PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sesuai Surat Perjanjian
Pemborongan terdiri atas meliputi :
1) Bangunan Puskesmas, yang terdiri dari :
a) Pekerjaan Pendahuluan
b) Pekerjaan Tanah
c) Pekerjaan Beton
d) Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
e) Pekerjaan Lantai dan Plafond
f) Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela dan Kaca
g) Pekerjaan Besi dan Pengunci
h) Pekerjaan Atap
i) Pekerjaan Sanitair
j) Pekerjaan Pengecatan/Finishing
k) Pekerjaan Plumbing
l) Pekerjaan Listrik
2) Penataan Halaman, yang terdiri dari :
a) Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
c) Pekerjaan Beton, Teralis dan Granite
d) Pekerjaan Cat
3) Pembangunan Ruang TB, yang terdiri dari :
a) Pekerjaan Persiapan
b) PekerjaanTanah
c) Pekerjaan Pasangan dan Beton
d) Pekerjaan Penutup Atap
e) Pekerjaan Penutup Plafond
f) Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
g) Pekerjaan Kayu dan Besi
h) Pekerjaan Instalasi Air
i) Pekerjaan Listrik
j) Pekerjaan Cat-catan
PASAL 2
PENYEDIAAN TENAGA
1. Selama masa pelaksanaan Kontraktor harus menyediakan tenaga inti yang cukup memadai
untuk proyek ini yang sekurang-kurangnya terdiri atas :
PASAL 3
PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN
PASAL 5
PENYEDIAAN PERALATAN
1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan yang memadai jumlahnya serta berfungsi
dengan baik yang macamnya sesuai dengan tahapan pelaksanaan masing-masing komponen
konstruksinya
2. Peralatan yang harus disediakan oleh Kontraktor untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
3. Konsultan Pengawas dapat menghentikan pelaksanaan komponen konstruksi bila secara teknis
peralatan yang dipergunakan Kontraktor Pelaksana dinilai tidak memenuhi persyaratan baik
jumlahnya maupun kelayakan fungsinya;
4. Guna kesempurnaan pelaksanaan konstruksi, selama masa pelaksanaan Kontraktor Pelaksana
harus senantiasa menyediakan alat ukur theodolite guna pengukuran dan pengontrolan
kebenarannya oleh Konsultan Pengawas;
Bila Kontraktor Pelaksana tidak dapat menyediakannya, Konsultan Pengawas berhak
menyediakannya dengan biaya sewa sepenuhnya harus ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.
1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan mutu
dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan konstruksi sesuai dengan
jadwal pelaksanaan;
a. Mutu bahan
Semua bahan dan pengerjaan haruslah dari jenis yang sesuai yang diuraikan di dalam
Kontrak dan sesuai dengan perintah Direksi dan sewaktu-waktu dapat diuji jika Direksi
memerintahkan di tempat pengambilan atau pembuatan bahan, atau dilokasi atau di
lain tempat yang ditentukan dalam Kontrak, atau di semua atau beberapa tempat
tersebut. Kontraktor harus memberikan bantuan peralatan, mesin, pekerja dan bahan-
bahan yang biasa yang diperlukan untuk pemeriksaan, pengukuran dan pengujian
setiap pekerjaan dan kualitas, berat atau banyaknya bahan yang digunakan dan harus
menyediakan contoh-contoh bahan sebelum disertakan kedalam Pekerjaan, untuk diuji
sebagaimana dipilih dan diperlukan oleh Direksi;
Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah sebagaimana di bawah ini Sedang
bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan disyaratkan langsung di dalam
pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi.
b. Batu dan Tanah Urug
Batu harus dari batu yang keras, tidak porus berukuran berat sesuai yang di syaratkan
dalam gambar rencana dan minimal ketiga sisinya merupakan hasil pecahan. Berat
jenis batu yang dipersyaratkan adalah 2500 kg/m2;
Tanah urug yang disyaratkan harus tanah yang mengandung batuan 60 % dari material
urugan itu sendiri;
c. Air Kerja
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton, dan
penyiraman guna pemeliharaannya, harus air tawar yang bersih, tidak mengandung
minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dinyatakan memenuhi syarat
sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium.Bila air yang
dipergunakan dari sumber PDAM, maka tidak lagi diperlukan rekomendasi
laboratorium;
d. Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah PC jenis I harus satu merk untuk penggunaan
dalam pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum mengeras sebagian atau
seluruhnya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan di dalam tempat
(gudang) yang memenuhi syarat untuk menjamin keutuhan kondisi sesuai persyaratan
di atas;
e. Pasir (Psr)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur,
asam, garam dan bahan organis lainnya, yang terdiri atas :
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran harus, yang lazim disebut pasir
urug;
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075-1,25 mm yang lazim dipasaran disebut pasir pasang;
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari Laboratorium.
PASAL 7
MOBILISASI/DEMOBILISASI
1. Bila didalam harga Penawaran tercantum lumpsum untuk mobilisasi/ demobilisasi, maka
uraian dibawah ini adalah penjelasan dari padanya.
Transport lokal alat-alat dan perlengkapan proyek (dengan jumlah yang memadai), sampai
proyek dan membawanya keluar setelah proyek selesai;
2. Kontraktor diijinkan, apabila Direksi tidak berkeberatan, untuk setiap waktu dalam masa
pelaksanaan mobilisasi untuk merubah, mengurangi atau memperbaiki susunan alat-alat
perlengkapan dan instalasi-instalasi tersebut tanpa mempengaruhi biaya kontrak;
3. Dalam biaya kontrak tersebut sudah harus termasuk biaya pembongkaran alat-alat,
perlengkapan dan bangunan-bangunan kerja lainnya sedemikian sehingga bekas alat-alat,
perlengkapan dan bangunan-bangunan tersebut bersih kembali seperti semula;
4. Sebelum kegiatan ini dilakukan, Kontraktor harus mengajukan rencana mobilisasi kepada
Direksi untuk diketahui dan disetujui.
PASAL 8
PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA
Kontraktor harus melakukan pengaturan daerah operasinya sendiri, antara lain untuk :
penyimpanan bahan-bahan bangunan, peralatan konstruksi, peralatan pengadukan beton,
kantor- kantor sementara dan lain-lain.
Areal yang dipilih Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi. Kontraktor harus menjaga
kebersihan dan keteraturan daerah operasinya selama pelaksanaan pembangunan poskesdes.
Kontraktor harus mengatur sendiri pengaturan untuk : air bersih, tenaga listrik, alat
komunikasi dan keperluan-keperluan lainnya selama pelaksanaan pembangunan atas biaya
sendiri.
Pada akhir pembangunan, Kontraktor harus membersihkan daerah operasinya dan diterima
baik oleh Direksi.
PASAL 10
PERSETUJUAN DIREKSI
PASAL 11
BUKU HARIAN
Kontraktor wajib menyediakan Buku Harian di tempat pekerjaan, Segala kejadian yang
menyangkut pelaksanaan pekerjaan harus dicatat setiap harinya, catatan tersebut meliputi
antara lain :
- Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari;
- Hari-hari kerja, hari-hari tidak bekerja dan lain-lain;
- Bahan-bahan bangunan yang datang, yang telah dipergunakan dan yang di tolak atau
diterima;Kemajuan dari pekerjaan;
- Kejadian-kejadian di tempat pekerjaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan.
Buku harian tersebut harus ditanda tangani bersama antara Pelaksana dan Pengawas harian
sebagai tanda persetujuan. Apabila terjadi perbedaan pendapat, maka masing-masing dapat
mengajukan persoalan kepada Direksi Harian/Kepala Pelaksana untuk mendapat penyelesaian.
Disamping buku harian harus menyediakan Buku Direksi, dimana dicatat semua instruksi
Direksi yang ditanda tangani oleh Direksi.
PASAL 12
KESELAMATAN, KEAMANAN DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP.
PASAL 13.
GANGGUAN TERHADAP LALU LINTAS
DAN DAERAH SEKITARNYA YANG BERDEKATAN
1. Semua operasi yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian Pekerjaan dan
perbaikan terhadap kesalahan yang terjadi, yang berkenaan dengan pemenuhan
persyaratan ijin Kontrak, harus dilaksanakan tanpa menimbulkan hal-hal yang tidak perlu
dan tidak layak dengan memperhatikan :
2. Kenyamanan masyarakat;
Jalan masuk, penggunaan dan pemakaian jembatan dan jalan-jalan umum atau pribadi dan
jalan setapak yang masuk atau keluar dari lokasi proyek atau harta benda baik yang dimiliki
oleh Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) atau pihak lainnya.
Kontraktor akan menghindarkan hal-hal yang berbahaya dan mengganti kerugian pada
Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) sehubungan dengan semua tuntutan, acara kerja,
kerusakan, biaya, denda, dan pengeluaran apapun yang timbul dari, atau ada hubungan
dengan, semua permasalahan sepanjang menjadi tanggung jawab Kontraktor;
3. Tanpa membatasi atau mengurangi dari ayat terdahulu, Kontraktor akan tunduk pada
peraturan daerah setempat atau perintah-perintah yang diberikan oleh petugas yang
berwenang dan berkompeten.
Pekerjaan yang dijalankan oleh Kontraktor harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu atau menghalangi atau membahayakan keselamatan masyarakat umum
(setempat).
Kontraktor harus menjamin bahwa instansi yang berwenang tidak dituntut kerugian
terhadap semua tindakan, gugatan, tuntutan, kerusakan, biaya, denda dan pengeluaran yang
timbul akibat dari pekerjaan yang dilaksanakan Sub-Kontraktor yang menimbulkan
halangan atau mempengaruhi lalu lintas, dan jalan tersebut.
4. Kontraktor akan selalu memelihara jalan atau fasilitas umum lainnya agar tetap dalam
kondisi baik selama pelaksanaan.
