Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR DASAR DAN FUNGSI TUMBUHAN


DIFUSI OSMOSIS

oleh :
Nama : Efrika Marsya Ulfa
NIM : 190210104087
Kelas :C
Kelompok :5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. JUDUL
Disfusi Osmosis
II. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati pengaruh perlakuan fisik (suhu)
terhadap permaebilitas membran sel.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Disfusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat
dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi
rendah. Sedangkan osmosis adalah perpindahan air melalui membran
semipermiabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih
pekat. Disfusi bergantung pada perbedaan konsentrasi dan tekanan
hidrostatik. Energi untuk proses disfusi adalah energi kinetik yang normal
ditimbulkan akibat pergerakan suatu bahan. Disfusi yang melewati membran
sel dibagi menjadi dua subtipe yaitu disfusi sederhana dan disfusi. Disfusi
sederhana artinya pergerakan kinetik molekul atau ion melewati membran
tidk bereaksi dengan protein carier, kecepatan disfusi sederhana ditentukan
dari jumlah substansi yang ada, kecepatan gerak kinetik bahan, jumlah dan
ukuran daripada membran sel yang akan dilewati (Yuliana. 2020).
Osmosis merupakan suatu peristiwa berpindahnya zat yang
terkandung dalam pelarut dari bagian yang berkonsentrasi rendah
(hipotonik) ke bagian yang konsentrasinya lebih tinggi (hipertonik) dan
melalui membran semipermeabel. Membran semipermeabel merupakan
selaput pemisah yang hanya bisa dilewati air dan molekulnya. Membran ini
harus bisa ditembus oleh zat pelarut sehingga menyebabkan tekanan
sepanjang membran tersebut. Membran sel terikat oleh protein yang berada
di luar permukaan maupun yang menembus. Dari struktur membran,
diketahui bahwa membran bukan hanya sebagai pembatas sel, tetapi juga
berperan sebagai tempat keluar masuk sel. Osmosis ini dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu Materi terlarut dan kadar air di dalam sel dan Materi terlarut
dan kadar air di luar sel (Ulfa dkk,2020:111).
Difusi adalah peristiwa perpindahan partikel dari lingkungan dengan
konsentrasi tinggi menuju lingkungan dengan konsentrasi rendah. Proses
difusi menjadi proses yang penting pada sistem tubuh manusia, seperti pada
difusi oksigen dan karbondioksida dalam sistem pernafasan, difusi Ca pada
sinaps dalam sistem saraf, difusi beberapa molekul yang terjadi pada ginjal
untuk mempertahankan homeostatis darah dalam sistem urinari [1], dan
difusi zat (obat) dalam berbagai sistem tubuh manusia (Kuntari
dkk,2019:62).
Difusi merupakan proses fisika ynag berperan penting pada fisiologi
tumbuhan. Untuk memahami proses ini, sebaiknya diketahui dahulu sifat
umum materi. Semua zat, baik unsur maupun senyawa pada daarnya
tersusun atas partikel-partikel kecil. Partikel ini mempunyai dua sifat umum
yang penting yaitu mampu untuk bergerak bebas dan kecenderungan bagi
partikel yang sama untuk tarik-menarik. Jika partikel suatu zat dapat
bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, mak dlam jangka waktu
tertentu akan tersebar merata pada ruang yang ada. Partikel yang lebih
banyak jumlahnya atau lebih pekat bergerak ke daerah yang partikelnya
sedikit atau daerah yang kurang pekat. Demikian juga sebaliknya hingga
terjadi penyebaran yan meata. Gerak partikel pada arah tertentu disebut
disfusi. Suatu sifat penting proses disfusi adalahpartikel berbagai zat bebas
berdisfusi satu sama lain. Melalui proses disfusi air masuk ke dalam akar,
bergerak darisel ke sel dan meninggalkan tumbuhan dalam bentuk uap. Gas
-gas (O2 dan CO2), unsur-unsur dan bahn bahan makanan masuk ke dalam
sel atau di antara sel-sel dan bergerak dari sel ke sel dengan jalan disfusi,
disfusi berlangsung tidak hanya karena adanya perbedaankonsntrasi,
perbedaan sifat juga dapat menyebabkan disfusi (Advinda,2018).
Perlakuan suhu pengeringan menyebabkan hilangnya air dalam bentuk
penguapan, pada saat daun dikeringkan air akan menguap berdifusi melalui
permukaan sampel bahan ke udara. Pada suhu yang tinggi tekanan uap di
dalam sampel jauh lebih tinggi daripada tekanan uap air di luar sampel, jadi
molekul-molekul air akan berdifusi. Perlakuan suhu 50°C mampu
menurunkan kadar air paling tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan
kontrol, 30°C, dan 40°C. Hal ini sesuai dengan pernyataan loveless (1991)
bahwa suhu permukaan pada bahan berbeda dengan suhu udara, sehingga
saat suhu dinaikkan maka penguapan akan cepat terjadi. Kadar air daun
lebih rendah dibandingkan umbi, karena daun merupakan organ yang tipis
sehingga mempermudah terjadinya kehilangan air melalui proses difusi dari
permukaan daun saat pengeringan bahan dibanding umbi (Syafrida dkk,2018
:46).
Difusi merupakan proses dimana partikel zat terlarut melintasi
membran sel dan pindah ke dalam atau ke luar sel. Dimaa mendefinisikan
pergerakan bersih molekul – molekul ini, seperti nutrisi dan produklimbah
dari area dengn konsentrasi tinggi hingga area dengan konsentrasi rendah.
Sedangkan osmosis merupakan proses yang serupa, tetapi berbeda karena itu
menggambarkan pergerakan molekul air melintasi membran sel (Reinke et
al,2019:18).
Osmosis ini dapat didefinisikan sebagai pergerakan air dari daerah
dimana memiliki konsentrasi tinggi ke daerah dimana meniliki konsentrasi
rendah dengan bantuan membran semipermiable. Dimana tekanan yang
diperlukan untuk menghentikan aliran air murni ke dalam larutan melintasi
membran permiable yang termasuk karakteristik larutan dan bisa disebut
sebgai tekanan osmotik. Dengan demikian air akanberpindah dari wilayah
yang bertekanan osmotik rendah ke wilayah yang bertekanan osmotik tinggi
(Howlett, 2014).
Teori mengenai osmosis yakni proses osmosis merupakan proses yang
bekerja berdasarkan perbedaan konsentrasi larutan, dimana larutan dengan
konsentrasi rendah akan mengarah ke larutan dengan konsentrasi lebih
tinggi melalui membran semi permiabel. Gradien yang lebih tinggi atau
perbedaan konsentrasi umpan dan meresap dimana tekanan osmotik yang
dihasilkan semakin tinggi sehingga proses osmosis akan semakin lama dan
menghasilkan sebuah nilai fluks yang tinggi dimana konsentrasi 3M
merupakan konsentrsi tertinggi (Saiful et al, 2018:173).
Ketika suhu meingkat fluks dari pelarut ini lebih tinggi membawa
lebih banyak zat terlarut bersamanya menyebabkan peningkatan konveksi
zat terlarut lebih besr untuk setiap zat terlarut di suhu yang lebih tinggi.
Selanjutnya pada temperatur yang lebih tinggi adanya peningkatan
disfusitivitas zat terlarut yang menyebabkan transportasi disfusi meningkat.
Dimana pada transportasi disfusi kenaikan suhu menyebabkan konsentrasi
yang melintasi membran juga berkurang maka adanya peningkatan
difusitivitas zat terlarut karena adanya peningkatan suhu (Roy, 2017).

4.1 Alat dan bahan


4.1.1 Alat
1. Gelas 4 buah
2. Cutter/silet
3. Pemanas Air
4. Penggaris
5. Sendok Makan
6. Mangkok 2 buah
7. Timer
4.1.2 Bahan
1. Umbi Kunyit
2. Air ( bersuhu ruang, air es, air hangat, air mendidih)
4.2 Langkah Kerja Skematis

IV. HASIL PENGAMATAN

Ukuran Perlakuan/Waktu
Balok Kunyit
Air biasa Air Es Air Hangat Air Mendidih

5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15

Reza - - - - - - - + ++ ++ +++ ++++

Mawar - - - - - - + + ++ + ++ +++
Efrika - + + - - - - ++ ++ - ++ +++

Marlyna - - - - - - + ++ ++ + ++ +++

Riya - - - - - - + + + + ++ +++

Rizka Irma - + + - - - + ++ +++ + ++ ++++

Keterangan:
- Jernih
+ kuning Jernih
++ kurang jernih
+++ kuning sedang
++++ kuning keruh

V. PEMBAHASAN
VI. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Ulfa H. L., R. Falahiyah, dan S. Singgih. 2020. Uji Osmosis pada Kentang dan
Wortel Menggunakan Larutan NaCl. Jurnal Sainsmat. 9(2).110-116.
Kuntari F., R., S. Pranoto, dan A. Sutresno. 2019. Studi Proses Difusi melalui
Membran dengan Pendekatan Kompartemen. Jurnal Fisika Dan
Aplikasinya.15(2). 62-65.
Advinda, L. 2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Edisi 1. Yogyakarta :
Penerbit Deepublish.
Yuliana. A., M. Fathurohman. 2020. Teori Dasar Dan Implementasi
Perkembangan Biologi Sel dan Molekuler. Surabaya:CV Jakad Media
Publishing.
Syafrida, M., S. Darmanti., dan M. Izzati. 2018. Pengaruh Suhu Pengeringan
Terhadap Kadar Air, Kadar Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Daun dan
Umbi Rumput Teki (Cyperus rotundus L.). Bioma. 20(1). 44-50.
Reinke, N. B., Mary Kynn and L. parkinson. 2019. Conceptuaal Understanding Of
Osmosis And Diffusion By Australian First Year Biology Students.
International Journal Of Innovation In Science An Mathematics Education.
27(9). 17-33.
Howlett. Larry D. 2014. Osmosis: The Molecular Theory. Illinois : ebooklt
HTMD Engginering.
Saiful., U. Riana, Marlina., M. Ramli., and N. Mahmud. 2018. Development Of
Chitosan-Based Forward Osmosis Membranes For Emergency Drinking
Water Supply. Aceh Internatioanal Journal Of Science And Technology.
7(3). 169-176.
Roy, Yagnaseni, D. M. Warsinger., J. H. Liendhard. 2017. Effect Of Temperature
On Ion Transport In Nanofiltration Membranes: Diffusion Convection And
Electromigration. Desalination. 420C. 241-257.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai