Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua tumbuhan mampu berfotosintesis karena memiliki seperangkat
pigmen fotosintesis yang dibutuhkan. Salah satu jenis pigmen sangat penting
pada perangkat fotosintesis adalah klorofil. Dalam kenyataan yang dapat kita
lihat, terdapat perbedaan intensitas warna daun baik pada antar jenis
tumbuhan maupun umur daun. Pada jenis-jenis tumbuhan tertentu bahkan
memiliki daun beraneka warna.
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumnya berwarna hijau dan memiliki kloroplas yang berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Kloroplas
merupakan bagian dari daun, dan juga terdapat pada semua bagian tumbuhan
yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang belum matang. Di
dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses
fotosintesis.
Pigmen klorofil sebenarnya terdiri atas beberapa molekul pigmen, yaitu
klorofil a dan klorofil b serta karotenoid. Pigmen-pigmen tersebut berfungsi
untuk menyerap cahaya matahari. Pembentukan pigmen klorofil di pengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain unsur nitrogen yang merupakan bahan
pembentuk klorofil dan apabila kekurangan akan menyebabkan klorosis pada
tanaman. Dan setiap tanaman memiliki kadar klorofil yang berbeda-beda.
Pada percobaan ini, untuk mengetahui kandungan pigmen klorofil a dan
klorofil b pada tanaman kami akan melakukan pengujian kandungan klorofil
pada beberapa macam daun dengan metode spektrofotometri, menggunakan
alat spektrofotometer visibel (cahaya tampak) dengan panjang gelombang
665 dan 649 nm.

1.2 Tujuan
1. Praktikan dapat mengukur kandungan klorofil pada daun dari
beberapa ulangan dengan metode spektrofotometri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klorofil
Klorofil merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis.
Fotosintesis merupakan proses perubahan senyawa anorganik (CO2 dan
H2O) menjadi senyawa organik (karbohidrat) dan O2 dengan bantuan cahaya
matahari. Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat dalam kloroplas.
Klorofil menyebabkan cahaya berubah menjadi radiasi elektromagnetik pada
spektrum kasat mata (visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung semua
warna spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi seluruh panjang
gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik secara merata oleh klorofil.
Klorofil dapat menampung energi cahaya yang diserap oleh pigmen cahaya
atau pigmen lainnya melali fotosintesisi, sehingga fotosintesis disebut sebagai
pigmen pusat reaksi fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tumbuhan hanya
dapat memanfaatkan sinar matahari dengan bentuk panjang gelombang antara
400-700 nm (Ai, 2011).
Sifat fisik klorofil adalah menerima dan atau memantulkan cahaya
dengan gelombang yang berlainan (berpendar = berfluoresensi). Klorofil
banyak menyerap sinar dengan panjang gelombang antara 400-700 nm,
terutama sinar merah dan biru. Sifat kimia klorofil, antara lain (1) tidak larut
dalam air, melainkan larut dalam pelarut organik yang lebih polar, seperti
etanol dan kloroform; (2) inti Mg akan tergeser oleh 2 atom H bila dalam
suasana asam, sehingga membentuk suatu persenyawaan yang disebut feofitin
yang berwarna coklat (Dwidjoseputro, 1981).
Pada tumbuhan didapatkan bermacam-macam pigmen yang berperan
menyerap energi cahaya. Pigmen fotosintetis terdapat dalam kloroplas yang
terdiri dari klorofil a, klorofil b, xantofil, karotenoid, bakterioklorofil pada
bakteri. Pigmen ini menyerap warna atau gelombang cahaya yang berbeda-
beda. Masing-masing menyerap maksimum pada gelombang cahaya tertentu.
Pigmen umumnya mempunyai penyerapan maksimum pada gelombang
cahaya pendek dan juga panjang. Untuk memaksimalkan penyerapan energi
cahaya, maka pada kloroplas terdapat kelompok pemanen cahaya yang
disebut dengan antena yang terdiri dari bermacam-macam pigmen, pigmen
yang paling banyak pada kloroplas adalah klorofil. Klorofil merupakan
pigmen yang berwarna hijau yang terdapat pada kloroplast. Pigmen ini
berguna untuk melangsungkan fotosintesis pada tumbuhan . Aneka bentuk
dan ukuran kloroplast ditemukan pada berbagai tumbuhan (Salisbury dan
Ross, 1995).
Pada tanaman tingkat tinggi ada 2 macam klorofil yaitu klorofil-a
(C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau tua dan klorofil-b
(C55H70O6N4Mg) yang berwarna hijau muda. Klorofil-a dan klorofil-b
paling kuat menyerap cahaya di bagian merah (600-700 nm), sedangkan yang
paling sedikit cahaya hijau (500-600 nm). Sedangkan cahaya berwarna biru
diserap oleh karotenoid. Karotenoid membantu menyerap cahaya, sehingga
spektrum cahaya matahari dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Energi
yang diserap oleh klorofil b dan karotenoid diteruskan kepada klorofil a untuk
digunakan dalam proses fotosintesis fase I (reaksi terang) yang terdiri dari
fotosistem I dan II, demikian pula dengan klorofil-b. Klorofil a paling banyak
terdapat pada Fotosistem II sendangkan Klorofil b paling banyak terdapat
pada Fotosistem I (Ai, 2011).

2.2 Fotosintesis
Salah satu proses kehidupan tanaman ialahfotosintesis yang merupakan
proses biokimia untukmemproduksi energi terpakai (nutrisi), dimanakarbon
dioksida (CO2) dan air (H2O) dibawahpengaruh cahaya diubah ke dalam
persenyawaanorganik yang berisi karbon dankaya energi.Fotosintesis
merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan
energi. Reaksi dalam fotosintesis yang menghasilkan glukosa ialah sebagai
berikut (Salisbury & Ross, 1995).
6H2O + 6CO2 + cahaya _ C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti
selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini
berlangsung melalui respirasi seluler. Secara umum reaksi yang terjadi pada
respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula
(glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk
menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia. Organ utama tumbuhan
tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Tumbuhan menangkap
cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil yang memberi warna
hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas,
dimana fotosintesis berlangsung tepatnya pada bagian stroma. Meskipun
seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas,
namun sebagian besar energi dihasilkan di daun.Pada dasarnya, rangkaian
reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu reaksi terang
(karena memerlukancahaya) danreaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida) (Salisbury & Ross, 1995).

Ada 2 fotosistem; fotosistem klorofil 1 dan fotosistem klorofil 2.


Fotosistem klorofil 1 mengabsorbansi cahaya gelombang panjang (merah),
fotosistem klorofil 2 mengabsorbansi cahaya gelombang pendek yang
termasuk fotosistem klorofil 1 adalah klorofil a, sedangkan yang termasuk
fotosistem klorofil 2 adalah klorofil a dan b, dengan kata lain klorofil a
mengabsorbansi panjang dan sedikit gelombang pendek. Klorofil b hanya
mengabsorbansi cahaya gelombang pendek (Yatim dalam Arrohmah, 2007).
Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada
fotosistem II sehingga elektron-elektronnya terlepas dan elektron tersebut
akan ditranfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini
digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP. Reaksi ini
menyebabkan fotosistem II mengalami kekurangan elektron yang dapat
dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan
ionisasi klorofil. Hasil ionisais air ini adalah elektron dan oksigen. Pada saat
yang sma dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem
I, melepaskan elektron yang di tranfer sepanjang rantai transpor elektron yang
akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH. ATP dan NADPH yang
dihasilkan dalam fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada
tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus calvin dimana karbon
dioksida diubah menjadi ribulosa (kemudian mejadi gula seperti glukosa).
Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak tergantung pada ada tidaknya
cahaya (Arrohmah, 2007).
Ketika cahaya mengenai materi, cahaya itu dapat dipantulkan, diteruskan
atau diserap. Pigmen tertentu akan menyerap cahaya dengan panjang
gelombang tertentu dan cahaya yang diserap akan hilang dengan melepaskan
panas. Jika suatu pigmen disinari dengan cahaya putih, warna yang terlihat
adalah warna yang dipantulkan atau diteruskan oleh pigmen yang
bersangkutan. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya tampak pada
warna biru (400-450 nm) dan merah (650-700 nm) dibandingkan hijau (500-
600 nm). Tumbuhan dapat memperoleh seluruh kebutuhan energi mereka dari
spektrum merah dan biru di dalam wilayah spektrum cahaya tampak dan pada
wilayah antara 500-600 nm sangat sedikit cahaya yang diserap. Jadi warna
hijau pada daun disebabkan karena klorofil menyerap cahay merah dan biru
serta meneruskan dan memantulkan cahaya hijau (Arrohmah, 2007).

2.3 Penentuan Kadar klorofil


Salah satu cara untuk menentukan kadar klorofil daun dengan metoda
atau alat spektofotometer. Spektofotometer temasuk dalam analisa kuantitatif
yang di dasarkan pada sifat warna larutan yang terjadi, atau merupakan salah
satu pembagian kalorimetri. Disini dipakai alat spektrofotometer. Metoda ini
dapat digunakan apabila, sample yang di ukur harus berwarna, kestabilan
warna cukup lama, intensitas warna terjadi cukup tajam, warna larutan harus
bebas dari gangguan. Warna larutan yang terjadi berbanding lurus dengan
konsentrasi larutan (Riskiaditama, 2017)
Cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan oleh daun tidak efektif bagi
fotosintesis, sebab untuk menghasilkan perubahan kimia cahaya itu harus
diabsorbsi terlebih dahulu. Diketahui bahwa hanya bagian hijau pada
tumbuhan yang melaksanakan fotosintesis daun, cukup alasan untuk menduga
bahwa hanya bagian pigmen hijau klloroplaslah yang menyerap cahaya yang
dipantulkan untuk proses tersebut. Cahaya yang diserap ini dapat ditentukan
dengan spektrofotometer (Razone dalam Riskiaditama, 2017).
Penyerapan relatif untuk setiap panjang gelombang oleh pigmen dapat
diukur dengan spektrofotometer. Grafik penyerapan cahaya untuk kisaran
panjang gelombang tertentu disebut dengan spektrum serapan (Razone dalam
Riskiaditama, 2017). Klorofil akan memperlihatkan flouresensi berwarna
merah yang berarti warna larutan tersebut tidak hijau pada cahaya yang
diluruskan dan akan merah tua pada cahaya yang dipantulkan. (Razone dalam
Riskiaditama, 2017).
Pada proses fotosintesis banyak diperlukan senyawa kimia yang penting
dalam mengubah cahaya menjadi energi kimia pada tumbuhan tingkat tinggi,
adalah pigmen yang terdapat didalam kloroplas, melalui pigmen inilah cahaya
memulai proses fotosintesis. Pigmen tersebut dalam kloroplas yaitu pada
membran internal yang disebut tilakoid. Pigmen tersebut adalah klorofil a,
klorofil b, dan karotenoid (Razone dalam Riskiaditama, 2017). Sebagian
besar spesies mengabsorbsi lebih dari 90% panjang gelombang biru. Panjang
gelombang lembanyung dan merahyang diabsorbsi juga dilakukan oleh
kloroplas. Dalam tilakoid setiap foton dapat mengeksitasi satu electron dalam
korotenoid atau klorofil (Razone dalam Riskiaditama, 2017).
Warna hijau pada kloroplas disebabkan oleh adanya empat tipe utama
pigmen didalamnya yaitu klorofil a, dan klorofil b, berwarna hijau karena
bnayak menyerapa warna lembayung dan merah dan memancarkan sinar
hijau, selain klorofil da xantofil dan karoten. Benda-benda berwarna
menyerap cahaya dengan berbagai panjang gelombang sampai pada tingkat
tertentu, dan warna yang timbul pada warna tersebut adalah cahaya yang
diserap paling sedikit. Pada proses fotosintesis warna yang paling sedikit
diserap adalah warnadengan cahaya hijau, warna inilah tersebar dipantulkan
oleh tumbuhan sehingga tampak warna hijau (Razone dalam Riskiaditama,
2017).. Klorofil dibentuk dari kodensasi suksinil CoA beserta dengan asama
amino glisin menjadi suatu senyawa. Setelah melalui beberapa tahap reaksi,
selanjutnya dengan adanya fitol dan enzim klorofilase dirubah menjadi
klorofil. Pada klorofil a terdapat gugusan metal, sedangkan pada klorofil b
terdapat gugusan aldehid (Razone dalam Riskiaditama, 2017).
Kloroplas berasal dari proplastid kecil (plastid yang belum dewasa, kecil
dan hampir tidak berwarna, dengan sedikit ataupun membrane dalam). Pada
umumnya proplastid berasal hanya dari sel telur yang tidak terbuahi, sperma
tidak berperan disini. Proplastid membelah pada saat embrio berkembang,
dan berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk.
Kloropals muda juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung
kloroplas terpanjang pada cahaya. Jadi, tiap sel dewasa sering terkandung
beberapa ratus kloroplas yang terdapat pigmen klorofil membantu proses
fotosintesis organisme (Salisbury and Ross, 1995). Klorofil tidak larut dalam
air, melainkan larut dalam etanol, methanol, eter, aseton, bensol dan
klorofrom. Untuk memisahkan klorofil a dan klorofil bbeserta pigmen-
pigmen lain karotin, xantofil, organ menggunakan suatu teknik
spektrofotometri. (Seitz, 1987 dalam Prastyo dan Laily (2015)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 12 November 2019 pukul
15.00 WIB sampai pukul 16.40 WIB di Laboratorium Kesehatan Tanaman 2
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan adalah daun jambu biji, Aceton,
timbangan analitik, mortar, tabung reaksi, centrifus, spektrofometer dan
cuvert

3.3 Langkah Kerja


1. Mengambil daun jambu biji
2. Menimbang daun jambu biji tanpa tangkai hingga beratnya 1 gram
3. Menghaluskan daun menggunakan mortar dengan menambahkan aceton
10 ml dalam 2 tahap, 5 ml setelah daun tergerus kasar dan 5 ml setelah
daun halus.
4. Memindahkan cairan klorofil ke dalam tabung reaksi dengan menyaring
cairan terlebih dahulu
5. Memasukkan tabung reaksi ke centrifus dan diputar dengan kecepatan
2500 rpm selama 3 menit
6. Mengambil supernatan atau cairan bening dengan pipet
7. Memasukkan supernatan ke dalam cuvert untuk diukur dengan
spektrofometer pada panjang gelombang 642 nm dan 663 nm
8. Menghitung kadar klorofil a, klorofil b, dan total klorofil menggunakan
rumus:
𝑉
Klorofil a = (12,7 x D663 – 2,69 x D642) x 1000𝑊
𝑉
Klorofil b = (22,9 x D642 – 4,68 x D663) x 1000𝑊
Total klorofil = (20,2 x D642) +(8,02 x D663)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Absorbansi pada panjang gelombang 642 nm dan 663 nm

Nilai absorbansi
No Panjang gelombang
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4
1 642 nm 0,564 1,23 0,579 1,156
2 663 nm 0,642 1,416 0,654 1,297

Tabel 4.2 Hasil perhitungan kandungan klorofil

Total
No. Gambar Tanaman Ulangan Klorofil a Klorofil b
klorofil
1
1 0,0663 0,09911 16,5416

2 0,1467 0,2154 36,2023

3 0,0675 0,102 16,94088

Gambar 4.1 4 0,133 0,204 33,7531


daun jambu biji

4.2 Pembahasan
Daun memiliki ciri khas yaitu pada umumnya berwarna hijau. Namun
tidak sedikit juga daun pada tumbuhan yang berwarna selain hijau contohnya
merah dan kuning. Perbedaan warna yang dimiliki setiap daun pada tumbuhan
dikarenakan pigmen yang terkandung pada tumbuhan tersebut khususnya pada
daun berbeda-beda. Pada daun yang berwarna hijau memiliki pigmen klorofil.
Klorofil ini merupakan zat hijau daun dimana juga berfungsi atau berperan dalam
proses fotosintesis. Klorofil dalam proses fotosintesis berperan dalam menangkap
cahaya matahari ( Gogahu, y et al, 2016)
Klorofil sendiri terbagi menjadi 2 jenis yaitu klorofil a dan klorofil b yang
memiliki peran serta fungsi yang berbeda selama fotosintesis berlangsung.
Klorofil a merupakan klorofil utama yang mengubah energi matahari menjadi
kimia, sedangkan klorofil berperan sebagai klorofil pendukung yaitu dalam
memindahkan cahaya. Kandungan klorofil a dan b pada tiap tanaman berbeda-
beda oleh karena itu diperlukan pengamatan serta perhitungan khusus untuk
mengetahui kandungan klorofil a dan klorofil b serta apa efeknya tehadap
tanaman tersebut.
Praktikum ini menggunakan daun jambu biji sebagai objek yang akan
diteliti kandungan klorofil a dan kandungan klorofil b nya, klorofil tidak dapat
larut dalam air maka dari itu digunakan aceton sebagai pelarut serta penggunaan
alat spektrofometri untuk memisahkan klorofil a dan klorofil , hal ini sesuai
dengan pendapat seitz, (1987) dalam Prastyo dan Laily (2015) yang menyatakan
bahwa klorofil tidak larut dalam air, melainkan larut dalam etanol, methanol,eter,
aseton, bensol, dan kloroform, dan untuk memisahkan klorofil a, klorofil b serta
pigmen-pigmen yang lainnya seperti karotin atau xantofil perlu diuji
menggunakan metode spektrofometri.
Hasil absorbansi didapatkan setelah cairan supernatan diukur dengan
spektrofometer, dan dilanjutkan melakukan perhitungan kandungan klorofil a
,klorofil b dan total klorofil. Kandungan klorofil didapatkan pada ulangan 1 yaitu
klorofil a sebesar 0,0663 klorofil b sebesar 0,09911 total klorofil sebesar 16,5416,
pada ulangan 2 yaitu klorofil a sebesar 0,1467 klorofil b sebesar 0,2154 total
klorofil sebesar 36,2023, pada ulangan 3 yaitu klorofil a sebesar 0,0675 klorofil b
sebesar 0,102 total klorofil sebesar 16,94088 dan pada ulangan 4 klorofil a
sebesar 0,133 klorofil b sebesar 0,204 total klorofil sebesar 33,7531
Hasil perhitungan klorofil a dan klorofil b menunjukkan bahwa kandungan
klorofil b lebih banyak dibandingkan klorofil a. Hal ini tidak sejalan dengan
pendapat ahli yaitu Sonbai dkk (2014) bahwa klorofil a selalu lebih tinggi dari
klorofil b, perbedaan tersebut disebabkan karena klorofil a merupakan pusat reaksi
dan penyusunan klorofil. Klorofil b berfungsi sebagai antena yang bertugas
mengumpulkan cahaya kemudian akan dibawa ke pusat reaksi yaitu klorofil a.
Tetapi apabila melihat pendapat Sumenda et al (2011) bahwa sintesis klorofil b
terus berlanjut bersamaan dengan perkembangan daun yang ditandai dengan
berubahnya warna daun hijau muda menjadi hijau tua, maka hasil perhitungan
klorofil a dan klorofil b tersebut selaras. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
daun jambu biji ini terjadi sintesis klorofil b dari klorofil a dengan jumlah yang
besar dan diikuti dengan berkembangnya daun tersebut. Peningkatan kandungan
klorofil b pada tanaman berkaitan dengan peningkatan protein klorofil sehingga
akan meningkatkan efisiensi fungsi antena fotosintetik pada Light Harvesting
Complex II (LHC II) (Setiari dan Nurchayati, 2009)
Hasil praktikum ini juga menunukkan bahwa perbedaan jumlah klorofil a
dan b yang tidak berbeda nyata dan tergolong rendah. Menurut Aprilyanti dkk
(2014) Daun jambu biji mengandung beberapa senyawa diantaranya karoten,
polifenol, flavonoid dan tanin. Flavonoid merupakan pigmen warna yang
menyebabkan warna kuning hingga coklat, oleh karena itu kndungan klorofil pada
daunnya sedikit.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Klorofil terbagi atas 2 jenis yaitu klorofil a dan klorofil b.
2. Klorofil tidak dapat larut dalam air melainkan larut dalam etanol,
methanol, eter, aseton,bensol, dan kloroform
3. Menentukan kadar klorofil dengan menggunakan metoda atau alat
spektrofometer
4. Daun jambu biji memiliki kadar klorofil b lebih besar daripada kadar
klorofil a
5. Total klorofil terbesar pada ulangan ke 2 yaitu 36,20232
6. Kadar klorofil pada daun jambu biji tergolong rendah karena adanya
kandungan flavonoid yang menyebabkan warna daun menjadi kuning
hingga coklat.
DAFTAR PUSTAKA

Ai, N. S, Yunia Banyo. 2011. Konsentrasi klorofil daun sebagai indikator


kekurangan air pada tanaman. Jurnal ilmiah sains 2 (1). 166-173.
Apriliani, A dkk . 2014 . Kajian Etnobotani Tumbuhan Sebagai Bahan
Tambahan Pangan Secara Tradisional Oleh Masyarakat Di
Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas. Scripta Biologica.
1(1) : 76-84.
Arrohmah, 2007. Studi Karakteristik Klorofil Pada Daun Sebagai Material
Photodetector Organic. Tugas Akhir (Skripsi). Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahan Alam, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Dwijoseputro, D. 1981. Fisologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Gogahu, Y et al. 2016. Konsentrasi Klorofil Pada Beberapa Varietas
Tanaman Puring (Codiaeum Varigatum L.). MIPA UNSTRAT 5(2)
:76-80.
Prastyo, K.A dan A.N. Laily. 2015. Uji Konsentrasi Klorofil Daun Temu
Mangga (Curcuma mangga Val.), Temulawak (Curcuma
xanthorriza), dan Temu Hitam (Curcuma aeroginosa) dengan Tipe
Kertas Saring Yang Berbeda Menggunakan Spektrofotometer.
Prosiding Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber
Daya Alam Pendidikan Biologi, Pendidikan Geografi, Pendidikan
Sains, PKLH-FKIP UNS 2015: 188-191.
Riskiaditama, D. 2017. Analisis Kadar Klorofil Pohon Angsana (Pterocarpus
indicus Willd.) Di Kawasan Ngoro Industri Persada Kecamatan
Ngoro Kabupaten Mojokerto (Di Kembangkan Sebagai Sumber
Belajar Biologi). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang.
Salisbury, F. B dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2.
Terjemahan oleh Diah R. Lukman dan Sumaryono, 1995. Penerbit
ITB, Bandung
Setiari, N dan Y. Nurchayati. 2009. Eksplorasi Kandungan Klorofil pada
Beberapa Sayuran Hijau Sebagai Alternatif Bahan Dasar Food
Supplement. Bioma Vol 11 (1): 6-10.
Sonbai, dkk. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Jagung pada Berbagai Pemberian
Pupuk Nitrogen di Lahan Kering Regosol. Ilmu Pertanian 16(1):
77-89.
Sumenda, L. H.L. Rampe, F.R. Mantiri. 2011. Analisis Kandungan Klorofil
Daun Mangga (Mangifera indica, L.) pada Tingkat Perkembangan
Daun yang Berbeda. Bioslogos Vol. 1(1):20-24.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai