Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan dalam melakukan proses fotosintesis memerlukan adanya
klorofil, tanpa adanya klorofil tumbuhan tidak akan bisa melakukan proses
fotosintesis dan menghasilkan makanan. Klorofil itu sendiri merupakan
pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan yang dimana pigmen ini
berfungsi dalam proses fotosintesis dalam hal menyerap dan mengubah energi
matahari menjadi energi kimia. Hasil dari fotosintesis berupa oksigen yang
dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain seperti manusia dan hewan, selain itu
dalam proses fotosintesis juga menghasilkan karbohidrat. Karbohidrat pada
hasil fotosintesis berupa sukrosa agar bisa diangkut ke bagian tumbuhan lain
yang memerlukan. Apabila proses fotosintesis terhambat, maka pertumbuhan
tumbuhan juga akan terhambat karena tidak adanya makanan yang diserap.
Selain itu, klorofil juga dapat digunakan sebagai indikator utnuk mengestimasi
produktivitas suatu tanaman (Atmanegara dan Sukojo, 2013).
Peran klorofil sangat besar terhadap penyerapan cahaya dan
mentransfernya melalui suatu proses fotosintesis untuk membuat gula yang
merupakan hasil dari proses fotosintesis. Klorofil terletak pada kloroplas yang
akan menyerap semua jenis cahaya atau sinar matahari selain warna hijau dan
dipantulkan atau direfleksikan sedemikian rupa hingga pigmen yang terlihat
pada daun hanya warna hijau, sedangkan klorofil itu sendiri tidak hanya
berwarna hijau. Sifat klorofil itu sendiri ialah tidak dapat larut oleh air, akan
tetapi dalam larutan etanol, methanol dan lain sebagainya sehingga apabila
dalam proses untuk memisahkan antara pigemen klorofil lain perlu
menggunakan larutan khusus agar pigmen klorofil yang diharapkan dapat
terpisah dengan baik.
Daun mengandung klorofil, karena itulah daun berwarna hijau. Sebagian
besar klorofil terdapat di daun, namun pada bagian-bagian tanaman lain
seperti akar, batang, buah, biji, dan bunga juga terdapat klorofil dengan
jumlah terbatas. Distribusi klorofil pada daun berbeda-beda. Klorofil di

1
pangkal daun akan berbeda dengan klorofil di bagian ujung, tengah, dan tepi
daun. Perbedaan jumlah klorofil ini akan menunjukkan perbedaan warna daun.
Semakin hijau warna daun maka semakin tinggi kandungan klorofilnya
(Rosanti, 2013).
Maka dari itu, untuk mengetahui pada bagian daun manakah yang paling
banyak terdapat klorofil dan aktif berfotosintesis, dilakukanlah percobaan
praktikum uji klorofil ini.

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mendeteksi bagian daun manakah
yang aktif berfotosintesis.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klorofil
Klorofil berasal dari bahasa yunani “chloros” yang berarti hijau dan
“phylum” yang berarti daun. Klorofil merupakan pigmen tanaman berwarna
hijau. Klorofil terdapat pada kloroplas di dalam sel daun tanaman dan bagian
lain yang berwarna hijau (Setijo, 2008).
Klorofil atau zat hijau daun merupakan molekul kimia yang terdapat
dalam tumbuhan yang aktivitas utamanya adalah membantu reaksi
fotosintesis. Semua tumbuhan hijau dan tumbuhan yang berwarna selain hijau
memiliki klorofil. Klorofil tidak hanya terdapat di bagian daun, tetapi juga di
bagian batang, buah, biji, bahkan pada umbi (Jayati, 2003).
Klorofil merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses
fotosintesis, dimana kandungan klorofil paling banyak terdapat di daun pada
bagian pangkal daun dan bagian tengah daun dibandingkan pada bagian ujung
daun, meskipun klorofil itu sendiri tidak hanya berada pada satu tempat.
Kandungan klorofil didalam daun sangat mempengaruhi kemampuan daun
untuk melakukan fotosintesis dan melakukan perkembangan serta menjadi
indikator bahwa tanaman tersebut dalam keadaan sehat, karena pada daun
tanaman yang sudah tua yang menguning dan hampir mati tidak mampu
melakukan fotosintesis kembali yang diakibatkan oleh kandungan klorofil
yang sedikit. Terdapat faktor yang menjadi kandungan klorofil didalam
tanaman sedikit yaitu gen, cahaya serta unsur hara N, Mg, Fe yang berperan
dalam pembentukan klorofil pada masa tanaman berumur vegetatif (Ai,
2012).
Pembentukan klorofil seperti halnya pembentukan pigmen-pigmen lain
pada hewan dan manusia dibawakan oleh suatu gen tertentu di dalam
kromosom, jika gen ini tidak ada maka tanaman tampak putih belaka. Klorofil
dapat di bentuk dengan tiada memerlukan cahaya. Terlalu banyak sinar
berpengaruh buruk terhadap klorofil. Larutan klorofil yang di hadapkan pada
sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Tanaman akan mengalami klorosis

3
jika kekurangan unsur-unsur Mn, Cu, Zn meskipun dalam jumlah yang sangat
sedikit (Dwidjosaputra, 1978).
Klorofil menyebabkan cahaya berubah menjadi radiasi elektromagnetik
pada spectrum kasat mata (visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung
semua warna spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi seluruh
panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik secara merata oleh
klorofil. Klorofil dapat menampung energi cahaya yang diserap oleh pigmen
cahaya atau pigmen lainnya melali fotosintesisi, sehingga fotosintesis disebut
sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tumbuhan
hanya dapat memanfaatkan sinar matahari dengan bentuk panjang gelombang
antara 400 – 700 nm. Sebagian besar klorofil berada dalam dua bentuk yaitu
klorofil a dan klorofil b. Klorofil a bersifat kurang polar dan berwarna biru
hijau, sedangkan klorofil b bersifat polar dan berwarna kuning hijau (Setiari
dan Nurcahayati, 2009).

2.2 Fungsi Klorofil


Klorofil pada setiap tumbuhan memiliki arti yang sangat penting. Seperti
yang diketahui bahwa klorofil membantu dalam proses fotosintesis yaitu
dalam proses pembuatan makanan. Bukan hanya untuk tumbuhan saja,
dengan adanya klorofil proses fotosintesis bisa berjalan dan menghasilkan
oksigen yang dimanfaatkan oleh manusia dan hewan. Kandungan klorofil
pada setiap tumbuhan berbeda-beda tergantung jenis tumbuhan itu sendiri,
selain dikarenakan jenis tumbuhan itu sendiri, perbedaan kandungan klorofil
juga ditemukan karena adanya perbedaan umur tanaman. Pada tumbuhan
yang lebih dewasa memiliki kandungan klorofil pada daun yang lebih tinggi
dibandingkan tumbuhan yang masih muda, sehingga pembentukan makanan
dalam proses fotosintesis juga lebih banyak pada tumbuhan dewasa (Kamble
dkk, 2015).
Klorofil sebagaimana dikenal pada umumnya berperan dalam proses
fotosintesis. Dalam proses ini, ada tiga fungsi utama dari klorofil yaitu
dengan memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi
karbohidrat dan menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara

4
keseluruhan. Kekuatan mesin fotosintetik ini luar biasa hebat, produk yang
dihasilkannya mampu memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan
manusia (Gardiner, 1991).
Klorofil sangat penting bagi tanaman karena sebagai alat dalam terjadinya
proses fotosintesis. Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman
klorofil juga sangat erat hubungannya dengan unsur N atau nitrogen. Seperti
yang kita tahu bahwa warna hijau pada daun juga mengindikator apakah
tanaman tersebut kekurangan ataukah kelebihan nitrogen. Nitrogen
merupakan salah satu unsur penting yang harus tanaman miliki terutama pada
tanaman pangan, misalnya tanaman padi. tanaman padi biasanya sering kali
dilakukan pengecekan kandungan nitrogen dengan mengamati warna daun
pada daun padi tersebut. Apabila daun berwarna kuning atau pucat
mengindikasikan bahwa tanaman tersebut kekurangan nitrogen, sebaliknya
apabila tanaman kelebihan nitrogen maka warna hijau pada daun akan sangat
pekat (Jianfang, 2015).

2.3 Jenis dan Pigmen Klorofil


Klorofil memiliki 2 jenis yaitu klorofil a dan klorofil b. setiap tumbuhan
yang mengandung klorofil pasti di dalamnya terdapat klorofil a dan klorofil b.
Klorofil a itu sendiri merupakan klorofil utama pada tumbuhan. Klorofil ini
merupakan klorofil yang berperan langsung dalam proses fotosintesis, yaitu
dalam mengubah energi matahari menjadi energi kimia, sedangkan klorofil b
merupakan klorofil aksesori yang bekerja secara tidak langsung dalam proses
fotosintesis. Klorofil b ini berperan dalam memindahkan cahaya (Sumanta
dkk, 2014).
Menurut Mulyani (2006), terdapat beberapa macam pigmen yang ada
ditanaman salah satu nya yaitu klorofil berwarna hijau yang terdapat pada
plastida dan vakuola. Keberadaan klorofil dalam dipengaruhi oleh keadaan Ph
disekitar tanaman sehingga berdasarkan banyaknya macam pigmen yang
terkandung dalam tanaman maka apabila keadaan sesuai dengan kondisi
keberadaan klorofil maka akan menimbulkan warna hijau. Akan tetapi
apabila terjadi pada tumbuhan yang masuk masa generatif atau penuaan

5
terjadi pemecahan senyawa pigmen dari klorofil itu sendiri sehingga
kandungan yang terdapat pada daun sebagai bahan utama fotosintesis akan
menimbulkan warna daun lebih menjadi kuning hingga dapat terjadi kematian
secara perlahan pada tumbuhan.

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Uji Klorofil II (Kualitatif) ini dilaksanakan di Laboratorium
Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada
hari Jum’at, 10 Mei 2019 pukul 09.00 – 11.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada Praktikum Uji Klorofil II (Kualitatif) ini adalah
alumunium foil, klip kertas, pemanas air, gelas beaker besar 1000 ml dan 500
ml, pipet tetes dan cawan petri.
Bahan yang digunakan pada Praktikum Uji Klorofil II (Kualitatif) ini
adalah daun tanaman (hijau, agak kekuningan), air, etanol 95%, dan larutan
lugol/iodine/obat merah (betadine).

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada Praktikum Uji Klorofil II (Kualitatif) adalah
sebagai berikut:
1. Dipetik daun tanaman (warna hijau full dan warna agak kekuningan).
2. Daun dicelupkan segera ke air mendidih.
3. Daun dipindahkan ke larutan ethanol panas, dibiarkan sampai pigmen
daunnya melarut (hingga daun menjadi putih).
4. Daun diambil dan ditempatkan ke cawan petri.
5. Daun ditetesi larutan iodine/betadin yang masih bagus.
6. Diamati reaksi warna berbagai daun yang berbeda warna tersebut.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan pada Uji Klorofil (Kualitatif)
No
Gambar Keterangan
.

1. Berubah warna

Daun Hijau

2. Berubah warna

Daun Kekuningan

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, telah dijelaskan bahwa tumbuhan menangkap
pigmen dari cahaya matahari. Terdapat beberapa warna atau pigmen pada
daun. Yang pertama yaitu pigmen hijau atau disebut juga klorofil, pigmen
merah atau karetenoid, dan pigmen jingga atau antosianin. Menurut
Ferdinand dan Ariebowo (2007), sumber energi alami yang digunakan pada
fotosintesis adalah cahaya matahari. Cahaya matahari memiliki berbagai
spektrum warna. Setiap spektrum warna memiliki panjang gelombang
tertentu. Setiap spektrum warna memiliki pengaruh yang berbeda terhadap
proses fotosintesis. Sinar yang efektif dalam proses fotosintesis adalah merah,
ungu, biru dan oranye.
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mendeteksi bagian daun
manakah yang aktif berfotosintesis. Untuk mengetahui bagian daun yang aktif

8
berfotosintesis, pada percobaan praktikum ini menggunakan larutan iodine
atau betadine. Menurut Damayanti dkk (2010), pada selembar daun terdapat
bagian yang dibiarkan terkena sinar matahari dan ada bagian yang ditutupi
dengan karbon. Selembar daun yang lain dibiarkan terkena sinar matahari
seluruhnya. Setelah diuji dengan larutan yodium, bagian daun yang terkena
sinar matahari berwarna biru tua, sedangkan bagian daun yang ditutup dengan
karbon berwarna terang. Bagian daun yang diuji dengan larutan yodium
berwarna biru tua karena mengandung amilum yang merupakan hasil
fotosintesis.
Dan pada praktikum kali ini seharusnya bagian daun ada yang ditutupi
dengan alumunium foil sehingga akan terlihat perbedaan warna pada daun.
Lakitan (2007) berpendapat bahwa, untuk mengetahui ada atau tidaknya
amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis dapat dilakukan dengan
berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya
matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan
JKJ untuk memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan
sampel. Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan
energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-
molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan
kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik
ke dalam sel-selnya.
Penggunaan iodine atau betadin pada percobaan ini adalah untuk
mengetahui kandungan amilum pada daun dari hasil fotosintesis. Menurut
Malcome (1990), pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis
menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun
segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut
direbus, dimasukkan kedalam alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia
menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi
kertas timah menandakan adanya amilum.
Menurut Marzuki dan Fitriana (2010), amilum atau dalam kehidupan
sehar-hari disebut pati merupakan polisakarida yan terdapat banyak di alam
terutama pada sebagian besar tumbuhan. Amilum terdapat pada umbi, batang,

