Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI BIDANG PERTANIAN

KELAS IX-9

OLEH:

NAYYARA ASH SHAFA


ALMIRA ZHARIFA
AQILA ZAHRA
KHALISA NADIEN
GABREAL SILVANO
M. IZZAN RIADI

MTsN 1 MODEL BANDA ACEH


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah, rahmat dan karunianya serta
kelapangan berpikir dan waktu, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan
judul “BIOTEKNOLOGI BIDANG PERTANIAN.” Makalah ini disusun sebagai tugas yang
diberikan oleh guru pembimbing matapelajaran Biologi.

Kemudian kami juga menyadari bahwa materi dan teknik yang saya sampaikan dalam makalah ini
masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik. Atas kritik dan sarannya kami mengucapkan
terimakasih.

Akhir kata pengantar kami mengucapkan terima kasih karena telah berkenan membaca makalah ini.
Semoga memberikan manfaat kepada kita semua.

Banda Aceh , 08 Januari 2024

Ketua Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................1

1.3 Tujuan .......................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 BIOTEKNOLOGI PERTANIAN ..............................................................................................3

2.1.1 Pengertian Bioteknologi Pertanian ...............................................................................3

2.1.2 Aplikasi Bioteknologi Bidang Pertanian ..........................................................6

2.1.3 Pemanfaatan Bioteknologi Bidang Pertanian ..............................................................30

2.1.4 Dampak Bioteknologi Bidang Pertanian .....................................................................31

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................39
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Secara definisi, istilah bioteknologi mempunyai pengertian: penerapan prinsip-prinsip
biologi , biokimia, dan rekayasa dalam pengolahan bahan dengan memanfaatkan agensia
jasad hidup dan komponen-komponenya untuk menghasilkan barang dan jasa.
Prinsip-prisip bioteknologi telah digunakan untuk membuat dan memodifikasi tanaman,
hewan, dan produk makanan. Bioteknologi yang menggunakan teknologi yang masih
sederhana ini disebut bioteknologi konvensional atau tradisional. Penerapan bioteknologi
konvensional ini sering diterapkan dalam pembuatan produk-produk makanan. Seiring
dengan perkembangan dan penemuan dibidang molekuler maka teknologi yang digunakan
dalam bioteknologi pada saat ini semakin canggih. Bioteknologi yang menggunakan
teknologi canggih ini disebut bioteknologi modern. Salah satu nya adalah bioteknologi dalam
bidang pertanian. Maka makalah ini akan di bahas secara khusus tentang prinsip-prinsip
ilmiah ( biologi molekuler) dan perekayasaan (rekayasa genetik) yang diterapkan didalam
usaha pertanian.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Bioteknologi pertanian ?
2. Apa saja aplikasi dalam pengembangan Bioteknologi pertanian ?
3. Bagaimana pemanfaatan bioteknologi pertanian ?
4. Apa saja dampak terhadap bioteknologi pertanian?

1.3 Tujuan
AdapunTujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian Bioteknologi pertanian
2. Mengetahui cara aplikasi pengembangan bioteknologi pertanian
3. Mengetahui pemanfaatan bioteknologi pertanian
4. Mengetahui dampak bioteknologi pertanian
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bioteknologi Pertanian


