Anda di halaman 1dari 44

SOP

BUDIDAYA
TOMAT

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
tersusunnya Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya
Tanaman secara Organik. Buku ini mengulas cara berbudidaya yang
benar, baik dan spesifik lokasi untuk beberaptanaa tanaman pangan,
tanaman obat dan tanaman sayuran yang mencakup
pemilihan/penetapan lokasi, pemilihan benih, penyemaian benih,
penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian
OPT, pemanenan, dan pascapanen dan pengemasan.
Peningkatan daya saing produk pertanian yang baik secara kualitas
semakin meningkat , Terlebih di mas pendemi COVID 19 ini,
permintaaan akan produk pertanian yang sumbernya bias dipercaya dan
terjamin kualitasnya menjadi sebuah incaran. Faktor-faktor lain yang
menyebabkan pentingnya peningkatan daya saing produk pertanian
tersebut yaitu kepedulian konsumen terhadap keamanan pangan dan
aspek lingkungan serta adanya persaingan yang semakin ketat antar
negara produsen.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah perbaikan teknologi budidaya
melalui penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP), budidaya yang
berdasar atas norma budidaya yang baik (Good Agriculture
Practices/GAP). Buku SOP Budidaya Tanaman spesifik komoditas dan
lokasi yang telah disusun oleh Yayasan Trukajaya semoga dapat
diterapkan di lapangan.

2
Penyusunan Buku SOP ini berdasarkan hasil informasi dari berbagai
sumber yang sudah memiliki pengalaman dan beberapa informasi dari
internet.. Diharapkan Buku SOP Budidaya Tanaman secara Organik ini
dapat dijadikan acuan/pedoman bagi semua pihak di daerah lain dalam
menyusun SOP budidaya sesuai kondisi masing-masing daerah.
Namun demikian, Buku SOP ini dapat terus dilakukan perbaikan-
perbaikan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan pasar. Akhirnya
kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan aktif dalam penyusunan buku ini, terlebih bagi berbagi pihak
yang telah memberikan informasi dengan sukarela .

Salatiga, Januari 2021


Direktur Trukajaya

3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. ALUR BUDIDAYA TOMAT
2. PEMILIHAN LOKASI
3. PEMILIHAN BENIH
4. PERSEMAIAN
5. PENANAMAN
6. PEMUPUKAN
7. PEMELIHARAAN
8. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
9. PANEN
10. PASCA PANEN
DAFTAR PUSTAKA

4
ALUR BUDIDAYA TOMAT
1. PEMILIHAN LOKASI
2. PEMILIHAN BENIH
3. PERSEMAIAN
4. PENANAMAN
5. PEMUPUKAN
6. PEMELIHARAAN
7. ENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
8. PANEN
9. PASCA PANEN

5
Standar
Tanggal Dibuat
Operasional
Nomor : ………….
Prosedur
SOP…….
“Pemilihan Revisi…………… Disahkan
Lokasi” Tanggal………… …………………

1. Definisi dan Tujuan


Pemilihan lokasi adalah memilih dan menentukan lokasi tanam yang
sesuai dengan persyaratan tumbuh jenis sayuran organik yang akan
ditanam. Tujuannya untuk mendapatkan lokasi yang sesuai dengan
persyaratan budidaya sayuran organik.

2. Informasi Pokok :
2.1. Tomat dibedakan menjadi 2 jenis menurut tipe pertumbuhannya,
yaitu determinate (tipe tanaman rendah) dan indeterminate (tipe
tanaman tinggi)
2.2. Pada umumnya cabai dapat di tanam di dataran rendah (50 mdpl)
sampai dataran tinggi (± 1.200 mdpl) tergantung tipe varietas cabai
2.4. Tanaman cabai memerlukan sinar matahari penuh dengan lama
penyinaran 12 - 14 jam/hari
2.5. Tanaman memerlukan suhu optimal antara 20°C - 27°C.
2.6. Kelembaban udara yang ideal bagi tanaman cabai 60 - 70%
2.7. Jenis tanah yang cocok untuk budidaya cabai harus subur, gembur,
kaya bahan organic, tidak becek tergenang air

6
2.8. PH optimum yang ideal 5,5, - 6,8. Ph dibawah 5,5, atau diatas 6,8
akan memberikan hasil produksi yang rendah
2.9. Pada lahan terbuka curah hujan yang ideal adalah 750 - 1.250
mm/tahun

3. Prosedur Kerja
3.1. Mencari Informasi lahan
a. mencari informasi riwayat pemakaian lahan sebelumnya (jenis
tanaman dan pola budidayanya)
b. Mencari informasi kondisi lahan saat ini (system pengairan,
naungan, kondisi tanah)
3.2. Mencari data pendukung
a. mencari data iklim
b. mencari data ketinggian
3.3. Mencari data sumber air
a. mencari informasi dari mana sumber air pengairan lahan
didapatkan dan mengalir ke mana lagi.

7
Standar
Tanggal Dibuat
Operasional
Nomor : ………….
Prosedur
SOP…….
“Pengolahan Revisi………… Disahkan
lahan” Tanggal……… …………………

1. Definisi dan tujuan


Pengolahan lahan adalah Kegiatan pengolahan tanah agar struktur
tanah menjadi baik sehingga tanah menjadi gembur, aerasi dan
drainase lebih baik, serta membentuk bedengan sebagai tempat
tumbuhnya tanaman sayuran organik, sehingga kondisi lahan dapat
ditanami sesuai persyaratan tumbuh tanaman.

2. Informasi Pokok
2.1. Lahan/media tanam untuk budidaya tanaman sayuran harus
memiliki kesuburan yang cukup baik.Kesuburan tanah/media tanam
yang rendah tidak boleh diatasi dengan penggunaan pupuk kimia
sintetis.
2.2. Peningkatan kesuburan tanah dilakukan melalui diversifikasi
(keanekaragaman) tanaman, rotasi dengan tanaman kacang-
kacangan, pemberian pupuk hijau, pupuk kandang dan cara lain yang
diperbolehkan.
2.3. Persiapan lahan dilakukan tanpa praktek pembakaran vegetasi.
2.4. Pengolahan lahan tidak terlalu intensive (minimum tillage).

8
2.5. Penyiapan lahan dilakukan tanpa menimbulkan erosi permukaan
tanah, kelongsoran tanah dan atau kerusakan sumberdaya lahan.

3. Prosedur pelaksanaan :
3.1. Lahan dibersihkan dari tanaman-tanaman yang ada, sisa-sisa
perakaran, tunggul, batu-batu dan sampah.
3.2. Tanah digemburkan dengan cangkul/hand traktor sampai kedalaman
20-30 cm.
3.3. Lahan dibiarkan/dikering-anginkan selama 7 - 10 hari.Lahan dibentuk
sedemikian rupa agar menjadi datar.
3.4. Dibuat bedengan dengan lebar 100-120 cm. Jarak antar bedengan
30-40 cm. panjang bedengan sesuai kebutuhan. dan tinggi 20 - 30
cm.
3.5. Tinggi dan lebar bedengan disesuaikan dengan keadaan musim saat
penanaman. Jika penanaman dilakukan pada musim penghujan
bedengan bisa dibuat lebih tinggi yaitu 40 - 45 cm.
3.6. Pada musim hujan tinggi bedengan 50 cm agar perakaran tanaman
tidak terendam air sewaktu hujan deras.Beri pupuk organik sesuai
kebutuhan dan tutup dengan tanah.
3.7. Buat lubang tanam 60 x 60 cm.
3.8. pada saat pengolahan tanah, jika dirasa PH tanah kurang perlu
dilakukan penambahan dolomite untuk meningkatkan PH tanah,
serta dapat mencegah penyakit busuk ujung akar tanaman
cabai yang disebabkan kekurangan unsur Calsium (Ca).

9
3.9. Berikan pupuk dasar (pupuk fermentasi atau pupuk kandang) pada
saat pengolahan lahan sebanyak 15 - 20 ton/ha

10
Standar
Tanggal Dibuat
Operasional
Nomor : ………….
Prosedur
SOP…….
“Penyemaian Revisi…………… Disahkan
Benih” Tanggal……… ………………….

1. Definisi dan tujuan


Penyemaian benih merupakan proses penyiapan bibit tanaman baru
sebelum di tanam pada lahan sesungguhnya. tujuan dari penyemaian
benih agar tanaman lebih siap/tahan terhadap factor luar yang dapat
menghambat proses pertumbuhan benih menjadi bibit tanaman

2. informasi Pokok
2.1 . benih
adalah biji yang tidak melalui proses germinasi
(perkecambahan). Jadi benar-benar masih berbentuk biji
tanaman/ tumbuhan.
2.2. Sehari sebelum menebar benih, masukkan media tanam ke
wadah semai (tray/pot/polibag). Kemudian basahi terlebih
dulu media tanam, dan upayakan media tanam dalam kondisi
gembur (tidak padat).
2.3. Persemaian tomat membutuhkan tempat yang terang dan
usahakan wadah semai terhindar dari gangguan seperti
binatang dan anak-anak

11
2.4. Penyiraman pada persemaian perlu diperhatikan. Bibit harus
mendapatkan air yang cukup untuk pertumbuhannya

3. Prosdur kerja
3.1. pemilihan wadah semai.
Wadah semai yang biasa digunakan adalah nampan, tray, polibag,
pot, kaleng bekas dan sebagainya. Yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan wadah adalah bagian dasar wadah semai harus
diberi lubang secukupnya untuk kelancaran sirkulasi air (agar
kelebihan airnya keluar dari wadah tersebut, sehingga media
semainya tidak becek atau kelebihan air). Bisa juga bagian
samping dari wadah tersebut diberi lubang untuk lebih
memperlancar sirkulasi air.
3.2. Media Semai.
Media semai dapat berupa campuran tanah, pasir atau sekam
bakar, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1-
2 : 1 : 1. Yang terpenting, pada saat benih atau bibit dimasukkan
ke media semai, media semainya harus "gembur (tidak padat
dan keras)", sehingga akar bibit/benih yang akan tumbuh
nantinya leluasa menembus media semai tersebut
3.3. Menyemai benih
Masukkan benih dengan kedalaman 0,2 - 4,5 cm (tergantung
ukuran benihnya, untuk melihat kedalaman dari masing2 benih,
silakan klik nama tanaman pada tabel di bawah sendiri).

