Dosen Pengampu:
Oleh:
Kelompok 1
TANGERANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Metode untuk menilai sejauh mana bakteri rentan terhadap agen antibakteri
dan untuk mengidentifikasi senyawa murni dengan aktivitas antibakteri adalah uji
sensitivitas bakteri. Uji sensitivitas bakteri adalah teknik untuk mengidentifikasi
dan memperoleh bahan alami yang berpotensi berfungsi sebagai komponen
antibakteri dan memiliki kapasitas untuk menghentikan pertumbuhan bakteri atau
membunuhnya pada konsentrasi rendah. Menurut seorang ilmuwan Prancis,
menentukan sensitivitas bakteri sering dilakukan dengan menggunakan metode
difusi agar metode Kirby-Bauer. Prinsip metode ini adalah untuk mencegah
mikroba tumbuh, yaitu, cakram kertas yang mengandung zat antibakteri akan
tampak memiliki batas yang jelas di sekelilingnya yang merupakan zona
penghambatan. Ukuran area di mana pertumbuhan bakteri dihambat, memberikan
informasi mengenai seberapa peka bakteri terhadap zat antibakteri. Selain itu,
dikatakan bahwa bakteri lebih sensitif jika semakin luas diameter zona hambat yang
terbentuk.
TINJAUAN PUSTAKA
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan untuk memebuhi idel ari antibiotika adalah:
Escherichia coli (E.Coli) adalah bakteri yang dapat hidup di usus manusia dan
hewan, biasanya bakteri ini tidak berbahaya dan bakteri ini adalah bagian penting
dalam saluran usus manusia yang sehat, akan tetapi ada beberapa e.coli yang
memiliki sifat pathogen yang dimana dapat menyebabkan terjadinya penyakit
seperti diare atau penyakit usus lainnya. Ada beberapa jenis e.coli yang bisa
menyebabkan diare dan dapat dikeluarkan melaui air atau makanan yang
terkontaminasi dan juga dapat karena adanya kontak dengan hewan atau orang (
CDC, 2014).
Infeksi e.coli ini dapat disebabkan oleh makanan dan air yang sudah
terkontaminasi dan juga dapat disebabkan dengan adanya kontak langsung dengan
seseorang yang sakit atau dengan hewan yang membawa bakteri, dan juga infeksi
ini dapat terjadi karena mengonsumsi daging sapi yang tidak dimaskan dengan baik,
buah-buahan yang mentah, dan juga dapat disebabkan oleh sayuran yang mentah,
maka dari itu kebersihan dan persiapan yang baik untuk menghindangkan makanan
adalah salah satu untuk dapat mencegah penyebaran e. coli. E.coli adalah bakteri
yang dapat menyebar dengan cepat dari orang ke orang (Public health agency of
Canada, 2014).
setelah dilarutkan,
Setelah distrilisasi,
media tersebut Tunggu media
tuang media pada
distrerilkan pada hingga mengeras
cawan petri yang
autoclave dengan dan lakukan
sudah disterilisasi
suhu 121oC selama penujian
dengan aseptik
20 menit
Tambahkan
antibiotik yang setelah itu
Ambil 4 kertas
sudah diencerkan masukkan kertas
cakram dan
pada 3 kertas cakram ke dalam
masukkan ke dalam
cakram dan akuades media yang sudah
cawan petri kosong
pada 1 kertas ditandai
cakram
Kolom kedua
Pada kolom pertama
digunakan sebagai
Siapkan alat dan mikroplate
kontrol negatif dan
yang akan digunakan sebagai
diisi dengan 100µl
digunakan kontrol dan diisi
MHB dan 100µl
dengan MHB 200µl
bakteri
Kemudian
pindahkan P1 pada Pengenceran
Kemudian pada P1
P2 sebanyak 100µl, dilakukan hingga
ditambah 100µl
kemudian P3 akhir dan pada uji
MHB dan 100µl
ditambahkan 50µl tersebut dilakukan
antibiotik
MHB dan 50µl pada LAF
antibiotik
A. Hasil
Diameter kertas
discakaram adalah 6 mm
b) Mikro Dilusi
Hasil uji MBC paling dapat direproduksi ketika seluruh volume 100
mikroliter diambil dari mikrodilusi komersial sumur setelah pengadukan dan isi
setiap sumur disebarkan di atas pelat. Berdasarkan hasil pemeriksaan bakteri di atas,
terjadi pencemaran KM karena adanya kekeruhan yang setara dengan KN.
