Anda di halaman 1dari 12

Budidaya Tanaman Pangan (Ubi Kayu)

Dosen Pengampuh : Mutmainnah, S.P., M.Si

Disusun Oleh :

KELOMPOK 8

 Nur Nilam Sari (1902406138)


 Hana (1902406026)
 Abdul Rahmat (1902406125)
 Hardiansa (1902406053)

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

TAHUN 20201

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah


melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa membuat
Tugas Makalah Budidata Tanaman Pangan ini dengan baik serta tepat waktu.
Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang teknik budidaya
tanaman pangan (ubi kayu). Mudah- mudahan makalah yang kami buat ini bisa
meningkatkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih
banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harap kanguna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih
kepada Dosen Pengampuh dan Kepada pihak yang sudah menolong turut dan
dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan
banyakterima kasih.

Palopo, 25 April 20201

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................4
1.4 Manfaat..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Tanaman Ubi
Kayu.........................................................................................................5
2.2 Pengolahan Lahan Tanaman Ubi Kayu…………...
…………………..........................................................5
2.3 Persiapan Benih dan Penanaman Tanaman Ubi
Kayu..........................................................................................................6
2.4 Pemupukan Tanaman Ubi
Kayu..........................................................................................................7
2.5 Hama dan Penyakit Tanaman Ubi
Kayu..........................................................................................................8
2.6 Pemeliharaan Tanaman Ubi
Kayu..........................................................................................................9
2.7 Panen Tanaman Ubi
Kayu..........................................................................................................9
2.8 Pasca PanenTanaman Ubi
Kayu..........................................................................................................9
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.......................................................................................11
3.2 Saran...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................12

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) atau singkong merupakan bahan


pangan sumber karbohidrat. Di Indonesia ubi kayu dijadikan makanan pokok
nomor tiga setelah padi dan jagung. Disamping itu ubi kayu sangat berarti dalam
usaha penganekaragaman pangan penduduk dan berfungsi sebagai bahan baku
industri makanan serta bahan pakan ternak. Produk ubi kayu di Indonesia
sebagian besar dimanfaatkan sebagai bahan pangan (64 %) sedangkan sisanya
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pati, pakan, dan ekspor. Namun
demikian konsumsi ubi kayu sebagai bahan pangan dan produk olahan ubi kayu
relatif rendah yaitu antara 43 kg – 70 kg/kapita/tahun (Anonim, 1992).

1.2 Rumusan Masalah

1. Klasifikasi tanaman ubi kayu?


2. Bagaiman pengolahan tanaman ubi kayu?
3. Bagaiman persiapan benih dan penanaman tanaman ubi kayu?
4. Bagaimana pemupukan tanaman ubi kayu?
5. Hama dan penyakit tanaman ubi kayu?
6. Bagaimana pemeliharaan tanaman ubi kayu
7. Panen tanaman ubi kayu?
8. Pasca panen tanaman ubi kayu?

1.3 Tujuan
1. Klasifikasi tanaman ubi kayu
2. Mengetahui pengolahan tanaman ubi kayu
3. Mengetahui persiapan benih dan penanaman tanaman ubi kayu
4. Mengetahui pemupukan tanaman ubi kayu
5. Mengetahui hama dan penyakit tanaman ubi kayu
6. Mengetahui pemeliharaan tanaman ubi kayu
7. Mengetahui panen tanaman ubi kayu
8. Mengetahui pasca panen tanaman ubi kayu

1.4 Manfaat
Agar bisa mengetahui tentang teknik budidaya tanaman pangan ubi kayu
ke pembaca.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Tanaman Ubi Kayu

Ubi kayu merupakan makanan pokok pengganti padi, jagung danjuga


karbohidrat lain. Umbi ini menajdi tanaman yang dipanen dan mengandung kalori
kurang lebih 121 kalori tiap 100 gram. Adanya penggunaan singkong membantu
masyarakat untuk memenuhi panganan tersebut.

Klasifikasi Tanaman Ubi Kayu

Dalam taksonomi atau sistematika tumbuh-tumbuhan, Klasifikasi Ubi Kayu


antara lain :

 Kingdom : Plantae (tumbuhan)


 Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan yang memiliki bunga)
 Kelas : Magnoliopsida (tumbuhan dengan biji berkeping dua)
 Ordo / bangsa : Euphorbiales
 Familia / suku : Euphorbiaceae
 Genus / marga : Manihot
 Species / jenis : Manihot esculenta Crantz

2.2 Pengolahan lahan

Tujuan utama pengolahan tanah adalah untuk :

1. Memperbaiki struktur tanah.

2. Menekan pertumbuhan gulma.

3. Menerapkan konservasi tanah untuk memperkecil peluang terjadinya erosi.

Pengolahan tanah berdasarkan jenis tanah dapat dikelompokkan menjadi tiga,


yaitu:

1. Tanah ringan atau gembur : tanah cukup dibajak atau dicangkul satu kali,
kemudian diratakan dan dapat langsung ditanami.

