Anda di halaman 1dari 17

II-1

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL - 1
PEKERJAAN LANSEKAP

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini guna mendapatkan hasil
yang baik.
Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan yang tertera dalam
Gambar Kerja dan sesuai petunjuk Konsultam MK tetapi tidak terbatas pada
pekerjaan berikut :
 Pekerjaan persiapan pembentukan tanah.
 Pek. penanaman pohon peneduh/pelindung, tanaman penutup & rumput.
 Pekerjaan perawatan/pemeliharaan tanaman.

2. PROSEDUR UMUM

2.1. Gambar dan Data Lain yang Dibutuhkan.


Kontraktor harus menyiapkan gambar sketsa pekerjaan lansekap yang
menunjukkan garis/batas penanaman rumput, patok, garis ketinggian, baris
penanaman dan detail pemberian pupuk.
Daerah penanaman harus diberi tanda dan ukuran yang lengkap.
2.2. Persyaratan Lainnya.
2.2.1. Jika ditemukan perbedaan antara Gambar Kerja dengan keadaan
lapangan, Kontraktor harus melaporkan kepada Pengawas untuk diambil
keputusan pemecahannya.
2.2.2. Semua letak tanaman di lapangan yang menyimpang dari ketentuan
Gambar Kerja yang disebabkan karena keadaan lapangan, harus
mendapat persetujuan Pengawas.
2.3. Tenaga Ahli.
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli lansekap yang berpengalaman yang
akan melaksanakan persyaratan Persyaratan teknis ini, dan harus disetujui
Pengawas.
3. BAHAN-BAHAN

3.1. Tanaman.
3.1.1. Semua jenis tanaman, baik tanaman hias, pohon peneduh, tanaman
penutup, maupun rumput yang akan ditanam harus disetujui oleh
Pengawas dan sesuai petunjuk Gambar Kerja serta mengikuti semua

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-2

persyaratan dalam Persyaratan teknis ini. Daftar tanaman dan jarak


penanaman tersaji dalam Gambar Kerja.
3.1.2. Tanaman rumput yang dipilih untuk ditanam harus sesuai dengan
petunjuk Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas. Penanaman
dalam bentuk rumpun.
3.2. Pupuk.
3.2.1. Pupuk kandang yang berasal dari sapi atau kuda yang telah kering dan
matang digunakan untuk meningkatkan unsur mikro dan makro. Pupuk
kandang harus bersih dari gumpalan akar rumput dan tanaman liar serta
dalam keadaan sudah hancur (tak terdapat bongkahan).
3.2.2. Pupuk buatan yang mengandung unsur-unsur NPK seperti Rustica
Yellow (15 : 15 : 15) digunakan untuk mendorong pembentukan akar,
bunga dan buah.
3.2.3. Pupuk buatan ZA atau Urea digunakan untuk pemupukan rumput.
3.3. Tanah Urug.
Tanah urug yang dipakai harus dari jenis tanah subur yang bersih dari bekas
bahan bangunan, batu-batuan rumput maupun tanaman. Tanah subur ini terdiri
dari campuran tanah baik dan pupuk kandang yang telah kering dan matang,
dengan perbandingan jumlah 1 : 1.

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Umum.
4.1.1. Pelaksanaan pekerjaan persiapan, pembentukan dan pembersihan tanah
harus sudah dilaksanakan sesuai petunjuk Gambar Kerja dan ketentuan
Persyaratan teknis.
4.1.2. Pemasangan patok-patok berikut keterangan koordinat posisi perlu
dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman awal setiap jenis
tanaman.
4.1.3. Setelah pembentukan dan penyelesaian tanah dengan bentuk/
kemiringan/garis ketinggian sesuai Gambar Kerja, pekerjaan lubang
galian dapat dilaksanakan untuk persiapan penanaman.
4.1.4. Semua penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau setelah
pukul 15.30 agar tidak banyak terjadi penguapan dan kekeringan yang
terlampau cepat bagi tumbuhtumbuhan tersebut kecuali penanaman
yang dilakukan di tempat yang terlindung dari matahari langsung dapat
dilakukan setiap saat.
4.1.5. Semua tanaman yang disuplai harus dalam keadaan sehat dan utuh
dalam arti :
- Tanaman tidak terkena hama penyakit, serangga atau jamur.
- Cabang, akar dan daun tidak dalam keadaan patah atau sobek.
- Kondisi tanaman (tinggi dan diameter tajuk) harus sesuai
permintaan.

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-3

4.1.6. Pemindahan tanaman harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut


Tanaman pohon yang akan dipindahkan, harus dipersiapkan dalam
keadaan digali minimal 1 minggu sebelum dipindahkan, dan daun dan
percabangan dipangkas secukupnya untuk kemudian dilanjutkan dengan
pembungkusan akar. Tanaman pohon yang telah berada dalam wadah,
dapat langsung dibawa ke lokasi penampungan tanaman pada masing-
masing lokasi, dan disimpan di sana sampai saat penanaman tiba.
Tanaman semak/perdu dan penutup tanah (ground cover) disiapkan
dalam keadaan akar terbungkus.
4.2. Persiapan Lahan.
4.2.1. Pematokan.
Pematokan harus dilakukan untuk menentukan titik-titik penanaman.
Kegiatan dapat dilanjutkan setelah lokasi titik/patok disetujui oleh
Pengawas.
4.2.2. Penggalian Tanah.
Persiapan lahan dengan cara penggalian harus dilakukan untuk
mengangkat dan memisahkan tanah dari puing-puing sisa bahan
bangunan berupa paku-paku, batu bata, kayu, dan sisa bahan kimia bila
ada.
Penggalian harus dilakukan minimal sedalam 40 cm untuk tanaman
perdu dan minimal 60 cm untuk tanaman pohon, untuk memastikan
bahwa lapisan tanah yang mengandung puing telah terangkat semua.
4.2.3. Pemupukan.
Untuk meningkatkan unsur mikro dan makro yang dikandung tanah,
pupuk kandang yang telah matang harus dicampur dengan tanah yang
telah dibuka dan dibalik, dengan perbandingan 1 : 1 seperti disebutkan
dalam butir 4.2.1. dari Spesifikasi ini.
4.3. Penanaman
4.3.1. Tanaman harus didatangkan sesuai dengan jadwal kerja penanaman,
untuk menghindarkan tanaman berada terlalu lama dalam penampungan.
4.3.2. Tanaman yang akan ditanam harus berupa tanaman yang berasal dari
tempat penampungan atau yang telah mengalami masa persiapan dalam
galian tempat semula, dengan tinggi minimal yang telah ditetapkan.
4.3.3. Pertama gali lubang yang besar, lebih besar dari ukuran wadah tanaman,
dan sisihkan di sekitar lubang galian. Ke dalam lubang tersebut
dimasukkan tanah subur seperti tersebut dalam butir 4.2.1., dan
tinggalkan sejumlah tertentu untuk dicampurkan dengan tanah galian
tadi yang akandikembalikan lagi ke dalam lubang galian semula.
4.3.4. Dengan berhati-hati, keluarkan tanaman dari wadahnya dan tempatkan
dalam lubang galian.
4.3.5. Kemudian kembalikan tanah galian ke sekitar akar, padatkan dengan
hati-hati agar tidak terdapat kantong udara.
4.3.6. Ketika lubang telah terisi tanah 2/3 bagian, padatkan perlahan dengan
kaki dan siram dengan baik.
4.3.7. Tanah di sekitar dasar tanaman harus diberi cekungan agar air dapat
mengalir dengan sendirinya ke arah batang tanaman.

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-4

4.3.8. Tanaman harus ditahan dengan kayu ajir/stegger untuk menahan


tanaman yang belum seimbang.
4.4. Penanaman Rumput dan Tanaman Penutup.
4.4.1. Elevasi permukaan rumput dan tanaman penutup harus sesuai dengan
Gambar Kerja.
4.4.2. Tanah yang akan ditanami rumput dan tanaman penutup harus
digali/dikupas sedalam 20 - 30 cm, dan kemudian diisi dengan tanah
urug tersebut dalam butir 4.2.1. dari Spesifikasi ini.
4.4.3. Setiap kali selesai pelaksanaan penanaman rumput dan tanaman
penutup, harus segera dilakukan penyiraman dengan air yang bebas dari
bahan/zat yang dapat mematikan tanaman.
4.5. Pemeliharaan Tanaman.
- Pekerjaan pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan, penggantian
tanaman dan rumput yang rusak, pemangkasan, pemupukan,
pemberantasan hama.
- Pekerjaan pemeliharaan tanaman dilaksanakan dengan memperhatikan
ketentuan.
- Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk Gambar Kerja,
ketentuan Persyaratan teknis dan sesuai petunjuk Pengawas.
- Pemeliharaan harus dilaksanakan Kontraktor segera setelah pekerjaan
penanaman selesai. Masa pemeliharaan sesuai ketentuan dalam Kontrak.
- Selama itu, Kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara semua
tanaman dan mengganti setiap tanaman yang rusak atau mati.
- Semua penggantian tanaman dengan yang baru menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
- Pemeliharaan tanaman harus disesuaikan dengan sifat dan jenis tanaman
yang ditanam.
- Bahan dan peralatan yang dipergunakan dalam setiap jenis pekerjaan
pemeliharaan harus benar-benar baik, memenuhi standar pengerjaan yang
dibutuhkan dan tidak merusak tanaman.
- Pupuk dan obat anti hama yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
dalam Persyaratan teknis ini.
- Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis/ bentuk/warna tanaman
yang di tanam dan disetujui Pengawas.
4.6. Penyiraman.
- Penyiraman harus dengan air bersih yang bebas dari segala bahan
organik/zat kimia/bahan lain yang dapat merusak pertumbuhan tanaman.
- Penyiraman dilakukan dengan cara :
a. Memakai alat khusus untuk menyiram tanaman seperti emrat yang
memiliki lubang banyak pada ujung keluarnya air sehingga dapat
menyebar air secara merata ke seluruh permukaan tanah yang disiram.

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-5

b. Memakai slang air terbuat dari plastik yang dihubungkan dengan


kran/sumber air yang terdekat. Penyiraman dilakukan dengan cara
memancarkan air menggunakan nozzle atau sprinkler.
c. Penyiraman dilakukan secara teratur terutama di musim kemarau bagi
tanaman dan rumput yang baru ditanam dan juga bagi tanaman dalam
tempat penampungan.
- Jadwal penyiraman adalah sebagai berikut :
a. Dua kali sehari secara teratur bagi semua jenis tanaman dan rumput
yang baru ditanam dan semua tanaman dalam penampungan
sementara, sebelum pukul 10.00 pada pagi hari dan sesudah pukul
15.30, pada sore hari sampai tanaman tersebut tumbuh sehat dan kuat.
b. Semua jenis tanaman dan rumput yang sudah terlihat tumbuh baik dan
kuat harus disiram satu kali sehari pada sore hari setelah pukul 15.30.
c. Penyiraman dilakukan sampai cukup membasahi bawah permukaan
tanah.
d. Tanaman yang masih terlihat cukup basah tanahnya pada sore hari, tak
perlu disiram lagi. Penyiraman yang berlebihan tidak diijinkan. Air
harus dapat terserap baik oleh tanah di sekitar tanaman.
- Penggantian Tanaman.
a. Kontraktor wajib melakukan penggantian setiap pohon, tanaman
penutup atau rumput yang ditemukan rusak atau mati.
b. Semua penggantian dengan tanaman baru menjadi tanggung jawab
Kontraktor sampai masa pemeliharaan yang ditentukan berakhir.
c. Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis/bentuk/ warna tanaman
yang ditanam dan disetujui Pengawas.
d. Penggantian tanaman harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak merusak tanaman lain di sekitarnya pada saat mencabut dan
menanam yang baru.
e. Penggantian tanaman dilaksanakan pada sore hari antara pukul 15.30 -
18.00, dan dilanjutkan dengan penyiraman.
4.7. Pemberantasan Hama Penyakit.
Pemberantasan hama penyakit dilakukan sebelum tanaman terserang penyakit.
Pemberantasan untuk hama (serangga dan ulat) dilakukan dengan cara
penyemprotan keseluruh permukaan daun, batang dan cabang.
Bahan yang dipakai adalah pestisida campuran Basudin/Diazinon 60 EC dan air
dengan perbandingan 2 cc obat : 1 liter air.
Untuk pemberantasan jamur dan sejenisnya digunakan fungisida Dithane M-45
yang dicampur air (2 gr/liter air). Pemberantasan dilakukan dengan
penyemprotan ke seluruh permukaan daun, batang dan cabang.
Untuk memberantas penggerek batang, digunakan BHC dan untuk
memberantas siput dapat digunakan Metdex yang disebarkan di sekitar pohon.
- Penyemprotan hama dan jamur .

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-6

- Untuk rumput, dilakukan 2 (dua) bulan sekali.


- Untuk tanaman dilakukan 1 (satu) bulan sekali.
Penyemprotan hama dan jamur dilakukan secara bergantian. Untuk
penyemprotan dari jenis obat yang berbeda jangan dilakukan sekaligus tetapi
beda waktu selang 2 minggu.

PASAL 2
GALIAN, URUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :


a. Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga
kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap
sementara sementara jika diperlukan.
b. Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang
membutuhkan galian dan/atau urugan kembali seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
c. Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan di lokasi dimana terdapat sisa
konstruksi atau instalasi yang berada di bawah tanah yang sudah tidak berfungsi
lagi sesuai dengan petunjuk Pengawas..
d. Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke
suatu tempat pembuangan yang telah ditentukan. Penggalian dan pengangkutan
bahan timbunan dari suatu tempat galian. Melengkapi pekerjaan seperti
ditentukan dalam Spesifikasi ini.

2. PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.1. Penggalian.
2.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas. Lebar
galian harus dibuat cukup lebar untuk memberikan ruang gerak dalam
melaksanakan pekerjaan.
2.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja
dan Pengawas dapat menginstruksikan perubahan-perubahan bila
dianggap perlu.
2.1.3. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya
kepada Pengawas untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.
2.1.4. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus
bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-7

Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas sebelum menempatkan


bahan urugan.
2.1.5. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana,
Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk
Pengawas, sampai kedalaman yang memiliki permukaan yang sesuai.
2.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan
sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau
air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian. Untuk
menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan
tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah ke dalam lubang
galian. Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air
hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa.
2.1.7. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian
Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas tanpa tambahan
biaya dari Pemilik Proyek.
2.2. Urugan dan Timbunan.
2.2.1. Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan
dan lokasi pengerjaan urugan/timbunan telah disetujui Pengawas.
2.2.2. Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum
pekerjaan terdahulu disetujui Pengawas.
2.2.3. Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat
disimpan oleh Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang
memudahkan pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan
penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui
Pengawas.
2.2.4. Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton
minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari,
atau setelah mendapat persetujuan dari Pengawas.
2.2.5. Urugan kembali lubang pondasi / pasangan harus dilakukan dengan
persetujuan Pengawas.
2.2.6. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dan tiap-tiap lapis dipadatkan
2.3. Pemadatan.
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk
memadatkan urugan maupun daerah galian. Bila tingkat pemadatan tidak
memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai pemadatan sesuai
ketentuan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan
dengan baik harus disingkirkan dan atau harus dipadatkan kembali sesuai
petunjuk Pengawas.

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-8

PASAL - 3
PEKERJAAN BETON (CANSTEEN/KEREB)

1. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton pada tempat-tempat seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
2. PROSEDUR UMUM.
2.1. Gambar Detail Pelaksanaan.
Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus diserahkan Kontraktor kepada
Pengawas untuk disetujui.
Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi, ukuran, sisipan dan
pekerjaan lainnya yang terkait.
2.2. Contoh Bahan.
2.2.1. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
materialuntuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
2.2.2. Contoh-contoh material yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan,
akan dipakai sebagai standart/pedoman untuk memeriksa/ menerima
material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
2.3. Syarat Pengiriman dan Penyimpanan .
2.3.1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan
tidak cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/
kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.
2.3.2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup kering,
tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
pabrik.
2.3.3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
2.3.4. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan selama
pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib
mengganti atas beban Kontraktor sendiri.
3. BAHAN - BAHAN
3.1. Mutu Beton.
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah sesuai dengan
gambar kerja yakni beton K225, dan harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam PBI 1971. Adapun beton ini dipakai untuk pekerjaan sloof,
kolom praktis, ring balok, pondasi, lantai, dan lain-lain seuai dengan gambar
kerja.
3.2. Semen.
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SII-0013, seperti Semen
Tonasa, Tiga Roda atau setara. Sebelum pengadaan semen, sertifikat semen
harus diserahkan kepada Pengawas untuk disetujui, termasuk metoda dan cara

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-9

pengangkutan harus disertakan. Semen harus diadakan dalam kemasan besar


atau zak, dengan persetujuan dari Pengawas.
3.3. Pasir & Batu Pecah.
Pasir / batu pecah harus memenuhi NI-3.
3.4. Air.
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas
dari unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan anorganik
lainnya.
Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu diuji.
Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan di
atas, harus diuji dan disetujui Pengawas.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Cara Pemasangan
4.1.1. Pemasangan harus sesuai dengan petunjuk gambar teknis.
4.1.2. Takaran untuk semen portland, pasir harus disetujui terlebih dahulu oleh
Pengawas Lapangan.
4.2. Syarat pengamanan Pekerjaan
4.2.1. Kereb beton yang telah dipasang dihindarkan dari benturan benda keras
selama 3 x 24 jam setelah pemasangan.
4.2.2. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
4.2.3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan/Seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.

PASAL - 4
PASANGAN BATA

1. URAIAN PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi dan tidak terbatas pada penyediaan tenaga kerja, peralatan,
alat-alat bantu yang dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat-
tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2. PROSEDUR UMUM

2.1. Contoh Bahan.


Contoh bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
2.2. Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan. Bata
harus disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimum 1.50 m.

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-10

Semen harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana tertera
nama pabrik serta merek dagangnya. Penyimpanan semen harus dilaksanakan
sesuai ketentuan Persyaratan teknis dari pabriknya.

3. BAHAN-BAHAN

3.1. Batu Bata.


3.1.1. Batu bata harus batu bata merah dari mutu yang terbaik dengan
pembakaran sempurna dan merata, produksi lokal dengan ukuran
nominal 55 mm x 110 mm x 230 mm atau sesuai dengan ukuran lokal
yang dapat diperoleh, yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing
dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran. Khusus pasangan
dinding bata ekspos harus menggunakan bata super dengan persetujuan
Pengawas.
3.1.2. Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal
25kg/cm2, sesuai ketentuan SII-0021 dan SK SNI S-04-1989-F.
3.2. Adukan dan Pelesteran.
Adukan dan pelesteran untuk pasangan batu bata harus memenuhi ketentuan
Persyaratan teknis Adukan dan Plesteran.

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1. Adukan.
Pada pasangan ikatan buis beton dipakai adukah 1 Pc : 4 Ps.
Bahan adukan dan jumlah campuran adukan serta pengerjaannya harus
memenuhi ketentuan Persyaratan teknis Adukan dan Plesteran.
4.2. Pemasangan.
4.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa
dengan seksama Gambar Kerja dan melihat keadaan di tempat pekerjaan
tersebut di atas yang akan dilaksanakan. Sebelum digunakan, batu bata
harus direndam dalam air menggunakan bak air/drum hingga jenuh.
Dinding harus dipasang dan didirikan menurut masing-masing ukuran,
ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
4.2.2. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah dua melebihi dari
5% dan yang patah lebih dari dua.
4.2.3. Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus padat
sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang lurus/menerus
dan rata.
4.2.4. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok rapih
sedalam 10 mm dan dibersihkan dengan sapu lidi untuk kemudian
disiram air.
4.2.5. Sebelum dipelester, pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu sampai jenuh.

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-11

4.3. Perawatan dan Perlindungan.


4.3.1. Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7
hari setelah didirikan.
4.3.2. Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu-waktu
hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari
tembok.
4.4. Pelesteran dan Pengacian.
Pelesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Persyaratan
teknis Adukan dan Plesteran.

PASAL - 5
ADUKAN DAN PLESTERAN

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan pelesteran (kasar dan halus),
seperti dinyatakan dalam Gambar Kerja atau ketentuan dalam Persyaratan teknis ini.

2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas untuk
disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
2.2. Pengiriman dan Penyimpanan.
2.2.1. Pengiriman dan penyimpanan bahan semen harus sesuai ketentuan
pabrik.
2.2.2. Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air,
dengan kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran
pembuangan yang memadai, dan bebas dari benda-benda asing. Tinggi
penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar tidak berhamburan.

3. BAHAN-BAHAN
3.1. Semen.
Semen tipe I harus memenuhi standar SII-0013, seperti Semen Tonasa, Tiga
Roda atau yang setara. Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek
dagang.
3.2. Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau
kotoran lain yang merusak dengan ukuran atau perbandingan butir-butir yang
seragam mulai dari yang kasar sampai pada yang halus.
3.3. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organik yang
bersifat merusak.

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-12

Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada
dasarnya semua air yang digunakan harus disetujui Pengawas.

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Perbandingan Campuran Adukan dan/atau Pelesteran.
4.1.1. Campuran 1 semen dan 2 pasir digunakan untuk adukan kedap air,
adukan kedap air 15 cm di bawah permukaan tanah sampai 20 cm di
atas lantai, tergambar atau tidak tergambar dalam Gambar Kerja,
pelesteran permukaan beton yang terlihat dan tempat-tempat lain seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
4.1.2. Campuran 1 semen dan 4 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan
pelesteran selain tersebut di atas, kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.
4.1.3. Pencampuran.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau
alat pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata,
untuk kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan
kembali.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran
minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian. Adukan yang tidak
digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah pencampuran tidak
diijinkan digunakan.
4.2. Persiapan dan Pembersihan Permukaan.
4.2.1. Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau pelesteran
harus bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang
mengganggu.
4.2.2. Pekerjaan pelesteran hanya diperkenankan setelah selesainya
pemasangan instalasi listrik dan plumbing serta seluruh bagian yang
akan menerima pelesteran telah terlindung di bawah atap. Permukaan
yang akan dipelester harus telah berusia tidak kurang dari dua minggu.
Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan air
hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan.
4.3. Pemasangan.
4.3.1. Pelesteran Batu Bata.
Pekerjaan pelesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai.
Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang pelesteran
dibagi-bagi dengan kepala pelesteran yang dipasangi kelos-kelos sementara dari
bambu. Kepala pelesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak
dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan
bidang.
Setelah kepala pelesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan
dinding baru dapat ditutup dengan pelesteran sampai rata dan tidak ada
kepingan-kepingan kayu yang tertinggal dalam pelesteran. Seluruh permukaan

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-13

pelesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan aka dilapis dengan bahan
lain. Sisa-sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan
bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat
dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi
dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja
tulangan.
4.3.2. Pelesteran Permukaan Beton.
Permukaan beton yang akan diberi pelesteran harus dikasarkan, dibersihkan
dari bagian-bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian dipelester.
Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat, minyak, lemak, lumut dan
sebagainya sebelum pekerjaan pelesteran dimulai.
Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah
pelesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan pelesteran dirawat dengan
penyiraman air.
Pelesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak-retak, tidak
tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
4.4. Ketebalan Adukan dan Pelesteran.
Tebal adukan dan/atau pelesteran minimal 10 mm, kecuali bila dinyatakan lain
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas.
4.5. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah pelesteran disiram air sampai jenuh sehingga
pelesteran menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada
bagian yang retak dan setelah pelesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah
kering betul. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan,
Kontraktor harus selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air
sampai jenuh, sekurang-kurangnya dua kali setiap harinya.
4.6. Pemeriksaan.
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa. Kontraktor setiap waktu
harus memberi kemudahan kepada Pengawas untuk dapat memeriksa pada
bagian yang telah diselesaikan.
Bagian yang ditemukan tidak memuaskan; seperti pada plesteran dan acian
yang tidak sempurna dan retak akibat kelalaian kontraktor terutama pada bagian
pemasangan instalasi yang tertanam atau pada pemasangan pintu & jendela dan
pada bagian lainnya; harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara yang sama
dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.
4.7. Lapisan Kedap Air.
Pada bagian yang memerlukan lapisan kedap air seperti tanki air bawah tanah
atau lainnya yang ditunjukan gambar kerja harus diberi lapisan kedap air.
4.7.1. Bahan lapisan kedap air yang digunakan sperti AM Product, Cemecryl
Elastis, Silasec atau yang setara. Contoh berikut data teknis bahan yang
akan dipakai harus diserahkkan kepada Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan Aplikasi pelaksanaanya harus sesuai dengan ketentuan
teknis dari pabrik.

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-14

4.7.2. Pemeriksaan
Dilakukan pemeriksaan dengan 24 jam pengujian kebocoran, jika
ternyata masih ada kebocoran atau rembesan maka harus diulangi atau
diperbaiki lagi hingga sempurna tanpa tambahan biaya dari Pemilik
Proyek.

PASAL - 6
PEKERJAAN PAVING BLOCK

1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Menyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan


termasuk alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik
dan sempurna.
1.2. Pekerjaan ini meliputi :
- Persiapan area sub grade dan sub base
- Urugan pasir dan pemadatannya. (pasir extra
- Pasangan Paving Block dan assesories ex conblock.atau setara tebal 8 cm
type dan warna lihat External Finish Schedule.

2. PERSYARATAN BAHAN

2.1. Semua pavers adalah kualitas satu. Jangan gunakan unit pavers yang pecah,
retak, lobang, berubah warna dan cacat lainnya yang mungkin kelihatan atau
menyebabkan pekerjaan yang terpasang menjadi bernoda.
2.2. Potong unit pavers dengan peralatan gergaji mesin untuk mendapatkan
pinggiran yang bersih, tajam dan tidak pecah. Potong unit untuk mendapatkan
pola yang ditunjuk dan agar serasi dengan pekerjaan sebelahnya dengan rapi.
Gunakan unit yang utuh tanpa potongan jika memungkinkan. Memotong
dengan palu tidak disetujui.
2.3. Pola sambungan : Sesuai yang ditunjuk di gambar
2.4. Toleransi : Tidak boleh melebihi 0.5 inci unit ke unit offset dari flush (lippage)
dan tolerasi dari 2 mm dalam 3 meter dari level atau slope seperti yang ditunjuk
untuk finish permukaan paving.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

3.1. Padatkan tanah sub grade secara merata


3.2. Taburkanan/ pasang batuan grade dengan dimensi 5-7cm untuk sub base dan
base di atas sub grade yang dipadatkan. Sediakan ketebalan base dan sub base
yang dipadatkan sampai dengan level yang dikehendaki. Padatkan sub base dan
base sampai padat menggunakan Stamper minimal Mikasa MTR 80.

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-15

3.3. Taburkan batuan setebal 30 mm grade dengan dimensi 1-2 cm untuk base di
atas sub grade yang dipadatkan. Padatkan base dengan stamper sampai dengan
level yang dikehendaki.
3.4. Taburkan pasir (pasir Extra beton) pada lapisan perataan dan lapis sampai
ketebalan 60 mm – 70 mm, jaga agar kandungan kelembaban tetap konstan dan
kepadatan longgar dan konstan sampai pavers beton dipasang dan dipadatkan.
3.5. Berikan treatment pada laveling base dengan sterilizer tanah untuk menghambat
pertumbuhan rumput-rumput.
3.6. Pasang pavers beton : dengan lebar sambungan minimum 1 mm dan maksimum
4 mm, hati-hati jangan mengganggu leveling base. Jika pavers mempunyai
spacer bars, tempatkan pavers dengan tangan yang kencang terhadap spacers
bars. Gunakan tali untuk menjaga garis yang lurus. Pilih unit dari 4 atau lebih
cubes untuk mencampur variasi warna dan texture. Isi gap antar unit yang
melebihi 4 mm dengan potongan yang dipotong agar serasi dari unit pavers
yang untuh.
3.7. Getarkan pavers beton sampai ke leveling course dengan vibrator plat
almplitube rendah berkemampuan 1500 - 2500 kg kekuatan pemadatan.
Lakukan sekurang-kurangnya 3 kali bolakbalik.
Getarkan di bawah kondisi berikut :
- Setelah pavers pingir terpasang dan permukaan telah selesai dan sebelum
permukaan terkena hujan.
- Sebelum mengakhiri pekerjaan harian, padatkan sepenuhnya pavers beton
yang terpasang dalam 1 m dari laying face. Tutup lapisan yang terbuka
dengan lembaran plastik yang tak bernoda, lebihkan penutup 1,2 m pada
setiap sisi dari laying face untuk melindungi terhadap hujan.
3.8. Sebarkan pasir secepatnya setelah menggetarkan pavers ke lapisan perataan.
Sapu dan getarkan pasir sampai sambungan-sambungan betul-betul terisi
penuh, kemudian singkirkan pasir yang lebih.
3.9. Ulangi proses pengisian sambungan 30 hari kemudian.
3.10. Tempatkan unit pavers secara hati-hati dengan tangan pada jalan yang lurus
untuk menjaga ketepatan dan keseragaman permukaan atas dengan akurat.
Lindungi unit pavers yang baru dipasang dengan plywood sebagai tempat
berdiri para pekerja. Majukan panel pelindung seiring kemajuan pekerjaan
tatapi tetapi lindungi daerah tersebut sesuai dengan perpindahan selanjutnya
bahan-bahan dan peralatan untuk menghindari cekukan atau mengganggu
keserasian unit pavers.
Jika diperlukan tambahan ketinggian pada paving dan sebelum pekerjaan
mengisi sambungan, gilas dengan gilasan mesin setelah terdapat panas yang
cukup dipermukaan dari udara panas beberapa hari. Periksa dan jaga ketepatan
garis sesering mungkin.
3.11. Joint Treatment : tempatkan unit pavers dengan penyambungan dengan tangan
secara kencang isi dengan campuran kering dari 1 bagian semen porland dan 3
bagian pasir dengan cara menyapu campuran tersebut diatas permukaan paving

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-16

sampai sambungan-sambungan yang sama agar tidak kelihatan tanda -tanda


penggantian.
3.12. Singkirkan dan ganti unit pavers yang longgar, retak, patah, bernoda atau
kerusakan lain atau unit tidak serasi dengan unit sebelah seperti yang
dikehendaki. Sediakan unit-unit baru untuk mencocokan unit yang bersebelahan
dan pasang dengan cara yang sama seperti unit semula, dengan melakukan
pengisian sambungan yang sama agar tidak kelihatan tanda-tanda penggantian.
3.13. Sediakan perlindungan akhir dan jagalah keadaan tersebut dengan suatu cara
yang disetujui oleh installer yang menjamin pekerjaan unit pavers tidak rusak
atau menjadi jelek pada saat Serah Terima Pekerjaan.

PASAL - 7
PEKERJAAN TATA HIJAU

1. LINGKUP PEKERJAAN

Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan ini meliputi penanaman pohon
pada titik-titik yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
direksi Pengawas.

2. PERSYARATAN BAHAN

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur


II-17

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-


gambar yang ada dan kondisi lapangan (ukuran dan titik perletakan pohon), pola
lay-out/ penempatan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum penanaman, bibit pohon dan bahan material yang lain ditempat
pekerjaan harus diletakan pada ruangan/ tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
harus terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan di setiap penanamanpohon dalam penanamannya harus sekuat
mungkin sehingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga
kerapihan
4. Pemakaian jenis dan pola pohon tidak boleh menyimpang dari persyaratan.

Bab II - Syarat-syarat Teknis Arsitektur

Anda mungkin juga menyukai