1. Kontraktor akan menggunakan segala cara yang wajar dalam menjaga jalan jalan atau
jembatan-jembatan yang menghubungkan tempat atau semua jalur ke lokasi proyek dari
kerusakan akibat lalu lintas yang disebabkan oleh Kontraktor atau Sub-Kontraktor dan,
secara khusus akan menyeleksi jalur yang ada, memilih dan menggunakan kendaraan dan
membatasi beban dan mendistribusi beban itu antara kendaraan sehingga kemacetan luar
biasa yang tidak dapat dielakkan yang terjadi dikarenakan pemindahan material, bangunan,
peralatan Kontraktor atau Pekerjaan sementara dari dan ke lokasi proyek dibatasi sebanyak
mungkin, sehingga jalan jalan dan jembatan-jembatan terhindar dari kerusakan yang tidak
perlu terjadi;
2. Kontraktor harus bertanggung jawab dan akan membayar biaya untuk memperkuat
jembatan jembatan atau merubah atau memperbaiki setiap jalan atau semua jalur yang
menghubungkannya dengan lokasi proyek sebagai fasilitas bagi pergerakan peralatan
Kontraktor atau Pekerjaan sementara dan Kontraktor harus mengganti kerugian dan
melindungi Pemilik Proyek terhadap semua tuntutan akibat kerusakan setiap jalan atau
jembatan akibat pengangkutan tersebut, termasuk tuntutan yang mungkin ditujukan
langsung kepada Pemilik Proyek, dan akan melakukan negosiasi dan membayar semua
tuntutan yang timbul semata-mata akibat kerusakan tersebut;
3. Diluar dari pada ayat 1, setiap kerusakan yang terjadi pada jembatan atau jalur penghubung
atau yang menghubungkannya dengan lokasi proyek yang ditimbulkan sebagai akibat dari
pengangkutan material atau bangunan, oleh Kontraktor harus diberitahukan kepada Direksi
dengan tembusan kepada Pemilik Proyek, secepatnya setelah menyadari adanya kerusakan
tersebut atau secepatnya setelah ia menerima tuntutan dari pihak berwenang yang berhak
mengajukan tuntutan. Berdasarkan peraturan atau perundang-undangan bila timbul
kerusakan yang terjadi sebagai akibat dan muatan material atau bangunan, maka
Kontraktor diwajibkan untuk mengganti segala kerugian kepada badan yang berkenang
mengelola jalan dimana Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) tidak akan bertanggung jawab
terhadap semua biaya, denda atau pengeluaran yang berkenaan dengan hal tersebut. Pada
kasus lain Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) dapat mengadakan negosiasi dalam mencapai
penyelesaikan dan membayar semua biaya sehubungan dengan tuntutan, kelangsungan
pekerjaan, kerusakan, biaya, denda dan pengeluaran yang ada hubungannya dengan hal
tersebut dan membebaninya kemudian kepada Kontraktor;
4. Bila dalam pandangan Direksi sesuatu tuntutan atau bagian dari padanya, dikarenakan
kelalaian dari pihak Kontraktor dalam mengamati dan menjalankan kewajibannya
berdasarkan ayat 1, maka besarnya biaya yang ditentukan oleh Direksi setelah
berkonsultasi dengan Pemilik Proyek dan Kontraktor, harus dilunasi dan kegagalan
tersebut harus ditebus Kontraktor dan pembayaran yang menjadi hak atau bakal menjadi
hak Kontraktor dan Direksi akan memberitahu Kontraktor bila penyelesaian pembayaran
akan dirundingkan dan, bila ada biaya yang akan ditarik dari Kontraktor, Pemilik Proyek
(Pengguna Jasa) akan berkonsultasi dengan Kontraktor sebelum penyelesaian tersebut
disetujui.
Selama pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor harus menjaga agar lokasi proyek, bebas dari semua
halangan yang tidak perlu dan akan menyimpan atau menyisihkan setiap peralatan dan
kelebihan material milik Kontraktor dan membersihkan serta memindahkan segala rongsokan
dan sampah yang tidak perlu dari lokasi proyek.
PASAL
16 JAM KERJA
PASAL 17
PEKERJAAN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat karena tidak sesuai dengan
gambar atau RKS, maka atas perintah Direksi pihak Kontraktor harus membongkarnya dalam
jangka waktu yang ditetapkan oleh Direksi dan memperbaiki kembali atas tanggungan biaya
pihak Kontraktor.
PASAL 18
PEMBUATAN SHOP DRAWING
Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan yaitu :
a. Untuk pekerjaan perlu penyesuaian dengan kondisi lapangan;
b. Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang memadai;
c. Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang diijinkan)
pada detail pelaksanaan yang mendahuluinya;
d. Direksi/Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk itu, demi kesempurnaan
konstruksi.
e. Shop drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Direksi sebelum elemen
konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
PASAL 19
PEMBUATAN GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)
PASAL 20
PEMBENAHAN/PERBAIKAN KEMBALI
PASAL 21
PERATURAN TEKNIK YANG MENGIKAT
PASAL 23
SYARAT-SYARAT TEKNIS BAHAN-BAHAN BANGUNAN
1. UMUM
Sedapat mungkin harus dipakai bahan-bahan dalam negeri untuk keperluan konstruksi.
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi atau diijinkan oleh Direksi secara tertulis semua
bahan-bahan atau barang-barang harus sesuai dengan terbitan terbaru dari J.I.S. yang dapat
digunakan atau British Standard (selanjutnya disebut B.S.) dan Normalisasi Indonesia
(selanjutnya disebut N.I.), atau Standard Industri Indonesia (SII). Bahan-bahan lain yang
tidak sepenuhnya disebut didalamnya dan untuk mana tidak ada dalam JIS, BS atau NI,
harus disetujui secara khusus oleh Direksi.
2. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
a. Semua bahan-bahan dan barang-barang/benda-benda yang dipakai didalam pekerjaan
Proyek/Satuan Kerja harus dapat/boleh diperiksa, diuji dan dianalisa sewaktu-waktu,
jika dan bila diminta oleh Direksi.
b. Jika Direksi menganggap perlu, maka Kontraktor atas biayanya sendiri harus dapat
memberikan test sertifikat dari pabrik.
c. Atas biayanya sendiri, Kontraktor harus menyediakan dan mempersiapkan bahan-bahan
yang ditest dan contoh-contoh dari bermacam-macam bahan yang sewaktu-waktu akan
diminta atau disyaratkan.
d. Semua ongkos dari peninjauan dan ujian menjadi tanggungan Kontraktor.
e. Setiap test bahan atau pekerjaan yang telah selesai harus dilaksanakan dengan
disaksikan Direksi dan harus dilaksanakan sedemikian memenuhi persyaratan yang
diminta.
f. Semua bahan-bahan yang dipakai dalam Proyek/Satuan Kerja/pekerjaan, harus
mendapat persetujuan Direksi sebelum dipakai/dipasang, meskipun bahan-bahan
tersebut telah dinyatakan dapat diterima pada waktu didatangkan di site.
g. Setiap kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh tidak disetujuinya bahan-bahan
tersebut oleh Direksi menjadi tanggungan Kontraktor.
PASAL 24
PEKERJAAN PERSIAPAN
Meliputi pekerjaan:
Pengukuran dan pemasangan bouwplank
Pekerjaan Administrasi.
PASAL 25
PEKERJAAN PEMASANGAN PAPAN BANGUNAN (BOUPLANK)
PASAL 26
PEKERJAAN GALIAN
1. Seluruh pekerjaan galian dilakukan sampai pada kedalaman sesuai dengan gambar
rancangan pelaksanaan.
2. Lubang galian harus dibuat yang cukup guna memperoleh ruang kerja yang cukup
dan kemiringan sisi-sisinya tidak mudah longsor.
3. Tanah bekas galian diletakkan pada sisi-sisi galian sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu jalannya pekerjaan galian dan tanah bekas galian tidak dapat longsor
ke dalam galian.
4. Pekerjaan pengurugan kembali dilaksanakan setelah pekerjaan galian dan
konstruksi yang memerlukannya selesai dikerjakan.
5. Urugan sirtu kembali, hendaknya dipadatkan kembali dengan menggunakan mesin
pemadat (Compactor).
PASAL 27
URUGAN TANAH
1. Urugan tanah yang akan dilaksanakan yaitu urugan tanah untuk perataan site, urugan
tanah dibawah lantai, (sesuai Gambar Rencana/Gambar Kerja).
2. Urugan tanah harus menggunakan tanah urug yang baik dan harus dipadatkan dengan
mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimal.
Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Penyiapan Lapangan
Sebelum menempatkan urugan diatas suatu lapangan, semua operasi pemotongan
dan pembersihan termasuk pengisian lubang-lubang disebabkan pembongkaran
akar- akar harus disesuaikan sesuai dengan spesifikasi, daan semua bahan-bahan
yang tidak cocok harus dibuang dari batangan tersebut seperti diperintahkan
Direksi Teknik.
Bilamana tingginya timbunan adalah satu meter atau kurang, tempat pondasi
timbunan harus dipadatkan secara menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas,
mengeringkan atau membasahi jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah
setebal 15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetepkan untuk urugan
yang ditetepkan disana.
b. Penimbunan Urugan
Urugan harus disisipkan sampai permukaan yang telah dibuat dan ditebarkan dalam
lapisan-lapisan yang rata tidak melebihi ketebalan padat 20 cm.
Urugan tanah harus diangkat secara langsung dari daerah galian bahan ketempat
yang sudah disiapkan dan dihampar (dalam cuaca kering). Penumpukan tanah pada
umumnya tidak diizinkan, khususnya selama musim hujan.
PASAL 28
URUGAN PASIR
1. Urugan Pasir yang akan dilaksanakan yaitu urugan pasir dibawah lantai serta urugan pasir
dibawah pondasi (sesuai gambar rencana/gambar kerja).
