Anda di halaman 1dari 13

TUJUAN

1. Mengetahui karakterisasi koloni Actinomycetes


2. Mengetahui karaterisasi mikroskopis Actinomycetes
3. Isolasi dan identifikasi Actinoomycetes dari sample tanah

DASAR TEORI
Actinomycetes merupakan salah satu kelompok bakteri Gram positif yang
mampu membentuk filement atau miselium. Filemen Actinomycetes tidak sama
dengan filamen yang dibentuk oleh fungi. Actinomycetes dimasukkan dalam
kelompok bakteri karena bersifat prokariotik. Sebagian besar actinomycetes
membentuk spora atau kondia (Ni’matuzzahroh, 2018).
Dalam identifikasi Actinomycetes ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan, yaitu morfologi koloni/makroskopis koloni, meliputi tekstur koloni,
warna koloni, konsistensi. Sedangkan mikroskopis koloni yang diamati meliputi
miselium, spora (spora tunggal/ganda/berantai pendek/berantai panjang), ada
tidaknya sporangium dan adanya bentukan khusus (seperti pembesaran hida dan
sclerotium) (Ni’matuzzahroh, 2018).
Peranan bakteri Actinomycetes dalam tanah sangatlah penting karena dapat
menjaga kesuburan tanah dan siklus kehidupan, terutama pada ekosistem tanah.
Berikut ini merupakan beberapa uraian mengenai peranan actinomycetes terhadap
ekosistem tanah.
1. Mendekomposisi Bahan Organik
Actinomycetes biasanya hidup didalam tanah dan berperan penting dalam
proses pelapukan/ perombakan bahan organik kompleks menjadi bahan organik yang
lebih sederhana dan dapat langsung digunakan oleh organisme lain. Keistimewaan
bakteri ini adalah memiliki kecenderungan untuk
berasosiasi dengan suatu lapisan permukaan padat. Actinomycetes adalah bakteri yang
tidak tahan asam, memiliki filament diawal pertumbuhannya.
Di dalam ekosistem, organisme perombak bahan organik memegang peranan
penting karena sisa organik yang telah mati diurai menjadi unsur-unsur yang
dikembalikan ke dalam tanah (N, P, K, Ca, Mg, dan lain-lain) dan atmosfer (CH4atau CO2)
sebagai hara yang dapat digunakan kembali oleh tanaman, sehingga siklus hara berjalan
sebagaimana mestinya dan proses kehidupan di muka bumi dapat berlangsung, Adanya
aktivitas organisme perombak bahan organik seperti mikroba dan mesofauna (hewan
invertebrata) saling mendukung keberlangsungan proses siklus hara dalam tanah.
Belakangan ini, mikroorganisme perombak bahan organik digunakan sebagai strategi
untuk mempercepat proses dekomposisi sisa-sisa tanaman mengandung lignin dan
selulosa, selain untuk meningkatkan biomassa dan aktivitas mikroba tanah, mengurangi
penyakit, larva insek, biji gulma, volume bahan buangan, sehingga pemanfaatannya
dapat meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah yang pada gilirannya merupakan
kebutuhan pokok untuk meningkat-kan kandungan bahan organik dalam tanah. Adanya
aktivitas fauna tanah, memudahkan mikroorganisme untuk memanfaatkan bahan
organik, sehingga proses mineralisasi berjalan lebih cepat dan penyediaan hara bagi
tanaman lebih baik.
2. Menghasilkan Antibiotik Yang Dapat Mematikan Patogen
Actinomycetes, yang strukturnya merupakan bentuk antara dari jamur dan
bakteri, menghasilkan zat-zat anti mikroba dan asam amino yang dikeluarkan oleh
bakteri fotosintetik dan bahan organik. Actinomycetes dapat hidup bersama dengan
bakteri fotosintetik. Streptomyces merupakan salah satu genus dari kelas Actinomycetes
yang biasanya terdapat di tanah.
Streptomyces adalah prokariot yang menghasilkan substansi penting untuk
kesehatan seperti antibiotik, enzim, dan immunomodulator dan salah satu organisme
tanah yang memiliki sifat-sifat umum yang dimiliki oleh bakteri dan jamur tetapi juga
memiliki ciri khas yang cukup berbeda yang membatasinya menjadi satu kelompok yang
jelas berbeda. Banyak anggota dari Streptomyces menghasilkan antibiotik di mana lebih
dari setengahnya merupakan antibiotik yang efektif melawan bakteri, misalnya
streptomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol. Isolasi Streptomyces menghasilkan koloni-
koloni kecil (berdiameter 1-10 mm), terpisah-pisah seperti liken, dan seperti kulit atau
butirus (mempunyai konsistensi seperti mentega), mula-mula permukaannya relatif licin
tetapi kemudian membentuk semacam tenunan miselium udara yang dapat
menampakkan granularnya, seperti bubuk, seperti beludru, atau flokos, menghasilkan
berbagai macam pigmen yang menimbulkan warna pada miselium vegetatif, miselium
udara, dan substrat.
Streptomyces mempunyai misel yang baunya sangat kuat, berkembang dan
mengandung hifa udara (sporofor), dari bentuk ini terjadi konstruksi lurus,
bergelombang, mirip spiral, dapat mengurai selulosa, khitin dan zat-zat lain sukar
dipecah. Streptomyces umumnya memproduksi antibiotik yang dipakai manusia dalam
bidang kedokteran dan pertanian, juga sebagai agen antiparasit, herbisida, metabolisme
aktif, farmakologi, dan beberapa enzim penting dalam makanan dan industri lain.
3. Mengikat Struktur Tanah Liat Sehingga Dapat Memperbaiki Sifat Fisik Tanah
Agregasi amat dipengaruhi oleh kegiatan jasad-jasad renik dalam tanah dan
akan dipergiat bila didalam tanah tersedia cukupa bhan organik. Organisme seperti
benang-benang jamur dan humus dan mengikat satu partikel tanah dengan
lainnyasampai membentuk agregat dan struktur tanah. Organisme juga memproduksi
sejumlah bahan kimia seperti asam-asam organik yang dapat merekat partikel-partikel
tanah. Lemak-lemak dan lilin sebagai hasil perombakan bahan organik juga berperan
penting dalam memantapkan agregat-agregat tanah. Itulah sebabnya, Anda boleh
menganjurkan kepada petani agar bahan-bahan organik sisa panennya lebih baik
dibenam kedalam tanah atau dibuat kompos terlebih dahulu baru dibenamkan kedalam
tanah. Pembakaran bahan organik sisa panen sebaiknya tidak selalu dilaksanakan.
4. Menghilangkan Bau Pada Tanah
Ada banyak orang yang merasakan pada saat turun hujan serasa menghirup
aroma khas yang membuat tenang. Bebauan itu muncul karena peran bakteri
Actinomycetes. Bakteri ini hidup di tanah dan dapat memunculkan aroma tertentu yang
memengaruhi mood. Biasanya aroma didapati pada tanah yang hangat dan lembab, lalu
terguyur oleh air hujan. Bakteri Actinomycetes akan menghasilkan spora ketika tanah
mengering. Proses ini kerap terjadi saat kemarau datang atau cuaca sangat terik.
Sewaktu hujan turun, spora menjadi basah lalu menyebar ke udara. Inilah yang
kemudian menjadikan aroma khas saat hujan dan sifatnya menenangkan.
Actinomycetes kelihatan dari luar seperti jamur dan dalam banyak buku
dibicarakan bersama dengan fungi eukariot. Akan tetapi, organisme ini adalah
bakteri benar sesuai dengan semua kriteria untuk sel prokariot. Dinding selnya
mengandung asam muramat, tidak mempunyai mitrokondrion, mengandung
ribosom 70S (sel eukariot mempunyai ribosom 80S dalam sitoplasmanya), tidak
mempunyai pembungkus nukleus, garis tengah selnya berkisar dari 0,5 samapi 2,0
µm, dan dapat dimatikan atau dihambat oleh banyak antibiotika bakteri. Dari
banyak macam marga yang kini diklasifikasi dalam bangsa Actinomycetales,
hanya sedikit yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia (Volk dan
Wheeler, 1998).
Pada actinomycetes, dikenal memiliki 2 macam miseium, yaitu miselium
aerial yang tumbuh di atas permukaan media dan miselium substrat dimana
tumbuh di dalam media. Pada miselium aerial terdapat konidia atau spora yang
berfungsi untuk reproduksi sedangkan miselium substrat berperan untuk
penyerapan nutrisi (Ni’matuzzahroh, 2018).

ALAT DAN BAHAN


Alat
 Beaker glass
 Cawan petri
 Pengaduk
 Timbangan analitik
 Erlenmeyer
 Autoclave
 Pipet ukur
 Vortex
 Mikroskop cahaya
 Pinset
 Gelas obyel dan gelas penutup
Bahan
 Sampel tanah
 Isolat murni Streptomyces
 Akuades

Media
 Media YMA, dengan komposisi sebagai berikut:
- Agar = 17 g/l
- Malt Ekstrak = 20 g/l
- Yeast Ekstrak = 20 g/l
- Dextrose/glukosa = 20 g/l
 Media TSA
 Media SCA
Bahan Kimia
 Antibakteri (kloramfenikol)
 Anti fungi (greoseofulvin)

PROSEDUR
1. ISOLASI ACTINOMYCETES DARI SAMPLE TANAH
 Menimbang 10 g sampel tanah dan memasukkan dalam 90 mL akuades steril
lalu menghomogenkan dengan vortex.
 Mendiamkan suspensi sample tanah selama beberapa menit sampai tanahnya
mengendap
 Memasukkan 1 mL suspensi sample tanah dalam cawan petri
 Menambahkan antibiotika, kloramfenikol 1 mL dan Griseofulvin 1 mL ke
dalam cawan petri. Suspensi sample tanah dan antibiotika dibiarkan selama 5
menit
 Setelah itu memasukkan 15 mL meda YMA atau SCA
 Mengamati pertumbuhan vegetatif 3- 5 hari. Dan pembentukan sporulasi
selama 7-14 hari
 Mengamati karakteristik morfologi koloni (tekstur, warna dan konsistensi
koloni)
 Lalu mengamati ultrasruktur mikroskopis koloni actinomycetes.
 Mencatat keanekaragaman jenis actinomycetes yang berhasil diisolasi dari tiap
sample tanah

II. PENGAMATAN ULTRSTRUKTUR MIKROSKOPIS


 Membuat preparat dengan cara memotong media agar pada cawan petri setipis
mungkin.
 Lalu meletakkan di atas objek glass dan menutup dengan cover glass
 Mengamati dengan menggunakan mikroskop perbesaran 100 kali, 400 kali dan
1000 kali
 Menggambar bagian-bagian miselium aerial dan miselium substrat
 Mengamati tipe spora pada preparat tersebut
 Pada miselium substrat mencari apakah terdapt bentukan khusus (penebalan
hifa dan sclerotium)
 Pembuatan preparat selain dengan pemotongan media agar, dapat dilakukan
juga dengan menggunakan pinset
 Menyiapkan objek glass lalu menteteskan akuades, lalu dengan menggunakan
pinset mengambil kolini tumbuh pada cawan petri hingga mengenai media agar
dan meletakkan di atas objek glass yang berisi akuades
 Menutup dengan cover glass, lalu mengamati dengan perbesaran 100 kali, 400
kali dan 1000 kali di bawah mikroskop

HASIL PENGAMATAN
Karakterisasi makroskopis koloni Actinomycetes
Isolat Karakteristik Koloni Bakteri
Warna Bentuk Tekstur Konsistensi
Actinomyces Putih Sirkuler Selaput Bening
Streptomyces Putih Sirkuler Selaput Bening

Karakteristik Mikroskopis Actinomycetes


Isolat Karakteristik mikroskopis
Miselium Miselium Gram Tipe spora
aerial substrat
Actinomycetes Ada Ada + Rantai panjang
Streptomyces Ada Ada + Rantai panjang
(terdapat
konidia)

Karakterisasi makroskopis koloni Actinomycetes (isolat tanah)


Karakteristik Koloni Bakteri
Media Koloni Gambar
Warna Bentuk Tekstur Konsistensi
TSA

A Hitam Sirkuler Granul Buram

B Putih Sirkuler Cotton

Buram
Putih dg
C hijau Sirkuler Velvet Buram
ditengah

Karakteristik Mikroskopis Actinomycetes (isolat tanah)


Karakteristik mikroskopis
Media Koloni Miselium Miselium Gambar
Tipe spora
aerial substrat
TSA

Terbungkus
A Ada Ada
sporangium

B Ada Ada Bulat


membentuk
rantai
Bulat
C Ada Ada membentuk
rantai

Karakterisasi makroskopis koloni Actinomycetes (isolat tanah)


Karakteristik Koloni Bakteri
Media Koloni Gambar
Warna Bentuk Tekstur Konsistensi

A Putih Irregular Cotton Buram

YMA

B Coklat Irregular Granul Buram

Karakteristik Mikroskopis Actinomycetes (isolat tanah)


Media Koloni Karakteristik mikroskopis Gambar
Miselium Miselium Tipe spora
aerial substrat

Bulat
A Ada Ada membentuk
rantai

YMA

Bulat
B Ada Ada membentuk
rantai

PEMBAHASAN

Pada topik praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter


Actinomycetes berdasarkan karakter koloni dan mikroskopis serta mengisolasi
Actinomycetes dari suatu sampel tanah. Pada topik ini digunakan kultur murni
(Streptomyces dan Actinomyces) dan sampel tanah daerah Semolowaru, Surabaya
serta media pertumbuhan yeast mannitol agar (YMA) dan tryptic soy agar (TSA).

