Anda di halaman 1dari 3

RQA GENETIKA 1

Griffith

Percobaan Grifith untuk membuktikan bahwa materi genetik berada pada DNA
menggunakan bakteri Streptococcus pneumoniae. Bakteri Streptococcus pneumoniae yang
digunakan adalah dua strain yang berbeda memiliki beberapa tipe sel, diantaranya adalah
Tipe S dan Tipe R. Perbedaan diantara keduanya adalah bakteri Tipe S memiliki kapsul,
koloni yang nampak halus dan berukuran besar, lalu Tipe S ini juga sedikit bersifat virulen
terhadap mamalia. Sedangkan Tipe R memiliki koloni yang nampak kasar dan kecil, tidak
memiliki kapsul serta tidak bersifat virulen. Serta terdapat tiga tipe bakteri yang berdasarkan
adanya kapsul pada bakteri tersebut (Tipe I, Tipe II, Tipe III). Griffith melakukan beberapa
kali percobaan,

1. Pertama dengan menyuntikkan bakteri IIR ke tikus, dan tikus masih hidup.
2. Percobaan kedua menyuntikkan bakteri IIIS yang hidup, tikus mati.
3. Percobaan ketiga, menyuntikkan bakteri IIIS yang dimatikan dengan pemanasan,
tikus juga masih hidup.
4. Percobaan keempat, Griffith menggabungkan bakteri IIIS yang telah dimatikan
dengan pemanasan dengan IIR, tikus mati.

Terdapat beberapa kesimpulan yang didapatkan dari beberapa percobaan ini, yaitu bakteri
tipe S akan menimbulkan penyakit apabila dalam keadaan hidup. Kemudian, pada hasil dari
percobaan keempat tikus yang mati/sakit tersebut kemudian di autopsi dan menemukan
bagian dari bakteri tipe S yang sudah mati. Adanya bakteri tipe S ini diduga telah mengubah
susunan bakteri R sehingga menjadi bakteri S yang virulen, dan akibat dugaan ini maka
percobaan Griffith juga disebut sebagai percobaan transformasi.

Percobaan Griffith kemudian dilanjutkan oleh Oswald Avery, Colin MacLeod dan
McCarty untuk mengetahui penyebab transformasi. Mula-mula susunan sel tersebut dirusak
dengan menggunakan enzim pemecah yang spesifik dengan komponen penyusun sel bakteri.
Enzim yang digunakan adalah DNA-ase (yang mampu mendegradasi DNA), RNA-ase (yang
mampu mendegradasi RNA), serta protease (yang mampu mendegradasi protein). Ketika
enzim tersebut dicoba satu-persatu hasilnya adalah hanya DNA-ase yang mampu
menghentikan proses transformasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa di dalam DNA
terdapat materi genetik yang mampu membantu transformasi materi genetik dari satu
individu ke individu lainnya.
Gambar 1. Percobaan Transformasi Griffith menggunakan bakteri Streptococcus pneumoniae
pada tikus

(Sumber : Russel, J. P. 2010. iGenetics: a molecular approach 3rd ed. San Fransisco.
Pearson Education, Inc.)

H. frankael-conrat

H. Frankael-Conrat ingin membuktikan bahwa materi genetik tidak hanya terletak pada
DNA, namun juga RNA. Hal ini dibuktikan dengan menggunakan virus TMV (Tobacco
Mosaic Virus). Percobaan yang dilakukan diberi nama percobaan rekonstruksi. Tahap awal
yang dilakukan adalah pemisahan selubung protein virus dari molekul RNA dengan
menggunakan bahan kimia tertentu, kemudian menggabungkan antara protein dari strain
yang satu dengan RNA dari strain yang berbeda. Percampuran ini akan menghasilkan anakan
yang sama persis seperti sifat dari RNA paretalnya. Sehingga menunjukkan bahwa pada
beberapa virus memiliki materi genetik yang terletak pada RNA bukan pada DNA.
Permata Windra Deasmara

OFF G/2016

Question and Answer

1. Mengapa gula pentosa pada RNA dan DNA dapat berbeda?


Karena berhubungan dengan struktur kimia dari keduanya. Pada RNA mempunyai
gugus hidroksil pada C ke 3 karbon OH, sedangkan gula pentosa pada DNA hanya
memiliki hidrogen pada atom C ke 3 karbon H (Boyer, R. 1999. Concept in
Biochemistry. Brooks Cole Publishing Company)
2. Mengapa materi genetik pada TMV berada pada RNA?
Karena pada bakteri TMV (Tobacco Mosaic Virus) memiliki ciri khas yaitu tidak
memiliki DNA yang mana DNA ini pada umumnya berfungsi sebagai penyimpan
materi genetik khususnya pada organisme eukariot. Namun, pada TMV materi genetik
tersebut disimpan dalam struktur RNA. (Suryo, 2004). Suryo. 2004. Genetika Strata I.
Yogyakarta : UGM Press
3. Bagaimana DNA dapat bermutasi?
Mutasi merupakan suatu perubahan yang terjadi pada materi genetik dan bersifat
menurun. Mutasi ini dapat diakibatkan oleh beberapa mutagen (yang menyebabkan
mutasi) yang dapat terjadi secara sengaja maupun tidak disengaja. Akibat dari
mutagen ini akan mempengaruhi DNA maupun kromosom, karena akan mengganggu
tahapan replikasi sehingga terjadi mismatch (karena ada penghambat dari mutagen
tadi sehingga basa nukleotida berpasangan dengan basa nukleotida yang bukan
seharusnya). Akibat dari gagalnya replikasi DNA akan mengubah konformasi DNA
dan fungsi dari sel yang terkena mutasi (Warianto, 2011). Warianto, C. 2011. Mutasi.
Surabaya : Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai