Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

ENERGI DAN ELEKTRIFIKASI

ENERGI ANGIN

Oleh:
Rohmad
NIM A1H014005

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO

2016
PENDAHULUAN

I.

A. Latar Belakang
Indonesia, Sebagai negara agraris yang beriklimtropis memiliki beberapa
sumber energiterbarukan yang berpotensi besar, antara lain :energi hidro dan
mikrohidro, energi geotermal,energi biomassa, energi surya dan energi angin..
Bila kita maksimalkan potensi yang ada dengan menambah jumlah kapasitas
terpasang, maka akan membantu bahan bakar fosil yang selama ini menjadi
tumpuan dari penggunaan energi. Hal ini akan membantu perekonomian yang
selama ini menjadi boros akibat dari anggaran subsidi bahan bakar minyak yang
jumlahnya melebihi anggaran sektor lainnya.
Energi merupakan besaran yang kekal, artinya energi tidak dapat
diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari suatu bentuk satu ke bentuk
yang lain namun tidak merubah jumlah atau besar energi secara keseluruhan.
Dalam pengertian sehari-hari energi merupakan kemampuan untuk melakukan
gerak, jika suatu objek mampu untuk melakukan gerakan, maka obyek tersebut
dikatakan mempunyai energi.
Energi angin merupakan energi stokastik. Kadang angin
berhembus, kadang tidak. Kita tidak yakin berapa banyak energi
yang ada pada waktu - waktu tertentu tetapi hal itu dapat
diramalkan dengan suatu kemungkinan tertentu.

Pengembangan energi angin ini sangat cocok diterapkan


diindonesia dikarenakan potensi angin diindonesia sangat besar
yaitu indonesia memiliki garis panti terpanjang ke tiga diseluruh
dunia serta pemanfaatan energi angin ini bisa menghemat
penggunaan energi bahan bakar minyak. Penggunaan bahan
bakar

minyak

pada

dasarnya

akan

habis

maka

dari

itu

penggunaan energi alternatif seperti energi angin ini sangat


berguna untuk kelestarian energi.
B. Tujuan
1. Mengetahui cara penggunaan anemometer.
2. Mengetahui manfaat energi angin dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengetahui tingkat potensi energi angin pada suatu daerah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sumber energi dari alam dapat diklasifikasikan sebagian


berikut yakni energi fosil, fisil, dan energi terbarukan. Energi fosil
adalah energi yang diambil dari sumber yang hanya tersedia
dalam jumlah terbatas di bumi dan tidak dapat diregenerasi.
Sumber-sumber energi ini akan berakhir cepat atau lambat dan
berbahaya bagi lingkungan, dan energi terbarukan adalah energi
yang dihasilkan dari sumber alami seperti matahari, angin, dan
air dan dapat dihasilkan berulang kali karena dapat diperbaharui
(Permana, A.D. 2011).
Energi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar
benda dapat melakukan usaha. Dalam kenyataannya setiap
dilakukan usaha selalu ada perubahan. Sehingga usaha juga
didefiniskan

sebagai

kemampuan

untuk

menyebabkan

perubahan (Arif Alfatah & Muji Lestari, 2009)


Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat
ketempat lainnya. Angin berhembus dikarenakan beberapa
bagian

bumi

dibandingkan

mendapat
tempat

lain.

lebih

banyak

Permukaan

panas

tanah

matahari

yang

panas

mambuat suhu udara diatasnya naik. Akibatnya udara yang naik


mengembang dan menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan
dibandingkan udara sekitarnya, udara akan naik. Begitu udara

panas tadi naik, tempatnya akan segera digantikan oleh udara


sekitar terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat.
Proses ini terjadi terus-menerus, akibatnya kita bisa merasakan
adanya pergerakan udara atau yang disebut angin (Nasir, 1990).
Energi angin adalah energi yang terkandung pada massa
udara yang bergerak. Energi angin berasal dari energi matahari.
Pemanasan bumi oleh sinar matahari menyebabkan perbedaan
massa jenis () udara. Perbedaan massa jenis ini menyebabkan
perbedaan tekanan pada udara sehingga akan terjadi aliran
fluida dan menghasilkan angin. Kondisi aliran angin dipengaruhi
oleh medan atau permukaan bumi yang dilalui oleh aliran angin
dan perbedaan temperatur permukaan bumi. (Daryanto, 2007)
Pemanfaatan

energi

angin

selain

dapat

mengurangi

ketergantungan terhadap energi fosil, diharapkan juga dapat


meningkatkan produktifitas masyarakat pertanian. Walaupun
pemanfaatan energi angin dapat dilakukan dimana saja, daerahdaerah yang memiliki potensi energi angin ini lebih kompetitif
dibandingkan dengan energi alternatif lainnya. Oleh karena itu
studi

potensi pemanfaatan energi angin

dilakukan

guna

mengidentifikasi

ini

sangat

daerah-daerah

tepat

berpotensi

(Permana edo, 2007)


Udara yang memiliki massa (m) dan kecepatan (v) akan
menghasilkan energi kinetik sebesar:

E = m.v2....................................................(1)
Dimana :
E = Energi (J)
m = Massa udara (Kg)
v = Kecepatan angin (m/detik)
Jika suatu blok udara yang mempunyai penampang A ( m2 )
dan bergerak dengan kecepatan V ( m/s ), maka jumlah massa
udara yang mengalir tiap detik adalah:
m = A . V. (kg/detik) (2)
Dimana :
m

= massa udara yang mengalir ( kg/detik )

= kerapatan udara ( kg/m3 )

= penampang udara ( m2 )

= kecepatan angin ( m/detik )

Selanjutnya didapatkan energi yang dihasilkan persatuan waktu


adalah:
P

= E / satuan waktu
= 0,5 A V3 (Watt) ...(3)

(Tim asisten, 2016)

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


1. Alat tulis
2. Anemometer
3. Kalkulator
B. Prosedur Kerja
1. Persiapan alat dan bahan.
2. Tentukan arah angin, kemudian menghadap kearah yang berlawanan dengan
arah angin.
3. Nyalakan anemometer dengan cara menekan tombol power layar tampilan
menghadap kearah pemegang anemometer dan angin akan datang dari arah
belakang layar tampilan.
4. Perhatikan angka yang menunjukan kecepatan angin pada layar tampil
5. Apabila angka kecepatan angin telah konstan, tekan tombol hold, kemudian
catat hasilnya.
6. Setelah didapat kecepatan angin, hitung daya dan energinya menggunakan
rumus.
No

Kelompok

Waktu (t)

IV.

Kecepatan angin (v)

Daya (P)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Energi (E)

1
5

2
3
4

Gambar 4.1 Anemometer


( sumber : Dokumentasi Pribadi)
Keterangan :
1. Display

: Menampilkan hasil pengukuran

2. Tombol power

: Untuk menghidupkan dan mematikan anemometer

3. Tombol satuan

: Untuk memilih satuan yang akan digunakan

4. Tombol satuan

: Untuk memilih satuan yang akan digunakan sesuai dengan

tombol yang diatasnya (tombol nomor 3)


5. Baling-baling

: Bagian sensor yang digunakan untuk menangkap

kecepatan angin (harus berlawanan dengan arah angin)


6. Kabel

: Untuk menghubungkan anemometer dengan baling-baling.

Cara Kerja Alat Anemometer adalah Anemometer digunakan dengan cara


mengangkat baling-baling keatas ke arah angin, kemudian menyalahkan tombol

power ke on serta atur tombol satuan apa yang akan digunakan. Baling-baling
akan berputar jika terdapat angin, yang kemudian kecepatan baling-baling
(kecepatan angin) akan dikonversi oleh alatnya dan akan ditampilkan pada
display anemometer.
No

Kelompok

Waktu (menit)

Kecepatan (m/s)

15

0,1

Daya (watt) Energi (J)


3,43 x 101,5 x
3
-

10-4

5,35 x 10
2

15

2,5

15

1,8

2,00 x 105
-

2,34
0,87

4,56 x 10
4
5

4
5

15
15

1,1
0,6

151

1,7

6
-7

7,3 x 10
1,68 x 105

0,20
0,032
0,74

12,31 x
7

15

3,3

10-5
10,2 x 10-

5,39

15

3,1

4,46

8,35 x 10
9

15

2,9

10

10

15

2,8

7,52 x 105

2,74 x 10
11

11

10

2,0

3,66
3,29
1,2

12,31 x
12

12

10

3,3

Tabel 1. Tabel perhitungan

10-5

5,39

Perhitungan :
P

= K x A x V3
= 1,37 x 10-5 (0,25)(1,1)3
= 4,56 x 10-6 watt

= 0,5 x m x V2
= 0,5 x (A x V x ) x V2
= 0,5 x (0,25 x 1,1 x 1,2) x (1,1)2
= 0,1996 J
= 0,2 J
B.
Angin

didefinisikan

Pembahasan
sebagai

gerakan

udara

mendatar

(horizontal) yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena


adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke tekanan
rendah) di sekitarnya. Gradien tekanan disebabkan oleh adanya
perbedaan suhu udara maka implikasinya adalah semakin besar
pula angin yang bertiup atau massa udara yang bergerak menuju
suatu lokasi tertentu. (Hidayat, 2005)
Angin adalah dinamika perpindahan massa udara secara
mendatar (horizontal), yang pada umumnya diukur dalam dua
parameter yaitu kecepatan dan arah. Gerak vertikal massa udara
dapat diabaikan karena gerak vertikal (w) setara dengan gaya
gravitasi. Kecepatan angin umumnya diukur dengan anemometer

sedangkan arah angin diukur dengan panah angin (wind vane)


dan kantong angin (wind sack). Namun seiring berkembangnya
pengetahuan dan teknologi pengukuran angin dilakukan dengan
menggunakan teknologi penginderaan jauh. (Hasan, 1976).
Angin merupakan gerakan udara yang kekuatanya sangat
bergantung

pada

gradien

tekanan dan merupakan proses

penting dalam transport bahang (panas), kelembaban, uap air,


mikrooragnisme dan material lainnya dari suatu tempat menuju
tempat yang lain. Angin adalah udara yang bergerak yang
diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan
tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. (Ahrens,
2007)
Faktor-faktor terjadinya angin, yaitu:
1. Gradien barometris : Bilangan yang menunjukkan perbedaan
tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin
besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin.
2. Letak tempat : Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih
cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa.
3. Tinggi tempat : Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula
angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya
gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi,
gunung,

pohon,

dan

topografi

yang

tidak

rata

lainnya

memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu


tempat, gaya gesekan ini semakin kecil.
4. Waktu : Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di
malam hari. (Ahrens, 2007)
Macam-macam alat pengukur kecepatan angin
1. Anemometer
Anemometer adalah alat pengukur kecepatan angin yang
banyak digunakan dalam bidang meteorologi dan geofisika atau
stasiun prakiraan cuaca. Selain mengukur kecepatan angin,
Anemometer juga dapat mengukur besarnya tekangan angin itu.
Angin bisa terjadi karena perubahan tekanan udara. Pola tekanan
udara di seluruh bumi menyebabkan pola angin permukaan
horizontal karena udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi
ke daerah bertekanan rendah, seandainya bumi tidak berputar,
angin akan bergerak dalam jalur lurus, tetapi karena bumi
berputar, angin berbelok arah. Angin bergerak secara spiral
meninggalkan daerah bertekanan tinggi dan berputar-putar
masuk ke daerah bertekanan rendah sehingga dibelahan bumi
utara angin membelok ke kanan dan dibelahan bumi selatan
membelok ke kiri, ini disebut efek coriolis.

Gambar 4.2 Anemometer


(sumber : diakses dari
https://rinynovianty.files.wordpress.com/2010/05/anemometer.jpg
pada tanggal 11mei 2016 pukul 12.13)
2. Windsock
Windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan
besar kecepatan angin, yang biasanya banyak ditemukan di bandara-bandara.
Windsock adalah sebuah kain berbentuk silinder mengerucut disatu ujungnya,
diterjemahkan secara bebasnya sebagai sarung angin. Fungsi windsock adalah
sebagai penanda arah angin dan relatif kecepatan angin. Terkadang windsock
tidak dilengkapi pengukur kecepatan angin (anemometer). Kecepatan angin hanya
bisa dilihat secara perkiraan kasar yakni dari sudut relatif windsock terhadap tiang
mounting. Jika angin rendah maka windsock terkulai dan angin kencang maka
windsock lurus horizontal.

Gambar 4.3 Windsock


(sumber : https://pixabay.com/en/wind-sock-wind-directionanemometer-57983/ diakses pada tangganl 11 mei 2016 pukul
12.21)

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) sebagai salah satu


sumber

daya

alternatif

untuk

menghasilkan

energi

listrik

mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini disebabkan


karena

kelebihan-kelebihan

yang

dimiliki

oleh

pembangkit

tersebut, seperti ramah lingkungan, bebas polusi dan merupakan


penghasil energi listrik yang dapat diperbaharui. Seiring dengan
perkembangan semikonduktor dan elektronika daya maka PLTB
juga semakin banyak digunakan dalam sistem tenaga. Cara
kerja dari

pembangkitan

listrik

tenaga

angin

ini

yaitu

awalnya energi angin memutar turbin angin. Turbin angin bekerja


berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan listrik
untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk
menghasilkan listrik).

Kemudian angin akan memutar sudut

turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator


di bagian belakang turbin angin. Generator mengubah energi
gerak

menjadi

energi

listrik

dengan

teori

medan

elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan


material ferromagnetik permanen. Setelah itu di sekeliling poros
terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan
kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai
berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang
akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan
tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk
akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik
yang

dihasilkan

current)

yang

oleh

generator

memiliki

ini

bentuk

berupa

gelombang

AC (alternating
kurang

lebih

sinusoidal. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam


baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
Keuntungan atau kelebihan dari energi angin atau PLTA
1. Sumber

energi

terbarukan.

Yang

pertama

adalah

angin

merupakan salah satu sumber energi terbarukan. Dikatakan

menjadi sumber energi terbarukan karena sumber energi


angin tidak akan pernah habis, tidak seperti minyak bumi.
2. Tidak

menimbulkan

emisi.

Yang

kedua

adalah

tidak

menimbulkan emisi. Listrik yang dihasilkan oleh angin tidak


menimbulkan emisi yang bisa menyebabkan hujan asam
ataupun

gas

rumah

kaca.

Seperti

yang

Anda

ketahui

penggunaan bahan bakar fosil dapat menyebabkan hujan


asam. Hujan asam yang terjadi pun dapat mempengaruhi
kehidupan di bumi, seperti ikan dan tumbuhan mati, besi
berkarat dan lainnya.
3. Ramah lingkungan. Kelebihan menggunakan pembangkit listrik
tenaga angin selanjutnya adalah ramah lingkungan. Selain
terbarukan, energi angin merupakan salah satu sumber energi
alternatif yang jika digunakan tanpa mencemari lingkungan.
4. Menggunakan space yang lebih kecil. Jika dibandingkan
dengan

pembangkit

listrik

lainnya,

energi

angin

hanya

membutuhkan beberapa meter untuk membentuk pondasi


turbin angin. Tentu saja tanah di sekitar turbin dapat
digunakan untuk keperluan lainnya, salah satunya yaitu untuk
pertanian.
5. Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga
angin secara

prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya

yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber energi ini

tidak akan membuat sumber daya angin yang

berkurang

seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya


tenaga angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi
dunia di masa depan.
6. Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah
lingkungan, dimana

penggunaannya tidak mengakibatkan

emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan


Kelemahan energi angin atau PLTA
1. Tidak mudah diprediksi. Sama seperti pembangkit listrik
tenaga surya, pembangkit listrik tenaga air juga tidak mudah
diprediksi. Meskipun sumber terbarukan, akan tetapi sumber
energi angin kurang dapat diandalkan untuk ada terus
menerus.
2. Memerlukan biaya yang tinggi. Kelemahan yang kedua adalah
memerlukan biaya yang cukup tinggi. Seperti yang kita ketahui
biasanya pembangkit listrik yang satu ini dibangun di tempat
yang jauh dari sumber beban. Dan tentu saja semua itu
membutuhkan transmisi dengan biaya yang cukup tinggi.
3. Biaya perawatan tinggi. Selain itu, biaya perawatan atau cost
maintenance turbin angin juga sangatlah tinggi. Hal ini
dikarenakan turbin angin memiliki beberapa bagian yang
mudah rusak seiring dengan berjalannya waktu.

4. Ancaman bagi kehidupan liar. Kenapa bisa dikatakan sebagai


ancaman bagi kehidupan liar? Ini karena burung yang terbang
bebas dapat terbunuh dan terluka jika terbang menuju ke arah
turbin angin tersebut.
5. Membutuhkan turbin angin yang banyak. Berikutnya adalah
membutuhkan turbin yang banyak. Untuk menghasilkan listrik
yang sama dengan pembangkit fosil. Dibutuhkan turbin angin
yang banyak, dengan begitu dibutuhkan pula area yang luas.
6. Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan pembangkit
tenaga angin adalahterhadap populasi burung dan kelelawar.
Burung dan kelelawar dapat terluka atau bahkan mati akibat
terbang melewati sudu-sudu yang sedang berputar
7. Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya
derau frekuensi rendah.Putaran dari sudu-sudu turbin angin
dengan frekuensi konstan lebih mengganggudaripada suara
angin pada ranting pohon
8. Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan
interferensielektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal
televisi

atau

transmisigelombang

mikro

untuk

perkomunikasian
Dalam sebuah presentasi yang diadakan sebuah perusahaan
yang bernama WhyPgen dan Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) pada tanggal 14 Mei 2013 , Indonesia adalah

salah satu negara yang memiliki potensi untuk mengembangkan


pembangkit listrik tenaga angin. Potensi tenaga angin yang
tersedia di Indonesia mencapai 9.286 MW akan tetapi sampai
saat ini energi angin yang telah digunakan lebih kurang sebesar
2 MW (BMKG, 2013).

Berikut ini akan ditampilkan peta prakiraan aliran dan


kecepatan angin diseluruh Indonesia

Gambar 4.4 Aliran angin diindonesia


(Sumber: http://www.bmkg.go.id diakses pada tanggal 11 mei
2016 15.45)

Angin di wilayah Indonesia pada umumnya bergerak dari


arah timur menuju arah barat daya dengan kecepatan angin
antara 2.5 m/s sampai dengan 7.5 m/s. Kecepatan angin 7.5 m/s
di Indonesia terdapat di daerah Samudera Hindia Selatan Jawa
hingga Selatan Nusa Tenggara Timur, Laut Jawa, Laut Bali, Laut
Banda, Laut Flores dan Perairan Selatan Merauke.
Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir
Indonesia, total kapasitas terpasang dalam sistem konversi
energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di seluruh
Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas
masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun. Tahun 2007,
tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat
lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara
dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masingmasing satu unit. Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka
pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250
megawatt (MW) pada tahun 2025.
Berdasarkan praktikum acara 1 ini tentang energi angin
mengukur kecepatan angin disuatu daerah. Pada praktikum
acara ini mengambil lokasi pengukuran dipersawahan pada
waktu pagi hari. Pergerakan angin adalah Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah
atau angin bergerak dari suhu tinggi ke suhu rendah. Pada saat

pagi hari terjadinya perbedaan tekanan sangat kecil sehingga


angin yang terbentuk juga kecil dan berbeda jika kita melakukan
percobaan pada siang hari maka terjadi perbedaab tekanan yang
besar

dan

angin

yang

dihasilkan

juga

besar.

Dengan

menggunakan alat Anemometer maka akan diperoleh kecepatan


angin tersebut. Setelah kecepata angin sudah

diketahui maka

kita dapat menacari Daya (p) dengan rumus P=KAV 3 , K adalah


keketapan dengan nilai 1,37x10-5 dan A adalah luas penampang
baling-baling yang disini berfungsi sebagai sensor angin serta V
merupakan kecepatan angin. Setelah itu mencari Energi dengan
rumus E= 0,5mV2 atau E= 0,5AVV2 , A adalah luas penampang
baling-baling yang disini berfungsi sebagai sensor angin dan
merupakan massa jenis dari angin dengan nilai 1,2 serta V
merupakan kecepatan angin. Berdasarkan hasil perhitungan
maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar kecepatan
anginya maka akan semakin besar Daya serta Energinya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Energi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar benda
dapat melakukan usaha.

2. Angin adalah dinamika perpindahan massa udara secara


mendatar (horizontal), yang pada umumnya diukur dalam dua
parameter yaitu kecepatan dan arah.
3. Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya angin adalah
gradien geometri, letak tempat, Tinggi Tempat dan Waktu
3. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin adalah
Anemometer dan Windsock
4. Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit
listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk
menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini dapat merubah
energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan
turbin angin atau kincir angin. Pembangkit listrik tenaga angin
ini memiliki kelebihan yaitu bahan murah, tidak menimbulkan
emisi

dan

merupakan

energi

terbarukan.

Sedangkan

kekuranganya adalah memerluhkan biaya yang tinggi dan


tidak dapat diprediksi
5. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi
untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin.
Potensi tenaga angin yang tersedia di Indonesia mencapai
9.286 MW akan tetapi sampai saat ini energi angin yang telah
digunakan lebih kurang sebesar 2 MW
B. Saran
Praktikum acara 1 sudah berjalan lancar. Terdapat beberapa kendala dari
praktikan maupun asisten yaitu diantaranya kedatangan praktikan dan asisten

tidak tepat waktu. untuk praktikum acara selanjutnya semoga berjalan dengan
lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Ahrens, C. Donald. 2007. Meteorology Today. Cengage Learning : USA.


Alfatah, Arif dan Lestari, Muji. 2009. Bahas Tuntas 1001 Soal Fisika SMP.
Yogyakarta. Pustaka Widyatama
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, 2013. Prakiraan
Musim Hujan. BMKG
Daryanto, Y. 2007. Kajian Potensi Angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu.
Yogyakarta: Balai PPTAAG
Hasan, Amin. 1976. Seri Dasar Ilmu Pengetahuan: Listrik. Petaling Jaya,
Selangor (Malaysia).
Hidayat, S. 2005.Turbin Skala Kecil . ITB. Bandung
Nasir, A. A. dan Y. Koesmaryono. 1990. Pengantar Ilmu Iklim Untuk Pertanian,
Pustaka Jaya, Bogor.
Permana, A. D. 2011. Outlook Energi Indonesia, Energi Masa Depan disekitar
dan Ketenagalistrikan. BPPT-Press. Jakarta. ISBN. 978-979-95202-6-5.
Permana Edo, 2012 . Rancang Bangun Pembangkit Tenaga Angin .Politeknik
Negeri Sriwijaya: Palembang.
Tim Asisten. 2016. Modul Praktikum Energi dan Elektrifikasi Pertanian.
Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman

Anda mungkin juga menyukai