Anda di halaman 1dari 12

SPESIFIKASI TEKNIS

Kegiatan : Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum


(SPAM ) di Daerah Kabupaten / Kota
Pekerjaan : Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Rogoselo
Lokasi : Desa Rogoselo - Kec. Doro
Tahun : 2024

Pasal 1
PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN

Item pekerjaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan yang tercantum dalam RAB, diantaranya
meliputi pekerjaan:
1.1. Pekerjaan Persiapan
1.2. Pekerjaan Pengeboran Sumur Dalam
1.3. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pompa Air Submersible
1.4. Pekerjaan Jaringan Perpipaan
1.5. Pekerjaan Sambungan Rumah

Pasal 2
LOKASI PEKERJAAN
2.1. Desa Rogoselo - Kec. Doro

Pasal 3
PENJELASAN UMUM
3.1. Bentuk bangunan yang dimaksud harus dilaksanakan sesuai dengan RAB dan gambar yang telah
ditetapkan dengan syarat-syarat teknis sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal di bawah ini
3.2. Spesifikasi bangunan Sumur Dalam tersebut secara garis besar adalah :
a. Pipa Jaringan : - PVC dia. 2" = 63 mm sesuai standar SNI 06-0084-2002 Klas
Type S-12,5 (RRJ) ,dengan tekanan nominal 8 bar. Serta
accessories merk Rucika, Maspion, Vinilon atau setara
b. Menara Air : Konstruksi Beton bertulang, meteran induk
63 mm merk Amico
c. Sambungan Rumah :
-Watermeter yang digunakan adalah setara onda
- Untuk Penyangga Watermeter menggunakan Pipa Besi GIP
- Kran yang digunakan adalah setara ONDA
- Stopkran Kuningan yang digunakan adalah setara onda
- Flugkran Kuningan yang digunakan adalah setara onda
- Pengaman Watermeter agar ditutup dengan penutup Watermeter
- Aksesoris lain yang harus dipasang : Knee GI, double Nipple, Knee Drat, Bend GI, Clam Sadle,
Valve Socket, Lem, Selatipe, dan Sticker
- Pemasangan beton mutu Fc 14,5 Mpa ukuran 0,5x0,2x0,15 m
3.3. Pelaksanaan berdasarkan Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara a.l. :
a. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A : SK SNI S-04-1986-F
b. Paku dan kawat paku : SNI-03-0323-1989
c. Agregat Beton : SNI-03-1750-1990
d. Pasir untuk adukan dan beton : SNI-03-1756-1990
e. Pedoman mendirikan bangunan : SNI-03-1728-1991
f. Pekerjaan beton : PBI 1971
g. Gambar Kerja
h. R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat)
i. Gambar tambahan dan perubahan dalam Berita Acara Aanwijzingdan atau Berita Acara Uitzet
j. Petunjuk serta Perintah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan pada waktu atau sebelum berlangsungnya
pekerjaan, termasuk hal ini adalah pekerjaan-pekerjaan tambah/kurang yang timbul dalam
1
pelaksanaan. Namun demikian semuanya harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan.

Pasal 4
PEKERJAAN PERSIAPAN
4.1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada Penyedia Barang / Jasa dalam keadaan seperti pada waktu
pemberian penjelasan di lapangan.
4.2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh pelaksanaan
pembangunan, menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa dan Penyedia Barang / Jasa wajib
memperbaiki hingga sempurna.

4.3. Pembersihan dan pengeprasan antara lain dengan penebangan tanaman, pembabatan semak, penutupan
lubang, penimbunan daerah-daerah rendah, pemindahan batu, pembuangan humus dan semua
dikerjakan pada area seluruh daerah pelaksanaan.
4.4. Memasang papan bangunan (bouwplank) :
a. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Pengawas Lapangan, untuk papan bangunan
menggunakan papanBegesting ukuran 2/20 Cm, panjang minimal 200 Cm yang diserut pada bagian
atasnya.
b. Semua papan bangunan (bouwplank) harus dipasang kuat dengan patok 5/7 Cm dan tidak mudah
berubah kedudukannya.
c. Penetapan ukuran-ukuran dan sudut siku-siku harus diperhatikan ketelitiannya dan menjadi
tanggungjawab Penyedia Barang / Jasa sepenuhnya.

4.5. Mobilisasi Peralatan dan Personil


Merupakan pengangkutan semua peralatan sehubungan dengan pekerjaan baik sebelum maupun setelah
pekerjaan selesai dan pengangkutan tenaga kerja selama pelaksanaan pekerjaan.

4.6. Kecelakaan dan Bahaya Kebakaran


a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan maka pemborong
diwajibkan mengambil segala tindakan guna kepentingan dari si korban.
b. Pemborong bertanggungjawab atas kecelakaan yang ditimbulkannya, baik yang menimpa karyawan
dari pemborong sendiri maupun orang lain yang berada di lapangan pembangunan dam sekitarnya
sesuai dengan peraturan-peraturan hokum perawatan dan tunjangan dari si korban/keluarga.
c. Peti P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) dengan isi yang selalu lengkap harus berada di
tempat pekerjaan.
d. Pemborong harus menyediakan alat-alat untuk pemadaman kebakaran pada saat pelaksanaan
pekerjaan.

4.7. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia Barang / Jasa harus berKoordinatorsi dengan Pengawas
Lapangan dan Pajabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen.

Pasal 5
SYARAT TEKNIS PEMBUATAN SUMUR DALAM
5.1. Umum
Spesifikasi teknik di bawah ini dimaksudkan untuk memberikan keterangan kepada Calon Penyedia
Barang / Jasa mengenai loksai yang diperlukan, bahan – bahan(material) dan pekerjaan untuk
menghasilkan sumur bor dengan konstruksi dan kapasitas seperti yang dikehendaki.
5.2. Personil dan Alat Bor
Penyedia Barang / Jasa harus menyediakan perlengkapan alat bor yang lengkap dan tenaga – tenaga
yang dapat dan berpengalaman untuk menggunakan alat bor. Dalam penawaran harus dilampiri
keterangan – keterangan mengenai :
a. Daftar pengalaman dari pemborong mengenai sumur dalam dan menganalisa hasil pengeboran yaitu
berapa dalamnya, jumlah dan spesifikasi teknis lainnya, serta pengalaman di bidang pekerjaan
Hydrogeologi.

2
b. Nama personil dan pengalamannya yang akan bertanggungjawab dalam pekerjaan yang akan
dilaksanakan, “full timer” sebagai Boor Master dengan pengalaman dan mempunyai sertifikat dalam
bidang pengeboran dari LPJK.
c. Alat pengaman seperti topi keras untuk lapangan, sarung tangan kerja, sepatu lapangan harus dipakai
oleh masing – masing anggota tim pengeboran selama berada di lapangan pekerjaan.
5.3. Konstruksi Sumur Dalam
a. Kedalaman direncanakan sesuai dengan kedalaman yang tertera dalam RAB dan diukur dari
permukaan tanah setempat
b. Lubang bor hasil pengeboran harus tegak lurus dengan muka air.
c. Konstruksi sumur menerus dengan bahan dan panjang pipa sebagaiberikut :
- Pipa casing, bahan Pipa GI Medium A Dia. 4”.
- Pipa saringan (Screen), GI Medium A Dia. 5” sepanjang 24 meter. Perletakan screen
disesuaikan dengan akuifer air yang ditemukan.
5.4. Bahan – Bahan ( Material )
Bahan – bahan yang diperlukan disediakan sendiri oleh Penyedia Barang / Jasa untuk pekerjaan
pengeboran sumur ini dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Larutan Bor ( Drilling Fluids )
Dikarenakan Penyedia Barang / Jasa menggunakan alat bor bertipe rotary maka harus dipakai larutan
bor. Untuk mengukur sifat dari larutan bor, Penyedia Barang / Jasa harus menyediakan alat pengukur
dari density dan viscositas larutan bor yang dipergunakan. Pemilihan larutan bor dengan
karakteristiknya dan kontrolnya menjadi tanggungjawab dari Penyedia Barang / Jasa, dengan
persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen. Apabila terjadi losses
of circulation ( hilangnya larutan bor kedalam pormasi ) supaya dicatat persentasi ( % ) larutan bor
yang hilang dan kedalaman terjadinya losses circulation pada laporan. Material tambahan ( additive
) pada larutan bor seperti mica dan foxia pada larutan bor dengan maksud untuk memperlancar
pengeboran harus dicegah mengingat pengeboran ini dimaksud untuk keperluan air minum.
b. Bahan Kerikil Penutup Saringan ( Gravel Pack )
Kerikil yang dipakai harus bersih, butir – butirnya bundar dan uniform bahannya harus terdiri dari
silica dan kandungan bahan kapur yang diinginkan maksimal 5 %. Ukuran kerikil mempunyai
efektive size 2 – 10 mm dan uniformnity coefficient lebih kecil dari 2.0 tetapi ukuran kerikil
disesuaikan dengan lubang pipa saringan yang dipakai dan gradasi butir – butir pasir dari akuifer (
sumber mata air ) pada sumur tersebut.
c. Semua pelaksanaan pekerjaan atau pemasangan menyangkut penjelasan diatas ( a – b ) dapat
dilaksanakan hanya bila ada pengawasan dari Pengawas Lapangan dan atau persetujuan pelaksanaan
tertulis dari Pengawas Lapangan / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
5.5. Pelaksanaan Pembuatan Sumur
a. Umum
Penyedia Barang / Jasa akan melakukan pengeboran pada tempat yang ditunjuk oleh Pejabat
Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan. Dalamnya dan diameter dari lubang bor
harus sesuai dengan gambar terlampir. Lubang sumur bor harus vertical dan devisiasi vertical yang
diperkenankan maksimal 20 mm per 100 meter dari sumbu lubang sumur bor dan dicetak setelah
casing selesai dipasang. Pembuatan/pengeboran sumur dalam, dikerjakan sampai mendapatkan air
dengan kualitas dan kuantitas sesuai dengan mutu dan persyaratan yang disyaratkan dan disertai
hasil uji laboratorium.Apabila kedalaman belum mencapai 120 m, akan tetapi air sudah keluar sesuai
dengan mutu dan persyaratan, maka pihak rekanan dibayar sesuai dengan angka
kedalamannya.Apabila kedalaman telah mencapai 120 m, akan tetapi air belum keluar sesuai dengan
mutu dan persyaratan, maka pihak rekanan harus memperdalam pengeboran sampai mendapatkan
air sesuai dengan mutu dan persyaratan dan apabila tetap tidak mendapatkan air yang sesuai dengan
mutu dan persyaratan yang disyaratkan maka pihak Penyedia Barang / Jasa harus melakukan
pengeboran ulang ditempat yang berbeda dengan biaya dari rekanan, setelah mendapatkan
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dengan biaya dari
rekanan.
b. Catatan Pengeboran
Penyedia Barang / Jasa pengeboran harus membuat catatan selama pelaksanaan pekerjaan dan
pengumpulan contoh – contoh lapisan bantuan yang dibor.Cutting diambil setiap dari kedalaman
sumur bor dan pada setiap perubahan lithologi.
Pada setiap kantong cutting supaya dicantumkan lokasi, kode sumur dan interval kedalaman. Catatan
mengenai waktu pengeboran (drilling time log) harus disimpan di site ( lokasi pengeboran ) yang
sewaktu – waktu diperiksa oleh Pengawas Lapangan / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat
Pembuat Komitmen. Penyedia Barang / Jasa harus juga menyerahkan suatu well log yang dibuat

