Anda di halaman 1dari 7

REPLIKASI DNA BERDASARKAN PERCOBAAN

MESELSON-STAHL, PROSES REPLIKASI DNA PADA PLASMID


BAKTERI MELALUI ROLLING CIRCLE REPLICATION, CARA
REPRODUKSI MATERI GENETIK RETROVIRUS MELALUI
REVERSE TRANSCRIPTION
RESUME ke-2
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Genetika yang dibimbing oleh Prof. Dr. Siti
Zubaidah, M. Pd dan Deny Setiawan, M.Pd

Oleh:
Offering C/Kelompok 14
Febby Ey Dwi Cahyani (170341615016)
Nafiisan Nusa Achmad (180341617543)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
September 2020
SEMIKONSERVATIF REPLICATION OF DNA
Ketika Watson dan Crick mengusulakan struktur double helix DNA dengan
komplementari pasangan basanya, mereka mengenali bahwa spesisifkasi pasangan basa dapat
menyediakan dasar untuk mekanisme sederhana duplikasi DNA. Jika 2 untaian
komplementer double helix dipisah. (dengan merusak ikatan hidrogen dari masing masing
pasangan basa), masing-masing induk untaian dapat langusng mensintesis untaian
komplementer baru. Mekanisme replikasi DNA disebut semiconcervative replication.
Eksperimen Meselson-Stahl
Pada tahun 1958, M. Meselson dan F. Stahel menyatakan bahwa bila sel ditumbuhkan
dalam medium yang mengandung 15N, isotop berat nitrogen, DNA sel akan menjadi lebih
berat dari DNA biasa, dan perbedaan bobot ini dapat diketahui dengan sentrifugasi dalam
gradien CsCl. Dengan menumbuhkan E.coli dalam isotop 15N sampai beberapa generasi,
Meselson dan Stahel memperoleh populasi sel yang berisi molekul-molekul berlabel 15N.
DNA dari sel-sel ini menunjukkan kepadatan elastis seperti yang diharapkan dari DNA
berlabel 15N. Kemudian sel-sel tersebut dipindahkan ke medium yang berisi 14N sebagai
sumber nitrogen. Diketahui bahwa sesudah satu kali perputaran replikasi, DNA pada sel-sel
anak tidak mempunyai kepadatan namun ditemukan suatu jenis tunggal dengan kepadatan
pertengahan bastar 15N - 14N.
Percobaan Meselson Stahl sangat berharga karena tidak hanya menetapkan cara
replikasi DNA, tetapi juga menyingkirkan kemungkinan cara lain. Misalnya dapat digagaskan
bahwa replikasi itu konservatif : dupleks asli bertindak sebagai pencetak untuk duplek baru,
tetapi diplek itu tetap utuh, sedemikian sehingga pada akhirnya satu putaran replikasi terlihat
helix ganda yang lama dan yang baru. Dalam hal ini DNA 15N- 14N bastar seharusnya tidak
terbentuk. Akan tetapi hasil percobaan membuktikan sebaliknya. Replikasi DNA dengan cara
terpencar meramalkan bahwa tidak ada pola transmisi yang terjadi dan bahwa benang-benang
DNA induk putus dimana saja selama proses replikasi sehingga dupleks-dupleks DNA
didalam sel anak mengandung berbagai jumlah kedua DNA yang lama dan yang baru.
Replikasi DNA berdasarkan percobaan meselson dan sthal disebut cara semikonservatif.
Tiga hipoteisis terjadinya replikasi DNA adalah
1. Teori konservatif menyatakan ulir ulir rangkap (double helix) yang lama tetap (tidak
berubah), dan langsung terbentuk ulir rangkap baru
2. Teori dispersive menyatakan bahwa ulir rangkap terputus- putus. Lalu potongan
tersebut memisah dan membentuk potongan baru yang akan bersambung dengan
potongan- potongan lama, sehingga kembali menjadi 2 DNA yang sama persis.
3. Teori semi konservatif ; menyatakan bahwa dua pita dari ulir rangkap memisahkan
diri dan tiap pita yang lama mendapatkan pasangan pita baru seperti pasangannya
yang lama, sehingga terbentuklah dua DNa yang sama persis.

