Anda di halaman 1dari 11

Mutasi 1

Resume ke-7
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Genetika 1yang dibimbing oleh Prof.dr. Siti
Zubaidah, M. Pd dan Deny Setiawan, M. Pd

Oleh :
Offering H / Kelompok 8
Alfi Maghfirah Putri (190342621240)
Karina Nur’aini (190342621298)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
OKTOBER 2020
PENGERTIAN MUTASI
Dapat diartikan sebagai proses yang dapat menyebabkan suatu perubahan pada sesuatu gen.
Mutasi adalah perubahan materi genetik yang dapat diwariskan dan tiba-tiba atau sesuatu
perubahan materi genetik yang dapat diwariskan dan dapat dideteksi yang bukan disebabkan
oleh rekombinasi genetik. Perubahan materi genetik DNA dan RNA dapat berupa perubahan
atau pengurangan unit penyusun, perubahan susunan, perubahan jumlah dsb.
SEBAB SEBAB MUTASI
Adalah keadaan atau faktor-faktor lingkungan disamping keadaan atau faktor internal materi
genetik. Mutasi spontan adalah perubahan materi genetik yang terjadi tanpa sebab-sebab yang
jelas. Mutasi terinduksi adalah mutasi yang terjadi karena pemaparan makhluk hidup pada
penyebab mutasi semacam radiasi pengion, radiasi ultraviolet, dan berbagai senyawa kimia.
Keadaan atau Faktor Internal Materi Genetik sebagai Sebab Mutasi
Keadaan internal penyebab mutasi spontan adalah kesalahan pada replikasi DNA. Misalnya
tautomerisme. Efek ikatan antara basa purin dan pirimidin dengan pasangan tautomer tampak
jika pda saat replkasi DNA. Saat pasangan tidak lazim memisah pada replikasi berikutnya,
masing masing akan berpasangan dengan komplementer sehingga terjadi mutasi.

Gambar mutasi akibat perubahan tautomerik.


Penyebab lainnya adalah adanya penggelembungan unting disaat replikasi, perubahan kimia
tertentu secara spontan, transposisi elemen transosble, dan efek gen mutator.
Penggelembungan unting DNA saat replikasi dapat terjadi pada unting lama (templat)
ataupun unting baru. Jika penggelembungan terjadi pada unting lama maka pada unting baru
akan terjadi delesi. Jika penggelembungan terjadi pada unting baru, maka pada unting lama
akan terjadi adisi.
Peristiwa kimia yang dapat menimbulkan mutasi adalah depurinasi dan deaminasi basa-basa
tertentu. Deaminasi yaitu suatu purin (adenin dan guanin) tersingkir dari DNA karena
terputusnya ikatan kimia antara purin dan gula deoksiribosa. Deaminasi yaitu suatu gugu
amino yang tersingkir dari basa. Jika purin yang tersingkir tidak diperbaiki maka saat
replikasi tidak dapat terbentuk basa komplementer yang lazim. Sehingga terjadi sacara acak
basa apapun diadakan dan membuat mutasi. Contoh urasil bukan merupakan basa yang lazim
pada Dna. Oleh karena itu urasil akan disingkirkan dan diganti dengan sitosin melalui sistem
perbaikan yang akan meminimalkan mutasi. Jika urasil tidak diperbaiki, maka akan ada
adenin pada unting DNA baru hasil replikasi berikutnya dan terjadi mutasi yaitu perubahan
pasangan basa yaitu S-G menjadi T-A.
Deaminasi (timin) tidak dapat dideteksi oleh mekanisme perbaikan untuk diperbaiki.
Deaminasi 5-metilsitosin akan langsung menimbulkan mutasi berupa perubaan pasangan S-G
menjadi T-A. Lokasi basa S pada genom dilihat sebagai titik-titik panas mutasi atau
mutational hot spots.
