Anda di halaman 1dari 27

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

PEKERJAAN RENOVASI RUANG KERJA NSLD


GEDUNG BANK BTN HARMONI LANTAI 4

2022

1|
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEKERJAAN RENOVASI MENARA BTN LANTAI 6

Pasal 01
URAIAN PEKERJAAN

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah Pekerjaan Renovasi


Menara BTN Lantai 6, dengan rincian secara garis besar sebagai berikut:

a. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN BONGKARAN


b. PEKERJAAN DINDING
c. PEKERJAAN PLAFOND
d. PEKERJAAN FINISHING
e. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
f. PEKERJAAN INSTALASI PENERANGAN
g. PEKERJAAN INSTALASI JARINGAN DATA & TELEPON
h. PEKERJAAN PROTEKSI KEBAKARAN
i. PEKERJAAN PENGKONDISIAN UDARA
j. PEKERJAAN FURNITURE

2. Sarana Pekerjaan

Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, Kontraktor menyediakan :

a. Tenaga Pelaksana (Site manager) dan Mandor (Kepala tukang) yang selalu ada di lapangan,
Tenaga kerja yang terampil dan cukup jumlahnya dengan kapasitas yang memadai dengan
pengalaman untuk prasarana gedung.
b. Bahan-bahan bangunan harus tersedia di lapangan dengan jumlah yang cukup dan kualitas
sesuai dengan spesifikasi teknis.
c. Melaksanakan pekerjaan tepat waktu sesuai dengan time schedule.

3. Cara Pelaksanaan

Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, dan sesuai dengan syarat-syarat (RKS),
gambar rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk dan keputusan Pengawas
lapangan dan Konsultan pengawas.

Pasal 02
JENIS DAN MUTU BAHAN

Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan Keputusan
bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menpen. No.: 472/Kop/XII/80,
No.: 813/Menpen/1980, No.: 64/Menpen/1980, Tanggal 23 Desember 1980

1|
Pasal 03
GAMBAR – GAMBAR

RKS ini dilampiri:

1. Gambar kerja Arsitektur/Sipil


2. Gambar kerja Mekanikal dan Elektrikal
3. Gambar Pelengkap dan Detail Khusus
4. Bill of Quantity

Pasal 04
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ada ketentuan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya:

a. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah;
b. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982;
c. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SNI 03-2847-2002;
d. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja;
e. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat;
f. Spesifikasi bahan bangunan bagian A : SK SNI S-04-1989-F;
g. Tata cara pengecatan bangunan : SNI 03-2407-1991;
h. Tata cara pengecatan tembok dengan cat emulsion : SNI 03-2410-1991;
i. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat 1 tersebut di atas berlaku dan mengikat
pula. Gambar Kerja yang dibuat Konsultan Perencana , termasuk juga gambar-gambar detail
yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui Direksi.

a. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).


b. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
c. Berita Acara Penetapan Pemenang Penyedia Barang/Jasa.
d. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa.
e. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
f. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.

Pasal 05
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan BOQ (Bill
of Quantity) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

2. Bila terjadi perbedaan-perbedaan keterkaitan antara Gambar, RKS dan BOQ, dan menimbulkan
keraguan sehingga dalam pelaksanaan rentan menimbulkan kesalahan; Kontraktor wajib
menanyakan kepada Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan dan Kontraktor
mengikuti keputusan dalam rapat.

2|
Pasal 06
JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja
Pelaksanaan (Kurva S) dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan curve bahan/tenaga.

2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender
setelah KickOff pekerjaan diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.

3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada
dinding di bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan (prestasi
kerja).

4. Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor


berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal 07
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa disebut
Pelaksana (Site manager) yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal STM atau sederajat dengan
pengalaman minimum 5 (lima) tahun.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas
Kegiatan, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.

4. Bila kemudian hari menurut pendapat Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan,


Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu kepada
Kontraktor secara tertulis untuk menggantinya dengan personil yang memenuhi syarat.

5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah
menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang
akan memimpin pelaksanaan.

Pasal 08
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA

1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, kontraktor
dan pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan nomor telepon di lokasi kepada
Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan.

2. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah-ubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat, Kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.

3|
Pasal 09
PENJAGAAN KEAMANAN DI LAPANGAN PEKERJAAN

1. Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik Proyek, Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan.

2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Pengawas


Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, baik yang telah dipasang maupun yang belum,
menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

3. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupa barang-
barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat
pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan
oleh Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan.

Pasal 10
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama


Pada Kecelakaan (P3K) yang selalu dalam keadaan siap pakai di lapangan, untuk mengatasi
segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.

2. KOntraktor wajib melakukan uji Swab Antigen bagi tenaga kerjanya sesaat sebelum dimulainya
proyek, dan menjalankan protokol kesehatan upaya pencegahan penyebaran COVID 19.

3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-syarat bagi semua
petugas dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan kontraktor.

4. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua
petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk para
pekerja tidak diperkenankan, kecuali untuk penjaga keamanan.

5. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku.

Pasal 11
ALAT-ALAT PELAKSANAAN

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum pekerjaan
secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai, antara lain:

1. Perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur.


2. Alat-alat lainnya yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.

Pasal 12
SITUASI DAN UKURAN

1. Ukuran – ukuran dalam gambar ataupun dalam RKS merupakan garis besar pelaksanaan.

4|
2. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan bangunan, sifat dan luas pekerjaan, dan
hal-hal yang dapat mempengaruhi harga penawaran.

3. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk
menggagalkan tuntutan.

Pasal.13
SYARAT – SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat – syarat yang ditentukan
pasal 02.

2. Semua bahan bangunan yang akan dipergunakan harus diperiksakan dahulu kepada
Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan untuk mendapatkan persetujuan.

3. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, harus segera
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat - lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari
jam penolakan.

4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ternyata ditolak Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas
biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas
Kegiatan.

Pasal 14
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan berkelanjutan yang apabila sebagian pekerjaan ini telah selesai, akan
tetapi belum diperiksa oleh Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, Kontraktor
diwajibkan meminta kepada Pengawas Lapangan untuk dilakukan pengecekan lapangan.
2. Kemudian jika Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan telah menyetujui bagian
pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.
3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam diterimanya
permohonan pemeriksaan , tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak dipenuhi oleh Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan
bagian yang sebenarnya diperiksakan dianggap telah disetujui Pengawas Lapangan/Konsultan
pengawas Kegiatan. Hal ini dikecualikan bila Pengawas Lapangan/KOnsultan Pengawas Kegiatan
meminta perpanjangan waktu.
4. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan
berhak memerintahkan membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
memperbaiki, biaya pembongkaran dan pemasangan menjadi tanggungan Kontraktor.

Pasal 15
KENAIKAN HARGA/FORCE MAJEURE

1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.

5|
2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan bersifat nasional
dapat mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI.
3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin puyuh, badai topan,
kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena faktor alam serta kejadian tersebut dibenarkan
oleh Pemerintah bukan menjadi tanggungan Kontraktor.

Pasal 16
PEKERJAAN TAMBAH/KURANG

1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis dalam buku harian
oleh Pengawas Lapangan/Konsutlan Pengawas Kegiatan serta persetujuan Pemberi Tugas.

2. Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari
Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan atas persetujuan Pemberi Tugas.

3. Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan,
yang dimaksudkan oleh Kontraktor yang pembayarannya diperhitungkan bersama-sama angsuran
terakhir.

4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang
dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan bersama-sama Kontraktor dengan persetujuan Pemberi
Tugas.

5. Adanya Pekerjaan Tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan
penyerahan pekerjaan, tetapi Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan dapat
mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut.

Pasal 17
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN BONGKARAN

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan pematangan lahan, sesuai dengan gambar
rencana. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah
disediakan untuk proyek ini.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Pembersihan Site proyek


1) Sebelum pekerjaan lain dimulai, lokasi proyek harus selalu dijaga tetap bersih, dan apabila
ada bangunan existing di lokasi tapak bangunan yang akan dibuat, bangunan existing
tersebut harus dibongkar.
2) Melakukan relokasi Fungsi , adalah memindahkan fungsi dengan tetap menyediakan
fasilitas pendukung didalamnya (Mebeulair, Jaringan data, listrik, penerangan dan
penghawaan)

b. Pengukuran tapak kembali

6|
1) Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan pengecekan kembali di lokasi
bangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah dan
kolom beton, jarak dan dimensi kolom-kolom beton dengan alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya.
2) Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Pengawas Lapangan untuk dimintakan
keputusannya.
3) Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass /
Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4) Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya
untuk kepentingan pemeriksaan Perencanaan/ Pengawas Lapangan selama pelaksanaan
proyek.
5) Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga Phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.
6) Segala pekerjaan pengukuran tapak pada pekerjaan persiapan termasuk tanggungan
Kontraktor.

c. Bongkaran plafon dan rangka

1) Pembongkaran rangka & penutup plafond semua ruangan harus dilaksanakan secara
bertahap dan hati-hati agar tidak merusak bagian lain.

d. Bongkaran dinding

1) Pelaksanaan bongkaran dinding gypsum, folding door, padded wall dan partisi kaca
dilaksanakan dengan hati-hati agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan atau alat-alat
yang ada disekitar lokasi pembongkaran.
2) Kerusakan alat-alat akibat pembongkaran menjadi tanggung jawab kontraktor.
3) Material bekas bongkaran agar ditumpuk pasa suatu tempat sebelum diangkut keluar
lokasi

e. Bongkaran pintu jendela

1) Pelaksanaan pembongkaran kusen /pintu / jendela dilakukan dengan melepas angkur


lama yang terpasang dalam pasangan.
2) Pasangan di sekeliling kusen /pintu/ jendela supaya dibongkar dan diganti dengan
pasangan baru untuk penguat kusen.

Pasal 18
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pembersihan dan Perapihan

a. Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa mengganggu
pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat tanda tetap sebagai
dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian bangunan yang lain.
b. Setelah pekerjaan selesai semua, permukaan harus bersih dari segala macam kotoran dan
dalam keadaan baik sempurna, serta sisa dari bahan-bahan yang sudah digunakan yang
berupa apapun harus dibersihkan atau dibuang.

7|
Pasal 19
PEKERJAAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan dinding pasangan bata aerasi sesuai dengan
gambar rencana. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja serta pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang
telah disediakan untuk proyek ini.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Dinding partisi Gypsump

1) Singgle Gypsum 12 mm, Rangka singgle hollow 4/4 dan 2/4.


Rangka hollow galvanis tulangan utama 4/4 dengan jarak 60 – 80 cm . Menggunakan
holow galvanis produk lokal dengan mutu terbaik.
Tulangan anak 2/4 dengan jarak 60 – 80 cm . Menggunakan hollow galvanis produk lokal
dengan mutu terbaik.
2) Double Gypsump 12 mm, Rangka Metal stud 4/8 + Rockwool 60kg/m3
Rangka metal stud 4/8 tulangan utama dengan jarak 60 cm galvanis.
Metal runner digunakan sebagai tulangan anak pengikat sisi bawah dan atas
3) Persyaratan bahan harus memenuhi ketentuan-ketentuan spesifikasi pabrik (SNI).
4) Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai keterangan
tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara
pemasangan.
5) Bila  Pemberi  Tugas  /  Konsultan  Pengawas  menganggap  perlu,  maka Pemberi Tugas
berhak meminta kepada Kontraktor agar dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus diawasi
oleh tenaga ahli / supervisi khusus dari pabrik pembuat dengan dan atas biaya tanggungan
Kontraktor.
6) Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus membuat contoh jadi (mock-up) 1  (satu)  unit
dinding  partisi  lengkap  dengan  pintu dan jendela  terpasang  di tempatnya.
Jika contoh jadi ini disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana, maka contoh jadi
ini menjadi acuan standar pelaksanaan pekerjaan dinding partisi keseluruhan.
7) Semua rangka dinding partisi harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam Gambar
Kerja dan lurus (tidak melampaui batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari masing-
masing bahan yang digunakan).
8) Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit- langit.
9) Semua partisi yang terpasang harus sesuai dengan Gambar Kerja, dalam hal tipe dan lay-
out.
10) Kontraktor harus memeriksa dengan teliti dan seksama serta memastikan bahwa
permukaan atas semua bagian sudah satu bidang. Hal ini harus diperhatikan sungguh-
sungguh oleh Kontraktor karena penyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan
mengakibatkan gangguan pengikatan, terutama jika jarak penyangga kecil.

8|
11) Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang rapi dan lurus, garis-
garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang ke arah horizontal maupun
vertikal, menghasilkan penampilan yang baik.
12) Setelah  pemasangan,  Kontraktor  memberikan  perlindungan  terhadap benturan-
benturan dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan.
13) Semua  cacat,  kerusakan  yang  timbul  adalah  tanggung  jawab  Kontraktor sampai
pekerjaan  selesai,  dan harus  diperbaiki  hingga  memenuhi  standar yang ditentukan
tanpa biaya tambah.

Pasal 20
PEKERJAAN LANTAI

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan lantai karpet, vinyl dan granit tile sesuai dengan
gambar rencana. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja
serta pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah
disediakan untuk proyek ini.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Lantai Karpet

1) Bahan carpet tile ex. Toli/setara (Type menyesuaikan existing)


2) Kontraktor harus memberikan contoh-contoh terlebih dahulu untuk disetujui dan diparaf
oleh Konsultan Pengawas.
3) Pelaksanaan pemasangan lantai Karpet dilaksanakan dengan lem perekat diatas lantai
yang sudah dibersihkan dari kotoran.
4) Sebelum dipasang, lantai karpet harus diseleksi untuk jenis yang baik, warna yang sama.
5) Memotong lantai karpet tidak diizinkan berbentuk gerigi-gerigi, harus diratakan dan
diasah agar mendapat sisi yang rata, halus dan rapi.
6) Memasang lantai karpet harus tegak lurus, siar-siar diantara karpet harus merupakan
suatu garis lurus dan sekecil mungkin.
7) Apabila terjadi ketidakaturan, jalur ini harus diperbaiki
8) Selama pemasangan dan sebelum kering harus dihindarkan dari injakn terhadap kantai
dan gangguan lain.
9) Pemasanganya dilakouakn oleh tenaga ahli dalam bidang tersebut.
10) Karpet yang dipasang harus sesuai contoh yang sudah disetujui Konsultan Pengawas.
11) Permukaan lantai harus rata, tidak bergelombang dan tidak menonjol.
12) Bidang karpet harus bersih, rapi dari sambungan.

a. Lantai plester aci

1) Bahan Pasir menggunakan pasir dari daerah setempat atau lokal, Bahan Semen
menggunakan ex. Semen Padang, Andalas, atau Tiga Roda
2) Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang digunakan untuk adukan harus memenuhi
ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam buku RKS ini ataupun dalam SK
SNI T15199103.

9|
3) Sebagai dasar digunakan screeding dengan tebal 5 cm atau sesuai dengan rencana
gambar/sesuai petunjuk Pengawas lapangan.
4) Pekerjaan urugan pasir harus betul-betul padat dengan direndam air hingga jenuh.
5) Ketebalan plesteran untuk penggunaan di semua ruang 5 cm Adukan 1 pc : 3 ps, warna
/type : Abu-abu
6) Acian halus adalah campuran Semen Mortar dengan air yang dibuat sedemikian rupa
sehingga diperoleh campuran yang homogen.
7) Acian halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari pekerjaan lantai plester aci.
Pekerjaan acian halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan
dasar telah berumur 8 (delapan) hari, atau sudah benar-benar kering.
8) Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan
pemasangan.
9) Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran  aduk
plesteran  dengan waktu pemasangan  tidak melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran
kedap air.
10) Kontraktor   harus   menyediakan   Pekerja   /  Tukang   yang   ahli   untuk pelaksanaan
pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus.
11) Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan.
Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus / aci harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil
ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
12) Untuk   permukaan   yang   datar,   batas   toleransi   pelengkungan   atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5mm untuk setiap jarak 2m.
13) Kelembaban  plesteran  harus  dijaga  sehingga  pengeringan  berlangsung dengan wajar.
Hal ini dilakukan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindunginya dari sinar matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah
penguapan secara cepat.
14) Pembasahan  tersebut  adalah  selama  7  (tujuh)  hari  setelah  pengacian selesai,  
Kontraktor   harus   selalu   menyiram   dengan   air   sekurang- kurangnya 2 (dua) kali
sehari sampai jenuh.
15) Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan / material akhir, Kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan- kerusakan dan pengotoran
dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.
16) Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material akhir di atas
permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu,
cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut di
atas.
17) Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Konsultan
Pengawas,  maka  Kontraktor  harus  membongkar  dan memperbaiki sampai disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

c. Lantai Vinyl
1) Type : Menyesuaikan dengan vinyl eksisting
2) Ketebalan : 3.0 mm (0.2mm wear layer)
3) Permukaan lantai beton (lantai plesteran) harus benar-benar kering sehingga harus
dites dahulu kelembabannya.

10 |
4) Sebelum vinyl dipasang, lantai yang sudah di aci halus / flatter dibersihkan dulu dari
debu, cat, minyak, lemak, sealer, floor hardener dan lain-lain serta harus bebas dari
retakan.
5) Vinyl direkatkan / ditempelkan pada permukaan lantai dengan alat perekat lem yang
sesuai dengan standar pabrik, perhatikan aturan perekat untuk limit open time, limit
waktu penempelan vinyl dan limit waktu pengepresan untuk mendapatkan daya rekat
yang prima.
6) Vinyl yang sudah terpasang terpasang harus dibersihkan dengan pembersih
berbasis water based agar tidak merusak struktur dan warna vinyl, kemudian
lakukan pemolishan wax sebanyak dua lapis dengan selang waktu dua jam. Tunggu
selama enam jam sebelum ruang digunakan.
7) Vinyl yang terpasang harus merupakan bidang yang rata permukaannya, tegang dan
kokoh melekat pada lantai.
8) Bila hasil akhir pemasangan tidak sesuai dengan persyaratan yang sudah
ditentukan, Kontraktor wajib memperbaiki sampai hasilnya disetujui oleh pengawas
lapangan/MK.

Pasal 21
PEKERJAAN PLAFOND
1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan plafond dan penutup atap, sesuai dengan
gambar rencana. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja serta pelaksanaan pekerjaan plafond sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan
yang telah disediakan untuk proyek ini.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Plafond Gypsum
1) Bahan plafond menggunakan gypsump ex Jayaboard 9 mm denngan rangka hollow 4/4
dan 2/4 galvanis
2) Pemasangan langit-langit harus dikerjakan oleh tenaga yang benar- benar ahli untuk
pemasangan langit-langit.
3) Sebelum pelaksanaan, Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan gambar pelaksanaan
(shop drawing) kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
4) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang lebih dahulu diserahkan contohnya
kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan, material yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.
5) Rangka yang terpasang harus benar-benar lurus dan datar sehingga saat pemasangan
bilik bambu tidak bergelombang, gridnya harus lurus dan datar, garis vertikal dan
horisontal harus saling tegak lurus sesuai dengan desain, rangka plafond sama dengan
rangka portal besi hollow.
6) List plafond gunakan Shadow line alumunium atau U 1/1 alumunium, dikerjakan dengan
rapih dan benar
7) Drop Ceiling maupun up ceilling dengan ketinggian 15 s/d 20 cm ,gunakan lampu
indirect.sesuai dengan gambar detail perencanaan.
8) Untuk lubang-lubang penempatan lampu harus disesuaikan dengan pekerjaan elektrikal
(M.E).

11 |
9) Apabila hasil pemasangan langit-langit terjadi lendutan-lendutan atau kekurangan-
kekurangan lain, Kontraktor harus mengganti dan memperbaiki bila diminta
pembongkaran oleh Direksi Lapangan, biaya perbaikan ditanggung sendiri oleh
Kontraktor.

Pasal 22
PEKERJAAN FINISHING

1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan pengecatan dinding interior, pemasangan
wallpaper dan pengecatan plafond. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan,
peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Pengecatan Dinding / Plafond


1) Bahan
a) Semua bahan cat harus diperoleh dari leveransir yang telah disetujui Perencana melalui
Pengawas Lapangan. Semua cat yang digunakan cat Dulux Interior.
b) Semua cat harus dipergunakan dan betul-betul sesuai dengan instruksi pabriknya. Dempul
plamour dan cat dasarnya harus dikeluarkan dari pabrik yang sama untuk masing-masing
lapisan pemakaian. Tidak boleh mencampurkan bahan-bahan pengering atau bahan-
bahan lain kedalam cat jika tidak disarankan oleh pabrik cat yang bersangkutan.
c) Sebelum dilakukan pengecatan dinding, wajib digunakan cat dasar Alkali dengan merk
yang sama (Untuk dinding baru)
d) Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah
atau bocor dan mendapat persetujuan Pengawas. Kontraktor utama bertanggung jawab
bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan persetujuan
Perencana/Pengawas.
e) Sebelum dipakai harus diaduk sampai semua yang mengendap larut. Bila perlu diencerkan
dengan bahan pengencer dengan bahan dan proporsi sesuai dengan rekomendasi pabrik
yang bersangkutan.
f) Cat untuk dinding dalam (interior), kolom, langit-langit dan sebagainya harus memakai cat
emulsi, berdasarkan alkyd resins, dengan cat dasarnya yang tahan alkali seperti yang
telah ditentukan.
g) Semua warna harus dipilih Arsitek Perencana, Owner dan Kontraktor harus mengadakan
contoh warna-warna yang disetujui.

2) Pelaksanaan

a) Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai sebelum dinding atau bagian yang akan dicat
selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengawas, bagian-bagian yang retak, pecah atau
kotoran-kotoran dibersihkan.
b) Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai apabila dinding atau bagian yang akan dicat
ternyata masih basah, lembab atau berdebu.
c) Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai sebelum didahului membuat percobaan
pengecatan pada dinding atau bagian-bagian yang akan dicat.

12 |
d) Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan plituran dan lain-lain harus dicuci dan
dijaga agar tidak ada debu beterbangan.
e) Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang telah
disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini
harus disediakan banyak lap-lap bersih.
f) Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat pengkristalan/pengapuran
bersihkan dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam.
Bila pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses
pengkristalan/ pengapuran tersebut berhenti.
g) Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan sebagainya.
Perbaiki retakretak serta kerusakan lainnya dan biarkan mengering.
h) Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.
i) Pengecatan  harus rata, tidak bertumpuk,  tidak bercucuran  atau ada bekas yang
menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
j) Pekerjaan pengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah ahli
dan berpengalaman dalam bidang ini.
k) Seorang mandor yang benar-benar cakap harus mengawasi di tempat tersebut selama
pekerjaan dilaksanakan.
l) Kontraktor utama bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus
mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan- urutan yang tepat mulai dari
pengerjaan dasar (Under coats) sampai dengan pengecatan akhir (finishing coats).
m) Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau 
membahayakan    kesehatan    manusia,    maka    Kontraktor    harus menyediakan
peralatan  pelindung,  misalnya  : masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus
dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
n) Tidak  diperkenankan  melaksanakan  pekerjaan  ini  dalam  keadaan  cuaca yang
lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama untuk
pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun   atau  
membahayakan   manusia,   maka   ruangan   tersebut   harus mempunyai ventilasi yang
cukup atau pergantian udara berlangsung lancar.
o) Di  dalam  keadaan  tertentu  misalnya  untuk  ruangan  tertutup,  Kontraktor harus
memakai kipas angin (fan) untuk memperlancar pergantian / aliran udara.
p) Peralatan  seperti  kuas,  roller,  sikat  kawat,  kape,  pompa  udara  tekan (vacuum
cleaner), semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas / mutu terbaik dan
jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
q) Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.
r) Pemakaian  ampelas,  pencucian  dengan  air  maupun  pembersihan  dengan kain kering
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas,
terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
s) Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen bahan /
material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
t) Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang
kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.
Biaya  untuk  hal  ini  ditanggung  Kontraktor,  dan  tidak  dapat  di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
u) Pelaksanaan   pekerjaan   harus   dilaksanakan   oleh   aplikator   yang direkomendasikan
oleh pihak pabrik untuk mendapatkan garansi bahan dan pekerjaan dari pabrik.

13 |
v) Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari Pengawas dan pabrik
pembuat cat tersebut serta mendapat persetujuan Pengawas.
w) Setelah pekerjaan pengecatan selesai, Kontraktor harus menyimpan sejumlah cat yang
terpilih untuk persediaan jika ada perbaikan- perbaikan yang dikehendaki selama masa
pemeliharaan.

b. Pemasangan Wallpaper
1) Pada permukaan dinding yang akan dilapisi wall covering, permukaannya harus rata,
kering dan bersih (bebas debu dan kotoran lainnya).
2) Harus mengikuti aturan / persyaratan pabrik dalam mencampur dan menggunakan bahan
pelapis dan perekat.
3) Sebelum pemotongan pola dan warna harus diperiksa dan dicocokkan dengan contoh
yang telah disetujui Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
4) Semua bagian wall cover, terutama pada bagian tepi dan antar sambungan vertikal
dengan wall cover selanjutnya, terpasang sama rekat dan hasilnya tidak bergelembung.
5) Pemotongan wall cover harus dilakukan secara hati-hati dan rapih dengan menggunakan
alat potong (cutter) yang tajam.
6) Awal pemasangan dan sisa buangan harus dikoordinasikan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK

Pasal 23
PEKERJAAN DAUN PINTU

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan daun pintu dan jendela, sesuai dengan gambar
rencana. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah
disediakan untuk proyek ini.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Pintu kayu
1) Rangka daun pintu menggunakan kayu Kamper samarinda berukuran 5/10, sesuai gambar
perencanaan / bestek. Lapis HPL (Sesuai spesifikasi)
2) Frame pintu kayu menggunakan kayu kamper 4/20 dan kaca 8 mm, sesuai gambar
perencanaan / bestek. Lapis HPL (Sesuai spesifikasi)
3) Setiap daun pintu dipasang 2 (dua) buah engsel merk lokal. Untuk pintu-pintu pada
umumnya menggunakan engsel pintu merk lokal, warna standar, dipasang sekurang-
kurangnya 2 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan
warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg
4) Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
5) Engsel bawah dipasang + 35 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
6) Setiap daun pintu dipasang Doorcloser (Sesuai spesifikasi)
7) Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari permukaan pintu.
8) Setiap daun pintu dipasang 1 (satu) buah gagang pintu merk lokal lengkap dengan
pengunci.
9) Gagang pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai.

