaan. Semua biaya gambar kerja
berikut perubahan-perubahannya menjadi beban kontraktor.
 Gambar kerja dalam beberapa item pekerjaan juga digunakan sebagai dasar
acuan pengajuan Tagihan Pembayaran (Monthly Payment) Kontraktor.

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

c. Gambar Fasilitas/Bangunan Sementara


 Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan dari tiap
seksi pekerjaan, kontraktor harus sudah mengirimkan gambar-gambar
fasilitas/bangunan sementara yang akan dipergunakan di daerah areal proyek
seperti gambar gudang, rencana kantor, tempat penyimpanan peralatan mesin,
asrama pekerja dan bangunan, bangunan lainnya yang diusulkan oleh
kontraktor. Gambar-gambar harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
 Bila ternyata dalam pelaksanaan ada perubahan, kontraktor juga harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi perihal perubahan tersebut baik dari
segi lokasi maupun konstruksinya.
d. Gambar Terlaksana (As Built Drawing)
 Selama pelaksanaan konstruksi pekerjaan, kontraktor harus mengikuti seksama
dan mencocokkan dengan gambar kerja. Ketidakcocokan dengan gambar kerja
yang telah disetujui, supaya dicantumkan perubahan-perubahannya dan
konstruksi pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan keadaan yang
dikerjakan/dengan keadaan sebenarnya untuk selanjutnya dibuat gambar
terlaksana.
 Penyesuaian gambar dengan pelaksana pekerjaan di lapangan akan diadakan
pemeriksaan oleh Direksi Teknik.
Bila dari hasil pemeriksaan ternyata ditemukan ketidaksesuaian maka dalam
jangka 14 (empat belas) hari, kontraktor harus telah memperbaiki gambar
tersebut, sehingga gambar terlaksana benar-benar sesuai dengan yang
dilaksanakan di lapangan.
Setelah mendapatkan persetujuan maka Kontraktor menggandakan di samping
untuk keperluannya sendiri, sebanyak 3 (tiga) set diserahkan kepada
Direksi/Engineer.
 Gambar terlaksana harus dibuat di atas, kertas kalkir yang berkualitas baik dari
memudahkan dalam penggandaannya. Selanjutnya gambar terlaksana yang
telah selesai dan telah mendapatkan persetujuan dari Direksi/Engineer
diserahkan kepada pemilik pekerjaan oleh kontraktor.
 Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima
pekerjaan 100%, kontraktor harus sudah menyerahkan gambar terlaksana
lengkap yang terdiri dari :
 1 (satu) set gambar lengkap dalam kertas kalkir berkualitas baik.
 3 (tiga) set gambar lengkap cetakan ukuran penuh (A 1)
 10 (sepuluh) set gambar lengkap, dengan uk. diperkecil menjadi A3.
e. Gambar-Gambar Lain

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

Selain gambar-gambar yang disebutkan di atas, gambar-gambar lain yang masih


diperlukan dalam pelaksanaan seperti gambar metode pelaksanaan, skema diagram
ataupun grafik jadwal pelaksanaan pekerjaan, harus diserahkan juga untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Engineer.

1.5. Terjadi perbedaan antara perencanaan dan pelaksanaan di lapangan


Jika ada perbedaan gambar dan syarat-syarat teknik, maka syarat-syarat teknik yang harus
diikuti. Jika ada perbedaan pada gambar dan atau ukuran-ukuran maka gambar skala yang
lebih besar yang diikuti, dan jika terdapat keragu-raguan dari isi dokumen proyek, maka
kontraktor harus mendiskusikan atau minta penjelasan pada direksi teknik, dan dalam
terjadi pertentangan isi antara dokumen-dokumen yang ada maka yang menentukan adalah
tingkat “kekuatan” dari dokumen yang dimaksud sebagaimana telah ditetapkan dalam
salah satu bagian dari dokumen proyek.