2.1.1 Pengertian Bioteknologi Pertanian

Bioteknologi pertanian adalah pengembangan teknologi di bidang pertanian yang


bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin lama semakin meningkat, di era
moderen ini kebutuhan pangan semakin meningkat sehingga manusia di tuntut untuk
melakukan inovasi di dalam berbudidaya tumbuhan agar mendapat hasil yang melimpah,
kualitas yang bagus, bibit yang sehat dan baik dan produktifitas tanaman yang relatif cepat
untuk di panen.
Dalam konteks pertanian, ada beberapa ciri yang membedakan apakah usaha
pertanian tersebut menerapkan konsep-kosep bioteknologi modern atau tidak. Pertama,
bioteknologi modern menerapkan konsep dan pendekatan molekular untuk melakukan
perubahan atau perbaikan terhadap sistem dan budidaya pertanian. Misalnya, pemuliaan
tanaman dapat dilakukan dengan cara konvesional seperti yang sudah dilakukan oleh manusia
sejak ratusan tahun yang silam. Cara-cara pemuliaan tanaman konvesional dicirikan oleh
teknik yang dilakukan pada aras individu tanaman tanpa usaha mengubah sifat genetik
tanaman secara terarah pada bahan genetiknya. Pemulian tanaman secara konvesional dapat
dilakukan antara lain dengan melakukan persilangan melalui : 1) penyatuan serbuk sari
dengan putik antara tanaman yang berbeda dengan berbagai cara atau (2) penggabungan
antara bagian-bagian tanaman yang berbeda, misalnya sambung pucuk. Selain itu
mutagenesis secara acak, misalnya secara fisik dengan menggunakan radiasi, atau secara
kimia menggunakan senyawa yang bersifat mutagenik atau menimbulkan pengaruh berupa
pelipatgandaan jumlah kromosom. Dengan teknik semacam ini, hasil pemuliaan tanaman
tersebut tidak akan dapat diperhitungkan sebelumnya, karena mungkin sifat yang muncul
pada anaknya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh ciri dasar teknik
pemuliaan konvesional yang perubahan bahan genetik pada tanamannya tidak dilakukan
secara terarah. Berbeda halnya dengan pendekatan bioteknologi modern dalam tanaman yang
melibatkan usaha untuk mengubah komposisi bahan genetik tanaman secara terarah.
Pengubahan sifat genetik dapat dilakukan dengan menyisipkan gen dari tanaman lain ke
dalam sel tanaman yang akan diubah sifatnya dengan cara demikian maka sifat genetik dan
fisiolog baru yang muncul pada anaknya dapat diperhitungkan sehingga sesuai dengan yang
diharapkan.
Dalam metode pemuliaan tanaman secara konvesional, kendala utama yang dihadapi
adalah masalah ketidak sesuaian genetik antara tanaman yang disilangkan. Suatu tanaman
hanya dapat disilangkan dengan tanaman lain yang secara relatif mempunyai hubungan
kekerabatan yang dekat, misalnya suatu galur padi dengan galur padi lain. Memang terdapat
beberapa contoh keberhasilan persilangan antara dua macam tanaman berbeda spesies,
namun hal semacanm ini tidak selalu dapat dilakukan pada tanaman-tanaman yang lain.
Dengan pendekatan bioteknologi modern, masalah ketidak sesuaian seperti ini dapat diatasi
sehingga dapat dihasilkan galur tanaman baru dengan sifat-sifat genetik dan fisiologi baru
yang tidak mungkin diperoleh dengan metode pemuliaan konvesional.
Kekurangan metode konvesional dalam pemuliaan tanaman adalah waktu yang
diperlukan relatif cukup lama untuk dapat menghasilkan galur tanaman yang baru dengan
sifat-sifat seperti yang dikehendaki. Penerapan bioteknologi modern dalam pemuliaan
tanaman , dengan teknik DNA rekombinan, dapat memperpendek jangka waktu untuk galur
tanaman baru.
Penerapan bioteknologi modern dalam bidang pertanian tidak hanya terbatas pada
pemuliaan tanaman, melainkan juga mencakup aspek perbaikan sistem budaya. Dalam proses
pertumbuhannya, tanaman di pengaruhi oleh berbagai macam faktor biotik maupun abiotik.
Salah satu faktor biotik yang dapat mempengaruhi budidaya tanaman adalah keberadaan
kelompok jasad mikroba. Mikroba yang ada di alam dapat bersifat sebagai patogen
(penyebab penyakit) yang dapat meningkatkan kesuburan tanaman. Pendekatan bioteknologi
modern semacam ini dapat mengurangi potensi kerugian akibat penyakit tanaman, sekaligus
mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan bahan kimia untuk mengendalikan
patogen.
Faktor biotik lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha pertanian adalah
hama dan tumbuhan. Dengan sistem konvesional , hama tumbuhan dapat diatasi dengan
peptisida kimi buatan atau peptisida alami. Penggunaan peptisida kimia buatan menyebabkan
pencemaran lingkungan. Untuk mengatasi hal ini, terdapat peptisida alami yang dapat
digunakan sebagai pilihan , yaitu menggunakan senyawa kimia toksin yang dihasilkan oleh
suatu mikrobia atau bahkan tumbuhan tertentu untuk mengendalikan hama.

2.1.2 Aplikasi Bioteknologi Bidang Pertanian

1. Hidroponik
Hidroponik (hydroponics) berasal dari bahasa yunani yang memiliki dua kata, yaitu
hydro yang berarti air dan ponos yang memiki makna daya atau kerja. Jadi, dapat kita pahami
bahwa hidroponik berarti becocok tanam dengan memanfaatkan air. Seiring perkembangan
zaman, jika semula hidroponik hanya diartikan sebagai sistem budidaya tanaman yang
mengandalkan air, saat ini hidroponik berkembang menjadi soilles culture (bercocok tanam
tanpa tanah)

a. Sejarah tanaman hidroponik


Ribuan tahun yang lalu, penduduk mesir kuno mengabadikan kegiatan mereka
menanam disepanjang bantaran dan diatas perahu yang melintas sungai nil. Hal ini tergambar
dengan jelas hieloglyphic di dinding-dinding gua.
Para ahli sepakat bahwa Taman Gantung Babilonia yang termansyur sebagai salah
satu dari tujuh keajaiban dunia, menggunakan sistem tanam yang merupakan bentuk
sederhana dari hidroponik. Taman ini dibangun oleh kaisar Nebukadnesser sekitar 600 SM di
Mesopotamia terletak di sepanjang sungai Eufrat.
Sistem hidroponik ini sudah ada sejak tahun 1.600. Di buku Sylva Sylvalum yang
ditulis Francis Bacon (1627). Seorang ilmuwan Inggris menjelaskan tentang kegiatan
membudidayakan tanaman di lahan sempit dan tanah kurang subur. Sejak itu teknik budidaya
tanaman dengan media air menjadi semakin berkembang.
Bukan hal yang mengejutkan , bila kini sayuran hidroponik dari sebuah rumah kaca
telah memenuhi kebutuhan pangan, seperti yang ada di tengah-tengah Gurun Semenajung
Arab, Lebanon, Israel, hingga Afrika. Selain itu, di srilangka, Filipina, Mesiko, dan bahkan
kepulauan-kepulauan kecil di Atlantik telah ‘menjamur’ kebun-kebun hidroponik di dalam
rumah kaca. Atap-atap rumah di Kalkuta penuh dengan bawang spanyol yang bisa dipanen
disepanjang tahun. Sementara itu, di Texas bertahan tanaman hidroponik tomat beef dan
Zuccini.
Adapun keuntungan dengan cara hidroponik adalah sebagai berikut.
1) Tumbuhan bebas dari hama dan penyakit.
2) Produksi tanaman lebih tinggi.
3) Tumbuh lebih cepat.
4) Pemakaian pupuk lebih efisien.
5) Mudah pengerjaannya.
6) Tidak tergantung pada kondisi alam.
7) Tidak membutuhkan lahan luas.

b. Tahapan teknik hidroponik


Berdasarkan media tanamnya, ada dua cara budidaya hidroponik, yaitu hidroponik
substrat dan hidroponik non-substrat.
1) Hidroponik substrat ( sistem terbuka) . sistem ini tidak menggunakan air sebagai media,
tetapi memakai media padat yang dapat menyerap/menyediakan nutrisi, air, dan oksigen,
serta sedikit mengandung bahan organik . media substrat itu, diantaranya arang, sekam,
kerikil, perlite, vermikulit dan pasir. Teknik hiroponik yang menggunakan media padat ,
diantaranya teknik statis, pasang surut, irigasi tetes, dan run to waste.
2) Hidroponik non-substrat (sistem tertutup). Sistem ini merupakan model budidaya dengan
meletakkan akar tanaman pada aliran air dangkal yang tersirkulai dan mengandung nutrisi
sesuai dengan kebutuhan sayuran. Akar akan berkembang di dalam larutan nutrisi .
metode yang menggunakan non-substrat antara lain nutrient film technique (NFT),
aeroponik dan deep water culture.
Gambar 4: Teknik Hidroponik
Sumber: https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https%3A%2F%2F3.bp.blogspot.com

1. Hidroponik Water culture system


Water culture system artinya adalah metode menanam hidroponik sistem rakit apung.
Teknik ini merupakan teknik bertanam hidroponik yang cukup sederhana. Konsep dari sistem
ini adalah membiarkan akar tanaman mengapung di air nutrisi sehingga tanaman dapat
asupan nutrisi selama 24 jam sehari non stop.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sistem rakit apung:
• Bak atau tempat penampungan air nutrisi
• Media tanam/ rockwoll.
• Netpot
• Sterofoam
• Benih tanaman
• Larutan nutrisi hidroponik
Gambar 5: water culture system
sumber: https://www.lintangsore.com/2016/03/6-teknik-budidaya-hidroponik-sederhana.html

2. Hidroponik Drip system


Drip System atau Sistem tetes merupakan salah satu dari teknik menanam hidroponik
yang umum digunakan karena cara kerjanya yang cukup sederhana. Sistem ini menggunakan
timer untuk mengatur penetesan air nutrisi pada tanaman.

Gambar 6 : hidroponik sistem tetes


sumber: https://www.lintangsore.com/2016/03/6-teknik-budidaya-hidroponik-sederhana.html

3. Hidroponik Aeroponic system


Aeroponic system atau sistem Aeroponik ini menggunakan udara sebagai media
tanam. Konsepnya adalah membiarkan akar tanaman menggantung, lalu pada akar yang
menggantung tersebut disemburkan air/larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dengan
menggunakan irigasi sprinkler.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat Sistem Aeroponik:


• Bibit Tanaman
• Sterofoam
• Media tanam/Rockwool
• Sprinkler
• Pompa air
• Pipa Paralon dan Etilen
• Larutan nutrisi hidroponik

Gambar 7 : hidroponik sistem aeroponik


Sumber: https://www.lintangsore.com/2016/03/6-teknik-budidaya-hidroponik-sederhana.html

4. Hidroponik Wick system


Cara bertanam hidroponik wick system/sistem sumbu dibandingkan dengan berbagai
jenis sistem hidroponik lainnya, termasuk metode yang paling sederhana. Paling umum
dipakai terutama oleh para hobiis yang menanam hidroponik sederhana di rumah.
Konsep dari cara bertanam hidroponik sistem sumbu adalah pemberian nutrisi tanaman di
media tumbuh melalui sumbu yang digunakan sebagai reservoir. Jadi akar tanaman tidak
tercelup langsung di dalam air, melainkan mereka tumbuh dalam beberapa bahan penahan air
seperti rockwool atau sabut kelapa. Sistem ini dapat menggunakan berbagai media tanam,
seperti kerikil pasir, serat/ serbuk kulit buah kelapa, sekam bakar dan rockwoll untuk
menahan/menyimpan air. Sedangkan untuk sumbunya, bisa menggunakan sumbu kompor,
kapas atau kain bekas.
Cara bertanam hidroponik sistem sumbu disebut paling sederhana dan tidak ribet
dikarenakan tidak memerlukan listrik/sumber energi untuk memberikan nutrisi hidroponik
pada tanaman.
Larutan nutrisi sampai pada akar tanaman hanya memanfaatkan sifat kapilaritas air.
Ujung sumbu ditempatkan dalam reservoir yang berisi larutan nutrisi, sedangkan ujung yang
lain ditempatkan dalam media tanam menuju akar tanaman. Selain membasahi akar, media
tanam yang dilalui oleh sumbu ikut menjadi lembab oleh larutan nutrisi.
Selain sederhana dan simpel, kelebihan lainnya dalam penggunaan sistem sumbu
adalah akar tanaman dapat bernafas menyedot udara bersamaan dengan larutan nutrisi.
Seperti kita ketahui bersama, selain nutrisi, asupan udara yang cukup juga merupakan hal
esensial dalam pertumbuhan tanaman.

Gambar 8 : Hidroponik sistem sumbu


Gambar 9 : hidroponik sistem wick

Kelebihan/kemudahan berikutnya dari sistem hidroponik sumbu, ketika larutan nutrisi


pada penampungan/reservoir habis, dapat diisi lagi dengan mudah tanpa menggunakan
pompa seperti yang dilakukan dalam sistem hidroponik lainnya.

5. Hidroponik NFT (nutrient film technique)


Pada metode NFT, tanaman ditanam dengan akar yang langsung menyentuh lapisan
air dan nutrisi yang tipis sehingga pasokan nutrisinya selalu tersirkulasi dan terjaga. Sistem
ini disebut nutrient film technique karena pada sistem ini air dan nutrisi yang digunakan
mengalir tipis seperti lembaran film dengan ketebalan 2-3 mm. Di Indonesia Metode ini
banyak ditemukan dan diaplikasikan oleh para petani hidroponik karena metode ini adalah
salah satu metode yang paling mudah digunakan dan dimodifikasi dalam penanaman.
Berbagai jenis tanaman dapat digunakan dalam metode hidroponik NFT seperti
selada, kangkung, sawi dan lainnya, selain itu metode ini juga dapat dilakukan pada tanaman
yang berbuah seperti tomat, cabai dan mentimun selama tanaman masih memiliki sistem
perakaran serabut, namun umumnya sistem NFT digunakan untuk menanam sayuran daun.
Perlu diingat bahwa tanaman yang menghasilkan umbi yang biasa tumbuh dalam tanah tidak
dapat ditanam dalam metode NFT karena pada metode ini akar tumbuh sangat terbatas.
NFT

Gambar 10 : Hidroponik NFT (nutrient film technique)


Sumber : https://pikabu.ru/story/tekhnika_pitatelnogo_sloya_nft_5169408

Cara kerja metode ini adalah dengan mengalirkan air dan nutrisi secara terus menerus
dan air yang telah mengalir akan kembali dan melewati jalur yang sama. Hal ini membuat
sistem hidroponik NFT sangat hemat air dan ramah lingkungan. Secara ringkasnya metode
ini menggunakan suatu wadah atau penampung air yang dicampur nutrisi kemudian air
dialirkan ke Gully atau tempat tumbuhnya tanaman dengan menggunakan pompa tanaman.
Air yang sudah mengalir dan melewati tanaman akan kembali dialirkan ke wadah
penampungan melalui pipa atau selang dan selanjutnya proses tersebut terjadi berulang-
ulang. Sirkulasi adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan sistem hidroponik NFT.

Beberapa peralatan yang biasa digunakan dalam metode NFT antara lain:
• pompa yang digunakan untuk mengalirkan air dan nutrisi
• wadah atau reservoir penampung air dan nutrisi
• selang untuk mengalirkan air dan nutrisi dari wadah melalui pompa dan mengalirkan air
• tempat tumbuh tanaman yang dapat dibuat dari paralon, pipa atau lainnya yang biasa
disebut dengan gully.
• Dudukan gully atau meja yang digunakan untuk menyangga tanaman sehingga dapat
dialiri air dan nutrisi.
Adapun beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh sistem atau metode hidroponik NFT antara
lain :
a) Sistem ini bersifat fleksibel dan dapat ditanam di area outdoor maupun indoor ( butuh
growlight ). Instalasi peralatan dapat disesuaikan dengan ruang dan lingkungan
penanaman.
b) Dapat digunakan untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti sayur-sayuran dan buah-
buahan yang berakar serabut.
c) Tingkat keberhasilan panen tinggi dan tanaman yang tumbuh dengan metode ini memiliki
kualitas yang baik.

kekurangan sistem ini antara lain modal yang cukup tinggi untuk membangun
peralatan dan sistem, tanaman rawan mengalami gagal tumbuh karena air dan nutrisi harus
dialirkan terus menerus dan dibutuhkan aliran listrik . Sistem ini tidak cocok digunakan di
daerah yang kurang baik pasokan listriknya dan sering mengalami pemadaman. Selain itu
sistem NFT memiliki tingkat perawatan dan pengontrolan tanaman yang cukup tinggi.

6. Sistem Hidroponik Ebb and Flow


Sistem Hidroponik Ebb and Flow atau Flood and Drain System, yang dikenal sebagai
sistem hidroponik pasang surut. Sistem ini sangat populer digunakan oleh penanam
hidroponik rumahan dikarenakan beberapa alasan. Salah satunya adalah sistem ini mudah
untuk dibuat dan diimplementasikan di ladang sempit sekalipun. Untuk melancarkan teknik
hidroponik sistem pasang surut (Ebb and Flow System) Anda bisa menggunakan bahan apa
saja yang ada, jadi Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk menanam tanaman
hidroponik. Sistem ini juga bisa dibuat sedemikian rupa disesuaikan dengan lahan yang Anda
miliki baik ladang tanam indoor ataupun outdoor, dan tidak ada batasan untuk berkreatifitas
dan membuat perbedaan ketika Anda ingin membuatnya. Kemudian bersamaan dengan
kemurahan dan kemudahannya untuk dibuat, tanaman yang ditanam dengan menggunakan
sistem pasang surut akan tumbuh lebih sehat dan lebih baik dibandingkan dengan sistem lain.
Gambar 11: Hidroponik Ebb and Flow System
Sumber : http://mitalom.com/gambar-skema-ebb-flow-system/

Teknik hidroponik sistem pasang surut (Ebb and Flow System) tahapan prosesnya
tidak jauh berbeda dengan namanya, yakni dengan cara mengaliri sistem akar tanaman
dengan larutan kaya nutrisi, yang dilakukan berdasakan ukuran periode tertentu.
Kemudian mengenai bagaimana sistem pasang surut ini bekerja sebenarnya cukup
sederhana. Bagian utama dari sistem pasang surut adalah menahan dan menyuplai air pada
wadah dari tanaman yang tumbuhkan. menanam satu tanaman saja juga bisa, ataupun lebih
dari satu dengan menempatkan tanaman dan wadahnya didalam bentuk beberapa seri.
Kemudian Sebuah Timer (pengatur waktu) perlu disematkan dan dinyalakan pada pompa air,
dan kemudian larutan nutrisi dipompa melalui selang dari reservoir kebagian atas, bagian
utama sistem dengan menggunakan pompa air akuarium. Larutan nutrisi secara terus menerus
mengaliri sistem ini hingga aliran ini mencapai batasan tertinggi dari kapasitas daya tampung
sistem utama guna merendam bagian akar tanaman hidroponik dengan larutan kaya nutrisi
yang dialirkan tadi.
Kemudian setelah aliran air mencapai batas tinggi atau meluap, air akan disurutkan
kembali ke bagian bawah yakni reservoir, tempat dimana air tersebut beresirkulasi menuju
sistem kembali. Tabung overflow (luap) mengatur tingkat batas tinggi air dari sistem pasang
surut ini, sebagai alat untuk memastikan larutan nutrisi tidak keluar bersamaan dengan air
yang meluap ke bagian atas sistem saat pompa air masih menyala. Ketika pompa dimatikan,
pipa penyedot air kembali mengalirkan air ke reservoir melalui pompa dengan gaya gravitasi
sistem surut.
Alat dan Bahan yang di butuhkan untuk membuat sistem Ebb and Flow:

• Sebuah wadah untuk akar tanaman tumbuh.

• Sebuah wadah untuk reservoir untuk menampung larutan nutrisi.

• Sebuah pompa air mancur selam.

• Sebuah timer untuk menyalakn dan mematikan pompa air.

• beberapa meter selang atau tabung penyalur air untuk menyalurkan air dari pompa di
reservoir ke sistem yang akan dialiri.

• Sebuah tabung oengukur banjir untuk mengatur ketinggian air yang meluap.

• Beberapa macam media tanam.

2. Teknik Kultur Jaringan tanaman ( Kultur In-Vitro)


Pada tahun 1901 Morgan mengemukakan bahwa setiap sel mempunyai kemampuan
untuk berkembang menjadi suatu jasad hidup yang lengkap melalui proses regenerasi.
Kemampuan ini oleh Morgan disebut sebagai totipotensi (totipotency). Konsep totipotensi
tersebut mempuyai makna sangat penting dalam bidang kultur jaringan. Istilah kultut jaringan
mengacu pada teknik untuk menumbuhkan jasad multiseluler dalam medium padat maupun
cair menggunakan jaringan yang diambil dari jasad tersebut. teknik kultur jaringan tersebut
dilakukan sebagai alternatif perbanyakan tanaman bukan dengan menggunakan media tanah,
melainkan dalam medium buatan di dalam tabung. Teknik ini sekarang berkembang luas
sehingga bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan awal perbanyakan tidak hanya
dikenal teknik kultur sel. Oleh karena itu teknik ini secara umum disebut sebagai teknik in-
vitro.

MANFAAT KULTUR
• Dapat menciptakan tanaman baru yang bebas dari kontaminan berupa penyakit atau
virus atau bakteri.
• Dapat melestarikan tanaman dengan sifat yang sama dengan induknya.
• Dapat memproduksi tanaman baru dengan waktu yang singkat.
• Pelaksanaannya tidak bergantung musim.
• Untuk menciptakan varietas baru berdasarkan rekayasa genetik.
Dampak positif dan negatif kultur jaringan
Dampak Positif :
➢ Bibit yang dihasilkan bervariasi
➢ Pengadaan bibit tidak bergantung kepada musim
➢ Dapat menghasilkan bibit yang banyak dengan waktu yang singkat
➢ Biaya transportasi lebih murah dan mudah
➢ Bibit yang dihasilkan terhindar dari penyakit
➢ Bibit yang diperoleh mempunyai sifat yang sama dengan induknya
➢ Metabolit sekunder tanaman dapat segera diperoleh tanpa menunggu tanaman dewasa

Dampak Negatif :
➢ Memerlukan proses aklimatisasi, Karena penyesuaian tempat hidup tanaman
➢ Memerlukan biaya awal yang relative mahal
➢ Hanya mampu dilakukan oleh orang dengan keahlian khusus
➢ Dalam kultur sel hewan, hasil kultur tidak dapat menghasilkan individu baru selain
kultur embrio
➢ Tidak dapat mengubah sifat tanaman yang dihasilkan

3. Teknologi Tanaman Transgenik


a. Pengertian tanaman transgenik.
Tanaman transgenik merupakan tanaman yang telah disusupi DNA asing sebagai
pembawa sifat yang diinginkan. Tujuan tanaman transgenik adalah memindahkan gen
tersebut untuk mendapatkan organisme baru yang memiliki sifat yang lebih baik. DNA
tersebut dapat berasal dari tumbuhan yang beda jenis. Untuk menghasilkan tanaman
transgenik dibutuhkan teknik rekayasa genetika dan vector sebagai pembawa gen sifat yang
diinginkan. Sebagai vector digunakanlah DNA yang berasal dari bakteri Agrobacterium
tumefaciens yang lebih dikenal dengan nama Ti plasmid (tumor-inducing plasmid). Ti
plasmid memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam sel tumbuhan selama proses infeksi.
Teknologi transgenik telah dilakukan pada beberapa tanaman pertanian seperti
jagung, kapas, tomat, padi, kedelai, dan papaya. Pada kedelai telah dimasukkan beberapa gen
yang menyebabkan variasi pada tanaman kedelai. Pada tanaman jagung telah dimasukkan
gen cry dari Bacillus thuringiensis disebut dengan jagung Bt, yang menyebabkan jagung
menghasilkan protein yang dapat membunuh serangga, seperti kupu-kupu.
Tanaman transgenik ini tidak perlu disemprot dengan pestisida untuk menyingkirkan
hama dan penyakit, sebab dengan sisipan gen tersebut akan menghasilkan senyawa
endotoksin ( senyawa racun) sehingga tanaman transgenik dapat membrantas hama dengan
senyawa racun yang dikandungnya.

c. Dampak Negatif tanaman Transgenik

Adapun Dampak negatif pada tanaman transgenik adalah


1. Berubahnya urutan informasi genetik yang dimiliki, maka sifat organisme yang
bersangkutan juga berubah.
2. Kemungkinan adanya bakteri hasil rekayasa yang lolos lab atau pabrik yang dampaknya
tidak dapat diperkirakan.
3. Dapat menimbulkan keracunan atau alergi.
4. Bakteri yang masuk ke tubuh sebagian besar adalah bakteri yang tahan antibiotik

d. Dampak Positif tanaman Transgenik


Adapun Dampak positif pada tanaman transgenik adalah:
1. Rekayasa transgenik dapat menghasilkan produk lebih banyak dari sumber yang lebih
sedikit.
2. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrim sehingga lebih mudah
dikembangkan dan mengurangi bahaya kelaparan.
3. Makanan dapat direkayasa agar terasa lebih lezat dan menyehatkan.
4. Menghemat devisa karena tanaman transgenik tidak membutuhkan banyak pestisida
ataupun bahan kimia lain.
5. Mereduksi kehilangan dan kerusakan
Beberapa jenis tanaman unggul baru yang dibuat dengan pemanfaatan bioteknologi adalah
sebagai berikut.

1) Padi Golden Rice


Padi merupakan tanaman pangan utama dunia. Dengan demikian padi menjadi
prioritas utama dalam bioteknologi. Selain padi, tanaman pangan yang telah banyak
mendapat sentuhan bioteknologi adalah kentang. Penerapan bioteknologi pada tanaman padi
sebenarnya telah lama dilakukan. Salah satu produknya adalah pari jenis golden rice yang
dikenalkan pada tahun 2001. Diharapkan padi jenis ini dapat membantu jutaan orang yang
mengalami kebutaan dan kematian dikarenakan kekurangan vitamin A dan besi. Vitamin A
sangat penting untuk penglihatan, respon kekebalan, perbaikan sel, pertumbuhan tulang,
reproduksi, hingga penting untuk pertumbuhan embrionik.
Nama Golden Rice diberikan karena butiran yang dihasilkan berwarna kuning
menyerupai emas karena mengandung karotenoid. Rekayasa genetika merupakan metode
yang digunakan untuk produksi Golden Rice. Hal ini disebabkan karena tidak ada plasma
nutfah padi yang mampu untuk mensintesis karotenoid.

2) Kentang Russet Burbank


Teknik bioteknologi saat ini telah banyak digunakan dalam produksi kentang. Baik
dalam teknik penyediaan bibit, pemuliaan kentang, hingga rekayasa genetika untuk
meningkatkan sifat-sifat unggul kentang. Dalam hal penyediaan bibit, saat ini teknik kultur
jaringan telah banyak digunakan. Teknik kultur jaringan me-mungkinkan petani mendapatkan
bibit dalam jumlah besar yang identik dengan induknya. Contoh varietas kentang baru adalah
kentang Russet Burbank yang memiliki kandungan pati yang tinggi yang dapat menghasilkan
kentang goreng dan kripik kentang dengan kualitas yang lebih baik karena menyerap lebih
sedikit minyak ketika digoreng.

3) Tomat FlavrSavr
Teknologi rekayasa genetika juga telah diaplikasikan pada tanaman hortiklutura.
Sebagai contoh yang cukup terkenal adalah tomat FlavrSavr, yaitu jenis tomat yang buah
matangnya tidak lekas rusak/membusuk. Hal ini sangat berbeda dengan tanaman tomat lain,
di mana buah yang matang cepat menjadi rusak. Sifat tomat FlavrSavr ini sangat berguna
dalam pengiriman buah ke tempat yang jauh sebelum tiba di tangan konsumen.

4) Tembakau Rendah Nikotin


Salah satu dari sekian banyak kerugian merokok adalah gangguan kesehatan karena
kadar nikotin yang tinggi. Pendekatan bioteknologi dilakukan untuk mengatasi permasalahan
ini yaitu dengan merakit tanaman tembakau yang bebas kandungan nikotin. Pada tahun 2001
jenis tembakau ini diklaim dapat mengurangi resiko serangan kanker akibat merokok. Selain
bebas nikotin, sentuhan bioteknologi lain juga dilakukan untuk tanaman tembakau misalnya
dengan meningkatkan aroma menggunakan gen aroma dari tanaman lain. Salah satu yang
telah berhasil adalah mengabungkannya dengan aroma buah lemon.

4. Penggunaan Teknologi Nuklir


Teknologi nuklir menggunaan unsur-unsur radioaktif yang dapat memancarkan sinar
radioaktif. Manfaat dari radioaktif seperti sinar gama (γ ) berguna untuk pemuliaan tanaman,
yaitu dengan meradiasi sel atau jaringan sehingga akan terjadi mutasi yaitu terjadinya
perubahan jumlah kromosom atau gen yang terdapat dalam inti sel, dengan tujuan agar
menghasilkan atau memiliki keturunan dengan bibit unggul.
Hasil dari mutasi yang sering dinamakan mutan, ternyata memiliki beberapa
keuntungan di antaranya cocok ditanam di persawahan pasang surut yang memiliki kadar
garam cukup tinggi, tahan wereng cokelat dan hijau, tahan penyakit busuk daun, umur lebih
pendek, dapat ditanam pada musim kemarau dalam waktu lebih singkat, hasil panennya lebih
banyak. Tanaman hasil mutasi ini bersifat poliploidi (jumlah kromosomnya berkelipatan dari
kromosom normal) sehingga dapat memberikan hasil yang lebih tinggi, misalnya cepat
berbuah, buahnya lebih besar, dan tidak berbiji.
2.1.3 Manfaat bioteknologi dalam bidang pertanian

Dalam bidang pertanian bioteknologi dapat di aplikasikan. Sekarang ini para ilmuan
berhasil meningkatkan tampilan buah dan sayur, memperpanjang waktu makanan untuk di
simpan, meningkatkan kandungan nutrisi tanaman dan membuat tanaman tahan terhadap
penyakit dan hama.

Pada masa yang akan datang, para ahli pertanian mengharapkan bioteknologi mampu
menghasilkan tanaman yang tahan lama terhadap segala kondisi iklim, seperti iklim kering,
iklim panas, atau dingin. Oleh karena itu, bioteknologi menjadikan petani mampu
memanfaatkan tanah yang sebelumnya jarang diusahakan. Dengan mmanfaatkan
bioteknologi ini dapat menghasilkan tanaman yang identik dalam waktu singkat. Selain itu
modifikasi tanaman hias membuka jalan untuk menghasilkan warna-warna yang tidak biasa
sehingga mampu meningkatkan nilai varietas dan nilai ekonominya

2.1.4 Dampak Bioteknologi di bidang pertanian

a. Dampak Negatif
Timbulnya dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh
potensi terjadinya aliran gen ketanaman sekarabat atau kerabat dekat. inang produk bahan
pertanian dan kimia yang menggunakan bioteknologi.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan
internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut
dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi
yang maju, Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut disebabkan karena bioteknologi
modern sangat mahal sehingga sulit dikembangkan oleh negara berkembang. Ketidakadilan,
misalnya, sangat terasa dalam produk pertanian transgenik yang sangat merugikan bagi
agraris berkembang. Hak paten yang dimiliki produsen organisme transgenik juga semakin
menambah dominasi negara maju.
b. Dampak Positif
Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk keperluan
rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri bioteknologi. Baik donor
maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan,
hewan, juga manusia. Pemilihan donor / resipien gen bergantung pada jenis produk yang
dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi komoditis
bisnis. Oleh karena itu, kegiatan bioteknologi dengan menggunakan rekayasa genetik
menjadi tidak terbatas dan membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan
sistematik yang berhubungan dengan kepentingan dan kebutuhan manusia. Kegiatan tersebut
disebut sebagai bioprespecting.
BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

➢ Dengan adanya bioteknologi pertanian maka perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan
dengan teknik modifikasi genetik melalui rekayasa genetika untuk memperoleh
varietas unggul, produksi tinggi, tahan hama, patogen, dan herbisida. Perkembangan
Biologi Molekuler memberikan sumbangan yang besar terhadap kemajuan ilmu
pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding). Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri
bahwa perbaikan genetis melalui pemuliaan tanaman konvensional telah memberikan
kontribusi yang sangat besar dalam penyediaan pangan dunia.

➢ Dengan adanya Aplikasi bioteknologi dalam pengelolaan hutan sangat berperan


penting dalam meningkatkan produktivitas dan kovervasi sumber daya hutan.
Biotekonlogi di bidang kehutanan meliputi 3 bagian utama, yaitu penggunaan
metode kultur jaringan, penggunaan penanda molekuler dan rekayasa genetik
untuk memproduksi tanaman transgenik. Penanda molekuler dapat digunakan
untuk mendukung kegiatan pemulian dan konservasi sumber daya genetik.
Dengan menggunakan penanda molekuler, bibit unggul dapat dihasilkan dengan
waktu yang lebih cepat dan lebih tepat. Penerapan teknik penanda molekuler juga
sangat penting dalam konservasi sumber daya genetik. Dengan menggunakan teknik
penanda molekuler dapat mengetahui tingkat keragaman genetik dan sebarannya di
hutan alam maupun tanaman bahkan keanekaragaman satwa.
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Jimmy. 2007.Teknik Hidroponik. Penebar Swadaya, Yogyakarta

http://fdib.tripod.com/makalah/adi.html (14/03/2018) 10:00

h ps://hidroponikalami.blogspot.co.id/2016/10/teknik-hidroponik-sistem-pasang-surut.html
(14/03/2018) 12:45

http://www.atobasahona.com/2016/08/peranan-bioteknologi-ekonomi-kehutanan.html
h p://www.rain.org/global-garden/hydroponics-history.html (14/03/2018) 12:53

h p://www.urbanhidroponik.com/2016/04/sejarah-ringkas-hidroponik-indonesia-dan-
dunia.html(14/03/2018) 10:30

Sunarlim, Novianti dan Sytrisno.2003.Perkembangan Penelitian Bioteknologi Pertanian Di


Indonesia.buletin AgroBio 6 (1):-7, Balai Penelitian Dan Sumber Daya Genetik Pertanian
Bogor
Yuwono, Triwibowo. 2006. Bioteknologi Pertanian. Penerbit: Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
tt
tt
tt

Anda mungkin juga menyukai