3
secara teliti. Dilengkapi dengan foto – foto pelaksanaan yang mencakup situasi site / daerah lokasi
setiap sumur bor sebelum, sedang, dan setelah selesai dikerjakan dengan ukuran foto 4R.
c. Pemasangan Pipa Casing, Pipa Naik, dan Pipa Saringan
Penyedia Barang / Jasa harus melaksanakan pemasangan pipa – pipa tersebut diatas, sesuai dengan
cara umum yang dipraktekkan dalam pembuatan sumur dalam. Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan berhak menentukan lain dari cara pemasangan pipa tersebut jika
dipandang berdasarkan pertimbangan teknis dengan persetujuan Site Engineer.
d. Perletakan Kerikil ( Gravel Packing )
- Ruang antara lubang bor dan pipa naik dan pipa saringan diisi dengan kerikil. Cara pengisian
kerikil kedalam lubang bor harus dengan persetujuan Pengawas Lapangan / Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan.
- Pembayaran untuk pengisian kerikil kedalam lubang bor sumur dilakukan sesuai dengan
kubikasi kerikil yang diisikan dengan harga satuan didalam kontrak.
5.6. Penyelesaian Sumur (Afwerking)
Penyelesaian sumur dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran dan Lumpur yang masuk kedalam
lapisan akuifer pada waktu pengeboran, menghilangkan Lumpur bor / drilling mud, menghilangkan
pasir halus yang kesemuanya dimaksudkan agar dapat diperoleh kapasitas maksimal dari sumur bor.
Penyedia Barang / Jasa akan menentukan metode yang akan dipakai untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Sebelum dilaksanakan metode ini harus disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat
Pembuat Komitmen.
Pelaksanaan pembersihan sumur dengan metode-metode antara lain : Surge plungers, High velocity,
Over pumping and Back washing, Compressed air. Pemakaian “ additive chemical “ seperti calgon /
SEEt dll sangat disyaratkan dalam pelaksanaan.

5.7. Pengetesan Sumur


Sumur yang telah disempurnakan akan diuji hasilnya dengan cara – cara seperti persyaratan dibawah
ini :
Untuk hal ini disyaratkan agar semua Penyedia Barang / Jasa menggunakan pompa submersible
stainless stell yang berkapasitas 30 m3 / jam.
Banyaknya air yang dipompa dari sumur akan diukur dengan alat ukur yang disediakan oleh Penyedia
Barang / Jasa. Demikian pula muka air didalam sumur harus selalu diukur secara teliti. Letak pompa
untuk mengetes sumur sedemikian rupa sehingga didapat hasil maksimal dari sumur, seperti yang
ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan. Pompa uji terdiri dari
Step drawdown test dan time recovery test. Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan akan menentukan lamanya permohonan uji sampai tercapai hasil memuaskan.
- Step Drawdown Test :
a. Kapasitas pemompaan dilakukan secara bertahap dengan debit yang berbeda
b. Tiap tahap lamanya dua jam atau lebih sampai permukaan dalam sumur stabil.
c. Prosedur pengukuran
Sebelum pompa dijalankan, muka air statis didalam sumur harus diukur dan dicatat. Pada saat
dimulai pemompaan diatur seteliti mungkin sesuai dengan yang dikehendaki. Berikut setelah
tahap pertama pemompaan uji selesai dilakukan, maka kapasitas pemompaan dinaikkan ketahap
pemompaan berikutnya dan prosedur pengukurannya sama dengan tahap pertama tersebut (
dilaksanakan setelah permukaan air dalam lubang sumur kembali keposisi semula sebelum
dipompa ).
- Time Drawdown Test :
a. Kapasitas pemompaan tergantung dari kapasitas maksimum yang dapat dicapai.
b. Lamanya test 2 x 24 jam.
c. Prosedur pengukuran.
Ukur muka air statis didalam sumur. Pemompaan ini lamanya 2 x 24 jam. Untuk waktu 2 jam
pertama agar diikuti cara pengukuran seperti step drawdown test tersebut diatas, dan kemudian
pengukuran muka air didalam sumur dilakukan tiap selang 30 menit. Pada waktu pemompaan
dimulai dan jam-jam waktu dilakukan pengukuran, muka air harus dicatat dengan tepat.
- Time Recovery Test :
Segera setalah time drawdown selesai dan pemompaan berhenti, maka time recovery test dilakukan
selama 15 menit pertama pengukuran terhadap kenaikan muka air damlam sumur bor dilakukan tiap
selang 30 menit. Test ini terus dilakukan sampai muka air sama atau hampir sama seperti sebelum
dimulainya time drawdown test tersebut diatas.
Pengetesan hasil kualitas air oleh Penyedia Barang / Jasa harus diujikan dilaboratorium yang dapat
berkompeten melakukan pengujian dan dapat mengeluarkan sertifikat / hasil pengujian. Hasil
pengujian kualitas air tersebut harus diserahkan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat

4
Pembuat Komitmen / Pengawas Lapangan. Biaya dikarenakan pengujian tersebut menjadi
tanggungjawab Penyedia Barang / Jasa.
5.8. Pembuangan Air
Selama pengetesan sumur, Penyedia Barang / Jasa harus membuang air kedalam saluran air pembuang
terdekat atau ke tempat lain yang telah disetujui Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan. Penyedia Barang / Jasa harus bertanggungjawab untuk mencegah agar air buangan tidak akan
merusak jalan, bangunan dan lain-lain. Pembuangan air diusahakan agar tidak masuk kembali kedalam
sumur bor langsung atau tidak langsung.
5.9. Pemeliharaan dan Pembersihan Lapangan
Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia Barang / Jasa harus memelihara keadaan lapangan sehingga
tidak terjadi kerusakan-kerusakan yang merugikan. Alat-alat yang akan dipergunakan dalam pekerjaan
harus dijaga Penyedia Barang / Jasa dengan baik, karena kerusakan / kehilangan barang tersebut akan
mengganggu pekerjaan. Setelah selesainya pengetesan sumur, Penyedia Barang / Jasa membersihkan
benda-benda yang tertinggal didalam sumur, dengan cara – cara yang biasa dilakukan dalam pekerjaan
pembuatan sumur dalam (bailing atau sand pumping). Pada waktu ditinggalkan maka Penyedia Barang
/ Jasa harus mengusahakan agar lapangan dalam keadaan bersih dan siap untuk pemasangan pompa
dikemudian hari.

5.10. Dasar pembayaran


Dasar pembayaran yang digunakan pekerjaan pembuatan sumur dalam adalah per meter1, namun
kualitas dan kuantitas air harus sesuai dengan persyaratan.

Pasal 6
PENGADAAN DAN PEMASANGAN POMPA BERIKUT KELENGKAPANNYA
6.1. Pompa yang digunakan dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Jenis : Submersible ( selam ) setara Grundfos SP5/25
- Bahan : All stainlessteel
- Power : 1,5 Kva, 1 phase
- Kapasitas : 7 m3 / jam
- Pada Head : 100 m
Dilengkapi dengan kelengkapan Panel Control serta aksesoris lainnya yang tercantum dalam RAB.
6.2. Dasar pembayaran
Dasar pembayaran yang digunakan adalah per unit sesuai dengan pelaksanaan lapangan

Pasal 7
PEMASANGAN JARINGAN PIPA DISTRIBUSI

7.1. Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi ini dengan menggunakan pipa PVC standard SNI 06-0084-
2002 untuk jenis pipa saluran air bersih Type S-12,5 bertekanan nominal 8 bar dengan diameter
pemasangan pipa sebagai berikut :
- ukuran diameter 2” (RRJ) sama dengan 63 mm.
Semua Pipa (Distribusi dan Pipa untuk SR) Yang digunakan dalam pekerjaan ini harus melampirkan
bukti masa produksi pipa untuk jaminan umur kontrusi jaringan distribusi Perpipaan. Adapun Pipa yang
boleh digunakan maksimal produksi tahun 2021.

7.2. Ukuran profil galian ( lebar dan dalam ) untuk pemasangan pipa disesuaikan dengan gambar kerja yang
ada.
7.3. Pemasangan pipa harus dilakukan dengan cermat sehingga dapat dijamin tidak terjadi kebocoran dan
dapat mengalir ke seluruh jaringan distribusi.
7.4. Sebelum dan sesudah dipasang, pipa dan fitting/accesoriesnya terutama pada bagian dalamnya, harus
dijaga bersih dan diperiksa lagi atas kemungkinan pengotoran oleh benda-benda, Lumpur atau atas
kerusakan dan retak.
7.5. Pengurugan kembali bekas galian dengan tanah / material urugan harus disertai dengan pemadatan
secara bertahap, sehingga diperoleh urugan padat dan merata. Jika tidak langsung diikuti dengan
pekerjaan perbaikan bekas galian, maka pengurugan harus dilakukan penuh dan merata, sehingga tidak
terdapat lubang yang dapat mengganggu di lokasi bekas galian.

5
7.6. Sisa tanah / material bekas galian setelah pengurugan selesai harus diangkut dan dibuang jauh-jauh
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga lokasi proyek bersih dan rapi dimana hal ini merupakan
tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa.
7.7. Setelah pemasangan pipa distribusi selesai harus diadakan pencucian dan pengetesan pipa dengan
tekanan 8 Bar, Pipa yang masih bocor masih menjadi tanggungjawab pihak Penyedia Barang / Jasa.

7.8. Dasar pembayaran


Dasar pembayaran yang digunakan adalah per meter sesuai dengan pelaksanaan lapangan

Pasal 8
PEKERJAAN TANAH
8.1. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan tanah harus dilaksanakan pengukuran bersama dan dihitung
kubikasinya.
8.2. Pekerjan galian :
a. Pekerjaan galian untuk semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
/ Pengawas Lapangan.
b. Dalamnya galian untuk lobang pondasi harus sesuai dengan gambar kerja, untuk hal tersebut
diadakan pemeriksaan setempat oleh Pengawas.
c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja dan dibersihkan
dari segala kotoran, bila Penyedia Barang / Jasa melakukan penggalian melebihi dari apa yang
ditetapkan, maka Penyedia Barang / Jasa harus menutupi kelebihan tersebut dengan urugan pasir
yang dipadatkan dan disiram dengan air tiap ketebalan 15 cm lapis demi lapis sampai mencapai
lapis yang ditentukan, dan semua tambahan biaya ditanggung Penyedia Barang / Jasa.
d. Kelebihan tanah bekas galian digunakan untuk urugan pada pekerjaan tersebut sesuai dengan
gambar rencana.
e. Terhadap kemungkinan terkumpulnya air dalam galian baik saat penggalian maupun pada
pelaksanaan pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air yang jika diperlukan dapat bekerja terus
menerus.
f. Semua tanah dari pekerjaan galian harus disingkirkan dari tempat pekerjaan, dan dilaksanakan
sebelum pekerjaan pondasi dimulai, antara bouwplank dan galian harus bebas dari timbunan tanah.
g. Jika lubang-lubang terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air hujan, maka sebelum
pemasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa keluar dan dasar lubang harus dikeringkan.
a. Dalam keadaan tanah yang dapat longsor terutama yang berbatasan dengan kavling tetangga, maka
pemborong harus memasang penahan tanah yang kekokohannya dapat dipertanggungjawabkan.
h. Pemborong harus melaporkan hasil galian kepada pengawas, dimintakan pesetujuannya untuk ijin
melanjutkan pekerjaan selanjutnya.
8.3. Pekerjaan urugan :
a. Pekerjaan untuk urugan mencapai titik peil yang dikehendaki digunakan tanah urug. Sedangkan
urugan bawah pondasi digunakan urugan pasir urug dan urugan bawah lantai menggunakan tanah
urug.
b. Urugan kembali lobang pondasi hanya boleh dilaksanakan seijin Pengawas serta dilakukan
pemeriksanaan pondasi.
c. Setiap tanah urug harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan atau segala macam kotoran.
Tanah urug harus sejenis tanah butir (tanah ladang) atau berpasir dan tidak terlalu basah, tidak
mengandung bahan organik dan brangkal.
d. Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin pemadat (stemper) dan tidak dibenarkan hanya
menggunakan trimbis, kecuali pada bagian-bagian tertentu.
e. Lapis tanah untuk pekerjaan urugan yang tebalnya lebih dari 30 cm, maka pemadatannya dilakukan
lapis demi lapis setiap kurang lebih ketinggian 20 cm.
f. Sedangkan urugan pasir bawah pondasi tebalnya 5 cm.
8.4. Pemadatan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan memadatkan kembali tanah/pasir batu yang selesai diurug dalam
rangka pelaksanaan pekerjaan konstruksi, termasuk pada beberapa bagian lantai bangunan/halaman,
pemadatan ini dilaksanakan berlapis maksimal 30 cm.

8.5. Dasar pembayaran


Dasar pembayaran yang digunakan adalah per meter kubik sesuai dengan pelaksanaan lapangan

6
Pasal 9
PEKERJAAN PONDASI
9.1. Galian tanah pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik as pondasi maka pada
pekerjaan tersebut harus ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui Pengawas Lapangan /
Koordinator Pengawas dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen.
9.2. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan untuk mengetahui terhadap betulnya penempatan,
kedalaman, besarnya galian dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan pondasi dilaksanakan, maka
harus mendapatkan persetujuan/ijin secara tertulis dari Pengawas Lapangan dan Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen.
9.3. Penyedia Barang / Jasa harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke sloof dan
sparing pipa plumbing yang menembus pondasi.
9.4. Yang termasuk dalam pekerjaan pondasi meliputi :
a. Pondasi Foot Plat
- Lihat pekerjaan beton
9.5. Dasar pembayaran
Dasar pembayaran yang digunakan adalah per meter kubik sesuai dengan pelaksanaan lapangan

Pasal 10
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG
10.1. Lingkup pekerjaan.
Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :
a. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari : Pondasi foot plat, sloof, kolom, balok, ringbalk, plat beton
tutup, lantai / dinding beton.
b. Konstruksi beton dibuat dengan mutu beton K. 225 (Fc 20 Mpa ) atau sesuai dengan rincian RAB
dan gambar.
c. Pekerjaan beton tidak bertulang terdiri dari :
- Rabat beton tumbuk sekiling menara dan lantai kerja
- Rabat beton untuk perbaikan jalan lingkungan
d. Konstruksi Rabat beton dibuat dengan mutu beton K. 100 atau sesuai dengan rincian RAB dan
gambar.
10.2. Bahan dan material
a. Koral beton / Split dan pasir beton harus bersih bebas dari lumpur dan bebas dari kotoran bahan
organik yang bisa merusak beton. Koral / Split beton yang digunakan mempunyai gradasi 2/3 cm
dan dapat memenuhi syarat PBI 71 NI-2.
b. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mengandung
bahan kimia/asam alkali.
c. Tulangan besi beton yang digunakan harus bebas minyak, kotoran cat, berkarat dan lain-lain yang
dapat merusak beton. Semua tulangan menggunakan tulangan baja U 24 PBI 1971 diameter dan
tipe sesuai dengan gambar.
10.3. Bekisting dan Perancah
a. Bahan bekisting menggunakan kayu sengon yang cukup umur, kering dan keras untuk kayu
terentang dan balok, sedangkan untuk lapisan plywood menggunakan ketebalan 9 mm dan
penggunaannya melalui persetujuan Pengawas Lapangan.
b. Pasang bekisting harus kuat, rapi dan kaku untuk menahan getaran dan kejutan gaya yang diterima
tanpa mengubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian pemasang bekisting harus diperhatikan agar
setelah bekisting dibongkar memberikan bidang yang datar dan rata.
c. Celah-celah antar papan harus rapat agar pada waktu mengecor air tidak merembes keluar. Sebelum
pengecoran bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran dan diolesi dengan minyak bekisting.
d. Perancah yang digunakan dalam pengecoran menggunakan kayu dolken dengan diameter 8-10 cm
dilengkapi dengan skur.
e. Perancah yang dipasang sebelum diadakan pengecoran harus dicek kekuatan dan kerapihan dari
Pengawas Lapangan.
10.4. Penulangan
a. Baja tulangan yang dipergunakan adalah sesuai SNI 07-2052-2002 sebagai berikut :
• Untuk besi polos → BJPT-24 / U-24 (polos) Krakatau Steel/ Hanil
FY = 2400 Kg/cm2
• Untuk besi ulir → BJPD-35 / U-32 (ulir) Krakatau Steel/ Hanil
FY = 3500 Kg/cm2
7
b. Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan dalam keadaan
dingin, batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja.
c. Tulangan harus bebas dari kotoran, karat serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya rekat.
d. Penulangan disesuaikan dengan jumlah serta besar tulangan baja pada gambar rencana
sepengetahuan dan seiijin dari Pengawas Lapangan serta jumlah luas penampang besi beton harus
sama seperti Gambar Kerja.
e. Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau tumpuan lain, dan
pemasangannya harus sesuai dengan PBI 1971 / SKSNI 1999.
f. Penyetelan dan pemasangan besi tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat sehingga tidak
dapat berubah dan bergeser pada waktu adukan digetarkan.
g. Penyetelan besi tulangan harus diperhitungkan dengan tebal selimut beton terhadap ukuran yang
ditentukan.
h. Hubungan sloof dengan pondasi batu kali, kolom dengan dinding supaya dipasang besi angkur
(stek) setiap jarak 75 cm.

10.5. Adukan
a. Adukan beton bertulang setara mutu K-225 f’c=20 Mpa dengan slump (12+2)cm dan w/c = 0,58
dilaksanakan pada foot plat, sloof, kolom, lantai / dinding beton, plat beton tutup, balok latai, dan
ringbalk.
b. Adukan beton tak bertulang (beton tumbuk) menggunakan mutu K-100 f’c = 7,4 Mpa slum (12+2)
w/c =0,87 dilaksanakan pada lantai kerja atau rabat beton.
10.6. Persiapan Pengecoran
a. Mulai pengecoran harus sepengetahuan dan seijin dari Pengawas Lapangan dan Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Sebelum mengadakan pengecoran semua cetakan harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
c. Cetakan harus datar dan tegak lurus, cetakan tidak ada yang bocor dan harus kokoh sehingga
kedudukan dan bentuknya tetap, tidak bergetar maupun bergeser pada waktu setelah pengecoran,
tetapi mudah dibongkar, cetakan antara papan dan balok harus rapi, rapat dan kuat.
d. Sebelum pengecoran, penulangan diteliti kembali, disesuaikan dengan gambar kerja. Kalau ada
yang bengkok atau berubah posisinya harus segera dibetulkan.
e. Perubahan / penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan pelaksanaan dengan gambar
kerja harus seijin Pengawas Lapangan dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat Pembuat
Komitmen.
10.7. Pengecoran
a. Sebelum pengecoran dimulai, bekisting dan perancah harus dicek terhadap kerusakan, kerapihan,
kekuatan dan kebersihannya setra harus mendapatkan ijin dari Pengawas Lapangan dan Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Perbandingan adukan harus sesuai dengan ketentuan yang diminta (sesuai denga kuat tekan beton
rencana) dan sebelum digunakan harus dimintakan persetujuan dari Pengawas Lapangan atau
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen.
c. Pada dinding bekisting diberi beton tahu setebal 2 cm.
d. Alat pengetar menggunakan vibrator yang ujungnya bulat dengan diselingi pengecoran secara
perlahan-lahan.
e. Pengadukan beton menggunakan mesin molen yang berputar terus menerus sampai warna beton
merata dan kekentalan beton harus disesuaikan dengan lokasi yang akan dicor. Waktu pengadukan
8
minimal 5 menit setelah semua bahan-bahan masuk ke dalam pengaduk, dan harus sudah dicor
sebelum waktu 10 menit setelah pengadukan dengan air dimulai. Sisa adukan yang sudah mengeras
tidak boleh dipakai.
f. Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh Pengawas Lapangan dan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen.
g. Pembongkaran bekisting baru diperbolehkan setelah beton mengalami periode pengerasan sesuai
dengan PBI 1971/seijin Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Pengawas Lapangan.
h. Curring beton harus dilakukan dengan cara menyiram atau menutup dengan karung-karung basah
untuk menjaga proses pengeringan secara mendadak.
10.8. Tes Mutu Beton
Tes mutu beton harus dilakukan pemborong dengan diawasi Direksi Lapangan. Pemborong harus
menyiapkan segalanya agar semua proses pengawasan dan pengambilan sample dapat diawasi dengan
baik dan mudah selama periode proyek. Semua prosedur pengambilan sample harus sesuai dan
mengikuti ketentuan-ketentuan dalam PBI 1971.
a. Benda uji yang dipergunakan harus berupa kubus 15 x 15 x 15 cm dimana cetakan untuk benda uji
ini harus terbuat dari besi sehingga didapat benda uji yang sempurna.
b. Pengujian beton yang dilakukan adalah meliputi test kekuatan (crushing test) dan slump test.
c. Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan pengecoran. Nilai hasil slump test
harus tercapai sebagaimana dalam PBI 1971.
d. Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya mutu yang disyaratkan, maka
Direksi/Pengawas Lapangan berhak untuk memerintahkan hal-hal berikut ini :
• Mengganti komposisi adukan untuk pekerjaan yang tersisa.
• Non-destructuive testing.
• Core-drilling.
• Test-test yang lain yang dianggap relevan dengan masalahnya.
e. Apabila telah dilakukan langkah-langkah sebagaimana disebutkan di atas dan ternyata mutu beton
tetap tidak memenuhi syarat, maka Direksi Lapangan berhak memerintahkan pembongkaran beton
yang dinyatakan tidak memenuhi syarat tersebut sesegera mungkin.
f. Segala biaya pengambilan sample, pemeriksaan, pembongkaran, pekerjaan perbaikan dan
pekerjaan pembuatan kembali konstruksi beton sepenuhnya menjadi beban pemborong.
g. Pada penggunaan adukan beton spesifikasi K-225, pemborong harus mendapat ijin terlebih dahulu
dari Direksi Lapangan dengan terlebih dahulu mengajukan sample. Dalam hal ini pemborong tetap
bertanggungjawab penuh bahwa adukan yang diajukan benar-benar memenuhi syarat-syarat dalam
spesifikasi ini serta menjamin homogenitas dan kualitas yang kontinyu. Segala test kubus yang
harus dilakukan di lapangan harus tetap dijalankan sesuai PBI 1971 dan Direksi Lapangan akan
menolak sample beton spesifikasi K-225, bilamana diragukan kualitasnya. Semua resiko dan biaya
sebagai akibat dari hal tersebut diatas sepenuhnya menjadi tanggungjawab pemborong.

10.9. Dasar pembayaran


Dasar pembayaran yang digunakan adalah per meter kubik sesuai dengan pelaksanaan lapangan

Pasal 11
PEKERJAAN SAMBUNGAN RUMAH

11.1. Lingkup pekerjaan meliputi :


a. Pekerjaan pemasangan pipa PVC type AW 20 mm ke masing-masing rumah
b. Pekerjaan pemasangan SR dan aksesoris
11.2. Syarat Pelaksanaan
a. Sambungan ke masing-masing rumah menggunakan clamp sadle yang disalurkan dengan Pipa PVC
tipe AW 20 mmsepanjang 8 Meter atau 2 Batang.
b. Pekerjaan pemasangan SR dan aksesoris di masing-masing rumah meliputi :
-Watermeter yang digunakan adalah setara onda
- Untuk Penyangga Watermeter menggunakan Pipa Besi GIP
- Kran yang digunakan adalah setara ONDA
- Stopkran Kuningan yang digunakan adalah setara onda
-Flugkran Kuningan yang digunakan adalah setara onda
- Pengaman Watermeter agar ditutup dengan penutup Watermeter
- Aksesoris lain yang harus dipasang : Clam Sadle, Valve Socket Ø1/2” , Knee PVC Ø1/2”, Knee
Drat PVC / Foucet Elbow Ø1/2”, Knee Drat GI Ø1/2”, Pipa GI med. A Ø1/2”, Bend GI Ø1/2”,
Plukran Ø1/2”, Meteran Air Ø1/2”, Katup Searah Ø1/2” Kuningan, Double Nipple, Ball Valve,
Tee Drat GI Ø1/2” x 1/2” x 1/2”, Kran GI Ø1/2”, Dop PVC Ø1/2”, Box Meteran dengan Mur/Cun,
Lem Pipa, Selatipe, dan Sticker

9
- Pemasangan beton mutu Fc 15 Mpa ukuran 0,5x0,2x0,15 m

Pasal 12
PEKERJAAN LAIN-LAIN

121. Sebelum penyerahan pertama, Penyedia Barang / Jasa wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih, halaman harus ditata rapi dan semua yang tidak
berguna harus disingkirkan dari proyek.
12.2. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan bestek dan
gambar menjadi tanggung jawab pelaksana, untuk itu pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik-
baiknya.
12.3. Selama masa pemeliharaan, Penyedia Barang / Jasa wajib merawat, mengamankan, memperbaiki segala
cacat yang ditimbulkan, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan benar-benar yang
telah sempurna.
12.4. Semua yang belum tercantum dalam RKS akan ditentukan dalam rapat penjelasan (Aanwijzing). Hal-
hal yang belum cukup di atur dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari dokumen lain dalam kegiatan selanjutnya dari Pengadaan Barang/Jasa ini.
12.5. Pemakaian/pengambilan ukuran yang salah/keliru menjadi tanggungjawab pemborong.

12.6. Bagi pelaksana pekerjaan/pemenang Pengadaan Barang/Jasa diharuskan untuk mematuhi ketentuan-
ketentuan/peraturan perubahan yang berlaku di Indonesia.

Pasal 13
SPESIFIKASI BARANG DAN METERIAL

Tabel Spesifikasi Barang dan Material

No Nama Barang Ukuran/Kapasitas Spesifikasi Merk Keterangan


1 Pipa Jaringan Ø2” = 63 mm SNI 06-0084- Rucika /
2002 Vinilon/
Klas Type S- Maspion/
12,5 (RRJ) Setara
8 bar
2 Pipa Inlet Menara Ø1 1/2” Medium A DN SNI
3
Min 10 bar
3 Pipa Outlet Menara Ø2” = 63 mm Medium A DN SNI
3
Min 10 bar
4 Meteran Induk Ø1 1/2” = 50 mm SNI Amico
Ø2” = 63 mm

5 Meter Air Ø1/2” = 20 mm SNI Onda


6 Kran Air Ø1/2” = 20 mm SNI Onda
7 Aksesoris Meter Air Ø1/2” = 20 mm SNI Onda
8 Aksesoris Jaringan Ø2” = 63 mm SNI 06-0084- Rucika /
Pipa dan SR Ø1/2” = 20 mm 2002 Vinilon/
Maspion
9 Pompa Air 7000 ltr/ jam Stainlessteel Grunfos
Ø2” SP 7/12
SP 7/12
1,5 Kva
1 Phase
Head 54 m
Outlet Ø 1 1/2”

10
10 Knee 90° 63 mm PVC SNI Ukuran
tekanan dalam mm
nominal 8 bar
11 Tee 63 x 63 x 63 mm PVC SNI Ukuran
tekanan dalam mm
nominal 8 bar
12 Dop 63 mm PVC SNI Ukuran
tekanan dalam mm
nominal 8 bar
13 Pipa Casing Sumur Ø5” = 140 mm AW Rucika
14 Pipa SR RUCIKA 20 mm PVC AW
15 Meteran Air SR ONDA 15 mm Pabrikasi
16 PIPA GI SR SNI 20 mm Medium A
17 Pipa PVC SR RUCIKA 20 mm AW
18 Kran Air SR ONDA 15 mm Pabrikasi
19 Tee Drat SR SNI 20 mm GI
20 Knee drat SR SNI 20 mm GI
21 Ball Valve SR Onda 15 mm Pabrikasi
22 Plungkran SR ONDA 15 mm Pabrikasi
23 Katup Searah SR ONDA 15 mm Kuningan
24 Bend GI SR SNI 20 mm GI
25 Socket Drat SR RUCIKA 20 mm GI
26 Dop SR RUCIKA 20 mm PVC
27 Clam Sadle SR SNI 63 mm Pabrikasi
28 Box Meter SNI All Size PVC
29 Valve Socket SR ONDA 15 mm Kuningan

Pasal 14
DAFTAR PERALATAN

Nama
No Kapasitas Jumlah Keterangan
PeralatanUtama
1 Ordinary Truck/Dumptruck Kapasitas 6 m3 1 Unit
2 Mesin Bor Hidrolis Bersertifikat Assosiasi 1 Unit
3 Stamper - 1 Unit
4 Beton Molen Kapasitas 0,3 m3 1 Unit
5 Pompa Air Kapasitas 8 m3/jam 1 Unit
6 Genset - 1 Unit
Keterangan :
1. Persyaratan berupa bukti kepemilikan atau sewa di unggah dalam dokumen penawaran.
2. Milik sendiri di buktikan missal dengan STNK, BPKB, Invoice atas nama Perusahaan. Untuk sewa
dibuktikan dengan perjanjian sewa, harus di sertai bukti kepemilikan atau penguasaan terhadap
peralatan dari pemberi sewa.
3. Peralatan hanya dapat digunakan oleh satu perusahaan dalam satu paket pekerjaan yang
sama.

Pasal 15
DAFTAR PERSONIL MANAJERIAL

No Jabatan Dalam Pekerjaan Sertifikat Kompetensi Kerja


1 Pelaksana Proyek SKT Juru Pengeboran Air Tanah (TT009) / Pelaksana
Pengeboran Air Tanah (TT 013 ) atau SKK Pelaksana
Pengeboran Air Tanah Muda Jenjang 4
2 Petugas Keselamatan Konstruksi/ Ahli Sertifikat Pelatihan/ SKT tentang K3 Konstruksi atau
K3 Konstruksi SKK Petugas Keselamatan Konstruksi (Jenjang 3) atau
Petugas Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3)
Konstruksi (Jenjang 3)
11
Pasal 16
WAKTU PELAKSANAAN DAN PEMELIHARAAN

17.1. Masa Pelaksanaan Pekerjaan selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender, terhitung sejak diterbitkannya
SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) oleh PPK.
17.2. Kontraktor Pelaksana harus mempertimbangkan distribusi tenaga dan material sebaik mungkin selama
masa pelaksanaan pekerjaan.
17.3. Kontraktor Pelaksana membuat agenda kerja dan libur yang diajukan kepada PPK dan Pengawas
Lapangan.
17.4 Masa Pemeliharaan Hasil Pekerjaan selama 180 (seratu delapan puluh) hari kalender, terhitung sejak
diserah terimakan untuk pertama Kalinya hasil pekerjaan kepada PPK yang dibuktikan dengan Berita
Acara Serah Terima Pertama / PHO
17.5 Serah Terima kedua /FHO dilakukan setelah masa pemeliharaan minimal selama 180 (seratu delapan
puluh) hari kalender sudah terlampaui dan tidak ada kerusakan terhadap hasil pekerjaan. Apabila masih
terdapat kerusakan terhadap hasil pekerjaan, kontraktor wajib melakukan perbaikan terhadap kerusakan
yang terjadi.
Pasal 17
PEKERJAAN LAIN-LAIN

18.1. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor Pelaksana wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih, halaman harus ditata rapi dan semua yang tidak
berguna harus disingkirkan dari proyek.
18.2. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan bestek dan
gambar menjadi tanggung jawab pelaksana, untuk itu pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik-
baiknya.
18.3. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor Pelaksana wajib merawat, mengamankan, memperbaiki segala
cacat yang ditimbulkan, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan benar-benar yang
telah sempurna.
18.4. Semua yang belum tercantum dalam RKS akan ditentukan dalam rapat penjelasan (Aanwijzing). Hal-
hal yang belum cukup di atur dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari dokumen lain dalam kegiatan selanjutnya dari Pengadaan Barang/Jasa ini.
18.5. Pemakaian/pengambilan ukuran yang salah/keliru menjadi tanggungjawab Kontraktor Pelaksana.
18.6. Bagi pelaksana pekerjaan/pemenang Pengadaan Barang/Jasa diharuskan untuk mematuhi ketentuan-
ketentuan/peraturan perubahan yang berlaku di Indonesia.

Kajen, Februari 2024

Kepala Bidang Cipta Karya


Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Pekalongan
Selaku PPK

ASTNA BARIRA, ST, MT


NIP. 19780712 200312 2 005

12

Anda mungkin juga menyukai