1.6. Survey dan Pengukuran Kembali


a. Paling lambat 15 hari setelah penandatanganan kontrak, kontraktor diwajibkan untuk
melaksanakan survey lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur jalan
lama. Kemudian harus mengajukan atau menyerahkan laporan lengkap dan detail dari
hasil survey ini kepada direksi teknik. Laporan itu berupa rencana kerja secara tertulis,
menjelaskan secara terperinci urutan-urutan dan cara pelaksanaan pekerjaan,
termasuk hal-hal khusus bila perlu, misalnya cuaca/curah hujan dan sebagainya.
b. Titik referensi atau Bench Mark (BM), telah ditetapkan oleh Pemilik di lapangan seperti
dapat diperiksa di dalam gambar.
 Pengecekan BM sebelum digunakan sebagai pedoman koordinat dan elevasi harus
diadakan pengecekan dan verifikasi tentang akurasinya.
 Kontraktor harus membuat titik referensi/BM sementara untuk kepentingan
kontraktor sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik/BM
sementara harus mendapat persetujuan direksi lapangan.
c. Kontraktor harus menyampaikan secara Direksi, rencana pemasangan patok-patok
dalam waktu tidak kurang dari 48 jam, mendahului pelaksanaannya. Pematokan
dilakukan oleh kontraktor di bawah supervisi direksi dan bila dianggap perlu direksi
dapat melakukan perubahan-perubahan di lapangan dan dalam hal ini akan
disampaikan secara tertulis kepada kontraktor.
d. Kontraktor harus mempersiapkan alat-alat ukur yang diperlukan di lapangan
sehubungan dengan pekerjaan ini, termasuk yang diperlukan oleh direksi untuk
pengecekan.
1.7. Peralatan
Kontraktor harus mengajukan daftar peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan schedule pada rencana dan kontraktor mempersiapkan peralatan

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

lapangan sebelum pelaksanaan dimulai seperti tanda pengaman lalu lintas, rol meter, mal
ukuran emiringan, papan nama proyek dan foto keadaan.
1.8. Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat minimal seperti yang
ditetapkan dalam peraturan umum mengenai bangunan di Indonesia.
a. Air
Air untuk pengecoran beton harus air tawar yang tidak mengandung mineral dan
alkalide. Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat yang sebagaimana diuraikan dalam
PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.

b. Portland Cement (PC)


 Digunakan Portland Cement (PC) biasa yang mempunyai kualitas mineral sampai
dengan S.400 (semen tonasa atau semen bosowa), berdasarkan kualifikasi yang
ditetapkan dalam NI-8.
 Semen yang telah mengeras/membantu atau berbongkah tidak boleh dipergunakan
lagi.
c. Pasir
Pasir pasangan dan pasir beton dipergunakan pasir yang memenuhi syarat baik dan
bersih, tidak mengandung lumpur serta tidak terlalu halus dan telah disetujui oleh
Pihak Direksi. Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang diuraikan
dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
d. Batu
Untuk pasangan pondasi dipakai batu kali yang tidak pecah jenis keras, bersih dan
permukaan tidak licin, ukuran besar rata-rata 20 cm. Sedangkan untuk pasangan
tembok dipakai batu bata kualitas baik dan telah mendapat persetujuan direksi.
e. Kayu
Kayu yang digunakan adalah :
 Kayu kelas II jenis Kalapi, Nato Batu, Ponto, Bitti.
 Kayu kelas III jenis Betao, Uru.
f. Kerikil
Kerikil beton yang digunakan adalah kerikil cipping yang tidak mengandung lumpur.
g. Besi Beton
Besi beton digunakan besi U24 sesuai syarat atau peraturan Bahan Bangunan Indonesia.
1.9. Sumber Material
Kontraktor harus mencari sendiri sumber-sumber bahan sub base yang memenuhi syarat
dan mengajukan daftar kepada direksi mengenai sumber (asal) subbase yang akan
digunakan. Direksi bersama kontraktor mengambil contoh material tersebut untuk
keperluan pemeriksaan sebelum memberikan persetujuannya, biaya-biaya untuk itu
menjadi tanggungan kontraktor.

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

1.10. Pemeriksaan testing dan persetujuan


Kontraktor harus menyerahkan hasil pemeriksaan sebelum sumber bahan tersebut
dieksploitir. Segala biaya yang menyangkut pemeriksaan tersebut menjadi tanggungan
kontraktor. Material-material yang contohnya masih dalam tahap pemeriksaan, atau sifat-
sifatnya meragukan belum diperkenakan untuk dibawa ke job site, dan bila material yang
telah ada di job site ternyata tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan, direksi berhak
untuk menolaknya dan kontraktor harus segera menyingkirkannya atas biaya sendiri.

1.11. Penyimpanan Material


a. Harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak mengalami perubahan komposisi
(segregasi) dan sedapat mungkin ditumpuk di tempat yang ditunjuk/ disetujui direksi.
Segala biaya yang dikeluarkan termasuk ganti rugi bila penyimpanan tersebut berada di
luar batas penguasaan jalan, menjadi tanggungan kontraktor.
b. Penempatan material harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu lalu lintas
dan tidak mengurangi mutu material dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Jenis bahan material yang akan dimasukkan ke dalam lokasi harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu oleh pengawas lapangan dengan memberikan contoh
bahan.
d. Bahan material yang ditolak harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas
tanggungan/biaya pemborong sendiri selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak waktu
ditolak bahan material tersebut.
1.12. Persyaratan Material
Semua material harus bersih dari kotoran-kotoran, bahan-bahan organik dan bahan-bahan
lain yang tidak dikehendaki. yang penggunaannya masing-masing dijelaskan dalam
petunjuk teknis Departemen PU Cipta Karya dan diupayakan bahan yang berada di sekitar
lokasi.
1.13. Biaya-Biaya
Kontraktor menanggung segala biaya ganti rugi/kompensasi biaya-biaya retribusi dan
sebagainya yang sehubungan dengan pengambilan/ penandatanganan material-material
tersebut, namun tidak ada mata pembiayaan khusus untuk hal ini sehingga kesemuanya
telah harus diperhitungkan dalam harga satuan material tersebut.

9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

Pasal 2
Penjelasan Khusus

2.1 Lingkup Pekerjaan

LANJUTAN PEMBANGUNAN BBI TOWUTI

2.2 Pekerjaan Pendahuluan


Cakupan pekerjaan ini adalah :
a. Pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan sesuai gambar kerja dan
petunjuk pihak direksi atau dalam hal ini konsultan pengawas.
b. Pembuatan bangsal kerja lengkap dengan kotak P3K dan menyediakan ruangan direksi.
c. Pembuatan papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm. Didirikan di
atas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm, diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum.
Papan nama proyek memuat :
 Nama Proyek
 Pemilik Proyek
 Lokasi Proyek
 Jumlah biaya ( kontrak )
 Nama konsultan Perencana
 Nama Pelaksana
 Proyek dimulai Tanggal, bulan, tahun.

2.3 Pekerjaan Tanah dan Pasir


1. Galian tanah
a. Galian tanah untuk pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan
patok – patok yang disetujui oleh direksi / Pengawas Teknis.
b. Galian pondasi harus sepenuhnya sesuai ukuran dalam gambar.
c. Hal penting dalam tahap pekerjaan ini adalah pengendalian aliran air permukaaan
tanah bertujuan untuk menjaga agar lokasi tempat kerja terbebas dari genangan
air, baik air tanah maupun air hujan.
d. Galian pondasi harus memperhatikan Elevasi Tanah
e. Bekas Galian akan dijadikan pengisian urugan pematang pondasi
2. Urugan Pasir bawah pondasi
a. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang telah
siap harus segera dilanjutkan dengan pasangan pasir urug bawah pondasi. Kecuali
bila mendapatkan batu cadas, maka cukup diratakan pada muka batu padat atau
sesuai dengan petunjuk teknis.

10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

b. Bahan urugan bawah pondasi dan lantai menggunakan pasir timbunan yang bersih
dari lumpur.

3. Urugan tanah
a. Bahan urugan tanah setinggi pondasi menggunakan tanah timbunan yang
berkualitas baik dan bebas dari bahan organic dan Lumpur.
b. Pemadatan urugan tanah dilaksanakan lapis demi lapis.
c. Pemadatan Tanah dilakukan dengan menggunakan mesin stamper
d. Urugan Tanah Tambahan menggunakan tanah biasa
4. Urugan sirtu
a. Untuk urugan sirtu setebal 5 cm menggunakan Sirtu pilihan yang terbebas dari
bahan organik dan bahan lain yang dapat merusak kwalitas bangunan.
b. Setelah pengurugan harus diadakan penyiraman air agar padat.
5. Timbunan bekas galian
a. Timbunan kembali dilaksanakan apabila pondasi batu kali dalam kondisi kering.
b. Timbunan harus menutup celah-celah pondasi sampai rata dengan permukaan
tanah asli.
6. Timbunan pasir di bawah lantai
a. Untuk timbunan pasir di bawah lantai setebal 5 cm menggunakan pasir pilihan yang
terbebas dari bahan organik dan lumpur.
b. Timbunan pasir disiram agar lebih padat.
2.4 Pekerjaan batu dan beton
1. Mutu dan bahan
a. Semen Portland.
Sement Portland yang digunakan adalah produksi dalam negeri dengan mutu yang
baik ( tidak mengeras ) dan telah ditetapkan pada PBI 1971 ( NI-8 ) seperti Semen
tonasa atau Semen Bosowa.
b. Pasir dan kerikil.
Pasir pasangan dan kerikil yang digunakan asal lokal kategori tambang kelas C dan
sesuai dengan PBI 1971 ( NI–2 )
c. Batu kali
Batu kali digunakan asal lokal dan bersih dari lumpur / tanah.
d. Batu Bata
Batu bata yang digunakan asal lokal dengan ukuran 5 x 11 x 22 cm, tidak mudah
pecah dan berkualitas baik.
e. Besi
Besi yang digunakan U24 polos dengan ukuran Ø 12 mm dan Ø 8 mm (zigma).
f. Kayu

11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

Kayu yang digunakan dalam lingkup pekerjaan batu dan beton adalah kayu kelas
III.
g. Tripleks
Tripleks yang digunakan dalam lingkup pekerjaan ini adalah tripleks 3 mm.

h. Keramik
Keramik yang digunakan ukuran 40 x 40 cm merk Masteria, Mulia atau yang setara
dengan bentuk harus presisi (Besar sudut yang sama).
i. Bahan Pendukung lainnya
Bahan pendukung lainnya adalah bendrat ( kawat pengikat tulangan), Paku, dan
minyak bekisting yang semuanya harus dengan mutu yang baik. Dan apabila ada
tambahan bahan lain yang tidak mengurangi mutu pekerjaan tersebut harus
melalui persetujuan Direksi terlebih dahulu.
2. Pekerjaan Batu Kosong
a. Elevasi pasangan batu kosong mengikuti petunjuk gambar kerja / detail.
b. Pada bagian sisi / celah pasangan batu kosong diisi dengan pasir urug dan
dipadatkan dengan cara menyiram air hingga celah – celah pasangan batu kosong
telah terisi pasir sampai padat.
3. Pekerjaan Pondasi.
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran–pengukuran untuk
As pondasi sesuai gambar konstruksi.
b. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang amstamping, untuk pondasi
plat tapak beton bertulang dan pondasi batu kali/batu belah, terdiri dari batu kali
dan pasir pasang (pasang batu kosong). Lapisan ini juga harus diratakan, dengan
menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali
tersebut. Tebal lapisan dibuat sesuai gambar detail pondasi
c. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2, dibawah pondasi
dipasang cerucuk kayu hitam / ulin yang ditumbuk hingga mencapai tanah yang
keras.
d. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan gambar detail.
Campuran yang digunakan .Plat tapak beton adukan 1Pc : 2 Ps : 3 Kr. Pondasi batu
kali/belah dipasang dengan perekat 1Pc : 4 Ps dan pada bagian sisi diplester
kasar/brappen adukan 1 Pc : 3 Ps.
e. Untuk pondasi plat tapak beton bertulang pelaksanaannya dengan adukan dan
pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton bertulang.
f. Gradasi batu rata–rata berdiameter 15–25 cm, dan batu yang kurang ukurannya
hanya boleh digunakan sebagai pasak / pengisi.
g. Hasil akhir :
 Permukaan harus cukup rata

12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

 Ukuran harus sesuai dengan rencana


 Bagian yang menghadap keluar harus muka batu yang cukup rata
 Bagian atas yang bertemu dengan sloef beton dipasang stek besi

4. Pekerjaan Tembok / Dinding Bata.


a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan , yaitu :
 Pasangan kedap air 1 Pc : 3 Psr
 Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai tinggi 30 cm diatas lantai
 Pasangan dinding dan dasar saluran keliling bangunan.
 Pasangan dinding 1 Pc : 5 Psr
 Semua Pasangan bata yang lain yang tidak disebutkan di atas.
b. Adukan Untuk Pasangan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati , diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat . Mencampur semen dan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang Elastis. Adapun yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya tidak boleh dicampur dengan
adukan yang baru.
c. Pengukuran ( Uit-zet ) harus dilakukan secara teliti dan sesuai gambar, dengan
syarat :
 Semua pasangan dinding harus rata ( horisontal ) ,dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang.
 Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh
melebihi 30 cm , dari pasangan bata yang telah selesai.
d. Panjang bata
 Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut
 Siar tegak tidak boleh ada yang menerus bila ketinggian pasangan bata lebih
dari 1,5 m , maka mempergunakan bangku atau perancah sebagai alat bantu,
maksimum ketinggian pasangan bata adalah 1 m . Setiap jarak 3 m tinggi 4 m
(12 m2) diperkuat dengan kolom praktis.
 Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bentangan menurun
dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat
- tempat tertentu sesuai gambar dari kolom - kolom praktis yang ukuran
disesuaikan dengan tebal dinding.
 Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan
lebat harus diberi perhitungan dengan suatu penutup yang sesuai (plastik).
Dinding yang telah dipasang harus diberi perawatan dengan cara membasahi
secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangan.

13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

e. Pekerjaan pasangan dinding / tembok dari pasangan ½ bata yang ukurannya


seperti dalam gambar kerja.
f. Batu bata sebelum dipasang harus direndam air terlebih dahulu.
g. Tembok yang akan dipasangkan kusen harus diikat dengan kolom terlebih dahulu.
5. Pekerjaaan Beton Bertulang
a. Ketentuan umum
Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang berlaku ketentuan – ketentuan dan
syarat – syarat dalam PBI 1971, SK SNI T-15 1919.03 dan tidak ada satu bagian
pekerjaan beton yang dapat di cor tanpa persetujuan direksi teknis.
b. Bahan
 Semen Portland.
Semen Portland yang digunakan adalah semen yang masih berkualitas baik,
butirannya halus tidak membatu.
 Pasir dan Kerikil
Pasir pasangan dan kerikil digunakan asal local kategori tambang kelas C dan
harus bersih dari bahan organic. Tanah , lumpur dan tidak mengandung garam.
 Besi Beton.
 Besi beton yang digunakan adalah jenis baja mutu U24 polos dan
memenuhi ketentuan PBI 1971
 Ukuran besi beton yang dipakai adalah :
 Sloof dan Kolom
 Tulangan Pokok = Dia. 12 mm (Zigma)
 Tulangan Beugel = Dia.6 mm (Zigma)
 Ring Balk
 Tulangan Pokok = Dia. 12 mm Zigma
 Tulangan Beugel = Dia. 6 mm Zigma
 Besar tulangan / Besi beton didasarkan pada ukuran melalui alat
pengukur besi ( Zigma ) bukan berdasar atas informasi pabrik/Toko.
 Kayu Maal ( Becasting Beton )
Dinding maal menggunakan Tripleks 4 mm dan Balok untuk maal beton
digunakan jenis kayu kelas III yang telah disetujui oleh Konsultan pengawas.

c. Pekerjaan Bekisting Beton.


 Bekisting harus dibuat dan direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk sampai pembongkaran bekisting tersebut dan juga harus
cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan campuran beton selama
berlangsungnya pengecoran.
 Kayu bekisting harus bersih dan disiram air terlebih dahulu sebelum
pengecoran.

14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

 Tiang penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah difleksi
bahan-bahan becasting.

d. Adukan Beton
 Adukan tidak boleh terlalu kental atau encer bila dimasukan dalam ember
dibalikan dan dicatu maka tinggi beton minimal 0.75 kali tinggi ember.
 Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yaitu :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan
 Tidak terjadi waktu pengikatan yang mencolok antar beton yang sudah
dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi
tabel 4.4 SNI T-15. 1919.03.
 Beton yang mengeras atau sudah berumur 1,5 jam tidak boleh dimasukkan
dalam pengecoran.
e. Pengecoran
 Pengecoran beton dilaksanakan setelah terkait siap dan lokasi yang dicor harus
bersih dan bebas dari kotoran/Genangan air. Selama pengecoran berlangsung
pekerja dilarang berdiri dan berjalan – jalan diatas penulangan Untuk dapat
sampai ke tempat – tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan berkaki
yang tidak membebani tulangan. Papan tersebut harus sudah dapat dicabut
pada saat beton dicor.
 Apabila pengecoran beton harus dihentikan ( dibalok harizontal ). Maka tempat
penghentiannya adalah ditengah bentang sesuai PBI tahun 1971. Untuk
melanjutkan bagian pekerjaan yang putus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi aditive yang
tidak boleh dicurahkan dari ketiggian yang lebih tinggi dari 1,5 cm.
 Selimut Beton digunakan minimal 2 cm dan diberi tahu-tahu beton dengan
ukuran 5x5 cm dan tebal sesuai dengan selimut beton sebagai penyangga
tulangan agar tidak rapat dengan bekisting terutama pada daerah sisi bawah.
 Apabila pengecoran lebih dari 2 m agar menggunakan talang cor dan selama
pengecoran tidak boleh terjadi pergeseran / perubahan bekisting dan tulangan.
 Besi Tulangan diatur jaraknya harus lebih besar dari butiran kerikil sehingga
tidak keropos.
 Selama Pengecoran tidak boleh terjadi perubahan posisi tahu beton dan harus
selalu diperiksa sehingga jarak besi ke bekisting tidak berubah.
 Selama Pengecoran adukan boleh ditusuk – tusuk dengan tongkat besi sehingga
adukan menyebar dan rata.
f. Perawatan beton

15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 ( empat belas ) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkam cara
sebagai berikut :
 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali
sebagian atau seluruhnya.
g. Pekerjaan pembesian
 Perakitan pembesian dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
 Ikatan besi harus kokoh hingga tidak berubah tempat selama pengecoran.
Selimut beton harus sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam PBI 1971 dan
SNI 1991.
h. Jenis dan mutu beton
 Jenis pekerjaan beton bertulang menggunakan adukan 1Pc : 2 Psr : 3 Krk.
 Mutu beton yang digunakan adalah sesuai yang diisyaratkan dan disetujui oleh
Direksi.
6. Pekerjaan Plesteran dan Acian
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
 Dinding dibersihkan dari semua kotoran.
 Dinding dibasahi dengan air.
 Semua permukaan dinding batu bata dikorek sedalam
b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc : 3 Ps, sedangkan
plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
c. Kepala plester (patok) harus dipasang di dinding setiap jarak 1,5 m
d. Ketebalan plesteran pada semua bidang harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm. untuk mencapai tebal plesteran yang rata
sebaiknya didakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu
panjang yang digerakkan secara horisontal dan vertikal.
e. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaiki
secara keseluruhan. Bidang bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar
secara teratur. (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus
rata dengan sekitarnya .
f. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak
permulaan plesteran dan selalu disiram setiap hari selama 3 hari agar tidak retak –
retak.
g. Bila mana ketinggian pasangan lebih dari 1,5 m, maka harus menggunakan bangku
atau perancah sebagai alat bantu.
h. Pekerjaan acian dilakukan minimum sehari sesudah diplester.

16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

i. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap


selesai dipasang.
j. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bentangan menurun dan
tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudikan hari. Pada tempat-
tempat tertentu sesuai gambar dari kolom praktis yang ukuran disesuaikan dengan
tebal dinding.
7. Pekerjaan Lantai
a. Lantai bangunan & Lantai Jemur terdiri dari :
 Rabat Beton Lantai
Pekerjaan Rabat beton dikerjakan diatas pasir urug untuk lantai yang telah
disiram dengan air sampai padat dengan spesifikasi Campuran 1 Pc : 3 Psr : 5
Krl dengan ketebalan 5 cm.
 Lantai beton tanpa tulang
Pekerjaan lantai jemur menggunakan cor dengan Spesifikasi Campuran K 1 : 2
: 3 cm dengan kualitas yang baik yang telah cukup kering dengan permukaan
yang rata dan dipasang setelah lantai rabat beton mengeras dan cukup kering.
 Lantai Beton
Pekerjaan Lantai beton dikerjakan diatas rabat beton menggunakan Campuran
1 Pc : 2 Psr : 3 Krl
 Paving Blok K-300 t : 8 cm
b. Teknis Pelaksanaan
 Dasar lantai dilapisi pasir pasangan setebal 5 cm dan diratakan
 Sebelum lantai dipasang, harus diperiksa pasangan pipa-pipa, saluran-saluran
dan lain lain yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan
lantai dimulai.
 Adukan dasar dengan minimal 1,5 cm sebagai perata permukaan dengan kepala
pemasangan ( patok ) tiap 2 cm. Adukan harus rata, penuh dan tidak berongga.
 Adukan untuk Rabat Beton 1 Ps : 3 Ps : 5 Kr
 Untuk beton Cor 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
 Pemasangan
 Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 5 cm dan di plester
dengan tebal 1 cm. Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dengan
plesteran 1 Pc : 3 Ps .
 Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar tidak
terdapat rongga-rongga dibawah Lantai yang dapat melemahkan kontruksi.
Hasil pasangan akhir harus rata tidak bergelombang dan waterpass.
 Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan cacat-
cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat

17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

tersebut harus dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar dan pasangan


baru harus rata dengan sekitarnya.
 Tarikan benang dipasang pengecoran dan perabatan untuk mengatur
ketinggian rabat, benang juga berfungsi sebagai acuan peil lantai.
 Pengecekan kemiringan permukaan lantai keramik dan nat dilakukan untuk
setiap 1 m2 pemasangan.
 Pengisian nat dilakukan setelah 2 x 24 jam dan gunakan lap selalu untuk
membersihkan adukan yang tercecer.
c. Hasil akhir
 Permukaan harus rata dan tidak bergelombang
 Permukaan Cor pada lantai jemur harus mengikuti kemiringan yang disesuaikan
dengan gambar kerja

2.5 Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan


1. Struktur Kuda-Kuda
a. Semua kayu untuk kuda-kuda diawetkan dengan residu. Pengecatan dengan residu
harus dilakukan 2 Kali sehingga menghasilkan warna yang merata pada seluruh
permukaan kayu, serta mempunyai derajat kelembaban 15 % dan memenuhi syarat
yang tercantum dalam PPKI 1970-NI5.
b. Konstruksi harus sesuai gambar detail, untuk ukuran kayu maupun
penyambungannya.
c. Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi dan penuh keahlian dengan
memperhatikan peraturan yang diisyaratkan dalam DK-SNI-10-1990-F
d. Kontruksi sambungan kuda-kuda harus dilengkapi dengan baut dan besi strip/plat 4
x 0.4 cm.
e. Pekerjaan Pabrikasi
Metode pembuatan dilakukan sebagai berikut :
 Pelaksanaan pekerjaan berdasarkan gambar/shop drawing kontruksi baja ringan
(khusus kuda-kuda)
 Sebelum dinaikkan/distel pada posisi sebenarnya, dilakukan penyetelan dibawah
yang bersifat sementara
 Kuda-kuda baru disetel pada posisi sebenarnya jika kontruksi beton ring balok
sudah cukup umur (sudah mencapai kekuatan rencana )
 Waktu pelaksanaan 20 hari kerja
2. Gording dan Skor angin
a. Konstruksi harus sesuai gambar detail, untuk ukuran Reng maupun
penyambungannya.
b. Sambungan Baja Ringan harus dibuat dengan rapi dan penuh keahlian dengan
memperhatikan peraturan yang diisyaratkan dalam DK-SNI-10-1990-F.

18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

c. Hasil akhir pasangan harus rata dan tidak bergelombang, setiap gording yang
dipasang harus stabil bila perlu disanggah terlebih dahulu dan di ukur
kelurusannya.
d. Setelah dua kuda-kuda terpasang harus dihubungkan dengan skor angin
3. Plafond Calciboard
a. Rangka plafond
 Ukuran rangka yang digunakan 2 x 4 cm
 Konstruksi rangka plafond harus sesuai dengan gambar kerja rencana.
 Pasangan rangka harus rata dan tidak bergelombang
 Setiap bentangan 2 m rangka plafond diikat pada struktur lain dengan
menggunakan balok Penggantung.
 Rangka Plafond menggunakan Holo Aluminium 2 x 4
b. Plafond Calciboard
 Plafond menggunakan calciboard dengan ketebalan 3.5 mm.
 Setelah rangka terpasang, plafond sudah bisa dipasang pada rangka dengan
ukuran harus sama, kecuali pada sisi pinggir ruangan disesuaikan dengan
kebutuhan plafon
 Plafon Calciboard diskrub ke rangka sampai terlihat rata dan apabila masih
terlihat ada yang bergelombang atau ada paku yang terlepas maka plafon
dibongkar dan disetel sampai betul-betul rapat dan rata.
 Pada Sisi pinggir plafond diberi lis kayu profil.
4. Penutup Atap
Mengunakan Spandek yang tahan terhadap cuaca panas dan hujan
5. Listplank
a. Listpank
 Di buat dari Kalsiplank Motif urat lebar sesuai dengan gambar pemasangannya
dipakukan langsung pada gording.
 Pemasangan harus rapi dan lurus dan apabila dijumpai pemasangan yang tidak
lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki.
6. Mutu dan bahan
a. Persyaratan harus sesuai dengan PPKI / 1961 ( NI 5 ) kecuali ditentukan dalam
gambar rencana.
b. Mutu dan bahan yang digunakan adalah :
 Kuda-kuda Menggunakan Rangka Baja Ringan.
 Gording dan skor angin Menggunakan Reng Baja ringan.
 Kuda-kuda Rangka baja ringan mengunakan C75.75
 Rangka plafon menggunakan Holo aluminium
 Listplank mengunakan Kalsiplank ukuran 2 x 20