14 |
10) Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas, apabila hal tersebut
tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
11) Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku spesifikasi Teknis Bila terjadi perubahan atau penggantian
"hardware" akibat dari pemilihan merk, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
12) Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
13) Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
14) Pemasangan daun pintu harus tepat pertemuannya dengan kusen.
15) Finishing daun pintu gunakan melamin dengan warna yang sesuai dgn dokumen
perencana
16) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang lebih dahulu diserahkan contohnya
kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan, material yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.
17) Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam gambar harus
mengikuti petunjuk direksi.
18) Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi atas biaya penyedia jasa konstruksi, jika
kerusakan tersebut bukan disebabkan oleh tindakan pemberi tugas.

Pasal 24
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan instalasi stopkontak PLN dan UPS, titik lampu,
dan Resetup Panel eksisting sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan Instalasi Listrik adalah
pengadaan dan pemasangan termasuk testing dan commisioning peralatan dan bahan, bahan-
bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik yang
lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk dipergunakan dan baik instalasi tenaga
maupun instalasi penerangan. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan
dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

a. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan ukuran kabel tegangan
rendah.

b. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak PLN dan UPS, meliputi:

1) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armature dan lampu.


2) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa dan stop kontak khusus.
3) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar.
4) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi Pelindung kabel serta
berbagai accessories lainnya seperti : box untuk saklar dan stop kontak, junction box,
fleksibel conduit, bends / elbows, socket dan lain-lain.
5) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan dan stop kontak

15 |
c. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang system ini agar dapat beroperasi
dengan baik (seperti kabel rack, klem, penggantung, pelindung dan accessories lainnya)

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Kabel

1) Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa (NYM).


2) Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat dari LMK/SPLN.
3) Penarikan kabel NYM dalam pipa PVC ex egatype AW. diatas kabel duct.
4) Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan persyatan umum yang
berlaku.
5) Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk memudahkan
pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan puntiran.
6) Sebelum penarikan kabel dimulai, Kontraktor harus menunjukkan kepada Direksi
pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
7) Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada sambungan.
8) Semua penyambungan kabel ke terminal busbar di panel harus menggunakan
kabel schoen dengan sistem press dan dipatri.
9) Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat terpasang pada bagian bangunan.
10) Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2.5 x diameter kabel.
11) Kabel-kabel yang turun ke kotak kontak dan saklar harus menggunakan konduit PVC
Ega.
12) Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box metal ex LICO dan
lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup dengan las dop 3 m.
13) Jalur kabel di atas langit-langit yang lebih dari dua jalur harus berada di atas rak kabel
yang dibuat dari besi siku, besi plat (jenis nobi) dengan lebar dua kali jumlah lebar kabel.
14) Kotak kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk pada lantai dasar tinggi
stop kontak 60 cm dari lantai.
15) Kapisitas kotak kontak 10 cmp, dan untuk kotak kontak khusus 16 amp.
16) Sakelar harus model tanam, dipasang 130 cm di atas lantai, kapasitas 6 amp, dan 10
amp.
17) Tiap group penerangan diperkenankan maksimum 12 titik nyala.
18) Semua instalasi di dalam ruangan harus merupakan pemasangan tanah (inbow).

b. Lampu

1) Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sebagai berikut: Lampu downlight Panel LED 14
watt Day light
2) Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah dibuka.
3) Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
4) Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah vertikal
maupun horisontal.

c. Stop Kontak Standar

1) Stop kontak dinding yang dipakai adalah stop kontak satu phasa ex. Legrand, Rating 250
volt, 10 ampere, untuk pemasangan di dinding dan meja kerja

16 |
2) Stop kontak 1 (satu) phasa dilengkapi dengan daklar dan pilot lamp untuk pemasangan
unit AC dengan rating 250 volt, 13 ampere.
3) Bahan dari cover Plate.
4) Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak satu phasa untuk pemasangan rata dinding
dengan ketinggian 30 cm / 80 cm diatas lantai dan harus mempunyai terminal phasa,
netral dan pentanahan.

d. Saklar Dinding

1) Saklar harus dari type untuk pasangan rata dinding, type standard legrand, dengan rating
250 volt, 10 ampere dari type single gang atau multiple gans, pada system 1(satu) Way,
dipasang dengan ketinggian 1,50 m atau disesuaikan dengan situasi interior.
2) Saklar harus dipasang pada box dan khusus untuk ruang pemeliharaan harus digunakan
type Explosion Proof.

e. Isolating Switches

1) Isolating switches harus dipasang pada dinding dan dilengkapi dengan indicating lamp.
Rating isolationg switch harus lebih tinggi dari ratung MCB / MCCB pada feeder di
panelnya.
2) Rating tegangan adalah untuk 1 fasa / 20 volt & 3 fasa / 415 volt
3) Switches harus dipasang pada box mengikuti ayat 6 di bawah.

f. Test Commisioning

1) Kabel-kabel distribusi sebelum disambung ke peralatan harus diukur tahanan


isolasinya.
2) Setelah semua instalasi selesai dipasang aliran listrik telah dimasukkan, maka
jaringan instalasi harus ditest terhadap group-group yang telah dipasang apakah telah
sesuai dengan gambar.Setelah jaringan dibebani beban terhadap masing-masing fase.
Semua bahan-bahan peralatan dan tenaga yang diperlukan selama testing, balancing
commision dan perbaikan, atas kerusakan yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

Pasal 25
PEKERJAAN JARINGAN DATA DAN TELEPON

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan pengadaan, pemasangan dan penyetelan
Instalasi jaringan data dan telepon termasuk testing dan commisioning peralatan dan bahan, bahan-
bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga diperoleh Instalasi jaringan data
dan telepon yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk dipergunakan dan baik.
Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah
disediakan untuk proyek ini.
a. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan ukuran Instalasi jaringan data
dan telepon.