Transposisi elemen transposabel dapat menimbulkan mutasi. Mutasi terjadi karena insersi ke
dalam gen, transposisi dapat mempengaruhi ekspresi gen dengan cara insersi ke dalam urut-
urutan pengatur gen. Contoh terjadi pada Drosophilla. Terdapat gen yang ekspresinya
mempengaruhi frekuensi mutasi gen lain. Frekuensi gen lain meningkat. Gen yang semacam
itu disebut gen mutator. Dimiliki oleh E.coli dan Drosophilla. Gen mutator yang dimiliki
E.coli yaitu mut D, mut T dan mut S penyebab tergantinya basa purin dengan purin atau
pirimidin dengan pirimidin atau sebaliknya.
Keadaan atau fakor dalam lingsungan sebagai sebab mutasi
1. Penyebab mutasi dalam lingkungan yang bersifat fisik.
Adalah radiasi dan suhu. Radiasi dapat dibedakan menjadi pengion yang berenergi
tinggi dan bukan pengion yang energinya rendah. Contoh radiasi pengion adalah sinar
X, sinar gamma, proton dan neutron yang dihasilkan mesin maupun oleh sinar alfa,
beta, gamma. Contoh radiasi bukan pengion adalah radiasi sinar UV. Radiasi pengion
dapat menembus jaringan tubuh makhluk hidup karena energi tingii. Sinarnya
berbenturan dengan atom sehingga ada pembebasan elektron dan terbentuk ion positif
yang akan berbenturan dengan molekul lain dan terbentuk ion positif lebih lanjut
sehingga terbentuk suatu sumbu ion disepanjag jalur bertenaga tinggi.
Pada tumbuhan dan hewan sinar UV dapat menembus jaringan dan tidak
menyebabkan ionisasi. Molekul yang atomnya terionisasi ataupun tereksitasi lebih
reaktif daripada molekul yang atomnya stabil. Hal itu merupakan dasar dari efek
mutagenik radiasi sinar UV dan sinar pengion. Radiasi pengion dapat menimbulkan
mutasi gen dan pemutusan kromosom yang berakibat delesi, duplikasi, inversi,
translokasi, serta fragmentasi kromosom. Penyinaran dengan dosis rendah dalam
jangka waktu yang lama (kronis) efektif menginduksi mutasi seperti halnya induksi
total dosis penyinaran yang sama itu yang diberikan pada intensitas tinggi dalam
jangka waktu singkat (akut). Perubahan oksigen dan suhu terkait penyibaran juga
mengubah mutasi. Tekanan oksigen rendah dapat menyebabkan mutasi. Oksigen
memperbesar efek penyinaran tetapi hanya selama penyinaran. Oksigen berefek
rendah pada kondisi penyinaran tinggi dibanding kondisi penyinaran moderat.
Sinar UV tidak menginduksi ionisasi. Justru menggiatkan atom yang dijumpai. Yang
paling digiatkan adalah purin dan pirimidin karena senyawa itu menyerap cahaya
dengan panjang gelombang 254-260nm yang merupakan rentang gelombang sinar
UV. Pada makhluk multiseluler UV menyebabkan mutasi pada permukaan. Pada
uniseluler UV menyebabkan mutasi potensional.
Suhu adalah penyebab mutasi. Pada ikan menyebabkan poliploidi. Tekanan
hidrostatik juga menginduksi mutasi. Tekanan hidrostatik akan menghambat polar
body karena rusaknya spindel meiosis.
2. Penyebab mutasi dalam lingkungan yang bersifat kimiawi.
Disebut juga dengan mutagen kimiawi. Dapat dipilah menjai 3 kelompok :
- Analog basa
Memiliki struktur yang lazim terdapat pada DNA. Contoh : 5-Bromourasil (5BU)
dan 2-aminopurin (2AP). 5-Bromourasil adalah analog timin. Karbon-5 ditempati
oleh Brom, yang sebelumnya ditempati oleh metil (CH3). Keberadaan brom
mengubah distribusi mutan dan meningkatkan peluang perubahan tautomerik.
Pada bentuk keto 5 BU berpasangan dengan adenin, pada bentuk enol (jarang),
5BU berpasangan degan guanin.

5 BU menginduksi mutasi melalui peralihan antara kedua bentukan 5BU sesaat


setelah analog basa itu dinkorporasikan dalam bentuk keto dan beralih ke bentuk
enol selama replikasi, maka akan muncul pasangan G-C dan bukan A-T.

2AP memiliki bentuk amino (normal) yang berperan sebagai adenin, berpsangan
dengan timin dan imino (jarang) yang berperan sebagai guanin dan berpasangan
dengan sitosin. 2AP juga menginduksi mutasi transisi yaitu mengubah AC
menjadi GC atau GC menjadi AT, tergantung bentuknya. Amino transisi yaitu AC
menjadi GC atau GC menjadi AT. Tergantung bentuk di saat pertama kali
menginkorporasi DNA dan perkembangannya saat replikasi. Mutasi transisi yang
dinduksi 2AP dapat mengubah kembali mutan yang diinduksi oleh 5BU dan
sebaliknya.

Dikenal AZT yang diberikan pada penderita AIDS. Semacam racun untuk
melawan HI. AZT berperan sebagai analog timidin. AZT bukan substrat yang baik
untuk enzim DNA polimerase seluler sehingga bersifat racun untuk menghambat
cDNA virus dan menghalangi sintesisi virus baru.
- Agen pengubah basa (base modifying agents).
Adalah mutagen yang secara langsung mengubah struktur maupun sifat kimia dari
basa. Kelompok ini termasuk agen deaminasi, agen hidroksilasi, serta agen
alkilasi. Asam nitrit menyingkirkan gugus amino dari basa guanin, sitosin dan
adenin menghasilkan xanthin yang berperan seperti guanin sehingga todak ada
mutasi yang terjadi. Perlakuan asam nitrit atas sitosin menghasilkan urasil yang
berpasangan dengan adenin sehingga terjadi mutasi transisi (selama replikasi) CG
menjadi TA. Karena asam nitrit, adenin berubah menjadi hypoxanthin. Peluang
berpasangan dengan sitosin lebih besar dibanding timin, sehingga terjadi mutasi
transisi AT menjadi GC. Mutan yang timbul karena mutasi AT menjadi GC.
Mutan timbul dengan diinduksi oleh asam nitrit dapat berbalk akibat mutasi
berikut yang diinduksi oleh asam nitrit.
Sebagai agen hidroksilasi, mutagen hydroxylamine NH2OH berekasi khusus
dengan sitosin, diubah dengan ditambahkan gugu hidroksil (OH) sehingga
terbentuk hydroxylaminocytosine yang hanya berpasangan dengan adenin.
Akhibatnya terjadi mutasi transisi CG menjadi TA. Mutasi tidak dapat
memulihkan mutan yang sudah terebentuk. Mutan hanya dapat pulih bila
diinduksi oleh mutagen seperti 5BU, 2AP dan asam nitrit.
Agen alkilasi MMS menyebabkan perubahan pada basa yang berakibat
terbentuknya pasangan yang tidak lazim. Contoh mengubah guanin menjadi o-
metylguanine yang berpasangan dengan timin sehingga terjadi mutasi transisi GC
menjadi AT.
- Agen interkalasi
Bekerja dengan melakukan insersi antara basa-basa yang berdekatan dengan satu
atau kedua unting DNA. Contoh agennya adalah proflavin, acridinem ethidiu,
bromide, dioxin dan ICR-70. Jika agen interkalasi menginsersi pasangan basa
yang berdekatan pada DNA templat maka suatu basa tambahan dapat diinsersikan
pada untng DNA baru yang berpasangan dengan agen intelasi. Setelah beberapa
kali replikasi, agen interkalasi hilang sehingga terjadi mutasi rangka karena insersi
pasangan basa.
Jika insersi pada unting baru maka saat unting ganda bereplikasi sesudah hlangnya
agen interkalasi, akibat yang muncul adalah terjadinya suatu mutasi ragka karena
delesi pasangan basa. Akibat selanjutnya adalah asam amino yang dikode sebuah
titik mutasi dapat dikatakan menyimpang sehinga protein bersifat nonfungsional.
Mutasi karena mutasi rangka dapat pulih dengan perlakuan agen nterkalasi.
Mutagen kimia dapat dibagi menjadi dua. Pertama yang berpengaruh terhadap
DNA yang sedang bereplikasi maupun yang sedang tidak bereplikasi. Kedua
adalah yang hanya berpengaruh saat DNA sedang bereplikasi misalnya pewarna
akridin serta analog basa.
3. Penyebab mutasi dalam lingkunagn yang bersifat biologis.
Mutagen biologis adalah fag. Efek yang ditimbulkan berkaitan dengan inetegrasi
DNA fag, pemutusan dan delesi DNA inang. Hubungan dengan pemutusan DNA dan
delesi, dikatakan bahwa mutagenesis fag dapat terjadi karena kerusakan DNA akibat
pemutusan dan delesi, seperti pada Herpes simplex, rubella dan chicken pox yang
timbul oleh efek nuklease atau karena gangguan perbaikan DNA.
MACAM-MACAM MUTASI
Menurut macam sel yang mengalami mutasi :
1. Mutasi Somatik
Mutasi somatik terjadi pada sel-sel somatik
2. Mutasi Germinal
Mutasi germinal disebut juga mutasi garis benih (germ line mutation), yang terjadi
pada sel germ.
Baik mutasi germinal maupun somatik dapat diturunkan melalui reproduksi aseksual maupun
seksual. Mutasi somatik hanya dapat diwariskan secara reproduksi seksual maupun aseksual
pada tanaman saja. Contohnya pada mata tunas tanaman jeruk. Sel yang bermutasi akan
menurunkan sel germ jika mata tunas tumbuh dan berkembang menjadi cabang tanaman
jeruk, yang nanti akan menghasilkan buah dan biji. Atau jika mata tunas tersebut
dicangkokkan. Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa mutasi somatik pada tumbuhan dapat
diwariskan secara aseksual ke generasi sel berikutnya, hingga ke generasi sel germ.
Pewarisan gen mutan karena mutasi germinal dapat terjadi dimana saja, baik hewan maupun
tumbuhan. Namun gen mutan pada melalui mutasi germ juga tidak harus selalu diwariskan.
Contohnya spermatozoa dimana hanya beberapa dari spermatozoa mengandung gen mutan.
Bila spermatozoa yang mengandung gen tersebut tidak bertemu dengan ovum, maka
keturunannya tidak akan memiliki gen tersebut, begitu juga sebaliknya. Dalam mutasi
germinal, akibat mutasi yang dominan dapat segera terekspresi pada turunan, sibaliknya jika
bersifat resesif, efeknya tidak terdeteksi. Jika mutasi germinal terjadi pada sel gamet, maka
hanya satu turunan saja yang dapat mewarisi gen mutan, asalkan gamet terlibat dalam proses
fertilisasi. Namun bila yang mengalami mutasi speratogonium atau oogonium, maka
beberapa gamet akan mewarisi gen mutan, karena terlibat dalam satu putaran meiosis. Contoh
dari murasi germinal pertama yang dikenal adalah populasi domba di dover (Massachusetts)
yang menciptakan domba berkaki pendek yang disebut Ancon breed.
Menurut ruang lingkup kejadian
1. Mutasi kromosom
Merupakan mutasi yang terjadi dalam lingkup kromosom. Mutasi kromosom disebut
pula aberasi kromosom. Mutasi kromosom dipilah menjadi 2 macam, yaitu perubahan
struktur kromosom dan perubahan jumlah kromosom.
Perubahan struktur kromosom dapat berupa perubahan jumlah gen yang terjadi karena
delesi dan duplikasi. Sedangkan perubahan lokasi gen terjadi karena inversi dan
translokasi. Delesi disebut juga defisiensi, yaitu hilangnya suatu segmen kromosom
dari 1 kromosom, duplikasi merupakan duplikat segmen kromosom. Pada inversi
letak kromosom pada segmen terbalik, dan translokasi letak segmen kromosom
berubah karena berpindah. Macam mutasi kromosom yang menyebabkan terjadinya
perubahan jumlah kromosom yaitu fusi sentrik dimana 2 kromosom non homolog
bergabung menjadi 1 dan fisi sentrik dimana satu kromosom terpisah menjadi 2
kromosom. Aneuploidi merupakan satu atau lebih dari satu kromosom pada suatu
pasang kromosom hilang atau bertambah, serta monoploidi yaitu jumlah kromosom
hanya 1maupun poliploidi dimana jumlah perangkat kromosom lebih dari 2.
Monoploidi dan poliploidi disebut pula mutasi genom.
2. Mutasi Gen
Merupakan mutasi yang terjadi dalam lingkup gen. Mutasi gen dibagi kembali
menjadi beberapa jenis yaitu :
 Mutasi pergantian pasangan basa
Merupakan perubahan pada gen berupa pergantian satu pasangan basa oleh
pasangan basa lainnya. Contoh pergantian pasangan AT oleh pasangan GS
 Mutasi transisi
Merupakan satu tipe dari mutasi pergantian basa. Mutasi transisi terjadi suatu
pergantian basa purin dengan basa purin lain atau pergantian suatu basa
pirimidin dengan pirimidin lain, dst.
 Mutasi transversi
Merupakan tipe lain dari mutasi pergantian basa. Pada mutasi transversi terjadi
suatu pergantian basa purin dengan basa pirimidin, atau pirimidin dengan
purin, disebut juga pergantian pasangan basa purin-pirimidin dengan pasangan
basa pirimidin-purin di posisi yang sama.
 Mutasi misens
Merupakan mutasi karena perubahan suatu pasangan basa yang
mengakibatkan terjadi perubahan satu kodon, sehingga asam amino yang
terkait dapat berubah. Contohnya pada gen β-globin pada manusia, dimana
terjadinya penggantian satu asam amino pada rantai β-hemoglobin dan berada
dalam keadaan homozigot, maka individu akan menderita sickle-cell anemia.
 Mutasi nonsens
Merupakan pergantian pasangan basa yang berakibat terjadinya perubahan
suatu kode genetik pengkode asam amino menjadi kodon pengkode terminasi.
Misalnya UGG menjadi UAG.mutasi ini menyebabkan polipeptida yang
terbentuk tidak sempurna dan tidak lengkap, sehingga tidak fungsional.
 Mutasi netral
Merupakan pergantian suatu pasangan basa yang terkair dengan terjadinya
perubahan kodon, yang juga menimbulkan perubahan asam amino terkait,
tetapi tidak mengakibatkan perubahan fungsi protein. Hal ini disebabkan
karena asam amino mutan secara kimia ekivalen dengan asam amino lisin dan
sama-sama asam amino dasar sehingga keduanya memiliki sifat yang mirip,
karena inilah fungsi protein tidak berubah
 Mutasi diam
Merupakan tipe mutasi netral yang khusus, dimana terjadi pergantian suatu
pasangan basa pada gen yang menimbulkan perubahan satu kode genetika,
tetapi tidak mengakibatkan perubahan asam amino yang dikode. Dalam hal ini
kodon mutan mapun kodon lama mengkode asam amino yang sama,
contohnya pada AGG dan AGA yang sama-sama menjadi arginin.
 Mutasi perubahan rangka
Mutasi ini terjadi karena adisi (penambahan) atau delesi(pengurangan) satu
atau lebih dari satu pasangan basa dalam satu gen. Hal ini berdampakpada
seluruh triplet pasangan basa pada gen dalam arah distal dan tapak mutasi.
Selain itu juga dikenal mutasi titik berupa :

 Mutasi kedepan (Forward Mutation)


Merupakan mutasi yang mengubah wild –type. Kadang baik wild-type maupun
tipe mutan bersifat arbiter. Contohnya, alel yang mengontrol mata coklat/ biru
manusia tergolong wild-type. Dilain pihak jika suatu populasi yang hampir
seluruhnya berwarna coklat, alel mata biru akan dianggap mutan.
