Anda di halaman 1dari 29

ETIKA HEWAN TRANSGENIK

Oleh :
Nabilla Qurrota A’yunin 19820001
Contents

1 Pengertian Transgenik hewan

2 Latar belakang dan Tujuan

3 Proses Transgenik Hewan

4 Masalah Etik pada Transgenik hewan

5 Solusi
Pengertian

 TRANSGENIK : Rekayasa genetika dengan


jalan menyisipkan gen lain ke dalam plasmid
sehingga menghasilkan individu yang memiliki
sifat tertentu sesuai dengan keinginan si
pembuat
 Prinsip dasar teknologi rekayasa genetik
adalah memanipulasi atau melakukan
perubahan susunan asam nukleat dari DNA
(gen) atau menyelipkan gen baru kedalam
struktur DNA organisme penerima.
Latar Belakang dan Tujuan

 Secara ilmiah
Proses Penerapan Transgenik

 Ditemukannya sapi dengan produksi susu


meningkat
Dampak Transgenik Hewan

 Dampak di bidang sosial ekonomi


dampak ekonomi yang tampak adalah paten hasil
rekayasa, swastanisasi dan konsentrasi bioteknologi
pada kelompok tertentu, memberikan pengaruh yang
sangat luas pada masyarakat. Produk transgenik dapat
merugikan peternak.
 Dampak di bidang kesehatan

 Dampak di bidang etika dan moral


 Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak
etika yang serius. Menyisipkan gen hewan yang tidak
berkerabat dianggap sebagai pelanggaran terhadap
hukum alam dan sulit diterima manusia.
 Keberhasilan kloning pada hewan menyebabkan
dimulainya percobaan pada manusia.
 Clonaid perusahaan bioteknologi di Bahama,
yang sukses menghasilkan manusia kloning
pertama di dunia tanggal 26 Desember 2002.
 Bayi berberat sekitar 3.500 gram berjenis
kelamin perempuan yang diberi sebutan Eve.
Bayi itu merupakan kloning dari seorang wanita
Amerika Serikat (AS) berusia 31 tahun
yang pasangannya infertil.
Prosedur Kloning

1. Sebuah sel diambil dari pria atau wanita donor,


kemudian mengambil sel telur ibu yang subur.
2. Nukleus diambil, sel telur dipisahkan dari kode
genetiknya, kemudian DNA diambil dari nukleus.
3. Nukleus sel donor digabung dengan sel telur,
kemudian sel telur diberi kode genetik donor.
4. Sel dikembangkan di laboratorium sampai menjadi
embrio.
5. Embrio ditanam di uterus ibu atau ibu pengganti
(surrogate mother).
6. Janin menjadi salinan genetik yang persis dari sel
donor.
Prosedur Kloning
Jenis Kloning

Kloning Reproduktif
Kloning Terapeutik
Kloning Reproduksi

 Kloning reproduktif mengandung arti suatu


teknologi yang digunakan untuk menghasilkan
individu (hewan) baru.
 Dengan menggunakan teknik SCNT (Somatic
Cell Nuclear Transfer), persamaan genetika
hewan klon dengan induknya hanya terletak
pada inti DNA donor yang berada di kromosom.
 Teknologi kloning reproduktif dapat digunakan
untuk mencegah terjadinya kepunahan hewan-
hewan langka ataupun hewan-hewan sulit
dikembangbiakkan.
Kloning Reproduksi (Cont’d…)

 Namun, laju keberhasilan teknologi ini sangat


rendah (kurang 4 %).
 Masalah-masalah yang kerap kali timbul dalam
kloning reproduktif adalah biaya dan efisiensi
teknologinya.
 Hewan klon cenderung mengalami masalah
defisiensi sistem imun serta sangat rentan terhadap
infeksi, pertumbuhan tumor, dan kelainan-kelainan
lainnya.
Kloning Terapeutik

 Sel punca atau sel induk (stem cell)


merupakan sel yang belum berdiferensiasi
dan mempunyai potensi untuk dapat
berdiferensiasi menjadi jenis sel lain.
 Kemampuan tersebut memungkinkan sel
induk menjadi sistem perbaikan tubuh
dengan menyediakan sel-sel baru selama
organisme bersangkutan hidup
Kloning Terapeutik (Cont’d…)

 Keuntungan sel induk dari embrio :


Mudah didapat
Bersifat pluripoten
Berumur panjang (mampu berproliferasi)

 Namun sel induk juga mempunyai resiko:


Menimbulkan kanker jika terkontaminasi
Berpotensi menimbulkan penolakan
Secara etika masih kontroversial
Kloning Terapeutik (Cont’d…)

 Sel punca embrionik mudah dikembangkan


menjadi berbagai macam jaringan sel,
seperti neuron, kardiomiosit, osteoblast,
fibroblast, dan sebagainya.
 Golongan penyakit yang dapat diatasi
dengan penggunaan sel punca, diantaranya
adalah:
1. Penyakit autoimun, contoh penyakit lupus.
2. Penyakit degeneratif, contoh stroke,
alzheimer.
3. Penyakit kanker, contoh leukemia.
Tahapan Kloning Terapeutik

 Mengambil biopsy sel somatik dari tubuh pasien


dan inti dari sel somatik tersebut ditransfer ke
dalam sel telur donor yang telah dikeluarkan
intinya.
 Sel telur hasil manipulasi dikultur sampai ke
tahapan tertentu dan setelah mengalami berbagai
proses akan didapatkan sel punca embrionik.
 Sel punca embrionik ini diarahkan
perkembangannya menjadi suatu jaringan atau
organ tertentu yang akan dapat digunakan
untuktransplantasi jaringan atau organ dan tidak
akan mengalami rejeksi sistem imun pada pasien
itu sendiri.
Kloning Terapeutik
Manfaat Kloning

1. Kloning manusia memungkinkan banyak


pasangan tidak subur untuk mendapatkan
anak.
2. Organ manusia dapat dikloning secara
selektif untuk dimanfaatkan sbg organ
pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri.
3. Sel-sel dpt dikloning dan diregenerasi untuk
menggantikan jaringan2 tubuh yg rusak,
ex: jaringan syaraf dan otot.
4. Teknologi kloning memungkinkan para
ilmuan medis untuk menghidupkan dan
mematikan sel-sel  sel kanker.
5. Teknologi kloning memungkinkan dilakukan
pengujian dan penyembuhan penyakit-
penyakit keturunan
Implikasi Negatif Kloning

1. Proses penciptaan manusia merupakan hak


Prerogatif Allah semata, dengan mengkloning
manusia,berarti telah memasuki dan
mengintervensi ranah kekuasaan Allah.
2. Ilmuwan tersebut tidak mempercayai bahwa
Allah adalah pencipta yang paling sempurna.
3. Tuhan telah menciptakan manusia dengan
keragaman, kloning manusia bertentangan
dengan sunatullah
Tinjauan Aspek etis

 Dari sudut pertimbangan moral bahwa


berbagai macam riset atau penelitian selalu
dikaitkan dengan Tuhan, karena riset
dengan tujuan apapun tanpa dikaitkan
dengan Tuhan tentu akan menimbulkan
resiko.
 Pro kontra terjadi karena menyangkut
dengan awal kehidupan manusia yang
dibuat obyeknya.
Tinjauan Aspek Etis

 Kebijakan penting yang dikeluarkan HFEA


(Human Fertilisation and Embriology Authority)
thn 1990 adalah melarang :

1. Penelitian dan penyimpanan embrio manusia berusia


lebih dari 14 hari.
2. Menempatkan gamet atau embrio manusia di binatang
dan sebaliknya.
3. Menyimpan dan menggunakan embrio untuk
kepentingan lain selain memperoleh keturunan bagi
pasangan sah yang telah diatur oleh peraturan lain.
4. Melakukan kloning untuk tujuan reproduksi manusia.
 “Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada
di langit dan apa yang ada di bumi semuanya
(sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”
(QS. al-Jatsiyah [45]: 13).

 “Dan Kami telah memuliakan anak-anak Adam,


Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami
beri mereka rezki dari yang baik-baik, dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna
atas makhluk yang telah Kami ciptakan” (QS.al-Isra’
[17]: 70).
 “... apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah
yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua
ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka. Katakanlah,
‘Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang
Maha esa lagi Maha perkasa’” (QS. al-Ra’d [13]: 16).

 “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari


saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati
itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maha sucilah Allah,
Pencipta yang paling baik” (QS. al-Mu’minun [23]: 12-14).
Fatwa MUI (Kloning)
 Kloning terhadap manusia dengan cara
bagaimana pun yang berakibat pada
pelipatgandaan manusia hukumnya adalah
haram.
 Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan
hukumnya boleh (mubah) sepanjang dilakukan
demi kemaslahatan dan/atau untuk
menghindar-kan kemudaratan (hal-hal negatif).
 Mewajibkan kepada semua pihak terkait untuk
tidak melakukan atau mengizinkan eksperimen
atau praktek kloning terhadap manusia.
Fatwa MUI (Cont’d…)

 Mewajibkan kepada semua pihak, terutama para ulama, untuk


senantiasa mengikuti perkembangan teknologi kloning,
meneliti peristilahan dan permasalahannya, serta
menyelenggarakan kajian-kajian ilmiah untuk menjelaskan
hukumnya.
 Mewajibkan kepada semua pihak, terutama ulama dan umara,
untuk mendorong pembentukan (pendirian) dan mendukung
institusi-institusi ilmiah yang menyelenggarakan penelitian di
bidang biologi dan teknik rekayasa genetika pada selain
bidang kloning manusia yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syari’ah.
 Mewajibkan kepada semua pihak, terutama ulama dan umara,
untuk segera merumuskan kriteria dan kode etik penelitian
dan eksperiman di bidang biologi untuk dijadikan pedoman
oleh pihak-pihak yang memerlukan.
Pandangan Islam

 Kloning embrio manusia juga diharamkan,


karena embrio yang berupa hasil konsepsi
harus dihormati sebagai makhluk hidup.
 Pemusnahan yang dilakukan dalam tahap
apa pun dianggap tindakan mematikan jiwa,
hal ini tercantum dalam "Islamic Code Of
Medical Ethics“.
MUNGKINKAH KELAK AKAN ANDA MANUSIA-
MANUSIA KLONING DENGAN OTAK SUPER
CERDAS, FISIK KUAT DAN KELEBIHAN-
KELEBIHAN LAIN ???

Anda mungkin juga menyukai