17 |
b. Pekerjaan Instalasi jaringan data dan telepon, meliputi:

1) Pengadaan dan pemasangan outlate data dan telepon (standar SNI)


2) Pemasangan Instalasi kabel data dari Wallmount ke Oulet data+Konduit
3) Pada tiap-tiap furniture dipasang 1 outlate data
4) Pemasangan Instalasi telepon (Penarikan dari TB-Telephone ke outlate)
5) Pesawat telepon dipasang pada titik-titik tertentu sesuai kebutuhan dan gambar
perencanaan.
6) Kabel instalasi outlet telepon ke TTB menggunakan kabel 2 pair ITC 2×2×0.6 mm2
(melewati kabel tray elektronik)

c. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang system ini agar dapat beroperasi
dengan baik.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

1) Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, kontraktor diwajibkan mengetahui lokasi server


dan titik/posisi outlate mana yang akan dipasang jaringan data dan telepon.
2) Jika didalam melaksanakan pekerjaan ada salah satu bagian instalasi yang sukar
dilaksanakan, kontraktor wajib membuat laporan tertulis dan hal tersebut segera
dibicarakan dengan Konsultan Pengawas.
3) Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima apabila telah dilakukan test dan dinyatakan
baik secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
4) Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang-orang yang ahli. Untuk
pelaksanaan khusus kontraktor harus memberikan surat pernyataaan yang membuktikan
bahwa pelaksanaannya memang mempunyai pengalaman dan kecakapan tersebut.
5) Semua barang dan peralatan yang dipergunakan untuk instalasi harus baru dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan. Jika barang dan peralatan tersebut tidak ditentukan dalam
rencana kerja & syarat maka barang-barang tersebut harus barang-barang yang normal
dipakai.
6) Selama pekerjaan berlangsung kontraktor harus mengembalikan pada keadaan semula,
misalnya harus terjadi pembobokan dinding, lantai dan sebagainya. Pembobokan ini baru
dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan Pengawas.

Pasal 26
PEKERJAAN TATA UDARA

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi, service,
pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as-built drawing), petunjuk operasi dan
pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak pemilik bangunan.
1) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan yang
diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bill of
quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan
setempat dan perintah dari Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Klaim
yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima.
2) Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
menggantinya.

18 |
3) Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Unit AC system Split dan Cassette
lengkap dengan kontrolnya. Unit AC terdiri dari Indoor Unit (IU) dan Outdoor Unit (OU), dimana
Indoor Unit ditempatkan di dalam ruangan sedangkan Outdoor Unit ditempatkan di luar
ruangan.
4) Pengadaan, pemasangan dan pengujian pemipaan refrigerant lengkap dengan isolasi thermis,
vapour barrier dan bahan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
5) Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian system ventilasi Exhaust Fan sesuai
dengan Gambar Perencanaan.
6) Pengadaan, pemasangan, dan pengujian seluruh instalasi pipa pengembunan (drain) sampai
ke saluran air terdekat.
7) Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian interlock system instalasi tata udara.
8) Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi instalasi ini
seperti kabel, pressure sensor dan semua perlengkapan penunjang lainnya.
9) Melaksanakan pekerjaan testing, adjusting dan balancing dari semua instalasi yang terpasang,
sehingga instalasi bekerja dengan sempurna, sesuai dengan kriteria design.
10) Memberikan training mengenai cara pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan dari
peralatan-peralatan Air Conditioning dan instalasi terpasang. Program training harus mencakup
segi teori / prinsip dasar serta aplikasinya.
11) Menyerahkan gambar - gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara serta data
teknis lengkap peralatan instalasi terpasang.
12) Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
13) Memberikan garansi terhadap mesin / peralatan dan instalasinya yang terpasang selama 1
(satu) tahun sejak serah terima pertama (kesatu)
14) Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
15) Membuat As-built drawing.
1. Publikasi, Code dan Standard
1) Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk
instalasi peralatan ini. Untuk publikasi, code dan standard yang belum ada di Indonesia,
Kontraktor wajib mengikuti publikasi, code dan standard internasional yang berlaku dan
merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
2) SMACNA – 85
3) ASHRAE – Guide and data Book, ARI
4) NFPA – 90A
5) ASTM, ASME
6) AMCA
7) CTI
8) PUIL 2000
9) Pedoman Plumbing Indonesia
10) Keputusan / Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintah daerah
11) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
12) Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan

3. Kriteria Kebisingan / Noise Criteria (NC)


1) Batas – batas yang diijinkan untuk perkantoran : 40 ~ 50 dB
2) Perlindungan Kebakaran
Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan tahan terhadap api dalam jangka
waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api yang disebabkan adanya celah-celah antara
pipa dengan dinding atau lantai harus menggunakan material yang sesuai untuk tujuan
tersebut.

19 |
4. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Tata Udara
1) Peralatan Utama AC Split
a) Pemasangan dan pengadaan unit air cooled yang terdiri atas indoor unit (IU) dan
condensing unit (OU) berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit tersebut. Kapasitas
masing-masing unit sebagaimana yang tertera pada gambar rencana.
b) Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi. Sedangkan ketentuan spesifik dari kemampuan unit (perfomance) dapat dilihat
pada lembar gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
c) Unit harus dirancang untuk beroperasi tenang, dimana semua peralatan yang bergerak
harus menggunakan unit vibration mounting dan dibalance dengan teliti untuk menjamin
vibration (getaran) yang kecil.
d) Indoor unit harus terdiri dari kompresor, kondensor coil, fan, kontrol, lengkap dengan
pemipaan. Setiap unit harus mempunyai satu atau lebih kompresor dan masing-masing
kompresor mempunyai sirkulasi refrigerant dan elektrikal sirkuit tersendiri.
e) Unit memakai refrigerant R.410A
f) Kapasitas unit berdasarkan kepada : Udara pendingin kondensor 35ºC Temperatur ruang
24oC ; 55% ± 5 % RH
g) Kompresor dari jenis Scroll, dimana motor didinginkan oleh gas dari sisi suction. Masing-
masing kompresor dilengkapi dengan:
h) Star delta starter atau DOL
i) High refrigerant pressure safety cut out (manual reset)
j) Low refrigerant pressure safety cut out (Automaticaly reset)
k) Spring Vibrator isolator
l) Crankcase heater
m) Automatic reversible oil pump
n) Automatic heater untuk pengaturan kelarutan minyak selama shut down
o) Oil pressure cut out (manual reset)
p) Thermal overload, single phasing protection dan external overload relay
q) Sight glass dan oil filter
r) Service valve disisi suction dan discharge untuk setiap kompresor.
s) Condensing Unit (OU)
t) Casing dari outdoor unit harus waterproof, galvanized steel yang difinish memakai baked
enamel. Coil harus dibuat dari seamless copper tube dengan alumunium fin. Tipe Fan dari
condensing unit adalah propeller dengan hubungan langsung dan dilengkapi dengan
pelindung / pengaman.
u) Indoor Unit (IU)
v) Casing dari indoor unit seluruh permukaan bagian dalam harus diisolasi dengan bahan fibre
glass atau mineral wool tebal 25 mm. Blower dari indoor fin dari type centrifugal, double
20 |
inlet atau single inlet forward curved, multi blade dengan pergerakan langsung atau tidak
langsung memakai belt.
w) Coil harus terbuat dari seamless copper tube lengkap dengan mekanikal alumunium fin,
refrigerant (liquid) line mempunyai combination moisture indicator dan sight glass,
refrigerant filter drier, dan liquid line solenoid valve. Suatu drain yang cukup dapat
menampung air condensasi pada keadaan minimum.
x) Filter dan Control
y) Semua unit harus dilengkapi dengan washable alumunium filter tebal 25 mm. Suatu room
thermostat yang dilengkapi dengan switch off, fan speed (low, med, high), cool dan room
temperatur setting akan memfungsikan unit beroperasi.

2) Ventilasi
Spesifikasi yang diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus diikuti.
Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap tipe, kemampuan (performance) peralatan,
perlengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar “Referensi Produk” yang menyertai
dokumen ini.
3) Peredam Getaran
a. Lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan alat peredam getaran (Vibration
isolation / Eliminator) untuk semua mesin yang bergetar seperti Indoor unit, Condensing
unit.
b) Alat peredam getaran (Vibration Isolator) ini harus dapat meredam getaran dengan efisiensi
90 %
c) Jenis peredam getaran yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan mesin/unit yang akan
diredam getarannya. Peredam getaran yang terpasang haruslah sesuai dengan
persyaratan rekomendasi pabrik pembuat alat/mesin. Peredam getaran dapat berupa
Neoprene Pad. Neoprene Mounts, Spring, Isolator, Restrain Isolator, Pipe hanger dll.
4) Pekerjaan Pemipaan
Seperti apa yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana, jalur-jalur pipa yang terlihat pada
adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Kontraktor wajib
menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-Jalur instalasi
lainnya, diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan sebelum
dilaksanakan.
a) Pipa Refrigerant
Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan sebaik mungkin,
sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering dan bebas dari debu dan
kotoran dan hendaknya dipasang sependek mungkin.
b) Pipa tembaga dari jenis L yang dehydrated dan sealed. Diameter pipa yang dipakai harus
disesuaikan kembali dengan kapasitas pendingin mesin dan panjang ekivalen pipa.

21 |
c) Perbedaan tinggi antara condencing dan evaporator dan panjang pipa tidak melebihi yang
ditentukan oleh pabrik pembuat.
d) Sambungan pipa jenis “hard drawn” tubing harus disambung dengan perantaraa wrought
copper fitting atau non porous brass fittings, dan dianjurkan dipakai solder perak dengan
meniupkan gas mulia seperti nitrogen kering kedalam pipa yang sedang disambung untuk
menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
e) Solder lunak “tintlead 50-50” tidak boleh dipergunakan. Solder “tintlead 95-5” dapat
dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.
f) Pipa jenis “soft drawn tubing” dapat disambung dengan solder, nyala api atau lainnya yang
sesuai untuk pipa refrigerant. Pada pipa “precharger refrigerant lines” yang disediakan oleh
pabriknya maka harus dipasang sesuai dengan persyaratan pabrik.
g) Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah melentur dan
meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
h) Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan “Ashrae Guide Book” dan atau
persyaratan pabrik.
i) Suatu alat pengering refrigerant (filter drier) dengan kapasitas yang cukup serta “sight glass
moisture indicator” harus dipasang pada bagian “liquid line” setiap pipa terpasang, sight
glass harus dilengkapi dengan tutup pelindung, filter drier harus menurut ARI Standard 710,
hendaknya jenis full flow replacable care.
j) Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forged brass flare nenurut ARI /
Standard 720 dengan unit short shank flare.
k) Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum pemasukkan tiap
thermostatic expansion valve.
l) Pipa-pipa yang menembus dinding/plat betton harus memakai sleeve dan sekitarnya diisi
dengan bahan caulking umpamanya compriband atau building sealant.
m) Pipa sebelum diisolasi harus ditest sampai 12 kg/cm² selama 24 jam.
n) Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan pipa/penyangga pipa tidak
boleh lebih dari :
a. sampai ½” : berjarak 1,2 m
a diameter ¾“ s/d 1”
b. : berjarak 1,8 m
c.
b diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
o) Penggantung pipa pada cplat beton memakai Phillips red heat (dyna-bolt).
p) Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang erat pada
pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
q) Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari bangunan pada arah
horizontal maupun vertical.
r) Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk sudut belokan
90º dan 45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan long radius dan dalam hal kondisi

22 |
setempat tidak memungkinkan maka menggunaan short radius harus mendapat
persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan dan konsultan perencana.
s) Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
t) Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
u) Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang
dipaksakan.
v) Pipa Kondensasi (drain)
w) Pipa sebelum disambung harus dibersihkan dahulu bagian luar dari kotoran-kotoran yang
melekat dan disambung dengan lem perekat yang dianjurkan oleh pabrik pipa.
x) Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape untuk mencegah kebocoran dan tidak
diperkenankan memakai plumber rope, sedangkan untuk sambungan menggunakan lem,
semua bagian yang akan disambung harus sudah bersih, kering dan bebas dari debu,
kotoran dan hendaknya dipasang sependek mungkin.
y) Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalamnya dari kotoran-kotoran
yang melekat.
z) Pipa-pipa yang menembus dinding / plat beton harus memakai sleeve dan sekitarnya diisi
dengan bahan caulking umpamanya compriband atau building sealant. Pipa harus dites
sampai 10 kg/cm² selama 24 jam. Gantungan pipa sesuai dengan gambar detai, jarak
gantungan pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :
sampai ½” : berjarak 1,2 m
diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
diameter 2¼“ s/d 5” : berjarak 2,5 m
z) Penggantung pipa pada plat betton memakai phillip red head (dyna-bolt)
aa) Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang erat pada
pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
bb) Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari bangunan pada arah
horizontal maupun vertikal.
cc) Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk sudut belokan
90º dan 45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan long radius dan dalam hal kondisi
setempat tidak memungkinkan maka menggunaan short radius harus mendapat
persetujuan tertulis dari konsultan perencana.
dd) Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
ee) Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
ff) Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang
dipaksakan.
gg) Pipa drain (kondensasi) dari PVC class D dan dilengkapi dengan isolasi.

23 |
Pasal 27
PEKERJAAN CUSTOM MADE FURNITURE

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi enyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk membuat
custommade furniture, seperti yang dispesifikasikan dan tertera dalam gambar desain.

2. Produk
1) Bahan / Material
Jenis bahan / material yang digunakan dalam pembuatan furniture adalah sebagai berikut :
a) Bahan utama
 Plywood 12 mm, untuk finishing dengan HPL.
 Bahan pengikat & perekat

b) Bahan finishing : Melamic, High Pressure Laminate (HPL), pelapis kain/kulit (upholstery).
c) Bahan pelengkap/Hardware
d) Bahan / material lain seperti yang tercantum dalam gambar rancangan/desain.

2) Persyaratan : Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus sesuai dengan
spesifikasi.
3) Pengajuan Alternatif : Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan mengganti jenis bahan /
material atau sumber yang telah dispesifikasikan, pengajuan alternatif tersebut harus
memenuhi persyaratan yang ada dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/MK dan
Perencana.

3. Syarat Pelaksanaan
1) Alat Pengikat & Bahan Perekat – Meja
a) Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang diperlukan seperti angkur, paku,
sekrup, baut dan jenis lain yang disetujui. Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi, tidak
menimbulkan keretakan dan harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh.
Bila perlu kayu harus dibor agar permukaannya tidak retak.
b) Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang terbuat dari
logam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan mesin kayu sehingga tercapai
kerapian dan ketepatan yang setinggi-tingginya.
c) Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi
kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan
kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi dan tidak meninggalkan noda (terutama bila di-
spesifikasikan bahwa permukaan kayu diberi “clear / transparent finish”).

2) Bahan Finishing 1 – Melamic


a) Persyaratan :Finishing melamic yang dipakai adalah warna yang sesuai dengan skema
warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana dengan syarat intensitas warna sama
antara masing-masing bagian bidang permukaan kayu/plywood. Contoh warna melamic,
harus diajukan terlebih dulu oleh kontraktor, untuk disetujui Konsultan Pengawas/MK dan
Perencana.
b) Lapisan akhir :seluruh kayu/plywood bagian top harus diberi lapisan akhir dengan jenis
polyurethane, atau sesuai dengan ditunjukkan dalam gambar rencana.
c) Semua bagian kayu yang terlihat (exposed) harus difinish, termasuk semua permukaan
yang terlihat bila pintu dan laci dibuka dan ditutup.
24 |
d) Pekerjaan finishing kayu harus dilaksanakan sebagai berikut :
 Digosok dengan amplas no. 2 sampai 0
 Diberi wood filler, ICI atau Nippon paint dan dikerjakan spray gun.
 Digosok dengan amplas duco
 Diberi bahan pewarna (wood stain) dengan teknik spray gun sesuai dengan warna yang
ditentukan Perencana. Bahan pewarna : IMPRA, NIPPON PAINT atau sejenis.
 Sanding sealer dengan spray gun. Bahan sanding sealer : IMPRA, NIPPON PAINT atau
sejenis
 Digosok dengan amplas ducco
 Melamic coating dengan spray gun, ICI, NIPPON PAINT atau sejenis.

3) Bahan Finishing 2 – HPL


a) Persyaratan :High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex Arborite putih atau
Setara, warna sesuai dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana.
b) Tebal HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL dengan profil
post forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm.
c) Proses laminasi sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure system ) di bengkel /
work-shop Kontraktor.
d) Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana/desain.
e) Permukaan HPL dilarang keras diamplas.
f) Bagian tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja /credenza, diberi edging
berbahan PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan warna HPL nya atau sesuai
petunjuk gambar rencana/desain.

4) Bahan Finishing 3 - Pelapis / “Upholstery”


a) Persyaratan :Tekstur bahan pelapis harus konsisten, polanya rapi dan teratur dan tidak
bercacat. Kondisinya harus kuat, tidak menyusut. Mempunyai warna yang awet, tidak
luntur / “colorfast” dan mempunyai daya tahan terhadap sinar matahari / “UV resistant.
b) Tahan api : Harus mempunyai daya tahan terhadap api dan memenuhi standard
keselamatan.
c) Anti noda : Bahan pelapis tersebut harus sudah diberi lapisan anti noda yang sesuai dan
memenuhi standard.

5) Bahan Pelengkap / Hardware


a) Jenis : Bahan pelengkap / hardware yang digunakan untuk furniture ini sesuai standarisasi.
b) Untuk handel laci/pintu lemari digunakan sesuai standarisasi atau setara, metal/besi dengan
diameter handel 12mm panjang + 15 cm, kecuali disebutkan lain dalam gambar
rencana/desain ( misal dengan finger pull, dll ).
c) Glides untuk kaki meja/kursi/sofa/credenza : Berbahan plastik atau karet keras harus
berasal dari sumber yang disetujui Perencana / KP dan dianggap memenuhi persyaratan
penggunaan setelah pihak Pelaksana mengajukan contohnya.
d) Hardware :Pemasangan rel laci, rel laci, engsel, handel dan kunci dll, harus kuat dan tepat,
sehingga mudah digunakan dan mudah dibuka – tutup.
e) Elemen Lepasan : Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan sesuai dengan ukuran
yang telah ditetapkan. Kesalahan dalam ukuran yang berakibat pada kerapihan bentuk dan
desain harus dihindari. Bila hal itu terjadi, Pelaksana harus mengganti sebagian atau
seluruh bagian yang tidak sesuai.

6) Penyesuaian dan Pembersihan


25 |
a) Penyesuaian : Sebelum dan setelah pengiriman ke site, perlu dilakukan penyesuaian /
penyetelan untuk menguatkan konstruksi furniture yang sudah dibuat.
b) Pembersihan : Setelah penyetelan selesai dilakukan dan sebelum penyerahan barang,
Pelaksana harus membersihkan seluruh noda, bekas goresan maupun kotoran bekas
tangan pekerja. Penyerahan furniture harus dalam kondisi yang baik dan sempurna.

4. Syarat Pemeliharaan
1) Perbaikan : Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak, cacat atau ternoda.
2) Pengamanan: harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena pekerjaan lain yang mungkin
dapat menyebabkan rusaknya furniture.
3) Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh furniture, sebelum
dilakukan penyerahan resmi kepada pihak Pemberi Tugas.
4) Finishing ulang : adanya perbedaan suhu di bengkel dan di proyek / site akan mempengaruhi
kadar kelembaban dan finishing dari furniture. Apabila setelah ditempatkan di site diperlukan
finishing kembali, maka biaya yang timbul ditanggung oleh Pelaksana.

26 |

Anda mungkin juga menyukai