19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

 Penggunaan besi, angker , beugel ,disesuaikan dengan kebutuhan gambar


rencana / detail, atau menurut petunjuk direksi.
2.6. Pekerjaaan Pintu, Jendela, kunci dan penggantung
1. Daun dan ventilasi
a. Daun pintu menggunakan Kayu Kelas II
b. Jendela dibuat dari Kayu kelas II ditambah dengan Kaca Polos t : 5 mm
c. Daun pintu dan kusen distel dengan baik,pastikan angkur besi tertanam dibeton
atau pasangan batu bata
2.7 Pekerjaan Pengecatan
a. Pekerjaan Pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.
b. Cat kayu
 Cat kayu menggunakan merk Avian, Glotex, atau yang setara.
 Pekerjaan meni, residu harus betul betul rata, berwarna sama, pengecatan
minimal 2 kali.
 Meni kayu untuk bidang kusen yang nampak dan melekat ke tembok, daun
pintu/jendela, ventilasi kuda-kuda, listplank, dan jalusi.
 Cat kayu untuk bidang–bidang kayu kusen yang nampak, daun pintu/Jendela,
ventilasi kuda-kuda, listplank, jalusi dan les sudut plafon.
 Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
pengeringan jenis bahan yang digunakan dan mengikuti tata cara patent pabrik.
 Sebelum kusen dicat terlebih dahulu diamplas agar permukaannya menjadi halus.

c. Cat Tembok
 Cat tembok menggunakan merk Lengkote, Avitex, atau merk lain yang setara.
 Cat tembok untuk dinding yang diplaster, bidang – bidang beton, Plafond
 Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut
 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap
dengan kain basah hingga bersih minimal 2 minggu setelah plesteran.
 Melapis dinding dengan plamor tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul
kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 kali.
d. Cat Plafond
 Cat plafond menggunakan merk Metrolite, atau merk lain yang setara.
 Pengecatan Plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
 Mengecat plafond 2 kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang
merata sama dan tidak terdapat belang–belang atau noda – noda mengelupas.
 Warna yang digunakan apabila tidak ditentukan lain oleh konsultan pengawas
maka digunakan warna yang disepakati oleh pelaksana.

20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

2.8 Pekerjaan Sanitasi (Air Masuk Dan Air Keluar)


a. Saluran terbagi atas dua yaitu saluran masuk dan saluran air keluar
b. Saluran Air Masuk Melalui Saluran Beton
c. Pembagi Air Kekolam Menggunakan Pipa PVC 6 Inc
d. Saluran Air Keluar Menggunakan Pipa PVC 6 Inc
e. Setiap Pemasangan Pipa PVC Harus meperhatikan Kemiringan agar Air bisa keluar
dengan lancar.
f. Perhatikan kemiringan saluran Baik Saluran Air Masuk dan Saluran Air Keluar
g. Setiap Pipa PVC menggunakan Penutup yang berfungsi pula sebagai penyaring
air,agar lumpur tak masuk pada pipa
3.8 Pekerjaan Pembersihan dan Finishing
Setelah Pekerjaan dinyatakan telah selesai maka sisa – sisa material harus dibersihkan dari
lokasi Proyek.
a. Pekerjaan Pembersihan
 Semua sisa bahan – bahan, setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar lokasi.
 Setelah pekerjaan dianggap selesai maka semua bangunan yang masih kotor harus
dibersihkan / dicuci.
 Semua macam pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Pekerjaan Selesai.
Pekerjaan dianggap selesai Jika :
 Pembersihan bangunan halaman telah selesai dikerjakan.
 Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh direksi pekerjaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

2.9 Pekerjaan Tambahan


a. Selain rencana kerja dan syarat-syarat ini maka semua ketentuan administrasi ,
pemeriksaan bahan , mutu pekerjaan serta ketentuan lain dari pemeriksaan yang
menyangkut pelaksanaan bahan mutu pekerjaan ini termasuk pula sebagai syarat-
syarat yang harus dipenuhi dan ditaati.
b. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaian kontraktor
dalah menjadi tanggung jawab kontraktor.
c. Biaya pemeliharaan dan sejenisnya sampai bangunan diserahkan untuk kedua kalinya
menjadi tanggungan rekanan.

2.10 Penutup
a. Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) ini, ini yang
akan diatur dan Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan (Kontraktor)
b. Semua batasan (devinisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula untuk
kontrak.

21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

c. RKS ini merupakan dokumen lelang yang tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian
Pekerjaan (kontraktor)

22

Anda mungkin juga menyukai