Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI UMUM
“TEKNIK ISOLASI BAKTERI”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Mikrobiologi Umum

Disusun oleh:
Nama : Haeriyah
NIM : 4442210028
Kelas : II A

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
(YME). Di mana Tuhan YME telah memberikan rahmat dan karunia-Nya.
Sehingga saya dapat melaksanakan sebuah praktikum yang berjudul “Teknik Isolasi
Bakteri” dan menyelesaikannya dengan baik.
Dalam rangka memenuhi tugas praktikum mikrobiologi umum, saya
menyusun laporan praktikum ini untuk mengetahui cara mengisolasi bakteri dan
pengenceran dari sampel tanah sekitar perakaran tanaman.
Sehubungan dengan penyelesaian laporan praktikum ini, saya meminta
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak disebabkan kurangnya pengetahuan
saya mengenai pembuatan laporan praktikum. Oleh karena itu sudah sepantasnya
saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Julio Eiffelt Rossaffelt Rumbiak,SP.,MP,MPM; Ibu Endang
Sulistyorini,S.P.,M.Si; dan Bapak Dr.Abdul Hasyim Sodiq,S.P.,M.Si.
Selaku Dosen pengampu mata mikrobiologi umum kelas 2A
2. Kang Wahyudin. Selaku asisten laboratorium mikrobiologi umum kelas
2A yang sudah membantu dalam berjalannya praktikum ini.
3. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Saya percaya masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Namun saya berharap laporan ini sesuai dengan kriteria untuk diterima sebagai
tugas laporan praktikum mikrobiologi umum dan juga meminta kritik serta saran
demi kesempurnaan laporan praktikum ini dan laporan selanjutnya.

Serang, Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Tujuan..................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Isolasi Bakteri........................................................................................... 2
2.2 Metode Isolasi Bakteri.............................................................................. 2
2.3 Purifikasi Mikroba.....................................................................................4
2.4 Enumerasi Mikroba...................................................................................4
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................. 6
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................ 6
3.3 Cara Kerja............................................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ......................................................................................................... 7
4.2 Pembahasan.............................................................................................. 9
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan................................................................................................ 12
5.2 Saran....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Proses metode tebar/sebar........................................................................3


Gambar 2 Proses metode penuangan........................................................................ 3
Gambar 3 Proses metode goresan.............................................................................4

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1..........................................................................…………….……………...6

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi
terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri
ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat
dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Dalam mempelajari mikroba tidak bias dilakukan secara kasat mata.
Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disana
masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam– macam jenisnya.
Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu
tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, Mikroba lebih sering ditemukan dalam
bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain.
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain
digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural
morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies
(Dwidjoseputro, 2005).
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat
yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat
berupa bakteri, khamir, kapng dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di
linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan
beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni
yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian
misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang
telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang
dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum yang berjudul “Teknik Isolasi Bakteri” ini
adalah untuk mengetahui cara mengisolasi bakteri dan pengenceran dari sampel
tanah sekitar perakaran tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Isolasi Bakteri


Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat
dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan
membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya (Nur, I. dan Asnani, 2007).
Mikroba hampir dapat ditemukan pada semua tempat, oleh karena itu,
dalam usaha untuk menumbuhkan mikroba yang diinginkan diperlukan
pengetahuan yang cukup untuk bisa mengisolasi mikroba dari lingkungannya.
Menurut Putri, Sukini dan Yadong (2017) Pada umumnya mikroba yang hidup di
alam terdapat dalam bentuk populasi campuran. Sangat jarang mikroba di alam
dijumpai sebagai spesies yang tunggal. Dengan demikian, agar mikroba tersebut
dapat diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat pertumbuhan, morfologis,
dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah pertama yang harus dilakukan
yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam
habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan yang
terdiri dari sel-sel dari satu spesies.
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari
suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah
metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip
pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan
anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati
(Afrianto, 2004).
Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) tidak ada bakteri yang hidup
tersendiri terlepas dari spesies lainnya. Kerapkali bakteri patogen kedapatan
bersama-sama bakteri saproba (Dwidjoseputro, 2005).

2.2 Metode Isolasi Bakteri


Dalam isolasi bakteri ada beberapa metode yang digunakan diantaranya
yaitu metode sebar atau tebar metode penuangan, dan metode goresan.
Metode sebar atau tebar yaitu merupakan teknik isolasi mikroba dengan
cara menginokulasi kultur mikroba secara pulasan/sebaran di permukaan media
agar yang telah memadat, dimana cara kerjanya yaitu dengan memindahkan 0,1 mL
suspensi berisi bakteri secara aseptis ke permukaan media yang telah memadat
dalam cawan petri menggunakan pipet. Sesuai dengan namanya, dalam metode
tebar, inokulasi terjadi dengan cara disebarkan dalam medium batang yang sama.
Inokulasi tersebut dapat digunakan untuk menginokulasikan pinggan kedua supaya
dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik.

Gambar.1 Proses metode tebar/sebar

Metode penuangan adalah isolasi dengan menggunakan media cair yang


diencerkan. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah
mikroorganisme sehingga pada saat tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya
hanya ditemukan satu sel di dalam tabung. Cara melakukan metode penuangan
adalah dengan menyiapkan sampel dan memotong sepanjang 5 cm, kemudian
menyuci dengan air mengalir, yang kemudian direndam pada alkohol 70% selama
5 menit, bilas dengan aquades steril, lalu memasukkan pada aquades steril di cawan
petri yang kedua, dan yang terakhir menginokulasi pada media NA dengan
mendekatkan pada api bunsen.

Gambar 2. Proses metode penuangan

Metode goresan merupakan metode isolasi kualitatif dengan menggoreskan


mikroorganisme yang diambil atau kultur bakteri diatas permukaan medium padat
dengan menggunakan jarum inokulasi. Ada beberapa teknik dalam metode goresan,
yaitu goresan T, goresan kuadran, goresan radian, dan goresan sinambung. Namun
pada penjelasan yang ada dalam diagram alir ialah menggunakan teknik goresan
sinambung. Cara melakukan teknik goresan adalah dengan mengambil kultur
campuran bakteri menggunakan ose yang telah dipijarkan diatas lampu Bunsen
kemudian Sentuhkan pada lempeng agar (medium) secara berbeda-beda pada setiap
goresan yang sudah terbagi menjadi empat sampai setengah permukaan agar.
Kemudian putar cawan 180ͦ dan lanjutkan goresan sampai habis.

Gambar 3. Proses metode goresan

2.3 Purifikasi Mikroba


Purifikasi merupakan pemurnian atau memisahkan koloni bakteri agar hanya
didapatkan bakteri yang murni (Pamaya et al., 2018). Dalam hal yang demikian ini
dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin bahwa koloni tunggal yang
kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang
pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel. Proses
pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua
pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme,
memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme
saja Isolasi ke media padat (Putri,Sukini & Yadong, 2017).

2.4 Enumerasi Mikroba


Perhitungan jumlah bakteri merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk bisa
mengetahui berapa banyak koloni bakteri yang terdapat pada suatu media, baik itu
koloni sel yang hidup maupun koloni sel bakteri yang mati. Metode yang digunakan
adalah perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung.
Perhitungan jumlah bakteri secara langsung digunakan untuk menentukan jumlah
bakteri keseluruhan baik yang mati maupun yang hidup. Sedangkan perhitungan
bakteri secara tidak langsung digunakan untuk menentukan jumlah bakteri yang
hidup saja (Rosmania, & Yanti, 2020).
Penghitungan secara langsung dapat dilakukan secara mikroskopis yaitu
dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Alat yang
digunakan adalah PetroffHauser Chamber atau Haemocytometer. Ruang hitung
terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm². Satu kotak besar di tengah, dibagi
menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi
menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu kotak besar tersebut berisi 400 kotak
kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm (Wijaya, Utari & Yudianingsih,
2015).
Sedangkan metode perthitungan secara tidak langsung terbagi menjadi dua yaitu
metode cawan dan metode turbidimetri.
Metode Hitung Cawan, prinsip dari metode hitungan cawan adalah
menumbuhkan sel-sel mikroba yang masih hidup pada suatu atau beberapa media
sehingga sel tersebut berkembang biak dan membentuk koloni-koloni yang dapat
dilihat langsung dengan mata telanjang tanpa menggunakan mikroskop, dan koloni
dapat dihitung menggunakan colony counter (Tyas, Niniek & Solichin, 2018).
dalam suatu preparat biasanya berisi 30-300 koloni. Jumlah organisme yang
terdapat dalam sampel asal dihitung dengan cara mengalikan jumlah koloni yang
terbentuk dengan faktor pengenceran pada preparat bersangkutan (Wijaya, Utari &
Yudianingsih, 2015).
Metode Turbidimetri, teknik ini sudah dipakai sebagai cara mengukur
kekeruhan suspensi atas dasar penyerapan dan pemencaran cahaya yang
dilintaskan, sehingga yang mengandung lebih dari 107-108 sel/ml, tampak lebih
keruh oleh mata telanjang. Kelebihannya adalah dapat digunakan untuk isolasi dan
identifikasi bakteri, bakteri yang dihitung adalah bakteri yang hidup. Sedangkan
kekurangannya adalah perhitungannya kurang akurat karena ada kemungkinan
beberapa sel bertumpuk, ada kemungkinan terjadi spreader, waktu yang dibutuhkan
cukup lama, bahan yang digunakan relatif banyak (Putri,Sukini & Yadong, 2017).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun Praktikum yang berjudul “Teknik Isolasi Bakteri” dilaksanakan
pada Senin, 28 Maret 2022, pukul 09.20-11.20 WIB. Di Room Google Meet
bertempat di Lingk.Beberan RT.001/RW.016, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan
Cipocok-Jaya, Kota.Serang- Banten.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun Alat yang digunakan pada praktikum Mikrobiologi Umum yang
berjudul “Teknik Isolasi Bakteri” yaitu Test tube 10 mL, Petridish, Batang
L/Drugalsky, Mikropipet, Tip mikropipet, Wrapping plastic, Jarum ose, Bunsen,
Botol vial 1 mL, Tisu gulung, Handspray, Rak test tube, Erlenmeyer 250 mL, dan
LAV. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu Media NA instant, Alkohol 70%,
Aquades, dan Sampel tanah pada sekitar perakaran tanaman hortikultura.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Disiapkan serta dijelaskan materi mengenai teknik isolasi bakteri oleh asisten
praktikum.
2. Diamati alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum pada modul penuntun
praktikum
3. Diperhatikan dan dicatat penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh asisten.
4. Disimak video dan penjelasan dari asisten beberapa cara inokulasi kemudian
catat hasil pengamatan.
5. Dibuat laporan praktikum disertakan bentuk tabel dalam hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan isolasi bakteri
No Metode Isolasi Bakteri Penjelasan beserta diagram alirnya
1. Spread plate method
(Cara tebar atau sebar)

Metode tebar atau sebar adalah suatu teknik di


dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam
media agar dengan cara pat menuangkan stok
kultur bakteri di atas media yang telah padat.
Sesuai dengan namanya, dalam metode tebar,
inokulasi terjadi dengan cara disebarkan dalam
medium batang yang sama. Inokulasi tersebut
dapat digunakan untuk menginokulasikan
pinggan kedua supaya dapat menjamin
penyebaran bakteri yang merata dengan baik.
2. Pour plate method
(Cara penuangan)

Metode penuangan adalah isolasi dengan


menggunakan media cair yang diencerkan. Dasar
melakukan pengenceran adalah penurunan
jumlah mikroorganisme sehingga pada saat
tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya hanya
ditemukan satu sel di dalam tabung.
Cara melakukan metode penuangan adalah
dengan menyiapkan sampel dan memotong
sepanjang 5 cm, kemudian menyuci dengan air
mengalir, yang kemudian direndam pada alkohol
70% selama 5 menit, bilas dengan aquades steril,
lalu memasukkan pada aquades steril di cawan
petri yang kedua, dan yang terakhir
menginokulasi pada media NA dengan
mendekatkan pada api bunsen.
3. Streak plate method
(Cara goresan
sinambung)

Metode goresan merupakan metode isolasi


kualitatif dengan menggoreskan mikroorganisme
yang diambil atau kultur bakteri diatas permukaan
medium padat dengan menggunakan jarum
inokulasi. Ada beberapa teknik dalam metode
goresan, yaitu goresan T, goresan kuadran,
goresan radian, dan goresan sinambung. Namun
pada penjelasan yang ada dalam diagram alir
ialah menggunakan teknik goresan sinambung.
Cara melakukan teknik goresan sinambung
adalah dengan mengambil kultur campuran
bakteri menggunakan ose yang telah dipijarkan
diatas lampu Bunsen kemudian Sentuhkan pada
lempeng agar (medium) secara kontinu sampai
setengah permukaan agar. Kemudian putar cawan
180ͦ dan lanjutkan goresan sampai habis
4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 09 mei 2022 ini
kita mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme
pada medium steril. Dalam isolasi bakteri ada beberapa metode yang digunakan
diantaranya yaitu metode sebar atau tebar metode penuangan, dan metode goresan.
Metode sebar atau tebar yaitu merupakan teknik isolasi mikroba dengan
cara menginokulasi kultur mikroba secara pulasan/sebaran di permukaan media
agar yang telah memadat, dimana cara kerjanya yaitu dengan memindahkan 0,1 mL
suspensi berisi bakteri secara aseptis ke permukaan media yang telah memadat
dalam cawan petri menggunakan pipet. Sesuai dengan namanya, dalam metode
tebar, inokulasi terjadi dengan cara disebarkan dalam medium batang yang sama.
Inokulasi tersebut dapat digunakan untuk menginokulasikan pinggan kedua supaya
dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik.
Metode penuangan adalah isolasi dengan menggunakan media cair yang
diencerkan. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah
mikroorganisme sehingga pada saat tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya
hanya ditemukan satu sel di dalam tabung. Cara melakukan metode penuangan
adalah dengan menyiapkan sampel dan memotong sepanjang 5 cm, kemudian
menyuci dengan air mengalir, yang kemudian direndam pada alkohol 70% selama
5 menit, bilas dengan aquades steril, lalu memasukkan pada aquades steril di cawan
petri yang kedua, dan yang terakhir menginokulasi pada media NA dengan
mendekatkan pada api bunsen.
Metode goresan merupakan metode isolasi kualitatif dengan menggoreskan
mikroorganisme yang diambil atau kultur bakteri diatas permukaan medium padat
dengan menggunakan jarum inokulasi. Ada beberapa teknik dalam metode goresan,
yaitu goresan T, goresan kuadran, goresan radian, dan goresan sinambung. Namun
pada penjelasan yang ada dalam diagram alir ialah menggunakan teknik goresan
sinambung. Cara melakukan teknik goresan adalah dengan mengambil kultur
campuran bakteri menggunakan ose yang telah dipijarkan diatas lampu Bunsen
kemudian Sentuhkan pada lempeng agar (medium) secara berbeda-beda pada setiap
goresan yang sudah terbagi menjadi empat sampai setengah permukaan agar.
Kemudian putar cawan 180ͦ dan lanjutkan goresan sampai habis.
Dalam melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium
steril sehingga bisa mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian
sangat tinggi dan dituntut untuk bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh
kontaminan mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan
penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar
dari kontaminan udara. Pada waktu inokulasi jarum yang digunakan untuk
meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah
melakukan pemindahan. setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan
diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan.
Setelah di inkubasi selama 48 jam diperoleh hasil pertumbuhan mikroba
pada medium yang digunakan yang ditandai dengan terbentuknya 1 koloni pada
cawan petri yang mengandung mikroba dari kotoran gigi manusia. Pada cawan petri
pertama ini diketahui bahwa terdapat kontaminasi berupa Rhizopus dan
Aspergillus. Rhizopus ditandai dengan adanya bulatan-bulatan warna putih
sedangkan Aspergillus ditandai dengan adanya bulatan-bulatan warna hijau
disekitar cawan petri (medium). Kontaminasi ini dikarenakan pada saat pengerjaan
tidak dilakukan dengan benar-benar steril sehingga ada mikroba yang lain yang
masuk kedalam medium.
Cara atau teknik yang biasa digunakan dalam mengisolasi mikroba dari
habitat alaminya. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk
menumbuhkan mikroba di luar lingkungan alamiahnya. Pemisahan
mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan
bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya atau yang disebut
biakan murni.
Di kehidupan normalnya atau di habitat alamiahnya mikroba sulit
ditemukan dalam bentuk koloni sendiri. Mikroba ini pasti ditemukan dalam bentuk
koloni yang hidup bersama-sama dengan koloni mikroba yang lainnya. Oleh karena
itu, pengisolasian ini dilakukan. Metode yang digunakan dalam pembiakan mikroba
bermacam -macam diantaranya, metode tebar/sebar, metode penuangan, dan
metode gores. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan
yang memadai yang biasanya di peroleh dari pengalaman. Metode penuangan
adalah cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroba
ialah dengan cara mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah
disterilkan dan dicairkan kemudian didinginkan 50°C yang kemudian dituang ke
cawan petri. Pengisolasian ini dilanjutkan dengan pembuatan medium tempat
mikroba ini nantinya akan tumbuh atau dengan kata lain membuat habitus
sintetisnya. Medium ini terlebih dahulu disterilkan dengan cara melidah apikan
mulut botol tempat penyimpanan medium agar tersebut. Begitupun dengan cawan
petri itu sendiri. Sebelum semua prosedur kerja dilakukan terlebih dahulu tangan
harus disterilkan menggunakan alcohol 70% yang disemprotkan ke seluruh
permukaan tangan.
Melalui medium cawan petri dapat digunakan untuk mengamati koloni-
koloni dan bentuk pertumbuhan jamur. Untuk menyendirikan suatu spesies ada
dikenal beberapa cara, yaitu dengan pengenceran. Cara ini pertama-tama dilakukan
oleh Lister dalam tahun 1865. Ia berhasil memiara murni Streptococcus lactis yang
diisolasikannya dari susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi
yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung
tersendiri. Dari enceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi. Dan dari
pengenceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari
pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium
padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam
medium tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja.
Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnya
spesies ini dapat kita jadikan biakan murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni
tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat mengulang pengenceran dengan
menggunakan koloni ini sebagai sampel.
Dengan penuangan Robert Koch (1843 – 1905) mempunyai metode yang
lain, yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah
diencerkan, dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium dari kaldu
dan gelatin encer. Dengan demikian yang diperoleh hanyalah suatu piaraan adukan.
Setelah medium itu mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah
koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap murni.
BAB V
PENUTUP

5.2 Simpulan
Berdasarkan percobaan dan pembahasan yang sudah dijelaskan maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba
diluar dari lingkungan alamiahnya, untuk memperoleh biakan murni. Biakan murni
yaitu mikroba yang sudah tidak bercampur lagi dengan mikroba lainnya Teknik
isolasi haus dilakukan secara steril agar tidak terkontaminasi oleh mikroba-mikroba
lain dari luar.
2. Teknik yang digunakan untuk teknik isolasi mikroba adalah teknik goresan,
teknik tebar atau sebar, dan teknik penuangan.
3. Teknik goresan terbagi menjadi tiga yaitu, goresan T, goresan kuadran, goresan
radian, dan goresan sinambung.

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dalam praktikum yang berjudul
“Teknik Isolasi Bakteri” ini yaitu walaupun dilaksanakan secara daring (online)
sebaiknya untuk praktikan lebih bersemangat lagi dalam menyimak asistensi, untuk
asisten praktikum agar dapat lebih memperjelas pembahasan yang dimaksud agar
tidak membuat praktikan dapat menyimak dengan baik tanpa ada pertanyaan.
Diharapkan semua praktikan dalam praktikum lebih memperhatikan arahan dari
asisten sehingga pada saat praktikum tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Sari, Noorkomala, 2009. Teknik Isolasi Mikroorganisme.


Plezar, 2006. Dasar-Dasar-Mikrobiologi. Jakarta: UI press.
Suriawiria, 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.
Buckel, 2007. Mikrobiologi Terapan. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.
Dwidjoseputro, D., 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.
Ferdiaz, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Puspitasari, F.D., Shovitri, M., & Kuswytasari, N.D. (2012). Isolasi dan
karakterisasi bakteri aerob proteolitik dari tangki septik. Jurnal Sains Dan
Seni ITS, 1(1).
Putri, A. L. O., & Kusdiyanti, E. (2018). Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat
dari pangan fermentasi berbasis ikan (Inasua) yang diperjualbelikan di
Maluku-Indonesia. Jurnal Biologi Tropika, 1(2).
Putri, M. H., Sukini, & Yadong. (2017). Mikrobiologi. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Riedel, S., Morse, S., Mietzner, T., & Miller, S. (2019). Jawetz, Melnick &
Adelberg’s medical microbiology. New York City: Mc-Graw Hill.
Rosmania, & Yanti, F. (2020). Perhitungan jumlah bakteri di laboratorium
mikrobiologi menggunakan pengembangan metode spektrofotometri.
Jurnal Penelitian Sains, 22(2).
Sanders E. R. (2012). Aseptic laboratory techniques: plating methods. Journal of
Visualized Experiments, (63).
Sari, M. L., Abrar, A., & Merint. (2013). Isolasi dan karakterisasi bakteri asam
laktat pada usus ayam broiler. Agripet, 13(1).
Tyas, D. E., Widyorini, N., & Solichin, A. (2018). Perbedaan jumlah bakteri dalam
sedimen pada kawasan bermangrove dan tidak bermangrove di perairan
desa Bedono, Demak. Journal Of Maquares, 7(2).
Wijaya, R. C., Utari, E. L., & Yudianingsih. (2015). Perancangan alat penghitung
bakteri. Jurnal Teknologi Informasi, 10(29).
Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala
(Suplemen pikiran rakyat untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB, Bandung.
Lay, B.W., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Nur Indriyani, Asnani, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unhalu, Kendari.
Singleton dan Sainsbury, 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology
3rd Editon. John Wiley and Sons. Sussex , England.
Pamaya, D., Muchlissin, S. I., Maharani, E. T. W., Darmawati, S., & Ethica, S. N.
(2018). Isolasi bakteri penghasil enzim protease bacillus amyloliquefaciens
irod2 pada oncom merah pasca fermentasi 48 jam. Seminar Nasional
Pendidikan Sains dan Teknologi (pp. 40-46). Unimus Press.

Anda mungkin juga menyukai