Replikasi Phage px174 dan "LingkaranBergulir”


Bacteriophage px174 merupakan virus penyimpan informasi genetic mereka dalam
molekul DNA melingkar beruntai tunggal. dikonversi menjadi bentuk DNA (disebut "untaian
positive) dikonversi menjadi bentuk heliks ganda (disebut bentuk replikatif, RE) dengan
sintesis untai negatif "komplementer. RFheliks ganda (disebut bentuk replikatif, RE) dengan
sintesis untai negatif komplementer. Replikasi kromosom X174 dapat dibagi menjadi tiga
tahap: (1) RF strand parental (+), (2) RF progeny induk, dan (3) progeny keturunan RF (+).
Selama replikasi, untai positif Selama replikasi digunakan sebagai template, untuk sintesis
yang baru digunakan sebagai template untuk sintesis terputus dari untaian negatif
komplementer. Dalam beberapa kasus, sintesis untai komplementer dapat terputus putus pada
ekor beruntai tunggal sebelum sintesis untai pertama komplementer.
REPLIKASI DNA IN VIVO
Pada manusia, sintesis untai DNA baru terjadi pada kecepatan sekitar 3000 nukleotida
per menit. Pada bakteri, sekitar 30.000 nukleotida ditambahkan ke rantai DNA yang baru
lahir per menit. mesin seluler yang bertanggung jawab atas replikasi DNA harus bekerja
dengan sangat akurat. Kesalahan replikasi DNA hanya satu per miliar nukleotida yang
digabungkan setelah sintesis dan koreksi kesalahan selama dan segera setelah replikasi.
Sebagian besar fitur kunci dari mekanisme replikasi cepat dan akurat DNA telah diketahui,
meskipun masih banyak detail molekuler yang harus dijelaskan. Sintesis DNA, seperti
sintesis RNA (Bab 11) dan protein (Bab 12), melibatkan tiga langkah: (1) inisiasi rantai, (2)
ekstensi atau perpanjangan rantai, dan (3) penghentian rantai.

REPLIKASI SEMIKONSERVATIF
Ketika Watson dan Crick menyimpulkan struktur heliks ganda DNA dengan pasangan
basa komplementernya, mereka mengenali bahwa spesifisitas pasangan basa dapat
memberikan dasar bagi mekanisme sederhana untuk duplikasi DNA. Mereka mengusulkan
bahwa dua untai pelengkap dari heliks ganda melepaskan pue terpisah (Gambar 10.1).
Urutan basa di setiap untai induk digunakan sebagai templat, dan pembatasan pasangan basa
dalam heliks ganda menentukan urutan basa dalam untai yang baru disintesis. Mekanisme
replikasi DNA ini disebut replikasi semikonservatif (karena molekul induknya setengah
terkonservasi) untuk membedakannya dari mekanisme replikasi lain. Dalam replikasi
konservatif, heliks ganda induk akan dipertahankan, dan heliks ganda keturunan baru akan
disintesis. Dalam replikasi dispersif, segmen dari kedua untai molekul DNA induk akan
disimpan dan digunakan sebagai templat untuk sintesis segmen komplementer yang
kemudian akan digabungkan untuk menghasilkan untai DNA keturunan.

gambar 10.1
Pada tahun 1958, Matthew Meselson dan Franklin Stahl mendemonstrasikan bahwa
kromosom E coli bereplikasi secara semikonservatif. Kemudian, pada tahun 1962, John
Cairns mendemonstrasikan bahwa kromosom E coli adalah dupleks tunggal DNA. Meselson
dan Stahl menumbuhkan sel E. Coli selama beberapa generasi dalam medium di mana isotop
berat nitrogen, "N, telah menggantikan isotop ringan yang normal," N. Purin dan pirimidin
dalam DNA mengandung nitrogen. Selain itu, DNA sel yang tumbuh pada modium yang
mengandung N akan memiliki kepadatan yang lebih besar (per satuan volume) daripada DNA
sel yang tumbuh pada media yang mengandung "N.
Dengan menggunakan teknik ini, Mesehon dan Stahl mampu membedakan antara tiga
kemungkinan mode replikasi DNA dengan mengikuti perubahan densitas DNA dari sel yang
tumbuh pada medium "N dan kemudian dipindahkan ke medium" N untuk berbagai periode
disebut kepadatan- esperimen transfer. Kepadatan sebagian besar DNA hampir sama dengan
kepadatan larutan pekat garam berat seperti sesium klorida (CC).
Replikasi semikonservatif kromosom eukariotik pertama kali didemonstrasikan pada
tahun 1957 melalui hasil percobaan yang dilakukan oleh J. Herbert Taylor, Philip Woods, dan
Walter Hughes pada sel ujung akar kacang panjang, Vicia faba. Taylor dan rekannya
memberi label kromosom Vicia faba dengan menumbuhkan ujung akar selama delapan jam
(kurang dari satu generasi sel) dalam media yang mengandung 3H-timidin radioaktif. Ujung
akar kemudian dikeluarkan dari media radioaktif, dicuci, dan dipindahkan ke media
nonradioaktif yang mengandung alkaloid colchicine. Akibatnya, kromosom anak tidak
mengalami pemisahan anafase normalnya. Dengan demikian, jumlah kromosom per inti
akan meningkat dua kali lipat per siklus sel dengan adanya colchicine. Pada metafase pertama
di colchicine (c-metaphase), nukleus akan mengandung 12 pasangan kromatid (masih
bergabung di sentromer). Pada metafase-c kedua, inti atom akan berisi 24 pasang dan
seterusnya.
Taylor dan koleganya menggunakan teknik yang disebut autoradiografi untuk
memeriksa distribusi radioaktivitas dalam kromosom sel pada metafase-c pertama, metafase-
c kedua, dan seterusnya. Autoradiografi adalah metode untuk mendeteksi dan melokalisasi
isotop radioaktif dalam sediaan sitologi atau makromolekul melalui paparan emulsi fotografis
yang sensitif terhadap radiasi energi rendah. Emulsi mengandung perak halida yang
menghasilkan bintik-bintik hitam kecil - sering disebut butiran perak - saat terkena partikel
bermuatan yang dipancarkan selama peluruhan isotop radioaktif. Autoradiografi
memungkinkan peneliti untuk menyiapkan gambar lokalisasi radioaktivitas dalam makro-
molekul, sel, atau jaringan, seperti halnya fotografi memungkinkan kita untuk membuat
gambar dari apa yang kita lihat. Perbedaannya adalah bahwa film yang digunakan untuk
autoradiografi peka terhadap radioaktivitas, sedangkan film yang kita gunakan di kamera
peka terhadap cahaya tampak. Autoradiografi sangat berguna dalam mempelajari
metabolisme DNA karena DNA dapat diberi label secara spesifik dengan menumbuhkan sel
pada 3H-timidin, deoksiribonukleosida timin yang mengandung isotop radioaktif hidogenik
(tritium).
Unique origins and bidirectional replication
Cairn belum bisa memberikan informasi bahwa penelitiannya pada titik awal
replikasimerupakan asal usul replikasi (situs tempat replikasi dimulai) adalah situs unik
terjadi secara acak pada kromosom. Selain itu, Hasil itu juga belum bisa memberikan
perbedaan antara. Namun sekarang terdapatfakta bahwa replikasi pada fakta bahwa replikasi
pada E. Coli. Bakteriofag lamda atau faga λ (T2) merupakan virus yang berkembang
merupakan virus yang berkembang pada pada E coli yang memiliki kromosom dan molekul
DNA.
Dalam kromosom bakteri dan virus, biasanya ada satu yang unik primosom
melepaskan molekul DNA induk dan mensintesis primer RNA yang diperlukan untuk sintesis

untai tertinggal. Agar dua inti katalitik dari polimerase III holoenzim untuk mensintesis.
untai tertinggal diperkirakan membentuk loop dari primosom ke inti katalitik kedua dari
DNA polimerase III.
Dalam E. coli, penghentian replikasi terjadi di situs variabel dalam wilayah yang
disebut terA dan terB, yang memblokir pergerakan replikasi yang bergerak berlawanan arah
jarum jam dan searah jarum jam. Topoisomerase DNA atau enzim rekombinasi khusus
kemudian memfasilitasi pemisahan molekul DNA yang baru. DNA dipadatkan menjadi
nukleoid, atau genom terlipat, E. coli, sebagian melalui supercoiling negatif yang
diperkenalkan oleh DNA gyrase.

pertanyaan
Febby
1. Bagaimanakah1414 N N dan dan1515 N N dapat dapat didistribusikan
didistribusikan di di dalam dalam DNA DNA bakteri bakteri E.Coli E.Coliselama
satu generasi pada eksperimen Meselson-Stahl?selama satu generasi pada eksperimen
Meselson-Stahl?
Jawab: Pada prinsipnya DNA akan bereplikasi secara semikonservatif. Hal
tersebutJawab: Pada prinsipnya DNA akan bereplikasi secara semikonservatif. Hal
tersebutmenyebabkan untaian parental dari DNA yang mengandungmenyebabkan
untaian parental dari DNA yang mengandung1414 N N akan akan dikonservasi
dikonservasidan nantinya digunakan sebagai template untuk mensintesis untaian
komplementerdan nantinya digunakan sebagai template untuk mensintesis untaian
komplementer baru baru yang yang mengandung mengandung1515 N. N. Jadi,
Jadi, masing-masing masing-masing DNA DNA yang yang double double
helix helix akan akanmengandung satu “light” strand atau untaian
ringan(mengandung satu “light” strand atau untaian ringan(1414 N), N), dan dan
satu satu “heavy” “heavy” strandstrandatau untaian berat(atau untaian berat(1515
N). N)
2. Jelaskan mengapa pada replikasi DNA semikonservarif pita ‘3-‘5 yang di cetak
bersifat diskontinu?
Jawab: karena struktur molekul DNA bersifat antipararel dengan arah replikasi 5’- 3’
setiap strand atau untai DNA berfungsi sebagai template dalam proses replikasi DNA.
Dengan sifat diskontinu ini maka memungkinkan proses repair atau perbaikan DNA
jika terjadi kesalahan pasangan basa (mismatch pairing).

Anda mungkin juga menyukai