GENETIKA TANAMAN
“PERSILANGAN GEN TERPAUT SEKS”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Genetika Tanaman
Disusun oleh:
Suria Paloh : (4442210007)
Hanadia Zahra Kamila : (4442210053)
Hernandev Abdullah Ra’if : (4442210088)
Nindya Anggraeni : (4442210102)
Novia Haerani Rahmawati : (4442210160)
Azharul Fathul Falah : (4442210140)
Kelas : IG
Kelompok : 1 (Satu)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadhirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kelancaran kepada penulis dalam
menyelesaikan praktikum pada Mata Genetika Tanaman dengan judul
“Persilangan Gen Terpaut Sex”.
Dalam rangka memenuhi tugas praktikum Genetika Tanaman, penulis
menyusun laporan praktikum ini untuk hasil pengamatan jenis jantan dan betina
pada lalat buah. Dalam hasil praktikum ini penulis mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dr. Zahratul Millah, S.P., M.Si., Ibu Alfu Laila, S.P., M.Sc, dan Ibu Widia
Eka Putri, S.P., M.Agr.,Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Genetika
Tanaman yang sudah memberi arahan terkait praktikum ini. Saudara/i Egatama
Khoirul Umam dan Dewi Siska selaku Asisten Praktikum Genetika Tanaman
kelas 1G yang sudah membantu dalam berjalannya praktikum ini.
Dalam penyusunan hasil praktikum ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Harapan penulis semoga
laporan ini dapat memberikan pengetahuan tambahan persilangan yang terjadi
pada lalat buah dan keturunan yang didapatkan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum kali ini antara lain:
1. Agar mahasiswa dapat mengamati ciri-ciri Drosophila jantan dan betina.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui persilangan gen terpaut seks pada lalat
buah (D. Melanogaster)
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
pada Drosophila, disebut tipe liar (wild type). Karakter-karakter alternatif dari tipe
liar, seperti mata putih pada Drosophila, disebut fenotip mutan (mutan
phenotype), yang sebenarnya berasal dari alel tipe liar yang mengalami perubahan
atau mutasi (Campbell et al, 2002).
Perkembangbiakan Drosophila melanogaster dilakukan secara seksual
dengan berbagai situasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi keberhasilan
kawinnya. Perkawinan pada Drosophila melanogaster dimulai ketika hewan
tersebut telah mencapai kedewasaan seksual. Kedewasaan seksual pada individu
jantan ditandai dengan kemampuan menghasilkan dan mengeluarkan sperma,
sedangkan pada individu betina ditandai dengan kemampuan dalam
mengovulasikan ootid (Oktary, 2015).
3
Gen adalah unit molekul DNA atau RNA dengan panjang minimum tertntu
yang memebwa informasi mengenai urutan asam amino yang lengkap suatu
protein, atau yang menentukan struktur lengkap suatu molekul rRNA (RNA
ribosom) atau tRNA(transfer RNA). Sepotong molekul DNA yang tidak
membawa infirmasi genetik yang lengkap tidak dapat disebut sebagai gen tetapi
hanya sebagai fragmen DNA. Gen merupakan unit hereditas suatu organisme
hidup, dan tersimpan dalam kedudukan tertentu pada kromosom. Gen ini berupa
kode dalam material genetik organisme, yang kita kenal sebagai molekul DNA,
atau RNA (Yuwono, 2010)
Gen yang dominan (diberi simbol dengan huruf kapital) selalu muncul
sebagai sifat yang nampak. Gen yang resesif (diberi simbol dengan huruf kecil)
hanya bisa muncul sebagai sifat yang nampak bila berpasangan dengan gen yang
resesif lagi. Jadi, genotip AA atau Aa akan muncul sebagai fenotip A. Sedangkan
gen a hanya akan muncul sebagai fenotip a bila genotipnya aa. Organisme yang
mempunyai dua gen yang sama pada satu lokus (AA atau aa) disebut homozigot,
sedangkan yang mempunyai pasangan gen alternatif (Aa) disebut heterozigot. Gen
alternatif (A atau a) disebut alel (Suhaeni,….)
Temuan tentang adanya pautan ini pada dasarnya mempertegas lagi konsepsi
kita bahwa faktor-faktor (gen) adalah bagian dari kromosom, dan dalam rumusan
lain temuan ini memperkokoh teori pewarisan kromosom. Fenomena pautan yang
4
disadari oleh kenyataan bahwa faktor (gen) adalah bagian dari kromosom, akan
merupakan perangkat alat evaluasi kita terhadap hukum pemisahan Mendel dan
hukum pilihan bebas Mendel (Corebima, 2003).
Satu kromosom yang sama akan cenderung terpaut satu sama lain selama
pembelahan reduksi pada meiosis dan faktor-faktor itu dikatakan membentuk satu
pautan. Dengan demikian pautan (linkage) sesungguhnya merupakan keadaan
yang normal, faktor-faktor yang terdapat pada satu kromosom memang terangkai
satu sama lain (melalui ikatan kimia). Dalam hubungan ini pula jelas terlihat
bahwa jumah pautan pada makhluk hidup diploid adalah sebanyak jumlah
pasangan kromosom (Natsir, 2013).
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
6
5. Dianalisis dengan chi-kuadrat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
7
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Probowati, W., dan Alifiani, H. P. 2020. Indeks Mitosis dan Jumlah Kromosom
Kentang Hitam (Coleus tuberosus). Jurnal Vegetatika. Vol. 9(4): 562-571.
Wijayanto, D. A., Rusli, H., dan Mohammad, H. 2013. Penerapan Model
Persamaan Diferensi dalam Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan
dengan Dua Sifat Beda. Jurnal Ilmu Dasar. Vol 14(2): 79-84.
Campbell, Reece. 2008. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Oktary, A. P. 2015. Ekstrak Daun Kirinyuh (Eupatorium odoratum) dan Lalat
Buah (Drosophila melanogaster). Jurnal Serambi Akademica. Vol. 3(2):
335-342.
Wijayanti, Antik Nur. 2014. Pengaruh Umur Betina Drosophilla melanogaster
Strain tx Terhadap Jumlah Anakan dan Jenis Kelamin F1 sebagai Bahan
Panduan Praktikum Genetika. Jurnal Florea. Vol. 1(1): 47-53.
9
LAMPIRAN