Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TANAMAN
“PERGERAKAN PARTIKEL”
“Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Fisiologi Tanaman”

Disusun oleh:
Nama : Rafli Rizaldi
NIM : 4442190122
Kelas : III D

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
semua limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan praktikum tentang “Pergerakan Partikel” dengan baik, meski jauh dari
kata sempurna.
Adapun maksud dan tujuan saya menyusun laporan praktikum ini yaitu
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tanaman. Tidak lupa, saya
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Imas Rohmawati, S.P., M.Si. Dr. Rusmana,
Ir., M.P. dan Eltis P.N.,S.P., M.Si selaku Dosen Pengampu mata kuliah Fisiologi
Tanaman dan Saudari Rozannah Indira Lestari selaku asisten laboratorium yang
telah membimbing saya pada Praktikum Fisiologi Tanaman dan yang dengan
sabar membimbing kami. Serta kepada semua pihak yang telah mendukung dalam
proses praktikum ini.
Saya menyadari terdapat banyak kekurangan yang ditemukan dalam karya
tulis ini. Oleh sebab itu, saya mengharapkan semua masukan dan kritik yang
membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki laporan praktikum ini.

Serang, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Tujuan ..........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Difusi..........................................................................................2
2.2 Pengertian Osmosis ......................................................................................2
2.3 Pengertian Pergerakan Partikel ....................................................................3
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................................4
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................4
3.3 Cara Kerja ....................................................................................................4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .............................................................................................................6
4.2 Pembahasan ..................................................................................................6
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ......................................................................................................8
5.2 Saran .............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................9
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.Hasil Pengamatan Larutan sukrosa dalam pipa gelas berskala (cm) pada
kentang .....................................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Difusi merupakan pergerakan air dari tanah ke dalam jaringan tanaman akibat
perbedaan konsentrasi yang tingi ke konsentrasi yang rendah. Imbibisi merupakan
penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat atau agak padat karena
benda-benda tersebut mempunyai zat penyusun dari bahan yang berupa koloid.
Istilah imbibisi umumnya diterjemahkan dengan proses penyerapan air yang
terjadi pada benih.
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita berhadapan dengan peristiwa
difusi dan osmosis, baik kita sadari maupun tidak kita sadari.Contohmya pada saat
kita menuangkan sirup ke dalam air putih maka sirup tersebut menyebar. Hal ini
disebabkan oleh konsentrasi sirup dalam gelas lebih kecil dibandingkan dengan
konsentrasi air yang ada di dalam kantong teh tersebut. Peristiwa tersebut sering
kita sebut sebagai difusi.
Begitu pula pada tumbuhan, yang menyerap air dan zat hara yang diperlukan
dari lingkungan melalui proses difusi, osmosis, maupun imbibisi. Peristiwa
tersebut dapat berlangsung dengan baik jika terdapat perbedaan tekanan potensial
air yang sangat besar antara larutan di luar sel tumbuhan dengan larutan di dalam
sel tumbuhan tersebut

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu :
1. Agar mahasiswa dapat menemukan fakta mengenai gejala difusi-osmosis
2. Agar mahasiswa dapat mengamati efek konsentrasi larutan terhadap kecepatan
difusi
3. Agar mahasiswa dapat menujukkan arah gerakan air pada peristiwa difusi
osmosis
4. Agar mahasiswa dapat mendeskripsikan pengertian difusi dan osmosis

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Difusi


Difusi merupakan perpindahan molekul atau ion dari daerah berkonsentrasi
tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah. Difusi terjadi semua jenis zat, termasuk
gas-gas, ion-ion dan air. Masuknya air dari luar ke jaringan akar juga merupakan
peristiwa difusi. Air bergerak dari daerah yang airnya lebih banyak ke daerah
yang airnya lebih sedikit (Suyitno, 2008).
Metabolit yang mempunyai bobot molekul rendah dapat berdifusi melalui
membran. Proses difusi dapat berlangsung apabila ada perbedaan konsentrasi
antara kedua larutan yang dipisahkan oleh membran. Proses difusi terjadi
berpindah dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan berkonsentrasi rendah,
hingga tercapai keadaan kesetimbangan. Keadaan kesetimbangan, yaitu di mana
konsentrasi kedua larutan sama besar (Waluya, 2013).
Difusi terjadi atas respon terhadap perbedaan konsentrasi. Konsentrasi
adalah sejumlah zat atau partikel per unit volum. Suatu perbedaan terjadi, apabila
terjadi perubahan konsentrasi dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Selain
perbedaan konsentrasi, perbedaan dalam sifat dapat juga menyebabkan difusi
(Riesqi, 2008).
Salah satu contoh peristiwa difusi adalah masuknya air dari dalam tanah
ke jaringan akar.. Air yang masuk ke dalam akar selanjutntya akan mengisi ruang-
ruang antar sel setelah air mampu menembus dinding dan membran sel. Air yang
bergerak menembus membran sel inilah yang disebut osmosis. Sehingga dapat
dikatakan bahwa, osmosis adalah peristiwa difusi air melalui membran semi
permeabel (Suyitno, 2008).

2.2 Pengertian Osmosis


Osmosis adalah difusi air menembus membran sel atau osmosis adalah
perpindahan air dari larutan berkonsentrasi rendah kelarutan berkonsentrasi tinggi
melalui selaput semi permeabel. Osmosis berkaitan dengan beberapa keadaan sel

2
tumbuhan. Berdasarkan jalur yang ditempuh air dan garam mineral yang masuk
ke akar, pengangkutan air dan garam mineral dibedakan menjadi simplas dan
apoplas. Simplas adalah bergeraknya air dan mineral lewar jalur dalam sel, yaitu
sitoplasma sel dengan jalan menembus membran plasma. Sedengkan apoplas
adalah bergeraknya air lewat jalur luar sel atau lewat dinding-dinding sel
(Loveless, 2011).
Pada umumnya membran pada organisme hidup bersifat semipermeable
(selektif permeable) yang berarti hanya molekul-molekul tertentu yang dapat
melewati. Cairan sel biasanya bersifat hipertonis (potensial air tinggi), dan cairan
diluar sel bersifat hipotonis (potensial air rendah), sehingga air akan mengalir
masuk ke dalam sel sampai kedua cairan isotonis (Campbell, 2002).

2.3 Pengertian Pergerakan Partikel


Masuknya partikel zat ke dalam sel harus menembus dinding dan membran
(rintangan), sehingga laju pergerakan partikel zat ke dalam sel terjadi jauh lebih
lambat.Dalam kaitan ini, keluar masuknya zat (ke dalam dan ke luar) sel
ditentukan oleh kemampuan membran ditembus zat yang disebut permeabilitas
membran.Zat-zat yang keluar masuk sel akar atau daun dapat berupa gas-gas, air
dan ion-ion.Sifat dari ketiga golongan zat tersebut berbeda, maka permeabilitas
membran terhadap zat-zat tersebut juga berbeda. Karena itu cara penyerapannya
juga berbeda (Subowo, 1995).
Kondisi optimal dalam kinerja membran pada umumnya dinyatakan oleh
besarnya permeabilitas dan selektivitas membran terhadap suatu spesi kimia
tertentu. Makin besar nilai permeabilitas dan selektivitas membran, membran
memiliki kinerja yang semakin baik.Namun pada kenyataannya, dalam suatu
proses pemisahan dengan membran akan ditemukan suatu fenomena umum yaitu
apabila permeabilitas membran besar maka selektivitasnya akan rendah,
demikian pula sebaliknya jika selektivitasnya tinggi maka permeabilitasnya juga
akan rendah. Solusi yang harus dicari dalam dilema ini ialah suatu cara untuk
mengoptimalkan kinerja membran baik dalam aspek permeabilitas maupun
selektivitasnya (Radiman, 2002).

3
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Fisiologi Tanaman dilaksanakan pada hari Selasa 24 November
2020, Pukul 07.30-09.10 WIB. Bertempat di jln. Kalimusada raya blok c5 no15,
tambun selatan, setia mekar, Bekasi timur.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Stopwatch, alat
tulis, spidol, penggaris, sterofoam, botol aqua pop ice, botol bekas kiko dan
sedotan pop ice . Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
air 500ml, gula putih ¼ kg dan kentang buah.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum Morfologi Bunga pada Tanaman antara
lain sebagai berikut :
3.3.1 Cara Pembuatan Konsentrasi Larutan Gula
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dituang air pada 3 gelas terpisah, masing masing sebanyak 100 ml
3. Ditambahkan gula pada gelas yang berisi air 0 sdm gula pasir untuk larutan
gula 0%, 2 sdm gula pasir untuk larutan gula konsentrasi 50%, dan 4 sdm
gula pasir untuk larutan gula konsentrasi 100%
4. Diaduk larutan gula sampai homogen

3.3.2 Cara Pembuatan Media Difusi – Osmosis


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipotong kentang menjadi dadu dengan ukuran 3 cm x 3 cm sebanyak 3 buah
3. Dipotong styrofoam membulat sesuai dengan mulut gelas plastic yang dipakai
4. Ditancapkan sedotan pada kentang dengan posisi sebelumnya sedotan sudah
melewati styrofoam

4
5. Dimasukkan rakitan sebelumnya ke dalam gelas plastic secara vertical dengan
posisi dadu kentang berada di dalam gelas plastic (dibawah) dan sedotan serta
styrofoam berada diatas
6. Dirapatkan potongan Styrofoam dengan mulut gelas plastic, usahakan tidak ada
celah udara
7. Dihubungkan ujung sedotan dengan pipa gelas berskala (cm)
8. Dituangkan larutan gula yang sudah dibuat ke dalam pipa gelas
9. Diamati dan dicatat perubahan ketinggian larutan gula pada waktu 0 menit, 10
menit, 1 menit, dan setelah 24 jam

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Larutan sukrosa dalam pipa gelas berskala (cm)
pada kentang
Waktu Skala Volume Cairan

0% 45% 90%

0 menit 11 10 12

5 menit 0 0 0

10 menit 0 0 0

Setelah 24 jam 0 cm 0 cm 0 cm

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang pergerakan partikel. Adapun
tujuan dari praktikum kali ini yaitu agar mahasiswa dapat menemukan fakta
mengenai gejala difusi-osmosis, dapat mengamati efek konsentrasi larutan
terhadap kecepatan difusi, dapat menujukkan arah gerakan air pada peristiwa
difusi osmosis, dan dapat mendeskripsikan pengertian difusi dan osmosis. Bahan
yang akan dijadikan perameter adalah potongan kentang berbentuk kubus dengan
panjang sisi 3cm.
Dari hasil pengamatan larutan sukrosa dalam pipa gelas pada kentang yang
dilakukan saat praktikum, dapat diketahui skala volume larutan sukrosa 0% pada
waktu 0 menit adalah 11 cm, pada waktu 5 menit adalah 0 cm, pada waktu 10
menit adalah 0 cm, dan setelah 24 jam adalah 0 cm. Kemudian skala volume
larutan sukrosa 45% pada waktu 0 menit adalah 10 cm, pada waktu 5 menit
adalah 0 cm, pada waktu 10 menit adalah 0 cm, dan setelah 24 jam adalah 0 cm.
Selanjutnya skala volume larutan sukrosa 90% pada waktu 0 meit adalah 12 cm,
pada waktu 5 menit adalah 0 cm, pada waktu 10 menit adalah 0 cm, dan setelah

6
24 jam adalah 0 cm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa volume larutan gula
maupun volume air pada kentang mengalami perubahan jumlah volume. Ini
berarti menandakan bahwa pada percobaan ini terdapat proses osmosis.
Dari percobaan ditunjukan bahwa air dan gula dibatasi oleh kentang sebagai
membrane. Sehingga molekul air dapat melewati kentang tersebut, sedangkan
gula tidak dapat melewati kentang (membrane). Pada keadaan ini, air akan
bergerak dari larutan yang kepekatannya rendah ke larutan yang kepekatannya
tinggi. Sehingga lama kelamaan gula semakin tinggi dan volume air semakin
surut.
Selain itu, perbedaan konsentrasi gula juga mempengaruhi kecepatan
pertambahan air, karena larutan dengan konsentrasi gula yang lebih pekat lebih
lama bergerak dibandingkan larutan dengan konsentrasi gula yang rendah.
Perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer
ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh
pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan
sepanjang membran.
Namun ada kendala saat melakukan pengamatan, yaitu tidak menancapkan
sedotan pop ice kepada kentang sehingga air yang di tuangkan kedalam botol
eskiko langsung masuk kedalam botol pop ice dengan cepat sehingga hasil yang
di dapat kurang maksimal dan gagal. pada botol es kiko terdapat berbeda Panjang
batang es kiko di karenakan memotong ujung nya tidak sama rata sehingga terjadi
perbedaan di antara 3 botol es kiko. Selain itu, keadaan kentang menjadi
mengerut. Hal ini dapat dipastikan bahwa kandungan air dalam kentang tersebut
ikut bergerak dan habis.

7
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dalam praktikum Gerakan Partikel dapat disimpulkan Difusi adalah
pencampuran antara dua molekul yang berbeda konsentrasi yaitu dari tempat yang
konsentrasinya tinggi ke tempat yang konsentrasinya rendah. Osmosis adalah
perubahan pelarut dari konsentrasi tiggi ke konsentrasi yang lebih rendah melalui
membran semipermeable.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini yaitu agar praktikan lebih
disiplin waktu dalam memulai kegiatan praktikum supaya cepat dimulai dan saat
proses pengamatan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece, dan Mitchell. 2008. Biology, Jilid 1, edisi terjemahan oleh
Damaring Tyas Wulandari. Jakarta:Penerbit Erlangga.
Loveless, A. R. 2011. Penuntun Pelajaran Biologi. Gramedia. Jakarta.
Riesqi A.H, 2008. Analisa Temperatur Pada Proses Difusi Obat Dalam Membran
Dengan Metode Diferensial Parabolik Untuk Mendeteksi Sinyal
Fotoakustik, Jurnal Ilmiah GIGA, 11(3),: 45-56.
Suyitno, 2008. Osmosis dan Penyerapan Zat Pada Tumbuhan. FMIPA
UNIY: Bogor.
Waluya, Sri, 2013. Pengaruh Suhu Perendaman Terhadap Koefisien Difusi dan
Sifat Fisik Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L.). Jurnal Teknik
Pertanian Lampung, 2(1): 35-42.
Radiman, Cynthia. 2002. Pengaruh Media Perendam Terhadap Permeabilitas

Membran Polisulfon. Matematika dan Sains.Jurnal Vol.7(2)

Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung : Angkasa.

9
LAMPIRAN

Lampiran 1. Styrofoam Lampiran 2. Alat Tulis Lampiran 3. Lakban

Lampiran 4. Air Lampiran 5. Gula Lampiran 6. Penggaris

Lampiran 7. Hasil Masing-


Masing Perlakuan Selama 24
Jam
LAMPIRAN

1. Apakah potensial air 1 Mol larutan garan (NaCl) sama dengan larutan
Glukosa?
2. Apakah laju difusi air dari jaringan kentang dipengaruhi oleh jenis larutan
perendamnya?
3. Apa yang akan terjadi bila jaringan kentang ditempatkan pada larutan dengan
potensial osmotiknya lebih rendah dari potensial osmotic cairan jaringannya?

Jawab
1. Tidak, karena larutan NaCl tidak memiliki ion yang sama dengan larutan
glukosa. Sehingga tekanan yang diperoleh juga tidak sama. Dengan rumus π=
nMRT, dengan n Larutan NaCl mempunyai nilai sebesar 2, sedangkan larutan
glukosa tidak memiliki nilai n. Sehingga tekanan atau potensial larutan NaCl
jauh lebih besar dibandingkan larutan glukosa.
2. Ya, Karena jenis larutan yang berbeda maka akan berbeda pula konsentrasi,
temperatur, dan partikel adsorptifnya.
3. Akan terjadi osmosis, air yang berada diluar akan berosmosis ke cairan
jaringannya.

Anda mungkin juga menyukai