 Mutasi balik (Reverse mutation)
Reverse mutation dapat memulihkan polipeptida yang sebelumnya bersifat
fungsional sebagain ataupun tidak fungsional akibat mutasi gen, menjadi
polipeptida yang berfungai penuh atau sebagian. Pemulihan protein hanya
terjadi jika mutasi terjadi tepat pada tapak yang sama pada gen tempat
berlangsungnya mutasi sebelumnya. Sedangkan yang memulihkan sebagian
Reverse mutation yang memulihkan fungsi protein sepenuh disebut true
reversion, sementara jika hanya sebagian disebut partial reversion. Terjadi
pada tapak yang lain dari rapak berlangsungnya mutasi sebelumnya.
 Mutasi penekan (suppressor mutation)
Berkenaan dengan reverse mutation juga, yang memulihkan fungsi protein
sebagian dikatakan bahwa mutasi itu memunculkan protein lain yang
mengkompensasi fungsi protein mula-mula, disebut juga mutasi penekan.
Mutasi ini dapat terjadi pada gen yang sama atau berbeda, dikenal sebagai
intergenic supressor mutation dan intragenic supressor mutation. Pada
intragenic suppressor mutation terdapat 2 pola mekanisme. Pada pola pertama
terjadi perubahan basa nukleotida dalam triplet yang mentranskripsi kodon
yang sama. Pada pola kedua terjadi perubahan basa nukleotida lain dalam
triplet yang mentranskripsi kodon lain. Mekanisme ini dapat memulihkan
protein seluruhnya. Contohnya pada mutasi pergantian basa, atau mutasi
pergantian kerangka. Pada intergenic supressor mutation, mutasi ini terjadi
pada gen lain. Dalam hal ini mutasi menekan efek mutasi mula-mula sekalipun
kejadiannya berlangsung pada gen lain. Gen yang menyebabkan supresi
mutasi pada gen lain disebut gen supresor. Gen supresor tidak bekerja dengan
cara merngubah urutan nukleotida gen mutan, namun dengan cara mengubah.
RNAd.
Tiap gen supresor dapat menekan efek hanya dari satu mutasi nonsen (paling
banyak), misens, atau mutasi pergantian kerangka. Supressor ini sering
berakibat jika gen-gen tertentu RNAt mutasi, sehingga antikodon mengenali
kode genetika terminasi dan menempatkan asam amino ke rantai polipeptida.
Kemudian RNAt yang berubah akan menempatkan asam amino pada posisi
kodon terminasi itu, sehingga fungsi polipeptida dapat pulih sepenuhnya atau
sebagian. Supressor mutasi nonsen dibagi menjadi 3, yaitu UAG, UAA, UGA.
Protein yang tersusun lengkap akibat supresi bersifat fungsional atau tidaknya
bergantung pada efek tirosin yang disisipkan kepada protein. Berkenaan
dengan perubahan RNAt, bila kelompok RNAt telah berubah sehingga
antikodon dapat membaca kode genetika nonsen, maka RNAt tidak dapat lagi
membaca kodon mula-mula yang mengkode asam amino yang diangkutnya.
Karena itu gen yang mentransmisikan RNAt merupakan gen-gen redundan,
dan jika salah satu gen redundan mengalami mutasi, maka akan terjadi
peristiwa supresor tersebut.
Berdasarkan sifat morfologinya, mutasi dibagi menjadi mutasi spontan dan terinduksi, yang
dapat dibagi atas:
1. Mutasi Letal
Mutasi yang mengakibatkan suatu sel atau makhluk hidup tidak dapat hidup.
2. Mutasi Kondisional
Efek mutasi yang tidak terdeteksi pada kondisi tertentu
3. Mutasi variasi nutrisional yang menyimpang
Mutasi kelainan variasi nutrisi atau biokimiawi.
4. Mutasi yang mempengaruhi pola perilaku makhluk hidup
Mutasi yang contohnya mengakibatkan perubahan perilaku kawin atau ritme harian
binatang.
MUTASI YANG ACAK
Mutasi sering dinyatakan sebagai kejadian kebetulan, tidak terarah, dan acak.
1. Mutasi adalah kejadian kebetulan karena merupakan perkecualian yang jarang
terhadap keteraturan proses replikasi DNA
2. Mutasi adalah kejadian kebetulan atau acak, karena tak ada cara mengetahui gen
mana yang akan bermutasi pada suatu sel tertentu atau generasi tertentu.
3. Mutasi adalah kejadian kebetulan, tidak terarah, atau acak karena tidakdiarahkan
untuk kepentingan adaptasi.
Pada pernyataan nomor 3 telah dibuktikan oelh J. Dan E.M Lederteg menggunakan teknik
replica plating. Mekanisme percobaan tersebut yaitu kultur bakteri diencerkan dan sel-sel
disebar pada permukaa medium agar nutrien semi solit atau setengah padat didalam
cawan petri. Setelah tumbuh cukup, tiap bakteri menghasilkan koloni yang tampak pada
permukaan agar. Tiap cawan kemudian dibalik dan ditekan keatas beludru steril, yang
menutupi suatu batang kayu, beberada sel koloni menembus beludru. Suatu cawan steril
berisi medium agar nutrien yang mengandung streptomisin, selanjutnya ditekan ke atas
beludru. Prosedur ini diulang pada sejumlah koloni bakteri. Inkubasi cawan selektif yang
mengandung streptomisin. Koloni resisten terhadap strepromisin yang jarang akan
terbentuk. Koloni pada cawan nonselektif, saat diuji resistensinya terhadap streptomisin.
Bakteri-bakteri yang menambah koloni pada cawan replica selektif selalu mengandung
sel resisten, sedangkan bakteri yang tidak tumbuh pada medium selektif jarang
mengandung suatu sel yang resisten terhadap streptomisin. Hal ini membuktikan bahwa
mutasi terjadi begitu saja dan tidak diarahkan untuk kepentingan adaptasi.
PERTANYAAN :
1. Apa jenis mutasi yang paling sering terjadi pada manusia? Bagaimana mutasi tersebut
dapat terjadi?
 Mutasi GT. Mutasi GT merupakan salah satu contoh dari mutasi titik yang sangat
sering terjadi pada manusia. Mutasi ini terjadi sekitar 10.000-100.000 kali pada
genom. Mutasi ini menyebabkan berbagai penyakit, termasuk kanker. GT mispair
akan berubah bentuk agar menyerupai pasangan GC atau AT normal. G dan T
akan berpasangan, namun dengan cara aneh dan cacat, pada dasarnya menonjol
dari heliks DNA. kemudian dalam sepersekian detik, basa akan menyusun
kembali ikatan kimianya sehingga dapat berubah menjadi pasangan basa normal
dan menipu polimerase untuk menyelesaikan reaksi kimia. Saat pasangan GT
berubah bentuk, membuat mereka lebih efisien dan hemat enegi, walaupun tidak
terlalu efisien dibandingkan pasangan basa normal seperti AT dan GC. (Isaac,
dkk., 2018)
2. Mutasi merupakan hal yang terjadi secara acak dan tidak diduga sama sekali. Mutasi
juga tidak berpengaruh terhadap adaptasi maupun seleksi alam. Karena hal ini, mutasi
selalu dipandang buruk. Namun, apakah terdapat hal positif dari adanya mutasi?
 ada, hal ini disebut beneficial mutation. Beberapa mutasi akan memiliki efek
positif, sedangkan beberapa lainnya tidak. Mutasi ini akan menghasilkan protein
versi baru yang membantu organisme beradaptasi dengan perubahan lingkungan
mereka. Mutasi yang menguntungkan berperan dalam evolusi, namun hanya
terjadi secara kebetulan, langka, dan memang tidak selalu terjadi (Desai, dkk.,
2007). Contohnya yaitu mutasi pada bakteri yang memungkinkan resisten
antibiotik, kemudian penemuan gen SLC30A8 sebagai gen pencegah diabetes.
Ada pula gen PRNP yang melindungi dari penyakit neurologis mematikan yang
disebut kuru, di new guinea. Mutasi benefit ini merupakan salah satu contoh
pelindung alami, yang hingga sekarang masih terus dipelajari, dan diharapkan
dapat digunakan pada masa mendatang (Williams, 2016)
3. Bagaimanakah mekanisme radiasi dapat menyebabkan mutasi?
 Radiasi dapat menginduksi terjadinya mutasi karena sel yang teradiasi akan
dibebani oleh tenaga kinetik yang tinggi, sehingga dapat mempengaruhi atau
mengubah reaksi kimia sel tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan
terjadinya perubahan susunan kromosom tanaman. Contohnya yaitu radiasi sinar
gamma. Sinar gamma juga dapat menekan pertumbuhan akar, batang, dan daun
(pertumbuhan vegetatif). Dosis radiasi yang diberikan untuk mendapatkan
individu yang memperlihatkan perubahan sifat (mutan) tergantung pada jenis
tanaman, fase tumbuh, ukuran, kekerasan, dan bahan yang akan dimutasi.
Pemanfaatan radiasi sinar gamma pada berbagai konsentrasi diharapkan
mendapatkan jenis varietas unggul yang mempunyai karakter buah yang baik dari
sebelumnya. Radiasi gamma dengan dosis yang terlalu tinggi dapat memberikan
efek negatif langsung pada tanaman, karena dapat menyebabkan tanaman mati.
Semakin tinggi dosis radiasi gamma maka ketahanan hidup atau pertumbuhan dari
tanaman semakin rendah, bahkan pada dosis lebih tinggi menyebabkan tanaman
mati (Sutapa&Kasmawan, 2016).
4. Suatu antibiotik dapat mengalami resistensi dikarenakan mutasi. Bagaimana bisa
mutasi dapat menyebabkan antibiotik menjadi resisten?
 Pada kasus antibiotik β-laktam, munculnya resitensi adalah sebagai berikut:
1. Sintesis dari β-laktamase merusak antibiotik.
2. Penurunan permeabilitas membran luar dari bakteri menyebabkan terjadinya
penurunan terhadap ekspresi porin
3. Perubahan struktur PBP
4. Pelepasan antibiotik keluar secara aktif dari sel bakteri (sistem efluks).
Sintesis β-laktamase dianggap sebagai sebuah mekanisme utama yang
memfasilitasi terjadinya resistensi yang penting secara klinis terhadap bakteri-
bakteri gram-negatif pada antibiotik β-laktam (Kang dkk, 2017).

DAFTAR PUSTAKA
Corebima. 2000. Genetika Mutasi dan Rekombinasi. Malang : Universitas Negeri Malang.
Desai, M. M., & Fisher, D. S. (2007). Beneficial mutation–selection balance and the effect of
linkage on positive selection. Genetics, 176(3), 1759-1798.
Isaac J. Kimsey, Eric S. Szymanski, Walter J. Zahurancik, Anisha Shakya, Yi Xue, Chia-
Chieh Chu, Bharathwaj Sathyamoorthy, Zucai Suo, Hashim M. Al-Hashimi. 2018.
Dynamic basis for dG•dT misincorporation via tautomerization and
ionization. Nature; DOI: 10.1038/nature25487
Kang dkk. 2017. Mutasi Gen blaCTX-M sebagai Faktor Risiko Penyebab Resistensi
Antibiotik. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia. Vol. 6 No. 2, hlm 135–152
Sutapa, Gusti. N., & Kasmawan, I. G. A. 2016. Efek Induksi Mutasi Radiasi Gamma 60co
Pada Pertumbuhan Fisiologis Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum L.) .
Jurnal Keselamatan Radiasi dan Lingkungan. Vol 1. No 2 Desember, 2016
Williams, S. C. (2016). News Feature: Genetic mutations you want. Proceedings of the
National Academy of Sciences, 113(10), 2554-2557.

Anda mungkin juga menyukai