2. Urugan pasir harus menggunakan pasir urug yang baik dan harus dipadatkan dengan
mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimal.
PASAL 29
PEKERJAAN BETON BERTULANG
A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
a. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi
dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja
tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada
hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau
sebagaimana diperlukannya.
b. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung-
selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada
pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971), ASTM dan
ACI.
c. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk
pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam
garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan
dalam gambar- gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam
ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang harus berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau Direksi Lapangan guna
mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.
d. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam hal ini
Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum fabrikasi
dilakukan.
e. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang
berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-batang
dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam gambar
atau seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila disyaratkan, penyediaan penulangan
untuk dinding blok beton.
B. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan Indonesia.
1. Semen
a. Mutu semen
Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-0013-
82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk, kekuatan tekan
aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan
dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh Direksi Lapangan.
Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland dan
bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132 Mutu
dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk semen hidraulis
campuran.
Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan jelas
jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis
semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu (semen tipe 1).
1. Umum
a. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah beton ready-
mixed yang didapatkan dari sumber yang disetujui Direksi Lapangan, dengan
takaran, adukan serta cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi
persyaratan di dalam ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI Committee 304.
b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai
dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol
bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton
minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan
di laboratorium.
8. Toleransi pelaksanaan.
Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada
cetakan Bab 1; PBI-'71; ACI-301 dan ACI-347.
D. PEMBESIAN
1. Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat lepas,
serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan
pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin rekatannya.
b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
2. Pemasangan Tulangan
a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan
bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk
1. Umum
A. Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan
Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-2,
ACI 347, ACI 301, ACI 318.
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta gambar-
gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Lapangan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut
harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta
kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan
untuk struktur yang aman.
B. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua
cetakan
beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan dan diperinci
berikut ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Beton
C. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau
diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau
spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. PBI-1971 NI-2Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork
i. Pelaksanaan
A. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya
kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap
pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya
sentuhan yang mungkin ada.
Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu
sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja padanya sedemikian rupa
hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan
kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk.
Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau
selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda-tanda penurunan > 10
mm sehingga menurut pendapat Direksi Lapangan hal ini akan menyebabkan kedudukan
(peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat
membahayakan dari segi konstruksi, maka Direksi Lapangan dapat memerintahkan untuk
membongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor
untuk memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan
dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
PASAL 30
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
1. Plesteran Beton
a. Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang
halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan
permukaan yang halus dan rata, maka permukaan tersebut harus diplester
hingga menghasilkan permukaan seperti yang dimaksudkan di dalam Gambar
Rancangan Pelaksanaan.
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
a. Pemasangan Granite lantai 60x60 cm, Cutting.
b. Lantai KM/WC memekai Keramik 30 x 30 cm (unpolis) kwalitas I.
c. Keramik dinding KM/WC memakai Keramik 30 x 60 cm (motif) kwalitas I
PASAL 33
PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
1. Umum
Pekerjaan Penutup Atap dan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan yang merupakan satu
kesatuan yang dimulai dengan proses instalasi rangka atap baja ringan sampai dengan
pemasangan penutup atap dari Atap Metal Berpasir. pembuatan dan pemasangan struktur atap
berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk
segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari rangka utama atas (top chord), rangka
utama bawah (bottom chord), dan rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung
menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup. Rangka
reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan
ukuran jarak genteng.
3. Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan
rangka atap baja ringan, sesuai dengan Spesifikasi yang akan di pasang seperti pada
pasal diatas. Produk yang dipaparkan sesuai dengansurat dukungan dan brosur
yang dilampirkan pada dokumen tenderatau yang memiliki kwalitas sama atau
lebih
b. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar
kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung
pada setiap titik buhul.
c. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas,
dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis.
d. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari
Fabrikatorpenyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
e. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji labmaterial dari lab yang berwenang.
f. Perhitungan struktur harus menggunakan software baja ringan yang sudah
mendapatkan Sertifikasi Dari Lembaga yang berwenang
4. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja
ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang
berkompeten.
PASAL 34
PEKERJAAN KAYU
PASAL 35
PEKERJAAN KOZEN, PINTU, JENDELA DAN VENTILASI ALUMINIUM
DAN UPVC JENDELA ALUMINIUM
Referensi
1. America Architectural Manufacturers Association ( AAMA ).
a. AAMA 501 = Method of test for Metal Curtain Wall
b. AAMA 101 = Voluntary specification for aluminium and
Polly (vinyl chloride) (PVC) Prime Window and glass door.
2. American Society for Testing and Materials (ASTM)
a. ASTM E 330 = Test Method for Structural Performance of Exterior Windows,
Curtain Wall, and Doors by Uniform Static Air Pressure Difference.
b. ASTM E 283 = Test Method for rate of Air Leakage Through Exterior Windows,
Curtain Walls, and Doors.
c. ASTM E 331 = Test Method for Water Penetration of Exterior Windows, Curtain
Wall, and Doors by Uniform Static Air Pressure Difference.
d. ASTM E 1233= Standard Test Method for Structural Performance of Exterior
Windows, Curtain Walls and Doors by Cyclic Static air Pressure
Differensial.
e. ASTM E 547 = Standar Test Method for Water Penetration of Exterior Window,
Curtain Walls and Doors by Cylclic Static Air Pressure.
3. Japanese Industrial Standard (JIS)
a. JIS H4100 = Aluminium and Aluminium Alloy Extruded Shape
b. JIS H8602 = Combined Coating of Anodic Oxide and Organic Coating’s on
Aluminium and Aluminium alloys.
c. JASS 14 = Japanese Architectural Standard Spescification for Curtain Wall
d. JIS A.4706 = Japanese Industrial Standard for Aluminium and Steel Window.
4. Singapore Standard (SS)
a. SS 212-98 = Aluminium Alloy Window
b. SS 381-97 = Aluminium Curtain Wall.
5. Standard Nasional Indonesia (SNI)
a. SNI-03-0573-1989 = Syarat Umum Jendela Aluminium Paduan
Deskripsi Sistem
a. Umum
Pekerjaan jendela aluminium untuk eksterior dan interior termasuk pekerjaan yang
berkaitan, sperti : angkur yang ditanam, struktur penguat dan komponen pelengkap yang
lainnya menggunakan merek YKK atau setaranya
1.2. Warna (Non Glossy) : Bronze (YB-1n), Balck (YK-1N), Silver (YS-1N) atau sesuai
catalog warna dari YKK Alumico Indonesia
Sifat-sifat teknis :
a. Lapiasan Anodic Oxide Film : 10 μm
b. Lapisan Resin Film : 12 μm
c. Tahan alkali (1% Na OH) tidak terjadi perubahan setelah 96 jam.
d. Tahan Asam (5% H2SO4) tidak terjadi perubahan setelah 96 jam.
e. Tahan Karat (40g / 1 NaCl, 026 g / 1 CnC12 PH3), tidak terjadi perubahab setelah 96
jam.
f. Tahan air panas (100 C), tidak terjadi perubahan setelah 5 jam.
g. Terhadap Air Semen (PC), tidak terjadi perubahan setelah 96 jam.
Sifat-sifat teknis :
a. Lapiasan Anodic Oxide Film : minimum 18 μm
b. Tahan alkali (1% Na OH) tidak terjadi perubahan setelah 48 jam.
c. Tahan Asam (5% H2SO4) tidak terjadi perubahan setelah 48 jam.
d. Tahan Karat (40 g / 1 NaCl, 026 g / 1 CnC12 PH3), tidak terjadi perubahab setelah 48
jam.
e. Tahan air panas (100 C), tidak terjadi perubahan setelah 5 jam.
f. Terhadap Air Semen (PC), tidak terjadi perubahan setelah 5 jam.
g. Terhadap air semen (PC), tidak terjadi perubahan setelah 24 jam.
Warna Aluminium
Warna kusen serta rangka daun pintu dan jendela serta ventilasi kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Perencana dan Owner pada masa pelaksanaan adalah warna natural
Data Pelengkap
a. Gambar Kerja (Shop Drawing)
Kontraktor Pelaksana harus membuat Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) dan
disetujui oleh Konsultan PENGAWAS jika dalam Gambar Bestek tidak diberikan oleh
Konsultan Perencana, yang menjelaskan
a. Tipe dan tampak setiap jenis jendela dan pintu aluminium / curtain wall.
b. Detail sambungan baik exterior maupun interior.
c. Detail pemasangan.
d. Detail pertemuan aluminium dengan komponen-komponen lain yang berhubungan.
e. Kelengkapan ukuran-ukuran.
b. Perhitungan struktur sesuai dengan criteria design yang ada (kalau diperlukan).
Fabrikasi Dan Assembling
1. Semua jenis jendela dan pintu aluminium difabrikasi di Work Shop/ Pabrik.
2. Semua sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan dengan bentuk
Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang
diperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.
b. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, fabrikasi dan pemasangan tentang
konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai dengan yang
ditunjukkan pada gambar kerja.
2. Standar
a. Bahan Struktur atau Konstruksi
1. Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk
tujuan semua konstruksi dibaut atau dilas harus baja karbon yang memenuhi
persyaratan
A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan MK.
2. Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las
harus dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A56 type E atau S.
3. Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi
“American Institute of Steel Construction (AISC)” dan PPBBI Mei 1984.
b. Pengikat-pengikat, baut-baut, mur-mur atau sekrup-sekrup dan ring-ring harus
sebagai berikut :
1. Untuk sambuangan bukan baja ke baja.
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM
A370 dan harus digalvanis.
2. Untuk sambuangan baja ke baja.
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM
A325 dan atau ASTM A490 dan harus terlapis cadmium.
3. Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus
baja tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya
dari baja tahan korosi.
4. Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.
c. Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American
Welding Society” (AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction)
1. Baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus memenuhi persyaratan
ASTM A36 atau A325.
2. Lapisan seng : baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng
untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
3. Baut dan mur yang idak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan
harus biasanya type segi enam (hexagon-bolt type)
d. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang
belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai
sertifikat dari pabrik.
e. Peraturan-perturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus
dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini. Dalam hal ini ada
pertentangan, spesifikasi ini menentukan.
PASAL 37
PEKERJAAN PENUTUP PLAPOND
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi Pekerjaan gantungan Plapond, Penutup Plapond dan List Gipsum
2. Bahan
Gantungan pelapond Mengunakan tulangan 40x40 sebagai tulangan induk dan 30x40
sebagai tulangan bagi, sedangkan di bagian tembok harus dipasangkan colp engel. Penutup
pelapond Mengunakan Gipsumboard 9 mm dan Kalsiboard 3,5 mm.
3. Pelaksanaan
Sebelum pemasangan rangka pelapond harus dilakukan pengukuran elevasi sehingga
diperoleh tulangan plapond yang rata, col engel dipasangan pada tembok dengan
mengunakan skrouw sedangkan tulangan pelapond dipasang dengan pola 60x60. Dan
diberikan pengantung. Penutup plapond dipasang dengan rapi dengan toleransi nal
maksimal 3 mm
PASAL 38
PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
1. Semua kunci yang digunakan adalah sekwalitas Gradino/Solid dua putaran, finish stainless
tiap kunci harus mempunyai 3 anak kunci dengan panjang body minimal 25 cm.
2. Untuk pintu dua daun harus dipasang sloot tanam besar (expagnolet) sepanjang 25 cm
pada bagian pinggir/tebal atas bawah, untuk pintu satu daun cukup dipasang sloot
sepanjang 3" pada bagian pinggir sedangkan untuk tiap daun jendela dipasang 2 buah.
3. Engsel yang digunakan untuk pintu yang berhubungan dengan luar jenis kupu-kupu
panjang 6" merk setaraf Gradino/Solid kupu setaraf Belleza ukuran 2,5 ", tiap daun jendela
dipasang 2 buah engsel.
4. Hak angin panjang 30 cm dipasang 2 bh untuk setiap daun jendela.
5. Hardwere kunci gantung, engsel harus diminyaki agar berfungsi baik, semua contoh barang
tersebut harus mendapat persetujuan Direksi. Kunci dan alat penggantung yang terpasang
ternyata tidak berfungsi, harus dibongkar/diganti atas biaya pemborong.
1. Kecuali ditentukan lain, semua kaca yang digunakan kualitas baik, flat glas, bening dan
tidak bergelombang serta dapat menahan angin 122 kg/m2.
2. Penggunaan kaca : kaca bening 5 mm digunakan untuk jendela kaca mati, pintu kaca sesuai
dengan gambar kerja,
3. Pemasangan kaca harus tepat masuk kedalam rangkanya setiap pemasangan kaca harus
diberi list didempul dan difinish rapi dan tidak menimbulkan bunyi bila ditiup angin. Untuk
kaca stopshole harus dilakukan silen pada bagian pinggir kaca sebagai pengikat kaca.
4. Kaca dipasang sedemikian rupa sehingga tidak bocor, tertanam rapi dan kokoh, kaca yang
telah terpasang harus dibersihkan dan dilap. Kaca yang retak atau ada goresan harus
diganti.
PASAL 40
PEKERJAAN PENGECATAN.
PASAL 41
PEKERJAAN SANITASI
1. Pekerjaan Sanitasi
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan air bersih dan air buangan ini adalah
Pekerjaan suplay air bersih dan perlengkapannya.
Pekerjaan jaringan pipa air buangan dan perlengkapannya
Pekerjaan pemasangan closed Jongkok
Pemasangan Wastafel
Dan pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan sanitair
2. Pekerjaan Suplay Air Bersih Dan Perlengkapannya
a. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah
Pipa PVC 4”, 3", dan 3/4” 1/2" dipasang pada tempat sesuai gambar rancangan
pelaksanaan, type pipa AW. Perlengkapan-perlengkapan sambungan pipa, terdiri atas
knee, sok, elbow, penutup akhir, reducing sock, faucet sock, socket. Semua
perlengkapan tersebut menggunakan merk yang sama.
b. Pipa dengan diameter 1/2"dan 3/4” atau ukuran lain sesuai gambar dipasang pada
semua jaringan air bersih. Pada sambungan tersebut, kran air diameter 1/2"
disambung dengan faucet sock, disambung dengan reducing sock/reducing sock dan
Tee 1/2" - 1/2".
c. Pada setiap belokan, digunakan knee atau elbow sesuai dengan kebutuhan. Demikian
juga pada setiap sambungan pipa digunakan socket dan disenei.
d. Pipa yang terletak pada dinding harus masuk ke dalam batu bata minimal 2,5 cm, dan
diklem (secukupnya).Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan
plesteran.
e. Kran air yang dipergunakan adalah jenis Ball Valve dengan handel siku
PASAL 43
PEKERJAAN LAIN-LAIN
PASAL 44
PENYELESAIAN PEKERJAAN
PASAL 45
SPESIFIKASI TEKNIS
NO PEKERJAAN DESKRIPSI
1. Pekerjaan Sipil / Struktur 1 Kolom : Dihitung penuh tidak di kurangi balok
2 Balok : Panjang dihitung bersih,dikurangi kolom
3 Galian : Dihitung berdasarkan gambar dengan acuan dimensi dan tinggi elevasi yang
direncanakan
2 Pekerjaan Arsitektur 1 Finishing lantai : Luas dihitung bersih batas dinding dalam
2 Finishing plafond : Luas dihitung bersih batas dinding dalam.
3 Pasangan bata : Panjang pasangan dihitung bersih dikurangi kolom struktur, luas kusen
dan kolom nonstruktur.
4 Volume dinding agar dikurangi volume pasangan dinding Keramik.
Baja Tulangan
Baja Tulangan Mutu, BJTS40 dan BJTP24
Untuk Aitem Pekerjaan Balok dan Pelat Struktur harus
menggunakan Beton Redymik.
Pekerjaan Penutup Lantai 1. Penutup Lantai mengunakan Granito ukuran 60x60 cm
Type Salsa motif stone sesuai dengan SNI ISO 10545-2-
2010 dengan spesifikasi
Water Absorption E ≤ 0,05% Breaking Strength ≥ 2000 N
Modulus Of Rupture ≥ 45 N/mm2
Deep Abrasion Resistance ≤ 100 mm3
2. Lantai KM/WC mengunakan Keramik KW 1 kelas tinggi
dengan ukuran 30x30 unpolis
3. Dinding KM/WC mengunakan Keramik KW 1 kelas tinggi
dengan ukuran 30x30 polis
Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan 0. BajaHi-TenG550lapisZinc- Aluminium Coating
1. Profil C.75.075, TS.40.045, Strap Bracing.
2. Screw A2TEKS12-14x20
3. ScrewClass2A2Teks10-16x16HxF
Lolos uji tes lab:
- Mutu baja
- Ketebalan profil
- Kadar lapisan anti karat (coating)
- Salt spray testing.
- Akurat dan kuat, garansi10 tahun (setifikat)
Penutup Pelapond
- Calsiboard 120x240x3,5 mm
- Sekrup/Piles 2 cm
List Plapond
- Lis Plapond Gifsum C7
Pekerjaan Pasangan Dinding Batu bata merah:
- Ukuran : 10x20x5 cm
- Ukuran sesuai dengan SNI15-2094- 2000
- Kuat tekan sesuai dengan SNI15- 2094 : 2000
- Bentuk standar bata ialah prisma segi empat panjang,
bersudut siku-siku dan tajam,permukaan rata dan tidak
retak-retak
Kaca
- Syarat mutu sesuai dengan SNI15- 0047-2005 tentang kaca
lembaran
- Dimensi sesuai dengan gambar kerja.
Kusen UPVC
Materil Bahan Baku UPVC yang digunakan harus seragam yang
dikeluarkan oleh pabrikan yang sama serta pelaksanaannya
harus dilakukan oleh Aplikator yang di rekomendasikan oleh
Pabrik/Distributor Resmi
Pekerjaan Aluminium Composite Aluminium Composite Panel
Panel ( ACP) - Bahan: Alloy 3003. Tebal 4 mm dengan alumunium skin
0.30 mm atas dan 0.30 mm bawah
- Coating PVDF tebal diatas 30 μm berdasarkan ASTM:
D7091-12.
- Core HDPE Polyethylene
- Tensile strength/Yield Srrength ASTMD638-10: 47.6MPa
- Garansi minimal 10 -15 tahun ( Bersertifikat)
- Jenis Material Outdor
- Rangka Utama Mengunakan Besi Siku 4x4
- Rangka Hollow Alumunium 40x40 mm, tebal minimal 1mm
Sealent
- Neutral
- NonAcid
- Weatherresistance Ultravioletand Ozoneresistance
Perkuatan ACP
Besi Siku 40x40x4mm
Zinchromate
Angkurbaut HILTIHAS-E (5,8)M8+ HIT- RE500
Pemasangan
Pekerjaan Pemasangan ACP Harus di kerjakan oleh aplikator
yang di rekomendasikan oleh Prinsipal/Distributor Resmi
PASAL 46
PENUTUP
Hal-hal lain yang belum jelas dalam peraturan dan syarat-syarat kerja ini akan ditentukan
kemudian dalam penjelasan Direksi ditempat pekerjaan, Apabila didalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat ( RKS ) ini tidak tercantum uraian peraturan dan ketentuan yang seharusnya
termasuk didalam pekerjaan pemborong, maka semua pekerjaan harus dilaksanakan agar
tercapai penyelesaian yang diharapkan serta dapat memuaskan semua pihak.
sca
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT Halaman 85