Anda di halaman 1dari 112

RENCANA KERJAN DAN SYARAT-SYARAT

(R K S)

PEMBANGUNAN GEDUNG KLINIK TB - MDR


BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT BANDUNG

LOKASI : JALAN SILIWANGI NO. 15 CIANJUR

KONSULTAN PERENCANA
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

DAFTAR ISI

BAGIAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM


SATU

Lingkup
Referensi
Pelaksanaan
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
Penyelesaian dan Penyerahan

BAGIAN TEKNIS
DUA

Syarat-syarat Pekerjan Struktural


Syarat-syarat Pekerjaan Arsitektural dan Interior

BAGIAN PEKERJAAN MEKANIKAL


DAN ELEKTRIKAL
TIGA

Syarat-syarat Pekerjan Mekanikal dan plambing


Syarat-syarat Pekerjaan Elektrikal

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAGIAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM


SATU

PASAL 1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan/material, tenaga kerja, peralatan kerja,


peralatan pengangkutan, penyediaan air kerja dan tenaga listrik untuk menyelesaikan
pekerjaan Pembangunan Geduk Klinik TB MDR harus sesuai dengan gambar kerja, RKS
dan Kontrak Kerja.
1.2. Pekerjaan-pekerjaan dikelompokkan atas 6 bagian pekerjaan yang masing-masing
memiliki turunan pekerjaan berikutnya dengan struktur pembagian pekerjaan sebagai
berikut:
1) Bagian Pekerjan Struktural yang terdiri dari pekerjaan:
a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan tanah
c. Pekerjaan beton
d. Pekerjaan fondasi
e. Pekerjaan struktur baja

2) Bagian Pekerjaan Arsitektural dan Interior yang terdiri dari pekerjaan:


a. Pekerjaan dinding partisi
b. Pekerjaan lantai
c. Pekerjan kayu/aumunium
d. Pekerjaan pintu dan jendela
e. Pekerjaan plafond
f. Pekerjaan pengecatan/finishing

3) Bagian Pekerjaan Elektrikal dan Plumbing yang terdiri dari pekerjaan:


a. Pekerjaan elektrikal
b. Pekerjaan plumbing

4) Bagian Pekerjaan Lain-lain yang terkait dengan pekerjaan pembersihan dan


commissioning time

PASAL 2. PERATURAN DAN KETENTUAN TEKNIS BANGUNAN

2.1. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan umum sesuai dengan
peraturan konstruksi bangunan dan infrastruktur bangunan yang ditentukan Pemerintah
Republik Indonesia, termasuk segala perubahan dan tambahannya, seperti PBI 1971 dan
SKSNI 1991, PPKI 1961 dan lain-lain.
2.2. Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dan mengikat pula:

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

1) Gambar kerja (Detail Perencanaan) berikut perubahan-perubahannya yang telah


disahkan oleh Konsultan Perencana dan diketahui oleh Pemilik Pekerjaan
2) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
3) Berita Acara penjelasan pekerjaan kantor dan lapangan (aanwijzing)
4) Surat Keputusan Pihak PEMBERI TUGAS tentang penunjukan Kontraktor.
5) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
6) Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya
7) Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) dan network planning yang telah disetujui
Pihak PEMBERI TUGAS dan Kontraktor.
PASAL 3. PENJELASAN GAMBAR DAN RKS

3.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja (Detail Perencanaan) dan RKS (Rencana
Kerja dan Syarat-syarat) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
3.2. Bilamana terdapat ketidak sesuaian antara gambar dengan RKS, maka yang mengikat
dan berlaku adalah gambar. Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang
lain, maka gambar yang mempunyai skala lebih besar yang berlaku.
3.3. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan
dapat menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Pimpinan Proyek
atau Pengawas Lapangan yang ditunjuk Pihak PEMBERI TUGAS dan mengikuti
keputusannya.
PASAL 4. JADWAL PELAKSANAAN

4.1. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat Rencana Pelaksanaan
secara terperinci berupa Barchart dan S-Curve.
4.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah diajukan kepada Pihak PEMBERI TUGAS, paling
lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK diterima Kontraktor.
4.3. Rencana Kerja yang telah disahkan oleh Pihak PEMBERI TUGAS harus ditempel di
bangsal/direksikeet lapangan, yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan
(Presentasi Kerja).
4.4. Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan grafik
Rencana Kerja tersebut.
PASAL 5. LAPORAN

5.1. Kontraktor wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan
sebagai resume dari laporan harian dan mingguan selama masa pelaksanaan, yang akan
diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Pimpinan Proyek yang memuat hal-
hal:
a. Jumlah tenaga menurut jenis/jabatan
b. Jumlah dan jenis bahan yang masuk yang disetujui dan ditolak
c. Kegiatan, volume dan satuan pekerjaan secara terperinci.
d. Keadaan cuaca dan kejadian-kejadian lain
e. Peralatan yang dipakai
f. Anjuran/perintah kepada Kontraktor.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

5.2. Laporan harian ini dibuat dalam rangkap dan bentuk yang telah ditetapkan oleh Pihak
PEMBERI TUGAS.

PASAL 6. SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN

6.1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan atau biasa disebut Site
Manager, yang cakap untuk memimpin, bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan
pekerjaan dan memiliki pengalaman teknis dalam pekerjaan bangunan. Penetapan ini
harus dikuatkan dengan Surat Tugas/ Surat Pengangkatan resmi dari Kontraktor ditujukan
kepada Pihak PEMBERI TUGAS.
6.2. Site Manager harus memiliki latar belakang pendidikan Teknik Sipil atau sederajat.
6.3. Selain Site Manager, Kontraktor diwajibkan pula, memberi tahu secara tertulis kepada
Pihak PEMBERI TUGAS susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan
jabatannya masing-masing.
6.4. Bila kemudian hari menurut pendapat Pihak PEMBERI TUGAS atau Pelaksana Lapangan,
Site Manager kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan diberitahu
secara tertulis untuk mengganti Site Manager.
Dalam waktu 4 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus
sudah menunjuk/mengajukan Site Manager baru untuk mendapat persetujuan Pihak
PEMBERI TUGAS.
PASAL 7. PEMERIKSAAN PEKERJAAN

7.1. Sebelum dimulai suatu pekerjaan yang bila bagian pekerjaan tersebut dilakukan
mengakibatkan tidak dapat diperiksanya pekerjaan yang telah dikerjakan, maka
Kontraktor diwajibkan secara tertulis meminta kepada Pimpinan Proyek memeriksa bagian
pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
7.2. Bila permohonan pemeriksaan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam
diterimanya permohonan (tidak terhitung hari libur atau hari besar lainnya) tidak dipenuhi,
maka Kontraktor bisa meneruskan pekerjaan tersebut dan dianggap bagian pekerjaan
tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan, kecuali bila secara resmi
Pengawas Lapangan meminta perpanjangan waktu pemeriksaan dan Kontraktor
menyetujuinya.
7.3. Bila ketentuan tersebut diatas dilanggar, maka Pengawas Lapangan berhak menyuruh
membongkar pekerjaan tersebut sebagian atau seluruhnya guna keperluan pemeriksaan.
Biaya-biaya yang timbul akibat hal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
7.4. Setiap akhir pekerjaan atau batas tahapan pekerjaan sesuai termin, dilakukan
Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan (opname) dan pemeriksaan pekerjaan dilakukan
bersama Kontraktor dan Pengawas Lapangan.
7.5. Hasil pemeriksaan tersebut dicantumkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
yang ditandatangani oleh Kontraktor, Pengawas Lapangan dan Pimpinan Proyek.
7.6. Berita acara tersebut digunakan sebagai dasar untuk permohonan pembayaran pekerjaan
atau borongan.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


4
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

PASAL 8. JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

8.1. Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-syarat Pertolongan


Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dalam keadaan siap pakai harus selalu tersedia di
lapangan.
8.2. Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan pada memerlukan perawatan
serius, Kontraktor harus segera membawa korban ke Rumah Sakit terdekat dan
melaporkan kejadian tersebut kepada Pimpinan Proyek atau Pengawas Lapangan.
8.3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-
syarat kesehatan bagi semua petugas/pekerja, baik yang berada dibawah kekuasaannya
maupun yang berada dibawah Pihak ketiga.
8.4. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua
petugas dan pekerja di lapangan.
8.5. Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi para pekerja tidak
diperkenankan berada di areal pekerjaan.
8.6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

PASAL 9. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

Peraturan Perundang – Undangan


Umum
Terdapat beberapa produk hukum yang mengatur pelaksanaan K3. Konstruksi yaitu:
• Masing-masing No. 3 Tahun 1996 tentang pemenuhan sosial tenaga kerja.
• Peraturan pemerintah No. 14 Tahun 1996 tentang penyelenggaraan program pemenuhan sosial
tenaga kerja.
• Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993 tentang penyakit yang timbul akibat hubungan kerja.
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
pada Konstruksi Bangunan Peraturan Pelaksanaan dari UU No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, dan
2. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri PU No. KEP. 174/MEN/86 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontruksi pada 104 / KPTS / 1986
Tempat Kegiatan Konstruksi beserta Buku Pedomannya, sebagai persyaratan teknis pelaksanaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER. 01/MEN/1980.
• Surat Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No. KEP. 07 /
MEN / 1984 tentang tenaga kerja borongan dan harian 30 / KPTS / 1984
bebas pada proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum.
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 425/MEN/1984 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program
Jamsostek bagi proyek-proyek APBD, Inpres, APP1N instansi lain serta proyek-proyek swasta.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


5
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pelaporan
Ketentuan didalam Buku Pedoman bahwa setiap kejadian kecelakaan atau kejadian berbahaya harus
dilaporkan kepada Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Pekerjaan Umum yang dalam hal
ini dapat diinterprestasikan Kadep atau Kanwil masing-masing.
Pengawasan
Selanjutnya SKB tersebut diatas menyebutkan bahwa pengawasan atas pelaksanaan ketentuan-
ketentuan didalam SK tersebut secara fungsional oleh Departemen Tenaga Kerja dan
Departemen PU sesuai dengan ruang lingkup tugas dan tanggung jawab masing-masing,
Sanksi
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER. 01/MEN/1980 menyebutkan bahwa pelanggar ketentuan K3
Konstruksi dapat dipidana selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.
100.000,-.
Didalam SKB disebutkan bahwa Menteri PU berwenang memberi sanksi administrative terhadap pihak-
pihak yang tidak mentaati ketentuan K3 Konstruksi telah ditetapkan.
Organisasi K3 Konstruksi Pada Pelaksanaan Pekerjaan
Pada pelaksanaan suatu proyek, Penyedia Jasa pelaksana perlu membentuk organisasi K3 Konstruksi
dengan ketentuan sebagai berikut :
Ketentuan
• Penyedia Jasa harus menunjuk petugas k3 Konstruksi yang bertanggung jawab mengawasi
koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
• Petugas K3 Konstruksi harus bekerja full-time untuk mengurus dan menyelenggarakan K3
Konstruksi.
• Penyedia Jasa yang mempekerjakan pekerjaan dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi
dari sifat proyek memang memerlukan, wajib membentuk unit struktural dari organisasi Penyedia
Jasa.
• Petugas K3 konstruksi dan Unit Pembina k3 Konstruksi bekerja sebaik-baiknya dibawah
koordinasi Penyedia Jasa.
• Serta bertanggung jawab kepada Manajer Proyek.
Kewajiban Petugas K3 Konstruksi
• Melakukan latihan dan penerangan kepada tenaga kerja untuk dapat memahami kewajiban-
kewajibannya dalam pelaksanaan K3 Konstruksi.
• Mengusahakan pembuatan sarana dan prasarana yang diharuskan dalam K3 Konstruksi untuk
menghindari kecelakaan atau bahaya kesehatan pada penyelenggaraan proyek.
• Menyelenggarakan keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan.
• Memeriksa secara berkala semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan
kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
• Membuat laporan-laporan tentang kecelakaan kerja di lingkungan proyek kepada Departemen
Tenaga Kerja dan dapat diperiksa oleh Panitia Pembina K3 Konstruksi tentang pelaksanaan K3
Konstruksi di proyek.
Kewajiban Penyedia Jasa
• Menanggung biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan K3 Konstruksi.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


6
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

• Memberikan fasilitas kepada Unit Pembina K3 Konstruksi untuk melaksanakan tugasnya.


• Jika dalam satu proyek terdapat lebih dari satu Penyedia Jasa, maka harus bekerjasama dalam
kegiatan K3 Konstruksi.
Perlengkapan K3 Konstruksi
Perlengkapan untuk melindungi tubuh dari kecelakaan akibat kerja.
• Tutup Kepala
Helm untuk melindungi kepala dari benturan benda keras.
Topi untuk melindungi dari terik matahari.
• Tutup Telinga
Untuk melindungi telinga dari suara yang bising atau keras.
• Masker
Untuk melindungi pernafasan dari kotoran-kotoran debu atau gas beracun.
• Kaca Mata Hitam
Untuk melindungi dari sinar yang terlalu terang.
• Sarung Tangan
Untuk melindungi tangan dari luka akibat gesekan atau zat-zat.
• Sabuk Pengaman
Untuk melindungi dari kecelakaan ditempat yang tinggi atau terperosok dalam lubang atau lumpur
yang dalam.
• Jaket Pelampung
Untuk menghindari tenggelam dalam air.
• Sepatu Karet
Untuk melindungi kaki dari luka akibat menginjak benda-benda tajam dan menghindari dari tergelincir
akibat jalan licin.
• Jas Hujan
Untuk melindungi tubuh dari air hujan.

Persyaratan Teknis K3 Konstruksi Pada Tem


pat Kerja
Tempat Kerja
• Tempat kerja harus ditata dan diperlengkapi sarana dan prasarana untuk mencegah kecelakaan
kerja dan fasilitas yang diperlukan secara darurat bila terjadi kecelakaan kerja.
• Penyediaan sarana penerangan pada tempat kerja yang kurang cahaya.
• Menyediakan ventilasi cukup agar pekerja dapat menghirup udara segar dan mencegah
terkonsentrasinya udara yang dikotori oleh debu, atau zat lainnya yang disebabkan oleh/akibat
kerja.
• Menjaga tempat kerja selalu bersih dan rapi atas barang-barang atau peralatan yang mengganggu
atau mengakibatkan kecelakaan kerja.
• Perencanaan (desain) dan pelaksanaannya harus benar-benar memperhatikan kekuatan “tempat
kerja” sesuai dengan beban (barang atau orang) yang dipikul sehingga tidak goyang atau
melentur.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


7
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

• Jembatan harus dilengkapi dengan terali atau pagar pengaman yang tingginya antara 1 – 1,5 m
diatas lantai, terdiri dari 2 rel dan dilengkapi pinggir pengaman (toe board) tinggi 15 cm untuk
mencegah orang terpelest.
• Lebar jembatan harus cukup untuk rencana barang atau orang yang melewati, minimum 50 cm.
• Di dalam kondisi darurat perlu disediakan perahu penyelamat.
Pencegahan Terhadap Kebakaran
1. Alat
• Ditempat kerja harus selalu tersedia alat-alat pemadam kebakaran.
• Alat pemadam kebakaran harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh orang yang
berwenang.
• Alat pemadam kebakaran harus selalu dipelihara.
• Harus diletakkan ditempat yang mudah terlihat.
• Alat pemadam kebakaran harus tersedia di tempat/yang ada alat-alat pengelas, yang mudah
terbakar dan bahaya aliran listrik.
2. Petugas
• Semua pengawas dan beberapa tenaga kerja harus dilatih menggunakan alat pemadam
kebakaran.
• Orang yang terlatih dan cara menggunakan alat pemadam kebakaran harus selalu siap selama
jam kerja.
3. Pencegah dan Peringatan
• Perlu dihindarkan penempatan peralatan yang mudah mengakibatkan kebakaran pada bahan
yang mudah terbakar seperti kayu, terpal, bahan kanvas dan lain-lain.
• Menghindari penimbunan atau penempatan barang-barang yang mudah terbakar diruang yang
tidak terjaga keamanannya seperti : debu, serbuk gergaji, lap berminyak, potongan kayu, bahan-
bahan kimia, minyak solar atau bensin.
• Pengawasan secara rutin pada tempat-tempat dimana resiko kebakaran sangat besar.
• Tanda, petunjuk, sign dan peringatan atas : tempat/area yang berbahaya untuk umum, tampat
alarm atau alat pemadam kebakaran serta nomor telepon Dinas Pemadam Kebakaran.
Pencegahan Terhadap Benda-Benda Jatuh
Pada lokasi dimana kemungkinan terjadinya benda jatuh dari suatu ketinggian perlu dibuat
• Jaringan/jalan atau konstruksi pencegah (toe board atau perancah).
• Pemasangan pagar atau papan petunjuk tentang lokasi yang perlu dihindari.
• Alat atau konstruksi khusus untuk transportasi barang/material buangan dari ketinggian.
Perlindungan Terhadap Orang Jatuh
Kepada pekerja yang melakukan pekerjaan di ketinggian perlu dibuat atau dilengkapi failitas pencegah
atau alat bantu seperti :
• Pagar atau terali pengaman.
• Konstruksi tempat kerja yang kuat dan stabil.
• Pinggir pengaman (toe board) untuk menghindari kaki terpeleset.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


8
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Perancah
Dalam pelaksanaan pekerjaan di ketinggian yang tidak dapat dikerjakan secara aman, maka perlu
dibuat perancah dengan ketentuan sebagai berikut :
• Perancah harus dibuat dan dirubah oleh orang ahli.
• Untuk perancah dapat digunakan bahan sebagai berikut :
- Kayu untuk konstruksi harus berurat lurus, padat, tak ada mata kayu yang besar, kering, tidak
busuk, tidak ada cacat atau kerusakan yang memperlemah.
- Bambu dari jenis yang tebal, tua, kering, tidak lapuk, lurus, dipakai secara utuh, digunakan tali
pengikat dari tambang ijuk atau kawat dan dilarang untuk hanya menggunakan paku sebagai
pengikat.
- Besi pipa logam untuk konstruksi harus dari material yang baik, lurus dan bebas karat.
- Perancah gantung yang menggunakan tali harus mempunyai serat material yang baik, tidak
lapuk/berkarat atau kena asam atau bahan kimia.
- Papan lantai perancah harus tahan retak/pecah.
• Konstruksi perancah harus memenuhi syarat-syarat :
- Faktor pengaman sebesar 4 kali beban maksimal.
- Diberi penguat (braced) yang cukup sehingga stabil/tidak goyang.
- Tidak boleh melebihi angker yang tinggi.
- Konstruksi tiang (gelagar memanjang dan melintang) dihubungkan dengan kuat pada
tiang/tembok penyangga.
• Perancah harus secara periodik diperiksa (stabilitas, bahan, konstruksi dan sambungan-
sambungannya).
• Perancah yang dibuat dari kayu bulat (dolken) atau bambu harus memenuhi ketentuan :
- Tiang Vertikal
a. Penyambungan tiang vertikal harus overlap 1,5 m.
b. Sambungan harus menumpu di atas balok memanjang/melintang atau perletakan yang memadai.
c. Sambungan dilakukan dengan coakan (2 klaim bulat), pada tempat yang tidak menerima banyak
goyangan, kecuali untuk bambu tidak diperkenankan membuat coakan.
d. Pengaman atas benturan pada bagian bawah tiang perancah.
- Balok Memanjang
a. Jarak vertikal balok memanjang tidak boleh melebihi 4 m.
b. Sambungan balok memanjang harus diikat erat-erat menjadi satu dengan tiang vertikal.
c. Balok memanjang harus dipasang menerus pada seluruh panjang perancah.
d. Balok memanjang harus diberi palang penguat (braced) yang cukup.
- Balok Kopel
a. Tiang perancah yang dipasang pada suatu bangunan harus di kopel, secara diagonal dari atau ke
bawah pada seluruh panjangnya.
b. Balok kopel diikat erat pada balok memanjang dan tiang vertikal pada titik-titik silangnya.
c. Tiang perancah yang berdiri bebas harus dikopel dengan menggunakan palang penguat.
- Perancah Pipa Logam harus memenuhi ketentuan :
a. Pipa vertikal dan horizontal terpasang kuat satu dengan lainnya.
b. Harus dipasang palang penguat dengan arah diagonal.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


9
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

c. Tidak boleh dipasang dengan jarak kurang dari 5 m dari jaringan/peralatan listrik.
d. Pipa harus mempunyai ukuran dan ukuran yang cukup untuk menahan beban, minimal diameter 5
cm.
Tangga
Dalam pelaksanaan pekerjaan Bangunan Air dengan konstruksi yang tinggi mungkin diperlukan
tangga.
1) Tangga Kerja
Tangga kerja menurut penggunaannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
• Tangga Kerja Sementara.
• Tangga Kerja Lepas.
Khusus untuk tangga kerja lepas, dapat diklasifikasikan menjadi :
• Tangga kerja lepas (kayu atau besi).
• Tangga yang dapat berdiri sendiri.
• Tangga yang dapat diperpanjang.
2) Umum
• Tangga yang terbuat dari kayu harus terbuat dari mutu yang kuat, tidak ada kerusakan dan kayu
yang arah seratnya memanjang.
• Tangga yang terbuat dari logam harus tidak licin, bersih dan tidak berkarat serta dicat dengan cat
anti karat.
• Jarak antara anak tangga harus sama, tidak boleh kurang dari 25 cm atau lebih dari 35 cm.
• Tangga kerja terbuat dari kayu tidak boleh dicat tetapi harus dipernis atau diberi pengawat yang
jernih (transparan).
• Tangga kerja yang dipergunakan dalam waktu lama perlu dirawat dan diadakan pemeriksaan
pada waktu-waktu tertentu.
• Jarak perletakan kaki bawah ke dinding sandaran harus lebih kurang ¼ panjang tangga.
• Pekerja yang menggunakan tangga harus :
- Kedua tangan bebas untuk memegang tangga dan tidak membawa beban berat.
- Menghadap tangga.
- Tidak menggunakan alas kaki yang licin.
• Tempat/kedudukan tangga harus dalam kondisi yang sempurna/stabil dan aman dari gangguan
kendaraan atau orang serta tidak diletakkan di depan pintu yang terbuka ke arahnya, dan terikat
kuat/tidak bergeser.
• Pengaman diperlukan bila dipakai di tempat ramai.
3) Tangga Lepas Dua Kaki
• Tinggi maksimal tangga lepas 9 m setiap perbedaan tinggi 9 m harus diberi bordes yang
mempunyai ukuran yang cukup dan mempunyai railing.
• Tangga kerja lepas yang terbuat dari kayu harus diberi besi pengikat silang untuk menjamin
kekuatannya.
• Setiap tangga lepas yang digunakan untuk hubungan tingkat harus :
- Paling sedikit 1 m lebih tinggi dari tingkat yang dituju.
- Satu dari kaki tangga diperpanjang ke atas 1 m untuk pegangan.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


10
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

4) Tangga yang dapat berdiri sendiri :


• Tangga boleh lebih panjang dari 6 m, lebar antara kaki di ujung atas minimal 40 cm, lebar di
bawah minimal 50 cm.
• Kaki bagian belakang diberi alas yang kuat.
• Tangga yang melebihi 1,5 m panjangnya harus diberi dua atau lebih ikatan silang.
• Antara kaki depan dengan belakang harus terikat dengan kuat.
• Dalam kondisi terbuka anak tangga harus horizontal.
5) Tangga yang dapat diperpanjang :
• Tangga lepas yang dapat disambung tidak boleh lebih panjang 15 m.
• Tangga lepas yang disambung harus dibuat oleh orang yang ahli dilengkapi dengan kunci dan alat
pengaman, satu atau lebih.
• Tali penggerak, diangker kuat dan dikaitkan melalui roda kerekan.
• Pada bagian sambungan yang berhimpit anak tangga harus berhimpitan juga.
6) Tangga Lepas Mekanik
Tangga lepas mekanik artinya dapat diperpanjang secara mekanik dan ditumpu oleh alas yang beroda
dengan ketentuan sebagai berikut :
• Dilengkapi dengan peralatan tempat bekerja yang aman dan terbuat dari kerangka besi yang tipis
tetapi kuat.
• Bila sedang digunakan rodanya harus terkunci.
• Tangga lepas mekanik tidak boleh digerakkan bila seseorang sedang bekerja, kecuali sudah
dirancang untuk hal tersebut.
Kendaraan Proyek
Dalam pelaksanaan pekerjaan pengurugan lahan untuk peninggian level Bangunan sesuai dengan
perencanaan maka diperlukan tanah urugan yang harus didatangkan ke lokasi proyek. Sehingga
Penyedia Jasa harus memperhatikan beberapa hal :
• Tanah yang didatangkan dari quarry menuju lokasi pngurugan (lokasi proyek) dengan
menggunakan dump truck harus ditutup dengan terpal agar tanah yang dibawa tidak berjatuhan
ke area jalan yang dilalui oleh dump truck tersebut.
• Setiap dump truck yang keluar dan masuk di quarry maupun di lokasi proyek (pengurugan) harus
dilakukan pembersihan tanah yang melekat pada semua roda dengan menggunakan air atau
dengan alat lainnya (terutama di musim penghujan) agar tanah yang melekat di roda tersebut
tidak membahayakan pengendara lain baik pejalan kaki maupun kendran roda dua.
• Tenaga-tenaga untuk pelaksanaan kebersihan tersebut sudah merupakan tanggungjawab serta
kewajiban (sudah diperhitungkan seluruh biayanya) dari Penyedia Jasa dari mulai awal
pelaksanaan sampai dengan akhir pelaksanaan proyek.
Kecelakaan Kerja
Pengertian Istilah
1. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di
luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
2. Pengusaha adalah :

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


11
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

a. Orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri.
b. Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan
bukan miliknya.
c. Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia, mewakili perusahaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
3. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang mempekerjakan tenaga kerja dengan tujuan
mencari untung atau tidak, baik milik swasta maupun milik Negara.
4. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja termasuk
penyakit yang timbul karena hubungan kerja. Demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang
bisa atau wajar dilalui.
5. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam
bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja
berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.
6. Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) meliputi :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).
b. Jaminan Kematian (JK).
c. Jaminan Hari Tua (JHT).
d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).
Pelaksanaan
1. Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 10 (sepuluh) orang tenaga kerja atau
membayar upah kepada seluruh tenaga kerja, kerjanya paling sedikit Rp 1.000.000,- (satu juta
rupiah) sebulan, wajib mengikut sertakan kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja.
2. Program jaminan sosial tenaga karja sebagaimana dimaksud di atas diselelnggarakan oleh Badan
Penyelenggara, dalam hal ini PT. Jamsostek.
3. Pengusaha yang telah menyelenggarakan sendiri program pemeliharaan kesehatan bagi tenaga
kerjanya dengan manfaat yang lebih baik dari paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar
menurut Peraturan Pemerintah ini, tidak wajib ikut dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang
diselenggarakan oleh PT. Jamsostek.
4. Kepesertaan tenaga kerja harian lepas, tenaga kerja borongan dan tenaga kerja kontrak dalam
program jaminan sosial tenaga kerja diatur lebih lanjut oleh Menteri.
5. Untuk tenaga kerja borongan dan tenaga kerja lepas diatur oleh :
a. Surat Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No. : KEP-
07/MEN/1984 dan No. : 30/KPTS/1984 tertanggal 29 Januari 1984, khusus bagi pekerja yang
bekerja di proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum.
b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. : KEP.425/MEN/1984 tentang petunjuk pelaksanaan
Program Astek bagi tenaga kerja borongan/harian lepas pada Penyedia Jasa jasa konstruksi
khusus bagi pekerja pada :
• Proyek-proyek APBD, Inpres dan lain-lain, pemotongan iuran ASTEK dilaksanakan oleh
bendaharawan proyek.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


12
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

• Proyek-proyek APBN, pembayaran iuran dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan menyetorkan
langsung ke bank yang ditunjuk atas rekening Perum ASTEK.
• Proyek-proyek swasta, pembayaran iuran dilakukan oleh Penyedia Jasa/pemilik proyek pada saat
menerima Ijin Mendirikan Bangunan dan/atau Surat Ijin Pelaksanaan Pembayaran (SIPP).
6. Program asuransi ini memberikan perlindungan bagi tenaga kerja terhadap resiko kecelakaan
kerja yang meliputi seluruh biaya pengangkutan, pengobatan, perawatan di rumah sakit dan
tunjangan sementara tidak mampu bekerja, tunjangan cacat, tunjangan kematian dan biaya
penguburan.
7. Apabila ada yang mengalami kecelakaan kerja, tenaga kerja atau siapa saja harus secepatnya
memberitahukan ke perusahaan/pengusaha.
8. Pengusaha wajib memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan bagi tenaga kerja yang
tertimpa kecelakaan.
9. Pengusaha wajib menigisi dan mengirimkan formulir Jamsostek 3 kepada Depnaker dan PT.
JAMSOSTEK (Persero) setempat sebagai Laporan Kecelakaan Kerja Tahap 1 tidak lebih dari 2 x
24 (dua kali dua puluh empat) jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan.
10. Pengusaha wajib melaporkan Kecelakaan Tahap ke II kepada Kantor Depnaker dan PT.
Jamsostek (Persero) setempat dengan mengisi formulir Jamsostek 3a dalam waktu tidak lebih dari
2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam setelah menerima surat keterangan dokter (formulir
Jamsostek 3b) yang menerangkan :
a. Keadaan sementara tidak mampu bekerja telah berakhir.
b. Keadaan cacat sebagian untuk selama-lamanya, atau
c. Keadaan cacat total tetap untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental, atau
d. Meninggal Dunia.
Santunan
1. Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan kecelakaan kerja. Dalam
hal ini adalah mereka yang memborong pekerjaan sendiri.
2. Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada Kantor
Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam.
3. Pengusaha wajib melaporkan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan
Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa
kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh, cacat atau meninggal dunia.
4. Pada dasarnya pembayaran jaminan yang menjadi hak tenaga kerja dibayarkan langsung kepada
yang bersangkutan, dalam hal tenaga kerja meninggal dunia kepada ahli warisnya yang sah.
Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja
Pengertian
Menurut keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993, penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
• Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja berhak
mendapat Jaminan Kecelakaan Kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun
setelah hubungan kerja berakhir. Hak atas Jaminan Kecelakaan Kerja bagi tenaga kerja yang
hubungan kerjanya telah berakhir akan diberikan, apabila menurut hasil diagnosis dokter yang
merawat penyakit tersebut diakibatkan oleh pekerjaan selama tenaga kerja yang bersangkutan

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


13
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

masih dalam hubungan kerja. Hak jaminan kecelakaan kerja tersebut akan diberikan, apabila
penyakit tersebut timbul dalam waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak hubungan kerja
tersebut berakhir.
• Bila tenaga kerja tertimpa penyakit yang timbul karena hubungan kerja, pengusaha wajib mengisi
dan mengirimkan formulir khusus tidak lebih dari 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam sejak
menerima diagnosis dari Dokter Pemeriksa. Penyampaian formulir tersebut berfungsi sebagai
pengajuan permintaan pembayaran jaminan kecelakaan kerja. Karena itu harus disertai bukti-bukti
sesuai ketentuan yang berlaku.
Penyakit Akibat Hubungan Kerja
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja sebagaimana dimaksud disini, sesuai dengan yang
tercantum dalam Lampiran Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 (terlampir).

DAFTAR PENYAKIT YANG TIMBUL


KARENA HUBUNGAN KERJA
------------------------------------------------------------------------
1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut (Silikosis,
antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkolosis yang silikosisnya merupakan faktor utama
penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernafasan (Bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu, logam
keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernafasan (Bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh kapas, vlas
henep dan sisal (Bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyakit sensitisasi dan zat perangsang yang dikena
yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organis.
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.
7. Penyakit yang disebabkan kadmium atau persenyawaan yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaan yang beracun.
9. Penyakit yang disebabkan krom atau persenyawaan yang beracun.
10. Penyakit yang disebabkan mangan atau persenyawaan yang beracun.
11. Penyakit yang disebabkan arsen atau persenyawaan yang beracun.
12. Penyakit yang disebabkan raksa atau persenyawaan yang beracun.
13. Penyakit yang disebabkan timbal atau persenyawaan yang beracun.
14. Penyakit yang disebabkan flour atau persenyawaan yang beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaannya hidrokarbon allfatik atau
aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin benzena atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau homolognya yang
beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


14
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab astiksia atau keracunan seperti
karbonmonoksida, hidrogensianida, hydrogen sulfide, atau derivatnya yang beracun, amonial
seng, braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang persendian,
pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang mengion.
26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau biologik.
27. Kanker kulit spitelioma primer yang disebabkan oleh terpic, bitumen, minyak mineral, antrasema
atau persenyawaan produk atau residu dari zat tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat dalam suatu
pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau kelembaban udara
tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.

PASAL 10. OPERASIONAL PEMBERI TUGAS DAN KEAMANAN PROYEK

10.1. Kontraktor diwajibkan memperhatikan metode kerja dalam melaksanakan pekerjaannya


sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu operasional Pihak PEMBERI TUGAS.
Setiap proses yang dilakukan harus mendapatkan ijin dan persetujuan dari Pihak
PEMBERI TUGAS.
10.2. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang miliknya yang berada di
lapangan, dan milik Pihak PEMBERI TUGAS yang ada di lapangan baik terhadap
pencurian maupun pengerusakan.
10.3. Kontraktor wajib menyediakan pagar pengaman sedemikian rupa sehingga kuat dan tetap
memiliki nilai estetika yang baik sehingga tidak menganggu operasional Pihak PEMBERI
TUGAS.
10.4. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah
atau pengunduran waktu pelaksanaan.
10.5. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk itu
Kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai.
10.6. Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan Pihak-Pihak yang terlibat
didalamnya (all risk) pada perusahaan Umum Asuransi. Masa pertanggungan ditetapkan
sejak tanggal diterbitkannya SPMK sampai dengan tanggal berakhirnya masa
pemeliharaan.
10.7. Kecuali atas persetujuan Pimpinan Proyek atau Pengawas lapangan, maka tidak
diperkenankan :
a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


15
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

b. Memasak di tempat pekerjaan.


c. Menjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya di tempat bekerja.
d. Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan dalam areal proyek.

PASAL 11. ALAT-ALAT PELAKSANAAN

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil maupun besar, harus
disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum pekerjaan fisik bersangkutan
dimulai.
PASAL 12. DIREKSIKEET

12.1. Kontraktor harus menyediakan Direksikeet/kantor ruang kerja di ruang yang tidak terkena
bongkaran untuk Kontraktor, sesuai dengan kebutuhan.
12.2. Kantor lapangan tersebut dilengkapi dengan peralatan-peralatan kantor.
12.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja, tempat istirahat pekerja, tempat makan dan
gudang penyimpanan barang-barang.
12.4. Kontraktor harus menyediakan Toilet Sementara
12.5. Penempatan bangunan tersebut di atas akan ditentukan kemudian oleh Kontraktor atas
persetujuan Pimpinan Proyek dan Pihak PEMBERI TUGAS.
12.6. Segala biaya yang diperlukan untuk pembuatan bangunan tersebut di atas dan peralatan
yang dibutuhkan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dianggap telah termasuk harga
kontrak/borongan.

PASAL 13. PENYIMPANAN BAHAN/MATERIAL

13.1. Penyimpanan bahan-bahan/material bangunan yang telah diperiksa dan disetujui oleh
Pengawasa Lapangan, harus diatur penempatannya sedemikian rupa sehingga
memudahkan dalam pengambilan dan menjaga agar tetap memenuhi syarat-syarat
penyimpanan untuk menghindari kerusakan atau menurunnya mutu bahan/material
bangunan tersebut.
13.2. Tempat penimbunan bahan/material bangunan tersebut harus mendapat persetujuan
Pengawasa Lapangan dan Pihak PEMBERI TUGAS, penimbunan bahan/material yang
ada dalam gudang maupun yang berada di lapangan terbuka dalam areal proyek harus
diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum, juga
memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan/material oleh Pengawas
Lapangan.
13.3. Selama berlangsungnya pembangunan/pekerjaan fisik, kebersihan areal kerja,
direksikeet, gudang, bangsal/los kerja dan bangunan lainnya yang ada dalam areal proyek
harus tetap terjaga, tertib dan rapi.
13.4. Bahan/material yang telah ditolak oleh Pengawasa Lapangan harus dikelurkan dari areal
proyek secepatnya selambat-lambatnya pada hari yang sama saat penolakan dinyatakan.
Terhadap kelalaian ini Pimpinan Proyek dapat memberhentikan seluruh pekerjaan, dan
seluruh akibat dari pemberhentian tersebut seluruhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


16
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

PASAL 14. PERUBAHAN-PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG

14.1. Pimpinan Proyek dengan persetujuan Pihak PEMBERI TUGAS dapat mengeluarkan
instruksi tertulis yang menghendaki perubahan pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang
yang layak yang tidak merusak isi Kontrak ini.
14.2. Yang dimaksud dengan pekerjaan tambah dan atau pekerjaan kurang adalah yang terjadi
karena ada perubahan atau penggantian atas rencana, kualitas atau kuantitas dari dan
terurai dalam spesifikasi, serta termasuk penambahan, pembatalan atau penggantian dari
macam maupun standar tiap bahan atau barang yang dipergunakan dalam pekerjaan dan
dilaksanakan dengan perintah tertulis dari Pimpinan Proyek.
14.3. Sebelum membuat suatu perubahan dari gambar-gambar kontrak atau spesifikasi
pekerjaan yang diperlukan untuk penyesuaian yang telah disebutkan diatas, Kontraktor
harus memberitahukan kepada Pimpinan Proyek dengan menerangkan dan memberikan
alasan atas perubahan tersebut dan Pimpinan Proyek mengeluarkan petunjuk/instruksi
mengenai hal ini.
14.4. Nilai dari perubahan pekerjaan jika tidak ada persetujuan lain harus diikuti ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
a. Harga-harga dan Daftar Perincian Harga Penawaran harus dipakai sebagai dasar
dalam menentukan penilaian dari pekerjaan yang bersifat sama yang dilaksanakan
dengan syarat-syarat serupa.
b. Harga-harga dalam Daftar Perincian Harga Penawaran dimana pekerjaan tidak
serupa atau dikerjakan dengan syarat-syarat yang serupa, merupakan dasar harga
untuk pekerjaan yang sifatnya sejauh bisa dianggap layak.
c. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak terdapat didalam Daftar Perincian Harga
Penawaran, maka Harga Satuan dapat ditentukan bersama antara Kontraktor
dengan Pimpinan Proyek dan harus mendapat persetujuan dari Pihak PEMBERI
TUGAS.

PASAL 15. PEKERJAAN PEMBONGKARAN SEMENTARA

15.1. Apabila sebelum atau dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan pembongkaran-


pembongkaran yang bersifat permanen maupun sementara, maka pengamanan dan
biaya-biaya pemasangan kembali yang diperlukan untuk menggembalikan dalam keadaan
baik, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dianggap telah diperhitungkan dalam harga
kontrak/borongan.
15.2. Cara-cara pembongkaran dilakukan atas petunjuk Pengawas Lapangan dan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan kerugian yang besar atas
pembongkaran tersebut dan tidak mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada bangunan
serta mengganggu operasional Pihak PEMBERI TUGAS.
15.3. Bahan/material bongkaran permanen harus ditumpuk pada tempat tertentu yang telah
disetujui Pengawas Lapangan dan disingkirkan secepatnya dari areal proyek.

PASAL 16. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


17
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

16.1. Pembersihan Lokasi Kerja


Kontraktor harus membersihkan lokasi kerja dari segala sesuatu yang memungkinkan
akan dapat mengganggu kelancaran pekerjaan sesuai petunjuk atau persetujan dari
Pengawas Lapangan.
16.2. Papan Nama
Kontraktor diharuskan memasang papan nama perusahaan sesuai petunjuk Pimpinan
Proyek, dengan ketentuan yang sesuai dengan gambar. Demikian pula penempatannya
harus mendapatkan persetujuan Pimpinan Proyek dan Pihak PEMBERI TUGAS
BAGIAN TEKNIS
DUA

PASAL 1
SYARAT-SYARAT PEKERJAN STRUKTURAL

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
16.3. Pengukuran
1) Kontraktor harus menyediakan tenaga yang ahli dalam cara-cara pengukuran
dengan alat-alat penyipat datar (theodolith, waterpass dan sebagainya) dan lain-lain
peralatan yang diperlukan.
2) Pengawas Lapangan dan Kontraktor akan menetapkan tempat/posisi patok
penandaan permanen (benchmark) sebagai referensi pengukuran bangunan, dan
dituangkan dalam Berita Acara Penentuan Titik 0 (nol).
3) Pergeseran patok hanya dapat dilakukan atas persetujuan Pengawas Lapangan
dan tetap merujuk pada pergeseran patok awal.
4) Berdasarkan patok tersebut Kontraktor menentukan level bangunan dan jarak as
bangunan pada setiap pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.
16.4. Pemasangan Bowplank
1) Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawas Pengawas Lapangan dengan
patok yang dipancang kuat-kuat dihubungkan dengan papan kayu yang kuat
dengan ketebalan minimum 2 cm, diketam rata pada sisi atasnya.
2) Pemasangan patok bangunan memiliki jarak yang cukup dari as dinding bangunan
eksisting dan tidak menimbulkan konflik dengan operasional Pihak PEMBERI
TUGAS.

2. PEKERJAAN TANAH
16.5. Umum
Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Pengawas Lapangan terutama tentang ukuran galian. Jika ada, bahan-bahan galian yang
akan dipakai untuk penimbunan harus diperiksa lebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


18
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

16.6. Penyelidikan Tanah


Pemeriksaan tanah (boring/sondering) ulang harus dilaksanakan oleh Kontraktor pada titik
yang dianggap rawan atas petunjuk Pengawas Lapangan.
16.7. Penggalian dan Pengupasan Tanah/Perkerasan
• Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang berasal dari air hujan, parit,
banjir, mata air atau lain-lain sebab. Pengeringan diusahakan dengan jalan memompa, menimba,
menyalurkan keparit-parit atau lain-lain dan biaya untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut harus
dianggap telah termasuk harga kontrak/borongan.
• Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman, kemiringan, lokasi serta
lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar kerja
dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
• Bahan-bahan sisa galian yang tidak digunakan tidak boleh ditempatkan berserakan. Tanah-tanah
galian yang tidak diperlukan lagi harus segera disingkirkan. Bahan-bahan sisa galian tersebut
harus segera dikeluarkan dari pekerjaan paling lambat 2 x 24 jam dan dibuang pada tempat yang
disetujui Pengawas Lapangan. Dalam proses pembuangan Kontraktor harus tetap memastikan
tidak ada sisa galian yang tercecer dan mengotori area operasional Pihak PEMBERI TUGAS.
16.8. Urugan dan Pemadatan
• Untuk menyesuaikan ketinggian sesuai rencana ketinggian, pekerjaan urugan dan pemadatan
perlu dilakukan. Tanah yang digunakan untuk pekerjaan urugan harus mendapat persetujuan dari
pihak Pengawas Lapangan. Tanah urugan bukanlah tanah berupa humus. Biaya yang diakibatkan
atas pekerjaan ini dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.
• Tanah urugan harus dipadatkan dengan alat pemadat yang sesuai.
• Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi dari 20 cm dan setiap
lapisan harus dipadatkan dengan menggunakan steamper atau compactor.

3. PEKERJAAN BETON
16.9. Lingkup pekerjaan
Kontraktor wajib melengkapi semua tenaga, peralatan (equipment) dan bahan-bahan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi,
dan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam RKS, Gambar
Kerja dan Kontrak Kerja, serta tambahan penjelasan dari Pimpinan Proyek dan Pengawas
Lapangan.
16.10. Pedoman Pelaksanaan
Sebagai dasar pelaksanaan mengacu pada SNI 6880-2016 “ Spesifikasi Beton Struktural”
dan SNI 2847:2013 “Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung”.
16.11. Bahan-bahan
16.11.1. Portland Cement
Digunakan Portland semen yang memenuhi No. SII (Standard Industri Indonesia)
S.400 menurut Standard Semen Indonesia (NI 8 – 1972). Tidak boleh mencampur
merek semen yang berbeda untuk 1 tahap proses pengecoran
16.11.2. Agregat

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


19
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

• Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak melebihi seperempat ukuran


yang telah ditetapkan
• Pasir yang digunakan harus bersih dari lumpur, bahan organik atau kotoran
lainnya, serta tidak mengandung garam asam. Jika diperlukan menurut
Pengawas Lapangan, maka pasir harus dicuci terlebih dahulu sebelum
digunakan menjadi campuran beton segar.
• Batu kerikil yang digunakan rata-rata berukuran Ø 20 sampai 30 mm dengan
kualitas jenis batu tidak rapuh dan harus mendapat persetujuan untuk dipakai
dari Pengawas Lapangan terlebih dahulu.
16.11.3. Besi Beton

• Kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja, digunakan dari jenis U24 besi
polos, untuk diameter <13 mm dan U40 (deformed) untuk diameter >13 mm.
• Ukuran yang digunakan adalah ukuran pas sesuai dengan gambar kerja,
bukan ukuran “banci”
• Besi yang digunakan tidak kotor, tidak berminyak dan tidak berkarat.
Pengawas Lapangan berhak menolak besi yang akan digunakan jika tepat
ukuran, kotor, berminyak dan berkarat.
16.11.4. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton ditentukan dari jenis kawat beton pengikat No. 16
SWG (Ø 1 mm) dan tidak bersepuh seng.
16.11.5. Air
Air untuk adukan beton dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-
bahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat
semen, seperti asam dan garam.
16.11.6. Bahan Tambahan
Tidak diperkenankan menambah bahan-bahan tambahan kedalam campuran
beton, kecuali telah ada ketentuan atau keputusan tertulis sebelumnya dari
Pengawas Lapangan.
16.11.7. Pengiriman dan Penyimpanan

• Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai


dengan waktu dan urutan pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan (time schedule & network plan).
• Semen harus didatangkan dalam kantongan/kemasan standard (zak).
Semen harus masih dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras), jika ada
bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat ditekan
hancur dengan melebihi dari beras 5% berat dan kepada campuran diberi
tambahan semen yang baik dalam jumlah yang sama.
• Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya,
misalnya ; minyak dan lain-lain.
• Agregat harus ditempatkan secara terpisah antara satu dengan yang lain
menurut jenis dan gradasinya.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


20
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

16.12. Bekisting
16.12.1. Material
Bekisting harus dipakai kayu yang cukup kering dan kuat sesuai dengan finishing
yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton, seperti
pada gambar kerja. Papan-papan untuk cetakan harus bermutu baik, lurus dan
rata atau menggunakan triplex dengan ketebalan yang sesuai.

16.12.2. Perencanaan Bekisting


Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk yang nyata dan cukup dapat menampung beban-beban sementara sesuai
dengan jalannya kecepatan pembetonan. Semua bekisting harus diberi penguat
datar dan silang sehingga kemungkinan bergeraknya bekisting dalam
pelaksanaan dapat ditiadakan. Juga harus dapat untuk menghindarkan keluarnya
bagian adukan (mortar leakage). Susunan bekisting dengan penunjang-penunjang
harus teratur sehingga kontrol atas kekurangannya dapat mudah dilakukan.
Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak akan merusak dinding elemen structural yang sedang
dibuat.
• Bahan penyangga atau silangan-silangan adalah sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor, demikian juga kedudukan dan dimensinya.
• Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran. Adakan tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air
pembasahan tersebut pada sisi bawah.
16.12.3. Pembongkaran Cetakan

• Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu kekuatan


khusus untuk memikul 2 x beban sendiri atau melalui waktu pengerasaan
selama 21 (dua puluh satu) hari, kecuali campuran beton menggunakan
bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan beton.
• Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan
bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung.
Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton
seluruhnya terletak pada Kontraktor.
• Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud
akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi utama dan minta
persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan ini tidak berarti Kontraktor
lepas dari tanggung jawab atas hasil pekerjaan tersebut.
16.13. Pemasangan Pipa-Pipa
Pemasangan pipa dalam beton harus tidak boleh sampai merugikan kekuatan
konstruksi.
16.14. Kualitas Beton

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


21
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

1) Kecuali yang ditentukan dalam gambar, kualitas beton yang digunakan adalah
K.350 (tegangan tekanan hancur karakteristik untuk kubus uji beton pada usia 28
(dua puluh delapan) hari, dengan derajat konfidensi 0,95.
2) Jika ada, untuk bagian kolom praktis menggunakan beton cor campuran 1 PC : 2
pasir : 5 kerikil dalam perbandingan volume.
3) Pelaksana harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas
beton ini dengan memperhatikan data pelaksanaan dilain tempat atau dengan
mengadakan trialmixes.
4) Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump. Pengujuan slump dilakukan untuk
setiap proses pencampuran baru.
5) Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk
umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan hasilnya tidak boleh kurang dari 65%
kekuatan yang diminta pada 28 (dua puluh delapan) hari.
6) Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.
7) Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara tidak mengakibatkan terjadinya separasi komponen-komponen beton.
16.15. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama
dari pekerjaan, Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan untuk
mendapat persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan sebagaimana mestinya atau
persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Pengawas Lapangan, maka Kontraktor
dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang telah dicor atas perongkosan
Kontraktor sendiri.
2) Adukan beton harus sedemikian rupa, sehingga dapat dihindarkan adanya
pemisahan dari bagian-bagian bahan.
3) Sebelum beton dicor, semua kotoran-kotoran dan benda-benda lepas harus
dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang
akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sebelum dicor.
4) Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental,
yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu
unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh
terputus tanpa adanya persetujuan Pengawas Lapangan. Tidak boleh mengecor
beton pada waktu hujan, kecuali jika Kontraktor mengambil tindakan-tindakan
mencegah kerusakan yang telah disetujui Pengawas Lapangan.
5) Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk
plesteran) adalah 4 cm
6) Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pengawas Lapangan
mempunyai wewenang untuk menolak hasil konstruksi beton yang cacat, sebagai
berikut :
• Konstruksi beton yang sangat keropos.
• Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
• Konstruksi beton tidak tegak lurus, atau rata seperti yang direncanakan.
• Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


22
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

16.16. Penggantian Besi


1) Besi tulangan beton yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada
gambar kerja.
2) Dalam hal ini berdasarkan pengalaman Kontraktor atau menurutnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada, maka
:
• Kontraktor dapat menambah besi ekstra dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera pada gambar, secepatnya hal ini diberitahukan
kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.
• Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian untuk kesempurnaan
pekerjaan maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan setelah ada
persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan. Mengajukan usul dalam
rangka tersebut diatas adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor.
16.17. Curing Beton
1) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
2) Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan sewaktu pengecoran,
harus diperhatikan.
3) Beton harus terus dibasahi paling sedikit selama 14 (empat belas) hari setelah
pengecoran.
16.18. Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang
diberikan. Adanya Pengawas Lapangan yang sejauh mungkin
melihat/mengawasi/ menegur atau memberi nasehat tidak akan mengurangi
tanggung jawab Kontraktor tersebut diatas.

PASAL 17. PEKERJAAN FONDASI

17.1. Lingkup Pekerjaan


1) Pekerjaan pembuatan fondasi meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
material untuk pekerjaan tersebut dan perlengkapan serta mesin-mesin yang
diperlukan.
2) Macam fondasi yang digunakan adalah fondasi tiang bor

17.2. Pedoman Pelaksanaan


1) Sebelum dilaksanakan fondasi, maka Kontraktor harus mengadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as fondasi seperti yang tertera pada gambar-gambar detail
perencanaan dan harus meminta persetujuan Pengawas Lapangan.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


23
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

2) Kontraktor diwajibkan memberikan laporan kepada Pengawas Lapangan, bila ada


perbedaan gambar-gambar dari gambar konstruksi dengan gambar arsitektural atau
bila ada hal-hal yang kurang jelas.

17.3. Penggalian Lubang Fondasi


1) Penggalian tanah dasar fondasi dilakukan dengan kedalaman sesuai gambar kerja.
2) Alat penggalian yang digunakan harus dipastikan tidak mengganggu operasional
Pihak PEMBERI TUGAS baik itu getaran maupun kebisingan termasuk kotoran
yang ditimbulkan. Jika diperlukan maka alat peredam getaran maupun kebisingan
perlu digunakan.
3) Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapis tanah yang jelek,
maka perlu konsultansi dengan Pengawas Lapangan untuk mendapatkan
pengarahan tindak lanjutnya.
4) Lebar galian di bagian bawah minimal lebar fondasi ditambah 2 x 5 cm (kiri kanan).
5) Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah
yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam
tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan atas biaya Kontraktor.
17.4. Pengurugan Kembali
1) Jika ditemukan lubang pada dasar galian fondasi, maka lubang tersebut harus
diurug dengan pasir pasangan dan harus dipadatkan dengan vibro stamper.
2) Tanah yang digunakan untuk pengurugan bekas galian harus mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
3) Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, sampah-sampah
harus disingkirkan.
4) Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecah menjadi komponen-komponen yang
lebih kecil lebih dahulu.
5) Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max. 30 cm/lapis) dengan vibro
stamper dengan memperhatikan kadar air tanah.
17.5. Pelaksanaan Fondasi
1) Pelaksanaan fondasi harus dalam keadaan lobang fondasi kering atau bebas
genangan air.
2) Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton dalam
buku spesifikasi ini dan gambar detail perencanaan.
3) Stek kolom, stek kolom penguat, stek tangga, sparing-sparing yang diperlukan
harus terpasang bersamaan dengan pekerjaan fondasi sesuai gambar kerja.
4) Pelaksanaan fondasi juga harus memperhatikan gambar kerja jika ada kelainan/
ketidaksesuaian harus dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan.

17.6. Fondasi Tiang Bor


1) Fondasi beton digunakan untuk semua titik fondasi pada pekerjaan ini.
5) Seluruh pondasi tiang bor akan menggunakan material beton bertulang dengan
ukuran diameter sesuai ditunjukkan pada gambar perencanaan. Semua material
dan peralatan konstruksi untuk pekerjaan pondasi tiang bor harus disetujui oleh
Direksi Pekerjaan
6) Tiang bor yang digunakan berdiameter 30 cm

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


24
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

7) Mutu beton : Minimal dengan kuat tekan slinder fc’ = 25 MPa, artinya mempunyai
kuat tekan hancur karakteristik sebesar 30 MPa pada benda uji silinder dengan
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, saat umur beton 28 hari. Kuat tekan tersebut
di atas adalah lebih kurang setara dengan mutu beton K-300 pada NI-2, yaitu kuat
tekan hancur karakteristik sebesar 350 kg/cm2 pada benda uji kubus dengan sisi
150 mm, saat umur beton 28 hari.
Kuat tekan karakteristik adalah kuat tekan beton yang sudah memperhitungkan
adanya deviasi secara statistik pada sejumlah benda uji beton, baik itu slinder
maupun kubus.
Tulangan longitudinal : BJTD-40 dengan diameter sesuai gambar.
Tulangan spiral : BJTP-24 dengan diameter sesuai gambar.
8) Panjang tiang dan daya dukung dari pondasi yang digunakan pada area courtyard
mengaco pada laporan penyelidikan tanah yang dilakukan pihak PEMBERI TUGAS
pada pekerjaan sebelumnya.
9) Kontraktor harus menyediakan alat yang sesuai dengan dokumen rencana kerja
tiang bor yang sudah disetujui oleh oleh Kosultan Pengawas atau Direksi
Pekerjaan.
10) Sebelum melakukan pengeboran (pembuatan lubang bor), semua tindakan
pencegahan harus diambil untuk mencegah kerusakan struktur dan utilitas
eksisting. Langkah-langkah ini harus ada, tetapi tidak terbatas pada pemilihan
metode konstruksi dan prosedur yang sudah disetujui.
11) Untuk mencegah kerusakan yang berlebihan dan mencegah kelongsoran pada
tanah permukaan(akibat aktifitas konstruksi di area sekitar), sebaiknya kontraktor
memasang casing sementara paling tidak dengan panjang 6 m dari permukaan.
12) Pengeboran dilakukan hingga jenis tanah sehingga lubang-lubang yang dibor dapat
mencapai kedalaman seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau ditentukan
berdasarkan pengujian hasil pengeboran.
13) Sepanjang pelaksanaan pekerjaan pengeboran, Kontraktor harus menyajikan
catatan yang lengkap dalam format yang disetujui Direksi Pekerjaan, untuk setiap
tiang bor.
Setiap catatan pengeboran dan pengecoran harus segera diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan, setelah pemancangan selesai dilaksanakan.
Catatan/laporan tersebut harus meliputi antara lain:
• Nomor urut tiang bor.
• Tanggal dan waktu pengeboran.
• Kedalaman pengeboran terhadap tinggi muka tanah.
• Koordinat terpancang (tiang bor) dan penyimpangan dari rencana.
• Catatan mengenai pelapisan tanah yang ditemukan.
• Pressure atau tekanan tanah yang terbaca oleh konputer mesin tiang bor
• Waktu dan volume pengecoran
• Elevasi puncak pengecoran untuk setiap beton yang di tuang oleh masing-
masing unit mobile mixer.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


25
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

• Segala sesuatu kejadian di luar kebiasaan yang mungkin timbul selama


proses pemancangan.
• Dan lain-lain yang dianggap perlu.
14) Apabila ditemukan ketidak sesuaian pola pelapisan dan kekerasan tanah pada saat
pengeboran dengan dokumen perencanaan, level ujung bawah dari tiang bor yang
ditampilkan pada rencana dapat disesuaikan atas ijin Kosultan Pengawas atau
Direksi Pekerjaan
15) Apabila diperlukan material slury pada saat proses pengeboran, kontraktor harus
memastikan dan menjamin material slury yang digunakan dapat menjaga stabilitas
lubang bor. Yang paling penting material slury mudah dibersihkan sehingga tidak
tersisa di dinding dan dasar lubang bor.
16) Sebelum dilakukan penempatan BJ37 tulangan, konstraktor wajib membersihkan
endapan slury dari dinding dan dasar lubang bor dan menjamin pekerjaan yang
telah dilaksanakan tidak mengakibatkan penurunan daya dukung tiang bor akibat
adanya soft toe (end bearing) dan interface (skin friction)
17) Pernyaratan material dan pelaksanaan baja tulangan pada saat fabrikasi harus
sesuai dengan gambar desain dan ketentuan.
18) Apabila tidak terdapat gambar gambar desain, rangkaian baja tulangan harus
dilengkapai dengan stiffner, centralizer, spacer dan perlengkapan lain yang
dibutuhkan untuk menjamin penempatan tulangan tiang bor sesuai dengan gambar
desain pada saat pelaksanaan.
19) Penempatan spacer atau spasi pemasangan spacer secara longitudinal tidak bleh
lebih dari 1.5 m untuk menjamin posisi baja tulanagn sepanjang lubang bor berada
di tengah. Apabila diameter baja tulanagn yang di gunakan lebih besar atau sama
dengan 25 mm, maka maksimum spasi pemasangan spacer adalah 3.0 m
20) Pada saat penempatan baja tulangan. metoda pengangkatan yang dilakukan harus
menjamin bahwa deformasi (perubahan bentuk rangkaian baja tulangan) yang
terjadi akibat proses tersebut masih dalam batas yang diijinkan.
21) Pada saat baja tulangan sudah pada posisi yang tepat di dalam lubang bor,
sebaiknya diberikan ikatan sementara (temporary support) agar pada saat
pengecoran posisi baja tulangan tidak mengalami banyak perubahan.
22) Kontraktor harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24
jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton
bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus
meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu
pencampuran beton.
23) Sebelum pengecoran, semua air yang terdapat dalam lubang bor harus dipompa
keluar. semua bahan lepas yang terdapat di dalam lubang bor harus dibersihkan.
24) Pengecoran beton dan pemasangan baja tulangan tidak diijinkan sebelum
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.Pengecoran harus segera dilakukan
setelah penembatan baja tulangan.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


26
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

25) Sampai kedalaman 3 m dari permukaan beton yang dicor harus digetarkan dengan
alat penggetar. Sebelum pengecoran, Dasar selubung (casing) harus dipertahankan
tidak lebih dari 1,5 m dan tidak kurang dari 300 mm di bawah permukaan beton
selama penarikan dan operasi penempatan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Pekerjaan. Selubung (casing) harus digetarkan pada saat pencabutan untuk
menghindari menempelnya beton pada dinding casing.
26) Beton sudah tidak boleh digunakan lagi apabila waktu mencampuran sudah lebih
dari 1 jam, atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik waktu
pengerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan
tambahan (aditif) untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui
oleh Direksi.
27) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam lubang bor dengan ketinggian lebih dari 150
cm. Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam
waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi
atau metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan
untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
28) Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan
pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama pengecoran. Bilamana
aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih
dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan.
29) Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton di bawah
permukaan beton yang telah dicor sebelumnya.

Pondasi Batu Kali, dapat mengacu pada hal berikut:

a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat bantu yang
diperlukan, sehingga pekerjaan pondasi ini selesai dilaksanakan. Lingkup pekerjaannya antara
lain:
 Pekerjaan Pondasi Batu Kali/Unpak Batu Kali/Dinding Penahan Tanah
b. Persyaratan Bahan
 Pondasi batu kali dengan menggunakan spesi 1 PC : 4 Psr, bagian bawah pondasi
dibuat aanstampang dari batu kali kosong yang dipasang berdiri rapat, setebal 20 cm
dengan tidak terdapat batu-batu bertumpuk.

c. Pedoman Pelaksanaan

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


27
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk as


pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi tentang
kesempurnaan galian.
 Pekerjaan Pondasi Batu Kali/Unpak Batu Kali/Dinding Penahan Tanah
• Tanah digali dengan dimensi yang disesuai dengan gambar kerja atau petunjuk
dari direksi lapangan.
• Pekerjaan dilakukan dengan acuan gambar kerja atau petunjuk direksi lapangan
• Pada lapisan terbawah, dihampar pasir dengan ketebalan sesuai dengan gambar
kerja.
• Diatas urugan pasir di pasang aanstampang, dengan ketinggian sesuai dengan
gambar kerja. Selanjutnya sela antar batu di isi dengan pasir dan dipadatkan
dengan menyiramnya dengan air.
• Setelah mendapatkan persetujuan daari direksi lapangan, pekerjaan dapat
dilanjutkan dengan pemasangan passangan batu kali dengan campuran
disesuaikan dengan analisa pekerjaan dalam perhitungan anggaran biaya.
Pasangan batu kali harus rapi dan rata.
• Setelah selesai, dilakutkan dengan penimbunan kembali area galian tanah dan
dipadatkan dengan baik.
• Jika terdapat kesalahan atau kekurangan pekerjaan direksi lapangan dapat
meminta pelaksana untuk menambah atau memperbaikinya.

3. Pekerjaan Pondasi Plat Setempat/Plat Menerus


• Tanah digali dengan dimensi yang disesuai dengan gambar kerja atau petunjuk
dari direksi lapangan.
• Pekerjaan dilakukan dengan acuan gambar kerja atau petunjuk direksi lapangan.
• pada dasar galian dihampar urugan pasir dan dilanjutkan dengan lantai kerja.
Dengan ketebalan yang disesuakan dengan gambar kerja atau petunjuk dari
direksi lapangan.
• Penulangan pondasi plat setempat dan bekisting disesuaikan dengan gambar
kerja dan disetujui oleh direksi lapangan.
• Pengecoran dengan campuran yang disyaratkan dapat dilakukan apabila telah
disetujui oleh direksi lapangan.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


28
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

• Jika lubang galian telah dipenuhi air, pengecoran dilakukan dengan menggunkan
talang yang berfungsi untuk mengalirkan material beton yang telah diaduk dengan
air, talang ini dimasukan sampai pada dasar sumur dan material dialirkan
sehingga material dapat terhampar dengan baik tampa menimbulkan pemisahan
semen dengan material ataupun segregasi material.
• Setelah selesai, dilakutkan dengan penimbunan kembali area galian tanah dan
dipadatkan dengan baik.
• Jika terdapat kesalahan atau kekurangan pekerjaan direksi lapangan dapat
meminta pelaksana untuk menambah atau memperbaikinya.

PASAL 2
PEKERJAAN BETON STRUKTUR
1. Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan beton dilaksanakan berdasarkan Peraturan Beton Indonesia SNI 2847 :2013
“Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung”. Pengguna Jasa harus mempelajari
terlebih dahulu metode kerja dari pekerjaan beton dengan mengacu kepada peraturan dan
spesifikasi ini. Kegagalan pekerjaan beton yang terjadi akibat menyimpang dari spesifikasi ini
harus diperbaiki dan seluruh biayanya menjadi tanggung jawab pihak Penyedia Jasa.
Secara umum elevasi dari permukaan lantai beton adalah 3 cm di bawah elevasi arsitektur,
kecuali pada pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak menggunakan finishing arsitektur, elevasi
struktur adalah sama dengan elevasi arsitektur. Perbedaan elevasi pada daerah toilet dan lain-
lainnya seperti gambar kerja kecuali ada ketentuan lain.
Pekerjaan Beton bertulang terbuat dari beton dengan campuran disesuaikan dengan analisa
pada perhitungan anggaran biaya, Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecoran beton
Penyedia Jasa harus mengajukan sampel bahan yang akan digunakan dan mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Pekerjaan beton bertulang terdiri :
• Sloof
• Kolom Praktis
• Ring Balok
• Plat Dak Atap
• Plat Beton

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


29
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

• Plat Duicker
• Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar
rencana.

2. Elemen Struktur
• Sloof ukuran sesuai dengan gambar kerja, tulangan pokok dan tulangan geser sesuai
dengan gambar.
• Kolom praktis ukuran sesuai dengan gambar kerja dengan tulangan pokok dan tulangan
geser sesuai dengan gambar
• Ring balok ukuran sesuai dengan gambar kerja, tulangan pokok dan tulangan geser
sesuai dengan gambar.
• Plat Dak Atap
• Dak atap tebal sesuai dengan gambar kerja dengan sistem penulangan 2 arah (two way
slab), dengan perhitungan menggunakan Peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 2847
:2013 “Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung”.
3. Bahan yang digunakan
3.1 Semen
• Digunakan Portland Cement Type I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-
400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia (NI 8 tahun 1972).
• Semen harus dikirim ke lokasi pekerjaan dalam keadaan tertutup rapat dalam
kemasan aslinya dari pabrik ,sesuai dengan yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Semen harus diletakkan dalam silo atau ruangan, sehingga tidak
mendapat pengaruh langsung dari perubahan cuaca dan kelembaban.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab
agar semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30
cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
• Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak
semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


30
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

3.2 Agregat
• Agregat yang digunakan harus sesuai dengan SNI 2847 :2013 “Persyaratan Beton
Struktural Untuk Bangunan Gedung”. Penyedia Jasa harus mengajukan sample
dan hasil test material yang akan digunakan sebelum agregat tersebut dikirim ke
lokasi pekerjaan
• Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan no. 5, agregat halus
adalah agregat yang lolos saringan no. 5. Kedua jenis agregat ini harus
dikombinasikan dalam suatu proporsi yang baik, sehingga menghasilkan beton
dengan mutu terbaik.
• Agregat kasar harus bersih dari lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat
mempengaruhi mutu beton, memiliki ukuran yang beragam, keras dan memiliki
bentuk yang baik
• Agregat halus yang dimaksud adalah pasir yang bersih, bebas dari segala jenis
kerak, silk, clay, garam dan bahan-bahan lain. Apabila kadar lumpur agregat halus
melebihi 5% dan agregat kasar melebihi 1%, maka agregat harus dicuci terlebih
dahulu sebelum digunakan. Sesuai dengan trial mix yang dilaksanakan agregat
yang digunakan untuk campuran beton harus berasal dari satu sumber yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
• Agregat harus disimpan dalam keadaan terpisah satu sama lain berdasarkan
ukurannya di atas permukaan yang keras, sehingga terhindar dari kemungkinan
tercampur dengan lumpur maupun tanah. Harus dibuatkan pula saluran air di
sekitar tempat penyimpanan agar kadar air dari agregat tidak berubah terlalu
banyak.
• Penyedia Jasa harus melakukan pengujian laboratorium dari agregat yang akan
digunakan, dari sumber yang telah disetujui. Pengujian dilakukan oleh badan yang
independen. Test periodik dapat dilakukan terhadap permintaan Direksi Pekerjaan
untuk melakukan cek terhadap kadar aiar dari agregat. Seluruh biaya pengujian ini
merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa.

3.3 Air
• Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, bahan kimia, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


31
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum yang berasal dari PAM atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan sesuai dengan SNI 2847 :2013 “Persyaratan Beton Struktural Untuk
Bangunan Gedung”.
• Apabila dianggap perlu air dapat ditampung di tempat kerja, tetapi harus terjaga
dari pencemaran.

3.4 Bahan Tambahan


• Bahan tambahan campuran beton harus digunakan sesuai dengan petunjuk dari
produsen bahan tersebut.
• Apabila Penyedia Jasa menganggap perlu menggunakan bahan tambahan
campuran beton, maka harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa/Direksi
Pekerjaan. Metode pemakaian, jumlah yang akan digunakan dan jenis bahan
tambahan campuran beton ini harus diajukan oleh Penyedia Jasa pada Direksi
Pekerjaan.

3.5 Pasir Beton


• Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang SNI 2847 :2013 “Persyaratan Beton Struktural
Untuk Bangunan Gedung”.

3.6 Baja Tulangan


• untuk struktural memakai tulangan ulir (deformed bar) dan sesuai dengan SII-
0136, BJTD 40 (fy = 4000 kg/cm2) untuk diameter diatas 12 mm. Untuk baja
tulangan non-struktural memakai tulangan polos (plain bar) dan sesuai dengan SII-
0136, BJTP 24 (fy = 2400 kg/cm2) atau ekuivalennya untuk diameter dibawah 12
mm.
• Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


32
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

• Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang


dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus
diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu.
• Jika Pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter
yang terdekat dengan catatan: harus ada persetujuan Direksi Pekerjaan Jumlah
besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas).
Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi
tanggungjawab pemborong.

3.7 Cetakan dan Acuan


• Bahan yang digunakan untuk kayu bekisting digunakan papan klas II tebal minimal
2,5 cm atau triplek tebal 9 mm dengan tulangan-tulangan kayu 4/6 cm yang cukup
jumlahnya. Untuk penyangga/stoot werk digunakan kayu balok 5/7 cm. Cetakan
dan acuan harus dipasang rapi dan teliti sehingga pada waktu pembongkaran,
beton menghasilkan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit
finishing/penghalusan.
• Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam SNI
6880:2016 “Spesifikasi Beton Struktural”.

3.8 Campuran Beton


• Campuran beton yang digunakan adalah beton dengan kekuatan karakteristik BO
untuk pekerjaan beton tumbuk digunakan untuk struktur, sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar dan bestek. Kekuatan karakteristik yang dimaksud
adalah sesuai dengan ketentuan SNI 6880:2016 “Spesifikasi Beton Struktural”.
• Dalam menentukan campuran beton, terutama gradasi agregat dan kekentalannya
yang perlu diperhatikan pula peruntukan beton tersebut dan ukuran potongan
beton yang akan dicor, agar beton dapat dipadatkan dengan baik dan tidak terjadi
pemisahan agregat.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


33
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

• Beton juga harus diperhitungkan untuk tidak mengalami pengendapan selama


pengangkutan dan pengecorannya. Beton yang mudah mengendap tidak
diperkenankan dipergunakan.
• Ukuran maksimum agregat untuk beton struktur adalah 2 cm. Untuk struktur-
struktur dengan penampang tipis, ukuran agregat maksimum yang dipakai adalah
1 cm, sedangkan untuk struktur yang memiliki ukuran penampang dan jarak antar
tulangan yang besar, ukuran agregat yang dapat dilihat pada tabel.

Type Struktur Minimum Cement Content


Setiap M³ Beton
Beton di dalam ruang bangunan dengan
keadaan keliling korosif disebabkan oleh 325
kondensasi atau uap-uap korosif
Beton di luar ruang bangunan terlindung dari
hujan terik matahari langsung 275

Beton yang masuk ke dalam tanah dan


mendapat pengaruh sulfat alkali dari arah 375
tanah atau air tanah
Tabel 3.1 Jumlah semen minimum dalam setiap M³ beton

• Setelah Penyedia Jasa mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan tentang


campuran beton yang dipakai, serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam
campuran beton tersebut. Penyedia Jasa harus tetap menggunakan campuran
serta bahan-bahan tadi, selama pekerjaan beton, kecuali apabila dilakukan trial
mix yang baru dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

Type Struktur Slum


Minimum Maximum
Konstruksi Bawah Tanah 2,5 9,0

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


34
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Balok, Kolom dan Pelat 7,5 15,0


Tabel 3.2 Nilai Slump untuk setiap pekerjaan beton

Type Struktur Hubungan Dengan Keliling


Non Korosif Korosif
Beton di dalam ruang bangunan 0,60 0,52
Beton di luar ruang bangunan 0,60 0,60
Beton yang masuk ke dalam tanah 0,55 0,52
Beton yang kontinu berhubungan 0,57 0,52
dengan air
Tabel 3.3 Nilai Faktor Air Semen Maksimum
4. Campuran Beton yang dilakukan di lapangan
• Dalam melakukan pencampuran beton baik semen, agregat, maupun air harus dicampur
dengan perbandingan berat. Apabila akan dilakukan dengan perbandingan volume,
Penyedia Jasa harus mengajukan metode dan alat penakar kepada Direksi Pekerjaan
untuk disetujui.
• Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk beton (concrete mixer).
Metode pengadukan, kecepatan pengadukan harus disesuaikan dengan rekomendasi
dari pabrik pembuat mesin tersebut. Kapasitas mesin pengaduk tidak boleh dilampaui.

5. Pengecoran Beton
• Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi Pekerjaan.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas
penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan
papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah
dapat dicabut pada saat beton dicor.
• Sebelum pengecoran dimulai semua pekerjaan acuan/bekisting, baja-baja tulangan,
tarikan pipa-pipa instalasi air dan listrik serta angker-angker yang harus ditanam di
dalam beton, harus sudah selesai terpasang dan mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Seluruh bagian yang akan dicor harus dibersihkan dari segala kotoran-
kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) serta dibasahi dengan air semen.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


35
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

• Setiap 5 M3 pengecoran beton harus dibuat sampel kubus beton (benda uji) ukuran
15x15x15 cm, minimal 1 hari pengecoran satu buah benda uji untuk diadakan pengujian
kekuatan tekan karakteristik beton yang didapat di laboratorium. Kecuali pada
permulaan pengecoran, kubus beton (benda uji) diambil setiap 3 M3 pengecoran atau
kurang dari itu dengan interval yang sama sampai benda uji mencapai jumlah 20 (dua
puluh) buah
• Setiap bagian pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan secara terus menerus
sampai selesai untuk mendapatkan struktur konstruksi yang monolit. Apabila
pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh
Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan
yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh
dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m
• Beton tidak diperkenankan dicor dalam keadaan hujan. Penyedia Jasa harus
menyediakan pelindung, atau metode lain pada saat hujan.
• Untuk pengecoran kolom atau struktur lain yang tinggi, pengecoran harus di bantu
dengan menggunakan talang atau pintu pengecoran untuk mencegah segregasi beton
karena jatuh bebasnya material campuran beton.

6. Pemadatan Beton
• Hasil pekerjaan pengecoran dipadatkan menggunakan vibrator concrete selama
pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan
maupun posisi tulangan
• Penyedia Jasa harus menyediakan vibrator concrete untuk menjamin efisiensi tanpa
adanya penundaan. Pada waktu pengecoran balok, kolom, dan pelat, vibrator concrete
harus dapat masuk ke dalam bekisting sehingga didapatkan pemadatan yang baik.
Waktu pengecoran, vibrator concrete tidak boleh mengenai baja tulangan yang dapat
menyebabkan perpindahan posisinya.
• Vibrator concrete tidak boleh digunakan untuk meratakan beton secara horizontal,
setelah beton dipadatkan dan diratakan dengan baik, beton harus dibiarkan sampai
mengeras.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


36
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

7. Beton Pada Suhu Udara Tinggi.


• Penyedia Jasa harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan terhadap kemungkinan
beton mengalami perubahan akibat suhu udara yang tinggi terutama terhadap sifat
plastis dan kekuatan tekan beton tersebut
• Pada suhu udara yang terlalu tinggi Direksi Pekerjaan dapat menunda pengecoran atau
menginstruksikan Penyedia Jasa untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu sebelum
pengecoran dimulai
• Apabila suhu udara sekeliling melebihi 320 C, suhu beton harus diusahakan serendah
mungkin dengan cara menghindari penyinaran langsung matahari terhadap agregat dan
mixer atau dengan menggunakan air pencampur yang dingin. Acuan (bekisting) harus
disemprot dahuu dengan air untuk menurunkan suhunya, dengan memperhatikan aliran
keluarnya air tersebut dari dalam acuan
• Apabila dianggap perlu Direksi Pekerjaan dapat meminta monitoring terhadap suhu
beton maupun suhu udara sekeliling
• Apabila suhu udara siang hari ternyata terlalu tinggi, Penyedia Jasa harus
melaksanakan pengecoran pada malam hari. Beton harus dicor secepat mungkin
setelah pengadukan untuk menghindari pengaruh panas matahari
• Untuk pengecoran beton dalam volume yang besar, Penyedia Jasa harus
memperhitungkan kemungkinan crack akibat suhu yang tinggi dari beton

8. Construction Joint
• Sambungan siar muai khusus yang dibuat untuk mengakomodasi movement range
pada jalan yang berada didalam gedung dan harus terbuat dari 100% natural
rubber.
• Material expansion joint harus mampu movement range gap dilatasi maksimal
50mm-60mm.
• Posisi pengaturannya harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan

• Siar dalam kolom sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan bidang bawah dari
balok tertinggi.
• Siar dalam balok dan pelat ditempatkan ditengah-tengah bentang
• Siar vertikal dinding sebaiknya dihindari, siar harus dibuat sekecil mungkin dan atas
persetujuan Direksi Pekerjaan

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


37
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

• Sebelum pengecoran beton baru permukaan dari beton lama harus dibersihkan terlebih
dahulu dari segala macam kotoran dan dikasarkan. Kotoran-kotoran disingkirkan dengan
cara penyemprotan permukaan dengan air dan menyikat sampai agregat kasar tampak.
Setelah permukaan siar tersebut bersih, bubur semen (grout) yang tipis dilapiskan
merata ke seluruh permukaan
• Penyedia Jasa harus memasang water stop untuk semua siar pelaksanaan pada pelat
basement dan dinding yang berada di bawah muka air tanah
• Spesifikasi material:
o Hardness, Shore A : 60 ± 5
o Tengsile Strength : min 15.5 Mpa
o Elongation at break : min 300%

9. Pemeliharaan Beton (Curing)


• Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari
• Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari,
pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya
• Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah, selama 24 hari dengan
menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut atau
menggunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton
• Metode pemeliharaan beton harus diajukan oleh Penyedia Jasa kepada Direksi
Pekerjaan untuk disetujui. Selain menggunakan air apabila diperlukan pemeliharaan
beton dapat dilakukan dengan campuran kimia untuk pemeliharaan beton. Campuran
kimia ini harus benar-benar telah dibersihkan pada saat pekerjaan finishing selesai.

10. Test Material


10.1 Beton
• Test mutu beton maupun material-material beton harus dilaksanakan oleh
laboratorium independen yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
• Pengujian slump dan kubus beton harus memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton
Bertulang Indonesia SNI 6880-2016 “Spesifikasi Beton Struktural”.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


38
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

• Untuk pengujian mutu beton di lapangan digunakan pengujian slump dengan


menggunakan kerucut Abrams. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump,
ketinggian slump yang disyaratkan oleh Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971 berkisar antara 7,5 cm sampai dengan 15 cm. Cara pengujian slump adalah
sebagai berikut : adukan beton diambil saat sebelum dituangkan ke dalam cetakan
beton (bekisting), cetakan slump dibasahi air dan ditempatkan di atas kayu yang
rata atau plat baja. Masukkan adukan beton ke dalam cetakan dalam 3 lapis yang
kira-kira sama tebalnya. Setiap lapis dipadatkan dengan menusuk-nusuk tongkat
pemadat ∅ 16 mm panjang 60 cm dengan ujungnya yang bulat (seperti peluru).
Masing-masing 25 kali. Ratakan permukaan adukan beton dan biarkan selama 30
detik. Selama waktu menunggu ini cetakan dan plat slump dibersihkan dari adukan
beton yang berjatuhan. Angkat cetakan perlahan-lahan. Dalam pengangkatan,
posisi cetakan harus dijaga tetap dalam keadaan vertikal. Ukur penurunan dari
adukan beton (slump), pengukuran dilakukan pada 4 titik, yang nilai penurunannya
diambil harga rata-rata
• Sedangkan pengujian mutu beton di laboratorium digunakan test kuat tekan yang
berbentuk kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm
• Pengambilan adukan beton, pencetakan dan curingnya harus di bawah
pengawasan Direksi Pekerjaan. Prosedurnya harus memenuhi Syarat-Syarat
Peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 6880-2016 “Spesifikasi Beton
Struktural”.
• Pengambilan beton untuk kubus uji dilakukan sedekat mungkin pada lokasi yang
akan dicor, untuk menggunakan concrete pump, kubus diambil setelah beton
dipompa
• Untuk pembuatan campuran beton di lapangan, maka pengambilan kubus uji
sebagai berikut : 3 kubus uji harus diambil dari setiap 5 M³ beton yang dicor, serta
1 slump test untuk setiap sample test. Jumlah minimal kubus uji yang harus
diambil adalah 20 buah. Kubus tersebut digunakan untuk test kuat tekan beton
umur 3, 7, 21 dan 28 hari.
• Direksi Pekerjaan berhak meminta setiap saat kepada Penyedia Jasa untuk
membuat uji coba dari adukan yang dibuat

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


39
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

• Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus uji menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa
• Kubus uji harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu kode yang ada
menunjukan tanggal pengecoran, pembuatan adukan, bagian struktur yang
bersangkutan dan lain-lain setelah selesai percobaan
• Cara pembuatan kubus beton adalah sebagai berikut : Isi cetakan dengan adukan
beton dalam 3 lapis, setiap lapis diisi kira-kira 1/3 isi cetakan. Masing-masing lapis
dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali secara merata. Kemudian
ratakan permukaan beton. Biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan
letakan pada tempat yang bebas getaran. Setelah waktu 24 jam, keluarkan benda
uji dari cetakan dan rendam benda uji dalam bak yang berisi air, agar proses
pemeliharaan (curing) beton berlangsung baik, maka perendaman dilakukan
sampai batas waktu pengujian kuat tekan.

11. Core Test


• Apabila ternyata hasil test 28 hari tidak memenuhi syarat kekuatan, pihak Direksi
Pekerjaan berhak meminta core test untuk struktur-struktur beton yang tidak
memenuhi syarat tersebut. Peralatan coring dan metode-metodenya harus
disetujui oleh Direksi Pekerjaan
• Seluruh biaya pengambilan sample untuk core test dan biaya pengetesannya
menjadi tanggung jawab Penyedia jasa
• Evaluasi hasil test
Apabila ternyata hasil test 28 hari tidak memenuhi syarat, Penyedia Jasa harus
membongkar dan mengganti seluruh volume beton yang dicor dan segala biaya
yang menjadi konsekwensinya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Sebelum
melakukan pembongkaran struktur Penyedia Jasa dapat mengusulkan untuk
melakukan core test pada struktur-struktur yang sudah selesai dicor
Penyedia Jasa juga dapat mengusulkan untuk melaksanakan loading test pada
struktur tertentu. Metode pelaksanaan loading test maupun core test harus terlebih
dahulu disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Semua biaya pengetesan, pembongkaran
maupun pengecoran kembali menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


40
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

12. Baja Tulangan


Penyedia Jasa menggunakan baja tulangan dengan mutu sesuai dengan yang disyaratkan
dalam bestek yaitu sesuai dengan Standar Industri Indonesia (SII).

13. Kegagalan Pekerjaan Beton


Penyedia Jasa harus segera memeriksa seluruh permukaan beton setelah beton dibuka dan
melaporkan kepada Direksi Pekerjaan apabila ditemukan ada permukaan beton yang keropos.
Apabila kekeroposan beton tersebut mengakibatkan pengurangan kekuatan tekan beton,
keretakan atau creep dan shrinkage, atas instruksi dari Penyedia Jasa bagian beton tersebut
dibongkar dan dicor ulang tempat pemotongan dan construction joint ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan
Apabilan kekeroposan masih dapat diperbaiki tanpa pembongkaran, Penyedia Jasa harus
mengajukan metode kerjanya kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui. Perbaikan
(penambahan) tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa dan metode kerja penambahannya
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Apabila kekeroposan beton ini mengakibatkan kekuatan beton berkurang dari yang
dispesifikasikan, Direksi Pekerjaan dapat menghentikan pekerjaan pengecoran lain yang
mempunyai relevansi dengan unsur struktur tersebut.

14. Water Stop


Water stop harus dipasang sesuai dengan gambar-gambar dan pada setiap construction joint
dari unsur-unsur basement dan unsur-unsur lain yang berada di bawah muka air. Water stop
yang digunakan harus dari produsen yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dengan merk
yang setara dengan Expandite.
Water stop dipasang horizontal seperti pada pertemuan antara dinding dan pelat yang terletak
di bawah tanah harus ditempatkan pada as-nya. Water stop yang digunakan untuk construction
joint maupun expansion joint harus merupakan type yang memungkinkan terhadap
pergerakan. Water stop harus dipasang dan disambung pada posisi yang sedemikian rupa
sehingga memungkinkan pengecoran beton dan pemadatannya.
Penyedia Jasa harus mengajukan jenis material, metode pemasangan dan shop drawing
tentang water stop ini untuk disetujui Direksi Pekerjaan.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


41
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

15. Pembengkokan dan Pemasangan Baja Tulangan


Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, tepat pada ukuran posisi
pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak menyimpang dari Peraturan Beton Bertulang
Indonesia SNI 2847 :2013 “Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung”.
Pembengkokan itu dilakukan oleh tenaga yang ahli, dan dengan menggunakan peralatan
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak-retak dan sebagainya.
Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Penyedia Jasa harus membuat rencana kerja
pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bar cutter dan bar bending schedule) yang
sebelumnya harus diserhakan kepada Direksi Pekerjaan. Pemasangan dan penyetelan
berdasarkan peil-peil sesuai dengan gambar dan sudah diperhitungkan terhadap toleransi
penurunannya.
Pemasangan dengan menggunakan pelindung beton (beton decking) sesuai dengan gambar.
Apabila hal tersebut tidak tercantum dalam gambar atau dalam spesifikasi ini, maka dapat
digunakan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1 SNI 2847 :2013 “Persyaratan Beton
Struktural Untuk Bangunan Gedung”. sesuai dengan tabel berikut :

Bagian Kostruksi Tebal Selimut Beton Minimum (cm)


- Pelat 2,0
- Dinding 2,0
- Balok 4,0
- Kolom 4,0
- Pondasi 7,5
Tabel 4.4 Selimut Beton

Pembengkokan kembali besi ulir tidak diperkenankan. Apabila baja polos yang sudah dicor
beton, jari-jari pembengkokan minimal harus 2 kali diameter dari tulangan tersebut.
Semua pemotongan, pembengkokan dan toleransi pembengkokan harus sesuai dengan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 2847 :2013 “Persyaratan Beton Struktural Untuk
Bangunan Gedung”.. Semua tulangan harus diikat dengan baik dengan kawat beton sehingga
tidak mengalami perubahan posisi saat pengecoran beton. Akhir dari tulangan harus
dibengkokan ke arah dalam minimal 5 kali diameter tulangan dan tidak diperkenankan
menembus ke selimut beton.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


42
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pemotongan atau ketentuan penempatan sambungan harus sesuai dengan gambar atau
ditempat yang ditentukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Tulangan yang telah terpasang
tetapi belum dicor harus dilindungi sepenuhnya terhadap korosi, sesuai dengan petunjuk
Direksi Pekerjaan.
Apabila tulangan selesai dipasang, Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi
Pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui. Penyedia Jasa tidak diperkenankan melakukan
pengecoran sebelum tulangan yang terpasang diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
tidak boleh diubah tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.

16. Pengelasan Tulangan


Pengelasan tulangan hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Apabila
pengelasan diizinkan, pencegahan terhadap kebakaran harus sebaik mungkin dengan
mempersiapkan fire extinguiher sedekat mungkin dengan lokasi pengelasan. Pengelasan
harus dilakukan oleh personil yang berpengalaman. Sebelum melakukan pengelasan,
Penyedia Jasa harus mengajukan metode kerja dan sistem pengelasan yang dipakai untuk
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

17. Acuan
17.1.1 Umum
Acuan, baik yang sementara maupun yang permanen, dimaksudkan untuk membentuk
struktur-struktur beton dengan segala detailnya. Acuan yang dibuat harus dapat
dipertahankan bentuknya baik selama pemasangan tulangan maupun pengecoran
beton
Perancah termasuk segala jenis unsur-unsurnya seperti pengaku, balok, pengikat dan
tiang, juga termasuk pondasi sementara yang diperlukan untuk memikul acuan tanpa
menimbulkan settlement. Baik acuan maupun perancah harus direncanakan oleh
Penyedia Jasa untuk menyangga berat maupun tekanan dari beton dalam keadaan
basah dan peralatan yang mungkin ada di atasnya serta beban-beban kejut dan
getaran. Kesemuanya ini harus direncanakan dengan metode ereksi dan
pembongkaran yang sederhana sehingga memudahkan pemasangan, penambahan
maupun pembongkarannya.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


43
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Defleksi (lendutan) yang diizinkan terjadi adalah 1/900 bentang dan balok kantilever
lendutan yang dizinkan adalah 1/300 bentang. Bracing-bracing harus dipasang untuk
menghindari pergerakan horizontal, transversal maupun longitudinal yang terjadi.
Gambar-gambar yang menunjukkan detail dari acuan maupun perancah, perhitungan
perancah, elevasi dari acuan maupun perancah harus diajukan oleh Penyedia Jasa
untuk disetujui oleh Direksi Pekerjaan

17.1.2 Bekisting yang Digunakan


Acuan dibuat dari multiplek dengan ketebalan minimum 10 mm atau material lain yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Acuan yang dipakai harus bersih dari segala macam
kotoran, apabila akan digunakan kembali acuan harus bersih, acuan yang sudah rusak
dan tidak lurus lagi tidak diperkenankan dipakai kembali.
Untuk mempercepat pekerjaan pengecoran, disyaratkan agar Penyedia Jasa membuat
panel-panel bekisting yang standar untuk acuan bagian konstruksi yang tipikal.

17.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan


Multipleks yang digunakan untuk acuan harus ditumpu sepanjang pinggirnya. Kaso-
kaso, pengaku dan penumpu harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat
dipertahankan kelurusannya dan kekuatannya selama pekerjaan pengecoran maupun
pemadatan beton dilakukan
Pengaku, acuan serta perancah yang dibuat harus dipersiapkan terhadap
kemungkinan settlement dari perancah tersebut. Acuan harus diperbaiki apabila
ternyata perancah mengalami settlement.
Semua tiang perancah harus dipasang dengan pengaku vertikal horizontal maupun
diagonal. Bracing lateral harus dari 2 arah dan bracing diagonal harus 2 sisi, baik
horizontal maupun vertikal. Apabila tiang penyangga perlu disambung, pemasangan
bracing harus diatur sesuai dengan lokasi penyambungan tersebut. Acuan untuk beton
pra-tegang harus diperhitungkan dapat menahan gaya-gaya yang mungkin terjadi
selama penarikan (stressing) berlangsung.
Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan, semua unsur yang harus berada
di dalam beton tersebut harus sudah ditempatkan secara benar, termasuk pengaturan
selimut betonnya. Seluruh perancah dan acuan harus diperiksa kembali pada saat

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


44
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

pengecoran beton akan dimulai. Apabila ternyata ada bagian perancah atau acuan
yang berubah posisi, perancah maupun acuan tersebut harus diperbaiki terlebih
dahulu sebelum pengecoran dilaksanakan.

17.1.4 Waktu Untuk Membongkar Bekisting


Acuan dapat dilepaskan dari beton apabila pembongkarannya dapat dipastikan tidak
mengakibatkan kerusakan beton, dan acuan tersebut sudah mudah dilepaskan dari
beton. Waktu untuk membongkar acuan dan perancah tergantung dari cuaca, metode
pemeliharaan beton, kekuatan beton type dari struktur dan beban rencana. Dalam
segala hal, waktu untuk melepas acuan dan perancah tidak kurang dari :

Unsur Struktur Waktu


Samping balok, dinding, kolom yang tidak dibebani 24 Jam
Pelat (acuannya saja) 3 hari
Balok (acuannya saja) 7 hari
Perancah pelat diantara balok 7 hari
Perancah balok dan plat slab 14 hari
Perancah kantilever 28 hari

Pekerjaan pembongkaran bekisting harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh


Direksi Pekerjaan.

18. Finishing Beton


18.1.1 Permukaan yang Kelihatan
Beton yang permukaannya kelihatan (exposed) harus difinishing dengan adukan.
Lobang-lobang yang terjadi pada beton harus difinishing dengan adukan. Untuk
dinding penahan tanah, lobang pengikat acuan tidak diperkenankan. Lobang-lobang
pada permukaan beton tidak boleh lebih besar dari 3 mm, lobang yang lebih besar
diameter 3 mm tapi lebih kecil dari 20 mm tidak boleh melebihi 0,5% dari permukaan
beton tersebut. Lobang yang lebih besar dari 20 mm tidak diperkenankan. Apabila
terdapat lobang yang ternyata lebih besar dari 20 mm, harus dikonsultasikan dengan
Direksi Pekerjaan.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


45
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Jika permukaan beton tidak cacat, adukan yang digunakan untuk perbaikan harus
berwarna sama dengan beton disekelilingnya. Sample harus dibuat terlebih dahulu
sebelum perbaikan permukaan beton tersebut dimulai.

18.1.2 Pelat
Permukaan pelat harus merupakan permukaan yang rata tanpa adanya kelebihan
adukan ataupun lobang-lobang pada permukaan pelat tersebut, di luar batas toleransi
yang diizinkan.
Apabila penambahan permukaan finishing tersebut langsung dilakukan sebelum beton
mengeras secara total, semua kelebihan air, adukan maupun kotoran-kotoran lain
dibersihkan dengan cara disikat hati-hati untuk mencegah ikut terbawanya agregat
yang sudah dicorkan.
Apabila plat tidak difinishing dengan adukan, permukaan beton tersebut harus dibuat
kasar sesuai dengan schedule finishing yang ada. Permukaan beton tersebut harus
diratakan sehingga memiliki level yang sama, tidak melewati batas toleransi yang
diizinkan.

18.2 Toleransi Pekerjaan Pengecoran


Toleransi pelaksanaan dari seluruh pekerjaan beton, dalam segala hal tidak boleh melebihi
schedule toleransi di bawah ini :
Posisi as kolom dan as dinding 6 mm dalam 3 meter panjang nilai maksimum 1
penahan geser (posisi bangunan) cm untuk seluruh panjang
Posisi pondasi dan pile cap 2% dari lebar pondasi dengan nilai maksimum 5
cm
Dimensi pondasi dan pile cap Minus 1 cm sampai plus 5 cm minus 5% sampai
plus 10% dengan nilai maksimum 5 cm
Dimensi unsur-unsur vertikal dan 5 mm dalam 5 mm dengan nilai maksimum 1 cm
miring untuk seluruh panjang
Deviasi horizontal kolom dan dinding 1,2 cm dari ketinggian 30 meter 2 cm dari
geser dari ketinggiannya ketinggian 60 meter 2,5 cm dari ketinggian 90

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


46
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

meter
Jarak lantai ke lantai 3 meter, deviasi = 6 mm
Jarak lantai ke lantai 6 meter, deviasi 6 meter,
Level rata-rata deviasi = 1,2
Jarak lantai ke lantai lebih dari 12 meter, deviasi
= 2 mm
Deviasi level dari permukaan pelat 6 mm dari 3 meter panjang 1 cm dari 6 meter
panjang dengan nilai maksimum 2 cm untuk
panjang keseluruhan
Deviasi potongan (plat, balok kolom Dimensi < 15 cm + 1 cm sampai –3 mm
maupun dinding geser) Dimensi >= 15 cm + 1,2 cm sampai - mm
Bukaan pada dinding dan plat 6 mm

PASAL 3
PEKERJAAN KAYU NON STRUKTUR

1. LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil
yang baik dan rapi.
Pekerjaan ini meliputi antara lain :
a. Pekerjaan Kayu Kasar :
- Pekerjaan Kayu Kasar pada umumnya.

b. Pekerjaan Kayu Halus :


- Pintu berikut rangka.
- Pekerjaan Kayu Halus pada umumnya.

2. PERSYARATAN BAHAN

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


47
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

a. Jenis kayu yang dipakai :


1) Kayu Kamper, yang diawetkan, Kelas Kuat I-II Kelas awet I, mutu A.
Digunakan untuk seluruh pekerjaan kayu yang
disebutkan diatas, terkecuali dinyatakan lain dalam Buku Syarat-
syarat Teknis dan yang dinyatakan dalam gambar.
2) Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing.
3) Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa
putih kayu, pecah-pecah, mata kayu, melintang basah dan lapuk.
4) Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus
memenuhi syarat PPKI. Untuk kayu Kamper kalimantan, kelembaban
tidak dibenarkan melebihi 12%.
5) Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh
Perencana/MK.
6) Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan bahan pengawetan
sesuai dengan methoda yang dipakai dan menghasilkan kualiatas yang
baik dan dapat dipertanggung jawabkan oleh kontraktor pelaksana

b. Bidang Panel dan Pintu.


1) Bahan yang digunakan untuk bidang panel, kecuali
ditentukan lain adalah Plywood. Jenis Plywood yang
digunakan adalah Teak Plywood, dengan muka berkualitas
baik untuk bidang tampak. Tiap lembar plywood yang dipakai
harus mempunyai tanda/cap dari pabrik yang dikenal.
2) Plastic Laminated / HPL yang digunakan adalah Plastic
Laminated dari Produk KW I atau setaraf, sesuai dengan DIN 53799,
tebal 1,3 mm. Bahan perekat yang digunakan adalah perekat tahan
air sekelas Herferin dengan penggunaan
sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.
3) Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya
harus digalvanisasi sesuai dengan NI-5.
4) Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pemasangan,
harus diletakkan di satu tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi
udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan harus dilindungi dari
kerusakan.
5) Daun pintu Rangka kayu Kamper 2/10 dilapis multiplek 2x 9 mm + HPL
ex TACO

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin,
kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan MK.
b. Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasi
sesuai dengan NI-5, bab VI, pasal 14,15 dan 17. Tidak diperkenankan
pengerjaan di tempat pemasangan.
c. Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai
pekerjaan untuk mendapatkan ketetapan pemasangan di lapangan.
d. Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus diperhalus, rata
dan waterpass.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


48
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

e. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui
toleransi kerataan 0,5 cm untuk setiap 2 m2.
f. Pekerjaan kayu halus
1) Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sudah
diketam halus dan siap di-finish).Kontraktor wajib menyerahkan shop
drawing dan contoh jadi untuk bagian detail tertentu pada MK untuk
mendapatkan persetujuan.
2) Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus
menggunakan mesin tanpa kecuali dan tida diperkenankan
mengerjakannya di tempat pemasangan.
3) Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara
memaku atau cara lainnya yang disetujui MK.
4) Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul
atau sejenisnya yang telah disetujui MK.
5) Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.
6) Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa
sehingga siap menerima finish. Penggunaan meni sama sekal
tidak disetujui termasuk
memberi lapisan dempul atau sejenis, kecuali disyaratkan lain
oleh M/Perencana.
7) Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus
mengajukan terlebih dahulu baik kualitas maupun jenisnya kepada
MK untuk mendapatkan persetujuan.
8) Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat
persetujuan dari MK. Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka
Kontraktor harus mengganti atas tanggung jawabnya.
9) Semua pekerjaan berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus
digalvanisasi sesuai dengan NI-5.
10) Setelah dipasang, Kontraktor wajib memberikan perlindungan
terhadap benturan-benturan benda lain dan kerusakan-
kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul
adalah tanggung jawab Kontraktor.
11) Untuk pekerjaan Kayu Lemari built in seperti tertera pada gambar
harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- Kayu harus dikerjakan menurut pola dan urutan
pengerjaan yang ditentukan olehMK dan Perencana.Bahan kayu
dipotong menurut pola yang telah ditentukan.
- Bahan kayu yang telah dipola diserut dengan mesin, baru
kemudian dengan serutan tangan. Sambunan tenon,
ekor burung layang-layang (dove tail), dowel atau type
sambungan lain harus dikerjakan dengan mesin toleransi 0 mm.
- Semua bagian-bagian kayu yang terlihat (exposed)
harus difinish, termasuk semua permukaan yang terlihat
apabila pintu ditutup atau dibuka.
- Penyelesaian akhir dengan Melamic Finish dan Marmer dengan
warna yang telah disetujui MK dan Perencana.. Bentuk dan
Ukuran sesuai gambar.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


49
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

- Pelaksana/Kontraktor harus mengajukan contoh material


hardware dan contoh finishing untuk disetujui MK/Perencana.

PASAL 4
PEKERJAAN LOGAM LOGAM NON STRUKTUR

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan metal dalam hal ini meliputi:
a. Pekerjaan Alumunium rangka langit-langit.
b. Pekerjaan Besi tangga dan railing tangga
c. Pekerjaan Penggantung Rangka langit-langit.
d. Pekerjaan Rangka atap polycarbonat
e. Grill besi
f. Pekerjaan pintu besi

2. PERSYARATAN BAHAN
a. Rangka Langit-langit
1) Rangka langit-langit harus disesuaikan dengan ASTM C 635 Metel
Suspension System untuk Acoustic Tilelay-in Panel
2) Mutu dan Kualitas rangka lagit-langit yang memenuhi syarat dapat
dipakai pada produk accoustic tile yang dipilih.
b. Besi
1) Pipa besi yang digunakan adalah GIP/ Hollow dengan bentuk
dan ukuran yang sesuai dengan yang tertera pada gambar.
2) Baja Profile yang digunakan adalah baja SST.37 dengan ukuran
sesuai yang tertera pada gambar.
3) Pipa baja yang diigunakan adalah Carbon Steel ST.37 dengan ukuran
sesuai yang tertera pada gambar.

c. Penggantung Rangka Langit-langit.


Penggantung Rangka langit-langit yang digunakan adalah besi 8 mm
galvanized dilengkapi dengan adjuster pada tiap penggantung.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pekerjaan Alumunium Rangka Langit-langit.
1) Sebelum pemasangan rangka langit-langit dilaksanakan, perlu
diperhatikan pekerjaan lain yang erat hubungannya dengan pekerjaan
ini.
2) Pekerjaan lain yannng termasuk disini adalah :
o Electronik - Penerangan
o Freshair /Exhaust Fan
o Perlengkapan instalasi yang diperlukan.
3) Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak tercantum pada gambar
rencana langit-langit, harus diteliti dahulu pada Gambar Instalasi
pekerjaan yang dimaksud (elektrikal, mekanikal dengan
MK/Perencanaan).

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


50
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

4) Pola pemasangan disesuaikan dengan Gambar Rencana yang ada,


5) Cara Pemasangan menurut ketentuan-ketentuan pabrik yang
mengeluarkan produk yang akan dipergunakan.
6) Pada waktu pemasangan rangka langit-langit harus
diperhatikan ketinggian celling sesuai dengan gambar.
7) Sebelum Pemasangan, Kontraktor harus membuat Shop Drawing
untuk mendapatkan persetujuan MK.
8) Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui
toleransi kerataan (0,5 cm untuk setiap 2 m2).

b. Pekerjaan Besi
1) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi dilapangan.
2) Bahan-bahan perlengkapan lainnya seperti sekrup, baut, mur, paku
metal fitting yang akan berhubungan dengan udara dibuat dari besi
yang digalvanisasi.
3) Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubungannya
dengan material lain, dengan mengikuti semua petunjuk gambar
rencana secara seksama.
4) Kontraktor diminta untuk menyiapkan shop
drawing/gambar kerja untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu dengan
petujuk MK/Perencana.
5) Pemotongan dengan membakar dibengkel harus dilakukan dengan
mesin pemotong pembakar yang
standar. Pembakaran di bengkel atau dilapangan harus disetujui
MK.
6) Semua pekerjaan metal terpotong harus disetujui MK.
7) Berkas-berkas pekerjaan harus dikikir sampai halus dan rata
permukaan.
8) Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi
kesalahan pemasangan.
9) Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan las sesuai gambar
10) Pemasangan pengelasan harus dikerjakan
dengan rapi, tanpa menimbulkan kerusakan - kerusakan pada bahan
bajanya. Pengelasan harus menjamin pengakhiran yang rata dari cairan
elektroda tersebut. Permukaan dari daerah yang akan dilas
harus bersih dan bebas dari kotoran, cat minyak dan karat.
11) Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan
dijamin tidak akan berputar atau membengkok. Setelah pengelasan,
sisa-sisa/kerak las harus dibersihkan dengan baik
(Wire,brush,ampelas). Cacat
pada pengelasan harus dipotong dan dilas kembali atas tanggung
jawab Kontraktor.
12) Tambahan dan angkur langit-langit yang perlu harus
digunakan walaupun tidak termasuk dalam gambar
(lengkap dengan pemakaian ramset untuk beton) meliputi dan
tidak terbatas pada kedudukan fixture (toilet dan cermin).

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


51
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

c. Pekerjaan Kawat Penggantung Rangka Langit-langit.


Sistim Penggantungan langit-langit adalah dengan menyediakan angker
besi beton dia 10 mm pada pelat beton pada jarak 1.20 x 1.20
m. Pola disesuaikan dengan pola langit-langit, kecuali dinyatakan lain
dalam gambar atau petunjuk MK.

PASAL 5
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan pemasangan batu bata ringan ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Perencana/MK.

2. PERSYARATAN BAHAN
- Batu bata harus memenuhi NI-10
- Semen Porland harus memenuhi NI-8
- Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
- Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9

3. SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN


a. Pasangan batu bata/Bata Ringan
100x200x60, dengan menggunakan aduk campuran 1PC:2 pasir
pasang. Untuk daerah yang terdampak langsung dengan air dan pada
daerah yang tidak terkena air menggunakan aduk campuran 1PC:5
pasir pasang
b. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari
permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm di
atas permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah setinggi 160
cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada
lantai menggunakan simbol aduk transram/kedap air digunakan
aduk rapat pasir dengan campuran 1 PC : 2 pasir pasang.
c. Batu bata merah yang digunakan adalah batu bata merah ex lokal
dengan kualitas terbaik yang
disetujui Perencana/MK siku dan sama ukurannya 100x200x60mm.
d. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak hingga
jenuh.
e. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram
air.
f. Pemasangan dinding batu bata, pemakaian pasir diayak
terlebih dahulu untuk mendapatkan ayakan yang sempurna.
g. Pemasangan dinding batu bata seblum
diplester harus dibersihkan terlebih dahulu dan siar-siar telah
dikerok dan dibersihkan.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


52
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

h. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap


terdiri maksimum 24 lapis setiap hari maksimum 24 lapis setiap
harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
i. Bidang dinding 0.5 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2
ditambah kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12
x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter
6 mm jarak 20 cm.
j. Pembuatan lubang pada pasangan untuk peranca/steiger
sama sekali tidak diperkenankan.
k. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan
dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberikan
penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton
dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya
30 cm kecuali ditentukan lain.
l. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi
5%. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh dipergunakan.
m. Pasangan batu bata untuk dinding 0.5 harus menghasilkan din
ding finish adalah 15 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat,
rapi dan benar-benar tegak lurus.

PASAL 6
PEKERJAAN KAYU

1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi tenaga kerja, penyediaan bahan, alat bantu dan
lain sebagainya untuk memperoleh pekerjaan kayu yang baik.

2. BAHAN-BAHAN
a. Kayu yang dipakai adalah sebagai berikut :
- Untuk rangka daun pintu menggunakan kayu kamper Samarinda klas
awet II ukuran 2,2 x 10 cm.Dilapis gunakan multiplek double 2x 9 mm
Dipakai untuk semua pintu yang tertuang dalam gambar.
- Untuk list plafond menggunakan list plafond gysupsum curve m. 7
b. Kayu-kayu diatas dari kualitas baik, tua, tidak ada celah dan cacat lainnya.
c. Kelembaban kayu harus kurang dari 15 % untk tebal kurang dari 7 cm.

3. PERMUKAAN LUAR
Semua permukaan kayu yang akan kelihatan permukaannya harus diserut rata
dan yang tidak terlihat boleh dibiarkan bekas gergajiannya, kecuali jika
ditentukan untuk dikerjakan.

4. PEKERJAAN DAUN PINTU


a. Semua Daun pintu rangka kayu 2,2x 10 cm ditutup pada kedua
belah permukaannya dengan teakwood tebal 9 mm, Dilapis gunakan

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


53
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

HPL merk TACO. Pintu tersebut harus dibuat dengan


ukuran dan detail yang diberikan dalam gambar kerja.
b. Kecuali Daun pintu servis untuk akses keluar dari R. Sterilisasi, gunakan
pintu rangka holoow lapis double pelat besi di finish duco.

PASAL 7
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
- Lingkup dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-
alat bantu dan alat angkut yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
- Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian
dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditujukan dalalm
gambar.
2. BAHAN-BAHAN
a. Plesteran halus
1) Untuk penyelesaian permukaan dinding bata dengan plesteran,
digunakan jenis plesteran 1 pc + 5 pasir.
2) Jenis plesteran 1 pc + 2 pasir dipakai untuk semua permukaan transram
terutama dinding KM/WC bagian dalam setinggi 30 cm dari peil lantai
jadi serta seluruh dinding yang berhubungan langsung dengan udara luar.
3) Semua permukaan beton bertulang, ujung-ujung dan sudut-sudut
dipakai jenis plesteran 1 pc + 2 pasir.

b. Acian
Setelah diplester dengan jenis plesteran seperti diuraikan dalam butir
(b) di atas, elanjutnya permukaan plesteran tersebut diaci (semen dan air)
hingga halus.

3. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Untuk mengerjakan dinding bata dan permukaan beton harus
diberikan cukup waktu. Tidak boleh memulai pekerjaan plesteran
sebelum dinding betul-betul kering.
b. Semua permukaan harus dibersihkan dengan sikat memakai sikat yang
kaku, untuk membersihkannya dari bintik-bintik dan segala kotoran.
c. Pada permukaan pasangan bata pekerjaan plesteran dapat segera
dimulai setelah pasangan bata kering.
d. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum waktunya
permukaan-permukaannya harus dibasahi dengan air hingga tetap
lembab.

4. PELAKSANAAN PLESTERAN

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


54
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

a. Guna penyelesaian muka beton dan dinding dipasang


plesteran dengan tebal lapisannya tidak kurang dari 1,2 cm, kecuali
ditentukan lain.
b. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa hingga merupakan permukaan
yang rata, plesteran harus dilaksanakan dengan memakai alat hampar
dari kayu dan disebarkan ke pinggir-
pinggir dengan memakai alat perata adukan sampai permukaannya
rata dan halus.
c. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah
dipasang
d. Mulailah membasahi secukupnya begitu plesteran telah
mengeras untuk menghindari kerusakan. Waktu kering dan
panas, plesteran harus dijaga agar tidak terjadi penguapan terlalu
banyak dan tidak rata.

5. PEKERJAAN PERBAIKAN DAN PEMBERSIHAN


a. Membetulkan semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan dengan
membongkar bagian tersebut, kemudian dilakukan perbaikan hingga dinyatakan
baik oleh MK.
b. Pekerjaan yang sudah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat
lainnya.
c. Singkirkan sisa-sisa plesteran
yang mungkin masuk ke dalam lobang sparing
yang disiapkan untuk pekerjaan instalasi listrik.
d. Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, harus selalu dalam keadaan
bersih.

PASAL 8
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. LINGKUP PEKERJAAN
a) Meliputi tenaga kerja, peralatan dan bahan yang
diperlukan untuk pekerjaan kunci dan alat penggantung lain seperti
tercantum di dalam gambar dan RKS.
b) Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan
meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, daun jendela
alumunium seperti yang diisyaratkan dalam gambar.

2. BAHAN-BAHAN
1. Type-type kunci harus sesuai dengan fungsi ruangannya.
2. Engsel-engsel harus dari baja galvanisir dengan memakai ring
bearing setaraf Stainless puji ukuran 3 x 4 inch, dipasang sekurang-
kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dengan
menggunakan sekrup kembang yang warnanya sama dengan
engselnya, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


55
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul beban maksimal
20 kg.
3. Seluruh pintu dilengkapi dengan door closer kecuali pintu besi untuk
area service
4. Pintu double gunakan Handle Tarik t. 40 cm, Body kunci pelor, Slot
atas bawah, dan penutup Cilinder anak kunci.
5. Semua penggantung pintu gunakan merk Dekson sbb
i. Pull handle (Tarikan Pintu double)Dekson Ecolin PH 263 t.40
cm
ii. Handle (Pintu single) Dekson LH SR 0406 sss
iii. Engsel Dekson ESS DL 4x3x2mm 2bbSSS
iv. Body (Pintu double pelor) Dekson MTS 8585 SSS
v. Silinder (Anak kunci) Dekson TC DL 65 mm SN
vi. Door closer Dekson Hold , DCL 529 HO BA
vii. Slot Tanam (Pintu Double) Dekson FB 040 12 inc SSS
viii. Body (Pintu single) Dekson

b. Jendela aluminium
1. Jendela bukaan tipe Nako.anodize Hitam ex NIKI

3. PEKERJAAN PELAKSANAAN
a. Semua kunci, engsel dan door closer harus dilindungi dan
dibungkus plastik atau tempat aslinya setelah dicoba. Pemasangan
dilakukan setelah bangunan selesai dicat.
b. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul
sekrup, cara mengokohkannya hanya diputar sampai ujung. Sekrup yang
rusak waktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti.
c. Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah sedangkan
engsel
ketiga dipasang di tengah-tengah.
d. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu,
dipasang
setinggi 90 cm dari lantai.

PASAL 9
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliputi tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan yang berhubungan
dengan pekerjaan langit-langit sesuai gambar.
b. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh yang akan dipasang
khususnya untuk menetukan warna dan texture yang akan ditentukan
kemudian oleh Perencana, MK dan Pemberi Tugas.
c. Langit-langit harus terpasang dengan baik, permukaan harus rata,
garis vertikal dan horizontalnya harus saling tegak lurus sesuai disain.
Jika terjadi lendutan atau kekurangan-kekurangan lain, Kontraktor

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


56
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

wajib memperbaiki, jika MK memerintahkan dibongkar,


Kontraktor harus melaksanakannya atas biaya Kontraktor.

2. LANGIT-LANGIT BETON
Langit-langit beton yang tidak difinish apapun penyelesaiannya
menggunakan adukan 1 pc + 5 pasir diplester halus dan difinish cat.
Pekerjaan plesteran dapat dilihat pada Pasal 5. RKS ini. Pekerjaan ini
dilaksanakan pada langit langit bawah tangga dan ram.

3. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM


a. Material Gypsum, yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Memiliki sertifikat Green Label dan Green Listing
• Bebas Asbestos
• Kandungan TVOC rendah
• Non Radioactive Material
• Recyclable Material

b. Suspensi (rangka)

- Main Hollow : Hollow 4/4 galvanis


- Cross Tee hollow : Hollow 2/4 gavanis
- List tepi : List plafond Gypsump M 7 cm ( Curve)

d. Pemasangan
1. Harus dilaksanakan oleh tenaga yang benar-benar ahli dalam pekerjaan
gypsum.
2. Sebelum pelaksanaan Pemborrng wajib menyerahkan shop drawing
kepada MK untuk disetujui.
3. Pemasangan harus rata dan rapi, terutama pada sambungan
4. Suhu dan kelembaban ruang, sebelum, selama dan sesudah
pemasangan harus kurang lebih sama dengan keadaannya pada saat
penghuniaan ruang.
5. Pekerjaan yang dilakukan harus mengikuti metoda pelaksanaan yang
diajukan oleh kontraktor.
6. Pemasangan harus datar (tidak bergelombang) panel- panel harus bersih
tanpa cacat, gridnya harus lurus dan datar

PASAL 10
PEKERJAAN LANTAI

1 LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan lantai sesuai gambar hingga selesai sempurna.

2 PEKERJAAN PELAPIS LANTAI


2.1. Keramik Homogenius Tile 60x60 Polish
2.2 Keramik Homogenius Tile 60x60 UnPolish

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


57
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

2.3 Lantai Keramik 30 x30


2.4 Dinding Keramik 30x60

a. Persiapan
1. Seluruh pekerjaan yang harus diselsaikan dulu sebelum pekerjaan lantai
seperti, plumbing dan yang lainya harus telah selesai terlebih dahulu.
2. Lapisan di bawah pasangan lantai harus disiram terlebih dahulu.
3. Pemasangan Granit wajib memperhatikan nilai estetikanya.
4. Bahan yang akan digunakan harus disetujui Perencana MK dan
Pemberi Tugas.

b. Pelaksanaan
1. Sebelum dipasang permukaan beton harus mulus dan rata dengan
cara difinish dengan plesteran.
2. Adukan untuk alas PC : pasir = 1:3 Adukan untuk sambungan PC
: pasir = 1:2 Bahan Semen, pasir dan air dalam segala hal harus sesuai
ketentuan pada PB '71.
3. Granit dipasang tanpa menggunakan naat.
4. Pekerjaan permukaan harus water pass dan setelah pekerjaan
dilakukan ruangan harus ditutup demi keamanan teknis.
5. Ketebalan adukan 2,5 cm.
6. Harus dihindari potongan yang lebih kecil dari cm kecuali jika
tercantum dalam gambar Potongan harus rata tidak gompel bergerigi
atau cacat lainnya.
7. Pemborong wajib menyediakan bahan cadangan sebanyak 2% pelapis
lantai granit dari masing -masing jenis/type bahan granit terpasang,
disimpan sesuai dengan petunjuk MK.
8. Bahan yang akan digunakan harus disetujui Perencana MK dan
Pemberi Tugas.
9. Selesai pemasangan, ruangan harus bebas dari segala kegiatan.
10. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan, jangan terjadi potongan
lebih kecil dari setengah ukuran Granit, kecuali tercantum dalam
gambar Potongan. Pemotongan dilakukan tanpa bergerigi.
11. Pemasangan harus rata lurus dan tegak lurus satu sama lain, sehingga
diperoleh permukaan lantai water pass, kecuali pada bagian lantai kamar
mandi yang mengharuskan kemiringan yang umum dipakai.
(Pemasangan harus dilaksanakan sesuai disain serta memperhatikan
nilai estetikanya)

PASAL 11
PEKERJAAN PENYELESAIAN DINDING

1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi semua pekerjaan peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan
dengan pekerjaan penyelesaian dinding sesuai gambar hingga selesai
sempurna.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


58
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

2. PENYELESAIAN DINDING DENGAN CAT


Dinding yang tidak dilapisi dengan bahan pelapis apapun penyelesaiannya
dengan menggunakan cat tembok.dimana cat harus memiliki spesifikasi : Tidak
mengandung Mercury dan Lead, rendah VOC, rendah ODOUR, memiliki
sertifikasi green listing)Adapun merk Cat yang digunakan adalah Propan Eco
shield (Eksterior) dan Propan Eco Safe (Interior anti bacteria)

3 PEKERJAAN PARTISI GYPSUM BOARD


a. Bahan
Menggunakan dinding partisi gypsum rangka hollow 2x4 cm dan 4x4 cm (tebal
10 s/d 15 cm), lapis gypsum dobel (Double Gypsum Board) tebal tidak kurang
9 mm untuk sisi luar dan dalam. (spesifikasi : Bebas Asbestos, Kandungan
TVOC Rendah, Tidak Mengandung Radio Aktif, Recyclable material, memiliki
serifikasi Green Listing)digunakan merk Knauff dan atau Elephant

b. Pemasangan
1. Harus dilaksanakan oleh tenaga yang benar-benar ahli dalam pekerjaan
gypsum.
2. Sebelum pelaksanaan Pemborrng wajib menyerahkan shop drawing
kepada MK untuk disetujui.
3. Pemasangan harus rata dan rapi, terutama pada sambungan
4. Suhu dan kelembaban ruang, sebelum, selama dan sesudah
pemasangan harus kurang lebih sama dengan keadaannya pada saat
penghuniaan ruang.
5. Pekerjaan yang dilakukan harus mengikuti metoda pelaksanaan yang
diajukan oleh kontraktor.

PASAL 12
PEKERJAAN WATER FROOFING

1.LINGKUP PEKERJAAN
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja bahan-bahan
peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini
serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Bagian wan diwater proofing :
- Plat lantai beton dan over stek.(Topian beton)
- Daerah WC kamar mandi dan daerah basah lainnya.
- Groun reservoi da STP.
- Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

2.PERSYARATAN BAHAN
a. Persyaratan Standar Mutu Bahan Standar dari bahan dan produsen yang
ditentukan oleh pabrik dan standar-standar lainnya seperti NI.3 AST 828

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


59
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

ASTME TAP Р 80 da 407 Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar


dengan cara apapun tanpa izin dari M dan Perencana.
b. Jaminan Pemeliharaan Tenaga Ahli Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh
tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur dan pekerjaan harus mendapat
sertifikat jaminan pemeliharaan secara cuma -cuma selama 1 (sepuluh
tahun berupa :
• Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer' Proces
• Performance Warranty dan,
• Jaminan ketepatan aplikasi (Aplicator' Workmanshi
• Warranty).
c. Bahan waterproofing yang digunakan adalah SIKATOP Seal 107, 2
komponen.

PASAL 13
PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM

1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan serta peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk penyelesaian seluruh pekerjaan pemasangan penyetelan
aluminium lengkap dengan kacanya sesuai yang tercantum pada gambar
kerja, sehingga didapatkan pekerjaan yang baik dan sempurna.

2. GAMBAR PELAKSANAAN (SHOP DRAWING)


a. Gambar Pelaksanaan menunjukkan ukuran, besaran-besaran, ketebalan,
kekuatan, alloy tempers, finish, detail-detail pertemuan dan hubungannya
dengan konstruksi secara keseluruhan.
b. Semua pekerjaan yang akan dipasang sesuai dengan disain arsitek dan
gambar kerja yang telah disetujui Pengawas.

3. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Periksa atau teliti semua ukuran di gambar kerja dan sesuaikan dengan
kondisi di lapangan berupa ukuran-ukuran lubang, termasuk mempelajari
bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-
detail sesuai gambar. Setiap ada perbedaan segera diberitahukan kepada
Pengawas untuk perbaikan.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan kusen dan panel
pintunya di lapangan, harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi
udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan
dan kelembaban.
c. Tanda-tanda cacat bahan akibat proses anodizing seperti “rock” atau “gripper”
pada permukaan aluminium, harus diganti.

4. PERSYARATAN BAHAN-BAHAN
Aluminium produksi dalam negeri berkualitas baik dengan spesifikasi sebagat
berikut :
- Sesuai SII extrusi 0695-82 dan SII Jendela 0649-82.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


60
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

- Alloy 6063 T5/Billet yang digunakan harus aslinya (tidak terbuat dari bahan
scrap/sisa).
- Aluminium profil :
• Bahan dasar alloy B 6063 T3 murni tanpa campuran bahan-bahan
scrap yang dilebur kembali.
• Ukuran shopfront/kusen : 40 x 75 mm (3 inc)
Tebal Shopfront/kusen : 1,00 mm
• Standar kualitas : SNI, Bermerk Aleksindo (Powder coating
putih)
- Kedap suara : 40 DB
- Ketahanan terhadap kebakaran 60 menit
- Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test
minimum 100 kg/m2.
- Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap tekanan
air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.
- Pewarnaan : black anodized + Powder coating putih
- Tebal Anodizing : 14 mikron
- Aksesories :
• Rangka Penguat Profil : Steel tube 40 x 40 mm
• Glassing Beadad : Neoprane
• Weater Strip : Vinil
• Screw Assembled : Stainless Steel
• Bahan Pengikat lain : Dipakai bahan baja lapis Zinc 20 mikron
• Kaca : Float grey glass tebal 5 mm, produksi MULIA
• Sealant : Ex- atau setara
• Sekrup-sekrup, engsel-engsel dan karet yuang digunakan sesuai
dengan ketentuan pabrik pembuat aluminium.

Seluruh pekerjaan aluminium harus memiliki syarat -syarat teknis sebagai berikut :
- Beban angin --------------------------- : 100 kg/m2
- Ketahanan kebocoran terhadap air------- : 25 kg/cm
- Ketahanan kebocoran terhadap udara----- : 12 m3/hr.m’ pada tekanan 20 mm H
20
Komponen lain meliputi : karet penjepit kaca (neoprene gasket), karet peredam pintu
(neoprene water seal), skrup-skrup gaalvanized, dynabolt, sealant serta bahan
pelindung frame aluminium untuk menghindaaari noda bekas percikan adukan
semen.

5. PEKERJAAN PELAKSANAAN
Syarat-syarat pelaksanaan :
a. Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan pemasangan kosen aluminium beserta
kaca harus dilaksanakan oleh Pemborong aluminium yang ahli dalam
bidangnya dengan persetujuan MK.
b. Untuk mendapat ukuran yang tepat Pemborong aluminium harus datang ke
lapangan dan melakukan pengukuran.
c. Untuk mendapat hasil yang baik pembuatan/penyetelan kosen aluminium
harus dilakukan di pabrik secara maksimal dan di lapangan tinggal pasang.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


61
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

d. Antara tembok/kolom/beton dan kosen aluminium harus diisi dengan "seal”


yang elastis, terutama untuk jendela-jendela luar. Pemasangan kusen
aluminium ke tembok harus dengan angker yang kuat.
e. Pemasangan kaca-kaca pada kusen alumunium harus diisi dengan "seal
yang berupa alur karet.
f. Semua detail pertemuan harus runcing halus rata dan bersih dari goresan
serta cacat yang mempengaruhi permukaan aluminium.
g. Sambungan-sambungan vertikal maupun horisontal, sambungan sudut
maupun silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil aluminium
harus dipasang sempurna bila perlu dengan skrup-skrup pengaku yang
tidak boleh kelihatan.
h. Fixin accesorie seperti skrup assembling dan engsel-engsel harus terbuat
dari bahan stainles steel.
i. Untuk panel kaca, setelah terpasang harus rata, tidak bergelombang, tidak
melintir dan semua peralatan/aksesories dapat berfungsi dengan baik dan
sempurna.
j. Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh
pekerjaan lain seperti cipratan cat, plesteran, noda teraso atau bekas
percikan pengelasan.
k. Dalam keadaan dibuka atau ditutup, kaca tidak boleh bergetar, yang
menandakan kurang sempurnanya pemasangan seal keliling.
l. Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak
akan terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan maupun udara luar.
m. Untuk pemasangan kaca/panel kaca, sebaiknya dari arah dalam bangunan,
untuk memudahkan penggatian.
n. Setelah pemasangan, kaca harus ditandai dengan tanda peringatan dengan
menggunakan tape atau cata yang tidak membekas pada kaca setelah
dibersihkan.
o. Menjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan pembersihan semua alat-alat
pelindung, tanda-tanda atau label-label. Pembersihan dengan menggunakan
larutan asam (acid solution) ringan atau sesuai dengan aanjuran oleh
manufacturer kaca.

6. PENGETESAN
a. Pemborong wajib melakukan pengetesan dengan hasil yang baik. Jika hasil
pengetesan gagal Pemborong wajib melakukan perbaikan dan pengetesan
ulang hingga mencapai standar test yang disyahkan Biaya test dan lain-lain
menjadi tanggung jawab Pemborong.
b. Pengetesan terdiri sebagai berikut :
1. Performance Test (test terhadap kehancuran dan lain -lain).
2. Material Test (test terhadap bahan, anodized, test korosi/karat dan lain-
lain) dilaksanakan dilaboratorium yang disetujui Pemberi Tugas.
c. Hasil test harus diserahkan secara lengkap kepada Pemberi Tugas.

PASAL 14
PEKERJAAN KACA

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


62
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

1 LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliputi tenaga kerja peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan kaca sesuai gambar hingga selesai sempurna.
b. Penyediaan dan pemasangan kaca dilaksanakan untuk :
1. Kaca cermin. T. 5 mm ex Mulia
2. Pintu dan jendela.T. 5 mm ex Mulia
3. Dinding partisi.T.12 mm Tempered ex Mulia/ Asahi
4. Penutup atap T.10 mm Tempered ex Mulia/ AsASI
5. Kaca Façade T. 5 mm ex Mulia
2 BAHAN-BAHAN
a. Kaca untuk cermin
Diatas meja wastape (tepinya digosok sampai halus dan diberi lis aluminium)
b. Kaca interior dan exterior
Mutu dan cara uji kaca harus sesuai dengan SI 018 78.

2 PEKERJAAN PERSIAPAN
Pemborong harus memberikan contoh kepada MK kaca yang akan dipasang
sesuai ketentuan pasal diatas dan dilengkapi dengan penjelasan mengenai
cara pemasangan dari pabriknya.

6. PEKERJAAN PELAKSANAAN
Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
a. Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan oleh tenaga pengalaman
serta mempunyai keahlian khusus di bidangnya.
b. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan Direksi Pengawas.
c. Pekerjaan kaca dilaksanakan setelah pekerjaan langit -langit lantai,
penyelesaian dinding selesai dikerjakan.
d. Pemotongan kaca diharuskan dengan menggunakan alat pemotong kaca
khusus. Pemotongan harus teliti dan sesuai dengan ukuran sehingga dalam
pemasangan tanpa ada pemaksaan.
e. Pemotongan kaca harus sesuai dengan ukuran rangka minimal 1 m masuk
dalam alu kaca pada kosen.
f. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat potongan, harus
digerinda/dihaluskan.
g. Pemasangan kaca dalam alur rangkanya harus rapat, kuat/tidak goyang dan
sesuai dengan persyaratan.
h. Tepi kaca diberi sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi.
Sealaaant yang dipakai dari mutu terbaik, sesuai persyaratan pabrik. Tidak
diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari batas
rangka.
i. Karet penjepit kaca (viny gasket) yang digunakan adalah dari jenis yang
terbaik. Pemasangan penjepit kaca dilakukan sedemikian rupa sehingga
pertemuan antar masing-masing ujung rapat tidak ada celah sama sekali
dan tidak diperkenankan adanya karet sambungan dari karet penjepit.
j. Kaca yang di dalam pemasangannya mengalami retak tergores dan cacat
lainnya harus diganti atas biaya Pemborong.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


63
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

k. Setelah kaca selesai terpasang tidak diperkenankan memberi tanda -tanda


dengan menggunakan kapur apalagi cat.Tanda-tanda harus dibuat dari
potongan kertas yang direkatkan dengan lem kertas.
l. Pembersihan akhir dari kaca harus menggunakan kain katun lunak dengan
cairan pembersih kaca.

PASAL 15
PEKERJAAN PENGECATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
a) Meliputi tenaga kerja peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan pengecatan sesuai gambar hingga selesai sempurna.
b) Pekerjaan pengecatan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya hasil pekerjaan
tidak menggelombang mengelupas dan cacat lainnya.
c) Jika terjadi cacat seperti tersebut pada butir (b Pemborong harus melakukan
perbaikan (pengecatan ulang.) Sehingga Pemilik Proyek merasa puas Biaya
perbaikan seluruhnya menjadi beban Pemborong.

2.BAHAN-BAHAN
a. Bahan EX Propan
Ekterior : ECOSHIELD PROPAN (weathershield)
Interior : ECOSAFE PROPAN

b. Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel, tidak pecah
atau bocor dan mendapat persetujuan Pengawas MK. Pemborong
bertanggung jawab bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan
sesuai dengan RKS.
c. Sifat umum
- Tahan terhadap pengaruh cuaca.
- Tahan terhadap gesekan dan mudah dibersihkan.
- Mengurangi pori-pori
- Tidak berbau.
- Daya tutup tinggi/kemasan rapat.
d. Data teknis pada 200C (derajat Celcius).
Berat jenis --------------- :rata-rata 1,35 g/cm3
Kepadatan ------------------ :rata-rata 37,0 %.
Tebal pada lapisan kering - :2 (dua kali lapisan 7 mikron).
Daya tutup teoritis ------- :6-7 m2/kg.
Kering abu ---------------- :10 menit pada kelembaban relatif 5 %.
e. Aplikasi dengan semprot (untuk bidang luas).
Pengecatan air ----------- : Gunakan air bersih.
Jumlah -------------------- : 10 – 15 % volume.
Diameter lubang semprot -- : 1,5 - 2 mm.
Tekanan udara semprot ----- : 0,3 - 0,4 MPa (= 3-4 atm 43 - 57 psi).
f. Aplikasi dengan rol atau kuas (untuk bidang kecil).
Pengenceran ---------------- : Gunakan air bersih.
Jumlah --------------------- : 0 - 5 %.
g. Warna

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


64
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

1) Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan


Pemborong mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Pemberi Tugas.
2) Setelah Pemberi Tugas menentukan warna pilihannya Pemborong
menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh atau
biaya Pemborong.
a. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan pekerjaan langit -langit dan
lantai telah selesai dikerjakan.
b. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut:
1) Dinding atau bagian yang dicat selesai dan disetujui oleh MK.
2) Bagian yang retak-retak pecah atau kotoran -kotoran yang menempel
dibersihkan.
3) Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena
masih basah dan lembab.
4) Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
c. Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat
urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan
pengecatan akhir.
d. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik
pembuat cat tersebut.

3.PEKERJAAN PENGECATAN DASAR PLESTERAN (CAT TEMBOK)


a. Cat Tembok Dalam
1) Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk
mengering Setelah permukaan tembok kering maka persiapan dilakukan
dengan membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap
pengkristalan/pengapuran (efflorescene yang biasanya terdapat pada
tembok baru dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar
bersih.
2) Selanjutnya dilapisi tepi dengan plamur.
3) Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkal dan rembesan
air harus diberi lapisan wal sealer.
4) Setelah kering permukaan yang kasar diamplas halus.
5) Bagian-bagian yang masih kurang baik diberi plamur lagi.Kemudian
dilakukan pengecatan dasar dan pengecatan akhir.

b. Cat Tembok Luar


1) Seperti halnya cat tembok dalam butir (a).
2) Pengecatan akhir dengan cat khusus luar (highl weather resistant
exterior wall paint).
3) Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan "Roller".

PASAL 17
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITASI

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliputi semua pekerja peralatan dan bahan-bahan yang digunakan da
berhubungan untuk pekerjaan sanitasi sesuai dengan gambar kerja dan
RKS. Antara lain:

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


65
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

- Pekerjaan Klosed Duduk Toto TYpe CW 421J


- Pekerjaan jet spray type.TX403SB
- Pekerjaan Westafel Toto type LW 230 J (hanging wall)
- Pekerjaan washtafel Toto type LW 647 CJT 1 (tanam)
- Pekerjaan Kran Air Toto type tx 23 B13
- Pekerjaan Floor Draind Toto type tx 1 bn
- Pekerjaan Tempat Tisu type Toto TX 720 ACRB
- Pekerjaan tampat sabun type Toto S 11 n
- Pekerjaan Grab Bar Diffable Toto Tx 3A3

b. Khusus untuk fittin-fitting stop kran dan perlengkapan sanitas fixtur lainnya
Pemborong harus memberikan contoh sesuai yang ditentukan dalam RKS
untuk disetujui Pemili Proyek.
c. Pekerjaan perlengkapa sanitas tidak dapat terlepas dari pekerjaan
mekanika plumbing.

2. BAHAN-BAHAN
a. Bahan harus memenuhi Standar Industri Indonesia tentang cara uji bahan-
bahan sanitasi.
Sanitari fixtur harus dilengkap fittin-fitting stop kran dan perlengkapannya.
b. Barang yang akan dipakai adalah produksi dari TOTO atau setaraf yang
disetuji oleh owner maupun MK, semua material ini mempunyai permukaan
yang halus licin dan mengkilap dari bahan keramik.
- Barang yang akan dipakai produk yang dapat menghemat air

3. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pada saat pekerjaan plestera dilaksanakann Pemborong harus menentukan
letak kelompok -kelompok untuk pemasangan lavatory tempat tissu dan lain-
lain.
b. Sebelum pemasangan dinding keramik Pemborong wajib memeriksa tempat
-tempat yang akan dipasang perlengkapan sanitasi dan memastikan
kelompok -kelompok yang belum terpasang memeriksa instalasi air yang
akan dihubungkan dengan perlengkapa sanitasi.
c. Pemasangan perlengkapan sanitas dilaksanakan setelah pekerjaan lantai
dan pekerjaan penyelesaian dinding.

4. PEKERJAAN PELAKSANAAN
a. Semua perlengkapan sanitasi dipasang kedinding atau lantai dengan cara
yang baik sambungan-sambungannya kokoh dan tidak merusak fitting.
b. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik tanpa kebocoran.
c. Pemasangan perlengkapan sanitasi harus rapi tidak miring.
d. Selesai pemasangan perlengkapan sanitas wajib dilaksanakan final tes dan
disaksikan MK.
e. Biaya pengujian pemeriksaan dan kerusakan material adalah tanggung
jawab Pemborong.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


66
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAGIAN PEKERJAAN MEKANIKAL


DAN PLAMBING
T I G A

I. Pekerjaan Plumbing
A. Umum
1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini.
3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan
biaya.

A. Lingkup Pekerjaan
1. Meliputi penyediaan air bersih beserta instalasinya, pengelolaan air kotor dan
drainase air hujan termasuk : Pemilihan, pengadaan, pemasangan serta
pengujian material maupun sistem keseluruhan sehingga sistem plambing
dapat berjalan dan beroperasi dengan baik dan benar sesuai gambar rencana
dan persyaratan ini.
2. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plambing.
3. Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk kemiringan
saluran dan peil banjir.
4. Sistem dan unit - unitnya meliputi :
a. Jaringan pipa air bersih untuk di luar dan di dalam bangunan.
b. Jaringan pipa-pipa air kotor dan bekas di dalam dan di luar bangunan.
Jaringan pipa-pipa vent untuk sistem pembuangan air kotor dan air bekas.
c. Pompa-pompa untuk menjalankan sistem air bersih lengkap dengan panel
kontrolnya.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


67
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

d. Unit pengolahan air kotor, bio-septictank


5. Penjelasan Sistem
a. Air Bersih
Untuk memenuhi kebutuhan ini, air disupplai dari air bersih PDAM dan
sumur dangkal.
b. Air Buangan
Air buangan mencakup air bekas dan air kotor.
1.a.1) Air bekas adalah air buangan tidak tercemar dari bak cuci
tangan, kamar mandi, pengering lantai.
1.a.2) Air kotor adalah untuk jenis air buangan dari urinal dan water
closet Pada proyek ini sistem untuk pengelolaan air buangan ini
adalah : Air bekas dan air kotor disalurkan secara gravitasi dengan
pipa menuju bioseptictank, kemudian di overflow ke saluran IPAL.
a. Air Hujan
Air Hujan yang jatuh diatap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa
tegak PVC kelas AW menuju ke dalam saluran air hujan halaman /
drainase site secara gravitasi menuju sumur resapan dan dioverflow ke
saluran kota.

A. Ketentuan Bahan dan Peralatan


1. Material yang dipakai harus baru serta memenuhi persyaratan teknis dan gambar
rencana. Untuk itu pelaksana harus menyediakan contoh-contoh sebelum
pemasangan guna mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana.

2. Material-material yang dipakai meliputi :


a. Pompa – Pompa
Semua pompa harus dilengkapi dengan pondasi pompa, peredam getaran,
serta manometer. Pada pipa tekan harus dilengkapi dengan Gate
valve, Check Valve, Flexible joint, Strainer dan perlengkapan lainnya
sehingga sistim pompa dapat berjalan sesuai dengan fungsinya. Selain itu
dilengkapi pula dengan pipa pemeriksa aliran berikut gate valve & pipa
pembuangan dari lubang drain pompa ke saluran pembuangan. Unit

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


68
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

dilengkapi dengan starter panel pompa dan pressure switch untuk


menjalankan pompa secara otomatis.
Data teknis pompa :
• Pompa Booster
Jumlah : 1 set
Tipe : packaged
Kapasitas : 2 X 150 L/Min
Head : 50 M
Power : 2 X 0.9 KW
Tekanana Kerja : sesuai dengan gambar perencanaan
Lengkap dengan Panel Control Automatic

• Tangki Air Bersih


Kapasitas : 1 m3
Kelengkapan : mainhole, inlet-outlet, dll

II. Bio-septictank
A. Lingkup Pekerjaan
1. Lingkup pekerjaan bioseptictank meliputi dan tidak terbatas dari apa yang
disesuaikan dan apa yang di uraikan tersebut dibawah ini.
2. Pekerjaan meliputi pengadaan pemasangan, pengujian dan bekerjanya sistem
sehingga out put yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan umum yang
berlaku serta ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pengawasan
Lingkungan Hidup (KLH).
3. Pengadaan dan pemasangan instalasi bioseptictank dengan sistem packaged
berkapasitas : 4 m³/hari dan 3 m³/hari
4. Jaminan spare parts dan pemeliharaan selama masa berlakunya pemeliharaan
yang ditetapkan dalam kontrak pekerjaan.

B. Data-data teknis STP :


1. Bahan Tangki septictank : FRP tebal ± 9 mm
2. Sistem septictank: Biofiltration
3. Tangki septictank terdiri dari An Aerobic Contac Media 3 unit, Back Wash Chamber,
Pembangunan Gedung Klinik TB MDR
69
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Treaded Water Chamber.


4. Non-clogging diffuser
5. Disinfectan box
6. Chlorine Set
7. Manhole dan aksesories
8. Pemipaan

C. Pipa-Pipa
1. Untuk jaringan air bersih digunakan pipa PPR PN-10, pada penyambungan
antar pipa dan fitting harus memakai electrofusion socket dengan memakai
Heating element socket welding, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan
alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat
pemotong khusus sesuai rekomendasi dari pabrik pipa agar pemotongan pipa
dapat tegak lurus terhadap batang pipa. Cara penyambungan lebih lanjut dan
terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.
3. Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan pipa PVC klas AW (10 kg/cm²)
dengan sambungan Solvent Cement (perekat) yang sesuai untuk jenis pipa
PVC.
4. Untuk pipa-pipa Vent digunakan pipa PVC kelas D (5 kg/cm²).
5. Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan
menggunakan adaptor atau coupling.
6. Sebelum pemasangan / penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus dalam
keadaan bersih dari kotoran baik pada bagian yang akan disambung ataupun
didalam pipa itu sendiri.
7. Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan berada dalam
beton / dinding.

D. Alat-Alat Bantu (Accesories)


Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan dari bahan-bahan sejenis sesuai dengan
bahan pipanya.

1. Strainer

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


70
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Strainer dengan ukuran 2½” dan lebih besar mempunyai type Y pattern, cast iron body
(untuk 16 bar) dengan SS screen 3 mm perforations. Ductile iron body untuk 20 bar.
2. Gate Valve (Rising dan Non Rising Stem)
Gate valve dengan ukuran 2½” dan lebih besar dari cast iron body dilengkapi dengan
open / shut indicator untuk Non Rising Stem.
Untuk 2” dan ke bawah, body material terbuat dari Dzr/bronze body sesuai standar BS
5154 series B, screw ends BS 21 N.R.S, working pressure : 10 bar.
3. Check Valve :
Material : bronze body swing type Y pattern screwed cup metal disk screwed end untuk
valve sampai dengan diameter 50 mm.
Tipe : swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron
untuk tekanan 10 bar dan carbon steel untuk tekanan 16 bar.
4. Rubber flexible / Expansion joint (Flange connection)
Adalah spherical shape ball design, single / double sphere, terbuat dari neoprene
rubber dengan nylon reinforcement (cloth reinforcement tidak dapat diterima).
Untuk ukuran 2½” dan lebih besar dilengkapi dengan galvanized steel flange end.
Working pressure : 16 bar.
5. Rubber flexible / Expansion joint (screw connection)
Adalah spherical shape ball design, twin sphere, terbuat dari neoprene rubber dengan
nylon reinforcement (cloth reinforced tidak dapat diterima). Rubber flexible / expansion
joint untuk ukuran ¾” dan lebih besar harus complete dengan malleable iron
threaded BS21 union end connection. Semua rubber flexible / expansion joints
harus mempunyai working pressure : 16 bar. Untuk working pressure 20 bar, rubber
flexible joint ukuran ¾” dan lebih besar harus dengan A 105 forged steel threaded
(NPT) union ends connection.
6. Floor Drain (Fd)
Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type
dengan 50mm Water Seal dan dilengkapi dengan U trap.
Floor Drain terdiri dari:
a. Chromium plated bronze cover and ring.
b. PVC neck
c. Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with
flange for water prooving.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


71
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

d. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb.:


Outlet diameter Cover diameter
2"

7. Floor Clean Out


1. Floor Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening
Waterprooved Type
2. Floor Clean Out terdiri dari:
A.a.a. Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
A.a.b. PVC neck.
A.a.c. Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange
for waterprooving.
1. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet
sehingga mudah dibuka dan ditutup.

8. Roof Drain (RD)


1. Roof Drain yang dipergunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan diameter 4”
& 3”,konstruksi waterproove.
2. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas
penampang pipa bangunan.
3. Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
a. Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved flange.
b. Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
c. Bitumen Coated cover dome type
1. Alat-Alat Plambing
2. Alat-alat peturasan / urinal dari type flush valve
3. Water closet yang dipakai harus dari kualitas terbaik.
4. Produk sanitary fixtures yang digunakan sesuai spesifikasi Arsitek.

E. Persyaratan Teknis Pemasangan


• Pompa
a. Pompa-pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


72
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

b. Pompa harus diletakan diatas pondasi menurut petunjuk pabrik dan


disesuaikan dengan berat, daya, putaran dan dimensi pompa.
c. Semua pompa harus dilengkapi :
1) Pada pipa hisap dilengkapi dengan gate valve, strainer dan flexible
joint, Pada pipa tekan dilengkapi dengan gate valve, check valve,
flexible joint dan pressure gauge serta dilengkapi dengan panel
board signal yang menunjukkan bahwa pompa sedang bekerja
atau tidak.
2) Alat-alat penunjang lainnya agar pompa dapat bekerja dengan baik.
a. Pengkabelan dan alat-alat bantu (panel, electrode water level control,
alarm dan lain-lain) harus lengkap terpasang dan dijamin bahwa sistem
bekerja dengan baik.
b. Kontraktor harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang
mengalir dan total head berdasarkan peralatan/mesin (sesuai dengan
penawaran) yang dipasangnya atau mencoba sisa tekanan pada fixture unit
yang paling jauh.
• Pipa – pipa
a. Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus
sesuai dengan gambar rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang
benar untuk menjamin kebersihan serta kerapihan.
b. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang / disambung.
c. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka
dalam pekerjaan pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan,
harus ditutup dengan menggunakan caps atau plug untuk mencegah
masuknya kotoran / benda-benda lain
d. Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan
tidak tajam (diampelas).
e. Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya
sesuai dengan fungsi system dan yang diperlihatkan dalam gambar.
f. Sambungan lengkung, reducer, expander dan sambungan- sambungan
cabang pada pekerjaan pemipaan harus mempergunakan fitting buatan

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


73
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

pabrik.
g. Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
h. Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi
dengan wartel mur atau flange.
i. Setiap arah perubahan aliran untuk pemipaan air kotor yang membentuk
sudut 90° harus digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan
clean out serta arah dan jalur aliran agar diberi tanda.
j. Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (Valve handle) tidak
boleh menukik.
k. Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus dipasang secara menurun
ke arah titik buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna
mempermudah pengisian maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent
pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan dibuat cekung serta
ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.
l. Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve, air vent, wash out untuk
air bersih dan Clean out, air vent, wash out untuk jaringan pipa air kotor.
m. Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus seperti
berikut kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
- Dibagian dalam toilet, 50 – 100 mm
atau lebih kecil : 1 – 2 %
- Dibagian dalam bangunan 150 mm atau lebih kecil : 1%
- Dibagian luar bangunan, 150 mm atau lebih kecil 200 mm atau lebih
besar : 1% .
a. Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik
b. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau
finish arsitektural atau timbulnya kerusakan lain karena kelalaian, maka
semua perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

• Penggantung dan Penumpu Pipa


a. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau
sadel dengan tepat dan sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


74
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

pemuaian atau peregangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak
yang diberikan dalam list berikut ini :
No Ukuran Pipa Interval Interval Tegak
(mm) Mendatar (m)
(m)
1 ≤ 15 0.6 0.9
2 ≤ 20 0.9 1.2
3 ≤ 25 0.9 1.2
4 ≤ 32 0.9 1.2
5 ≤ 40 1.2 1.2
6 ≤ 50 1.2 1.2
7 ≤ 65 1.2 1.2

b. Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam


ukuran, maka jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak
interval pipa ukuran terkecil yang ada.
c. Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
d. Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan
pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

• Pipa Dalam Tanah


a. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
b. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2,000 mm pada dasar
galian dengan adukan semen. Semua galian pipa harus dilakukan
pengurugan serta pemadatan kembali seperti kondisi semula.
c. Kedalaman pipa minimum 60 cm dibawah permukaan tanah.
d. Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15 - 20 cm
untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug tanah tanpa
batu-batuan atau benda keras lainnya.
e. Pipa yang ditanam pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


75
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

pada jarak 2 – 2.5 m.


f. Untuk pipa-pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman
(selubung) baja atau beton dengan diameter minimum 2 kali diameter pipa
tersebut.

• Sambungan Pipa
Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan
getaran dari sumber getaran.

Sambungan flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet secara
homogen.

Sambung Lem
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC mempergunakan lem yang
sesuai dengan jenis pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat. Pipa harus
masuk sepenuhnya pada fitting, untuk itu harus mempergunakan alat press
khusus. Selain itu pemotongan pipa harus mempergunakan alat pemotong khusus
agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci
harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.

Sambungan yang Mudah Dibuka


Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut:
• Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.
• Pada waste fitting dan siphon. Pada sambungan ini kerapatan diperoleh
dengan adanya packing dan bukan seal threat.

• Selubung Pipa
a. Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
b. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


76
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

kelonggaran diluar pipa ataupun isolasi.


c. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk
yang kedap air harus digunakan sayap.
d. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “ flushing
sleeves”
e. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber
sealed atau “caulk”

• Katup Label (Valve Tag)


a. Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi
dan pemeliharaan.
b. Fungsi-fungsi seperti “normally open” atau "normally close” harus ditunjukkan
di tags katup.
c. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau
kawat.

• Pembersihan
a. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan seksama,
menggunakan cara-cara /metoda-metoda yang disetujui sampai semua
benda-benda asing disingkirkan.
b. Desinfeksi :
• Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l
chlor selama 1 jam setelah itu dibilas.
• Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan
setelah itu dibilas.

• Pekerjaan Listrik
a. Lingkup pekerjaan ini adalah menyediakan dan pemasangan panel listrik
termasuk panel kontrol untuk peralatan pompa air bersih, kabel kontrol
berikut peralatan control seperti yang ditunjukkan pada gambar
perencanaan.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


77
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

b. Kabel feeder untuk setiap panel daya termasuk dalam skope


pekerjaan listrik.
• Ketentuan-ketentuan Yang Diikuti
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2000
b. Ketentuan-ketentuan yang dianjurkan oleh pabrik.

• Material dan Teknis


a. Semua komponen-komponen yang digunakan untuk power, panel dan
control panel harus sesuai dengan daftar material.
b. Panel-panel harus dibuat dari plat tebal 2 mm dan dilengkapi dengan
kunci dan dibuat oleh panel maker yang disetujui.
c. Tiap panel dan unit mesin harus digrounded dengan tahanan
pentanahan kurang dari 2 ohm.
d. Pengkabelan untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam
conduit.
e. Penarikan kabel feeder dengan tidak diperbolehkan ada sambungan
f. Radius pembelokkan kabel minimum 15 kali diameter kabel
g. Starter Motor : Semua starter untuk pemakaian daya motor 5 HP harus
memakai otomatik star–delta starter, kurang dari 5 HP memakai DOL.

A. Pengujian
• Umum
a. Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian
disediakan oleh pelaksana Kontraktor.
b. Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi paling lambat 3 (tiga) hari
kerja sebelum mulai pelaksanaan pengujian.
c. Dalam masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu sistim dengan
baik, maka pelaksana harus memperbaiki peralatan tersebut &
mengulangi pengujian lagi.
d. Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain: manometer, pompa-pompa dan
lain-lain, harus dalam keadaan baik dan ditera secara resmi.
• Pipa dan Jaringan Pipa
a. Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan ketentuan 2 (dua)

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


78
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

kali tekanan kerja selama 8 jam tanpa ada penurunan tekanan uji.
Dalam hal ini tekanan uji saluran air bersih = 12 atm. Selanjutnya sebelum
pipa dan jaringan pipa siap untuk pertama kalinya dioperasikan, maka
pelaksana wajib melakukan “desinfektansi” terlebih dahulu (dengan
desinfektansi yang disetujui). Pada prinsipnya pengetesan dilakukan
dengan cara bagian perbagian atau panjang pipa max. 100 meter.
b. Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian dilakukan
dengan test rendam dengan air selama 8 jam.

• Pompa
Semua pompa harus diuji sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Kontraktor
harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir dan total
head berdasarkan peralatan mesin (sesuai dengan penawaran) yang
dipasangnya atau mencoba sisa tekanan pada fixture unit yang paling jauh.

9. Training
• Kontraktor harus memberikan training bagi operator minimal 3 (tiga) orang yang
ditunjuk oleh pemberi tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan serah terima
pekerjaan pertama.
• Materi training teori dan pratek sampai dapat mengetahui operasi dan
maintenance.

10. Referensi Produk


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan
Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

III. PEKERJAAN TATA UDARA DAN VENTILASI


A. Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as-built drawing),

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


79
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak pemilik
bangunan.
1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik
semua persyaratan yang diminta didalam spesifikasi ini,
termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bills of quantity), standard dan
peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan
setempat dan perintah dari Pengawas Lapangan selama masa
pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas
tidak akan diterima.

2. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material


yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya

B. Lingkup Pekerjaan Utama


Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi tetapi tidak terbatas pada:
1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian system ventilasi Exhaust
Fan sesuai dengan Gambar Perencanaan.
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik
bagi instalasi ini seperti kabel,dll
3. Melaksanakan pekerjaan testing, adjusting dan balancing dari semua instalasi
yang terpasang, sehingga instalasi bekerja dengan sempurna, sesuai dengan
kriteria design.
4. Menyerahkan gambar - gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara
serta data teknis lengkap peralatan instalasi terpasang.
5. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
6. Memberikan garansi terhadap mesin / peralatan dan instalasinya yang terpasang
selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama (kesatu).
7. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
8. Membuat As-built drawing.

B. Lingkup Pekerjaan Terminasi

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


80
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

1. Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang


mempunyai hubungan dengan instalasi lain yang harus secara lengkap dan
terkoordinasi dikerjakan oleh Kontraktor instalasi ini.
a. Menyambung kabel daya ke unit Fan yang disediakan oleh Kontraktor
listrik.
3. Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk menjamin
bahwa instalasi tersebut sudah benar, aman dan memenuhi persyaratan.

C. Lingkup Pekerjaan Yang Terkait


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan struktur, sipil
atau finishing yang diperlukan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan instalasi ini
yang harus dikerjakan oleh Kontraktor ini, kecuali disebutkan lain didalam bill of
quantity bahwa akan dikerjakan oleh Kontraktor lain / tidak termasuk skope pekerjaan.
1. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat
pekerjaan instalasi tata udara ini.
2. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh
pekerjaan instalasi ini.
3. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
berserta addendumnya.
4. Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapian kembali yang
diakibatkan oleh instalasi Fan.

D. Persyaratan Teknis Umum


1. Spesifikasi teknis / RKS di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan
ketentuan yang perlu diikuti untuk semua bagian yang dalam pelaksanaannya
berhubungan dengan instalasi exhaust fan
2. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi
dan sama mengikatnya.

E. Publikasi, Code dan Standard


Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


81
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

untuk instalasi peralatan ini. Untuk publikasi, code dan standard yang belum ada di
Indonesia, Kontraktor wajib mengikuti publikasi, code dan standard internasional yang
berlaku dan merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
1. SMACNA – 85
2. ASHRAE – Guide and data Book, ARI
3. NFPA – 90A
4. ASTM, ASME
5. AMCA
6. CTI
7. PUIL 2000
8. Pedoman Plumbing Indonesia
9. Keputusan / Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintah daerah
10. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
11. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan

F. Kriteria Kebisingan / Noise Criteria (NC)


Batas – batas yang diijinkan untuk perkantoran : 40 ~ 50 dB

G. Perlindungan Kebakaran
Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan tahan terhadap api dalam
jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api yang disebabkan adanya
celah-celah antara pipa dengan dinding atau lantai harus menggunakan material
yang sesuai untuk tujuan tersebut.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


82
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAGIAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL


DAN ELEKTRONIKA
T I G A

Spesifikasi Teknis Instalasi Elektrikal


1. Pekerjaan Listrik Arus Kuat
A. Umum
• Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.
• Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan
dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
• Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana
Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan
• ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

B. Lingkup Pekerjaan
• Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang disebutkan
dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain :
• Sistim penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan dan konduit,
titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak.
• Kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga
• Panel-panel penerangan, Panel-panel tenaga, Panel Distribusi Utama (PDTR) secara
lengkap.
• Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya.
• Pekerjaan pentanahan / grounding
• Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah disebutkan
dalam gambar / Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak disebutkan namun
secara umum / teknis diperlukan untuk memperoleh suatu sistim yang sempurna, aman, siap
pakai dan handal.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


83
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

• Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik yang


terpasang.
• Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built drawings)

C. Ketentuan Bahan dan Peralatan


1. Panel Tegangan Rendah
Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang
harus ada seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud
untuk beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly
grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA
dan sebagainya.Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan
rangka besi dan seluruhnya harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan harus di cat
dengan cat bakar, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak Owner. Pintu
panel- panel harus dilengkapi dengan master key.
a. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen- komponen
dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-
perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen dapat
mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
b. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan
dan keperluannya dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Spare
space harus disediakan seusai gambar.
c. Body / badan panel harus ditanahkan secara sempurna.
d. Komponen panel : Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan
lainnya harus buatan pabrik dan berkualitas dan dipasang di
dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.
Busbar
a) Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3
busbar phase R-S-T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk
grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan dengan
besar arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan kenaikkan suhu lebih besar dari 65°C.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


84
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

b) Untuk itu penampang busbar harus sesuai ketentuan dalam


PUIL.
c) Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan
PLN, dimana lapisan warna busbar tersebut harus tahan
terhadap panas yang timbul.
d) Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum
conduktivitas 90%, rating amper sesuai gambar.

e) Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL
sebagai berikut:
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau / Kuning

- Circuit breaker
a) Penggunaan MCCB untuk :
− Outgoing pada PDTR
− Incoming pada panel beban sampai dengan minimal 20A
1 phase
− Breaking capasity sesuai dengan gambar perencanaan.
a) Penggunaan MCB :
− Outgoing pada Circiuit breaker harus dari tipe
automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneouse magnetic unit
− Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi
harus dilengkapi shunt trip terminal.

- Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting
dalam kotak tahan getaran. Untuk Ampermeter dan Voltmeter
dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1%
dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK / PLN (

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


85
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur). Komponen-


komponen pengukuran yang dipakai :
a) KW meter
b) Ampermeter
c) Voltmeter
d) Frequency Meter
e) Cos Phi Meter

2. Kabel Tegangan Rendah


a. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.
b . Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah jenis NYY, NYM, NYA,
NYFGbY, FRC, BCC. Untuk kabel feeder / power dari jenis NYY, kabel
penerangan dipergunakan kabel NYM sedangkan untuk kabel grounding dari
jenis BCC
c. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan
min. 0,6KV dan 0,5 KV untuk kabel NYM
d. Kabel FRC (kabel tahan api) harus mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a) Fire Resistance
b) Fire Retardant
c) Low Smoke
d) Halogen Free
e) Low toxicity
f) Low corrosivity
g) Ambient Temperature : 20 – 60ºC
h) Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm²

D. Lighting Fixtures
1) Reccessed Mounted (RM)
a) Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat
b) powder coating warna putih.
c) Reflector dibuat dari alumunium mirror tebal 0.45 mm.
d) Louver dibuat dari alaumunium anodized double mirror (M4)

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


86
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

e) Daya yang dipakai adalah sesuai dengan gambar perencanaan.


f) Tabung lampu yang ijinkan adalah Seri 84 (Natural White) TL- LED atau sesuai
dengan persetujuan Pemberi Tugas.
2) Lampu Tabung ( Down Light )
a) Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector alluminium tebal minimal 1.2 mm.
b) Braket penggantung terbuat dari plat baja tebal 0.8 mm finishing
c) Lamp holder menggunakan standard E - 27.
d) Diameter dari kap lampu minimal 150 mm.
e) Lampu yang dipakai dari jenis lampu SL LED atau sesuai gambar. Contoh
harus disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
3) Lampu Exit
a) Rumah lampu dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat powder coating
warna putih.
b) Frame terbuat dari allumunium extrusion tanpa cat dengan tebal 1.1 mm.
c) Cover terbuat dari acrylic dengan tebal 2.0 mm.
d) Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis Cool Daylight/ 54 atau sesuai dengan
persetujuan Pemberi Tugas .
e) Lampu harus dilengkapi dengan nicad battery.

E. Kotak-Kontak dan Saklar


1) Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah tipe
pemasangan masuk / inbow ( flush mounting ).
2) Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan mengikuti
standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow) mempunyai rating 15
A dan mengikuti standard BS (3 pin) dengan lubang bulat.
3) Flush-box ( inbow doos ) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push button
harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.
4) Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai kecuali
ditentukan lain dan ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis water dicht
(WD) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm dari permukaan lantai atau sesuai
gambar.
5)
F. Konduit

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


87
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact. Factor
pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL

G. Rak Kabel / Cable Tray


a. Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan pabrik, ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan.

b. Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung maximum 1


meter. Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak
akan berubah bentuk. Penggantung harus dicat dasar anti karat sebelum dicat
akhir dengan warna abu-abu.
c. Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.

2. Perlengkapan Instalasi
1. Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material- material
untuk melengkapi instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi
persyaratan, handal dan mudah perawatan.
2. Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
3. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box
/ doos,warna kabel harus sama.
4. Juction box / doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi
tutup pengaman.

3. Persyaratan Teknis Pemasangan


a. Panel-panel
1) Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja
untuk mendapatkan persetujuan perencana dan Konsultan Pengawas.
2) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan
harus rata ( horizontal ).
3) Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan
dengan kondisi setempat.
4) Untuk panel yang dipasang tertanam ( inbow ) kabel - kabel dari / ke terminal

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


88
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok
secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang
menempel tembok ( outbow ), kabel-kabel dari / ke terminal panel harus
melalui tangga kabel.
5) Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (cable lug)
yang sesuai.
6) Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600
mm dari lantai terhadap as panel.
7) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan
gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang
tajam.
8) Semua panel harus ditanahkan.

b. Kabel-kabel
1) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
2) Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
3) Kabel daya yang dipasang horizontal / vertical harus dipasang pada
tangga kabel, diklem dan disusun rapi.
4) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
T- doos untuk instalasi penerangan.
5) Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
6) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
7) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau
instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung
pipa galvanis dengan penampang minimum 2½ kali penampang kabel.
8) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


89
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

9) Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada


suatu rak kabel.
10) Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam
konduit.
11) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan
konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak
terminal tadi minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan las doop.
12) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
13) Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
14) Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat
lulus uji dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi
persyaratan.
15) Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan
isolasi minimum 500 kilo ohm.

c. Instalasi Kabel Bawah


1) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan di atasnya
diamankan dengan batu bata press sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum
adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
2) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
3) Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel.
4) Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar / RKS.
5) Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah disetiap jarak 1
meter.
6) Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan Pengawas
memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


90
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

7) Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton 20 x 20


x 60 cm dan bertuliskan “KABEL TANAH”. Patok-patok ini dicat kuning dan
bertulisan merah.
8) Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa
sleeve, pipa ini minimal dari Metal ( Pipa GIP ). Penyambungan kabel feeder tidak
diperbolehkan. Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
9) Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15 x diameternya.
10) Di atas belokan tersebut diletakan patok beton bertuliskan “KABEL TANAH” dan
arah belok.
11) Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.

d. Instalasi Kabel Tenaga


1) Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan dengan gambar dan
kondisi setempat apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut
dapat meminta petunjuk Konsultan Pengawas.
2) Pelaksana Pekerjaan wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut,
kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
3) Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik / rapi sehingga tidak
saling tindih dan membelit.
4) Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang
menelusuri dinding ( outbow ) harus dilindungi dengan pipa pelindung. Agar
diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi dengan klem-
klem dan perlengkapan penahan lainnya, sehingga nampak rapi.
5) Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.
6) Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus
menggunakan pipa fleksibel, belokan harus dengan radius min. 15 x diameter
kabel.
7) Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel harus
disesuaikan dengan phasanya.
8) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk
9) mengindentifikasikan arah beban.
10) Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


91
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.


11) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable
ladder), diklem dan disusun rapi.
12) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
13) Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
14) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
15) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan
kabel support minimum setiap 50cm.
16) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.

e. Kotak-Kontak Saklar
1) Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk
dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kontak - kontak dan
mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.
2) Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab/ basah harus
dari tipe water dicht ( bila ada ).
3) Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu
dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal doos tang harus
terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut

f. Pentanahan (Grounding)
1) Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan
yang ditunjukan dalam gambar / RKS.
2) Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada
panel-panel menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 95 mm²,
penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
3) Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan harus
mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground
resistance) dibawah 2 (dua) ohm, yang diukur setelah tidak hujan selama 3 (tiga)
hari berturut- turut.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


92
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

4) Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan setelah


mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Pengukuran ini harus disaksikan
Konsultan Pengawas.

4. Pengujian
1. Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus
diadakan pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat
dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari
pabrik pembuat dan LMK / PLN serta instansi lainnya yang
berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang,
harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari system untuk
menjamin bahwa system berfungsi dengan baik. Semua
biaya yang timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan
2. Test meliputi :
a. Test Beban Kosong ( No Load Test )
Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan di test
satu per satu seperti misal pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel
Tegangan Rendah) :
a) Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt
b) Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt
c) Pengukuran tahanan pentanahan
Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan
/ hasil pengujian pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan
baik, maka test berikutnya harus dilaksanakan secara
keseluruhan (Full Load Test)

b. Beban Penuh ( Full Load Test )


Test beban penuh ini harus dilaksanakan Pelaksana
Pekerjaan sebelum penyerahan pertama pekerjaan. Test
ini meliputi :
a) Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.
b) Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


93
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

sama sub pekerjaan pompa pompa.


c) Test peralatan (beban) lainnya.
Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop
dengan beban penuh, dan semua biaya dan tanggung jawab
teknik sepenuhnya menjadi beban Pelaksana Pekerjaan,
dengan schedule / pengaturan waktu oleh Konsultan Pengawas.
Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan
Konsultan Pengawas. Selesai test 3 x 24 jam harus dibuatkan
Berita Acara test jam untuk lampiran penyerahan pertama
pekerjaan.

5. Produk Instalasi Listrik Arus Kuat


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang
dispesifikasikan. Pelaksana Pekerjaan baru dapat mengganti bila ada
persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Pengawas. Produk bahan dan
peralatan, pada dasarnya adalah sebagai berikut:

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk / Produk


1 Komponen Panel TR MCB SCHNEIDER, GE , ABB
MCCB Fixed
MCCB Adjustable Rating
ACB Adjustable Rating

2 Panel Manufacturer Free standing & wall mounted Local Panel


Finishing box powder :
* Powder coating

3 Capasitor Bank
Komponen Capasitor 525 V Nokian, Alpivar, SCHNEIDER

4 Measuring Device Ampermeter SACI, CIC, GAE


Voltmeter SACI, CIC, GAE
Frequency Meter SACI, CIC, GAE
Cos phi meter SACI, CIC, GAE

5 Push Button & Pilot Standard Telemecanique / Omron / Axle


Lamp

6 Control Relay Omron/National/


Pembangunan Gedung Klinik TB MDR
94
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk / Produk


Telemecanique

7 Contactor, Star Delta Telemecanique / AEG /


starter, DOL Siemens

8 Control Fuse 4A Omron / SCHNEIDER

9 Kabel – kabel NYY, NYA, NYMHY, NYM Supreme, Kabelindo, Kabel


Metal, Jembo
FRC Fuji, Nexans, Radox
10 Konduit PVC Higt Impact Ega, Clipsal

11 Cable Mark 3M, Legrand

12 Lampu TL TKI /Balk Fluorescent TL-LED Philips


Starter Philips
Condensor Philips
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Artolite, Philips, Interlite
Philips
13 Down Light PLC Lampu, ballast, fitting
Armature Artolite, Philips, Interlite

14 Recced Mounted Fluorescent TL-LED Philips


RM 300 M4 Starter Philips
Condensor Philips
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Artolite, Philips, Interlite

15 Lampu Exit Fluorescent TL-LED Philips


Starter Philips
Condensor Philips
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Artolite, Philips, Interlite

16 Lampu GMS Fluorescent TL-D Philips


Starter Philips
Condensor Philips
Fitting Philips, Vossloh

18 Nicad Battery Minimal 2 jam Manvier, WA, Hits

19 Stop kontak, Saklar Panasonic, Broco, MK

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


95
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk / Produk


20 Kabel tray / kabel Galvanized Tri Abadi, Interack, Metosu
ladder

II. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Penangkal Petir


A. Umum
1. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah
semua penyediaan dan pemasangan sistem penangkal petir, termasuk
disini air terminal, penghantar down conductor, electroda pentanahan dan
peralatan lainnya seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.
2. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan ini.
3. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
4. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

B. Lingkup Pekerjaan
1. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan
pemasangan instalasi penangkal petir jenis non radioaktif, termasuk air
terminal (batang penerima), down conductor pentanahan / grounding dan
bak kontrolnya serta peralatan lain yang berkaitan dengannya sebagai
suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera
pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
2. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material,
instalasi dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan
pemeliharaan selama 12 bulan.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


96
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

3. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar maupun


pada spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan
pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan kedalam
pekerjaan ini.
4. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini
adalah pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan
bahan, material, peralatan dan perlengkapan system penangkal petir
sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang
ditunjukkan pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya
sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis
khusus atau gambar dokumen.

A. Air Terminal
1. Air terminal dari jenis non rdioaktif dengan radius minimal 70 meter
2. Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.
3. Secara keseluruhan air terminal harus terisolasikan dari bangunan
yang dilindunginya pada seluruh kondisi.
4. Dilengkapi dengan FRP Support Mast.

A. Batang Peninggi
Sistem penangkal petir dipasang setinggi 5 (satu) meter dari atap bangunan, sesuai
dengan rekomendasi pabrik pembuatnya, dan harus di sesuaikan dengan gambar
arsitek.

B. Saluran / Penghantar
1. Saluran / penghantar haruslah memenuhi test standard IEC 60 – 1 : 1989 dari
kabel high voltage shielded 50 mm². Saluran penghantar ini mampu mencegah
terjadinya side flashing dan electrification building. Penghantar dari batang
peninggi / tiang ke bak kontrol pentanahan seperti gambar rencana.
2. Seluruh saluran penghantar, harus diusahakan tidak ada sambungan baik
yang horizontal maupun yang vertical / jalur menara, dengan kata lain kabel
tersebut harus menerus dan utuh tanpa sambungan.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


97
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

A. Sambungan Pada Bak Kontrol


Sambungan pada bak kontrol harus menjamin suatu kontak yang baik antar
penghantar yang disambung dan tidak mudah lepas. Sambungan harus diusahakan
agar dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan atau pengetesan tahanan tanah
(ground resistance).

B. Penambat / Klem
Kabel yang turun kebawah vertikal harus diklem agar kuat, lurus dan rapi dan
ditambatkan pada rangka/dinding bangunan.

C. Pentanahan
Tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 Ohm. Ground rod harus terbuat dari tembaga
seperti gambar rencana, ditanamkan kedalam tanah secara vertikal sedalam minimal
12 (dua belas) meter dan harus mencapai air tanah.

D. Bak Kontrol
Pada setiap ground road harus dibuatkan bak pemeriksaan (bak kontrol). Sambungan
dari Down Conductor ke elektroda Pentanahan harus dapat dibuka untuk keperluan
pemeriksaan tahanan tanah. Bak kontrol banyaknya sesuai gambar rencana.
Sambungan/klem penyambungan harus dari bahan tembaga.

E. Pemasangan Air Terminal/Penangkal Petir


Pemasangan air terminal (head) dipasang sesuai gambar rencana.

F. Surat Ijin
1. Pelaksana Pekerjaan harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam
pemasangan penangkal petir dan dibuktikan dengan memberikan daftar
proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.
2. Pelaksana Pekerjaan berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan
perijinan instalasi sistem penangkal petir oleh instalasi Depnaker wilayah
setempat hingga memperoleh sertifikasi/ rekomendasi.

A. Pengujian / Pengetesan

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


98
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka
harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem
pentanahannya. Pengetesan yang harus dilakukan :
1. Grounding Resistant test :
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metode
standard.
2. Continuity test :
Pelaksana Pekerjaan harus memberikan laporan hasil testing tersebut.

A. Produk Instalasi Penangkal Petir


No Uraian Spesifikasi Teknis Produk
1 Air Terminal Jenis Non Radio aktif LPI, System 3000,
Radius Perlindungan minmal Bakiral
70 meter
(Batang Penerima) Dilengkapi dengan
FRP Support
Mast
2 Conductor HV Shielded Cable 50 mm² 4 besar
3 Pipa Galvanized - Medium Class PPI, Bakrie, Spindo

II. Spesifikasi Teknis Instalasi Elektronika


1. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Telepon
A. UMUM
a. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah
mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi
yang berpengaruh pada pekerjaan.
b. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


99
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

ketentuan tambahan biaya.

B. Lingkup Pekerjaan
1. Mengurus ijin penyambungan, banyak sambungan 16 (delapan) nomer
telepon atau sesuai persetujuan Pemberi Tugas.
2. Pengadaan dan pemasangan Key Telpon kapasitas 16 / 64 ext lengkap
dengan MDF.
3. Mempersiapkan jaringan dalam (indoor wiring system), meliputi
penyediaan dan pemasangan:
a. Kabel dan pipa instalasi telepon
b. Kabel feeder telepon
c. Kotak kontak telepon
d. Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menunjang pekerjaan ini.
1. Pengadaan dan pemasangan pesawat standard dan pesawat eksekutif
lengkap dengan display dan hands free atau sesuai persetujuan Pemberi
Tugas.
2. Pengadaan dan pemasangan terminal box telepon
3. Mengadakan test sistem secara menyeluruh, sehingga sistem telepon tersebut
dapat berfungsi dengan tepat dan benar.
4. Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap sistem, termasuk penyediaan suku
cadang selama waktu minimal 3 tahun.
5. Mengadakan training bagaimana menggunakan sistem telepon.

C. Persyaratan Teknis
1. Key Telpon
a. Key Telpon mempunyai 16 analog trunk card, 16 digital
extention card, digital dan 64 extention analog.
b. Key telpon dilengkapi dengan key phone digital display.
c. Aksesories lainnya antara lain : Surge Aresster, Power
Supply dan MDF dll, sehingga sistem berfungsi dengan baik.

2. Pesawat Telepon
a. Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe standard dan tipe

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


100
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

executive. Tipe executive harus mempunyai display digital, hands free dan
kelebihan lainnya. Sistem pemasangan terdiri atas 2 jenis yaitu
pemasangan meja dan pemasangan dinding.
b. Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik oleh PT. Telkom, serta
mampu bekerja secara normal pada jaringan lokal PT. Telkom. Hal ini saat
mengajukan approval material harus dilengkapi dengan fotocopy surat
lulus dari PT. Telkom. Baik pesawat standard maupun executive harus
bekerja secara full digital.

3. Terminal
a. Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus dengan metoda
jumpering dan memakai terminal-terminal berisolasi sesuai standard
TELKOM.
b. Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi berkelembaban tinggi, maka
box terminal harus diberi pelindung dari bahan anti karat dengan pintu-
pintu yang kedap udara.

4. Kabel Telepon.
a. Semua kabel harus mempunyai kabel cadangan untuk pengganti,
seandainya terjadi kerusakan saluran dan atau untuk menampung
perkembangan dikemudian hari.
b. 2. Untuk penggunaan didalam bangunan digunakan jenis ITC
(indoor-telepone cable) dengan diameter minimal 0,6 mm². Jumlah inti
kabel disesuaikan dengan petunjuk dalam gambar.
c. Untuk penggunaan diluar bangunan dan tertanam digunakan UTC
(Underground telepon cable) dengan diameter minimal 0,6 mm². Jumlah inti
kabel disesuaikan dengan petunjuk dalam gambar.
d. Tidak diperkenankan mengganti jenis, ukuran dan jumlah inti kabel, tanpa
ada persetujuan Konsultan Pengawas.

5. Conduit Telepon.
a. Kabel telepon dimasukkan kedalam pipa pelindung / konduit dari pipa PVC

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


101
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

High Impact berdiameter minimum 20 mm.


b. Pemasangan konduit harus rapi, kuat dan teratur.
c. Setiap sambungan harus dilakukan pada kotak sambung (doos) yang
dilengkapi tutup.
d. Untuk mempermudah pengenalan, maka konduit kabel telepon harus dicat
warna biru selebar 3 cm disetiap jarak lebih kurang 1 meter.
e. Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbouw dan peralatan
bantu lain yang sesuai serta dipasang dengan cara yang benar.

6. Outlet.
a. Terbuat dari bahan plastic warna putih yang tahan panas, flush mounting
dan bukan jenis claw fix.
b. Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.

D. Persyaratan Teknis Pemasangan


1. Letak outlet telepon seperti yang ditunjukkan dengan gambar dan
disesuaikan dengan keadaan setempat.
2. Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat
dimintakan petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan secara rapi
dengan kode nomor yang berurutan sesuai lokasi (nomor) pesawat
telepon.
4. Pemasangan konduit yang berada didalam kolom dilaksanakan
sebelum pengecoran sedangkan yang berada didinding dilaksanakan
sebelum dinding diplester. Konduit tersebut dilengkapi kawat
pancingan dan dijaga agar tidak pecah.

E. Testing / Commissioning
Setelah pekerjaan Telephone ini diselesaikan, harus dilakukan
1.
Testing dan
Commissioning yang disaksikan oleh Konsultan
Pengawas.
2. Biaya Testing menjadi beban Pelaksana Pekerjaan.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


102
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

F. PRODUK SISTEM TELEPON


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi
Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan
spesifikasi. Pelaksana
alternative lain yang setaraf dan Pelaksana Pekerjaan baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Konsultan Pengawas. Referensi produk yang dapat dipakai adalah
sebagai berikut :

No Uraian Spesfikasi Teknis Merk / Produk

1 Key Telpon Kapasitas 16 /64 Panasonic, Toshiba, Siemens


2 Kabel indoor/outdoor Jenis ITC/UTC – pair Supreme, Kabelindo, Kabel Metal,
Tranka
3 Outlet telepon Tipe : Flush & jack Berker, Clipsal, MK, National
4 Conduit PVC Hight impact dia. 20 mm Ega, Double H, Clipsal
5 Cable marking 3 M, Legrand

2. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Lan

A. Umum
1. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah
mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui
kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
2. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya ketentuan tambahan biaya.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


103
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

B. Lingkup Pekerjaan
1. Komunikasi data intern di dalam gedung.
2. Komunikasi antar lantai menggunakan switch/hub.
3. Server

C. Ketentuan Bahan Dan Peralatan


1. Peralatan dan Bahan
a. Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian
dari pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel
tersebut berfungsi baik dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional
maupun gangguan berupa undervoltage, overcurrent, overthermis, short
circuit dan lain- lainnya serta merger antara fasa, fasa netral, fasa nol.
b. Untuk kabel UTP dan Fiber Optik, sertifikat lulus pengujian harus dari
Principal atau Distributor yang ditunjuk untuk dapat mengeluarkan
sertifikat Kelaikan barang.
c. Semua titik data harus diberi nomor agar mudah dalam perawatannya
termasuk juga kabel backbone / fiber optik.
d. Penomoran harus dilakukan serapi mungkin dan penomoran harus berurutan
sesuai dengan kondisi ruangan.
e. Semua pentanahan dari system harus dilakukan pengukuran tahanan
dengan maksimum 2 ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan
pada keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut.
f. Semua sambungan kabel harus terhindari dan gesekan langsung dengan
kabel arus kuat atau listrik.

D. Material dan Peralatan Utama

a. Wireless
Standard : IEEE 802.11a, 802.11b, and 802.11g
Type : AIR-LAP1131AG-x-K9 (Cisco IOS Software)
Antennas :2.4 GHz
Dimensions :7.5 in x 7.5 in x 1.3 in (19.1 x 19.1 x 3.3cm)
Weight :1.5 lb (0.67 kg)
System Memory :32 MB RAM
Pembangunan Gedung Klinik TB MDR
104
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Input Power :100-240 VAC; 50-60Hz (power supply)


Wi-Fi Certification :Wi-Fi Certification

b. Hub Switch
Standard :IEEE 802.1s 1000BASE-X (SFP)
Type :24/48 Ethernet 10/100/1000 ports & 4 SFP-based
Gigabit Ethernet ports
Rack :1RU fixed-configuration, multilayer switch
IP Base :IP Base Software feature set (IPB)
Support :24/48 users
Performance :32 Gbps forwading bandwidth
Connectors & Cabling: 1000BASE-T; RJ-45 connectors, four-pair Cat.6
UTP
Power Connectors :Internal-Power-Supply Connector
Indicator :System-status LEDs: System, RPS, link status,
link duplex, link speed, PoE indicators
Modul Tambahan : GLC-SX-MM, 1000BASE-SX SFP transceiver module for MMF, 850-
nm wavelength
c. Server
Form factor/height : Rack/2U
Processor : Intel® Xeon Quad Core E5405
Hard disk : 146GB 15K 3.5in HS SAS
RAID : Raid-5
Network Interface : Integrated dual Gigabit Ethernet
Warranty : 3 Years
OS : Windows Server 2003 Standard

d. Rack Mount
Type : Close Rack 19” 45U & Wall mount 15U
Dimension : 1100mm & 470mm
Accessories : Fan, Power Outlet 12 hole

e. Cabling

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


105
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Standart : EIA 568


Type : UTP Category 6

f. Backbond
Standart : 2000nm
Type : Fiber Optic Multimode
Technology :OM3

g. Backbone
Type : 19” Rack 2U
Capacity : 2KVA
Connection :Support Ethernet 10/100

E. Persyaratan Teknis Pemasangan


a. Rack Mount 42U dan Wallmount Rack harus dipasang sesuai dengan
petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata ( horizontal ).
b. Kabel yang masuk / keluar dari rack mount harus dilengkapi dengan
gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang
tajam.
c. Kabel UTP dan kabel bacbone fiber optik harus di tarik dari rack mount ke
semua titik di setiap ruangan di setiap lantai.
d. Kabel backbone fiber optik harus di tarik dari rack mount ke rack mount di
setiap ruangan ME di setiap lantai.
e. Semua kabel harus terlindungi oleh pipa atau kanal guna menghindari
gesekan atau pertemuan dengan kabel listrik yang mempunyai arus lebih
kuat.
f. Terminasi kabel UTP dilakukan di semua titik di dalam rack mount dengan
menggunakan punch tools yang telah disesuaikan dengan standarisasi
Installasi Structure Cabling System.
g. Terminasi kabel fiber optik untuk backbone dilakukan di semua titik di dalam
rack mount.
h. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
i. Semua kabel yang dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


106
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimal 2,5 kali penampang
kabel.
j. Label pada patch panel harus disusun berurutan demikian pula dengan
yang di sisi user harus pula disesuaikan dengan nomor yang terpadat
pada patch panel.
k. Setiap pemasangan kabel-kabel data harus diberikan cadangan kurang
lebih 1 m setiap ujungnya.
l. Penyusunan pipa conduit kabel diatas kabel tray harus rapih dan tidak
boleh saling menyilang.
m. Penyambungan pipa conduit kabel menggunakan sock yang ukurannya
sesuai dengan besaran pipa conduit.
n. Besaran pipa conduit adalah 20mm.
o. Rack mount harus dilengkapi dengan grounding untuk menghindari adanya
gelombang elektromagnetik yang mempengaruhi arus kabel data.
p. Pemasangan Wall mount rack harus rapi dan tidak boleh miring, juga
harus kuat. Untuk memperkuat wall mount rack digunakan dynabolt
ukuran S8.
q. Tahanan pentanahan yang dipasang pada rack mount maksimum 2 ohm.
r. Pemasangan kabel ledder ditempel pada tembok di bawah rack mount
yang menghubungkan antar rack mount dengan titik.
s. Kabel yang dipasang diatas trunking dan kabel ladder harus diklem dengan
klem-klem kabel anti ultra violet.
t. Setelah semua instalasi terpasang maka harus dilakukan mergering pada
setiap titik instalasi, agar kita dapat mengetahui instalasi tersebut dapat
berfungsi dengan baik.

F. Testing / Commissioning
Tahap–tahap Pengetesan Kabel dan Unit LAN:
Setelah instalasi seluruh kabel dan komponen LAN telah diselesaikan dan
siap untuk dioperasikan, harus di adakan pengetesan yang di laksanakan
oleh pemborong disaksikan bersama – sama pihak owner dan perencana.
Testing dan commissioning jaringan kabel di lakukan tahap demi tahap
dari tiap outlet ke patch panel pada satu lantai (horizontal testing) dan dari

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


107
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

masing– masing lantai ke main patch panel (vertical testing), sedangkan


testing dan commissioning untuk komponen LAN akan di lakukan di setiap lantai
dan dikeseluruhan system sampai system tersebut berjalan dengan baik
dan disetujui oleh pihak MK/Owner.
G. Produk Sistem LAN
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi
spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain
yang setaraf dan Pelaksana Pekerjaan baru dapat menggantinya bila sudah ada
persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Pengawas. Referensi produk yang
dapat dipakai adalah:
No Uraian Spesifikasi Teknis
1. Structure Cabling AT&T, Northern Telecom, Belden,
Comscope. Panduit Cat 6
2 Network Hubs Cisco, HP, Nortel.
3 Router Bridge Cisco, HP, Nortel.
4. UPS Siemens, Liebert, Merlin Gerin, I.P.M,
Upsonic

PEKERJAAN PENUTUP

a. Lingkup pekerjaannya adalah Pekerjaan Administrasi/dokumentasi, Biaya Keamanan/jaga mal-


am, obat-obatan/P3K. Penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan pada
masing-masing pasal diatas, kecuali pekerjaan administrasi proyek berupa :
(i) Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala sesuatunya
yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak.
(ii) Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan jika
diminta oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-
waktu dapat diserahkan.
(iii) Dokumen Foto :
KONTRAKTOR diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum pekerjaan dimulai
sampai pada pekerjaan selesai 100 % dan tiap tahap permintaan angsuran disertai
keterangan lokasi, arah pengambilan dan tahap pelaskanaan pembangunan serta

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


108
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

disusun secara rapih dan diketahui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan


Pengelola Teknis.
Syarat-syarat foto dokumentasi :
a) Tiap Unit Bangunan diambil dari empat arah,
b) Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,
c) Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut pengambilan
tersebut pada butir (a). Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada
PEMILIK melalui DIREKSI PEKERJAAN rangkap 5 (lima).
Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Kontraktor, Foto-foto tersebut harus
dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran pembayaran.
Segala laporan atau catatan tersebut dalam Ayat (i) dan (ii) Pasal ini, dibuat dalam
bentuk buku harian rangkap 5 (lima) diisi pada formulir yang telah disetujui oleh
DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus selalu berada di tempat pekerjaan.
b. Penyedia Jasa harus menyerahkan pada Pengguna Jasa as built drawing.
c. As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan yang
harus diselesaikan 4 minggu setelah serah terima pekerjaan untuk pertama kali, dalam bentuk
kalkir.
d. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ii, yang ternyata pekerjaan tersebut
harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dil-
aksanakan oleh Kontraktor atas perintah tertulis Pemimpin Bagian Proyek.
e. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh Kontraktor dan
Pemimpin Bagian Proyek dalam melaksanakan pekerjaan ini.
f. Meskipun dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini tidak semua items pekerjaan
yang spesifikasinya dicantumkan satu persatu dalam uraian atau syarat-syarat teknis bestek
ini, maka itu sudah dianggap mencakup seluruh uraian kegiatan pekerjaan yang harus dil-
aksanakan nanti di lapangan dan bukan merupakan suatu pekerjaan tambahan.

Pembangunan Gedung Klinik TB MDR


109
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Pebangunan Gedung Klinik TB MDR, Jawa Barat
Tahun 2021

No Uraian Spesifikasi Keterangan Area


1 Pasangan Bata Pas. Bata merah semen lokal t. 15 cm
2 Plesteran dan Acian semen 1:2 dan 1:5
3 Dinding Partisi Rangka hollow 4/4, 2/4 double gypsum t.15 cm ex.knauf / elephant
4 Lantai granit uk. 60 x 60 cm ex. Garuda
5 Lantai keramik uk. 30 x 30 cm ex Roman
6 Dinding Keramik uk. 30 x 60, Type d'Lucent beige ex Roman
7 Plint lantai Hospital plint uk. 20 cm
8 Plafond Rangka hollow 4/4, 2/4, gypsump board 9 mm ex.knauf / elephant
9 List plafond Gypsum t. 7 cm curve
10 Kusen pintu Alumunium Pintu 3" + Powder coating ex. Alexindo
11 Daun pintu Rangka kayu kamper + Multiplek 2 x 9mm + HPL ex Taco 1202 HPL
12 Kusen jendela Kusen Jendela Alumunium 3", Powder coating ex Alexindo
13 Daun Jendela Jendela Nako + Kaca 5 mm
14 Pull Handle Ecoline PH 263 30X15X400X250 PSS+SSS ex. Dekson
15 Handle pintu single LHSR 0406 SSS ex. Dekson
16 Engsel Pintu 4" ESS DL 4X3X2MM 2BB SSS ex. Dekson
17 Door Closer DCL 529 HO BA ex. Dekson
18 Body kunci pintu double MTS RL DL8585 SSS ex. Dekson
19 Body kunci pintu single MTS IL DL 8485 SSS ex. Dekson
20 Slot tanam FB 040 12" SSS ex. Dekson
21 Closet duduk Toto CW 421 J + Acc lengkap ex Toto Toilet
22 Jet washer Toto TX 403 SB ex Toto Toilet
23 Urinoir Toto U 57 + Acc Lengkap ex Toto Toilet pria
24 Shop holder Toto S 11 N ex Toto Toilet
25 Washtafel tanam ex. Toto LW 647 CJT1 ex Toto Toilet
26 Washtafel gantung ex Toto LW 230 J+ Kran + Acc lengkap ex Toto Toilet
27 Cermin Backup Multiplek 15 mm Cermin 5 mm ex Mulia Toilet
28 Floordrain Toto TX 1 BN ex Toto Toilet dan Wudhu
29 Kran air Toto TX 23B 13 ex Toto Wudhu dan toilet
30 Pegangan kamar mandi difabel Toto TX 3a3 ex Toto Toilet Difabel
31 Roof drain 3-4" ex Wasser ex Washer Dak beton roof top
32 Kitchen sink ex TEKA ex Teka Pantry kering
33 AC 1/2 PK Type wall mounted ex Panasonic non Inverter CS-YN5WKJ ex Panasonic
34 Jaringan Data Kabel Cat 6 + RG 45 Konektor ex Panduit TX6
35 Jaringan Listrik umum Kabel 3x2,5 mm ex Supreme
36 Grounding BC 35 dan Tembaga 5/8
37 Kanopi Kaca Balok dan tiang IWF 200 + Hollow 5/10 + Kaca Laminate 10 mm Fin. Duco
38 Waterproffing Sika Top
39 Cat dinding Interior ECO Safe (Anti bakteri) ex. Propan
40 Cat dinding Exterior Ecoshield ex. Propan
41 Cat Plafond ECO Safe (Anti bakteri) ex. Propan

Bandung, 9 Juli 2021

Mengetahui : Dibuat Oleh :


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PT. SELARAS MULTIARSI KONSULTAN

Endang Sri Mursinah, S.KM., M.Kes Sudono, ST., SE.


NIP : 197307241998032003 Direktur Utama
Mengetahui :
KEPALA
BALAI BESAR KESEHATAN PARU
MASYARAKAT BANDUNG

Dr. drg. Maya Marinda Montain, M. Kes


NIP : 197307241998032003

Anda mungkin juga menyukai