Anda di halaman 1dari 21

Spesifikasi Teknis

BAB VI
SYARAT – SYARAT TEKNIS

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Uitzet/Bouwplank
a. Pemasangan bouwplank sekeliling bangunan yang akan dikerjakan,
dengan jarak 2.00 terhadap as bangunan. ( jika tanah sekitar
mencukupi)
b. Bahan bauwplank dari kayu meranti merah dengan ukuran 2/20
dengan sisi atas diketam lurus, patok bouwplank dipasang dengan
jarak 2.00 terpancang kuat ditanam hingga tidak mudah tergesar
sampai selesai pelaksanaan bangunan.
c. Papan bouwplank tidak boleh tertimbun tanah galian.

1.2. Galian/Urugan Tanah


a. Galian/mengurug lokasi sampai pembersihan bekas
tanaman/kotoran dan dibuang keluar areal pekerjaan. Sebelum
pekerjaan Galian / Pengurugan dimulai, Kontraktor harus meminta
ijin terlebih dahulu pada Pemilik Proyek atau Pengawas
Lapangan.
b. kotoran / sisa bongkaran harus dibuang keluar halaman
pekerjaan hingga bersih.
c. Urugan tanah (untuk mencapai peil yang telah ditentukan) harus
diambil dari tanah yang baik, kemudian dipadatkan selapis demi
selapis.(20 cm) / mengikuti standar pekerjaan urugan yang telah
ditentukan.
d. Untuk menentukan penggunaan tanah urug harus dipilih yang
baik sesuai dengan petunjuk / yang disetujui Direksi harian.

1.3. Barak Kerja/Gedung.


a. Membuat Serobong Kerja/Gudang
b. Serobong Kerja/Gudang dibuat dari bahan sbb:
- Konstruksi kayu
- Dinding dari papan
- Atap dari seng dan dipasang tidak tembus air
- Lantai papan.
c. Penempatan serobong kerja/gudang didalam area tanah yang
ada, dengan syarat :
- Tempat disetujui oleh direksi lapangan
- Mudah untuk memasukan bahan–bahan dari luar dan mudah
untuk mengeluarkan bahan–bahan ditempat pekerjaan.
- Dan tidak mengganggu kelancaran kerja.

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-1
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

PASAL 2
PEKERJAAN GALIAN

2.1. Kedalaman penggalian tanah disesuaikan dengan gambar.

2.2. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan semua
pasangan lainnya dibawah tanah seperti : pondasi poer plat, septictank
dan rembesan dan lain-lain yang menyatakan harus dilakukan sesuai
dengan Rencana Gambar.

2.3. Urutan kerja penggalian harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan, tapak ataupun menyebabkan
timbulnya genangan-genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.

2.4. Urugan pasir dilakukan dibawah pasangan batu gunung setebal sesuai
gambar.
Sebelum pemasangan pondasi ataupun pemasangan lantai pasir harus
mendapat siraman air yang cukup supaya padat.

PASAL 3
PEKERJAAN PONDASI / PANCANG ULIN

3.1 Pancang Ulin 15/15 – 8.00


a. Memancang ulin pada tempat–tempat yang telah ditentukan,
seperti dalam bestek (gambar detail / kuantitas dalam rencana
anggaran biaya).
b. Pemancangan tegak lurus ke bawah, ditumbuk dengan beban
secukupnya sehingga mencapai kedalaman yang telah
ditentukan.
c. Bahan ulin kwalitas baik, lurus dan ukurannya harus sesuai
gambar kerja.
d. Pada joint / sambungan tiang ulin dengan menggnakan pipa
beridameter 5” dan dipastikan kedudukannya kuat dan tidak
miring dan harus mendapat persetujuan dari pengawas .
e. Pada waktu pemancangan jika terjadi kemiringan yang fatal dan
konsultan pengawas menganggap perlu untuk mencabut tiang
yang miring tersebut, maka kontraktor harus mencabut dan biaya
encabutan tersebut ditanggung oleh kontraktor.

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-2
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

3.1. Urugan Pasir


a. Sebelum pekerjaan cor pondasi poer plat dilaksanakan, air hujan/
air tanah yang ada dalam galian psangan batu gunung, harus
dibersihakn sedemikian rupa/disetujui oleh direksi
b. Dasar galian diurug dengan pasir setebal ( sesuai dengan
gambar) untuk urugan yang mempunyai ketebalan lebih besar
atau samadengan 5-10 cm dibawah pondasi dengan cara
dipadatkan selapis demi selapis.
c. Pengurugan dan pemadatan ini dikerjakan sampai diterima oleh
Direksi lapangan dengan baik.

3.2. Urugan Tanah Kembali


Setelah pondasi poer plat telah mengeras/membatu dan diterima baik
oleh Direksi, maka sisa bekas galian diurug dengan tanah urug dan
dipadatkan.

PASAL 4
PEKERJAAN BETON BERTULANG

4.1. Disamping ketentuan–ketentuan yang tercantum dalam gambar–gambar


dan perhitungan beton bertulang terlampir lengkap dengan ukuran–
ukurannya, maka sebagai pedoman pelaksanaannya dipakai Peraturan
Beton Bertulang Indonesia PBI 1971.

4.2. Beton Struktur


a. Untuk pekerjaan sloof, kolom, balok dan plat lantai menggunakan
beton dengan tingkat mutu tegangan tekanan karakteristik (K-250)
Kg/Cm2, sedangkan untuk kolom praktis dan ring balk
menggunakan beton dengan tingkat mutu tegangan tekanan
karakteristik (K-225) Kg/Cm2
b. Ukuran, konstruksi, bentuk pembesian dan penempatannya
disesuaikan dengan gambar kerja atau menurut petunjuk
Pengawas Lapangan.

PASAL 5
KETENTUAN – KETENTUAN BETON

5.1. Lingkup Pekerjaan


Ini mencakup beton cor ditempat untuk bangunan – bangunan dan
pekerjaan–pekerjaan lapangan, lengkap dengan besi penulangan,
bekisting, finishing dan pekerjaan–pekerjaan yang berhubungan dengan
gambar, persyaratan dan petunjuk pengawas.

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-3
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

5.2. Referansi
a. Semua pekerjaan beton ini harus dengan apa yang diminta dari
spesifikasi dan peraturan–peraturan berikut ini :
NI – 2 (1971) Peraturan Beton Indonesia.
NI – 3 (1970) Peraturan Umum untuk bahan
Bangunan Indonesia.
NI – 8 Peraturan Semen Portland Indonesia.

5.3. Standar Yang Dipakai


a. Semua pekerjaan yang diadakan melalui kontrak ini harus
mengikuti persyaratan–persyaratan Normalisasi Indonesia,
Standar Industri dan Peraturan–peraturan Nasional lainnya yang
berhubungan dengan pekerjaan ini seperti :
NI – 2 (1971) Peraturan Beton Indonesia.
NI – 3 (1970) Peraturan Umum untuk bahan
Bangunan Indonesia.
NI – 5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
NI – 8 Peraturan Semen Portland Indonesia
NI – 10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan
NI – 19 Peraturan Kapur Indonesia
Peraturan Cat Indonesia dan
Peraturan Keramik Indonesia
SI – 13/S.I/72 Pedoman Plumbing Indonesia
SI – 14/S.I/72 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

Bila suatu persyaratan disebutkan secara khusus di dalam persyaratan


ini, maka ketentuan itu harus diutamakan. Ahli akan membuat perbaikan
dan pengertian yang dianggap perlu untuk melengkapi standar–standar,
persyaratan–persyaratan dan gambar–gambar.

5.4. Merk Pembuatan


a. Guna membuat suatu dasar perbandingan kwalitas, satu atau
lebih merk pembuatan dan atau nama perdagangan disebutkan
dalam beberapa hal.
Hal ini hendaknya tidak diartikan sebagai suatu yang dapat
mengikat produk–produk lain, sejauh mana bahwa dapat
dibuktikan kepada ahli/Pemimpin Proyek, mempunyai kwalitas
sama dengan yang disebutkan dapat dipakai sebagai pengganti,
tetapi hanya satu merk pembuatan atau nama perdagangan saja
untuk setiap jenis barang yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-4
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

5.5. Bahan–bahan
a. Seluruh bahan yang dipergunakan dalam melaksanakan
pekerjaan tersebut harus dari sumber–sumber yang diijinkan oleh
Pengawas Lapangan dan harus memenuhi standar yang pantas.

5.6. Agregat
a. Agregat kasar harus bergradasi dari halus sampai dengan kasar
dan secara umum sesuai dengan NI – 2.
b. Agregat halus harus disimpan bersih dari lumpur, tanah liat atau
bahan–bahan organis lainnya.
Agregat halus dan kasar harus disimpan terpisah, penggunaan
bak–bak bahan yang berlantai sangat dianjurkan untuk mencegah
terbawanya tanah bawah pada waktu pengambilan tanah.

5.7. Semen
a. Semen yang dipakai harus Potland Cement (PC) yang telah
disyahkan/disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat
sebagaimana PBI – 1971. / SNI
b. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan harus
diterimakan dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan
utuh/tertutup rapat.
c. Kantong–kantong semen yang rusak jahitannya dan robek–robek
tidak diperkenankan/digunakan, kecuali bukan pekerjaan beton.
d. Semen yang sebagian yang sudah membatu dalam kantong,
sama sekali tidak dapat dipergunakan untuk pekerjaan ini.
e. Harus disimpan didalam gedung yang mempunyai ventilasi, cukup
tidak terkena air, diletakan pada tempat ketinggian paling sedikit
30 Cm dari lantai.
f. Tidak boleh ditumpuk sampai setinggi melampaui 200 Cm, setiap
penerimaan baru harus dipisahkan dan diberi tanda dengan
maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.

5.8. Pasir
a. Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik
bahan organik maupun lumpur, tanah karang, garam dan
sebagainya, sesuai dengan syarat PBI 1971.
b. Pasir laut sama sekali tidak diperbolehkan untuk dipergunakan.
c. Bahan pengisi harus disimpan ditempat yang bersih dan keras
permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran
satu sama lainnya.
d. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan
beton.
e. Pekerjaan pasangan (ex pasir Tenggarong)

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-5
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

5.9. K o r a l.
a. Koral harus bersih dari segala tanah, lumpur dan kotoran–kotoran
organis..
b. Butir–butir harus keras dan tidak berporus.
c. Gradasi material ini adalah :

Posentase satuan timbangan


Saringan nomor
tertinggal disaringan prosen

1” 100
3/4" 90 – 100
3/8” 25 – 55
No. 4 5 – 15

5.10. A i r
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam–garam, bahan–bahan yang
merusak beton atau baja tulangan. Air harus bersih, jernih, dan tawar.

5.11. P e m b e s i a n
a. Besi penulangan yang dipakai adalah besi dengan kwalitas U-24
sesuai dengan NI – 2 untuk seluruh bagian–bagian bangunan.
b. Batang–batang tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh
tanah, batang–batang tulangan dari berbagai–bagai jenis baja
harus diberi tanda–tanda yang jelas dan ditimbun terpisah jenis
yang satu dari jenis yang lainnya, sehingga tidak mungkin saling
tertukar.
c. Penimbunan batang–batang tulangan di udara terbuka untuk
jangka waktu yang panjang harus dicegah.
d. Kawat pengikat.
Harus berukuran minimal  1 mm seperti yang dipersyaratkan
dalam NI – 2.

PASAL 6
PELAKSANAAN

6.1. Dengan kwalitas utama dan memenuhi syarat–syarat berikut.

6.2. Beton yang dispesifikasikan sebagai “Beton Non Struktural” harus


diklasifikasikan sebagai Bo dalam NI – 2, mempunyai campuran seperti

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-6
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

disebut dalam NI – 2, selain beton non strukturil semua pekerjaan beton


harus diklasifikasikan.

6.3. Perbedaan Campuran


Campuran percobaan dan testing untuk memenuhi mutu – mutu beton
yang diminta, harus menjadi tanggung jawab Pemborong. Syarat–syarat
NI – 2 harus dipenuhi, kecuali disyaratkan dengan cara lain.

6.4. Ketentuan Jumlah Air.


Campuran–campuran harus dalam perbandingan berat, kecuali bila
digunakan bahan campuran, yang mempersyaratkan perbandingan
dalam volume. Specimen dibuat sesuai dengan NI – 2 dan ditest sesuai
NI – 2, faktor air semen maksimum yang diijinkan harus menunjukan
kekuatan tekan yang 25 prosen lebih besar dari pada kekuatan yang
disyaratkan.

Pengukuran :
- Semen : Diukur dalam berat, bila semen kantongan yang
dipakai, pengadukan harus dalam perbandingan
berat.
- Agregat : Diukur dalam berat
Agregat kasar dipakai dalam jumlah yang terbesar,
sesuai dengan yang diminta.
- Bahan campuran (additive) yang korektip untuk mengisi kekurangan–
kekurangan dalam gradasi agregat, hanya dipakai atas persetujuan
tertulis, bahan hendaknya diukur terpisah untuk setiap adukan beton.

6.5. Percobaan pendahuluan dan pemeriksaan mutu beton.


a. Untuk persiapan penentuan campuran, Pemborong harus
melakukan percobaan campuran beton/mix design dengan kriteria
yang telah ditentukan / disyaratkan sesuai dengan mutu beton
yang akan digunakan
b. Bahan–bahan yang dipakai adalah bahan yang nantinya akan
dipergunakan sebagai bahan beton struktur tersebut.
c. Kubus–kubus percobaan dibuat dengan ukuran 15 x 15 x 15 Cm 3
dan dibuat sebanyak 20 buah dengan pencampuran paling sedikit
dalam 3 proses pengadukan yang tidak bersamaan waktunya,
maupun tempat pengambilan bahannya. ( untuk beton struktur )
atau dengan persetujuan direksi lapangan.
d. Campuran beton yang memenuhi persyaratan kwalitas beton
yang ditentukan, baru boleh dipergunakan untuk pembuatan
beton struktur.

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-7
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

6.6. Pengecoran Beton


a. Sebelum beton dibuat/dicor, kotoran–kotoran dan bahan–bahan
lain, harus dibuang dari dalam bekisting, alat–alat pengaduk
(beton molen) dan alat pembawa.
b. Galian yang akan dicor harus bersih dari air, dan penulangan
harus dimatikan pada posisinya dengan blok beton 4 x 4 x 2 Cm
yang disetujui oleh Pengawas Lapangan dan diperiksa sebelum
pengecoran berlangsung.
c. Pengawas harus menerima pemberitahuan minimal 2 x 24 jam
sebelum waktu pengecoran. Pengecoran harus sesuai dengan
persyaratan dalam PBI 1971 kecuali persyaratan lain.
d. Beton harus dicor dalam lapisan–lapisan harisontal yang tidak
melebihi 30 Cm dalamnya. Beton tidak boleh dijatuhkan dari
ketinggian lebih dari 1,50 M. Segera sesudah pengecoran,
lapisan–lapisan beton ini harus dipadatkan dengan penggetaran
(internal concrete vibrator), dan dibantu dengan perojokan.
e. Tidak diperbolehkan melakukan pengetokan pada bekisting,
tulangan berhubungan langsung dengan tanah dasar. Sebelum
pemasangan tulangan, di atas tanah dasar harus diberikan
lapisan beton tumbuk setebal 5 Cm.

6.7. Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras,


permukaan yang lama harus dibersihkan dan dikasarkan. Bekisting
harus dikencangkan kembali dan penyambungan yang melebihi 7 hari
harus dilapisi dengan penyambung bahan seperti “calbond” atau
sejenisnya yang mendapatkan persetujuan dari pihak direksi lapangan.

6.8. Pengerasan
Selama proses pengeringan/pengerasan beton, dalam jangka waktu
kurang lebih 14 hari. Permukaan beton harus terus dibasahi, dan tidak
boleh ditindih barang – barang apapun.

PASAL 7
BEKISTING

7.1. Uraian Umum


a. Bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan
sedemikian rupa agar pada waktu pengecoran dan pembakaran
tidak mengakibatkan cacat–cacat, gelombang–gelombang,
maupun perubahan–perubahan bentuk, ukuran–ukuran,
ketinggian–ketinggian serta posisi dari pada beton harus benar–
benar bersih sebelum penggunaannya.
b. Penyangga–penyangga harus diberi jarak antara yang dapat
mencegah defleksi bahan–bahan bekisting. Bekisting beserta
sambungan–sambungannya harus rapat sehingga dapat
mencegah kebocoran–kebocoran adukan selama pengecoran.

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-8
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

Lubang–lubang pembukaan sementara harus disediakan dalam


bekisting untuk memungkinkan pembersihan bekisting.
c. Untuk begesting sloof, kolom dan balok harus dilapisi dengan
plywood/ bahan lain yang dapat menahan air semen tidak keluar
dari acuan (sesuai dengan NI atau dan dengan persetujuan
pengawas)
d. Untuk begesting plat lantai harus dilapis dengan plastik cor.

7.2. Referensi
Seluruh bekisting harus mengikuti persyaratan–persyaratan dalam
normalisasi di bawah ini :
NI – 2
NI – 3.

7.3. Bahan–bahan
Bahan Bekisting harus terbuat dari kayu jenis “Meranti” atau jenis lain
yang setaraf yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.

7.4. Pemasangan
Pemborong baru diperbolehkan mulai dengan pelaksanaan setelah
mendapat persetujuan atas rencana bekisting yang dibuatnya.

7.5. Pembongkaran Bekisting


Bekisting harus dibongkar dengan cara yang sedemikian rupa sehingga
dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur–struktur yang dicetak
dengan memperhatikan persyaratan–persyaratan minimum sebagai
berikut :
a. Bagian stuktur beton vertikal disangga dengan penurapan boleh
dibongkar bekistingnya setelah 24 jam dengan syarat bahwa
betonnya telah cukup keras dan tidak cacat karena
pembongkaran tersebut.
b. Bagian–bagian struktur beton yang disangga dengan menumpu
tidak boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang
minimal untuk menyangga beratnya sendiri dan beban–beban
pelaksanaan dan atau beban–beban yang akan menimpa bagian
struktur beton tersebut.
c. Dalam hal apapun bekisting pada jenis struktur ini tidak boleh
dibongkar sebelum berumur 7 hari. Demikian juga bekisting–
bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton tidak
boleh dibongkar sebelum dianggap matang.

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-9
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

PASAL 8
PASANGAN BATU BATA

8.1. Bagian ini meliputi hal–hal mengenai bahan–bahan dan pemasangan


semua pekerjaan pasangan bata diplester seperti tertera pada gambar
kerja. Pelaksanaan pemasangannya harus benar–benar mengikuti
garis–garis, ketinggian–ketinggian, bentuk–bentuk seperti terlihat pada
gambar–gambar dan seperti yang dipersyaratkan disini, serta petunjuk
ahli.

8.2. Bata
Bata harus baru, terbakar matang / keras, terbuat dari tanah liat yang
terpilih sesuai dengan persyaratan–persyaratan dalam NI – Bata.
Bata–bata ini harus dipasang dengan adukan spesi bata yang ditentukan
dalam persyaratan adukan / ditentukan dalam gambar rencana
/mendapat persetujuan dari pengawas

8.3. Pasangan Trasram


a. Pasangan Trasram bata merah harus diselenggarakan sebaik–
baiknya, rata dan tegak lurus, dengan adukan 1 Pc : 2 Ps.
b. Pasangan bata merah ini meliputi :
- Bak air pada Km/Wc dan dudukan meja dapur
- Septictank dan dibawah bak air/closed.
- Pasangan–pasangan lainnya yang dinyatakan dalam bestek
(gambar detail / kuantitas dalam kontrak) harus dilaksanakan
dengan pasangan trasram bata merah.
c. Ukuran penampang tembok, trasram sesuai dengan tebal dinding
yang bersangkutan.
d. Sebelum dipasang, bata merah harus disiram dengan air.

8.4. Pekerjaan Dinding Bata Merah


a. Seluruh pasangan dinding tembok bata merah, harus baik rata
dan tegak lurus, dengan adukan 1 Pc : 4 Ps.
b. Bata merah yang patah–patah / rusak berat tidak boleh
dipergunakan.
c. Sebelum dipasang, bata harus disiram air terlebih dahulu.
d. Tebal penampang tembok sesuai dengan ukuran dinding jadi
sesuai gambar kerja.
e. Setiap pasangan bata, sela–sela antara batas (harisontal &
vertikal) harus dikorek sedalam 1 Cm, sebelum mengeras atau
merupakan nad.
f. Pasangan bata yang berhubungan dengan kosen atau beton
harus dengan adukan 1 Pc : 3 Ps, sedangkan sisa–sisa beton
yang bersangkutan (misal : sloof, kolom, ring balk, dll) setelah
pengecoran harus dikasarkan agar daya lekat lebih baik.

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-10
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

8.5. Pemasangan
Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus dipasang rata, tegak dan
lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot dan kecuali bilamana
tidak diperlihatkan dalam gambar–gambar, maka setiap lajur naik, bata
harus putus sambungannya dengan lajur dibawahnya.
Pola ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan, sebelum dipasang
bata harus direndam menurut petunjuk ahli. Pada setiap sudut–sudut,
perpotongan dinding–dinding, dan setiap / minimal12 M 2 untuk pasangan
satu bata harus diberi pembesian sesuai dengan bagian 3 “beton”.

8.6. Contoh–contoh
Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kapada
ahli dan persetujuan atas bahan – bahan tersebut harus sudah didapat
sebelum bahan yang dimaksud dapat dibawa ke lapangan kerja.
Pengambilan contoh–contoh atas bahan yang telah berada dilapangan
akan dilakukan sewaktu–waktu sesuai dengan keperluan ahli guna
kepentingan pengujian.
- Batu merah yang dipergunakan harus yang berkualitet baik. Ukuran–
ukuran harus memenuhi syarat/seragam dengan ketebalan rata, dan
harus sama rata masaknya serta tidak boleh mengandung tras
kapur/bahan–bahan lainnya yang dapat mengurangi mutu/kwalitet
batu merah tersebut.
- Untuk pekerjaan ini harus seluruhnya memakai batu merah kwalitet
baik dan satu ukuran.

PASAL 9
PEKERJAAN PLESTERAN

9.1. Plesteran Trasram


Plesteran trasram 1 Pc : 2 Ps dengan 1,5 Cm dimaksudkan untuk
menutupi :
a. Semua permukaan luar/dalam pasangan trasram bata merah.
b. Semua dinding Km/Wc yang diberi lapisan porselin.
c. Dinding septictank dan bagian–bagian yang terkena air.

9.2. Plesteran PC
Plesteran PC dengan adukan 1 Pc : 3 Ps dimaksudkan untuk :
a. Plesteran ujung–ujung/sudut–sudut tembok dan bagian sisi
kosen/lubang ventilasi baik luar maupun dalam.
b. Plesteran dinding/atap/balok beton dengan tebal 1 Cm.

9.3. Plesteran waterproofing


Plesteran waterproofing dengan adukan 1 Pc : 3 Ps dan ditambah
dengan Bahan waterproof dimaksudkan untuk :

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-11
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

a. Plesteran penutup antara pertemuan ujung atap dengan bidang


dinding dengan tujuan agar air tidak meresap melalui pertemuan
pada bidang dinding tersebut.
b. Plesteran atap dengan ketebalan tidak kurang dari 3 Cm.
Metode pelaksanaan pemakaian dan spesifikasi dari bahan waterproof
pada plesteran atap ini harus mendapat persetujuan dari pengawas
lapangan.

9.4. Plesteran Biasa


Plesteran tembok dengan adukan 1 Pc : 4 Ps dimaksud untuk :
a. Plesteran untuk seluruh dinding tembok bata mulai + 0,30 M
keatas (dari lantai) dibagian luar atau dalam.
Ketentuan–ketentuan :
a. Sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, pasangan tembok
harus disiram dengan air dan sesudah itu juga harus
dibasahi dengan air.
b. Seluruh plesteran harus betul–betul vertikal, rata–rata dan
lurus.

PASAL 10
PEKERJAAN KAYU (KASAR)

10.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pekerjaan kayu pada atap, langit–langit, serta
pekerjaan kayu pada umumnya. Seluruh pekerjaan kayu sesuai dengan :
NI – 3 & NI – 5.

10.2 Bahan–bahan
Kayu yang dipakai adalah kayu lokal mutu baik sesuai dengan NI – 5.
- Rangka langit–langit memakai kayu bangkirai dan meranti merah
atau seteraf / yang disetujui Direksi.
- Semua konstruksi kayu harus disusun dan dilaksanakan menurut
ukuran–ukuran pada gambar bestek/detail.

10.3 Ukuran–ukuran dan Pola


Kayu harus mempunyai ukuran sesuai gambar dan diteliti. Pengikat
berupa paku, bout, beugel, dll harus sesuai dengan gambar kerja /
disetujui pengawas lapangan.

10.4 Pengerjaan dan Syarat


Pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan standar terbaik yang biasa
ada. Walaupun ada bagian–bagian yang tidak tertera tapi Pemborong

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-12
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

harus melengkapinya sesuai dengan standar terbaik diatas, dan sesuai


petunjuk ahli.
Pekerjaan yang tidak memenuhi syarat tersebut diatas harus diganti
menurut petunjuk ahli. Semua sambungan – sambungan harus
dilengkapi dengan plat–plat dan alat pelengkap lain hingga terjamin
kekuatannya.

PASAL 11
PEKERJAAN KAYU (HALUS)

11.1. Lingkup Pekerjaan


Bagian ini menjelaskan hal–hal mengenai pengadaan dan pemasangan
berbagai pekerjaan Arsitektur dan pekerjaan kayu yang tampak, antara
lain pekerjaan pintu yang tertera dalam gambar, persyaratan dan
petunjuk ahli dimana termasuk pula semua alat–alat pelengkap lain yang
biasa ada pada pekerjaan ini.

11.2. Daun Pintu Panil


a. Semua daun pintu kayu dikerjakan menurut ukuran – ukuran yang
tertera seperti dalam gambar kerja.
b. Tiap daun pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel
c. Rangka pintu/jendela terbuat dari kayu bangkirai kwalitet baik dan
kering, ukuran yang dipakai sesuai gambar.
d. Semua daun pintu memakai kunci tanam merk Logo ukuran 2 x
slaag atau setara.
e. Kaca bening tebal 5 mm.
f. Khusus Km/Wc daun pintu dari / lapis fiber..
g. Daun pintu difinis dengan Impra atau sejenisnya.

11.3. Pekerjaan Plafond

a. Rangka Plafond
- Bahan dari kayu meranti merah (sesuai dengan yang
disyaratkan dalam NI) dengan ukuran disesuaikan dengan
gambar kerja.
- Rangka plafond maksimum 60 x 120 Cm.
- Semua rangka plafond pada satu sisi harus diserut/diketam
guna mendapatkan kerataan untuk bidang plafon.
- Pemasangannya harus rapi, datar.
- Untuk bentang panjang harus ditambah balok pengaku / balok
induk 6/12 dan perkuatan yang cukup yang pemasangannya di
tempatkan pada arah melintang (yang mempunyai bentang

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-13
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

terpendek dari luasan yang dianggap perlu penambahan balok


induk/disetuju oleh pengawas lapangan).
- Sebelum tertutup dengan plafond rangka harus dipastikan
sudah di cat meni dengan rata.

b. Pemasangan plafond gypsum.


- Bahan dari gypsum (Jayaboard / setara) dengan tebal 9 mm.
- Material gypsum harus masih dalam kondisi baik dan tidak
cacat saat diterima dilokasi.
- Bahan plafod gypsum harus merekat erat terhadap rangka
dengan perkuatan sekrup / paku khusus (standar rujukan
pabrikan)
- Pada pertemuan bidang plafond gypsum, bidang yang
bersinggungan harus tegak lurus dengan bidang lainya.
- Pada celah pertemuan plafond harus ditutup / diaratakan
dengan perekat khusus / (bahan rujukan dari pabrikan).
- Pengerjaan plafond harus dilaksanakan oleh tenaga khusus /
tukang yang ahli dalam bidang berkaitan guna mendapatkan
hasil yang sesuai dengan yang diaharap dari kontrak.
- Finishing menggunakan cat tembok danabrite atau yang setara.

c. Pemasangan plafond gypsum (waterproof).


- Dipasang pada tempat tempat tertentu yang mengandung
kelambaban / basahm yaitu di area KM/WC dan Luar / tritisan.
- Bahan dari gypsum (Jayaboard / setara) dengan tebal 9 mm.
- Material gypsum harus masih dalam kondisi baik dan tidak
cacat saat diterima dilokasi.
- Bahan plafod gypsum harus merekat erat terhadap rangka
dengan perkuatan sekrup / paku khusus (standar rujukan
pabrikan)
- Pada pertemuan bidang plafond gypsum, bidang yang
bersinggungan harus tegak lurus dengan bidang lainya.
- Pada celah pertemuan plafond harus ditutup / diaratakan
dengan perekat khusus / (bahan rujukan dari pabrikan).
- Pengerjaan plafond harus dilaksanakan oleh tenaga khusus /
tukang yang ahli dalam bidang berkaitan guna mendapatkan
hasil yang sesuai dengan yang diaharap dari kontrak.
- Finishing menggunakan cat tembok danabrite atau yang setara.

PASAL 12
PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP

12.1. Rangka Atap


a. Rangka Penutup atap menggunakan jenis baja ringan kwalitet
baik, type disesuaikan dengan standar / rujukan dari pabrikan

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-14
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

b. Pengerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga khusus yang


mempunyai sertifikat atau legailsasi dari pabrikan.
c. Hasil pekerjaan harus ada garansi dari yang periodenya di
sesuaikan dengan pabrikan dan disetujui oeleh direksi / pengawas
lapangan.

12.2. Atap Metal Roof


d. Penutup atap menggunakan Metal Roof kwalitet baik, type dan
warna genteng akan ditentukan kemudian.
e. Bubungan menggunakan bubungan Metal Roof Model U dimana
pemasangannya harus sedemikian rupa kelihatan rapi dan tidak
boleh bocor.
f. Pemasangan penutup atap/bubungan harus betul – betul rata,
dan tidak bergelombang juga tidak bocor atau menurut petunjuk
dari pengawas / Direksi.

