KLIMATOLOGI PERTANIAN
Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2017
I. ACARA I : Pengenalan Stasiun Meteorologi dan
Peralatannya
II. TANGGAL PRAKTIKUM : 16 Februari 2017
III. TUJUAN :
1. Mengenal Stasiun meteorologi pertanian dan alat-alat pengukur yang biasa
digunakan dalam bidang meteorologi pertanian.
2. Mempelajari prinsip kerja, cara penggunaan alat serta macam-macam data
dan kualitas data yang dihasilkan dari suatu alat pengukur analisis cuaca.
IV. TINJAUAN PUSTAKA
Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat untuk mengadakan
pengamatan secara terus-menerus dalam mengamati keadaan lingkungan
sekitar (Atmosfer). Suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati
keadaan iklim selama 10 tahun berturut-turut, sehingga akan didapatkan
gambaran umum mengenai rata-rata keadaan iklim suatu tempat.
Pada pengamatan keadaan atmosfer di stasiun meteorologi digunakan
beberapa alat yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan alat-alat
ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di laboratorium yang bersifat
peka dan teliti. Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup,
terlindung dari hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya serta
digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi
disesuaikan dengan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang
menggunakan (Anonim, 2008).
Sebelum ditemukannya satelit meteorologi, satu-satunya cara untuk
mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai keadaan atmosfer yaitu
dengan memasukkan keadaan yang diamati pada stasiun cuaca di seluruh
dunia ke dalam peta cuaca (Neiburger, 1982). Adapun alat-alat meteorologi
yang terdapat di stasiun meteorologi pertanian diantaranya alat pengukur
curah hujan (Ombrometer), alat pengukur kelembapan relatif udara
(Hygrometer), alat pengukur suhu udara (Termometer biasa, termometer
maksimum, termometer minimum, dan termometer maksimum-minimum),
alat pengukur suhu air (Termometer maksimum-minimum permukaan air),
alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Combell
Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer tanah), dan alat pengukur
kecepatan angin (Anemometer) dan masih banyak yang lainnya
(Prawirowardoyo, 1996).
Hasil yang didapat setelah dilakukannya suatu pengamatan di stasiun
meteorologi yakni data-data mengenai iklim. Di Indonesia, berdasarkan
ketersediaan data iklim yang ada di sistem database Balitklimat, hanya ada
166 dari 2.679 stasiun yang menangani data iklim. Umumnya hanya data
curah hujan dan suhu udara, sehingga walaupun metode Penman merupakan
metode yang terbaik, metode Blaney Criddle akan lebih banyak dipilih karena
hanya memerlukan data suhu udara yang relatif mudah didapatkan
(Runtunuwu et.al., 2008). Perkiraan cuaca baik harian maupun musiman
mempunyai arti penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian.
Perkiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam
kegiatan harian misalnya untuk saat tanam di suatu wilayah, pemupukan dan
pemberantasan hama. Jadi, bidang pertanian memanfaatkan informasi tentang
cuaca dan iklim mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya
(Setiawan, 2003).
V. CARA KERJA
1. Praktikan mengamati alat-alat pengukur anasir cuaca atau iklim.
Kemudian mencatat nama dan kegunaan alat, bagian-bagian penting
dari alat, satuan dan ketelitian pengamatan, keterangan singkat dari
prinsip dan cara kerja kelebihan dan kekurangan masing-masing alat,
cara pemasangan serta cara pengamatan.
b. Higrograf
Keterangan Gambar :
Satuan Alat : %.
Satuan Pengukuran : %.
Ketelitian Alat : 1%.
Prinsip kerja : Sifat kembang kerut pada benda higroskopis.
Cara pemasangan : Dipasang pada sangkar meteo.
Cara pengamatan :
1) Dipasang kertas grafik pada silinder yang dapat berputar secara
otomatis.
2) Penggantian kertas grafik dilakukan sekali dalam seminggu.
3) Kelembaban nisbi udara dalam satuan persen (%) dapat dibaca pada
kertas grafik.
4) Alat ini dapat digunakan untuk mengetahui ayunan kelembaban nisbi
udara selama satu minggu.
c. Termometer Biasa
Keterangan Gambar :
a. Resevoir
b. Pipa kapiler berisi air
raksa/alkohol
a. Tangkai pemutar
b. Jarum penunjuk suhu
c. Tabung berisi spiral logam
sebagai penghantar
d. Ujung peka
Keterangan Gambar :
h. Biram Anemometer
Keterangan Gambar :
a. Kipas anemo
b. Jarum pencatat jarak per
100 m
c. Jarum pencatat jarak per
1000 m
d. Pengunci
Satuan Alat : m.
Satuan Pengukuran : m/s.
Ketelitian Alat : 0,5 m.
Prinsip kerja : Sitem mekanik.
Cara pemasangan : Portable.
Cara pengamatan :
1) Umumnya alat digunakan untuk pengukuran rata-rata kecepatan
angin pada periode pendek, satuan dalam m/detik.
2) Rata-rata kecepatan angin dapat dihitung dari besarnya selisih
pembacaan II dengan pembacaan I (Jarak tempuh angin) dibagi
dengan waktu antara perbedaan pengamatan tersebut (Periode 1
menit : 60 detik).
i. Lux Meter
Keterangan Gambar :
a. Layar panel
b. Sensor cahaya
c. Zero adjust
d. Tombol on/off
e. Tombol range
j. Termohigrometer
Keterangan Gambar :
a. Data suhu
b. Data kelembapan
c. Data waktu
DAFTAR PUSTAKA
Mengetahui,
Co.Ass Praktikan