2. Tanah agak berat : tanah dibajak atau dicangkul 1-2 kali, kemudian
diratakan dan dibuat bedengan atau guludan, untuk selanjutnya ditanami.

3. Tanah berat dan berair: tanah dibajak atau dicangkul sebanyak dua kali atau
lebih, kemudian dibuat bedengan atau guludan sekaligus sebagai saluran drainase.
Penanaman dilakukan di atas guludan (Wargiono, 1979).

5
Pengolahan Lahan :

1. Tahap persiapan
Pada tahap ini, pengukuran pH tanah akan dilakukan menggunakan kertas
lakmus, pH meter dan cairan pH tester. Setelah itu, dalam menganalisis
jenis tanah pada contoh tanah yang akan ditanami yang berguna untuk
mengetahui seberapa besar tersedianya unsur hara dan kandungan bahan
organik di dalamnya. Selanjutnya untuk menetapkan waktu yang cocok
untuk bertanam memiliki kaitan erat dengan waktu panen. Hal tersebut
perlu untuk diperhitungkan berdasarkan asumsi waktu menanam yang
bersamaan dengan penanaman tanaman lain (tumpang sari).
Dengan begitu sekaligus dapat menghasilkan variasi tanaman yang sejenis.
Untuk luas daerah penanaman akan disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing, dan pengaturan volume produksi juga penting untuk
diperhitungkan, karena akan berkaitan dengan perkiraan harga yang akan
ditetapkan bersamaan saat panen.
2. Pembukaan dan pembersihan lahan
Pada tahap ini, pembukaan lahan merupakan tahap untuk membersihkan
lahan dari segala gangguan baik gulma maupun rumput atau akar tanaman
sebelumnya. Tahap ini dilakukan untuk memudahkan perakaran tanaman
yang berkembang dan membasmi tumbuhan inang untuk hama dan
penyakit yang kemungkinan akan datang.
3. Pembedengan
Untuk menanam ubi kayu, diperlukan bedengan di lahan yang sudah
sekitar 70% selesai dari tahap penyelesaian. Bedengan ini dibuat untuk
memudahkan dalam menanam yang sesuai dengan ukuran yang
diinginkan. Selain itu, bedengan ini juga berfungsi untuk memudahkan
dalam pemeliharaan tanaman, misalnya pembersihan dari tanaman liar.
4. Pengapuran
Tahap pengapuran dilakukan untuk menaikkan pH tanah, terutama
dilakukan pada lahan yang memiliki sifat asam atau tanah yang gambut.
Untuk pengapuran, jenis kapur yang cocok untuk digunakan yaitu
Kalsit/Kaptan (CaCO3). Pengapuran ini lebih baik dilakukan pada saat
pembajakan maupun saat pembedengan kasar, yang bersamaan dengan
pemberian pupuk

2.3 Persiapan benih Dan Penanaman Tanaman Ubi Kayu

A. Persiapan Benih

Bibit yang digunakan lebih baik bibit yang memiliki varietas yang
unggul dan memiliki potensi hasil yang tinggi. Selain itu, dapat juga

6
menggunakan ubi kayu yang berasal dari tanaman induk dengan umur 10-
12 bulan dan cukup tua, serta ubi kayu tersebut harus memiliki
pertumbuhan yang normal dan sehat. Batang ubi kayu yang akan ditanam
telah berkayu dan memiliki diameter kurang lebih 2,5 cm dan lurus, serta
belum tumbuh tunas yang baru.

B. Penanaman

Penanaman ubi kayu harus memperhatikan musim dan curah


hujan. Pada lahan yang kering, waktu menanam yang paling baik yaitu
awal musim hujan ataupun setelah musim penanaman padi. Jarak tanam
yang biasa digunakan untuk pola monokulturan yakni sekitar 80 cm x 120
cm.Sebelum bibit ubi kayu ditanam, disarankan untuk bibit tersebut
direndam dengan menggunakan pupuk hayati SOT HCS yang dicampur
dengan air selama 3-4 jam. Setelah itu, ubi kayu dapat ditanam di lahan.
Dengan merendamnya, akan bermanfaat untuk pertumbuhan dari bibit.

Cara penanaman ubi kayu dilakukan dengan membuat ujung bawah


batangnya lebih runcing, kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau
kurang lebih 1/3 bagian batang dapat tertimbun tanah. Tetapi apabila tanah
tersebut keras atau berat dan lembab, batang ubi kayu ditanamkan saja.

Bibit ubi kayu ditancapkan pada tanah. Bagian yang ditancapkan adalah
bagian yang telah diruncingkan terlebih dahulu.Setelah beberapa hari, bibit
ubi kayu yang telah ditanam akan tumbuh dengan daun-daun kecilnya
sebagai tanaman ubi kayu yang baru yang akan terus meninggi.

2.4 Pemupukan Tanaman Ubi Kayu

Tanaman ubi kayu memerlukan pupuk dalam penanaman, karena unsur


hara yang diserap oleh ubi kayu per satuan waktu dan luas lebih tinggi
dibandingkan dengan tanaman pangan yang berproduktivitas tinggi. Penelitian
menunjukkan bahwa hara terbawa panenuntuk setiap ton umbi segar adalah 6,54
Kg N, 2,24 P2O5, dan 9,32 Kg K2O/ha/musim atau pada tingkat hasil 30 ton/ha
sebesar 147,6 Kg N, 47,4 Kg P2O5, dan 179,4 Kg K2O/ha/musim. Hara tersebut
harus diganti melalui pemupukan setiap musim. Tanpa pemupukan akan terjadi
pengurasan hara, Sehingga kesuburan hara menurun dan produksi dan produksi
ubi kayu akan menurun. Berikut adalah dosis pupuk yang berimbang untuk budi
daya ubi kayu :

- Pupuk Organik : 5 – 10 ton/ha setiap musim tanam

7
- Urea : 150 – 200 Kg/ha

- SP36 : 100 Kg/ha

- KCl : 100 – 150 Kg/ha

Tehnik pemberian dosis pupuk untuk tanaman ubi kayu adalah, berikan pupuk
organik + 1/3 Urea + 1/3 KCl sebagai pupuk dasar pada saat pembuatan guludan.
Lalu sisa dosis diberikan pada bulan ketiga atau keempat.

2.5 Hama Dan penyakit Tanaman Ubi kayu

A. Hama

a) Uret (Xylenthropus)

Gejala : tanaman mati pada usia muda, karena akar batang dan umbi
dirusak. Pengendalian: bersihkan sisa-sisa bahan organik pada saat tanam
dan atau mencampur sevin pada saat pengolahan lahan.

b) Tungau merah (Tetranychus bimaculatus)

Gejala : daun akan menjadi kering. Pengendalian: menanam varietas


toleran dan menyemprotkan air yang banyak.

B. Penyakit

a) Bercak daun bakteri

Gejala : bercak-bercak bersudut pada daun lalu bergerak dan


mengakibatkan pada daun kering dan akhirnya mati. Pengendalian:
menanam varietas yang tahan, memotong ataumemusnahkan bagian
tanaman yang sakit, melakukan pergiliran tanaman dan sanitasi kebun.

b) Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum)

Gejala : daun mendadak jadi layu seperti tersiram air panas. Akar, batang,
dan umbi langsung membusuk. Pengendalian : melakukan pergiliran
tanaman, menanam varietas yang tahan seperti Adira 1, Adira 2 dan
Muara, melakukan pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit berat.

c) Bercak daun coklat (Cercospora heningsii)

Gejala : daun bercak-bercak coklat, mengering, terdapat lubang bulat kecil


dan jaringan daun mati. Pengendalian: melakukan pelebaran jarak tanam,

8
penanaman varietas yang tahan, pemangkasan pada daun yang sakit serta
melakukan sanitasi kebun.

d) Bercak daun konsentris (Phoma phyllostica)

Gejala : adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun muda.
Pengendalian: memperlebar jarak tanam, mengadakan sanitasi kebun dan
memangkas bagian tanaman yang sakit.

2.6 Pemeliharaan Tanaman Ubi Kayu

Pemeliharaan tanaman pangan ubi kayu yaitu :

1. Penyulaman

Waktu penyulaman adalah minggu pertama dan minggu kedua setelah


penanaman. Penyulaman pada minggu ketiga mengakibatkan
pertumbuhan tanaman menjadi tidak seragam.