PASAL 13

PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI

13.1. Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi
seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu
alamunium dan daun jendela alamunium seperti yang
ditujukan/disyaratkan dalam detail gambar

13.2. Persyaratan Bahan


1. Semua ‘hardhare’ yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi teknis. Bila
terjadi perubahan atau penggantian hardware akibat dari
pemilikan merk. Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2. Semua anak kunci harus dilengapi dengan tanda pengenal dari
plat alamunium berukuran 3 x 6 Cm.

13.3. Perlengkapan Pintu dan Jendela


1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagai berikut
kecuali pintu utama menggunakan :
- Lockcase
- Cylinder

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-15
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

- Handle
- Engsel (Butt Hinges)
b. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci.
c. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada
rangka daun pintu dipasang setinggi 90 Cm dari lantai, atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas
.
2. Pekerjaan Engsel
a. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan
engsel pintu dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk
setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang
dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah
engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban
berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 Kg.
b. Untuk jendela digunakan engsel.
c. Untuk pintu-pintu besi menggunakan engsel.

3. Pekerjaan Door Stopper dan Door Holder.


a. Untuk seluruh daun pintu, panel-panel ruang menggunakan
Door Holder harus terpasang dengan baik melekat dengan
kuat pada batang kursen dan daun pintu, dan distel
sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat.
b. Untuk seluruh pintu-pintu kecuali yang berengsel lantai
diberi Door Stopper.

4. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan


persetujuan pengawas.

13.4. Persyaratan Pelaksanaan Untuk Semua Pintu


1. Engsel atas dipasang  28 Cm (As) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang  32 Cm (As) dari permukaan bawah
pintu.
Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel
tersebut.
2. Penarik pintu (Door Pull) dipasang 90 Cm (As) dari permukaan
lantai.
3. Pemasangan Lockcase, handle dan dlackplate serta Door Closer
harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang ditentukan
oleh Pengawas.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki
tanpa ada tambahan biaya.
4. Door Stopper dipasang pada lantai letaknya diatur agar daun
pintu dan kunci tidak membentur tembok pada saat pintu terbuka.
5. Seluruh perangkat harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
6. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan
pintunya.

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-16
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

7. Kontraktor wajib membuat shopdrawing (gambar detail


pelaksanan) berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
8. Didalam Shop Drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam
gambar dokumen kontrak, sesuai dengan standar spesifikasi
pabrik.
9. Soft Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh
Perencana–Konsultan Pengawas.

PASAL 14
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI KERAMIK 30/30

14.1. Untuk bangunan menggunakan penutup lantai keramik dengan


menggunakan ukuran 30/30 kwalitet baik sesuai dengan gambar bestek.
Khusus pada lantai Km/Wc menggunakan penutup lantai keramik
dengan ukuran 20/25.

14.2. Seluruh permukaan lantai maupun dinding porselin / keramik harus lurus
nat–natnya supaya kelihatan rapi.

14.3. Bahan–bahan
Dari kwalitas terbaik, ukuran dan bentuk harus sama dan produksi dari
satu pabrik serta memenuhi syarat – syaratnya.
Pemasangan :
Sebelum pekerjaan pemasangan dimulai, kontraktor harus menyerahkan
beberapa contoh dari keramik yang akan dipasang tersebut untuk
disetujui, baik bentuk maupun ukuran yang akan ditentukan kemudian.

PASAL 15
PEKERJAAN SANITASI

15.1. Closed Jongkok


Closed Jongkok yang dipakai standart, ini dipasang pada Km/Wc atau
disesuaikan dengan gambar kerja, warna akan ditentukan kemudian.

15.1. Saringan Air (floor drain)


Saringan air dipasang pada Wc/Km tempat–tempat cuci dengan
menempatkan sesuai dengan gambar kerja, sedangkan lantai yang
dipasang saringan air ini harus mempunyai kemiringan lantai minimal 1
% kearah saringan air tersebut

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-17
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

.
15.2. Semua alat–alat sanitasi sebelum dipasang harus diperiksa oleh
pangawas lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

PASAL 16
INSTALASI AIR KOTOR

16.1. Sanitasi air kotor dari pipa PVC  4” yang dihubungkan dari bak kontrol
dan dengan yang lainnya, dengan kemiringan 2 %.

16.2. Septictank bentuk dan ukuran dan bahan disesuaikan dengan gambar
kerja, tangki air kotor ini dibuat dari pasangan bata merah ukuran satu
bata dengan pasangan trasram dan diplester halus.
Penutup tangki dari beton yang bisa dibuka, menggunakan pipa udara 
1” dan dipasang tidak mudah lepas.

PASAL 17
INSTALASI AIR BERSIH

17.1. Air bersih harus disuplai oleh instalasi air setempat. (PDAM)

17.2. Air bersih ini dialirkan melalui pipa–pipa  3/4” dan  1/2”
pemasangannya disesuaikan dengan gambar kerja.

17.3. Untuk pembuangan kotoran dari Bak cuci ke Bak Penampungan air
limbah dipakai pipa PVC  2”.

17.4. Setiap jarak–jarak tertentu pada saluran pembuangan ini harus dibuat
bak–bak kontrol sehingga akan mudah pemeriksaan/pembersihan setiap
saluran ditempat manapun juga harus mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan.

17.5. Saluran air hujan dari pasangan batu bata diplester ukuran disesuaikan
gambar kerja.

17.6. Pemasangan instalasi harus mendapat uji teknis dari PDAM


setempat/KIR.

17.7. Pemasangan kran–kran air dan stop kran pada Bak Cuci dan washtefal
menggunakan kran air  1/2”.

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-18
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

PASAL 18
INSTALASI LISTRIK

18.1. Pemasangan Instalasi Listrik


a. Instalasi listrik harus mempunyai ukuran–ukuran dan melayani,
jumlah serta type kabel sesuai persyaratan PUIL.
b. Instalasi harus dipasang oleh instalatur yang sudah dapat
pengesahan dari PLN serta harus dicantumkan penanggung
jawab serta ijin dari PLN.
c. Saluran instalasi harus dapat pengesahan dari PLN dan surat KIR
harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan.
d. Jaringan listrik harus menggunakan jaringan 220 volt dan harus
dilengkapi arde.
e. Jaringan listrik harus disesuaikan dengan tata letak lampu, stop
kontak, sakelar dan kotak zekering.
f. Jaringan instalasi harus dimasukan kedalam pipa dan ditanam
pada dinding.
g. Penunjukan kepada instalasi listrik yang akan mengerjakan harus
minta persetujuan Pengawas Lapangan.

18.2. Pemasangan Lampu


a. Penggunaan lampu harus disesuaikan dengan tata letak lampu.
b. Lampu yang dipergunakan untuk ruangan adalah jenis TL atau
disesuaikan di kemudian hari dan harus mendapat persetujuan
dari direksi lapangan / pengawas lapangan. Untuk lampu–lampu
di luar ruangan menggunakan lampu dengan menggunakan
penutup / lampu baret dan penggunaannya disesuaikan gambar
kerja.

18.3. Pemasangan Stop Kontak dan Skakelar Merk Prima / setara.


a. Pemasangan stop kontak dan skakelar pada dinding setinggi +
1,50 m dari lantai dan dipasang pada tempat–tempat seperti
dalam gambar.
b. Yang digunakan adalah stop kontak dan skakelar tanam dan
harus tertutup, merk yang dipakai adalah Prima / setara

18.4. Z e k e r i n g
a. Dipasang yang terlindung dari air dan mudah dicapai.
b. Pemakaian Box MCB : 8(delapan) Group.
: 4(empat) buah panel.

18.5. Pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan oleh instalatur yang terdaftar
dalam DRM Pemda Tingkat I Kalimantan Timur.

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-19
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

PASAL 19
PEKERJAAN FINISHING

19.1 Pekerjaan Cat–catan


a. Cat kayu digunakan pada kayu–kayu lisplank kayu dengan
menggunakan cat kayu aftelak atau yang setara (persetujuan
pengawas). Warna akan ditentukan kemudian.
b. Cat tembok digunakan pada dinding tembok dan plafon. Cat
tembok yang dipakai Dana Brite.
c. Pekerjaan cat harus dilakukan 3 kali dengan terlebih dahulu
dimeni 2 kali, didempul/diplamur, serta digosok dengan amplas
sampai halus, kemudian dicat sampai rata.
d. Memeni seluruh permukaan kayu, sambungan kayu, kap rangka
balok plafond, lisplank serta bagian kayu lainnya menurut
pertimbangan Direksi Lapangan perlu dimeni harus dimeni.
Seluruh permukaan besi/seng antara lain, besi–besi
perkuatan/serta bagian–bagian besi/seng yang perlu dilindungi
terhadap karatan harus dimeni dengan meni besi sekurang–
kurangnya 3 kali.

PASAL 21
PEKERJAAN RELLING

20.1 Membuat pagar / relling pada bagian samping kiri dan kanan tangga dan
teras depan dengan bentuk / ukuran ketinggian sesuai gambar kerja.
20.2 Relling menggunakan material Hollow yang disesuakan dengan gambar /
bestek.
20.3 Finising dengan cat menggunakan sistem deco / semprot.

20.4 Bentuk konstruksi dan penempatan disesuaikan dengan gambar kerja.

PASAL 22
PENUTUP

22.1. Apabila dalam bestek (syarat–syarat pekerjaan) ini untuk uraian dan
bahan–bahan serta pekerjaan tidak disebut dalam perkataan atau
kalimat “diselenggarakan oleh Pemborong” maka hal ini harus dianggap
seperti disebutkan.

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-20
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh
Spesifikasi Teknis

22.2. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik bila ada bagian–bagian
yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini tapi tidak dimasukan kata demi
kata dalam bestek ini maka harus dilaksanakan oleh Pemborong dan
diterima sebagai hal yang disebutkan.

22.3. Hal–hal lain yang belum tercantum dalam peraturan dan syarat–syarat
ini akan diatur kemudian secara musyawarah berdasarkan peraturan–
peraturan lain yang lazim dipergunakan dalam suatu pekerjaan
pemborongan bangunan sepanjang tidak bertentangan dengan rencana
– rencana kerja dan syarat–syarat ini.

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo BAB VI-21
Pekerjaan Pembangunan Wisma / Arama Anak Asuh

Anda mungkin juga menyukai