Anda di halaman 1dari 26

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1.
PENJELASAN UMUM

1. Lapangan kerja akan di serahkan kepada kontraktor dalam keadaan seperti waktu
pemberian penjelasan dan sebelum memulai pekerjaan di anggap mengetahui benar letak,
batas-batas tanah maupun situasi tanah pada waktu itu.
2. Kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaan hingga lengkap yaitu dengan membuat,
memasang, menyediakan bahan-bahan bangunan, alat-alat dan sebagainya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan tersebut.
3. Setiap pekerjaan yang akan di mulai kontraktor maupun yang sedang di laksanakan
kontraktor wajib berhubungan dengan pengawas untuk menyaksikan sejauh tidak di
tentukan lain untuk mengesahkanya.
4. Setiap permohonan dari kontraktor maupun pengesahan dari pengawas di anggap sah
dan berlaku serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
5. Ketelitian dan kerapihan kerja akan di nilai oleh pengawas apabila yang menyangkut
penyelesaian dan kerapihan pekerjaan ( finishing Work ).
6. Penimbunan bahan-bahan di lapangan harus memenuhi syarat-syarat tehnis serta dapat di
pertanggungjawabkan dan tidak menimbulkan bahaya.
7. Jika terjadi perbedaan antara gambar dengan uraian ini, kontraktor wajib menghubungi
pengawas guna mendapatkan pemecahanya .
8. Jika terjadi perbedaan ukuran pada atau gambar maka yang terdapat dalam gambar skala
terbesar yang berlaku.
9. Jika terdapat gambar kerja dan penjelasanya yang kurang atau tidak jelas, Kontraktor
boleh melengkapi atas persetujuan dan petunjuk Pengawas.
10. Semua ukuran yang di maksud dalam persyaratan pelaksanaan ini adalah mengikat dan
di nyatakan lebih lanjut mengenai masing-masing bagian dalam pasal-pasal selanjutnya
yang di gunakan sebagai dasar atau pedoman pelaksanaan.

Pasal 2.
URAIAN PEKERJAAN DAN WAKTU PELAKSANAAN

Pekerjaan yang akan dilaksanakan :


Instansi : Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Tasikmalaya
Kegiatan : Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) di Daerah Kabupaten/Kota
Pekerjaan : Pembangunan Baru SPAM Jaringan Perpipaan Kel. Mulyasari Kec.
Tamansari
Lokasi : Kel. Mulyasari Kec. Tamansari Kota Tasikmalaya
Waktu Pelaksanaan : 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender
Pasal 3.
JENIS DAN MUTU BAHAN

Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri.

Pasal 4.
GAMBAR-GAMBAR

Gambar-gambar dijilid bersatu atau terpisah dari RKS ini, yang terdiri dari :
a. Gambar Denah,
b. Gambar Detail
c. DLL
Gambar-gambar rencana yang dipakai pada waktu pelelangan tercantum dalam Dokumen
Pelelangan, setelah selesai pelaksanaan kontraktor harus membuat gambar As Built Drawing
dalam 3 (tiga) rangkap, biaya untuk pembuatan gambar As Built Drawing sudah
diperhitungkan dalam item pekerjaan lain.

Pasal 5.
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Lelang ini,
berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini, termasuk segala perubahan dan
tambahannya.
a. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Perpres Nomor 16
Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknis dari Dewan Teknis
Pembangunan Indonesia.
c. Peraturan Pemerintah (PP) tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017
Tentang Jasa Konstruksi.
d. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah.
e. Peraturan Daerah yang berlaku Tentang Pengelolaan Air Tanah.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. No. Per. 01/MEN/1980 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan.
g. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik dan PLN setempat.
h. Peraturan Umum tentang pelaksanaan instalasi air minum serta instalasi pembuatan dari
perusahaan air minum.
i. Peraturan beton bertulang Indonesia SNI.

2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 tersebut diatas berlaku dan mengikat pula :
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh pemberi
tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang dilaksanakan oleh Kontraktor dan
sudah disahkan/disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukan Penyedia Barang/Jasa.
e. Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen tentang Penunjukan kontraktor.
f. Surat Perintah Kerja ( SPK ).
g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan ( Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi harus
dibuat dan masuk dalam produk Perencanaan.

Pasal 6.
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
termasuk tambahan dan perubahannya dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan ( Aanwijzing)
2. Bila Gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syara-syarat ( RKS ), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain,
maka yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku.
3. Bila perbedaan-perbedaan itu menimmbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada konsultan
pengawas dan kontraktor mengkikuti keputusannya.

Pasal 7.
JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum mulai pekerjaan nyata dilapangan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat Rencana
Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan S curve
2. Rencana Kerja tersebut sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari konsultan
pengawas, paling lambat dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja setelah Surat
Keputusan Penunjuk (SKP) diterima Kontraktor
3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan
Pengawas, Satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding di Direksi keet di
lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan ( prestasi kerja ).
4. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan Rencana Kerja
tersebut.

Pasal 8.
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjukan seorang kuasa kontraktor atau biasa
disebut pelaksana yang ahli untuk memimpin pelaksanaan dilapangan dan mendapat kuasa
penuh dari kontraktor,
2. Dengan adanya pelaksana, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Tim Pengelola Proyek dan
Konsultan pengawas, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Proyek dan Konsultan Pengawas,
Nama dan Jabatan pelaksana secara tertulis untuk mengganti pelaksana. dalam waktu 7
(tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, kontraktor harus sudah menunjuk
pelaksana baru atau kontraktor sendiri ( penanggung jawab/direksi perusahaan ) yang akan
memimpin pelaksanaan.
Pasal 9.
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA

1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal
mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan
nomor telepon yang dapat dihubungi kepada Tim Pengelola Kegiatan dan Konsultan
Pengawas.
2. Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering berubah – ubah selama
pekerjaan, Bila terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan
secara tertulis.

Pasal 10.
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan


Pertama Pada Kecelakaan ( PPPK ) yang selalu dalam keadaan siap digunakan dilapangan,
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua petugas dan pekerja, kecuali ada dilokasi, harus seizin Pemilik Kegiatan.
4. Kontraktor wajib memberikan jaminan social dan keselamatan kerja dalam bentuk ASTEK
kepada seluruh pekerja, sesuai dengan Surat Keputusan bersama antara Menteri Pekerjaan
Umum dengan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 07/Men/1987 tanggal 27 Januari 1984.
Jumlah ASTEK yang harus disetor Kontraktor akan ditentukan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

Pasal 11.
ALAT-ALAT PELAKSANA

1. Semua alat-alat untuk pelaksana pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor, sebelum
pekerjaan secara fisik dimulai dan dalam keadaan baik dan siap dipakai antara lain :
a. Waterpass (Ijin Konsultan Pengawas).
b. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur
c. Alat-alat pertukangan
d. Alat-alat pengeboran sumur air tanah dalam

Pasal 12.
SITUASI DAN UKURAN

1. Situasi
a. Kontraktor wajib meneliti situasi, terutama tanah, dan hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi harga penawarannya.
b. Kelalaian atau kekurangan telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan Claim/Tuntutan.
2. Ukuran
a. Ukuran sesuai yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm (centimeter) atau
m ( meter), ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam millimeter (mm).
b. Juga Elevasi (permukaan atas bawah) ditentukan sesuai dengan ketentuan gambar site
plan atau gambar detail.
c. Jika diperlukan, dibawah pengawasan Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan
membuat satu titik duga diatas tanah bangunan dengan tiang kayu kelas 1, titik duga
dijaga kedudukannya serta tak terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh
dibongkar sebelum mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
d. Memasang Papan Bangunan ( Bouwplank).
 Papan Bouwplank dipasang dengan jarak 2 m dari batas terluar bangunan.
 Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan Pengawas dan
Unsur Teknis setempat dengan Piket/patok yang dipancang kuat-kuat dan papan
tebal 2 terentang rata (waterpass) pada Sisi atasnya.
 Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara—cara pengukuruan,
alat-alat penyipat datar (teodolit, waterpass) prisma silang pengukuran menurut
situasi dan kondisi tanah bangunan.

Pasal 13.
SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam Dokumen Lelang.
2. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan Kontraktor wajib
memberitahukan.
3. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan dulu kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bahan Bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, jika
ditolak oleh konsultan pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan
selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dalam jam penolakan.
5. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Kontraktor tetapi ternyata ditolak
Konsultan Pengawas, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
6. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Konsultan
Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian Bahan-bahan
(Laboratorium ) yang terdekat untuk diteliti.
7. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan Kontraktor, apapun hasil penelitian
bahan tersebut.

Pasal 14.
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan
tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan memintakan
persetujuan kepada Konsultan Pengawas,
2. Baru apabila Konsultan Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor
dapat meneruskan pekerjaannya.
3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam, (dihitung dari jam diterimanya
surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak dipenuhi oleh
Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang
seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan
bila Konsultan Pengawas minta perpanjangan waktu.
4. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki, Biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan Kontraktor.

Pasal 16.
PERSYARATAN UMUM

Dalam permintaan penawaran harga, penyedia barang/jasa diminta untuk menawarkan


pekerjaan pembangunan jaringan distribusi listrik sesuai dengan gambar-gambar rencana
untuk menghasilkan pekerjaan sebaik-baiknya ;
Dalam melaksanakan pekerjaan Pihak Penyedia Barang/Jasa harus memperhatikan kualitas,
gambar-gambar konstruksi sehingga kekuatan kontruksi di lokasi pekerjaan mendapatkan
hasil yang dapat dipertanggung jawabkan ;
Hasil pelaksanaan pekerjaan diserahkan oleh penyedia barang/jasa kepada Pengguna
Barang/Jasa dalam keadaan selesai dan baik ;

Pasal 17.
WAKIL PENYEDIA BARANG/JASA.

Untuk kelancaran dan penanggung jawab pekerjaan di lokasi, Penyedia barang/jasa harus
menunjuk seorang wakil yang berpengalaman dengan memberikan surat penugasan yang
mempunyai kuasa penuh di lokasi pekerjaan dan dapat menerima segala perintah maupun
petunjuk pengawas pekerjaan ;

Pasal 18.
KEAMANAN

Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab terhadap barang/material dan peralatan yang
di pergunakan atau yang ada di bawah tanggung jawabnya baik yang dari prolisdes maupun
rekanan sendiri ;

Pasal 19.
KEBERSIHAN

Penyedia barang/jasa di haruskan menjaga tempat pekerjaan agar selalu bersih, bahan-bahan
dan peralatan kerja yang dipergunakan diatur sedemikina rupa sehingga tidak menganggu
kelancaran pekerjaan. Sisa-sisa bahan pekerjaan yang tidak digunakan lagi harus dibersihkan
dari tempat tersebut dari tempat pekerjaan dan tempat tersebut harus selalu bersih ;

Pasal 20.
KETENTUAN DOKUMEN

Bila terjadi perbedaan antara satu dengan yang lain, maka yang diberlakukan adalah ketentuan
pelaksanaan yang mempunyai kekuatan yang lebih baik dan akan di tindak lanjuti denga
addendum/amandemen kontrak. Apabila karena sesuatu hal sehingga terjadi salah perhitungan
oleh Penyedia Barang / Jasa dalam menyampaikan penawaran tanpa disertai harganya,
sedangkan - pekerjaan tersebut nyata tidak dapat di pisahkan dari pekerjaan, penggguna
barang/jasa tidak akan memperhitungkan sebagai kerja tambah. Penyedia barang/jasa harus
memperhatikan kualitas barang, kesesuaian spesifikasi dan konstruksinya.

Pasal 21.
PEKERJAAN TANAH

1. Ketentuan Umum
a. Sebelum melakukan pekerjaan tanah, pelaksana harus membersihkan daerah yang akan
dikerjakan dari sisa-sisa akan pohon maupun semak-semak serta segala perintah yang
ada dalam daerah kerja kecuali ditentukan oleh pangawas
b. Pelaksanaan harus menjamin terjaganya keutuhan barang/benda atau bangunan yang
sudah selesai dikerjakan dari segala macam kerusakan dan berhati-hari untuk tidak
mengganggu patok pengukuran atau tanda-tanda lain.
c. Perbaikan kerusakan pada barang. Benda atau bangunan yang harus dijaga akibat
pelaksanaan pekerjaan akan menjadi tanggung jawab pelaksana.
d. Pelaksana harus melakukan pengukuran dan pematokan terlebih dahulu melaporkannya
kepada pengawas, serta meminta ijin untuk memulai pekerjaan.
2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan, penggalian untuk Pondasi tapak dan pondasi lajur pas. Batu
bata dan penimbunan kembali untuk mengisi ruang yang kosong akibat dari galian tanah
pondasi serta pemadatan dan sesuai dengan peil/elevasi yang telah ditentukan.
3. Pekerjaan Penggalian
a. Semua galian harus mencapai kedalaman yang disyaratkan dalam gambar rencana
kecuali ditentukan lain oleh pengawasan sehubungan dengan keadaan lapangan dari peil
tanah.
b. Luas dasar galian untuk pondasi harus mempunyai luas minimum 10 cm lebih luas dari
luas bawah pasangan pondasi tapak dengan tebing galian yang cukup llandai sehingga
tidak mudah longor.
c. Semua akar-akar, batang-batang pohon yang terpendam maupun beton atau
tembok/pondasi, pipa—pipa yang tidak terpakai atau halangan-halangan lain yang
dijumpai pada saat penggalian harus dikeluarkan dan dibuang.
d. Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel yang masih
berfungsi harus diamankan dan dijaga agar jangan sampai rusak atau cacat, apabila hal
tersebut dijumpai, maka pelaksana harus segera memberitahukan kepada pengawas atau
Pemimpin Kegiatan untuk mendapatkan intruksi lebih lanjut.
e. Apabila terjadi kerusakan-kerusakan pada barang-barang tersebut diatas, maka
pelaksana harus segera memberitahukan kepada pengawas atau Pemimpin Kegiatan dan
Pihak yang berwenang dan segera mengganti semua kerusakan-kerusakan tersebut atas
biaya sendiri.
f. Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan selanjutnya, Pelaksana harus mendapat ijin / persetujuan tertulis dari
pengawas.
g. Apabila penggalian dilakukan sampai dibawah level yang tercantum dalam gambar
rencana tanpa instruksi tertulis dari pengawas, maka bagian yang telah tergali tersebut
harus diisi dengan adukan beton 1:3 :5
4. Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah.
a. Pelaksana harus mengajukan contoh bahan pengisi yang akan digunakan, untuk
disetujui oleh pengawas, bahan pengisi untuk daerah perkerasan dapat diambil dari
lapangan atau diluar lapangan dan merupakan tanah laterik, tanah kapur atau tanah pasir
yang bebas dari akar-akar pohon yang besarnya lebih dari 1 cm dan mempunyai CBR
lab. Minimal 4.
b. Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan secara lapis perlapis dan dipadatkan
dengan hand compactor dengan tebal hamparan maksimal 25 cm dan kemudian
dipadatkan.
c. Lapisan tanah urug harus dipadatkan sampai mencapai 95 % dari kepadatan kering
maksimum. Pemeriksaan kepadatan dilapangan harus dilaksanakan untuk setiap hasil
pemadatan seluas 100 M2 pada setiap lapis pemadatan.
d. Pelaksana bertanggung jawab atas stabilitas timbunan tanah dan pelaksana harus
mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian pelaksana atau
akibat dari aliran air.
e. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari tempat-tempat
yang akan ditentukan oleh konsultan pengawas
5. Pekerjaan Penyelesaian
a. Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan daerah
betul-betul seragam dan bebas dari permukaan yang tidak merata.
b. Seluruh lapisan akhir (finish grade) harus benar-benar memenuhi peil yang dinyatakan
dalam gambar, Bila diakibatkan oleh penurunan, timbunan memerlukan tambahan
material yang tidak lebih dari 30 cm, maka bagian atas timbunan tersebut harus digaruk
terlebih dahulu sebelum material timbunan tambahan dihamparkan, untuk selanjutnya
dipadatkan sampai mencapai elevasi dan sesuai dengan persyaratan teknis lainnya.
c. Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan pengisi/timbunan,
seluruh puing-puing, reruntuhan dan sampah—sampah harus segera disingkirkan dari
dalam lokasi.

Pasal 22.
PEKERJAAN LANTAI KERJA MENARA AIR

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan penyiapan lantai kerja dibawah ponasi beton tapak dan pada
permukaan-permukaan yang ditunjuk sesuai dengan bestek/gambar kerja

2. Bahan-bahan
Digunakan adukan dari campuran 1 pc : 3 psr:5 Krk dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Semen adalah jenis portlad semen sesuai dengan persyaratan Standar Indonesia
b. Pasir
c. Kerikil / batu pecah (split ) ukuran 2/3 cm
d. Air
3. Cara Pelaksanaan
Sebelum memulai pekerjaan, pelaksanaan harus meneliti kembali ketinggian peil yang
diisyaratkan sesuai dengan gambar rencana serta menyiapkan bagian tersebut dengan baik.
Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin pencampur (molen) atau dengan cara lain
yang disetujui pengawas, sampai didapat campuran yang homogen.
Ketebalan beton lantai kerja minimal 5 cm dan harus dibuat dengan permukaan yang rata
Pasal 23.
PEKERJAAN PASIR URUG RUMAH POMPA DRAN MENARA AIR

1. Pasir yang mengandung lumpur lebih dari 20% sama sekali tidak boleh dipakai untuk
mengurug.
2. Pekerjaan pasir urug hanya dapat di pergunakan untuk mengurug bawah pondasi,
3. Di bawah permukaan lantai tanah dasar, di atas tanah di urug / di beri lapisan pasir
yang di padatkan dengan ketebalan minimum 5 cm.
4. Lapisan tanah dan pasir urug harus benar bersih dari kotoran, antara lain kepingan kayu
akar-akar dan lain-lain

Pasal 24.
PEKERJAAN BETON MENARA AIR

Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan Beton Tapak, Tiang kolom, beton sloof, Ring balok, dan semua yang
ditunjuk sesuai dengan bestek/gambar kerja
Material
1. Semen
a. Semen-semen yang digunakan adalah jenis portlad semen sesuai dengan persyaratan
Standar Indonesia SNI .
b. Pelaksana harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik untuk mencegah
terjadinya kerusakan semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran
atau kena air/lembab tidak diijinkan untuk digunakan.
c. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.

2. Agregat ( Pasir, Kerikil atau Batu Pecah )


a. Agregat dapat dipakai agregat alami atau buatan Berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai menurut ASTM C – 33 dan mempunyai
ukuran terbesar 2.5 cm
b. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang kasan, keras tidak berpori dan berbentuk
kubus, Bila ada butir yang ipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari Value
dan tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50.5 kehilangan berat
menutur test mesin los angeles.
c. Bahan harus bersih dari zat –zat organic, zat-zat reaktif alkali atau subtansi yang
merusak beton dan ketahan tulangan terhadap karat.

3. Agregat Halus
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu dan
harus bersih dari bahan organic, Lumpur, zat—zat alkali an tidak mengandung lebih
dari 150% subtansi – subtansi yang merusak beton.

b. Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-
partikel yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi seperti tabel berikut :
Saringan Ukuran % Lewat Saringan
3/8 “ 9.50 mm 100
No. 4 4.76 mm 91 – 100
No. 8 2.38 mm 80 – 100
No. 16 1.19 mm 50 – 85
No. 30 0.19 mm 25 – 65
No. 50 0.297 mm 10 – 30
No. 100 0.149 mm 5 – 10
No. 200 0.074 mm 0– 5
4. Air
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta zat-
zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan, dalam hal ini sebaiknya digunakan air
bersih yang dapat diminum.

5. Baja Tulangan
Semua baja tulangan yang dipakai adalah tulangan polos, Tulangan harus bersih dari segala
macam kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain yang akan merusak mutu beton
Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus sesuai
persyaratan dalam SNI
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan SNI dengan tegangan lelah
karakteristik tau = 2.400 kg/cm 2 atau baja u 24.
a. Ukuran baja disesuaikan degan gambar detail dan untuk penggantian dengan diameter
lainnya hanya diperkenankan atas persetujuan tetulis dari konsultan pengawas. Segala
biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan sejauh bukan kesalahan gambar
adalah tanggungan dari pelaksana.
b. Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab dipisahkan sesuai diameter
serta asal pembelian. Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap segala macam
kotoran dan lemak serta sejauh mungkin dilindungi terhadap karatan.
c. Pemberi tugas atau pengawas akan melakukan pengujian test tarik putus dan bending
untuk setiap 10 ton baja tulangan, atas biaya pelaksanaan.

6. Bahan Pencampur
a. Penggunaan Bahan pencampur ( admixture) tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis
dari pengawas dan perencana.
b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, pelaksana harus mengadakan percobaan-
percobaan perbandingan berat dan CW ratio dari penambahan bahan pencampur
(admixture) tersebut, Hasil Crussing test dari laboratorium yang berwenang, terhadap
kubus-kubus beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada pengawas
untuk dimintakan persetujuannya.

7. Cetakan Beton (begisting)


Dapat menggunakan kayu kelas II, Multipleks dengan tebal minimal 9 mm atau palat baja,
dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam SNI

Pengadukan Dan Peralatan

Pelaksanaan harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian


cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari masing-masing bahan
pembentukan beton dengan persetujuan dari pengawas.
Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-material
harus dengan persetujuan pengawas dan seluruh operasi harus dikontrol dan diawasi terus
menerus oleh seorang inspector yang 0berpengalaman dan bertanggung jawab.
Pengadukan harus dilakukan dengan mesing pengaduk beton ( Batch Mixer Pertable
Continous Mixer ), Mesin Pengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima bahan-
bahan dari adukan selanjutnya dan harus dicuci bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
Bahan – bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1.5 menit sesudah
semua bahan ada dalam mixer.
Mesin pengaduk tidak boleh dobebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Air harus
dituang dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama pengadukan.
Tidak diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.
Pelaksana boleh menempatkan satu “Mixing Plant” asal dapat membuktikan bahwa mutu
beton tersebut sesuai dengan semua ketentuan dalam persyaratan ini.

Persiapan Pengecoran

Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas
dari kotoran-kotoran dan bagian beton lepas, Bagian-bagian yang akan ditanam dalam
beton sudah harus terpasang ( pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing, dan perlengkapan-
perlengkapan lain).
Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi
dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik.
Sambungan diusahakan lurus dan rata dalam arah horizontal maupun vertikal terutama
untuk permukaan beton yang tidak di finish (exposed concrete)
Tiang-Tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan
penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya Overstress atau perpindahan tempat pada
beberapa bagian konstruksi yang dibebani, struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat
dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang ada diatasnya selama
pelaksanaannya.
Sebelum penuangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya
kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituangi
permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran diberi form oil untuk mencegah
lekatnya beton pada cetakan, pelaksanaannya harus berhati-hari agar tidak terjadi kontak
dengan baja tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dengan tulangan.
Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika umur
beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
 Bagian sisi balok 48 Jam
 Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
 Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
 Pelat Lantai / Atap/ Tangga 21 Hari

Dengan persetujuan pengawas, cetakan dapat dibongkar lebih awal apabila hasil pengujian
dari benda uji yang mempunyai kondisi sama dengan beton sebenarnya, telah mencapai 75
% dari kekuatan beton pada umur 28 hari.
Segala ijin yang diberikan oleh pengawas, tidak mengurangi atau membebaskan tanggung
jawab pelaksana terhadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.
Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan
cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan
gambar rencana, pelaksana wajib mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.
Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian-bagian
konstruksi yang terpencam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum
pengurugan dilakukan.

Construction Joints ( Sambungan Konstruksi)

Rencana atau Schedule pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu konstruksi
secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak Construction Joint Dalam keadaan tertentu
dan mendesak, pengawas dapat merubah letak Construction Joint tersebut.
Permukaan Construction Joint harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh
permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat.
Construction Joints harus diusahakan berbentuk garis tegak atau horizontal sedapat
mungkin dihindarkan adanya Construction Joinst tegak kalaupun diperlukan maka harus
dimintakan persetujuan dari pengawas.

Sebelum Pengecoran dilanjutkan permukaan beton harus dibasahi dan diberi lapisan grout
segera sebelum beton dituang.

Benda-Benda Yang Tertanam Dalam Beton

Semua Angker, Baut, Pipa dan Benda-benda lain yang diperlukan tertanam dalam beton,
harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum pengecoran.
Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat dan kotoran-kotoran
lain pada saat mengecor.

Penyelesaian Beton

Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada bagian-bagian yang
keropos, melendut atau bagian-bagian yang membekas pada permukaan, ujung-ujung atau
sudur-sudut harus berbentuk penuh dan tajam.
Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubang dan tidak memenuhi persyaratan harus segera
diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali dengan adukan beton yang
sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk kemudian diratakan, bila diperlukan seluruh
permukaan beton diharuskan dengan ampelas, caborandum atau gurinda.
Permukaan lantai beton harus mempunyai bentuk jadi yang rata. Toleransi kerataan pada
permukaan lantai tidak boleh melampaui 1 cm dalam jarak 10 m, tidak dibenarkan untuk
menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap kelebihan air.

Perawatan Dan Perlindungan Beton.

Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan cara yang disetujui oleh pengawas
setelah pengecoran dan penyelesaian, permukaan beton yang tidak tertutup oleh cetakan
harus tetap dijaga kelembabannya dengan jalan membasahi secara terus menerus selama 7 (
tujuh ) hari.
Permukaan-permukaan beton yang dbongkar cetakannya sedang masa perawatan beton
belum dilampaui, harus dirawat dan dilindungi seperti tersebut pada ayat (1).
Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapan dan belum dibongkar, selama
masa perawatan beton harus selalu dibasahi untuk mengurangi keretan beton harus selalu
dibasahi untuk mengurangi keretakan dan terjadinya celah-celah pada sambungan.
Lantai beton atau permukaan beton lainnya yang tidak disebut diatas, harus dirawat dengan
jalan membasahi atau menutupi dengan membrane yang basah.

Pengujian Beton
Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam PBI NI – 2 1971
dan minimum memenuhi persyaratan seperti yang tersebut dalam ayat berikut.
Untuk setiap jenis beton harus dibuat satu pengujian, yang dikerjakan dalam satu hari
dengan volume sampai sejumlah 5 m3
Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 ( empat ) buah benda uji berbentuk kubus 15x15 1 15
cm, satu benda uji akan dites pada umum 7 hari dan hasilnya segera dilaporkan kepada
pengawas, sedangkan 3 (tiga) benda uji lainnya akan dites pada umur 28 hari, hasil tes
merupakan hasil rata-rata dari ketiga specimen tersebut.
Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi yang ditinggal dilapangan,
dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan keadaan sebenarnya.

Suhu

Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh lebih dari 32º C. Bila suhu dari beton yang berasa
antara 27 º dan 32 º C, maka beton harus diaduk ditempat pekerjaan dan langsung di cor.
Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat mengakibatkan suhu beton
melebihi dari 32 º C. Maka pelaksana harus mengambil langkah-langkah yang efektif,
umpamanya mendinginkan agregat atau mengecor pada waktu malam hari.

Pasal 25.
PEKERJAAN PASANGAN RUMAH POMPA

Pekerjaan Pasangan Batu Bata


1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan dan pelaksanaan pasangan batu bata untuk dinding, dan
bagian-bagian lain bangunan sesuai dengan gambar rencana, termasuk pengadaan bahan
dan peralatan pembantu.

2. Bahan-bahan
a. Batu Bata
Digunakan batu bata ukuran 50 x 100 x 200 mm atau bata ukuran besar 100 x 100 x 200
dari kualitas terbaik, terbakar matang, cukup keras dan tidak keropos serta tidak pecah-
pecah melebihi 10%.
b. Adukan 1:2, 1:3 dan 1:4
Pelaksana harus mengajukan contoh bahan terlebih dahulu kepada pengawas untuk
disetujui.
c. Cara Pelaksanaan :
Pemasangan batu bata harus mengikuti peraturan dengan tahapan yang lazim dilakukan
atas petunjuk pengawas, ( untuk pematokan/perpil, Penarikan benang dll), batu bata
yang akan digunakan harus direncam dulu sampai jenuh dan permukaan yang akan
dipasang harus dibasahi pula.
Pengikatan pada pasangan bata setengah baru harus dilakukan secara baik dan
sempurna, tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separuh panjang kecuali
sesuai dengan peraturan.
Semua pasangan harus lurus, rata secara horizontal maupunvertikal dan dilakukan
dengan menggunakan tarikan benang yang dipasang tidak lebih dari 30 cm diatas
pasangan sebelah bawahnya.
Setiap pasangan seluas 9 m2 atau dinding dengan lebar 3 m harus diberi kolom praktis
berukuran 10x10 cm demikian juga halnya dengan pertemuan antara pasangan atau
pada dinding yang berdiri bebas.
Semua pasangan mulai dari sloof sampai 30 cm diatas lantai harus menggunakan
adukan kedap air (1pc : 2 psr ) dan untuk dinding Kamar Mandi sampai setinggi 180 cm
diatas lantai.
Semua pasangan bata yang sudah selesai dikerjakan harus dijaga agar jangan sampai
terkena sinar matahari secara langsung dan pelaksana harus menutupinya dengan
membrane yang dibasahi (karung atau bungkus semen).

Pasal 26.
PEKERJAAN PLESTERAN RUMAH POMPA

1. Lingkup Pekerjaan.
Meliputi pekerjaan persiapan bagian yang akan diplester, pemlester dinding, kolom, bagian
pondasi atau keperluan lain yan akan diselesaikan dengan cat atau bahan pelapis seperti
tertera dalam gambar rencana, termasuk pengadaan bahan dan peralatan pembantu.
2. Bahan – Bahan
b. Plesteran Kedap Air
Menggunakan Campuran 1 Pc : 2 Psr
c. Plesteran Biasa
Menggunakan campuran 1 Pc : 4 Psr
3. Cara Pelaksanaan
Semua pasangan bata harus diselesaikan dengan plesteran kecuali ditentukan lain dalam
gambar.
Seluruh bidang yang akan diplester harus dibersihkan lubang-lubang yang tidak diperlukan
harus ditutupi dengan rapi, siar atau spesi antara pasangan bata harus dikerok dan kemudian
dibasahi dengan air.
Bila tidak disebutkan lain dalam gambar, maka tebal plesteran untuk bidang yang akan
dicat, mempunyai ketebalan minimal 15 mm dan maksimal 20 mm
Permukaan plesteran harus lurus, rata dan rapi secara horizontal maupun vertical, setiap
lekukan harus dibuat rapi dan lurus sesuai dengan kebutuhan/gambar rencana.
Dinding bagian bawah harus diplester dengan adukan kedap air sampai setinggi 30 cm
diatas lantai dan untuk daerah kamar mandi sampai setinggi 180 cm.
Untuk bagian dinding yang akan diselesaikan dengan cat, pada plesteran yang telah benar-
benar kering dilakukan pengacian dengan semen sampai didapat permukaan yang halur,
rata, lurus dan tidak bergelombang.

Pasal 27.
PEKERJAAN KOSEN, VENTILASI, PINTU RUMAH POMPA

1. Ventilasi / Rooster Genting


Dibuat Pabrikasi
2. Kosen, Daun Pintu dan Bahan Kayu Lainya.
Kosen terbuat dari Kayu kelas II
Pasal 28.
PEKERJAAN PENGECATAN RUMAH POMPA DAN MENARA AIR

A. Pekerjaan Pengecatan Tembok


1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi Pekerjaan meliputi penyiapan bagian yang akan diselesaikan dengan cat.
Pelaksanaan pengecatan dasar dan pengecatan akhir sesuai dengan gambar-gambar
rencana termasuk penyediaan bahan peralatan pembantu.
2. Bahan-bahan
a. Plamur Digunakan jenis plamur dari bahan dasar Acrylic copolymer Emulsion
berwarna putih dan cepat mongering dari kualitas terbaik setara dengan produksi
ICI.
b. Cat Tembok/Plafond
Digunakan cat tembok type Mat Finish dari bahan dasar pure acrylic Emulsion yang
tahan cuaca dari kualitas terbaik setara dengan produksi ICI.
Warna yang digunakan sesuai dengan yang tertera dalam gambar rencana atau yang
akan ditentukan kemudian oleh pemberi tugas, pelaksana harus mengajukan
contoh bahan terlebih dahulu untuk disetujui oleh PTP atau pengawas dan bahan
yang digunakan harus sesuai dengan contoh yang telah disetujui.
3. Cara Pelaksanaan.
Bagian yang akan dicat harus sudah disiapkan dengan baik dinding sudah diasi halus
dan rata untuk selanjutnya diberi plamur dan diamplas sampai didapat permukaan yang
halus dan rata serta tidak bergelombang dan berlubang-lubang.
Setelah bidang benar-benar halur, rata dan disetujui oleh pengawas, maka pelaksanaan
pengecatan dasar (filler coat) dapat dilakukan dengan menggunakan roller sampai
didapat permukaan yang merata dan tidak bergelombang sesudah lewat dari 12 jam.
Pengecatan akhir dapat dilakukan setelah bidang yang dilapis filler coat dinyatakan baik
oleh pengawas, pengecatan dilakukan dengan menggunakan roller minimal 3 (tiga) kali
sampai didapat permukaan yang mempunyai warna merata sesuai dengan yang
ditentukan.

Pasal 29.
PEKERJAAN SUMUR BOR

1. Persiapan
a. Kontraktor bersama pengawas dan wakil dari pelaksana kegiatan menentukan 1 titik
tempat akan dibuat sumur bor.
b. Dari 1 titik tersebut, kondisi lapangan terlebih dahulu dibersihkan dari pohon dan
belukar hingga serata tanah.
c. Dari 1 titik tersebut diambil satu titik yang dianggap sangat menguntungkan.
d. Titik yang diambil harus lulus uji Geolistrik.
e. Disiapkan spool bak untuk pengaliran

2. Pekerjaan Pengeboran
a. Pekerjaan Pengeboran dilakukan secara resmi dengan menggunakan alat/conus yang
menghasilakan lubang bor sebesar 12 Inchi dari kedalaman 0 m sampai kedalaman 100
m, kemudian dilanjutkan Lubang Bor 8 Inchi dari kedalaman 100 m sampai dengan
200 m.
b. Untuk mengetahui jenis lapisan tanah existing setiap 1 meter pengeboran diambil
sampel tanah.
c. Cassing sumur bor berupa Pipa PVC merk setara wavin jenis AW dengan diameter 6
inchi.
d. Untuk menjaga kondisi pipa tegak agar tidak patah cassing dan dinding tanah diberi
material pengisi / Gravel (kerikil), dan pada penutup permukaan dari kedalaman 20 m’
sampai permukaan tanah diberi pengisi cor beton kedap air agar air permukaan tanah
tidak ikut masuk.
e. Pemberian evaporasi/perlubangan dengan paku panas pada pipa cassing yang berfungsi
untuk jalan masuk air tanah kedalam pipa yang diletakan sedemikan rupa pada lapisan-
lapisan tanah yang tidak mengandung zat organik dan zat-zat lain yang dapat merusak
kwalitas air perolehan yang diketahui dari sampel lapisan tanah yang diperoleh, dan
diberi saringan manual dari ijuk.

3. Pekerjaan Pompa
a. Pompa yang digunakan adalah Submersible berkapasitas 3 liter/detik untuk instalasi
dari sumur bor ke reservoar bawah dan pompa air sentrifugal 3 liter/detik untuk instalasi
dari reservoar bawah ke reservoar atas.
b. Pipa hisap terbuat dari pipa Galvanis dan digantung dengan kabel seling.
c. Pipa submersible diletakan sedalam minimal 70 meter dari permukaan tanah, ini dapat
diketahui dari pekerjaan pengurasan sumur bor hingga air menjadi jernih.
d. Pompa dilindungi oleh check valve supaya pada saat arus balik air tidak langsung
mengenai tabung pompa.

Spesifikasi sistem dan perlengkapan pompa benam meliputi:


a. Pompa
1) Penggunaan : Air minum/bersih pada temperatur 45ºC dan dipakai
pada sumur dalam
2) Kapasitas dan head : Sesuai dengan kebutuhan
3) Situasi : Vertikal
4) Jenis Pompa : Pompa benam bertingkat banyak, sedang bentuk
impeller sentrifugal atau semi aksial/mix flow
5) Batas kecepatan
putar : Tidak lebih dari 3.000 rpm
6) Efisiensi : Harus tinggi dan lebar curva pada kondisi yang diminta
7) Katup searah : Menggunakan ring karet dan berikut dudukannya

b. Motor Benam
1) Jenis : Motor Listrik AC, tiga phasa squiral cage
dan dapat berfungsi dengan baik terbenam
dalam air (submersble motor)
2) Tingkat Proteksi : IP 68 (IEC 34-5/144).
3) Tingkat isolasi : F atau H (IEC pulb 85)
4) Tegangan : 220/380 Volt, 50 Hz
5) Cos Diameter : lebih dari 0.8
6) Efisiensi : lebih dari 90%
7) Putaran Poros/rotor : tidak lebih dari 3.000 rpm
8) Konstruksi : Batang dinamis pada rotor
9) Sistem start : Star Delta (Y) atau menggunakan auto transformer,
untuk motor berkapasitas dibawah 5 KW, dapat
digunakan “Direct On Line” (DOL)
c. Material
1) Rumah impeller dan Impeller : Baja Tahan karat Grade AISI 316 atau
Bronze Cn SN 5 Zd Pb (DIN 1706-2,
DIN 1096.01)
2) Poros pompa dan motor : Baja Tahan Karat Grade AISI 316 atau AISI
329
3) Mur Baut dan Ring : Baja Tahan Karat Grade AISI 316 atau AISI
329
4) ” Motor Casing ” : Baja Tahan Karat Grade AISI 304 atau AISI
atau 316
5) Kabel Listrik : Neopren
6) Bantalan atau ” bearing” : Bronze atau Tungsten Karbide atau
Karbon Kerami

4. Uji Pemompaan Sumur Dalam

Pumping Test adalah suatu cara untuk melakukan pengujian kapasitas air tanah agar
dapat disadap didalam bangunan pengambilan/sumur. Untuk pemanfaatan air dari
sumur bor yang telah dikerjakan perlu diadakan uji sumur atau Pumping Test
dimana dari hasil uji ini diharapkan didapat gambaran kondisi dari permukaan air
tanah sebelum dilakukan pengambilan air dilakukan uji pemompaan.
a. Uji pemompaan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data primer
dengan cara melakukan pengukuran tinggi muka air tanah secara langsung di
lapangan selama dilakukan pemompaan, kemudian dilanjutkan dengan kondisi
hidogeologinya;
b. Tujuan uji pemompaan ini adalah untuk mengevaluasi kemampuan lapisan
pembawa air (akuifer) dengan kondisi sumur bor berdasarkan parameter yang
diperoleh dari hasil pemompaan, sehingga pemanfaatan air baku yang bersumber
dari air bawah tanah dilaksanakan dengan tetap mempertahankan kondisi
lingkungan di sekitar sumur bor;
c. Uji pemompaan dilakukan dengan terlebih dahulu mengistirahatkan dari
pemompaan sebelumnya selama 24 jam. Dibuat catatan mulai dari tanggal,
jam dan penggunaan besar pompa.
Tahapan yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut:
a. Step Draw Down Test (Pengujian Bertahap)
Pengujian ini dilakukan dengan kapasitas pemompaan bertingkat hingga
mencapai kapasitas yang ideal (3 s/d 4 tahap). Tiap-tiap tahap pemompaan
dilakukan selama 2 jam secara terus menerus dan dilanjutkan dengan tingkat
pemompaan berikutnya tanpa menunggu selang waktu (lihat tabel isian step
draw down test).
Pemompaan uji penurunan bertingkat dilaksanakan dalam 4 tahap dengan
debit yang berbeda, diawali dengan debit yang terkecil dan diakhiri dengan
debit yang terbesar, dimana debit yang terbesar (tahap terakhir) ditentukan
sebesar 0,75 kali debit maksimum sumur yang diperkirakan berdasarkan uji
pendahuluan.
Sedangkan untuk debit pada tahapan yang lain ditentukan dengan membagi
besaran debit terbesar (terakhir) oleh jumlah tahapan yang akan
dilaksanakan.
Pergantian besarnya debit pemompaan ketahapan berikutnya dilakukan
secara tak terganggu (menerus) dengan cara langsung dibesarkan krannya.
Interval waktu perekaman data pada pelaksanaan Step Drawdown Test akan
diatur menurut siklus semi log, yakni:
Perioda Pemompaan Dicatat setiap (dlm
menit)
Menit ke 0 sampai dengan menit
0,5
ke5
Menit 5 sampai dengan menit 20 1,0
Menit 20 sampai dengan menit 50 5,0
Menit 50 sampai dengan menit 100 10,0
Hasil tes ini berupa rekaman data Drawdown (s) versus waktu (t), pada
masing-masing debit.
Evaluasi data lapangan atas hasil Step Drawdown Test ini diharapkan
dapat memberikan masukan mengenai :
– Debit optimum yang akan dipergunakan untuk penetuan debit
padapelaksanaan Time Drawdown Test/Long Periode Test.
– Stabilitas konstruksi sumur.

b. Long Periode Test/Constant Rate Test


Pengujian ini dilakukan dengan kapasitas tetap ( ..... L/dt) secara terus
menerus selama 2 x 24 jam (lihat tabel isian long periode test). Pada akhir
pemompaan harus diambil contoh airnya dan dianalisa laboratorium,
sebagaimana dijelaskan di akhir sub bab ini.
Pencatatan data penurunan muka air tanah selama pemompaan,
pengamatan untuk 2 jam pertama akan dilaksanakan sesuai dengan aturan
interval waktu seperti disajikan pada Step Drawdown Test, sedang untuk
perioda selanjutnya akan dicatat pada setiap selang waktu sebagai berikut:
Perioda pemompaan Dicatat setiap (dalam
menit)
Menit 100 sampai dengan menit 15 menit
180
Menit 180 sampai dengan selesai 30 menit
Perekaman data lapangan berupa (s) versus waktu (t) pada debit
pemompaan yang bersangkutan.
Hasil parameter yang diharapkan untuk diperoleh pada pelaksanaan
pemompaan uji ini antara lain, adalah:
– Kapasitas jenis sumur yang diuji.
– Jangkauan pengaruh pemompaan (radius of influence), apabila ada
sumur observasi
– Koefisien transmisivitas & permeabilitas.
– Koefisien simpanan (storage coefficient).
c. Recovery Test
Kegiatan ini dilakukan sesaat setelah long periode test selesai, jadi tanpa
selang waktu (lihat tabel isian recovery test) baik pada step drawdown test
maupun drawdown test.
Tes ini akan dilakukan dengan penganturan selang waktu pencatatan data step
drawdown test dan time drawdown test di muka.
Akhir kegiatan time recovery test ini ditentukan dimana kambuhan muka air
tanah telah mencapai elevasi seperti pada saat dimulainya step drawdown test,
dengan koreksi fluktuasi muka air tanah yang datanya diperoleh dari
pelaksanaan kegiatan pendahuluan.
Apabila terjadi gangguan pada saat pemompaan uji, maka pengujian harus
diulang, oleh karena itu peralatan harus dalam kondisi yang baik (sehat) dan
harus teliti. Analisa hasil pengujian ini dilakukan sehingga dapat memberikan
rekomendasi kapasitas pemompaan yang aman (safe yield).

Penyelesaian sumur

Konstruksi sumur dalam harus dilengkapi dengan:


a. Grouting dan pondasi (sesuai gambar konstruksi).
b. Sumur harus ditutup dengan flang (sesuai dengan gambar konstruksi)

Pasal 30.
PEKERJAAN INSTALASI PEMASANGAN PIPA

1. Aliran air didalam pipa telah ditentukan seperti pada gambar rencana sistem jaringan
distribusi air minum sehingga semua peralatan pengatur aliran telah direncanakan dan
kontraktor tidak boleh mengubah lokasi/perletakan peralatan tersebut kecuali dengan
persetujuan tertulis dari direksi/supervisor.
2. Seluruh pekerjaan perpipaan harus dipasang dengan cara yang benar, rapi dan cukup kuat
sesuai dengan spesifikasi teknis ini dan gambar-gambar rencana serta instruksi-instruksi
dari produsen sedapat mungkin diterapkan dengan baik.
3. Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang secara hidrostatis, untuk itu bagian
sambungan pipa dan alat-alat rakit maupun perlengkapannya tidak boleh ditimbun
sebelum pengujian tekanan hidrostatis selesai. Pengujian ini dinyatakan berhasil dengan
memuaskan bila tidak terdapat tanda-tanda adanya kebocoran.
4. Sebelum dimulai pekerjaan semua peralatan harus diperiksa dan disetujui
direksi/supervisor.
5. Setelah pengujian tekanan hidrostatis selesai seluruhnya dengan memuaskan, kontraktor
harus mengirimkan pada direksi atas biaya sendiri, dua eksemplar foto copy atau afdruk
dan aslinya/kalkir dari gambar kerja (as built drawing), yang memperlihatkan jaringan
perpipaan yang terpasang termasuk sambungan-sambungan dengan jaringan perpipaan
lainnya (bila ada). Semua gambar kerja perpipaan dikaitkan dengan :
1. Ketinggian muka tanah
2. Bangunan-bangunan dan sarana-sarana didalam tanah dan sekitarnya
Gambar kerja tersebut untuk diperiksa dan disetujui oleh direksi/supervisor.
Pasal 31.
PEKERJAAN PERPIPAAN

Umum
Pipa yang digunakan untuk jalur distribusi Menggunakan Pipa HDPE. Semua pekerjaan pipa
harus dipasang dengan cara yang rapi dan menurut tata cara kerja yang baik berdasarkan tata
cara dari produsen pipa. Kontraktor harus menyediakan instrumen, alat dan fasilitas yang
dianggap memuaskan oleh direksi/supervisor serta memakainya dengan cara yang aman dan
praktis.

Semua pipa, alat bantu dan accessories harus baik dan bersih. Jika terjadi persilangan antara
perpipaan dan bagian struktur yang lain maka direksi/supervisor akan memutuskan pekerjaan
mana lebih dulu di pasang. Pengekang dari logam batang pengikat atau penjepit dengan
kekuatan cukup untuk mencegah gerakan yang disediakan oleh Kontraktor harus dipasang
menurut petunjuk gambar atau direksi/supervisor. Semua bagian untuk sambungan (flens)
harus dibersihkan seluruhnya sebelum pemasangan, paking harus ditempatkan dengan teliti.
Baut-baut harus dikencangkan bergantian pada ujung yang berlawanan dari diameter
sambungan dan dalam rotasi sekeliling pipa untuk menjamin sambungan yang baik tidak
memerlukan gaya yang berlebihan. Sambungan dan flens harus dibaut dengan kencang dan
penuh memakai baut mesin yang disediakan oleh kontraktor. Paking harus dipakai pada
semua sambungan. Flens geser (slip on) harus dilas ganda pada pipa dengan las yang
menghubungkan punggung flens dengan pipa dan las didalam flens pada ujung pipa.
Pengelasan bila diperlukan dan diinstruksikan harus sesuai dengan bagian ”pengelasan”
dalam spesifikasi ini.

Ketika pipa sedang ditempatkan dalam salurannya harus diperhatikan agar jangan sampai ada
benda asing yang masuk kedalam pipa. Pada waktu instalasi pipa sedang dihentikan ujung
pipa yang terbuka harus ditutup dengan cara yang disetujui oleh direksi/supervisor.
Pemotongan pipa dilapangan harus dicegah seminimal mungkin. Bila pemotongan memang
diperlukan maka harus dilakukan mesin pemotong dan metoda yang sesuai dengan hasil
potongan yang rata dan tegak lurus as pipa. Pemotongan pipa harus dikerjakan hati-hati agar
tidak merusak cat atau lapisan pipa.

Penanganan dan penyimpanan pipa dan alat bantu (fittings) harus dilakukan dengan hati-hati
pipa tidak boleh disimpan dibawah sinar matahari langsung. Kerusakan apapun yang dapat
timbul harus dicegah, pipa jangan sampai diletakan diatas benda tajam. Pipa yang sudah
tergores atau cacat hingga lebih 10% dari tebal dinding akan ditolak. Penumpukan pipa tidak
boleh melebihi batas yang dianjurkan oleh produsen dengan memperhitungakan kondisi
sekitar. Seluruh jaringan pipa harus sesuai dengan spesifikasi teknis.

Penyimpanan dan Administrasi Pipa oleh Pemberi Tugas

Pada umumnya pengangkutan perpipaan dari tempat penyimpanan dan administrasinya


menjadi tanggung jawab kontraktor. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan atau cacat
pada pipa yang terjadi selama pengangkutan.
Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi/supervisor mengenai maksud pemasangan
tiap bagian dari saluran pipa paling lambat 2 hari sebelumnya. Sebelum menangani perpipaan
digudang, kontraktor harus memeriksanya dan secara tertulis melaporkan kepada
direksi/supervisor mengenai kerusakan atau cacat pada pipa tersebut. Tiap kerusakan atau
cacat pada perpipaan yang tidak dilaporkan akan diperbaiki oleh kontraktor atas biaya sendiri
dengan tidak mempersoalkan siapa yang menyebabkan kerusakan atau cacat tersebut.
Pipa tidak diperbolehkan dipindahkan dari daerah pergudangan sebelum dipertanggung
jawabkan dengan tanda terima yang harus ditandatangani oleh kontrktor dan
direksi/supervisor dan menyebutkan macam, jumlah, mutu dan keadaannya. Setiap pipa
dianggap telah terpasang pada jalur pipa bila dalam pelaksanaannya disaksikan dan disetujui
oleh direksi/supervisor.
Bahan-bahan harus disimpan dengan baik untuk mencegah terjadinya kerusakan dan
pencemaran. Pipa-pipa harus diberi sandaran sehingga lenturan yang terlalu besar dapat
dihindarkan. Tumpukan maksimum adalah 5 batang pipa. Kontraktor harus menyediakan
penjaga pada semua lapangan termasuk daerah gudang selama 24 jam/hari dan kontraktor
bertanggung jawab atas kehilangan barang-barang.

a) Penyedia Pipa
Pada prinsipnya seluruh pipa dan accessories yang akan dipasang disediakan oleh
Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan gudang pipa dan accessories disekitar lokasi
pekerjaan, untuk itu dalam penawarannya kontraktor harus memperhitungkan biaya
penyimpanan pipa dan accessories dan pengangkutan pipa dan accessories dari gudang
tersebut sampai dengan lokasi pekerjaan. Semua perpipaan harus dirancang dengan
tekanan kerja hidrostatis sebesar 10 kg/cm2 pada suhu 30 derajat celcius kecuali bila
ditentukan lain. Pipa PE sesuai standar SNI 06-4829-2005/ISO 4427.96 klas pipa
SDR-17 (S- 8) dengan tekanan kerja minimal 8 bar untuk Pipa PVC sesuai standar
SNI 06-0084-1987-A/SII-0344-1982, klas pipa S- 12,5 dengan tekan kerja minimal
8 bar. Direksi/supervisor dapat diminta untuk diadakan pengujian tekanan dengan biaya
kontraktor.

b) Penyimpanan dan Administrasi Pipa oleh Kontraktor


Kontraktor harus berhati-hati dalam penanganan dan penyimpanan semua pipa dan tidak
boleh rusak. Perhatian khusus harus diberikan pada penanganan dan penyimpanan pipa
dan alat penyambung, untuk menjamin tidak terjadinya kerusakan dan lapisan-lapisan luar
pipa atau pipa dalam keseluruhan. Pengait dan lain-lain tidak diperbolehkan mengait pada
pinggiran ujung pipa.
Pipa tidak boleh diangkat dengan mempergunakan rantai atau tambang tetapi harus
dengan ikatan (sling) lebar yang melingkari pipa atau alat penyambung, sebelum pipa atau
alat penyambung dipasang harus dengan teliti dibersihkan dan diperiksa mengenai
kerusakan.

c) Pengangkutan Pipa Kelapangan


Untuk mencegah penanganan yang tidak perlu semua batangan pipa harus ditempatkan
sedekat mungkin pada lokasi akhir pada jalur pipa dengan memperhitungkan keamanan
lalu lintas. Pipa tidak boleh ditempatkan dilapangan lebih dari 30 m di depan parit
penggalian.

d) Benda Asing di dalam Pipa


Setiap saat Kontraktor harus menjamin bahwa bagian dalam pipa selalu dalam keadaan
bersih dan bebas dari benda-benda asing. Setiap kerusakan pada pipa dan peralatan lain
yang disebabkan oleh benda-benda asing dalam instalasi pipa harus diperbaiki atas beban
kontraktor.

Pemasangan Pipa
Kontraktor tidak boleh memulai pekerjaannya sebelum alat-alat bantunya yang diperlukan
sudah tersedia dilapangan (berlaku untuk pemasangan pipa yang pengadaan pipa diadakan
baik oleh Pemberi Tugas maupun oleh Kontraktor).

Pipa harus dipasang sesuai dengan gambar rencana kecuali oleh direksi/supervisor diberi
petunjuk cara yang lain. Pada umumnya gambar rencana menunjukan jalur rencana,
sedangkan direksi/supervisor akan menunjukan jalur pipa yang tepat.

Semua pipa dan peralatan harus diteliti dan dibersihkan dengan seksama sebelum pemasangan
dilaksanakan. Pipa yang berminyak, bergemuk dan sebagainya yang mungkin telah retak atau
mengalami kerusakan lainnya tidak boleh dipergunakan. Pipa dan peralatan-peralatan rakit
yang rusak harus dikesampingkan untuk diteliti kembali apakah dapat diperbaiki ataukah
harus ditolak sesuai keputusan yang diambil oleh direksi/supervisor.

Kehilangan atau kerusakan material-material merupakan tanggung jawab kontraktor dan harus
segera dilaporkan secara tertulis kepada direksi/supervisor dengan segala uraian-uraian yang
diperlukan. Setiap pipa harus diperiksa dengan seksama sebelum dan setelah dipasang. Pipa
yang rusak harus diperbaiki atau diganti. Apabila pekerjaan telah berakhir maka ujung pipa
yang terbuka untuk sementara waktu harus ditutup dengan balok-balok dari kayu penyekat-
penyekat atau sebagainya yang diinstruksikan oleh direksi/supervisor. Setiap pipa harus
dipasang dengan tepat menurut garis dan kelandaian sesungguhnya dan sedemikian rupa
sehingga dengan pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan konsentris yang tertutup.

Selama pemasangan alat bantu sementara sebagai penopang pipa pada kedudukan yang benar
harus dipergunakan dan perhatian harus dicurahkan agar kerusakan tidak terjadi pada pipa.
Sedangkan semua alat pengikat pipa (penopang beton, bantalan-bantalan penahan dan
sebagainya) harus berada pada tempatnya yang benar sebelum pemasangan dan pemindahan
semua peralatan-peralatan sementara/alat bantu.

Pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga kemungkinan untuk pengosongan dari sistem
perpipaan pada titik terendah selalu terjamin. Peralatan-peralatan rakit dan alat bantu harus
dipasang pada lokasi yang tepat sesuai gambar rencana kecuali ditentukan lain oleh
direksi/supervisor.

Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa dilaksanakan dengan alat pemotong pipa yang disetujui oleh
direksi/supervisor, serta harus dibersihkan dan dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa.
Semua pipa yang sudah dipotong harus mempunyai permukaan potong yang licin sesuai
dengan sudut yang diinginkan terhadap sumbu pipa tanpa merusak pipa tersebut. Pipa
diameter 200 mm dan yang lebih besar harus dipotong dengan mesin potong agar cocok
dengan alat penyambung. Untuk pipa HDPE, pinggiran-pinggiran harus dipinggul agar pipa
dapat masuk dengan mudah kedalam alat penyambung. Untuk itu ujung pipa sebelah luar
dikikir/digerinda tidak lebih dari setengah tebal pipa sampai licin dan lingkaran ujung pipa
dibuat dengan sudut + 15o terhadap as pipa. Umumnya pipa HDPE yang dikeluarkan dari
pabrik telah digerinda atau dipinggul lebih dulu. Penyambung-penyambung cincin karet dari
HDPE memerlukan sebuah alur pada ujung pipa yang dibuat dengan sebuah alat pembuat
profil ujung (end shaper tool).

Pemotongan pipa untuk menempatkan tee, bend, katup dan lain-lain harus dikerjakan dengan
rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa dan lapisannya. Ujungnya harus dibuat
halus dan rata.

Penyambungan Pipa
Semua alat rakit dan ujung pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum disambungkan.
Sambungan-sambungan antara pipa maupun antara pipa dan peralatan rakit harus
dilaksanakan dengan mempergunakan cincin karet, flens-flens atau dilas dan lain-lain, sesuai
gambar rencana atau instruksi direksi/supervisor.

Semua sambungan dan peralatan rakit yang diperlukan harus dipasang dengan cara yang
memenuhi syarat sehingga tidak menimbulkan tegangan dalam keseluruhan sistem pipa dan
harus dilaksanakan menurut petunjuk dari pabrik bersangkutan. Setiap lengkungan pada pipa
harus diperlengkapi dengan peralatan rakit yang layak dan harus dipasang menurut sudut yang
diinginkan.

Pasal 32.
PEKERJAAN ELEKTRIKAL/ MEKANIKAL

Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan elektrikal meliputi pekerjaan - pekerjaan :
1. Pemasangan instalasi penerangan termasuk pemasangan titik lampu, stop kontak dan
saklar.
2. Panel Pompa Submersible
3. Lighting Fixtures
4. Pemasangan KWH baru

Instalasi Penerangan
Kabel yang digunakan untuk instalasi penerangan adalah kabel yang telah memenuhi SPLN
yang ditandai dengan adanya tulisan LMK pada kabel tersebut.
Jenis kabel yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Untuk instalasi Panel induk menggunakan jenis kabel NYM 3 x 2.5 mm dan NYM 2 x
2.5 mm
2. Untuk instalasi titik lampu, saklar dan stop kontak 100 VA, menggunakan jenis kabel
NYM 3 x 2.5 mm

Semua kabel yang terletak diatas langit-langit pada jarak tertentu harus diperkuat dengan Dop
Porselin yang disekrup kuat pada Plat Dak Beton.Untuk kabel-kabel yang berhubungan
dengan dinding harus dilindungi dengan pipa PVC Ø 1/4” dan tertanam pada dinding.
Penarikan kabel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga rapih dan teratur. Pemasangan
Stop Kontak dan Saklar dengan sistim tanam. Stop Kontak dan Saklar yang digunakan
adalah sekualitas BROCO dan sistim penahanan untuk seluruh stop kontak pada arde panel
bangunan tersebut.

Panel Penerangan
Panel penerangan dipasang pada bangunan dengan jumlah group pada setiap panel sesuai
dengan yang tercantum pada gambar kerja. Setiap panel dilengkapi dengan kabel arde
(pentahanan) BC-6 mm, tertanam didalam tanah, sehingga mempunyai tahanan. Pentahanan
maksimal sebesar 5 ohm yang diukur setelah minimal tidak hujan selama 7 (tujuh) hari.
Komponen -komponen panel yang digunakan adalah produksi dalam Negeri yang telah
memenuhi SPLN.

Lighting Fixtures
Lighting Fixtures yang digunakan Lampu SL 18 Watt sekualitas Philips
Untuk jumlahnya bisa dilihat pada gambar kerja.

Persyaratan Lain
Seluruh pekerjaan elektrikal ini, harus dikerjakan oleh instalatur yang ahli dan berpengalaman
serta memiliki sertifikat dari PLN setempat yang masih berlaku.

Instalatir listrik harus melakukan testing atas seluruh instalasi yang dikerjakannya dengan
disaksikan oleh direksi. Selama masa pemeliharaan terasebut, instalatur listrik
berkewajiban untuk melaksanakan perbaikan/ penyempurnaan atas keruksakan/ cacat yang
timbul selama masa pemeliharaan tersebut. Selain itu, instalatur listrik berkewajiban pula
untuk menempatkan tenaga yang ahli dan berpengalaman untuk melaksanakan perbaikan/
penyempurnaan selama masa pemeliharaan tersebut.

Petunjuk Pelaksana
Untuk pemasangan kabel-kabel dan komponen-komponen lainnya yang harus tertanam di
dalam dinding/ plesteran, maka pelaksanaannya harus dilakukan sebelum pekerjaan plesteran
dilaksanakan.

Pasal 33.
PEKERJAAN PEMBERSIHAN

1. Sebelum penyerahan pertama dilaksanakan, kontraktor harus meneliti semua bagian


pekerjaan dan kalau terdapat bagian pekerjaan yang belum sempurna maka kontraktor harus
segera memperbaikinya dengan penuh tanggung jawab.
2. Pada waktu penyerahan pertama pekerjaan, ruangan harus sudah selesai dibersihkan dari
segala kotoran – kotoran lainnya.
3. Halaman dalam dan luar bagunan harus diberihkan dari segala macam sampah, kotoran
bekas pekerjaan dan kotoran – kotoran lainnya.
4. Kontraktor harus mempunyai tanggung jawab untuk segera menyelesaikan pekerjaan
dengan sebaik – baiknya sehingga memerlukan pekerjaan perbaikan.
5. Setelah penyerahan kedua, semua barang dan peralatan yang menjadi hak atau milik
kontraktor harus segera dipindahkan dan disingkirkan dari lokasi bangunan.

Pasal 34.
DOKUMENTASI

1. Guna melengkapi data – data laporan, kepada kontraktor diwajibkan membuat photo –
photo atas kemajuan pekerjaan mulai dari pelaksanaan pertama serta tiap – tiap bagian
pekerjaan hingga proyek selesai dilaksanakan.
2. Seluruh hasil photo tersebut dicetak dalam rangkap 3 ( tiga ) disusun dalam album secara
sistematis atau berurutan bersama laporan harian, mingguan, bulanan, keadaan cuaca
maupun laporan – laporan lainnya dan data – data tersebut diserahkan kepada konsultan
pengawas dan pemimpin bagian proyek untuk dokumentasi.

Pasal 34.
DUKUNGAN ALAT DAN BAHAN

1. Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor wajib untuk melampirkan bebebrapa persyaratan yang


harus ada seperti :
a. Dukungan alat bor file Komplit (sesuai dengan Pasal 29) untuk menunjang pekerjaan
pengeboran sesuai dengan kapasitas yang akan dilaksanakan dari perusahaan
pengeboran yang masih aktif surat surat perusahaan nya masih berlaku.
b. Dukungan Bahan-bahan lokal (seperti Pasir, Batu Belah, Bata, dll) yang akan di
pergunakan dalam pekerjaan tersebut dari perusahaan daerah sesuai RAB
c. Tanki Air yang dipasok merupakan produksi yang sesuai dengan standart yang berlaku
(SNI/SII/ASTM).
d. Penyedia Barang / Jasa harus mendapatkan Dukungan atau melakukan Kemitraan
dengan Pabrikan Pipa (HDPE,PVC) atau Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM).
Surat Pernyataan Dukungan Pabrikan atau ATPM harus bermaterai cukup
e. Penyedia Barang / Jasa harus memiliki pengalaman dalam Pekerjaan Pengadaan dan
Pemasangan Pompa dalam kurun waktu 2 (dua) tahun tekahir. Salinan kontrak berikut
setoran pajak (PPN) pengalaman tersebut dilampirkan dalam dokumen penawaran.
f. Penyedia Barang / Jasa harus mendapatkan Dukungan atau melakukan Kemitraan
dengan Pabrikan Pompa atau Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM). Surat
Pernyataan Dukungan Pabrikan atau ATPM harus bermaterai cukup.
g. Penyedia Barang / Jasa harus melampirkan dalam dokumen penawaran data teknis
lengkap dan performance curve yang dikeluarkan oleh pabrik yang menunjukkan
kapasitas / debit, head, effisiensi dan daya yang diperlukan yang disahkan oleh pabrik
pembuat pompa.
h. Penyedia Barang / Jasa harus melampirkan Brosur Atau Katalog Asli.
i. Pabrikan Pompa harus memiliki sertifikat ISO dan melampirkan salinan sertifikat
tersebut pada dokumen penawaran.
j. Bagi Pabrikan Pompa yang mendukung atau melakukan kemitraan dengan penyedia
Barang / Jasa harus memiliki persyaratan teknis sebagai berikut:
k. Bagi Agen Tunggal Pemegang Merk Pompa yang mendukung atau melakukan
kemitraan dengan penyedia Barang / Jasa harus memiliki persyaratan teknis sebagai
berikut:
l. Penyedia Barang / Jasa dan Pabrikan Pompa atau ATPM Pompa yang mendukung
atau bermitra harus dapat menunjukkan bukti asli Persyaratan Khusus dan
Persyaratan Teknis tersebut di atas kepada Panitia Pengadaan Barang / Jasa pada
saat Klarifikasi.

m. Dukungan da Jaminan Garansi Pompa yang akan dipergunakan dari distributor/ Toko
dengan spek dan kapasitas sesuai RAB.

Data data tersebut diatas sebagai bahan yang harus dilampirkan dalam dokumen penawaran.

Pasal 35.
HAL – HAL LAIN / PERATURAN PENUTUP

1. Kontraktor diwajibkan untuk membuat 1 ( satu ) buah papan nama Kegiatan yang ukuran
dan isinya akan diberitahukan kemudian.
2. Hal – hal lain mengenai perubahan untuk konstruksi, dapat diselesaikan antara kontraktor
dengan pengawas dan pemimpin bagian proyek, dengan cara tidak menyimpang dari
ketentuan – ketentuan yang berlaku.
3. Mengenai segala perizinan sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan
merupakan beban kontraktor.
4. Semua syarat – syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat –
syarat ini, termasuk Berita Acara Penjelasan Pekerjaan adalah sah dan mengikat.
5. Kontraktor wajib menggunakan produk dalam negeri.

Anda mungkin juga menyukai