Kombinasi pekerja methicillin dan cephalothin digunakan untuk menentukan
MAKRO MBC dengan inokula fase pertumbuhan dan stasioner dari lima strain S.
aureus. Meskipun uji tiga kali lagi gagal untuk menyetujui dengan baik, fase
pertumbuhan inokula dan fase stasioner tidak berbeda satu sama lain.
Perbandingan subkultur MBC MACRO dan MBC MICRO 0,01 ml. Dengan
metode MACRO, terlihat rasio MBC:MIC yang jauh lebih tinggi. Methicillin,
cephalothin, gentamicin, dan vancomycin diperiksa menggunakan MBC
konvensional (subkultur 10-ul loop), yang diuji terhadap teknologi MICRO MBC
yang paling sebanding (10-l subkultur pipet semi-otomatis). Klindamisin
menunjukkan rasio MBC:MIC yang tinggi dengan kedua teknik meskipun tidak
diantisipasi sebagai antibiotik bakterisidal.
Konsentrasi 1000 g/ml dicapai pada sumur kolom keempat dengan
menambahkan 100 l stok ekstrak uji dengan konsentrasi 2000 g/ml. Setelah
campuran mencapai homogenitas, pindahkan 100 l dari sumur kolom keempat ke
sumur kelima untuk mendapatkan konsentrasi 500 g/ml. Untuk mencapai
konsentrasi 250 g/ml, 100 l campuran homogen dipindahkan dari sumur kolom
kelima dan dipindahkan ke sumur keenam. Untuk mencapai konsentrasi 125 g/ml,
100 l campuran homogen dikeluarkan dari sumur kolom keenam dan dipindahkan
ke sumur ketujuh. Setelah campuran homogen, 100 μl diambil dari sumur kolom
keenam kemudian dipindahkan ke sumur ketujuh untuk mendapatkan konsentrasi
125mg/ml. Setelah campuran homogen, 100 μl diambil dari sumur kolom ketujuh
dan kemudian dipindahkan ke sumur kedelapan untuk mendapatkan konsentrasi
62,5 µg/ml. Setelah campuran homogen, diambil 100 µl dari sumur kedelapan dan
kemudian dipindahkan ke sumur kesembilan untuk memperoleh konsentrasi 31,25
µg/ml. setelah campuran homogen, diambil 100 µl dari sumur kesembilan
kemudian dipindahkan ke sumur kesepuluh sehingga diperoleh konsentrasi 15,63
µg/ml. Untuk mencapai konsentrasi 7,81 g/ml, 100 l campuran homogen
dikumpulkan dari sumur kolom kesepuluh dan kemudian dipindahkan ke sumur
kesebelas. Setelah campuran homogen, 100 l dari sumur kesebelas dikumpulkan
dan dipindahkan ke sumur kedua belas untuk mencapai konsentrasi 3,90 g/ml. Sisa
100 l larutan dalam kolom kemudian dibuang. Sumur uji kemudian diisi dengan
100 l suspensi bakteri uji pada setiap kesempatan.
Prosedur difusi dan pengenceran, yang keduanya digunakan untuk
menentukan aktivitas antibakteri, masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan. Metode pengenceran memiliki manfaat untuk menilai secara
kuantitatif tingkat resistensi; Namun, itu juga memiliki kelemahan karena
menantang untuk digunakan. Kelemahan dari metode difusi adalah tidak dapat
diketahui secara pasti daya hambat bakterisidal atau bakteriostatik karena banyak
faktor yang mempengaruhi, seperti ketebalan media, inokulum, media, dan laju
difusi bahan antibakteri Namun, metode difusi memiliki keunggulan karena
prosesnya sederhana dan membutuhkan sedikit waktu (Haryati, 2017)
BAB V
KESIMPULAN
Waluyo, Lud. (2008). Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang.
UMM Press.