Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 2/Offering G Biologi 2018

Anggota: Reeno Al Hikmatus, Rivan Ahbab, Rizza Alyya

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA

DENGAN BERDISKUSI DAN MEMBACA PUSTAKA KERJAKAN SEMUA SOAL DI


BAWAH INI!

TOPIK: SISTEM OTOT 1

1 Pada dasarnya semua gerak pada hewan, mulai dari protozoa sampai pada
vertebrata memiliki persamaan dan menggunakan mekanisme yang sama.
Jelaskan maksudnya!
2 Ada beberapa teori gerak amuboid, namun kesemuanya memiliki
persamaan dasar. Sebutkan persamaan dasar tersebut dan berikan
penjelasan!
3 Berikan penjelasan dengan disertai gambar struktur dari silia!
4 Apa perbedaan gerak dasar silia dan flagel? Mengapa silia dan flagel hanya
cocok untuk hewan kecil?
5 Jelaskan protein (kontraktil) yang menyusun otot!
6 Teori kontraksi otot yang diterima pada saat ini adalah teori pergeseran
filament (sliding filament theory)? Jelaskan bagaimana prosesnya!
7 Jelaskan kontraksi sel otot mengikuti fenomena “all or none” sedangkan
kontraksi otot rangka tidak demikian!
8 Jelaskan peranan ATP dan fosfagen dalam kontraksi otot!

JAWABAN:
1. Gerak pada semua hewan termasuk protozoa tergantung pada suatu mekanisme dasar,
yaitu protein kontraktil yang mampu mengubah bentuknya menjadi panjang dan
pendek. Sistem protein kontraktil yang paling penting adalah sistem aktomiosin yang
terdiri atas dua macam protein kontraktil aktin dan miosin. Ini merupakan suatu
sistem biomekanik yang hampir universal dijumpai dari protozoa sampai vertebrata,
dengan peran fungsional yang beraneka ragam. Meskipun sepintas lalu nampak
berbeda, tapi semua tipe gerak adalah proses yang memerlukan energi. Pada proses
itu energi kimia yang tersimpan dalam ATP diubah menjadi energi mekanik protein
kontraktil (Soewolo, 2000)
2. Persamaannya, semua teori tersebut intinya sama, yaitu bagaimana cara plasmasol
bergerak ke depan. Pada teori yang dikemukakan oleh R.D. Allen, mengatakan
bahwa aliran plasmasol ke depan ditarik oleh kontraksi plasmagel kulit di ujung
anterior, terutama pada zona air mancur. Pada teori menurut R.J. Goldacre, bahwa
kontraksi plasmagel di daerah posterior akan mendorong endoplasma di tengah sel ke
depan. Teori ketiga adalah model pergeseran molekul atau gunting endoplasma gel.
Penjelasannya yaitu, jembatan kimia pada sisi dalam dari endoplasma gel menggeser
molekul endoplasma individual ke depan. Aliran molekul ini membawa endoplasma
aksial ke arah anterior
3.

• Pada silia mengandung 9 pasang mikrotubul periferal dan mikrotubul tunggal sentral
• Semua (9 pasang + 2 ) mikrotubuli disebut dengan aksonema.
• Aksonema dibungkus oleh suatu membran yang bersambungan dengan membran sel
hewannya, kedua mikrotubul sentral berakhir pada semacam lempeng kecil yang terdapat
didalam lingkaran 9 pasang lainya. Juga didekat tempat itu masing-masing pasangan dari
kesembilan mikrotubul ditambah suatu serabut, sehingga dari dasar silia masuk ke arah dalam
terdapat serabut triplet yang tersusun melingkar. Tabung triplet yang terdiri dari 9 triplet itu
disebut kinetosom
4. Perbedaan utama antara gerak silia dan flagel terletak pada pola geraknya.

Flagel:bergerak simetris dengan undulasi mirip gerakan ular, sehingga didorong sejajar
sumbu memanjang flagel
Silia:bergerak tidak simetris dan bergerak ke arah satu berlangsung dengan silia dalam
keadaan kaku disertai dengan tenaga kuat dan gerak cepat (kayuhan efektif) dengan
diikuti gerak balik yang lambat dengan silia melengkung berawal dari pangkalnya
(kayuhan balik). Air didorong sejajar permukaan yang bersilia tersebut

Fungsi silia dan flagella Pada hewan tingkat rendah adalah sebagai alat gerak,
dikarenakan hewan tingkat rendah (khususnya uniseluler) masih belum memiliki sitem
organ dan sistem otot.
5. Protein kontraktil otot terdiri dari filament tipis dan tebal. Filamen tipis terdiri dari: actin,
tropomiosin dan troponin sebagai satu kesatuan unit fungsional dengan rasio 7:1:1.
FIlamen tebal terutama terdiri dari myosin dan beberapa jenis protein antara lain C-
protein.
Sebagai unit protein kontraktil otot, actin terdiri dari dua jenis yaitu actin G, dan actin F.
Actin G merupakan protein globular dan terdapat pelekatan molekul actin lainnya
(myosin, tropomiosin, troponin I dan ATP). Sedangkan actin F merupakan protein fibrous
yang berfungsi sebagai kerangka dari filament actin. Protein kontraktil lainnya adalah
tropomyosin, yang terdiri dari dua rantai helix. Molekul ini berhubungan dengan actin F
dan berjalan spiral mengelilingi actin F. Pada waktu istirahat molekul tropomyosin
terletak pada bagian atas filament actin yang aktif dan hal inilah yang mencegah
interaksi antara molekul actin dan myosin sehingga tidak terjadi kontraksi pada otot.
6. Menurut teori pergeseran filamen, suatu kontraksi dapat terjadi karena adanya
pergeseran filamen aktin dan miosin. Pergeseran kedua macam filamen tersebut
menyebabkan sarkomer menjadi pendek sehingga jarak antara garis-garis atau pita
menjadi lebih rapat. Karena sarkomer memendek, dengan sendirinya miofibril dari
serat-serat otot menjadi pendek. Dalam keadaan demikian dikatakan otot sedang
berkontraksi. Sekali otot melakukan relaksasi, filamen aktin dan miosin kembali
bergeser ke posisi semula. Pada pertengahan proses pergeseran filamen terdapat
reaksi penguraian kreatin fosfat yang berguna untuk memenuhi energi saat otot
berkontraksi.

7. Kontraksi sel otot mengikuti fenomena all or none karena apabila suatu sel
otot diberikan stimulus diatas ambang ataupun ambang, maka sel otot akan berkontraksi
penuh. Tetapi sebaliknya apabila stimulus yang mengenai sel otot berada dibawah
ambang/ subminimal maka sel otot tidak akan berkontraksi sama sekali. Stimulus bawah
ambang dapat menimbulkan respon kontraksi dengan syarat diberikan secara berkali-
kali dengan rentang waktu yang cepat (sumasi stimulus). Prinsip all or none tidak dapat
berlaku pada kontraksi otot rangka karena pada sel otot makin kuat stimulus yang
diberikan maka kekuatan kontraksinya tetap, sedangkan pada jaringan otot makin kuat
stimulus yang diberikan maka makin kuat pula kekuatan kontraksinya. Hal ini terkait
dengan adanya unit-unit motorik pada jaringan otot, dimana setiap unit motorik (serabut
saraf motorik) tunggal akan bercabang > 100 cabang kecil yang masing-masing cabang
akan mensyarafi sel otot.
8. Saat otot berkontraksi, otot membutuhkan ATP untuk suplai energy bagi otot. Selain ATP
dalam otot tersimpan pula fosfagen yang dapat berupa fosforilkreatin, fosforilarginin,
fosforiltaurosiamin, fosforilglikosianin atau fosforilambrisin. Apabila ATP menurun, maka
keadaan dapat diatasi dengan jalan merombak fosfagen. Fasfogen akan memberikan gugus
fosfatnya kepada ADP untuk resintesis ATP.
ATP  ADP + H2PO4 + Energi untuk kontraksi
Fosfokreatin +ADP  Kreatin + ATP

Anda mungkin juga menyukai