Actinomycetes adalah bakteri Gram positif berfilamen dan memiliki spora


aseksual yang termasuk dalam filum Actinobacteria. Actinomycetes membentuk
hifa aerial dan hifa substrat saat ditumbuhkan pada media agar. Actinomycetes
berperan penting dalam dekomposisi polimer dari hewan, tumbuhan, dan jamur
yang telah mati. Actinomycetes juga berperan dalam biodegradasi tanah dan
pembentukan humus (Sharma, Dangi, dan Choudahry, 2014).

Streptomyces merupakan spesies bakteri Gram positif yang membentuk


hifa vegetative berukuran 0,5-2,0 μm yang membentuk spora berantai tiga atau
lebih yang non motil. Beberapa spesies Streptomyces menghasilkan spora pada
miselium substratnya. Koloni Streptomyces memiliki permukaan rata saat awal
terbentuk dan kemudian membentuk miselium aerial yang bertekstur seperti wol,
bergranul, seperti bubuk, atau seperti beludru. Koloni terpisah-pisah, berbentuk
seperti lichen, kulit, atau mentega. Miselium vegetative dan aerial dapat
berpigmen dan memproduksi pigemn yang dapat didifusikan pada substrat (Public
Health England, 2015). Pada hasil pengamatan isolat Streptomyces didapati koloni
berwarna putih, berbentuk sirkuler dengan tekstur seperti selaput, dan memiliki
konsistensi bening. Pada pengataman mikroskopis dijumpai bakteri Gram positif
dengan miselium substrat berkonidia dan miselium aerial dengan tipe spora
berupa rantai panjang.

Actinomyces memiliki bentuk koloni yang beragam (A. israelii berbentuk


filament kasar dan A. naeslundii, A. viscous, dan A. odontolycus yang seperti
bakteri difteri yang memiliki koloni yang rata) (Barrow, G.I., 2003). Pada hasil
pengamatan isolat Actinomyces didapati koloni berwarna putih, berbentuk sirkuler
dengan tekstur seperti selaput, dan memiliki konsistensi bening. Pada pengataman
mikroskopis dijumpai bakteri Gram positif dengan miselium substrat dan
miselium aerial dengan tipe spora berupa rantai panjang.

Pada hasil isolasi tanah digunakan media yeast mannitol agar (YMA) dan
tryptic soy agar (TSA). Pada media ditambahkan antibakteri berupa
kloramfenikol dan antifungi berupa griseofulvin. Pada hasil pengamatan setelah
inkubasi selama satu minggu didapati tiga bentuk koloni pada kedua media yaitu
koloni granul berwarna hitam dan dua koloni berbentuk seperti kapas berwarna
kecoklatan dan putih. Koloni granul berwarna hitam pada pengamatan
mikroskopis menampakkan bentukan spora seperti spora kapang karena susunan
spora pada sporangium yang seperti pada kapang seperti Aspergillus ataupun
Mucor. Spora dari kedua koloni yang berbentuk seperti kapas berupa bentuk
globose (bulat) yang membentuk rantai. Bentuk spora dari hifa aerial yang bulat
membentuk rantai dapat mengerucutkan kedua koloni tersebut sebagai anggota
dari Actinomycetes aerob seperti Nocardia, Actinomadura, Steptomyces, atau
Amycolata namun hal ini perlu diidentifikasi lebih lanjut melalui uji fisiologis
(Public Health England, 2015)).

KESIMPULAN
1. Karakter koloni Actinomyces berwarna putih, berbentuk sirkuler dengan
tekstur seperti selaput, dan memiliki konsistensi bening.
2. Karakter mikroskopis Actinomyces merupakan bakteri Gram positif dengan
miselium substrat dan miselium aerial dengan tipe spora berupa rantai
panjang.
3. Isolasi Actinomyces dari tanah menggunakan media YMA dan TSA dengan
antibakteri berupa kloramfenikol dan antifungi berupa griseofulvin,
identifikasi Actinomyces dilihat adanya koloni berbentuk seperti kapas
berwarna kecoklatan dan putih pada media.

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati dan Trisnawati,A. G, 2008. Isolasi Actinomycetes dari Tanah Sawah sebagai
Penghasil Antibiotik. Laporan Penelitian Dosen Muda Dikti.
Barrow, G.I. 2003. COWAN AND STEEL’S Manual for the identification of
medical bacteria. Cambridge University Press
Ni’matuzzahroh, dkk. 2018. Petunjuk Praktikum Bakteriologi. Departemen
Biologi. Fakultas Sains dan Tekonogi. UNAIR: Surabaya
Public Health England. 2015. UK Standards for Microbiology Investigations:
Identification of Aerobic Actinomycetes. Standard Unit PHE
Sharma, M., Dangi, P., dan Choudhary, M. 2014. Actinomycetes: Source,
Identification, and Their Applications. Int. J. Curr. Microbiol. App. Sci. 3(2)
Volk, W.A dan M.F. Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar  Jilid 1. Erlangga:
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai