Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BIODIVERSITAS TINGKAT EKOSISTEM

Matakuliah :Biodiversitas
Dosen pengampu :Dr. Dwi Suheriyanto, M.P

Disusun Oleh :
Nabilla Qurrota A’yunin (19820001)
Aldila Yunia Putri (19820004)
Robiatul Adawiyah (19820006)

PROGRAM MAGISTER BIOLOGI


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

Istilah keanekaragaman hayati atau “biodiversitas” menunjukkan variasi pada makhluk


hidup baik berupa variasi gen, jenis dan ekosistem di suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman
hayati yang ada di bumi merupakan hasil proses evolusi yang sangat lama, sehingga
memunculkan macam-macam makhluk hidup baru.
Perbedaan makhluk hidup dapat dilihat berdasarkan bentuk, ukuran, warna, tempat hidup,
tingkah laku, cara berkembang biak, dan jenis makanan. Keanekaragaman hayati dapat
dipengaruhi oleh faktor abiotik yang menyebabkan adanya perbedaan hewan dan tumbuhan yang
hidup. Oleh karena itu, keanekaragaman hayati digunakan untuk derajat keanekaragaman
sumberdaya alam hayati, meliputi jumlah maupun frekuensi dari gen, spesies dan ekosistem, di
suatu daerah.
Keanekaragaman ekosistem, yaitu komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya
dengan lingkungan fisik (ekosistem) masing-masing. setiap ekosistem mempunyai keunikan dan
ciri khasnya sendiri-sendiri. Keanekaragaman tingkat ekosistem menggambarkan jenis populasi
organisme dalam suatu wilayah. Adanya keanekaragaman tingkat ekosistem ini ditunjukkan
dengan adanya perbedaan faktor abiotik serta komposisi jenis populasi organismenya
Karakteristik fisika dari lingkungan yang memperngarugi keanekaragaman ekosistem.
Karakteristik yang dimaksud adalah temperature, kelembapan, dan topografi ekosistem.
Karakteristik fisika ini juga mempengaruhi keanekaragaman spesies yang ada di dalamnya.
Untuk mengetahui keanekaragaman tingkat ekosistem dibuatlah makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 Keanekaragaman tingkat ekosistem


Ekosistem adalah sistem ekologi, merupakan unit ekologi yang terdiri dari komponen
fisik dan komponen biotik, komponen-komponen ini satu sama lain saling berkaitan erat dalam
sistem yang sangat kompleks (Alikodra, 2012). Berdasarkan Undang-undang No. 23 tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup memberikan pengertian tentang ekosistem adalah tatanan
unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling memepengaruhi
dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Ekosistem alam
dari darat hingga laut dikelompokkan menjadi empat tipe, antara lain, ekosistem terestrial (darat),
ekosistem semi terestrial, ekosistem limnik (perairan tawar), dan ekosistem marin (air asin).
Suatu ekosistem terdiri dari komunitas hewan, tumbuhan dan mikroorganisme beserta
lingkungan abiotik dimana semua makhluk hidup tersebut berada. Kedua komponen ini saling
berinteraksi satu dengan lainnya dengan berbagai cara yang berperan dalam siklus materi dan
energi.
1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan
letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat yaitu sebagai berikut :
1) Ekosistem Gurun
Contoh bioma gurun adalah Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun
Anzo Borrega di Amerika. Pancaran matahari sangat terik, penguapan tinggi, dan suhu
siang hari dapat mencapai 40°C pada musim panas. Di gurun memiliki biodiversitas dan
produktivitas paling rendah dari ekosistem lainnya karena daerahnya yang kering,
sehingga tumbuhan tingkat tinggi tidak ada yang dapat beradaptasi.
Tumbuhan yang hidup di gurun memiliki daun yang kecil seperti duri untuk
mengurangi penguapan dan mempunyai akar panjang yang berfungsi untuk mengambil
air dari tempat yang dalam (Campbell, 2002). Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh
tanaman kaktus, sukulen, dan berbagai belukar akasia yang berduri. Kaktus di gurun
memiliki batang yang dilapisi jaringan lilin yang dapat mengurangi penguapan, serta akar
yang sangat panjang sampai bermeter-meter ke dalam pusat bumi untuk mencari sumber
air (Pringgoseputro, 1998).
Menurut Campbell (2002), hewan yang menghuni daerah gurun umumnya adalah
serangga, hewan pengerat, ular dan kadal. Hewan herbivor di gurun berupa unta,
sedangkan hewan karnivor berupa serigala gurun, ular, kadal, dan lain-lain. Spesies unta
berpunuk tunggal yaitu Camelus dromedarius, sedangkan spesies unta berpunuk ganda
yaitu Camelus bactrianus yang hidup di gurun Asia dan juga Afrika.Spesies ular berbisa
gurun yaitu Cerastes vipera yang hidup di bawah pasir.Ular ini bersemunyi di dalam pasir
gurun dan hanya menyisakan matanya di luar permukaan pasir selama menunggu
mangsanya.Mata ular ini terlindungi oleh lapisan luar yang terbuat dari sisik yang tembus
pandang.Serigala gurun berwarna krem, memiliki telinga yang sangat lebar yang
berfungsi untuk mencegah panas berlebihan dan membuat hewan ini tetap sejuk.Serigala
ini merupakan jenis serigala terkecil.Serigala ini hidup di gurun berpasir Afrika dan
Arab.Katak gurun yng hidup yang hidup di Australia mengisi kantung-kantung di
tubuhnya dengan air, kemudian mengubur dirinya di bawah pasir. Hewan gurun lain yang
merasa haus mencari katak ini dan meminum airnya.Contoh makhluk hidup yang hidup di
gurun dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini.

(a) (b)
Gambar 2.1 Keanekaragaman makhluk hidup yang hidup di gurun.Gambar 2.1a
merupakan tanaman kaktus, sedangkan Gambar 2.1b merupakan unta
berpunuk yang hidup di gurun pasir.

2. Hujan Tropis
Contoh hutan hujan tropis adalah hutan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua,
dan Brasil.Hutan hujan tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang
sangat banyak. Hutan hujan tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan,
spesies pohon tengkawang, spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian
sebagaisumber makanan dan obat-obatan.Tajuk pohon hutan hujan tropis sangat rapat,
ditambah lagi adanya tumbuh-tumbuhan yang memanjat, menggantung, dan menempel
pada dahan-dahan pohon, misalnya rotan, anggrek, dan paku-pakuan (Indriyanto, 2006).
Menurut Ewusie (1990), karakteristik hutan hujan tropis dapat dikenali melalui
keanekaragaman hayatinya yang tinggi dengan adanya tumbuhan liana, cauliflora dan
akar banir yang memiliki ukuran relatif besar, serta struktur vertikal tajuk
bertingkat.Contoh liana adalah rotan, sedangkan epifit adalah anggrek. Vegetasinya
didominasi oleh tumbuhan yang aktif melakukan fotosintesis, misalnya jati, meranti,
konifer, dan keruing.Hewannya didominasi oleh aneka kera, babi hutan, burung, kucing
hutan, bajing dan harimau.Contoh keanekaragaman makhluk hidup di hutan hujan tropis
dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini.

(a) (b)
Gambar 2.2 Keanekaragaman makhluk hidup yang hidup di hutan hujan tropis. Gambar a
merupakan tanaman rotan, sedangkan Gambar b merupakan harimau yang
hidup di hutan hujan tropis

3. Padang Rumput
Sabana adalah padang rumput yang dipeenuhi oleh semak atau perdu dan diselingi
oleh beberapa jenis pohon yang tumbuh menyebar, seperti palem dan akasia. Contoh
bioma padang rumput antara lain Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan
Indonesia (Sumbawa). Karakteristik bioma iniadalah alternasi dari rumput lembab dan
kekeringan, rumput kering sangat tandus.
Jenis flora yang terdapat di daerah sabana umunya adalah ekaliptus (dominan pada
daerah Australia) dan baobab (Adansonia digtata), yang dominan di daerah Kenya,
dengan ciri – ciri daun dan cabang membentuk tajuk yang berbentuk seperti payung yang
melebar, batangnya tebal dan relatif kasar. Sebagian besar jenis vegetasi atau tumbuhan
yang mendominasi adalah rumput-rumputan dengan berbagai spesies, seperti suku
Gramineae dan terkadang dijumpai suku Cyperaceae. Rumput yang mempunyai
pertumbuhan dengan daun-daun kasar dan kaku akan cenderung bersifat dominan. Selain
itu juga terdapat jenis Pennisetum purpureum, Acacia sp, dan suku Leguminoceae.Namun
terdapat juga beberapa pohon seperti palem dan akasia meski dalam jumlah yang sangat
sedikit.
Hewannya adalah bison, zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar, ular, rodentia,
belalang dan burung.Hewan atau fauna yang hidup di padang rumput  didominasi oleh
binatang-binatang herbivora dan karnivora. Binatang herbivora yang tinggal di padang
rumput ini pun didominasi yang memakan jenis rerumputan, seperti rusa, zebra, kuda,
kambing liar, gajah, kerbau, jerapah, dan lain sebagainya. Sementara binatang karnivora 
akan mencari makan dengan memburu binatang- binatang pemakan rumput. Beberapa
binatang karnivora yang tinggal di padang rumput antara lain singa, macan, anjing hutan,
dan hyena.Contoh makhluk hidup yang ada di bioma padang rumput (sabana) dapat
dilihat di Gambar 2.3 berikut ini.

Gambar 2.3 Singa yang hidup di padang rumput (sabana).

4. Ekosistem Tundra
Pada Bioma ini, Memiliki musim dingin yang sangat panjang (ekstrem).Bioma
meliputi daerah-daerah yang terletak dekat dengan kutub utara dan di dalamnya tidak
ditemukan pohon, didominasi oleh lumut-lumutan, rumput-rumputan, dan perdu.Bioma
tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat
di puncak-puncak gunung tinggi.Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim,
tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu
beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang
menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas.Hewan yang
menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang
kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam. Ciri-ciri bioma tundra yaitu :
1. Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung
selama 9 bulan dengan suasana gelap.
2. Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami
pertumbuhan.
3. Fauna khas bioma tundra adalah “Muskoxem” (bison berhulu tebal)
dan Reindeer/Caribou (rusa kutub)

Gambar 2.4 Beruang kutub yang hidup pada bioma kutub

5. Ekosistem Taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik
atau terletak di selatan tundra, yaitu di antara daerah beriklim sedang dengan kutub seperti
di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska dan Kanada.Bioma ini disebut pula bioma
dengan hutan berawa atau hutan boreal. Ciri-ciri bioma taiga yaitu :
1. Perbedaan suhu di musim dingin dan panas sangat mencolok, di musim dingin dapat
mencapai di bawah 00F dan di musim panas dapat mencapai 900F atau lebih.
2. Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai
6 bulan.
3. Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer
adalah Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah,
vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam,
hutannya disebut hutan homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun
dalam musim dingin dengan suhu sangat rendah.
4. Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-
burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis
hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya mampu berhibernasi pada saat
musim dingin.

Gambar 2.5 Bioma Taiga

2. Ekosistem Perairan
Ekosistem perairan ialah ekosistem yang lingkungan isiknya berupa perairan. Terdiri atas
ekosistem air tawar dan ekositem air laut.
1) Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar memiliki kadar garam rendah. Air tawar memiliki
kemampuan menyerap panas dari cahaya matahari sehingga perubahan suhu tidak terlalu
besar. Berdasarkan ada tidaknya arus, ekosistem air tawar dibedakan menjadi ekosistem
lentik (air tidak mengalir) misalnya danau, kolam, rawa, serta ekosistem lotik (air
mengalir) misalnyasungai.Tumbuhan yang menghuni lingkungan perairan tawar meliputi
tumbuhan yang berukuran besar (makrohidrofita) serta tumbuhan yang berukuran kecil,
yaitu ganggang. Tumbuhan biji di ekosistem air tawar misalnya teratai dan eceng
gondok.Sedangkan tumbuhan yang berukuran mikroskopik misalnya ganggang biru,
ganggang hijau, dan diatomae.Hewan yang menghuni air tawar adalah udang-udangan,
ikan, dan serangga.
Gambar 2.6 Keanekaragaman makhluk hidup yang hidup di air tawar. Gambar a
merupakan ikan bader, sedangkan Gambar b merupakan tanaman air tawar

2). Ekosistem Air Laut


Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari dan terumbu karang.
a) Ekosistem laut luasnya lebih dari dua pertiga permukaan bumi. Perairan laut
ditandai oleh salinitas yang tinggi rata-rata kadar garam air laut adalah 35 ppm
(part per million). Di daerah khatulistiwa kadar garamnya lebih tinggi daripada di
daerah yang jauh dari khatulistiwa. Di daerah tropik suhu laut sekitar 25 0C.
Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas anatara
lapisan air yang panas dibagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang
disebut daerah ermokli. Organisme laut memiliki pola adaptasi terhadap tekanan
osmosis sir laut yang tinggi dengan cara yang berlawanan dengan organisme air
tawar.

Gambar 2.7 ekosistem lamun dan terumbu karang yang ada di ekositem laut
b) Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah
pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus haran pasang surut laut.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini
dihuni oleh beberapa jenis ganggang moluska, dan remis yang menjadi makanan
bagi kepiting dan burung pantai. Daerah tengah pantai terndam saat pasang tinggi
dan pasang rendah.
Ekosistem pantai, khususnya pantai berpasir memiliki peran penting sebagai
habitat berbagai jenis fauna, seperti menjadi tempat penyu bertelur. Perairan
wilayah pantai merupakan salah satu ekosistem yang sangat produktif di perairan
laut. Davies (1972) dalam Soetikno (1993) mengatakan bahwa ekosistem pantai
adalah ekosistem yang dinamik dan unik, karena terjadi pertemuan tiga kekuatan
yaitu yang berasal daratan, perairan laut dan udara. Kekuatan dari darat dapat
berwujud air dan sedimen yang terangkut sungai dan masuk ke perairan pesisir,
dan kekuatan dari batuan pembentuk tebing pantainya. Kekuatan dari darat ini
sangat beraneka. Sedang kekuatan yang berasal dari perairan dapat berwujud
tenaga gelombang, pasang surut dan arus, sedangkan yang berasal dari udara
berupa angin yang mengakibatkan gelombang dan arus sepanjang pantai, suhu
udara dan curah hujan.

c) Ekosistem Estuari (muara) merupakan wilayah perairan tempat pertemuan antara


sungai dan laut atau disebut muara sungai.Muara sungai disebut pantai lumpur.
Estuari mempunyai ciri berair payau dengan tingkat salinitas di antara air tawar
dan laut.Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau dan rumput laut.Beberapa
organisme laut melakukan perkembangbiakan di wilayah ini seperti ikan, gang-
gang, dan fitoplankton, udang dan moluska yang dapat dimakan.Estuari banyak
terdapat di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua.Nutrien dari sungai
memperkaya daerah estuari.

d) Terumbu karang
Terumbu karang merupakan ekosistem lengkap dengan struktur tropik, yang
tersebar luas di perairan dangkal. Pada terumbu karang terdapat konsumen
pertama, yaitu zooplankton. Zooplankton memegang peranan yang amat penting
dalam rantai makanan di terumbu karang. Zooplankton mengapung bebas di
kolom air dan bersifat heterotrof, artinya tidak dapat memproduksi makanannya
sendiri. Oleh sebab itu, zooplankton sangat tergantung pada bahan organik hasil
fotosintesis fitoplankton. Pada ekosistem perairan, zooplankton memiliki peran
yang signifikan sebagai penghubung antara konsumen dan produsen. Komponen
struktur tropik dari mulai produsen hingga konsumen tingkat pertama (herbivora)
hingga konsumen tingkat akhir (predator/karnivora) tersedia di ekosistem ini,
menjadikan ekosistem terumbu karang sebagai ekosistem dengan rantai makanan
yang cukup kompleks. Ekosistem terumbu karang merupakan habitat hidup
sejumlah spesies binatang laut, tempat pemijahan, peneluran dan pembesaran
anak-anak ikan. Dalam ekosistem ini terdapat banyak makanan bagi ikan-ikan
kecil dan ikan-ikan kecil tersebut merupakan mangsa bagi predator yang lebih
besar. Diperkirakan terdapat lebih dari satu juta spesies mendiami ekosistem ini.
Meski terlihat kokoh seperti batuan karang, ekosistem ini sangat rentan terhadap
perubahan lingkungan. Perubahan suhu dalam jangka waktu yang panjang bisa
membunuh terumbu karang. Ekosistem ini juga memerlukan perairan yang jernih,
sehingga matahari bisa menembus hingga lapisan terdalamnya.

e) Ekosistem Lamun
Menurut Nontji (2010), lamun adalah tumbuhan berbunga yang telah
menyesuaikan diri hidup terbenam di dalam laut dangkal. Lamun berbeda dengan
rumput laut yang dikenal juga sebagai makroalga. Lamun berbunga (jantan dan
betina) dan berbuah di dalam air. Produksi serbuk sari dan penyerbukan sampai
pembuahan semuanya terjadi dalam medium air laut. Sama seperti ekosistem
terumbu karang dan mangrove, ekosistem lamun juga dapat mempertahankan
pantai dari gerusan ombak, karena mempunyai akar dan rimpang (rhizome) yang
mencengkeram dasar laut. Padang lamun umumnya hidup di substrat pasir
berlumpur dan sangat berperan penting pada proses filtrasi sedimen.
Lamun menjadi tempat hidup bagi banyak organisme, antara lain, ikan,
kepiting, udang, lobster, bulu babi, dan sebagainya. Sebagian besar organisme
pantai (ikan, udang, kepiting, dll.) mempunyai hubungan ekologis dengan habitat
lamun,, karena Padang lamun memberikan tempat yang sangat strategis bagi
perlindungan ikan-ikan kecil tersebut dari beberapa predator, juga tempat hidup
dan mencari makan bagi beberapa jenis udang dan kepiting. Selain itu, ekosistem
padang lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang kehidupan dan
perkembangan jasad hidup di laut dangkal antara lain sebagai kawasan tempat
mencari makan dan sumber pakan Dugong (Darajati dkk, 2016). Dugong adalah
salah satu satwa langka yang memanfaatkan lamun sebagai habitat dan sumber
makannya. Selain manfaat-manfaat yang telah disebutkan sebelumnya, menjaga
ekosistem ini juga akan turut serta menjaga kelestarian Dugong.

f) Ekosistem Mangrove.
Ekosistem mangrove termasuk ke dalam ekosistem semi terestrial.
Mangrove hidup di lingkungan yang agak ekstrim yaitu membutuhkan air asin,
berlumpur, dan selalu tergenang, yaitu di daerah yang berbeda dalam jangkauan
pasang surut seperti di daerah delta, muara sungai, atau sungai-sungai pasang
berlumpur (Irwan, 1992). Hutan mangrove menurut Nybakken (1992) adalah
sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas
pantai tropik yang didominasi oleh spesies pohon-pohon yang khas, atau
semaksemak yang punya kemampuan untuk tumbuh di perairan asin. Meskipun
secara umum mangrove tahan terhadap berbagai tekanan lingkungan, sebenarnya
mangrove sangat peka terhadap pengendapan dan sedimentasi, tinggi rata-rata
permukaan air, dan pencucian serta tumpahan minyak.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Mochamad Indrawan. (2007). Biologi Konservasi.Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai