BIOLOGI UMUM
(PERSILANGAN SATU DAN DUA SIFAT BEDA)
(PET-1313)
Nama : WAHYUNI
Nim : 60700114017
Kelas :A
Kelompok : 1 (Satu)
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
anaknya dalam bentuk unit herediter yang disebut gen. Gen-gen yang kita
warisi dari ibu dan ayah merupakan tautan genetic kita dengan orang tua,
spesifik yang muncul saat kita berkembang dari sel yang menjadi dewasa.
reflikasi DNA secara tetap. Yang dihasilkan salinan gen-gen yang dapat di
suatu model.
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan umum
berikunya di sebut gen. Gen-gen itu berada didalam suatu molekul pangjang
yang di sebut asam deckasiri binoleat (DNA) (Apandki dan Hardy, 1991: 1).
DNA itu, dalam ikatan matriks protein, membentuk nukleo protein dan
dengan jelas yaitu di sebut dengan kromosom yang berada pada nucleus sel
Jadi perilaku gen dalam banyaknya hasil sama dengan perilaku kromosom
ini dimana gen itu merupakan bagiannya. Sebuah gen mengandung infornasi
yang diberi kode dan dapat menghasilkan protein yang cacat (defektif) atau
Setiap gen menempati posisi (tempat) spesifik pada suatu kromosom yang
disebut lokus gen. oleh sebab itu semua bentuk alelil suatu gen di temukan
bertindak sebagai suatu unt partikel. Partikel ini di gambarkan tersusun sebagai
kromosom sbagai manic pada seutas benang ( Apandi dan Hardy 1991: 1).
Gen letal atau gen kematian adalah gen yang dalam keadaan homozigot
dapat menyebabkan kematian individu yang memilikinya. Ada gen letal yang
bersifat dominan,dan ada pula gen letal yang bersifat resesif.Konsep gen
Hademenos,1999:78).
rakit, dan replikasi cetak biru yang termaksud. Jika pesan mengalami gangguan
pada tahapan apapun, barangkali akan terjadi produksi protein yang salah.
Erubahan pada pesan dapat saja terjadi meskipun sparatus informasi memilii
1999: 78).
unit herediter yang disebut gen. Gen-gen yang kita warisi dari ibu dan ayah
merupakan tautan genetic kita dengan orang tua dan gen-genlah yang
tersebut tertulis dalam bahasa DNA dari setiap gen polimer dari empat
yang disampaikan dalam urutan huruf yang bermakna. Pada kedua kasus, bahas
DNA secara tepat, yang menghasilkan gen-gen yang dapat diwariskan dari
orang tua kepada anak. Pada hewan yang sel-sel reproduksinya disebut gamet
merupakan wahana yang meneruskan gen dari satu gamet. Jantang dan betina
A. Tinjauan khusus
Genetika adalah cabang ilmu biologi yang berurusan dengan hereditas dan
berikutnya (dengan kata lain, diwariskan) disebut gen. Gen terletak dalam
DNA) yang ada dalam semua sel. DNA bersama dengan suatu matriks protein,
kromosom yang ditemukan dalam nukleus atau daerah inti sel. Sebuah gen
molekul yang stabil degan kapasitas untuk bereplikasi sendiri. Terkadag bisa
terjadi perubahan spontan pada suatu bagian DNA. Perubaan ini disebut
produksi protein yang sala atau tidak lengkap. Hasil netto sebua mutasi
disebut karakter atau sifat. Melalui proses mutasi, sebua gen dapat berubah
menjadi dua atau lebih bentuk altefnatif yang di sebut alel (Elrod, 2002).
yang disumbangkan oleh kedua orang tua bercampur seperti cat biru dan
kuning bercampur menjadi hijau. Akan tetapi, pengamatan sehari-hari dan hasil
sifat yang muncul kembali setelah melompati satu generasi. Namun, seorang
berbunga putih, tidak ada sifat antara (intermediet) pada kedua varietas
tidak akan menemukan sifat pertikulat pewarisan sifat (Campbell, dkk., 2008).
genetika yang dikenal dengan Hukum Mendel. Hukum Mendel I disebut juga
yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak”. Hukum ini
berlaku untuk persilangan monohibrid dengan dominansi. Hukum Mendel II
berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka
diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak tergantung pada sifat pasangan
yang lainnya. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (Ishahi, Putra
Sang, 2010).
untuk melempar koin, menggulirkan dadu dan menarik kartu dari tumpukan.
probabilitas 0. Hasil setiap lemparan tidak dipengaruhi oleh apa yang terjadi
secara berturut-turut dengan satu koin atau secara bersamaan dengan banyak
koin, tidak berkaitan dengan setiap lemparan. Seperti dua lemparan yang
terpisah, alel-alel suatu gen bersegregasi ke dalam gamet secara saling bebas
secara saling bebas dari alel-alel gen yang lain (Campbell, dkk., 2008).
Penelahan modern tentang sifat-sifat baka telah dimulai sejak tahun 1900,
yang menggunakan kacang kapri atau ercis (Pisum sativum). Meskipin hasil
sifat-sifat baka, namun hal itu selama bertahun-tahun tidak dihiraukan. Pada
awal abad ke-20 hasil-hasil percobaan Mendel baru diterimah dan dikembang
ketiga orang peneliti yang telah bekerja secara terpisah, yaitu De Vries
Dengan pengecualian yang jarang terjadi dalam alam, tidak ada pasangan alel-
generasi lain. Fenomena ini yang disebut hukum segregasi atau ukum
dan t, dari setiap tanaman F1 berpisah dalam gamet yang berbeda dan
dari induk kepada keturunannya disebut ilmu genetika (berasal dari bahasa
Latin, yaitu Genos = asal usul). Pengetahuan tentang adanya sifat menurun
diketahui pada abad ke-19 oleh Mendel. (Team Teaching UNG, 2013). Orang
yang pertama-tama yang mengadakan percobaan perkawinan silang ialah
Gregor Mendel, seorang rahib Australia yang hidup pada tahun 1822-1884, dan
bunga sempurna, yang berarti pada bunga ini terdapat benang sari (alat kelamin
jantan) dan putik (alat kelamin betina), sehingga biasanya terjadi penyerbukan
akan menghasilkan galur murni, yaitu keturunan yang selalu memiliki sifat
keturunan yang sama dengan induknya. Selain itu, tanaman ini memiliki tujuh
sifat dengan perbedaan yang mencolok, yaitu batang tinggi lawan kerdil, buah
polongan berwarna hijau lawan kuning, bunga berwarna ungu lawan putih,
batang), biji yang masak berwarna hijau lawan kuning, permukaan biji licin
lawan berkerut, warna kulit biji abu-abu lawan putih. (Suryo, 2008)
Pada waktu Mendel hidup belum diketahui tentang bentuk dan susunan
sifat keturunan. Mendel menyebut bahan keturunan itu faktor penentu. Tetapi
kini faktor penentu itu lebih dikenal dengan istilah gen. Dengan ditemukannya
kromosom, (yaitu benda-benda halus berbentuk batang lurus atau bengkok di
dalam sel), maka Wilhelm Roux (1883) berpendapat bahwa kromosom adalah
berbatang tinggi. Suatu tanda bahwa sifat tinggi mengalahkan sifat kerdil. Sifat
demikian disebut sifat dominan, dan sifat yang dikalahkan disebut sifat resesif.
Dominan adalah hasil gen fungsional, menutup penampilan dari alel mutan,
dan resesif adalah alel dari gen yang tidak menghasilkan hasil yang berfungsi,
hasil yang defisien atau hasil yang jumlahnya sedikit. Sedangkan sifat
fenotip, dan sifat dasar yang tidak nampak dan tetap (tidak berubah-ubah
Genotip adalah susunan genetik, atau jumlah total, atau semua gen dalam
disebut alel. Menurut Crowder (1993) alel adalah salah satu bentuk mutasi
yang mungkin terjadi dari suatu gen tertentu. Mislanya T menentukan sifat
merupakan alel, tapi andaikan R adalah gen yang menentukan warna merah
pada bunga, maka T dan R bukan alel. ( Suryo, 2008)Homozigot ialah individu
yang genotipnya terdiri dari alel yang sama (misalnya TT , tt), sedangkan
heterozigot adalah individu yang genotipnya teridiri dari pasangan alel yang
tidak sama (misalnya Tt). Homozigot dapat dibedakan atas homozigot dominan
dinamakan hibrid. Berdasarkan banyaknya sifat beda yang terdapat pada suatu
satu sifat beda (Aa), dihibrid ialah suatu hibrid dengan dua sifat beda (AaBb),
sedangkan trihibrid ialah suatu hibrid dengan tiga sifat beda (AaBbCc) (Suryo,
2008).
Yang dimaksud dengan homosigot adalah keadaan dimana ada dua alel
heterosigot adalah keadaan dimana ada dua alel berbeda pada gen yang sama,
antara individu H1 (dihibrid) dengan individu yang dobel resesif (Suryo, 2008).
memperhatikan satu sifat atau sifat beda. Hukum mendel I disebut dengan
kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set
kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen
secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas. Hukum Mendel I dikaji dari
Alel memisah satu dari yang lain selama pembentukan gamet dan
Sebagian dasar segregasi satu pasang alel terletak pada lokus yang sama dari
(Crowder, 1993).
heterozigot. Baik pada bunga betina maupun benang sari, terbentuk 2 macam
gamet. Maka kalau terjadi penyerbukan sendiri (F1 x F1) terdapat 4 macam
sedangkan sifat yang tidak muncul di sebut sifat resesif (kalah). Oleh Mendel,
huruf yang dominan homozigot diberi simbol dengan huruf pertama dari sifat
dominan, dengan menggunakan huruf kapital yang ditulis dua kali. Sedangkan
sifat resesif di beri simbol dengan huruf kecil dari sifat dominan tadi. Simbol
ditulis dua kali atau sepasang karena kromosom selalu berpasangan. Setiap gen
(Syamsuri, 2004).
BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM
berikut:
Samata-Gowa.
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: toples dua
buah.
2. Bahan
18 biji.
C. Prosedur kerja
1. Pengambilan Monohibrid
(m).
1.4.Mengambil dua kancing dengan sekali ambil dan simpan diatas meja.
1.6.Lihat hasilnya.
2. Pengambilan dihibrid
meja.
1.4.Lihat hasilnya.
A. Hasil pengamatan
1. Persilangan monohybrid
1.1. Table 1
Hasil pengamatan
Pengambilan
Merah-Metah Merah-Putih Putih-Putih
MM Mm mm
1. √
2. √
3. √
4. √
5. √
6. √
7. √
8. √
9. √
10. √
11. √
12. √
Frekuensi 2 8 2
1.2. Table 2
Hasil pengamatan
Pengambilan
Merah-Metah Merah-Putih Putih-Putih
MM Mm mm
1. √
2. √
3. √
4. √
5. √
6. √
7. √
8. √
9. √
10. √
11. √
11. √
Frekuensi 3 6 3
1.3. Tabel 3
Hasil pengamatan
Pengambilan
Merah-Metah Merah-Putih Putih-Putih
MM Mm mm
1. √
2. √
3. √
4. √
5. √
6. √
7. √
8. √
9. √
10. √
11. √
12. √
Frekuensi 2 8 2
1.4. Tabel 4
Hasil pengamatan
Pengambilan
Merah-Metah Merah-Putih Putih-Putih
MM Mm mm
1. √
2. √
3. √
4. √
5. √
6. √
7. √
8. √
9. √
10. √
11. √
12. √
Frekuensi 4 4 4
1.5. Tabel 5
Hasil pengamatan
Pengambilan
Merah-Metah Merah-Putih Putih-Putih
MM Mm mm
1. √
2. √
3. √
4. √
5. √
6. √
7. √
8. √
9. √
10. √
11. √
12. √
Frekuensi 1 10 1
1.6. Tabel 6
Hasil pengamatan
Pengambilan
Merah-Metah Merah-Putih Putih-Putih
MM Mm mm
1. √
2. √
3. √
4. √
5. √
6. √
7. √
8. √
9. √
10. √
11. √
12. √
Frekuensi 3 6 3
1.7. Tabel 7
Hasil pengamatan
Pengambilan
Merah-Metah Merah-Putih Putih-Putih
MM Mm mm
1. √
2. √
3. √
4. √
5. √
6. √
7. √
8. √
9. √
10. √
11. √
12. √
Frekuensi 2 8 2
1.8. Tabel 8
Hasil pengamatan
Pengambilan
Merah-Metah Merah-Putih Putih-Putih
MM Mm mm
1. √
2. √
3. √
4. √
5. √
6. √
7. √
8. √
9. √
10. √
11. √
12. √
Frekuensi 1 10 1
1.9. Tabel 9
Hasil pengamatan
Pengambilan
Merah-Metah Merah-Putih Putih-Putih
MM Mm mm
1. √
2. √
3. √
4. √
5. √
6. √
7. √
8. √
9. √
10. √
11. √
12. √
Frekuensi 2 6 4
1.10. Tabel 10
Hasil pengamatan
Pengambilan
Merah-Metah Merah-Putih Putih-Putih
MM Mm mm
1. √
2. √
3. √
4. √
5. √
6. √
7. √
8. √
9. √
10. √
11. √
12. √
Frekuensi 3 6 3
2. Persilangan Dihibrid
Hasil pengambilan
1. √
2. √
3. √
4. √
5. √
6. √
7. √
8. √
9. √
10. √
11. √
12. √
13. √
Frekuensi 6 3 4 0
B. Pembahasan
Analisis Data
a. Monohibrid
Hasil Pengamatan
Pengambilan
Merah-Merah Merah-Putih Putih-Putih
MM Mm mm
1. 2 8 2
2. 3 6 3
3. 2 8 2
4. 4 4 4
5. 1 10 1
6. 3 6 3
7. 2 8 2
8. 1 10 1
9. 2 6 4
10. 3 6 3
Frekuensi 23 72 25
23
MM = 120 x 100% = 19,16%
72
Mm = 120 x 100% = 60%
25
mm = 120 x 100% = 20,83%
b. Dihibrid
6
MB (Merah Hitam) = 26 x 100% = 23,07%
3
Mm (Merah Hijau) = 26 x 100% = 11,53%
4
mB (Putih Hitam) = 26 x 100% = 15,38%
0
mb (Putih Hijau) = 26 x 100% = 0%
c. Persilangan Monohibrid
biji dan kancing berwarna putih 40 biji yang di ambil secara acak dari
kantong baju. Pada saat mengambil kancing tidak boleh dilihat dan
kancing yang sudah diambil di letakkan diatas meja dan mengisi tabel
sesuai dengan warna yang didapat sesuai dengan warna yang di dapat
maka akan diulang sampai yang benar. Pada percobaan ini didapatkan
kedalam kantong.
d. Persilangan dihibrid
boleh dilihat. Dan hasil pengambilan disimpan diatas meja dan mengisi
tabel sesuai dengan warna yang diperoleh dengan keterangan yang ada
memiliki dua sifat beda. Hal ini sangat sesuai atau berhubungan
A. Kesimpulan
acak adalah 2, yaitu Fenotif merah dengan genotif MM dan Mm, dan
didapatkan hasil yang valid karena nilainya mendekati angka satu pada
B. Saran