9
daun, dan biji-bijian. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang
kedua-duanya adalah polimer dari glukosa , yaitu amilosa (antara 20-28 %)
dan sisanya amliopektin. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan
bantuan enzim amilase.
Sedangkan Parning dan Tiopan (2006), menurut amilum (pati) dalam
kehidupan sehari-hari disebut zat tepung yang merupakan gudang energi
karbohidrat yang utama dalam tanaman. Zat ini terbentuk pada proses
fotosintesis dalam klorofil daun dengan bantuan energi matahari.
Pada daun yang telah dipanaskan dan ditetesi betadin akan berubah
menjadi ungu apabila terdapat banyak klorofil pada bagian daun tersebut. Dan
akan terlihat bagian manakah yang terdapat banyak klorofil, maka bagian
daun itulah yang aktif berfotosintesis. Penggunaan etanol berfungsi untuk
melarutkan klorofil. Terdapat juga faktor-faktor kesalahan pada praktikum ini
diantaranya yaitu kurangnya waktu penutupan daun dan kurangnya cahaya
matahari. Berdasarkan tabel hasil percobaan yang telah dilakukan, pada daun
berwarna hijau full dan hijau kekuningan, keduanya mengalami perubahan
warna daun yang menandakan adanya amilum yang terdapat pada daun hasil
fotosintesis.

10
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Klorofil adalah pigmen tanaman berwarna hijau yang berada pada
kloroplas. Klorofil berfungsi sebagai tempat fotosintesis tanaman. Klorofil
juga memiliki tiga fungsi utama yaitu menyerap energi sinar matahari untuk
melakukan proses fotosintesis, memicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan
karbohidrat, dan menyediakan energi bagi ekosistem secara keseluruhan.
Terdapat juga faktor-faktor kesalahan pada praktikum ini diantaranya yaitu
kurangnya waktu penutupan daun dan kurangnya cahaya matahari.
Berdasarkan tabel hasil percobaan yang telah dilakukan, pada daun berwarna
hijau full dan hijau kekuningan, keduanya mengalami perubahan warna daun
yang menandakan adanya amilum yang terdapat pada daun hasil fotosintesis.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah praktikan harus teliti agar mendapat
hasil yang tepat. Dalam menggunakan alat dan bahan, praktikan juga harus
berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ai, S. N. 2012. Evolusi Fotosintesis pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains. Vol. 12.
No. 1. Hal. 28-34.
Atmanegara, P. dan B. M. Sukojo. 2013. Analisa Perbandingan Kandungan
Klorofil Menggunakan Metode Mcari dan Tcari. Jurnal Teknik Pomits. Vol.
2. No. 1. Hal. 1-6.
Damayanti, D, Sukandar A, Juangsih M dan Kartini L. 2010. Ringkasan Materi
dan Latihan Soal-Soal Ujian Nasional SMP 2011. Jakarta: Cmedia.
Dwidjosaputro. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.
Ferdinand, F dan Ariebowo M. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta: Visindo
Media Persada.
Gardiner, Franklin P. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia Press.
Jayati, Wijaya. 2003. Biologi Interaktif Kelas XII IPA. Medan: Tinta Emas.
Jianfang, W. 2015. Non-Destructive Measurement of Chlorophyll in Tomato
Leaves Using Spectral Transmittance. Int J Agric & Biol Eng. Vol. 8. No. 5.
Hal. 73-78.
Kamble, P.N, S.P. Giri, R.S. Mane, dan A. Tiwana. 2015. Estimation of
Chlorophyll Content in Young and Adult Leaves of Some Selected Plants.
Jurnal Universal Penelitian dan Teknologi Lingkungan. Vol. 6. No. 5. Hal.
306-310.
Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Malcome, B. W. 1990. Fisiologi Tanaman. Bandung: Bumi Aksara.
Marzuki, Amirullah dan Fitriana. 2010. Kimia dalam Keperawatan. Makassar:
Pustaka As Salam.
Mulyani. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Parning, Horale dan Tiopan. 2006. Kimia. Jakarta: Yudhistira.

12
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Setiari, N. dan Nurcahayati, Y. 2009. Eksplorasi Kandungan Klorofil pada
Beberapa Sayuran Hijau sebagai Alternatif Bahan Dasar Food Supplement.
Jurnal Bioma. Vol. 11. No. 1. Hal. 6-10.
Setijo, Pitojo. 2008. Khasiat Cincau Perdu. Yogyakarta: Kanisius.
Sumanta, N., C. I. Haque, J. Nishika, dan R. Suprakash. 2014. Spectrophotometric
Analysis of Chlorophylls and Carotenoids from Commonly Grown Fern
Species by Using Various Extracting Solvents. Jurnal Penelitian Ilmu Kimia.
Vol. 4. No. 9. Hal. 63-69.

13
14

Anda mungkin juga menyukai