12
Kedalaman yang dimaksud adalah ketebalan tanah yang
menutupi benih/biji tersebut..
Cara memasukkannya dengan membuat lubang kecil terlebih
dulu sedalam 0,2 - 0,5 cm ditambah ketebalan benih. Selanjutnya
benih diletakkan di dalam lubang tsb, kemudian tutupi dengan
media semai/tanam (tanah) di sekitar benih tsb.
3.4. Setelah itu siram dengan semprotan air yang halus (sprayer)
3.5. Tutup wadah semai menggunakan plastik bening yang diberi
beberapa lubang kecil, sehingga kelembaban media
semai/tanam lebih terjaga. Jika media semainya (tanahnya)
kering dan akan disiram, buka terlebih dulu plastiknya baru
disiram dan tutup kembali.
Ketika nanti sudah muncul tunas atau berkecambah, maka buka
tutup plastik tersebut dan jangan ditutupi lagi dengan plastik.
3.6. Benih yang telah disemai menjadi bibit dipelihara dengan
penyiraman, sampai umur bibit ± 15 hari.

13
Standar
Tanggal Dibuat
Operasional
Nomor : ………….
Prosedur
SOP…….
Revisi…………… Disahkan
“Pindah Tanam”
Tanggal………… ………………

1. Definisi dan tujuan


Pindah tanam adalah memindahkan bibit tanaman yang sudah siap
ke lahan atau media tanam yang lain yang telah disiapkan. Tujuan
pemindahan bibit agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal dan
memperoleh kebutuhan unsure hara yang cukup untuk pertumbuhan
maksimal

2. Informasi pokok
2.1. Bibit yang dipindah tanamkan adalah bibit yang berumur ± 30 -
45 hari di persemaian
2.2. Bibit yang dipilih sebaiknya memiliki penampilan yang baik
dan sehat
2.3. Waktu pemindahan bibit sebaiknya dilakukan pada pagi atau
sore hari untuk mencegah kelayuan tanaman
2.4. Pemindahan bibit sebagiknya dilakukan secra hati-hati agar akar
tanaman tidak banyak yang rusak/patah, sehingga tidak
menghambat pertumbuhan tanaman

14
3. Prosedur kerja
3.1. Siapkan bibit yang sudah berumur ± 30 - 45 hari
3.2. masukkan bibit pada lubang tanam yang telah disediakan. Jika
penyemaian menggunakan polybag maka, plastic polybag harus
disobek kemudian masukkan semua mediatanam tanpa
mencabut akar tanaman
3.3. Tutup dan ratakan dengan tanah sekitar
3.4. untuk bibit yang ditanam dalam persemaian bedeng, masukkan
tanaman kemudian timbun dengan tanah bekas galian lubang.
3.5. Ratakan tanah yang telah ditanami bibit kemudian siram dengan
air untuk menjaga kelembaban

15
Standar
Tanggal Dibuat
Operasional
Nomor : ………….
Prosedur
SOP…….
Revisi…………… Disahkan
“Pemupukani”
Tanggal………… ………………

1. Definisi dan tujuan.


Pemupukan adalah memberikan unsur tambahan kedalam
tanah/media tanam agar tanaman dapat memenuhi kebutuhan unsur
hara yang diperlukan dan pertumbuhan tanaman dapat maksimal

2. Informasi pokok
2.1. Pemupukan dasar dilakukan pada saat pengolahan tanah awal.
Pupuk kompos dapat diberikan sebanyak 15 - 20 ton/ha
2.2. Pemberian pupuk kandang yang belum masak dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, bahkan dapat
mematikan tanaman karena akar tanaman tidak kuat menahan
panas. Pada tahap ini, tanah yang telah ditaburi pupuk kandang
dicangkul kembali tipis-tipis dan diratakan

3. Prosedur kerja
3.1. Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu setelah ditanam, harus
segera diberi pupuk buatan. Dosis pupuk Urea dan KCl dengan
perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman antara 1-2 gram.

16
Pemupukan dilakukan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm
dari batang tanaman tomat kemudian pupuk ditutup tanah dan
disiram dengan air. Pupuk Urea dan KCl tidak boleh mengenai
tanaman karena dapat melukai tanaman.
3.2. Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 2-3
minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl
sebanyak ± 5 gr. Pemupukan dilakukan di sekeliling batang
tanaman sejauh ± 5 cm dan dalamnya ± 1 cm kemudian pupuk
ditutup tanah dan disiram dengan air.
3.3. Bila pada umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur
dapat dipupuk lagi dengan Urea dan KCl sebanyak 7 gram. Jarak
pemupukan dari batang dibuat makin jauh yaitu ± 7 cm.

17
Standar
Tanggal Dibuat
Operasional
Nomor : ………….
Prosedur
SOP…….
Revisi…………… Disahkan
“Penyulaman”
Tanggal………… …………………

1. Definisi dan tujuan


Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang
pertumbuhannya tidak normal, misalnya tumbuh kerdil. Tujuan agar
tanaman tumbuh dengan baik sama dengan tanaman lain yang
ditanam/tidak ada kelainan, sehingga hasil panen yang didapatkan
maksimal

2. Informasi Pokok :
2.1. Penyulaman sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam.
Namun jika satu minggu sudah terlihat adanya tanaman yang
mati, layu, rusak atau pertumbuhannya tidak normal,
penyulaman sebaiknya segera dilakukan. Hal lain yang harus
diperhatikan dalam penyulaman adalah bibit yang digunakan.
2.2. Bibit yang digunakan untuk menyulam diambil dari bibit
cadangan yang telah dipersiapkan sebelumnya bersamaan
dengan bibit lain yang bukan bibit cadangan.
2.3. Bibit yang digunakan untuk menyulam adalah bibit yang tumbuh
dengan baik dan sehat

18
3. Prosedur kerja ;
Cara penyulamannya adalah apabila tanaman yang telah mati, rusak,
layu, atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat
lubang tanam baru ditempat tanaman terdahulu, dibersihkan dan
diberi nematisida organik bila dipandang perlu.
Setelah itu, bibit yang baru ditanam pada tempat tanaman terdahulu
dengan cara penanaman bibit terdahulu.

19
Standar
Tanggal Dibuat
Operasional
Nomor : ………….
Prosedur
SOP…….
Revisi…………… Disahkan
“Penyiangan”
Tanggal………… ……………………

1. Definisi dan tujuan


penyiangan adalah pembersihan gulma atau tanaman pengganggu
yang tumbuh di areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak
menjadi pesaing dalam mengisap unsur hara.

2. informasi Pokok
 Gulma yang terlalu banyak akan mengurangi unsur hara sehingga
tanaman tomat menjadi kerdil. Gulma juga dapat menjadi sarang
hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman tomat.
 Pemberian mulsa plastik atau daun-daunan akan mengurangi
gulma.
 Penyiangan dalam budidaya tomat biasanya dilakukan 3-4 kali
selama musim tanam.

3. Prosedur Kerja
Waktu penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi
kebun.
lakukan pencabutan pada tanaman gulma

20
Standar
Tanggal Dibuat
Operasional
Nomor : ………….
Prosedur
SOP…….
Revisi…………… Disahkan
“Pembumbunan”
Tanggal………… ……………………

1. Definisi dan tujuan


Pembumbunan adalah penimbunan tanah di pangkal rumpun
tanaman. Tujuan pembubunan adalah menegakkan tanaman
sekaligus memperbaiki peredaran udara dalam tanah dan
mengurangi gas-gas atau zat-zat beracun yang ada di dalam tanah
sehingga perakaran tanaman akan menjadi lebih sehat dan
tanaman akan menjadi cepat besar.

2. Informasi pokok :
Tanah di sekitar tanaman seringkali terkikis oleh erosi air terutama
air irigasi maupun air hujan sehingga tanah yang ada di sekitar
tanaman tidak mampu lagi menopang tegaknya tanama
Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam
agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan
menjadi tempat penyakit yang berbahaya.

21
3. Prosedur kerja :
Tanah di sekitar batang tanaman yang biasa terkikis oleh air di
naikkan ke atas sehingga dapat menopang berdirinya tanaman

22
Standar
Tanggal Dibuat
Operasional
Nomor : ………….
Prosedur
SOP…….
Revisi………… Disahkan
“Perempelan”
Tanggal……… …………………

1. Definisi dan tujuan;


Perampelan adalah memangkas atau menghilangkan bagian
tanaman yang tidak menguntungkan. Tujuannya adalah
memaksimalkan pertumbuhan tanaman

2. Informasi pokok dan Prosedur kerja


 Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera
dirempel/dipangkas agar tidak menjadi cabang.
 Perempalan paling lambat dilakukan 1 minggu sekali.

3. Prosedur Kerja
 Pada tanaman tomat yang tingginya terbatas, perempalannya
harus dilakukan dengan hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut
dirempel supaya tanaman tidak terlalu pendek.
 Perempalan yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas
rempalan cepat kering dengan cara: ujung tunas dipegang
dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan ke kanan kiri sampai
tunas tersebut lepas. Apabila terlambat merempel, tunas akan
cabang yang besar dan sukar putus.

23
 Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong
dengan pisau atau gunting tajam yang bersih.
 Ketinggian tanaman tomat dapat dibatasi dengan memotong
ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah sudah mencapai
5-7 buah.

24
Standar Tanggal Dibuat
Operasional Nomor : ………….
Prosedur SOP…….
Revisi………… Disahkan
“Pemupukan”
Tanggal…… ……………………

1. Definisi dan Tujuan:


Pemupukan adalah pemberian tambahan nutrisi untuk tanaman.
Tujuan pemupukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman.

2. Informasi Pokok ;
Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik. Bisa berupa kompos
atau pupuk organik cair

3. Prosedur kerja :
Pada budidaya tomat organik, semprotkan pupuk organik cair yang
mempunyai kandungan kalium tinggi pada saat tanaman akan
berbunga dan berbuah (fase generatif).
 Penyemprotan bisa dilakukan setiap minggu.
 Harus diperhatikan, pupuk organik cair harus diencerkan
terlebih dahulu, 1 liter pupuk cair dengan 100 liter air.
 Penting untuk dicatat, konsentrasi pupuk organik cair tidak
boleh melebihi 2%.

25
 Selain itu, kita bisa menambahkan pupuk kandang atau kompos
setelah tanaman berumur 2-3 minggu dengan dosis satu
gengam tangan per tanaman.

26
Standar
Tanggal Dibuat
Operasional
Nomor : ………….
Prosedur
SOP…….
“Pemasangan Revisi…………… Disahkan
Ajir” Tanggal………… …………………

1. Definisi dan tujuan.


Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mencegah tanaman tomat
roboh.

2. Informasi pokok dan prosedur kerja


1. Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang
antara 100-175 cm, tergantung dari varietasnya. Untuk
penanaman dalam green house yang modern dapat
menggunakan tali (warna putih) seperti yang terlihat dalam
gambar sebelah.
2. Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman
masih kecil akar masih pendek, sehingga akar tidak putus
tertusuk ajir. Akar yang luka akan memudahkan tanaman
terserang penyakit yang masuk lewat luka. Jarak ajir dengan
batang tomat ± 10-20 cm.
3. Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat
tegak lurus atau ujung kedua ajir diikat sehingga membentuk
segitiga. Agar tidak dimakan rayap, ajir diolesi dengan ter atau
minyak tanah.

27
4. Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus
segera diikat pada ajir. Pengikatan jangan terlalu erat yang
penting tanaman tomat dapat berdiri. Pengikatan dilakukan
dengan model angka 8 sehingga tidak terjadi gesekan antara
batang tomat dengan ajir yang dapat menimbulkan luka. Tali
pengikat, misalnya tali plastik harus dalam keadaan bersih.
Setiap bertambah tinggi ± 20 cm, harus dilakukan pengikatan lagi
agar batang tomat selalu berdiri tegak.

28
Standar
Tanggal Dibuat
Operasional
Nomor : ………….
Prosedur
SOP…….
“Pengendalian Revisi…………… Disahkan
OPT” Tanggal………… …………………

1. Definisi dan tujuan


Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) secara organik
pada tanaman adalah tindakan pencegahan yang dilakukan untuk
mencegah kerugian pada budidaya tanaman, dengan memadukan
satu atau lebih teknik pengendalian yang selaras dengan alam, dan
menjaga ekosistem dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada
dilingkungan sekitar.
Tujuannya adalah untuk mengurangi kehilangan hasil dan
meningkatkan mutu serta menjaga kelestarian lingkungan

2. Informasi Pokok dan Prosedur Kerja


1. Penyakit Tomat yang disebebkan Oleh Jamur/Cendawan
a. Penyakit Layu Fusarium
Infeksi yang terjadi pada penyakit tomat ini menyerang
pada jaringan pembuluh melalui akar. Pada jaringan xylem
yang terserang infeksi akan berubah warna menjadi coklat
dan serangan ini merambat dengan cepat. Peredaran air ke
daun terhambat sehingga daun menguning dan layu.
Cendawan membentuk polipeptida (likomarasmin) yang

29
menyebabkan gangguan pada permeabilitas membran plasma,
sehingga arus air dari akar hingga daun akan terhambat.
Gejala : Ketika pagi hari saat terjadi penguapan tanaman
tomat berangsur layu, sore hari dan malam hari tanaman ini
segar kembali namun keesok harinya tanaman tomat ini layu
kembali, lama kelamaan tanaman yang layu ini akan mati.
Pengendaliannya :
 Tanamlah varietas tomat yang tahan hama penyakit
(resisten).
 Naikan suhu tanah dengan cara memberikan mulsa plastik
bening/transparan supaya penyakit fusarium mati.
 Menanam tomat pada tanah yang terbebas dari nematoda.
 Sterilisasi peralatan berkebun dari penyakit layu.
 Tanah yang sebelumnya ditanami tomat dan terserang
penyakit, sebaiknya tidak ditanami tomat kembali dalam
jangka waktu yang cukup lama supaya steril dan juga
jangan ditanami tanaman solanase
(tomat,jagung,tembakau, cabai, dsb).
 Tanaman yang layu sebaiknya dicabut kemudian dibakar
supaya tidak menular.
 Tanaman tomat sebaiknya disambung dengan terung
engkol (solanum macrocarpon), atau cepokak (solanum
torvum)

b. Bercak Daun Septoria

30
Penyebab : Serangan dari Cendawan Septoria lycopersici
Speg. Penyakit tomat ini menyerang dan merusak daun
tanaman tomat yang sudah tua maupun yang masih
berumur muda.
Gejala: Timbul bercak kecil bulat dan berair dikedua
permukaan daun bagian bawah. Bercak yang timbul
berwarna coklat muda yang berubah menjadi kelabu dan
tepi berwarna kehitaman. Garis tengah pada bercak
mencapai ± 2 mm dan serangan terhebat penyakit tomat ini
dapat menyebabkan daun menggulung, kering dan rontok.
Pengendaliannya :
 Gulma beserta tanaman tomat yang mati dibersihkan
dari area lahan kemudian dibakar (jangan dipendam
dalam tanah).
 Lakukan rotasi tanaman, tanamlah tanaman yang
berbeda familinya supaya penyakit tidak menyebar.
 Tanamlah bibit tomat yang tahan hama penyakit
(resisten)
 Semprot tanaman dengan menggunakan fungisida
organik.

c. Penyakit Bercak Coklat

31
Penyebab : Cendawan Alternria solani Sor. Menyerang
daun tanaman tomat. Timbul bercak bersudut atau bulat
berwarna coklat sampai hitam. Dengan diameter 2-4 mm.
Bercak tersebut menjadi necrosis bergaris lingkar sepusat.
Jaringan necrosis dikelilingi lingkaran berwarna kuning (sel
klorosis). Jika serangan mengganas dapat berakibat bercak
akan semakin membesar, kemudian menyatu sehingga daun
menguning, layu dan mati.
Gejala : Jika bunga terinfeksi penyakit tomat ini maka
bunga akan gugur atau rontok. Buah masak ataupun buah
muda jika terserang penyakit tersebut maka akan busuk dan
berwarna hitam, membentuk cekungan dan meluas keseluruh
bagian buah. Penyakit tomat ini umumnya dimulai dari ujung
tangkai buah (pangkal buah) dengan warna coklat tua
kemudian membentuk cekungan, diameter 5-20 mm dan
diselimuti massa spora berwarna hitam seperti beledu.
Pengendalian:
 Menanam bibit yang terbebas dari penyakit.
 Cabut tanaman yang terinfeksi penyakit tomat ini, jangan
dipendam dalam tanah, namun harus dibakar di tempat
yang jauh dari tempat penanaman tomat.
 Melakukan rotasi tanaman atau tumpangsari.
 Gunakan air bersih yang bebas penyakit untuk
penyiraman.

32
 Jangan biarkan air menggenang pada tanaman tomat,
drainase harus lancar.
 Areal pertanian harus terbebas dari gulma.
 Penanaman dan pembibitan jangan terlalu rapat.
 Semprotkan fungisida organik.

d. Penyakit Busuk Daun


Penyebab: Cendawan Phytophthora infestans (Mont.) de bary.
Gejala : Daun yang terserang akan timbul bercak berwarna
coklat hingga hitam. Awalnya pada sisi daun atau ujung daun
hanya tampak beberapa milimeter saja. Namun akhirnya
meluas keseluruh bagian daun hingga tangkai daun. Penyakit
tomat busuk daun ini menyerang pangkal daun, menimbulkan
bercak berwarna hijau hingga coklat dan berair.
Pengendalian:
 Mencabut kemudian membakar tanaman yang terinfeksi
penyakit.
 Tanaman yang berpenyakit jangan dipendam dan juga
jangan di tumpuk di daerah penanaman tomat.
 Menanam benih yang resisten terhadap hama dan
penyakit.
 Menggunakan sistem penanaman tumpangsari atau di
rotasi dengan tanaman jenis lain.
 Setelah di cangkul, tanah dibiarkan beberapa lama supaya
mendapat sinar matahari.

33
e. Penyakit Busuk Buah Rhizoctonia
Penyebab : Penyakit tomat ini terjadi karena adanya
serangan dari cendawan jenis Thanatephorus cucumeris
(frank) Donk.
Gejala : Bercak cekung yang berwarna coklat, bercak akan
membesar sehingga membentuk lingkaran yang berpusat.
Bercak berwarna coklat tua, pada bagian tengah mengalami
keretakan.
Pengendalian:
 Pengairan harus menggunakan air bersih.
 Penanaman jangan terlalu dalam.
 Berikan tiang lanjaran supaya tanaman tomat tidak
menyentuh tanah.
 Berikan mulsa transparan atau mulsa plastik bening.
 Pilih benih yang tahan penyakit dan hama.
 Melakukan rotasi tanaman atau sistem tanam
tumpangsari.
 Bersihkan gulma dan tanaman yang yang berpenyakit
dengan cara dicabut kemudian dibakar.
 Berikan fungisida dengan cara disemprotkan pada
tanaman. Fungisida yang berbahan aktif chlorothalonil,
interval 7-8 hari sekali.
 Semprotkan fungisida organik.

34
f. usuk Buah Antraknosa
Penyebab : Adanya serangan dari Cendawan
Colletotrichum coccodes ( Wallr.) Hughes. Penyakit tomat
jenis ini biasanya menyerang buah, akar dan batang tanaman
tomat.
Gejala : Terdapat bercak kecil namun berair, bercak
tersebut berbentuk bulat dan cekung yang semakin melebar,
warnanya coklat, semakin lama berbentuk lingkaran yang
berpusat pada satu titik dan warnyanya semakin menghitam.
Terdapat bercak ungu di dekat tangkai pada pangkal buah.
Apabila penyakit tomat ini terjadi pada bagian akar dan
batang, maka warna pada jaringan kortex akan berubah
menjadi coklat dan tanaman tomat akan layu.
Pengendalian:
 Cabut tanaman, jangan pernah memendam tanaman
yang sakit dalam tanah diarea yang di gunakan untuk
menanam tomat.
 Melakukan sistem tumpangsari atau rotasi tanaman
selama 1-2 tahun.
 Melapisi tanah dengan plastik mulsa dan memberikan
lanjaran supaya buah tomat tidak tersentuh tanah.
 Menanam bibit tanaman tomat yang memiliki tingkat
ketahanan tinggi terhadap serangan hama dan penyakit
(resisten).
 Menyemprotkan fungisida organik.

35
2. Penyakit Tomat Yang Disebabkan Serangan Bakteri
a. Penyakit Layu
Penyebab : Penyakit tomat ini disebabkan oleh
pseudomonas solanacearum (E.F. Sm)
Gejala : Tanaman cepat layu, daun tiba-tiba menguning
dan layu. Diawali dari pucuk daun dan bagian bawah daun
muda mendadak menguning. Mayoritas tanaman tomat yang
terinfiksi akan mengalami kerdil, daun menggulung kearah
bawah, terkadang tumbuh akar adventif pada bagian batang
tanaman tomat. Tanaman tomat yang terserang secara serius
maka akan roboh dan mati.
Pengendalian:
 Memberlakukan sistem tumpangsari atau rotasi tanaman dan
jangan menanam jenis-jenis tanaman yang masuk dalam famili
solanaceae.
 Bersihkan gulma pada areal penanaman tomat.
 Tanam bibit tanaman tomat yang resisten terhadap serangan
hama dan penyakit.
 Sambungkan tanaman tomat dengan batang cepokak.
 Semprotkan antibiotik pada bibit tanaman tomat.
 Mencabut dan membakar tanaman yang terserang penyakit.
 Tanah yang sudah dicangkul, dibiarkan beberapa lama supaya
mendapat sinar matahari yang cukup.

36
b. Kerak Bakteri atau Bercak Bakteri
Gejala yang ditimbulkan bakteri penyebab penyakit tomat ini
adalah adanya bercak-bercak kecil yang berair pada batang dan
daun tanaman tomat. Bercak tersebut akan mengering dan
membentuk cekungan yang berwarna coklat ke abu-abuan
dengan diameter 1-5 mm. Tanaman tomat yang mendapat
serangan dari bakteri ini daunnya akan mengering dan keriting
kebawah.
Tanaman yang terinfeksi penyakit tomat ini batangnya
menyerupai kerak yang panjang dengan warna keabu-abuan
Sedangkan daun yang terserang penyakit tomat ini akan
mengalami klorosis dan rontok atau gugur. Lain halnya jika yang
terserang adalah buah, jika pada buah yang terserang bakteri
maka akan muncul bercak berair yang kemudian akan berubah
menjadi bercak bergabus.
Pengendalian:
 Merotasi tanaman dengan tanaman yang familinya berbeda.

 Menanam benih dari biji tomat yang sehat.


 Menanam bibit tomat yang memiliki ketahanan terhadap
hama dan penyakit.
 Tanaman yang sakit sebaiknya dicabut dan dibakar di areal
yang jauh dari lahan penanaman.
 Tanaman yang mati sebaiknya jangan dipendam di lahan
penanaman.

37
 Menyiram tanaman dengan menggunakan air yang bersih
dan terbebas dari penyakit.
Jika tanaman tomat Anda sudah terserang penyakit maka akan
sangat sulit untuk mengendalikannya. Untuk itu Anda harus
segera melakukan pencegahan sebelum penyakit tomat datang
menyerang tanaman Anda. Pencegahan paling sederhana yang
bisa dilakukan adalah dengan selalu menjaga kebersihan
lingkungan sekitar kebun tomat Anda. Semprotkan pula cairan
insektisida dan fungisida organik untuk pencegahan terjadinya
penyakit tomat.

3. Hama tanaman tomat


a. Ulat buah
Ulat buah (Helicoverpa armigera atau Heliothis armigera)
menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini membuat lubang
pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi
akanmengalami infeksi dan membusuk.
Panjang tubuh ulat buah sekitar 4-5 cm dengan permukaannya
berkutil dan dtumbuhi bulu. Warna ulat ini bervariasi dari mulai
hijau, hijau kekuningan, kecoklatan hingga hitam. Pada bagian
samping tubuh terdapat garis bergemlombang dengan warna yang
lebih terang. Bentuk ngengatnya memiliki panjang 2 cm, dengan
warna sayap bagian luar coklat dan bagian dalamnya putih.
Ulat buah dikendalikan dengan memungut manual ulat dan
telurnya kemudian dibakar. Jaga kebersihan kebun dari gulma dan

38
semak belukar. Dalam bentuk ngegat bisa dikendalikan dengan
perangkap ultraviolet. Untuk penyemprotan gunakan jenis
insektisida organik.

b. Ulat tanah
Ulat tanah menyerang pangkal batang dan tangkai daun. Batang
yang terkena gigitan ulat tanah akan mudah patah dan mati. Selain
itu, larva ulat buah menyerang permukaan daun pada tanaman
tomat yang masih muda. Serangan ulat tanah biasanya menghebat
di awal musim kemarau.
Bentuk tubuh ulat tanah lebih pendek dari ulat buah, panjangnya
sekitar 2 cm. Warna ulkat tanah coklat tua dengan garis-garis
dibagian sampingnya. Larva ulat buah berkembang dan
bersembunyi di bawah permukaan tanah hingga kedalaman 10 cm.
Larva akan keluar pada malam hari dan mulai menggiti tanaman
tomat.
Ulat bisa dikendalikan dengan memunguti larva pada sore atau
malam hari. Larva biasanya berkumpul di permukaan tanah.
Pengolahan tanah yang baik bisa menekan perkembangan ulat
tanah. Bila serangan menghebat bisa disemprot dengan
insektisida organik.
c. Kutu daun hijau
Kutu daun hijau (Aphis sp.) merupakan vektor pembawa virus.
Jadi, tanaman tomat yang dihinggapi kutu ini kan terkena
penyebaran virus. Ukuran panjang kutu hijau sekitar 2 mm. Ada

39
yang bersayap dan tidak bersayap. Kutu yang bersayap warna
kepala dan dadanya coklat hingga kehitaman, bagian perutnya
biasanya berwarna hijau kekuningan. Kutu yang tidak bersayap
berwarna hijau kekuningan.
Daun yang terserang kutu hijau bervariasi, daun menjadi
keriting dan kerdil, bentuknya melengkung ke bawah. Bisa juga
daun menyempit seperti pita. Warna daun mozaik dan daun
menjadi rapuh.
Untuk menekan perkembangan hama ini bisa dengan
penggunaan mulsa plastik perak, kutu hijau tidak menyukai
pantulan sinar matahari. Penyemprotan bisa memanfaatkan
insektisida organik.

d. Lalat putih
Lalat putih (Bemisicia tabaci) atau disebut juga kutu kepul
memiliki ciri berwarna putih, permukaan tubuhnya dilapisi
tepung putih. Panjang lalat ini kurang lebih 1 mm, rentangan
sayapnya sekitar 2 mm.
Tanaman tomat yang terserang lalat putih akan terlihat seperti
terselubungi tepung putih. Bila disentuh tepung putih tersebut
akan berhamburan. Akibat serangan hama ini pertumbuhan
tanaman menjadi terhambat dan kerdil. Daun akan mengecil
dan menggulung ke atas.
Perkembangan hama ini bisa dikendalikan dengan penggunaan
mulsa jerami atau mulsa kuning. Selain itu bersihkan areal

40
tanaman liar disekitar kebun. Penyemprotan bisa menggunakan
insektisida organik

e. Lalat buah
Lalat buah (Bactrocera sp.) panjang badannya sekitar 8 mm
dengan sayap transparan warna tubuhnya hijau kehitaman. Dalam
bentuk belatung muda berwarna putih, menjelang tua menjadi
kekuningan panjangnya sekitar 1 cm. Belatung ini terletak dalam
daging buah.
Buah tomat yang terserang lalat buah menjadi busuk, bila dibuka
terdapat belatung. Pupa lalat buah hidup dipermukaan tanah.
Untuk mengendalikan hama ini, adalah dengan melakukan
pengolahan tanah yang benar. Balik tanah dengan dicangkul atau
dibajak, dan biarkan terkena sinar matahari selama beberapa hari
hingga pupua lalat mati.

41
Standar
Tanggal Dibuat
Operasional
Nomor : ………….
Prosedur
SOP…….
Revisi……………. Disahkan
“Panen”
Tanggal………… ……………………

1. Definisi dan tujuan


Panen adalah pemungutan (pemetikan) hasil budidaya.. Tujuan dari
panen adalah mendapatkan hasil dari kegiatan budidaya yang
dilakukan.

2. Informasi Pokok
Ada berbagai tip yang bisa anda pakai untuk memanen tomat.
1. Pilih buah yang telah bewarna kekuningan dan bagian tepi daun
dan batang mengering.
2. Pegang buah dengan ditelapak tangan dan patahkan batang
tomat dengan tangan anda lainnya.
3. Proses ini sangat baik dilakukan pada saat cuaca cerah dan bisa
anda lakukan setidak sedikit 16 kali setiap 3 hingga 4 hari sekali.
4. Biasanya budidaya tomat sudah bisa dipanen saat usia tanaman
menginjak 60-100 hari terhitung setelah tanam, namun varietas
serta lokasi tanam juga mempengaruhi waktu panen

42
5. Buah tomat yang siap panen ditandai dengan ciri-ciri kulit buah
mulai berwarna kuning, bagian pinggir daun menguning, serta
bagaian batang mengering

3. Prosedur Kerja
1. Lakukan pemanen dengan memetik buah tomat pada pagi atau
sore hari, karena pada waktu tersebut tanaman sedang
melakukan fotosintesis.
2. Pemanenan dapat dilakukan secara berkala setiap 2-3 hari sekali
tergantung kondisi buah tomat.

43
Sumber :
1. Panduan teknis budidaya tomat | ALAM TANI. alamtani.com ›
Budidaya › Pertanian. 26 Jul 2013 -
2. Sop Budidaya Tomat – Scribd. id.scribd.com › doc › Sop-Budidaya-
Tomat
3. SOP Tomat Full Power | Javamas Agrophos www.javamas.com
4. Pedoman Teknis Budidaya Tomat - DISTAN. distan.jogjaprov.go.id ›
pedoman-teknis-budidaya-to
5. Hama dan penyakit tanaman tomat | ALAM TANI. alamtani.com ›
Budidaya › Pertanian
6. Buku Saku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Cap Kapal Terbang,
PT. Tanindo Subur Prima, Surabaya.

44

Anda mungkin juga menyukai