Anda di halaman 1dari 9

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

SPESIFIKASI
TEKNIS

Pasal 1

Penjelasan Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Perencanaan Proyek Pengembangan Sarana dan Prasarana
Pendidikan Kab. Halmahera Selatan, Terdiri dari Paket Pekerjaan :

PERENCANAAN TEKNIS RAHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG MTS DARUSSALAM


DESA GETI BARU KECAMATAN BACAN BARAT UTARA

1.2. Pekerjaan harus sesuai dengan :

a. Uraian dan syarat-syarat umum pekerjaan ini (Spesifikasi Umum CIPTA KARYA).
b. Semua gambar-gambar perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan perencana dan telah diketahui
oleh Pengelola Teknik Proyek.
c. Petunjuk-petunjuk dari Pemimpin Proyek dan unsur-unsur teknik lainnya baik lisan maupun tertulis.
d. Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan umum di Indonesia (A.V.i 1941).
e. Syarat-syarat perburuhan
f. Standar bahan/material dan peralatan

Semua bahan/material maupun peralatan yang dipasang secara permanen harus baru dan sesuai
dengan spesifikasi yang ditetapkan, jika menggunakan di luar yang ditentukan dalam spesifikasi harus dibuat
amandemen.
Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi penggunaan bahan/material maupun peralatan yang
dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi maka dapat dipergunakan daftar standar yang dikeluarkan oleh
organisasi resmi sebagai berikut

PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia


PBI : Peraturan Beton Indonesia
SII : Standar Industri Indonesia
HGPS : Hydraulic Gate and Penstock Association Japan
JRA : Japan Road Association
SSPC : Steel Structures Painting Council
ASBR : (Water and Power Resources Service, United States Departement
of the Interior (Formerly United States Bureau of Reclamation).
AWS : American Welding Society
ASTM : American Society for Testing and Materials
AISA : American Iron and Steel Institute
ACI : American Conrete Institute
JCEA : Japan Civil Engineer Association
AASHTO : American Association of State Highways and Transportaion Officials
JIS : Japanese Industrian Standard

g. Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

1.3. Pekerjaan Persiapan

a. Dalam waktu 15 hari setelah menerima surat perintah, kontraktor harus mengirimkan Rencana
Pelaksanaan Kerja, Metode Pelaksanaan dan Laporan Kegiatan secara rinci yang sesuai rencana kerja
global yang telah diajukan dalam pelelangan. Rincian tersebut harus mencantumkan Program
Pelaksanaan :

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

 Mobilisasi/Demobilisasi
 Survey dan Testing Lapangan
 Daftar Bahan dan Peralatan Khusus
 Kemungkinan Kelambatan Pekerjaan

b. Rencana pelaksanaan kerja disusun dalam bentuk bagan (Bar Chart dan/atau S-Curve).
c. Mobilisasi/demobilisasi tenaga kerja dan peralatan serta pengadaan bahan material.
d. Pelaksana lapangan yang cakap/terampil sesuai bidang disiplin ilmunya.
e. Bangunan Lapangan Direksikeet atau bangsal kerja. Stok Material, Listrik dan Air Kerja Bangunan
untuk keperluan Tim Pelaksana Pembangunan (R.Kerja dll) ditempatkan pada lokasi yang telah
disetujui bersama dengan pihak Konsultan Pengawas Lapangan. Tempat penimbunan material
sementara tidak mengganggu proses bongkar muat dari kendaraan pengangkut material. Untuk
keperluan listrik dan air menggunakan fasilitas sumber yang telah ada.
f. Papan Nama Proyek
g. Dokumen kontrak
 Konsep dokumen kontrak disiapkan oleh Pemilik Pekerjaan namun penggandaannya oleh
kontraktor.
 Jumlah dokumen kontrak sebanyak yang telah ditetapkan pada syarat-syarat administrasi,
kontraktor harus menyiapkan maksimum 5 (lima) set untuk pelaksanaan di lapangan. Jumlah
tersebut sudah termasuk yang harus disiapkan oleh kontraktor untuk Direksi Pekerjaan dan
Engineer Konsultan yang ditunjuk.
h. Gambar-gambar kerja yang selalu siap di lapangan
i. Laporan
Kontraktor harus membuat laporan kegiatan pekerjaan dengan menggunakan format yang telah
disetujui oleh Direksi.
1. Buku harian yang mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail-detail
penting dari unsur teknik.
2. Laporan harian, berisi hal-hal berikut :
 Kondisi musim/cuaca
 Jumlah staf dan pekerja yang bekerja
 Jumlah dan jenis material dan peralatan di lapangan
 Laporan kemajuan pekerjaan, termasuk lokasi serta perhitungan volume setiap hari.
 Kejadian yang menghambat pekerjaan.
 Kejadian atau kondisi yang mengakibatkan keterlambatan kemajuan (progres) pekerjaan.
 Semua informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
3. Laporan Mingguan
 Setiap akhir minggu dibuat laporan dengan format yang telah disetujui dan membuat program
rencana kerja minggu berikutnya.
 Setiap satu minggu sekali diadakan rapat antara personil inti dari kontraktor dengan Direksi
lapangan untuk membahas kelancaran pekerjaan.
4. Laporan Bulanan

 Setiap tanggal 25 bulan berjalan, Kontraktor harus sudah membuat laporan dengan
menggunakan format yang telah disetujui. Laporan tersebut meliputi laporan fisik dan laporan
keuangan.
 Laporan berisi (tidak mutlak dibatasi) hal-hal sebagai berikut :
 Secara rinci uraian pekerjaan yang dilaksanakan pada periode bulan tersebut
 Ringkasan komulatif kemajuan fisik dan progres keuangan untuk setiap kegiatan utama.
 Persentase hasil kerja terhadap seluruh pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
 Penjelasan penyebab keterlambatan pelaksanaan dan usulan pemecahan untuk mengejar
ketinggalan dan kehilangan waktu.
 Rencana kerja bulan berikutnya.
 Daftar peralatan mesin-mesin konstruksi dan bahan/material yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan termasuk mesin-mesin yang baru didatangkan maupun yang
dikeluarkan dari lokasi lapangan pekerjaan termasuk periode mesin-mesin dan peralatan
tidak digunakan.
 Jumlah total volume dari jenis pekerjaan yang tercantum dalam daftar volume (Bill of
Quantity).
 Kondisi cuaca secara umum, termasuk pencatatan periode serta intensitas hujan setiap
hari.
 Daftar kecelakaan :
 Masuk rumah sakit atau meninggal bila ada.

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

 Kerusakan pekerjaan
 Kerusakan hunian, material dan peralatan.
 Schedule progres kemajuan yang menunjukkan tanggal penerimaan dan jumlah dan tagihan
yang dikirim tetapi belum dibayar.
 Perkiraan jumlah pembayaran dari pemilik untuk bulan periode berikutnya.
 Foto-foto pelaksanaan pekerjaan pada bulan tersebut.

5. Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan


 Kontraktor harus membuat foto yang menggambarkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan, foto
harus menunjukkan keadaan sebelum dimulai pelaksanaan, sedang dalam pelaksanaan dan
setelah selesai pelaksanaan. Pengambilan foto harus dalam satu titik dan arah yang sama.
 Tiga lembar cetak foto untuk setiap pemotretan harus diserahkan kepada Direksi dalam jangka
waktu 10 (sepuluh) hari.
 Ukuran foto 3R
 Setiap foto harus dilampirkan sebagai berikut :
 Penjelasan ringkas, termasuk lokasi dan kode nomor
 Nomor foto dan tanggal pengambilan
 Nama kontraktor
 Nama proyek
 Negatif film harus diserahkan juga kepada Direksi dengan diberi label dan mudah disimpan.

1.4. Gambar-Gambar Pelaksanaan


Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan yang cermat terutama ukuran-ukurannya maupun dimensi dari
segi yang tertera di dalam gambar rencana tersebut. Bila ada yang tidak sesuai atau kurang jelas harus
dikonfirmasikan kepada Direksi. Semua yang meragukan harus dimintakan penegasan dari Direksi dalam
bentuk tertulis.
Format Gambar sebagai berikut :
A. Bahasa
Semua gambar dan data perhitungan pendukungnya yang harus disiapkan oleh kontraktor menggunakan
bahasa Indonesia, bila ada gambar yang berbahasa asing diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
B. Satuan
Semua satuan menggunakan sistem metrik.
C. Ukuran
Semua gambar menggunakan ukuran standard, JIS, ukuran A3 (297 mm x 420 mm) dan ukuran A4 (210
mm x 297 mm) kecualia ada perintah lain atau persetujuan dari Direksi.
D. Judul
Konsep tentang judul maupun format semua gambar yang disiapkan oleh kontraktor, ditunjukkan terlebih
dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi.
E. Penomoran
Referensi penomoran gambar menggunakan sistem penomoran gambar teknik. Urutan penomoran akan
ditetapkan oleh Direksi. Bila kontraktor bermaksud memberikan referensi penomoran untuk kepentingan
sendiri bisa menambahkan kolom pada kolom-kolom judul.
F. Indeks Gambar
Tiap-tiap gambar yang dihasilkan diberikan indeks. Lembaran-lembaran indeks gambar harus diserahkan
kepada direksi.
G. Gambar di lapangan
 Semua lembaran gambar yang paling akhir mendapatkan persetujuan revisi oleh direksi segera
dikirim ke kantor lapangan kontraktor.
 Gambar-gambar tersebut harus selalu ada di lapangan dan sewaktu-waktu selalu dapat
dipergunakan untuk pemeriksaan oleh Direksi.
a. Gambar pelaksanaan (Construction Drawing)
 Semua gambar untuk dilaksanakan (construction drawing) diberikan oleh Pemilik yang
disiapkan oleh Konsultan.

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

 Dalam gambar ini jelas menunjukkan tata letaknya, dimensinya, jenis konstruksinya dan
seterusnya seperti yang disebutkan dalam spesifikasi atau petunjuk direksi.
b. Gambar Kerja (Working Drawing)
 Kontraktor harus membuat gambar kerja (working drawing) dan gambar tersebut mengacu pada
gambar untuk dilaksanakan (construction drawing) yang diberikan oleh pemilik pekerjaan.
 Gambar kerja harus detail dan dicantumkan jumlah material yang digunakan (bar bending
schedule, list of material, dll), juga mempertimbangkan kemudahan pemeriksaan/inspeksi dari
prosedur kerja maupun metode pelaksanaan yang akan dikerjakan di lapangan oleh Kontraktor.
 Gambar kerja diajukan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap cetak biru (blue print) untuk
dilakukan pemeriksaan sampai mendapatkan persetujuan. Bila ada perubahan dalam gambar
kerja, maka harus dalam bentuk tertulis yang ditandatangani oleh Direksi dan gambar perubahan
ini merupakan bagian daripada Gambar Kerja.
 Dari gambar kerja yang telah disetujui, ternyata setelah memperhatikan kondisi pondasi, hasil
galian maupun hasil test laboratorium, konstruksi yang dikehendaki lain dan perlu perubahan
gambar kerja, maka perubahan tersebut harus dalam bentuk tertulis dari Direksi pekerjaan.
Semua biaya gambar kerja berikut perubahan-perubahannya menjadi beban kontraktor.
 Gambar kerja dalam beberapa item pekerjaan juga digunakan sebagai dasar acuan pengajuan
Tagihan Pembayaran (Monthly Payment) Kontraktor.
c. Gambar Fasilitas/Bangunan Sementara
 Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan dari tiap seksi pekerjaan,
kontraktor harus sudah mengirimkan gambar-gambar fasilitas/bangunan sementara yang akan
dipergunakan di daerah areal proyek seperti gambar gudang, rencana kantor, tempat
penyimpanan peralatan mesin, asrama pekerja dan bangunan, bangunan lainnya yang diusulkan
oleh kontraktor. Gambar-gambar harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
 Bila ternyata dalam pelaksanaan ada perubahan, kontraktor juga harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi perihal perubahan tersebut baik dari segi lokasi maupun konstruksinya.
d. Gambar Terlaksana (As Built Drawing)

 Selama pelaksanaan konstruksi pekerjaan, kontraktor harus mengikuti seksama dan


mencocokkan dengan gambar kerja. Ketidakcocokan dengan gambar kerja yang telah disetujui,
supaya dicantumkan perubahan-perubahannya dan konstruksi pekerjaan yang dikerjakan sesuai
dengan keadaan yang dikerjakan/dengan keadaan sebenarnya untuk selanjutnya dibuat gambar
terlaksana.
 Penyesuaian gambar dengan pelaksana pekerjaan di lapangan akan diadakan pemeriksaan oleh
Direksi Teknik.
 Bila dari hasil pemeriksaan ternyata ditemukan ketidaksesuaian maka dalam jangka 14 (empat
belas) hari, kontraktor harus telah memperbaiki gambar tersebut, sehingga gambar terlaksana
benar-benar sesuai dengan yang dilaksanakan di lapangan.
 Setelah mendapatkan persetujuan maka Kontraktor menggandakan di samping untuk
keperluannya sendiri, sebanyak 3 (tiga) set diserahkan kepada Direksi/Engineer.
 Gambar terlaksana harus dibuat di atas, kertas kalkir yang berkualitas baik dari memudahkan
dalam penggandaannya. Selanjutnya gambar terlaksana yang telah selesai dan telah
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Engineer diserahkan kepada pemilik pekerjaan oleh
kontraktor.
 Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima pekerjaan 100%,
kontraktor harus sudah menyerahkan gambar terlaksana lengkap yang terdiri dari :
 3 (tiga) set gambar lengkap cetakan ukuran penuh (A 3)
e. Gambar-Gambar Lain
Selain gambar-gambar yang disebutkan di atas, gambar-gambar lain yang masih diperlukan dalam
pelaksanaan seperti gambar metode pelaksanaan, skema diagram ataupun grafik jadwal
pelaksanaan pekerjaan, harus diserahkan juga untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Engineer.

1.5. Terjadi perbedaan antara perencanaan dan pelaksanaan di lapangan

Jika ada perbedaan gambar dan syarat-syarat teknik, maka syarat-syarat teknik yang harus diikuti. Jika ada
perbedaan pada gambar dan atau ukuran-ukuran maka gambar skala yang lebih besar yang diikuti, dan
jika terdapat keragu-raguan dari isi dokumen proyek, maka kontraktor harus mendiskusikan atau minta
penjelasan pada direksi teknik, dan dalam terjadi pertentangan isi antara dokumen-dokumen yang ada maka
yang menentukan adalah tingkat “kekuatan” dari dokumen yang dimaksud sebagaimana telah ditetapkan
dalam salah satu bagian dari dokumen proyek.

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

1.6. Survey dan Pengukuran Kembali

a. Paling lambat 15 hari setelah penandatanganan kontrak, kontraktor diwajibkan untuk melaksanakan
survey lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur jalan lama. Kemudian harus
mengajukan atau menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survey ini kepada direksi
teknik. Laporan itu berupa rencana kerja secara tertulis, menjelaskan secara terperinci urutan-urutan
dan cara pelaksanaan pekerjaan, termasuk hal-hal khusus bila perlu, misalnya cuaca/curah hujan dan
sebagainya.
b. Titik referensi atau Bench Mark (BM), telah ditetapkan oleh Pemilik di lapangan seperti dapat
diperiksa di dalam gambar.

 Pengecekan BM sebelum digunakan sebagai pedoman koordinat dan elevasi harus


diadakan pengecekan dan verifikasi tentang akurasinya.
 Kontraktor harus membuat titik referensi/BM sementara untuk kepentingan kontraktor sendiri
dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik/BM sementara harus mendapat persetujuan
direksi lapangan.
c. Kontraktor harus menyampaikan secara Direksi, rencana pemasangan patok-patok dalam waktu tidak
kurang dari 48 jam, mendahului pelaksanaannya. Pematokan dilakukan oleh kontraktor di bawah
supervisi direksi dan bila dianggap perlu direksi dapat melakukan perubahan-perubahan di lapangan
dan dalam hal ini akan disampaikan secara tertulis kepada kontraktor.
d. Kontraktor harus mempersiapkan alat-alat ukur yang diperlukan di lapangan sehubungan dengan
pekerjaan ini, termasuk yang diperlukan oleh direksi untuk pengecekan.

1.7. Peralatan
Kontraktor harus mengajukan daftar peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan schedule pada rencana dan kontraktor mempersiapkan peralatan lapangan sebelum pelaksanaan
dimulai seperti tanda pengaman lalu lintas, rol meter, mal ukuran kemiringan, papan nama proyek dan foto
keadaan.

1.8. Bahan Bangunan


Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat minimal seperti yang ditetapkan dalam
peraturan umum mengenai bangunan di Indonesia.
a. Air
Air untuk pengecoran beton harus air tawar yang tidak mengandung mineral dan alkalide. Selanjutnya
harus memenuhi syarat-syarat yang sebagaimana diuraikan dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
b. Portland Cement (PC)
 Digunakan Portland Cement (PC) biasa yang mempunyai kualitas mineral sampai dengan S.400
(semen tonasa atau semen bosowa), berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan dalam NI-8.
 Semen yang telah mengeras/membantu atau berbongkah tidak boleh dipergunakan lagi.
c. Pasir
Pasir pasangan dan pasir beton dipergunakan pasir yang memenuhi syarat baik dan bersih, tidak
mengandung lumpur serta tidak terlalu halus dan telah disetujui oleh Pihak Direksi. Selanjutnya harus
memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang diuraikan dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
d. Batu
Untuk pasangan pondasi dipakai batu kali yang tidak pecah jenis keras, bersih dan permukaan tidak
licin, ukuran besar rata-rata 20 cm. Sedangkan untuk pasangan tembok dipakai batu bata kualitas baik
dan telah mendapat persetujuan direksi.
e. Kayu
Kayu yang digunakan adalah :

 Kayu kelas I
 Kayu kelas II
f. Kerikil
Kerikil beton yang digunakan adalah kerikil cipping yang tidak mengandung lumpur.
g. Besi Beton
Besi beton digunakan besi U24 sesuai syarat atau peraturan Bahan Bangunan Indonesia.

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

1.9. Sumber Material

Kontraktor harus mencari sendiri sumber-sumber bahan sub base yang memenuhi syarat dan mengajukan
daftar kepada direksi mengenai sumber (asal) subbase yang akan digunakan. Direksi bersama kontraktor
mengambil contoh material tersebut untuk keperluan pemeriksaan sebelum memberikan persetujuannya,
biaya-biaya untuk itu menjadi tanggungan kontraktor.

1.10. Pemeriksaan testing dan persetujuan

Kontraktor harus menyerahkan hasil pemeriksaan sebelum sumber bahan tersebut dieksploitir. Segala biaya
yang menyangkut pemeriksaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Material- material yang contohnya
masih dalam tahap pemeriksaan, atau sifat-sifatnya meragukan belum diperkenakan untuk dibawa ke job
site, dan bila material yang telah ada di job site ternyata tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan,
direksi berhak untuk menolaknya dan kontraktor harus segera menyingkirkannya atas biaya sendiri.

1.11. Penyimpanan Material


a. Harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak mengalami perubahan komposisi (segregasi) dan
sedapat mungkin ditumpuk di tempat yang ditunjuk/ disetujui direksi. Segala biaya yang dikeluarkan
termasuk ganti rugi bila penyimpanan tersebut berada di luar batas penguasaan jalan, menjadi
tanggungan kontraktor.
b. Penempatan material harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu lalu lintas dan tidak
mengurangi mutu material dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Jenis bahan material yang akan dimasukkan ke dalam lokasi harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu oleh pengawas lapangan dengan memberikan contoh bahan.

d. Bahan material yang ditolak harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas tanggungan/biaya pemborong
sendiri selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak waktu ditolak bahan material tersebut.

1.12. Persyaratan Material

Semua material harus bersih dari kotoran-kotoran, bahan-bahan organik dan bahan-bahan lain yang tidak
dikehendaki. yang penggunaannya masing-masing dijelaskan dalam petunjuk teknis Departemen PU Cipta
Karya dan diupayakan bahan yang berada di sekitar lokasi.

1.13. Biaya-Biaya

Kontraktor menanggung segala biaya ganti rugi/kompensasi biaya-biaya retribusi dan sebagainya yang
sehubungan dengan pengambilan/ penandatanganan material-material tersebut, namun tidak ada mata
pembiayaan khusus untuk hal ini sehingga kesemuanya telah harus diperhitungkan dalam harga satuan
material tersebut.

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

Pasal 2

Penjelasan Khusus

2.1 Lingkup Pekerjaan

PERENCANAAN TEKNIS RAHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG MTS DARUSSALAM


DESA GETI BARU KECAMATAN BACAN BARAT UTARA
2.2 Pekerjaan Pendahuluan

Cakupan pekerjaan ini adalah :

a. Pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan sesuai gambar kerja dan petunjuk pihak direksi atau
dalam hal ini konsultan pengawas.
b. Pembuatan bangsal kerja lengkap dengan kotak P3K dan menyediakan ruangan direksi.
c. Pembuatan papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm. Didirikan di atas kayu 5/7 cm
setinggi 240 cm, diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat :
 Nama Proyek
 Pemilik Proyek
 Lokasi Proyek
 Jumlah biaya ( kontrak )
 Nama konsultan Perencana
 Nama Pelaksana
 Proyek dimulai Tanggal, bulan, tahun.

1. Pekerjaan Lantai
a. Lantai bangunan terdiri dari :
 Rabat Beton
Pekerjaan Rabat beton dikerjakan diatas pasir urug untuk lantai yang telah disiram dengan air
sampai padat dengan spesifikasi Campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl dengan ketebalan 8 cm.
 Lantai Keramik 40 x 40 cm
Pekerjaan lantai menggunakan keramik 40 x 40 cm dengan kualitas yang baik yang telah cukup
kering dengan permukaan yang rata dan dipasang setelah lantai rabat beton mengeras dan cukup
kering.
b. Teknis Pelaksanaan

 Dasar lantai dilapisi pasir pasangan setebal 5 cm dan diratakan


 Sebelum lantai dipasang, harus diperiksa pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain lain yang
harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
 Adukan dasar dengan minimal 1,5 cm sebagai perata permukaan dengan kepala pemasangan (
patok ) tiap 2 cm. Adukan harus rata, penuh dan tidak berongga.
 Adukan untuk keramik 1 Ps : 3 Ps
 Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dan diplester 1 Pc : 3 Ps
 Pemasangan

 Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 8 cm dan di plester dengan tebal 1
cm. Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dengan plesteran 1Pc : 3 Ps .

 Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar tidak terdapat rongga-
rongga dibawah keramik yang dapat melemahkan kontruksi. Sambungan antara
keramik dengan keramik harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen
yang warnanya sesuai dengan warna keramik. Hasil pasangan akhir harus rata tidak
bergelombang dan waterpass.
 Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan cacat-cacat lainnya.
Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai
berbentuk bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.
 Pasangan keramik lantai dimulai dari sudut bangunan yang siku.
 Permukaan pasangan keramik harus datar dan waterpass pada lantai KM/WC.
 Permukaan lantai dimiringkan 1% kearah floor drain.

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

 Tarikan benang dipasang tiap rencana 3 keramik ke arah panjang dan 6 keramik ke
arah lebar, benang juga berfungsi sebagai acuan peil lantai.
 Pengecekan kemiringan permukaan lantai keramik dan nat dilakukan untuk setiap 1
m2 pemasangan.
 Pengisian nat dilakukan setelah 2 x 24 jam dan gunakan lap selalu untuk
membersihkan adukan yang tercecer.
c. Hasil akhir

 Permukaan harus rata dan lebar nat harus sama serta lurus.
 Keramik yang retak harus diganti.

2.3 Plafond Gypsum Board

Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan langit-langit yang dipasang pada bangunan sesuai dengan gambar.
Bahan-bahan
 Gypsum
Gypsum yang digunakan merupakan kualitas terbaik dengan ukuran 120x 140 cm tebal 9 mm.
 Hollow
Untuk ukuran seperti yang dinyatakan dalam gambar dari jenis Hollow dengan ukuran 40x40x0,4
mm dan 40x20x0,4 mm.
 Fisher + Skrup
Untuk penggunaan skrup disesuaikan dengan penggunaan rangka hollow yang akan ditanam
dalam plat atau balok beton.

Pelaksanaan
Pemborong harus menyerahkan rencana langit-langit kepada Konsultan Pengawas untuk
persetujuannya.
Siapkan sambungan-sambungan lubang-lubang untuk pekerjaan lain (listrik, mekanikal)
pada pekerjaan langit-langit.

Pemasangan
Lembaran plat asbes semen yang cacat dan retak-retak tidak boleh digunakan, dan harus
disingkirkan dari lapangan pekerjaan.

Penyimpanan
Letakkan lembaran-lembaran Gypsum yang akan dipakai di daerah yang terlindung baik
dari cuaca. Tumpukkan di atas tiga kayu penahan (alas) pada setiap panjang lembaran ini.
Tinggi tumpukkan lembaran-lembaran plat asbes semen tidak boleh lebih dari 2 meter.
Tempat tumpukkan harus jauh dari lalu lintas kendaraan-kendaraan proyek yang mungkin
menggangu.

2.4 Pekerjaan Pengecatan

a. Pekerjaan Pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.


b. Cat kayu
 Cat kayu menggunakan merk Avian, Glotex, atau yang setara.
 Pekerjaan meni, residu harus betul betul rata, berwarna sama, pengecatan minimal 2 kali.
 Meni kayu untuk bidang kusen yang nampak dan melekat ke tembok, daun pintu/jendela, ventilasi
kuda-kuda, listplank, dan jalusi.
 Cat kayu untuk bidang–bidang kayu kusen yang nampak, daun pintu/Jendela, ventilasi kuda-kuda,
listplank, jalusi dan les sudut plafon.
 Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan
jenis bahan yang digunakan dan mengikuti tata cara patent pabrik.
 Sebelum kusen dicat terlebih dahulu diamplas agar permukaannya menjadi halus.
c. Cat Tembok
 Cat tembok menggunakan merk Aries, Avitex, atau merk lain yang setara.
 Cat tembok untuk dinding yang diplaster, bidang – bidang beton, Plafond serta dinding partisi
multipleks.
 Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan kain
basah hingga bersih minimal 2 minggu setelah plesteran.
 Melapis dinding dengan plamor tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul kering digosok
dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 kali.

d. Cat Plafond

 Cat plafond menggunakan merk Aries, Avitex, atau merk lain yang setara.
 Pengecatan Plafond harus dilakukan menurut proses berikut :

 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.


 Mengecat plafond 2 kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang merata sama
dan tidak terdapat belang–belang atau noda – noda mengelupas.
 Warna yang digunakan apabila tidak ditentukan lain oleh konsultan pengawas maka
digunakan warna yang disepakati oleh pelaksana.

2.5 Pekerjaan Pembersihan dan Finishing

Setelah Pekerjaan dinyatakan telah selesai maka sisa – sisa material harus dibersihkan dari lokasi Proyek.
a. Pekerjaan Pembersihan

 Semua sisa bahan – bahan, setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar lokasi.
 Setelah pekerjaan dianggap selesai maka semua bangunan yang masih kotor harus dibersihkan /
dicuci.
 Semua macam pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Pekerjaan Selesai.
 Pekerjaan dianggap selesai Jika :
 Pembersihan bangunan halaman telah selesai dikerjakan.
 Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh direksi pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

2.6 Penutup

a. Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) ini, ini yang akan diatur dan
Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan (Kontraktor)
b. Semua batasan (devinisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula untuk kontrak.
b. RKS ini merupakan dokumen lelang yang tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian Pekerjaan (kontraktor)

Anda mungkin juga menyukai