Pertemuan 14
Pemeriksaan Pengaruh Kadar Garam pada Pertumbuhan Bakteri
Oleh
Nama : Annisa Nur Syahadah
NIM/ SHIFT: J410200115/B
Pengampu :
Dr. Ambarwati, M.Si
Asisten:
Muhammad Masykuri A
ALAT
1. Cawan petri
2. Jarum ose
3. Inkubator
4. Bunsen
5. Korek api
6. Semprotan alkohol
7. Rak tabung
BAHAN
2. Akuades steril
3. Alkohol 70%
4. Spirtus
5. Kapas
C. CARA KERJA
4. Siapkan 3buah nutrient agar cawan dan setiap cawan dibuat 3juring,
berikan kode huruf yang berbeda pada masing-masing cawan.
5. Tanam inokulum dari setiap tabung reaksi yang berisi konsentrasi larutan
garam yang berbeda ke tiap juring di NA cawandengan metode streak
plate. Bedakan untuk setiap perlakuan waktu yang berbeda.
1-2 ose biakan murni bakteri uji (misal: E.coli, Staphylococcus aureus,
Bacillus subtilis)
30 % 3% 0,3%
T= 37 ˚C T = 37 ˚C T = 37 ˚C
D. HASIL
1. GARAM
Garam merupakan salah satu produk inferior yang hanya diproduksi oleh
negara-negara tropis seperti Indonesia. Garam bahan baku diproduksi oleh petani
garam dan PT. Garam. Beberapa tahun terakhir ini, Indonesia harus mengimpor
garam, namun pada tahun 2012 surplus garam. Pada tahun 2012 produksi garam
nasional mencapai 2,02 juta ton sementara kebutuhan untuk garam konsumsi 1,5 juta
ton
Natrium klorida atau yang biasa disebut garam dapur adalah senyawa dengan
rumus NaCl. Dalam suatu proses fermentasi bahan pangan, natrium klorida
bermanfaat untuk membatasi pertumbuhan organisme pembusuk dan mencegah
pertumbuhan sebagian organisme. Namun, bakteri tertentu masih dapat tumbuh dalam
larutan berkadar garam tinggi (Desrosier, 2008). Garam merupakan salah satu bahan
pembantu yang sangat penting bagi manusia salah satunya garam digunakan untuk
proses pengawetan ikan. Selain itu garam juga mempunyai peran dalam menghambat
pertumbuhan bakteri khususnya Staphylococcus aureus (Indarti, 2009). Garam dapat
memperpanjang umur simpan produk, karena garam mempunyai sifat bakteriosid
(daya membunuh) dan bakteriostatik (daya menghambat). Aksi osmotik larutan garam
terhadap bahan pangan disebabkan karena bahan pangan bertindak sebagai membran
semipermiabel menurunkan kadar air sehingga garam berperan untuk menghambat
kegiatan bakteriologis dan enzimatis (Ilyas dan Arifudin dalam Helmiyati, 2010).
Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif
(kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa
bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Ada banyak macam
garam antara lain: garam netral, garam basa, garam asam (Kurlansky, 2002).
Garam beryodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang
telah difortifikasi (ditambah) dengan yodium. Di Indonesia yodium ditambahkan dalam
garam sebagai zat aditif atau suplemen dalam bentuk kalium iodat (KIO3) berupa
larutan pada lapisan tipis garam, sehingga diperoleh campuran yang merata.
Bentuk garam yang beredar di pasaran ada tiga jenis yaitu garam halus,
bata/briket dan curai/krosok. Garam halus adalah garam yang kristalnya sangat halus
menyerupai gula pasir, dan biasa disebut dengan garam meja. Garam halus mempunyai
kualitas terbaik dari pada garam briket/bata maupun garam curai/krosok. Garam briket
adalah garam yang berbentuk bata. Garam ini lebih baik kualitasnya dari pada garam
curai/krosok, sedangkan garam curai/krosok adalah garam yang kristalnya kasar-kasar.
Kadar garam yang tinggi menyebabkan mikroorganisme yang tidak tahan
terhadap garam akan mati. Kondisi selektif ini memungkinkan mikroorganisme yang
tahan garam dapat tumbuh. Pada kondisi tertentu penambahan garam berfungsi
mengawetkan karena kadar garam yang tinggi menghasilkan tekanan osmotik yang
tinggi dan aktivitas air rendah. Kondisi ekstrim ini menyebabkan kebanyakan
mikroorganisme tidak dapat hidup. Pengolahan dengan garam biasanya merupakan
kombinasi dengan pengolahan yang lain seperti fermentasi dan enzimatis. Contoh
pengolahan pangan dengan garam adalah pengolahan acar (pickle), pembuatan kecap
ikan, pembuatan daging kering, dan pembuatan keju (Estiasih, 2009).
2. ESCHERICHIA COLI
Divisio : Bacteriophyta
Class : Bacteria
Ordo: Eubacteriales
Family: Enterobacteriaceae
Genus: Escherichia
Escherichia coli adalah bakteri gram negatif bagian dari anggota flora normal
usus dan memiliki peranan dalam beberapa proses pencernaan makanan namun dapat
berubah menjadi patogen jika jumlah dalam saluran pencernaan meningkat atau
berpindah tempat dari habitat normalnya di tubuh manusia. Bakteri Escherichia coli
dapat menyebabkan infeksi system saluran kencing, diare, sepsis dan menginitis
(Jawetz, 2001)
Efek tekanan osmotik berhubungan dengan jumlah ion dan molekul terlarut di
dalam larutan. Beberapa organisme disebut halofil ekstrem karena dapat beradaptasi
dengan baik pada kadar garam yang tinggi. Beberapa bakteri bahkan membutuhkan
garam untuk pertumbuhannya. Bakteri yang seperti ini digolongkan sebagai halofil
obligat. Halofil fakultatif tidak membutuhkan konsentrasi garam yang tinggi, tetapi
dapat tumbuh dalam larutan garam 2%; pada konsentrasi ini, bakter-bakteri lain
kemungkinan mati atau terhambat pertumbuhannya. Beberapa spesies halofil lain
bahkan dapat tumbuh pada kondisi dengan konsentrasi garam mencapai 15%.
Garam juga memiliki daya toksisitas yang tinggi pada mikroba, ionisasi garam
akan menghasilkan ion klor yang beracun terhadap mikroorganisme serta dapat
memblokir sistem respirasinya (Indarti, 2009)
Dalam penelitian ini menggunakan metode streak plate / gores. Metode gores
digunakan mengisolasi koloni mikroba pada cawan agar sehingga didapatkan koloni
terpisah dan merupakan biakan murni. Dasar metode ini yaitu menggoreskan suspensi
bahan yang mengandung mikroba pada permukaan medium agar yang sesuai pada
cawan petri. Setelah inkubasi maka pada bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni
terpisah yang mungkin berasal dari 1 sel mikroba, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut.
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Bakteri yang
memiliki flagella seringkali membentuk koloni yang menyebar terutama bila digunakan
lempengan yang basah. Untuk mencegah hal itu harus digunakan lempengan agar yang
benar-benar kering permukaannya
Bakteri ditanam ke dalam media NA dengan metode streak plate pada cawan
Petri. Cawan Petri ditutup dan diinkubasi dalam inkubator dengan suhu 37 o C selama 2
x 24 jam (Hardiningsih dkk., 2006).
Pada pengamatan ini waktu garam juga berkaitan dengan hasil dari pertumbuhan
bakteri E. coli. Semakin lama waktu fermentasi garam, dan semakin banyak kadar
garam maka akan semakin terhambat bakteri E. coli yang tumbuh pada media. Lama
fermentasi adalah parameter lingkungan yang berpengaruh terhadap masa molekul, isi,
dan komposisi garam yang dihasilkan.
F. KESIMPULAN
1. Garam adalah senyawa kimia netral yang komponen utamanya berupa natrium klorida
dan dapat mengandung unsur lain, seperti magnesium, kalsium, besi, dan kalium
dengan bahan tambahan atau tanpa bahan tambahan iodium.
2. Bakteri yang digunakan sebagai sampel dalam praktikum ini adalah E. coli termasuk
golongan Gram negatif. Bakteri ini berbentuk batang yang dapat ditemukan dalam usus
besar manusia berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat. Kebanyakan E.
Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa seperti E. Coli tipe O157:H7 dapat
mengakibatkan keracunan makanan.
3. Semakin besar kadar garam yang digunakan maka pertumbuhan bakteri E. coli semakin
terhambat.
4. Waktu perlakuan juga berpengaruh terhadap banyaknya pertumbuhan bakteri E. coli.
5. Praktikum kali ini metode yang digunakan adalah teknik Streak plate / gores untuk
mengisolasi koloni mikroba pada cawan agar sehingga didapatkan koloni terpisah dan
merupakan biakan murni.
G. DAFTAR PUSTAKA
Budiharjo, R., Purbowatiningrum Ria Sarjono dan Mukhammad Asy’ari. 2017. Pengaruh
Konsentrasi NaCl Terhadap Aktivitas Spesifik Protease Ekstraseluler dan Pertumbuhan
Bakteri Halofilik Isolat Bittern Tambak Garam Madura. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, 20
(3) : 142 – 145
DasSarma, S. & Arora, P. (2001). Halophiles: Encylopedia of life sciences. USA: Nature
Publishing Group.
Girard F, I. Batisson, J. Harel and J.M. Fairbrother. 2003. Use of Egg Yolk-Derived
Immunoglobulins as an Alternative to Antibiotic Treatment for Control of Attaching and
Effacing Escherichia coli Infection. 103rd General Meeting of American Society for
Microbiology, Washington D.C. Virginie, USA. (Abstract).
Janos K. Lanyi, Joann Stevenson, Studies of the Electron Transport Chain of Extremely
Halophilic Bacteria: IV. Role of Hydrophobic Forces in The Structure of Menadione
Reductase, Journal of Biological Chemistry, 245, 16, (1970) 4074-4080
Juliarsi, M., Nazaruddin., Werdiningsih, W. 2018. Pengaruh Konsentrasi Garam dan Lama
Fermentasi terhadap Mutu Sambal Masin Khas Sumbawa. Reka Pangan 12(1):1 - 11.
Mahulette, Ferymon, dkk. Pengaruh Kadar Garam Dan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas
Bakasang Laor. 2020. Jurnal Teknologi Pangan, 14 (01) : 40 – 51
Marihati, Nani, H., Asyari, dkk. (2012). Pilot Project Peningkatan Mutu dan Produktivitas
Garam Rakyat dengan Peladangan Garam Sistem Salt House Berbasis Biomanajemen Bakteri
Halofilik dan Artemia salina. Laporan Akhir Pengembangan dan Aplikasi Hasil Litbang
Teknologi Industri, Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri, Badan
Pengkajian dan Kebijakan Iklim dan Mutu Industri, Semarang.
Mayasari, V.A., dan Lukman, R., 2011. Studi Peningkatan Mutu Garam dengan
Pencucian.http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10536Paper.pdf. (Diakses tanggal
6 Mei 2018).
Nadira, Ghania Aziza. 2018. Uji Daya Hambat Garam Bermerek Yang Mengandung Yodium
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik
Kesehatan Kemenkes Ri Medan, Jurusan Analis Kesehatan.
Purwaningsih, S., Garwan, R., Santoso J. 2011. Karakteristik Organoleptik Bakasang Jeroan
Cakalang (Katsuwonus pelamis, Lin) sebagai Pangan Tradisional Maluku Utara. Jurnal Gizi
dan Pangan 6(1): 13 - 17.
Radji, Maksum., 2016. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi & Kedokteran.
Jakarta: EGC.
Shiladitya DasSarma, Priya DasSarma, Halophiles, in: Encyclopedia of Life Science, Wiley,
2006.
Sopandi, Tatang. dan Wardah., 2014. Mikrobiologi Pangan: Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Andi.
Sutiknowati, Lies Indah. 2016. Bioindikator Pencemar, Bakteri Escherichia Coli. Oseana, XLI
(04): 63 – 71
Tantri, B. U. N., 2016. Identifikasi Bakteri Escherichia Coli, Shigella Sp, dan Salmonella Sp
pada Air Sumur di Wilayah Pembuangan Limbah Tahu dan Limbah Ikan Kota Bandar
Lampung. Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.