2. Penyiangan

Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 (dua) kali


penyiangan. Alat yang digunakan dalam penyiangan ini dapat berupa
cangkul, kored atau parang, sambil menggemburkan kembali tanah.

3. Pembumbunan

Cara pembumbunan dilakukan dengan menggemburkan tanah di


sekitar tanaman dan setelah itu dibuat seperti guludan. Waktu
pembumbunan dapat bersamaan dengan waktu penyiangan. penting
dilakukan terutama agar umbi yang terbentuk dalam tanah menjadi
besar-besar.

2.7 Panen Tanaman Ubi Kayu

Ubi kayu dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai
berkurang, warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen
tanaman ubi kayu adalah 6-8 bulan untuk varietas genjah dan 9-12 bulan untuk
varietas dalam. Ubi kayu dipanen dengan cara menggunakan pengungkit atau
mencabut batangnya secara langsung. Umbi yang tertinggal diambil dengan
cangkul atau garpu tanah.

2.8 Pasca Panen Tanaman Ubi Kayu

1. Pengumpulan

Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah
dijangkau oleh angkutan.

9
2. Penyortiran dan Penggolongan

Pemilihan atau penyortiran umbi singkong sebenarnya dapat dilakukan pada


saat pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran umbi singkong dapat
dilakukan setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat.
Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari
kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya
umbi serta bercak hitam/garis-garis pada daging umbi.

3. Penyimpanan

Cara penyimpanan hasil panen umbi singkong dilakukan dengan cara


sebagai berikut :

 Buat lubang di dalam tanah untuk tempat penyimpanan umbi segar


singkong tersebut. Ukuran lubang disesuaikan dengan jumlah umbi
yang akan disimpan.
 Alasi dasar lubang dengan jerami atau daun-daun, misalnya dengan
daun nangka atau daun singkong itu sendiri.
 Masukkan umbi singkong secara tersusun dan teratur secara berlapis
kemudian masing-masing lapisan tutup dengan daun-daunan segar
tersebut di atas atau jerami.
 Terakhir timbun lubang berisi umbi singkong tersebut sampai lubang
permukaan tertutup berbentuk cembung, dan sistem penyimpanan
seperti ini cukup awet dan membuat umbi tetap segar seperti aslinya.

4. Pengemasan dan Pengangkutan

Pengemasan umbi singkong bertujuan untuk melindungi umbi dari


kerusakan selama dalam pengangkutan. Untuk pasaran antar kota/ dalam
negeri dikemas dan dimasukkan dalam karung-karung goni atau keranjang
terbuat dari bambu agar tetap segar. Khusus untuk pemasaran antar pulau
maupun diekspor, biasanya umbi singkong ini dikemas dalam bentuk gaplek
atau dijadikan tepung tapioka. Kemasan selanjutnya dapat disimpan dalam
karton ataupun plastik-plastik dalam perbagai ukuran, sesuai permintaan
produsen.

Setelah dikemas umbi singkong dalam bentuk segar maupun dalam


bentuk gaplek ataupun tapioka diangkut dengan alat trasportasi baik
tradisional maupun modern ke pihak konsumen, baik dalam maupun luar
negeri.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah
pohon tahunan tropika dan subtropika. Umbinya dikenal luas sebagai makanan
pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Merupakan umbi atau
akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan
panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya
berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan
meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan
keluarnya cairan berwarna biru gelap yang bersifat racun bagi manusia.

Dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi ubikayu serta


pendapatan petani, penerapan teknologi ubikayu ditingkat lapang perlu diterapkan
dengan tepat dengan menerapkan paket teknologi yang disesuaikan dengan
kondisi masing-masing daerah (spesifik lokasi). Dengan melakukan budi daya ubi
kayu langsung di lapangan mahasiswa akan mengetahuia berbagai masalah serta
cara menyelesaikannya .

3.2 Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1999. Investasi Agribisnis Komoditas


Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kanisius. Yogyakarta.

Danarti dan Sri Najiyati. 1998. Palawija, Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Penerbit Swadaya, Jakarta.

Rahmat Rukmana, H. Ir. 1997. Ubi Kayu, Budidaya dan Pasca Panen. Penerbit
Kanisius (Anggota IKAPI), Yogyakarta.
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS

http://indoagrow.wordpress.com/2012/02/10/budidaya-ubi-kayu/

http://epetani.deptan.go.id/budidaya/teknologi-budidaya-ubikayu-1499 Diakses
pada tanggal 12 september 2012

12

Anda mungkin juga menyukai