Rumusan Masalah
Bagaimana kadar klorofil berbagai daun dari suatu tanaman yang umumnya
berbeda-beda?
B. Tujuan Percobaan
Untuk mengukur kadar klorofil berbagai daun dari suatu tanaman yang
umurnya berbeda-beda.
C. Hipotesis
Hipotesis0 (H0) : Tidak ada pengaruh umur yang berbeda-beda pada
berbagai daun dari suatu tanaman terhadap kadar
klorofil.
Hipotesis1 (H1) : Ada pengaruh umur yang berbeda-beda pada
berbagai daun dari suatu tanaman terhadap kadar
klorofil.
D. Kajian Pustaka
Fotosintesis merupakan proses karbon dioksida dan air dibawah cahaya
matahari yang diubah ke dalam persenyawaan oganik yang bersi karbon
serta kaya akan energi. Fotosintesis berlangsung di dalam sel hidup lebih
tepatnya dalam kloroplas, proses ini merupakan suatu rentetan yang
terintegrasi dan komplek. Proses fotosintesis dapat berlangsung dengan
kehadiran pigmen yaitu klorofil a dan klorofil b. Klorofil merupakan
pigmen yang akan digunakan dalam proses penangkapan cahaya. Namun,
juga terdapat beberapa pigmen dalam tumbuhan yang juga berperan dalam
fotosintesis. Seperti halanya klorofil karotenoid juga merupakan kelompok
pigmen dan atioksidan yang dapat meredam radikal bebas serta berperan
aktif dalam fotosintesis sama seperti klorofil a dan klorofil b (Iriani, 2017).
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut
klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil
terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya
yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh
tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian
besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang
disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter
perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang
transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses
fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang
bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari
ataupun penguapan air yang berlebihan (Salisbury, 2000).
Klorofil dapat ditemukan yaitu di dalam kloroplas, kloroplas adalah
pigmen aktif yang terdapat didalam fotosintesis. Klorofil juga termsuk tetra-
spiral yang dihubungkan oleh atom Mg, yang berbentuk oval dan
terkandung didalamnya. Penyerapan yang dilakukan dalam proses esensial
oleh kloroplas didalam membran tilakoid. Tiap-tiap foton dapat
mengeluarkan elektron yang nantinya akan menuju kedalam klorofil.
Penyerapan terhadap panjang gelombang sangatlah bervariasi dan dapat
dikukur dengan mengguakan spektrofometer. Banyaknya penyerapan yang
terjadi dari fungsi panjang gelombang dapat disebut dengan spektrum
penyerapan (Feryanto, 2011).
Makin pekat suatu larutan zat yang berwarna, makin banyak menyerap
cahaya, sehingga kelihatan makin gelap, adanya hubungan antara
penyerapan cahaya dengan konsentrasi larutan, merupakan prinsip dasar
dari kegunaan spektofotometer. Konsentrasi suatu larutan zat berwarna
dapat pula diketahui dengan mudah, berdasarkan harga absorbansinya (OD
= Optical Density), karena konsentrasi berhubungan secara linear dengan
OD. Selain itu, dengan menggunakan Spektofotometer spektronik 21 D
dapat pula tebaca langsung konsentrasi suatu larutan yang diukur (Ismail,
2011).
Klorofil dibagi menjadi 2, yaitu klorofil a dan klorofil b. Klorofil a
memiliki rumus kimia C55H72O5N4Mg. Klorofil a memiliki warna hijau
kebiruan. Warna pada klorofil a sering terjadi perubahan karena memiliki
sifat tidak stabil. Klorofil yang kedua yaitu klorofil b. Klorofil b memiliki
rumus kimia C55H72O6N4Mg. Klorofil b memiliki warna hijau kekuningan.
Klorofil memiliki sifat yaitu tidak dapat larut dalam air. Kandungan klorofil
yang paling banyak terdapat di daun yaitu klorofil a dikarenakan klorofil a
memiliki warna hijau yang pada semua daun memiliki warna hijau (Arfandi,
2013).
Perbedaan kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat
pada protein. Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah
karena adanya atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin
profirin, serta samping hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol. Klorofil
akan memperlihatkan fluoresensi, berwarna merah yang berarti warna
larutan tersebut tidak hijau pada cahaya yang diluruskan dan akan merah tua
pada cahaya yang dipantulkan. Spektrofotometri sesuai dengan namanya
adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer akan
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang energi secara
relatif. Jika energi tersebut ditransmisikan maka akan ditangkap oleh
klorofil yang terlarut tersebut. Fotometer filter sinar dari panjang
gelombang yang diinginkan akan diperoleh dengan berbagai filter yang
punya spesifikasi melewati banyaknya panjang gelombang tertentu
(Lakitan, 2009).
Pigmen klorofil sebenarnya terdiri atas beberapa molekul pigmen, yaitu
klorofil a dan klorofil b serta karotenoid. Pigmen-pigmen tersebut berfungsi
untuk menyerap cahaya matahari. Pembentukan pigmen klorofil di
pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain unsur nitrogen yang merupakan
bahan pembentuk klorofil dan apabila kekurangan akan menyebabkan
klorosis pada tanaman. Setiap tanaman memiliki kadar klorofil yang
berbeda-beda. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan.
Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap
cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Pigmen ada yang berwarna
jingga berarti memiliki pigmen karotein, memiliki pigmen xantofil
(kuning), pigmen klorofil a (hijau biru), klorofil b (hijau kuning), dan
pigmen antosianin (merah) (Astawan, 2010).
Faktor utama pembentuk klorofil adalah nitrogen (N). Unsur N
merupakan unsur hara makro.Unsur ini diperlukan oleh tanaman dalam
jumlah banyak. Unsur N diperlukan oleh tanaman, salah satunya sebagai
penyusun klorofil. Tanaman yang kekurangan unsur N akan menunjukkan
gejala antara lain klorosis pada daun. Tanaman tidak dapat menggunakan
N2 secara langsung. Gas N22 tersebut harus difiksasi oleh bakteri menjadi
amonia (NH3) (Hendriyani, 2009).
Kandungan klorofil a yang lebih banyak dapat menghasilkan nilai
absorbansi yang tinggi daripada klorofil lainnya. Warna merupakan
parameter kualitas suatu tanaman. Klorofil a dan b, karotenoid serta
antosianin merupakan senyawa yang bertanggung jawab terhadap warna
pada tanaman, misalnya seperti kandungan klorofil dan karotenoid pada
daun mint. Kandungan klorofil yang tinggi terdapat pada daun biasanya
dengan dominasi klorofil a dan b (Straumite, 2015).
Kandungan pigmen pada daun tanaman dapat diukur dengan
menggunakan analisis spektrofotometer. Kandungan klorofil pada tanaman
laut yaitu lamun adalah β-karoten dengan uji spektrofotometer dua puncak
satu lekukan (Rosang, 2016).
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian
dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai
absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi
larutan di dalam kuvet. Sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi.
Spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika
energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi
dari panjang gelombang (Hasidah, 2017).
Tanaman puring (Codiaeum variegatum (L.) Blume) (Euphorbiaceae)
berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi mencapai 1.5-3 m (Steenis
2006). Puring dikenal sebagai tanaman hias (Backer dan Bakhuizen, 1963)
dan merupakan salah satu tanaman hias paling populer di Amerika Serikat
dan Eropa (Mollick, 2011). Persilangan antar jenis puring telah banyak
dilakukan yang memberikan peluang munculnya kultivar baru. Saat ini
kultivar puring tersebar di negara tropik, di antaranya Indonesia, Malaysia,
Filipina, India, Thailand, Srilangka, dan Kepulauan Pasifik (Nasib, 2008;
Younis, 2010). Tanaman puring memiliki banyak manfaat, di antaranya
sebagai obat antifungal, antikanker, obat diare berdarah (Njoya, 2014), dan
obat penahan rasa sakit. Selain itu, puring merupakan flora antipolusi yang
mampu menyerap polutan berbahaya seperti timbal (Pb) (Dewi dan Hapsari
2012).
Tanaman puring memiliki bentuk daun dan warna yang beragam, ada
warna hijau, kuning, dan merah. Tanaman puring dapat digunakan sebagai
tanaman hias. Tanaman puring memiliki bermacam-macam pigmen warna
didalam daun tersebut. Daun sangat membutuhkan klorofil atau pigmen
hijau dalam proses fotosintesis, sehingga setiap tanaman membutuhkan
klorofil (Gogahu,2016).
E. Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi : umur daun.
2. Variabel kontrol : jenis daun, massa daun, volume alkohol.
3. Variabel respon : kadar klorofil.
Bahan
1. Daun tanaman Puring Srilangka
(Codieaeum varrieghatum sipilis)
dengan umur yang berbeda, meliputi:
- Daun muda 0,5 gram
- Daun tua 0,5 gram
2. Alkohol 95% 100 mL
H. Rancangan Percobaan
Filtrat klorofil 50 mL
Hasil pengamatan
I. Langkah Kerja
1. Menimbang 0,5 gram daun yang masih segar, kemudian memotong
kecil-kecil.
2. Menggerus potongan-potongan daun tersebut dalam lumpang porselin
sampai halus.
3. Mengekstraksi gerusan daun tersebut dengan menggunakan 50 mL
alkohol 95%.
4. Menyaring ekstrak tersebut dengan menggunakan kertas saring sampai
volume akhir filtrat mencapai 50 mL. Jika volume filtrat kurang dari 50
mL tambahkan kembali alkohol 95%.
5. Mengukur kadar klorofil filtrat tersebut dengan menggunakan
Spectrofotometer pada panjang gelombang 649 nm dan 665 nm.
Sebelum pengukuran perlu dikalibrasi terlebih dahulu. Larutan yang
digunakan sebagai pelarut untuk kalibrasi adalah alkohol 95%.
6. Kadar klorofil a, kadar klorofil b dan kadar klorofil total dapat dihitung
dengan rumus Winterman dan de Mots sebagai berikut:
- Klorofil a : 13,7 x OD 665 – 5,76 OD 649 (mg/l)
- Klorofil b : 25,8 x OD 649 – 7,7 OD 665 (mg/l)
- Klorofil total : 20,0 x OD 649 + 6,1 OD 665 (mg/l)
1.
2.
- Grafik
6
5
3,9247
4 3,452
2,7621
3
1,693
2 1,0565
1
0
Daun muda Daun tua
Umur Daun
- Pembahasan
Pratikum kali ini bertujuan untuk mengukur kadar klorofil berbagai
daun dari suatu tanaman yang umurnya berbeda-beda. Pratikum ini
menggunakan daun tanaman Puring Srilangka (Codieaeum varrieghatum
sipilis) yang berumur muda dan tua. Daun muda diambil daun ke-1 dari
pucuk, sedangkan daun tua diambil daun ke-5 dari pucuk tanaman. Kadar
klorofil tanaman diukur dengan menggunakan alat Spektrofotometer.
Pada panjang gelombang 649 nm dan 665 nm. Hasil yang didapat dari
pengukuran akan dihitung menggunakan rumus dari Winterman dan de
Mots sebagai berikut :
b. Daun tua
- Klorofil a = 13,7 × OD 665 – 5,76 OD 649 (mg/l)
= 13,7 × 0,392 – 5,76 0,251 (mg/l)
= 5,3704 – 1,4457 (mg/l)
= 3,9247 (mg/l)
- Klorofil b = 25,8 × OD 649 – 7,7 OD 665 (mg/l)
= 25,8 × 0,251 – 7,7 0,392 (mg/l)
= 6,4758 – 3,0181 (mg/l)
= 3,454 (mg/l)
- Klorofil total = 20,0 × OD 649 + 6,1 OD 649 (mg/l)
= 20,0 × 0,251 + 6,1 0,392 (mg/l)
= 5,02 + 2,3912 (mg/l)
= 7,4112 (mg/l)
Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat dan terlihat pada
grafik bahwa kadar klorofil pada daun tua lebih tinggi dari pada kadar
klorofil daun muda. Kandungan klorofil pada daun yang berumur tua
lebih tinggi daripada daun yang berumur muda, dikarenakan pada
daun yang berumur muda kloroplasnya aktif membelah khususnya
apabila organ yang mengandung kloroplas tertimpa cahaya,
menyebabkan daun dewasa atau tua banyak mengandung beberapa
ratus kloroplas (Salisbury, 1995).
Daun muda dan daun tua dapat terlihat perbedaan kadar klorofilnya
melalui pekatnya warna ekstrak daun tersebut. Makin pekat suatu
larutan zat yang berwarna, makin banyak menyerap cahaya, sehingga
kelihatan makin gelap, adanya hubungan antara penyerapan cahaya
dengan konsentrasi larutan, merupakan prinsip dasar dari kegunaan
spektofotometer (Ismail, 2011).
Pada daun muda atau pun daun tua kadar klorofil a lebih tinggi dari
pada kadar klorofil b. Kandungan klorofil a yang lebih banyak dapat
menghasilkan nilai absorbansi yang tinggi daripada klorofil lainnya.
(Straumite, 2015). Kandungan klorofil yang paling banyak terdapat di
daun yaitu klorofil a dikarenakan klorofil a memiliki warna hijau yang
pada semua daun memiliki warna hijau (Arfandi, 2013). Perbedaan
kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada
protein. Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah
karena adanya atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah
cincin profirin, serta samping hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai
fitol. Klorofil akan memperlihatkan fluoresensi, berwarna merah
yang berarti warna larutan tersebut tidak hijau pada cahaya yang
diluruskan dan akan merah tua pada cahaya yang dipantulkan
(Lakitan, 2009).
Banyaknya kadar klorofil juga dipengaruhi tempat tanaman antara
terdedah atau ternaung. Tanaman yang diletakkan pada tempat
ternaung akan cenderung memiliki kadar klorofil yang lebih banyak
karena tidak mendapatkan sinar matahari, sehingga agar tanaman pada
tempat yang ternaung dapat menerima cahaya secara maksimal, maka
tanaman tersebut beradaptasi dengan membentuk lebih banyak
klorofil agar dapat menerima cahaya lebih banyak.
M. Kesimpulan
Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan, pada
tanaman Puring Srilangka (Codieaeum varrieghatum sipilis) semakain
muda umur daun maka akan semakin sedikit kandungan klorofilnya, begitu
pula seblaik nya. Hasil yang diperoleh yaitu kadar klorofil pada daun tua
lebih banyak dengan besar kadar klorofil total 7,4112 (mg/l) daripada kadar
klorofil muda dengan besar kadar klorofil total 2,7621 (mg/l).
N. Daftar Pustaka
Aditya R. P., dan Habibilah P. L., 2017. Pengukuran Kandungan Klorofil.
Universityas Jember.
Anonim. 2011. Pengukuran Kadar Klorofil. http://wikipedia/ Pengukuran
Kadar Klorofil/sains.com. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2019.
Gambar Keterangan
Penyaringan ekstrak
untuk mendapatkan
klorofil filtrat.