SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1
Penjelasan Umum
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
Kondisi musim/cuaca
Jumlah staf dan pekerja yang bekerja
Jumlah dan jenis material dan peralatan di lapangan
Laporan kemajuan pekerjaan, termasuk lokasi serta perhitungan volume setiap
hari.
Kejadian yang menghambat pekerjaan.
Kejadian atau kondisi yang mengakibatkan keterlambatan kemajuan (progres)
pekerjaan.
Semua informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
3. Laporan Mingguan
Setiap akhir minggu dibuat laporan dengan format yang telah disetujui dan
membuat program rencana kerja minggu berikutnya.
Setiap satu minggu sekali diadakan rapat antara personil inti dari kontraktor
dengan Direksi lapangan untuk
membahas kelancaran pekerjaan.
4. Laporan Bulanan
Setiap tanggal 25 bulan berjalan, Kontraktor harus sudah membuat laporan
dengan menggunakan format yang telah disetujui. Laporan tersebut meliputi
laporan fisik dan laporan keuangan.
Laporan berisi (tidak mutlak dibatasi) hal-hal sebagai berikut :
Secara rinci uraian pekerjaan yang dilaksanakan pada periode bulan
tersebut.
Ringkasan komulatif kemajuan fisik dan progres keuangan untuk setiap
kegiatan utama.
Persentase hasil kerja terhadap seluruh pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak.
Penjelasan penyebab keterlambatan pelaksanaan dan usulan pemecahan
untuk mengejar ketinggalan dan kehilangan waktu.
Rencana kerja bulan berikutnya.
Daftar peralatan mesin-mesin konstruksi dan bahan/material yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk mesin-mesin yang baru
didatangkan maupun yang dikeluarkan dari lokasi lapangan pekerjaan
termasuk periode mesin-mesin dan peralatan tidak digunakan.
Jumlah total volume dari jenis pekerjaan yang tercantum dalam daftar
volume (Bill of Quantity).
Kondisi cuaca secara umum, termasuk pencatatan periode serta intensitas
hujan setiap hari.
Daftar kecelakaan :
Masuk rumah sakit atau meninggal bila ada.
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
Kerusakan pekerjaan
Kerusakan hunian, material dan peralatan.
Schedule progres kemajuan yang menunjukkan tanggal penerimaan dan
jumlah dan tagihan yang dikirim tetapi belum dibayar.
Perkiraan jumlah pembayaran dari pemilik untuk bulan periode berikutnya.
Foto-foto pelaksanaan pekerjaan pada bulan tersebut.
5. Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan
Kontraktor harus membuat foto yang menggambarkan kemajuan pelaksanaan
pekerjaan, foto harus menunjukkan keadaan sebelum dimulai pelaksanaan,
sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai pelaksanaan. Pengambilan foto
harus dalam satu titik dan arah yang sama.
Tiga lembar cetak foto untuk setiap pemotretan harus diserahkan kepada
Direksi dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari.
Ukuran foto 3R
Setiap foto harus dilampirkan sebagai berikut :
Penjelasan ringkas, termasuk lokasi dan kode nomor
Nomor foto dan tanggal pengambilan
Nama kontraktor
Nama proyek
B. Satuan
Semua satuan menggunakan sistem metrik.
C. Ukuran
Semua gambar menggunakan ukuran standard, JIS, ukuran A1 (594 mm x 841 mm),
kecuali ada perintah lain atau persetujuan dari Direksi.
D. Judul
Konsep tentang judul maupun format semua gambar yang disiapkan oleh kontraktor,
ditunjukkan terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi.
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
E. Penomoran
Referensi penomoran gambar menggunakan sistem penomoran gambar teknik. Urutan
penomoran akan ditetapkan oleh Direksi. Bila kontraktor bermaksud memberikan
referensi penomoran untuk kepentingan sendiri bisa menambahkan kolom pada kolom-
kolom judul.
F. Indeks Gambar
Tiap-tiap gambar yang dihasilkan diberikan indeks. Lembaran-lembaran indeks gambar
harus diserahkan kepada direksi.
G. Gambar di lapangan
Semua lembaran gambar yang paling akhir mendapatkan persetujuan revisi oleh
direksi segera dikirim ke kantor lapangan kontraktor.
Gambar-gambar tersebut harus selalu ada di lapangan dan sewaktu-waktu selalu
dapat dipergunakan untuk pemeriksaan oleh Direksi.
a. Gambar pelaksanaan (Construction Drawing)
Semua gambar untuk dilaksanakan (construction drawing) diberikan oleh
Pemilik yang disiapkan oleh Konsultan.
Dalam gambar ini jelas menunjukkan tata letaknya, dimensinya, jenis
konstruksinya dan seterusnya seperti yang disebutkan dalam spesifikasi atau
petunjuk direksi.
b. Gambar Kerja (Working Drawing)
Kontraktor harus membuat gambar kerja (working drawing) dan gambar
tersebut mengacu pada gambar untuk dilaksanakan (construction drawing)
yang diberikan oleh pemilik pekerjaan.
Gambar kerja harus detail dan dicantumkan jumlah material yang digunakan
(bar bending schedule, list of material, dll), juga mempertimbangkan
kemudahan pemeriksaan/inspeksi dari prosedur kerja maupun metode
pelaksanaan yang akan dikerjakan di lapangan oleh Kontraktor.
Gambar kerja diajukan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap cetak biru
(blue print) untuk dilakukan pemeriksaan sampai mendapatkan persetujuan.
Bila ada perubahan dalam gambar kerja, maka harus dalam bentuk tertulis
yang ditandatangani oleh Direksi dan gambar perubahan ini merupakan bagian
daripada Gambar Kerja.
Dari gambar kerja yang telah disetujui, ternyata setelah memperhatikan
kondisi pondasi, hasil galian maupun hasil test laboratorium, konstruksi yang
dikehendaki lain dan perlu perubahan gambar kerja, maka perubahan tersebut
harus dalam bentuk tertulis dari Direksi pekerjaan. Semua biaya gambar kerja
berikut perubahan-perubahannya menjadi beban kontraktor.
Gambar kerja dalam beberapa item pekerjaan juga digunakan sebagai dasar
acuan pengajuan Tagihan Pembayaran (Monthly Payment) Kontraktor.
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
lapangan sebelum pelaksanaan dimulai seperti tanda pengaman lalu lintas, rol meter, mal
ukuran emiringan, papan nama proyek dan foto keadaan.
1.8. Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat minimal seperti yang
ditetapkan dalam peraturan umum mengenai bangunan di Indonesia.
a. Air
Air untuk pengecoran beton harus air tawar yang tidak mengandung mineral dan
alkalide. Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat yang sebagaimana diuraikan dalam
PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
Pasal 2
Penjelasan Khusus
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
b. Bahan urugan bawah pondasi dan lantai menggunakan pasir timbunan yang bersih
dari lumpur.
3. Urugan tanah
a. Bahan urugan tanah setinggi pondasi menggunakan tanah timbunan yang
berkualitas baik dan bebas dari bahan organic dan Lumpur.
b. Pemadatan urugan tanah dilaksanakan lapis demi lapis.
c. Pemadatan Tanah dilakukan dengan menggunakan mesin stamper
d. Urugan Tanah Tambahan menggunakan tanah biasa
4. Urugan sirtu
a. Untuk urugan sirtu setebal 5 cm menggunakan Sirtu pilihan yang terbebas dari
bahan organik dan bahan lain yang dapat merusak kwalitas bangunan.
b. Setelah pengurugan harus diadakan penyiraman air agar padat.
5. Timbunan bekas galian
a. Timbunan kembali dilaksanakan apabila pondasi batu kali dalam kondisi kering.
b. Timbunan harus menutup celah-celah pondasi sampai rata dengan permukaan
tanah asli.
6. Timbunan pasir di bawah lantai
a. Untuk timbunan pasir di bawah lantai setebal 5 cm menggunakan pasir pilihan yang
terbebas dari bahan organik dan lumpur.
b. Timbunan pasir disiram agar lebih padat.
2.4 Pekerjaan batu dan beton
1. Mutu dan bahan
a. Semen Portland.
Sement Portland yang digunakan adalah produksi dalam negeri dengan mutu yang
baik ( tidak mengeras ) dan telah ditetapkan pada PBI 1971 ( NI-8 ) seperti Semen
tonasa atau Semen Bosowa.
b. Pasir dan kerikil.
Pasir pasangan dan kerikil yang digunakan asal lokal kategori tambang kelas C dan
sesuai dengan PBI 1971 ( NI–2 )
c. Batu kali
Batu kali digunakan asal lokal dan bersih dari lumpur / tanah.
d. Batu Bata
Batu bata yang digunakan asal lokal dengan ukuran 5 x 11 x 22 cm, tidak mudah
pecah dan berkualitas baik.
e. Besi
Besi yang digunakan U24 polos dengan ukuran Ø 12 mm dan Ø 8 mm (zigma).
f. Kayu
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
Kayu yang digunakan dalam lingkup pekerjaan batu dan beton adalah kayu kelas
III.
g. Tripleks
Tripleks yang digunakan dalam lingkup pekerjaan ini adalah tripleks 3 mm.
h. Keramik
Keramik yang digunakan ukuran 40 x 40 cm merk Masteria, Mulia atau yang setara
dengan bentuk harus presisi (Besar sudut yang sama).
i. Bahan Pendukung lainnya
Bahan pendukung lainnya adalah bendrat ( kawat pengikat tulangan), Paku, dan
minyak bekisting yang semuanya harus dengan mutu yang baik. Dan apabila ada
tambahan bahan lain yang tidak mengurangi mutu pekerjaan tersebut harus
melalui persetujuan Direksi terlebih dahulu.
2. Pekerjaan Batu Kosong
a. Elevasi pasangan batu kosong mengikuti petunjuk gambar kerja / detail.
b. Pada bagian sisi / celah pasangan batu kosong diisi dengan pasir urug dan
dipadatkan dengan cara menyiram air hingga celah – celah pasangan batu kosong
telah terisi pasir sampai padat.
3. Pekerjaan Pondasi.
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran–pengukuran untuk
As pondasi sesuai gambar konstruksi.
b. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang amstamping, untuk pondasi
plat tapak beton bertulang dan pondasi batu kali/batu belah, terdiri dari batu kali
dan pasir pasang (pasang batu kosong). Lapisan ini juga harus diratakan, dengan
menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali
tersebut. Tebal lapisan dibuat sesuai gambar detail pondasi
c. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2, dibawah pondasi
dipasang cerucuk kayu hitam / ulin yang ditumbuk hingga mencapai tanah yang
keras.
d. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan gambar detail.
Campuran yang digunakan .Plat tapak beton adukan 1Pc : 2 Ps : 3 Kr. Pondasi batu
kali/belah dipasang dengan perekat 1Pc : 4 Ps dan pada bagian sisi diplester
kasar/brappen adukan 1 Pc : 3 Ps.
e. Untuk pondasi plat tapak beton bertulang pelaksanaannya dengan adukan dan
pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton bertulang.
f. Gradasi batu rata–rata berdiameter 15–25 cm, dan batu yang kurang ukurannya
hanya boleh digunakan sebagai pasak / pengisi.
g. Hasil akhir :
Permukaan harus cukup rata
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
Tiang penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah difleksi
bahan-bahan becasting.
d. Adukan Beton
Adukan tidak boleh terlalu kental atau encer bila dimasukan dalam ember
dibalikan dan dicatu maka tinggi beton minimal 0.75 kali tinggi ember.
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yaitu :
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan
Tidak terjadi waktu pengikatan yang mencolok antar beton yang sudah
dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi
tabel 4.4 SNI T-15. 1919.03.
Beton yang mengeras atau sudah berumur 1,5 jam tidak boleh dimasukkan
dalam pengecoran.
e. Pengecoran
Pengecoran beton dilaksanakan setelah terkait siap dan lokasi yang dicor harus
bersih dan bebas dari kotoran/Genangan air. Selama pengecoran berlangsung
pekerja dilarang berdiri dan berjalan – jalan diatas penulangan Untuk dapat
sampai ke tempat – tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan berkaki
yang tidak membebani tulangan. Papan tersebut harus sudah dapat dicabut
pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan ( dibalok harizontal ). Maka tempat
penghentiannya adalah ditengah bentang sesuai PBI tahun 1971. Untuk
melanjutkan bagian pekerjaan yang putus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi aditive yang
tidak boleh dicurahkan dari ketiggian yang lebih tinggi dari 1,5 cm.
Selimut Beton digunakan minimal 2 cm dan diberi tahu-tahu beton dengan
ukuran 5x5 cm dan tebal sesuai dengan selimut beton sebagai penyangga
tulangan agar tidak rapat dengan bekisting terutama pada daerah sisi bawah.
Apabila pengecoran lebih dari 2 m agar menggunakan talang cor dan selama
pengecoran tidak boleh terjadi pergeseran / perubahan bekisting dan tulangan.
Besi Tulangan diatur jaraknya harus lebih besar dari butiran kerikil sehingga
tidak keropos.
Selama Pengecoran tidak boleh terjadi perubahan posisi tahu beton dan harus
selalu diperiksa sehingga jarak besi ke bekisting tidak berubah.
Selama Pengecoran adukan boleh ditusuk – tusuk dengan tongkat besi sehingga
adukan menyebar dan rata.
f. Perawatan beton
15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 ( empat belas ) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkam cara
sebagai berikut :
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali
sebagian atau seluruhnya.
g. Pekerjaan pembesian
Perakitan pembesian dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
Ikatan besi harus kokoh hingga tidak berubah tempat selama pengecoran.
Selimut beton harus sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam PBI 1971 dan
SNI 1991.
h. Jenis dan mutu beton
Jenis pekerjaan beton bertulang menggunakan adukan 1Pc : 2 Psr : 3 Krk.
Mutu beton yang digunakan adalah sesuai yang diisyaratkan dan disetujui oleh
Direksi.
6. Pekerjaan Plesteran dan Acian
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Dinding dibersihkan dari semua kotoran.
Dinding dibasahi dengan air.
Semua permukaan dinding batu bata dikorek sedalam
b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc : 3 Ps, sedangkan
plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
c. Kepala plester (patok) harus dipasang di dinding setiap jarak 1,5 m
d. Ketebalan plesteran pada semua bidang harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm. untuk mencapai tebal plesteran yang rata
sebaiknya didakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu
panjang yang digerakkan secara horisontal dan vertikal.
e. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaiki
secara keseluruhan. Bidang bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar
secara teratur. (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus
rata dengan sekitarnya .
f. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak
permulaan plesteran dan selalu disiram setiap hari selama 3 hari agar tidak retak –
retak.
g. Bila mana ketinggian pasangan lebih dari 1,5 m, maka harus menggunakan bangku
atau perancah sebagai alat bantu.
h. Pekerjaan acian dilakukan minimum sehari sesudah diplester.
16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
c. Hasil akhir pasangan harus rata dan tidak bergelombang, setiap gording yang
dipasang harus stabil bila perlu disanggah terlebih dahulu dan di ukur
kelurusannya.
d. Setelah dua kuda-kuda terpasang harus dihubungkan dengan skor angin
3. Plafond Calciboard
a. Rangka plafond
Ukuran rangka yang digunakan 2 x 4 cm
Konstruksi rangka plafond harus sesuai dengan gambar kerja rencana.
Pasangan rangka harus rata dan tidak bergelombang
Setiap bentangan 2 m rangka plafond diikat pada struktur lain dengan
menggunakan balok Penggantung.
Rangka Plafond menggunakan Holo Aluminium 2 x 4
b. Plafond Calciboard
Plafond menggunakan calciboard dengan ketebalan 3.5 mm.
Setelah rangka terpasang, plafond sudah bisa dipasang pada rangka dengan
ukuran harus sama, kecuali pada sisi pinggir ruangan disesuaikan dengan
kebutuhan plafon
Plafon Calciboard diskrub ke rangka sampai terlihat rata dan apabila masih
terlihat ada yang bergelombang atau ada paku yang terlepas maka plafon
dibongkar dan disetel sampai betul-betul rapat dan rata.
Pada Sisi pinggir plafond diberi lis kayu profil.
4. Penutup Atap
Mengunakan Spandek yang tahan terhadap cuaca panas dan hujan
5. Listplank
a. Listpank
Di buat dari Kalsiplank Motif urat lebar sesuai dengan gambar pemasangannya
dipakukan langsung pada gording.
Pemasangan harus rapi dan lurus dan apabila dijumpai pemasangan yang tidak
lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki.
6. Mutu dan bahan
a. Persyaratan harus sesuai dengan PPKI / 1961 ( NI 5 ) kecuali ditentukan dalam
gambar rencana.
b. Mutu dan bahan yang digunakan adalah :
Kuda-kuda Menggunakan Rangka Baja Ringan.
Gording dan skor angin Menggunakan Reng Baja ringan.
Kuda-kuda Rangka baja ringan mengunakan C75.75
Rangka plafon menggunakan Holo aluminium
Listplank mengunakan Kalsiplank ukuran 2 x 20
19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
c. Cat Tembok
Cat tembok menggunakan merk Lengkote, Avitex, atau merk lain yang setara.
Cat tembok untuk dinding yang diplaster, bidang – bidang beton, Plafond
Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut
Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap
dengan kain basah hingga bersih minimal 2 minggu setelah plesteran.
Melapis dinding dengan plamor tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul
kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 kali.
d. Cat Plafond
Cat plafond menggunakan merk Metrolite, atau merk lain yang setara.
Pengecatan Plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
Mengecat plafond 2 kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang
merata sama dan tidak terdapat belang–belang atau noda – noda mengelupas.
Warna yang digunakan apabila tidak ditentukan lain oleh konsultan pengawas
maka digunakan warna yang disepakati oleh pelaksana.
20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
2.10 Penutup
a. Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) ini, ini yang
akan diatur dan Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan (Kontraktor)
b. Semua batasan (devinisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula untuk
kontrak.
21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
c. RKS ini merupakan dokumen lelang yang tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian
Pekerjaan (kontraktor)
22